Manajemen Implementasi Kurikulum 1

24
1 IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 1 Oleh Kelompok 11 1. I Wayan Sentana Putra (1013011041) 2. Gusti Ayu Kusumaningrum (1113011084) 3. Ni Made Aristya Dewi (1113011100) JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2013

description

Manajemen implementasi

Transcript of Manajemen Implementasi Kurikulum 1

Page 1: Manajemen Implementasi Kurikulum 1

1

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 1

Oleh

Kelompok 11

1. I Wayan Sentana Putra (1013011041)

2. Gusti Ayu Kusumaningrum (1113011084)

3. Ni Made Aristya Dewi (1113011100)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2013

Page 2: Manajemen Implementasi Kurikulum 1

1

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 1

Oleh:

1. I Wayan Sentana Putra 1013011041

2. Gusti Ayu Kusumaningrum 1113011084

3. Ni Made Aristya Dewi 1113011100

Abstrak

Kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi

yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta

didik. Adanya kurikulum yang berkualitas tidak selalu menjamin terbentuknya

manusia yang berkualitas. Untuk menjamin pelaksanaan kurikulum dengan baik

maka diperlukan adanya manajemen kurikulum. Guru yang merupakan tenaga

pendidik dan pengajar diharapkan mengetahui mengenai pengertian manajemen

kurikulum dan tahapan pelaksanaan kurikulum untuk diimplementasikan ke dalam

proses pembelajaran terkait tentang standar isi dan silabus pembelajaran.

I. PENDAHULUAN

Pendidikan nasional, sebagai salah satu sektor pembangunan nasional

dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, mempunyai visi terwujudnya

sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk

memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia

yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang

selalu berubah. Makna manusia yang berkualitas, menurut Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia

terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, pendidikan nasional harus

berfungsi secara optimal sebagai wahana utama dalam pembangunan bangsa dan

karakter.

Apalagi peningkatan mutu dan daya saing sumberdaya manusia Indonesia

hasil pendidikan telah menjadi komitmen nasional. Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional 2010-2014 menyebutkan bahwa salah satu substansi inti

program aksi bidang pendidikan adalah penataan ulang kurikulum sekolah

sehingga dapat mendorong penciptaan hasil didik yang mampu menjawab

kebutuhan sumberdaya manusia untuk mendukung pertumbuhan nasional dan

Page 3: Manajemen Implementasi Kurikulum 1

2

daerah. Dengan demikian pemantapan Standar Nasional Pendidikan dan

pengaturan kurikulum secara utuh sangat penting dan mendesak dilakukan untuk

mencapai tujuan tersebut.

Kurikulum merupakan salah satu unsur yang bisa memberikan kontribusi

yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi

peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum, yang

dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai

instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas

yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan

(2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara

yang demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan

pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Adanya kurikulum yang berkualitas tidak selalu menjamin terbentuknya

manusia yang berkualitas. Untuk menjamin pelaksanaan kurikulum dengan baik

maka diperlukan adanya manajemen.

Manajemen dalam bidang pendidikan sangat signifikan dalam menentukan

kualitas sebuah lembaga pendidikan, terutama manajemen kurikulum. Guru yang

merupakan tenaga pendidik dan pengajar diharapkan mengetahui mengenai

manajemen kurikulum untuk diimplementasikan ke dalam proses pembelajaran

terkait tentang standar isi dan silabus pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut,

maka pada kesempatan ini, penulis membahas mengenai, “Manajemen

Implementasi Kurikulum 1”.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami

mengenai manajemen kurikulum, standar isi dan silabus.

Page 4: Manajemen Implementasi Kurikulum 1

3

II. PEMBAHASAN

2.1 Manajemen Kurikulum

2.2.1 Pengertian Manajemen Kurikulum

Menurut Suharsimi Arikunto, manajemen kurikulum adalah segenap

proses usaha bersama untuk memperlancar pencapaian tujuan pengajaran dengan

titik berat pada usaha, meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar.

Sama halnya dengan pendapat B. Suryosubroto bahwa manajemen

kurikulum adalah kegiatan yang dititikberatkan kepada usaha-usaha pembinaan

situasi belajar mengajar di sekolah agar selalu terjamin kelancarannya.

Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu sistem pengelolaan kurikulum

yang kooperatif, komprehensif, sistemik dan sistematik dalam rangka

mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen

kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks Manajemen Berbasis

Sekolah (MBS) dan Kurikulum 2013. Oleh karena itu, otonomi yang diberikan

pada lembaga pendidikan atau sekolah dalam mengelola kurikulum secara

mandiri dengan memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi

dan misi lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengabaikan kebijakan nasional

yang telah ditetapkan.

Hubungan sekolah dengan masyarakat perlu dikelola secara produktif agar

masyarakat merasa memiliki sekolah. Sehingga terbentuk sinerjik antara sekolah

dengan masyarakat untuk mewujudkan program-program sekolah. Dengan

demikian, keterlibatan masyarakat dalam manajemen kurikulum dimaksudkan

agar dapat memahami, membantu dan mengontrol implementasi kurikulum,

sehingga lembaga pendidikan atau sekolah selain kooperatif juga mampu mandiri

dalam mengidentifikasi kebutuhan kurikulum, mendesain kurikulum, menentukan

prioritas kurikulum, melaksanakan pembelajaran, menilai kurikulum,

mengendalikan serta melaporkan sumber dan hasil kurikulum baik kepada

masyarakat maupun kepada pemerintah.

2.2.2 Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum

Ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan, pelaksanaan,

dan penilaian kegiatan kurikulum. Pada tingkat sekolah, kegiatan kurikulum lebih

mengutamakan untuk merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum

Page 5: Manajemen Implementasi Kurikulum 1

4

nasional (kompetensi inti) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang

bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas

dengan peserta didik maupun dengan lingkungan.

2.2.3 Prinsip dan Fungsi Manajemen Kurikulum

Prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen

kurikulum adalah sebagai berikut.

a. Produktivitas

Hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan aspek yang

harus dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum. Pertimbangan bagaimana

agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum

harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.

b. Demokratisasi

Pelaksanaan manajemen kurikulum harus berasaskan pada demokrasi yang

menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang

seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab untuk

mencapai tujuan kurikulum.

c. Kooperatif

Untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan manajemen

kurikulum perlu adanya kerjasama yang positif dari berbagai pihak yang

terlibat.

d. Efektivitas dan efisiensi

Rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus mempertimbangkan

efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum, sehingga kegiatan

manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang berguna dengan biaya,

tenaga dan waktu yang relatif singkat.

e. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum

Proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi,

misi dan tujuan kurikulum.

Selain prinsip-prinsip tersebut juga perlu mempertimbangkan

kebijaksanaan pemerintah maupun Departemen Pendidikan Nasional, seperti

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, pedoman

penyelenggaraan program, kebijaksanaan penerapan Manajemen Berbasis

Page 6: Manajemen Implementasi Kurikulum 1

5

Sekolah, kebijaksanaan penerapan Kurikulum 2013, keputusan dan peraturan

pemerintah yang berhubungan dengan lembaga pendidikan atau jenjang/jenis

sekolah yang bersangkutan.

Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum untuk

memberikan hasil kurikulum yang lebih efektif, efisien dan optimal dalam

memberdayakan berbagai sumber maupun komponen kurikulum. Ada beberapa

fungsi manajemen kurikulum diantaranya sebagai berikut.

Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum.

Pemberdayaan kurikulum maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan

melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.

Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai

hasil yang maksimal.

Kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik tidak hanya melalui

kegitan intrakurikuler, tetapi perlu melalui kegiatan ekstra dan kokurikuler

yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.

Meningkatkan relevansi dan efektifitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan

peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik.

Kurikulum yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan

hasil yang relevan dengan kebutuhanan peserta didik maupun lingkungan

sekitar.

Meningkatkan efektifitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai

tujuan pembelajaran.

Dengan pengelolaan kurikulum yang professional, efektif dan terpadu dapat

memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.

Meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses belajar mengajar.

Proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara

desain yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan

demikian ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi dapat

dihindarkan. Di samping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk

melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien, karena adanya dukungan

kondisi positif yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.

Page 7: Manajemen Implementasi Kurikulum 1

6

EVALUASI ISI

TUJUAN

METODE

Bagan 1. Komponen-komponen kurikulum

Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan

kurikulum.

Kurikulum yang dikelola secara profesional akan melibatkan masyarakat

khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajarperlu disesuaikan

dengan ciri khas dan kebutuhan pembangunan daerah setempat.

2.2.4 Komponen-Komponen Kurikulum

Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen

tertentu. Komponen-komponen kurikulum dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

Bagan tersebut menggambarkan bahwa sistem kurikulum terbentuk oleh

empat komponen-komponen, yaitu komponen tujuan, isi kurikulum, metode atau

strategi pencapaian tujuan dan komponen evaluasi. Sebagai suatu sistem setiap

komponen harus saling berkaitan satu sama lain. Manakala salah satu komponen

yang membentuk sistem kurikulum pun akan terganggu pula.

a. Komponen Tujuan

Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang ingin

diharapkan. Dalam skala makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan

filsafat atau sistem nilai yang dianut masyarakat. Bahkan, rumusan tujuan

menggambarkan suatu masyarakat yang dicita-citakan. Misalkan, filsafat atau

sistem nilai yang dianut masyarakat Indonesia adalah Pancasila, maka tujuan yang

diharapkan tercapai oleh suatu kurikulum adalah membentuk masyarakat yang

Pancasilais. Dalam skala mikro, tujuan kurikulum berhubungan dengan visi dan

misi sekolah serta tujuan-tujuan yang lebih sempit seperti tujuan setiap mata

pelajran dan tujuan proses pembelajan.

Page 8: Manajemen Implementasi Kurikulum 1

7

Tujuan pendidikan mempunyai klasifikasi, dari tujuan yang sangat umum

sampai tujuan khusus yang bersifat spesifik dan dapat diukur yang kemudian

dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat, yaitu :

Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)

Tujuan Institusional (TI)

Tujuan Kurikuler (TK)

Tujuan Instruksional atau Tujuan Pembelajaran (TP)

Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) adalah tujuan yang bersifat paling

umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap

usaha pendidikan, artinya setiap lembaga dan penyelenggara pendidikan harus

dapat membentuk manusia yang sesuai dengan rumusan itu,baik pendidikan yang

diselenggara oleh lembaga pendidikan formal,informal, maupun non formal.

Tujuan pendidikan umum biasanya dirumuskan dalam bentuk perilaku yang ideal

sesuai dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang dirumuskan oleh

pemerintah dalam bentuk undang-undang. TPN merupakan sumber dan pedoman

dalam usaha penyelenggaraan pendidikan. Secara jelas tujuan Pendidikan

Nasional yang bersumber dari system nilai Pancasila dirumuskan dalam Pasal 3,

UU No. 20 Tahun 2003, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan Instutisional (TI) adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap

lembaga pendidikan. Dengan kata lain tujuan ini dapat didefinisikan sebagai

kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah mereka menempuh atau

dapat menyelesaikan program di suatu lembaga tertentu. Tujuan Instutisional

merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam

bentuk kompetensi lulusan oleh setiap jenjang pendidikan seperti misalnya

standar kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan dan jenjang pendidikan

tinggi.

Page 9: Manajemen Implementasi Kurikulum 1

8

Tujuan Kurikuler (TK) adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap

bidang studi atau mata pelajaran. Oleh sebab itu tujuan kurikuler dapat

didefinisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka

menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lembaga pendidikan.

Tujuan kurikuler juga pada dasarnya jjuga merupakan tujuan antara untuk

mencapai tujuan lembaga pendidikan. Dengan demikian setiap tujuan kurikuler

harus dapat mendukung dan dan diarahkan untuk mencapai tujuan instusional.

Contoh tujuan kurikuler adalah tujuan bidang studi Matematika di SD, tujuan

pembelajaran IPS di SMP dan lain sebagainya. Dalam kurikulum yang berpotensi

pada pencapaian kompetensi, tujuan kurikuler menggambarkan standar isi setiap

mata pelajaran atau bidang studi yang harus dikuasai siswa pada setiap satuan

pendidikan. Dalam klasifikasi tujuan pendidikan, tujuan pembelajaran merupakan

tujuan yang paling khusus.

Tujuan Pembelajaran (TP) merupakan bagian dari tujuan kurikuler, dapat

didefinisikan sebagai kemampuan yang harus dimiliki anak didik setelah mereka

mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam sekali pertemuan.

Karena hanya guru yang memahami kondisi di lapangan, termasuk memahami

karakteristik siswa yang akan melakukan pembelajaran di suatu sekolah, maka

menjabarkan tujuan pembelajaran ini adalah tugas guru. Sebelum guru melakukan

proses belajar mengajar, guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran yang harus

dikuasai anak didik setelah mereka selesai mengikuti pelajaran. Menurut Bloom

dalam bukunya Taxonomy of Educational Objectives yang terbit pada tahun 1965,

bentuk prilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan kedalam

tiga klasifikasi atau tiga bidang, yaitu bidang kognitif, afektif dan psikomotor.

b. Komponen Isi/Materi Pembelajaran

Pada komponen isi kurikulum lebih banyak menitikberatkan pada

pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh peserta didik dalam kegiatan yang

berhubungan dengan aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap atau perilaku),

dan psikomotorik (keterampilan atau skill) yang terdapat pada isi setiap mata

pelajaran yang disampaikan dalam kegiatan proses pembelajaran. Isi kurikulum

dan kegiatan pembelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan dari semua aspek

tersebut.

Page 10: Manajemen Implementasi Kurikulum 1

9

c. Komponen Metode

Komponen metode ini berkaitan dengan strategi yang harus dilakukan

dalam rangka pencapaian tujuan. Metode yang tepat adalah metode yang sesuai

dengan materi dan tujuan kurikulum yang akan dicapai dalam setiap pokok

bahasan. Dalam posisi ini guru hendaknya tidak menerapkan satu metode agar

proses pembelajaran berlangsung dengan menyenangkan dan mencapai sasaran

yang direncanakan. Dengan demikian rencana yang sudah disusun dapat

diterapkan secara optimal.

d. Komponen Evaluasi

Pengembangan kurikulum merupakan proses yang tidak pernah berakhir

(Olivia, 1988). Proses tersebut meliputi perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

Merujuk pada pendapat tersebut, maka dalam konteks pengembangan kurikulum,

evaluasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pengembangan

kurikulum itu sendiri. Melalui evaluasi, dapat ditentukan nilai dan arti kurikulum

sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan apakah suatu kurikulum dapat

dipertahankan atau tidak, bagian-bagian mana yang harus disempurnakan.

Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan.

Dalam konteks kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk mengetahui apakah

tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai

umpan balik dalam perbaikan strategi yang telah ditetapkan. Kedua fungsi

tersebut menurut Scriven (1967) adalah evaluasi sebagai fungsi sumatif dan

evaluasi sebagai fungsi formatif.

2.2.5 Segi Manajemen dalam Pelaksanaan Kurikulum

Manajemen kurikulum dan pembelajaran diarahkan agar proses

pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Guru diberikan

kewenangan untuk mengembangkan kurikulum agar proses pembelajaran

memiliki makna yang mendalam pada diri siswa dan guru. Kepala sekolah

bertanggung jawab dalam membimbing dan mengarahkan pengembangan

kurikulum dan pembelajaran serta melakukan supervisi dalam pelaksanaannya.

Kepala sekolah bekerja keras dan bertanggung jawab dalam proses perencanaan,

pelaksanaan, dan penilaian tehadap perbaikan dan pengembangan kurikulum dan

pembelajaran.

Page 11: Manajemen Implementasi Kurikulum 1

10

Untuk ketercapaian program kurikulum dan pembelajaran yang efektif,

kepala sekolah bersama guru harus menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci

dan operasional ke dalam program tahunan, semester dan bulanan. Sedangkan

program mingguan dan satuan pelajaran, wajib dipahami dan didalami guru

sebelum melakukan kegiatan pembelajaran. Agar proses pembelajaran berjalan

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka langkah-langkah dalam

pelaksanaan kurikulum di sekolah perlu diperhatikan. Tahapan pelaksanaan

kurikulum di sekolah melalui empat tahap yaitu sebagai berikut.

1. Tahap perencanaan.

Pada tahap ini perlu dijabarkan menjadi rencana pembelajaran (RP).

Guru melakukan persiapan yang komprehensif sebelum melakukan proses

belajar mengajar di kelas. Pada tahap ini guru melakukan persiapan dari mulai

tujuan pembelajaran, materi yang akan disampaikan, metode yang tepat yang

akan digunakan, media dan alat yang mendukung proses pembelajaran, buku

sumber atau referensi, dan alat evaluasi yang akan diterapkan. Dalam tahap

perencanaan ini pula perlu dipahami hal-hal sebagai berikut.

a. menjabarkan GBPP menjadi Analis Mata Pelajaran (AMP);

b. memiliki kalender akademik;

c. menyusun program tahunan (Prota);

d. menyusun program semester;

e. program satuan pembelajaran (PSP); dan

f. rencana pengajaran (RP).

Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan pedoman guru dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar, oleh karena itu kepala sekolah perlu

memberikan perhatian, pembinaan dan bantuan serta memeriksa pekerjaan

guru tersebut.kepala sekolah melakukan pemeriksaan secara cermat untuk

memberikan penilaian dan umpan balik apabila ada yang perlu diperbaiki atau

ditambahkan.

Dengan demikian akan memberikan pengaruh dan dampak bagi guru

untuk melakukan persiapan dan perencanaan pembelajaran dengan baik.

Penyusunan perencanaan pembelajaran akan lebih komprehensif apabila

dilakukan bersama beberapa orang guru bidang studi sejenis dalam MGMP.

Page 12: Manajemen Implementasi Kurikulum 1

11

MGMP perlu mendapat perhatian dari pmpinan sekolah agar berjalan sesuai

denga tujuan dibentuknya lembaga ini.

2. Tahap pengorganisasian dan Koordinasi

Pada tahap perencanaan, seluruh aspek yang berkaitan dengan proses

pembelajaran disiapkan secara matang dan menyeluruh agar pada tahap

pengorganisasian dan koordinasi dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Pada tahap pengorganisasian dan koordinasi ini merupakan tahap yang

perlu diperhatikan secara bersungguh-sungguh oleh kepala sekolah dan tim

yang dibentuk untuk memudahkan pembagian tugas sesuai dengan kegiatan

yang akan dilaksanakan. Kepala sekolah berkewajiban untuk mengelola dan

mengatur penyusunan kalender akademik, jadwal pelajaran, tugas dan

kewajiban guru, serta program kegiatan sekolah. Pada tahap ini hal-hal yang

harus diperhatikan oleh kepala sekolah adalah sebagai berikut.

Kalender akademik disusun berdasarkan rencana program kegiatan yang

akan berlangsung di sekolah selama satu tahun ke depan. Penyusunan

kalender akademik memberikan arah yang jelas mengenai berbagai

kegiatan yang akan dilaksanakan oleh sekolah selama satu tahun ke depan.

Kalender akademik yang disusun berdasarkan kebutuhan dan hasil

pemikiran bersama antara kepala sekolah dan guru akan memberikan

kejelasan dalam merealisasikan program kegiatan sekolah. Kalender

akademik yang telah disusun ini disosialisasikan kepada seluruh guru,

siswa, orang tua siswa dan masyarakat. Dengan mengetahui kalender

akademik diharapkan akan terjadi sinergi dalam mewujudkan program

kegiatan yang akan dilaksanakan sekolah.

Penyusunan jadwal pelajaran didasarkan kepada kewajiban mengajar guru

5 hari/minggu. Jadwal pelajaran disusun berdasarkan hasil musyawarah

bersama, antara kepala sekolah dan guru. Dengan demikian guru akan

bertanggung jawab dalam menyampaikan pelajaran kepada siswa. Untuk

meningkatkan mutu pembelajaran diharapkan guru mengikuti kegiatan

dalam MGMP.

Pengaturan tugas dan kewajiban guru dilandasi oleh kebersamaan,

keadilan dan tidak menimbulkan permasalahan. Pembagian tugas dan

Page 13: Manajemen Implementasi Kurikulum 1

12

kewajiban guru ini disesuaikan dengan bidang keahlian dan minat guru

tersebut. Pembagian tugas didasarkan kepada beban tugas minimal dan

keahliannya. Dengan demikian pada setiap guru diharapkan akan tumbuh

motivasi untuk berprestasi, kebersamaan dalam merealisasikan program

sekolah, sinerjikantara pimpinan, guru, staf TU, dan orang tua dalam

upaya meningkatkan mutu sekolah.

Program kegiatan sekolah disusun berdasarkan kebutuhan nyata untuk

meningkatkan,mengembangkan dan memajukan sekolah. Program

kegiatan sekolah disusun berdasarkan visi, misi dan tujuan yang akan

diwujudkan dalam kepemimpinan kepala sekolah bersama-sama dengan

seluruh komponen sekolah. Program kegiatan sekolah meliputi program

internal dan eksternal yang akan diadakan sekolah. Program yang

berkaitan dengan peningkatan mutu pembelajaran, pengembangan

profesionalisme guru dan staf TU, program penataan kurikulum, program

pengelolaan sarana dan prasarana sekolah, program pengelolaan keuangan

sekolah, program pengembangan hubungan sekolah dengan masyarakat.

3. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini merupakan tahap yang paling menentukan apakah

sekolah di bawah kepemimpinan kepala sekolah dapat mewujudkan program

sekolah atau tidak. Perencanaan, pengorganisasian dan koordinasi yang telah

disusun akan dibuktikan keberhasilannya dalam tahap pelaksanaan ini. Proses

pembelajaran akan berlangsung efektif apabila guru dan kepala sekolah

memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam upaya meningkatkan mutu

pembelajaran.

Mutu pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik apabila guru dan

kepala sekolah secara bersama-sama untuk membuka diri terhadap masukan

dan kritikan yang membangun. Sebagai guru harus siap untuk diberi masukan

oleh kepala sekolah berdasarkan hasil supervise yang dilakukan oleh kepala

sekolah. Begitu pun kepala sekolah harus memiliki jadwal jelas dan rinci untuk

melakukan supervise terhadap terhadap kinerja guru.

Hasil supervise kepala sekolah menjadi fakta dan data yang benar untuk

memberikan informasi kepada guru berkaitan dengan tugas yang dikerjakannya

Page 14: Manajemen Implementasi Kurikulum 1

13

selama di sekolah. Apabila kepala sekolah memiliki fakta dan data yang

berkaitan dengan kinerja guru maka guru akan menerima dengan terbuka

masukan yang disampaikan oleh kepala sekolah. Sebaliknya apabila kepala

sekolah tidak melakukan supervisi (tidak berdasarkan fakta dan data), masukan

yang diberikan oleh kepala sekolah tidak valid dan berpengaruh negatif

terhadap kinerja guru.

Dengan demikian, kepala sekolah dan guru akan terbuka dalam

memberikan masukan atau kesulitan yang dihadapi dengan tujuan untuk

kemajuan dan peningkatan mutu pembelajaran.

4. Tahap Evaluasi dan Pengendalian

Pelaksanaan pembelajaran berjalan secara efektif atau tidak dapat

diketahui melalui kegiatan evaluasi. Evaluasi ini penting silakukan secara

benar karena bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan pembelajaran yang

telah dilakukan berjalan atau tidak sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan. Guru perlu menetapkan jenis evaluasi apa yang digunakan dan hasil

evaluasi diharapkan akan memiliki pengaruh dan dampak terhadap perbaikan

dan peningkatan mutu pembelajaran secara berkelanjutan.

Di samping itu, evaluasi yang dilakukan oleh guru dapat menjadi

masukan untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Dari sekian

banyak siswa tentunya ada di anatara mereka yang menemui kesulitan dalam

belajar. Siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat dilakukan pemantapan

atau perhatian khusus agar tidak ketinggalan dan dapat menyesuaikan diri

dengan siswa lain.

Dalam mengatasi kesulitan belajar siswa perlu dicarikan solusinya,

misalkan dengan remedial, pemantapan, belajar dengan teman sejawat yang

lebih pandai, atau membentuk kelompok belajar yang dibimbing oleh guru.

Dengan demikian evaluasi juga dapat menjadi umpan balik bagi guru untuk

memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.

Agar evaluasi sesuai dengan tujuan yang diharapkan perlu diperhatikan

dari mulai persiapan awal, menyiapkan bahan-bahan evaluasi yang dibutuhkan,

menyusun kisi-kisi evaluasi, menyusun bentuk tes, menyusun butir-butir soal,

memvalidasi, menyiapkan jawabannya, membuat jadwal pemeriksaan serta

Page 15: Manajemen Implementasi Kurikulum 1

14

penyerahan hasil evaluasi dengan tepat waktu. Penyusunan soal sebaiknya

melibatkan beberapa guru bidang studi sejenis atau bersama MGMP.

Kepala sekolah berperan dalam pengendalian sistem evaluasi agar

evaluasi dapat berjalan sesuai tujuan yang telah ditetapkan. Kepala sekolah

bekerja sama dengan guru untuk melakukan evaluasi belajar siswa yang

sesungguhnya. Sehingga prestasi yang diraih oleh siswa merupakan hasil kerja

keras siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan

dengan penuh tanggung jawab dan objektif dapat mengukur kemampuan siswa

akan berdampak pada peningkatan mutu yang berkelanjutan.

2.2 Implementasi Manajemen Kurikulum

Pengertian implementasi kurikulum secara umum merupakan suatu

kegiatan yang bertujuan untuk mewujudkan manajemen kurikulum (dalam arti

rencana tertulis) ke dalam bentuk kegiatan nyata di kelas, yaitu melakukan proses

transmisi dan transformasi segenap pengalaman belajar kepada peserta didik.

Di samping itu, hal penting yang perlu diperhatikan bahwa di dalam

implementasi kurikulum terkandung makna inovasi, yaitu mengenalkan dan/atau

mewujudkan hal-hal baru dari silabus atau rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) dan memodifikasinya ke dalam situasi nyata di kelas.

Tugas guru dalam implementasi kurikulum adalah bagaimana memberikan

kemudahan belajar (facilitate of learning) kepada peserta didik, agar mereka

mampu berinteraksi dengan lingkungan eksternal sehingga terjadi perubahan

perilaku sesuai dengan yang dikemukakan dalam Standar Isi (SI) dan Standar

Kompetensi Lulusan (SKL) (Mulyase, 2009:178).

2.2.1 Standar Isi

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 2013 tentang

perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan menyatakan bahwa standar isi adalah kriteria mengenai

ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan

pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Standar isi mencakup kriteria ruang lingkup materi dan tingkat

kompetensi. Yang dimaksud dengan ”lingkup materi” adalah batasan kedalaman

Page 16: Manajemen Implementasi Kurikulum 1

15

muatan yang dijabarkan ke dalam kurikulum untuk setiap satuan pendidikan dan

program pendidikan.

Ruang lingkup materi berlaku untuk satuan pendidikan dan dirumuskan

berdasarkan kriteria:

a. muatan wajib yang ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-

undangan;

b. konsep keilmuan; dan

c. karakteristik satuan pendidikan dan program pendidikan.

Tingkat kompetensi berlaku untuk peserta didik pada setiap tingkat kelas

dan dirumuskan berdasarkan kriteria:

a. tingkat perkembangan Peserta Didik;

b. kualifikasi Kompetensi Indonesia; dan

c. penguasaan kompetensi yang berjenjang.

Standar isi dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 64 Tahun 2013

tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

2.2.2 Silabus

a. Pengertian Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata

pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi,

kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian hasil belajar,

alokasi waktu dan sumber belajar (E.Mulyasa, KTSP.190).

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.32 Tahun 2013

Pasal 77F ayat (1) menyatakan silabus merupakan rencana pembelajaran pada

mata pelajaran atau tema tertentu dalam pelaksanaan kurikulum.

Menurut Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses,

silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap

bahan kajian mata pelajaran. Silabus dikembangkan berdasarkan Standar

Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan

menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu.

Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan

pembelajaran.

Page 17: Manajemen Implementasi Kurikulum 1

16

Jika pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), satuan

pendidikan dan guru diberikan kewenangan menyusun silabus maka pada

Kurikulum 2013 beban tersebut ditanggung oleh pemerintah. Jadi, dalam

Kurikulum 2013, silabus sudah disiapkan oleh Pemerintah, baik untuk

kurikulum nasional maupun untuk kurikulum wilayah, sehingga guru hanya

perlu mengembangkan rencana pembelajaran.

Dengan disipakannya silabus oleh pemerintah, diharapkan beban guru

dalam menyusun silabus dapat berkurang sehingga efektivitas pembelajaran

dapat meningkat. (Mulyasa, Kurikulum 2013. 181).

b. Prinsip-Prinsip Pengembangan Silabus

Dalam pengembangan silabus perlu dipertimbangkan beberapa prinsip,

prinsip-prinsip tersebut anatara lain:

1. Ilmiah

Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam

silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.

Mengingat silabus berisikan garis-garis besar isi/materi pembelajaran yang

akan dipelajari siswa, maka materi/isi pembelajaran tersebut harus

memenuhi kebenaran ilmiah. Untuk itu, dalam penyusunan silabus

disarankan melibatkan ahli bidang keilmuan masing-masing mata pelajaran

agar materi pembelajaran tersebut memiliki validitas yang tinggi.

2. Relevan

Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi

dalam silabus harus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,

sosial, emosional, dan spritual peserta didik.

3. Sistematis

Komponen-komponen dalam silabus harus saling berhubungan

secara fungsional dalam mencapai kompetensi. Silabus pada dasarnya

merupakan suatu sistem, oleh karena itu dalam penyusunannya harus

dilakukan secara sistematis.

4. Konsisten

Page 18: Manajemen Implementasi Kurikulum 1

17

Dalam silabus harus nampak hubungan yang konsisten antara

kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber

belajar, dan sistem penilaian.

5. Memadai

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber

belajar, dan sistem penilaian cukup memadai untuk menunjang pencapaian

kompetensi dasar.

6. Aktual dan kontekstual

Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber

belajar, dan sistem penilaian memper-hatikan perkembangan ilmu, teknologi

dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.

7. Fleksibel

Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman

peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah

dan tuntutan masyarakat.

8. Menyeluruh

Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi

(kognitif, afektif, psikomotor).

c. Pengembangan Silabus

Silabus Kurikulum 2013 dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk

satu tema (SD/MI) atau satu kelas dan satu mata pelajaran (SMP/MTS,

SMA/MA, SMK/MAK). Dalam silabus tercantum seluruh Kompetensi Dasar

untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.

Dalam pengembangannya, silabus didasarkan pada KD yang telah di-

review dan dinyatakan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Pengembangan silabus dimaksudkan agar ada patokan minimal mengenai

kualitas hasil belajar untuk seluruh Indonesia.

Dalam silabus ditetapkan bahwa yang dijadikan sebagai patokan minimal

adalah indikator yang dikembangkan dari KD. Kompetensi dasar inilah yang

kemudian diramu dalam Materi Pokok dari proses pembelajaran yang

dikembangkan dari kegiatan observasi, menanya, mengasosiasi, dan

mengomunikasi. Keempat kemampuan ini dikembangkan selama dua belas

Page 19: Manajemen Implementasi Kurikulum 1

18

tahun sehingga kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan berpikir kritis dan

kemampuan belajar peserta didik dapat menjadi kebiasaan-kebiasaan yang

memberikan kebiasaan belajar sepanjang hayat.

d. Komponen Silabus

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk

setiap bahan kajian mata pelajaran. Adapun komponen silabus dalam

Kurikulum 2013 menurut Permendikbud No 65 tahun 2013 tentang standar

proses antara lain:

1. Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran dikhususkan pada jenjang SMP / MTS / SMPLB /

Paket B dan SMA / MA / SMALB / SMK / MAK / Paket C Kejuruan.

2. Identitas sekolah

Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas.

3. Kompetensi inti

Kompetensi inti merupakan gambaran secara kategorial mengenai

kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus

dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata

pelajran.

4. Kompetensi dasar

Kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan

yang terkait muatan atau mata pelajaran inilah yang disebut dengan

kompetensi dasar.

5. Indikator pencapaian kompetensi

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/ atau

diobservasi untuk menunjukan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang

menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi

dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati

dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

6. Tema

Dalam kurikulum 2013, penggunaan tema hanya untuk beberapa jenjang

satuan pendidikan, yaitu SD/MI/SDLB/Paket A.

7. Materi pokok

Page 20: Manajemen Implementasi Kurikulum 1

19

Dalam materi pokok memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang

relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan

indicator pencapaian kompetensi.

8. Proses pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan

peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.

9. Penilaian

Dalam setiap proses pembelajaran yang dilaksanakan, perlu dilakukan

penilaian yang merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi

untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.

10. Alokasi waktu

Alokasi waktu harus disesuaikan dengan jumlah jam pelajaran dalam

struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun.

11. Sumber belajar

Sumber belajar yang digunakan dapat berupa buku, media cetak dan

elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

Berikut contoh format silabus kurikulum 2013.

SILABUS SATUAN PENDIDIKAN

Mata Pelajaran :

Kelas/Semester :

Kompetensi Inti :

K1 :

K2 :

K3 :

K4 :

Kompetensi

Dasar

Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

HO 1.3-2/3.2

Page 21: Manajemen Implementasi Kurikulum 1

20

e. Contoh silabus sesuai dengan kurikulum 2013

(terlampir)

Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan

pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-

masing guru. Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan

dengan memperhatikan masukan hasil evaluasi hasil belajar, evaluasi proses

(pelaksanaan pembelajaran), dan evaluasi rencana pembelajaran.

2.3 Masalah Guru dalam Pembelajaran yang Berkaitan dengan Kurikulum

Akhir-akhir ini, dunia pendidikan kembali mendapat sorotan. Hal itu

terjadi lantaran di beberapa sekolah ditemukan buku dan LKS yang memuat

materi ajar yang kurang tepat untuk diberikan kepada peserta didik. Sebagai

contoh, ditemukannya gambar artis Miyabi di LKS Bahasa Inggris SMP di

Mojokerto. Juga beberapa waktu lalu, cerita Bang Maman dan istri simpanan yang

ditemukan pada LKS siswa SD di Jakarta. Di Magetan ditemukan kekeliruan

struktur pemerintahan desa di LKS Pendidikan Kewarganegaraan SD. Di tempat

lain juga ditemukan LKS yang mengandung muatan politik lainnya. Contoh-

contoh tersebut menunjukkan kekurangjelian guru dalam memilih bahan ajar dan

materi ajar yang tepat untuk siswa.

Masalah tersebut muncul ketika sekolah masih menggunakan kurikulum

2006 atau yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

merupakan kurikulum yang memberi keleluasaan bagi sekolah dan guru untuk

melakukan pengembangan. Berkaitan dengan isi kurikulum, pusat hanya

memberikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (yang merupakan

standar minimal) yang harus dikuasai siswa pada setiap mata pelajaran. Ini berarti

guru harus mengembangkan sendiri Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

tersebut sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu,

untuk materi pelajaran, sumber belajar, serta bahan ajar guru diberi keleluasaan

untuk berkreasi.

Namun demikian, dalam kenyataan sehari-hari, memilih materi, sumber

belajar, dan bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu peserta didik mencapai

kompetensi seringkali kurang mendapat perhatian guru. Hal ini terbukti masih

Page 22: Manajemen Implementasi Kurikulum 1

21

banyak guru yang menempuh cara praktis dengan mempercayakan materi dari

buku ajar yang sudah jadi (dari penerbit). Demikian pula dengan LKS. Padahal,

tidak semua buku ajar dan LKS yang sudah jadi tersebut cocok dengan kondisi

dan kebutuhan peserta didik. Yang lebih memprihatinkan, guru sendiri belum

mengkaji secara mendalam isi buku ajar yang dipilih tersebut sehingga terjadilah

kasus-kasus di atas.

Solusi yang diberikan adalah guru hendaknya bisa memilih dan memilah

bahan ajar sesuai kebutuhan pelajaran dan bahasa dipergunakan juga sebaiknya

diperhatikan, memberikan pelatihan-pelatihan kepada guru agar memiliki

kemampuan mengembangkan Indikator agar sesuai dengan kondisi dan kebutuhan

peserta didik.

Sedangakan pada kurikulum 2013 yang baru diterapkan ada beberapa

masalah krusial yang dihadapi guru, yaitu sarana dan prasarana termasuk buku

dan karakter peserta didik untuk beradaptasi dengan cara pembelajaran yang baru.

Selain itu banyak guru merasa belum siap dan paham dalam melakukan proses

pembelajaran dengan kurikulum 2013.

Solusi yang dapat diberikan adalah dengan meningkatkan terus tingkat

profesionalisme guru melalui pelatihan-pelatihan dan tentunya juga meningkatkan

kualitas sarana dan prasana pendidikan khususnya buku dan terus mendorong dan

menyediakan kesempatan bagi siswa untuk aktif dan kreatif dalam proses

pembelajaran.

III. PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan uraian pada pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa

manajemen kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan kurikulum yang

kooperatif, komperhensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka mewujudkan

ketercapaian tujuan kurikulum. Lingkup manajemen kurikulum meliputi

perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum. Manajemen

kurikulum memiliki lima prinsip dalam pelaksaannya yaitu produktivitas,

demokratisasi, kooperatif, efektivitas dan efisiensi, dan mengarahkan visi, misi,

dan tujuan. Manajemen kurikulum memiliki beberapa fungsi yaitu, meningkatkan

efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, meningkatkan keadilan (equality)

Page 23: Manajemen Implementasi Kurikulum 1

22

dan kesempatan pada siswa untuk mencapai hasil yang maksimal, meningkatkan

relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik

maupun lingkungan, meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas

siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran, meningkatkan efisiensi dan

efektivitas proses belajar mengajar, meningkatkan partisipasi masyarakat untuk

membantu pengembangan kurikulum. Adapun komponen dari manajemen

kurikulum adalah evaluasi, tujuan, metode atau strategi pencapaian tujuan, dan isi

kurikulum. Dengan adanya kurikulum, maka muncullah standar isi dan silabus

sebagai implikasi kurikulum.

Standar isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat

kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis

pendidikan tertentu. Silabus merupakan rencana pembelajaran pada mata

pelajaran atau tema tertentu dalam pelaksanaan kurikulum. Silabus mencakup

kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajran, kegiatan pembelajaran,

penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

3.2 Saran

Adapun saran yang ingin disampaikan melalui makalah ini adalah sebagai

calon pendidik hendaknya memperhatikan dan memahami bagaimana

memanajemen kurikulum yang baik, memperhatikan setiap komponen dalam

penyusunannya agar tercapai tujuan pendidikan nasioal yang ingin di capai.

DAFTAR RUJUKAN

Kemdikbud. 2012. Dokumen Kurikulum 2013.(Online),

(http://ahmadsudrajat.files.wordpress.com/2013/.../draf-kurikulum, diakses

08 September 2013)

Tim Dosen UPI. 2011. Manajemen Pendidikan. Alfabeta: Bandung.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 81A Tahun 2013 tentang

Implementasi Kurikulum.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 64 Tahun 2013 tentang

Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah.

Page 24: Manajemen Implementasi Kurikulum 1

23

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan

Atas Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Sanggraeni, Dya. 2011. Manajemen Pelaksanaan Kurikulum.(Online),

(http://dnoeng.wordpress.com/2011/05/31/manajemen-pelaksanaan-

kurikulum/, diakses 13 September 20130

Wahab, Abd dan Widyaiswara. Konsep Dasar Silabus dan RPP.

Wahyuni, Sri Intan. 2009. Manajemen Kurikulum dalam Meningkatkan Mutu

Pembeljaran PAI di MTs Negeri Laboratorium UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta. Yogyakarta.