Manajemen limbah medis

17
MANAJEMEN LIMBAH MEDIS Oleh: Ir. Muhammad Yusuf Firdaus

Transcript of Manajemen limbah medis

Page 1: Manajemen limbah medis

MANAJEMEN LIMBAH MEDISOleh: Ir. Muhammad Yusuf Firdaus

Page 2: Manajemen limbah medis

DEFINISI

Tidak ada definisi yang pasti dan universal untuk limbah medis.

Terdapat beberapa istilah yang berkembang untuk limbah medis.

Page 3: Manajemen limbah medis

BEBERAPA ISTILAH UNTUK LIMBAH MEDIS

Page 4: Manajemen limbah medis

LIMBAH MEDIS BERDASARKAN US-EPA

US-EPA:Limbah medis adalah limbah yang dihasilkan dari fasilitas medis: rumah sakit, klinik, praktek dokter/dokter gigi, bank darah, rumah sakit/klinik khusus hewan, lembaga riset medis dan laboratorium medis.

Medical Waste Tracking Act 1988:Limbah medis adalah semua limbah padat yang dihasilkan dari: Kegiatan diagnosa, pengobatan atau imunisasi

manusia dan hewan. Riset medis. Produksi atau pengujian material biologis.

Page 5: Manajemen limbah medis

PENGELOMPOKAN LIMBAH MEDIS

Karena banyaknya istilah terkait limbah medis, maka dilakukan pengelompokan sebagai berikut:

Limbah Rumah Sakit / Fasilitas Kesehatan:Semua limbah, baik biologis maupun non-biologis, yang dibuang oleh suatu fasilitas kesehatan dan tidak ditujukan untuk penggunaan lebih lanjut.

Limbah Medis:Material yang ditimbulkan dari hasil kegiatan diagnosa pasien, pengobatan atau pemberian imunisasi kepada manusia atau hewan.

Limbah Infeksius / Regulated Medical Waste:Limbah medis yang dapat menyebarkan wabah infeksi.

Page 6: Manajemen limbah medis

DIAGRAM PENGELOMPOKAN LIMBAH MEDIS

Page 7: Manajemen limbah medis

CONTOH LIMBAH MEDIS

Peralatan bekas membalut luka / darah Peralatan bekas kultur Sarung tangan bedah bekas pakai Instrumen bedah bekas pakai Jarum suntik bekas pakai Semua peralatan untuk penanaman kultur Organ tubuh sisa pembedahan

Page 8: Manajemen limbah medis

BIOHAZARD

Adalah substansi biologis yang mengandung bahaya yang dapat mengancam makhluk hidup terutama manusia.

Termasuk di dalamnya antara lain limbah medis, contoh mikroorganisme, virus atau racun yang berasal dari sumber biologis yang berefek pada manusia, serta substansi yang berbahaya bagi hewan.

Page 9: Manajemen limbah medis

KLASIFIKASI BIOHAZARD Kategori A, UN2814 – substansi infeksius yang berefek

kepada manusia dan hewan. Merupakan substansi infeksius yang dapat menyebabkan disabilitas permanen atau mengancam nyawa atau penyakit fatal pada manusia atau hewan ketika terpapar.

Kategori B, UN2900 – substansi infeksius yang hanya berefek kepada hewan. Merupakan substansi infeksius yang tidak dapat menyebabkan disabilitas permanen atau mengancam nyawa atau penyakit fatal pada manusia atau hewan ketika terpapar.

Kategori B, UN3373 – substansi biologis yang digunakan untuk tujuan diagnosa dan investigasi.

Regulated Medical Waste, UN3291 – limbah atau material yang dapat digunakan kembali yang dihasilkan dari pengobatan medis terhadap manusia atau hewan, atau dari riset biomedis, termasuk produksi dan pengujian produk biologis.

Page 10: Manajemen limbah medis

TINGKATAN BIOHAZARD Tingkat 1 – bakteri dan virus beberapa kultur sel

dan bakteri non-infeksius. Tindakan pencegahan pada tingkat ini tergolong minimal, hanya meliputi sarung tangan dan pelindung wajah.

Tingkat 2 – bakteri bakteri dan virus yang menyebabkan penyakit ringan pada manusia, atau yang sulit dimatikan dengan aerosol pada prosedur laboratorium.

Tingkat 3 – bakteri dan virus yang dapat menyebabkan penyakit berat dan fatal pada manusia, tetapi sudah ada vaksin atau pengobatannya.

Tingkat 4 – bakteri dan virus yang dapat menyebabkan penyakit berat dan fatal pada manusia dan belum ada vaksin atau pengobatannya.

Page 11: Manajemen limbah medis

REGULASI LIMBAH MEDIS DI INDONESIA Undang-undang No. 32 Tahun 2009

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999

Pengelolaan Limbah B3 Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1999

Perubahan Atas PP No. 18 Tahun 1999 Peraturan Menteri Kesehatan No. 1204 Tahun 2004

Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit Keputusan Kepala BAPEDAL Kep-01/BAPEDAL/09/1995

Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3

Keputusan Kepala BAPEDAL Kep-02/BAPEDAL/09/1995Dokumen Limbah B3

Keputusan Kepala BAPEDAL Kep-03/BAPEDAL/09/1995Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah B3

Page 12: Manajemen limbah medis

KEMASAN LIMBAH MEDIS

Semua limbah medis hanya boleh dibuang menggunakan kemasan khusus berlogo biohazard.

Limbah medis tajam seperti jarum, pisau bedah, alat suntik (dengan atau tanpa jarum), dan limbah medis lainnya yang dapat menyayat dan menusuk kulit, serta limbah medis seperti sisa preparat dan kultur bakteri, harus dikemas menggunakan kemasan yang keras, tahan pecah, tahan tusuk, anti bocor dan kedap air.

Limbah infeksius non tajam seperti kapas, masker dan sarung tangan, dapat dibuang menggunakan plastic bag.

Batas pengisian maksimal adalah ¾ penuh.

Page 13: Manajemen limbah medis

CONTOH KEMASAN LIMBAH MEDIS

Page 14: Manajemen limbah medis

PENGUMPULAN, PENYIMPANAN DAN PENGANGKUTAN

Pengumpulan limbah medis harus menggunakan troli tertutup.

Pengumpulan limbah medis tajam (scalpel, jarum, kaca preparat) dikumpulkan ke dalam suatu wadah khusus tanpa memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya.

Penyimpanan limbah medis harus menyesuaikan iklim tropis: Musim hujan: paling lama 48 jam Musim kemarau: paling lama 24 jam

Pengangkutan limbah medis keluar dari fasilitas kesehatan (rumah sakit, klinik) harus menggunakan kendaraan khusus.

Page 15: Manajemen limbah medis

PENGOLAHAN Sterilisasi panas:

Sterilisasi kering dengan oven Poupinel (160 oC, 120 menit atau 170 oC, 60 menit)

Sterilisasi basah dengan autoclave (121 oC, 30 menit) Sterilisasi bahan kimia:

Gas ethylene dioxide ( 50-60 oC, 3-8 jam) Glutaraldehyde (30 menit)

Disinfeksi Degradasi kimia Insinerasi suhu tinggi Enkapsulasi Inersisasi

CATATAN: Bagi fasilitas medis yang memiliki insinerator di lingkungannya harus

membakar limbah medisnya selambat-lambatnya 24 jam. Bagi fasilitas medis yang tidak memiliki insinerator di lingkungannya,

maka limbah medisnya harus diolah melalui kerja sama dengan fasilitas medis lain atau pihak lain yang memiliki izin pengoperasian insinerator untuk diolah selambat-lambatnya 24 jam jika disimpan pada suhu ruang.

Page 16: Manajemen limbah medis

PENGGUNAAN KEMBALI Limbah medis yang akan digunakan kembali harus

melalui proses sterilisasi terlebih dahulu: Untuk menguji efektivitas sterilisasi panas harus

menggunakan tes Bacillus stearothermophillus. Untuk menguji efektivitas sterilisasi kimia harus

menggunakan tes Bacillus subtilis. Limbah medis yang dapat digunakan kembali meliputi

scalpel, jarum hipodermik, syringe dan botol gelas.

CATATAN:Limbah jarum hipodermik TIDAK dianjurkan untuk digunakan kembali. Apabila fasilitas medis tidak mempunyai jarum sekali pakai, maka limbah jarum hipodermik dapat digunakan kembali setelah melalui sterilisasi.

Page 17: Manajemen limbah medis

CURRICULUM VITAEName: Ir. Muhammad Yusuf Firdaus

Profession: Chemical Engineer

Occupation:

Technical Engineer, Laboratory and Technical Department, PT Prasadha Pamunah Limbah Industri – Waste Management Indonesia, Feb 2013 – Present

In-Process Control Engineer, Laboratory and Technical Department, PT Prasadha Pamunah Limbah Industri – Waste Management Indonesia, Mar 2008 – Jan 2013

Interim Receipt Control Supervisor, Laboratory and Technical Department, PT Prasadha Pamunah Limbah Industri – Waste Management Indonesia, Mar 2008 – Jan 2009

Sr. Lecturer Assistant and Coordinator of Laboratory, Chemical Engineering study Program – Institut Teknologi Indonesia, Sep 2005 – Feb 2008

Education:

Bachelor of Engineering, Chemical Engineering study Program – Institut Teknologi Indonesia, Sep 2002 – Feb 2007

Professional Qualification and Affiliation:

Board certified engineer (Ir), member of Persatuan Insinyur Indonesia, Vice Chairman of Water and Specialities Community – Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia, member of Himpunan Polimer Indonesia, member of Ikatan Ahli Lingkungan Hidup Indonesia