MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33...

104
i MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN (Studi Deskriftif Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Tahun 2016/2017) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Bimbingan dan Konseling Disusun oleh: Martinus Agung Priyanto NIM : 121114004 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33...

Page 1: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

i

MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN

(Studi Deskriftif Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Tahun 2016/2017)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:

Martinus Agung Priyanto

NIM : 121114004

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

iv

HALAMAN MOTTO

Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya,

sebab Ia yang memelihara kamu.

( Petrus 5:7)

Bermimpilah seolah-olah anda hidup selamanya.

Hiduplah seakan-akan inilah hari terakhir anda.

(James Dean)

Jalan terbaik untuk bebas dari masalah

adalah dengan memecahkannya

(Alan Saporta)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan bagi....

Tuhan Yesus Kristus.

Para Dosen dan Staf Prodi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma

Semua orang terkasih yang telah memberikan seluruh

kasih sayang yang tulus, perhatian, dan cintanya dalam

mendampingi dan memotivasi hingga sekarang.

Orang tua tercinta,

Bapak Anastasius Suripto dan Ibu Elisabeth Anik

Kakak dan Adik tersayang

Florentina S Erna S. S.Pd dan Sisilia Putri D

Pacar,

Katharina Ariezsa Eka Yudharini S.Psi

Seluruh Kepeter’s,

Serta teman dekat dan sahabat yang tetap mendukung

sampai sekarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

viii

MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN

(Studi Deskriftif Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma Tahun 2016/2017)

Martinus Agung Priyanto

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang manajemen

konflik dalam berpacaran (studi deskriftif mahasiswa program studi Bimbingan

dan Konseling Universitas Sanata Dharma tahun 2016/2017) dan membuat usulan

topik-topik bimbingan.

Jenis penelitian ini adalah deskriftif kuantitatif. Pengumpulan data pada

penelitian ini menggunakan metode kuesioner. Kuesioner yang disusun terdiri dari

42 item berdasarkan klasifikasi manajemen konflik. Subyek penelitian berjumlah

60 mahasiswa, serta reliabilitas instrumen 0,926. Analisis data penelitian

menggunakan program SPSS 16.0 dan teknik pengkategorisasian manajemen

konflik dalam berpacaran (studi deskriftif mahasiswa program studi Bimbingan

dan Konseling Universitas Sanata Dharma tahun 2016/2017).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 6 mahasiswa (10%) yang memiliki

manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang

memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

(35%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang kurang baik.

Analisis capaian skor item-item kuesioner terindifikasi bahwa 4 item (9,52%)

mencapai skor baik, 30 item ( 71,43%) mencapai skor cukup, 8 item (19,05%)

mencapai skor kurang baik. Peneliti mengusulkan topik-topik bimbingan untuk

meningkatkan manajemen konflik dalam berpacaran mahasiswa program studi

bimbingan dan konseling tahun ajaran 2016/2017 Topik-topik bimbingan, yaitu:

mengelola emosi, mandiri dalam mengambil keputusan, mengelola pikiran dan

perasaan, kesadaran diri, mampu berempati, berfikir positif, manajemen waktu,

konsep diri.

Kata Kunci: Manajemen konflik dalam berpacaran, Mahasiswa Bimbingan dan

Konseling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

ix

CONFLICT MANAGEMENT WITHIN DATING

(Descriptive Study of Guidance and Counseling Study Program Student of Sanata

Dharma University 2016/2017)

Martinus Agung Priyanto

ABSTRACT

This research aimed to get the illustration of conflict management within dating

(descriptive study of Guidance and Counseling Study Program student of Sanata Dharma

University 2016/2017) and made suggestions of guidance topics.

This research was a quantitative descriptive research. In collecting the data, this

research used questionnaire method. The questionnaires were consisted of 42 items

according to the conflict management clarification. There were 60 university students as

the subject of this research. The reliability of the instrument was 0.926. In analyzing the

data, this research used SPSS program 16.0 and used descriptive technique.

The research findings revealed that 6 university students (10%) had good conflict

management in dating, 33 university students (55%) had enough conflict management in

dating, and 21 university students (35%) had bad conflict management in dating. The

analysis of score achievements of the questionnaire items was indicated that 4 items

(9.52%) reached high score, 30 items (71,43%) reached medium score, 8 items (19,05%)

reached low score. The researcher suggested the guidance topics to increase the conflict

management within dating to the students of Guidance and Counseling study program in

academic year 2016/2017. Guidance topics were: managing the emotion, being

independent in making decisions, managing thought and feeling, being aware, being able

to empathy, positive thinking, time management, and self-concept.

Keywords: Conflict management within dating, Guidance and Counseling Students.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan

rahmat-Nya sehingga, penelitian tugas akhir dengan judul “Manajemen Konflik

dalam Berpacaran (Studi Deskriftif, Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma Tahun 2016/2017)” dapat terselesaikan

dengan baik dan lancar. Selama penelitian tugas akhir ini, peneliti menyadari

bahwa banyak pihak yang ikut terlibat guna membimbing, mendampingi, dan

mendukung setiap proses yang peneliti jalani. Oleh karenanya, peneliti ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling.

3. Ag. Krisna Indah Marheni, S.Pd, M.A selaku dosen pembimbing skripsi

yang selalu mendampingi dengan penuh kesabaran, telaten, selalu

memberikan saran, motivasi, petunjuk kepada peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Segenap Bapak/Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling atas

bimbingan dan pendampingan selama peneliti menempuh studi.

5. Mas Moko atas pelayanan yang diberikan dengan ramah dan sabar selama

peneliti menempuh studi di Program Studi Bimbingan dan Konseling.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

xii

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING.........................................Error! Bookmark not defined.

HALAMAN MOTTO .........................................................................................................iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................................... v

HALAMAN KEASLIAN KARYA ....................................................................................vi

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................................ viii

ABSTRACT .......................................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ x

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xvi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xvii

BAB I .................................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 5

C. Pembatasan Masalah ............................................................................................... 6

D. Rumusan Masalah ................................................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 7

G. Batasan Istilah ......................................................................................................... 8

BAB II ................................................................................................................................. 9

A. Hakikat Manajemen Konflik ................................................................................... 9

1. Pengertian manajemen konflik ............................................................................ 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

xiii

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen konflik .................................... 10

3. Klasifikasi Manajemen Konflik ........................................................................ 11

B. Hakikat Berpacaran ............................................................................................... 14

1. Pengertian berpacaran ....................................................................................... 14

2. Karakteristik Berpacaran................................................................................... 15

3. Dampak Pacaran ............................................................................................... 19

C. Hakikat Masa Dewasa Awal ................................................................................. 20

1. Definisi Dewasa Awal ...................................................................................... 20

2. Karakteristik Dewasa Awal .............................................................................. 22

D. Hakikat Manajemen Konflik dalam Berpacaran pada Dewasa Awal ................... 24

BAB III ............................................................................................................................. 26

A. Jenis Penelitian ...................................................................................................... 26

B. Subyek Penelitian .................................................................................................. 27

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 28

D. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ..................................................................... 31

1. Validitas Kuesioner ........................................................................................... 31

2. Reliabilitas Kuesioner ....................................................................................... 34

E. Teknik Analisis Data ............................................................................................. 36

BAB IV ............................................................................................................................. 40

A. Hasil Penelitian ..................................................................................................... 40

1. Manajemen Konflik dalam Berpacaran Mahasiswa Program Studi Bimbingan

dan Konseling ........................................................................................................... 40

2. Hasil Analisis Capaian Skor Item Manajemen Konflik dalam Berpacaran

Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling .............................................. 43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

xiv

B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................................ 47

1. Deskripsi Manajemen konflik dalam berpacaran mahasiswa program studi

bimbingan dan konseling .......................................................................................... 47

2. Berdasarkan analisis butir kemampuan manajemen konflik yang teridentifikasi

rendah ........................................................................................................................ 50

3. Usulan Topik-topik Bimbingan Manajemen Konflik Dalam Berpacaran ............ 53

BAB V .............................................................................................................................. 56

A. Simpulan ............................................................................................................... 56

B. Keterbatasan Penelitian ......................................................................................... 57

C. Saran ..................................................................................................................... 57

Daftar Pustaka ................................................................................................................... 55

LAMPIRAN ...................................................................................................................... 57

KUESIONER .................................................................................................................... 72

Surat Penelitian ................................................................................................................. 82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Jumlah Subyek Penelitian ................................................................................ 27

Tabel 3. 2 Kisi-kisi Instrumen Manajemen Konflik dalam Berpacaran ........................... 29

Tabel 3. 3 Norma Skoring Inventori Manajemen Konflik dalam Berpacaran .................. 30

Tabel 3. 4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Kuesioner Manajemen Konflik dalam

Berpacaran ........................................................................................................................ 33

Tabel 3. 5 Realibitas ......................................................................................................... 35

Tabel 3. 6 Kriteria Guilford .............................................................................................. 35

Tabel 3. 7 Norma Kategorisasi ......................................................................................... 38

Tabel 4. 1 Kategorisasi Manajemen Konflik dalam Berpacaran Mahasiswa Program Studi

Bimbingan dan Konseling ................................................................................................. 41

Tabel 4. 3 Hasil Analisis Skor Manajemen Konflik dalam Berpacaran Mahasiswa

Program Studi Bimbingan dan Konseling ........................................................................ 43

Tabel 4. 4 Item-item Kuesioner yang Tergolong dalam Kategori Rendah ....................... 46

Tabel 4. 5 Usulan Topik Manajemen Konflik dalam Berpacaran..................................... 54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4. 1 Kategorisasi Manajemen Konflik dalam Berpacaran Mahasiswa Program

Studi Bimbingan dan Konseling ....................................................................................... 42

Gambar 4. 2 Hasil Analisis Skor Manajemen Konflik dalam Berpacaran Mahasiswa

Program Studi Bimbingan dan Konseling ........................................................................ 44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1Kisi-kisi Instrumen Manajemen Konflik dalam Berpacaran .......................... 58

Lampiran 2 2Kisi-kisi Instrumen Manajemen Konflik Valid dan Gugur ......................... 59

Lampiran 3 Analisi Data dari SPSS .................................................................................. 60

Lampiran 4 ........................................................................................................................ 72

Lampiran 5 Tabulasi Data dan Kategorisasi ..................................................................... 76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan definisi operasional variabel penelitian.

A. Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan orang

lain dan tidak dapat hidup sendiri (kebutuhan afiliasi). Kebutuhan

berafiliasi dapat menimbulkan ketertarikan dan membawa suatu

hubungan yang lebih serius, yaitu pacaran. Berpacaran adalah suatu

hubungan intim yang dijalani oleh dua orang yang saling bertemu dan

melakukan aktivitas bersama, sehingga dapat saling mengenal satu

sama lain. Keintiman adalah elemen emosi, yang di dalamnya terdapat

kehangatan, kepercayaan (trust) dan keinginan untuk membina

hubungan (DeGenova & Rice dalam Hakim, 2015).

Conolly & Mc. Isaac (Santrock, 2002), mengatakan terdapat tiga

tahapan perkembangan yang mencirikan perkembangan relasi

romantis di masa dewasa awal yaitu: (a) Mulai memasuki afiliasi dan

atraksi romantis, pada tahap ini dewasa awal tertarik dengan

keromantisan, (b) Mengeksplorasi relasi romantis; pada tahap ini

dewasa awal mengalami terlibatan dalam pacaran biasa (terjadi antara

individu yang saling tertarik dan biasanya berjangka pendek) atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

2

keterlibatan dalam pacaran secara berkelompok, (c)

Mengkonsolidasi keterikatan romantis dyadic; pada tahap ini relasi

romantis pada masa dewasa awal semakin serius yang dicirikan

dengan ikatan emos yang kuat serta stabil dan juga lebih tahan lama

dibandingkan dengan ikatan sebelumnya.

Rasa memiliki yang ada pada individu dan seringnya bertemu

akan menimbulkan keterikatan emosional. Hal ini bertujuan untuk

saling mengenal dan melihat kesesuaian satu sama lain dalam

menjalin relasi berpacaran. Akan tetapi, hal ini juga menyebabkan

timbulnya suatu konflik yang ada pada relasi tersebut. Konflik dapat

timbul akibat sering terjadinya ketidakcocokan dalam penyampaian

sebuah pendapat ataupun komunikasi yang terjalin dalam berpacaran

kurang begitu baik, maka dari itu konflik akan lebih cepat muncul.

Sebuah konflik yang terjadi dimanapun memiliki unsur-unsur

yang sama. Unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah konflik, antara

lain: adanya ketegangan yang diekspresikan, adanya sasaran/tujuan

atau pemenuhan yang berbeda atau bertentangan, tidak terpenuhinya

kebutuhan, terhambatnya pencapaian tujuan oleh pihak lain, adanya

ketergantungan. Konflik dapat terjadi jika unsur-unsur tersebut terjadi

dalam sebuah relasi, baik dalam berpacaran, keluarga, dan lain-lainnya

(Chandra dalam Hendry, 2015).

Fenomena yang banyak terjadi di dalam lingkungan dewasa

awal adalah konflik dalam suatu hubungan berpacaran. Peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

3

melakukan wawancara singkat untuk mengetahui konflik apa

saja yang terjadi dalam relasi yang dijalani olehnya. Berdasarkan

wawancara singkat yang dilakukan peneliti dengan tiga mahasiswa

terdiri dari mahasiswa angkatan 2014, 2015 dan 2016 Program Studi

Bimbingan dan Konseling pada tanggal 21 dan 22 Oktober 2015 di

lorong Farmasi dan di kelas, memperkuat dugaan bahwa dalam relasi

berpacaran pada dewasa awal terdapat konflik yang muncul.

Mahasiswa pertama mengatakan sering mengalami konflik dalam

hubungan yang sedang dijalaninya. Konflik yang terjadi tersebut

disebabkan oleh kurang baiknya komunikasi di dalam hubungan dan

juga kurangnya waktu bertemu dikarenakan kesibukan masing-

masing.

Mahasiswa kedua mengatakan bahwa konflik yang sering

dialami dalam relasi berpacarannya adalah kurangnya keterbukaan

dari pasangannya. Hal ini mengakibatkan subyek menjadi

kebingungan akan pengambilan keputusan berupa sikap terhadap

pasangannya. Sedangkan, mahasiswa ketiga mengatakan bahwa

konflik yang sering dialami olehnya dikarenakan tidak terpenuhinya

kebutuhan akan perhatian dari pasangan. Hal ini disebabkan

banyaknya kesibukkan yang dimiliki oleh pasangannya. Oleh sebab

itu, subyek merasa tidak dicintai dan juga marah.

Hasil wawancara tersebut didukung dengan hasil analisa

berdasarkan lingkungan sekitar yang mengenal para subyek (bertanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

4

pada teman-temannya) yang dilakukan peneliti. Hasil analisa

menunjukkan bahwa ketiga pasangan memiliki waktu bertemu yang

kurang, yaitu seminggu sekali. Masing-masing pasangan memiliki

kegiatan yang berbeda-beda, sehingga waktu bertemu diantara mereka

semakin berkurang. Hal ini menyebabkan masing-masing individu

kurang mampu berkomunikasi dengan baik secara langsung mengenai

keadaan diri mereka dan tidak memiliki kualitas waktu bersama yang

baik dikarenakan sibuk dengan urusan masing-masing. Teori yang

mendukung hasil wawancara dan hasil pengamatan adalah milik

Chandra (dalam Hendry, 2015), yang mengatakan bahwa sumber

konflik dapat berasal dari komunikasi yang kurang baik dan juga tidak

terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dalam diri individu.

Pemilihan manajemen konflik yang tepat akan membantu

individu dalam memecahkan konflik yang terjadi dalam hubungan

berpacaran. Manajemen konflik dapat dilakukan dengan beberapa cara

antara lain: pemecahan masalah (problem solving), tujuan tingkat

tinggi (libsardinate goal), perluasan sumber (expansion of resources),

menghindari konflik (avoidance), melicinkan konflik (smoothing),

kompromi (compromise), perintah dari wewenang (authoritative

commands), mengubah variabel manusia (altering the human

variables), mengubah variabel struktural (altering the structural

variables), dan mengidentifikasi musuh bersama (identifying a

common enemy) (Mangkunegara dalam Hakim, 2015).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

5

Anoraga (2006) mengatakan bahwa konflik dapat diselesaikan

dengan cara kerjasama, mengenali secara pasti sumber-sumber

konflik. Hal ini dapat membantu individu untuk mengetahui masalah

masing-masing, serta melakukan mediasi dengan membawa kedua

belah pihak yang mengalami konflik berhadapan satu sama lain untuk

mengeluarkan pendapat dan pandangannya dan juga perasaannya

masing-masing tanpa mempersoalkan siapa yang benar dan mana

yang salah.

Konflik yang terjadi juga dapat diungkapkan dalam sebuah

komunikasi. Komunikasi tersebut dapat dilakukan dengan cara lisan,

tertulis ataupun dengan gerakan. Selain komunikasi, konflik dapat

diselesaikan dengan membuat kerangka pemahaman mengenai

kebutuhan masing-masing individu (Chandra dalam Hendry, 2015).

Berdasarkan menajemen konflik dalam berpacaran yang telah

dipaparkan, maka penelitian ini ingin mengetahui manajemen konflik

yang dipakai para dewasa awal dalam menangani konflik yang datang

dalam relasi berpacaran mereka, khususnya pada mahasiswa program

bidang studi Bimbingan dan Konseling di Universitas Sanata Dharma.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya,

maka penulis mengidentifikasi permasalahan yang timbul, yaitu

sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

6

1. Konflik timbul akibat sering terjadinya ketidakcocokan

dalam penyampaian sebuah pendapat dan komunikasi yang

kurang begitu baik dalam berpacaran.

2. Konflik yang terjadi disebabkan oleh kurangnya

komunikasi dan waktu bertemu.

3. Tidak adanya suatu keterbukaan hubungan dalam

berpacaran akan menimbulkan suatu konflik yang

menyebabkan kebingungan sikap dalam menghadapi

pasangan masing-masing.

C. Pembatasan Masalah

Masalah yang akan diteliti adalah mengenai sikap mahasiswa

dalam manajemen konflik dalam hubungan berpacaran, khususnya

pada mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas

Sanata Dharma.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang

ingin diteliti adalah:

1. Seberapa baik manajemen konflik dalam berpacaran pada

mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling?

2. Topik-topik program pribadi apa sajakah yang sesuai untuk

membantu meningkatkan manajemen konflik dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

7

berpacaran mahasiswa program studi bimbingan dan

konseling, berdasarkan butir-butir yang teridentifikasi

rendah?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Mengetahui manajemen konflik dalam berpacaran

mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling.

2. Merumuskan topik-topik program yang sesuai untuk

membantu meningkatkan manajemen konflik dalam

berpacaran mahasiswa program studi bimbingan dan

konseling.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperluas

pengetahuan tentang manajemen konflik dalam berpacaran

pada Bimbingan dan Konseling.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi dosen pendamping akademik dapat memperoleh

manfaat atau pengetahuan mengenai manajemen

konflik pada mahasiswa yang berpacaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

8

b) Bagi mahasiswa, dapat memahami pentingnya

manajemen konflik dalam berpacaran.

G. Batasan Istilah

1. Manajemen konflik dalam berpacaran adalah kecenderungan

seseorang dalam menata atau mengatur suatu konflik yang

bersifat menghambat atau mempersulit seserang dalam sikap dan

perilaku.

2. Mahasiswa adalah individu yang sedang menempuh pendidikan di

sebuah perguruan tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini dipaparkan hakikat manajemen konflik, faktor-faktor yang

mempengaruhi manajemen konflik, aspek-aspek sikap, hakikat berpacaran,

karakteristik pacaran.

A. Hakikat Manajemen Konflik

1. Pengertian manajemen konflik

Manajemen konflik atau lazim disebut mengelola konflik

adalah kecenderungan seseorang dalam menata atau mengatur

pertentangan dalam sikap dan perilaku. Masalah yang lahir dari

pertentangan merupakan sesuatu yang menghambat, merintangi,

atau mempersulit seseorang mencapai maksud tertentu (Moore

dalam Trifiani & Margaretha, 2012). Pendapat Deutch yang

dikutip oleh Pernt dan Ladd (dalam Trifiani & Margaretha,

2012) menyatakan bahwa proses untuk mendapatkan kesesuaian

pada individu yang mengalami konflik disebut dengan

pengelolaan konflik atau bisa disebut dengan manajemen

konflik.

Chandra (dalam Hendry, 2015) mengatakan bahwa

manajemen konflik dapat dilakukan dengan cara pengungkapan

konflik dalam sebuah komunikasi. Komunikasi tersebut dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

10

dilakukan dengan cara lisan, tertulis ataupun dengan

gerakan. Selain komunikasi, konflik dapat diselesaikan dengan

membuat kerangka pemahaman mengenai kebutuhan masing-

masing individu.

Selain itu Menurut Collins & Laursen (dalam Hakim,

2015), kemampuan manajemen konflik banyak didukung oleh

karakteristik-karakteristik seperti keterbukaan akan pendapat,

hubungan yang hangat, serta kebiasaan untuk tidak

menyelesaikan masalah sepihak.

Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan

bahwa manajemen konflik adalah cara seseorang dalam

menyelesaikan sebuah konflik yang terjadi dengan komunikasi

atau kerangka pemahaman kebutuhan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen konflik

Pengambilan sikap dalam menghadapi sebuah konflik

dapat dipengaruhi oleh keadaan dalam diri individu (internal)

dan kondisi eksternal. Selain itu kepentingan dari tujuan-tujuan

pribadi dan hubungan dengan pihak lain menjadi salah satu

pertimbangan dalam penyelesaian masalah.

Menurut Boardman dan Horowitz (dalam Mardianto,

2000), karakteristik kepribadian berpengaruh pada gaya

manajemen konflik individu. Karakteristik yang berpengaruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

11

adalah kecenderungan agresif, kebutuhan untuk mengontrol dan

menguasai, orientasi kooperatif atau kompetitif, kemampuan

berempati dan kemampuan menemukan alternatif penyelesaian

konflik. Ia juga mengatakan bahwa faktor jenis kelamin dan

sikap etnosentrik sangat berpengaruh pada proses penyelesaian

dan akhir konflik. Sikap etnosentrik adalah cara pandang yang

menggunakan norma kelompok sebagai tolak ukur dalam

memandang segala sesuatu serta mengukur atau menilai orang

lain.

3. Klasifikasi Manajemen Konflik

Menurut Gottman dan Korkoff (Mardianto, 2000) dengan

pertimbangan bahwa klasifikasi dari kedua ahli tersebut

mewakili berbagai macam manajemen konflik yang ada dan

sesuai dengan permasalahan yang diteliti :

A. Manajemen konflik destruktif adalah bentuk

penanganan konflik dengan menggunakan acaman,

paksaan, atau kekerasan.

a. Conflict engagement (menyerang dan lepas

control).

Manajemen konflik ini lebih sering

mengontrol dan tidak menyerang lawan dalam

proses penyelesaian konflik teteapi lebih-lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

12

dengan cara yang bersifat perdamaian tanpa

menyerang lawan yang berkonflik.

b. Withdrawal (menarik diri).

Pada manajemen konflik ini penyelesaian

konflik, pihak yang berkonflik tidak menarik

diri, tetapi lebih berusaha menampilkan diri

untuk terus mempertahankan diri, guna

menyelesaikan konflik yang terjadi.

c. Compliance (menyerah dan tidak membela

diri).

Manajemen konflik ini penyelesaian konflik

lebih bersifat tidak menyerah dan berusaha

terus dalam penyelesaian konflik yang terjadi.

B. Manajemen konflik konstruktif adalah upaya untuk

menyelesaikan konflik tersebut kelangsungan

hubungan antara pihak-pihak yang berkonflik masih

terjaga dan masih memungkinkan individu-

individunya untuk berinteraksi secara harmonis.

Manajemen Konflik konstruktif yaitu positive

problem solving yang terdiri dari kompromi dan

negosiasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

13

a. Kompromi

Merupakan suatu bentuk akomodasi dimana

pihak-pihak yang terlibat mengurangi

tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian

terhadap perselisihan yang ada. Sikap dasar

untuk melaksanakan kompromi adalah bahwa

salah satu pihak bersedia untuk merasakan dan

memahami keadaan pihak lainnya

b. Negosiasi

Merupakan suatu cara untuk menetapkan

keputusan yang dapat disepakati dan diterima

oleh dua pihak dan menyetujui apa dan

bagaimana tindakan yang akan dilakukan di

masa mendatang.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disumpulkan

bahwa terdapat 2 klasifikasi manajemen konflik, yaitu

manajemen konflik destruktif dan manajemen konflik

konstruktif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

14

B. Hakikat Berpacaran

1. Pengertian berpacaran

Pada masa pertengahan (mid-adolescence), remaja

mengalami transisi dari interaksi antara kelompok lawan

jenis menjadi interaksi antar lawan jenis. Selanjutnya pada

masa akhir remaja (late adolescence), hubungan intim dalam

remaja memiliki karakteristik yang relatif bertahan lama, serius

dan berkomitmen. Keintiman adalah elemen emosi, yang di

dalamnya terdapat kehangatan, kepercayaan (trust) dan

keinginan untuk membina hubungan.

Teori kelekatan romatis dewasa dikembangkan oleh

Hazan dan Shaver (dalam Trifiani & Margaretha, 2012)

berdasarkan kelekatan anak dan orang tua. Ia mendefinisikan

kelekatan sebagai sebuah proses natural yang terbentuk antara

seseorang dengan figur lekat yang bertujuan untuk

mempertahankan kehidupan. Fraleydan Shaver (dalam Trifiani

& Margaretha, 2012) mendefinisikan gaya kelekatan romantis

sebagai pola dari harapan, kebutuhan, emosi dan perilaku sosial

sebagai hasil dari pengalaman kelekatan masalalu (dalam

konteks ini, figur kelekatannya adalah pacar).

Pacaran adalah suatu hubungan yang dijalankan dan telah

direncanakan oleh dua orang kaum muda yang belum menikah

dalam melakukan aktivitas bersama sebagai sarana saling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

15

mengenal satu sama lain yang bertujuan untuk mengambil

keputusan pantas atau tidaknya menjadi pasangan hidup dalam

konteks sosial (DeGenova & Rice dalam Hakim, 2015). Meier

& Allen (dalam Hakim, 2015) menambahkan definisi pacaran

adalah hubungan antara dua orang yang berlawanan jenis dan

memiliki keterikatan emosi, konflik dan keintiman seksual.

Papalia, Olds & Feldman (2009) mengemukakan bahwa proses

membentuk dan membangun hubungan personal dengan lawan

jenis dapat berlangsung melalui apa yang biasa disebut sebagai

hubungan pacaran.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa

pacaran adalah hubungan erat yang didalamnya terdapat elemen

emosi antara lain kehangatan, kepercayaan (trust) dan keinginan

untuk mengenal satu sama lain.

2. Karakteristik Berpacaran

Dalam buku Life Span, Conolly & Mc. Isaac (Santrock,

2002) mengemukakan bahwa terdapat 3 tahapan perkembangan

yang mencirikan perkembangan relasi romantis di masa remaja

menurut, yaitu :

a. Mulai memasuki afiliasi dan atraksi romantik

Terjadi pada usia 11 hingga 13 tahun. Pada tahap ini

remaja menjadi sangat tertarik pada keromantisan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

16

dan hal ini mendominasi percakapan dengan kawan

sesama gender. Remaja muda mungkin atau

mungkin tidak berinteraksi dengan individu yang

disukainya, namun ketika kencan biasanya

berlangsung dalam setting kelompok.

b. Mengeksplorasi relasi romantis

Terjadi pada usia sekitar 14-16 tahun. Pada tahap ini

terjadi dua jenis keterlibatan romantis pada remaja.

Pertama, pacaran biasa (casual dating). Pacaran ini

terjadi antara individu yang saling tertarik dan

biasanya pengalaman pacarannya berjangka pendek.

Kedua, pacaran secara berkelompok (dating in

groups). Biasa terjadi dan mencerminkan keterkaitan

dengan kawan sebaya.

c. Mengkonsolidasi keterikatan romantis dyadic

Terjadi pada usia sekitar 17 hingga 19 tahun.

Biasanya terbentuk relasi romantis yang semakin

serius. Relasi ini dicirikan dengan ikatan emosi yang

kuat seperti pada relasi romantis orang dewasa dan

biasanya ikatan emosi ini lebih stabil dan tahan lama

dibanding ikatan sebelumnya dan biasanya bertahan

satu tahun atau lebih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

17

Konsep intim dalam penelitian tentang masa remaja di sini

tidak berkaitan dengan hubungan seks, melainkan pada ikatan

emosional antara dua orang yang saling perhatian, keinginan

untuk dekat secara pribadi dan keinginan untuk berbagi

kesenangan dan kegiatan. Murstein (dalam Watson, 2004)

mengatakan bahwa saat individu menjalin hubungan dalam

pacaran, individu akan menunjukkan beberapa tingkah laku

seperti memikirkan pasangannya dan ingin lebih banyak

menghabiskan waktu dengan pasangan. Bowman & Spanier

(1978) berpendapat bahwa dalam hubungan pacaran individu

terkadang memiliki banyak harapan dan pikiran-pikiran ideal

tentang diri pasangannya di dalam sebuah pernikahan.

Selain itu, pacaran memiliki komponen penting

didalamnya. Menurut Karsner (2001) ada empat komponen

penting dalam menjalin hubungan pacaran. Kehadiran

komponen-komponen tesebut dalam hubungan akan

mempengaruhi kualitas dan kelanggengan hubungan pacaran

yang dijalani. Adapun komponen-komponen pacaran tersebut,

antara lain:

a. Saling Percaya (Trust each other)

Kepercayaan dalam suatu hubungan akan menentukan

apakah suatu hubungan akan berlanjut atau akan

dihentikan. Kepercayaan ini meliputi pemikiran-pemikiran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

18

kognitif individu tentang apa yang sedang dilakukan oleh

pasangannya.

b. Komunikasi (Communicate your self)

Komunikasi merupakan dasar dari terbinanya suatu

hubungan yang baik (Johnson dalam Supraktik, 1995).

Feldman (1996) menyatakan bahwa komunikasi

merupakan situasi dimana seseorang bertukar informasi

tentang dirinya terhadap rang lain.

c. Keintiman (Keep the romance alive)

Keintiman merupakan perasaan dekat terhadap pasangan

(Stenberg dalam Shumway, 2004). Keintiman tidak hanya

terbatas pada kedekatan fisik saja. Adanya kedekatan

secara emosional dan rasa kepemilikan terhadap pasangan

juga merupakan bagian dari keintiman. Oleh karena itu,

pacaran jarak jauh juga tetap memiliki keintiman, yakni

dengan adanya kedekatan emosional melalui kata-kata

mesra dan perhatian yang diberikan melalui sms, surat

atau email.

d. Meningkatkan komitmen (Increase Commitment)

Menurut Kelly (dalam Stenberg, 1988) komitmen lebih

merupakan tahapan dimana seseorang menjadi terikat

dengan sesuatu atau seseorang dan terus bersamanya

hingga hubungannya berakhir. Individu yang sedang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

19

pacaran, tidak dapat melakukan hubungan spesial dengan

pria atau wanita lain selama ia masih terikat hubungan

pacaran dengan seseorang.

3. Dampak Pacaran

Selama masa peralihan dari masa remaja, dewasa awal

mengalami emosi yang kuat secara kognitif (Wulfert, Block,

Santa Ana, Rodriguez, & Colsman dalam Chien-Wen Lai,

2010). Dalam hal ini, Dewasa awal adalah masa peralihan dari

masa remaja. Berbagai masalah juga muncul dengan

bertambahnya umur pada masa dewasa awal. Dewasa awal

adalah masa peralihan dari ketergantungan kemasa mandiri, baik

dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan

pandangan tentang masa depan sudah lebih realistis.

Disisi lain, Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono,

2001) mengatakan bahwa seseorang yang digolongkan dalam

usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat

dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual.

Bila gagal dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa

yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang lain,

kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain).

Berdasarkan pernyataan tersebut, dewasa awal mengalami

perkembangan pada aspek kognitifnya, seperti perubahan pada

pemikiran, belum tercapainya kestabilan emosional yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

20

Hal ini menyebabkan dewasa awal membutuhkan kestabilan

emosi yang baik.

C. Hakikat Masa Dewasa Awal

1. Definisi Dewasa Awal

Menurut definisi sosiologis, seseorang dapat dikatakan

dewasa apabila ia sudah mandiri atau telah memiliki karirnya

sendiri, telah menikah atau membangun hubungan romantis

yang signifikan atau telah membentuk sebuah keluarga.

Sedangkan dari segi kematangan fisiologis, seseorang dapat

dikatakan dewasa apabila ia sudah mencapai berbagai hal,

seperti menemukan identitas diri, menjadi mandiri dari orang

tua, mengembangkan suatu system nilai, dan membangun

hubungan.

Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001)

mengatakan bahwa seseorang yang digolongkan dalam usia

dewasa awal berada dalam tahap hubungan hangat, dekat dan

komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila

gagal dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa

yang disebut isolasi (merasa tersisihkan dari orang lain,

kesepian, menyalahkan diri karena berbeda dengan orang lain).

Menurut Santrock (2002), orang dewasa awal termasuk

masa transisi, baik transisi secara fisik (physically trantition)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

21

transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta transisi

peran sosial (social role trantition).

Masa dewasa awal adalah masa beralihnya padangan

egosentris menjadi sikap yang empati. Pada masa ini, penentuan

relasi sangat memegang peranan penting. Menurut Havighurst

(dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) tugas perkembangan

dewasa awal adalah menikah atau membangun suatu keluarga,

mengelola rumah tangga, mendidik atau mengasuh anak,

memikul tangung jawab sebagai warga negara, membuat

hubungan dengan suatu kelompok sosial tertentu, dan

melakukan suatu pekerjaan.

Dewasa awal merupakan masa permulaan dimana

seseorang mulai menjalin hubungan secara intim dengan lawan

jenisnya. Hurlock (1993) dalam hal ini telah mengemukakan

beberapa karakteristik dewasa awal dan pada salah satu intinya

dikatakan bahwa dewasa awal merupakan suatu masa

penyesuaian diri dengan cara hidup baru dan memanfaatkan

kebebasan yang diperolehnya.

Hurlock (1993) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai

pada umur 18 tahun samapi kira-kira umur 40 tahun, saat

perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertai

berkurangnya kemampuan reproduktif. Secara umum, individu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

22

yang tergolong dewasa awal ialah individu yang berusia 20

tahun sampai dengan 40 tahun (Santrock, 2002).

Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan

masa dewasa awal adalah masa individu memulai menjalin

hubungan yang lebih intim dengan lawan jenisnya dan masa

dewasa awal berada pada usia antara 20 tahun hingga 40 tahun.

2. Karakteristik Dewasa Awal

Pada hakikatnya, masa dewasa awal ditandai dengan

perkembangan fisik dan kognitif, serta psikososial seseorang.

Pada kondisi fisik, seseorang yang dalam tahap dewasa awal

berada dalam kondisi prima. Kebanyakan orang dewasa awal

berada di puncak kesehatan, kekuatan, energy, daya tahan, dan

fungsi motorik mereka (Papalia, Olds & Feldman, 2009).

Pada masa dewasa awal, individu menggunakan

kemampuan kognitif mereka dengan cara-cara khusus pada

tahap-tahap kehidupan mereka. Salah satu poin teori dan

penelititan noe-Piagetian berhubungan dengan penalaran tingkat

tinggi atau disebut berpikir reflektif. Berpikir reflektif

merupakan suatu pemikiran mengenai pertimbangan yang aktif,

terus-menerus, dan cermat terhadap informasi atau keyakinan

dengan mempertimbangkan bukti-bukti yang mendukung serta

keputusan yang dituntun oleh bukti-bukti tersebut. Poin lainnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

23

adalah pemikiran pascaformal. Pemikiran pascaformal

merupakan suatu pemikiran yang membantu seseorang dalam

menyelesaikan masalah dengan menggunakan intuisi, emosi dan

juga logika, juga menerapkan berbagai hasil pengalaman yang ia

miliki (Papalia, Olds & Feldman, 2009).

Individu dalam masa dewasa awal juga mengalami

perkembangan psikososial, termasuk didalamnya yaitu

perkembangan kepribadian yang berujung pada kebutuhan akan

keintiman. Menurut Erickson, tahap keenam perkembangan

psikososial dalam teorinya yaitu intimacy versus isolation.

Apabila dewasa awal tidak dapat menjalin komitmen pribadi

dengan orang lain, maka akan beresiko menjadi terpaku pada

diri sendiri (self-ansorbed) (Papalia, Olds & Feldman, 2009).

Hubungan yang intim dianggap sebagai tugas penting

dalam masa dewasa awal. Hal ini dikarenakan adanya kebutuhan

untuk membentuk hubungan yang kuat, stabil, dekat dan penuh

perhatian sebagai motivator penting dalam tingkah laku

manusia. Unsur penting dalam keintiman ini adalah

pengungkapan diri, yaitu membuka informasi terhadap diri

sendiri kepada orang lain (Collins & Miller dalam Papalia, Olds

& Feldman, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

24

D. Hakikat Manajemen Konflik dalam Berpacaran pada Dewasa

Awal

Hubungan intim atau berpacaran dalam masa dewasa awal

menjadi suatu kebutuhan yang penting bagi inidividu. Akan tetapi,

apabila individu tidak dapat untuk berkomitmen secara pribadi dengan

orang lain, maka individu akan terisolasi dan terpaku hanya pada diri

sendiri. Hal ini, membutuhkan keterampilan yang seharusnya sudah

ada ketika individu menjalani hubungan berpacaran bersama orang

lain, seperti kepekaan, empati, kemampuan mengkomunikasikan

emosi, serta menyelesaikan konflik yang terjadi dalam hubungan

berpacaran tersebut. Oleh karena itu, manajemen konflik dalam

hubungan berpacaran sangat memiliki peran penting, sehingga

individu dapat menentukan atau memutuskan arah dari hubungan yang

mereka jalani.

Adanya Manajemen konflik dalam berpacaran menjadi berguna

untuk mengelola konflik yang terjadi pada suatu hubungan

berpacaran, khususnya pada dewasa awal. Contohnya: pada zaman

sekarang, banyak mahasiswa dewasa awal yang menjalani suatu

hubungan berpacaran. Konflik yang sering timbul dalam hubungan

berpacaran biasanya seperti: perbedaan pendapat antar pasangan,

ketidakstabilan emosional yang mengakibatkan pengambilan

keputusan yang terlalu terburu-buru, serta kurangnya kepekaan akan

kebutuhan masing-masing pasangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

25

Konflik yang terjadi tersebut terkadang memicu suatu tekanan

dalam suatu hubungan yang pada akhirnya tidak terselesaikan dengan

baik, dikarenakan salah satu menghindar akan konflik yang sedang

terjadi. Maka dari itu, manajemen konflik sangat dibutuhkan dalam

suatu hubungan berpacaran. Hal ini berguna untuk mencegah hal-hal

yang tidak diinginkan, misalnya saja melarikan diri dari suatu

masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

26

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan jenis penelitian, subyek penelitian, metode

pengumpulan data, validitas dan reliabilitas kuesioner, dan teknik analisis

prosedur pengumpulan data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskripsi

kuantitatif yang dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

digunakan untuk meneliti populasi dan sampel tertentu. Penelitian

deskriptif dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu

gejala pada saat penelitian itu dilakukan. Penelitian deskriptif

dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu

fenomena atau kenyataan sosial dengan jalan mendeskripsikan

sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang

diteliti. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memperoleh

informasi mengenai manajemen konflik dalam berpacaran mahasiswa

program Studi Bimbingan dan Konseling.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

27

B. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi

Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma angkatan 2014,

2015, dan 2016 yang berpacaran. Jumlah subyek penelitian terdapat

dalam Tabel 3.1

Tabel 3. 1 Jumlah Subyek Penelitian

Subyek Jumlah

Mahasiswa 60

Peneliti menggunakan subyek sebanyak 60 orang dikarenakan

keterbatasan subyek yang berpacaran pada mahasiswa angkatan 2014,

2015, dan 2016 prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata

Dharma. Peneliti mengambil subyek penelitian menggunakan metode

sampling purposive. Sampling purposive adalah metode pengambilan

sampel dengan cara melakukan pertimbangan yang dilakukan oleh

peneliti saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki ada

dalam subyek sampel yang diambil (Nasution, 2003). Mahasiswa yang

menjadi subyek penelitian adalah mahasiswa yang memiliki pacar

atau sedang dalam hubungan berpacaran. Oleh karena itu, peneliti

hanya mengambil atau memakai subyek yang memiliki kriteria yang

sesuai dengan kebutuhan penelitian, yaitu memiliki hubungan

berpacaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

28

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Metode penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010). Kuesioner sering

disebut sebagai angket dimana dalam kuesioner tersebut terdapat

beberapa macam pertanyaan yang berhubungan erat dengan masalah

penelitian yang hendak dipecahkan, disusun, dan disebarkan ke

responden untuk memperoleh informasi di lapangan. Pada penyusunan

angket, peneliti membuat kisi-kisi yang dapat dilihat pada tabel 3.2,

dan item dari instrumen terdapat pada lampiran 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

29

Tabel 3. 2 Kisi-kisi Instrumen Manajemen Konflik dalam Berpacaran

Aspek Indikator No Item Jumla

h Positif Negatif

Menyerang dan

Lepas Kontrol

1. Agresif 1,15 25,35 4

2. Memaksakan Kehendak 45,27 50,37 4

3. Melawan 47,7 17,20 4

Menarik Diri 1. Menghindari Konflik 2,22 12,32 4

2. Menampilkan diri untuk

mempertahankan diri

42,38 48,28 4

Menyerah dan

Tidak Membela

Diri

1. Menyerahkan masalah

pada orang lain 8,3 18,13 4

2. Putus asa 23,43,21 33,11,41 6

Kompromi

1. Mengurangi tuntutan 5,30 10,40 4

2. Merasakan dan

memahami keadaan pihak

lainnya.

49,19,4 39,29,14 6

Negosiasi

1. Keputusan yang

disepakati 6,46 16,31 4

2. Tindakan yang akan

dilakukan dimasa

mendatang

26,44,24 9,36,34, 6

Jumlah 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

30

Instrumen yang disusun dimasukkan dalam empat alternatif

jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS),

Sangat Tidak Sesuai (STS). Menurut Hadi (dalam Sumanto, 1990)

modifikasi lima alternatif jawaban pada skala Likert menjadi empat

alternatif jawaban dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan

yang dikandung oleh skala lima tingkat. Skala lima tingkat

mengandung kategori netral yang memiliki arti ganda. Arti netral bisa

berarti belum dapat memutuskan atau ragu-ragu. Terjadinya jawaban

tengah juga menimbulkan kecenderungan jawaban netral (central

tendency effect) terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas

kecenderungan jawaban. Subyek diminta memilih satu dari empat

alternatif jawaban yang disediakan pada setiap pernyataan, dengan

memberikan tanda centang (√) pada kolom altermatif jawaban. Norma

skoring inventori manajemen konflik dalam berpacaran terdapat

dalam tabel 3.3.

Tabel 3. 3 Norma Skoring Inventori Manajemen Konflik dalam

Berpacaran

Alternatif Jawaban Skor Favourable Skor Unfavourable

Sangat Sesuai 4 1

Sesuai 3 2

Tidak Sesuai 2 3

Sangat Tidak Sesuai 1 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

31

D. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner

1. Validitas Kuesioner

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan

untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya di ukur (Sugiyono, 2010). Gay (dalam Sukardi,

2003) mengungkapkan bahwa suatu instrumen dikatakan valid

jika instrument yang digunakan dapat mengukur apa yang

hendak diukur.

Pengujian validitas ini menggunakan pengujian validitas

isi (content validity). Validitas ini tidak dapat dinyatakan dengan

angka, namun pengesahannya perlu melalui tahap pengujian

terhadap isi alat ukur dengan kesepakatan penilaian yang

kompeten (expert judgement) (Azwar, 2009). Instrumen yang

berbentuk teks, pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan

membandingkan antara isi instrumen dengan isi atau rancangan

yang telah ditetapkan. Teknis pengujian validitas isi dibantu

dengan menggunakan teknik pearson product moment.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

32

Keterangan:

r xy = Koefisien korelasi antara x dan y

N = Jumlah

X = Skor item tertentu yang diuji validitasnya

Y = Skor total sub aspek yang memuat item yang diuji

validitasnya

Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah

jika r = 0,30. Bila korelasi di bawah 0,30 maka dapat

disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid,

sehingga harus diperbaiki atau dibuang (Arikunto, 2010).

Teknis pengujian validitas isi dibantu dengan

menggunakan kisi-kisi instrumen atau matriks pengembangan

instrumen. Pada kisi-kisi itu terdapat veriabel yang diteliti,

indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pernyataan

yang telah dijabar dari indikator. Berpedoman pada kisi-kisi

instrumen itu maka pengujian validitas rasional by expert

judgement dapat dilakukan dengan mudah dan sistematis. Uji

validitas terdapat dalam tabel 3.4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

33

Tabel 3. 4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Kuesioner Manajemen Konflik dalam

Berpacaran

Aspek Indikator No Item

Positif Negatif

Menyerang dan

Lepas Kontrol

1. Agresif 1, 15 25, 35*

1. Memaksakan Kehendak 45, 27 50*, 37

2. Melawan 47, 7 17, 20

Menarik Diri

1. Menghindari Konflik 2, 22 12, 32

2.Menampilkan diri untuk

mempertahankan diri 42, 38*

48, 28

Menyerah dan

Tidak Membela

Diri

1. Menyerahkan masalah pada

orang lain 8,3 18,13

2. Putus asa 23, 43*, 21 33, 11, 41

Kompromi

1.Mengurangi tuntutan 5, 30 10, 40

2. Merasakan dan memahami

keadaan pihak lainnya. 49, 19, 4 39*, 29, 14*

Negosiasi

1. Keputusan yang disepakati 6, 46 16, 31

2. Tindakan yang akan

dilakukan dimasa

mendatang

26, 44, 24 9, 36*, 34*

Jumlah 25 25

Jumlah Item Valid 42

Jumlah Item Gugur 8

Jumlah Item 50

( * merupakan item yang gugur )

Berdasarkan tabel, dikatakan bahwa item yang valid

berjumlah 42 dan item yang tidak valid berjumlah 8. Hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

34

perhitungan dapat dilihat pada lampiran 2 dan hasil uji validitas

dapat dilihat pada lampiran 3.

2. Reliabilitas Kuesioner

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila

digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan

menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2010). Penelitian ini

menggunakan teknik koefisien Alpha Cronbach (α) menguji

reliabilitas. Perhitungan koefisien Alpha Cronbach dilakukan

dengan menggunakan program SPSS for windows versi 16.0.

Rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α) adalah sebagai

berikut:

α = 2[1- 2S

2S + 2S

x

ix

]

Keterangan rumus :

S12 dan S2

2 : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2

Sx2 : varians skor skala

Hasil pengumpulan data yang telah dilakukan dan dihitung

dengan menggunakan program SPSS for windows versi 16.0.

Koefisien reliabilitas seluruh instrumen dengan perhitungan

Alpha Cronbach (α) terdapat dalam tabel 3.5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

35

Tabel 3. 5 Realibitas

Cronbach's Alpha N of Items

.926 42

Hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan

dengan kriteria Guilford (Masidjo, 1995) terdapat dalam tabel

3.6.

Tabel 3. 6 Kriteria Guilford

No Koefisien Korelasi Kualifikasi

1 0,91 – 1,00 Sangat tinggi

2 0,71 – 0,90 Tinggi

3 0,41 – 0,70 Cukup

4 0,21 – 0,40 Rendah

5 Negatif – 0,20 Sangat Rendah

Hasil analisis data kuesioner manajemen konflik dalam

berpacaran pada tanggal 29 November 2016 dengan jumlah

subyek (N) mahasiswa, diperoleh perhitungan koefisien

realibilitas Alpha Cronbach sebesar 0.926. Berdasarkan

peninjauan terhadap hasil perhitungan koefisien realibilitas pada

kriteria Guilford hasil analisis data uji coba termasuk dalam

kategori sangat tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

36

E. Teknik Analisis Data

Sugiyono (2011) mengatakan bahwa analisis data merupakan

kegiatan mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis

responden, mentabulasi data berdasarkan variabel seluruh responden,

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, serta melakukan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah. Berikut langkah-

langkah teknik analisis data yang ditempuh dalam penelitian ini:

1. Penentuan skoring item kuesioner

Penentuan dilakukan dengan cara memberikan skor

dari angka 1 sampai 4 berdasarkan norma skoring yang

berlaku dengan melihat sifat pernyataan favorable atau

unfavorable. Selanjutnya memasukkannya ke dalam

tabulasi data dan menghitung total jumlah skor serta

jumlah skor item. Tahap selanjutnya adalah menganalisis

validitas dan reliabilitas data secara statistik menggunakan

program aplikasi SPSS.

2. Menentukan Kategorisasi

Membuat kategorisasi manajemen konflik dalam

berpacaran subyek penelitian secara umum berdasarkan

distribusi normal skor manajemen konflik dalam

berpacaran yang mengelompokkan tingkat manajemen

konflik dalam berpacaran mahasiswa bimbingan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

37

konseling dalam lima kategori, yakni rendah, kurang,

sedang, cukup dan tinggi. Kategorisasi ini menurut Stoltz

(2000), dimana penggunaan kategorisasi ini berdasarkan

50 item inti yang dianalisis.

Tujuan kategorisasi ini adalah menempatkan

individu kedalam kelompok-kelompok yang terpisah

secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan

atribut yang diukur (Azwar, 2009). Kontinum jenjang

pada penelitian ini adalah dari sangat rendah sampai

dengan sangat tinggi.

Norma kategorisasi disusun berdasar pada norma

kategorisasi yang disusun oleh Azwar (2009). Manajemen

konflik dalam berpacaran terdiri atas lima kategori: sangat

rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi dengan

norma kategorisasi yang disajikan dalam tabel 3.7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

38

Tabel 3. 7 Norma Kategorisasi

Norma/Kriteria Skor Kategori

+ 1,5 X Sangat tinggi

+ 0,5 X + 1,5 Tinggi

- 0,5 X + 0,5 Sedang

- 1,5 X - 0,5 Rendah

X - 1,5 Sangat Rendah

Keterangan:

Skor maksimum teoritik :

Skor tertinggi yang diperoleh subyek penelitian berdasarkan

perhitungan skala.

Skor minimum teoritik :

Skor tertinggi yang diperoleh subyek penelitian berdasarkan

perhitungan skala.

Standar deviasi (/sd) :

Luas jarak rentangan yang dibagi dalam satuan deviasi sebaran.

(mean teoritik) :

Rata-rata teoritis skor maksimum dan minimum.

Kategori di atas diterapkan sebagai patokan dalam

pengelompokan baik tidaknya manajemen konflik dalam berpacaran

mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Universitas

Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

39

Capaian skor subyek dengan jumlah item 42 diperoleh

perhitungan sebagai berikut:

Skor maksimum teoritik : 4 x 42 = 168

Skor minimum teoritik : 1 x 42 = 42

Luas jarak : 168-42 = 126

Standar deviasi (/sd) : 126:6 = 21

(mean teoritik) : (168+42):2 = 105

Berdasarkan norma yang ditetapkan pengelompokan baik

tidaknya Manajemen konflik dalam Berpacaran Mahasiswa Program

Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dengan

jumlah subyek 60 mahasiswa, diperoleh unsur perhitungan sebagai

berikut:

Skor maksimum teoritik : 4 x 60 = 240

Skor minimum teoritik : 1 x 60 = 60

Luas jarak : 240-60 = 180

Standar deviasi (/sd) : 180:6 = 30

(mean teoritik) : (240+60):2 = 15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini bersisi uraian hasil penelitian mengenai Manajemen Konflik dalam

Berpacaran Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling.

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh 60

mahasiswa disetiap angkatan program studi bimbingan dan konseling.

Berikut paparan deskripsi hasil kuesioner terhadap manajemen konflik dalam

berpacaran :

1. Manajemen Konflik dalam Berpacaran Mahasiswa Program Studi

Bimbingan dan Konseling

Berdasarkan perolehan data penelitian yang dikumpulkan melalui

kuesioner manajemen konflik dalam berpacaran, dan dianalisis dengan

teknik deskriptif, gambaran manajemen konflik dalam berpacaran

mahasiswa program studi bimbingan dan konseling dipaparkan pada

tabel 4.1 dan grafik 4.2.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

41

Tabel 4. 1 Kategorisasi Manajemen Konflik dalam Berpacaran Mahasiswa

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Norma/Kriteria Skor Rentang

Skor Kategori f

persentas

e

+ 1,5 X 136,5 Sangat tinggi 0 0

+ 0,5 X + 1,5 116,5-

136,5

Tinggi 6 10%

- 0,5 X + 0,5 95,5-115,5 Sedang 33 55 %

- 1,5 X - 0,5 74,5-94,5 Rendah 21 35 %

X - 1,5 73,5 Sangat

Rendah 0 0 %

Komposisi dan sebaran subjek berdasarkan Manajemen Konflik

dalam Berpacaran Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

ditampilkan pada grafik berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

42

Grafik 4.2

Gambar 4. 1 Kategorisasi Manajemen Konflik dalam Berpacaran Mahasiswa

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Pengamatan pada tabel maupun grafik menunjukkan:

a. Terdapat 0 mahasiswa (%), yang memiliki manajemen konflik dalam

berpacaran sangat baik.

b. Terdapat 6 mahasiswa (10%), yang memiliki manajemen konflik dalam

berpacaran yang baik.

c. Terdapat 33 mahasiswa (55%), yang memiliki manajemen konflik

dalam berpacaran yang cukup baik.

d. Terdapat 21 mahasiswa (35%), yang memiliki manajemen konflik

dalam berpacaran kurang baik.

e. Terdapat 0 mahasiswa (0%), yang memiliki manajemen konflik dalam

berpacaran yang sangat kurang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

43

Jadi, mahasiswa yang memiliki manajemen konflik dalam

berpacaran dalam kategori sangat baik 0%, kategori baik 10%, kategori

cukup baik 55%, kategori kurang baik 35%, dan kategori sangat kurang

baik 0%.

2. Hasil Analisis Capaian Skor Item Manajemen Konflik dalam

Berpacaran Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Berdasarkan hasil perhitungan dengan penghapusan item yang gugur

atau tidak valid maka, analisis skor item manajemen konflik dalam

berpacaran diperoleh hasil yang disajikan dalam tabel 4.3 dan grafik 4.4.

Tabel 4. 2 Hasil Analisis Skor Manajemen Konflik dalam Berpacaran Mahasiswa

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Norma/Kriteria Skor Rentang

Skor Kategori F Prosentase

+ 1,5 X 196 Sangat Tinggi 0 0%

+ 0,5 X + 1,5 166-195 Tinggi 4 9,52%

- 0,5 X + 0,5 136-165 Sedang 30 71,43%

- 1,5 X - 0,5 106- 135 Rendah 8 19,05%

X - 1,5 105 Sangat

Rendah 0 0 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

44

Kategorisasi item manajemen konflik dalam berpacaran mahasiswa

program studi bimbingan dan konseling ditampilkan pada grafik berikut

ini:

Grafik 4.4

Gambar 4. 2 Hasil Analisis Skor Manajemen Konflik dalam Berpacaran

Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Pengamatan pada tabel maupun grafik menunjukkan:

a. Terdapat 0 item (0%), yang memiliki manajemen konflik dalam

berpacaran yang sangat baik.

b. Terdapat 4 item (9,52%), yang memiliki manajemen konflik dalam

berpacaran yang baik.

c. Terdapat 30 item (71,43%), yang memiliki manajemen konflik dalam

berpacaran yang cukup baik.

d. Terdapat 8 item (19,05%), yang memiliki manajemen konflik dalam

berpacaran kurang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

45

e. Terdapat 0 item (0%), yang memiliki manajemen konflik dalam

berpacaran sangat kurang baik.

Berdasarkan pemaparan di atas sebagian mahasiswa Bimbingan

dan Konseling, Sanata Dharma memiliki manajemen konflik dalam

berpacaran dalam kategori sangat baik 0%, kategori baik 9,52%, kategori

cukup baik 71,43%, kategori kurang baik 19,05%, dan kategori sangat

kurang baik 0%.

Item yang teridentifikasi dalam kategori sangat kurang baik,

digunakan menjadi dasar untuk merumuskan upaya meningkatkan

manajemen konflik dalam berpacaran pada mahasiswa. Alasannya, agar

manajemen konflik dalam berpacaran pada mahasiswa memperoleh hasil

seoptimal mungkin. Item-item yang dikategorikan sangat kurang baik

dipaparkan pada tabel 4.5.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

46

Tabel 4. 3 Item-item Kuesioner yang Tergolong dalam Kategori Rendah

No Aspek Indikator Pernyataan

1. Menyerang

dan Lepas

Kontrol

Agresif Saya mencoba memeluk

pacar, agar dapat meredam

emosinya.

Memaksakan

Kehendak

Saya lebih baik diam saja

ketika saya dan pacar sedang

bertengkar

2. Menarik diri Menampilkan diri

untuk

mempertahankan

diri

Saya membiarkan pacar

memaki dan meyalakan saya

ketika kami bertengkar

3. Menyerah dan

tidak

membela diri

Putus asa Saya menyalahkan diri saya

ketika kita bertengkar.

4. Kompromi

Merasakan dan

memahami keadaan

pihak lainya

Saya tidak suka

menghabiskan banyak waktu

dengan pacar.

Saya mampu untuk

menyelesaikan masalah tanpa

harus dengan pacar.

5. Negosiasi

Tindakan yang

dilakukan dimasa

mendatang

Saya mampu membagi waktu

antara pacar dengan teman.

Saya acuh mengenai

pembicaraan orang lain

mengenai pacar saya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

47

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Deskripsi Manajemen konflik dalam berpacaran mahasiswa

program studi bimbingan dan konseling

Berdasarkan paparan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa

manajemen konflik dalam berpacaran pada mahasiswa prodi BK sudah

baik, hal tersebut sebenarnya sudah dapat dilihat dari komunikasi dan

waktu bertemu yang dilakukan oleh pasangan yang berada di sekitaran

lingkungan kampus. Melihat hal tersebut mengindikasikan bahwa

pasangan sudah mampu atau memiliki manajemen konflik dalam

berpacaran yang sudah baik.

Menjalin sebuah hubungan, harus memiliki sebuah manajemen

yang baik antar pasangan agar tidak terjadi sebuah konflik dalam sebuah

hubungan. Hal utama dalam menjalin hubungan berpacaran dalam

mengatasi sebuah konflik berpacaran harus ada manajemen berpacaran

yang baik dari pasangannya, manajemen yang baik meliputi keterbukaan,

komunikasi langsung atau tidak langsung. Oleh sebab itu, diharapkan

manajemen konflik dalam berpacaran khususnya mahasiswa program

studi bimbingan dan konseling sudah menuju ke tingkat yang lebih baik

lagi.

Menurut Chandra (dalam Hendry, 2015) bahwa manajemen konflik

dapat dilakukan dengan cara pengungkapan konflik dalam sebuah

komunikasi. Komunikasi tersebut dapat dilakukan dengan cara lisan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

48

tertulis ataupun dengan gerakan. Selain komunikasi, konflik dapat

diselesaikan dengan membuat kerangka pemahaman mengenai

kebutuhan masing-masing individu.

Memiliki sebuah manajemen konflik yang baik dalam menjalin

sebuah hubungan, maka dibutuhkan sebuah komunikasi yang baik juga

antar pasangan. Pasangan diharapkan mampu memanajemen konflik

berpacaran lebih optimal lagi (dewasa) dalam menyikapi sebuah

permasalahan yang di alaminya dalam sebuah hubungan.

Menurut Karsner (2001) ada empat komponen penting dalam

menjalin hubungan pacaran. Kehadiran komponen-komponen tesebut

dalam hubungan akan mempengaruhi kualitas dan kelanggengan

hubungan pacaran yang dijalani. Adapun komponen-komponen pacaran

tersebut, antara lain:

e. Saling Percaya (Trust each other)

Kepercayaan dalam suatu hubungan akan menentukan apakah

suatu hubungan akan berlanjut atau akan dihentikan.

Kepercayaan ini meliputi pemikiran-pemikiran kognitif

individu tentang apa yang sedang dilakukan oleh pasangannya.

f. Komunikasi (Communicate your self)

Komunikasi merupakan dasar dari terbinanya suatu hubungan

yang baik (Supraktik dalam Hakim, 2015). Feldman (dalam

Hakim, 2015) menyatakan bahwa komunikasi merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

49

situasi dimana seseorang bertukar informasi tentang dirinya

terhadap rang lain.

g. Keintiman (Keep the romance alive)

Keintiman merupakan perasaan dekat terhadap pasangan

(Feldman dalam Hakim, 2015). Keintiman tidak hanya terbatas

pada kedekatan fisik saja. Adanya kedekatan secara emosional

dan rasa kepemilikan terhadap pasangan juga merupakan

bagian dari keintiman. Oleh karena itu, pacaran jarak jauh juga

tetap memiliki keintiman, yakni dengan adanya kedekatan

emosional melalui kata-kata mesra dan perhatian yang

diberikan melalui sms, surat atau email.

h. Meningkatkan komitmen (Increase Commitment)

Menurut Kelly (dalam Stenberg, 1988) komitmen lebih

merupakan tahapan dimana seseorang menjadi terikat dengan

sesuatu atau seseorang dan terus bersamanya hingga

hubungannya berakhir. Individu yang sedang pacaran, tidak

dapat melakukan hubungan spesial dengan pria atau wanita lain

selama ia masih terikat hubungan pacaran dengan seseorang.

Berdasarkan teori Menurut Karsner (2001), dapat dikatakan bahwa

penelitian ini kurang baik. Hal ini dikarenakan keempat komponen yang

telah dipaparkan oleh Karsner (2001) belum terlaksana dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

50

2. Berdasarkan analisis butir kemampuan manajemen konflik yang

teridentifikasi rendah

Tugas perkembangan seseorang pasti memiliki kepribadian atau

karakteristik yang berbeda-beda. Sehingga tidak menutup kemungkinan

bahwa seseorang satu dengan yang lainnya memiliki sebuah pemikiran

yang berbeda-beda. Hal ini juga berpengaruh terhadap permasalahan

dalam sebuah hubungan dengan orang lain khususnya dalam manajemen

konflik dalam berpacaran. Pada penelitian ini, pasangan yang memiliki

kategori kurang baik adalah yang memiliki ego yang tinggi antara

pasangan satu dengan yang lainnya, agresif, memaksakan kehendak, tidak

terbuka dengan pasangannya, tidak memiliki sebuah komunikasi yang

baik dengan pasangannya. Hal ini menyebabkan pasangan tersebut tidak

dapat memiliki manajemen yang baik dalam memahami sebuah konflik

yang terjadi dalam sebuah hubungan (berpacaran).

Dari hasil penelitian di atas terdapat 8 item (19,05%) yang

memiliki manajemen konflik dalam berpacaran rendah. Usulan topik

manajemen konflik dalam berpacaran yang baik antara lain, yang pertama

saya mencoba memeluk pacar, agar dapat meredam emosinya. Pertanyaan

tersebut agar pasangan dapat memiliki manajemen yang baik dalam hal

mengelola emosi. Kedua dalam hal mandiri dalam mengambil sebuah

keputusan. Pernyataan tersebut setiap pasangan harus dapat menyikapi

sebuah permasalahan dengan lebih dewasa lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

51

Ketiga, mengelola pikiran dan perasaan. Pasangan diharapkan

mampu menggunakan akal dan perasaan dalam menyelesaikan sebuah

permasalahan yang terjadi. Keempat, kesadaran diri. Pasangan agar

memiliki manajemen yang baik baik harus mampu mengakui sebuah

kesalahan yang diperbuat dan mau meminta maaf. Kelima, mampu

berempati. Pasangan diharapkan bisa merasakan dan memahami keadaan

pihak lainnya. Keenam, berfikir positif, pasangan diharapkan memiliki

kepercayaan yang tinggi terhadap pasangannya. Ketujuh, manajemen

waktu. pasangan diharapkan mampu membagi waktu dengan kegiatan

yang lainnya.

Kedelapan adalah konsep diri. Pasangan diharapkan memiliki

sebuah tujuan yang jelas dalam hubungannya. Hal ini dikarenakan dalam

menjalin sebuah hubungan yang paling utama adalah seorang pasangan

harus memiliki sebuah komitmen awal (manajemen) yang baik. Hal

tersebut bertujuan agar sebuah hubungan berjalan dengan baik. Dengan

demikian, pasangan yang memiliki sebuah manajemen yang kurang baik

tidak akan optimal dalam menjalin sebuah hubngan dengan baik.

Hasil penelitian yang menunjukkan kategorisasi sedang terdapat 30

item (71,43%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang

cukup baik. Dari hasil penelitian diatas manajemen konflik dalam

berpacaran sudah cukup baik. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil

diatas setiap pasangan sudah mampu memanejemen sebuah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

52

hubungannya. Dengan demikian, pasangan tersebut sudah mampu untuk

mengatasi masalah yang akan terjadi di dalam sebuah hubungan.

Hasil Manajemen konflik dalam berpacaran yang baik pada

pasangan prodi BK terdapat 4 item (9,52%). Hal tersebut menunjukkan

bahwa pasangan tersebut sudah memiliki manajemen yang baik dalam

hubungannya. Dengan demikian, pasangan satu dengan yang lain sudah

memiliki sebuah komitmen yang mengarah kesebuah hubungan yang

lebih matang lagi. Hal ini mengartikan bahwa pasangan tersebut sudah

mampu mereda konflik yang bakalan terjadi di dalam sebuah hubungan

yang sedang di jalani.

Hasil penelitian ini didukung dengan teori yang mengatakan bahwa

pada masa dewasa awal, individu mengalami emosi yang kuat secara

kognitif (Wulfert, Block, Santa Ana, Rodriguez, & Colsman dalam

Chien-Wen Lai, 2010). Akibatnya, dewasa awal akan cenderung untuk

melakukan hal secara sembarangan dan melakukan segala tindakan

berdasarkan dengan respon emosional yang dimilikinya (Wulfert, Block,

Santa Ana, Rodriguez, & Colsman dalam Chien-Wen Lai, 2010; Gunarsa,

2003).

Pernyataan tersebut sesuai dengan teori di atas bahwa, setiap orang

memiliki sebuah emosi yang berbeda-beda. Dengan demikian, apabila

pasangan tidak bisa menyikapi dengan baik maka manajemen konflik

dalam berpacaran juga tidak optimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

53

3. Usulan Topik-topik Bimbingan Manajemen Konflik Dalam Berpacaran

Berdasarkan perhitungan uji item, maka item-item yang termasuk

dalam kategori kurang baik dijadikan landasan dalam membuat usulan

program bimbingan pada Mahasiswa Prodi Bimbingan dan Konseling

Universitas Sanata Dharma. Usulan program bimbingan, tertuang dalam

konsep program bimbingan yang dapat dilihat pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

54

Tabel 4. 4 Usulan Topik Manajemen Konflik dalam Berpacaran

No Aspek Indikator Pernyataan Topik Metode

1. Menyerang dan

Lepas Kontrol

Agresif Saya mencoba

memeluk pacar, agar

dapat meredam

emosinya.

Mengelola

Emosi

Weekend dengan dosen pendamping

akademik,

Memaksakan

Kehendak

Saya lebih baik diam

saja ketika saya dan

pacar sedang

bertengkar

Mandiri dalam

Mengambil

Keputusan

Dinamika kelompok dengan

menggunakan game

2. Menarik diri Menampilkan diri

untuk

mempertahankan

diri

Saya membiarkan

pacar memaki dan

meyalakan saya

ketika kami

bertengkar

Mengelola

Pikiran dan

Perasaan

Dialog prodi dengan dosen

pendamping

3. Menyerah dan tidak

membela diri

Putus asa Saya menyalahkan

diri saya ketika kita

bertengkar.

Kesadaran Diri Dinamika kelompok, dengan membuat

simbol diri sendiri kemudian

menceritakannya

4. Kompromi

Merasakan dan

memahami

keadaan pihak

lainya

Saya tidak suka

menghabiskan

banyak waktu dengan

pacar.

Mampu

Berempati

Sunday Morning dengan dosen

pendamping (kegiatan diluar kampus)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

55

Saya mampu untuk

menyelesaikan

masalah tanpa harus

dengan pacar.

Berfikir positif Dinamika kelompok, menggunakan

game banana/ gedang

5. Negosiasi

Tindakan yang

dilakukan dimasa

mendatang

Saya mampu

membagi waktu

antara pacar dengan

teman.

Manajemen

Waktu

Weekend dengan dosen pendamping

Saya acuh mengenai

pembicaraan orang

lain mengenai pacar

saya.

Konsep diri Dinamika kelompok dengan

menggunakan buah-buahan yang

diartikan sebagai dirnya

Berdasarkan paparan tersebut ada berbagai macam topik bimbingan yang dapat di gunakan memberikan bimbingan

baik bimbingan kelompok maupun bimbingan klasikal. Adapun topik bimbingan tersebut antara lain mengelola emosi,

mandiri dalam mengambil keputusan, kelebihan dan kekurangan, kesadaran diri, mampu berempati, dan manajemen waktu.

Jadi dengan demikian banyak topik-topik bimbingan yang dapat diterapkan sebagai acuan dalam menyelesaikan konflik yang

ada pada hubungan pacaran pada umumnya, serta pacaran yang sehat khususnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

56

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini bersisi uraian kesimpulan dan saran. Bagian kesimpulan memuat

proses dan hasil penelitian, sedangkan bagian saran diberikan sesuai dengan

hasil penelitian yang ditunjukan dengan pihak terkait.

A. Simpulan

Beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian

adalah:

1. Hasil penelitian yaitu, secara deskriptif Manajemen Konflik dalam Berpacaran

Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling sudah baik. Hal ini

tampak dari hasil perolehan kategori yang menunjukkan bahwa mahasiswa

yang mempunyai manajemen konflik dengan kategori sedang sudah baik,

namun ada beberapa mahasiswa yang manajemen konfliknya rendah.

2. Hasil analisis butir instrumen manajemen konflik dalam berpacaran diperoleh

delapan item dengan skor berada pada kategori rendah. Delapan item tersebut

digunakan sebagai dasar penyusunan topik. Adapun topik tersebut adalah

sebagai berikut Mengelola emosi Mandiri dalam mengambil keputusan,

Mengelola pikiran dan perasaan, Kelebihan dan Kekurangan Kesadaran Diri,

Mampu Berempati, Manajemen Waktu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

57

Item yang diperoleh berdasarkan kategori yang rendah tersebut akan

dijadikan topil bimbingan untuk mahasiswa supaya dapat membantu dalam

meningkatkan manajemen konflik dalam berpacaran.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yang kiranya dapat menjadi

masukan bagi penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Item pada skala yang digunakan belum cukup untuk mewakili

seluruh indikator dalam penelitian ini

2. Pada variabel manajemen konflik, item kurang baik dan kurang

maksimal, sehingga terdapat beberapa item yang gugur.

C. Saran

Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini, adalah:

1. Bagi program studi Bimbingan dan Konseling, diharapkan program studi

mampu menjadi wadah mendapatkan ilmu mengenai manajemen konflik yang

baik dan juga memberikan pengarahan yang tepat bagi mahasiswa, sehingga

para mahasiswa memiliki dasar managemen konflik yang baik, yang mampu

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka.

2. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan agar lebih memperhatikan item pada

penelitian, sehingga mampu untuk mewakili setiap indikator yang dipakai

dalam penelitian ini dan juga tidak menyebabkan banyak item yang gugur,

diharapkan pula agar penyebaran skala dapat diperluas, sehingga lebih

mendapatkan hasil yang diharapkan dan mewakili permasalahan yang dicari

dalam penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

58

3. Bagi mahasiswa, diharapkan dengan penelitian ini memberikan pengetahuan

mengenai manajemen konflik dalam berpacaran, sehingga mahasiswa mampu

untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

55

Daftar Pustaka

Alwi, Hasan. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Anoraga, P. (2006) Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta :

Rineka Cipta

Azwar. (2000). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar. (2009). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Bowman, H.A & Spanier, G.B.(1978). Modern Marriage (8th ed). New York: McGraw Hill Co.

DeGenova, M. K. & Rice, F. P. (2005). Intimate Relationship, Marriages, and Families. New

York: McGraw-Hill.

Feldman, L. H. (1996). Jew and Gentile in the ancient world: attitudes and interactions from

Alexander to Justinian. Princeton University Press.

Gunarsa, Singgih, D. (2003). Psikologi Untuk Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia.

Hakim, N.S. (2015) Komunikasi yang Berkualitas Orangtua pada Anak dalam Mengajarkan

Pengelolaan Konflik. Journal of Management Communication Conflict

Hendry. B. (2015). Jurnal Magister Ilmu Politik Universitas Hassanudin. 1

Http://www.psychoshare.com/file-119/psikologi-dewasa/perkembangan-dewasa-awal.html

Hurlock,E.B. (1993). Psikologi Perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan

(edisi kelima). Jakarta: Erlangga.

Karsner. (2001). Belief about partners personal qualities that facilitate intimacy. Journal of

marriage & the family. 7, 35-36.

Lai, C. W. (2010). How financial attitudes and practices influence the impulsive buying behavior

of college and university students. Social Behavior and Personality: an international

journal, 38(3), 373-380. Lai, C. W. (2010). How financial attitudes and practices

influence the impulsive buying behavior of college and university students. Social

Behavior and Personality: an international journal, 38(3), 373-380.

Machali, R. (2000). Pedoman Bagi Penerjemah. Jakarta: Grasindo.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

56

Mardianto, A. dkk. (2000). Penggunaan Manajemen Konflik Ditinjau Dari Status

Keikutsertaan Dalam Mengikuti Kegiatan Pencinta Alam Di Universitas Gajah

Mada. Jurnal Psikologi. 2

Masidjo. (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar siswa di Sekolah. Yogyakarta : Kanisius.

Monks, F. J. Knoers, dan Haditono, SR (2001). Psikologi Perkembangan.

Muspai. M. (2004). Jurnal Manajemen Konflik. Upaya Penyelesaian konflik dalam Organisasi.

41-46.

Nasution. (2003). Metode Research, Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Pappalia. (2008). Human Development Eds 10. Jakarta : Salemba Humanika.

Papalia, Olds & Feldman. (2009). Human Development. Jakarta: Salemba Humanika.

Santrock. (2002). Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jilid 2. Jakarta:

Erlangga.

Santrock. (2012). Life-span Development. 13 th Edition. University of Texas, Dallas : Mc Graw-

Hill

Shumway, B. (2004). The effect of distance on intimacy,passion dan commitment in romantic

relationship in college students. Saint anselm college.

Spanier, G. B., & Bowman, H. A. (1978). Modern marriage.

Sternberg, R. J. & Barnes, M. L. (1988). The psychology of love. New Haven & London: Yale

University Press.

Stoltz. (2000). Adversity Quotient Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Grasindo: Jakarta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : PT.

Raja Grafindo Persada.

Sumanto, M.A. (1995). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset.

Supratiknya, A. (1995). Tinjauan Psikologi Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta: Kanisius

(Anggota IKAPI).

Thontowi. N. S. (2015). Manajemen Konflik. Journal Of Management Conflict. 34-38

Trifiani. R.N & Margaretha. (2012). Pengaruh Gaya Kelekatan Romantis Dewasa (Adult

Romantic Attack Style) terhadap Kecenderungan untuk Melakukan Kekerasan dalam

Bepacaran. 74-83.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

57

Utami, A.F dan Sumaryono. (2008). Pembelian Impulsif Ditinjau dari Kontrol Diri dan Jenis

Kelamin pada Remaja. Jurnal Psikologi Proyeksi. 1 (3), 46-57

Watson,M.E.(2004). Effect of Communication on College student satisfaction in long distance

and proximal relationship. Dapartement of Psychology Loyola University

Winardi. (1994). Manajemen Konflik (Konflik Perubahan Dan Pengembangan). Bandung.

Penerbit: CV. Mandarmaju.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

57

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

58

Lampiran 1Kisi-kisi Instrumen Manajemen Konflik dalam Berpacaran

Aspek Indikator No Item

Jumlah Positif Negatif

Menyerang

dan Lepas

Kontrol

4. Agresif 1,15 25 3

5. Memaksakan Kehendak 45,27 50,37 4

6. Melawan 47,7 17,20 4

Menarik Diri 3. Menghindari Konflik 2,22 12,32 4

2. Menampilkan diri untuk

mempertahankan diri 42 48,28 3

Menyerah dan

Tidak

Membela Diri

1. Menyerahkan masalah pada

orang lain 8,3 18,13 4

4. Putus asa

23,21 33,11,41 5

Kompromi

3. Mengurangi tuntutan 5,30 10,40 4

4. Merasakan dan memahami

keadaan pihak lainnya. 49,19,4 29 4

Negosiasi

3. Keputusan yang disepakati 6,46 16,31 4

4. Tindakan yang akan dilakukan

dimasa mendatang 26,44,24 9 4

Jumlah 42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

59

Lampiran 2 1Kisi-kisi Instrumen Manajemen Konflik Valid dan Gugur

Aspek Indikator No Item

Positif Negatif

Menyerang dan Lepas

Kontrol 1. Agresif 1, 15 25, 35*

3. Memaksakan Kehendak 45, 27 50*, 37

4. Melawan 47, 7 17, 20

Menarik Diri 1. Menghindari Konflik 2, 22 12, 32

2.Menampilkan diri untuk

mempertahankan diri 42, 38*

48, 28

Menyerah dan Tidak

Membela Diri

1. Menyerahkan masalah pada

orang lain 8,3 18,13

2. Putus asa 23, 43*, 21 33, 11, 41

Kompromi

1.Mengurangi tuntutan 5, 30 10, 40

2. Merasakan dan memahami

keadaan pihak lainnya. 49, 19, 4 39*, 29, 14*

Negosiasi

1. Keputusan yang disepakati 6, 46 16, 31

2. Tindakan yang akan dilakukan

dimasa mendatang 26, 44, 24 9, 36*, 34*

Jumlah 25 25

Jumlah Item Valid 42

Jumlah Item Gugur 8

Jumlah Item 50

( * merupakan item yang gugur )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

60

Lampiran 3 Analisi Data dari SPSS

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 1 1 2 2 1 3 2 2 2 3 2 3

2 1 3 3 1 1 3 3 3 2 2 2 4

3 1 3 3 1 1 3 3 3 1 1 2 3

4 1 3 3 2 2 3 3 3 2 1 3 3

5 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 3

6 1 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 3

7 2 3 3 1 2 3 3 3 2 2 2 3

8 1 3 3 3 2 3 3 3 1 1 2 3

9 3 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2

10 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3

11 3 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 3

12 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3

13 2 3 3 2 2 3 3 3 2 1 2 3

14 2 3 3 1 1 3 3 3 2 2 3 3

15 1 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 4

16 3 2 2 1 1 2 2 2 4 2 1 1

17 3 1 1 2 1 3 1 2 1 1 1 1

18 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 3 2

19 2 3 3 1 1 3 3 3 4 1 2 4

20 2 3 3 2 2 3 3 3 3 1 3 3

21 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 3

22 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 4 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

61

23 2 3 3 2 2 3 3 3 4 2 2 3

24 1 1 2 2 2 1 1 3 1 1 3 2

25 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 1

26 1 2 2 1 1 2 2 2 3 1 4 2

27 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 4 1

28 3 3 3 2 2 3 3 3 1 3 4 3

29 3 4 4 1 1 4 4 4 2 2 4 4

30 3 2 2 1 2 2 2 2 1 1 3 3

31 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2

32 2 2 2 4 2 2 2 2 4 2 2 2

33 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2

34 2 2 2 4 1 2 2 2 2 4 3 2

35 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2

36 2 3 3 3 4 3 3 3 1 4 3 2

37 2 2 2 3 2 2 2 2 3 4 1 1

38 2 2 2 2 4 2 2 2 3 1 3 2

39 4 2 2 2 2 2 2 2 4 1 4 2

40 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2

41 4 2 2 4 4 2 2 2 3 2 4 3

42 2 4 4 1 4 4 4 4 3 2 1 1

43 3 3 3 2 2 3 3 3 2 4 3 1

44 1 3 3 2 4 3 3 3 2 4 3 2

45 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 3 2

46 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 4 2

47 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

62

48 2 2 2 2 2 2 2 2 1 4 3 2

49 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 3 4

50 1 3 3 3 2 3 3 3 2 4 2 4

51 2 1 1 3 4 1 1 1 1 2 4 2

52 2 2 2 3 2 2 2 2 4 4 3 4

53 4 1 1 3 4 1 1 1 2 2 4 2

54 4 2 2 3 3 2 2 2 4 4 2 2

55 2 2 2 3 3 2 2 2 4 2 4 1

56 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1

57 4 2 2 3 2 2 2 2 2 4 3 1

58 4 2 2 3 1 2 2 2 1 4 4 2

59 1 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3

60 1 2 2 1 4 2 2 2 2 2 4 2

136 141 144 123 124 145 142 145 139 130 167 143

S S S R R S S S S R T S

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

63

13 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

2 2 1 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3

3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2

3 1 2 1 2 2 2 3 2 2 1 2 2

3 1 1 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2

2 1 1 2 4 3 3 2 2 3 1 3 4

2 1 2 1 2 2 3 2 2 3 1 1 2

3 2 2 1 3 3 2 2 3 3 2 1 3

3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 1 4 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2

2 1 1 1 2 2 3 2 2 2 1 3 2

2 3 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2

3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2

3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3

2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3

2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 2

1 1 3 1 2 1 1 4 1 1 1 1 3

2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

3 2 4 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3

3 1 1 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2

2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2

3 1 3 4 3 3 2 4 3 3 1 2 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

64

3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 1 2 3

4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2

3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3

2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 2 2

2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 4 2 2

3 4 2 4 4 4 2 4 4 1 4 2 4

4 4 3 1 4 1 1 4 1 1 3 2 1

2 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 2 1

2 2 3 4 2 4 2 2 2 2 3 2 2

2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 3 1 3

2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 4 2 2

2 3 2 4 4 1 3 2 1 1 1 2 1

2 1 1 4 3 3 2 2 3 3 2 2 3

3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2

2 3 2 3 1 1 2 2 3 1 1 1 4

2 3 3 1 1 1 2 2 3 1 2 3 1

2 2 2 1 1 1 2 3 3 1 2 2 4

2 1 4 2 2 2 2 3 3 2 1 2 4

2 3 4 3 2 2 2 2 2 2 4 2 4

4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 4

3 3 4 3 1 1 4 3 1 3 1 1 4

3 3 2 4 2 2 2 3 2 2 1 1 4

4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 2 4

4 4 3 3 1 4 1 2 3 3 4 1 4

2 4 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

65

2 3 2 3 2 2 2 3 2 2 1 1 2

3 3 4 1 2 2 2 4 3 3 2 2 2

3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 4 2 2

1 4 4 3 2 2 4 2 3 3 4 4 2

2 4 2 1 1 4 2 3 1 3 4 3 1

1 3 4 3 3 4 1 2 1 1 4 1 1

2 3 2 2 3 3 1 4 3 3 3 2 3

2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 1 2 2

3 3 2 3 2 2 4 2 2 4 4 2 3

2 1 3 2 2 2 3 3 2 4 4 3 2

2 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3

3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3

2 4 4 1 1 1 1 1 1 2 1 4 2

148 139 153 137 139 141 140 155 140 140 139 122 152

S S S S S S S S S S S R S

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

66

27 28 29 30 31 32 33 37 40 41

3 2 2 2 2 2 3 2 3 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 1 3 3 1 2 2 1 2 2

2 2 2 3 2 2 2 2 1 2

2 1 2 2 1 2 2 2 1 2

1 1 3 3 2 1 2 1 1 2

2 2 3 2 2 3 3 2 3 2

3 2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 1 3 1 1 1 3 1 1 1

2 1 2 2 1 2 2 2 1 1

2 2 2 2 1 1 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 1 3 2 2

2 2 2 2 2 2 1 2 2 2

2 2 3 2 2 2 3 1 2 2

3 2 2 3 2 3 3 1 3 2

2 2 2 2 1 1 2 2 1 1

4 1 1 1 1 4 1 1 1 4

1 1 2 1 1 1 2 2 1 2

2 2 3 3 1 1 1 2 1 2

2 3 2 3 2 3 1 1 1 2

2 2 2 3 2 3 1 2 3 3

4 3 3 3 1 2 3 2 2 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

67

2 2 3 3 2 2 1 3 2 2

1 2 2 2 3 2 1 2 2 2

2 3 3 2 2 3 1 2 2 2

1 2 2 2 1 1 2 2 1 1

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

3 2 4 3 1 2 3 3 4 1

1 2 1 2 3 1 1 3 4 2

1 1 1 2 1 2 1 3 1 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 3 2 4 2 4 2 3

2 4 1 2 2 3 1 2 2 3

2 2 3 2 2 3 3 3 2 3

4 2 2 2 4 4 1 3 2 3

4 3 4 4 4 4 3 3 1 3

4 3 4 4 4 1 3 2 3 3

2 3 4 2 4 3 1 2 3 3

2 2 2 2 2 1 2 1 3 3

1 4 2 2 4 2 2 2 3 3

2 4 3 4 1 3 3 1 3 3

2 3 1 3 2 3 3 4 3 3

3 2 1 3 4 3 2 4 2 3

3 2 1 2 3 3 3 4 3 3

3 3 1 4 2 1 4 4 3 1

4 3 3 2 4 4 3 2 1 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

68

2 2 1 2 4 3 2 1 3 2

4 1 1 4 4 2 2 4 1 2

4 3 1 2 4 3 2 2 2 2

4 3 2 2 4 4 2 4 1 2

4 4 1 4 4 3 3 4 2 2

4 4 1 1 1 3 3 4 1 1

4 3 3 2 4 3 3 3 3 2

1 2 1 2 4 3 2 1 3 2

2 4 2 2 4 2 2 4 4 2

2 2 1 2 4 2 1 4 4 2

2 3 1 2 2 2 3 4 4 2

2 2 3 2 2 2 3 2 3 2

1 1 2 1 1 1 2 1 4 1

142 135 126 140 139 138 126 141 131 128

S S R S S S R S R R

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

69

42 44 45 46 47 48 49 Jumlah 3 3 3 2 3 2 2 96 S

3 2 2 3 2 2 2 92 R

3 1 2 3 2 2 1 83 R

3 2 2 2 2 2 2 90 R

4 2 1 2 3 2 2 89 R

1 2 1 2 3 1 2 74 R

4 2 3 4 2 2 2 102 S

2 2 2 2 3 2 2 90 R

4 1 2 2 3 2 2 76 R

1 2 1 4 4 4 1 80 R

2 2 3 4 2 1 3 85 R

2 2 2 2 3 2 2 96 S

4 2 2 2 3 2 2 93 R

4 2 2 2 2 2 2 101 S

3 1 3 1 4 2 2 101 S

1 1 2 2 3 2 2 79 R

4 4 4 2 4 4 4 84 R

4 1 4 4 4 2 4 84 R

4 2 2 2 4 1 1 99 S

3 2 3 2 3 2 2 94 S

3 2 3 2 3 2 2 98 S

4 2 3 1 4 1 1 108 S

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

70

2 2 2 4 2 2 2 103 S

2 2 2 4 2 2 2 84 R

3 2 2 2 4 2 2 109 S

4 4 4 4 1 4 4 88 R

4 2 3 3 2 2 2 95 R

4 1 4 4 3 2 2 121 T

2 2 3 4 3 3 1 105 S

4 4 1 1 1 1 1 93 R

2 2 2 3 3 3 4 97 S

3 2 2 3 3 2 2 92 R

2 2 2 3 3 2 3 98 S

2 2 4 2 2 3 2 94 R

2 2 2 4 3 2 2 99 S

2 2 4 4 3 3 2 112 S

4 1 1 4 4 3 1 103 S

4 3 3 2 2 3 2 102 S

2 3 3 4 4 2 2 102 S

2 4 2 2 2 1 1 91 R

1 3 3 3 2 2 3 110 S

3 4 2 2 3 1 2 119 T

3 2 3 2 3 1 2 107 S

2 2 2 2 3 2 2 106 S

3 2 2 4 4 2 3 128 T

1 3 2 4 4 4 4 102 S

2 2 2 4 3 4 4 108 S

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

71

2 1 2 4 3 4 4 95 S

4 3 4 4 2 4 4 118 T

2 2 2 3 2 4 4 109 S

1 4 3 2 3 4 4 110 S

2 3 3 4 4 4 4 118 T

4 3 1 4 2 2 4 98 S

4 4 3 3 2 2 3 117 T

4 3 4 4 2 1 3 100 S

4 2 4 2 2 4 3 118 S

4 3 4 4 2 2 1 106 S

4 2 2 2 3 2 2 109 S

3 2 2 3 2 4 1 106 S

2 4 1 4 4 1 1 83 R

171 138 149 173 168 140 140 5949 T S S T T S S

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

72

Lampiran 4

KUESIONER

MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN

Di susun oleh:

Martinus A P

121114004

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

73

KUESIONER

A. Identitas

a. Jenis Kelamin : L / P

b. Keterangan Hubungan : Mempunyai Pacar / Single ( Jomblo )

c. Angkatan : 2014 / 2015 / 2016

B. Pengantar

Teman-teman yang terkasih, pada kesempatan ini saya meminta kerelaan

dan kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini tidak

berkaitan dengan nilai kuliah. Saya sangat mengharapkan anda mengisi

kuesioner ini dengan teliti dan jujur, tidak ada jawaban benar atau salah

jawaban yang tepat adalah jawaban yang berasal dari kejujuran anda. Atas

ketersediaan dan kejujuran anda, saya mengucapkan terimakasih.

C. Petunjuk pengisian:

SS : Sangat Sesuai TS : Tidak Sesuai

S : Sesuai STS : Sangat Tidak Sesuai

Berilah tanda ( ) sesuai dengan Jawaban yang kalian anggap sesuai !

No PERNYATAAN SS S TS STS

1

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

74

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1

Saya tidak segan-segan memukul pacar ketika dia berbuat

salah

2

Saya tidak melakukan suatu kegiatan apapun (melamun)

ketika saya dan pacar mengalami masalah

3

Saya meminta pacar saya untuk menyelesaikan masalah yang

terjadi

4

Saya dan pacar saya bekerja sama untuk menyelesaikan

masalah

5 Saya mampu untuk menerima masukan dari pacar

6

Saya dan pacar menerima masukan yang diberikan teman atau

saudara.

7

Saya tidak akan ragu-ragu memarahi balik pacar saya ketika ia

berusaha untuk memarahi saya

8 Saya lebih suka menyerahkan keputusan pada pacar saya

dalam hal makan.

9 Saya tidak terbiasa untuk berdiskusi dengan pacar saya

10 Saya tidak peduli dengan pacar ketika kita mengalami masalah

11

Saya berusaha untuk mengeluarkan kata-kata manis agar pacar

tidak marah (’ngambek’) lagi

12

Saya memberikan bunga atau barang agar pacar saya tidak

marah lagi kepada saya

13 Saya memperdulikan hubungan ketika kami sedang bertengkar

14 Saya mendorong pacar ketika bertengkar

15 Saya mengambil keputusan sendiri dalam pacaran

16

Saya mendengarkan pendapat pacar, walaupun kami berbeda

pendapat.

17

Saya mencoba mencari solusi untuk permasalahan yang saya

dan pacar hadapi

18

Pacar saya berusaha memberikan masukan ketika terjadi

masalah

19 Saya lebih suka untuk mendengar pendapat pacar saya

20

Saya terbiasa untuk tidak mengajak pacar saya bicara ketika

kami bertengkar

21

Saya berusaha menghindari pacar ketika kami mengalami

suatu masalah

22

Saya langsung meminta putus tanpa berpikir panjang, setiap

kali saya dan pacar mengalami suatu masalah

23 Saya dan pacar saling memberikan motivasi dalam segala hal

24

Saya berusaha untuk meyakinkan pacar dengan cara

memegang tangannya ketika mengalami masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

75

TERIMA KASIH

NO PERNYATAAN SS S TS STS

25

Saya dan pacar saya mempertimbangkan segala sesuatunya

sebelum kami mengambil keputusan yang baik bagi kami

berdua

27 Saya membentak pacar ketika kami beradu pendapat

26

Ketika ada masalah saya selalu membicarakannya baik-baik

dengan pacar saya

27

Saya lebih baik untuk tidak berbicara dengan pacar ketika

kami sedang bertengkar

28

Saya lebih suka untuk menenangkan pacar saya terlebih

dahulu ketika kami sedang mengalami pertengkaran

29 Saya tidak menghargai pendapat pacar saya

30

Saya meminta maaf setiap kali saya dan pacar mengalami

masalah

31

Saya menyelesaikan masalah secara baik-baik ketika ada

masalah.

32 Saya dan pacar menyisihkan waktu untuk berkomunikasi

33

Saya membiarkan pacar memaki dan menyalahkan saya ketika

kami sedang bertengkar

34

Saya tidak mau mendengar alasan apapun dari pacar saya

ketika kami sedang bertengkar

35 Saya menghargai pendapat pacar saya

36

Saya lebih suka untuk menyalahkan pacar saya ketika kami

sedang mengalami pertengkaran

37 Saya dan pacar saya terbiasa bertukar pendapat.

38 Saya terbiasa menyalahkan pacar ketika bertengkar

39 Kita berdiskusi ketika memiliki pendapat yang berbeda

40

Saya membantah, ketika pacar menanyakan pertanyaan yang

menyudutkankan saya.

41 Saya meminta maaf ketika saya melakukan kesalahan

42 Saya terbiasa untuk mendengar keluh kesah pacar saya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

76

Lampiran 5 Tabulasi Data dan Kategorisasi

Aspek Parameter Hasil Akhir Keterangan

Item 1

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.36715721284144026

0.003905644904938115

60

VALID

Item 2

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.6680414532016401

5.500584874940512E-

9

60

VALID

Item 3

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.7241780088973916

6.184251287542703E-

11

60

VALID

Item 4

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.3143461405320841

0.014443165801080207

60

VALID

Item 5

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.30110431752264366

0.019396544532974604

60

VALID

Item 6

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.6427276894906192

3.0828793226807486E-

8

60

VALID

Item 7

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.7022966840845046

4.0218839755998117E-

10

60

VALID

Item 8

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.6888983762619523

1.1672983759462839E-

9

60

VALID

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

77

Item 9

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.32117401687889297

0.012344268393836299

60

VALID

Item 10

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.4519703657216695

2.887997065585671E-

4

60

VALID

Item 11

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.3714495925854537

0.03590719852617305

60 VALID

Item 12

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.42386780266337976

7.386317746513239E-

4

60

VALID

Item 13

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.5560084115525612

3.986186142088712E-

6

60

VALID

Item 14

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.22923589437073633

0.07809548697426684

60

GUGUR

Item 15

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.3909402886358084

0.02411855199573849

60

VALID

Item 16

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.38840595874607803

0.0021645843082914204

60

VALID

Item 17

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.38347305470756626

0.0024910832338408133

60

VALID

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

78

Item 18

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.6709203867745653

4.47387000442317E-

9

60

VALID

Item 19

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.6961395526483761

6.609988482878863E-

10

60

VALID

Item 20

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.3374110706198511

0.00837912892207713

60

VALID

Item 21

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.3569439366371486

0.005116916236896001

60

VALID

Item 22

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.7312803835076227

3.239783073443419E-

11

60

VALID

Item 23

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.6169649026634155

1.52488748910315E-

7

60

VALID

Item 24

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.4651514218631615

1.806599407561451E-

4

60

VALID

Item 25

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.29541285595413835

0.02193303144701793

60

VALID

Item 26

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.6175943129115332

1.4689883789410692E-

7

60

VALID

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

79

Item 27

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.36854815493489185

0.003762055748647226

60

VALID

Item 28

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.33892905307887694

0.008072734537600284

60

VALID

Item 29

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.598379977261005

4.431904284071411E-

7

60

VALID

Item 30

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.354431723

0.005461311795697605

60

VALID

Item 31

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.44795319063041517

3.3194638292315793E-

4

60

VALID

Item 32

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.43373975800090747

5.359770622251316E-

4

60

VALID

Item 33

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.7044277072233991

3.376555684751911E-

10

60

VALID

Item 34

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

-

0.16476587398235823

0.20837655104848102

60

GUGUR

Item 35

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.26405639294196315

0.04148145221338856

60

GUGUR

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

80

Item 36

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

-

0.16582311364642954

0.20543153627377955

60

GUGUR

Item 37

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.3390304438463711

0.008052622024763888

60

VALID

Item 38

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

-

0.14030285808545645

0.28497087880582883

60

GUGUR

Item 39

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.2593866136711478

0.04535664476308333

60

GUGUR

Item 40

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.5361684163604202

1.008786967255712E-

5

60

VALID

Item 41

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.636682784418082

4.54611651431195E-

8

60

VALID

Item 42

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.7017387949496185

4.209248730117099E-

10

60

VALID

Item 43

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.12040528462977744

0.3594698286510676

60

GUGUR

Item 44

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.33310182818922796

0.00930475107774039

60

VALID

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

81

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)

Item 45

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.6382838682278705

4.105064223665574E-

8

60

VALID

Item 46

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.3940022657082694

0.022603437223720456

60

VALID

Item 47

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.6203610032915047

1.2453696675978962E-

7

60

VALID

Item 48

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.424018026733836

7.350889564695367E-

4

60

VALID

Item 49

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.4201653290219917

8.30977398510805E-

4

60

VALID

Item 50

Pearson

Correlation

Sig. (2-tailed)

N

0.24268757985567743

0.06171426276765439

60

GUGUR

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.926 42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: MANAJEMEN KONFLIK DALAM BERPACARAN - … · manajemen konflik dalam berpacaran yang baik, 33 mahasiswa (55%) yang memiliki manajemen konflik dalam berpacaran yang cukup dan 21 mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI