IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

87
IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM ASPEK PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN PENGAWASAN DI SMAN 1 SUNGAYANG SKRIPSI Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Pada Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Oleh AGUS SEPTIAWAN NIM.15 300 3000 03 JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BATUSANGKAR 1441 H/ 2019 M

Transcript of IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

Page 1: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM

ASPEK PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN

PENGAWASAN DI SMAN 1 SUNGAYANG

SKRIPSI

Ditulis Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)

Pada Jurusan Manajemen Pendidikan Islam

Oleh

AGUS SEPTIAWAN

NIM.15 300 3000 03

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

BATUSANGKAR

1441 H/ 2019 M

Page 2: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …
Page 3: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …
Page 4: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …
Page 5: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

i

ABSTRAK

AGUS SEPTIAWAN NIM 15 300 3000 03, Judul Skripsi

“IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM ASPEK

PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN PENGAWASAN” Fakultas Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Batusangkar 2019, jumlah halaman pada skripsi ini adalah 74

halaman.

SMAN 1 Sungayang masih memiliki beberapa masalah dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan yang belum sepunuhnya menerapkan model

pembelajaran berbasis kurikulum 2013 yang telah dirancang pada proses

pembelajaran. Rumusan masalah adalah 1) Bagaimana perencanaan kurikulum 2013

di SMAN 1 Sungayang. 2) Bagaimana pelaksanaan kurikulum 2013 di SMAN 1

Sungayang. 3) Bagaimana pengawasan kurikulum 2013 di SMAN 1 Sungayang.

Tujuan penelitiannya adalah untuk menjelaskan perencanaan kurikulum 2013 di

SMAN 1 Sungayang, menjelaskan pelaksanaan kurikulum 2013 di SMAN 1

Sungayang serta menjelaskan pengawasan kurikulum 2013 di SMAN 1 Sungayang.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan atau fiel research

dengan menggunakan metode deskritif kualitatif. Teknik pengumpulan data

penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dengan dua sumber data, yaitu sumber

data primer: kepala sekolah, waka kurikulum, guru, peserta didik. Lalu dengan data

skunder :dokumen-dokumen yang berkaitan langsung dengan apa yang dibutuhkan

oleh peneliti. Teknik analisis deskriptif kualitatif menggunakan model Miles and

Huberman, kemudian untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik

triangulasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa impelementasi manajemen

kurikulum 2013 dalam perencanaan, adalah guru-guru yang akan menyusun

perencanaan, diikutkan loka karya terlebih dahulu untuk mendapatkan ilmu tentang

kurikulum 2013. Setelah selesai loka karya guru-guru merancang perencanaan

kurikulum 2013. Sedangkan dalam pelaksanaannya guru-guru masih belum

sepenuhnya menerapkan model pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah

disahkan. Kemudian pengawasan di SMAN 1 Sungayang dalam penerapan kurikulum

2013 dilakukan secara dua tahap, yang pertama supervisi oleh kepala sekolah serta

tim kurikulum sekolah, dan yang kedua adalah supervisi dari dinas pendidikan yang

dilakukan satu kali per semester. Hasil dari supervisi berupa kritik dan saran untuk

perbaikan kurikulum 2013 SMAN 1 Sungayang untuk tahun pembelajaran

selanjutnya. perencanaan kurikulum 2013 di SMAN 1 Sungayang adalah dengan

mengikuti pelatihan kurikulum 2013 baik di tingkat Kabupaten, Provinsi Maupun

Nasional.

Page 6: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

ii

DAFTAR LAMPIRAN

Kisi-kisi Pedoman Wawancara........................................................................................ 75

Pedoman Wawancara ..................................................................................................... 76

Transkip wawancara ....................................................................................................... 78

Catatan Lapangan ........................................................................................................... 87

Dokumentasi Wawancara Peneliti .................................................................................. 89

RPP Guru ......................................................................................................................... 92

Daftar Nama Informan .................................................................................................... 110

Surat Penelitian ............................................................................................................... 111

Page 7: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tabel Rincian Gradasi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan ....................... 37

Tabel 3.1. Tabel waktu penelitian ................................................................................... 42

Page 8: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGESAHAN TIM PENGUJI

PERNYATAAN KEASLIAN

BIODATA ................................................................................................................. i

KATA PERSEMBAHAN ........................................................................................ ii

ABSTRAK ................................................................................................................ v

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ viii

DAFTAR TABEL..................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................. x

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Fokus Penelitian 6

C. Rumusan Masalah 6

D. Tujuan Penelitian 6

E. Manfaat Penelitian 7

F. Definisi Operasional 7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori 9

1. Manajemen Kurikulum 9

a. Konsep Manajemen Kurikulum 9

b. Perencanaan Kurikulum 11

c. Pelaksanaan Kurikulum 14

d. Organisasi Kurikulum 15

e. Pengawasan atau Evaluasi kurikulum 17

2. Kurikulum 2013 19

Page 9: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

v

a. Pengertian Kurikulum 2013 20

b. Tujuan Kurikulum 2013 21

c. Karakteristik dan Asumsi Kurikulum 2013 22

d. Kunci Sukses Kurikulum 2013 25

e. Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Sebelumnya 31

3. Implementasi Kurikulum 2013 32

a. Konsep Implementasi Kurikulum 33

b. Kemampuan Guru dalam Implementasi Kurikulum 33

c. Model Implementasi Kurikulum 34

B. Penelitian Relevan 38

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian 42

B. Tempat danWaktu Penelitian 43

C. Instrumen Penelitian 44

D. Sumber Data 44

E. Teknik Pengumpulan Data 45

F. TeknikAnalisis Data 46

G. Teknik Pengecakan Keabsehan Data 48

BAB IV TEMUAN PENELITIAN

A. Temuan Umum 51

1. Profil Sekolah 51

2. Visi dan Misi Sekolah 52

3. Tujuan SMAN 1 Sungayang 57

B. Temuan Khusus 60

1. Perencanaan Kurikulum 2013 60

2. Pelaksanaan Kurikulum 2013 62

3. Pengawasan Kurikulum 2013 66

C. Pembahasan 67

Page 10: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

vi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 72

B. Saran 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Rencana peralihan kurikulum dari Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013 tak urung melahirkan tanda

tanya bagi sebagian guru. Hal ini terkait dengan keragamaan para guru

melihat kenyataan mereka sehari-hari yang masih jauh dari kata siap dalam

menjalankan praktik pengajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik

dalam Kurikulum 2013.

Pengetahuan guru terhadap perubahan kurikulum masih di pemukaan.

Tanpa persiapan memadai, perubahan stuktur kurikulum potensi

menimbulkan kekacauan manajemen di sekolah. Buta konsep ini merembet

pada lemahnya perencanaan. Pada akhirnya, tataran operasional hampir

separuh guru mengaku bingung bagaimana teknis pengajaran pada kurikulum

baru. Rendahnya tingkat pengetahuan guru terhadap Kurikulum 2013 tidak

terlepas dari minimnya sosialisasi resmi dari pemerintah. Ambiguitas antara

keyakinan sekaligus kekhawatiran mewarnai opini umum dan sikap guru

terhadap implikasi perubahan kurikulum. Hal ini menjelaskan kepada Bangsa

Indonesia dan Pemerintah tentang bagaimana permasalahan dalam mengelola

sistem pendidikan terutama kurikulum.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 1 butir 19, menjelaskan kurikulum adalah seperangkat rencana

dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum di Indonesia sejak jaman

kemerdekaan sampai sekarang mengalami banyak perubahan. Kurikulum

terbaru yang digunakan di Indonesia adalah kurikulum 2013.

Kurikulum merupakan suatu hal yang sangat vital dari sistem

pendidikan karena kurikulum merupakan seperangkat sistem rencana dan

Page 12: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

2

pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman untuk menggunakan aktivitas belajar mengajar. Kurikulum

merupakan program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan

pengalaman belajar yang diprogramkan, direncanakan secara sistemik atas

dasar norma-norma yang berlaku dan yang dijadikan pedoman dalam proses

pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai

tujuan pendidikan. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

Tahun 1989 Bab I pasal I disebutkan bahwa: “kurikulum adalah seperangkat

rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar

(Dakir, 2004 : p, 3)

Menurut Syawal Gultom (2013: 1), pengembangan kurikulum 2006

(KTSP) menjadi kurikulum 2013 dikarenakan pada kurikulum 2006 (KTSP)

masih banyak kekurangan antara lain:

1. Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan

banyaknya matapelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat

kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak;

2. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan

tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.

3. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan

kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran

aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum

menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka

peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada

pembelajaran yang berpusat pada guru.

Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum baru yang dibuat oleh

pemerintah untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Banyak wacana pro

dan kontra dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Dalam sebuah media ada yang

Page 13: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

3

menyatakan pelaksanaan kurikulum 2013 dianggap premature karena

kesiapan sekolah dan guru yang masih minim. Tetapi tidak sedikit yang

mendukung kurikulum 2013 cepat terlaksana.

Keberhasilan pelaksanaan kurikulum 2013 tidak bisa dilaksanakan

oleh satu pihak saja melainkan harus didukung oleh berbagai pihak mulai dari

pemerintah, pendidik, tenaga kependidikan, penerbit buku, dan peserta didik.

Secara umum tugas dan peran kepala sekolah memiliki lima dimensi

kompetensi sebagaimana termaktub pada peraturan menteri pendidikan

Nasional No. 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah/ madrasah yaitu:

kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, kompetensi

sosial. Standar minimal tugas dan peran seorang kepala sekolah harus

melaksanakan pengembangan sekolah, dan pengembangan sekolah ini akan

tersusun secara terstruktur di dalam dokumen kurikulum.

Pokok kegiatan utama manajemen kurikulum adalah meliputi bidang

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kurikulum atau evaluasi.

Manajemen perencanaan kurikulum berdasarkan asumsi bahwa telah tersedia

informasi dan data-data tentang masalah-masalah dan kebutuhan yang

mendasari disusunnya perencanaan yang tepat. Manajemen pelaksanaan

kurikulum berdasarkan asumsi bahwa pembelajaran telah direncanakan

sebelumnya dan siap diimplementasikan. Evaluasi kurikulum atau

pengawasan berdasarkan asumsi bahwa perencanaan dan pelaksanaan

kurikulum saling memberikan informasi balikan yang akurat.

Pada kata sambutan dalam pelatihan kurikulum 2013 menyebutkan

bahwa” Beberapa alasan perlunya pengembangan Kurikulum 2013 adalah: a)

perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari

tahu) dan proses penilaian (dari berbasis outputmenjadi berbasis proses dan

input) memerlukan penambahan jam pelajaran; b) Kecenderungan banyak

negara menambah jam pelajaran; dan c) perbandingan dengan negara-negara

Page 14: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

4

lain menunjukkan jam pelajaran di Indonesia dengan Negara lain relatif lebih

singkat.

Kurikulum 2013 menjadi salah satu solusi menghadapi perubahan

zaman yang mengutaman kompetensi yang disinergikan dengan nilai-nilai

karakter. Perubahan dan pengembangan kurikulum merupakan persoalan yang

sangat penting, karena kurikulum harus senantiasa disesuaikan dengan

perkembangan pendidikan. Pemerintah telah mensosialisasikan Kurikulum

2013 sebelum tahun pelajaran baru tahun 2013. Namun, dalam penerapannya

masih mengalami banyak kendala. Pemerintah belum menyamaratakan

pembinaan dan sosialiasi kepada guru mengenai Kurikulum 2013. Sosialisasi

sangat penting dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-

masing agar kurikulum baru dapat diterapkan secara optimal. Akan tetapi,

masih banyak guru yang belum memahami Kurikulum 2013 secara

komprehensif. Dengan demikian, kurikulum 2013 mendapat perhatian khusus

dan evaluasi dari pemerintahan yang baru.

Menurut Nana Sudjana, komponen kurikulum terdiri dari :tujuan

kurikulum; isi dan struktur kurikulum; strategi pelaksanaan kurikulum; dan

evaluasi hasil belajar. Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dari

setiap program pendidikan yang akan diberikan kepada peserta didik.

Mengingat kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka

tujuan kurikulum harus dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional adalah:

tujuan lembaga pendidikan (institusional); tujuan kurikuler, dan tujuan

instruksional. Jika sebuah kurikulum sudah tidak lagi memadai serta tidak

efektif dan efisien, artinya bahwa kurikulum tersebut sudah tidak sesuai

dengan perkembangan zaman yaitu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

serta perkembangan pola kehidupan masyarakat, maka kurikulum tersebut

perlu untuk disempurnakan. Dalam konteks nasional, kebijakan perubahan

kurikulum merupakan politik pendidikan yang berkaitan dengan kepentingan

berbagai pihak, bahkan dalam pelaksanaannya seringkali dipolitisir untuk

Page 15: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

5

kepentingan kekuasaan. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan, baik

pengawas, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan non guru, maupun

peserta didik sangat berkepentingan dan akan terkena imbasnya secara

langsung dari setiap perubahan kurikulum. Di samping itu, orang tua dan

masyarakat pada umumnya, dunia usaha dan dunia industry, serta para

birokrat, baik di pusat maupun di daerah akan terkena dampak dari perubahan

kurikulum tersebut, baik di pusat maupun di daerah akan terkena dampak dari

perubahan kurikulum tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Demikian halnya dengan pengembangan dan penataan kurikulum tingkat

satuan pendidikan (KTSP 2006) menjadi kurikulum 2013 akan memberikan

dampak kepada berbagai pihak. Sebagai barang yang relative baru, kurikulum

2013 akan menghadapi berbagai masalah dan tantangan dalam

implementasinya, baik di tingkat nasional maupun dalam tatanan lokal.

Berdasarkan hasil wawancana yang penulis lakukan pada saat

observasi awal di SMAN 1 Sungayang kabupaten Tanah Datar, dalam hal ini

Perencanaan Kurikulum 2013 bersama Ibu Alfi Yanti M.Pd sudah berjalan.

tetapi, masih terdapat beberapa kekurangannya seperti: kurangnya peran guru

dalam penerapan kurikulum 2013, Pelaksanaan pembelajaran guru masih

kurang memperhatikan atau kurang teliti dalam jumlah jam pelajaran sesuai

kurikulum yang berlaku, guru kurang melaksanakan evaluasi atau pengawasan

terhadap siswa di SMAN 1 Sungayang sehingga siswa sering ribut dilokal,

sering keluar masuk kelas sehingga mengganggu proses pembelajaran, guru

masih kesulitan dalam pelaksanaan penilaian berdasarkan kurikulum 2013

dikarenakan format penilaian yang lebih rumit.

Di sini semua guru-guru dibimbing oleh kepala sekolah dalam

mengembangkan silabus Kurikulum 2013 sebelum guru mengajar, yang

meliputi rencana pembelajaran, mempersiapkan bahan ajar, sumber belajar

dan media pembelajaran. Dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 ditemukan

pelaksanaannya yang belum optimal, kesiapan sekolah dalam

Page 16: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

6

mengimplementasikan kurikulum 2013. Dan disini guru masih kerepotan

dalam metode pembelajaran saintifik, sedangkan guru sangat sulit menilai

sikap siswa dan keterampilan. Belum siapnya guru-guru di lapangan dalam

arti sosialisasi kurikulum 2013 dan pelatihan-pelatihan terlalu singkat,

sehingga guru merasa belum siap tahun 2014-2016. Guru-guru mata pelajaran

IPS berasal dari latar belakang salah satu disiplin ilmu, sehingga merasa

kesulitan dalam mengejarkan Ilmu Pengetahuan Sosial; keterampilan

penggunaan teknologi sebagian besar guru masih relative rendah; fasilitas

terkait dengan informasi dan teknologi yang tersedia di sekolah masih relative

terbatas. Guru masih mengalami kesulitan dalam penilaian atau evaluasi.

Berdasarkan permasalahan yang diatas maka peneliti tertarik untuk

melihat lebih mendalam terkait dengan judul “Implementasi Manajemen

Kurikulum 2013 Dalam Aspek Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pengawasan di

SMAN 1 Sungayang”.

B. Fokus Penelitian

Adapun fokus masalah dalam peneltian ini adalah Implementasikan

Manajemen Kurikulum 2013 dalam Aspek Perencanaan, Pelaksanaan, dan

Pengasawan di SMAN 1 Sungayang.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimana perencanaanKurikulum 2013 di SMAN 1 Sungayang?

2. Bagaimana pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMAN 1 Sungayang?

3. Bagaimana pengawasan Kurikulum 2013 di SMAN 1 Sungayang?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk menjelaskan bagaiamana perencanaan Kurikulum 2013 di

SMAN 1 Sungayang.

2. Untuk menjelaskan bagaiamana pelaksanaan Kurikulum 2013 di

SMAN 1 Sungayang.

Page 17: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

7

3. Untuk menjelaskan bagaiamana pengawasan Kurikulum 2013 di

SMAN 1 Sungayang.

E. Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk melihat perbandingan ilmu yang didapat

di bangku perkuliahan dengan keadaan yang sebenarnya, dan sebagai

salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan

Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri Batusangkar.

b. Bagi Instansi

Sebagai Bahan pertimbangan dan informasi bagi Lembaga

Pendidikan atau Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sungayang dalam

Pelaksanaan Manajemen Kurikulum 2013 Dalam Meningkatkan Mutu

Pendidikan Di SMAN 1 Sungayang.

c. Bagi akademik

Sebagai tambahan informasi dan referensi bagi pembaca yang

akan melakukan penelitian lebih lanjut.

F. Definisi Opersional

Untuk menghindari kesalahan dalam memahami dan memudakan

pembaca menelusuri inti dari penulisan proposal skripsi ini, penulis

memberikan definisi sebagai berikut:

1. Manajemen Kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan kurikulum yang

kooperatif, komperhensif, sistemik, dan sistematik dalam rangka

mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum. Manajemen kurikulum di

sekolah meliputi kegiatan perencanaan (planning), pelaksanaan (action),

dan evaluasi (evaluating) yang bertujuan agar seluruh kegiatan

pembelajaran terlaksana secara berhasil guna dan berdaya guna dalam

dunia pendidikan.

Page 18: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

8

2. Perencanaan kurikulum menyangkut penetapan tujuan dan

memperkirakan cara pencapaian tujuan tersebut. Perencanaan merupakan

fungsi sentral dari administrasi pembelajaran dan harus berorientasi ke

masa depan. Dalam pengambilan dan pembuatan keputusan tentang

proses pembelajaran, harus melakukan berbagai pilihan menuju

tercapainya tujuan. Guru sebagai manajer, guru hendaknya mampu

mengelola kelas sebagai lingkungan belajar, serta merupakan aspek dari

lingkungan sekolah yang mampu diorganisasi.

3. Pelaksanaan kurikulum adalah proses yang memberikan kepastian bahwa

proses belajar mengajar telah memiliki Sumber Daya Manusia (SDM)

dan sarana serta prasarana yang diperlukan sehingga dapat mencapai

tujuan yang diinginkan.

4. Pengawasan kurikulum berkaitan dengan aspek evaluasi, alat pengumpul

data dan prosedur yang digunakan, serta kriteria yang dipertimbangkan,

serta penggunaan pemahaman untuk mengambil keputusan.

Page 19: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Manajemen Kurikulum

a. Konsep Manajemen Kurikulum

Manajemen menurut Azhar Arsyad yaitu membahas

bagaimana para manajer berusaha agar sesuatu pekerjaan terleksana

dengan baik. Bila dikaitkan dengan politik dan kekuasaan dalam

suatu organisasi, berarti bagaimana menerapkan kekuasaan agar

orang lain ikhlas memlakukan sesuatu. Itu juga berarti bagaimana

menerapkan kekuasaan agar orang lain terpengaruh melakukan

sesuatu (Azhar Arsyad, 2003: p, 1).

Namun bagaiamana sesungguhnya masalah manajemen yang

dimaksud, maka terlebih dahulu manajemen dapat ditinjau dari dua

pengertian yang ada. Manajemen jika ditinjau dari sudut etiomologi

berasal dari kata “manage” yang artinya mengemukkan, pemerintah,

memimpin atau dapat diartikan sebagai suatu pengurusan, memimpin

atau membimbing dilakukan terhadap orang lain (pihak lain) dalam

rangka usaha mencapai tujuan tertentu. Istilah manajemen mengacu

kepada proses pelaksanaan aktivitas yang diselesaikan secara efisien

dengan dan melalui pendayagunaan orang lain. Manajemen atau

pengelolaan adalah kemampuan dan keterampilan untuk melakukan

suatu kegiatan baik bersama orang lain maupun melalui orang lain

dalam mencapai tujuan organisasi. Belakangan ini pengertian di atas

diperhalus oleh ungkapan Massie, yang mengatakan manajemen

adalah suatu proses di mana suatu kelompok secara kerjasama

mengarahkan tindakan atau kerja untuk mencapai tujuan bersama.

Proses tersebut mencakup tehnik-tehnik yang digunakan oleh para

manajer untuk mengkoordinasikan kegiatan atau aktivitas orang lain

9

Page 20: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

10

menuju tercapainya tujuan bersama, yang menejer sendiri jarang

melakukan aktivitas-aktivitas dimaksud.

Berdasarkan uraian di atas, maka manajemen mencakup

kegiatan untuk mencapai tujuan, dan dalam mencapai tujuan tersebut

diadakanlah tindakan-tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tindakan-tindakan yang ditetapkan tersebut berupa pengetahuan

tentang apa yang harus dilakukan, menetapkan cara bagaimana

melakukannya, memahami bagaimana harus melakukan dan

mengukur efektifitas dari usaha-usaha yang diinginkan (abdulsyani,

2007: p, 1).

Manajemen kurikulum adalah sebagai suatu system

pengelolaan kurikulum yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan

sistematik dalam rangka mewujudkan ketercapaian tujuan kurikulum

(Rusman, 2008: p, 3).Kegiatan yang berkenaan dengan fungsi-fungsi

manajemen kurikulum secara garis besar dapat dikemukakan sebagai

berikut.

Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan

kegiatan pendidikan di sekolah bagi pihak-pihak yang terkait, baik

secara langsung maupun tidak langsung, seperti pihak guru, kepala

sekolah, pengawas, orang tua, masyarakat dan pihak siswa itu

sendiri, dalam mengimpletasikan kurikulum 2013 sangat berbeda

dengan kurikulum sebelumnya, masih banyak kendala yang kita

ketahui sangat mempengaruhi hasil belajar, baik dari segi media yang

digunakan, penilaian pada kurikulum 2013 lebih rumit dibandingkan

dengan kurikulum sebelumnya kemudian metode yang digunakan

untuk menyampaikan materi pembelajaran yang ingin diajarkan

belum efektif atau bahkan tidak sesuai dengan materi yang ingin

disampaikan (Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru

Page 21: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

11

Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Riau).

b. Perencanaan Kurikulum

Perencanaan kurikulum adalah perencanaan-perencanaan

kesempatan belajar yang dimasudkan untuk membina siswa ke arah

perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai sampai mana

perubahan-perubahan telah terjadi pada diri siswa. Di dalam

perencanaan kurikulum minimal ada lima hal yang memengaruhi

perencanaan dan pembuatan keputusan, yaitu filosofi, konten/materi,

manajemen pembelajaran, pelatihan guru, dan system pembelajaran

(Rusman, 2008: p, 21).

Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2007: 171), perencanaan

kurikulum adalah suatu proses ketika peserta dalam banyak tingkatan

membuat keputusan tentang tujuan belajar, cara mencapai tujuan

tersebut melalui situasi mengajar-belajar, serta penelaahan

keefektifan dan kebermaknaan metode tersebut.

Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau alat

manajemen yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber individu

yang diperlukan,media pembelajaran yang digunakan, tindakan-

tindakan yang perlu dilakukan, sumber biaya,tenaga,dan sarana yang

diperlukan, system monitoring dan evaluasi, peran, dan unsur-unsur

ketenagaan untuk mencapai tujuan manajemen lembaga pendidikan.

1) Perumusahan Tujuan Kurikulum

Perumusahan tujuan belajar diperlukan untuk

meningkatkan kemampuan siswa seebagai anggota masyarakat,

dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan

social, budaya, dana lam sekitarnya. Untuk mencapai tujuan

tersebut, penyelenggara sekolah berpedoman pada tujuan

pendidikan nasional. Sumber dari tujuan (aim, goal, maupun

Page 22: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

12

objective) ini adalah sumber empiris, sumber filosofis, sumber

mata pelajaran, konsep kurikulum, analisis situasional, dan

tekanan pendidikan ( Oemar Hamalik, 2007: p, 177).

2) Landasan Perencanaan Kurikulum

Menurut Rusman (2008: 25-26), perencanaan

kurikulum pendidikan harus mengasimilasi dan mengorganisasi

informasi dan data secara intesif yang berhubungan dengan

pengembangan program lembaga atau sekolah. Informasi dan

data yang menjadi area utama adalah sebagai berikut:

a) Kekuatan Sosial

Perubahan sistem pendidikan di Indonesia sangatlah

dinamis.pendidikan kita menggunakan sisystemerbuka

sehingga harus selalu menyesuikan dengan perubahan

dinamika social yang terjadi di masyarakat, baik itu system,

politik, ekonomi, social, dan kebudayaan. Proses pendidikan

merupakan sebuah perjalanan sejarah di dalam suatu Negara

yang selalu menerapkan mekanisme adaptasi untuk

perubahan ke arah yang lebih baik. Kekuatan yang lain pada

satuan pendidikan dan perencanaan kurikulum adalah

perubahan nilai struktur dari masyarakat itu sendiri.

b) Perlakuan Pengetahuan

Perencanaan dan pengembangan kurikulum, umumnya

berekasi terhadap keberadaan data atau informasi yang

berhubungan dengan pembelajaran. Disekolah tradisional

biasanya struktur informasi lebih dari informasi itu sendiri.

Pertimbangan lainnya untuk perencanaan kurikulum yang

berhubungan dengan perlakuan pengetahuan adalah dimana

individu belajar aktif untuk mengumpulkan dan mengelola

informasi, mencari fakta dan data, berusaha belajar tentang

Page 23: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

13

sikap, emosi, perasaan terhadap pembelajaran. Proses

informasi, memanipulasi, menyimpan, dan mengambil

kembali informasi tersebut untuk dikembangkan dan

digunakan dalam kegiatan, merancang kurikulum yang

disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

3) Perumusan Isi Kurikulum

Menurut Oemar Hamalik (2007: 178), isi urikulum adalah mata

pelajaran pada proses belajar mengajar, seperti pengetahuan,

keterampilan dan nilai-nilai yang diasosiasikan dengan mata

pelajaran. Pemilihan isi menekankan pada pendekatan mata

pelajaran (pengetahuan) atau pendekatan proses (keterampilan).

Untuk itu, terdapat kriteria yang perlu diperhatikan dalam

pemilihan isi kurikulum, yaitu: signifikansi; validitas; relevansi

sosial; utility; learnibility; dan minat.

a) Organisasi Isi Kurikulum

Organisasi isi kurikulum harus mempertimbangkan dua

hal: pertama berguna bagi siswa sebagai individu yang

dididik dalam menjalani kehidupannya dan kedua, isi

kurikulum tersebut siap untuk dipelajari siswa. Isi dapat

berbentuk data, konsep, generalisasi, dan materi pelajaran

sekolah, seperti matematika, sejarah, kimia, biologi, bahasa,

dan lain-lain yang secara rasional dan logis diorganisasikan

ke dalam struktur ilmu pengetahuan atau displin sebagai

sumber yang diyakini kebenarnya (Rusman, 2008: p, 27-28).

b) Ruang Lingkup Isi Kurikulum

Menurut Rusman (2008: 28), ruang lingkup kurikulum

meliputi beberapa hal berikut.

(1) Isi yang bersifat umum, berlaku untuk semua siswa

yang berguna dalam proses interaksi dan pengembangan

Page 24: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

14

tingkat berfikir, mengasah perasaan, dan berbagai

pendekatan untuk dapat saling memahami satu sama

lain, menegaskan posisi setiapsiswa sebagai anggota

dan hidup dalam lingkungan masyarakat.

(2) Isi yang bersifat khusus, berlaku untuk program-

program tertentu, siswa yang mempunyai kebutuhan

berbeda atau mempunyai kemampuan “istimewa”

disbanding siswa lainnya, yang membutuhkan

perlakuan berbeda untuk dapat mengaktualisasikan

seluruh potensi yang dimiliki.

c) Urutan Isi Kurikulum

Dilihat dari unsur mana yang harus ditampilkan dalam

kurikulum Zais (1976) mengemukakan bahwa urutan dapat

disajikan tergantung dari sudut pandang seseorang terhadap

struktur materi pelajaran yang akan disajikan atau psikologis

yang melandasi orang tersebut. Smith, Stanley, dan Shores

(1957) mengidentifikasikan empat prinsip yang mendasari cara

penyajian urutan materi dalam kurikulum, yaitu dari yang

sederhana menuju hal yang lebih kompleks, pelajaran

prasyarat, secara keseluruhan, dan kronologis atau kejadian

(Rusman, 2008: p, 28-29).

c. Pelaksanaan Kurikulum

Tahap pelaksanaan manajemen kurikulum merupakan tahap

yang paling esensial dari kegiatan pendidikan, karena kurikulum

sebagai jantung dari kegiatan pendidikan, begitu juga dengan

manajemen kurikulum tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan

kurikulum karena manajemen kurikulum termasuk komponen yang

integral dalam pelaksanaan kurikulum. Tahap pelaksanaan

manajemen kurikulum meliputi semua prilaku yang bertalian

Page 25: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

15

dengan semua tugas yang berkaitan dengan terlaksananya

kurikulum baik manajemen kurikulum tingkat lembaga maupun

manajemen tingkat kelas ( Arikunto, 2008: p, 8).

Untuk mengetahui tentang pelaksanaan kurikulum Hamalik

(2012: 169-198) mengelompokan menjadi Tujuh pokok yaitu: 1).

Kegiatan yang berhubungan dengan tugas guru, 2). berhubungan

dengan murid, 3). Berhubungan dengan proses belajar, 4). Kegiatan

yang berkaitan dengan evaluasi belajar, 5). Kegiatan ekstra

kurikuler, 6). Pengaturan alat perlengkapan, 7). Kegiatan dalam

bimbingan.

d. Organisasi Kurikulum

Menurut Nana Sudjana (1996: 6) Organisasi kurikulum,

yaitu pola atau bentuk bahan pelajaran antara satu dengan lainnya

secara teoritis, namun dalam pemikiran dan prakteknya saling

mempengaruhi. Nana Sudjana mengatakan dalam dunia pendidikan

dikenal ada tiga jenis pola organisasi kurikulum, yakni: subject

curriculum, activity curriculum dan core curriculum. Namun

demikian dalam prakteknya tidak pernah dijumpai satu bentuk

kurikulum yang murni melainkam modifikasi dari ketiga bentuk

tadi.

Bedasarkan segi bentuk terdapat pula beberapa organisasi

kurikulum, Mappanganro menyebutkan sebagai berikut:

a. Separate subject curriculum

Organisasi dalam bentuk ini berisi beberapa mata

pelajaran. Mata pelajaran-mata pelajaran dimaksud didasarkan

secara logis dan disederhanakan secara terpisahpisah. Dengan

demikian, setiap mata pelajaran diberikan secara tersendiri dan

terlepas dari mata pelajaran satu sama lain. Misalnya, mata

Page 26: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

16

pelajaran tafsir terpisah dengan mata pelajaran hadis, walaupun

kedua mata pelajaran erat sekali hubungannya.

b. Carrelated curriculum

Organisasi kurikulum bentuk kedua ini pada hakikatnya

memiliki persamaan dengan bentuk pertama, yaitu masih

membatasi diri pada mata pelajaran-mata pelajaran, baik dalam

bentuk kelompok maupun dalam bentuk bidang studi yang akan

diberikan kepada anak didik atau peserta didik. Perbedaannya

terletak pada penyajiannya dengan memperhatikan jenis mata

pelajaran apa yang dihubungkan yang kemudian dapat

dikelompokkan.

c. Intergrated curriculum

Organisasi kurikulum bentuk ketiga ini sama sekali

berbeda dengan organisasi kurikulum bentuk pertama, karena

tidak menggunakan mata pelajaran yang terpisah-pisah, tetapi

langsung mengangkat persoalan yang dihadapi dan muncul dari

masyarakat. Oleh karena itu, setiap lembaga pendidikan

mempunyai kurikulum sendiri-sendiri sesuai dengan persoalan-

persoalan yang ada di daerah atau masyarakat setempat

(Mappanganro, 2011: 48).

Organisasi kurikulum sangat terkait dengan pengaturan bahan

pelajaran yang ada dalam kurikulum, sedangkan yang menjadi sumber

bahan pelajaran dalam kurikulum adalah nilai budaya, nilai social,

aspek siswa dan masyarakat, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam organisasi

kurikulum, diantaranya berkaitan dengan ruang lingkup (scope),

urutan bahan (sequence), kontinuitas, keseimbangan, dan keterpaduan

(integrated).

Page 27: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

17

Menurut Nana Syaodih S. (2001) dalam Rusman (2008: 61),

salah satu prinsip dasar dalam pengembangan kurikulum adalah

fleksibilitas, yaitu kelenturan kurikulum melayani perbedaan

kemampuan, minat, dan kebutuhan peserta didik dan

pengguna.Fleksibilitas ini diwujudkan dalam pengorganisasian

kurikulum.Suatu kurikulum yang fleksibel adalah kurikulum yang

memberikan alternatif yang luas sehingga siswa bisa memilih

program, mata pelajaran, model pembelajaran, dan latihan yang sesuai

dengan kemampuan, minat, kebutuhan dan kondisi siswa.

d. Pengawasan atau Evaluasi kurikulum

Evaluasi berasal dari bahasa inggris value yang mempunyai arti nilai

dan harga, mendapatkan imbuhan “e” menjadi sebuah kegiatan yang

dilakukan dengan arti penilaian. Sedangkan kurikulum penilaian menurut

terminolgi yaitu mroses menentukan sampai sejauh mana tujuan pendidikan

dapat dicapai (Tyler, 1950: 69), sedangkan menurut Nana Sujana

(2005),sebuah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek

tertentu berdasakan kriteria tertentu. Begitu pula evaluasi menurut Sudaryono

(2012), adalah sebuah proses penentuan informasi yang diperlukan,

pengumpulan, dan pengunaan informasi tersebut untuk melakukan

pertimbangan dalam hasil akhir. Begitu juga evaluasi kurikulum menurut

Zaenal (2011:11), adalah, menilai sebuah kurikulum sebagai program

pendidikan untuk mengetahui efisiensi, efektivitas, produktivitas program

dalam mencapai tujuan pendidikan.

Dari beberapa pendapat diatas mengenai penilaian bisa ditarik sebuah

kesimpulan tentang penilaian menjadi tiga kriteria, yaitu sebuah proses,

subuah pengolahan, dan untuk tujuan tertentu. Seperti kita membeli jeruk di

pasar kita melakukan perjalanan, mencari pedagang, pengamatan dan

memegang jeruk itu adalah sebuah proses. Sedangkan menimbang, memilih,

dan menganalisa dengan kreteria tertentu untuk mendapatkan jeruk yang

Page 28: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

18

manis adalah sebuah pengolahan. Dan selanjutnya mendapat jeruk yang manis

adalah sebuah hasil.

Oleh sebab itu dalam evaluasi kurikulum dapat dilihat apakah tujuan

yang dilaksanakan dan tujuan yang diharapkan telah tercapai atau belum, atau

dengan kata lain evaluasi kurikulum digunakan sebagai umpan balik dalam

perbaikan strategi yang ditetapkan untuk mencapai efektivitas kurikulum.

Dalam mengevaluasi dibutuhkan sebuah metode yang sesuai dengan kondisi,

situasi dan jangkauan pada lingkungan tepatnya, supaya dalam menjawab

pertanyaan yang berbeda bisa di eavaluasi dengan baik:

1) Metode CIPP

2) Metode Scriven

3) Metode CSE-UCLA

4) Metode Stake

5) Metode Lescrepancy

6) Metode CIRO

7) Metode Provus’s Descrepansi Model

Guna mencapai tujuan yang diharapkan dalam evaluasi

perlu adanya beberapa kreteria yang perlu untuk dievaluasi,

menurut Hamalik (2012: 240-260) aspek-aspek yang di evaluasi

meliputi:

a) Masukan yang meliputi ketercapaian kurikulum, kemampuan

awal pada peserta didik, kemampuan professional guru,

kuantitas mutu sarana dan prasarana, dan jumlah pemanfaatan

waktu.

b) Kategori pelaksanaan atau proses yang meliputi, perumusan isi

dan tujuan kurikulum, pemilihan dan pengunaan setrategi

belajar mengajar, penilaian, bimbingan dan remidi.

Page 29: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

19

c) Kategori produk atau lulusan meliputi: kuantitas dan kualitas

yang dimiliki peserta didik, keterlaksanaan dan dampak

program pendidikan.

2. Kurikulum 2013

Dalam rangka mempersiapkan lulusan pendidikan guna

memasuki era globalisasi yang penuh tantangan dan ketidakpastian saat

ini diperlukan pendidikan yang dirancang berdasarkan kebutuhan nyata di

lapangan. Oleh karena kepentingan tersebut, pemerintah pada saat ini

telah dan sedang melaksanakan Uji Publik Kurikulum 2013 sebagai

pengembangan dari Kurikulum 2006 atau KTSP dalam rangka

mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan,

dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan di indonesia.

Menurut Sholeh Hidayat (2013: 113), “orientasi Kurikulum 2013

adalah terjadinya peningkatan dan kesimbangan antara kompetensi sikap

(attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge).” Hal ini,

juga sejalan dengan amanat UU No. 20 tahun 2003 sebagaimana tersurat

dalam penjelasan pasal 35: “kompetensi lulusan merupakan kualifikasi

kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.”

Sejalan pula dengan pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang

telah dirintis pada tahun 2004 dengan “mencakup kompetensi sikap,

pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.”

Secara konseptual draft Kurikulum 2013 dicita-citakan untuk

mampu melahirkan generasi masa depan yang cerdas komprehensif, yaitu

tidak hanya cerdas intelektualnya, tetapi juga cerdas emosi, sosial, dan

spritualnya. Hal ini tampak dengan terdapatnya nilai-nilai karakter yang

tercantum di dalam proses pembelajaran.

Oleh karena itu, menurut Sholeh Hidayat (2013: 113), kurikulum

2013 dapat menjadi salah satu solusi menghadapi perubahan zaman yang

Page 30: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

20

kelak akan mengutamakan kompetensi yang disinergikan dengan nilai-

nilai karakter karena pendekatan dan strategi pembelajaran yang

digunakan adalah dengan memberikan ruang kepada siswa untuk

mengkonstruksi pengetahuan baru berdasarkan pengalaman belajar yang

diperoleh dari kelas, lingkungan sekolah, dan masyarakat.

Berdasarkan peryataan tersebut, dapat diasumsikan bahwa posisi

guru harus disiapkan secara matang, mulai dari penyusunan rencana

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian, analisis, hingga

tindak lanjutnya sehingga implementasi kurikulum dapat berlangsung

sebagaimana yang diharapkan.

a. Pengertian Kurikulum 2013

Menurut E. Mulyasa (2013: 6-7), Kurikulum 2013 adalah

kurikulum yang berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter

(competency and character based curriculum), yang dapat

membekali peserta didik dengan berbagai sikap dan kemampuan

yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman dan tuntutan

teknologi. Melalui pengembangan Kurikulum 2013 yang berbasis

karakter dan kompetensi, kita berharap bangsa ini menjadi bangsa

yang bermartabat, dan masyarakatnya memiliki nilai tambah (added

value), dan nilai jual yang bias ditawarkan kepada orang lain dan

bangsa lain di dunia, sehingga kita bias bersaing, bersanding, bahkan

bertanding dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan global. Hal

ini dimungkinkan, kalau implementasi Kurikulum 2013 betul-betul

dapat menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan

berkarakter.

Mulyasa (2013: 66) mengemukakan pengertian Kurikulum

2013 yaitu sebagai kurikulum berbasis kompetensi yang merupakan

suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan

karakter dan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas

Page 31: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

21

dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat

dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap seperangkat

kompetensi tertentu.

Tidak hanya berbasis pada kompetensi, hal penting dalam

penerapan Kurikulum 2013 adalah penerapan pendidikan karakter.

Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk

meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah

pada pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik

secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi

lulusan pada setiap satuan pendidikan. Melalui implementasi

Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi sekaligus berkarakter,

dengan pendekatan tematik dan kontekstual diharapkan peserta didik

mampu secara mandiri mningkatkan dan menggunakan

pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta

mempersonilisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga

terwuju dalam perilku sehari-hari.

Dari pengertian tersebut dapat diasumsikan bahwa

Kurikulum 2013 merupakan pengembangan kurikulum yang

berfokus pada kompetensi dan karakter siswa yang dicapainya

melalui pengalaman belajarnya yang telah dirumuskan dalam

Standar Kompetensi Lulusan. Kurikulum 2013 diarahkan untuk

mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai,

sikap, dan minat siswa agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk

kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung

jawab.

b. Tujuan Kurikulum 2013

Tujuan diselenggarakannya Kurikulum 2013 adalah “untuk

mempersiapakan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan

hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif,

Page 32: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

22

kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada

kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban

dunia”. Seperti tercantum dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan

Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas.

Memahami tujuan tersebut, melalui pengalam belajar,

keterampilan, dan dasar-dasar pengetahuan yang diberikan,

Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dan karakter ini

ditujukan untuk menciptakan tamatan yang kompeten dan cerdas

sehingga dapat mengembangkan identitas budaya dan bangsanya

serta dapat membangun integritas sosial dalam mewujudkan

karakteristik nasional bangsa.

c. Karakteristik dan Asumsi Kurikulum 2013

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 70

Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan stuktur Kurikulum SMA

mengemukakan bahwa Kurikulum 2013 dirancang dengan

karakteristik untuk dapat menyeimbangkan antara pengembangan

sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerjasama

dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik. Sehingga dalam

hal ini, sekolah merupakan salah satu bagian dari masyarakat yang

dapat memberikan pengalaman belajar secara terencana, dimana

siswa menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat

dalam berbagai situasi dan dapat pula memanfaatkan masyarakat

sebagai sumber belajar. Untuk itu, dibutuhkan waktu yang cukup

leluasa agar dapat mengembangkan sikap, pengetahuan, dan

keterampilan siswa. Kurikulum 2013 juga dirancang dengan

karakteristik sebagai kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk

kompetensi inti kelas yang kemudian dirinci lebih lanjut dalam

kompetensi dasar mata pelajaran. Kompetensi inti kelas menjadi

Page 33: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

23

unsur pengorganisasian (organizing element) kompetensi dasar,

dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran

dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinatakan dalam

kompetensi inti. Oleh karena itu, kompetensi dasar dikembangkan

didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced)

dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang

pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

Selajutnya E. Mulyasa (2013: 70-77) juga

mengidentifikasikan tentang karakteristik Kurikulum 2013, yang

menurutnya “terdapat lima karakteristik di Kurikulum 2013 yaitu:

mendayagunakan keseluruhan sumber belajar, pengalaman lapangan,

strategi individual persornal, kemudahan belajar, dan belajar tuntas”

lebih lanjutnya kelima hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Mendayagunakan Keseluruhan Sumber Belajar

Dalam kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi dan

karakter, diharapkan guru tidak lagi berperan sebagai aktor/aktris

utama dalam proses pembelajaran karena pembelajaran dapat

dilakukan dengan mendayagunakan aneka ragam sumber belajar.

Dalam mendayagunakan sumber-sumber belajar, peserta didik

memerlukan kesiapan mental dan kemauan, serta kemampuan

untuk menjalajahi aneka ragam sumber belajar yang ada dan

mungkin tidak ada.

2) Pengalaman Lapangan

Pengalaman Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi

dan karakter lebih menekankan pada pengalaman lapangan untuk

mengakrabkan hubungan antara guru dengan siswa. Hal ini

diharapkan dapat memudahkan guru untuk mengikuti

perkembangan yang terjadi selama siswa mengikuti

pembelajaran.

Page 34: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

24

3) Strategi Belajar Individual Personal

Kurikulum 2013 mengupayakan strategi belajar

individual personal, karena dalam konteks ini tidak hanya

sekedar individualisasi dalam pembelajaran untuk memenuhi

kebutuhan-kebutuhan kognitif siswa, tetapi mencakup respons-

respons terhadap perasaan pribadi dan kebutuhan pertumbuhan

psikologis siswa

4) Kemudahan Belajar

Kemudahan belajar dalam Kurikulum 2013 berbasis

kompetensi dan karakter ini diberikan melalui kombinasi antara

pembelajaran individual personal, dengan pengalaman lapangan,

dan pembelajaran secara tim (team teaching).

5) Belajar Tuntas

Belajar tuntas merupakan strategi pembalajaran yang

dapat dilaksanakan di dalam kelas dan diasumsikan bahwa di

dalam kondisi yang tepat, semua siswa akan mampu belajar

dengan baik dan memperoleh hasil belajar secara maksimal

terhadap seluruh bahan yang mereka pelajari. Strategi belajar

tuntas dapat diterapkan secara tuntas sebagai upaya

meningkatkan mutu pendidikan, terutama dalam level mikro,

yaitu mengembangkan individu dalam proses pembelajaran di

kelas.

Dari berbagai penjelasan tersebut penulis dapat

mengasumsikan bahwa karakteristik Kurikulum 2013 adalah

sebagai pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu,

kreativitas, kerjasama dengan kemampuan intelektual dan

psikomotorik siswa melalui mendayagunakan keseluruhan

sumber belajar, pengalam lapangan, strategi individual personal,

kemudahan belajar, dan belajar tuntas yang siswa peroleh di

Page 35: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

25

sekolah dan masyarakat, sehingga nantinya siswa dapat

menerapkannya di sekolah dan masyarakat dalam berbagai

situasi yang terjadi.

Dalam kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan

kompetensi, asumsi merupakan parameter untuk menentukan

tujuan dan kompetensi yang akan dispesifikasikan. Mulyasa

(2013: 164) menjelaskan tentang asumsi yang mendasari

Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dan karakter, diantaranya

karena banyak sekolah yang memiliki sedikit guru profesional

dan tidak mampu melakukan proses pembelajaran secara

optimal. Oleh karena itu, kurikulum berbasis kompetensi dan

karakter menuntut peningkatan kemampuan profesional guru.

Selain itu, banyak sekolah yang hanya mengoleksi sejumlah

mata pelajaran dan pengalaman, sehingga mengajar diartikan

sebagai kegiatan menyajikan materi yang terdapat dalam setiap

mata pelajaran. Dalam ha ini, siswa diasumsikan bukan sebuah

tabung kosong atau kertas putih bersih yang dapat diisi atau

ditulis sekehendak guru, melainkan individu yang memiliki

sejumlah potensi yang berbeda dan bervariasi untuk

dikembangkan melalui sebuah pendidikan agar dapat

mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya.

d. Kunci Sukses Kurikulum 2013

Keberhasilan Kurikulum 2013 ditentukan oleh beberapa faktor

(kunci sukses). Menurut E. Mulyasa (2013: 39) kunci sukses yang

mendorong keberhasilan Kurikulum 2013 antara lain: kepemimpinan

kepala sekolah, kreativitas guru, aktivitas peserta didik, sosialisasi,

fasilitas dan sumber belajar, lingkungan yang kondusif akademik, dan

partisipasi warga sekolah.

Page 36: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

26

1) Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan kepala sekolah adalah faktor penentu yang

dapat menggerakkan semuasumber daya sekolah untuk dapat

mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah melalui

program-program yang dilaksanakan secara bertahap. Oleh

karena itu, dalam menyukseskan Kurikulum 2013 diperlukan

kepala sekolah yang mandiri, dan professional dengan

kemampuan manajemen serta kepemimpinan yang tangguh, agar

mampu mengambil keputusan dan prakarsa untuk meningkatkan

mutu sekolah.

Keberhasilan Kurikulum 2013, menuntut kepala sekolah

yang demokratis professional, sehingga mampu menumbuhkan

iklim demokratis di sekolah, yang akan mendorong terciptanya

iklim kondusif bagi terciptanya kualitas pendidikan dan

pembelajaran yang optimal untuk mengembangkan seluruh

potensi peserta didik. Kepala sekolah yang mandiri, demokratis,

dan professional harus berusaha menanamkan, memajukan dan

meningkatkan sedikitnya empat macam nilai, yakni pembinaan

mental, moral, fisik, dan artistik.

2) Kreativitas Guru

Kunci sukses yang kedua adalah kreativitas guru,

karena guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya,

bahkan sangat menentukan berhasil-tidaknya peserta didik dalam

belajar. Kurikulum 2013 akan sulit dilaksanakan di berbagai

daerah karena sebagian besar guru belum siap. Ketidaksiapan

guru itu tidak hanya terkait dengan urusan kompetensinya, tetapi

berkaitan dengan kreativitasnya, yang juga disebabkan oleh

Page 37: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

27

rumusan kurikulum yang lambat disosialisasikan oleh

pemerintah.

Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan

kompetensi, antara lain ingin mengubah pola pendidikan dari

orientasi terhadap hasil dan materi ke pendidikan sebagai proses,

melalui pendekatan tematik integratif dengan contextual

teaching and learning (CTL). Oleh karena itu, pembelajaran

harus sebanyak mungkin melibatkan peserta didik agar mereka

mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan

menggali berbagai potensi, dan kebenaran secara ilmiah.Dalam

kerangka inilah perlunya kreativitas guru, agar mereka mampu

menjadi fasilitator, dan mitra belajar bagi peserta didik.Tugas

guru tidak hanya menyampaikan informasi kepada pesrta didik,

tetapi harus kreatif memberikan layanan dan kemudahan belajar

kepada seluruh peserta didik, agar mereka dapat belajar dalam

suasan yang menyenangkan, gembira, penuh semangat, tidak

cemas, dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka.

Agar implementasi Kurikulum 2013 berhasil

memperhatikan perbedaan individual peserta didik, guru perlu

memperhatikan hal-hal berikut:

a) Menggunakan metode yang bervariasi;

b) Memberikan tugas yang berbeda bagi setiap peserta didik;

c) Mengelompokkan peserta didik berdasarkan kemampuannya,

serta disesuaikan dengan mata pelajaran;

d) Memodifikasi dan memperkaya bahan pelajaran;

e) Menghubungi spesialis, bila ada peserta didik yang

mempunyai kelainan;

f) Menggunakan prosedur yang bervariasi dalam membuat

penilaian dan laporan

Page 38: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

28

g) Memahami bahwa peserta didik tidak berkembang dalam

kecepatan yang sama;

h) Mengembangkan situasi belajar yang memungkinkan setiap

anak bekerja dengan kemampuan masing-masing pada

setiap pelajaran; dan

i) Mengusahakan keterlibatan peserta didik dalam berbagai

kegiatan pembelajaran.

Guru yang berhasil mengajar berdasarkan perbedaan

tersebut, biasanya memahami mereka melalui kegiatan-

kegiatan sebagai berikut:

a) Mengamati peserta didik dalam berbagai situasi, baik di

kelas maupun di luar kelas;

b) Menyediakan waktu untuk mengadakan pertemuan

dengan peserta didik, sebelum, selama dan setelah

pembelajaran;

c) Mencatat dan mengecek seluruh pekerjaan peserta didik,

dan memberikan komentar yang konstruktif;

d) Mempelajari catatan peserta didik yang adekuat;

e) Membuat tugas dan latihan untuk kelompok

f) Memberikan kesempatan khusus bagi peserta didik yang

memiliki kemampuan berbeda; serta

g) Memberikan penilaian secara adil, dan trasparan.

Beberapa hal yang perlu dimiliki guru, untuk

mendukung implementasi Kurikulum 2013 antara lain

sebagai berikut:

a) Menguasai dan memahami kompetensi inti dalam

hubungannya dengan kompetensi lulusan;

b) Menyukai apa yang diajarkannya dan menyenangi

mengajar sebagai suatu profesi;

Page 39: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

29

c) Memahami peserta didik, pengalaman, kemampuan, dan

prestasinya;

d) Menggunakan metode dan media yang bervariasi dalam

mengajar dan membentuk kompetensi peserta didik;

e) Memodifikasi dan mengeliminasi bahan yang kurang

penting bagi kehidupan peserta dididk; Mengikuti

perkembangan pengetahuan mutakhir;

f) Menyiapkan proses pembelajaran;

g) Mendorong peserta didik untuk memperoleh hasil yang

lebih baik; serta

h) Menghubungkan pengalaman yang lalu dengan

kompetensi dan karakter yang akan dibentuk.

i) Menghubungkan pengalaman yang lalu dengan

kompetensi dan karakter yang akan dibentuk.

Adapun karakteristik guru yang berhasil mengembangkan

pembelajaran secara efektif dapat diidentifikasikan sebagai

berikut:

a) Respek dan memahami dirinya, serta dapat mengontrol

dirinya (emosinya stabil);

b) Antusias dan bergairah terhadap bahan, kelas, dan

seluruh kegiatan pembelajaran;

c) Berbicara dengan jelas dan komunikatif (dapat

mengkomunikasikan idenya terhadap peserta didik);

d) Memperhatikan perbedaan individual peserta didik;

e) Memiliki banyak pengetahuan, inisiatif, kreatif dan

banyak akal;

f) Mengindari sarkasme dan ejekan terhadap pesrta didik;

serta

Page 40: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

30

g) Tidak menonjolkan diri, dan menjadi teladan bagi peserta

didik.

3) Aktivitas Peserta Didik

Kunci sukses ketiga adalah aktivitas peserta

didik.Dalamrangka mendorong dan mengembangkan aktivitas

peserta didik, guru harus mampu mendisplinkan peserta didik,

terutama disiplin diri. Guru harus mampu membantu pesrta

didik mengembangkan pola perilakunya; meningkatkan

standar perilakunya; dan melaksanakan aturan sebagai alat

untuk menegakan disiplin dalam setiap aktivitasnya.

Reisman and Payne dalam E. Mulyasa (2013: 46-47),

berpendapat ada Sembilan strategi untuk mendisplinkan

peserta didik, yakni: konsep diri (self-concept), keterampilan

berkomunikasi (communication skill), konsekuensi-

konsekuensi logis dan alami (natural and logical

consequens), klarifikasi nilai (values clarification), analisis

transaksional (transactional analysis), terapi realitas (reality

therapy), disiplin yang terintegrasi (assertive discipline),

modifikasi perilaku (behavior modification), tantangan bagi

disiplin (dare to discipline).

4) Sosialisasi Kurikulum 2013

Kunci sukses ke empat adalah sosialisasi.Sosialisasi

dalam implementasi kurikulum penting dilakukan, agar semua

pihak yang terlibat dalam implementasinya di lapangan paham

dengan perubahan yang harus dilakukan sesuai dengan tugas

pokok dan fungsinya masing-masing, sehingga memberikan

dukungan terhadap perubahan kurikulum yang dilakukan.

Dalam hal ini seharusnya pemerintah mengembangkan grend

design yang jelas dan menyeluruh, agar konsep kurikulum

Page 41: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

31

yang diimplementasikan dapat dipahami oleh para pelaksana

secara utuh, tidak ditangkap secara parsial, keliru atau salah

paham.

Sosialisasi kurikulum perlu dilakuakan terhadap

berbagai pihak yang terkait dalam implementasinya, serta

terhadap seluruh warga sekolah, bahkan terhadap masyarakat

dan orang tua peserta didik. Sosialisasi ini penting , terutama

agar seluruh warga sekolah mengenal dan memahami visi dan

misi sekolah, serta kurikulum yang diimplementasikan.

Sosialisasi dapat dilakukan oleh jajaran pendidikan di

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang bergerak

dalam bidang pendidikan (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan)

secara proporsional dan professional.

e. Perbedaan Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Sebelumnya

Menurut Mulyasa (2013: 95)Secara konseptual yang

membedakan Kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya

(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006) adalah sebagai

berikut:

1) Pada KTSP 2006 Standar Kompetensi Lulusan Diturunkan dari

standar Isi, sedangkan pada Kurikulum 2013 Standar

Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan masyarakat.

2) Pada KTSP 2006 Standar Isi diturunkan dari Standar

Kompetensi Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan

mata pelajaran, sedangkan pada Kurikulum 2013 Standar Isi

diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan.

3) Pada KTSP 2006 pemisahan antara mata pelajaran pembetukan

sikap, pembetukan keterampilan, dan pembetukan pengetahuan,

sedangkan pada Kurikulum 2013 semua mata pelajaran harus

Page 42: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

32

berkontribusi terhadap pembetukan sikap, keterampilan, dan

pengetahuan.

4) Pada KTSP 2006 kompetensi diturunkan dari mata pelajaran,

sedangkan pada Kurikulum 2013 mata pelajaran diturunkan dari

kompetensi yang ingin dicapai.

5) Pada KTSP 2006 mata pelajaran lepas satu dengan yang lain,

seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah, sedangkan pada

Kurikulum 2013 semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi

inti (tiap kelas)

6) Pada KTSP 2006 pengembangan kurikulum sampai pada

kompetensi dasar, sedangkan pada Kurikulum 2013

pengembangan kurikulum sampai pada buku teks dan buku

pedoman guru.

7) Pada KTSP 2006 tematik kelas I-III (mengacu mapel),

sedangkan pada Kurikulum 2013 tematik integratif kelas I-VI

(mengacu kompetensi).

3. Implementasi Kurikulum 2013

Oemar Hamalik (2007: 190), menjelaskan sebuah kurikulumyang

telah dikembangkan tidak berarti (menjadi kenyataan) jika tidak

diimplementasikan, dalam artian digunakan secara aktual di sekolah dan

di kelas. Dalam implementasi ini, tentu saja harus diupayakan

penanganan terhadap pengaruh factor-faktor tertentu, misalnya kesiapan

sumber daya, faktor budaya masyarakat, dan lain-lain. Berbagai dimensi

implementasi kurikulum yang penting untuk dicermati adalah materi

kurikulum, struktur organisasi kurikulum, peranan atau perilaku,

pengetahuan dan internalisasi nilai. Keberhasilan implementasi terutama

ditentukan oleh aspek perencanaan dan strategi implementasinya. Pada

prinsipnya, implementasi ini mengintegrasikan aspek-aspek filosofis,

Page 43: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

33

tujuan, subject matter, strategi mengajar dan kegiatan belajar, serta

evaluasi dan feedback.

a. Konsep Implementasi Kurikulum

Menurut Nana Syaodih S., (2001) dalam Rusman (2008: 75),

untuk mengimplementasikan kurikulum sesuai dengan rancangan,

dibutuhkan beberapa kesiapan, terutama kesiapan pelaksana.

Sebagus apa pun desain atau rancangan kurikulum yang dimiliki,

tetapi keberhasilannya sangat tergantung terhadap guru. Kurikulum

yang sederhana pun apabila gurunya memiliki kemampuan,

semangat, dan dedikasi yang tinggi, hasilnya akan lebih baik dari

desain kurikulum yang hebat, tetapi kemampuan, semangat dan

dedikasi gurunya rendah. Guru adalah kunci utama keberhasilan

implementasi kurikulum. Sumber daya pendidikan yang lain pun

seperti sarana prasarana, biaya, organisasi, lingkungan, juga

merupakan kunci keberhasilan pendidikan, tetapi kunci utamanya

adalah guru. Dengan sarana, prasarana, dan biaya terbatas, guru

yang kreatif dan berdedikasi tiggi, dapat mengembangkan program,

kegiatan, dan alat bantu pembelajaran yang inovatif.

b. Kemampuan Guru dalam Implementasi Kurikulum

Menurut Rusman, (2008: 75-77), kemampuankemampuan

yang harus dimiliki guru untuk mengimplementasikan kurikulum

adalah sebagai berikut.

1) Pemahaman esensi dari tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam

kurikulum.

2) Kemampuan untuk menjabarkan tujuan-tujuan kurikulum

tersebut menjadi tujuan yang lebih spesifik.

3) Kemampuan untuk menerjemahkan tujuan khusus kepada

kegiatan pembelajaran.

Page 44: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

34

Sedangkan kendala yang harus dihadapi dalam implementasi

kurikulum ini adalah terutama berkenaan dengan: pertama, masih

lemahnya diagnosis kebutuhan baik pada skala makro maupun mikro

sehingga implementasi kurikulum sering tidak sesuai dengan yang

diharapkan; kedua, perumusan kompetensi pada tahapan mikro sering

dikacaukan dengan tujuan instruksional yang dikembangkan; ketiga,

pemilihan pengalaman belajar yang dikembangkan; dan keempat,

evaluasi masih sering tidak sesuai dengan tujuan instruksional yang

dikembangkan. Untuk mengantisipasi kendala yang dihadapi, maka

perlu diupayakan hal-hal sebagai berikut. Pertama, dalam

mendiagnosis kebutuhan seyogianya masyarakat, baik dewan sekolah

maupun komite sekolah, dilibatkan sejak awal. Kedua, dalam

implementasi kurikulum guru mempunyai kewenangan penuh dalam

menerapkan strategi pembelajaran dan materi/bahan ajar.

c. Model Implementasi Kurikulum

Menurut Rusman, (2008: 89), model implementasi

kurikulum yang dapat digunakan bermacam-macam, yaitu: model

administrasi, model grass-roots, model Beauchamp, model Taba,

model demonstrasi, model Rodgers, model action research, model

emerging technical, dan masih banyak lagi model-model yang

lainnya. Pola penerapan dari masing-masing model tersebutberbeda

sesuai dengan kurikulum yang di gunakan.

Nana Syaodih (1997) dalam Rusman (2008: 89),

menjelaskan bahwa “pemilihan suatu model pengembangan

kurikulum bukan saja didasarkan atas kelebihan dan kebaikannya

serta pncapaian hasil yang optimal, tetapi juga perlu disesuaikan

dengan sistem pendidikan dan sistem pengelolaan dianut, serta

model konsep pendidikan mana yang digunakan.

Page 45: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

35

Menurut E. Mulyasa (2013: 99), tujuan Kurikulum 2013 adalah

menghasilkan insan Indonesia yang: produktif, kreatif, inovatif, afektif;

melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasikan.

Untuk mewujudkan hal tersebut, dalam implementasikan kurikulum, guru

dituntut untuk secara professional merancang pembelajaran efektif dan

bermakna (menyenangkan), mengorganisasikan pembelajaran, memilih

pendekatan pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan

pembetukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria

keberhasilan.

1) Merancang Pembelajaran Efektif dan bermakna

Implementasikan Kurikulum 2013 merupakan aktualisasi

kurikulum dalam pembelajaran dan pembetukan kompetensi serta

karakter peserta didik.Hal tersebut menuntut keaktifan guru dalam

menciptakan dan menumbuhkan berbagai kegiatan sesuai dengan

rencana yang telah dipogramkan.

Pembelajaran menyengkan, efektif dan bermakna dapat

dirancang oleh setiap guru, dengan proses sebagai berikut:

a) Pemanasan dan Apersepsi

Pemanasan dan apersepsi perlu dilakukan untuk menjajaki

pengetahuan peserta didik, memotivasi peserta didik dengan

menyajikan materi yang menarik, dan mendorong mereka untuk

mengetahui berbagai hal baru.

b) Eksplorasi

Eksplorasi merupakan tahapan kegiatan pembelajaran untuk

mengenalkan bahan dan mengkaitkannya dengan pengetahuan

yang telah dimiliki peserta didik.

Page 46: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

36

c) Konsolidasi Pembelajaran

Konsolidasi merupakan kegiatan untuk mengaktifkan peserta

didik dalam pembentukan kompetensi dan karakter, serta

menghubungkan nya dengan kehidupan peserta didik.

2) Melaksanakan Pembelajaran, Pembentukan Kompetensi, dan

Karakter

Pembelajaran dalam menyukseskan implementasi kurikulum

2013 merupakan keseluruhan proses belajar, pembentukan

kompetensi, dan karakter peserta didik yang direncanakan. Untuk

kepentingan tersebut, kompetensi inti, kompetensi dasar, materi

standar, indicator hasil belajar, dan waktu yang diperlukan harus

ditetapkan sesuai dengan kepentingan pembelajaran sehingga peserta

didik diharapkan memperoleh kesempatan dan pengalaman belajar

yang optimal.

Sholeh Hidayat (2013: 158) menjelaskan bahwa “implementasi

kurikulum adalah bagaimana membelajarkan pesan dalam kurikulum

kepada siswa agar dapat menghasilkan lulusan yang memiliki seperangkat

kompetensi sesuai dengan karakteristik dan kemampuan siswa masing-

masing.” E. Mulyasa (2013: 99) menjelaskan bahwa “implementasi

kurikulummerupakan aktualisasi kurikulum dalam pembelajaran dan

pembentukan kompetensi serta karakter siswa.”

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa

implementasi kurikulum adalah suatu penerapan ide, konsep, dan

kebijakan dari kurikulum dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga

siswa menguasai seperangkat kompetensi tertentu.

Implementasi kurikulum akan bermuara pada pelaksanaan

pembelajaran yakni bagaimana agar isi kurikulum dapat dikuasai oleh

siswa secara tepat dan optimal. Dalam hal ini, tugas guru dalam

implementasi kurikulum adalah mengondisikan dan memfasilitasi

Page 47: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

37

lingkungan belajar agar dapat memberikan kemudahan belajar siswa,

sehingga siswa mampu berinteraksi dengan lingkungan eksternal dan

terjadi perubahan perilaku sesuai dengan yang dikemukakan dalam

Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL).

Kaitannya dalam mengupayakan keberhasilan implementasi

Kurikulum 2013, dalam pembelajaran implementasi Kurikulum 2013

harus mengacu pada Standar Proses yang tertera dalam Standar Nasional

Pendidikan. Standar 31 Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan

pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar

Kompetensi Lulusan. Standar Proses dikembangkan mengacu pada

Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi yang telah ditetapkan sesuai

dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun

2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menuliskan

bahwa, “sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran

pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan

keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.” Ketiga

ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses

psikologis) yang berbeda. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan

lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses.

Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu

(tematik antarmata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran)

perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan /penelitian

(discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik

untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok

Page 48: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

38

maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang

menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based

learning). Rincian gradasi sikap,pengetahuan, dan keterampilan sebagai

berikut:

Tabel 2.1 Rincian Gradasi Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Menerima Mengingat Mengamati

Menjalankan Memahami Menanya

Menghargai Menerapkan Mencoba

Menghayati Menganalisis Menalar

Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji

- - Mencipta

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 tahun

2013tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah, “proses

pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga ranah

tersebut secara utuh/holistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak bisa

dipisahkan dengan ranah lainnya.” Dengan demikian, proses pembelajaran

secara utuh melahirkan kualitas pribadi yang mencerminkan keutuhan

penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan Peraturan

Pemerintah(Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2013).

B. Penelitian Relevan

Berdasarkan tinjauan dari penelitian sebelumnya yang menyangkut

penelitian yang penulis teliti ternyata sudah banyak yang melakukan

penelitian tentang Implementasi Kurikulum 2013.

Page 49: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

39

1. Peneliti Siti Hardianti dengan judul Implementasi Kurikulum 2013

Pada Proses Pembelajaran Oleh Guru Mata Pelajaran Fisika Tingkat

SMAN Di Kabupaten Bone.

Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: nilai rata-rata

implementasi kurkulum 2013 oleh guru mata pelajaran fisika sebesar

108, 75 dengan kategori sebagaian besar terlaksana dengan

persentase 87, 5%. Sedangkan dari hasil observasi langsung dengan

menggunakan lembar observasi tingkat implementasi kurikulum

2013 berada pada kategori sebagian besar terlaksana dengan

persentase 75%. Adapun hambatan yang dialami guru dalam

pelaksanaan implementasi kurikulum 2013 dalam pelaksanaan

pembelajaran antara lain waktu dalam pelaksanaan pembelajaran

masih kurang dan kurangnya motivasi belajar siswa dalam belajar

mandiri.

Persamaan sama-sama membahas tentang implementasi

kurikulum 2013, sedangkan perbedaannya skirpsi siti hardianti lebih

fokus pada proses pembelajaran fisika sedangkan penulis fokus pada

pembelajaran manajemen kurikulum.

2. Peneliti dari Aviv Budiman tahun (2008) dengan judul implementasi

kurikulum 2013 di SMK MA’ARIF SALAM.

Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: a). Kesiapan guru

dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dilihat dari

perencanaan proses pembelajaran masuk dalam kategori Siap (61%-

80%) persentase kesiapannya sebesar 76, 46%, dengan rincian

persentase kesiapan: persentase kesiapan guru dalam menyusun RPP

sesuai dengan kurikulum 2013 sebesar 77,30%, persentase kesiapan

guru dalam menyiapkan sumber belajar sebesar 78,46%, persentase

kesiapan guru dalam mengalokasikan waktu pembelajaran sebesar

76,15%, persentase kesiapan guru dalam menyiapkan media

Page 50: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

40

pembelajaran dan penggunaan metode pembelajaran sebesar 75,89%,

serta persentase kesiapan guru perencanaan penilaian sebesar

75,69%.b) kesiapan guru dalam mengimplementasikan kurikulum

2013 dilihat dari pelaksanaan proses pembelajaran masuk dalam

kategori Siap (61%-80%) persentase kesiapannya sebesar 77,59%,.

Persamaan sama-sama membahas tentang implementasi

kurikulum 2013, sedangkan perbedaanya skripsi dari aviv budiman

fokus pada kurikulum 2013 sedangkan penulis lebih fokus pada

manajemen kurikulum.

3. Peneliti Basse Nukrawati (2017) dengan judul Pelaksanaan

Manajemen Kurikulum 2013 pada SDN 394 Sakkoli.

Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: (1) Persiapan

sekolah sebelum mengimplementasikan kurikulum 2013 yaitu telah

dilaksanakan pelatihan dan pendampingan kurikulum 2013 kepada

kepala sekolah dan guru, melengkapi sarana dan prasarana sekolah

serta menyediakan sumber belajar berupa buku guru dan buku siswa.

Sedangkan perencanaan pembelajaran kurikulum 2013 yang

dilakukan oleh guru PAI di SMP Negeri 1 Purwodadi yaitu membuat

perencanaan pembelajaran meliputi program tahunan, program

semester, dan RPP. (2) Dalam melaksanakan pembelajaran PAI, guru

telah melakukan kegiatan yang mendidik melalui kegiatan awal atau

pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup

Persamaan sama-sama membahas tentang manajemen

kurikulum 2013, sedangkan perbedaannya skripsi basse nukrawati

lebih fokus pada pelaksanaan manajemennya sedangkan penulis

fokus pada impelementasi manajemen kurikulum.

4. Peneliti Nurul Hikmatul Islamiyah (2017) yang berjudul Manajemen

Kurikulum 2013 dalam Meningkatkan Mutu Lulusan.

Page 51: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

41

Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: menunjukkan

bahwa sistem manajemen kurikulum di MI Muslimat NU Pucang

dengan membentuk tim perencana kurikulum, tim pelaksana, dan tim

pengawas kurikulum terpadu. Sedangkan untuk manajemen

kurikulum terpadu di MI Muslimat NU Pucang yakni melakukan

perencanaan kurikulum terpadu, pelaksanaan kurikulum terpadu,

evaluasi kurikulum terpadu. Perencanaan kurikulum terpadu dengan

mendownloand silabus kurikulum cambridge lalu melakukan

integrasi materi dengan kurikulum diknas, kemudian membuat frame

work, prota, promes, dan rpp. Pelaksanaan kurikulum terpadu

dilaksanakan oleh setiap guru sesuai dengan perencanaan yang telah

dibuat. Sedangkan untuk evaluasi kurikulum terpadu untuk guru

dengan supervisi, KKG, pelatihan, English Class. Sedangkan

evaluasi pembelajaran untuk siswa sama seperti lembaga pendidikan

lainnya namun ditambah dengan CIPPT dan checkpoint dari

kurikulum cambrige.

Persamaan sama-sama membahas tentang manajemen

kurikulum 2013, sedangkan perbedaannya skripsi nurul hikmatul

islamiyah fokus pada meningkatkan mutu lulusan sedangkan penulis

fokus pada perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

5. Peneliti Hidayatul Mucharromah (2015) yang berjudul Manajemen

Pembelajaran Kurikulum 2013.

Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: (1) Perencanaan

pembelajaran kurikulum 2013 yang dilakukanoleh guru PAI di SMP

Negeri 1 Purwodadi yaitu membuatperencanaan pembelajaran

meliputi program tahunan, programsemester, dan RPP. (2) Dalam

melaksanakan pembelajaran PAI, gurutelah melakukan kegiatan yang

mendidik melalui kegiatan awal ataupendahuluan, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup. Dalampembelajaran, guru telah menerapkan

Page 52: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

42

pendekatan saintifik dalamkegiatan inti meliputi mengamati,

menanya, mencoba, menalar danmengkomunikasikan. (3) Sekolah

telah dianggap siap sebagai sekolah.

Persamaan sama-sama membahas tentang kurikulum 2013,

sedangkan perbedaan dalam skripsi hidayatul mucharromah fokus

pada proses manajemen pembelajaran sedangkan fokus penulis lebih

fokus manajemen kurikulum 2013.

Page 53: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalan yang akan diteliti, maka jenis penelitian yang

dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian

ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena tertentu

secara mendalam dan terperinci di SMA Negeri 1 Sungayang. Metode

kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang

mengandung makna, makna adalah data yang sebenarnya data yang pasti yang

merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak (Sugiyono, 2013:9).

Sebagaimana diketahui bahwa penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu

penelitian yang mengungkapkan serta menggambarkan kejadian yang terjadi

dilapangan sebagaimana adanya dilokasi penelitian. Adapun alasan peneliti

melakukan penelitian ini dilapangan adalah agar penulis dapat terjun secara

langsung untuk mendapatkan data dan informasi yang valid tentang

bagaimana Implementasi Manajemen Kurikulum 2013 di SMA Negeri 1

Sungayang.

Maka pendekatan deskriptif kualitatif ini dianggap sangat cocok,

karena pendekatan kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang

menghasilkan data-data yang bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata

tertulis atau lisan, selanjutnya penelitian deskriptif digunakan untuk

memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.

Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah menghimpun informasi atau

mengumpulkan data, interpretasi, membuat kesimpulan dan laporan.

Page 54: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

43

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SMAN 1 Sungayang.Pemilihan

lokasi ini di dasari pertimbangan bahwa kondisi di SMA Negeri 1 Sungayang

ini dapat diteliti dan dikaji secara mendalam sesuai tema penelitian.

Dalam jadwal ini berisi kegiatan apa saja yang akan dilakukan, dan

berapa lama akan dilakukan, seperti:

Tabel 3.1

Waktu Penelitian

Bulan dan Tahun 2018-2019

No Uraian

Kegiatan

Desember 2018-

April 2019

Mei 2019- Oktober 2019

1 Observasi awal

2 Penyusunan

proposal

3 Seminar

proposal

4 Pengumpulan

data penelitian

5 Analisis data

6 Munaqasyah

7 Penyempurnaan

munaqasyah

8 Pengandaan

laporan

penelitian

Page 55: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

44

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang diperlukan atau yang

digunakan untuk mengumpulkan data, ini berarti dengan mengumpulkan alat-

alat tersebut data dapat dikumpulkan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti

sendiri yang mengumpulkan data dengan cara bertanya, meminta,

mendengarkan dan mengambil kesimpulan (Afrizal, 2015, p. 134).

Dalam penelitian ini memerlukan alat bantu yang akan dijadikan sebagai

instrumen, instrumen yang dimaksud berupa hanphone, buku catatan pena dan

pensil. Handphone digunakan sebagai alat perekam suara dari informan dan

pengumpulan data apabila tidak tercatat semuanya oleh peneliti. Sedangkan

buku catatan, pena dan pensil digunakan untuk mencatat informasi yang

didapatkan dari informan. Instrumen yang digunakan adalah melalui

wawancara, peneliti menyiapkan topik dan pertanyaan pemandu wawancara

sebelum aktivitas wawancara dilaksanakan untuk dijadikan bahan data atau

sumber daalm penelitian tersebut.

D. Sumber Data

Sumber data adalah sumber informasi yang peneliti dapatkan dari

sesusatu yang akan diteliti yang mana sumber data terdiri dari data primer dan

data sekunder. Adapun sumber data yang peneliti gunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Data Primer

Sumber Data primer dalam penelitian ini diperoleh Kepala

Sekolah, Waka Kurikulum, Guru-guru dan Peserta Didik.

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder dalam penelitian ini yaitu dokumen-

dokumen yang berkaitan langsung dengan apa yang dibutuhkan oleh

peneliti. Sumber data ini peneliti gunakan untuk mendapatkan informasi

atau data yang lebih akurat dan lengkap serta jelas.

Page 56: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

45

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data (Sugiyono,2014, p. 376). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

penulis meakukan melalui tiga cara yaitu, observasi, wawancara dan

dokumentasi.

1. Observasi

Jenis obsevasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi

nonpartisipan dimana peneliti sebagai observer tidak ikut berpartisipasi

dalam kegiatan subjek yang diteliti dan hanya bertindak sebagai

pengamat.Berdasarkan observasi tersebut peneliti dapat melihat

bagaimanaPelaksanaan Manajemen Kurikulum 2013 di SMAN 1

Sungayang. Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Ahmadi (2014:

169) bahwa observasi nonpartisipan adalah Seorang pengamat bisa

melakukan pengumpulan data tanpa harus melibatkan dir langsung ke

dalam situasi di mana peristiwa itu berlangsung, melainkan dengan

menggunakan media tertentu.

2. Wawancara

Wawancara adalah alat bantu yang digunakan peneliti ketika

mengumpulkan data melalui tanya jawab dengan Waka Kurikulum di

SMAN 1 Sungayang. Wawancara ini merupakan teknik mengumpulan

data dengan cara melakukan tanya jawab langsung dan memiliki maksud

yang telah direncanakan sebelumnya. Wawancara yang peneliti lakukan

adalah wawancara semiterstruktur, dimana dalam pelaksanaanya

wawancara ini pelaksanaanya lebih bebas bila dibanding dengan

wawancara terstruktur.Tujuan dari wawancara ini adalah untuk

menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak

wawancara dimintak pendapat dan ide-idenya. Dalam melakukan

Page 57: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

46

wawancara peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa

yang dikemukakan oleh informen (Sugiyono,2014,p. 387).

3. Dokumentasi

Dokumen-dokumen tertulis merupakan sumber pendukung lainnya

selain sumber manusia melalui observasi dan wawancara.“Dokumen

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumen biasa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”

(Sugiyono, 2014: 82).Dokumentasi pada penelitian ini diantaranya seperti

Dokumen kurtilas dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan dalam

penerapan kurikulum 2013.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan salah satu kegiatan dalam upaya

mengolah data.Kegiatan tersebut dimulai dari mengelompokkan atau

mengklasifikasi data, yang kemudian memilah agar dapat dikelola dengan

baik, dan seterusnya untuk dapat menemukan informasi apa yang penting

sehingga untuk dapat diuraikan dan dikemukakan kepada orang lain.

Menurut Sugiyono (2007: 335) analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data

kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan

dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri

sendiri dan orang lain.

Adapun tahap analisis data yang peneliti lakukan yaitu sebagai berikut:

1. Tahap pra lapangan

Pada tahap ini peneliti melakukan analisis kebutuhan atau

evaluasi diri. Artinya peneliti mengamati kenyataan yanga ada

dilapangan. Dalam analisis kebutuhan ini dilakukan pendataan

Page 58: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

47

mengenai mengapa, bagaimana dan apa saja yang diperlukan

(Pendapat Penulis).

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Miles dan Huberman Sugiyono (2007:337) mengemukakan

bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara

inetraktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas,

sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas dalam data tersebut terdiri

atas:

a. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya, kemudian membuang yang tidak perlu. Dengan demikian

data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas di banding data yang sebelumnya, dan mempermudahkan

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan.

Dari hal tersebut reduksi data sangat berpengaruh dalam hal

pengumpulan data, karena dengan adanya reduksi data akan bisa

membantu penulis untuk menganalisis data-data yang sudah di

kumpulkan.

b. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, yang

paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian

kualitatif adalah dalam teks yang bersifat naratif. Dengan

mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa

yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang

dipahami.

Page 59: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

48

c. Penarikan Kesimpulan

Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles

dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat

mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi

apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung

oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali

kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif

mungkin dapat menjawab rumusan masalah sejak awal, tetapi

mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa

masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih

bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada

di lapangan.

G. Teknik Pengecekan Keabsahan Data

Teknik penjamin keabsahan data dalam penelitian ini yang penulis

gunakan yaitu dengan triangulasi. Triangulasi adalah teknik dalam

penelitian untuk menguji kredibilitas atau kepercayaan data kepada

sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Pada awalnya penulis

memperoleh data dengan cara wawancara, lalu dicek dengan observasi

atau dokumentasi. Bila dengan ketiga teknik pengujian menghasilkan data

yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada

sumber data yang bersangkutan, untuk memastikan data mana yang

dianggap benar (Sugiyono, 2014, p. 274) .

1. Trianggulasi

Trianggulasi Data adalah memeriksa kebenaran data yang

telah diperoleh kepada pihak-pihak lainnya yang dapat dipercaya

Page 60: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

49

atau mengecek sumber melalui sumber lain sampai pada taraf

anggapan bahwa informasi yang dipercaya atau kredibel. Menurut

Sugiyono (2013: 330) triangulasi di artikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan data dari berbagai

teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam

penelitian ini,peneliti menggunakan dua macam tringulasi yaitu :

a. Trianggulasi Teknik, yaitu menggunakan teknik pengumpulan

data yangberbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber

yang sama dengan menggunakan observasi, partisipatif,

wawancara dan dokumentasi untuk data yang serempak.

Menurut Sugiyono (2013: 330) teknik tringuklasi berarti peneliti

menggunakan pengumpilan data yang berbeda- beda untuk

mendapatkan data dari sumber yang yang sama.Peneliti

menggunakan observasi partisipan, wawancara mendalam serta

Dokumentasi untuk data yang sama secara serempak, tringulasi

teknik dapat ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut :

Gambar Triangulasi Teknik(Sugiyono, 2013: 331)

b. Trianggulasi Sumber, yaitu untuk mendapatkan data dari

sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama, dari

suatu sumber dapat puladilakukan observasi, wawancara, dan

memperoleh dokumentasi sehingga kredibilitas data lebih

akurat. Menurut Sugiyono (2013: 330) triangulasi sumber berarti

Wawancara

Mendalam

Observasi Partisipan

Dokumentasi

Sumbe

r Data

sama

Page 61: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

50

untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda- beda dengan

teknik yang sama. Hal ini dapat di gambarjkan sebagai berikut:

Gambar triangulasi Sumber ( Sugiyono, 2013: 331)

2. Menggunakan bahan referensi

Dalam hal ini, laporan peneliti dilengkapai dengan foto-

foto.Selain itu juga dilengkapi dengan dokumen autentik yang

berhubungan dengan fokus penelitian sehingga menjadi lebih dapat

dipercaya.

A

B

C

Wawancara

mendalam

Page 62: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

51

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

1. Profil Sekolah

a. Identitas

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Sungayang

NSS : 30.10.80.70.3.500

NPSN : 10302399

Status Sekolah : Negeri

SK Izin Operasional : 001a/0/1999

Tanggal SK Izin Operasional : 5 Januari 1999

Tahun Didirikan : 1999/2000

Status Tanah/Bangunan : Sertifikat

Kepemilikan Tanah : Sertifikat Nomor

03.10.08.06.3.00001

Luas Tanah/Bangunan : 19.824 M2/ 8.500 m2

Status kepemilikan : Pemerintah Daerah

Alamat : Jl. Kebun Desa balai Diateh

Kecamatan Sungayang Kabupaten

Tanah Datar Propinsi Sumatera Barat

Telepon/Kode Pos : 08116656020/ 27294

Lintang/ Bujur : -.4049000/100.5832000

Layanan Kebutuhan khusus : A,D,D1

Nomor telepon : 081266601965

Email :[email protected]

Website : http://sman1sungayang.sch.id

Akreditasi Sekolah : A/2012.

b. Riwayat Kepala Sekolah

Tahun 1999 s/d 2001 : Mhd. Nasir, S. Pd

Tahun 2001 s/d 2005 : Drs. Mhd. Dalpen, MM

Tahun 2005 s/d 2015 : Drs. Amrisman

Tahun 2015 s/d Sekarang : Dra. Zahraine

c. Kepala Sekolah sekarang

Nama : Dra. Zahraine

51

Page 63: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

52

NIP : 19650105 199802 2 001

Tempat/Tanggal Lahir : Sawah Lunto/ 5 Januari 1965

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan terakhir : S.1/Akta IV Bimbingan Konseling

IKIP Padang

Pangkat/Golongan : Pembina/IV-a

Jabatan : Kepala SMA Negeri 1 Sungayang

Alamat : Koto, Batusangkar

Telepon/HP : 081266601965

2. Visi dan Misi Sekolah

a. Visi SMAN 1 Sungayang

“Bertaqwa, Berkarakter, Berprestasi, Terampil, Kompetitif, dan

Berbudaya Lingkungan.”

Indikator pencapaian visi adalah sebagai berikut :

1) Terwujudnya sikap dan prilaku seluruh warga sekolah (PTK dan

peserta didik) yang menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang

dianut dalam kehidupan sehari-hari.

2) Terwujudnya PTK dan peserta didik SMAN 1 Sungayang yang

memiliki karakter yang sesuai dengan nilai agama, budaya alam

minangkabau dan karkter nasional (nawacita) yang diintegrasikan

dalam kegiaatn pembelajaran dan diluar jam pembelajaran

3) Terlaksananya kegiatan yang bernuansa Islami dan sesuai Budaya

Alam Minangkabau.

4) Memberikan layanan prima dalam segala kegiatan setiap saat

5) Terwujudnya PTK dan peserta didik SMAN 1 Sungayang yang

memiliki prestasi baik di bidang akademik maupun di bidang non

akademik.

6) Terlaksananya pembelajaran dan bimbingan secara efektif dengan

menggunakan multimedia.

Page 64: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

53

7) Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan apresiasi peserta didik

dibidang ilmu pengetahuan, teknologi, social budaya dan seni dengan

berpikir kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif

8) Terwujudnya PTK dan peserta didik SMAN 1 Sungayang yang

terampil sehingga mampu bersaing di lingkungan regional maupun

nasional.

9) Mengintensifkan bimbingan/pelatihan secara berkelanjutan baik

bidang akademis maupun non akademis untuk mampu bersaing dan

mengikuti jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

10) Melaksanakan event-event tertentu dalam berbagai tingkat dan

berusaha menjadi yang terbaik dalam berbagai event yang diikuti

11) Mengembangkan kurikulum berbasis lingkungan.

12) Mewujudkan kultur sekolah yang berwawasan lingkungan untuk

menunjang kenyamanan proses pembelajaran

13) Menjadikan lingkungan sekolah yang bersih, indah, terpelihara dan

lestari dalam rangka sekolah adiwiyata.

b. Misi SMAN 1 Sungayang

1) Menciptakan warga sekolah yang bertaqwa

Langkah-langkah pencapaian:

a) Melaksanakan 5S (Salam, Senyum, Sapa, Sopan dan Santun)

b) Membaca Asmaul Husna ketika akan mulai PBM

c) Menyediakan tempat beribadah yang layak, nyaman, dan

lengkap sarana prasarananya.

d) Shalat Duha bagi peserta didik dan pendidik saat jam istirahat

(tidak ditentukan jadwalnya)

e) Shalat zuhur berjamaah (45 menit)

f) Melaksanakan kultum bagi peserta didik setiap Jumat

g) Azan dan Iqomah secara bergiliran setiap hari saat shalat Zuhur

Page 65: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

54

h) Kegiatan Forum Annisa pada setiap hari jumat bergilir/ tingkat

dan Forum Arrijal pada setiap hari sabtu.

i) Menciptakan warga sekolah yang berkarakter.

2) Menumbuhkan semangat keunggulan di bidang keilmuan, seni dan

olah raga untuk menciptakan Pendidik, Tenaga Kependidikan dan

Peserta Didik yang Berprestasi.

Langkah-langkah pencapaian :

a) Bidang keilmuan/akademik ;

b) Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan jadwal

pembelajaran

c) Menyampaikan semua indiator setiap tingkatan untuk

semua mata pelajaran

d) Memberikan pelatihan pada peserta didik untuk mendalami

materi dan soal –soal olimpiade sains baik oleh pendidik

maupun dosen dari pendidikan tinggi;

e) Memberikan pembekalan tentang dunia perpendidikan

tinggi seperti kunjungan ke Perpendidikan Tinggi Negeri

dan Swasta yang berada di dalam atau luar propinsi

Sumatera Barat.

f) Melakukan kunjungan kampus/bedah kampus setiap

tahunnya untuk memotivasi peserta didik melanjutkan

pendidikan ke PT.

g) Memberikan layanan remedial dan pengayaan kepada

peserta didik

h) Menyusun bank soal sesuai denagn SKL UN

i) Membuka klinik mata pelajaran

j) Menetapkan Penasehat Akademik bagi masing-masing

peserta didik.

k) Mengarahkan peserta didik yang mempunyai prestasi

Page 66: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

55

akademik yang baik melanjutkan jalur SNMPTM

l) Memberikan bimbingan kepada peserta didik untuk

memilih program studi di Perpendidikan Tinggi sesuai

dengan minat bakat dan kemampuan akademiknya

m) Memfasilitasi peserta didik dalam pengisian data pada

SNMPTN

n) Memfasilitasi peserta didik dalam kegiatan penseleksian

dan pembinaan dalam kegiatan OSN.

o) Melengkapi sumber bacaan untuk guru dan peserta didik

untuk memperkaya pengetahuan

p) Bidang seni dan olah raga / nonakademik

q) Memperbaiki lapangan olah raga secara bertahap

r) Membentuk klub olah raga seperti sepak bola, basket dan

Volly Ball untuk dipersiapkan mengikuti turnamen

s) Menguji kemampuan setiap klub olah raga dalam

kompetisi yang diadakan

t) Membentuk kelompok seni pencak silat sebagai seni bela

diri

u) Mengadakan latihan marching band setiap minggu

v) Membentuk tim tari dan latihan setiap harinya.

3) Menyiapkan peserta didik untuk siap berkompetisi di era global

untuk menciptakan peserta didik yang terampil dan kompetitif.

Langkah-langkah pencapaian :

a) Memanfaatan internet untuk setiap proses pembelajaran

b) Memanfaatkan laptop dan infokus untuk media pembelajaran

c) Mengadakan pelatihan komputer bagi pendidik seperti membuat power

point dan flas 7 pada awal tahun pelajaran serta program corel dan

desain rafis berbasis TIK untuk layanan TIK.

Page 67: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

56

d) Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler dengan serius, teruatama di

bagian english club, japanesse club dan pramuka.

e) Mengaktifkan peserta didik untuk membaca pada waktu istirahat dan di

waktu luang lainnya

f) Mengadakan pelatihan kepemimpinan bagi pengurus OSIS

g) Mengikutsertakan peserta didik yang memiliki bakat dan kemampuan

dalam setiap perlombaan.

4) Melaksanakan pembelajaran muatan lokal dalam mata pelajaran kelompok

wajib B yaitu tari, randai, musik dan seni rupa pada mata pelajaran seni

budaya, pencak silat pada mata pelajaran pendidikan jasmani olehara dan

kesehatan, serta pembuatan kerajinan tradisinal serta pengolahan makanan

tradisional pada mata pelajaran pendidikan kewirausahaan menumbuhkan

perilaku yang mencerminkan akhlakul karimah untuk menciptakan peserta

didik dan PTK yang berbudaya lingkungan

Langkah-langkah pencapaian :

a) Bertegur sapa antara sesama warga sekolah

b) Gotong royong dalam membersihkan lingkungan sekolah

c) Menghormati sesama warga sekolah

d) Memupuk hubungan silahturahmi antara warga sekolah dengan

mengadakan buka bersama dan halal bi halal

e) Menciptakan lingkungan yang kondusif dan kekeluargaan

f) Memakai baju kurung basiba dan baju muslim taluak balango pada hari

jumat

g) Melaksanakan piket kelas dan piket pendidik untuk selalu membersihkan

lingkungan sekolah

h) Jumat bersih bagi setiap personil sekolah

i) Memanfaatkan daun-daun yang berguguran di lingkungan sekolah untuk

bahan kompos

j) Memanfaatkan lahan sekolah yang masih kosong untuk tempat green

Page 68: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

57

house

k) Menanam tanaman kearifan lokal dengan memanfaatkan jam pelajaran

pramuka aktualisasi setiap hari Sabtu

3. Tujuan SMA 1 Sungayang

a. Meningkatnya jumlah peserta didik yang beragama Islam dapat

membaca Al Quran dengan baik dan benar 10% untuk tahun

2018/2019.

b. Meningkatnya jumlah warga sekolah yang melaksanakan sholat zuhur

berjamaah di sekolah (Senin, Selasa, Rabu, Kamis dan Sabtu kecuali

hari libur) menjadi 100%.

c. Mempertahankan persentase kelulusan peserta didik 100%.

d. Meningkatnya rata – rata nilai UN untuk program MIPA dan Program

IPS 0,5 point dari rata-rata nilai UN MIPA dan IPS TP. 2017/2018.

e. Meningkatnya rata-rata USBN dan US mencapai minimal 60,00 pada

TP. 2018/2019.

f. Meningkatnya persentase jumlah peserta didik yang diterima di

Perpendidikan Tinggi melalui SNMPTN undangan dan SBMPTN

menjadi 90%.

g. Tercapainya prestasi 3 besar pada lomba Oympiade tingkat

Kabupaten dan tingkat Propinsi untuk 9 (sembilan) mata pelajaran

OSN yaitu Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi, Geografi,

Kebumian, Astronomi dan TIK.

h. Menjuarai lomba di bidang pengembangan diri, pada FLS2N dan

O2SN di tingkat kabupaten dan propinsi.

i. Meningkatnya jumlah kunjungan perpustakaan menjadi 50% dari

jumlah peserta didik dan pendidik setiap harinya.

j. Meningkatnya professional pendidik melalui pelatihan dan MGMP

serta peningkatan kualifikasi pendidikan ke jenjang S2 setiap

tahunnya maksimal dua orang.

Page 69: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

58

k. Terwujudnya budaya 5 S ( Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun)

dalam kehidupan sehari – hari.

l. Terlaksananya 5 pokok pendidikan karakter yang dicanangkan di

sekolah dalam keseharian

m. Tertatanya taman sekolah dan lomba K6 antar kelas setiap tahun agar

tercipta lingkungan yang asri

n. Tertatanya lingkungan sekolah dengan penanaman tanaman kearifan

lokal.

o. Dilaksanakannya kegiatan bedah kampus oleh peserta didik ke

Perpendidikan Tinggi favorit pada akhir Semester 1 T.P 2018/2019.

p. Melengkapi sarana belajar (media pembelajaran, LCD, alat dan bahan

labor) agar dapat dimanfaatkan pendidik sebagai sumber belajar.

q. Terwujudnya SMAN 1 Sungayang sebagai Sekolah Adiwiyata pada

tahun 2019.

4. Sumber Daya Pendidikan

a. Sarana prasarana dan lingkungan sekolah

1) Luas Tanah : 19.824 m2

2) Luas Bangunan Sekolah : 8.500 m2

3) Luas Pekarangan Sekolah : 16.754 m2

4) Keliling Tanah Seluruhnya : 19.824 m2

5) Yang harus dipagar permanen : 19.824 m2

6) Yang sudah dipagar permanen: 310 m2

b. Pemanfaatan gedung sekolah

1) Ruang belajar : 5 unit (19 lokal)

2) Ruang Perpustakaan : 1 unit

3) Ruang laboratorium : 4 unit (Fisika, Biologi-Kimia, dan

Komputer)

4) Tersedia jaringan Internet (WIFI)

Page 70: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

59

5) Jumlah Komputer yang tersedia di laboratorium TIK untuk

pembelajaran sebanyak 60 unit komputer

6) Ruang Kantor Tata Usaha : 1 unit

Terdiri dari : Ruang Guru

: Ruang Kepala Sekolah

: Ruang Kepala Tata Usaha

: Ruang Tata Usaha

: Ruang Wakil Kepala Sekolah

: WC Guru Pa dan Pi.

: OSIS/UKS/Pramuka/BK

7) Mushalla

8) Kantin

9) Gudang

10) WC Siswa (6 dan 4 unit)

11) Tower Air

12) Green House

5. Sumber Daya Manusia

a. Kepala Sekolah : 1 orang

b. Wakil Kepala Sekolah : 3 orang

c. Guru PNS : 33 orang

d. Guru Tidak Tetap : 16 orang

e. Pegawai PNS : 5 orang

f. Pegawai Tidak Tetap : 1orang

g. Pesuruh/Penjaga Sekolah Tidak Tetap : 1 orang

5. Kondisi Siswa

a. Kelas X : IA 3 Kelas (103 Orang)

: IS 7 Kelas (137 Orang)

b. Kelas XI : IA, 3 kelas (85 Orang)

: IS, 4 kelas ( 100 Orang)

c. Kelas XII : IA, 3 kelas (74 Orang)

: IS 3 kelas ( 91 Orang)

Page 71: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

60

Jumlah : 19 kelas (590 Orang)

B. Temuan Khusus Penelitian

1. Perencanaan kurikulum 2013 di SMA N 1 Sungayang

Penerapan kurikulum 2013 di SMA N 1 Sungayang telah dilaksakan

sejak tahun 2013, karna tuntutan oleh pemerintah, namun pada pelaksanaannya

di SMA N 1 Sungayang belum mendapatkan hasil yang maksimal. Karena

persiapan dan perencanaan yang kurang matang. Pada tahun 2014 SMAN 1

sungayang kembali menerapkan kurikulum 2013 dengan bahan dan persiapan

yang sudah lumayan baik dan terus melakukan perencanaan-perencanaan yang

bertujuan untuk meningkatkan pelaksanaan kurikulum 2013 di SMA N 1

sungayang, yang pada setiap tahunnya selalu memperoleh peningkatan, dan

pada tahun 2019/2020 SMAN 1 Sungayang memakai kurikulum 2013 untuk

semua kelas X,XI,XII.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Kepala

Sekolah (informan 1) Perancanaan yang dilakukan di sekolah adalah berupa

menyamakan presepsi antara guru pada saat pelaksanaan rapat kurikulum yang

berupa evaluasi pelaksanaan penerapan kurikulum 2013, rapat ini dilaksanakan

setiap akhir semester dengan tim kurikulum. Tujuan rapat evaluasi penerapan

kurikulum 2013 ini adalah untuk membentuk kerja sama antara guru dalam

merumuskan kurikulum 2013 dan kompetensi dasar. Selanjutnaya informan I

juga sudah melakukan perancanaan guna untuk mengimplementasikan

kurikulum 2013. Informan I menyatakan bahwa:

“Beberapa upaya dilakukan untuk menyukseskan implementasi

kurikulum 2013 di SMAN 1 Sungayang antara lain: pertama, guru-guru

mengikuti program pendidikan dan pelatihan implementasi kurikulum

2013. Menurut kepala sekolah salah satu strategi untuk memahami

kurikulum 2013, yaitu melalui pendidikan dan pelatihan (diklat)

implementasi kurikulum 2013 yang di peruntukkan bagi kepala sekolah

dan pengawas sekolah. Dengan adanya diklat implementasi kurikulum

2013 menjadi langkah awal yang sangat penting untuk mempercepat

pemahaman dan keterampilan dalam mengimplementasikan kurikulum

2013. Perencanaan kurikulum dilakukan pada awal tahun ajaran dengan

mengadakan rapat sekolah. Pada rapat ini membahas tentang tindak

lanjut dari rapat sebelumnya yaitu evalusi kurikulum yang di lakukan

pada akhir tahun ajaran“.(informan 1, 28 Agustus 2019).

Berdasarkan keterangan informan 1 dapat diketahui bahwa sekolah

melaksanakan perencanaan kurikulum dengan mengadakan rapat perencanaan

kurikulum yang dilaksanakan awal tahun ajaran dan menggunakan hasil rapat

Page 72: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

61

evaluasi kurikulum sebagai pertimbangan untuk penyusunan kurikulum yang

akan digunakan satu tahun kedepan.

Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Kurikulum (informen II)

yang menyatakan bahwa perencanaan dalam melaksanakan kurikulum 2013

yang menyatakan sebagai berikut:

“Untuk perencanaan kurikulum 2013 dimulai perencanaannya

dari lokal karya yang dilaksanakan sebelum berakhirnya pembelajaran

dimulai kalau berakhirnya pada tahun pelajaran pada bulan juli

2018/2019 sebelum tahun pembelajaran dimulai. Kalau kita mulai

tahun pelajaran ini Juli 2019 maka lokal karyanya pada bulan April

2019 yaitu dibahas semuanya tentang evaluasi pelaksanaan kurikulum

ditahun sebelumnya, apa yang masih kurang, apa yang harus

dilaksanakan lagi dituangkan dalam dokumen kurikulum yang dibuat

dalam bulan april –juni, bulan juni disahkan pada bulan juli diberikan

verifikasi oleh pengawas dan tim kurikulum di provinsi setelah itu baru

disahkan dokumennya. Selanjutnya guru-guru melakukan lokal karya,

IHT tentang penyusunan pangkat kurikulum 2013, mengikut sertakan

guru-guru dalam pelaksanaan dalam kelompok kerja guru, MGMP,

seminar-seminar dan evaluasi lagi untuk perencanaan pelaksanaan

kurikulum 2013 yang akan dilaksanakan”(informan II, 28 Agustus

2019).

Hal senada juga dikatakan oleh guru Kimia dan Fisika (Informan III dan

IV) yang menyatakan bahwa dalam perencanaan yang dilakukan untuk proses

pelaksanaan kurikulum 2013 adalah membuat program tahunan, silabus,

pengembangan alokasi waktu, dan RPP, guna sebagai pedoman dalam

penerapan kurikulum 2013, setelah guru selasai mengerjakan dan membuat

perangkat pembelajaran tahunan, maka semua perangkat akan diperiksa terlebih

dahulu oleh tim kurikulum SMAN 1 Sungayang, setelah selesai di periksa, dan

dikembalikan kepada masing-masing guru mata pelajaran, dan selesai di revisi

oleh guru, barulah perangkat pembelajaran disahkan oleh tim kurikulum, kepala

sekolah dan tim pengawas dari dinas pendidikan.pengesahan perangkat

pembelajaran ini dilakukan dan dilaksanakan pada setiap akhir semester, setelah

melakukan evaluasi per semester, maka akan kembali melakukan perencanan

Setelah disahkan dan direvisi, apabila ada revisi anjuran dari dinas pendidikan,

setelah itu guru baru bisa menggunakan perangkat pembelajaran yang telah di

rancang (informan III dan IV, 12 september 2019).

Dapat peneliti jabarkan bahwa perencanaan kurikulum 2013 sudah

dilakukan oleh informan I sudah dikatakan baik dalam pelaksanaan lokak

karya, karena setiap tahunnya informan I melakukan eveluasi tehadap

Page 73: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

62

kekurangan dalam lokal karya tersebut. Difinisi lokakarya bisa saja dianggap

sebagai sebuah pertemuan ilmiah kecil yang dilakukan oleh beberapa orang

didalam bidang tertentu, yang mana kegiatan ini dapat dilakukan sebagai

agenda rutin yang pelaksanaannya dilakukan dalam kurun periode tertentu.

2. Pelaksanaan kurikulum 2013 di SMA N 1 Sungayang

Pelaksanaan kurikulum 2013 di SMAN 1 Sungayang dalam

pelaksanaannya di laksanakan oleh guru secara bertahap kepada siswa. Di

karenakan kurikulum 2013 dalam pembelajarannya berorientasi kepada

keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini tentu memberikan imbas

yang baik terhadap kesiapan guru dalam mengajar serta dalam menjalan

tugasnya pada pelaksanaan kurikulum tingkat kelas.

Pelaksanaan kurikulum di SMAN 1 Sungayang berjalan dibawah

pengawasan dan tanggup jawab kepala sekolah dan dibantu oleh wakil kepala

sekolah menjalankan tugas pelaksanaan kurikulum ditingkat sekolah seperti

melakukan koordinasi kegiatan guru-guru, membimbing guru dalam

pelaksanaan kurikulum tingkat kelas, serta melaksanakan segala kegiatan

yang telah direncanakan sebagai usaha mencapai tujuan kurikulum.

Sedangkan pelaksanaan kurikulum tingkat kelas menajdi tanggung jawab dari

masing-masing guru. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh informan 1

yang kutipannya sebagai berikut:

“Pada awal pelaksanaan kurikulum 2013 di sekolah ini guru

dan siswa merasa sangat kaku dalam proses pembelajaran dikarnakan

proses yang dijalani jauh berbeda dengan proses sebelumnya,selain itu

dalam prosedur penilaian dalam proses pembelajaranpun sangat jauh

berbeda dari sebelumnya. dengan adanya perubahan dalam sistem

belajar mengajar. perencanaan yang telah dilakukan dan dilaksanakan

oleh semua pihak sekolah, maka dari itu guru dan siswa berangsur-

angsur melaksanakan dan menerapkan proses belajar mengajar

menggunakan kurikulum 2013” (informan I, 28 Agustus 2019).

Pelaksanaan kurikulum 2013 dilaksanakan secara bertahap agar siswa

dapat menerima perubahan kurikulum dan terbiasa dengan proses

pembelajaran yang lebih melibatkan siswa sebagai peran utama dalam

pembelajaran, bertahap-tahap maksudnya disini ialah biasanya siswa

sangat jarang berinteraksi sesama siswa atau temannya dalam diskusi,

dalam implementasi kurikulum 2013 siswa dituntut untuk banyak

bertanya dan menjawab berbagai macam pertanyaan yang diberikan

oleh teman sekelasnya, serta guru bertugas untuk memantau diskusi

yang dilakukan oleh siswa, pada bagaian penutup pembelajaran,

barulah guru mengevaluasi semua diskusi yang dilakukan oleh siswa,

Page 74: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

63

dan guru menyimpulkan pembelajaran bersama-sama dengan siswa.

Karena siswa belum terbiasa dengan kurikulum 2013 yang menuntut

siswa lebih aktif dalam kegiatan proses pembelajaran, maka tugas guru

adalah menuntun dan mengajak siswa untuk membiasakan diri

melakukan interaksi, bertanya, dan menambahkan materi

pembelajaran yang di bahas sekelas nya (infoman I, 28 Agustus

2019).

Informan II menyatakan hal yang senada dengan informan I dalam

proses pelaksanaan penerapan kurikulum 2013 di SMAN 1 sungayang

menyatakan sebagai berikut:

“Sebagai wakakurikulum dalam pelaksanaan kurikulum

membantu informan I dalam mengelola kurikulum ditingkat sekolah,

sedangkan pelaksanaan pembelajaran di kelas menjadi tanggung jawab

masing-masing guru.”

Dilaksanakan secara bertahap dan berangsur-angsur, dan pada

akhirnya menjadi terbiasa dalam menghadapi dan melaksan`akan semua

metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan dari kurikulum

2013, dan pelaksanaan kurikulum 2013 ini sesuai dengan hasil rapat dengan

seluruh majelis guru dan tim kurikulum serta informan I, hasil dari rapat

itulah yang di terapkan dan dilaksanakan pada setiap tahun pembelajaran.

Setelah akhir semester berakhir maka seluruh guru, tim kurikulum dan

informan I akan berkumpul, dan kembali mengadakan rapat, guna

melaksanakan rapat evaluasi untuk perbaikan perangkat pembelajaran yang

akan digunakan untuk pembelajaran di semester yang akan datang.

Pelaksanaan kurikulum 2013 di SMAN 1 Sungayang pada awalnya sulit

diterapkan oleh guru, karena siswa meminta guru untuk mengajar

mengunakan metode seperti biasa saja. Karena siswa merasa binggung dan

belum terbiasa dengan metode yang digunakan guru saat menerapkan

kurikulum 2013. Namun dalam pelaksanaan, guru tetap melaksanakan

kurikulum 2013 secara bertahap. Kemudian tim kurikulum akan memberikan

perancanaan yang lebih matang untuk penerapan kurikulum 2013 di tahun

yang akan datang. Seperti itu perencanaan yang dilaksanakan pada setiap

tahun pelajaran (informan II, 4 September 2019).

Hal senada diperkuat oleh informan III beliau menyatakan dalam

pelaksanaan kurikulum 2013,

Page 75: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

64

“Sebagai salah seorang guru mata pelajaran yang menerapakan

kurikulum 2013 pada awal pelaksanaan pada tahun 2016, insyaalah

selalu ada pembaruhan pada penerapan kurikulum 2013 pada setiap

tahunnya, pada awalnya cukup kebinggungan dengan perubahan dan

segala macam nya, karena banyak perangkat yang berganti-ganti, dari

cara pengelolan nilai dan segala hal untuk penunjang dalam proses

pembelajaran pun dengan cara dan hal yang baru, sebelumnya belum

pernah sama sekali dilakukan.

Banyak keluhan juga untuk penerapan dan pelaksanaan kurikulum

2013 ini, dari banyaknya peserta diri yang susah mengerti dengan cara dan

metode yang digunakan, dan juga terkendala dengan waktu, contohnya kita

sudah menargetkan pada waktu dan tanggal ini untuk melakukan pengajaran

namun tiba-tiba ada kegiatan yang tidak sesuai dengan waktu yang telah

ditetapkan, disana lah kendala yang dihadapi oleh guru, yaitu pada akhir

semester, namun materi masih saja ada yang tertinggal belum dilaksanakan,

maka disanalah guru kembali kepada kurikulum sebelumnya (KTSP) untuk

mengejar materi hingga semua materi dapat dismpaikan kepada siswa dan

dalam evaluasi dan ujian nanti siswa mampu menjawab pertanyaan yang telah

dibuat dan diberikan kepada siswa, seperti itulah beberapa kendala yang

dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan kurikulum 2013. Dalam penerapan

metode pada proses pembelajaran guru juga mengalami beberapa kendala,

guru kesulitan untuk memberikan arahan kepada siswa, banyak dari siswa

yang tidak paham dan mengerti, karena siswa tidak terbiasa dengan metode

baru yang diterapkan oleh guru dan banyak pula siswa yang meminta agar

metode dan model pembelajaran dilakukan seperti biasa guru mengajar saja,

yaitu dengan menggunakan kurikulum KTSP, karena siswa kesulitan

memahami maksud dan cara belajar yang baru. Hal seperti ini menjadi

kendala dan menghambat terrealisasinya model serta metode yang telah

dirancang oleh guru pada awal tahun pembelajaran (informan III, 12

september 2019).

Informan IV menyatakan pelaksanaan kurikulum 2013 pada awalnya

siswa merasa kaget dengan situasi dan cara penyampaian materi dari guru

yang jauh berbeda dari sebelumnya. Tujuan dari belajar adalah

menyampaikan pesan, sedangkan model pembelajaran adalah cara

menyampaika pesan, saya menerapkan model, metode untuk menerapakan

kurikulum 2013 itu perlahan, sesuai dengan kebutuh dari siswa, kalo tidak

mampu 100% berangsur-angsur 30% terlebih dahulu, namun untuk anak-

Page 76: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

65

anak sekarang, mereka sudah sejak di bangku SMP sudah menerapkan

kurikulum 2013, dan sekarang sudah terbiasa. Dalam proses pelaksanaan

kurikulum 2013 dalam penggunaan model pembelajaran, salah satunya ketika

siswa dituntut untuk bertanya kepada guru, namun tidak ada siswa yang ingin

bertanya, karena dengan menggunakan model dan metode yang baru

kebanyakan siswa masih gugup dan gerogi dalam pembelajaran, dan guru lagi

menuntunnya untuk bertanya, dalam pelaksanaan saya tidak terlalu terfokus

kepada perencanaan yang telah dibuat saya lebih terfokus dengan situasi dan

kondisi yang ada, menyesuaikan saja, yang penting pesan dan tujuan

pembelajaran tercapai dan tersampaikan dengan baik dan .benar kepada siswa

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap proses

pelaksanaan penerapan kurikulum 2013, peneliti melihat bahwa dalam

pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh informan III pada awal

pembelajaran sudah sesuai dengan perencanaan yang di buat dan ditentukan

(RPP) namun pada kegiatan inti, karna kurangnya respon dan kerja sama

antara guru dengan siswa, guru masih kesulitan menuntun siswa maka pada

inti kegiatan banyak kegiatan yang tidak sesuai dengan RPP, guru

menyesuaikan dengan situasi dan konsdisi yang ada, karena itu tidak adanya

kesesuaian antara RPP pada langkah kegiatan belajar dengan pelaksanaannya

pada pembelajaraan. Serta dalam kegiatan penutup guru kembali menuntun

siswa untuk memberikan kesimpulan pada akhir pembelajaran.

Informan V menyatakan dalam proses pembelajaran saya merasa

bahwa apapun pendapat yang kami berikan ketika dalam proses pembelajaran

selalu di beri kesempatan dan jarang sekali pendapat kami tidak diterima,

dalam proses pembelajaran kurikulum 2013 lebih berpusat kepada siswa.

Dalam proses pembelajaran kami yang menjalankan semua proses

pembelajaran guru hanya diawal saja menjelaskan pembelajaran dan

seterusnya kami yang menjalankan, mencari bahan pembelajaran dan

memecahkan materi pembelajaran. Dalam pembelajara kurikulum 2013 ada

beberapa hambatan yang kami rasakan Ektrakurikuler wajib di ikuti

contohnya pramuka diwajibkan atas peserta didik dan kami harus mampu

menguasai IT karena media yang digunakan seperti internet. Pembelajaran

kurikulum 2013 lebih mengaktifkan bagi peserta didik dalam belajar, siswa

hanya menunggu penjelasan diakhir oleh guru saja (informen IV, 12

september 2019).

Dapat peneliti jabarkan dari hasil wawancara peneliti serta observasi

dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru terdapat

Page 77: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

66

beberapa kesenjangan dan beberapa ketidaksesuaian antara RPP yang telah di

rancang oleh guru dengan pelaksanaan yang dilaksanakan dalam proses

pembelajaran, namun guru tetap berusaha menuntun para siswa secara

perlahan dan bertahap untuk bisa dan terbiasa dengan pembelajaran yang

menggunakan kurikulum 2013 yang memusatkan pembelajaran pada siswa

(student center).

3. Pengawasaan kurikulum 2013 di SMAN 1 Sungayang

Pengawasan kurikulum di SMAN 1 Sungayang pada dasar nya sama

dengan pengawasan yang dilaksanakan di sekolah-sekolah lain yaitu supervisi

oleh informan I, sudah ada jadwalnya dan supervisi dari pengawasan dinas

pendidikan,

Informan I menyatakan dalam pengawasan terhadap pelaksanaan

kurikulum 2013 yang dilaksanakan di SMAN 1 Sungayang:

“ Ada dua macam pengawasan yang terlaksana, yang pertama

adalah supervisi, sebagai kepala sekolah, biasanya 1 (Satu) kali dalam

sebulan sekolah melakukan supervisi terhadap guru-guru dalam

pelaksanaan peoses belajar mengajar, biasanya kepala sekolah

langsung melihat ke kelas pada jam pembelajaran dalam waktu yang

tertentu tanpa di tetapkan dan di konfirmasi kepada guru, langkah ini

bertujuan agar kepala sekolah dapat memantau dan melihat seperti apa

penerapan kurikulum 2013 yang dilaksanakan oleh guru di SMAN 1

Sungayang, apakah memang diterapkan dengan baik atau tidak,

setelah saya melakukan supervisi , nanti kepala sekolah akan

mempunyai beberapa catatan-catatan yang berguna untuk evaluasi dan

perencanaan untuk tahun pembelajaran kedepannya guna memperbaiki

dan menambah segala hal yang kurang dalam pelaksanaan kurikulum

2013. Kedua pengawasan akan dilakukan oleh pengawas dari dinas

pendidikan dan biasanya pengawas yang akan datang dari dinas

pendidikan sudah terjadwal dari dinas, jadi dari pihak sekolah memang

dapat menyiapkan sagala hal yang berguna untuk proses supervisi dari

pengawas, setelah supervisi dilaksanakan akan ada beberapa evaluasi

langsung yang diberikan oleh pengawas kepada tim kurikulum sekolah, yang berguna bagi tim kurikulum untuk evaluasi dan

perbaikan perencanaan penerapan kurikulum 2013 untuk tahun

pembelajaran.

Informan II juga menyatakan hal yang senada dengan informan I

bahwa dalam pengawasan disekolah terdiri dari pengawasan langsung

supervisi oleh kepala sekolah dan tim guru, lalu yang kedua yaitu pengawasan

dari pengawas dinas pendidikan. Yang dilakukan rutin setiap tahun

pembelajaran dan nantinya akan mendapat berupa kritik dan saran untuk

Page 78: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

67

perbaikan dan evaluasi bagi guru di SMAN 1 Sungayang kedepanya

(informen II, 4 September 2019).

Informan III menyatakan dalam pengawasan penerapan kurikulum

2013 di SMAN 1 Sungayang

“Biasanya pengawasan yaitu supervisi dan masing-masing

guru punya supervisor, kadang kepala sekolah kita sedang mengajar

dia masuk, dan juga pengawasaan dari dinas pendidikan selalu ada

jadwal untuk datang pada setiap tahun akademik pengajaran. Ya

seperti itu saja pengawasaan kurikulum 2013 di SMAN 1 Sungayang (

informan III, 12 september 2019)”.

Hal senada juga di sampaikan oleh Informan IV menyatakan

dalam pengawasan kurikulum 2013:

“Selalu ada pengawasan baik dari supervisi pihak sekolah, dan

juga dari pihak dinas pendidikan, biasanya ini dilaksanakan satu kali

dalam satu semester, awal (pra) pengawasan adalah perangkat

pembelajaran yang periksa dan direvisi, setelah itu baru pelaksanaan

(pasca) yang di survei dan dilihat langsung dilapangan. Setelah

pemantauan langsung ada beberapa kiritik dan saran yang diberikan

sesuai dengan pelaksanaan penerapan kurikulum 2013.

Dari penjabaran diatas peneliti dapat menjabarkan pengawasan yang

dilaksanakan dalam kurikulum 2013 memiliki dua pengawasan yaitu dari

supervisi sekolah, yaitu dari kepala sekolah dan guru, serta pengawasan yang

kedua yaitu team pengawas dari dinas pendidikan yang telah ditentukan untuk

melakukan supervisi sekali dalam satu semester.

C. Pembahasan

Pembahasan ini menguraikan lebih rinci tentang temuan penelitian yang

diperoleh dilapangan sebagaimana yang telah diuraikan diatas. Temuan khusus

yang membahas tentang implementasi manajemen kurikulum 2013 di SMAN 1

Sungayang. Pada pembahasan hasil dari penelitian ini, dapat dianalisis yang

berkaitan dengan implementasi manajemen kurikulum 2013 di SMAN 1

Sungayang.

1. Perencanaan Kurikulum 2013

Perencanaan kurikulum adalah perencanaan-perencanaan kesempatan

belajar yang dimasudkan untuk membina siswa ke arah perubahan tingkah

laku yang diinginkan dan menilai sampai mana perubahan-perubahan

telah terjadi pada diri siswa. Di dalam perencanaan kurikulum minimal

ada lima hal yang memengaruhi perencanaan dan pembuatan keputusan,

Page 79: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

68

yaitu filosofi, konten/materi, manajemen pembelajaran, pelatihan guru,

dan system pembelajaran (Rusman, 2008: p, 21).

Menurut Nana dan Sukiman (2008: 40), menjelaskan bahwa

“perencanaan kurikulum merupakan penjabaran, pengayaan dan

pengembangan dari kurikulum. Selain mengacu pada tuntutan kurikulum,

dalam melakukan perencanaan pembelajaran juga harus

mempertimbangkan situasi dan kondisi serta potensi yang ada di sekolah

masing-masing.”

Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau alat

manajemen yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber individu yang

diperlukan,media pembelajaran yang digunakan, tindakan-tindakan yang

perlu dilakukan, sumber biaya,tenaga,dan sarana yang diperlukan, system

monitoring dan evaluasi, peran, dan unsur-unsur ketenagaan untuk

mencapai tujuan manajemen lembaga pendidikan.

Perencanan pada kurikulum 2013 yang dilaksanakan di SMAN 1

Sungayang sesuai dengan konsep perencanaan yang di kemukakan oleh

Rusman diatas, dengan adanya perencanaan dengan cara melaksanakan

pelatihan kurikulum 2013 kepada para guru, pembuatan perangkat

pembelajaran untuk keguanaan mencapai tujuan pembelajaran, dan

membina siswa untuk meraih prestasi yang bagus, dan terjadinya

perubahan pada diri siswa baik itu dari aspek kognitif, afektif maun

psikomotor. Dalam perencanaan yang dilakukan oleh SMAN 1 Sungayang

pihak sekolah baik dari kepala sekolah,tim kurikulum dan guru sudah

mengoptimalkan perencanaan dengan baik dan menyesuaikan dengan

kebutuhan serta situasi dan kondisi dari peserta didik. Pengembangan

kurikulum di SMAN 1 Sungayanag juga memuat pengembangan

kurikulum sekolah. Pengembangan kurikulum di SMAN 1 Sungayang

disesuaikan dengan prinsip pengembangan kurikulum yang telah diatur

oleh pemerintah.

2. Pelaksanaan kurikulum 2013

Tahap pelaksanaan manajemen kurikulum merupakan tahap yang

paling esensial dari kegiatan pendidikan, karena kurikulum sebagai

jantung dari kegiatan pendidikan, begitu juga dengan manajemen

kurikulum tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan kurikulum karena

manajemen kurikulum termasuk komponen yang integral dalam

pelaksanaan kurikulum. Tahap pelaksanaan manajemen kurikulum

meliputi semua prilaku yang bertalian dengan semua tugas yang berkaitan

Page 80: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

69

dengan terlaksananya kurikulum baik manajemen kurikulum tingkat

lembaga maupun manajemen tingkat kelas ( Arikunto, 2008: p, 8).

Dalam implementasikan kurikulum, guru dituntut untuk secara

professional merancang pembelajaran efektif dan bermakna

(menyenangkan), mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan

pembelajaran yang tepat, menentukan prosedur pembelajaran dan

pembetukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria

keberhasilan E. Mulyasa (2013: 99).

Dilihat dari sebuah proses manajemen, implementasi merupakan

fungsi manajemen yang paling utama. Dalam fungsi perencanaan dan

pengorganisasian lebih banyak berhubungan dengan aspek-aspek abstrak

proses manajemen, sedangkan pada implementasi lebih menekankan pada

kegiatan yang berhubungan langsung kegiatan kurikulum

Pelaksanaan penerapan kurikulum 2013 di SMAN 1 Sungayang

dilakukan oleh guru berpedoman kepada perencanaan yang telah dibuat

pada awal semester, dalam pelaksanaan guru menerapkan kurikulum 2013

secara perlahan dan bertahap terhadap siswa agar dapat tercapainya tujuan

pembelajaran, guru tidak memakasanakan terlaksana nya penerapan

kurikulum 2013 total 100%. Namun pada dasarnya tetap saja seluruh

perencanaan dari implementasi kurikulum 2013 belum dapat terealisasikan

seluruhnya, meskipun demikian guru , tim kurikulum dan juga kepala

sekolah selalu mengoptimalkan dan melakukan perbaikan untuk semester

selanjutnya agar tercapainya implementasi kurikulum 2013 dengan baik.

Guru sebagai kunci utama berjalannya pembelajaran di dalam kelas

seharusnya memiliki kompetensi yang matang terhadap ilmu yang akan

disampaikan kepada siswa. Kesiapan guru menjadi hal yang sangat

penting diperhatikan. Guru di SMAN 1 Sungayang dituntut untuk siap dan

bertanggung jawab terhadap tuasnya dalam menjalankan kurikulum di

tingkat kelas. Hal ini sejalan dengan pemikiran rusman bahwa hal yang

penting untuk diperhatikan

3. Pengawasan kurikulum 2013

Evaluasi berasal dari bahasa inggris value yang mempunyai arti

nilai dan harga, mendapatkan imbuhan “e” menjadi sebuah kegiatan yang

dilakukan dengan arti penilaian. Sedangkan kurikulum penilaian menurut

terminolgi yaitu mroses menentukan sampai sejauh mana tujuan

pendidikan dapat dicapai (Tyler, 1950: 69), sedangkan menurut Nana

Sujana (2005),sebuah proses memberikan atau menentukan nilai kepada

Page 81: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

70

objek tertentu berdasakan kriteria tertentu. Begitu pula evaluasi menurut

Sudaryono (2012), adalah sebuah proses penentuan informasi yang

diperlukan, pengumpulan, dan pengunaan informasi tersebut untuk

melakukan pertimbangan dalam hasil akhir. Begitu juga evaluasi

kurikulum menurut Zaenal (2011:11), adalah, menilai sebuah kurikulum

sebagai program pendidikan untuk mengetahui efisiensi, efektivitas,

produktivitas program dalam mencapai tujuan pendidikan.

Ini sejalan dengan pemikiran Robert J. Mocker (dalam rusman,

2012: 126) yang mengemukakan bahwa pengontorolan manajemen adalah

suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan

tujuan-tujuan perencanaan, merencang sistem informasi umpan balik,

membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan

sebelumnya, menetapkan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan,

serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa

semua sumber daya sekolah digunakan dengan cara paling efektif dan

efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan sekolah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMAN 1

sungayang pengawasan kurikulum 2013 di SMAN 1 Sungayang

dilaksanakan dengan dua tahap yaitu dari supervisi dari kepala sekolah

dan beberapa guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah untuk menjadi

supervisi pada mata pelajaran tertentu, dan supervisi kedua adalah dari

pihak dinas pendidikan yang sudah terjadwal dari dinas pendidikan, hasil

dari supervisi tersebut adalah evaluasi terhadap penerapan kurikulum 2013

di SMAN 1 Sungayang, baik dari perangkat pembelajaran, sampai dengan

pelaksanaan dalam kurikulum 2013 yang tidak terlaksana, atau tidak

sesuai dengan perangkat pembelajaran yang telah dibuat.

a. Evaluasi isi kurikulum, dilakukan analisis terhadap kurikulum yang

telah digunakan selama satu tahun ajaran, apabila ditemui hal-hal

yang perlu diperbaiki atau bahkan dihilangkan, maka akan dikaji

kembali sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan kurikulum

tahun ajaran berikutnya.

b. Peserta didik, dilakukan identifikasi pada proses belajar, prestasi

belajar, motivasi belajar, kreatifitas, keaktifan, serta kendala yang

terjadi pada proses pembelajaran.

Page 82: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

71

c. Tenaga pengajar, dilakukan pemantauan dari mulai perencanaan

pembelajaran di kelas hingga pelaksanaan pembelajaran untuk

melihat kempuan professional, tanggung jawab serta kopetensi

pedagogic guru.

d. Kelulusan, dilakukan identifikasi kelulusan yang dilihat dari kualitas

dan kuantitas kelulusan.

Kepala sekolah berperan dalam pengendalian sistem evaluasi,

agar evaluasi dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan. Kepala sekolah bekerja sama dengan guru untuk melakukan

evaluasi dengan objektif agar hasil evaluasi benar-benar menunjukkan

hasil belajar siswa yang sesungguhnya sehingga prestasi yang diraih oleh

siswa merupakan kerja keras dalam mengikuti proses pembelajaran.

Page 83: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan, analisis data, dan temuan dalam penelitian ini serta

pembahasan di atas, maka peneliti dapat menarik kesimpulan dalam penelitian

Implementasi manajemen kurikulum 2013 di SMAN 1 Sungayang ialah :

1. Perencanaan kurikulum 2013 di SMAN 1 Sungayang Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa dalam perencanaan kurikulum 2013 di SMAN 1 Sungayang

adalah dengan mengikuti pelatihan kurikulum 2013 baik di tingkat Kabupaten,

Provinsi Maupun Nasional.

2. Pelaksanaan kurikulum 2013 di SMAN 1 Sungayang. Dalam implementasi

kurikulum 2013 guru SMAN 1 Sungayang belum bisa menerapakan semua

yang telah dirancang dalam program tahunan dan prangkat pembelajran yang

telah direncanakan karena memiliki beberapa hambatan serta kendala,

diantaranya adalah siswa yang masih belum bisa diajak aktif dalam proses

pembelajaran, siswa masih harus di tuntun untuk dapat melakukan setiap

langkah dalam rancangan pembelajaran, guru belum bisa mengoptimalkan

penerapan kurikulum 2013 di dalam proses pembelajaran.

3. Pengawasan kurikulum 2013 di SMAN 1 Sungayang. Pengawasan dalam

penerapan kurikulum 2013 di SMAN 1 Sungayang dilakukan secara dua tahap,

yang pertama supervisi oleh kepala sekolah serta tim kurikulum sekolah, dan

yang kedua adalah supervisi dari dinas pendididkan yang dilakukan satu kali

per semester. Hasil dari supervisi berupa kritik dan saran untuk perbaikan

kurikulum 2013 SMAN 1 Sungayang untuk tahun pembelajaran selanjutnya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis merekomendasikan

saran-saran sebagai berikut :

1. Untuk mengimplementasikan kurikulum secara optimal dan sesuai dengan

tuntutan kurikulum itu sendiri, peneliti menyarankan dari sisi perencanaan

Page 84: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

73

penerapan kepala sekolah dalam mengimplementasikan kurikulum 2013,

peneliti belum melihat adanya rancangan rencana tindak lanjut.

2. Untuk itu, peneliti memberikan saran agar kepala sekolah juga menyiapkan

rencana tindak lanjut. Dan Kepala sekolah disarankan lebih melakukan

pembinaan kepada jajaran-jajaran sekolah agar lebih berkompeten lagi dalam

bekerja. Dengan adanya penelitian tentang kurikulum 2013 dalam proses

pembelajaran, diharapan guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran,

keprofesionalan, dan inovasi dalam proses pembelajaran. Dengan adanya

penelitian tentang implementasi Kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran

di SMAN 1 Sungayang dapat dijadikan bahan kajian lebih serius oleh pihak

lembaga terkait agar perencanaan kurikulum 2013 yang baru ini sesuai dengan

tujuan yang diinginkan.

Page 85: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. 2005. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Arsyad Azhar. 2003. Pokok-pokok Manajemen; Praktis bagi Pimpinan dan Eksekutif,

(Cet. II).Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian,C et XIII; Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana 2008.. Manajemen Pendidikan.

Yogyakarta: Aditya Media.

Aviv Budiman. 2015. Implementasi Kurikulum 2013 di SMK Ma’arif Salam.

Universitas Negeri Yogyakarta. (Skripsi)

Basse Nukrawati. 2017. Pelaksanaan Manajemen Kurikulum 2013 Pada SDN 394

Sakkoli Kecamatan Sajoanging Kabupaten Wajo. Universitas Islam Negeri

Alauddin Makassar. (Skripsi)

Burhan Nurgiyantoro. 2008. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta:

BPFE

E. Mulyasa 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Hidayatul Mucharrohmah. 2015. Manajemen Pembelajaran Kurikulum 2013.

Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang. (Skripsi)

Kurniaman otang. 2017 penerapan kurikulum 2013 dalam meningkatan

keterampilan,sikap, dan pengetahuan. Jurnal primary program studi guru

sekolah dasar fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas riau.Vol.6

No.2 Oktober 2017 ISSN 2303-1514.

Mappanganro. 2011. Pengembangan Kurikulum Pendidikan. Makassar:

Alauddin Pers.

Mardiana safitri. 2017.implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran sejarah di

SMAN 1 metro.jurnal historia vol.5, No.1, ISSN 2337-4713 E-ISSN 2442-8728

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2013). Peraturan Metentri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013

tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta

.(2013). Peraturan Metentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan

Menengah. Jakarta

Page 86: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

Muhadzdzibah, 2017. Peran Kepala Sekolah Dalam Implementasi Kurikulum 2013 di

SMAN 2 Bengkulu Selatan. Jurnal Manajer Pendidikan.Volume 11 Nomor 5,

Juli 2017,Hlm.426-432.

Mustaqim Rias Ainomi, 2014. Kesiapan sekolah dalam mengimplementasikan

kurikulum 2013 pada mata pelajaran ekonomi. Jurnal pendidikan ekonomi

IKIP.Vol. 2 No.1, November 2014.

Nana Syaodih S. (1997). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Nana Sudjana, 1996. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Cet. III;

Bandung:Sinar Baru Algesindo.

Nurul Hikmatul Islamiah. 2017. Manajemen Kurikulum 2013 dalam Meningkatkan

Mutu Lulusan. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

(Skripsi)

Oemar Hamalik. 2007. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung:Remaja

Rosdakarya.

Rahayu. Yuna mumpuni. 2016 Pengaruh Perubahan Kurikulum 2013 Terhadap

Perkembangan Peserta Didik. Jurnal Logika, Vol XVIII,N0. 3 Desember

2016.

Rusman. 2008. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers RajaGrafindo Persada.

. 2012. Manajemen kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers RajaGrafindo Persada.

Peraturan Pemerintah. (2013). Peraturan Pemerintah No.32 Tahun. 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan. Jakarta

Peraturan Pemerintah. (2013). Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2013 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan. Jakarta

S. Nasution. 1989. Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bumi aksara

Sholeh Hidayat. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Siti Hardiyanti. 2017. Implementasi Kurikulum 2013 Pada Proses Pelajaran Oleh

Guru Mata Pelajaran Fisika Tingkat SMA Negeri di Kabupaten Bone.

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. (Skripsi)

Page 87: IMPLEMENTASI MANAJEMEN KURIKULUM 2013 DALAM …

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta

. 2014. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta

Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanl