Manajemen keuangan bab 20

22
BAB 20 PERENCANAAN KEUANGAN Perencanaan keuangan sangat bermanfaat untuk mengarahkan dan mengendalikan keuangan (aliran kas) suatu organisasi. Perencanaan tersebut mencakup tujuan yang ingin dicapai, analisis perbedaan antara tujuan tersebut dengan kondisi perusahaan saat ini, dan alternatif tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut dengan mendasarkan pada kondisi saat ini. Bab ini membicarakan dua teknik perencanaan keuangan, yaitu anggaran kas dan metode persentase penjualan.

Transcript of Manajemen keuangan bab 20

Page 1: Manajemen keuangan bab 20

BAB 20 PERENCANAAN KEUANGAN

Perencanaan keuangan sangat bermanfaat untuk mengarahkan dan mengendalikan keuangan (aliran kas) suatu organisasi. Perencanaan tersebut mencakup tujuan yang ingin dicapai, analisis perbedaan antara tujuan tersebut dengan kondisi perusahaan saat ini, dan alternatif tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut dengan mendasarkan pada kondisi saat ini.

Bab ini membicarakan dua teknik perencanaan keuangan, yaitu anggaran kas dan metode persentase penjualan.

Page 2: Manajemen keuangan bab 20

1. Anggaran Kas

Anggaran kas merupakan peramalan detail mengenai aliran kas masuk dan keluar untuk periode tertentu di masa mendatang. Anggaran kas tersebut bisa bermanfaat untuk melihat kapan perusahaan membutuhkan kas, kapan mempunyai kelebihan kas, kemudian alternatif tindakan yang diperlukan. Anggaran kas juga bermanfaat untuk pengendalian kas.

Page 3: Manajemen keuangan bab 20

Langkah-langkah dalam penyusunan anggaran kas kurang lebih sebagai berikut.

1.Menetapkan asumsi-asumsi yang diperlukan 2.Memperkirakan penjualan di masa mendatang.

Penjualan merupakan komponen kas masuk paling besar, sehingga harus diperkirakan

3.Mengidenfikasi kas masuk lainnya, seperti penjualan aset, penjualan surat berharga, dan lainnya

4.Mengidentifikasi kas keluar. Biasanya komponen kas keluar terbesar adalah untuk pembelian bahan baku. Komponen lain meliputi biaya tenaga kerja, biaya penjualan, administrasi, dan lainnya

5.Menghitung aliran kas bersih, yaitu kas masuk dikurangi kas keluar. Setelah kas bersih dihitung, maka akan terlihat apakah ada surplus atau defisit pada periode tertentu.

Page 4: Manajemen keuangan bab 20

1.1. Peramalan PenjualanMisalkan perusahaan memutuskan untuk menggunakan

analisis regresi untuk meramal penjualan di masa mendatang. Misal kita mempunyai data penjualan sepuluh tahun yanga lalu. Misal kita akan meramal data penjualan tahun mendatang dengan menggunakan model regresi. Perhatikan bahwa variabel bebas adalah waktu (1 sampai 10), sedangkan variabel tidak bebas adalah penjualan. Regresi tersebut bisa dihitung sebagai berikut ini.

 b = [ n Yi Xi – Yi Xi ] / [ n Xi2 – ( Xi)2 ]

……… (1)

Dengan menggunakan software Excel (lihat juga SAS, SPSS), koefisien regresi bisa dihitung secara langsung.

Page 5: Manajemen keuangan bab 20

Tabel 1. Data Historis Penjualan dan Peramalan Penjualan Tahun (X) Penjualan (Y) Y.X X2

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

4.5 3.3

4.0 3.5 4.3 4.2 4.4 3.5 4.6 4.7

4.5 6.6 12.0 14.0

21.5 25.2 30.8

28.0 41.4

47.0

1 4 9 16 25 36 49 64 81

100 Rata-rata = 5,5 Jumlah = 55

Rata-rata = 4,1 Jumlah = 41

Rata-rata = 23,1 Jumlah = 231

Rata-rata = 38,5 Jumlah = 385

Page 6: Manajemen keuangan bab 20

SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics Multiple R 0.401022 R Square 0.160819 Adjusted R Square 0.055921 Standard Error 0.489047 Observations 10 ANOVA df SS MS F Significance F Regression 1 0.366667 0.366667 1.533101 0.250749 Residual 8 1.913333 0.239167 Total 9 2.28 Coefficients Standard

Error t Stat P-value Lower 95% Upper

95% Intercept 3.733333 0.334082 11.17488 3.68E-06 2.962937 4.503729 X Variable 1 0.066667 0.053842 1.238185 0.250749 -0.05749 0.190827

Page 7: Manajemen keuangan bab 20

Berapa Penjualan Tahun Mendatang?

• Untuk merencanakan penjualan pada tahun depan (yaitu tahun ke sebelas), kita tinggal memasukkan angka sebelas ke dalam persamaan di atas, sebagai berikut ini.

Yi^ = 3,73 + 0,067 (11) = 4,467

• Misalkan kita putuskan penjualan yang diramalkan untuk tahun depan adalah 4,4.

Page 8: Manajemen keuangan bab 20

Setelah selesai meramal penjualan tahunan, langkah berikutnya adalah mengalokasikan penjualan tahunan tersebut ke dalam penjualan bulanan. Alokasi semacam itu terutama penting dilakukan jika penjualan menunjukkan pola musiman. Langkah berikutnya adalah memperkirakan seberapa besar penjualan kas dan kredit yang diterima. Setelah meramal aliran kas masuk, langkah berikutnya adalah memperkirakan aliran kas keluar. Pertama adalah pembelian bahan baku dan material yang diperlukan untuk memproduksi barang yang akan dijual. Setelah aliran kas masuk dan keluar selesai dihitung, tahap berikutnya adalah menghitung aliran kas masuk bersih, dengan mengurangkan aliran kas keluar terhadap aliran kas masuk, kemudian perhitungan tersebut digabung dengan persediaan kas perusahaan. Hasil akhir akan menunjukkan defisit atau surplus kas untuk setiap bulannya.

Page 9: Manajemen keuangan bab 20

Tabel 2. Pola Musiman Penjualan Januari 7 0.308 Pebruari 7 0.308 Maret 6 0.264 April 7 0.308 Mei 6 0.264 Juni 15 0.660 Juli 14 0.616 Agustus 14 0.616 September 6 0.264 Oktober 6 0.264 November 6 0.264 Desember 6 0.264 Jumlah 100 4.4

Page 10: Manajemen keuangan bab 20

Memperkirakan Kas Masuk

• Misalkan pola pembayaran penjualan perusahaan adalah 40% kas, 30% kredit dengan pembayaran satu bulan berikutnya, dan sisanya merupakan penjualan kredit dengan pembayaran dua bulan berikutnya. Untuk memudahkan ilustrasi, diasumsikan tidak ada piutang macet.

Page 11: Manajemen keuangan bab 20

Tabel 3. Estimasi Aliran Kas Masuk Januari Pebruari Maret April Mei Juni 1. Penjualan Total 2. Pembayaran Kas

(40%) 3. Pengumpulan

Kredit 1 bulan (30%) 4. Pengumpulan Kredit

2 bulan (30%) 5. Total Kas Masuk

308 123,2

123,2

308 123,2

92,4

215,6

264 105,6

92,4

92,4

290,4

308 123,2

79,2

92,4

294,8

264 105,6

92,4

79,2

277,2

660 264

79,2 92,4 435,6

Page 12: Manajemen keuangan bab 20

Memperkirakan Kas Keluar

• Beberapa item akan diidentifikasi. Pertama adalah pembelian bahan baku dan material yang diperlukan untuk memproduksi barang yang akan dijual. Misal pembelian tersebut dilakukan satu bulan sebelumnya, pembelian dilakukan dengan membayar kas pada bulan tersebut, dan kredit satu bulan sesudah pembelian. Pembelian sebesar 50% dari penjualan yang direncanakan. Dari pembelian tersebut, 20% dibayar dengan kas, sedangkan 80% dibayar kredit satu bulan berikutnya. Biaya tenaga kerja dan biaya kas lainnya dibayar pada bulan yang bersangkutan (15% dari perkiraan penjualan).

Page 13: Manajemen keuangan bab 20

Tabel 4. Estimasi Aliran Kas Keluar Januari Pebruari Maret April Mei Juni 1. Pembelian Total

(40% dari penjualan) 2. Pembelian Kas

(20%) 3. Pembayaran Kredit

(80%) 4. Gaji dan Biaya Kas

lainnya 5. Bunga 6. Pajak 7. Total Kas Keluar (2+3+4+5+6)

123,20

24,64

98,56

46,20

15,40 15

199,80

105,60

21,12

98,56

46,20

15,40 20 201,28

123,20

24,64

84,48

39,60

13,20 15 176,92

105,60

21,12

98,56

46,20

15,40 20 201,28

264

52,80

84,48

39,60

13,20 25 215,08

246,40

49,28

211,20

99

33 25 417,48

Untuk bulan Januari, pembayaran kredit diasumsikan sama dengan Februari Bunga dan pajak diasumsikan angkanya sudah given

Page 14: Manajemen keuangan bab 20

Aliran Kas Non-Operasional

Januari Pebruari Maret April Mei Juni Kas Masuk (Non-operasional)

-20 30 15 -10 10 10

Page 15: Manajemen keuangan bab 20

Tabel 5. Anggaran Kas Januari Pebruari Maret April Mei Juni

Kas Masuk 1. Kas Masuk 123.2 215.6 290.4 294.8 277.2 435.6 2. Kas Keluar -199.8 -201.28 -176.92 -201.28 -215.08 -417.48 3. Kas Non operasional -20 30 15 -10 10 10

Kas bersih -96.6 44.32 128.48 83.52 72.12 28.12

Kebutuhan Dana 1. Kas dan surat

berharga awal periode 50 -46.6 -2.28 126.2 209.72 281.84

2. Perubahan Kas -96.6 44.32 128.48 83.52 72.12 28.12 3. Kas akhir periode -46.6 -2.28 126.2 209.72 281.84 309.96 4. Minimum kas 20 20 20 20 20 20

-66.6 -22.28 106.2 189.72 261.84 289.96

Kas awal Januari diasumsikan 50

Page 16: Manajemen keuangan bab 20

• Terlihat bahwa perusahaan mengalami defisit kas pada bulan Januari dan Pebruari. Pada bulan Januari, perusahaan harus bisa mencari pinjaman jangka pendek senilai 66,6 agar persediaan kas minimal 20 bisa terpenuhi. Pada bulan Maret, April, Mei, dan Juni, perusahaan mengalami surplus kas. Pada bulan Maret, perusahaan mengalami surplus sebesar 106,2. Perusahaan harus bisa mencari alternatif investasi jangka pendek agar kelebihan kas tersebut bisa menghasilkan keuntungan.

Page 17: Manajemen keuangan bab 20

2. Laporan Keuangan Pro-forma Laporan keuangan pro-forma menyajikan perkiraan kondisi

keuangan pada masa mendatang. Salah satu metode yang sering digunakan adalah metode persentase penjualan. Metode ini lebih sederhana dibandingkan dengan metode penganggaran kas. Yang pertama perlu dilakukan adalah memperkirakan hubungan antara biaya dengan penjualan. Jika penjualan naik/turun, maka item-item tersebut akan berubah proporsional mengikuti perubahan penjualan. Pendekatan seperti di atas masih menggunakan asumsi sederhana, yaitu semua item akan berubah secara proporsional terhadap penjualan. Dalam kenyataannya, item-item mungkin tidak akan berubah secara proporsional terhadap penjualan. Karena itu metode sederhana tersebut akan cenderung menghasilkan estimasi yang lebih rendah.

Page 18: Manajemen keuangan bab 20

Tabel 6. Item Laba-Rugi Sebagai Persentase Penjualan Tahun 0

(1) Item sbg %

dari Penjualan (2)

Tahun 1 (Pro-forma)

(3) Penjualan 40.000 50.000 Harga Pokok Penjualan 16.000 40 20.000 Marjin kotor 24.000 30.000 Biaya penjualan, administrasi, 10.000 25 12.500 dan lainnya EBIT 14.000 17.500 Bunga 4.000 10 5.000 EBT 10.000 12.500 Pajak (40%) 4.000 10 5.000 Laba bersih 6.000 7.500 Dividen 1.000 2.5 1.250 LYD 5.000 6.250

Page 19: Manajemen keuangan bab 20

Tabel 7. Pro-forma Laba/Rugi Penjualan 40.000 50.000 Harga Pokok Penjualan 16.000 Pertimbangan: 45 22.500 Marjin kotor 24.000 27.500 Biaya penjualan, administrasi, 10.000 Pertimbangan: 20 10.000 dan lainnya EBIT 14.000 17.500 Bunga 4.000 Perhitungan historis: 10 4.000 EBT 10.000 13.500 Pajak (40%) 4.000 10 5.400 Laba bersih 6.000 8.100 Dividen 1.000 Keputusan manajer 1.000 Transfer ke LYD 5.000 7.100

Page 20: Manajemen keuangan bab 20

3. Pro-forma Neraca dan Kebutuhan Dana Pro-forma neraca bisa dibuat untuk memperkirakan

kebutuhan dana di masa mendatang. Aset dan pendanaan di masa mendatang bisa diperkirakan dengan metode persentase penjualan atau pertimbangan manajer, atau kombinasi keduanya. Jika pro-forma aset lebih besar dibandingkan dengan pro-forma pasiva (pendanaan), maka selisih antara keduanya merupakan kebutuhan dana. Perhitungan yang lebih teliti sebenarnya akan menunjukkan bahwa kenaikan hutang akan meningkatkan pembayaran bunga, yang kemudian akan berpengaruh terhadap laba, dan selanjutnya terhadap laba yang ditahan. Pengaruh tersebut akan merubah lagi jumlah total pasiva, sehingga kebutuhan dana akan berubah. Untuk menyederhanakan permasalahan, efek berantai seperti itu tidak dimasukkan ke dalam analisis selanjutnya.

Page 21: Manajemen keuangan bab 20

Tabel 8. Perhitungan Kebutuhan Dana (1) (2) (3) (4) (5)

Kas 5.000 Persentase Penjualan: 12,5% 6.250 6.850 Piutang Dagang 25.000 Persentase Penjualan: 62,5 31.250 31.250 Persediaan 45.000 Persentase Penjualan: 112,5 56.250 56.250 Total Aktiva Lancar 75.000 Persentase Penjualan: 187,5 93.750 94.350 Aset Jangka Panjang 110.000 Persentase Penjualan: 275 137.500 137.500 Total Aktiva 185.000 462,5 231.250 231.850 Hutang Lancar 20.000 Persentase Penjualan: 50 25.000 25.000 Hutang Wesel 10.000 Na 10.000 10.000 Hutang Pajak, Upah 15.000 Persentase Penjualan: 37,5 18.750 18.750 Total Hutang Lancar 45.000 87,5 53.750 53.750 Obligasi 30.000 Na 30.000 61.000 Hutang Jangka Panjang 10.000 Na 10.000 10.000 Total Hutang J. Panjang 40.000 Na 40.000 71.000 Saham & Agio 50.000 Na 50.000 50.000 Laba Ditahan 50.000 Pro-forma Laporan Laba-Rugi 57.100 57.100 100.000 107.100 107.100 Total Pasiva 185.000 200 200.850 231.850

Page 22: Manajemen keuangan bab 20

• Jika kita mengetahui persentase item-item dalam aktiva dan pasiva terhadap penjualan, kita bisa menghitung kebutuhan dana secara langsung dengan formula berikut.

 Kebutuhan Dana = (Aset/Penjualan) × ∆ Penjualan –

(Hutang/Penjualan) × ∆ Penjualan – (p × Penjualan yang diproyeksikan) × (1 – d)

……… (2)

• Dalam contoh di atas, kebutuah dana bisa dihitung sebagai berikut ini.

Kebutuhan Dana = (4,625) × (10.000) – (0,875) × (10.000) – 7.100= 46.250 – 8.750 – 7.100 = 30.400