Manajemen Operasional
-
Upload
derrick-reyes -
Category
Documents
-
view
42 -
download
1
Transcript of Manajemen Operasional
Makalah Dasar-Dasar Manajemen
Manajemen Operasional: Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi
Disusun oleh:
Sulyana Erma Desianty L23112272
Jurusan Perikanan
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
Universitas Hasanuddin
Makassar
2013
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian disusun
untuk mempertegas jati diri, kedudukan, permodalan, dan pembinaan Koperasi
sehingga dapat lebih menjamin kehidupan Koperasi sebagaimana diamanatkan
oleh Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. Dengan dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah nomor 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan
pinjam oleh Koperasi serta Kepmen Koperasi dan UKM
No.91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha
KJKS maka semakin jelas bahwa kegiatan Usaha Jasa Keuangan Syariah perlu
ditumbuhkembangkan.
B. Tujuan
Tujuan pendirian/pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah:
a. Meningkatkan program pemberdayaan ekonomi, khususnya di kalangan
Usaha mikro, kecil menengah dan Koperasi melalui sistem syariah;
b. Mendorong kehidupan ekonomi syariah dalam kegiatan usaha mikro,
kecil dan menengah khususnya dan ekonomi Indonesia pada umumnya;
c. Meningkatkan semangat dan peran serta anggota
BAB II
PEMBAHASAN
1. Visi dan Misi
Dalam rangka mendorong KJKS dan UJKS Koperasi tumbuh kembang
sebagai lembaga keuangan yang profesional, mandiri dan melayani anggota
berdasarkan prinsip-prinsip Koperasi, maka KJKS dan UJKS Koperasi harus
memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas dan tertulis.
a. Visi
Visi merupakan cita-cita yang dirumuskan untuk membangun semangat
organisasi KJKS dan Koperasi yang memiliki unit usaha jasa keuangan syariah
untuk mencapai keunggulan di masa yang akan datang. Pada hakekatnya visi
mengandung beberapa makna, yaitu:
1) Gambaran target kerja yang gamblang.
2) Keunggulan yang menjadi standar atau ideal.
3) Orientasi atau tujuan yang akan diwujudkan oleh organisasi
b. Misi
1) Misi lebih ditekankan kepada apa yang harus diemban atau dipegang
sebagai patokan strategis dan operasional yang perlu dilakukan oleh
pihak manajemen KJKS dan UJKS Koperasi untuk mencapai visinya.
2) Misi pada UJKS Koperasi merupakan turunan dari misi koperasinya.
2. Permodalan
a. Modal yang disetor pada awal pendirian KJKS dapat berupa simpanan
pokok, simpanan wajib dan dapat ditambah dengan hibah modal
penyertaan dan simpanan pokok khusus.
b. Modal disetor pada UJKS Koperasi berupa modal tetap yang
dipisahkan dari harta kekayaan koperasi yang bersangkutan.
c. Modal disetor pada awal pendirian KJKS dan UJKS Koperasi tidak
boleh berkurang jumlahnya.
d. KJKS dan UJKS Koperasi yang belum memenuhi persyaratan minimal
modal disetor tidak dapat disahkan oleh Pejabat.
3. Keanggotaan
Anggota KJKS dan UJKS Koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna
jasa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang
Perkoperasian dan Peraturan Pemerintah Nomor 09 Tahun 1995 tentang
Kegiatan Pelaksanaan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi serta Keputusan
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor
91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Usaha Koperasi Jasa
Keuangan Syariah, sebagai berikut :
1) Peran anggota sebagai pemilik meliputi:
a) Berperan aktif dalam memberikan masukan kepada pengurus dalam
menetapkan kebijakan koperasi baik dalam forum rapat anggota maupun
kesempatan lainnya.
b) Memberikan kontribusi berupa modal dalam bentuk simpanan pokok dan
simpanan wajib dan atau simpanan lainnya yang ditetapkan dalam rapat
anggota.
c) Dipilih menjadi pengurus dan atau memilih pengurus dan pengawas.
d) Berperan aktif dalam melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha
koperasi.
e) Berperan aktif dalam mengikuti rapat anggota.
f) Menanggung risiko jika terjadi kerugian.
2) Peran anggota pengguna jasa meliputi pemanfaatan jasa pelayanan
koperasi.
4. Pemanfaatan Pelayanan KJKS dan UJKS Koperasi
a. KJKS dan UJKS Koperasi dapat dimanfaatkan oleh anggota koperasi,
calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya sepanjang KJKS dan
UJKS Koperasi tersebut memiliki kelebihan kemampuan pelayanan
kepada anggotanya.
b. Apabila KJKS dan UJKS Koperasi melayani bukan anggota koperasi,
maka perlu dipertegas perbedaan perlakuan KJKS dan UJKS Koperasi di
antara anggota dan calon anggota sehingga:
1) Keistimewaan dan manfaat menjadi anggota benar-benar dapat
dirasakan oleh anggota sebagai pemilik KJKS atau Koperasi yang
memiliki UJKS.
2) Mendorong calon anggota untuk mengubah statusnya menjadi
anggota koperasi.
5. SDM & Umum
a. Identitas Jabatan
Unit Kerja : Bagian Operasional
Posisi dalam Organisasi : Di bawah Kabag. Operasional
b. Fungsi Utama Jabatan
1) Melakukan pengadministrasian dan pemeliharaan data karyawan, serta
hal-hal yang menyangkut ketenagakerjaan (absensi, cuti dan lain-lain),
pendidikan, pelatihan, karir dan hubungan antar karyawan.
2) Memberikan layanan kepada karyawan serta hal-hal umum lainnya
yang tidak termasuk dalam kegiatan bidang operasional koperasi yang
telah diatur secara khusus dalam bidang pemasaran, operasional dan
lain-lain.
6. Layanan Mitra usaha
a. Identitas Jabatan
Unit Kerja : Bagian Operasional
Posisi dalam Organisasi : Di bawah Kabag. Operasional
b. Fungsi Utama Jabatan
1) Memberikan pelayanan prima kepada mitra sehubungan dengan
produk funding (penghimpunan dana) yang dimiliki oleh KJKS atau UJKS
Koperasi, dalam hal ini Simpanan Lancar (Tabungan) dan Simpanan
Berjangka (Deposito).
2) Memberikan informasi hak dan kewajiban anggota secukupnya dan
informasi lain yang diperlukan dan mengarahkan anggota/calon anggota
pada pilihan produk yang sesuai dengan kebutuhannya
7. Staf Pemasaran
a. Identitas Jabatan
Unit Kerja : Bagian Pemasaran
Posisi dalam Organisasi : Di bawah Kabag. Pemasaran
b. Fungsi Utama Jabatan:
1) Melayani pengajuan pembiayaan, melakukan analisis kelayakan serta
memberikan rekomendasi atas pengajuan pembiayaan sesuai dengan
hasil analisis yang telah dilakukan.
2) Melayani permohonan penyimpanan dana (tabungan & deposito)
dengan bekerja sama dengan bagian Layanan Mitra usaha.
3) Melakukan sosialisasi seluruh produk KJKS atau UJKS Koperasi dan
melakukan upaya kerjasama atau sindikasi dengan pihak/lembaga
lainnya.
8. Jenis Layanan Penyaluran Dana
Layanan penyaluran dana terdiri dari beberapa jenis, yaitu syirkah
(kerjasama berbagi hasil), buyu’ (jual beli), ijarah (sewa) maupun qardh
(pinjaman). Transaksi penyaluran dana berdasarkan akad bagi hasil dilakukan
dengan 2 jenis transaksi, yakni Mudharabah dan Musyarakah. Transaksi
penyaluran dana berdasarkan akad jual beli di antaranya adalah Murabahah,
Salam dan Istishna. Transaksi penyaluran dana berdasarkan akad sewa di
antaranya adalah Ijarah dan Ijarah Muntahiya Bittamlik. Sementara transaksi
berdasarkan akad pinjaman dilakukan dengan akad Qardh.
9. Peraturan Keseimbangan Arus Kas
Standar operasional prosedur Keseimbangan arus kas pada KJKS dan
UJKS Koperasi berkaitan dengan mengatur keseimbangan antara sisi
penyediaan dana untuk disalurkan kepada anggota berupa pembiayaan, dan
bila sewaktu-waktu penyimpan ingin mengambil simpanannya, dana tersebut
juga harus tersedia. Inilah kunci keberhasilan usaha jasa keuangan syariah
yaitu “kepercayaan”. Selain itu pengelola KJKS dan UJKS Koperasi harus
mampu menghimpun dana sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu
pengelola harus mampu membuat rencana penerimaan dan pengeluaran
dana, yang sering disebut sebagai perencanaan kas (anggaran kas), sebagai
pedoman dalam menjalankan roda usaha.
10.Ketentuan Perencanaan Kas
Keseimbangan arus kas dapat direncanakan dengan menyusun
perencanaan kas, Beberapa ketentuan umum dalam menyusun perencanaan
kas (anggaran kas), antara lain:
a. Anggaran kas menunjukkan rencana aliran kas masuk, aliran kas keluar,
dan posisi kas akhir pada setiap periode.
b. KJKS dan UJKS Koperasi harus menyusun rencana aliran kas baik
jangka panjang maupun jangka pendek.
c. Pada dasarnya, anggaran kas terdiri dari dua bagian, yaitu rencana
penerimaan kas dan rencana pengeluaran kas.
d. Jika terjadi defisit kas, pengelola harus mencari alternative pembelanjaan
tambahan dan perlunya perencanaan penggunaan dana/investasi jika
terjadi kelebihan kas.
e. Anggaran kas memiliki hubungan erat dan langsung dengan anggaran
lain misalnya rencana penyaluran pembiayaan dan penarikannya,
anggaran simpanan, anggaran simpanan berjangka, anggaran piutang,
anggaran biaya, dan anggaran pengeluaran modal.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah nomor 9 tahun 1995
tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan pinjam oleh Koperasi serta
Kepmen Koperasi dan UKM No.91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Kegiatan Usaha KJKS maka semakin jelas bahwa kegiatan Usaha
Jasa Keuangan Syariah perlu ditumbuhkembangkan.
Tujuan pendirian/pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah:
a. Meningkatkan program pemberdayaan ekonomi, khususnya di kalangan
Usaha mikro, kecil menengah dan Koperasi melalui sistem syariah;
b. Mendorong kehidupan ekonomi syariah dalam kegiatan usaha mikro,
kecil dan menengah khususnya dan ekonomi Indonesia pada umumnya;
c. Meningkatkan semangat dan peran serta anggota
a. Visi
1) Gambaran target kerja yang gamblang.
2) Keunggulan yang menjadi standar atau ideal.
3) Orientasi atau tujuan yang akan diwujudkan oleh organisasi
b. Misi
1) Misi lebih ditekankan kepada apa yang harus diemban atau dipegang
sebagai patokan strategis dan operasional yang perlu dilakukan oleh
pihak manajemen KJKS dan UJKS Koperasi untuk mencapai visinya.
2) Misi pada UJKS Koperasi merupakan turunan dari misi koperasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Standar Operasional Prosedur Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa
Keuangan Syariah Koperasi,di unduh pada tanggal 4 November 2013