MANAJEMEN KONFLIK

38
SILABUS MATA KULIAH MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI SMESTER VI NINDYA PRAJA IPDN TAHUN 2015 KAMPUS SUMATERA BARAT BASO-AGAM I. KONSEPSI DAN BATASAN MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI 1. Beberapa Pengertian : a. Manajemen Merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pejabat-pejabat pimpinan (managers) untuk menggerakkan, mengerahkan dan mengarahkan segala sumber (dana dan daya) untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisian. Secara sederhana padanan kata manajemen adalah ; “ mengelola atau pengelolaan Ada 3 hal penting yang terkandung dalam pengertian manajemen yakni ; Menggerakkan Mengerahkan dan Mengarahkan Fungsi manajemen : dikenal dengan POAC Planning --------- perencanaan Organizing ------- pengorganisasian Actuating --------- menggerakkan dan Controlling -------- pengawasan

description

Materi Kuliah Praja

Transcript of MANAJEMEN KONFLIK

SILABUS MATA KULIAHMANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASISMESTER VI NINDYA PRAJA IPDN TAHUN 2015 KAMPUS SUMATERA BARATBASO-AGAM

I. KONSEPSI DAN BATASAN MANAJEMEN KONFLIK DAN KOLABORASI

1. Beberapa Pengertian :

a. Manajemen

Merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pejabat-pejabat pimpinan (managers) untuk menggerakkan, mengerahkan dan mengarahkan segala sumber (dana dan daya) untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisian.

Secara sederhana padanan kata manajemen adalah ; mengelola atau pengelolaan

Ada 3 hal penting yang terkandung dalam pengertian manajemen yakni ; Menggerakkan Mengerahkan dan Mengarahkan

Fungsi manajemen : dikenal dengan POAC Planning --------- perencanaan Organizing ------- pengorganisasian Actuating --------- menggerakkan dan Controlling -------- pengawasan

Namun dalam beberapa literatur yang kita temui, ada perbedaan antara manajemen dengan kepemimpinan Perbedaan itu adalah ; Manajemen mengarah kepada sistem dan mekanisme kerja, sedangkan kepemimpinan lebih bersifat kemampuan individu (person) yaitu kemampuan dari seseorang pemimpin. Manajemen merupakan fungsi status atau wewenang atau lebih menekan kepada wewenang yang ada, sedangkan kepemimpinan merupakan kualitas hubungan atau interaksi antara si Pemimpin dan pengikut dalam situasi tertentu, lebih menekankan pada pengaruh (wibawa) terhadap pengikut.

Manajemen mempunyai kesempatan untuk mengerahkan dana dan daya (funds and forces) yang ada dalam organisasi untuk mencapai tujuan secara efisien dan efektif, sedangkan kepemimpinan menggantungkan diri pada kemampuan dan kesanggupan pemimpin untuk mencapai tujuan.

Manajemen mengarah kepada tercapainya tujuan organisasi secara langsung, sedangkan kepemimpinan diarahkan untuk mewujudkan keinginan si Pemimpin yang pada gilirannya juga mengarah kepada pencapaian tujuan organisasi.

Manajemen bersifat impersonal dengan masukan (input) ; logika, rasio, dana, analitis dan kuantitatif, sedangkan kepemimpinan lebih bersifat hubungan personal yang berpusat pada diri si Pemimpin, pengikut dan situasi.

b. Memahami Konflik

Manusia memiliki perspektif atau pandangan berbeda tentang hidup dan kehidupan dan berbagai permasalahannya ; Kita masing-masing memiliki sejarah dan karakter yang unik Kita masing-masing dilahirkan sebagai laki-laki atau perempuan Kita masing-masing dilahirkan dalam suatu cara hidup tertentu ; misalnya seorang pengembara yang hidup dan tinggal di Papua dan seorang yang tinggal di Jawa Barat akan memiliki perbedaan pengalaman, dan pandangan tentang dunia dan tempat mereka Kita masing-masing memilki nilai-nilai, yang memandu pikiran dan perilaku kita serta memotivasi kita dalam mengambil tindakan tertentu dan untuk menolak tindakan lainnya

Gambar : 1 : Perbedaan pandangan dan tujuan

Perbedaan pandangan dan tujuan disebabkan oleh perbedaan-perbedaan alami manusia, juga disebabkan oleh perbedaan-perbedaan berbagai dimensi spt ; status, kekuasaan, kekayaan, usia, peran menurut jender, keanggotaan dalam suatu kelompok sosial tertentu, dsbnya.

Dalam situasi yang sama indikator-indikator posisi itu dalam masyarakat sering menentukan keinginan kelompok yang berbeda : Ketika sasaran dan kepentingan mereka bertentangan atau tidak sesuai, maka terjadilah konflik

Konflik dan kekerasan

Konflik adalah hubungan antara dua pihak atau lebih (individu atau kelompok) yang memiliki, atau yang merasa memiliki, sasaran-sasaran yang tidak sejalan.

Konflik adalah suatu kenyataan hidup, tidak terhindar dan sering bersifat kreatif. Konflik terjadi ketika tujuan masyarakat tidak sejalan.

Berbagai perbedaan pendapat dan konflik biasanya diselesaiakan tanpa kekerasan, dan sering menghasilkan situasi yang lebih baik bagi sebagian besar atau semua pihak yang terlibat. Karena itu konflik tetap berguna, apalagi kerena memang merupakan bagian dari keberadaan kita.

Kekerasan meliputi tindakan, perkataan, sikap, berbagai struktur atau sistem yang menyebabkan kerusakan secara fisik, mental, sosial atau lingkungan, dan/ atau menghalangi sesorang untuk meraih potensinya secara penuh.

Jika konflik selalu ada, berarti konflik itu memang sebenarnya dibutuhkan. Sebagai ilustrasi ; ada banyak bahan pustaka, terutama dalam dunia bisnis yang memfokuskan isinya pada manfaat konflik.

Manfaat konflik ini antara lain membuat orang-orang menyadari adanya banyak masalah, mendorong kearah perubahan yang diperlukan, memperbaiki solusi, menumbuhkan semangat, mempercepat perkembangan pribadi, menambah kepedulian diri, mendorong kedewasaan psikologis, - dan menimbulkan kesenangan.

c. Kolaborasi

Kolaborasi dapat diartikan juga menjadi integrasi atau yang paling sesuai untuk kontek manajemen konflik adalah kerja sama.

Kolaborasi dapat diartikan sebagai upaya menciptakan kerja sama untuk membangun konsensus dan perubahan dinamika pemerintahan dalam mengatur dan mengendalikan konflik untuk mewujudkan tujuan organisasi.

Kriteria dan Atribut Stake Holders Kriteria : Profesional (berilmu pengetahuan) Objektif Berwibawa Integritas, jujur dan adil Responsif Memahami persoalan Tidak tercela (hukum dan moral) Atribut Tokoh masyarakat (agama, adat dan pemuda) Para pendidik Tokoh politik Birokrat Penegak hukum Sesepuh/ pini sepuh Organisasi kemasyarakatan lainnya

II. SUMBER-SUMBER KONFLIK

1. Kemajemukan Horizontal Sumber-sumber konflik dilihat dari kemajemukan horizontal (konflik horizontal) adalah konflik yang terjadi antara individu dengan kelompok atau antar kelompok dengan kelompok lainnya, seperti terjadinya diskriminasi sosial sebagai potensi konflik horizontal yakni ; Suku ; Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, budaya dan adat istiadat yang tersebar di seantareo Indonesia, dari desa sampai ke kota, bahkan samapai ke pedalaman nusantara. Agama ; Penduduk Indonesia memeluk agama yang beragam, ada 6 agama yang diakui Negara yakni ; Islam, Kristen protestan, Kristen Khatolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Ras ; Penduduk Indonesia terdiri dari berbagai ras, etnis atau keturunan sesuai dengan perkembangan sejarah peradaban manusia di Indonesia. Antar golongan ; Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai golongan yang tumbuh dan berkembang sesuai dinamika masyarakat itu sendiri.

2. Kemajemukan vertikal Sumber-sumber konflik dilihat dari kemajemukan vertikal (konflik vertical), adalah konflik yang terjadi antara individu, kelompok dengan penguasa sebagai konsekwensi dari implementasi berbagai kebijakan pemerintah, seperti adanya tuntutan atau klaim dari masyarakat yang korban akibat implementasi kebijakan yang belum memuaskan yakni ; Kemiskinan dan Pengangguran merupakan suatu produk dari sistem yang kurang berpihak kepada kemiskinan (pro poor), sehingga angka kemiskinan selalu meningkat

KKN sebagai produk dari sistem yang sakit (birophatologi), sehingga KKN merambah kesemua lini pemerintahan (eksekutif, legislative dan yudikatif) bahkan sampai kepada masyarakat sendiri

Penegakan hukum Hukum belum jadi panglima dalam Negara demokrasi, sehingga masih ada kecenderungan tebang pilih bahkan intervensi kekuasaan (politik)

Kondisi pendidikan pendidikan belum mampu mencerdaskan kehidupan bangsa, rata-rata pendidikan masih rendah (SLTP)

Produktivitas rendah semua kebutuhan di impor, budaya yang selalu suka produk luar negeri, proteksi produk dalam negeri kurang, kalau masih bisa beli kenapa buat

Diskriminasi sosial masih banyak terjadi konflik sosial yang tidak pernah habis

Kerusakan lingkungan secara masiv pengurasan sumber daya alam dan lingkungan tak terkendali.

III. Sumber Konflik Global

1. Konflik Ideologi Pasca Perang Dingin

Konflik global ditandai dengan munculnya perang antar Negara, sepertinya terjadi Perang Dunia I dan Perang Dunia II yang berakhir sekitar tahun 1945 Hingga akhir tahun 80 an banyak sekali terjadi perang antar Negara, terutama pada kawasan Eropah Timur, Timur Tengah dan kawasan Asia Timur dan beberapa Negara di Amerika Latin dan Afrika Berakhirnya perang dunia, muncul perang dingin antar negara besar yang ditandai dengan konflik ideologi disatu sisi pengaruh ideologi yakni ; sosialis dan/ atau komunis dan dilain pihak pengaruh demokrasi liberal yang ingin mengambil pengaruh terhadap Negara yang korban pasca perang dunia maupun korban perang antar negara lainnya Sampai saat ini yang banyak terjadi bukanlah perang antar negara, tetapi yang terjadi adalah perang internal atau perang saudara. Banyak orang berpendapat bahwa perang saudara muncul sebagai konsekwensi berakhirnya perang dingin dan kebangkitan nasionalisme dan identitas etnis setelah runtuhnya dua kubu tatanan dunia yakni AS dan Uni Soviet Runtuhnya system sosialis di Uni Soviet juga menyebabkan kapitalisme global yang bebas, yang berdampak terhadap berbagai usaha untuk membangun ekonomi dan masyarakat yang demokratis Muncul berbagai lembaga ekonomi dan keuangan internasional seperti ; World Bank, IMF dan lembaga internasional lainnya yang saat ini berperan dan berpengaruh besar dalam menentukan kehidupan negara-negara miskin dan lemah di bidang politik, ekonomi dan sosial

2. Konflik Perbedaan Kesenjangan Antar Bangsa Dalam Distribusi Kesejahteraan

Perbedaan kesenjangan antar bangsa dalam distribusi kesejahtaraan muncul sebagai akibat dari ; Negara-negara korban perang dunia II yang sulit bangkit dari penderitaan/ konflik terus menerus Runtuhnya system sosialis Uni Soviet menyebabkan muncul Negara baru yang belum mampu meningkatkan kesejahtaraan Terjadi konflik internal/ perang saudara dibanyak Negara akibat rebutan pengaruh ideologi Negara maju Eksploitasi sumberdaya alam seperti ; Migas dan mineral Negara berkembang Lembaga ekonomi dan keuangan internasional belum mampu menjangkau seluruh Negara yang lemah ekonomi, politik dan sosial

IV. Sumber Konflik Yang Lahir Dari Negara1. Tekanan Keras Tarhadap Peran Negara

2. Posisi Negara Yang Makin Terancam

3. Ambisi Pribadi Para Pemimpin Negara

V. Sumber Konflik Yang Lahir Dari Negara1. Tekanan yang keras terhada peran Negara

2. Posisi Negara yang makin terancam3. Ambisi para pemimpin Negara

4. Studi kasus

VI. Sumber Konflik Tendensi Primordial1. Hubungan darah2. Perikatan ras3. Perikatan agama4. Perikatan wilayah5. Perikatan adat istiadat6. Perikatan bahasa7. Studi kasus

VII. Sumber Penyebab Konflik1. Sikap puas atau tidak puas warga Adanya kepuasan dan ketidak puasan terhadap berbagai kebijakan Negara seperti ; Kasus : Tuntutan ketidakpuasan terhadap UMR Penolakan terhadap kenaikan harga gas elpiji, listerik, air bersih dan lain sebagainya Sikap puas dan tidak puas warga ditunjukkan dengan sikap unjuk rasa/ demontrasi Alternatif solusi yang dapat ditawarkan antara lain dengan merespon/ menjawab tuntutan masyarakat dengan berkolaborasi dengan pihak stake holders terkait untuk melahirkan regulasi yang dapat memuaskan semua pihak.

2. Degradasi sosial Degradasi sosial ditandai dengan berbagai kejadian/ masalah sosial spt : Kenakalan remaja, narkoba dan sejenisnya, geng motor, maksiat, kekerasan seksual, KDRT dan maraknya KKN Solusi mengatasi degradasi sosial, diperlukan sebuah regulasi yang tegas dalam bentuk peraturan perundangan Mengatasi degradasi sosial tidak hanya dengan peraturan perundangan saja, tetapi perlu berkolaborasi dengan pemuka agama, tokoh adat serta pendidikan yang mampu mencegah sebelum terjadi (tindakan preventif)

VIII. Tujuan Dan Struktur Konflik Dalam Kehidupan Sosial1. Tujuan Konflik Adalah untuk menggambarkan tipe-tipe konflik yang menuntun keberbagai bentuk kemungkinan intervensi Menangani konflika. Mengintensifkan konflik Mengintensifkan konflik kadang kala memang diperlukan

Ilustrasi ; Ketika orang hidup makmur dan memiliki kekuatan dan sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mereka tidak memperhatikan atau menolak untuk mengakui bahwa banyak orang lain miskin dan terpinggirkan. Dalam kondisi ini, konflik perlu diundang atau dimunculkan sehingga perubahan-perubahan yang memang diperlukan bisa terjadi Lembaga internasioanl yang bergerak dibidang pembangunan dan hak asasi manusia sering harus menghadapi tugas bukan untuk menyelesaikan konflik tetapi untuk mengintensifkan konflik dan membuatnya semakin nyata, sehingga isu-isunya lebih banyak diketahui dan tindakan efektif untuk menanganinya dapat dimulai Afrika Selatan sepanjang sebagian besar abad kedua puluh, para aktivis yang bekerja untuk mendatangkan perubahan berusaha keras untuk mengungkap konflik laten (tersembunyi) ke permukaan sehingga konflik itu dapat mereka kelola

b. Menekan konflik Jika suatu konflik ditekan, masalah-masalah baru akan muncul dimasa depan Konflik itu sendiri mungkin saja menjadi bagian dari solusi dari suatu masalah

Konflik berubah menjadi kekerasan jika ; Saluran dialog dan wadah untuk mengungkapkan pendapat tidak memadai Suara-suara tidak kesepakatan dan keluhan-keluhan yang terpendam tidak didengar dan diatasi Banyak ketidakstabilan, ketidakadilan dan ketakutan dalam masyarakat yang lebih luasTekanan terhadap konflik juga merupakan lahan subur yang dapat dieksploitasi oleh para politikus, tentara dan pemeras, yang mungkin merekrut mereka yang menderita dan tertindas untuk membantu mendapatkan kekuasaan dan pengaruh mereka sendiri ditingkat nasional dengan menggunakan kekerasan secara paksa.

Beberapa aspek mendasar mengenai konflik dapat digambarkan dalam diagram dua sumbu ; perilaku dan sasaran :

Bambar ; 2 : Penanganan konflik (perilaku dan sasaran)

2. Struktur Konflik Berbagai pendekatan dalam mengelola konflik dengan tahapan-tahapan yang melibatkan tahapan sebelumnya yang menggambarkan situasi secara keseluruhan : Pencegahan konflikBertujuan untuk mencegah timbulnya konflik yang keras Penyelesaian konflikBertujuan untuk mengakhiri perilaku kekerasan melalui suatu persetujuan perdamaian

Pengelolaan konflikBertujuan untuk membatasi dan menghindari kekerasan dengan mendorong perubahan perilkau yang positif bagi pihak-pihak yang terlibat Resolusi konflikMenangani sebab-sebab konflik dan berusaha membangun hubungan baru dan yang bisa tahan lama di antara kelompok-kelompok yang bermusuhan

Transformasi konflikMengatasi sumber-sumber konflik social dan politik yang lebih luas dan berusaha mengubah kekuatan negative dari peperangan menjadi kekuatan sosial dan politik yang positif.

Gambar ; 3 : Respon terhadap konflik

IX. Strategi Manajemen Konflik1. Penerapan surveillance (pengawasan ketat) Pasca konflik dilakukan dengan resolusi konflik agar tercipta hubungan baru yang lebih tahan lama antar kelompok yang bermusuhan dan agar pemerintahan berjalan lancar, diperlukan sikap pemerintahan yang konsisten dan konsekwen serta menerapkan reward and phunisments. Dalam arti harus mampu melakukan pengawasan yang ketat terhadap semua kebijakan Negara, bila seseorang/ kelompok warga berhasil perlu diberikan penghargaan dan bila mengalami kegagalan atau menyalahi aturan juga harus diberikan sanksi. Penerapan reward and phunisments ini harus dibarengi sikap konsisten dan konsekwen agar semua kebijakan yang telah dikeluarkan dapat berjalan secara efektif.

2. Pembangunan sistem administrasi/ birokrasi teknis Sistem administrasi Negara dengan birokrasinya harus dievaluasi apakah sudah mampu menjawab tantangan dan implementasi kebijakan Negara untuk dapat berjalan efisien dan efektif terhindar dari perangkap korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) Bila sistem adminsitrasi Negara dengan birokrasinya kurang mendukung kearah terciptanya pemerintahan yang kuat, perlu dilakukan reformasi birokrasi yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel Pembangunan system administrasi dan birokrasi yang efisien dan efektif tidak hanya dilakukan ditingkat pusat, tetapi harus sampai pada lini pemerintahan terdepan Birokrasi yang efisien dan efektif diharapkan mampu memberikan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat secara teknis, jelas dan terukur berdasarkan standar pelayanan minimal.

3. Pembangunan kekuatan meliter Bagi Negara-negara berkembang saat ini, ada yang sedang mengalami berbagai konflik berkepanjangan dan ada Negara yang sudah mampu meredam bahkan sudah mengakhiri konflik untuk menuju kehidupan baru yang lebih baik Negara-negara yang sudah mulai stabil dan perekonomian Negara yang mulai membaik, sudah harus memikirkan untuk membangun kekuatan meliter baik itu dari segi personil meliter professional maupun dari segi jumlah dan kualitas persenjataan Pembangunan kekuatan meliter bukan semata untuk pertahanan dari pengaruh eksternal, akan tetapi yang penting untuk menimbulkan kepercayaan dan jati diri bangsa yang hidup berdampingan dengan Negara lain. 4. Pengembangan sistem ideologi yang solid Membangun sistem ideolgi yang solid perlu dilakukan, agar masyarakat bangsa kembali menyatukan pikiran, perasaan dan sikap bahwa dengan ideologi yang mapan akan mampu membawa bangsa dan Negara kedepan yang lebih baik Banyak Negara yang konflik berkepanjangan akibat belum duduknya persoalan ideologi Negara dan belum mampu membangun konstitusi yang solid Konstitusi Negara yang dianggap kaku atau dianggap sakral perlu diamandemen sesuai tuntutan dan perkembangan zaman Membangun ideologi, merumuskan konstitusi, memilih sistem politik dan pemerintahan bukan persoalan yang mudah bagi Negara-negara pasca konflik, tetapi hal itu harus diciptakan dengan jalan satu-satunya melakukan amandemen.

X. Resolusi, Pembasmian dan Pengendalian Konflik Ada 2 hal yang penting dalam rangka resolusi, pembasmian dan pengendalian konflik yang memungkin dapat diidentifikasi dan diintervensi saat suasana perdamaian dan situasi muncul kembali kekerasan yakni ; Prakarsa untuk mengembangkan perdamaian Beberapa Indikator Perdamaian dan kekerasan Tujuan prakarsa dan indikator perdamaian ini setidaknya untuk mengukur sejauh mana suatu konflik dapat diselesaikan, apakah perdamaian sudah sempurna atau belum dan bila hal ini belum terwujud maka indikator sangat berguna untuk mengukur apakah kita berjalan menuju sasaran atau tidak Tabel 4 : Berbagai prakarsa untuk mengembangkan perdamaianTINDAKAN SEMENTARA /JANGKA PENDEKTINDAKAN JANGKA MENENGAHTINDAKAN JANGKA PANJANG

MILITER/KEAMANANPelucutan senjata,demobilisasi faksi-faksi, pemisahan militer/polisiKonsolidasi angkatan bersenjata nasional yang baru, integrasi polisi nasionalDemeliterisasi politik, transformasi budaya kekerasan

POLITIK/KONSTITUSIMengelola masalah-masalah pemerintahan transisi, reformasi konstitusiMengelola tantangan pemilu keduaMenmbuhkan tradisi kepemerintahan yang baik, termasuk rasa hormat terhadap demokrasi, supremasi hukum, pengembangan masyarakat madani

EKONOMI/ SOSIAL

Bantuan kemanusiaan, layanan kebutuhan pokok, komunikasiRehabilitasi masyarakat yang dimukimkan kembali dan demobilisasi tentara, kemajuan dalam pembangunan kembali infra struktur dan pembersihan ranjau daratKebijakan ekonomi makro yang stabil dalam jangka panjang, manajemen ekonomi, pembangunan berkelanjutan bagi masyarakat local, keadilan yang merata

PSIKO- SOSIAL

Mengelola masalah ketidak percayaanPenyembuhan penderitaan psikologis, rekonsiliasi jangka panjang

INTERNASIONAL

Dukungan langsung untuk mendukung proses perdamaian yang peka terhadap budaya masyarakat penerimaMengelola prioritas yang saling bersaing antara perdamaian dan keadilanIntergrasi kedalam struktur regional dan global yang setara dan saling menguntungkan

Tabel 5 : Beberapa indikator perdamaian dan kekerasan *INDIKATOR PERDAMAIANINDIKATOR PERINGATAN DINI ADANYA KEKERASAN

Kesehatan Phisik dan Psikologis Tkt kematian penduduk rendah Tkt kecelakaan/ kematian karena senjata rendah Status gizi masyarakat tinggi Penolakan terhadap kekerasan Partisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan Kesehatan phisik dan Psikologis Tkt kematian penduduk tinggi Tkt kecelakaan/ kematian karena senjata tinggi Keinginan yang kuat untuk balas dendam Depresi menyerang banyak orang

Lingkungan Pengelolaan SDA dilakukan bersama diantara kelompok2 masyarakat Pemanfaatan/pembagian SDA bersama diantara kelompok2 masyarakat Pola pengelolaan tanaman dan ternak berlangsung normal Lingkungan Akses ke sumber daya alam ditolak Pembakaran rumput

Keamanan Penolakan terhadap godaan untuk melakukan kekerasan Pertemuan publik dapat berlangsung bebas Pembentukan struktur perdamaian di tengah masyarakatKeamanan Kehadiran tentara Demonstrasi dan huru hara Orang hilang Tahanan politik

Sosial Kebebasan berfikir, beragama, berbicara dan media Tipe interaksi sosial tinggi dan bervariasi Perkawinan campuran

Sosial Penyensoran, tindakan memata-matai, penyiksaan karena alasan agama, penyensoran terhadap diri sendiri, sikap diam Interaksi sosial yang rendah Organisasi sektarian, polarisasi

Politik Parpol yang anggotanya berasal dari berbagai kelompok masyarakat Pemilu yang bebas dan rahasia Kebebasan bergerak

Politik Parpol bersifat sektarian Undang-undang keadaan darurat Penolakan terhadap kewarganegaraan seseorang, pengasingan, dan atau penggusuran

Peradilan Peraturan tentang hak asasi manusia Kesetaraan hukum Penolakan terhadap peraturan diskriminatifPeradilan Campur tangan politik dibidang peradilan Pelaksanaan hukum yang diskriminatif Penggunaan mekanisme peradilan informal

Ekonomi Terdapat kemajuan dalam mengatasi kesulitan ekonomi Penurunan tingkat kemiskinan dan pengangguranEkonomi Tingkat kemiskinan yang tinggi Distribusi lahan, barang dan jasa yang tidak merata

*Dikembangkan di Wajir, Kenya XI. Bentuk Upaya Pemulihan Konflik1. Saling menghormati Saling menghormati sesama sangat diperlukan dan dibutuhkan dan merupakan salah bentuk upaya pemulihan konflik Pihak-pihak yang berkepentingan perlu membangun percaya diri dengan saling menghormati, strata sosial yang selama ini dinilai konstruktif perlu dibangkitkan kembali2. Berbagi kekuasaan Pada dasarnya konflik muncul karena pengaruh kekuasaan, kekuasaan yang terpusat, dinasty politik, politik yang korup akan memperparah situasi konflik Berbagi kekuasaan salah satu upaya meredam dan mempertahankan pasca konflik Berbagi kekuasaan biasanya antar pihak-pihak yang berkepentingan bisa saja antara penguasa dengan partai politik, pihak oposisi atau pihak lain organisasi tertentu.

3. Pemilihan umum Untuk mengakomodir kepentingan kelompok yang ber musuhan dan rakyat secara keseluruhan, masalah kepemimpinan nasional perlu menjadi pilihan rakyat secara demokratis melalui pemilu yang luber Suksesi kepemimpinan nasional perlu siklus tertentu agar tidak terjadi pemimpin seumur hidup Perlu reformasi bidang politik (UU Politik)4. Federasi atau otonomi daerah Pilihan politik apakah federasi atau otonomi daerah tergantung bentuk Negara (kesatuan atau serikat) Federasi biasanya Negara berbentuk serikat dan otonomi daerah pada Negara kesatuan Kekuasaan penuh berada pada federasi, kecuali kewenangan melekat pada Negara Serikat, otonomi daerah kewenangannya bersifat desentralisasi dengan otonomi seluasnya5. Intervensi asing Intervensi asing tidak dapat dihindari baik secara langsung atau tidak akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup bangsa dan Negara Bantuan luar negeri biasanya diikuti dengan kemauan negara pemberi Disadari bantuan Negara luar ataupun bantuan lembaga internasional sangat diperlukan dalam rangka pemulihan ekonomi pasca konflik Pelaksanaan bantuan luar negeri haruslah jelas, terukur, transparan dan akuntabel6. Sanksi atau juru damai Penyelenggara pemerintahan pasca konflik harus konsisten dan konsekwen dalam menegakkan aturan Reward and phunisment harus ditegakkan Badan peradilan yang kuat dan independen Adanya arbitase atau juru damai internasional

XII. Bentuk Prakarsa Perdamaian1. Pelucutan meliter Prakarsa perdamaian tercapai, masing-masing pihak harus secara sukarela menyerahkan senjata kepada pihak Pemerintah Pemerintah harus mampu melakukan pelucutan senjata kepada pihak yang bertikai Pelucutan senjata berhasil, perdamaian benar-benar terjadi sehingga langkah perdamaian berikutnya bagaimana kesejahteraan rakyat mulai dipikirkan dengan melayani kebutuhan pokok rakyat secara maksimal Pemberdayaan masyarakat harus diupayakan maksimal untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan

2. Reformasi konstitusi Perubahan visi pemerintah dengan kemapanan ideologi yang solid, perlu diikuti dengan reformasi konstitusi yang tidak lagi sesuai dengan era baru pemerintahan Reformasi konstitusi ditandai dengan mengamandemen beberapa pasal dan ayat yang disesuaikan dengan tuntutan masyarakat dan untuk kepentingan penyelenggaraan pemerintahan Amandemen konstitusi bisa saja lebih dari satu kali, tergantung kemauan penguasa3. Bantuan ekonomi Negara pasca konflik kondisinya sangat memprihatinkan, baik untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyat, kesehatan dan penddikan serta pembenahan infrastruktur yang memerlukan bantuan Bantuan ekonomi dunia internasioanl biasanya cepat datang, termasuk bantuan Negara-negara sahabat Pemulihan ekonomi tidak hanya mengandalkan bantuan luar negeri, tetapi memerlukan pinjaman lunak dari berbagai Negara donor serta lembaga keuangan internasional4. Pembangunan kepercayaan Setelah berakhir konflik kekerasan, yang mungkin menyebabkan banyak penderitaan baik phisik, mental, harta benda dan sebagainya dari pihak-pihak yang bertikai akan sulit sekali untuk memiliki sikap saling percaya Negosiasi, rekonsiliasi, mediasi dan arbitrase mungkin saja mampu mengakhiri permusuhan dan mencapai kesepakatan damai, akan tetapi untuk membangun saling percaya akan lama sekali karena masih dihantui rasa was-was atau rasa takut di antara sesamanya Pada kondisi tertentu, saling ketidakpercayaan akan beralih kepercayaan atau mempercayai pihak luar Meyakinkan kedua belah pihak bahwa pihak yang satu sudah berubah sikapnya akan memerlukan waktu yang relatif lama Perubahan sikap hanya dipercayai, jika perubahan itu diwujudkan dalam perubahan perilaku yang konsisten dikalangan penguasa dan tokoh-tokoh pihak yang bertikai.5. Dukungan internasional (konsiliasi, mediasi dan arbitrase)a. Konsiliasi Rekonsiliasi merupakan suatu proses tetapi sekaligus juga merupaka sasaran Rekonsiliasi merupaka jalan yang dipilih oleh setiap masyarakat untuk mempertemukan konsep-konsep kebenaran, belas kasihan dan keadilan setelah konflik kekerasan terjadi Kebenaran, Di sini memerlukan beberapa pertanyaan ; kebenaran yang mana atau kebenaran siapa, tidak ada jawaban mutlak untuk hal tersebut, akan tetapi terbantu memahaminya dengan mengkaji pekerjaan-pekerjaan yang pernah dialami di dunia dalam menangani konflik dengan dibentuknya komisi kebenaran, yang menekankan bahwa pencarian kebenaran tidak dapat dipisahkan dari pengakuan terhadap martabat manusia. Proses yang digunakan untuk mendapatkan kebenaran itu sendiri merupakan hal yang sangat penting, karena melalui proses inilah orang belajar bagaimana menjalin hubungan dengan orang lain. Belas kasihan, mencakup konsep pengampunan, adalah kemampuan orang-orang yang telah menjadi korban kekerasan untuk tetap menghargai sesamanya dan mengakui bahwa mereka bias tetap hidup bersama Penting bagi anggota masyarakat untuk mengakui bahwa mereka harus membagi tanggung jawab bersama atas apa yang terjadi masa lalu dan untuk memiliki visi yang sama tentang masa depan meskinpun masih ada kemarahan, ketakutan, rasa bersalah dan kecurigaan yang melekat dengan kejadina dimasa lalu. Keadilan, Keadilan yang dimaksudkan di sini, adalah keadilan yang memfokuskan penyembuhkan hubungan sosial dan berupaya untuk mengembangkan tipe masyarakat yang mencerminkan nilai-nilai yang dianut oleh mereka yang menjadi korban kekerasan Setiap orang harus berupaya untuk melawan ketidakadilan dan untuk mendirikan pondasi yang kuat di mana perdamaian dan rekonsiliasi akan dibangun diatasnya.b. Mediasi Secara sederhana mediasi itu adalah orang lain atau pihak ketiga yang berperan untuk menyelesaikan atau ikut campur dalam mengklarifikasi masalah yang terjadi antara dua pihak Pihak ke tiga yang melakukan mediasi disebut juga mediator Prinsip utama Mediator harus bisa diterima oleh kedua pihak Mediasi bisa saja dipaksakan oleh suatu organisasi atau suatu sistem, missalnya ; Badan/ Lembaga Internsional, apabila mediasi secara langsung gagal mencapai tujuannya dan jalur komunikasi antara dua pihak terputus

c. Arbitrase Pengertian sederhana dari arbitrase adalah pihak yang ikut mengintervensi konflik atau sengketa oleh pihak ke tiga yang memiliki otoritas di tengah masyarakat maupun dari Negara Arbitrase dari masyarakat adalah seperti ; lembaga adat, lembaga keagamaan dan lembaga lain yang memiliki otoritas menyelesaikan konflik Arbitrase dari Negara adalah lembaga peradilan di semua tingkatan, mahkamah internasional dan lembaga/ badan internasional lainnya yang memiliki otoritas penyelesaian konflik.

-------OK-----