Manajemen DBD All
Click here to load reader
-
Upload
bayu-purnomo -
Category
Documents
-
view
43 -
download
3
description
Transcript of Manajemen DBD All
MODUL PENGENDALIAN DEMAM BERDARAH DENGUEKEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN2011
KATA SAMBUTANAssalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh. Salam sejahtera bagi kita semua.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya serta dukungan berbagai pihak khususnya para ahli/ pakar yang telah berkontribusi dalam penyusunan Modul Pelatihan Pengendalian Demam Berdarah Dengue ini.
Sebagaimana kita ketahui bahwa Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit endemis dan menimbulkan masalah kesehatan, bukan hanya di Indonesia tapi juga di negara - negara tropis dan subtropis di dunia. Di Asia penyakit ini endemis di negara - negara ASEAN serta di beberapa negara Asia Selatan seperti; Bangladesh, India, Srilangka dan Maldives dan lain-lain.Dalam upaya penanggulangan Demam Berdarah Dengue, pemerintah mempunyai 4 (empat) pilar strategi. Pertama, memperkuat pengamatan kasus/penderita dan pengamatan vektor didukung dengan laboratorium yang memadai; Kedua, memperkuat penatalaksanaan penderita di rumah sakit, puskesmas dan klinik; Ketiga, meningkatkan upaya pengendalian vektor secara terpadu; Keempat, memperkuat kemitraan dengan berbagai pihak dalam pencegahan dan penanggulangan penyakit DBD. Dalam rangka mendukung pelaksanaan strategi pemerintah tersebut maka diperlukan upaya pembangunan kualitas SDM kesehatan yang memadai dalam pengendalian Demam Berdarah Dengue.
Modul Pelatihan Pengendalian Demam Berdarah Dengue ini diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan pelatihan bagi seluruh SDM kesehatan khususnya bagi pengelola program DBD di daerah untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam pengendalian Demam Berdarah Dengue.
Saran-saran dan kritik terhadap buku ini sangat diharapkan guna lebih menyempurnakan penerbitan berikutnya.
Wassalammualaikum warahmatulahi wabarakatuh.
Jakarta, November 2011
Direktur Jenderal PP dan PLi
KATA PENGANTARDemam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia merupakan salah satu penyakit endemis dengan angka kesakitan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun dan daerah terjangkit semakin meluas hingga mencapai 400 kabupaten/kota dari 474 kabupaten/kota di Indonesia, bahkan sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).
Sampai saat ini vaksin dan obat virus DBD belum ditemukan, sehingga salah satu strategi utama dan paling effektif untuk pengendalian penyakit DBD adalah dengan cara melakukan upaya preventif dengan pemutusan rantai penularan melalui gerakan PSN-DBD, tanpa mengabaikan peningkatan kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB serta penatalaksanaan kasus.Penerapan strategi tersebut memerlukan dukungan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan ketrampilan memadai melalui pelatihan di setiap jenjang administrasi.Untuk keperluan pelatihan telah disusun modul Pelatihan Progaram yang terdiri dari 10 materi sebagai satu kesatuan pembelajaran, yaitu:
A. Materi Dasar : Kebijakan Pengendalian DBD B. Materi Inti
1. Epidemiologi DBD2. Surveilans kasus DBD
3. Surveilans dan Pengendalian Vektor DBD
4. Tatalaksana Kasus DBD
5. Penyelidikan Epidemiologi, Penanggulangan Fokus, dan Penanggulangan KLB DBD
6. Pengoperasian Alat dan Bahan Pengendalian Vektor DBD
7. Perencanaan dan Supervisi Pengendalian DBD
8. Promosi Kesehatan Dalam Pengendalian DBD
C. Materi Penunjang
1. Membangun Komitmen Belajar
2. Rencana Tindak Lanjut dan Pembulatan
Modul ini merupakan revisi dan penyempurnaan dari buku modul yang telah dicetak pada tahun2007, dan diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama bagi pengelola programDBD di provinsi maupun kabupaten/kota dalam upaya pengendalian DBD.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih atas masukan dari berbagai pihak terutama dari para kontributor serta tim editor yang menjadikan buku modul ini menjadi sempurna dan mudah dilaksanakan di lapangan.
Jakarta, November 2011
Direktur Pengendalian Penyakit
Bersumber Binatang
dr. Rita Kusriastuti, MScNIP 195406011982122001ii
TIM PENYUSUNPelindungProf. DR. Dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM & H, DTCE
Pengarahdr. Rita Kusriastuti, MSc
Kontributor1. dr. Triyunis Miko (FKM-UI)
2. dra. Sri Kusminarti (Pusat Promkes)
3. dr. Mulya Rahma karyanti, Sp.A (Dep. Ilmu Kesehatan Anak-RSCM
4. drh. Sri Sugiharti, MKes (PPSDM, Kemkes)
5. dr. Binyamin Sihombing, MPH (WHO Indonesia)
6. Dra. Fitri Riyanti, Msi (Subdit Pengendalian Vektor)
7. drh. Sugiarto, Msi (Subdit Pengendalian Vektor)
8. dr. Bangkit Hutajulu, MSc, PH (Subdit Arbovirosis)
9. drh. Endang Burni Prasetyowati, M.Kes (Subdit Arbovirosis)
10. dr. Darmawali handoko, M.Epid (Subdit Arbovirosis)
11. dr. Iriani Samad
12. Rohani Simanjuntak, SKM, MKM
13. Subahagio SKM
14. dr. Galuh Budhi Leksono Adhi
15. Erliana Setaini, SKM, MPH
16. dr. Sri Hartoyo
17. dr. Dauries Ariyanti Muslikhah
18. Suratno
19. Suharyono
Editor1. dr. Darmawali handoko, M.Epid
2. drh. Endang Burni Prasetyowati, M.Kes
3. dr. Sri Hartoyo
UCAPAN TERIMA KASIH
Kepada semua pihak yang telah memberikan masukan/saran perbaikaniii
DAFTAR SINGKATAN3M : Menutup, Menguras dan Memanfaatkan
ABJ : Angka Bebas Jentik
Ae : Aedes
APD : Alat Pelindung Diri
AR : Attack Rate
BI : Breteau Index
BLL : Building Learning Commitment
BMKG : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika
BPS : Biro Pusat Statistik
Bti : Bacillus Thruringiensis
CI : Container Index
COMBI : Communication for behavioral impact. CSS : Cairan Serebrospinal
DBD : Demam Berdarah Dengue
DD : Demam Dengue
Den : Dengue
DP-DBD : Data Peorangan Demam Berdarah Dengue
HI : House Index
IAKMI : Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
IBI : Ikatan Bidan Indonesia
ICR : Index Curah Hujan
IDI : Ikatan Dokter Indonesia IGRs : Insect Growth Regulators IWAPI : Ikatam
JE : Japanese Encephalitis JPL : Jam Pelajaran JUMANTIK : Juru Pemantau Jantik KD-DBD : Kewaspadaan Dini DBD
KDRS : Kewaspadaan Dini Rumah Sakit
KID : Koagulasi Intravascular Disseminata
KIE : Komunikasi Informasi Edukasi
KLB : Kejadian Luar Biasa LCD : Liquit Crystal Display LPB : Limfosit Plasma Biru
LSM : Lembaga Sosial Masyarakat MDGs : Millenium Development Goals MUSREBANG : Musyawarah Rencana Pembangunan NS : Non Struktural
PF : Fogging Fokus
PKK : Pembinaan Kesejahteraan Keluarga PLA : Partisipatory Learning Approach POKJA : Kelompok Kerja
POKJANAL : Kelompok Kerja Oerasional
PSN : Pemberantasan Sarang Nyamuk PVT : Pengendalian Vektor Terpadu PWS : Pemantauan Wilayah Setempat
iv
SDM : Sumber Daya Manusia SKD : Sistem Kewaspadaan Dini SOP : Standar Operasional Prosedur SP : Species
SPM : Standard Pelayanan Minimal
SSD : Syndrome Syok Dengue STP : Sistim Terpadu Penyakit T : Teori
TPA : Tempat Penampungan Air
TPK : Tujuan Pembelajaran Khusus
TP-LKMD : Tim Pembina Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa
TPU : Tujuan Pembelajaran Umum
TTU : Tempat - tempat Umum UKS : Usaha Kesehatan Sekolah ULV : Ultra Low Volume
UPK : Unit Pelayanan Kesehatan
UPT : Unit Pelaksana Teknis
UPTD : Unit Pelaksana Teknis Daerah
USG : Ultra Sonografi
WI : Widya Iswarav
DAFTAR ISIKATA SAMBUTAN ................................................................................................................ ii KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i TIM PENYUSUN.................................................................................................................... iii DAFTAR SINGKATAN........................................................................................................... iii DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................. iii DAFTAR TABEL .................................................................................................................... iii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ ix
BAB I KURIKULUM PELATIHAN MANAJEMEN PENGENDALIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)VIII. URAIAN MATERI ......................................................................................................... 8
A. Situasi DBD dan Permasalahan DBD di Indonesia ............................................... 8
B. Kebijakan Pengendalian Penyakit DBD................................................................. 10
IX. KEPUSTAKAAN .......................................................................................................... 15
BAB III MATERI INTI 1 EPIDEMIOLOGI DEMAM BERDARAH DENGUE ...................... 16
I. DESKRIPSI SINGKAT ................................................................................................. 16
II. TUJUAN PEMBELAJARAN ......................................................................................... 16
A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) ...................................................................... 16
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) ..................................................................... 16
III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN ..................................................... 16
IV. METODE...................................................................................................................... 16
V. BAHAN BELAJAR........................................................................................................ 16
VI. ALAT BANTU ............................................................................................................... 17
VII. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN ................................................ 17
VIII. URAIAN MATERI POKOK BAHASAN : EPIDEMIOLOGI DBD ................................... 17
1. Gambaran Epidemiologi ........................................................................................ 17
2. Penyebab Penyakit ................................................................................................ 18
3. Distribusi Penyakit ................................................................................................. 19
4. Penularan dan masa inkubasi ............................................................................... 20
5. Faktor Risiko Penularan Infeksi Dengue ............................................................... 21
6. Ukuran Epidemiologi.............................................................................................. 23
IX. KEPUSTAKAAN .......................................................................................................... 23
MATERI INTI 2 SURVEILANS KASUS DBD........................................................................ 24
I. Deskripsi Singkat ......................................................................................................... 24
II. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................... 24
A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) ...................................................................... 24
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) ..................................................................... 24
III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN ..................................................... 24
IV. METODE...................................................................................................................... 24
V. BAHAN BELAJAR........................................................................................................ 25
VI. ALAT BANTU BELAJAR .............................................................................................. 25
VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN.................................................................... 25
VIII. URAIAN MATERI ......................................................................................................... 25
A. TUJUAN DAN PENGERTIAN SURVEILANS DBD ............................................... 25
B. SISTIM PELAKSANAAN SURVEILANS DALAM PENGENDALIAN DBD ............ 27
C. KEGIATAN SURVEILANS DI BERBAGAI TINGKATAN ....................................... 33
IX. KEPUSTAKAAN .......................................................................................................... 43
MATERI INTI 3 SURVEILANS DAN PENGENDALIAN VEKTOR DBD.............................. 44I.DESKRIPSI SINGKAT .................................................................................................44
A. Surveilans Vektor DBD ..........................................................................................44
B. Pengendalian Vektor DBD .....................................................................................44
II.TUJUAN PEMBELAJARAN .........................................................................................45
A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) ......................................................................45
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) .....................................................................45
III.POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN ....................................................45
IV.METODE......................................................................................................................46
V.BAHAN BELAJAR........................................................................................................46
vii
VI.ALAT BANTU ...............................................................................................................46
VII.LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN (DISESUAIKAN) ....................46
VIII.URAIAN MATERI ........................................................................................................47
A.METODE SURVEILANS VEKTOR DBD ...............................................................47
B.MORFOLOGI, IDENTIFIKASI DAN BIOEKOLOGI VEKTOR DBD .......................53
C.METODE PENGENDALIAN VEKTOR .................................................................57
D.KEGIATAN PENGENDALIAN VEKTOR DBD .....................................................60
E.PELAPORAN DAN EVALUASI HASIL PENGENDALIAN VEKTOR ....................61
IX. KEPUSTAKAAN ......................................................................................................... 63
MATERI INTI 4 TATALAKSANA KASUS DEMAM DENGUE DAN DEMAM BERDARAH DENGUE .............................................................................................................................. 64
MATERI INTI 5 PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI, PENANGGULANGAN FOKUS, DAN PENANGGULANGAN KLB .................................................................................................. 79
V.BAHAN BELAJAR .......................................................................................................88
VI.ALAT BANTU ..............................................................................................................88
VII.LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN (DISESUAIKAN) ....................88
URAIAN MATERI .................................................................................................................. 89
A. MESIN HOT FOGGER .......................................................................................... 89
B. MESIN ULTRA LOW VOLUME (ULV) .................................................................. 92
C. JENIS DAN APLIKASI INSEKTISIDA UNTUK PENGENDALIAN VEKTOR
DBD ....................................................................................................................... 93
MATERI INTI 7 PERENCANAAN DAN SUPERVISI PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT DBD .................................................................................................................... 98
I. DESKRIPSI SINGKAT ................................................................................................ 98
II. TUJUAN PEMBELAJARAN ........................................................................................ 98
A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) ..................................................................... 98
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) .................................................................... 98
III. POKOK BAHASAN ..................................................................................................... 98
IV. METODE ..................................................................................................................... 99
V. BAHAN BELAJAR ....................................................................................................... 99
VI. ALAT BANTU .............................................................................................................. 99
VII. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN ............................................... 99
VIII. URAIAN MATERI ........................................................................................................ 99
A. PENENTUAN DAERAH MASALAH DBD ............................................................. 100
B. PENENTUAN KEGIATAN PENGENDALIAN DBD ............................................... 103
C. PENYUSUNAN RENCANA OPERASIONAL ....................................................... 107
VIII. KEPUSTAKAAN ........................................................................................................ 110
MATERI INTI 8 PROMOSI KESEHATAN DALAM PROGRAM PENGENDALIANDEMAM BERDARAH DENGUE .......................................................................................... 111
I. DESKRIPSI SINGKAT ................................................................................................ 111
II. TUJUAN PEMBELAJARAN ....................................................................................... 111
A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) ..................................................................... 111
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) .................................................................... 111
III. POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN .................................................... 111
IV. METODE ..................................................................................................................... 112
V. BAHAN BELAJAR ....................................................................................................... 112
VI. ALAT BANTU BELAJAR ............................................................................................ 112
VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN ................................................................... 112
VIII. URAIAN MATERI ........................................................................................................ 113
A. STRATEGI DASAR PROMOSI KESEHATAN ...................................................... 113
B. KEMITRAAN MELALUI POKJANAL DBD ............................................................. 116
C. PENYULUHAN KESEHATAN .............................................................................. 120ix
DAFTAR LAMPIRANLampiran 1 : Garis Besar Program Pembelajaran
Lampiran 2 : Peraturan Perundang-undangan terkait dengan program pengendalian DBD Lampiran 3 : KD-PKM
Lampiran 4 : Formulir K-DBD Lampiran 5 : Formulir W2-DBD Lampiran 6 : Formulir W 1
Lampiran 7 : Formulir KD-RS Lampiran 8 : Formulir DP-DBD Lampiran 9 : Formulir P-DBD
Lampiran 10 : Kartu Jentik Rumah/Bangunan
Lampiran 11 : Formulir JPJ-1
Lampiran 12 : Formulir PJB-1
Lampiran 13 : Formulir PJB-2
Lampiran 14 : Formulir PJB-3
Lampiran 15 : Panduan praktek materi inti 3
Lampiran 16 : Formulir So
Lampiran 17 : Studi kasus materi inti 4
Lampiran 18 : Form PE Lampiran 19 : Form hasil PE
Lampiran 20 : Form Berita Acara hasil penanggulangan DBD Lampiran 21 : Form KLB DBD
Lampiran 22 : Studi materi inti 5
Lampiran 23 : Panduan praktek materi inti 6
Lampiran 24 : Perhitungan insektisida dalam pengendalian vektor Lampiran 25 : Contoh cara perhitungan kegiatan pengendalian DBD Lampiran 26 : Check list supervisi
Lampiran 27 : Studi kasus materi inti 7
Lampiran 28 : Studi kasus materi inti 8x
DAFTAR TABELTabel 1 : Indikator Nasional DBD
Tabel 2 : Jumlah penderita DD, DBD, dan SSD menurut desa/kelurahan per mingguan
Tabel 3 : Jumlah penderita DBD per tahun di Puskesmas tahun 2008 - 2010
Tabel 4 : Distribusi penderita DBD menurut RW di Kelurahan
Tabel 5 : Jumlah penderita DBD per bulan di Puskemas X Tahun 2006 - 2010
Tabel 6 : Jumlah penderita DD, DBD, dan SSD menurut Kecamatan per mingguan Tabel 7 : Distribusi penderita DBD, per Kecamatan di wilayah kerja Puskesmas Tabel 8 : Jumlah penderita DD, DBD, dan SSD di Kabupaten
Tabel 9 : Jumlah pendeirta dan kematian DBD di kabupaten per kelompok umur per tahun
Tabel 10 : Jumlah DD, DBD, dan SSD mingguan di provinsi Tabel 11 : Distibusi penderita DBD per kabupaten/kota Tabel 12 : Jumlah penderita DD, DBD, dan SSD di provinsi
Tabel 13 : Jumlah penderita dan kematian DBD per golongan umur di provinsi
Tabel 14 : Kajian daerah masalah DBD kabupaten per Puskesmas
Tabel 15 : Contoh penentuan besarnya masalah DBD per desa/kelurahan per Puskesmas
Tabel 16 : Contoh penggunaan bagan Ganti pada programxi
DAFTAR GAMBARGambar1 :Grafik Pertambahan Jumlah kasus DBD sejak tahun 1968 - 2011
Gambar2 :Grafik Insidens Rate DBD per 100.00 penduduk dan Case Fatality Rate (CFR)
di Indonesia tahun 2005-2010
Gambar3 :Grafik Insidens Rate (IR) DBD per Provinsi di Indonesia tahun 2010
Gambar4 :Virus Dengue
Gambar5 :Grafik Distribusi Kasus Dengue di Negara-negara Asia Tahun 2000-2009
Gambar6 :Distribusi IR DBD di Indonesia Tahun 2010
Gambar7 :Nyamuk Aedes Aegypti
Gambar8 :Siklus penularan penyakit DBD
Gambar9 :Grafik Pola Indek Curah Hujan (ICH) dan IR DBD di Provinsi NTT Tahun
2005-2009
Gambar10 :Grafik Pola Indek Curah Hujan (ICH) dan IR DBD di Provinsi Kalimantan Timur
tahun 2005-2009
Gambar11 :Grafik Pola Indek Curah Hujan (ICH) dan IR DBD di Provinsi DKI Jakarta tahun
2005-2009
Gambar12 :Peta Stratifikasi desa/kelurahan DBD di Puskesmas X
Gambar13 :Grafik rata-rata jumlah penderita DBD di Puskesmas X tahun 2006-2010
Gambar14 :Contoh Ovitrap
Gambar15 :Contoh Aspirator
Gambar16 :Ovarium Aedes sp
Gambar17 :Dilatasi pada saluran telur (pedikulus) Aedes sp
Gambar18 :Telur Aedes aegypti
Gambar19 :Larva Aedes aegypti
Gambar20 :Pupa
Gambar21 :Aedes sp
Gambar22 :Siklus Hidup nyamuk Aedes aegypti
Gambar23 :Cara menghitung hasil Uji Torniquet
Gambar24 :Bintik-bintik perdarahan di bawah kulit
Gambar25 :Tanda Penyembuhan DBD
Gambar26 :Contoh Mesin Hot Fogger
Gambar27 :Contoh Mesin Ultra Low Volume (ULV)
xii
Lampiran 1MATERI DASAR 1 : Kebijakan Pengendalian Penyakit DBD WAKTU : 2 JPLTujuan Pembelajaran Umum :
Peserta mampu memahami Peraturan Perundang-undangan dan Kebijakan yang terkait dengan program pengendalian DBD.NoTujuan PembelajaranKhususPokok Bahasan/ Sub Pokok BahasanMetodeMedia &Alat Bantu
1Mampu menjelaskansituasi dan permasalahan yang terkait dengan pengendalian DBDPokok Bahasan : Situasi DBD danPermasalahan Pengendalian DBD:
1. Situasi DBD di Indonesia2. Permasalahan Pengendalian DBDCeramah,Diskusi & tanya jawabLCD, komputer & bahan ajar
2Mampu menjelaskankebijakan, strategi, dan kegiatan pokok pengendalian DBD dan menjelaskan target/indikator kinerja pengendalian DBDPokok Bahasan : KebijakanPengendalian DBD :
1. Renstra Kemenkes tahun 2010-20142. Visi, Misi, dan TujuanPengendalian DBD.3. Kebijakan, Strategi dan SasaranPengendalian DBD
4. Kegiatan Pokok Pengendalian DBD
5. Target/indikator pengendalian DBD
tahun 2010-2014Ceramah,Diskusi & tanya jawabLCD, komputer & bahan ajar
MATERI INTI 1 : Epidemiologi DBD WAKTU : T 2 JPLTujuan Pembelajaran Umum :
Peserta latih mampu memahami epidemiologi DBD
NoTujuan PembelajaranKhususPokok Bahasan/ Sub Pokok BahasanMetodeMedia &Alat Bantu
1Dapat menjelaskan gambaran epidemiologi DBDPokok Bahasan : EpidemiologiDBD :
1.Gambaran Epidemiologi2.Penyebab penyakit3.Distribusi penyakit4.Penularan dan Masa Inkubasi5.Faktor resiko penularan6.Ukuran epidemiologi yang berhubungan dengan DBDCeramah,Diskusi & tanya jawabLCD, komputer & bahan ajar
121MATERI INTI 2 : Surveilans Kasus DBD WAKTU : T 2 JPL, P 2 JPL Tujuan Pembelajaran Umum :
Peserta mampu melaksanakan surveilans kasus DBD di wilayah kerjanya.NoTujuan PembelajaranKhususPokok Bahasan/ Sub Pokok BahasanMetodeMedia &Alat Bantu
1Dapat menjelaskan pengertian dan tujuan surveilans DBDPokok Bahasan Tujuan dan pengertian surveilans DBD:
1.Tujuan surveilans2.Pengertian3.Definisi OperasionalCeramah, tanya jawab & praktekLCD, komputer & bahan ajar
2Dapat menjelaskan sistem pelaksanaan surveilans dalam pengendalian DBDPokok Bahasan : Sistem Pelaksanaan Surveilans dalam pengendalian DBD:
1.Jenis Sumber data2.Peran Unit Pelaksana3.Strategi dan pelaksanaan surveilans pengendalian DBDCeramah, tanya jawab & praktekLCD, komputer & bahan ajar
3Dapat menjelaskan sistem pelaporan dan kegiatan surveilans kasus DBDPokok Bahasan : Kegiatan surveilans DBD di berbagai tingkat administrasi:1.Tingkat Puskesmas2.Tingkat Kabupaten/kota3.Tingkat provinsiCeramah, tanya jawab & praktekLCD, komputer & bahan ajar
MATERI INTI 3 : Surveilans dan Pengendalian Vektor DBD WAKTU : T 2 JPL, P 3 JPLTujuan Pembelajaran Umum :
Peserta mampu melaksanakan surveilans dan pengendalian vektor DBD diwilayah kerjanya.NoTujuan PembelajaranKhususPokok Bahasan/ Sub Pokok BahasanMetodeMedia &Alat Bantu
1Dapat menjelaskan metode surveilans vektor DBDPokok Bahasan : MetodeSurveilans vektor DBD :
1.Penentuan lokasi pengamatan2.pelaksanaan pengamatan3.Teknis pengamatan4.Alat dan Bahan survey5.Laporan hasil surveiCeramah, tanya jawab & praktekLCD, komputer & bahan ajar
2Dapat menjelaskan morfologi, identifikasi dan bio-ekologi vektor DBDPokok Bahasan Morfologi, identifikasi dan Bioekologi vektor DBD
Sub Pokok Bahasan :
1.Morfologi2.Identifikasi3.Bioekologi vektor DBDCeramah, tanya jawab & praktekLCD, komputer & bahan ajar
3Dapat menjelaskanMetode pengendalianPokok Bahasan Metode pengendalian vektorCeramah, tanya jawab &LCD, komputer &
122
vektorSub Pokok Bahasan :
1.Kimiawi
2.Biologi3.Managemen lingkungan4.Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) DBD
5.Pengendalian vektor terpadupraktekbahan ajar
4Dapat Melaksanakan kegiatan pengendalian vektor DBDPokok Bahasan : Kegiatan pengendalian vektor DBD :
1.Kegiatan pengendalian vektor di tingkat administrasi2.Operasional pengendalian vektor3.Kegiatan pengendalian vektor pada KLB DBDCeramah, tanya jawab & praktekLCD, komputer & bahan ajar
3Dapat Melaksanakan pelaporan dan evaluasi hasil pengendalian vektor DBDPokok Bahasan : Pelaporan dan Evaluasi hasil pengendalian vektor :
1.Pelaporan hasil pengendalian vektor2.Evaluasi hasil pengendalian vektorCeramah, tanya jawab & praktekLCD, komputer & bahan ajar
MATERI INTI 4 : Tatalaksana Kasus Demam Dengue dan DBD WAKTU : T 1 JPL, P 2 JPLTujuan Pembelajaran Umum :
Peserta mampu memahami tatalaksana Demam Dengue dan DBD.NoTujuan PembelajaranKhususPokok Bahasan/ Sub Pokok BahasanMetodeMedia &Alat Bantu
1Menjelaskan definisi operasional kasus DD danDBDPokok Bahasan :
Definisi Operasional DD
dan DBD :
1.Definisi SuspekInfeksi Dengue2.Definisi DD
3.Definisi DBDCeramah, tanya jawab & praktekLCD, komputer & bahan ajar
2Menjelaskan tatacara mendiagnosis DD dan DBD berdasarkan gejalaklinis dan pemeriksaan laboratorium.Pokok Bahasan : Diagnosis DD dan DBD :
1.Diagnosis SuspekInfeksi Dengue2.Diagnosis DemamDengue3.Diagnosis DBDCeramah, tanya jawab & praktekLCD, komputer & bahan ajar
123
4.Jenis - Jenis Pemeriksaan laboratorium pada penderita DBD
4Dapat Melaksanakan kegiatan pengendalian vektor DBDPokok Bahasan : Kegiatan pengendalian vektor DBD :
1.Kegiatan pengendalian vektor di tingkat administrasi2.Operasional pengendalian vektor3.Kegiatan pengendalian vektor pada KLB DBDCeramah, tanya jawab & praktekLCD, komputer & bahan ajar
3Menjelaskan tata laksana DD dan DBD meliputi pertolongan pertama oleh Masyarakat, oleh petugas medis dan paramedis, dan tatacara rujukan keRumah SakitPokok Bahasan : Tata laksana DD dan DBD:
1.Pertolongan Pertama Penderita DBD oleh masyarakat.2.Langkah-langkah Pemeriksaan DD dan DBD
3.Tatalaksana Rujukan penderita DBD
4.Tatalaksana DD danDBDCeramah, tanya jawab & praktekLCD, komputer & bahan ajar
MATERI INTI 5 : Penyelidikan Epidemiologi, Penanggulangan Fokus danPenanggulangan KLB WAKTU : T 1 JPL, P 2 JPLTujuan Pembelajaran Umum :
Peserta mampu melaksanakan kegiatan penyelidikan epidemiologi, penanggulangan fokus dan penanggulangan KLB DBD.NoTujuan PembelajaranKhususPokok Bahasan/ Sub Pokok BahasanMetodeMedia &Alat Bantu
1Dapat menjelaskan konsep PE, PF, dan KLB dan Dapat melaksanakan PE dan PFPOKOK BAHASAN : KONSEP PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI (PE) :
1.Konsep PE2.Konsep PFCeramah, tanya jawab & praktekLCD, komputer & bahan ajar
2Dapat melaksanakan penanggulangan KLBPOKOK BAHASAN : PENANGGULANGAN KEJADIAN LUAR BIASA :
1.Konsep KLB
2.Langkah-langkah pelaksanaan penanggulangan KLB
3.Evaluasi PenanggulanganKejadian Luar Biasa (KLB)Ceramah, tanya jawab & praktekLCD, komputer & bahan ajar
124MATERI INTI 6 : Pengoperasian Alat dan Bahan Pengendalian VektorWAKTU : T 2 JPL, PL 4 JPLTujuan Pembelajaran Umum :
Peserta mampu melakukan pengoperasian alat dan menjelaskan bahan pengendalian vektorDBD.NoTujuan PembelajaranKhususPokok Bahasan/ Sub Pokok BahasanMetodeMedia &Alat Bantu
1Melakukan pengoperasian mesin hot foggerPokok Bahasan : Mesin hot fogger (pengkabut panas) :
1.Petunjuk Teknis Pengoperasian Mesin hot fogger2.Petunjuk teknis perbaikan hot fogger3.Petunjuk Teknis perawatan mesin hot foggerCeramah, tanya jawab, diskusi & praktekLCD, komputer & bahan ajar
2Melakukan pengoperasian mesin ULV.Pokok Bahasan : mesin Ultra Low Volume (ULV) :
1.Petunjuk Teknis Pengoperasian Mesin ULV
2.Petunjuk teknis perbaikan mesin ULV
3.Petunjuk teknis perawatan mesin ULVCeramah, tanya jawab, diskusi & praktekLCD, komputer & bahan ajar
3Mengaplikasikan insektisidaPokok Bahasan : Jenis dan aplikasi insektisida untuk pengendalian vektor DBD :
1.Jenis Insektisida2.Cara aplikasiInsektisidaCeramah, tanya jawab, diskusi & praktekLCD, komputer & bahan ajar
125MATERI INTI 7 : Perencanaan Pengendalian Penyakit DBD. WAKTU : T 1 JPL, P 2 JPLTujuan Pembelajaran Umum :
Peserta mampu melakukan perencanaan dan supervisi pengendalian DBD.NoTujuan PembelajaranKhususPokok Bahasan/ Sub Pokok BahasanMetodeMedia &Alat Bantu
1Menentukan daerah masalah DBD melalui kajian epidemiologiPokok Bahasan : Penentuan Daerah Masalah DBD :
1.Dasar PenyusunanRencana2.Penentuan DaerahMasalah DBD
3.Penentuan besarnya masalah DBDCeramah, tanya jawab, & praktekLCD, komputer & bahan ajar
2Menentukan kegiatan pengendalian DBDPokok Bahasan : Penentuan kegiatan pengendalian DBD : Jenis KegiatanCeramah, tanya jawab, & praktekLCD, komputer & bahan ajar
3Menyusun rencana operasionalPokok Bahasan : Penyusunan Rencana OperasionalCeramah, tanya jawab, & praktekLCD, komputer & bahan ajar
4Melaksanakan Supervisi dan Bimbingan Teknis serta Membuat kesimpulan akhir dan laporan umpan balikPokok Bahasan : Supervisi dan Bimbingan Teknis :
1.Konsep Supervisi dan Bimbingan Teknis2.Pelaksanaan Supervisi dan bimbingan Teknis3.Penilaian Supervisi dan bimbingan TeknisCeramah, tanya jawab, & praktekLCD, komputer & bahan ajar
126MATERI INTI 8 : Promosi Kesehatan dalam program Pengendalian DBD WAKTU : T 2 JPL, P 2 JPLTujuan Pembelajaran Umum :
Peserta mampu melaksanakan promosi kesehatan dalam program pengendalian DBD.NoTujuan PembelajaranKhususPokok Bahasan/ Sub Pokok BahasanMetodeMedia &Alat Bantu
1Dapat menjelaskan tentang promosi kesehatanPokok Bahasan : Strategi dasar promosi kesehatan :
1.Strategi advokasi2.Strategi bina suasana3.Strategi gerakan pemberdayaanCeramah, tanya jawab &
bermain peranLCD, komputer & bahan ajar
2Dapat menjelaskan tentang kemitraanPokok Bahasan : Kemitraan melalui POKJANAL DBD :
1. Konsep kemitraan2. POKJANAL DBDCeramah, tanya jawab &
bermain peranLCD, komputer & bahan ajar
3Dapat melakukan penyuluhan kesehatanPokok BahasanPenyuluhan KesehatanCeramah, tanya jawab &
bermain peranLCD, komputer & bahan ajar
127Lampiran 2PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT DENGAN PROGRAM PENGENDALIAN DBDA. Peraturan Perundang-Undangan Inti Terkait Dengan Program PengendalianDBD1. KEPMENKES No. 581/MENKES/SK/VII/1992 Tentang Pemberantasan PenyakitDemam Berdarah Dengue (lihat lampiran KEPMENKES tsb.)2. KEPMENKES No. 92 Tahun 1994 Tentang Perubahan Atas Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 581/Menkes/SK/VII/1992 Tentang Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (lihat KEPMENKES tsb)3. KEPMENDAGRI No. 31-VI Tahun 1994 Tentang Pembentukan Kelompok Kerja Operasional Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (POKJANAL DBD) Tim Pembina LKMD Tingkat Pusat (lihat KEPMENKES tsb).B. Peraturan Perundang-Undangan Penunjang Beserta Pasal-Pasal Terkait DenganProgram Pengendalian DBD1. UU No. 4 Th. 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (pasal 1-15)2. UU No. 23 Th.1992 tentang Kesehatan (Bab III Ps.4,6,12s/d 15, Bab IV, Ps.17s/d 22, Bab V ,Ps 50; BAB VI. Ps 53 s/d 60; BAB IX Ps.73-78, BAB XIII Ps.102 & 103; BAB XV.107 .3. UU No. 32 Th. 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Penjelasan Umum.1b,3,7 s/d 10)4. UU No. 33 Th. 2004 tentang Perimbangan Keuangan Daerah (BAB VI Ps.10, BAB 10Ps.87)5. PP No. 40 Th. 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular (BAB I, BAB II, Bab III s/d XI.)
6. PP No. 25 Th. 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Provinsi Sebagai DaerahOtonomi (BAB II Ps.2 (10.j)7. PP No. 84 Tahun 2000 Tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah8. PP No. 39 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi (BAB IV Ps.6 s/d 9, BAB VI Ps.119. PP 52 Tahun 2001 Tentang Penyelenggaraan Tugas Perbantuan (BAB VII Ps.11,12, BAB VIII Ps. 13,14)10. PP No. 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan StandarPelayanan Minimal
11. PERPRES No. 7 Tahun 2005 Tentang Rencana Pembangunan Jangka MenengahNasional Tahun 2004 - 2009 ( Ps.6, Bab 28 tentang kesehatan)12. PERMENKES No. 560 Tahun 1989 Tentang Jenis Penyakit Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah, Tata Cara Penyampaian Laporannya dan Tata Cara Penanggulangannya13. PERMENKES No. 949 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (KLB). (Lampiran latar belakang penyakit yang sering menimbulkan KLB)
12814. PERMENKES No. 1575 Tahun 2005 Tentang Organisasi dan Tata Kerja DepartemenKesehatan (Bab VI Ps. 380 s/d 390, Ps.458 s/d 460, 466-468)15. KEPMENKES R.I No.829/MENKES/SK/VII/1999 tentang Kesehatan Perumahan(Lampiran C persyaratan kesehatan Lingkungan no.6)16. KEPMENKES No. 261 Tahun 1998 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja(BAB II Persyaratan H. Tentang vektor penyakit ) .17. KEPMENKES No. 829 Tahun 1999 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan18. KEPMENKES No. 1116 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan (III. Penyelenggaran sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan No. D.1.d)19. KEPMENKES No. 1457 Tahun 2003 Tentang Standar Pelayanan Minimal BidangKesehatan di Kabupaten/Kota. (P. Pencegahan dan Pemberantasan penyakit DBD)20. KEPMENKES No. 1479 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu (lampiran Jenis-jenis penyakit no.5. bersumber RS. No.21)21. KEPMENKES No. 131 Tahun 2004 Tentang Sistem Kesehatan Nasional 22. KEPMENKES No. 1091 Tahun 2004 Tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota. (Lampiran keputusan no urut P. Pencegahan dan pemberantasan Penyakit Demam Berdarah)23. KEPMENKES No. 1204 Tahun 2004 Tentang Persyaratan Kesehatan LingkunganRumah Sakit ( Lampiran , Tatalaksana RS, no.5.b.10; VI.C.1.a)24. KEPMENKES No. 331 Tahun 2005 Tentang Rencana Strategis Departemen Kesehatan2005 - 200925. KEPMENKES RI No.1350/MENKES/SK/XII/2001 Tentang Pestisida, DEPKES RI , Jakarta Tahun 2004. (Bab 1. Ketentuan Umum Ps.1, Bab III P, BAB II, Ps 2,3, Bab III Ps 4 s/d7, Bab IV Ps.9 s/d 13, Bab V Ps14 s/d 19, BAb VI Ps. 20, BAB VII Ps 21)26. PERDA (Peraturan Daerah)CONTOH :
a. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 2044 Tahun 2004 Tentang Satuan Biaya Untuk Pelaksanaan Kegiatan Penyelidikan Epidemiologi (PE), Pengasapan (Fogging), Operasional ULV, Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), dan Pemantauan Jentik Berkala (PJB) Di Provinsi Daerah Ibukota Jakartab. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 447 Tahun 2005 Tentang Penanggulangan Waspada Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit Demam Berdarah Dengue di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakartac. Instruksi Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 11 Tahun 2003Tentang Kewaspadaan Dini Terhadap Penyakit Demam Berdarah Dengue diProvinsi Daerah Khusus Ibukota Jakartad. Instruksi Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 39 Tahun 2004Tentang Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Di LingkunganKelurahan Provinsi DKI Jakartae. Instruksi Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 115 Tahun 2005Tentang Antisipasi Perkembangan Situasi Musim Hujan di Provinsi Daerah KhususIbukota Jakartaf.Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 5681 Tahun 2005 Tentang Penetapan Penggunaan Anggaran Swadana Puskesmas Untuk Kegiatan Penanggulangan Demam Berdarah Dengue di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakartag. Surat Edaran Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 46/SE/2004Tentang Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN- DBD) di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta129h. Surat Ketua Umum Tim Penggerak PKK Pusat Tanggal No. 500/SKR/PKK.PST/IX/94 Kepada Ibu Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Dati I diSeluruh Indonesia Perihal Penyuluhan dan Motivasi tentang Gerakan PSN-DBDi. KEPMENKES No. 331 Tahun 2005 Tentang Rencana Strategis DepartemenKesehatan 2005 - 2009Lampiran 2
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 581/Menkes/SK/VII/1992TENTANGPEMBERANTASAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Menimbang :a.bahwa penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu penyakit yang cenderung meningkat jumlah kasusnya dan penyebarannya, serta sering menimbulkan kejadian luar biasa dan kematian sehingga menjadi masalah kesehatan masyarakat;
b.bahwa untuk itu perlu dilakukan berbagai kegiatan pemberantasan penyakit demam berdarah dengue secara dini dan terus-menerus;
c.bahwa sehubungan dengan huruf a dan b tersebut di atas perlu ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue.
Mengingat :1.Undang-undang Nomor 9 tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan (Lembaran Negara tahun 1960 nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2068).
2.Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, tambahan Lembaran Negara Nomor 3037).
3.Undang-undang Nomor 5 tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa (Lembaran Negara Tahun 1979 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3153).
4.Undang-undang No.4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3273).
5.Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987 tentang Penyerahan sebagian Urusan Pemerintahan dalam Bidang Kesehatan kepada Daerah (Lembaran Negara Tahun 1987 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3347)
6.Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1988 tentang Koordinasi KegiatanInstansi Vertikal daerah.
1307. Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1991 tentang Penanggulangan Penyakit Menular (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3447)8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 tahun 1980 tentang Penyempurnaan dan Peningkatan Fungsi Lembaga Sosial Desa Menjadi Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa.9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 560/Menkes/Per/VIII/1989 tentang jenis Penyakit Tertentu yang dapat menimbulkan wabah, Tata Cara Penyampaian Laporannya dan Tata cara Penanggulangan Seperlunya.MEMUTUSKANMenetapkan :
Pertama: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBERANTASAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUEKedua : Upaya pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue dilakukan melalui kegiatan pencegahan, penemuan, pelaporan penderita, pengamatan penyakit dan penyelidikan epidemiologi, penanggulangan seperlunya, penanggulangan lain dan penyuluhan kepada masyarakat.Ketiga : Pelaksanaan kegiatan pemberantasan penyakit demam berdarah dengue dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat di bawah koordinasi Kepala Wilayah/Daerah.Keempat: Pelaksanaan pemberantasan penyakit demam berdarah dengue dilakukan sesuai dengan yang tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Kelima : Petunjuk teknis pelaksanaan keputusan ini ditetapkan oleh Direktur JenderalPemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman.Keenam : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Keputusan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.Ditetapkan di JakartaPada tanggal: 27 Juli 1992MENTERI KESEHATAN RI,Dr. ADHYATMA, MPH.131LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN R.I. NOMOR:581/MENKES/SK/VII/1992. TANGGAL : 27 JULI 1992BAB I PENDAHULUAN1. Penyakit Demam Berdarah Dengue disebabkan virus dan ditularkan lewat nyamuk merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, yang cenderung semakin luas penyebarannya sejalan dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk.2. Seluruh wilayah Indonesia, mempunyai risiko untuk kejangkitan penyakit Demam Berdarah Dengue karena virus penyebab dan nyamuk penularnya (Aedes aegypti) tersebar luas, baik di rumah-rumah maupun di Tempat Umum, kecuali yang ketinggiannya lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut.3. Penyakit demam berdarah dengue adalah penyakit menular yang:a. Terutama menyerang anakb. Ditandai dengan panas tinggi, perdarahan dan dapat menimbulkan renjatan dan kematianc. Termasuk salah satu penyakit yang dapat menimbulkan wabah.4. Pemberantasan penyakit demam berdarah dengue pada dasarnya dilakukan sesuai dengan pemberantasan penyakit menular pada umumnya, namun mengingat vaksin untuk mencegah dan obat untuk membasmi virusnya belum ditemukan, maka pemberantasan penyakit demam berdarah dengue dilaksanakan terutama dengan memberantas nyamuk penularnya.5. Untuk memberantas penyakit demam berdarah dengue diperlukan pembinaan peran serta masyarakat guna mencegah dan membatasi penyebaran penyakit.6. Pembinaan peran serta masyarakat dilaksanakan dengan penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat. Oleh karena itu pemberantasan penyakit demam berdarah dengue dilaksanakan melalui kerjasama lintas program dan sektoral yang dikoordinasikan oleh kepala Wilayah/Daerah.BAB II MAKSUD DAN TUJUANMaksud dan Tujuan Keputusan ini adalah memberikan pedoman bagi masyarakat, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan sektor-sektor terkait dalam upaya bersama mencegah dan membatasi penyebaran penyakit demam berdarah dengue sehingga terjadinya kejadian luar biasa/wabah dapat dicegah dan angka kesakitan dan kematian dapat diturunkan serendah-rendahnya.132BAB III DASAR HUKUM1. Undang-undang Nomor 9 tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan (LembaranNegara tahun 1960 nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2068).2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan daerah(Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 38, tambahan Lembaran Negara Nomor 3037).3.
Undang-undang Nomor 5 tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa ( Lembaran Negara, Tahun 1979 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3153).4. Undang-undang No.4 tahun 1984 tentang wabah Penyakit Menular ( Lembaran NegaraTahun 1984 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3273).5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987 tentang Penyerahan sebagian UrusanPemerintahan dalam Bidang Kesehatan kepada Daerah (Lembaran Negara Tahun 1987Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3347)6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan InstansiVertikal daerah.7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1991 tentang Penanggulangan Penyakit Menular (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3447)8. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 tahun 1980 tentang Penyempurnaan dan Peningkatan Fungsi Lembaga Sosial Desa Menjadi Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa.9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 560/Menkes/Per/VIII/1989 tentang jenis Penyakit Tertentu yang dapat menimbulkan wabah, Tata Cara Penyampaian Laporannya dan Tata cara Penanggulangan Seperlunya.BAB IV PENGERTIAN1. Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan demam mendadak 2 sampai dengan 7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah/lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai tanda perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan (petechiae, lebam (echymosis) atau ruam (purpura). Kadang-kadang mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran menurun atau renjatan (Shock).2. Penderita/tersangka adalah orang sakit dengan tanda-tanda seperti pada butir 1 atau sekurang-kurangnya panas tanpa sebab jelas dan petichiae atau tanda perdarahan lainnya.1333. Pengamatan penyakit adalah kegiatan mencatat jumlah penderita/tersangka penyakit demam berdarah dengue menurut waktu dan tempat (wilayah) kejadian, yang dilaksanakan secara teratur.4. Pemusnahan penyebab penyakit adalah penyemprotan insektisida untuk membasmi nyamuk pembawa virus dengue.5. Pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue adalah semua upaya untuk mencegah dan menangani kejadian Demam Berdarah Dengue termasuk tindakan untuk membatasi penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue.6. Penyelidikan epidemiologi adalah kegiatan pelacakan penderita/tersangka lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk penular penyakit demam berdarah dengue di rumah penderita/tersangka dan rumah-rumah sekitarnya dalam radius sekurang-kuranya 100 meter, serta tempat umum yang diperkirakan menjadi sumber penyebaran penyakit lebih lanjut.7. Penanggulangan seperlunya adalah penyemprotan insektisida dan /atau pemberantasan sarang nyamuk yang dilakukan berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi.8. Kejadian luar biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian penyakit demam berdarah dengue yang bermakna secara epidemiologis pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.9. Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) adalah pemeriksaan tempat penampungan air dan tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti untuk mengetahui adanya jentik nyamuk, yang dilakukan di rumah dan tempat umum secara teratur sekurang-kurangnya tiap 3 bulan untuk mengetahui keadaan populasi jentik nyamuk penular penyakit demam berdarah dengue.10. Abatisasi adalah penaburan insektisida pembasmi jentik pada tempat penampungan air.11. Rumah adalah bangunan untuk tempat tinggal termasuk bangunan yang digunakan untuk usaha kecil seperti warung, toko,industri-rumahan, dan mushola. 12. Tempat umum ialah bangunan untuk pelayanan umum seperti sekolah, hotel/losmen, asrama, rumah makan, tempat rekreasi, tempat industri/pabrik, kantor, terminal/stasiun, stasiun pompa bensin, rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan lainnya, dimana kemungkinan terjadinya penularan tinggi.13. Angka Bebas Jentik (ABJ) adalah persentase rumah dan/atau Tempat Umum yang tidak ditemukan jentik, pada pemeriksaan jentik berkala.14. Desa/kelurahan rawan adalah desa/kelurahan yang dalam 3 tahun yang terakhir kejangkitan penyakit demam berdarah dengue, atau yang karena keadaan lingkungannya (antara lain karena penduduknya padat, mempunyai hubungan transportasi yang ramai dengan wilayah lain), sehingga mempunyai risiko untuk kejadian luar biasa.134BAB VTANDA-TANDA DAN PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE1. Penderita penyakit demam berdarah dengue pada umumnya disertai tanda-tanda sebagai berikut:a. Hari pertama sakit: panas mendadak terus-menerus, badan lemah/lesu. Pada tahap ini sulit dibedakan dengan penyakit lainb. Hari kedua atau ketiga: timbul bintik-bintik perdarahan, lebam, atau ruam pada kulit muka, dada, lengan, atau kaki dan nyeri ulu hati. Kadang-kadang mimisan, berak darah atau muntah darah. Bintik perdarahan mirip dengan bekas gigitan nyamuk. Untuk membedakannya kulit diregangkan; bila hilang bukan tanda penyakit demam berdarah dengue.c. Antara hari ketiga sampai ketujuh, panas turun secara tiba-tiba. Kemungkinan yang selanjutnya:1) Penderita sembuh, atau2) Keadaan memburuk yang ditandai dengan gelisah, ujung tangan dan kaki dingin, banyak mengeluarkan keringat.Bila keadaan berlanjut, terjadi renjatan 9lemah lunglai, denyut nadi lemah atau tak teraba). Kadang-Kadang Kesadarannya menurun.2. Penyakit demam berdarah dengue umumnya ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti (meskipun juga dapat ditularkan oleh Aedes albopictus yang hidup di kebun). Nyamuk ini mendapat virus dengue pada waktu mengisap darah penderita penyakit demam berdarah dengue atau orang tanpa gejala sakit yang membawavirus itu dalam darahnya (carier).3. Virus dengue memperbanyak diri dan menyebar keseluruh tubuh nyamuk, termasuk ke kelenjar liurnya.4. Jika nyamuk ini menggit orang lain, maka virus dengue akan dipindahkan bersama air liur nyamuk. Dalam waktu kurang dari 7 hari orang tersebut menderita sakit demam berdarah dengue. Virus dengue memperbanyak diri dalam tubuh manusia dan akan berada dalam darah selama 1 minggu.5. Orang yang kemasukan virus dengue tidak semuanya akan sakit demam berdarah dengue. Ada yang demam ringan yang akan sembuh dengan sendirinya, atau bahkan ada yang sama sekali tanpa gejala sakit. Tetapi semuanya merupakan pembawa virus dengue selama 1 minggu, sehingga dapat menularkan kepada orang lain di berbagai wilayah yang ada nyamuk penularnya.6. seluruh wilayah mempunyai risiko untuk kejangkitan penyakit demam berdarah dengue, namun tempat yang potensial bagi penyebaran penyakit adalah desa rawan dan tempat umum.7. Nyamuk penular demam berdarah dengue teruitama adalah Aedes aegypti. a. Sifat-sifat nyamuk Aedes aegypti:1) Berwarna hitam dengan gelang-gelang (loreng) putih pada tubuhnya, denganbercak-bercak putih di sayap dan kakinya.Berkembang biak di tempat penampungan air yang tidak beralaskan tanah seperti bak mandi/wc, tempayan,135drum dan barang-barang yang menampung air seperti kaleng, ban bekas, pot tanaman air, tempat minum burung dan lain-lain.2) Kadang-kadang juga di pelepah daun, lobang pohon, lobang pagar pipa/bambu, lobang pipa tiang bendera, dan genangan air di talang atap rumah dan lain-lain.3) Biasanya menggigit pada siang hari.4) Nyamuk betina membutuhkan darah manusia untuk mematangkan telurnya agar dapat meneruskan keturunannya.5) Kemampuan terbangnya 100 meter.b. Daur hidup:1) Nyamuk betina meletakkan telur di tempat perkembang-biakannya.2) Dalam beberapa hari telur menetas menjadi jentik,kemudian berkembang menjadi kepompong dan akhirnya menjadi nyamuk (perkembang-biakan dari telur-jentik-kepompong-nyamukmembutuhkan waktu 7-10 hari). 3) Dalam tempo 1-2 hari nyamuk yang baru menetas ini (yang betina) akan menggigit (mengisap darah) manusia dan siap untuk melakukan perkawinan dengan nyamuk jantan.4) Setelah mengisap darah, nyamuk betina beristirahat sambil menunggu proses pematangan telurnya. Tempat beristirahat yang disukai adalah tumbuh- tumbuhan atau benda tergantung di tempat yang gelap dan lembab, berdekatan dengan tempat perkembang biakannya.5) Siklus mengisap darah dan bertelur ini berulang setiap 3-4 hari. 6) Bila mengisap darah seorang penderita demam berdarah dengue atau carrier, makanyamuk ini seumur hidupnya dapat menularkan virus itu. 7) Umur nyamuk betina rata-rata 2-3 bulan.BAB VIUPAYA PEMBERANTASANUpaya pemberantasan penyakit demam berdarah dengue dilaksanakan dengan cara tepat guna oleh pemerintah dengan peran serta masyarakat yang meliputi : (1) pencegahan, (2) penemuan, pertolongan dan pelaporan, (3) penyelidikan epidemiologi dan pengamatan penyakit demam berdarah dengue, (4) penanggulangan seperlunya, (5) penanggulangan lain dan (6) penyuluhan.1. PENCEGAHANPencegahan dilaksanakan oleh masyarakat di rumah dan Tempat umum dengan melakukanPemberantasan sarang Nyamuk (PSN) yang meliputi:a. menguras tempat penampungan air sekurang-kurangnya seminggu sekali, atau menutupnya rapat-rapat.b. Mengubur barang bekas yang dapat menampung air c. Menaburkan racun pembasmi jentik (abatisasi)d. Memelihara ikane. Cara-cara lain membasmi jentik.2. PENEMUAN, PERTOLONGAN DAN PELAPORAN136Penemuan, pertolongan dan pelaporan penderita penyakit demam berdarah dengue dilaksanakan oleh petugas kesehatan dan masyarakat dengan cara-cara sbb:a. Keluarga yang anggotanya menunjukkan gejala penyakit demam berdarah dengue memberikan pertolongan pertama (memberi minum banyak, kompres dingin dan dan obat penurun panas yang tidak mengandung asam salisilat) dan dianjurkan segera memeriksakan kepada dokter atau unit pelayanan kesehatan.b. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan, penentuan diagnosa dan pengobatan/perawatan sesuai dengan keadaan penderita dan wajib melaporkan kepada puskesmas.c. Kepala keluarga diwajibkan segera melaporkan kepada lurah/kepala desa melalui kader, ketua RT/RW, Ketua Lingkungan/Kepala Dusun.d. Kepala asrama, ketua RT/RW, Ketua Lingkungan, Kepala Dusun yang mengetahui adanya penderita/tersangka diwajibkan untuk melaporkan kepada Puskesmas atau melalui lurah/kepala desa.e. Lurah/Kepala Desa yang menerima laporan, segera meneruskannya kepada puskesmas. f. Puskesmas yang menerima laporan wajib melakukan penyelidikan epidemiologi danpengamatan penyakit.3. PENGAMATAN PENYAKIT DAN PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGIa. pengamatan penyakit dilaksanakan oleh Puskesmas yang menemukan atau `
menerima laporan penderita tersangka untuk:1) Memantau situasi penyakit demam berdarah dengue secara teratur sehingga kejadian luar biasa dapat diketahui sedini mungkin2) Menentukan adanya desa rawan penyakit demam berdarah dengue.b. Penyelidikan epidemiologi dilaksanakan oleh petugas kesehatan dibantu oleh masyarakat, untuk mengetahui luasnya penyebaran penyakit dan langkah-langkah untuk membatasi penyebaran penyakit sebagai berikut:1) Petugas Puskesmas melakukan penyelidikan epidemiologi.2) Keluarga penderita dan keluarga lain disekitarnya membantu kelancaran pelaksanaan penyelidikan.3) Kader, Ketua RT/RW, Ketua lingkungan, Kepala Dusun, LKMD, membantu petugas kesehatan dengan menunjukkan rumah penderita/tersangka dan mendampingi petugas kesehatan dalam pelaksanaan penyelidikan epidemiologi. c. Kepala Puskesmas melaporkan hasil penyelidikan epidemiologi dan adanya kejadian luar biasa kepada Camat dan Dinas Kesehatan Dati II, disertai rencana penanggulangan seperlunya.4. PENANGGULANGAN SEPERLUNYAa. Penanggulangan seperlunya dilakukan oleh petugas kesehatan dibantu oleh masyarakat untuk membatasi penyebaran penyakit.b. Jenis kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan hasil penyelidikan epidemiologi sebagai berikut:1) Bila:
- ditemukan penderita/tersangka demam berdarah dengue lainnya137atau-ditemukan 3 atau lebih penderita panas tanpa sebab yang jelas dan ditemukan jentikdilakukan penyemprotan insektisida (2 siklus interval1 minggu) disertai penyuluhan di rumah penderita/tersangka dan sekitarnya dalam radius 200 meter dan sekolah yang bersangkutan bila penderita/tersangka adalah anak sekolah.2) Bila terjadi Kejadian Luar Biasa atau wabah, dilakukan penyemprotan insektisida (2 siklus dengan interval 1 minggu) dan penyuluhan di seluruh wilayah yang terjangkit.3) Bila tidak ditemukan keadaan seperti di atas, dilakukan penyuluhan di RW/Dusun yang bersangkutan.c. Langkah Kegiatan1) Pertemuan untuk musyawarah masyarakat desa danRW/Lingkungan/Dusun2) Penyediaan tenaga untuk pemeriksa jentik dan penyuluhan untuk dilatih3) Pemantauan hasil pelaksanaan di tiap RW/lingkungan/Dusun.BAB VIII PEMBINAAN PELAKSANAANUntuk membina pelaksanaan upaya pemberantasan penyakit demam berdarah dengue, dibentuk Kelompok Kerja Operasional Pemberantasan Penyakit demam Berdarah Dengue (POKJANAL DBD) di setiap tingkatan administrasi pemerintahan.POKJANAL DBD merupakan forum koordinasi pembinaan pelaksanaan pemberantasan penyakit demam berdarah dengue.1. Susunan Oeganisasi Pokjanal DBD.a. POKJANAL DBd tingkat Kecamatan, tingkat dati II dan tingkat Dati I, masing-masing dibentuk oleh Camat, Bupati/Walikotamadya Kepala Daerah Tk II, Gubernur Kepala daerah TK I, dan merupakan forum koordinasi dalam wadah Tim Pembina LKMD. Anggotanya terdiri dari unsur instansi dan lembaga terkait dalam pembinaan pelaksanaan pemberantasan penyakit demam berdarah dengue termasuk Tim Penggerak PKK Pusat, tingkat 1, tingkat II dan PKK Tingkat Kecamatan.b. POKJANAL DBD Tingkat Pusat dibentuk oleh menteri Kesehatan, Departemen Dalam Negeri, Departemen Pendidikan & Kebudayaan, Departemen Penerangan, Departemen Agama, Departemen Keuangan, Bappenas, Departemen Sosial, Tim Penggerak PKK Pusat dan instansi lain terkait.2. Penggorganisasian POKJANAL DBD di setiap tingkatan administrasi pemerintahan sebagai berikut:a. Ketuab. Wakil Ketua Bidang Teknisc. Wakil Ketua bidang Bina program d. Sekretarise. Anggota.1383. Tugas dan FungsiPOKJANAL DBD mempunyai tugas:a. Menyiapkan data dan informasi tentang keadaan dan perkembangan PokjaDBD/POKJANAL DBD, cakupan program serta pencapaian hasil kegiatan. b. Menganalisa masalah dan kebutuhan pembinaan serta menetapkan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi Pokja DBD/POKJANAL DBD. c. Menyusun rencana tindak lanjut terhadap pemecahan masalah.d. Melakukan pemantauan dan bimbingan teknis pengelolaan program. e. Menginformasikan masalah yang dihadapi berdasarkan butir d. Tersebut diatas kepada instansi/lembaga yang bersangkutan dalam rangka pemecahan masalah.f.Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatannya kepada Kepala wilayah/Daerah pada tingkat pemerintahan yang sama dan kepada POKJANAL DBD pada tingkat pemerintahan yang setingkat lebih tinggi sekurang-kurangnya setiap 3 bulan.4. Tata hubungan kerjaa. Pokjanal DBD untuk dan atas nama Tim Pembina LKMD memberikan bimbingan dan petunjuk teknis kepada tim Pembina LKMD yang lebih rendah, sesuai dengan bidang dan tugasnya.b. POKJANAL DBD menyampaikan laporan hasil kegiatannya kepada Ketua HarianTim Pembina LKMD pada tingkat pemerintahan yang sama.c. POKJANAL DBD dapat melakukan hubungan kerja dengan Dinas/Instansi dan Lembaga Swadaya Masyarakat atau lembaga lain dengan sepengetahuan ketua Harian tim pembina LKMD, sesuai dengan bidang tugasnya.d. POKJANAL DBD Tingkat Kecamatan dalam melaksanakan kegiatannya menggunakan sistem UDKP untuk memadukan perencanaan, pelaksanaan dan penilaian serta tindak lanjut pembangunan masyarakat desa yang menyeluruh dan terpadu pada tingkat kecamatan.e. Mekanisme kerja POKJANAL DBD dilaksanakan melalui pendekatan fungsional yaitu dengan memperhatikan tugas pokok, fungsi, kewenangan dan tanggung jawab masing-masing instansi dalam semangat kebersamaan dan keterpaduan. f.Hubungan kerja POKJANAL DBD dengan POKJANAL lain yang ada pada tingkat pemerintahan yang sama, berdasarkan koordinasi dan konsultasi.5. Langkah Kegiatana. Analisa situasi penyakit demam berdarah dengue termasuk keadaan nyamuk (jentik)penular demam berdarah dengue.b. Stratifikasi desa rawan berdasarkan besarnya masalah penyakit demam berdarah denguec. Penentuan desa rawan yang diprioritaskan sebagai sasaran program.d. Menyusun rencana kegiatan pemberantasan yang ditetapkan dan disetujui olehKepala Wilayah/Daerah.e. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tanggung jawab masing-masing tingkatan pemerintahanf. Pemantauan dan evaluasi serta pelaporan g. Pembinaan dan tindak lanjut.6. Dalam hal terjadi Kejadian Luar Biasa/Wabah penyakit DBD , kepalaWilayah/Daerah dapat membentuk Tim gerak cepat yang anggotanya terdiri dari anggota POKJANAL, unsur keamanan, dan unsur lain yang terkait.139BAB IX PEMBIAYAANBiaya yang diperlukan untuk pemberantasan penyakit demam berdarah dengue dibebankan kepada masing-masing instansi/lembaga terkait, baik melalui APBN, APBD I, APBD II, swadaya maupun sumber-sumber lain yang sah.BAB X PENGHARGAANTerhadap kelompok atau perorangan yang berhasil melakukan upaya pemberantasan penyakit demam berdarah dengue dapat diberikan penghargaan oleh Kepala wilayah/Daerah atas usulan POKJANAL DBD setempat.Ditetapkan di: JAKARTA Pada tanggal : 27 Juli 1992MENTERI KESEHATAN RI.Dr, ADHYATMA.MPH. 140Lampiran 3PEMBERITAHUAN TERSANGKA DBD/DD/DBD/SSD*)
(Dikirimkan dalam 24 jam Setelah Penegakkan Diagnosis)
UNIT PELAYANAN KESEHATAN : ................................................................ KABUPATEN/KOTA*) : ...................................................... PROPINSI : ..............................
Kepada Yth,
Kadinkes Kabupaten/Kota*) ........................... di .............................................................
Bersama ini kami beritahukan bahwa kami telah memeriksa/merawat seorang pasien (rawat jalan/rawat inap *)):
Nama : ....................................................................................
Umur : .................................................................................... Jenis Kelamin : .................................................................................... Nama orang tua/KK : .................................................................................... Alamat rumah : Jl. .................................................................No. ........
RT............................................RW............................ Desa/Kelurahan...........................Kecamatan : .......................
Tanggal mulai sakit : ...........................................20.........
Tanggal penegakkan diagnosis : ...........................................20......... Keadaan penderita saat ini : Hidup/Meninggal*)Bila pasien rawat inap :Tanggal mulai perawatan : ...........................................20......... Tanggal keluar/selesai perawatan : ...........................................20.........
Diagnosis **): Tersangka DBD
DD (Demam Dengue)
DBD (Demam Berdarah Dengue) SSD (Sindrom Syok Dengue)
..............................................,.................20.......Kepala/Direksi*.................................Tembusan :
Kepada Yth. Ka. Puskesmas
(.......................................................)
*) Coret yang tidak perlu; **) Bubuhkan tanda check ( ) ; *Rumah Sakit atau tempat perawatan (fasilitas kesehatan)
lainnya141LAPORAN BULANAN PENDERITA DD/DBD/SSD DAN PROGRAM PEMBERANTASAN
Formulir K-DBDPropinsi/Kabupaten/Kota/Puskesmas *) : ............................................................................................. Laporan Bulan/Tahun : .............................................................................................
(1)
Kabupaten/ Kota/ Kecamatan/ Desa/ Kelurahan*)Jumlah penderita DDJumlah penderita DD yang meninggalJumlah penderita DBDJumlah penderita SSDIR*Jumlah penderita DBD/SSD yang meninggalCFR (%)JumlahPEJumlahPSN DBDJumlah larvasidasiJumlah Penyuluhan PSN DBDJumlah fogging focus
(1)(2)(3)(4)(5)(6)(7)(8)(9)(10)(11)(12)(13)
Jumlah
*) Coret yang tidak perlu
PJB: Pemeriksaan Jentik Berkala
* Jumlah penderita DBD dan SSD per 100.000 penduduk
(2) lanjutan (1)JumlahPJBJJumlah rumah/ bangunan yang diperiksa jentikumlah positiJentik)*Jumlah G3
M SMP s.d. bulan ini
fJumlah daerah KLB (desa/ kelurahan/ kecamatan/ kabupaten/ kota*)Jumlah kabupaten/ kota/Jumlah kabupaten/ kota/ endemisJumlah kecamatanJumlah kecamatan endemisJumlah desa/kelurahanJumlah desa/ kelurahan endemisJumlah kabupaten/ kota/ sporadisJumlah kecamatan sporadisJumlah desa/ kelurahan sporadis
(14)(15)(16)(17)(18)(19)(20)(21)(22)(23)(24)(25)(26)
Jumlah
* Misalnya yang diperiksa 300, positif 25, maka ditulis 300 (25)
*) Coret yang tidak perluG3M SMP : Gerakan 3 M sebelum masa penularan
.....................................................................................20.........Kadinkes Propinsi/Kabupaten/Kota/Ka. Puskesmas *)(......................................................................)Formulir W2-DBDLAPORAN MINGGUAN PENDERITA DD/DBD/SSDPropinsi/Kabupaten/Kota/Puskesmas*) : ............................................................................................. Bulan/Tahun : .............................................................................................Kabupaten/ Kota/ Kecamatan/ Desa/ Kelurahan*)Minggu*Total
1234.......
DDDBDSSDDDDBDSSDDDDBDSSDDDDBDSSDDDDBDSSDDDDBDSSD
PMPMPMPMPMPMPMPMPMPMPMPMPMPMPMPMPMPM
Jumlah
*) Coret yang tidak perlu; P=Penderita; M:Meninggal; *Mengikuti kalender survailans
DD : Demam Dengue
DBD : Demam Berdarah Dengue
SSD : Sindrom Syok Dengue
....................................................,..............................20.........Kadinkes Propinsi/Kabupaten/Kota/Ka. Puskesmas*)(.....................................................................)Pada tgl/bln/th : ............................./20............. di Desa/Kelurahan : ............................................... Kecamatan : ............................................... kabupaten/Kota : ............................................... Propinsi : ...............................................
LAPORAN KEJADIAN LUAR BIASA (dilaporkan dalam 24 jam)
WI PU/KA/PR *)Telah terjadi sejumlah ................. Penderita dan sejumlah........................KematianTersangka penyakit Kolera
Demam Kuning
Demam berdarah
Polio
Penyakit lainnya Pies Diarae Dipriten Anhrax
demam bolak-balik Hepateis Pertusis Tyhus bercak wabah
Dengue Typhus perut Rabies Campak
Meningtus Encehatis Malaria
Tersangka keracunan dengan gejala
Berak-berak Muntah-muntah Diare mengencer Seperti air Cenidras
Sakit kepala Lemah/lesu MualMimsarPerdarahan mulut
Bercak-bercak merah pada kulit leher kesadaran menurun
Sesak napas disertai bunyi Batuk beruntun Kelumpuhan Sulit menelan
Selaput mata kuning Air seni berwama spt air teh kental Sember Permukaan lidah
Sakit perut perubahan bentuk tinja bentuk tinja Lesu Pasilo mata Demam tinggi men
Muntah darah
Shock
Makan
kotor pingirannya merah Muka tenaga kurang
Bercak-bercak merah
Conjuctive
Berkunang
Kejang-kejang
Noda Batuk darah men
di kulit
photoshop
Muka pucat
Reflex patologis
kekakuan umum di dadak
menggigil
Sakit wabah
Nyeri otot
porsis kulit melepur
seluruh tubuh Dengan mendadak
Nyeri ulu hati
malaria
Limpa membesar
Ulous
Sukar jalan Mulut kulit kuning
Hati membesarFreg Bab > 3 x IV
Leher membengkak
perasaan dingin dan ingusan
sukar dibuak mengisap Cyanosisi Tindakan yang telah diambil ! ......................................................................................................................................................CatatanKeterangan*) Coret yang tidak perlu
1. Satu kelas formulir ini hanya untuk melaporkan satu jenis tersangka penyakit keracunan2. Bila tersangka KI.B tsb terjadi pada beberapa tempat (Kelurahan/Desa/Kecamatan/Kabupaten) tuliskan semuannya pada tempat yang tersedia.3. Penderita dan kematian tuliskan jumlah keseluruhannya4. Selain melalui Pos. isi laporan Wl ini dapat disampaikan dengan menggunakan saran: komunikasi cepat yang lain
......................................................20.........Kepala................................... (..................................)Form KD/RS-DBD
PEMBERITAHUAN PENDERITA INFEKSI DENGUE (Dikirimkan dalam 24 jam setelah diagnosis awal ditegakkan) RS/PUSKESMAS*) : ............................................KAB/KOTA*) : ..............................................PROVINSI :. ................................................Kepada Yth
Dinas Kesehatan Kab/Kota ....................................... di ..............................................................................Bersama ini kami beritahukan bahwa kami telah memeriksa/merawat seorang pasien.No. Rekam Medik : .............................................................................. Nama : .............................................................................. Umur : ........tahunJenis Kelamin : L/P*)
Nama orang tua/KK : .............................................................................. Alamat rumah : Jl..................................................No.telp/HP:........RT...........................RW/RK.................................... Kelurahan/Desa :....................Kecamatan :............Tanggal mulai sakit : .........................................................20.................. Tanggal mulai dirawat/diagnosis dibuat : .........................................................20..................KEADAAN PENDERITA SAAT INI: HIDUP/MENINGGAL*) DIAGNOSIS AWAL**):Suspek Infeksi DengueDD (Demam Dengue)DBD (Demam Berdarah Dengue) SSD (Sindrom Syok Dengue)DIAGNOSIS AKHIR **): Tanggal:............Suspek Infeksi DengueDD (Demam Dengue)DBD (Demam Berdarah Dengue) SSD (Sindrom Syok Dengue) Lainnya: .......................................KEADAAN PENDERITA SAAT PULANG: HIDUP/MENINGGAL*)Tembusan :Kepada Yth : Kepala Puskesmas
*) : Lingkari yang dipilih
**) : Bubuhkan tanda check ( ? ) pada box**) : Bubuhkan tanda Check (v) pada box.
...................................................Thn........ DIREKTUR/KEPALA ..............................( )
Lembar 1: Untuk Dinas Kesehatan Kab/KotaLembar 2: Untuk Keluarga Penderita agar disampaikan ke Puskesmas di daerah tempat tinggalnya146Formulir DP-DBDDATA DASAR PERORANGAN PENDERITA DD/DBD/SSD DAN PENANGGULANGANPropinsi/Kabupaten/Kota/Puskesmas *) : ............................................................................................. Laporan Bulan/Tahun : .............................................................................................
(1)
No.No. Kode penderitaUmur
(tahun)Jenis kelamin (L/P)Kabupaten/ KotaKecama- TanDesa/ KelurahanAlamatTanggal mulai sakit/ demamTanggal mulai perawatanTanggal penegak- kan diagnosisDiagnosis (DD/ DBD/ SSD *)Tanggal pelaporan dari tempat perawatanTanggal keluar/selesai perawatan
1234567891011121314
*) Coret yang tidak perlu
L: laki-laki; P:perempuan
DD: Demam Dengue DBD : Demam Berdarah Dengue; SSD : Sindrom Syok Dengue (DBD derajat III atau IV)
Nama unit pelapor (RS/tempat perawatan )Keadaan pulang (K/M:)Hasil pemeriksaan laboratoriumTanggal Penyeli- dikan epidemio- logis (PE)Penanggulangan fokus
Jumlah trombosit terendahNilai hematokrit terendahNilai hematokrit tertinggiSerologisTanggal
PSN DBDTanggal larvasidasiTanggal penyulu- hanTanggal fogging focus siklus 1Tanggal fogging focus siklus 2
IgM (+/-)IgG (+/-)IgM danIgG (+/-)
1516171819202122232425262728
K : kasus (=sembuh); M : meninggal.....................................................................................20.........Kadinkes Propinsi/Kabupaten/Kota/Ka. Puskesmas *)(......................................................................)
NoKab/KotaKecamatan/Puskesmas/ Kelurahan/DesaFoggingMassalLarvasidasiSelektifPJBAngka Bebas Jentik
Kel/
DesaRumahKel/
DesaRumahKel/
DesaRumahRumahSekolahRS/
Pusk.TTU**) Lain
(1)(2)(3)(4)(5)(6)(7)(8)(9)(10)(11)(12)
JUMLAH
*) Coret yang tidak perlu**) Sebutkan jenis tempat umumnyaStok BahanJumlahAlatJumlahKeadaan
BaikRusak
InsektisidaLarvasidaRDT DBD
Filter PaperDengue Blot Kit
LeafletSlide DBD
Radio SpotFilm DBDMesin FogMesin ULV besarMesin ULV
portable
JUMLAHJUMLAH
...................., tgl. .......................................................................... (.................................................) NIP.149
KARTU JENTIK RUMAH/BANGUNAN*Nama KK/Pengelola Bangunan/Instansi: ................................... Alamat: ...................................................................................... Desa/Kelurahan: ......................................................................... Kecamatan: ................................................................................ Kabupaten/Kota: ........................................................................BulanHasil pemeriksan jentik nyamuk penular DBD (+)/(-)
Tahun
200520062007200820092010
MingguMingguMingguMingguMingguMinggu
123412341234123412341234
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
*Gantungkan pada meteran listrik rumah/bangunanPetugas pemeriksa jentik(.......................................................)150
FORMULIR JPJ-1HASIL PEMERIKSAAN JENTIKRT/RW : ....................................................... DESA/KELURAHAN : ....................................................... KECAMATAN: .................................................................. KABUPATEN/KOTA: ..........................................................NoNama KK/Jenis/Nama TTUAlamat(RT/RW)JentikKeterangan
(+)(-)
Petugas pemeriksa jentik(.......................................................)151
FORMULIR PJB-1REKAPITULASI HASIL PEMERIKSAAN JENTIKKECAMATAN/WILAYAH KERJA PUSKESMAS : ............................................... KABUPATEN/KOTA: ..........................................................................................NoTanggalpemeriksaan jentikDesa/Kelurahanyang diperiksaJumlahrumah/bangunan yang diperiksaJumlahrumah/bangunan yang positif jentikABJ* desa/ kel. (%)
* ABJ (Angka Bebas Jentik): Jumlah rumah/bangunan yang tidak ditemukan (bebas) jentik dibagi jumlah rumah/ bangunan yang diperiksa, dikalikan 100%.Kepala Puskesmas,152
FORMULIR PJB-2REKAPITULASI HASIL PEMERIKSAAN JENTIK PER KECAMATAN & KELURAHAN KABUPATEN/KOTA .................................................................................NoTanggalpemeriksaan jentikKecamatan &Kelurahan yang diperiksaJumlahrumah/bangunan yang diperiksaJumlahrumah/bangunan yang positif jentikHI, CI, BI, ABJ* desa/ kel.(%)
* ABJ (Angka Bebas Jentik): Jumlah rumah/bangunan yang tidak ditemukan (bebas) jentik dibagi jumlah rumah/ bangunan yang diperiksa, dikalikan 100%Kepala Subdin PP&PL,(.......................................................)153FORMULIR PJB 3REKAPITULASI HASIL PEMERIKSAAN JENTIK PER KABUPATEN PROPINSI : ..........................................................................................NoTanggalpemeriksaan jentikKabupaten & Kecamatan yang diperiksaJumlahrumah/bangunan yang diperiksaJumlahrumah/bangunan yang positif jentikHI, CI, BI, ABJ*desa/ kel. (%)
* ABJ (Angka Bebas Jentik): Jumlah rumah/bangunan yang tidak ditemukan (bebas) jentik dibagi jumlah rumah/ bangunan yang diperiksa, dikalikan 100%.* HI
*CI
*BI
Kepala Subdin PP&PL,(.......................................................)
154
PANDUAN PENUGASANSURVEILAN DAN PENGENDALIAN VEKTOR DBDPenugasan :A. Surveilan Vektor DBD1. Sebagai tenaga program DBD di Propinsi, Kab/Kota dan Puskesmas, anda diminta mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan survei vektor2. Fasilitator membagi peserta menjadi 6 kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 5 orang.3. Fasilitator membagikan alat dan bahan penugasan kepada masing-masing kelompok.4. Tiap kelompok menyusun rencana kegiatan surveilan DBD (sampel ditentukan secara acak/sistematic random sampling).5. Kemudian tiap kelompok mempresentasikan hasil kegiatan tersebut.B. Praktik Laboratorium/Kelas1. Fasilitator membagi peserta menjadi 6 kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 5 orang.2. Fasilitator membagikan alat dan bahan untuk identifikasi jentik dan nyamuk dewasa kepada masing-masing kelompok.3. Fasilitator mencontohkan identifikasi jentik/larva menggunakan mikroskop compound.4. Peserta melakukan identifikasi jentik/larva menggunakan mikroskop compound seperti yang dicontohkan oleh fasilitator.5. Fasilitator mencontohkan identifikasi nyamuk Aedes sp. dewasa menggunakan mikroskop stereo.6. Peserta melakukan identifikasi nyamuk Aedes sp. dewasa menggunakan mikroskop stereo seperti yang dicontohkan oleh fasilitator.7. Peserta mengidentifikasi jentik dan nyamuk secara mikroskopis! (spesimen dan mikroskop disediakan oleh fasilitator)155BAB I KURIKULUMPELATIHAN MANAJEMEN PENGENDALIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)I. PENDAHULUANA. Latar BelakangPenyakit menular yang disebabkan oleh virus dari golongan Arbovirosis group A dan B yang bermasalah di Indonesia adalah Demam Berdarah Dengue (DBD), Chikungunya dan Japanese Encephalitis (JE). Ketiga penyakit tersebut sama-sama ditularkan oleh gigitan vektor nyamuk tetapi mempunyai beberapa perbedaan antara lain jenis/spesies nyamuk penularnya, pola penyebaran, gejala penyakit, tata laksana pengobatan maupun upaya pencegahannya.Penyakit DBD mulai dikenal di Indonesia sejak tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta, dan setelah itu jumlah kasus DBD terus bertambah seiring dengan semakin meluasnya daerah endemis DBD. Penyakit ini tidak hanya sering menimbulkan KLB tetapi juga menimbulkan dampak buruk sosial maupun ekonomi. Kerugian sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga, dan berkurangnya usia harapan penduduk.Pada tiga tahun terakhir (2008-2010) jumlah rata-rata kasus dilaporkan sebanyak150.822 kasus dengan rata-rata kematian 1.321 kematian. Situasi kasus DBD tahun2011 sampai dengan Juni 2011 dilaporkan sebanyak 16.612 orang dengan kematian sebanyak 142 orang (CFR=0,85%). Dari jumlah kasus tersebut, proporsi penderita DBD pada perempuan sebesar 50,33% dan laki-laki sebesar 49,67% . Disisi lain angka kematian akibat DBD pada perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki. Situasi ini perlu diatasi dengan segera agar indikator kinerja/target pengendalian DBD yang tertuang dalam dokumen RPJMN yaitu IR DBD pada tahun 2014 adalah 51/100.000 penduduk, serta ABJ sebesar 95% dapat dicapai.G ambar 1 : Pertambahan Jumlah Kasus DBD sejak Tahun 1968-2011IR 2010 :65,70/100.000 pddk806040200Tahun
IR/100.000
CFR(%)
1B. FilosofiPelatihan manajemen pengendalian DBD, menggunakan nilai-nilai dan keyakinan yang menjiwai, mendasari, dan memberikan identitas pada sistem pelatihan sebagai berikut :
1. Pelatihan menerapkan prinsip pembelajaran orang dewasa dengan karakteristik :
a. Pembelajaran pada orang dewasa adalah belajar pada waktu, tempat dan kecepatan yang sesuai untuk dirinya.b. Setiap orang dewasa memiliki cara dan gaya belajar tersendiri dalam upaya belajar secara efektif.c. Kebutuhan orang untuk belajar adalah karena adanya tuntutan untuk mengembangkan diri secara profesional.d. Proses pembelajaran melalui pelatihan diarahkan kepada upaya perubahan perilaku dalam diri manusia sebagai diri pribadi dan anggota masyarakat.e. Proses pembelajaran orang dewasa melalui pelatihan perlu memperhatikan penggunaan metode dan teknik yang dapat menciptakan suasana partisipatif.2. Proses pelatihan memanfaatkan pengalaman peserta dalam melakukan pengendalian DBD dan digunakan pada setiap tahap proses pembelajaran.3. Proses pembelajaran lebih banyak memberi pengalaman melakukan sendiri secara aktif pengendalian DBD atau menggunakan metode learning by doing.II.PERAN DAN FUNGSI A. PeranSetelah selesai pelatihan peserta mempunyai peran :
1. Pengelola program2. PenyuluhB. FungsiSetelah selesai pelatihan peserta mampu :
1. Memahami epidemiologi DBD
2. Melakukan surveilans kasus DBD
3. Melakukan surveilans dan pengendalian vektor DBD
4. Memahami penatalaksanaan kasus DBD
5. Melakukan penyelidikan epidemiologi, penanggulangan fokus dan KLB DBD6. Mengoperasikan alat dan bahan pengendalian vektor DBD
7. Melakukan perencanaan dan supervisi pengendalian DBD
8. Melakukan promosi kesehatan dalam program pengendalian DBD
III. KOMPETENSIPeserta memiliki kompetensi dalam :
1. Memahami epidemiologi (melakukan kegiatan epidemiologi)2. Melakukan surveilans kasus3. Melakukan surveilans dan pengendalian vektor4. Memahami penatalaksanaan kasus DBD
5. Melakukan penyelidikan epidemiologi, penanggulangan fokus dan KLB
6. Mengoperasikan alat dan bahan pengendalian vektor,7. Melakukan perencanaan dan supervisi pengendalian DBD
8. Melakukan promosi kesehatan dalam program pengendalian DBD
2IV.TUJUAN PELATIHAN A. Tujuan UmumSetelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu mengelola program pengendalianDBD.B. Tujuan KhususSetelah mengikuti pelatihan ini, peserta dapat :
1. Menjelaskan epidemiologi2. Melakukan surveilans kasus3. Melakukan surveilans dan pengendalian vektor4. Memahami penatalaksanaan kasus DBD
5. Melakukan penyelidikan epidemiologi, penanggulangan fokus dan KLB6. Mengoperasikan alat dan bahan pengendalian vektor7. Melakukan perencanaan dan supervisi pengendalian DBD
8. Melakukan promosi kesehatan dalam program pengendalian DBD V. STRUKTUR PROGRAMNoMateriTPPLJML
AMateri Dasar
Kebijakan pengendalian DBD22
BMateri Inti
1. Epidemiologi DBD22
2. Surveilans Kasus DBD224
3. Surveilans dan pengendalian vektor DBD235
4. Tatalaksana kasus DBD123
5. Penyelidikan Epidemiologi,Penanggulangan Fokus danPenanggulangan KLB DBD123
6. Pengoperasian alat dan bahanpengendalian Vektor DBD.246
7. Perencanaan dan supervisipengendalian Pengendalian PenyakitDBD224
8. Promosi Kesehatan dalam PengendalianDBD224
CMateri Penunjang
1. Membangun komitmen belajar22
2. Rencana tindak lanjut & Pembulatan22
T o t a l1617437
Keterangan tabel : T: TeoriP : PenugasanPL : Praktek Lapangan1JPL : 45 menit3VI.PESERTA, PELATIH DAN PENYELENGGARA A. Peserta1. Peserta latih adalah:Pengelola program DBD di tingkat Pusat, UPT, Provinsi, Kabupaten/Kota danPuskesmas.2. Kriteria peserta latih adalah :
a. Mendapat dukungan dari pimpinanb. Memiliki kewenangan tugas dalam pengendalian DBD