MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

179
MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Konsentrsi Manajemen Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh Frisca Wulandari NIM 6661120044 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, APRIL 2017

Transcript of MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

Page 1: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL

PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Konsentrsi Manajemen Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh

Frisca Wulandari

NIM 6661120044

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, APRIL 2017

Page 2: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …
Page 3: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …
Page 4: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …
Page 5: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

Motto

“Dan barang siapa yang berjihad,maka sesuungguhnya jihadnya ituadalah untuk dirinya sendiri,sesungguhnya Allan Maha Kaya(tidak memerlukan sesuatu) dariSemesta Alam” (Al-Ankabut:06).

Persembahan :

Aku persembahkan cinta dan sayangkukepada Orang tua ku,

adik ku, keluarga besarku, dan teman-temanku

yang telah menjadi motivasi daninspirasi

Page 6: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

dan tiada henti memberikan dukungando'anya buat aku.

“Tanpa keluarga, manusia, sendiri didunia, gemetar dalam dingin.”

Page 7: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

ABSTRAK

Frisca Wulandari. 6661120044. Manajemen Aset Kendaraan Dinas OperasionalPemerintah Kabupaten Tangerang. Program Studi Ilmu Administrasi Negara.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dosen Pembimbing I: G.Ismanto, M.M.,Dosen Pembimbing II: Maulana Yusuf, M.Si.

Latar belakang dari penelitian ini adalah adanya masalah, yaitu: Proses inventarisasiBarang Milik Daerah Pemerintah Kabupaten Tangerang yang kurang berjalan denganbaik, kurangnya pengawasan Barang Milik Daerah pada Kendaraan DinasOperasional Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam pendistribusian KendaraanDinas Oprasional berdasarkan jabatan, masih kurangnya pengamanan Barang MilikDaerah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tangerang pada Kendaraan DinasOprasional, serta kurangnya jumlah Sumber Daya Manusia Badan PengelolaKeuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Pemerintah Kabupaten dalam mengelolaaplikasi SIMDA Barang Milik Daerah Pemerintah Kabupaten Tangerang. Penelitianini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan kendaraan dinas operasional diPemerintahan Kabupaten Tangerang. Penelitian ini menggunakan teori ManajemenAset Daerah yang dikemukakan oleh Doli D. Siregar dan pendekatan kualitatifdengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalahwawancara, observasi, dan dokumentasi, sementara analisis yang digunakan adalahmodel Miles & Huberman. Hasil penelitian menunjukan bahwa manajemen asetkendaraan dinas operasional Pemerintahan Kabupaten Tangerang kurang baik, hal inidapat dilihat dalam proses administrasi pada kendaraan dinas operasional, sertamelengkapi dokumen kepemilikan dari kendaraan dinas operasional. Saran yangdapat diberikan adalah melengkapi setiap dokumen yang dimiliki pada kendaraandinas operasional, memberikan sanksi tegas untuk para pegawai maupun pejabat yangmenyalahi aturan dalam menggunakan kendaran dinas operasional, serta merekrutpegawai yang kompeten dalam bidangnya sehingga lebih memudahkan PemerintahKabupaten Tangerang dalam menyajikan data secara valid.

Kata Kunci : Manajemen, Aset Daerah, Kendaraan Dinas Operasional

Page 8: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

ABSTRACT

Frisca Wulandari. 6661120044. The Asset Management of Operational ServiceTransportation of the Tangerang Local Government. The Study Programme ofState Administration Science, The Faculty of Social and Political Science,Tirtayasa University. 2017. Advisor 1: G. Ismanto, M. M., advisor 2: MaulanaYusuf, M. Si.

The background of this research is based on following problems such as theprocess of goods inventorying of the Tangerang local government is not goingproperly, the lack of supervising in local goods on operational servicetransportation of the Tangerang local government since the distribution ofoperational service transportation is done according to the job position, the lack ofsecurity in local goods on operational service transportation which is done byTangerang local government, and the lack human resource quantity of LocalGovernment Finance and Asset Agency in organizing the application of SIMDAlocal goods of the Tangerang local government.This research aimed to describethe organization of operational service transportation of the Tangerang localgovernment. This research used the theory of the local asset management which isstated by Doli Siregar and qualitative approach using descriptive method. Thetechnique of data collecting used are interviewing, observing, and documentating.Whereas the analysis used is Miles & Huberman model. The result of the researchshows that local asset management of operational service transportation ofTangerang local government is not proper. It can be seen in the process ofadministration of operational service transportation and the completeness ofownership document of operational service transportation. The beneficialsuggestions for the supervisor are completing the document of operational servicetransportation, giving distinct sanction to the employee even the functionary whotrespass the regulation in using operational service transportation, and recruitingthe competent employee in his field so that it can be easier for the Tangerang localgovernment to provide the valid data.

Keywords: Management, local asset, operational service transportation.

Page 9: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan Kepada Allah SWT atas berkat dan

rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“Manajemen Aset Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabuppaten

Tangerang”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak terdapat

kekurangan dan kelemahannya, yang semata-mata muncul karena keterbatasan

waktu dan materi. Untuk itu, demi kesempurnaan skripsi ini, dengan senang hati

penulis mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun dari pembaca

guna memberikan input kepada penulis untuk dapat membuat karya tulis

selanjutnya yang lebih baik.

Skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya pihak-pihak

yang telah memberikan pengajaran, dukungan serta bantuan baik moril maupun

materil demi kelancaran skripsi ini. Untuk itu penuis mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yakni Bapak Prof. Dr. Soleh

Hidayat, M.Pd.

2. Dekan FISIP Untirta yakni Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si,

3. Wakil Dekan I FISIP Untirta yakni Ibu Rahmawati, M.Si, yang juga

selaku Ketua Penguji Sidang Skripsi yang telah memberikan arahan dan

masukan kepada peneliti.

4. Wakil Dekan II FISIP Untirta yakni Bapak Imam Mukhroman, M.Si.

Page 10: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

ii

5. Wakil Dekan III FISIP Untirta yakni Bapak Kandung Sapto Nugroho,

M.Si.

6. Ketua Program Studi Ilmu Adiministrasi Negara FISIP Untirta yakni Ibu

Listyaningsih, M.Si., yang memberikan saya kemudahan dalam

melaksanakan penelitian.

7. Dr. Dirlanudin, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik saya di

Program Studi Ilmu Adiministrasi Negara FISIP Untirta.

8. Bapak G.Ismanto, M.M., selaku Dosen Pembimbing I Skripsi yang telah

memberikan segala bimbingan, motivasi, pengarahan, saran dan

dukungannya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan proposal skripsi

ini dengan baik, saya mengucapkan terimakasih banyak kepada Bapak.

9. Bapak Maulana Yusuf, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II Skripsi yang

telah memberikan segala bimbingan, motivasi, pengarahan, saran dan

dukungannya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan proposal skripsi

ini dengan baik, saya mengucapkan terimakasih banyak kepada Bapak.

10. Kepada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah(BPKAD)

Kabupaten Tangerang yang telah mengizinkan saya untuk melakukan

penelitiaan skripsi ini, dan memberikan bantuan berupa data-data yang

saya butuhkan dalam penyusunan proposal skripsi.

11. Kepada Keluargaku, Mama, Papa, Adikku, Sepupu-sepupuku, Paman dan

Bibi yang senantiasa memberikan dukungan, kasih sayang, pengertian,

semangat, motivasi dan doa yang tak pernah putus untuk saya dalam

menyelesaikan studi.

Page 11: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

iii

12. Kepada semua sahabat-sahabatku Borjuis, Cmersiel, Ladies, Kelompok

KKM Desa Kiara dan semua teman-teman kuliah saya ANE Kelas 1b

yang selalu memberikan semangat dan menemani penulis dalam keadaan

suka maupun duka.

Dengan tanpa mengurangi rasa hormat penulis meminta maaf kepada

pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu. Dan semoga

seluruh oihak yang mendukung penulis, mendapatkan rahmat dan senantiasa beraa

didalam lindungan Allah SWT. Terimakasih atas semua pihak yang selalu

mendukung dan memberikan dorongan semangat dan doa yang tidak pernah

putus.

Akhir kata dengan segala harapan dan kerendahan hati penulis berharap

agar skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat serta memberikan sumbangsih bagi

semua pihak yang membutuhkan.

Serang, Maret 2016

Frisca Wulandari

Page 12: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

v

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS…………………………………… i

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………... .iv

DAFTAR ISI . ………………………………………………………………………..v

DAFTAR TABEL .………………………………………………………… ... ........viii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………. . ..….ix

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………………xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ........................................................................................... 24

1.3 Batasan Masalah ................................................................................................ 24

1.4 Rumusan Masalah .............................................................................................. 24

1.5 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 25

Page 13: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

vi

1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 25

1.7 Sistematika Penulisan… ………………………………………………………..26

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN

2.1 Landasan Teori .................................................................................................... 29

2.2 Penelitian Terdahulu ........................................................................................... 59

2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................................ 62

2.4 Asumsi Dasar ....................................................................................................... 66

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ..................................................................... 67

3.2 Fokus Penelitian .................................................................................................. 68

3.3 Lokasi Penelitian ................................................................................................. 68

3.4 Fenomena yang Diamati ..................................................................................... 69

3.4.1 Definisi Konsep ........................................................................................... 69

3.4.2 Definisi Operasional ................................................................................... 69

3.5 Instrumen Penelitian ............................................................................................ 70

3.6 Informan Penelitian.............................................................................................. 71

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................................................ 74

3.7.1 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... …74

3.7.2. Teknik Analisis Data………………………………………………... …..78

Page 14: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

vii

3.7.3 Uji Keabsahan Data .................................................................................. 80

3.8 Jadwal Penelitian ................................................................................................. 82

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian ……………………………………………………83

4.1.1 Deskripsi Wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara……………………83

4.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Kelapa Gading...…...…………………….84

4.2. Informan Penelitian………………………….…………………………………91

4.3 Deskripsi Data dan Analisis Data…………………….………………………..94

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian…………………………...………………………95

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian…………………………………..……………….143

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….148

5.2 Saran……………………………………………………………………….…..149

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Timbulan Sampah dan Sampah Terangkut Tahun 2015……….…7

Tabel 1.2 Jumlah Kendaraan Angkutan Sampah Tahun 2015................................... ..9

Tabel 1.3 Data Lokasi dan Perkiraan Volume Sampah yang BelumTerlayani

di Kecamatan Kelapa Gading .................................................................... 10

Tabel 3.1 Daftar Informan.......................................................................................... 73

Tabel 3.2 PedomanWawancara.................................................................................. 76

Tabel 3.3 Jadwal Penelitian........................................................................................ 82

Tabel 4.1 Daftar Informan ……........................................................................... …..93

Tabel 4.2 Capaian SPM Dinas Kebersihan Semester II Tahun2015………………112

Page 16: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Pihak-pihak pemerintah DKI Jakarta yang bertanggung jawab dalam

mengelola sampah ............................................................................... 6

Gambar 1.2 Surat dari Kepala Dinas Kebersihan kepada Pengelola kawasan

mandiri…............................................................................................ 13

Gambar 1.3 Surat dari Kepala Dinas Kebersihan kepada Pengelola kawasan

mandiri…............................................................................................ 14

Gambar 1.4 TPS liar................................................................................................... 15

Gambar 1.5 TPS liar................................................................................................... 16

Gambar 2.1 Model analisis kebijakan........................................................................ 35

Gambar 2.2 Model implementasi menurut Mazmanian dan Sabatier........................ 45

Gambar 2.3 Kerangka berpikir................................................................................... 65

Gambar 3.1 Siklus teknik analisis data menurut Miles dan Huberman ..................... 80

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kecamatan Kelapa Gading…................................ .87

Gambar 4.2 Pola Penyelenggaran Pemerintah Kecamatan Kelapa Gading...…… 90

Gambar 4.3 Berita Acara penyitaan OTT bulan Agustus..…………….……..…105

Gambar 4.4 Berita Acara penyitaan OTT bulan Oktober ……….……………..106

Gambar 4.5 Laporan hasil persidangan…………………………………………...107

Gambar 4.6 Posko OTT sampah di car free day...............................................133

Page 17: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

x

Gambar 4.7. Truk arm roll besar ………………………………………………...136

Gambar 4.7. Truk arm roll kecil …………………………………………………136

Page 18: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Perda Nomor 3 Tahun 2103 tentang Pengelolaan Sampah

Lampiran 2 Instruksi Gubernur Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penerapan

Pengelolaan Sampah Kawasan Secara Mandiri

Lampiran 2 Keputusan Kepala Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Nomor

117 Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Pada

Kawasan Secara Mandiri

Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2 Pedoman Umum Wawancara

Lampiran 2 Transkip dan Koding Data

Lampiran 2 Member check

Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 2 Catatan Bimbingan Skripsi

Page 19: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Otonomi daerah merupakan suatu kepastiaan yang tidak dapat dipungkiri

dan sudah menjadi suatu kebutuhan masyarakat tren glonalisasi. Otonomi daerah

memiliki suatu keterkaitan yang tinggi dengan peran pemerintah daerah dalam

pembangunan daerahnya, dan peran pemerintah pusat tidak terlalu besar. Dalam

pembiayaan pembangunan daerahnya, tentunya pemerintah daerah dituntut untuk

bekerja keras agar dapat mandiri dalam pembiyaan sebagian besar anggaran

pembangunan. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus dapat

mengoptimalisasikan sumber-sumber penerimaan daerah, termasuk melakukan

optimalisasi aset daerah dalam pemanfaatan sumber ekonomi daerah sebagai

pemasukan potensial bagi kas daerah.

Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan

memiliki hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintah lainnya.

Pemerintah pusat dan pemerintah daerah merupakan suatu kesatuan yang tidak

dapat dipisahkan dalam upaya penyelenggaraan maupun pelayanan masyarakat.

Misi utama dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

daerah dan Undang-Undang Nmor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bukan sekedar

keinginan untuk melimpahkan kewenagan dan pembiayaan dari Pemerintah Pusat

kepada Pemerintah Daerah, tetapi yang lebih penting adalah keinginan untuk

Page 20: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

2

meningkatkan efesiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya keuangan daerah

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan untuk masyarakat atas

dasar desentralisasi, transparansi, dan akuntabilitas harus menjadi acuan dalam

proses penyelenggaraan pemerintah pada umumnya dan proses pengelolaan

keuangan Pemerintah Daerah pada khususnya.

Pada era otonomi daerah sekarang ini, daerah diberikan kewenangan yang

lebih besar untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Tujuannya

yaitu untuk dapat lebih mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat,

memudahkan masyarakat untuk memantau dan mengontrol penggunaan dana

yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), selain itu

menciptakan persaingan yang sehat antar daerah dan mendorong adanya inovasi.

Jadi, dengan adanya kewenangan tersebut Pemerintah Daerah, diharapkan

lebihmampu menggali sumber-sumber yang berpotensi.

Kemudian, dalam mengelola aset daerah, Pemerintah Daerah harus

menggunakan pertimbangan aspek perencanaan kebutuhan dan penganggaran,

pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan penyaluran, penggunaan,

penatausahaan, pemanfaatan atau penggunaan, pengamanan dan pemeliharaan,

penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan

pengendalian, pembiayaan dan tuntutan ganti rugi agar aset daerah mampu

memberikan kontribusi optimal bagi Pemerintah Daerah yang bersangkutan.

Aset Daerah sebagaimana tercantum pada Peraturan Pemerintah Nomor

58 Tahun 2005 sering kali digunakan bergantian dengan istilah lain yaitu

Page 21: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

3

kekayaan daerah atau barang milik daerah. Dengan demikian barang milik daerah

atau aset daerah atau kekayaan daerah adalah semua barang yang dibeli atau

diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. Aset

daerah merupakan salah satu sumber pembiayaan daerah dalam rangka

mendukung pelaksanaan pemerintahan di daerah. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

salah satunya berasal dari hasil pengelolaan kekayaan daerah yang tidak

dipisahkan.

Penerimaan hasil penjualan kekayaan (aset) daerah yang dipisahkan dapat

berupa penjualan perusahaan Milik Daerah (BUMD), penjualan aset milik

pemerintah daerah yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga atau hasil divestasi

penyertaan modal pemerintah daerah. Oleh karena barang milik daerah atau aset

daerah merupakan salah satu sumber pembiayaan dan Pendapatan Asli Daerah

(PAD), maka harus dikelola dengan baik agar dapat memberikan manfaat yang

sebesar-besarnya bagi masyarakat luas.

Aset daerah merupakan suatu potensi ekonomi dan merupakan sumber

daya yang mutlak diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah,

karena apabila aset dikelola dengan baik maka dapat memberikan kontribusi bagi

pemerintah daerah sebagai sumber pendapatan sekaligus dapat menunjang peran

dan fungsi pemerintah daerah sebagai pemberi pelayanan publik kepada

masyarakat.

Pengertian aset menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan adalah sumber daya

Page 22: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

4

ekonomi yang dikuasai atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa

masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi serta sosial di masa depan diharapkan

dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur

dalam satuan uang, termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan untuk

penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara

karena alasan sejarah dan budaya.

Permendagri No. 17 Tahun 2007 mengartikan aset daerah adalah barang

daerah. Barang daerah adalah semua kekayaan daerah yang dimiliki maupun

dikuasai yang berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak beserta bagian-

bagiannya ataupun yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai, dihitung,

diukur atau ditimbang termasuk hewan dan tumbuh-tumbuhan kecuali surat dan

surat berharga lainnya..

Pengelolaan aset daerah merupakan salah satu dari kunci keberhasilan

pengelolaan ekonomi daerah. Pentingnya pengelolaan aset secara tepat dan

berdayaguna, dengan didasari prinsip pengelolaan yang efisien dan efektif

diharapkan akan mampu memberi kekuatan kepada Pemerintah Daerah untuk

membiayai pembangunan daerahnya. Pengelolaan aset negara yang profesional

dan modern dengan mengedepankan good governance di satu sisi diharapkan akan

mampu meningkatkan kepercayaan pengelolaan keuangan negara dari

masyarakat.

Pengelola aset daerah selanjutnya disebut pengelola adalah pejabat yang

berwenang dan bertanggung jawab melakukan koordinasi pengelolaan milik

Page 23: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

5

daerah. Pembantu pengelola barang milik daerah disebut pembantu pengelola

adalah pejabat yang bertanggung jawab mengkoordinir penyelenggaraan

pengelolaan barang milik daerah yang ada pada satuan kerja perangkat daerah.

Manfaat pengelolaan Barang Milik Daerah adalah guna meningkatkan

pengurusan dan akuntabilitas, meningkatkan manajemen layanan, meningkatkan

manajemen resiko yaitu menganalisis kemungkinan dan konsekuensi dari

kegagalan aset dan meningkatkan efisiensi keuangan.

Salah satu masalah utama dalam pengelolaan aset daerah (municipal asset

management) adalah ketidaktertiban administrasi dalam pengendalian

inventarisasi aset (Wardhana, 2005:7). Karena inventarisasi aset ini merupakan

hal yang sangat penting di dalam siklus pengelolaan aset. Aset tetap sebagai

komponen utama dari aset daerah, oleh Pemerintah Daerah selanjutnya harus

dapat dimanfaatkan sebagai aset yang produktif dan berguna, sehingga berdampak

positif dalam pembangunan ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Pengelolaan aset tidak hanya dibuat begitu saja namun juga

dipertangungjawabkan dengan membuat Laporan Hasil Keuangan Pemerintah

Daerah (LKPD) yang mana LKPD ini dibuat oleh masing-masing daerah untuk

dapat diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan agar dapat

dipertanggungjawabkan. Sejak tahun 2004 BPK melakukan pemberian penilaian

dari hasil laporan yang dibuat oleh setiap daerah, dan BPK dalam hal ini menjadi

tim penilai sekailigus tim pemeriksa laporan tersebut. Penilaian yang diberikan

oleh BPK adalah Opini Badan pemeriksa Keuangan (Opini BPK).

Page 24: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

6

Sebagai gambaran, dijajaran pemerintah daerah, menyusun laporan

keuangan memerlukan perjuangan ekstra. Kelemahan dalam sistem pengendalian

intern dan keterbatasan sumber daya manusia yang paham akuntansi

pemerintahan sebagai penyebabnya. Keruwetan semakin menjadi karena

ditunggangi kepentingan politik legislatif dan eksekutif dalam penggunaan

anggaran yang cenderung menabrak aturan. Atas semua itu laporan keuangan

harus tetap disajikan secara akuntabel. Ini bukan hal yang mudah.

Pengelolaan aset daerah selama ini telah berjalan, namun belum terlaksana

sebagaimana yang diharapkan untuk mencapai daya guna dan hasil guna yang

maksimal. Masih banyak permasalahan-permasalahan yang ditemui di

pemerintahan daerah dengan beragam masalah yang ada. Masalah dalam

pengelolaan aset juga dirasakan oleh Pemerintahan Kabupaten Tangerang.

Penilaian Opini BPK yang telah berjalan sejak tahun 2004 dimana

Pemerintah Kabupaten Tangerang juga mendapatkan Opini Penilaian BPK dalam

hal Laporan Hasil Pekerjaan (LHP), dan pada tahun 2004 hingga tahun 2007

Kabupaten Tangerang mendapatkan opini penilaian Wajar Dengan Pengecualian

(WDP) dikarenakan banyak kekuaran yang dinilai oleh BPK sekalu penilai dalam

hal pelaporan yang telah diberikan oleh Kabupaten Tangerang.

Pada awal diadakan Pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia (BPK-RI) sesuai dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun

2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara,

kepada Pemerintah Kabupaten Tangerang yaitu, opini Wajar Dengan

Pengecualian (WDP) berturut-turut dari tahun 2004 sampai tahun 2007. Setelah

Page 25: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

7

itu, Pemerintah Kabupaten Tangerang mendapat opini Wajar Dengan

Pengecualian (WDP) pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2007. Badan

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Tangerang berusaha

dan memiliki suatu keinginan kuat untuk meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian

(WTP) yang diwujudkan dalam dukungan komitmen pimpinan yang konkret dan

konsisten. Dan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)

Kabupaten Tangerang mengadakan tuntutan terciptanya tranparansi dan

akuntabilitas publik pada era keterbukaan informasi saat ini. Berdasarkan hasil

wawancara dengan Bapak Hidayat selaku Kepala Bidang Akuntasi Badan

Pengelola Keuangan dan Aset Daereh (BPKAD) Kabupaten Tangerang.

(Wawancara dilakukan pada tanggal 20 Febuari 2016, pukul 10.00 WIB).

Strategi yang dibuat dilakukan dengan sebaik mungkin sehingga pada

tahun 2008 Kabupaten Tangerang berhasil mendapatkan opini penilaian BPK

dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) selama tujuh kali berturut – turut

hingga tahun 2014.

Namun dengan adanya opini Wajar Tanpa Pengecualian yang diberikan

oleh Badan Pemeriksa Keuangan kepada Pemerintah Kabupaten Tangerang,

selama tujuh kali berturut-turut, tidak dapat atau belum cukup untuk membuktikan

bahwa manajemen pengelolaan aset Pemerintah Kabupaten Tangerang sudah baik,

hal ini dikarenakan BPK hanya memeriksa dari segi Laporan Keuangannya saja.

Hal ini dapat dilihat dari daftar aset kendaraan oprasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang Tahun 2014.

Page 26: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

8

Tabel 1.1Daftar Kondisi Kendaraan Oprasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang Tahun 2014No. Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan1. Dump Truck 1782. Jeep 233. Kendaraan Bermotor Beroda Tiga Lain-lain 1314. Kendaraan Bermotor Angkutan Barang Lain-lain 145. Kendaraan Bermotor Beroda Dua Lain-lainnya 56. Kendaraan Bermotor khusus Lain-lain 97. Kendaraan Dinas Bermotor Lain-lain 478. Micro Bus (Penumpang 15-30) 69. Mini Bus (Penumpang 14 orang kebawah) 47910. Mobil Ambulance 8011. Mobil Jenazah 212. Mobil Kendaraan Bermotor Penumpang Lain-lain 2913. Mobil Pemadam Kebakaran 1914. Mobil Tangki 915. Mobil Tinja 316. Mobil Unit Kesehatan Hewan 117. Mobil Unit Kesehatan Masyarakat 118. Mobil Unit Pameran 119. Mobil Unit Penerangan 120. Mobil Unit Perpustakaan Keliling 721. Mobil Unit Visual Mini (Muviani) Darat 122. Mobil Workshop 223. Pick Up 10024. Sedan 925. Semi Trailer 126. Sepeda Motor 136227. Staion Wagon 6228. Trailer 229. Truck+Attachment 630. Truck Crane 75(Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang)

Berdasarkan hasil observasi awal dan berdasarkan data yang ditemukan

oleh peneliti pada 17 Maret 2016, di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

(BPKAD) Kabupaten Tangerang, maka peneliti menemukan beberapa masalah

penting untuk mendukung penelitian ini, yaitu:

Page 27: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

9

Pertama, Proses inventarisasi Barang Milik Daerah Pemerintah Kabupaten

Tangerang yang kurang berjalan dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan oleh

adanya pencatatan aset kendaraan Pemerintah Kabupaten Tangerang yang belum

berjalan dengan baik.

Gambar 1.1

Daftar Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah KabupatenTangerang.

SKPD Jenis Kendaraan Spesifikasi KondisiKendaraan Keterangan

Kecamatan Gunung KalerSepeda Motor

Honda Win BaikTidak Di ketemukanFisiknya

Kecamatan Gunung KalerSepeda Motor Honda Win Baik

Tidak Di ketemukanFisiknya

Kecamatan Gunung KalerSepeda Motor Honda Win Baik

Tidak Di ketemukanFisiknya

Kecamatan Gunung KalerSepeda Motor Honda Win Baik

Tidak Di ketemukanFisiknya

Kecamatan Gunung KalerSepeda Motor Honda Win Baik

Tidak Di ketemukanFisiknya

Kecamatan Gunung KalerSepeda Motor Honda Win Baik

Tidak Di ketemukanFisiknya

Kecamatan Gunung KalerSepeda Motor Honda Win Baik

Tidak Di ketemukanFisiknya

Kecamatan Gunung KalerSepeda Motor Honda Win Baik

Tidak Di ketemukanFisiknya

Kecamatan Gunung KalerSepeda Motor Honda Win Baik

Tidak Di ketemukanFisiknya

(Sumber : BPKAD Kabupaten Tangerang, Bidang Aset)

Hal ini, dapat dibuktikan di dalam daftar kendaraan operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang, menyebutkan bahwa masih banyak kendaraan

operasional yang tidak ada bentuk fisiknya, seperti yang terjadi di Kecamatan

Gunungkaler, ditemukan Sembilan kendaraan oprasional yang tidak dapat

ditemukan fisiknya, namun terdapat dalam daftar kendaraan operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang. Kemudian selain pada Kecamatan

Page 28: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

10

Gunungkaler ditemukan pula kendaraan dinas operasional milik Dinas Koperasi,

Usaha Mikro, Kecil dan Menegah yang tidak ditemukan fisiknya, namun tercatat

pada daftar kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang,

seperti pada gambar dibawah ini ;

Gambar 1.2

Daftar Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah KabupatenTangerang.

SKPD Jenis Kendaraan Spesifikasi NomorPolisi

KondisiKendaraan

Keterangan

Dinas Koperasi,Usaha Mikro,Kecil danMenegah

Mini Bus(penumpang 14orang kebawah)

SUZUKI B 1093 NQN Baik Tidak DiketemukanFisiknya

Dinas Koperasi,Usaha Mikro,Kecil danMenegah

Mini Bus(penumpang 14orang kebawah)

SUZUKI B 8423 CQ Baik Tidak DiketemukanFisiknya

(Sumber : BPKAD Kabupaten Tangerang, Bidang Aset)

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Deddy Hidayat selaku Bagian Inventaris

BPKAD Kabupaten Tangerang dan Berdasarkan Data Kendaraan Operasional

Pemerintah Kabupaten Tahun 2014. (Wawancara dilakukan pada Tanggal 26

April 2016, di BPKAD Kabupaten Tangerang, pukul 09.00 WIB).

Kedua, Kurangnya pengawasan Barang Milik Daerah pada Kendaraan

Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam pendistribusian

Kendaraan Dinas Oprasional berdasarkan jabatan.

Page 29: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

11

Tabel 1.2

Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Daerah

No. Jabatan Jenis Jum. Kapasitas Mesin

1. Eselon Ia dan yang setingkat Sedan/SUV 1 2.000 cc/3.500 cc

2. Eselon Ia dan yang setingkat Sedan 1 2.000 cc

3. E.selon IIa dan yang setingkat SUV 1 2.500 cc

4 Eselon IIb dan yang setingkat SUV 1 2.000 cc

5. Eselon III dan yang setingkat,

berkedudukan sebagai Kepala Kantor

MPV 1 2.000 cc bensin

/2.500 cc diesel

6. Eselon IV dan yang setingkat, Kepala

Kantor dgn min Wilayah kerja kurang 1

kab/kota

MPV 1 1.500 cc

7. Eselon IV dan yang setingkat, Kepala

Kantor dgn min Wilayah kerja kurang 1

kab/kota

Sepeda

Motor

1 225 cc

(Sumber : Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 76/PMK.06/2015 tentang Standar Barang

dan Standar Kebutuhan Barang Milik Negara Berupa Alat Angkutan Darat Bermotor Dinas

Operasional Jabatan di Dalam Negeri).

Hal ini dapat terjadi dikarenakan oleh belum optimalnya pendistribusian

kendaraan dinas operasional dikalangan Pemerintah Kabupaten Tangerang sesuai

dengan prosedur diatas atau prosedur Kendaraan Oprasional Menurut PMK

Nomor 76/PMK.06/2015 tentang Standar Barang dan Standar Kebutuhan Barang

Milik Negara Berupa Alat Angkutan Darat Bermotor Dinas Operasional Jabatan

di Dalam Negeri. Dimana, didalam peraturan tersebut terdapat penjelasan tentang

standar barang dan standar kebutuhan Barang Milik Negara berupa alat angkut

darat bermotor dinas operasional Jabatan dalam Negeri. Hal ini terjadi pada

Page 30: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

12

beberapa SKPD yang telah peneliti temukan pada Pemerintah Kabupaten

Tangerang yaitu, salah satunya pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Kabupaten Tangerang, dimana terdapat Kepala Unit Pelayanan Terpadu (KUPT)

Koperasi dan Usaha Makro, Kecil, dan Menegah Kabupaten Tangerang

menggunakan jenis mobil MPV dengan kapasitas mesin 2.500 cc, padahal

seharusnya Kepala Unit Pelayanan Terpadu (KUPT) Koperasi dan Usaha Makro,

Kecil, dan Menegah Kabupaten Tangerang, menggunakan mobil berjenis MPV

dengan kapasitas mesin 1.500cc. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Deddy

Hidayat selaku Bagian Inventaris BPKAD Kabupaten Tangerang. (Wawancara

dilakukan pada Tanggal 26 April 2016, di BPKAD Kabupaten Tangerang, pukul

09.00 WIB).

Ketiga, Masih kurangnya pengamanan Barang Milik Daerah yang

dilakukan Pemerintah Kabupaten Tangerang pada Kendaraan Dinas Oprasional.

Hal ini dapat dibuktikan dengan gambar dibawah ini ;

Gambar 1.3

Daftar Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah KabupatenTangerang

SKPD Jenis Kendaraan Spesifikasi

Nomor Polisi Kondisi Keterangan

Dinas Kesehatan Mobil Ambulance Isuzu A 9937 A Baik Tidak ada BPKBDinas Kesehatan

Sepeda Motor Yamaha B5652 CQ BaikTidak ada BPKB

Dinas KesehatanSepeda Motor Suzuki

B5873 CQBaik

Tidak ada BPKB

Dinas KesehatanSepeda Motor Yamaha

B6063NIQBaik

Tidak ada BPKB

Page 31: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

13

(Sumber : BPKAD Kabupaten Tangerang, Bidang Aset)

Dimana dalam daftar kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang Tahun 2014, disana masih terdapat kendaraan-kendaraan operasional

milik SKPD Kabupaten Tangerang yaitu Dinas Kesehatan yang tidak memiliki

dokumen kepemilikan seperti BPKB kendaraan, seperti satu mobil ambulan dan

tiga sepeda motor yang tidak memiliki BPKB kendaraan. Berdasarkan Data

Kendaraan Operasional Pemerintah Kabupaten Tahun 2014. (Data diperoleh pada

Tanggal 17 Maret 2014, di BPKAD Kabupaten Tangerang, pukul 09.00 WIB).

Keempat, kurangnya jumlah pegawai Badan Pengelola Keuangan dan Aset

Daerah (BPKAD) Pemerintah Kabupaten dibidang aset dalam mengelola aplikasi

SIMDA Barang Milik Daerah Pemerintah Kabupaten. Hal ini dapat dilihat pada

bagian aset Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Pemerintah

Kabupaten, yang hanya memiliki 4 (empat) pegawai untuk mengelola Barang

Milik Daerah Pemerintah Kabupaten yang terdiri dari 29 kecamatan, dan 254

Desa. Dimana setiap 1 (satu) orangnya dibebankan kurang lebih 17 SKPD. Hal ini

tentunya memiliki dampak pada pengelolaan maupun pembaharuan data Barang

Milik Daerah, dan kurangnya pengawasan dan Pengendalian pada Pemerintah

Kantor Arsip Daerah Sepeda MotorSuzuki

B 6118 CQ Baik Tidak ada BPKB

Kantor Arsip Daerah Sepeda MotorHonda

B 5118 CQ Baik Tidak ada BPKB

Kantor Arsip Daerah Sepeda MotorSuzukiSmash

B 6489 NIQ Baik Tidak ada BPKB

Kantor Arsip Daerah Sepeda MotorSuzukiSmash

B 6411 NIQ Baik Tidak ada BPKB

Kec. Jayanti Sepeda MotorHonda

B 3160 FQ Baik Tidak ada BPKB

Page 32: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

14

Kabupaten Tangerang. (Berdasarkan Observasi yang dilakukan Peneliti pada

tanggal 4 Januari 2016 di Badan Pengelolaan BPKAD Kabupaten Tangerang).

Berdasarkan hal tersebut penulis merasa tertarik untuk memperoleh

gambaran lebih jauh tentang Manajemen Aset Pemerintah Kabupaten

Tanngerang. Maka judul yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah:

“Manajemen Aset Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang”.

1.2.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka untuk memfokuskan arah dan

proses pembahasan dalam penelitian ini, peneliti mengidentifikasikan masalah

sebagai berikut ;

a. Proses inventarisasi Barang Milik Daerah Pemerintah Kabupaten

Tangerang yang kurang berjalan dengan baik.

b. Kurangnya pengawasan Barang Milik Daerah pada Kendaraan Dinas

Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam pendistribusian

Kendaraan Dinas Oprasional berdasarkan jabatan.

c. Masih kurangnya pengamanan Barang Milik Daerah yang dilakukan

Pemerintah Kabupaten Tangerang pada Kendaraan Dinas Oprasional.

d. Kurangnya jumlah Sumber Daya Manusia Badan Pengelola Keuangan dan

Aset Daerah (BPKAD) Pemerintah Kabupaten dalam mengelola aplikasi

SIMDA Barang Milik Daerah Pemerintah Kabupaten.

1.3.Batasan Masalah

Page 33: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

15

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini, penulis membatasi

permasalahan yang akan dibahas berfokus pada Manajemen Aset Kendaraan

Dinas Oprasional Pemerintah Kabupaten Tangerang Tahun 2014.

1.4.Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian yang telah ditetapkan, maka masalah

penelitian dapat dirumuskan adalah :

Bagaimana Manajemen Aset Kendaraan Oprasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang Tahun 2014?

1.5.Tujuan Penelitian

Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui Strategi

Manajemen Aset di Badan Pengeolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)

Kabupaten Tangerang.

1.6.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak

yang bersangkutan dalam penelitian ini, baik manfaat secara praktis maupun

secara teoritis.

Manfaat Praktis

Beberapa manfaat secara praktis dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

1. Bagi peneliti, yakni untuk mengembangkan kemampuan dan penguasaan

ilmu pengetahuan yang pernah diperoleh selama perkuliahan pada

Page 34: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

16

Program Studi Ilmu Administrasi Negara Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

2. Bagi pembaca, penelitian ini dapat memberikan informasi secara tertulis

maupun sebagai referensi atau bahan masukan berkaitan mengenai Strategi

Manajemen Aset di Badan Pengeolaan Keuangan dan Aset Daerah

(BPKAD) Kabupaten Tangerang.

Manfaat Teoritis

1. Pengembangan Ilmu Administrasi Negara

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk wawasan dan pengetahuan,

yang dapat digunakan dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang

berkaitan dengan Ilmu Administrasi Negara, khususnya tentang Strategi

Manajemen Aset di Badan Pengeolaan Keuangan dan Aset Daerah

(BPKAD) Kabupaten Tangerang.

2. Penelitian Lebih lanjut

Hasil dari penelitian ini diharapkan semoga dapat dijadikan refrensi bagi

peneliti lain yang akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan topik

yang sama.

Page 35: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

17

BAB II

DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN ASUMSI DASAR

PENELITI

2.1 Deskripsi Teori

Dunia internasional manajemen aset telah berkembang cukup pesat, namun di

Indonesia hal ini khusunya dalam konteks pengelolaan aset pemerintah daerah

sepenuhnya belum dapat dipahami oleh para pengelola daerah. Manajemen aset

pemerintah daerah dibagi dalam lima tahap kerja yang meliputi; inventarisasi aset,

legal audit, penilaian aset, optimalisasi pemanfaatan dan pengembangan SIMA

(Sistem Informasi Manajemen Aset), dimana kelima tahapan tersebut adalah saling

berhubungan dan terintegrasi satu dengan yang lainnya. (Doli D.Siregar: 2004)

2.1.1 Pengelolaan Barang Milik Daerah

Pengelolaan Barang Milik Daerah sebagai bagian dari pengelolaan keuangan

daerah yang dilaksanakan secara terpisah dari pengelolaan barang milik Negara.

(Peraturan Menteri Dalam Negeri No 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis

Pengelolaan Barang Milik Daerah, Pasal 2).

1. Definisi

a. Barang milik Negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh

atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

Page 36: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

18

b. Barang milik Daerah adalah semua barang dibeli atau diperoleh atas

beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

c. Menurut Soleh dan Rochmansjah (2020:174), BMD terdiri dari: 1)

barang yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah yang penggunaannya/

pemakaiannya berada pada Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD)/Instansi/Lembaga Pemerintah Daerah lainnya sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan;

Barang yang dimiliki Perusahaan Daerah atau Badan Usaha Milik

Daerah lainnya yang status barangnya dipisahkan. Barang milik daerah yang

dipisahkana adalah barang daerah yang pengelolaannya berada pada

Perusahaan Daerah atau Badan Usaha Milik Daerah lainnya yang

anggarannya dibebankan pada anggaran Perusahaan Daerah dan Badan Usaha

Milik Daerah.

2. Ruang Lingkup

Barang Milik Negara/ Daerah meliputi:

1. Barang yang diberi atau diperoleh atas beban APBN/D.

2. Barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah, yaitu:

a. Barang yang diperoleh dari hibah/ sumbangan yang sejenis;

b. Barang yang diperoleh sebagai pelaksana dari perjanjian/ kontrak;

c. Barang yang diperoleh berdasarkan keputusan pengadilan yang

telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Page 37: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

19

3. Pengelolaan

Pengelolaan aset/ barang milik daerah dilaksanakan berdasarkan atas

fungsional, kepastian hokum, transparansi dan keterbukaan, efisiensi,

akuntabilitas dan kepastian nilai (pasal 3 PP No. 6 Tahun 2006).

Lingkup pengelolaan aset/barang daerah meliputi:

Perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan,

pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan,

pemindahtanganan, penatausahaan pembinaan, pengawasan dan

pengendalian. (Peraturan Pemerintah N0.6 Tahun 2006 Tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah).

2.1.2 Definisi Manajemen

Menurut H. Koontz & O’Donnel dalam Handayaningrat (2001:19)

mengemukakan sebagai berikut:

“Management involve getting things done thourgh and with people”.

(Manajemen berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang

dilakukan melalui dan cara dengan orang-orang lain).

Dalam definisi ini manajemen dititikberatkan pada usaha

memanfaatkan orang lain dalam pencapaian tujuan. Untuk mencapai tujuan

tersebut, maka orang-orang didalam organisasi harus jelas wewenang,

tanggung jawab, dan tugas pekerjaannya.

Page 38: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

20

Selain itu, Tom Degenaars expert PBB yang diperbantukan pada

Lembaga Administrasi Negara Tahun 1978-1979 dalam Hadayaningrat

(2001:19) memberiksn definisi manajemen sebagai berikut :

“Management is defined as a process dealing with a guided groupactivity and based on distinc objectives which have to be achievied bythe involment of human and non-human resources”. (Manajemendidefinisikan sebagai suatu proses yang berhubungan denganbimbingan kegiatan kelompok dan berdasarkan atas tujuan yang jelasyang harus dicapai dengan menggunakan sumber-sumber tenagamanusia dan bukan tenaga manusia).

Dalam definisi ini, manajemen dititikberatkan pada bimbingan

kegiatan kelompok. Dalam pencapaian tujuan kelompok ini penggunaan

sumbe daya manusia adalah sangat penting, sekalipun sumber-sumber daya

lainnya tidak boleh diabaikan.

Sedangkan George R.Terry dalam Hadayaningrat (2001:20)

memberiksn definisi manajemen sebagai berikut :

“Management is a distinct process consisting of planning, organizing,actuating, and controlling, utiliiting in each both science and art, andfollowed in order to accomplish predetermined objectives”.(Manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan atas:perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan danpengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapatmenyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya).

Page 39: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

21

Dalam definisi ini manajemen dipandang sebagai suatu proses mulai

dari tahap perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan

sampai pada pengawasan.

Dengan demikian, dari beberapa definisi manajemen diatas maka

dapat disimpulkan bahwa manajemen suatu proses pengambilan keputusan

yang dilakukan dari atasan kepada bawahan dengan menggunakan

pemanfaatan sumber-sumber daya organisasi secara efektif dan efisien untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.1.2.1 Asas Asas Manajemen.

Asas (prinsip) merupakan suatu pernyataan fundamental atau

kebenaran umum yang dijadikan pedoman pemikiran dan tindakan. Asas-

asas muncul dari hasil penelitian dan pengalaman. Asas ini sifatnya

permanen, umum dan setiap ilmu pengetahuan memiliki asas yang

mencerminkan “intisari” kebenaran-kebenaran dasar ilmu bidang tersebut.

Asas adalah dasar tetapi bukanlah sesuatu yang absolut atau mutlak.

Artinya, penerapan asas harus mempertimbangkan keadaan-keadaaan

khusu dari keadaan yang berubah-ubah.

Asas bukanlah hukum atau dogma, tetapi hanya sebagai hipotesa

yang harus diterapkan secara fleksibel, praktis, relevan dan konsisten.

Dengan menggunakan asas-asas manajemen, seorang manajer dapat

mengurangi atau menghindari kesalahan-kesalahan dasar dalam

menjalankan pekerjaanya, dan kepercayaan pada diri sendiri pun akan

Page 40: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

22

semakin besar. Manajer secara beralasan dapat meramalkan hasil-hasil

usaha kegiatan-kegiatannya.

Menurut Henry Fayol (Fayol dalam Hasibuan, 2009:9) asas-asas

umum manajemen adalah sebagai berikut:

1. Divixion of work (asas pembagian kerja)

Asas ini sangat penting, karena adanya limit faktor, artinya adanyya

keterbatasan-keterbatasan manusia dalam mengerjakan semua

pekerjaan, yaitu:

a. Keterbatasan waktu

b. Keterbatasan pengetahuan

c. Keterbatasan kemampuan

d. Keterbatasan perhatian

Keterbatasan-keterbatasan ini mengharuskan diadakannya pembagian

pekerjaaan. Tujuannya untuk memperoleh efisiensi organisasi dan pembagian

kerja yang berdasarkan spesialisasi sangat diperlukan, baik pada bidang teknis

maupun pada bidang kepemipinan. Asas pembagian kerja ini mutlak harus

diadakan pada setiap organisasi karena tanpa pembagian kerja berarti tidak

ada organisasi dan kerjasama diantara anggotanya. Dengan pembagian keraj

maka daya guna dan hasil guna organisasi dapat ditingkatkan demi tercapinya

tujuan.

Page 41: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

23

2. Authority and responsibility

Menurut asas ini perlu adanya pembagian wewenang dan tanggung

jawab antara atasan dan bawahan : wewenang harus seimbang dengan

tanggung jawab. Misalnya wewenang sebesar X maka tanggung jawab

pun sebesar X. Wewenang (authority) menimbulkan “hak”, sedangkan

tanggung jawab menimbulkan “kewajiban”. Hak dan kewajiban

adanya interaksi atau komunikasi antara atasan dan bawhan.

3. Discipline

Menurut asas ini, hendaknya semua perjanjian, peraturan yang telah

ditetapkan, dan perintah atasan harus dihormati, dipatuhi, serta

dilaksanakan sepenuhnya.

4. Unity of Command

Menurut asas ini, hendaknya setiap bawahan hanya menerima perintah

dari seorang atasan dan bertanggung jawab kepada seorang atasan

pula. Tetapi seorang atasan dapat memberi perintah kepada beberapa

orang bawahan. Asas kesatuan perintah ini perlu karena jika seorang

bawahan diperintahkan oleh beberapa orang atasan maka ia akan

binggung.

5. Unity of Direction

Setiap orang (sekelompok) bawahan hanya mempunyai satu rencana,

satu tujuan, satu perintah, dan satu alasan, supaya terwujud kesatuan

Page 42: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

24

arah, kesatuan gerak, dan kesatuan tindakan menuju sasaran yang

sama. Unity of command berhubungan dengan karyawan, sedangkan

Unity of Direction bersangkutan dengan seluruh perusahaan.

6. Subordination of Individual Interst into Genaral Interst

Setiap orang dalam organisasi harus mengutamakan kepentingan

bersama (organisasi), diatas kepentingan pribadi. Misalnya pekerjaan

kantor sehari-hari harus diutamakan dari pekerjaan sendiri.

7. Remuneration of Personal

Menurut asas ini, hendaknya gaji dan jaminan-jaminan sosial harus

adil, wajar dan seimbang dengan kebutuhan, sehingga memberikan

kepuasan yang maksimal baik bagi karyawan maupun majikan.

8. Centralization

Setiap organisasi harus memiliki pusat wewenang, artinya wewenang

itu dipusatkan atau dibagi-dibagi tanpa mengabaikan situasi-situasi

khas, yang akan memberikan hasil keseluruhan yang memuaskan.

Centralization ini sifatnya dalam arti relative, bukan asbolut (mutlak).

9. Scalar of Chain (Hierarchy)

Saluran perintah atau wewenang yang mengalir dari atas kebawah

harus merupakan mata rantai vertikal yang jelas, tidak terputus, dan

dengan jarak terpendek. Maksudnya perintah harus berjenjang dari

jabatan tertingggi ke jabatan terendah dengan cara berurutan.

10. Order

Page 43: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

25

Asas ini dibagi atas material order dan sosial order, artinya keteraturan

dan ketertiban barang-barang atau alat-alat organisasi perusahaan

harus ditempatkan pada tempat yang sebenarnya jangan disimpan

dirumah. Sosial order artinya penempatan karyawan harus sesuai

dengan keahlian atau bidang spesialisanya.

11. Eguity

Pemimpin harus berlaku adil terhadap semua karyawan dalam

memberikan gaji dan jaminan sosial, pekerjaan dan hukuman.

Perlakuan yang adil akan mendorong bawahan mematuhi perintah-

perintah atasan dan gairah kerja. Jika tidak adil bawahan akan malas

dan cenderung menyepelekan tugas-tugas dan perintah atasannya.

12. Initiative

Menurut asas ini, seorang pemimpin harus memberikan dorongan

kesempatan kepada bawahannya untuk berinisiatif dengan

memberikan kebebasan agar bawahan secara aktif memikirkan dan

menyelesaikan sendiri tugas-tugasnya.

13. Espirit de Corps (Asas Kesatuan)

Menurut asas ini, kesatuan kelompok harus dikembangkan dan dibina

melalui sistem komunikasi yang baik, sehingga terwujudnya

kekeompakan kerja (team work) dan timbul keinginan untuk mencapai

hasil yang baik. Pemimpin perusahaan harus membina para

Page 44: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

26

bawahannya sedemikian rupa supaya karyawan merasa ikut memiliki

perusahaan itu.

14. Stability of Turn-over Personel (Kestabilan jabatan perusahaan)

Menurut asas ini, pemimpin perusahaan harus berusaha agar mutasi

dan keluar masuknya karyawan tidak terlalu sering karena akan

mengakibatkan ketidakstabilan organisasi, biaya-biaya semakin besar,

dan perusahaan tidak mendapat karyawan berpengalaman. Pemimpin

harus berusaha agar setiap karyawan betah bekerja sampai pensiunnya.

Jika karyawan sering berhenti perlu manajer menyelidiki

penyebabnya. (Fayol dalam Hasibuan, 2009:9)

Kesimpulannya bahwa asas (prinsip) adalah kebenaran umum yang

memberikan dasar pemikiran, keyakinan, dan pedoman pemecahan problem,

pelaksanaannya fleksibel serta disesuaikan dengan situasi kebutuhan, dan

keadaaan-kedaaan khusus. Jadi tidak semua asa tersebut dapat berlaku.

2.1.2.2 Tujuan Manajemen.

Pada dasarnya setiap aktivitas atau kegiatan selalu mempunyai

tujuan yang ingin dicapai. Tujuan individu adalah untuk dapat memenuhi

kebutuhan-kebutuhannnya berupa materi dan non materi dari hasil

kerjanya. Tujuan organisasi adalah mendapatkan laba atau

pelayanan/pengabdian melalui proses manajemen itu.

Page 45: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

27

Pengertian antara tujuan (objective) dengan sasaran (goals)

mempunyai perbedaan yang gradual saja. Tujuan maknannya hasil yang

umum (generalis), sedangkan sasaran berarti hasil khusus (spesialis).

Tujuan adalah suatu hasil yang ingin dicapai melalui proses manajemen.

Tujuan adalah hasil yang diinginkan yang melukiskan skop yang jelas,

serta memberikan arah kepada usaha-usaha seorang manajer (G.R.Terry

dalam Hasibuan 2009:17). Jadi mencangkup empat pokok yaitu: 1. Tujuan,

2. Skop, 3. Kepastian, 4. Arah.

Tujuan yang dicapai selalu ditetapkan dalam suatu rencana (plan),

akrena itu hendaknya tujuan ditetapkan “jelas, realitis, dan cukup

menantang” untuk diperjuangkan berdasarkan pada potensi yang dimiliki.

Jika tujuan jelas, realitas dan cukup menantang maka usaha untuk

mencapinya cukup besar. Sebaliknya, jika ditetapkan terlalu mudah atau

terlalu muluk maka motivasi untuk mencapainya rendah. Jadi semangat

keja karyawan akan termotivasi, kalau tujuan ditetapkan jelas, realitas dan

cukup menantang untuk dicapinya.

Menurut Hasibuan (2009:17) tujuan-tujuan ini dapat kita kaji dari

beberapa sudut dan dibedakan sebagai berikut:

1. Menurut tipe-tipenya, tujuan dibagi atas :

a. Profit objectives, bertujuan untuk mendapatkan laba bagi

pemiliknya.

Page 46: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

28

b. Service objectives, bertujuan untuk memberikan pelayanan yang

baik bagi konsumen dengan mempertinggi nilai barang dan jasa

yang ditawarkan kepada konsumen.

c. Social objectives, bertujuan meningkatkan niali guna yang

diciptakan perusahaan untuk kesejahteraan masyarakat.

d. Personal objectives, bertujuan agar para karyawan secara

individual economic, social psychological mendapat kepuasan di

bidang pekerjaaannnya dalam perusahaan.

2. Menurut prioritasnya, tujuan dibagi atas:

a. Tujuan primer

b. Tujuan sekunder

c. Tujuan individual

d. Tujuan sosial

3. Menurut jangka waktunya, tujuan dibagi atas:

a. Tujuan jangka panjang

b. Tujuan jangka menengah

c. Tujuan jangka pendek

4. Menurut sifatnya, tujuan dibagi atas:

a. Management objectives, tujuuan dari segi efektif yang harus

ditimbulkan oleh manajer.

b. Management objectives, tujuan yang harus dicapai daya upaya atau

kreativitas-kreativitas yang bersifat manajerial.’

Page 47: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

29

c. Administratives objectives, tujuan-tujuan yang pencapainnya

memerlukan administrasi.

d. Economic objectives, tujuan-tujuan yang bermaksud memenuhi

kebutuhan-kebutuhan dan memerlukan efisiensi untuk

pencapinnya.

e. Social objectives, tujuan suatu tanggung jawab,terutama tanggung

jawab moral.

f. Technical objectives, tujuan berupa detail teknis, detail kerja, dan

detail karya.

g. Work objectives, yaitu tujuan-tujuan yang merupakan kondisi

kerampungan suatu pekerjaan.

5. Menurut tingkatnya, tujuan dibagi atas:

a. Overall enterprise objectives, adalah tujuan semesta (generalis)

yang harus dicapi oleh badan usaha secara keseluruhan.

b. Divisional objectives, adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap

divisi.

c. Departement objectives, adalah tujuan-tujuan yang harus dicapai

noleh masing-masing bagian.

d. Sectional objectives, adalah tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh

setiap seksi.

e. Group objectives, adalah tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh

setiap kelompok urusan.

Page 48: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

30

f. Individual objectives, adalah tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh

masing-masing individu.

Kesimpulan bahwa tujuan merupakan hal terjadinya proses

manajemen dan aktivitas kerja, tujuan beraneka macam, tetapi harus

ditetapkan secara jelas, realistis, dan cukup menantang berdasarkan analisis

data, informasi, dan pemilihan dari alternatif-alternatif yang ada.

2.1.3 Definisi Aset.

Untuk memperjelas pengertian aset, berikut ini dikemukakan beberapa

definisi mengenai aset atau aktiva yang diperoleh dari berbagai sumber. Aset berasal

dari kosa kata bahasa Inggris “asset” secara umum atinya adalah barang (thing) atau

sesuatu barang (anything) yang mempunyai nilai ekonomi, nilai komersial atau nilai

yang dimiliki oleh instansi, organisasi, badan usaha atau individu (perorangan).

Pengertian yang umum dari suatu aset adalah bahwa aset merupakan sesuatu

yang memiliki nilai. Menurut buku Standar Penilai Indonesia (SPI, 2007: 3) dalam

terminologi akuntasi, aset dapat di artikan sebagai sumber daya yangdimiliki dan/atau

dikuasai oleh suatu badan usaha atau pemerintah secara historisdan dari mana

manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa masa depan dapat diperoleh, serta dapat

diukur dalam satuan uang. Jika dipandang dari aspek management & valuation aset

diartikan sebagai sesuatu yang dimiliki secara sahdan mampu meningkatkan nilai dan

pengembangan sumber daya.

Page 49: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

31

Pengertian yang umum dari suatu aset adalah bahwa aset merupakan sesuatu

yang memiliki nilai. Menurut buku Standar Penilai Indonesia (SPI, 2007: 3) dalam

terminologi akuntasi, aset dapat di artikan sebagai sumber daya yangdimiliki dan/atau

dikuasai oleh suatu badan usaha atau pemerintah secara historis dan dari mana

manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa masa depan dapat diperoleh, serta dapat

diukur dalam satuan uang. Jika dipandang dari aspek aset diartikan sebagai sesuatu

yang dimiliki secara sahdan mampu meningkatkan nilai dan pengembangan sumber

daya.

Menurut Doli D. Siregar (2004), dijelaskan pengertian tentang “aset”

berdasarkan perspektif pembangunan berkelanjutan, yakni berdasarkan tiga aspek

pokoknya: sumber daya alam, sumber daya manusia, dan infrastruktur seperti berikut

ini:

1. Sumber daya alam adalah semua aset alam yang dapat digunakan dan

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

2. Sumber daya manusia adalah semua potensi yang terdapat pada

manusia seperti akal pikiran, seni, keterampilan, dan sebagainya yang

dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan bagi dirinya sendiri

maupun orang lain atau masyarakat pada umumnya.

3. Infrastruktur adalah sesuatu buatan manusia yang dapat digunakan

sebagai sarana untk kehidupan manusia dan sebagai sarana untuk

dapat memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya mausia

Page 50: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

32

dengan maksimal, baik untuk saat ini maupun keberlanjutannya

dimasa yang akan datang.

Aset negara adalah bagian dari kekayaan negara atau harta kekayaan negara

(HKN) yang terdiri dari barang bergerak atau barang tidak bergerak yang dimiliki,

dikuasai oleh instansi PEmerintah, yang sebagian atau seluruhnya dibeli atas beban

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta dari perolehan yang sah,

tidak termasuk kekayaan negara yang dipisahkan (dikelola BUMN) dan kekayan

Pemerintah Daerah. (Doli Siregar Manajemen Aset 2004: 179).

Secara singkat dapat disebut “barang milik Negara atau kekayaan negara”

sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Replubik Indonesia, No.

KEP.225/MK/V/4/1971470/kmk.01/1994, bahwa yang dimaksud aset negara adalah

barang miliki/kekayaan negara yang meliputi barang tidak bergerak (tanah dan atau

bangunan) dan barang bergerak (inventaris):

1. Yang sebagian atau seluruhnya dibeli atas beban APBN serta dari

perolehan lain yang sah;

2. Yang dimiliki/dikuasi oleh instansi pemerintah, lembaga pemerintah non

departemen, badan-badan yang didirikan pemerintah seperti badan otorita.

3. Tidak termasuk kekayaan negara yang dipisahkan dan dikelola BUMN

serta bukan kekayaan Pemerintah Daerah.

Page 51: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

33

Hidayat (2012: 4) berpendapat bahwa:

“Aset adalah barang yang dalam pengertian hukum disebut benda,terdiri dari benda tidak berwujud maupun yang berwujud, yangtercakup dalam aktiva/aset atau harta aset dari suatu instansi,organisasi, badan usaha ataupun individu perorangan”.

Niswonger, et al. (1994: 55) mengatakan: “Setiap barang fisis

(berwujud) atau hak (tak berwujud) yang mempunyai nilai uang adalah

aktiva”.

Menurut FASB (Financial Accounting Standards Board), dalam

Statement of Financial Accounting Concepts no. 6, Elements of Financial

Statements (Brownlee, et al., 2001: 121), dikemukakan bahwa:

“Asset are the economic resourch that a company: 1) has acquired theright to (as a results of transaction or other event that has alreadyoccurred), and 2) that are likely to contribute ti future net cashinflows. The common characteristic possessed by all assets andeconomic resources is “service potential” or “future economicbenefit”, the capacity to provide services or benefits to entities that usethem. In a business enterprise, that service potential or futureeconomic benefit eventually results in net cash inflows to theenterprise.”

Menurut Siregar (2004: 178), pengertian aset secara umum adalah:

“Barang (thing) atau sesuatu barang (anything) yang memiliki nilai ekonomi

(economic value) atau nilai tukar (exchange value) yang dimiliki oleh badan

badan usaha, isntansi atau individu (perorangan)…”

Pengertian menurut Dolli D. Siregar, pengertian Aset adalah :

Page 52: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

34

“Barang yang dalam pengertian hukum disebut benda, yang terdiri daribenda bergerak dan tidak bergerak. Barang yang dimaksud meliputibarang tidak bergerak (tanah atau bangunan) dan barang bergerak, baikberwujud (tangiable) maupun yang tidak berwujud (intangiable), yangtercakup dalam aktiva/ kekayaan atau harta kekayaan dari suatuperusahaan, badan usaha, institusi atau individu perorangan. Dandalam pengertian aset Negara atau HKN juga terdiri dari barang-barang atau benda yang disebutkan diatas. Termasuk pula bantuan-bantuan luar negeri yang diperoleh secara sah.”

Menurut siregar (2004: 178) menyatakan aset adalah barang yang

dalam pengertian hukum disebut benda, yang terdiri dari benda tidak bergerak dan

benda bergerak. Barang yang dimaksud meliputi barang tidak bergerak (tanah dan ba

ngunan) dan barang bergerak baik yang berwujud (tangible) maupun yang

tidak berwujud (intangible), yang tercakup dalam aktiva/kekayaan atau harta

kekayaandari suatu perusahaan, badan usaha, institusi atau individu perorangan.

Sedangkan dalam Kamus Hukum Ekonomi (Elips, 1996):

“Aset dapat berarti kekayaan (harta kekayaan) atau aktiva atau properti, yangmeliputi “semua pos dalam jalur debet suatu neraca yang terdiri dari harta,biaya yang dibayar terlebih dahulu dan pendapatan yang harus diterima.”

Aset Negara adalah bagian dari kekayaan Negara atau Harta Kekayaan

Negara (HKN) yang terdiri dari barang bergerak atau barang yang tidak bergerak

yang dimiliki, dikuasai oleh instansi Pemerintah, yang sebagian atau seluruhnya

dibeli atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Daerah (APBN/ D)

serta dari perolehan yang sah, tidak termasuk kekayaan Negara yang dipisahkan

(dikelola BUMN) dan kekayaan pemerntah daerah.

Page 53: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

35

Secara singkat dapat disebut “barang milik Negara/kekayaan Negara” sesuai

dengan Keputusan Menteri Keuangan RI No. KEP.225/ MK/ V / 4 / 1971 pasal 1 dan

Keputusan Menteri Keuangan RI No. 350 / KMK.30 / serta No. 470/KMK.01 / 994.

Bahwa yang dimaksud aset Negara adalah barang milik / kekayaan Negara yang

meliputi barang tidak bergerak (tanah dan bangunan) dan barang bergerak

(inventaris) yang meliputi:

a. Sebagian atau seutuhnya dibeli atas beban APBN dari perolehan lain yang

sah;

b. Dimiliki atau dikuasai oleh instansi pemerintah, lembaga pemerintah non

departemen, badan-badan yang didirikan pemerintah seperti badan otoritas,

Badan Pengelola Komplek Kemayoran (BPKK) atau Badan Pengelola Gelora

Bung Karno (BPGBK) dan

c. Tidak termasuk kekayaan Negara yang dipisahkan dan dikelola BUMN serta

bukan kekayaan Pemerintah Daerah.

Pengertian Aset Daerah meliputi:

1. Aset Lancar

Aset lancar adalah aset habis pakai atau yang memiliki manfaat untuk jangka

waktu tidak lebih dari 12 bulan. Aset lancar meliputi; uang kas, piutang,

persediaan.

Page 54: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

36

2. Investasi

Investasi terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Investasi jangka panjang

Investasi jangka panjang disajikan sebesar biaya perolehannya atau

sebesar nilai yang bersih yang dapat direalisasikan atau biaya

pembangunan investasi kepada jenis investasinya.

b. Investasi jangka pendek

Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham misalnya: dalam

bentuk deposito jangka pendek dicatat sebesar nilai deposito tersebut.

3. Aset Tetap

Aset tetap adalah aset berwujud yang memiliki masa manfaat lebih dari 12

bulan untuk digunakan aktivitas pemerintahan dan /atau pelayanan publik.

Aset tetap terdiri dari:

a. Tanah;

Tanah yang dikelompokkan dalam aset tetap adalah tanah dalam

kondisi siap digunakan yang dimiliki atau diperoleh untuk digunakan

dalam aktivitas pemerintahan dan/ atau pelayanan public misalnya:

tanah yang digunakan untuk bangunan, jalan, irigasi dan jaringan.

b. Mesin dan Peralatan;

Mesin dan peralatan mencakup peralatan dan mesin dalam kondisi

siap digunakan yang memiliki masa manfaat lebih dari dua belas bulan

yang dimiliki atau diperoleh untuk digunakan dalam aktivitas

Page 55: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

37

pemerintahan dan /atau pelayanan publik misalnya: alat berat, alat

olahraga, alat music, alat angkutan, alat bengkel, alat pertanian, alat

kantor dan rumah tangga, alat studio, alat kedokteran dan kesehatan

dan peralatan lainnya.

c. Gedung dan Bangunan;

Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan dalam

kondisi siap digunakan yang memiliki masa manfaat lebih dari dua

belas bulan yang dimiliki atau diperoleh yang digunakan dalam

aktivitas pemerintahan dan /atau pelayanan publik.

d. Jalan, irigasi dan jaringan;

Jalan, irigasi dan jaringan mencakup jalan, rambu-rambu, instalasi

listrik, instalansi air, irigasi dalam kondisi siap digunakan, yang

memiliki masa manfaat lebih dari dua belas bulan yang dimiliki atau

diperoleh untuk digunakan dalam aktivitas pemerintahan dan /atau

pelayanan publik.

e. Aset Tetap Lainnya

Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat

dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap diatas, dalam kondisi

siap digunakan, yang memiliki masa manfaat lebih dari dua belas

bulan yang dimiliki atau diperoleh untuk digunakan dalam aktivitas

pemerintahan dan /atau pelayanan publik. Aset tetap lainnya meliputi:

Page 56: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

38

koleksi perpustakaan baik berupa buku atau non buku, barang bernilai

seni atau budaya, hewan atau tanaman, dan aset tetap renovasi.

f. Konstruksi dalam pengerjaan

Konstruksi dalam pengerjaan diatur dalam kebijakan akuntansi sendiri.

4. Aset Lainnya

Aset tak terwujud, tagihan penjualan angsuran, tuntutan ganti rugi,

kementerian dengan pihak ketiga dan aset lainnya.

Aset tetap diakui pada saat potensi manfaat ekonomi dan sosial masa depan

diperoleh pemerintah pada saat hak kepemilikan dan penguasaannya berpindah dan

memiliki nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

Suatu aset dapat dikatakan aset tetap apabila memenuhi kriteria:

a. Memiliki manfaat lebih dari dua belas bulan;

b. Biaya perolehan aset dapat ditukar secara andal dan memenuhi kriteria

nilai satuan minimum kapitalisasi, yaitu pengeluaran untuk aset berwujud

sebagaimana tersebut pada paragraf dikapitalisasi seluruhnya, kecuali

untuk:

1. Pengeluaran untuk peralatan dan mesin yang nilai satuannya kurang

dari Rp 1.000.000.000,- (satu juta rupiah).

2. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilai satuannya kurang

dari Rp 20.000.000.000.- (dua puluh juta rupiah).

Page 57: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

39

c. Diperoleh atau dibangun untuk digunakan dalam aktivitas pemerintahan

dan pelayanan publik.

2.1.3.1 Siklus Hidup Aset.

Lei, Herder, dan Wijnia (2012) mengemukakan bahwa masalah global yang

umum dalamcapital-intensive industry adalah overcapacity dan rendahnya tingkat

pengembalian investasi. Ini berarti diperlukan suatu strategi untuk meningkatkan

pengembalian investasi untuk mengurangi biaya operasi atau untuk meningkatkan

perputaran modal fisik. Dari sudut pandang aset fisik, persyaratan ini berarti

kebutuhan untuk manajemen yang dinamis dan berkesinambungannya siklus hidup

aset, pengembangan kapasitas yang optimal, keefektivitasan peralatan secara

keseluruhan lebih tinggi, keandalan yang lebih tinggi dan fleksibilitas dari aset fisik,

dan biaya pemeliharaan yang lebih rendah dari peralatan produksi. Untuk mengatasi

tantangan ini metode manajemen aset yang berbeda telah dikembangkan bertujuan

untuk meningkatkan siklus hidup aset. Disain manajemen aset yang baik dapat

menyebabkan peningkatan operasi.

Pentingnya siklus hidup aset digambarkan dalam berbagai definisi manajemen

aset salah satunya diungkapkan oleh Publicly Available Specification (PAS) 55-1.

PAS 55-1 (2008) mendefinisikan manajemen aset sebagai kegiatan sistematis dan

terkoordinasi dan praktek melalui optimasi organisasi dan berkelanjutan mengelola

aset dan sistem aset, kinerja yang terkait, risiko dan pengeluaran selama siklus hidup

aset untuk tujuan mencapai rencana strategis organisasi.

Page 58: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

40

Menurut Hastings (2010) tahapan utama dalam siklus aset adalah:

1. Identifikasi peluang bisnis atau kebutuhan.

2. Kemampuan analisis gap dan analisis kebutuhan aset

3. Analisis Pra-studi kelayakan, fisik dan keuangan - pilihan opsi

4. Perencanaan Kelayakan, fisik dan keuangan - untuk opsi yang dipilih

5. Akuisisi, pengembangan dan implementasi

6. Operasi, dukungan logistik dan pemeliharaan

7. Memantau (monitoring) dan review

8. Pembuangan (disposal)

McFarland dalam The National Property Management Association’s Journal

of Property and Asset Management (2010), berpendapat bahwa profesional

manajemen (dalam hal ini manajemen aset) harus dapat mengelola semua aspek dari

siklus hidup aset untuk memastikan perusahaan mereka mencapai hasil maksimal atas

modal yang diinvestasikan, menerapkan efisien dan efektif proses yang memberikan

kontrol yang wajar yang mendukung tenaga kerja sementara menghilangkan proses

non nilai tambah, sumber daya dan biaya.

2.1.4 Manajemen Aset

Mengacu pada perubahan yang terjadi dan bagaimana tantangan serta respons

Pemerintah Daerah akan perubahan tersebut, tentu diperlukan adanya upaya nyata

yang sistematis dan menyeluruh dalam pengelolaaan daerah pada masa mendatang.

Page 59: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

41

Saat ini dalam ilmu properti berkembang suatu teori baru yang dikenal dengan

manajemen aset. Britton, Conellan, Crofts (1989) mengatakan :“define good asset

management in terms of measuring the value of properties (assets) in monetary terms

and employing the minimum amount of expenditure on its management”

Manajemen aset itu sendiri telah berkembang cukup pesat. Bermula dengan

orientasi yang statis, kemudian berkembang menjadi dinamis, inisuatif, dan strategis.

Gambar 2.1

Perkembangan Manajemen Aset

(Sumber : Doli D, Siregar,2004:517)

Gambar tersebut di atas memberikan penjelasan proses transformasi

manajemen aset dalam perspektif substantsial. Setelah Perang Dunia II, manajemen

aset memiliki ruang lingkup utama untuk mengontrl biaya pemanfaatan ataupun

penggunaan aset dalam mendukung operasionalisasi pemerintah daerah. Selain itu,

Post War-Static Management Dynamic Management Strategic Management

Kontrol Biaya Kontrol Properti yang

tidak digunakan

Proactive Management Nilai aset Akuntabilitas dan

Pengelolaan Aset Land Audit Property review Aplikasi IT dalam

pengelolaan Optimalisasi

pemanfaatan aset

Economic, efficient, &effective management

Monitoringoperasionalisasi aset

Monitoringoperasionalisasiinvestasi

Corporation orprivatisation

Page 60: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

42

ada upaya pula untuk melakukan inventarisasi aset Pemda yang tidak digunakan.

Namun dalam perkembangan kedepan, ruang lingkup manajemen aset lebih

berkembangdengan memasukkan aspek penilaian aset, akuntabilitas pengelolaan aset,

lan audit yaitu legal audit atas pemanfaatan tanah, property survey dalam kaitan

memonitor perkembangan pasa property, aplikasi sistem informasi dan pengelolaan

aset dan optimalisasi pemanfaatan aset. Perkembangan yamg terbaru, manajemen aset

bertambah ruang lingkupnya hingga mampu memantau kinerja operasionalisasi aset

dan juga strategi investasi untuk optimalisasi aset.

Gambar 2.2

Alur Manajemen Aset

Sumber : Doli D. Siregar(2004:518-519)

Menurut Siregar, di dunia internasional manajemen aset telah berkembang

cukup pesat, namun di Indonesia hal ini khusunya dalam konteks pengelolaan aset

INVENARISASIASET

LEGAL AUDIT

PENILAIANASET

OPTIMALISASIPEMANFAATAN

ASET

SISTEM INFOrMASIMANAJEMEN ASET

Page 61: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

43

pemerintah daerah sepenuhnya belum dapat dipahami oleh para pengelola daerah.

Manajemen aset pemerintah daerah dibagi dalam lima tahap kerja yang meliputi;

inventarisasi aset, legal audit, penilaian aset, optimalisasi pemanfaatan dan

pengembangan SIMA (Sistem Informasi Manajemen Aset), dimana kelima tahapan

tersebut adalah saling berhubungan dan terintegrasi satu dengan yang lainnya. Dari

kelima manajemen aset tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Invetarisasi Aset

Inventarisasi aset merupakan kegiatan yang terdiri dari dua aspek, yaitu

inventarisasi fisik dan yuridis/ legal. Aspek fisik terdiri atas bentuk, luas,

lokasi, volume/ jumlah, jenis, alamat dan lain-lain. Sedangkan aspek yuridis

adalah status penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas akhir

penguasaan. Proses kerja yang dilakukan adalah pendataan, kodifikasi/

labelling, pengelompokkan dan pembukuan/ administrasi sesuai dengan

tujuan manajemen aset.

2) Legal Audit

Demikian menyangkut legal audit sebagai lingkup kerja manajemen aset

yang berupa inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur

penguasaan atau pengalihan aset. Selanjutnya, identifikasi dan mencari solusi

atas permasalahan legal dan strategi untuk memecahkan berbagai

permasalahan legal yang terkait dengan penguasaan dan pengalihan aset.

Masalah yang sering dihadapi dalam legal audit, menyangkut status

Page 62: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

44

penguasaan yang lemah, aset dikuasai pihak lain, pemindahan aset yang tidak

termonitor dan lain-lain.

3) Penilaian Aset

Kesatuan kerja lanjutan dari manajemen aset, yaitu berupa kegiatan penilaian

aset sebagai upaya penilaian atas aset yang dikuasai pemerintah daerah dan

biasanya kegiatan ini dilakukan oleh konsultan penilaian independent. Hasil

dari nilai tersebut akan dimanfaatkan untuk mengetahui nilai kekayaan

maupun informasi untuk penetapan harga bagi aset yang ingin dijual.

4) Optimalisasi Aset

Selanjutnya optimalisasi aset merupakan kegiatan untuk mengoptimalkan

potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah/ volume, legal dan ekonomi yang dimiliki

aset tersebut. Dalam kegiatan ini aset-aset yang dikuasai Pemda diidentifikasi

dan dikelompokkan atas aset yang memiliki potensi dapat dikelompokkan

berdasarkan sektor-sektor unggulan yang dapat menjadi tumpuan dalam

strategi pembangunan ekonomi nasional, baik dalam jangka pendek,

menengah maupun jangka panjang. Untuk menentukan hal tersebut harus

terukur dan transparan, sedangkan aset yang tidak dapat dioptimalkan harus

dicari faktor penyebabnya, apakah faktor permasalahan legal, fisik, nilai

ekonomi yang rendah ataupun faktor lainnya, sehingga setiap aset nantinya

memberikan nilai tersendiri. Hasil akhir dari tahapan ini adalah rekomendasi

yang berupa sasaran, strategi dan program untuk mengoptimalkan aset yang

dimiliki.

Page 63: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

45

5) Pengawasan dan Pengendalian

Kemudian sebagai kegiatan akhir dari manajemen aset yaitu pengawasan dan

pengendalian dan hal ini sering menjadi bahan hujatan terhadap Pemerintah

Daerah (PEMDA) saat ini. Saran yang paling efektif untuk meningkatkan

kinerja aspek ini adalah pengembangan SIMA. Melalui SIMA, transparansi

kerja dalam pengelolaan aset sangat terjamin tanpa perlu adanya

kekhawatiran akan pengawasan dan pengendalian yang lemah. Dalam SIMA,

keempat aspek diatas diakomodasi dalam system dengan menambah aspek

pengawasan dan pengendalian. Demkian setiap penangan terhadap suatu aset

dapat termonitor dengan jelas, mulai dari lingkup penanganan hingga siapa

yang bertanggungjawab menanganinya. Hal ini akan diharapkan menimalkan

KKN dalam pelaksanaan pelayanan oleh Pemda.

Menurut Lutchman (2006) “Assets Management is the optimization of the

lifecycles of an asset to meet performance standards in a safe and environmentally

sound manner through smart Panning, Investment Financing, Engineering,

Operations, Maintenance, Refurbishment and Replacement.”

Menurut Terri dalam white papernya yaitu WHY GOOD DATA IS A MUST :

“Asset Management Oversight is Essential to Effective Governancem”, “Asset

Management is a set of business practices that join financial, contractual and

inventory functions to support asset life cycle management and strategic decision

making for the IT environment.” (Hart-Sears, 2012 : hal.1).

Page 64: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

46

Dalam modul Bahan Ajar Manajemen Aset “Definisi manajemen aset

mencakup proses mulai dari perencanaan sampai dengan penghapusan (disposal)

serta monitoring terhadap aset-aset tersebut selama umur penggunaannya oleh suatu

organisasi atau Kementerian Negara/Lembaga (K/L).”(Hadinata, 2011: hal.3).

Pemerintah South Australia (Hidayat, 2012: 6) mendefinisikan manajemen

aset sebagai berikut:

“Asset management is a process to manage demand and guideacquisition, use and disposal of assets to make the most of theirservice delivery potential, and manage risk and cost over their entirelife. (Manajemen aset merupakan suatu proses untuk mengelolapermintaan dan panduan akuisisi, penggunaan dan pembuangan asetuntuk membuat sebagian besar potensi layanan pengirimannya, danmegelola risiko dan biaya selama umur hidup aset)”. Britton, et al.(Siregar, 2004: 517) mengatakan: “Define good asset management interm of measuring the value of properties (assets) in monetary termsand employing the minimum amount of expenditure on itsmanagement".

Menurut A. Gima Sugiama mengemukaan bahwa “Manajemen aset adalah

ilmu dan seni untuk memandu pengelolaan kekayaan yang mencakup proses

merencanakan kebutuhan aset, mendapatkan, menginventarisasi, melakukan legal

audit, menilai, mengoperasikan, memelihara, membaharukan atau menghapuskan

hingga mengalihkan aset secara efektif dan efisien. Adapun Teori siklus aset yang

dikemukakan oleh A.Gima Sudiama yaitu ;

Page 65: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

47

Gambar 2.3

Siklus Hidup Aset

Sumber : Sugiama, (2013:210)

1. Pengadaan Aset : Kegiatan pengadaan (barang dan jasa) adalah serangkaian

kegiatan untuk memperoleh atau mendapatkan aset/ barang maupun jasa baik

yang dibiayai oleh sendiri maupun yang dibiayai oleh pihak luar atau

8. Pengalihan atau Pemusnahan Aset

6. Penghapusan Aset 7. Rejuvinasi

5. Operasi dan Pemeliharaan aset

4. Penilaian aset

3. Legal Audit

2. Inventarisasi Aset

1. Pengadaan Aset

Page 66: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

48

dilaksanakan secara swakelola (sendiri), maupun oleh penyedia barang dan

jasa.

2. Inventarisasi Aset : Rangkaian kegiatan mengidentifikasi kualitas dan

kuantitas aset secara fisik non fisik, dan secara yuridis / legal. melakukan

kodefikasi dan mendokumentasikannya untuk kepentingan pengelolaan aset

bersangkutan.

3. Legal Audit Aset : Kegiatan pengauditan tentang status aset, sistem dan

prosedur penguadaan, sistem dan prosedur pengalihan, pengidentifikasian

adanya indikasi permasalahan legalitas, pencarian solusi untuk memecahkan

masalah legalitas yang terjadi atau terkait dengan penguasaan dan pengalihan

aset.

4. Penilaian Aset : Sebuah proses kerja untuk menentukan nilai aset yang

dimiliki, sehingga dapat diketahui secara jelas nilai kekayaan yang dimiliki,

atau yang akan dialihkan maupun yang akan dihapuskan.

5. Operasi dan Pemeliharaan Aset : Kegiatan menggunakan atau memanfaatkan

aset dalam menjalankan tugas dan pekerjaan untuk mencapai suatu tujuan.

Sedangkan pemeliharaan aset adalah kegiatan menjaga dan memperbaiki

seluruh bentuk aset agar dapat dioperasikan dan berfungsi sesuai dengan

harapan.

6. Penghapusan Aset : Kegiatan untuk menjual, menghibahkan atau bentuk lain

dalam memindahkan hak kepemilikan atau memusnahkan seluruh/sebuah unit

atau unsur terkecil dari aset yang dimiliki.

Page 67: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

49

7. Rejuvinasi Aset : Upaya peremajaan aset dengan tujuan aset dapat

didayagunakan kembali sebelum umur ekonomisnya habis. Peremajaan ini

dapat berupa perbaikan menyeluruh ataupun penggantian suku cadang dengan

tujuan aset dapat beroperasi seperti pada keadaan semula.

8. Pengalihan Aset : Upaya memindahkan hak dan atau tanggung jawab,

wewenang, kewajiban penggunaan, pemanfaatan dari sebuah unit kerja ke unit

yang lainnya di lingkungan sendiri.

Menurut Hastings (2010), manajemen aset adalah serangkaian kegiatan yang

terkait dengan ;

1. mengidentifikasi apa saja yang dibutuhkan aset,

2. mengidentifikasi kebutuhan dana,

3. memperoleh aset,

4. menyediakan sistem dukungan logistik dan pemeliharaan untuk aset,

5. menghapus atau memperbaharui aset sehingga secara efektif dan efisien dapat

memenuhi tujuan.

Definisi lain Danylo dan Lemer (Hidayat, 2012: 7) manajemen aset adalah

sebagai berikut:

“Asset management is a methodology to efficiently and equitability allocateresources amongst valid and competing goals and objective”. (Manajemenaset adalah metodologi untuk secara efisien dan adil mengalokasikan sumberdaya di antara tujuan dan sasaran yang valid dan bersaing)'. Selanjutnyamenurut Siregar (2004: 517), manajemen aset itu sendri telah berkembangcukup pesat.

Page 68: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

50

Dari beberapa definisi yang ada maka dapat disimpulkan bahwa manajemen

aset mecakup proses perencanaan dan pengawasan terhadap barang bergerak maupun

tidak bergerak yang memiliki inilai ekonomi, nilai tukar dan nilai komersial.

2.1.4.1 Siklus Manajemen Aset

Pada konteks organisasi privat, siklus pengembangan manajemen aset

berbasis pada kontinum kematangan reliabilitas operasional (Operational Reliability

Maturity Continuum). Model empiris ini terbagi dalam 5 tahap utama yang

merupakan dasar dari kinerja yang dikembangkan, dengan potensi pertumbuhan

secara berkelanjutan lebih dari 10 tahun dari suatu horison strategis. Model ini telah

didiskripsikan secara detil pada tahun 1997 sebagaimana dipublikasikan majalah

Maintenance Technology, dengan judul Developing an Asset Management Strategy.

Siklus pertama dalah pemeliharan terencana (planned maintenance),

memeiliki tujuan utama untuk meningkatkan pengendalian kerja dan meminimalkan

biaya perawatan.

Siklus kedua adalah pemeliharan proaktif (proactive maintenance), bertujuan

untuk menghilangkan mode kegagalan yang umum atau biasa terjadi dan pengaruh –

pengaruh antar fasilitas, sehingga biaya perbaikan dan biaya waktu tunggu akibat

terjadinya kegagalan dapat dikurangi. Akuisi biaya dari pemonitoran kondisi

peralatan harus dievaluasi dengan seksama untuk mendapatkan penerapan dan nilai

Page 69: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

51

yang terbaik. Keputusan-keputusan ini dibuat antar fungsi, dan dieksekusi secara

terpusat.

Siklus ketiga adalah keunggulan organisasional (organizational excellence),

menangani aktivitas operasional dan kepedulian terhadap aset yang sehat (asset

health care) yang tersisa melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Operator menyiapkan pelralatan untuk dirawat;

2. Operator dibantu untuk mendefinisikan dan mendiagnosis

permasalahan-permasalahan kronik;

3. Operator mulai untuk diberi tanggung jawab terhadap kondisi

peralatan.

Bagian dari tanggung jawab ini adalah untuk melakukan aktifitas basic care,

termasuk lubrikasi, penyesuaian, observasi dan mencatat parameter operasional.

Karena perawatan peralatan telah dapat dikendalikan, dimana manajemen proses

telah jelas diidentifikasikan, dirancangkan, dijadwalkan, dipastikan bekerja dengan

semestinya, dan kebanyakan kegagalan umum telah dieliminasi dengan perawatan

proaktif, sehingga pada tahap ini lebih difokuskan pada pelatihan, dan pembelajaran

pekerja terhadap peralatan. Teknisi masih tetap melakukan perawatan dalam jumlah

kecil, namun tugas lebih diarahkan sebagai fasilisator dan pelatih, dengan spesialisai

terhadap peralatan yang menjadi tanggung jawab mereka. Organisasi telah berubah

dari manajemen terpusat menjadi terdistribusi.

Page 70: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

52

Siklus keempat adalah reliabilitas terrekayasa (engineered reliability),

berbasis unit, menghilangkan defektivitas padas sistem secara khusus, lebih dari pada

mode kegagalan umum. Apabila peralatan memiliki unit cukup banyak, maka tahap

ini akan membutuhkan kolaborasi berbasis unit lebih lanjut.

Siklus kelima adalah keunggulan operasional (operational excellence),

menambahkan suatu dimensi yang diarahkan berdasrkan tujuan bisnis dan

menentukan semua usaha-usaha perawatan dan realiabilitas. Pada siklus ini kan

dilakukan optimalisasi yang sebenarnya, dan tugas tim berbasis perpindahan (shif)

akan meningkat, karena memiliki tanggung jawab memonitor dan merawat kesehatan

aset, selain juga mengoptimalkan produksi dan lapangan.

Pada organisasi privat, implementasi manajemen aset merupakan suatu proses

yang terdiri dari beberapa elemen, dan model keputusan untuk menentukan kapan

menggunakan elemen-elemen tersebut.

Dalam organisasi publik, siklus hidup fisik dari suatu aset atau kelompok aset

memiliki tiga fase yang berbeda, yakni pengadaan (acquisition), operasi, dan

penghapusan (disposal). Kemudian ditambahkan fase keempat, yaitu perencanaan,

yang merupakan proses lanjutan dimana output informasi dari setiap fase digunakan

sebagai input untuk perencanaan. Fakta bahwa aset memilki siklus-hidup

membedakannya dari input sumber daya lainnya. Secara khusus, tanggung jawab

untuk keputusan pengadaan (dan biaya) dalam suatu organisasi, berbeda dengan

Page 71: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

53

tanggung jawab untuk operasi dan dan pemeliharaan aset; dan kedua tanggung jawab

tadi berbeda dengan tanggung jawab untuk penghapusan.

Siklus manajemen aset pada tingkat daerah (Mahmudi, 2010) dalam Muchtar

2011:23 secara umum meliputi tahap tahap berikut:

Gambar 2.4

Siklus Manajemen Aset Daerah

1. Perencanaan

Pengadaan aset tetap harus dianggarkan dalam rencana anggaran

belanja modal yang terdokumentasi dalam Rencana Kebutuhan Barang

Milik Daerah (RKBMD). Selanjutnya dianggarkan dalam dokumen

Rencana Kerja dan Anggaran SKPD. Perencanaan kebituhan aset

daerah harus berpedoman pada standar harga yang ditetapkan oleh

pemerintah daerah.

2. Pengadaan

Pengadaan aset daerah harus didasarkan pada prinsip ekonomi,

efisiensi, dan efektifitas (value for money), transparan dan terbuka,

bersaing, adil/ tidak diskriminatif dan akuntabel. Pengadaan barang

1.Perencanaan

2.Pengadaan

3.Penggunaan/Pemanfaatan

5. Penghapusan /Pemindahtanganan

4. Pengamanan&

Pemeliharaan

Page 72: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

54

daerah juga harus mengikuti ketentuan peraturan perundangan tentang

pengadaan barang dan jasa instansi pemerintah. pada saat pembelian

harus ada dokumen transaksi yang jelas mengenai tanggal tansaksi,

jenis aset dan spesifikasinya, dan nilai transaksi.

3. Penggunaan/ Pemanfaatan

Pada saat digunakan harus dilakukan pencatatan mengenai maksud

dan tujuan penggunaan aset (status penggunaan aset), unit kerja mana

yang menggunakan, lokasi, dan informasi terkiait lainnya. Mutasi dan

disposisi aset tetap harus dicatat. Biaya pemelihaaan dan depresiasi

jika ada juga harus dicatat dengan tertib. Untuk optimalisasi aset yang

ada, pemerintah daerah dapat memanfaatkan aset yang berlebih atau

menganggur.

4. Pengamanan dan Pemeliharaan

Aset-aset pemerintah daerah perlu mendapat pengamanan yang

memadai. Pengamanan aset daerah yang diperlukan meliputi

pengamanan administrasi dan catatan, pengamanan secara hukum, dan

pengamanan fisik.

5. Penghapusan/ Pemindahtangan

Penghapusan aset daerah dari ndaftar aset pemerintah daerah dapat

dilakukan jika aset tersebut sudah tidak memiliki nilai ekonomis, rusak

berat, atau hilang. Penghapusan aset daerah dapat dilakukan dengan

dua cara, yaitu pemusnahan dan pemindahtangan. Pemusnahan

Page 73: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

55

dilakukan dengan cara dibakar, ditanam ke tanah, atau

ditengelamkanke laut. Pemusnahan dilakukan karena tidak laku dijual,

rusak, kadaluwarsa, membahayakan kepentingan umum, atau karena

ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengharuskan untuk

dimusnahkan.

Dari beberapa siklus tersebut maka dapat disimpulkan bahwa siklus yang di

gunakan oleh organisasi publik dan swasta berbeda namun setiap siklus yang ada

memilkiki tanggung jawabnya masing-masing.

2.1.4.2 Tujuan dan Sasaran Manajemen Aset.

Tujuan utama dari manajemen aset adalah membantu suatu entitas

(organisasi) dalam memenuhi tujuan penyediaan pelayanan secara efektif dan efisien.

Hal ini mencakup panduan pengadaan, penggunaan, dan penghapusan aset, dan

pengaturan risiko dan biaya yang terkait selama siklus hidup aset.

Agar efektif, manajemen aset perlu dipertimbangkan sebagai aktivitas yang

komperhensif dan multi disiplin yang terkait dengan banyak faktor antaralain:

1. Siklus hidup aset dan prinsip-prinsip manajemen aset;

2. Kebutuhan dari para pengguna aset;

3. Kebijakan dan peraturan perundangan;

4. Kerangka manajemen dan perencanan organisai;

5. Kelayakan teknis dan kelangsungan komersial;

Page 74: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

56

6. Pengaruh eksternal/pasar (seperti teknologi, lingkungan, dan industri);

7. Persaingan permintaan dari para stakeholder dan kebutuhan

merasionalisasikan operasi untuk memperbaiki pemberian pertanyaan

atau untuk meningkatkan keefektifan biaya.

Sasaran dari manajemen aset adalah untuk mencapai kecocokana/kesesuaian

sebaik mungkin antara aset dengan strategi penyediaan pelayanan. Hal ini

diprediksikan pada saat pemerikasaan/pengujian kritikal dari alternative-alternatif

penggunaan aset. Harapannya adalah bahwa solusi non-aset akan memungkinkan

penyediaan pelayanan dengan biaya terendah. Jadi, dengan manajemen aset akan

dapat diketahui apakah suatu aset itu sesuai dengan strategi penyediaan pelayanan

ataukah tidak. Solusi non-aset dimaksudkan sebagai alternatif penggunaan aset tanpa

harus memiliki aset tersebut serta menghindari alternative yang hanya terfokus pada

pengadaan aset yang tanpa disertai optimalisasi aset-aset yang telah ada.

Menurut Sugiama (2013), secara umum tujuan manajemen aset adalah untuk

pengambilan keputusan yang tepat agar aset yang dikelola berfungsi secara efektif,

efisien dan bernilai tinggi.

Tujuan inti manajemen aset adalah agar mampu ;

1. Meminimisasi biaya selama umur aset bersangkutan (to minimise the

whole life cost of assets),

2. Dapat menghasilkan laba yang maksimum (profit maximum), dan

Page 75: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

57

3. Dapat mencapai penggunaan serta pemanfaatan aset secara

optimum (optimizing the utilization of assets).

Prawoto menjelaskan bahwa tujuan manajemen aset adalah untuk menjaga

agar nilai aset tersebut tetap tinggi dan mempunyai usia hidup yang panjang dengan

menyediakan biaya operasi yang memadai sehingga mampu

menghasilkan output yang tinggi secara efesien, memberikan kepuasan kepada

pelanggannya namun dengan tetap mengindahkan peraturan perundangan dan aspek

keselamatan kerja sehingga tidak mengganggu lingkungan dan

memberikan image yang baik.

Nemmer dalam proyek penelitian berjudul Asset Management—Texas

Style (2007) berpendapat bahwa tujuan utama dari manajemen aset adalah untuk

meningkatkan proses pengambilan keputusan dan untuk mengalokasikan dana aset

sebuah instansi sehingga pengembalian investasi terbaik diperoleh. Manajemen aset

mencakup semua proses, alat, dan data yang dibutuhkan untuk mengelola aset secara

efektif untuk mencapai tujuan ini.

Hastings (2010), berpendapat bahwa fungsi manajemen aset diperlukan untuk

memberikan pengetahuan aset dan kapasitas manajemen terkait dan kegiatan

pendukung keputusan dalam konteks bisnis yang meliputi aset (dan kemampuan yang

terkait) perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, perencanaan keberlanjutan dan

pelaksanaan aset dan, logistik dukungan pembangunan dan pengelolaan fasilitas.

Menurut Hambali (2010), ada lima tujuan dari manajemen aset. Tujuan-tujuan

dari manajemen aset meliputi ;

Page 76: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

58

1. Kejelasan status kepemilikan aset,

2. Inventarisasi kekayaan daerah dan masa pakai aset,

3. Optimasi penggunaan dan pemanfaatan untuk meningkatkan pendapatan

dimana aset yang berstatus idle capacity dapat dimanfaatkan sesuai

peruntukkan yang ditetapkan, selain itu optimasi aset dapat

mengidentifikasi dan mengetahui pemanfaatannya untuk apa,

peruntukkan aset kepada siapa dan mampu mendatangkan pendapatan

bagi pengelola aset

4. Pengamanan aset dan

5. Dasar penyusunan neraca.

Berdasarkan pendapat di atas, secara umum tujuan dari pengelolaan aset

adalah membantu suatu entitas dalam memenuhi tujuan penyediaan pelayanan secara

optimal, efektif dan efisien. Hal ini mencakup perencanaan, panduan pengadaan,

penggunaan, pemanfaatan, optimasi, penghapusan aset dan pengaturan risiko serta

biaya yang terkait selama siklus hidup aset. Pengelolaan aset juga bertujuan untuk

mengetahui kejelasan dari kepemilikan aset sehingga pemilik aset dapat dengan aman

dan tidak terbentur masalah legalitas dalam mendayagunakan aset yang dimilikinya.

Page 77: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

59

2.2 Penelitian Terdahulu

No ITEM Penelitian Terdahulu1

PenelitianTerdahulu 2

Penelitian Sekarang

1 Judul Manajemen AsetDaerah Studi PadaDinas PendapatanPengelolaanKeuangan dan AsetDaerah (DPPKAD)Kabupaten TanaToraja

Manajemen AsetDaerah (AnalisisPemeliharaanFungsi Bangunandi LingkungannPemerintahKabupatenBadung)

Manajemen AsetKendaraan DinasOperasionalPemerintahKabupatenTangerang

2 Tahun 2013 2015 20163 Tujuan

PenelitianMengetahuiPengelolaan AsetDaerah di KabupatenTana Toraja.

Mengetahui polamanajemenpemanfaatan asetdaerah peralihanfungsi bangunan dilingkunganPemerintahKabupaten Badung.

MengetahuibagaimanaManajeman AsetKendaraan DinasOperasionalPemerintahKabupatenTangerang

4 Metode/paradigma

Metode PenelitianKualitatif

Metode PenelitianKualitatif

Metode PenelitianKualitatif

5 Persamaan Pada penelitian terdahulu dan penelitian sekarang yang dilakukanpeneliti, ketiganya sama-sama membahas mengenai Manajemen/Pengelolaan Aset Daerah.

6 Perbedaan Penelitianterdahulu 1membahasmengenaiManajemen asetsecarakeseluruhan(asettetap dan asetbergerak) di BadanPengelolaanPendapatanKeuangan danAset Daerah(DPPKAD)Kabupaten TanaToraja tahun 2013.

Penelitianterdahulu 2membahasmengenai analisisperalihan fungsibangunan diLingkunganPemerintahKabupaten BadugKota Denpasartahun 2015.

Penelitian sekarangmembahasa mengenaimanajemen AsetDaerah hanya padabagian aset tetapberupa kendaraandinas operasional dipemerintahanKabupaten Tangerangoleh BadanPengelolaan Keuangandan Aset Daerah(BPKAD).

Page 78: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

60

2.3 Kerangka Pemikiran Peneliti

Menurut Sugiyono (2008:60), kerangka berfikir adalah sintesa tentang

hubungan antar-variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.

Dan berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan, selanjutnya dianalisis secara

kritis dan sistematis sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar-variabel

yang diteliti. Sementara Uma Sekaran dalam Sugiyono (2008:65) mengemukakan

bahwa: “Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah

yang penting”.

Selama peneliti melakukan penelitian, peneliti memperoleh data dan informasi

melalui pengamatan dan observasi langsung ke lapangan serta melakukan wawancara

kepada pihak yang bersangkutan dengan manajemen aset kendaraan dinas operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan teori

manajemen aset menurut Doli D. Siregar, karena ada kesesuaian antara masalah yang

terdapat pada identifikasi masalah dengan apa yang dijabarkan dalam teori tersebut.

Menurut Siregar, di dunia internasional manajemen aset telah berkembang

cukup pesat, namun di Indonesia hal ini khusunya dalam konteks pengelolaan aset

pemerintah daerah sepenuhnya belum dapat dipahami oleh para pengelola daerah.

Adapun dari kelima manajemen aset tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut ;

1. Invetarisasi Aset

Inventarisasi aset merupakan kegiatan yang terdiri dari dua aspek, yaitu

inventarisasi fisik dan yuridis/ legal. Aspek fisik terdiri atas bentuk, luas,

Page 79: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

61

lokasi, volume/ jumlah, jenis, alamat dan lain-lain. Sedangkan aspek yuridis

adalah status penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas akhir

penguasaan. Proses kerja yang dilakukan adalah pendataan, kodifikasi/

labelling, pengelompokkan dan pembukuan/ administrasi sesuai dengan

tujuan manajemen aset.

2. Legal Audit

Demikian menyangkut legal audit sebagai lingkup kerja manajemen aset

yang berupa inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur

penguasaan atau pengalihan aset. Selanjutnya, identifikasi dan mencari solusi

atas permasalahan legal dan strategi untuk memecahkan berbagai

permasalahan legal yang terkait dengan penguasaan dan pengalihan aset.

Masalah yang sering dihadapi dalam legal audit, menyangkut status

penguasaan yang lemah, aset dikuasai pihak lain, pemindahan aset yang tidak

termonitor dan lain-lain.

3. Penilaian Aset

Kesatuan kerja lanjutan dari manajemen aset, yaitu berupa kegiatan penilaian

aset sebagai upaya penilaian atas aset yang dikuasai pemerintah daerah dan

biasanya kegiatan ini dilakukan oleh konsultan penilaian independent. Hasil

dari nilai tersebut akan dimanfaatkan untuk mengetahui nilai kekayaan

maupun informasi untuk penetapan harga bagi aset yang ingin dijual.

Page 80: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

62

4. Optimalisasi Aset

Selanjutnya optimalisasi aset merupakan kegiatan untuk mengoptimalkan

potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah/ volume, legal dan ekonomi yang dimiliki

aset tersebut. Dalam kegiatan ini aset-aset yang dikuasai Pemda diidentifikasi

dan dikelompokkan atas aset yang memiliki potensi dapat dikelompokkan

berdasarkan sektor-sektor unggulan yang dapat menjadi tumpuan dalam

strategi pembangunan ekonomi nasional, baik dalam jangka pendek,

menengah maupun jangka panjang. Untuk menentukan hal tersebut harus

terukur dan transparan, sedangkan aset yang tidak dapat dioptimalkan harus

dicari faktor penyebabnya, apakah faktor permasalahan legal, fisik, nilai

ekonomi yang rendah ataupun faktor lainnya, sehingga setiap aset nantinya

memberikan nilai tersendiri. Hasil akhir dari tahapan ini adalah rekomendasi

yang berupa sasaran, strategi dan program untuk mengoptimalkan aset yang

dimiliki.

5. Pengawasan dan Pengendalian

Kemudian sebagai kegiatan akhir dari manajemen aset yaitu pengawasan dan

pengendalian dan hal ini sering menjadi bahan hujatan terhadap Pemerintah

Daerah (PEMDA) saat ini. Saran yang paling efektif untuk meningkatkan

kinerja aspek ini adalah pengembangan SIMA. Melalui SIMA, transparansi

kerja dalam pengelolaan aset sangat terjamin tanpa perlu adanya

kekhawatiran akan pengawasan dan pengendalian yang lemah. Dalam SIMA,

keempat aspek diatas diakomodasi dalam system dengan menambah aspek

Page 81: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

63

pengawasan dan pengendalian. Demkian setiap penangan terhadap suatu aset

dapat termonitor dengan jelas, mulai dari lingkup penanganan hingga siapa

yang bertanggungjawab menanganinya. Hal ini akan diharapkan menimalkan

KKN dalam pelaksanaan pelayanan oleh Pemda.

Adapun beberapa poin yangmenjadi titik acuan untuk mengetahui

Manajemen Aset Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang tahun 2014 menggunakan alur manajemen aset menurut Doli

D.Siregar (2004:518-519). Maka alur berpikir dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Page 82: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

64

Gambar 2.5

Kerangka Berfikir Peneliti

Sumber : Peneliti 2016

Alur Manajemen Aset menurut Doli D. Siregar (2004:518-519) yaitu :

1. Inventarisasi Aset2. Optimalisasi Aset3. Legal Audit4. Penilaian Aset5. Pengawasan dan Pengendalian Aset

.MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONALPEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014

Manajemen aset Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah

Kabupaten Tangerang dapat terkelola dengan baik.

Identifikasi Masalah (Peneliti, 2016) :

1. Proses inventarisasi Barang Milik Daerah Pemerintah Kabupaten Tangerang yang

kurang berjalan dengan baik.

2. Kurangnya pengawasan Barang Milik Daerah pada Kendaraan Dinas Operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam pendistribusian Kendaraan Dinas

Oprasional berdasarkan jabatan.

3. Masih kurangnya pengamanan Barang Milik Daerah yang dilakukan Pemerintah

Kabupaten Tangerang pada Kendaraan Dinas Oprasional.

4. Kurangnya operasi program aplikasi SIMDA Barang Milik Daerah Pemerintah

Kabupaten Tangerang.

Page 83: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

65

2.4 Asumsi Dasar

Asumsi dasar merupakan persepsi awal peneliti terhadap objek yang diteliti.

Asumsi yang disumpulkan didasarkan pada pengamatan peneliti di lapangan yang

menunjukkan bahwa ketersedian sarana dan prasarana yang memprihatinkan, dan

sosialisasi yang diberikan untuk masyarakat masih kurang.

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dipaparkan diatas, peneliti telah

melakukan observasi awal terhadap objek penelitian. Maka peneliti berasumsi bahwa

dalam pengelolaan aset kendaraan dinas oprasional Pemerintah Kabupaten Tangerang

belum optimal dikarenakan masih banyak kendaraan dinas oprasional Pemerintah

Kabupaten Tangerang yang bermasalah, seperti dalam masalah inventarisasi aset

Pemerintah Kabupaten Tangerang pada kendaraa dinas operasional masi terbilang

kurang baik, kurangnya optimalisasi Barang Milik Daerah pada Kendaraan Dinas

Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam pendistribusian Kendaraan

Dinas Oprasional berdasarkan jabatan, masih kurangnya pengamanan Barang Milik

Daerah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Tangerang pada Kendaraan Dinas

Oprasional, dan kurangnya operasi program aplikasi SIMDA Barang Milik Daerah

Pemerintah Kabupaten Tangerang.padahal sudah kita ketahui bahwa Pemerintah

Kabupaten Tangerang telah mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualin oleh Badan

Pemeriksa Keuangan sebanyak tujuh kali berturut-turut dari tahun 2007, akantetapi

disini peneliti menemukan beberapa masalah dalam pengelolaan asetnya

Page 84: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

66

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian Manajeman Aset Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah

Kabupaten Tangerang, peneliti mengunakan metode penelitian kualitatif. Menurut

Kirk dan Miller dalam Moleong (2006:4) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif

adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental

bergantung dari pengamatan pada manusia dalam kawasannya maupun

peristilahannya. Menurut Bogdadan Taylor dalam Moleong (2006:4) jenis penelitian

ini berupaya menggambarkan kejadian atau fenomena sesuai dengan apa yang terjadi

di lapangan, dimana data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.

Moleong (2006:6) mendefinisikan penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfatakan berbagai metode alamiah.

Penelitian ini menguunakan metode kualitatif deskriptif karena peneliti

bermaksud untuk mendeskripsikan hal-hal terkait Manajeman Aset Kendaraan Dinas

Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang, guna memahami fenomena apa yang

dialami oleh subyek penelitian secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam

Page 85: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

67

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

menggunakan metode ilmiah berupa wawancara, studi dokumentasi dan observasi.

3.2 Ruang Lingkup/ Fokus Penelitian

Ruang lingkup/fokus penelitian merupakan bagian yang membatasi dan

menjelaskan substansi materi kajian penelitian yang akan dilakukan. Ruang lingkup

digunakan sebagai batasan penelitian agar dapat fokus pada fokus penelitian yang

akan dijalankan. Jadi dapat memudahkan peneliti untuk lebih fokus dengan penelitian

yang akan dijalankan, maka ruang lingkup dan fokus penelitian terhadap penulisan

skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Menurut Doli D. Siregar dalam buku Manajemen Aset (2004:178)

pengertian aset secara umum adalah barang (thing) atau sesuatu barang

(anything) yang mempunyai nilai ekonomi (economic value), nilai

komersial (commercial value) atau nilai tukar (exchange value) yang

dimiliki oleh badan usaha, instansi atau individu (perorangan).

b. Manajemen aset sendiri menurut Doli Siregar dapat dibagi menjadi lima

tahapan kerja yaitu: (a) Inventarisasi Aset, (b) Legal Audit, (c) Penilaian

Aset, (d) Optimalisasi Aset, (e) Pengawasan dan Pengendalian.

Page 86: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

68

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian adalah Badan

Pengelolah Keuangan Aset (BPKAD) Kabupaten Tangerang yang berlokasi di

gedung Pusat Pemerintahan Kabupaten Tangerang, Tigaraksa.

3.4 Fenomena yang diamati

3.4.1 Definisi Konsep

Definisi konseptual digunakan untuk menegaskan konsep-konsep yang jelas,

yang digunakan supaya tidak menjadi perbedaan penafsiran antara penulis dan

pembaca. Konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Menurut Doli D. Siregar dalam buku Manajemen Aset (2004:178) pengertian

aset secara umum adalah barang (thing) atau sesuatu barang (anything) yang

mempunyai nilai ekonomi (economic value), nilai komersial (commercial value) atau

nilai tukar (exchange value) yang dimiliki oleh badan usaha, instansi atau individu

(perorangan).

3.4.2 Definisi Oprasional

Definisi oprasional merupakan penjabaran konsep atau variabel penelitian

dalam rincian yang terukur (indikator penelitian). Dalam penelitian Manajeman Aset

Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang, peneliti

mengunakan pendekatan Manajemen Aset dari Doli Siregar. Adapun dimensi dan

indikator yang digunakan adalah sebagai berikut:

Page 87: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

69

Tabel 3.1

Definisi Oprasional Penelitian

Dimensi Indikator Pertanyaan

Manajeman Aset

Kendaraan Dinas

Operasional Pemerintah

Kabupaten Tangerang

Inventarisasi

Proses untuk mengetahui pengadaan

kendaraan dinas operasional

Peroses pencatatan aset yang dimiliki oleh

Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Peroses kodefikasi/labeling pada

kendaraan dinas operasional.

Permasalahan inventarisasi kendaraan

dinas operasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang.

Masalah legal atas aset yang dimiliki.

Batas akhir Penggunaan Kendaraan Dinas

Operasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang.

Spesifikasi Kendaraan Dinas Operasional

Berdasarkan Jabatan pada

Pejabat/Pegawai Pemerintah Kabupaten

Tangerang.

Legal Audit

Proses legal audit pada kendaraan dinas

operasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang.

Permasalahan legal audit pada kendaraan

dinas operasional.

Penilaian Aset

Proses penilaian pada kendaraan dinas

operasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang

Konsultan Penilai indenpendent kendaraan

dinas operasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang.

Page 88: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

70

Optimalisasi Aset

Optimalisasi kelayakan fisik yang

berpotensi pada Kendaraan Dinas

Operasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang

Optimalisasi fisik yang tidak berpotensi

pada Kendaraan Dinas Operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Pengawasan dan

pengendalian

Pengawasan dan Pengendalian pada

Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah

Kabupaten Tangerang.

Pengembangan Sistem Informasi

Manajemen Aset pada Kendaraan Dinas

Operasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang.

Sumber: Peneliti 2017

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian

adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrument juga harus

“divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang

selanjutnya terjun ke lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagi instrument meliputi

validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif penguasaan wawasan

terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian,

baik secara akademik maupun logistiknya. Validasi dilakukan oleh peneliti itu

sendiri, melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif,

penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal

memasuki lapangan (Sugiyono, 2012:222).

Page 89: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

71

Jenis data yang dikumpulkan berupa jenis data pimer dan sekunder. Menurut

Lofland dalam Moleong (2006:157) sumber data utama dalam penelitian kualitatif

ialah kata-kata dan tindakan, sebaliknya adalah data tambahan seperti dokumen dan

lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi ke dalam kata-

kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik. Adapun alat-alat bantu yang

digunakan peneliti dalam mengumpulkan data adalah alat perekam (handphone),

pedoman wawancara, buku catatan, kamera handphone yang digunakan untuk

membantu peneliti mengumpulkan data di tempat penelitian.

3.6 Informan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, pengambilan sampel sumber data berkaitan

dengan siapa yang hendak dijadikan informan dalam penelitian. Menurut Bungin

(2009:76-77) menjelaskan objek dan informan penelitian kualitatif adalah

menjelaskan objek penelitian yang fokus dan lokus penelitian, yaitu apa yang menjadi

sasaran. Sasaran penelitian tak tergantung pada judul dan topik penelitian, tetapi

secara konkrit menggambarkan dalam rumusan masalah penelitian. Sedangkan

informan penelitian adalah subyek yang memahami informasi objek penelitian

sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitiannya.

Pada penelitian ini penentuan informan dibagi menjadi dua yaitu key informan

dan secondary infoman. Key informan sebagai informasi utama yang lebih

mengetahui situasi fokus penelitian, sedangkan secondary informan sebagai

informan penunjang dalam memberikan penambahan informasi. Dalam penelitian ini

pemilihan informannya menggunakan teknik purposive. Menurut Sugiyono

Page 90: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

72

(2012:218-219) purposive adalah teknik pengambilan sumber data dengan

pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang

dianggap paling mengetahui tentang apa yang kita harapkan atau mungkin dia sebagai

penguasa sehingga memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang

diteliti. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini diantaranya adalah

sebagai berikut:

Tabel 3.2

Informan Penelitian

No.Kode

InformanJabatan Informan Keterangan

1I1-1 Kasubag Inventarisasi Bidang Aset BPKAD Kab.Tangerang.

Key

Informan

2I1-2 Staff BPKAD Bidang Aset Bagian Inventarisasi

Key

Informan

3I1-3 Staff BPKAD Bidang Aset Bagian Inventarisasi

Key

Informan

4I1-4 Staff BPKAD Bidang Aset Bagian Pemanfaatan dan Penghapusan

Key

Informan

5I1-5 Kasubag Umum Sekretariat Daerah

Key

Informan

6I1-6 Staff Sekretariat Daerah Bag. Umum

Key

Informan

7I1-7

Ketuan Auditor Tim 7 Inspektorat Daerah Key

Informan

8I1-8

Staff Dinas Cipta Karya Bag. Umum Key

Informan

9 I1-9Staff Dinas Bina Marga dan Pengairan Bag. Umum Key

Page 91: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

73

Informan

10I1-10

Staff Dinas Kesehatan Bag. Umum Key

Informan

11I1-11

Staff Dinas Kopersi Bag. Umum Key

Informan

12I1-12

Staff Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Second

Informan

13I1-13

Auditor Tim 7 Inspektorat Daerah Second

Informan

Peneliti 2017

3.6.1 Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan cara

mengumpulkan data primer dan sekunder yang berkaitan dengan masalah penelitian

yang akan dibahas. Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi:

1. Wawancara

Wawancara yang dilakukan peneliti pada penelitian Manajemen Aset

Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang yaitu, dengan

melakukan percakapan, dimana dalam percakapan tersebut dilakukan oleh kedua

belah pihak yaitu pewawancara (interviewer) ynng mengajukan pertanyaan, hal ini

dilakukan oleh penliti dan terdapat terwawancara (interviewee) yaitu informan

peneliti, yang memberikan jawaban atas hal tersebut. Wawancara yang dilakukan

peneliti juga sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabaila

peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.

Page 92: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

74

Dalam penelitian kualitatif, wawancara dilakukan secara mendalam. Ada dua

jenis wawancara dalam penelitian kualitatif, yaitu wawancara terstruktur dan tidak

terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila

peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa

yang akan diperoleh. Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang

bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun

secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara

yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

(Sugiyono, 012:138-140). Adapun pedoman wawancara sebagai acuan dalam

wawancara sebagai berikut :

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara

No. DIMENSI INFORMAN

1. Inventarisasi fisik dan yurudis/ legal,

meliputi :

1. Melakukan pengecekan fisik

2. Labelisasi

3. Pencatatan

4. Status penguasaan

5. Batas akhir penguasaan

Kasubag Inventarisasi Bidang Aset BPKAD

Kab.Tangerang.

Staff BPKAD Bidang Aset Bagian

Inventarisasi

Staff Dinas Cipta Karya Bag. Umum

Staff Dinas Bina Marga dan Pengairan Bag.

Umum

Staff Dinas Kesehatan Bag. Umum

Staff Dinas Kopersi Bag. Umum

Page 93: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

75

2. Legal Audit (inventarisasi status

pengusaan aset, sistem dan prosedur

atas permasalahan legal ) :

1. Status penguasaan aset

2. Prosedur kepemilikan aset

Kasubag Umum Sekretariat Daerah

Staff Sekretariat Daerah Bag. Umum

3. Penilaian aset, meliputi :

1. Penilaian atas aset yang

dikuasai

2. Konsultan penilaian

independent

Staff BPKAD Bidang Aset Bagian

penghapusan

4. optimalisasi aset (mengoptimalkan

fisik, lokasi, nilai, jumlah/volume,

legal, dan ekonomi yang dimiliki aset

tersebut) meliputi :

1. Optimalisasi kelayakan fisik

2. Optimalisasi fisik yang tidak

berpotensi

Kasubag Inventarisasi Bidang Aset BPKAD

Kab.Tangerang.

Staff BPKAD Bidang Aset Bagian

Inventarisasi

Staff Dinas Cipta Karya Bag. Umum

Staff Dinas Bina Marga dan Pengairan Bag.

Umum

5. Pengawasan dan pengendalian atas

pemanfaatan dan pengalihan aset,

meliputi :

1. Pengawasan dan

pengendalian kendaraan dinas

operasional Pemerintah

Ketuan Tim 7 Inspektorat Daerah

Staff BPKAD Bidang Aset Bagian

Inventarisasi

Page 94: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

76

Kabupaten Tangerang

2. Pengembangan Sistem

Informasi Manajemen Aset

Peneliti 2017

Penelitian ini peneliti menggunakan metode wawancara secara terstruktur

dengan mengunakan metode wawancara secara trstruktur dengan mengunakan

pedoman wawancara sebagai acuan dalam melakukan wawancara dengan informan.

Jadi bahan untuk melakukan wawancara dengan informan sudah jelas dan tersusun

secara sistematis di dalam pedoman wawancara yang akan dijadikan acuan bagi

peneliti untuk wawancara.

2. Observasi

Observasi merupakan pengamatan. Observasi diartikan sebagai pengamatan

dan pencatatan secara sistematis terhadap suatu gejala yang tampak pada objek

penelitian. Pengamatan dapat diklasifikasikan atas pengamatan melalui cara berperan

serta (partisipan) dan yang tidak berperan serta (non partisipan). Pada pengamatan

tanpa peran serta pengamat hanya melakukan satu fungsi, yaitu mengadakan

pengamatan saja, sedangkan pengamat berperan serta melakukan dua peranan

sekaligus, yaitu sebagai pengamat dan sekaligus menjadi anggota resmi dari

kelompok yang diamati.

Page 95: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

77

Observasi yang dilakukan peneliti ialah obeservasi non partisipan dimana

peneliti melakukan pengamatan terhadap Manajemen Aset Kendaraan Dinas

Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang dengan menggunakan data-data atau

dokumen-dukumen desa yakni daftar kendaraan dinas operasional Pemerintah

Kabupaten Tangerang tahun 2015 sebagai acuannya.

Ada beberapa alasan mengapa dalanm penelitian kualitatif pengamatan

dimanfaatkan sebesar-besarnya seperti apa yang dikemukakan oleh Guba dan Lincoln

dalam Moleong (2006;216-217) yaitu :

1. Teknik ini didasarkan pada pengalaman secara langsung.2. Memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat

perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.3. Memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan

dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsungdiperoleh dari data.

4. Sering terjadi ada keraguan pada peneliti, jangan-jangan pada data yangdidapatnya ada yang bias.

5. Memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit,karena harus memperhatikan beberapa tingkah laku yang komlekssekaligus.

6. Dalam kasus-kasus tertentu dimana teknik komunikasi lainnya tidakdimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat.

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung

ditunjukan pada subjek penelitian, namun melalui dokumen. Adapun dokumen-

dokumen yang digunakan berupa surat-surat keputusan, data statistik, catatan-catatan,

arsip-arsip, laporan, foto dan dokumen -dokumen lain. Dalam penelitian Manajemen

Page 96: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

78

Aset Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang peneliti

menggunakan dokumen-dokumen yakni yakni daftar kendaraan dinas operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang tahun 2015. Selain itu peneliti juga menggunakan

Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 tentang pengelolaan Barang Milik Daerah, dan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.06/2015 tentang Standar Barang dan

Standar Kebutuhan Barang Milik Negara Berupa Alat Angkutan Darat Bermotor

Dinas Operasional Jabatan di Dalam Negeri.

3.6.2 Jenis dan Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah data primer dan data

sekunder. Sumber data primer adalah data-data yang diperoleh langsung dari

lapangan dan masih bersifat data mentah. Sumber data sekunder merupakan sumber

data yang diperoleh dari studi kepustakaan dan studi dokumentasi. Adapun alat

pendukung lainnya yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian ini berupa

alat perekam, kamera, dan catatan lapangan.

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bodgan dan Biklen dalam Sugiyono

(2012:88) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja data,

mengorganisasikan data, memilih-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan

apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Page 97: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

79

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode model Miles dan

Hubermen yaitu selama proses pengumpulan data dilakukan tiga kegiatan penting

diantaranya dan reduction (reduksi data), data display (penyajian data), verification

(verfikasi). Seperti pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.4

Aktifitas Dalam Analisis Data

Sumber : Sugiyono, 2012:88

Dari gambar tersebut kita dapat melihat bahwa proses penelitian ini dilakukan

secara berulang terus-menerus dan saling berkaitan satu sama lain, baik dari sebelum

saat dilapangan hingga selesainya penelitian.

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yaitu proses memasuki lingkungan penelitian dan

melakukan pengumpulan data penelitian. Ini merupakan tahap awal yang

harus dilakukan oleh peneliti agar peneliti dapat memperoleh informasi

mengenai masalah-masalah yang terjadi di lapangan.

PengumpulanData

PenyajianData

PenarikanKesimpulan

ReduksiData

Page 98: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

80

2. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, sehingga perlu

dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti dilapangan, maka jumlah

data yang akan didapat juga semakin banyak, komleks dan rumit, untuk itu

perlu direduksi data. Reduksi data memiliki makna merangkum, memilih hal-

hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, lalu dicari tema dan

polanya. Reduksi data berlangsung selama peoses pengambilan data itu

berlangsung, pada tahap ini juga akan berlangsung kegiatan pengkodean,

meringkas dan membuat partisi (bagian-bagian) proses transformasi ini

berlanjut terus sampai laporan akhir penelitian tersusun lengkap.

3. Penyajian Data

Setelah mereduksi data, langkah yang dilakukan peneliti adalah melakukan

penyajian data. Penyajian data dapat diartikan sebagai sekumpulan informasi

yang tersusun, yang kemungkinan memberi adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Penyajian data ini dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, dan hubungan antar kategori. Penyajian data juga bertujuan

agar peneliti dapat memahami apa yang terjadi dalam merencanakan tindakan

selanjutnya yang akan dilakukan.

Page 99: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

81

4. Penarikan Kesimpulan/ Verivikasi

Langkah terakhir dalam pengumpulan data adalah verifikasi. Dari awal

pendataan peneliti mencari hubungan-hubungan yang berkaitan dengan

permasalahan yang ada, melakukan pencatatan hingga menarik kesimpulan.

Kesimpulan masih bersifat sementara dan akan selalu mengalami perubahan

selama proses pengumpulan data masih berlangsung, akan tetapi bila

kesimpulan yang dibuat didukung dengan data yang valid dan konsisten yang

ditemukan kembali oleh peneliti dilapangan, maka kesimpulan tersebut

merupakan kesimpulan yang kredibel.

3.7 Uji Keabsahan Data

Adapun uji keabsahan data bahwa setiap keadaan harus memenuhi 3 hal, yaitu

(1) mendemonstrasikan nilai yang benar, (2) menyediakan dasar agar hal itu dapat

diterapkan, dan (3) memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang

konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusannya

(Moleong, 2006:320). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan uji keabsahan data

dengan teknik triangulasi dan pengecekan anggota (member check).

Triangulasi adalah teknik pemerikasaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu (Moleong, 2006:330). Adapun dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan 2 jenis teknik triangulasi, yaitu:

1. Triangulasi sumber, yaitu triangulasi sumber untuk mengujikredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telahdiperoleh melalui beberapa sumber.

Page 100: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

82

2. Triangulasi teknik, untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengancara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yangberbeda (Sugiyono, 2012:273).

Berdasarkan penjelasan di atas peneliti menggunakan 2 jenis pendekatan

triangulasi yaitu triangulasi sumber dimana peneliti akan mendapatkan data dari sudut

pandang Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD). Selain itu,

peneliti mengunakan triangulasi teknik dimana peneliti menggunakan teknik

observasi, wawancara, dan studi dokumentasi untuk memperoleh data dimana teknik-

teknik itu untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan atau tidak. Peneliti juga

mengunakan member check dalam menguji keabsahan data yang didapatkan dari

informan. Peneliti melakukan pengecekan kembali data-data yang telah diperoleh dari

informan penelitian, sehingga data menjadi valid dan dapat dipercaya.

3.8 Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian berisi aktivitas yang dilakukan dan berapa lama akan

dilakukan proses penelitian (Sugiyono, 2012:286). Berikut ini merupakan jadwal

penelitian Manajemen Aset Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang.

Page 101: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

83

Tabel 3.5

Jadwal Penelitian

Page 102: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

84

BAB IVHASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Deskripsi objek penelitian ini akan menjelaskan tentang objek penelitian

yang meliputi lokasi penelitian yang di teliti dan memberikan gambaran umum

wilayah Kabupaten Tangerang, Gambaran Umum Kendaraan Dinas Operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang, Sekertariat Daerah Kabupaten Tangerang, dan

gambaran umum Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Tangerang.

Dalam penelitian ini, deskripsi lokasi yang dijelaskan oleh peneliti adalah

deskripsi mengenai Manajemen Aset Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah

Kabupaten Tangerang beserta hal-hal yang mempengaruhi seperti kondisi umum

wilayah Pemerintah Kabupaten Tangerang, profil Pemerintah Kabupaten

Tangerang, dan jumlah serta keadaan kendaraan dinas operasional milik

Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Wiilayah Kabupaten Tangerang merupakan salah satu wilayah

administratif di Provinsi Banten. Secara administratif luas wilayah Kabupaten

Tangerang ialah sekitar 959, 61 Km2. Yang mana terdiri dari 29 Kecamatan, 28

Kelurahan dan 246 Desa.

Kabupaten Tangerang mempunyai pemerintahan yang sama dengan

kabupaten lainnya. Unit pemerintahan di bawah kabupaten adalah kecamatan,

masing-masing kecamatan terdiri atas beberapa kelurahan dan desa. Dimana,

dapat diketahui bahwa Pemerintah Kabupaten Tangerang memiliki 29 kecamatan,

yaitu terdiri dari Kecamatan Cisoka, Kecamatan Solear, Kecamatan Tigaraksa,

Page 103: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

85

Kecamatan Jambe, Kecamatan Cikupa, Kecamatan Panongan, Kecamatan Curug,

Kecamatan Kelapa Dua, Kecamatan Legok, Kecamatan Pagedangan, Kecamatan

Cisauk, Kecamatan Pasar Kemis, Kecamatan Sindang Jaya, Kecamatan Balaraja,

Kecamatan Jayanti, Kecamatan Sukamulya, Kecamatan Kresek, Kecamatan

Gunungkaler, Kecamatan Kronjo, Kecamatan Mekarbaru, Kecamatan Mauk,

Kecamatan Kemiri, Kecamatan Sukadiri, Kecamatan Rajeg, Kecamatan Sepatan,

Kecamatan Sepatan Timur, Kecamatan Pakuhaji, Kecamatan Teluknaga, dan

Kecamatan Kosambi.

Pemerintah Kabupaten Tangerang juga memiliki beberapa SKPD lain

yaitu Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan, Badan Kepegawaian, Badan

Ketahanan Pangan, Penyuluhan ,PemberdayaanMasyarakat (BKPPM), Badan

Lingkup Hidup Daerah, Badan Pelayanan Ijin Terpadu, Badan Penanaman Modal

Daerah, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, BAPPEDA, Dinas Bina

Marga dan Pengairan, Dinas Cipta Karya, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan

Pemakaman, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Kesehatan, Dinas

Kesejahteraan Sosial, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Dinas Pemuda,

olahraga, Kebudayaan Pariwisata, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan

Bencana, Dinas Pendapatan, Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika,

Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas

Pertanian dan Pertenakan, Dinas Tata Ruang, Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi, Inspektoran Kabupaten, Kantor Asrip Daera, Kesatuan Bangsa dan

Politik, Kantor Perpustakaan Daerah, Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Umum

Balaraja, Satuan Polosi Pamong Praja, Sekertariat Darah, dan Sekertariat Dewan.

Page 104: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

86

Kemudian, Pemerintah Kabupaten tentunya memiliki aset-aset yang harus

dijaga dan diimanfaatkan sesuai dengan fungsinya. Dimana dapat diketahui bahwa

aset yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang terdiri dari 2(dua) jenis,

yaitu aset bergerak dan tidak bergerak. Aset tidak bergerak merupakan aset yang

terdiri dari tanah dan bangunan, sedngkan untuk aset bergerak terdiri dari

peralatan dan mesin, misalkan seperti kendaraan dinas operasional. Berdasarkan

dengan daftar kendaraan dinas operasional yang dimiliki oleh Pemerintah

Kabupaten Tangerang, Pemerintah Kabupaten Tangerang memiliki 2.665

kendaraan dinas operasional. Dimana, pada daftar tersebut terdapat 30 jenis

kendaraan dinas operasional untuk membantu kegiatan operasional dari tiap-tiap

SKPD Pemerintah Kabupaten Tangerang, 30 jenis kendaraan tersebut terdiri dari

sebagai berikut ;

Tabel 4.1

Daftar Jenis-Jenis Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang

No. Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan1. Dump Truck 1782. Jeep 233. Kendaraan Bermotor Beroda Tiga Lain-lain 1314. Kendaraan Bermotor Angkutan Barang Lain-lain 145. Kendaraan Bermotor Beroda Dua Lain-lainnya 56. Kendaraan Bermotor khusus Lain-lain 97. Kendaraan Dinas Bermotor Lain-lain 478. Micro Bus (Penumpang 15-30) 69. Mini Bus (Penumpang 14 orang kebawah) 47910. Mobil Ambulance 8011. Mobil Jenazah 212. Mobil Kendaraan Bermotor Penumpang Lain-lain 29

Page 105: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

87

13. Mobil Pemadam Kebakaran 19

14. Mobil Tangki 915. Mobil Tinja 316. Mobil Unit Kesehatan Hewan 117. Mobil Unit Kesehatan Masyarakat 118. Mobil Unit Pameran 119. Mobil Unit Penerangan 120. Mobil Unit Perpustakaan Keliling 721. Mobil Unit Visual Mini (Muviani) Darat 122. Mobil Workshop 223. Pick Up 10024. Sedan 925. Semi Trailer 126. Sepeda Motor 136227. Staion Wagon 6228. Trailer 229. Truck+Attachment 6

30. Truck Crane 75Total 2.665

(Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang,

2015)

Pada tabel diatas merupakan jenis-jenis kendaraan dinas operasional yang

dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang, dimana dapat diketahui bahwa

setiap kendaraan tentunya memiliki fugsi dalam membantu kegiaan operasional

pada tiap-tiap SKPD Pemerintah Kabupaten Tangerang, seperti kendaraan dump

truck yang digunakan untuk mengangkut barang-barang yang berat, dump truck

ini juga tersebar pada Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman, Dinas Bina

Marga dan Pengairan, dan tersebar pada 29 Kecamatan Kabupaten Tangerang.

Kendaraan dinas operasional jeep yang terdiri 23 yang hanya terdapat pada

Sekretariat Daerah.

Page 106: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

88

Adapun, dalam pelaksanaan otonomi daerah di bidang pengelolaan

keuangan dan aset daerah, Pemerintah Kabupaten Tangerang dibantu oleh Badan

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, dimana pada BPKAD Kabupaten

Tangerang ini sebagai pengelola barang milik daerah Pemerintah Kabupaten

Tangerang. Kemudian, dalam pengadaaan dari kendaraan dinas operasional

dilakukan oleh Sekretariat Daerah, berdasar kan dengan permohonan dari tiap-tiap

SKPD Kabupaten Tangerang.

Dalam pengelolaan kendaraan dinas operasional terdapat beberapa

masalah yang dialami oleh pemerintah kabupaten Tangerang, seperti yang terjadi

pada proses inventarisasi yakni masih banyak terdapat kendaraan dinas

operasional yang tidak ditemukan fisiknya terutama kendaraan dinas operasional

yang terdapat di daerah Kecamtan Gunung Kaler dan Dinas Dinas Koperasi dan

Usaha Kecil Menengah. Selanjutnya ialah mengenai penggunaan kendaraan dinas

operasional yang tidak sesuai dengan spesifikasi antara jabatan dengan jenis

kendaraan yang seharusnya diperuntukkan untuk jabatan tertentu, hal ini terjadi

pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Kemudian proses legal audit

pada kendaraan dinas operasional di pemerintah kabupaten Tangerang yang

kurang terlaksana dengan baik, dimana ditemukan 9 kendaraan tanpa dokumen

kepemilikan yang lengkap seperti BKPB. Hal ini terjadi di Dinas Kesehatan dan

Dinas Bina Marga dan Pengairan. Masalah lainnya ialah kurangnya jumlah

pegawai BPKAD dalam mengelola aplikasi simda, hal ini tentunya menjadi

kendala dalam meyajikan data dan memperbaharui data secara valid yang akan

Page 107: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

89

mempengaruhi pengawasan dan pengendalian pada kendaraan dinas operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang.

4.2 Deskripsi Informan Penelitian

Informan penelitian adalah narasumber yang memiliki pengetahuan dan

pengalaman terkait masalah yang sedang diteliti dan topik penelitian dalam hal ini

tentang Manajemen Aset Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang. Pada penelitian ini peneliti mengunakan teknik Purposive dan teknik

Insidental. Teknik Purposive adalah dalam melakukan wawancara dengan telah

mengetahui narasumber yang akan kita wawancara, dan teknik Insidental adalah

teknik wawancara dengan melakukan proses wawancara kepada orang yang

secara acak ditemuin namun memiliki pemahaman terakit topik penelitian yang

diteliti. Adapun informan-informsn yang peneliti tentukan merupakan orang-

orang yang menurut peneliti, memiliki informasi yang relevan yang dibutuhkan

dalam penelitian ini, karena informan yang ditentukan oleh peneliti ini merupakan

orang yang berkaitan langsung dengan masalah yang sedang diteliti oleh peneliti.

Berikut ini peneliti akan jabarkan tentang informan penelitian :

Page 108: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

90

Tabel 4.3

Spesifikasi Informan Penelitian

KategoriInformanPemerintah

KodeInforman Nama Informan Jabatan Informan

I1-1Mudji Widodo,

S.Sos

Kasubag InventarisasiBidang Aset BPKAD

Kab.Tangerang.

I1-2Deddy Hidayat,

S.I.P

Staff BPKAD BidangAset BagianInventarisasi

I1-3 Sutono, SHStaff BPKAD Bidang

Aset BagianInventarisasi

I1-4 Hani Handasa, SE

Staff BPKAD BidangAset Bagian

Pemanfaatan danPenghapusan

I1-5Aziz Muslim, SE,

M.SiKasubag Umum

Sekretariat Daerah

I1-6 SupriyatnaStaff Sekretariat

Daerah Bag. Umum

I1-7 Deni Ahmad, S.I.P.Ketuan Auditor Tim 7

Inspektorat Daerah

I1-8 BudiantoStaff Dinas Cipta

Karya Bag. Umum

I1-9 Nana SuryanaStaff Dinas Bina

Marga dan PengairanBag. Umum

I1-10 RamdoniStaff Dinas Kesehatan

Bag. Umum

I1-11Ade Eva Suryani,

S.EStaff Dinas Kopersi

Bag. Umum

I1-12 RoniStaff BadanPerencanaan

Pembangunan Daerah

I1-13 DeksiAuditor Tim 7

Inspektorat DaerahPeneliti 2017

Page 109: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

91

4.3 Deskripi Data dan Analisis

Deskripsi data merupakan penjelasan mengenai data yang didapat dari

hasil penelitian di lapangan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori dari

Doli D.Siregar (2004:518-520). Teori tersebut menjelaskan bahwa terdapat lima

point penting didalam melakukan manajemen aset atau pengelolaan aset, yaitu

inventarisasi aset, legal audit, penilaian aset, optimalisasi aset, pengawasan dan

pengendalian.

Metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah

metode penelitian kualitatif sehingga data yang diperoleh bersifat deskriptif

berbentuk kata maupun kalimat dari hasil wawancara, hasil observasi lapangan

dan juga dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan proses analisis data yang dikembangkan oleh

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data dari

hasil proses wawancara, observasi maupun data-data dari dokumen-dokumen

yang diperoleh selama melakukan penelitian. Analisis data yang dilakukan secara

kualitatif dilakukan terus-menerus dari sejak data awal dikumpulkan sampai

dengan penelitian berakhir. Untuk memperdalam analisis peneliti dalam penelitian

Manajemen Aset Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang

terkait dengan permasalahan yang ada didalam penelitian ini, peneliti selanjutnya

menggunalan dengan melihat kepada proses-proses teori menurut Doli D.Siregar

(2004:518-5120) manajemen pengelolaan aset, yaitu inventarisasi aset, legal

audit, penilaian aset, optimalisasi aset, pengawasan dan pengendalian.

Page 110: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

92

Metode peneltian yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode

kualitatif sehingga data yang diperoleh bersifat deskriptif berbentuk kata maupun

kalimat dari hasil wawancara, hasil observasi lapangan dan juga dokumentasi.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunaka proses analisis

data yang telah dikembangkan oleh Miles dan Huberman yaitu selama proses

pengumpulan data dilakukan dengan empat komponen penting, diantaranya yaitu

pengumpulan data (data collecting), reduksi data (data reduction), penyajian data

(data display), dan penarikan kesimpulan (verification). Kegiatan pertama yang

dilakukan adalah pengumpulan data yang merupakan proses mengumpulkan

informasi atau data yang diperlukan dalam penelitian. Kegiatan kedua yaitu

mereduksi, yaitu merangkum, memilah hal-hal yang pokok, memfokuskan pada

hal-hal penting, dicari tema polanya. Untuk mempermudah peneliti dalam

mereduksi datanya peneliti memberikan kode pada aspek tertentu yaitu :

1) Q1,2,3 dan seterusnya menandakan daftar urutan pertanyaan.

2) I1,2,3 dan seterusnya menandakan urutan informan.

Langkah selanjutnya adalah melakukan penyajian data (data display),

dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukann dalam bentuk uraian

singkat atau teks naratif, bagian matriks, hubungan antar kategori, network,

flowchart dan sejenisnya. Namun dalam penelitian ini, peneliti menyajikan data

dalam bentuk teks narasi.

Selanjutnya, analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

menganalisis data dari hasil proses wawancara, observasi maupun data-data dari

dokemuen-dokumen yang diperoleh selama melakukan penelitian. Analisis data

Page 111: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

93

yang dilakukan secara kualitatif dilakukan secara terus-menerus dari sejak data

awal dikumpulkan sampai dengan penelitian berakhir. Untuk memperdalam

analisis peneliti dalam penelitian Manajemen Aset Kendaraan Dinas Operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang terkait dengan permasalahan yang ada dalam

pene;itian ini, peneliti selanjutnta menggunakan dengan melihat kepada proses-

proses teori menurut Doli D. Siregar (2004:518-520) manajemen pengelolaan

aset, yaitu inventarisasi aset, legal audit, penilaian aset, optimalisasi aset,

pengawasan dan pengendalian. Dimana penjelasan teori tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Inventarisasi Aset

1. Pengadaan kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang.

2. Pencatatan kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang.

3. Kodefikasi/Labeling kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang.

4. Permasalahan inventarisasi kendaraan dinas operasional Pemerintah

Kabupaten Tangerang.

5. Batas akhir Penggunaan Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah

Kabupaten Tangerang.

6. Spesifikasi Kendaraan Dinas Operasional Berdasarkan Jabatan pada

Pejabat/Pegawai Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Page 112: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

94

2. Legal Audit

1. Legal audit pada kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang.

2. Permasalahan legal audit pada kendaraan dinas operasional.

3. Penilaian Aset

1. Penilaian pada kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang.

2. Konsultan Penilai indenpendent kendaraan dinas operasional Pemerintah

Kabupaten Tangerang.

4. Optimalisasi Aset

1.Optimalisasi kelayakan fisik yang berpotensi pada Kendaraan Dinas

Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang.

2.Optimalisasi fisik yang tidak berpotensi pada Kendaraan Dinas Operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang.

5. Pengawasan dan Pengendalian

1.Pengawasan dan Pengendalian pada Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah

Kabupaten Tangerang.

2.Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Aset pada Kendaraan Dinas

Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Page 113: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

95

4.4. Manajemen Aset Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang.

4.4.1. Inventarisasi Aset

Pengelolaan barang milik daerah yang dikelola dengan baik tentunya akan

memudahkan penatausahaan aset daerah dan merupakan sumber daya penting

bagi pemerintah daerah. Dalam hal pengelolaan aset, pemerintah daerah harus

menggunakan perimbangan aspek perencanaan kebutuhan, penganggaran,

pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan penyaluran, penggunaan,

penatausahaan, pemanfaatan atau penggunaan, pengamanan dan pemeliharaan,

penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan

pengendalian, pembiayaan dan tuntutan ganti rugi agar aset daerah dapat

memberikan kontribusi optimal bagi pemerintah daerah yang bersangkutan.

Inventarisasi merupakan jantung bagi sebuah instansi pemerintahan di

dalam pengelolaan aset. Inventarisasi merupakan kegiatan untuk melakukan

pengecekan antara data administratif barang milik daerah dengan kondisi fisik

barang milik daerah yang bersangkutan. Inventarisasi dimkasudkan untuk

mengetahui jumlah dan nilai serta kondisi barang yang sebenernya, yang dikuasai

pengguna barang maupun kuasa pengguna baran atas suatu objek barang.

Inventarisasi aset yang memadai merupakan bagian integral manajemen aset yang

efektif. Daftar inventarisasi aset merupakan dasar dari sistem informasi

manajemen aset daerah dan harus berisi data-data yang relevan yang dibutuhkan

untuk pelaporan keuangan. Salah satunya penggunaan kendaraan dinas

operasional merupakan aset yang perlu dilakukan upaya inventarisasi agar dapat

Page 114: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

96

mendapatkan tingkat keyakinan yang memadai atas keberadaan aset tersebut dan

juga kelengkapannya dari sisi legal aspek yang mencakup status penguasaan,

masalah legal yang dimiliki, hingga batas akhir penguasaan.

Apabila inventarisasi tidak dilakukan maka pengelola aset tidak dapat

mengetahui jumlah dan nilai yang sebenarnya. Inventarisasi aset terdiri dari dua

aspek fisik terdiri dari atas bentuk, luas, lokasi, volume/ jumlah, jenis, alamat dan

lain-lain. Sedangkan aspek yuridis adalah status penguasaan, masalah legal yang

dimiliki, batas akhir penguasaan. Proses kerja yang dilakukan adalah pendataan,

kodifikasi/labelling, pengelompokkan dan pembukuan/administrasi sesuai dengan

tujuan manajemen aset (Doli D.Siregar,2004:518-520).

4.4.1.1. Pengadaan Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang.

Dalam proses mengelola aset Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah

Kabupaten Tangerang dilakukan dengan cara melakukan pencatatan atau proses

inventarisasi aset di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)

Kabupaten Tangerang, bidang aset bagian inventarisasi. Akan tetapi, sebelum

dilakukannnya pencatatan, Pemerintah Kabupaten Tangerang melakukan kegiatan

pengadaan. Dimana kegiatan pengadaan dari Kendaraan Dinas Operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang awalnya berdasarkan dengan permohonan-

permohonan yang dibuat oleh masing-masing SKPD kepada Sekretariat Daerah

bagian umum untuk pengadaan dari Kendaraan Dinas Operasional. Seperti yang

telah diutarakan oleh informan I1-5, selaku Kepala Sub Bagian Umum Sekretariat

Daerah yaitu, pengadaan dari Kendaraan Dinas Operasional yang dilakukan oleh

Page 115: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

97

Pemerintah Kabupaten Tangerang, berdasarkan dengan permohonan dari masing

masing SKPD, akan tetapi tidak semua permohonan dari pengadaan Kendaraan

Dinas Operasional pada masing-masing SKPD dapat terpenuhi semua, karena dari

setiap permohonan pengadaan Kendaraan dinas Operasional yang dilakukan oleh

masing-masing SKPD harus dilihat terlebih dahulu dari segi kebutuhannya dan

angggarannya. Dan dalam proses pengadaan dari Kendaraan Dinas Operasional,

Pemerintah Kabupaten Tangerang dengan proses E-pruchasing. Kemudian, dalam

proses pendistribusian kendaraan dinas operasional diserahkan oleh Badan

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang, bagian aset dengan

melampirkan Berita Acara serah terima SKPD terkait dari Sekretariat Daerah,

yang telah disetujui oleh Kepala Sekretariat Daerah.

Berdasarkan pernyataan informan I1-5 , dapat kita ketahui bahwa pengadaan

dari Kendaraan Dinas Operasional yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten

Tangerang, berdasarkan dengan permohonan dari masing masing SKPD, akan

tetapi tidak semua permohonan dari pengadaan Kendaraan Dinas Operasional

pada masing-masing SKPD dapat terpenuhi semua, karena dari setiap

permohonan pengadaan Kendaraan dinas Operasional yang dilakukan oleh

masing-masing SKPD harus dilihat terlebih dahulu dari segi kebutuhannya dan

angggarannya. Dan dalam proses pengadaan dari Kendaraan Dinas Operasional,

Pemerintah Kabupaten Tangerang dengan proses E-pruchasing. Setelah itu

Pengelola barang di masing-masing SKPD terkait melaporkan kembali mengenai

Kendaraan Dinas Operasional yang telah didistribusikan kepada Bidang Aset

bagian Inventarsasi untuk pencatatan selanjutnya. Hal ini juga serupa dengan yang

Page 116: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

98

diutarakan oleh informan I1-6, yaitu, proses pengadaan yang dilakukan oleh

Pemerintah Kabupaten Tangerang berdasarkan dengan permohonan tiap-tiap

SKPD yang telah tersesusun dalam RKBMD, dan Pemerintah Kabupaten

angerang dimulai tahun 2015 sudah melakukan e-purchasing dalam pengadaan

untuk barang milik daerah termasuk kendaraan dinas operasional.

Berdasarkan dari semua penjelasan informan, peneliti dapat memberikan

kesimpulan yaitu, proses pengadaan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten

Tangerang dalam pengadaan kendaraan dinas operasional berdasarkan dari

permohonan setiap SKPD yang kemudian disusun dalam Rencana Kebutuhan

Barang Milik Daerah (RKBMD). Kemudian Pemerintah Kabupaten Tangerang

dalam kegiatan pengadaan untuk semua barang milik daerah menggunakan e-

purchasing,

4.4.1.2. Pencatatan Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang.

Pencatatan terhadap aset tetap yang dilakukan merupakan bagian dari

suatu inventarisasi aset dalam mengelola Kendaraan Dinas Operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang. Karena pencatatan aset merupakan tahapan

awal yang dapat memudahkan Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam

mengelola Kendaraan Dinas Operasional. Sehingga hal ini dapat memudahkan

Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam mengamankan dan mengoptimalkan

Barang Milik Daerah secara baik.

Page 117: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

99

Dalam proses mengelola aset Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah

Kabupaten Tangerang dilakukan dengan cara melakukan pencatatan atau proses

inventarisasi aset di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD)

Kabupaten Tangerang, bidang aset bagian inventarisasi.

Proses pencatatan dari Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah

Kabupaten Tangerang yang dilakukan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Aset

daerah (BPKAD) Kabupaten Tangerang, bidang aset dengan cara seperti

menyensusnya terlebih dahulu seperti yang diutarakan oleh Kepala Sub Bagian

Inventarisasi Bidang Aset Badan Pengelola Keuangan dan Aset daerah(BPKAD)

Kabupaten Tangerang, dapat diketahui bahwa proses pencatatan atau inventarisasi

Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang dilakukan

dengan melakukan sensus terlebih dahulu oleh Pengurus Barang yang telah

ditetapkan. Dimana, pengurus barang yang telah ditetapkan ini, merupakan

pengurus-pengurus barang hanya dari bebereapa SKPD yang dipilih berdasarkan

kemampuannya dalam menyajikan data di SKPD nya dengan baik dan dapat

meringankan serta membantu kerja bagian inventarisasi, bidang aset di Badan

Pengelolan Keuangan dan Aset Daerah dan telah diketahui serta disetujui oleh

Kepala Badan Pengelolan Keuangan dan Aset Daerah. Pengurus Barang tersebut

terdiri dari; pengurus barang Skretariat Daerah, pengurus barang Dinas Cipta

Karya, dan pengurus barang Dinas Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat, dimana

pengurus-pengurus barang ini dapat disebut juga dengan SATGAS yaitu

kepanjangan dari Satuan Tugas. Namun adapun penjelesan lain tentang proses

inventarisasi yang diutarakan oleh Staff Bidang Aset, Bagian Inventarisasi Badan

Page 118: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

100

Pengelola Keuangan dan Aset daerah(BPKAD) Kabupaten Tangerang, selaku

PPBD yaitu :

“Proses inventarisasi dilakukan setelah adanya rekonsiliasi aset, kitamelakukan pencocokan, kemudian melakukan pengkodean danpengecekan, misalnya dilakukan pengecekan anggaran yang digunakan1(satu) SKPD tercatat 5 M, kemudian dilakukan realisasi anggaran padaSKPD tersebut, kemudian baru kita kelompokkan” (wawancara denganinforman I1-2, pukul 10.00 19 Oktober 2016, di Badan PengelolaanKeuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang)

Berdasarkan pernyataan informan I1-2 dapat diketahui bahwa proses

inventarisasi aset yang dilakukan Pemerintah kabupaten Tangerang, dapat

dilakukan setelah Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah melakukan

rekonsiliasi pada masing-masing SKPD, seperti melakukan kegiatan pencocokan,

pengkodean, dan pengecekan pada Kendaraan Dinas Operasional dimasing-

masing SKPD. Adapun proses inventarisasi yang dilakukan disuatu SKPD

Pemerintah Kabupaten Tangerang yang diutarakan oleh staff Dinas Cipta Karya

Kabupaten Tangerang yaitu :

”Proses inventarisasi pada dasarnya sama dengan barang milik daerahjenis apapun, khusus kendaraan proses inventarisasinya apabila pemegangkendaraan alih tugas kita buatkan Berita Acara serah terima barang antaraSKPD lama dan SKPD baru, dan kegiatannya yaitu penerimaan KendaraanDinas Operasional, pencatatan Kendaraan Dinas Operasional, kemudiandidistribusikan dengan melampirkan Berita Acara serah terima, kemudianpengecekan fisik Kendaraan Dinas Operasional, terakhir labelingKendaraan Dinas Operasional dengan cara sudah difoto dan dicatat, jikasudah melalui prosedur tersebut berarti sudah menandakan bahwakendaraan tsb telah terinventarisir.” (Wawancara dengan informman I1-8,24 Oktober 2016, pukul 10.00, di Dinas Cipta Karya KabupatenTangerang)

Page 119: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

101

Berdasarkan pernyataan informan I1-8 dapat diketahui bahwa seluruh

Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam peralihan,

serah terima maupun mutasi jabatan dari pejabat yang bersangkutan dalam

peralihan Kendaraan Dinas Operasional harus disertakan dengan Berita Acara.

Kemudian pengelola barang di masing-masing SKPD setelah mendistribusikan

Kendaraan Dinas Operasional untuk para pegawai yang bersangkutan dan setelah

keluar Berita Acaranya, maka pengelola barang melakukan pengecekan fisik dari

Kendaraan Dinas Operasional tersebut dan melakukan labeling dengan cara sudah

difoto dan dicatat. Namun adapun informan lain selaku pengelola barang yang

berada di tiap-tiap SKPD seperti informan I1-9, dan I1-10, mengutarakan bahwa

sebenarnya proses inventarisasi yang dilakukan sama seperti SKPD lainnya,

dimana setiap pergerakan kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang harus disertai dengan Berita Acara.

Jadi berdasarkan pernyataan semua informan mengenai pencatatan

kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang, peneliti dapat

memberikan kesimpulan yaitu, proses pencatatan yang dilakukan dengan

melakukan sensus kendaraan dinas operasional, dimana sebelum melakukan

sensus, Badan Pengelolan Keuangan dan Aset Daerah melakukan rekonsiliasi di

semua SKPD, dimana dalam rekonsliasi aset ini, dilakukan pengecekan serta

pengkodean, yang selanjutnya jika sudah sesuai, hasil dari realisasi tersebut dapat

dicatat serta dikelompokkan sesuai dengan jenisnnya, misalnya kendaraan dinas

operasional di kelompokkan kedalam KIB B.

Page 120: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

102

4.4.1.3.Kodefikasi/Labelinng Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah

Kabupaten Tangerang

Kodefikasi/Labeling adalah pengkodean barang pada setiap barang

inventaris milik Pemerintah Daerah yang menyatakan kode lokasi dan kode

barang. Dalam rangka kegiatan sensus barang milik daerah, setiap barang daerah

harus diberi kode barang yang sebagai berikut : 1) Nomer Kode Lokasi; 2) Nomer

Kode Barang; 3) Nomer Register dan lain-lain.

Kodefikasi aset memegeng peran penting dalam mempermudah dan

menyederhanakan proses inventarisasi aset. Semakin banyak jenis dan jumlah aset

yang dimilkiki, maka semakin penting daerah terrsebut melakukan kategorisasi

dengan membuat lebih rinci terhadap aset aset yang dimiliki tersebut.

Kodefikasi/ lebeling merupakan kegiatan untuk menetapkan secara

sistematik ke dalam golongan, bidang, kelompok, sub kelompok, dan sub-sub

kelompok lainnya. Kodefikasi/ lebeling ini dibuat untuk mempermudah

pembukan, pendataan, dan juga sekaligus dapat mempermudah pengamanan

terhadap aset yang dimiliki. Kodefikasi yang dibuat pemerintah daerah Kabupaten

bedasarkan Peraturan Mentri Dalam Negeri No. 17 Tahun 2007 sebagai berikut:

1) Kartu Inventaris Barang (KIB) A Tanah

2) Kartu Inventaris Barang (KIB) B Peralatan dan Mesin

3) Kartu Inventaris Barang (KIB) C Gedung dan Bangunan

4) Kartu Inventaris Barang (KIB) D Jalan, Irigasi dan Jaringan

5) Kartu Inventaris Barang (KIB) E Aset Tetap Lainnya

6) Kartu Inventaris Barang (KIB) F Kontruksi dalam Pengerjaan

Page 121: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

103

7) Kartu Inventaris Ruangan (KIR)

Dengan adanya pengelompokan seperti ini maka Pemerintah Kabupaten

Tangerang lebih mudah mengetahui aset apa saja yang dimiliki oleh Pemerintah

Kabupaten Tangerang, dikarenakan setiap aset yang dimiliki sudah dikelompokan

sesuai dengan jenisnya masing-masing. Hal diatas juga serupa seperti yang telah

diutarakan oleh staff BPKAD Kabupaten Tangerang, bidang aset, bagian

inventarisasi, juga selaku Pembantu Pengelola Barang Daerah Kabupaten

Tangerang, selaku informan I1-1, dapat diketahui bahwa kodefikasi yang dilakukan

untuk kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang dengan

dikelompok kelempoknnya terlebuh dahulu sesuai dengan jenisnya, untuk

kendaraan dinas operasional dikelompokkan pada KIB B yaitu peralatan dan

mesin. Sehingga hal ini dapat memudahkan BPKAD Kabupaten Tangerang dalam

menyajikan data yang valid. Adapun juga hal serupa yang telah diutarakan oleh

informan I1-2, dan I1-3, bahwa kodefikasi/labeling yang dilakukan Pemerintah

Kabupaten Tangerang pada kendaraan dinas operasional dengan

megelompokkannya kedalam KIB B peralatan dan mesin, hal ini dilakukan agar

dapat mengetahui dan mengawasi kendaraan dinas operasional dengan baik.

Berdasarkan dengan yang diutarakan oleh informan peneliti diatas, proses

kodefikasi/labeling yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang pada

kendaraan dinas operasional sudah berjalan dengan baik dan sudah sesuai dengan

apa yang terdapat dalam Permendagri No.17 Tahun 2007, dimana

kodefikasi/labeling pada kendaraan dinas operasional dikelompokkan kedalam

KIB B yaitu peratalatan dan mesin.

Page 122: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

104

4.4.1.4. Permasalahan Inventarisasi Kendaraan Dinas Operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Inventarisasi aset sangatlah penting dilakukan, karena dengan

dilakukannya proses inventarisasi maka suatu aset dapat diketahui status

kepemilikannya dan berapa jumlah aset yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten

Tangerang. Namun pada kenyataanya inventarisasi aset sangatlah sulit untuk

dilakukan. Masih banyak permasalahan-permasalahan aset yang muncul akibat

sulitnya melakukan inventarisasi. Hal tersebut terjadi karena jumlah variasi aset

yang harus diinventarisasi banyak, jumlah item dalam variasi aset banyak. Seperti

yang tejadi pada Pemerintah Kabupaten Tangerang, yang memiliki permasalahan-

permasalahan dalam proses inventarisasi aset khususnya kendaraan dinas

operasional, adapun permasalahan yang peniliti temukan dalam kegiatan

inventarisasi aset yang dilakukan oleh Pengelola Barang yaitu seperti yang

diutarakan oleh Kepala Sub Bagian inventarisasi, bidang aset Badan Pengelolaan

dan Keuangan Daerah (BPKAD) Kabupaten Tangerang sebagai berikut :

“Banyak sekali pengguna kendaraan dinas operasional yang tidak maumenghadirkan kendaraan dinas operasional tersebut, dengan alasan tidakmembawa kendaraan tersebut dan rusak, dan kendaraan dinas opersionalsusah ditelusuri dan ditemukan fisiknya, khususnya kendaraan Roda Duayang berada di Kecamatan-Kecamatan dan di desa-desa yang berada dikecamatan tersebut, karena Camat dan Kepala Desa sebelum-sebelumnyaketika lengser darijabatannya tidak mengembalikan kendaraan dinasoperasional yang beroda dua tersebut.” (wawancara dengan informan I1-1

pukul 10.00, 31 Oktober 2016 di Badan Pengelolaan Keuangan )

Berdasarkan pernyataan informan I1-1, dalam proses inventarisasi yang

dilakukan pada kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang,

Page 123: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

105

ketika diadakannya pengecekan fisik dari kendaraan dinas operasional tersebut,

para pengguna barang susah sekali dimintai untuk menghadirkan kendaraan dinas

operasional dengan berbagai alasan, dan hal ini menyulitkan bidang aset untuk

dapat mengecek fisik kendaraan tersebut. Kemudian bidang aset juga mengalami

permasalahan dalam melakukan proses inventarisasi aset pada kendaraan dinas

operasional, dikarenakan kebanyakan Kepala Desa yang sudah lengser dari

jabatannya tidak mengembalikkan kendaraan dinas operasionalnya seperti

kendaraan roda dua, sehingga hal ini dapat menyulitkan bidang aset dalam

mencocokkan fisik dengan data yang sudah ada. Kemudian adapun permasalah

lain terkait proses inventarisasi kendaraan dinas operasional Pemerintah

Kabupaten Tangerang yang diutarakan oleh Pengelola Barang Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Tangerang yaitu ;

“Kendalanya yaitu dari proses pemeliharaan seperti pengelola harus selalumengingatkan pengguna kendaraan dalam perpanjang STNK, kemudianmutasi jabatan, dimana sipegawai itu (yang terkena mutasi) kadang mainmembawa kendaraannnya tanpa membuat Berita Acara dulu, padahalsebenernya hal ini tidak ada diperaturan yg mengharuskan pegawai dapatmembawa kendaraannya ketika mutasi pegawai. Kepala Daerah jugasudah mengeluarkan surat edaran tahun kemarin, kalau pegawai yangmutasi tidak dapat membawa serta kendaraannya, tetapi sampai sekaranghal ini masi sering terjadi.” (wawancara dengan informan I2-2, pukul 10.00WIB, DI Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah KabupatenTangerang).

Berdasarkan dengan informan I2-2, dapat diketahui bahwa terdapat

permasalahan lain dalam proses inventarisasi aset pada kendaraan dinas

operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang yaitu dalam pemeliharaan pada

kendaraan dinas operasional pengelola barang harus selalu mengingatkan akan

Page 124: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

106

perpanjang STNK, jika tidak diingatkan oleh pengelola barang, maka pengguna

kendaraan dinas operasional tersebut tentu saja tidak pernah memperpanjang

STNK dari kendaraan dinas operasional tersebut, sehingga jika tidak diingakan

kendaraan operasional tersebut mendapatkan denda dari ketelatan perpanjang

STNK. Kemudian dapat diketahui juga permasalahan dalam proses inventarisasi

aset pada kendaraan dinas operasional yaitu sering kali terjadi pada saat mutasi

jabatan pada pegawai, dimana para pegawai yang memegang kendaraan dinas

operasional mendapat mutasi jabatan ke SKPD lain, mengikutserakan kendaraan

dinas operasional yang dipegang oleh pegawai tersebut pindah ke SKPD yang

baru, tanpa sepengetahuan pengelola barang dari SKPD lama, sehingga tidak

mendapatkan Berita Acara dari mutasi kendaraan dinas operasional tersebut.

Padahal sudah kita ketahui juga bahwa setiap pergeseran kendaraan dinas

operasional harus disertakan dengan Berita Acara. Hal ini juga sudah ditegaskan

oleh Kepala Daerah melalui surat edaran pada Tahun 2015 bagi pegawainya, akan

tetapi berdasarkan pernyataan informan diatas masih saja terjadi hingga sekarang.

Hal ini juga dapat terjadi karena adanya kedekatan personal antara pengguna

barang dengan Kepala SKPD terkait, sehingga kepala SKPD tersebut dapat

memerintahkan pengelolabarang pada SKPD tersebut untuk mengeluarkan Berita

Acara, yang memperbolehkan pengguna barang tersebut, untuk membawa

kendaraan tersebut ikut pindah ke SKPD yang baru.

Hal ini juga serupa dengan pernyataan yang diuatarakan oleh Pengelola

Barang Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang, yaitu ;

“Banyak kendaraan yang dibawa pensiun, jadi kalau di Dinas Bina Margadan Pengairan ini, dari barang bergerak seperti kendaraan, laptop, tidak

Page 125: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

107

pernah ada Laporan Mutasi atau Berita Acara ke saya selaku pengurusbarang, jadi itupun baru ada Berita Acaranya setelah 3 bulan kedepan, jadisaya kadang selakuu Pengurus barang cuman tahu hanya pengguna barang,selebihnya seperti fisik atau kondisinya tidak tahu, makanya kadang untukKendaraan Dinas Operasional banyak yang dibawa pensiun, hal ini jugadapat menyulitkan ketika proses sensus. Kemudian, dalam prosespengecekan STNK tetapi tidak ada yang datang untuk pengambilan kuponBBM, padahal hanya photo copyan STNKnya saja bukan fisik dariKendaraan Dinas Operasionalnya.”(wawancara dengan informan I1-10,

pukul 10.00 WIB, di Kantor Bina Marga dan Pengairan KabupatenTangerang).

Berdasarkan pernyataan informan I1-10, dalam proses inventarisasi pada

kendaraan dinas operasional dapat diketahui bahwa setiap kendaraan dinas

operasional jika terjadi mutasi hingga masa akhir jabatan, tidak pernah ada

laporan kepada pengelola barang, sehingga hal ini membuat pengulola barang

sulit dalam melakukan pencatatan serta pengecekan fisik pada kendaraan dinas

operasional.

Jadi berdasarkan pernyataan informan-informan diatas, peneliti dapat

mengambil kesimpulan dalam permasalahan dalam inventarisasi aset pada

kendaraan dinas operasional yaitu kebanyakan pegawai yang mendapat wewenang

menggunakan kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangeranng,

jika sudah masa akhir jabatannya banyak sekali pegawai tersebut yang membawa

kendaraan dinas operasional tersebut, padahal sesuai dengan peraturan dalam

Berita Acara Kendaraan dan syarat megajukan permohonan pensiun, harus

mengembalikan kendaraan dinas operasional juga, atau pegawai tersebut sudah

tidak lagi memegang barang milik daerah, kemudian ketika mutasi jabatan pada

pegawai Pemerintah Kabupaten Tangerang juga mengikutsertakan kendaraan

Page 126: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

108

dinas operasionalnya ikut pindah ke SKPD yang baru tanpa melapor dan dilampiri

dengan Berita Acara Kendaraan kepada pengelola barang di SKPD lama, dan

terakhir ketika pengecekan fisik serta dokumen kelengkapan seperti STNK,

pengguna kendaraan dinas operasional tersebut susah sekali menghadirkan

kendaraan dinas operasional yang dipegangnya, sehingga hal ini dapat

menghambat tugas BPKAD bidang aset bagian inventarisasi, dan pengelola

barang disetiap SKPD, dalam mengelola dan menyajikan data yang valid. Jadi

dengan adanya permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam inventarisasi

pada kendaraan dinas operasional ini, dapat disimpulkan bahwa proses

inventarisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang belum

berjalan dengan baik.

4.4.1.5. Batas Akhir Penggunaan Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah

Kabupaten Tangerang.

Penentuan batas akhir penggunaan kendaraan dinas operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang pada pengguna kendaraan dinas operasional,

merupakan hal yang perlu diperhatikan agar dapat terus menjaga, mengamankan,

mengawasi serta memanfaatkan kendaraan dinas operasional sesuai dengan

fungsinya, jadi diharapkan bagi pengelola barang disetiap SKPD Pemerintah

Kabupaten Tangerang harus dapat mengawasi dan mengetahui setiap pergeseran

dari kendaraan dinas operasional pada SKPD nya, sehingga hal ini dapat

membantu Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Pemerintah Kabupaten

Page 127: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

109

Tangerang dalam menyajikan data yang valid. Dalam penentuan batas akhir

penggunaan kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang pada

pengguna kendaraan dinas operasional tentu saja memiliki waktu dimana

pengguna kendaraan dinas operasional tersebut tidak lagi menggunakan atau

mengembalikan kendaraan dinas operasional yang dipegangnya yaitu seperti yang

diutarakan oleh Kepala Sub Bagian Inventarisasi Bidang Aset Badan Pengelola

Keuangan dan Aset daerah(BPKAD) Kabupaten Tangerang yaitu :

”pengguna kendaraan tidaklagi memakai kendaraan dinas operasionalketika pensiun, meninggal dunia, dan diberhentikan”. (wawancara denganinforman I1-1, 31 Oktober 2016 pukul 10.00 WIB di Kantor Aset BadanPengelola Keuangan dan Aset daerah(BPKAD) Kabupaten Tangerang )

Berdasarkan pernyataan informan I1-1, dapat diketahui bahwa pengguna

barang tidak dapat menggunakan kendaraan dinas operasional ketika pengguna

barang tersebut sudah pensiun, meninggal, dan diberhentikan dari jabatannya,

maka pegawai tersebut harus mengembalikkan kendaraan dinas operasional

tersebut. Hal ini juga sama dengan yang diutarakan dengan informan I1-2, I1-3, I1-6,

I1-8, I1-9, I1-10, I1-11, bahwa pegawai Pemerintah Kabupaten Tangerang tidak dapat

menggunakan Kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang,

ketika pegawai tersebut pensiun, meninggal dunia, dan diberhentikan

Akan tetapi seperti yang terjadi pada salah satu SKPD di Pemerintah

Kabupaten Tangerang, terdapat kendaraan dinas operasional yang tidak dapat

dibuktikan fiisiknya, hanya tercantum pada data kendaraan dinas opersional

Pemerintah Kabupaten Tangerang, berikut merupakan daftar kendaraan dinas

operasional yang tidak ditemukan fisiknya :

Page 128: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

110

Tabel 4.4

Daftar Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang yang Tidak Diketemukan Fisiknya

SKPD JenisKendaraan Spesifikasi Kondisi

Kendaraan Keterangan

Kecamatan Gunung KalerSepedaMotor

Honda Win BaikTidak DiketemukanFisiknya

Kecamatan Gunung KalerSepedaMotor

Honda Win BaikTidak DiketemukanFisiknya

Kecamatan Gunung KalerSepedaMotor

Honda Win BaikTidak DiketemukanFisiknya

Kecamatan Gunung KalerSepedaMotor

Honda Win BaikTidak DiketemukanFisiknya

Kecamatan Gunung KalerSepedaMotor

Honda Win BaikTidak DiketemukanFisiknya

Kecamatan Gunung KalerSepedaMotor

Honda Win BaikTidak DiketemukanFisiknya

Kecamatan Gunung KalerSepedaMotor

Honda Win BaikTidak DiketemukanFisiknya

Kecamatan Gunung KalerSepedaMotor

Honda Win BaikTidak DiketemukanFisiknya

Kecamatan Gunung KalerSepedaMotor

Honda Win BaikTidak DiketemukanFisiknya

Dinas Koperasi, Usaha Mikro,Kecil dan Menengan Mini Bus SUZUKI baik

Tidak DiketemukanFisiknya

Dinas Koperasi, Usaha Mikro,Kecil dan Menengan Mini Bus SUZUKI baik

Tidak DiketemukanFisiknya

(Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang,

2015)

Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa masih ada kendaraan yang tidak

diketemukan fisiknya oleh pengelola barang, tentu saja hal ini dapat

mempengaruhi pada keakuratan nilai aset di neraca pemerintah daerah. Adapun

Page 129: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

111

penjelasan dari Kepala Sub Bagian Inventarisasi Bidang Aset Badan Pengelola

Keuangan dan Aset daerah(BPKAD) Kabupaten Tangerang yaitu :

“Banyak sekali pengguna kendaraan dinas operasional yang tidak maumenghadirkan kendaraan dinas operasional tersebut, dengan alasan tidakmembawa kendaraan tersebut dan rusak, dan kendaraan dinas opersionalsusah ditelusuri dan ditemukan fisiknya, khususnya kendaraan Roda Duayang berada di Kecamatan-Kecamatan dan di desa-desa yang berada dikecamatan tersebut, karena Camat dan Kepala Desa sebelum-sebelumnyaketika lengser darijabatannya tidak mengembalikan kendaraan dinasoperasional yang beroda dua tersebut.” (wawancara dengan informan I1-1,31 Oktober 2016 pukul 10.00 WIB di Kantor Aset Badan PengelolaKeuangan dan Aset daerah(BPKAD) Kabupaten Tangerang )

Berdasarkan pernyataan informan I1-1, masih banyak kendaraan dinas

operasional yang terjadi di SKPD lain yang dibawa pensiun, padahal seharusnya

sesuai dengan peraturan, dalam pengajuan pensiun yang ditandatangani Kepala

SKPD, didalamnya terdapat peraturan bahwa dalam mengajukan permohonan

pensiun, pegawai tidak lagi memegang barang milik daerah jenis apapun termasuk

kendaraan dinas operasional. Akan tetapi, yang terjadi pada Pemerintah

Kabupaten Tangerang masih saja terdapat kendaraan dinas operasional yang

dibawa pensiun, padahal sesuai denga peraturannya tidak dapat dibawa pensiun.

Hal ini juga berdasarkan yang diutarakan oleh Kepala Sub Bagian

Inventarisasi Bidang Aset Badan Pengelola Keuangan dan Aset daerah(BPKAD)

Kabupaten Tangerang yaitu :

”Didalam persyaratan pengajuan pensiun terdapat surat pernyataan yangditandatangani oleh Kepala SKPD, yang menyatakan bahwa Pegawaitersebut tidak lagi memegang Barang Milik Daerah termasuk KendaraanDinas Operasional,hal ini lebih kepada tanggung jawab dari Kepala SKPDmasing masing” (wawancara dengan informan I1-1, 31 Oktober 2016 pukul

Page 130: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

112

10.00 WIB di Kantor Aset Badan Pengelola Keuangan dan Asetdaerah(BPKAD) Kabupaten Tangerang)

Berdasarkan pernyataan informan I1-1, telah diketahui bahwa dalam

pengajuam pensiun, berarti begawai tersebut telah mengembalikkan barang milik

daerah khususnya kedaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Dimana hal ini merupakan tanggung jawab dari Kepala SKPD yang bersangkutan,

yang memiliki peran dalam mengawasi pengguna kendaraan dinas operasional

ketika pendistribusian maupun ketika masa akhir jabatan, karena setiap Berita

Acara dari kendaraan dinas operasional dalam hal apapun berdasarkan persetujuan

Kepala SKPD masing-masing.

Tabel 4.5

Daftar Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang yang Tidak Diketemukan

Dinas Koperasi, UsahaMikro, Kecil dan Menengan Mini Bus SUZUKI baik

Tidak DiketemukanFisiknya

Dinas Koperasi, UsahaMikro, Kecil dan Menengan Mini Bus SUZUKI baik

Tidak DiketemukanFisiknya

(Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang,

2015).

Namun adapun penjelasan yang diutarakan oleh informan I1-10 yaitu selaku

pengelola barang Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yaitu,

kendaraan dinas operasional yang tidak ditemukan pada tabel diatas, sebenarnya

ada, akan tetapi pengelola barang tidak melampirkan data kendaraan dinas

Page 131: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

113

operasional tersebut dengan foto, jadi adanya kendaraan dinas operasional yang

tidak diketemukan fisiknya yang terdapat pada Dinas Koperasi, Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah Kabupaten Tangerang dikarenakan ketika melakukan

rekonsiliasi aset di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Tangerang, Pengelola Barang tidak melampirkan foto dari kendaraan dinas

operasional tersebut. Dimana berdasarkan dengan informan I1-2, selaku staff Badan

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang, bidang aset,

bagian inventarisasi aset dan selaku Pembantu Pengelola Barang Daerah yaitu

mengutarakan bahwa kendaraan dinas operasional dengan keterangan tidak

diketemukan fisiknya hal itu dikarenakan waktu seluruh pengelola barang SKPD

melakukan rapat rekonsiliasi aset, terdapat pengelola yang tidak melampirkan

foto, disitu kami anggap berarti kendaraan dinas operasional tersebut tidak

diketemukan fisiknya, kemudian adapun hal lain terkait keterangan tidak

diketemukan fisiknya pada kendaraan dinas operasional dikarenakan dibawa

pensiun, dan hilang .

Adapun permasalahan lain yang terjadi pada SKPD Pemerintah Kabupaten

yang diutarakan oleh Pengelola Barang Dinas Bina Marga dan Pengairan yaitu :

“Banyak kendaraan yang dibawa pensiun, jadi kalau di Dinas Bina Margadan Pengairan ini, dari barang bergerak seperti kendaraan, laptop, tidakpernah ada Laporan Mutasi atau Berita Acara ke saya selaku pengurusbarang, jadi itupun baru ada Berita Acaranya setelah 3 bulan kedepan, jadisaya kadang selakuu Pengurus barang cuman tahu hanya pengguna barang,selebihnya seperti fisik atau kondisinya tidak tahu, makanya kadang untukKendaraan Dinas Operasional banyak yang dibawa pensiun. .”(wawancaradengan informan I1-9, pukul 10.00 WIB, di Kantor Bina Marga danPengairan Kabupaten Tangerang).

Page 132: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

114

Berdasarkan pernyataan informan I1-9, dapat diketahui pada Dinas Bina

Marga dan Pengairan Kabupaten Tangerang, bahwa Pengelola Barang Dinas Bina

Marga dan Pengairan tidak mengetahui pergeseran dari setiap kendaraan dinas

operasionalnya, pengelola barang hanya mengetahui pemegang awalnya saja, hal

ini dikarenakan oleh pengguna barang tidak pernah melaporkan setiap pergeseran

barang milik daerah khususnya kendaraan dinas opersional, padahal telah kita

ketahui bahwa setiap pergerakan dari kendaraan dinas operasional harus disertai

oleh Berita Acara agar memudahkan pengelola barang dalam mengamankan serta

mengawasi kendaraan dinas Pemerintah Kabupaten Tangerang. Sehingga hal ini

membuat pengguna barang ketika masa akhir jabatan dapat membawa kendaraan

dinas operasional milik Pemerintah Kabupaten Tangerang, yang seharusnya

sesuai dengan peraturan harus dikembalikan.

Padahal sebenarnya kendaraan dinas operasional tidak dapat dimiliki oleh

pegawai/pejabat tersebut, akan tetapi pejabat/pegawai tersebut dapat mengukuti

lelang terbatas dengan mengajukan permohonan kepada BPKAD Kabupaten

Tangerang, akan tetapi perlu digaris bawahi bahwa lelang terbatas hanya dapat

dilakukan oleh pejabat eksekutif saja seperti Bupati, Wakil Bupati, Kepala

Sekertariat Daerah, Ketua dan Wakil DPR Kabupaten Tangerang. Hal ini

berdasarkan dengan informan I1-1, namun adapun informan lain yang mengatakan

bahwa proses pelalangan dapat dilakukan oleh pegawai/pejabat Pemerintah

Kabupaten Tangerang yang mengajukan kepada BPKAD Kabupaten tangerang

seperti informan I1-2, dan informan I1-8.

Page 133: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

115

Kemudian berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan

peneliti, kendaraan dinas operasional yanng dibawa pensiun, dikarenakan

perawatan kendaraan tersebut biasanya menggunakan perawatan dari kendaraan

dinas operasional tersebut berasal dari dana sendiri oleh pengguna barang

tersebut. Hal ini terjadi karena kurangnya koordinasi antara pengguna barang

dengan pengelola barang, selain itu hal ini terjadi karena adanya peraturan yang

menyebutkan kendaraan dapat dihapuskan apabila umur kendaraan tersebut diatas

8(delapan) tahun diperbolehkan unntk dihapuskan, dan yang terjadi dilapangan

adalah kendaraan yang dibawa pensiun adalah kendaraan yang telah berusia diatas

8(delapan) dengan kondisi rusak berat, yang telah termasuk dalam kategori boleh

dihapuskan.

Berdasarkan semua penjelasan yang diutarakan informan-informan diatas,

peneliti dapat mengambil kesimpulan, batas akhir penggunaan kendaraan dinas

operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang pada pengguna kendaraan dinas

operasional belum berjalan dengan baik, hal ini dikarenakan masih banyak

kendaraan dinas yang dibawa pensiun oleh pengguna barang tersebut, padahal

sesuai dengan peraturannya dalam pengajuan pensiun bagi pegawai, pegawai

tersebut berarti sudah menyatakan bahwa pegawai tersebut tidak lagi memegang

atau menggunakan kendaraan dinas operasional, yang mana dalam pengajuan

pensiun harus menyerahkan Berita Acara Serah Terima dari kendaraan dinas

operasional tersebut, dan tentu saja hal ini berdasarkan tanggung jawab dari

Kepala SKPD terkait. Karena pengajuan permohonan tersebut berdasarkan

persetujuan yang diketahui oleh Kepala SKPD.

Page 134: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

116

4.4.1.6.Spesifikasi Kendaraan Dinas Operasional Berdasarkan Jabatan pada

Pejabat/Pegawai Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Adanya kendaraan dinas operasional pada tip-tiap SKPD sangat

diperlukan, karena untuk kelancaaran pelaksanaan kegiatan operasional

pejabat/pegawai. Dapat kita ketahui juga dalam menjalankan tupoksinya

pejabat/pegawai tersebut, tidak hanya ditentukan oleh kemampuan atau

keterampilan yang dimiliki oleh pejabat/pegawai tersebut, tetapi juga sangat

dipengaruhi oleh faktor lain seperti sarana perlengkapan kerja yang memadai

yaitu kendaraan dinas operasional. Adanya kendaraan dinas operasional sangat

diperlukan dalam menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan operasional

pejabat/pegawai, akan tetapi harus memperhatikan aspek manfaat dan sesuai pada

tugas pokok dan fungsi serta anggaran yang tersedia. Oleh karena itu, perlunya

adanya pengatuan kendaraan dinas operasional pada pejabat/pegawai Pemerintah

Kabupaten Tangerang sesuai dengan spesifikasinya berdsarkan dengan jabatan

pada pegawai/pejabat Pemerintah Kabupaten Tangerang. Kemudian dapat kita

ketahui berdasarkan dengan yang diutarakan oleh Kepala Sub Bagian

Inventarisasi, bidang aset, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Tangerang :

“Yang pertama, sesuai dengan ketentuan KDO diatur pada ketentuanPrasarana Pemerintah Daerah, ketentuannya yaitu sebenernya yangdiberikan KDO itu, hanya Kepala Bidang(Eselon III), sedangkan untukpegawai Eselon IV itu hanya berupa kendaraan roda dua secara peraturanseperti itu, namun karena banyaknya kendaraan dinas operasional yangdimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang, hampir seluruh pegawaiEselon IV dapat memegang kendaraan dinas operasional, dan mekanismeuntuk mendapatkan Kendaraan Dinas Operasional sesuai denngan

Page 135: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

117

peraturan Bupati, yang jelas mengajukan permohonan oleh Sekertariatdaerah sebagai pengelola dari pengadaannya pun juga dilakukan olehSekertariat Daerah bagian Umum. (wawancara dengan informan I1-1,

Kamis 31 Oktober 2016, di Kantor Badan Pengelolaan Keuangan dan AsetDaerah Kabupaten Tangerang).

Berdasarkan informan I1-1, dapat diketahui bahwa proses pendistribusian

kendaraan pada pejabat/pegawai Pemerintah Kabupaten Tangerang dengan

mengajukan permohonan terlebih dahulu pada Sekretariat Daerah, akan tetapi

sebenarnya kendaraan dinas operasional hanya diberikan untuk eselon III,

sedangkan untuk penggunaan kendaraan dinas operasional pada eselon IV yaitu

hanya berupa kendaraan roda dua, kemudian hal ini juga serupa dengan yang

diutarakan oleh informan I1-5 yaitu, proses pendistribusian pada kendaraan dinas

operasional Pemerintah Kabupaten berdasarkan pengajuan atau permohonan

terlebih dahulu dari tiap-tiap SKPD kepada Sekretariat Daerah bagian umum,

kemudian setelah itu, Sekretariat Daerah bagian umum menyesuaikan sesuai

dengan anggaran yang tersedia, dan lebih mendahulukan permohonan dari

kendaraan dinas operasional pada SKPD yang lebih membutuhkan terlebih

dahulu, artinya tidak semua SKPD yang mengajukan kendaraan dinas operasional

dapat langsung diadakan kendaraan dinas operasional, akantetapi Sekretariat

Daerah lebih mengutamakan pada SKPD yang memang lebih membutuhkan

kendaraan dinas operasional untuk tupoksinya.

Jadi berdasarkan informan-informan peneliti diatas, peneliti dapat

mengambil kesimpulan, bahwa proses pendistribusian yang dilakukan Pemerintah

Kabupaten Tangerang, berdasarkan dengan permohonan pada tiap-tiap SKPD

yang diajukan pada Sekretariat daerah bagian umum, akan tetapi disesuaikan

Page 136: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

118

dengan kegiatan operasionalnya, dimana SKPD yang lebih membutuhkan lebih

diutamakan. Dari sini dapat kita ketahui juga, sebenarnya jika proses

pendistribusian kendaraan dinas operasional berdasarkan jabatan pada

pejabat/pegawai Pemerintah Kabupaten Tangerang belum berjalan dengan baik,

karena seperti yang telah diutarakan oleh informan I1-1 yaitu, ketentuan spesifikasi

pada kendaraan dinas operasional untuk kendaraan roda empat hanya

diperuntukkan untuk Eselon III saja, sedangkan untuk eselon IV, hanya berupa

kendaraan bermotor. Hal ini juga sebenarnya berdasarkan dengan Peraturan

Menteri Kuangan Nomor 76/PMK.06/2015, Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun

2006 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 17 Tahun 2007. Dan sudah

ditentukan dalam menggunakan kendaraan dinas operasional sesuai dengan

spesifikasi mesin berdasarkan jabatan pada pejabat/pegawai Pemerintah

Kabupaten Tangerang, seperti yang tertera dalam Peraturan Menteri Nomor

76/PMK.06/2015 tentang Standar Barang dan Standar Kebutuhan Barang Milik

Negara Berupa Alat Angkutan Darat Bermotor Dinas Operasional Jabatan di

Dalam Negeri yaitu :

Tabel 4.6

Peraturan Menteri Keuangan tentang Standar Kendaraan Dinas

Operasional.

No. Jabatan Jenis Jum. Kapasitas Mesin

1. Eselon Ia dan yang setingkat Sedan/SUV 1 2.000 cc/3.500 cc

2. Eselon Ia dan yang setingkat Sedan 1 2.000 cc

Page 137: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

119

3. E.selon IIa dan yang setingkat SUV 1 2.500 cc

4 Eselon IIb dan yang setingkat SUV 1 2.000 cc

5. Eselon III dan yang setingkat,

berkedudukan sebagai Kepala Kantor

MPV 1 2.000 cc bensin

/2.500 cc diesel

6. Eselon IV dan yang setingkat, Kepala

Kantor dgn min Wilayah kerja kurang 1

kab/kota

MPV 1 1.500 cc

7. Eselon IV dan yang setingkat, Kepala

Kantor dgn min Wilayah kerja kurang 1

kab/kota

Sepeda

Motor

1 225 cc

Sebagai yang sudah tercantum pada peraturan tersebut, tentu saja Pemerintah

Kabupaten Tangerang sudah harus mengacu kepada ketentuan peraturan-peraturan

tersebut. Akan tetapi yang terjadi pada Pemerintah Kabupaten Tangerang, masih

saja terdapat pegawai/pejabat yang belum sesuai dengan spesifikasi kendaraan

dinas operasional berdasarkan jabatan pada pejabat/pegawai, seperti yang terjadi

pada Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Tangerang, dimana

terdapat Kepala Unit Pelayanan Terpadu (KUPT) Koperasi dan Usaha Makro,

Kecil, dan Menegah Kabupaten Tangerang menggunakan jenis mobil MPV

dengan kapasitas mesin 2.500 cc, padahal seharusnya Kepala Unit Pelayanan

Terpadu (KUPT) Koperasi dan Usaha Makro, Kecil, dan Menegah Kabupaten

Tangerang, menggunakan mobil berjenis MPV dengan kapasitas mesin 1.500cc,

hal ini berdasarkan dengan yang diutarakan informan I1-2. Namun setelah

ditelusuri oleh peneliti, dapat diketahui dari informan I1-11, bahwa sebenarnya

memang Kepala Unit Pelayanan Terpadu (KUPT) Koperasi dan Usaha Makro,

Page 138: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

120

Kecil, dan Menegah Kabupaten Tangerang menggunakan jenis mobil MPV

dengan kapasitas mesin 2.500 cc, hal ini dikarenakan untuk menujang kegiatan

operasional dari KUPT Koperasi dan Usaha Makro, Kecil, dan Menegah

Kabupaten Tangerang, dimana kegiatan operasional yang dilakukan oleh KUPT

harus menelusuri daerah-daerah Kabupaten Tangerang bagian Pantai Utara, yang

mana jika dilihat dari medan perjalanan yang ditempuh, tidak memungkinkan

menggunakan kendaraan dinas operasional dengan spesifikasi mesin 1.500 cc,

tetapi jika dilihat-lihat sebenarnya juga dapat menggunakan kendaraan dinas

operasional dengan spesifikasi mesin 1.500 cc, hal ini sudah pernah dilakukan,

tetapi tentunya hal ini memerlukan biaya perawatan terus-menerus, dikarenakan

medan perjalanan yang tidak mendukung, jadi kami melakukan pengajuan untuk

pengadaan kendaraan dinas operasional dari Kepala Unit Pelayanan Terpadu

(KUPT) Koperasi dan Usaha Makro, Kecil, dan Menegah Kabupaten Tangerang

menggunakan kendaraan dinas operasional yang memungkinkan untuk membantu

kami dalam menjalankan kegiatan operasional, tanpa terus-menerus mengeluarkan

biaya perawatan dari kendaraan dinas operasional yang dikarenakan dengan

medan perjalanan yang tidak mendukung, maka diputuskan bahwa kendaraan

dinas operasional untuk Kepala Unit Pelayanan Terpadu (KUPT) Koperasi dan

Usaha Makro, Kecil, dan Menegah Kabupaten Tangerang menggunakan

kendaraan dinas operasional dengan spesifikasi 2.500 cc agar dapat menunjang

kegiatan operasional.

Jadi dapat diketahui, ternyata spesifikasi kendaraan dinas operasional

berdasarkan jabatan pada pegawai/pejabat Pemerintah Kabupaten Tangerang,

Page 139: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

121

yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang sudah sesuai akan tetap

belum sesuai denga prosedur, karena Pemerintah Kabupaten dalam menetukan

spesifikasi kendaraan dinas operasional berdasarkan jabatan pada

pegawai/pejabat, lebih mendahulukan dengan kebutuhan agar dapat membantu

kegiatan operasional pada tiap-tiap SKPD tersebut.

4.4.2. Legal Audit

Legal audit merupakan sebagai lingkup kerja manajemen aset yang berupa

inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur penguasaan atau

pengalihan aset. Selanjutnya, identifikasi dan mencari solusi atas permasalahan

legal dan strategi untuk memecahkan berbagai permasalahan legal yang terkait

dengan penguasaan dan pengalihan aset. Masalah yang sering dihadapi dalam

legal audit, menyangkut status penguasaan yang lemah, aset dikuasai pihak lain,

dan lain-lain.

Jadi dalam penelitian ini siklus legal aduit dideskripsikan mengenai hal-

hal seperti landasan hukum dalam penguasaan aset dan mengamankan kendaraan

dinas perasional, dasar hukum dalam menggunakan kendaraan dinas operasional.

4.4.2.1. Legal Audit pada Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah

Kabupaten Tangerang.

Kegiatan legal audit yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten

Tangerang yaitu sangat diperlukan, dimana kegiatan legal audit sangat bermanfaat

Page 140: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

122

untuk mengamankan barang milik daerah Pemerintah Kabupaten Tangerang.

seperti yang telah diutarakan oleh Kepala Sub Bagian Umum Pemerintah

Kabupaten Tangerang yaitu :

“Kegiatannya yaitu melakukan pencatatan secara tertib dan teratur sepertipencatatan untuk penerimaan barang, pengeluaran barang, dan keadaanpersediaan barang kedalam buku barang menurut jenisnya yg terdiri daribuku barang inventaris, buku barang pakai habis, buku hasil pengadaan,kartu barang, kartu persediaan barang. Dimana dari kegiatan tersebutdiharapkan dapat mengamankan, mengendalikan, memanfaatkan danmengawsi setiap barang milik.” (wawancara dengan informan I1-5, Kamis,8 November 2016 pukul 09.00 WIB di Kantor Sekretariat DaerahKabupaten Tangerang)

Berdasarkan pernyataan informan I1-5, proses legal audit yang dilakukan

oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang yaitu dengan tertib dan teratur dalam

setiap pencatatan, maksudnya yaitu proses inventarisasi yang tertib dan teratur

juga dapat membatu dalam kegiatan legal audit yang dilakukan oleh Pemerintah

Kabupaten Tangerang pada kendaraan dinas operasional untuk dapat mengawasi,

mengamankan, mengendalikan, serta memanfaatkan kendaraan dinas operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang dengan baik. Hal ini juga serupa dengan yang

diutarakan oleh informan I1-6, selaku, staff Bagian Umum Sekretariat Daerah yaitu,

kegiatan inventarisasi yang baik dapat menjadi suatu proses mengamankan

kendaraan dinas operasional Pemerintah kabupaten Tangerang.

Berdasarkan pernyataan yang diutarakan oleh informan, peneliti dapat

mengambil kesimpulan yaitu, proses legal audit yang dilakukan Pemerintah

Tangerang yaitu dengan tertib dan teratur dalam kegiatan inventarisasi kendaraan

dinas operasional. Karena proses inventarisasi kendaraan dinas operasional jika

dilakukan dengan baik, teratur dan tertib dapat membantu proses legal audit pada

Page 141: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

123

kendaraan operasional, seperti mengamankan, mengawasi, mengendalikan, serta

memanfaatkan kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang.

4.4.2.2.Permasalahan Legal Audit pada Kendaraan Dinas Operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Pengamanan terhadap barang milik daerah merupakan suatu kewajiban

yang harus dilakukan oleh setiap pengelola barang milik daerah. Pengamanan

hukum berarti bahwa setiap barang yang menjadi aset daerah harus memiliki bukti

kepemilikan atas nama pemerintah daerah. Pengamanan dari aspek hukum

dilakukan dengan cara melengkapi bukti kepemilikan atas nama pemerintah

daerah, seperti sertifikat (tanah) dan BPKB (kendaraan).

Kemudian terkait masalah legal yang dimiliki dalam kendaraan dinas

operasional, sudah pasti memiliki keterkaitan dengan bukti kepemilikan

kendaraan dinas itu milik Pemerintah Kabupaten Tangerang baik itu dibuktikan

dari Buku Kepilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) Surat Tanda Nomor

Kendaraan Bermotor (STNK). Dimana bukti dari Buku Kepilikan Kendaraan

Bermotor (BPKB) kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang

ini dipegang oleh pengelola aset dan diserahkan oleh Badan Pegelola Keuangan

dan Aset daerah (BPKAD) bidang aset sudah dilakukan, sedangkan untuk Surat

Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK) dipegang oleh Pengguna Barang.

Akan tetapi sesuai dengan kenyataannya masih terdapat kendaraan dinas

operasional milik Pemerintah Kabupaten yang tidak memiliki BPKB, berikut

Page 142: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

124

merupakan beberapa kendaraan dinas operasional yang tidak memiliki dokumen

kepemilikan yaitu ;

Tabel 4.7

Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang

yang Tidak memiliki Dokumen Kepemilikan

SKPDJenis

Kendaraan

Spesifika

si

Nomor

PolisiKondisi Keterangan

Dinas KesehatanMobil

AmbulanceIsuzu A 9937 A Baik

Tidak ada

BPKB

Dinas Kesehatan Sepeda Motor Yamaha B5652 CQ BaikTidak ada

BPKB

Dinas Kesehatan Sepeda Motor Suzuki B5873 CQ BaikTidak ada

BPKB

Dinas Kesehatan Sepeda Motor Yamaha B6063NIQ BaikTidak ada

BPKB

Dinas Bina

Marga dan

Pengairan

Sepeda Motor Suzuki B 6118 CQ BaikTidak ada

BPKB

Dinas Bina

Marga dan

Pengairan

Sepeda Motor Honda B 5118 CQ BaikTidak ada

BPKB

Dinas Bina

Marga dan

Pengairan

Sepeda MotorSuzuki

SmashB 6489 NIQ Baik

Tidak ada

BPKB

Dinas Bina

Marga dan

Pengairan

Sepeda MotorSuzuki

SmashB 6411 NIQ Baik

Tidak ada

BPKB

Dinas Bina

Marga dan

Pengairan

Sepeda Motor Honda B 3160 FQ BaikTidak ada

BPKB

Page 143: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

125

(Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang, 2015).

Dari data diatas telah ditemukan 9(sembilan) kendaraan dinas operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang, dimana telah diketahui bahwa dokumen

kepemilikan seperti Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) merupakan

dokumen yang sangat penting untuk dapat membuktikan bahwa kendaraan

tersebut merupakan kendaraan milik Pemerintah Kabupaten Tangerang. Dimana

setiap kendaraan dinas harus dilengkapi dengan BPKB yang disimpan oleh

instansi. Akan tetapi, bertentangan dengan hal tersebut, kendaraan dinas

operasional yang terdapat pada Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten

Tangerang dan Dinas Bina Marga dan Pengairan, terdapat beberapa kendaraan

dinas operasional yang tidak memiliki BPKB, hal ini berdasarkan pada KIB B

Pemerintah Kabupaten Tangerang, dimana KIB merupakan laporan tahunan yang

harus dibuat oleh SKPD yang digunakan untuk mengetahui kondisi barang milik

daerah dengan baik. Jadi dari data diatas yaitu daftar kendaraan dinas operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang yang Tidak memiliki Dokumen Kepemilikan,

dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa pengelola barang belum menginventarisir

kendaraan dinas operasionalnya dengan baik, karena terdapat beberapa kendaraan

dinas operasional yang tidak memiliki dokumen kepemilikan seperti Buku

Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), hal ini juga dapat menandakan bahwa

tidak ada kejelasan atas status kepemilikan kendaraan dinas operasional dan bisa

menimbulkan terjadinya pengalihan dari kendaraan dinas operasional itu.

Adapun penjelasan yang diutarakan oleh Pengelola Barang Dinas

Kesehatan Kabupaten Tangerang yaitu :

Page 144: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

126

“dengan Barang Milik Daerah yang lama, seperti barang atau kendaraandinas operasional yang berasal dari dari tahun lama yang tidak aadacatatannya cuman ada fisiknya dan tidak tau berasal dari APBD tahunberapanya yaitu tahunnya dibawah tahun 2007, karena mulai adapencatatan di Pemerintah Kabupaten itu sekitar tahun 2007 yaitu denganmengupload ke SIMDA BMD, dalam artian belum ada pencatatan sepertisekarang, jadi sebelum tahun 2007 belum ada pencatatan, jadi harusmelengkapi pencatatan dari kendaraan dinas operasional yang dari tahun2007. Sebenernya saya sendiri mulai bekerja jadi pengelola barang tahun2006, jadi karena tidak tau asal usul kendaraan tersebut, yang seperti inijuga bisa mengakibatkan hilangnya BPKB dari beberapa kendaraan, dansampai sekarang juga proses sensus di Dinas Kesehatan sebenernyabelemu selesai, karena salah satunya dikarenakan oleh kendaraan tersebutyang umurnya dibawah 2007.” (wawancara dengan informan I1-10, pukul10.00, 11 Agustus 2016, di Kantor Dinas Kesehatan KabupatenTangerang).

Berdasarkan dengan informan I1-10, Pemerintah Kabupaten Tangerang baru

melakukan kegiatan dengan menggunakan SIMDA BMD tahun 2007, sehingga

hal ini memiliki dampak keetidaktahuan mengenai tahun pembelian, berasal dari

APBD tahun berapa dari kendaraan dinas operasinal tersebut. Hal ini juga

membuat tidak lengkapnya atau tidak jelas keberadaan dokumen kepemilikan

kendaraan dinas operasional seperti BPKB apalagi pada kendaraan dina

operasional yang masih ada fisikinya akan tetapi berasal dari tahun pembelian

APBD dibawah tahun 2006.

Jadi peneliti dapat menyimpulkan berdasarkan dengan permasalahan legal

audit pada kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang yaitu

proses legal audit pada kendaraan dinas operasional belum berjalan dengan baik,

hal ini dikarenakan oleh masih ada kendaraan dinas operasinal Pemerintah

Kabupaten Tangerang yang belum terinventarisir dengan baik, karena kendaraan

tersebut tidak memiliki dokumen kepemilikan yang lengkap seperti BPKB.

Padahal proses legal audit pada kendaraan dinas operasional merupakan termasuk

Page 145: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

127

dalam kegiatan tertib dalam hal innventarisasi agar kendaraan dinas operasional

Pemerintah Kabupaten tersebut, dapat diamankan secara baik, dengan cara

mengamankannya dengan bukti kepemilikan yang sah yaitu Buku Pemilik

Kendaraan Bermotor.

4.4.3. Penilaian Aset

Kesatuan kerja lanjutan dari manajemen aset, yaitu berupa kegiatan

penilaian aset sebagai upaya penilaian atas aset yang dikuasai pemerintah daerah

dan biasanya kegiatan ini dilakukan oleh konsultan penilaian independent. Hasil

dari nilai tersebut akan dimanfaatkan untuk mengetahui nilai kekayaan maupun

informasi untuk penetapan harga bagi aset yang ingin dijual.

Penilaian merupakan terjemahan dari istilah appraisal dan valuation.

Istilah appraisal lebih banyak digunakan di Amerika Serikat. Sedangkan valuation

atau values biasa dipakai di Inggris dan negara anggota pemakmuran, jadi

penilaian pada dasarnya merupakan estimasi atau opini, walaupun didukung oleh

alasan atau analisis rasional. Penilaian pada pronsipnya merupakan suatu proses

indikasi melalui suatu pengetahuan atau metode tertentu terhadap suatu objek

suatu kepentingan atau tujuan tertentu. Penilaian barang milik daerah perlu

dibedakan menjadi dengan penilaian pada umumnya. Penilaian barang milik

daerah merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan seorang penilai untuk

mendapatkan estimasi nilai suatu barang milik daerah tertentu. berikut terdapat

pernyataan dari staff Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD),

Page 146: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

128

Bidang Aset, Bagian Inventarisasi, selaku Pembantu Pengelola Barang Daerah

(PPBD) Kabupaten Tangerang, yaitu :

“Penilaian yanng dilakukan pada Pemerintah Kabupaten yaitu, apabilapemerintah Kabupaten Tangerang mendapatkan Hibah dari pihakeksternal, untuk dapat menetapkan bahwa kendaraan tersebut masukkedalam buku inventarisasi BPKAD Kabupaten Tangerang, harusdilakukan penilaian pada kendaraan tersebut. Untuk prosesnya melihatdokumen yang diserahkan oleh pihak yang menyerahkan seperti fakturpembelian, nilai kewajiban, pajak pada STNK Kendaraan, dan BeritaAcara Hibah.” (wawancara dengan informan I1-2, pukul 10.00 WIB, 19Oktober 2016, di Kantor Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah)

Berdasarkan dengan informan I1-2, proses penilaian yang dilakukan oleh

Pemerintah Kabupaten Tangerang, dapat dilakukan ketika mendapatkan hibah dari

pihak ketiga, hal ini dilakukan untuk dapat menetapkan kendaraan yang

dihibahkan oleh pihak ketiga kedalam buku inventarisasi BPKAD. Dan untuk

proses pencatatannya itu, Bidang Aset, khususnya bagian inventarisasi melihat

dokumen yang telah diserahkan oleh pihak ketiga yang menghibahkan kendaraan

tersebut. Dokumen tersebut dapat berupa faktur pembelian kendaraan yang

dimaksud, nilai kewajiban, pajak pada STNK kendaraan, serta Berita Acara Hibah

Kendaraan.

Kemudian berdasarkan pernyataan dari staff Badan Pengelolaan Keuangan

dan Aset Daerah (BPKAD), Bidang Aset, Bagian Inventarisasi, selaku Pembantu

Pengelola Barang Daerah (PPBD) Kabupaten Tangerang yaitu :

“Untuk prosesnya kami selaku pegawi tidak tau, karena proses penilaianKendaraan Dinas Operasional dilakukan oleh penilai independen yangbersertifikat dibidang penilaian asset.” (wawancara dengan informan I1-4,

pukul 10.00 WIB, 13 Agustus 2016, di Kator Badan PengelolaanKeuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang.)

Page 147: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

129

Berdasarkan dengan informan I1-4, dapat kita ketahui bahwa proses

penilaian yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang dilakukan oleh

Pihak Ketiga yaitau penilai independen yang tela memilik sertifikat dibidang

penilaian aset, agar dapat membantu Kabupaten Tangerang dalam menetapkan

nilai dari kendaraan dinas operasional milik Pemerintah kabupaten Tangerang.

Jadi kesimpulan peneliti, penilaian aset merupakan suatu proses pekerjaan

seorang penilai dalam memberikan opini tertulis mengenai nilai ekonomi pada

saat tertentu, berdasarkan hasil analisa terhadap fakta—fakta yang objektif dan

relevan dengan mennggunakan metode dengan pinsip-prinsip penilaian yang

berlaku pada saat tertentu. Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Tangerang

melakukan kerjasama dengan pihak eksternal untuk dapat melakukan penilaian

KDO milik Pemerintah Kabupaten Tangerang, Pemerintah Kabupaten Tangerang

tidak melakukan secara mandiri guna mengurangi terjadinya KKN sehingga

menyebabkan nilai KDO tersebut menjadi tidak valid. Penilaian ini dilakukan

berdasarkan hasil penilaian yang didapatkan , berdasarkan kondisi fisik dan

tahunan KDO tersebut.proses penilaian juga dilakukan dalam rangka penyusunan

neraca Pemerintah Kabupaten Tangerang dengan berpedoman pada Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP). Tim penilai ditetapkan oleh Kepala Daerah dan

dapat melibatkan penilai independent yamg bersertifikat dibidang penilaian aset.

4.4.4. Optimalisasi Aset

Optimalisasi aset merupakan kegiatan untuk mengoptimalkan potensi

fisik, lokasi, nilai, jumlah/ volume, legal dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut.

Page 148: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

130

Dalam kegiatan ini aset-aset yang dikuasai Pemda diidentifikasi dan

dikelompokkan atas aset yang memiliki potensi dapat dikelompokkan berdasarkan

sektor-sektor unggulan yang dapat menjadi tumpuan dalam strategi pembangunan

ekonomi nasional, baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.

Untuk menentukan hal tersebut harus terukur dan transparan, sedangkan aset yang

tidak dapat dioptimalkan harus dicari faktor penyebabnya, apakah faktor

permasalahan legal, fisik, nilai ekonomi yang rendah ataupun faktor lainnya,

sehingga setiap aset nantinya memberikan nilai tersendiri. Hasil akhir dari tahapan

ini adalah rekomendasi yang berupa sasaran, strategi dan program untuk

mengoptimalkan aset yang dimiliki.

4.4.4.1.Optimalisasi kelayakan fisik pada Kendaraan Dinas Operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Optimalisasai kelayakan fsik pada kendaraan dinas operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang perlu dilakukan guna menunjang tugas pokok

dan fungsi dari masing-masing SKPD Pemerintah Kabupaten Tangerang. Karena

dengan adanya kendaraan dinas operasional dapat memudahkan pekerjaan pada

SKPD Pemerintah Kabupaten dalam memenuhi kegiatan operasional dari SKPD

terkait. Maka dari itu Pemerintah Kabupaten Tangerang sangat membutuhkan

adanya kendaraan dinas operasional yang berpotensi untuk memenuhi kegiatan

operasional. Berikut merupakan daftar kendaraan dinas operasional Pemerintah

Kabupaten Tangerang yaitu :

Page 149: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

131

Tabel 4.7

Daftar Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang

No. Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan

1. Dump Truck 178

2. Jeep 23

3. Kendaraan Bermotor Beroda Dua Lain-lainnya 5

4. Kendaraan Bermotor khusus Lain-lain 9

5. Kendaraan Dinas Bermotor Lain-lain 47

6. Micro Bus (Penumpang 15-30) 6

7. Mini Bus (Penumpang 14 orang kebawah) 479

8. Pick Up 100

9. Sedan 9

10. Sepeda Motor 1362

Total 2.218

(Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang, 2015)

Namun jika melihat daftar kondisi pada kendaraan dinas operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang, kita dapat melihat bahwa sebenarnya sudah

dilakukan pengecekan kelayakan fisik pada kendaraan dinas operasional

Pemerintah Kabupaten Tangeran. Berikut merupakan daftar kondisi kendaraan

dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang, yaitu :

Tabel 4.8

Daftar Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang

No. SKPD

Kondisi

BaikKurang

Baik

Rusak

Berat

1. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan 58 4 1

2. Badan Kepegawaian 29 2 -

3. BadanKetahananPangan,Penyuluhan,PemberdayaanMasyarakat 66 - -

4. Badan Lingkup Hidup Daerah 26 5 -

Page 150: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

132

5. Badan Pelayanan Ijin Terpadu 27 - -

6. Badan Penanaman Modal Daerah 14 - -

7. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 54 - -

8. BAPPEDA 20 1 3

9. Dinas Bina Marga dan Pengairan 91 63 -

10. Dinas Cipta Karya 59 - -

11. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman 286 8 5

12. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 18 - 1

13. Dinas Kesehatan 274 2 11

14. Dinas Kesejahteraan Sosial 19 - 1

15. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 4 - -

16. Dinas Pemuda, olahraga, Kebudayaan Pariwisata 9 - -

17. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Bencana 49 - 3

18. Dinas Pendapatan 91 - 20

19. Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika 58 - -

20. Dinas Perikanan dan Kelautan 32 - 11

21. Dinas Perindustrian dan Perdagangan 12 4 -

22. Dinas Pertanian dan Pertenakan 60 - 3

23. Dinas Tata Ruang 19 - -

24. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 18 - 2

25. Inspektoran Kabupaten 30 - -

26. Kantor Asrip Daerah 8 - -

27. Kesatuan Bangsa dan Politik 7 2 -

28. Kantor Perpustakaan Daerah 8 2 2

29. Kecamatan Balaraja 12 1 1

30. Kecamatan Cikupa 18 8 3

31. Kecamatan Cisauk 9 6 -

Page 151: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

133

32. Kecamatan Cisoka 6 5 4

33. Kecamatan Curug 27 - -

34. Kecamatan Gunung Kaler 15 - -

35. Kecamatan Jambe 21 - 1

36. Kecamatan Jayanti 16 - 1

37. Kecamatan Kelapadua 21 - -

38. Kecamatan Kemeri 8 8 3

39. Kecamatan Kosambi 27 - -

40. Kecamatan Kresek 26 - -

41. Kecamatan Kronjo 7 11 -

42. Kecamatan Legok 26 - 4

43. Kecamatan Mauk 25 - -

44. Kecamatan Mekarbaru 7 - 8

45. Kecamatan Pagedangan 30 1 -

46. Kecamatan Pakuhaji 26 - -

47. Kecamatan Panongan 11 - -

48. Kecamatan Pasarkemis 19 2 9

49. Kecamatan Rajeg 12 5 1

50. Kecamatan Sepatan 23 - 4

51. Kecamatan Sepatan Timur 8 - 8

52. Kecamatan Sindangjaya 7 5 -

53. Kecamatan Solear 14 - -

54. Kecamatan Sukadiri 10 2 11

55. Kecamatan Sukamulya 4 1 4

56. Kecamatan Teluknaga 33 - -

57. Kecamatan Tigaraksa 17 1 24

58. Rumah Sakit Umum 14 1 2

Page 152: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

134

59. Rumah Sakit Umum Balaraja 11 1 -

60. Satuan Polosi Pamong Praja 39 2 -

61. Sekertariat Darah 280 3 4

62. Sekertariat Dewan 79 - -

Total 2.354 156 155

(Sumber : Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang,

2015)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebenarnya Pemerintah Kabupaten telah

melakukan proses kelayakan fisik pada kendaraan dinas operasional, hal ini

berdasarkan dengan adanya tabel tentang kondisi kendaraan dinas operasional

diiatas, dimana didalam tabel tersebut, terdapat kondisi dari kendaraan dinas

operasional yaitu baik, kurang baik, dan rusak berat. Jadi berdasarkan tabel diatas

peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa, Optimalisasai kelayakan fsik pada

kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang, yang dilakukan

oleh Pemerintah Kabupaten sudah berjalan dengan baik.

4.4.4.2.Optimalisasi Aset yang tidak Berpotensi pada Kendaraan Dinas

Operasiona Kabupaten Tangerang.

Optimalisasi aset yang tidak berpotensi pada Kendaraan Dinas

Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang perlu dilakukan karena hal ini

secara nilai ekonomis dapat merugikan kekayaan dari daerah itu sendiri, seperti

yang terjadi pada Pemerintah Kabupaten Tangerang, yang dimaksud kendaraan

dinas operasional yang tidak berpotensi merupakan kendaraan dinas operasional

dengan komndisi rusak berat, kerana kendaraan dinas operasional dengan kondisi

Page 153: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

135

rusak berat tidak dapat membantu tiap-tiap SKPD dalam kegiatan operasional,

dna tentunya hal ini dapat meghambat dalam melakukan kegiatan operasional dari

SKPD tersebut, dan ternyata dapat diketahui bahwa, terdapat kendaraan dinas

operasional yang kondisinya rusak berat dan masih tercantum dalam daftar

kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang, padahal telah kita

ketahui bahwa kendaraan dengan kondisi rusak berat berarti merupakan kendaraan

yang tidak memiliki potensi untuk Pemerintah Kabupaten Tangerang dalam

melakukan kegiatan operasional dari tiap-tiap SKPD di Kabupaten Tangerang.

Jika di Pemerintah Kabupaten Tangerang ditemukan kendaraan dinas operasional

yang tidak berpotensi akan dilakukannya proses penghapusan. kendaraan dinas

yang tidak berpotensi dapat diketahui dari tabel dibawah ini :

Tabel 4.9

Daftar Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang dengan Kondisi Rusak Berat

No. SKPDKondisi

Rusak Berat

1. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan 1

2. BAPPEDA 3

3. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman 5

4. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 1

Page 154: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

136

5. Dinas Kesehatan 11

6. Dinas Kesejahteraan Sosial 1

7. Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Bencana 3

8. Dinas Pendapatan 20

9. Dinas Perikanan dan Kelautan 11

10. Dinas Pertanian dan Pertenakan 3

11. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2

12. Kantor Perpustakaan Daerah 2

13. Kecamatan Balaraja 1

14. Kecamatan Cikupa 3

15. Kecamatan Cisoka 4

16. Kecamatan Jambe 1

17. Kecamatan Jayanti 1

18. Kecamatan Kemeri 3

19. Kecamatan Legok 4

20. Kecamatan Mekarbaru 8

21. Kecamatan Pasarkemis 9

22. Kecamatan Rajeg 1

23. Kecamatan Sepatan 4

24. Kecamatan Sepatan Timur 8

25 Kecamatan Sindangjaya 1

26. Rumah Sakit Umum Balaraja 3

27. Sekertariat Dewan 5

Total 155

(Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang,

2015)

Page 155: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

137

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah kendaraan dinas operasional

dengan kondisi rusak berat masih banyak ditemukan di Pemerintah Kabupaten

Tangerang. Namun sesuai dengan yang telah diutarakan oleh informan I1-8, selaku

pengelola barang Dinas Cipta Karya Pemerintah Kabupaten Tangerang yaitu,

terdapat kendaraan dinas operasional yang tidak memiliki potensi yaitu seperti

kendaraan roda dua dengan kondisi rusak berat, yang sudah kami usulkan untuk

penghapusan. Hal ini juga serupa dengan yang diutarakan oleh informan I1-2,

selaku staff Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daearah, bidang aset, bagian

inventarisasi dan Pembantu Pengelola Barang yaitu, bagian aset akan melakukan

penghapusan dengan membuatkan berita acara pada kendaraan dinas operasional

yang tidak memiliki potensi, seperti kendaraan dinas operasional dengan kondisi

rusak berat.

Berdasarkan dengan yang diutarakan informan diatas, Pemerintah

Kabupaten Tangerang telah melakukan optimalisasi aset yang tidak berpotensi

pada kendaraan dinas operasional sudah berjalan dengan baik, dimana dapat kita

ketahui bahwa kendaraan dinas operasional dengan kondisi rusak berat tentunya

dapat mempengaruhi tupoksi dari tiap-tiap SKPD, karena tidak dapat menunjang

pekerjaan operasional dari tiap-tiap SKPD. Jadi pihak BPKAD Kabupaten

Tangerang, mengambil tindakan dengan membuatkan Berita Acara Penghapusan

pada kendaraan dinas operasional dengan kondisi rusak berat. Dimana dapat kita

ketahui juga berdasarkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006

tentang Pengelolaan Barang Milik Daearah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 17 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik

Page 156: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

138

Daerah, penghapusan barang milik daerah yang dilakukan pada kendaraan dinas

operasional berdasarkan dengan keputusan Kepala Daerah atas persetujuan DPRD

Kabupaten Tangerang, hal ini dikarenakan setiap barang milik daerah yang

bernilai diatas 5.000.000, harus berdasarkan dengan keputusan Kepala Daerah.

Adapun yang diuangkapkan oleh I1-4 tentang proses penghapusan yaitu

harus memperhatikan prosesnya dari menilai kondisi fisik barang yang akan

dihapus, menginventarisir dan meneliti kendaraan dinas operasional yang akan

dihapus, menetapkan perkiraan nilai dari kendaraan dinas operasional tersebut,

dan membuat berita acara penilai independent, biasanya penilai independent yang

dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang dengan menggunakan pihak

swasta yang telah bersertifikat dibidangnya. Kemudian setelah melakukan tahap-

tahap diatas, dibutuhkan berita acara yang ditandatangani oleh panitia

penghapusan dan diketahui oleh Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Pemerintah Kabupaten Tangerang. Kemudian dengan melampirkan nama

barang yang akan dihapus, kodefikasi dari KDO yang akan dihapus, tahun

perolehan KDO, harga perolehan, dan alasan penghapusan.

Adapun kertas kerja BPKAD Kabupaten Tangerang dalam rekonsiliasi

aset dalam rincian penghapusan peralatan dan mesin tahun 2016, yang dilakukan

BPKAD Kabupaten Tangerangg ditahun 2016 yaitu :

Tabel 4.10

Daftar Penghapusan pada Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah

Kabupaten Tangerang Tahun 2016.

No. SKPD Jenis Barang Spesifikasi Tahun Ket.

1 BadanPemberdayaan Minibus Toyota Kijang 2003 TGR

Page 157: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

139

Masyarakat,Perempuan

dan Pemerintah Desa

2 Sekretariat Daerah Mobil Truck Mitsubishi 1995

3 Dinas Kesehatan Minibus Toyota Kijang 2003

4 Dinas Perhubungan Minubus Daihatsu Xenia 2005

5 BadanLingkungan Hidup Sepeda Motor SUZUKI -

6 Dinas Perikanan Sepeda Motor SUZUKI

7 Dinas Pertanian Minibus TOYOTA 1996

(Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang, 2015)

Jadi berdasarkan informan peneliti dan tabel diatas, peneliti dapat

mengambil kesimpulan bahwa optimalisasi aset yang tidak berpotensi pada

kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang sudah berjalan

dengan baik.

4.4.5. Pengawasan dan Pengendalian

Sebagai kegiatan akhir dari manajemen aset yaitu pengawasan dan

pengendalian dan hal ini sering menjadi bahan hujatan terhadap Pemerintah

Daerah (PEMDA) saat ini. Saran yang paling efektif untuk meningkatkan kinerja

aspek ini adalah pengembangan SIMA. Melalui SIMA, transparansi kerja dalam

pengelolaan aset sangat terjamin tanpa perlu adanya kekhawatiran akan

pengawasan dan pengendalian yang lemah. Dalam SIMA, keempat aspek diatas

diakomodasi dalam system dengan menambah aspek pengawasan dan

pengendalian. Demkian setiap penangan terhadap suatu aset dapat termonitor

dengan jelas, mulai dari lingkup penanganan hingga siapa yang bertanggungjawab

Page 158: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

140

menanganinya. Hal ini akan diharapkan menimalkan KKN dalam pelaksanaan

pelayanan oleh Pemda.

4.4.5.1.Pengawasan dan Pengendalian pada Kendaraan Dinas Operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Pengawasan dan pengendalian pada kendaraan dinas operasional

merupakan memenuhi kegiatan operasional

Adapun penjelasan mengenai pengawasan dan pengendalin pada

kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang yang dilakukan

oleh Inspektorat Kabupaten Tangerang, yaitu seperti yang telah diutarakan oleh

Ketua Auditor Tim 7 Inspektorat Kabupaten Tangerang, bahwa informan I1-7

mengutarakan, proses pengendalian dan penngawasan dapat dilihat dari kegiatan

innventarisasi aset yang dilakukan oleh pengelola barang yaitu Badan Pengelola

Keunagan dan Aset Daerah, kemudian auditor juga mengecek pada buku

Insventaris ada 5(lima) buku, yaitu buku barang inventaris, buku barang pakai

habis, buku hasil pengadaan, kartu barang, kartu persediaan. Dari 5(lima) buku

inventaris tersebut auditor dapat mengetahui seluruh data mengenai kendaraan

dinas operasional, mulai dari pemegang, kondisi, berasal dari APBD mana.

Kemudian hal ini juga sesuai dengan yang diutarakan oleh informan I1-13, yaitu

proses pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah

yaitu dengan melihat hasil dari kegiatan inventarisasi dengan menggunakan

5(lima) buku innventaris sebagai acuan, kemudian adapun pengawasan secara

fisik pada kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang, yang

dilakukan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten Tangerang pada Tahun 2015,

Page 159: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

141

dengan mengumpulkan pengguna kendaraan dinas pada seluruh SKPD di

kawasan Kantor Pemerintah Kabupaten Tangerang yang terletak di Tigaraksa

Kabupaten Tangerang, dimana pada pengawasan fisik tersebut pengguna wajib

menghadirkan kendaraan dinas operasional dan disertai dengan STNK kendaraan

tersebut.

Jadi berdasarkan dengan pernyataan-pernyataan yang diutarakan oleh

informan mengenai pengawasan dan pengendalian pada kendaraan dinas

operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang sudah berjalan dengan baik, hal ini

dapat dilihat pada kegiatan yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah Kabupaten

Tangerang, yang selalu memantau kegiatan inventaris yang dilakukan BPKAD

Kabupaten Tangerang dalam menyusun 5(lima) buku inventaris yang memiliki

dasar dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten

Tangerang.

4.4.5.2.Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Aset pada Kendaraan

Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang.

Pada indikator ini, peneliti akan membahas terkait dengan pengembangan

Sistem Informasi Manajemen Aset di Kabupaten Tangerang (SIMA).

Pengembangan SIMA di Kabupaten Tangerang dapat diketahui melalui

wawancara dengan beberapa informan, seperti Bapak Dedi Hidayat selaku Badan

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang mengutarakan

bahwa:

Selalu memperbaharui pada setiap tahunnya aplikasi SIMDA BMD, hal inidibuktikan dari Berita Acara sebagai sumber data Kendaraan dari setiapSKPD”. (wawancara dengan informan I1-2, pukul 10.00 19 Oktober 2016,di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang)

Page 160: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

142

Berdasarkan dengan informan I1-2, kegiatan pengembangan sistem

informasi manajemen aset pada kendaraan dinas operasional Pemerintah

Kabupaten Tangerang, yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang

dalam mengawasi dan mengendalikan kendaraan dinas operasional dengan selalu

memperbaharui aplikasi SIMDA BMD setiap tahunnya. Hal ini juga sesuai

dengan yang diutarakan oleh informan I1-3 yaitu, untuk , kegiatan pengembangan

sistem informasi manajemen aset pada kendaraan dinas operasional agar selalu

mendapatkan data secara valid, Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Tanegerang selalu melakuan pembaruan setiap data kendaraan dinas

operasional pada SIMDA BMD, sehingga hal ini dapat memudahkan pengelola

barang dalam mengawasi serta mengendalikan asetnya dengan baik.

Berdasarkan dengan informan-infroman diatas, peneliti dapat mengambil

kesimpulan bahwa, , kegiatan pengembangan sistem informasi manajemen aset

pada kendaraan dinas operasional yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten

Tangerang dengan melakukan pembaharuan selalu pada aplikasi SIMDA BMD,

agar pengelola barang Pemerintah Kabupaten Tanegrang dapat menyajikan data

dengan valid dan dapat selalu mengawasi dan mengendalikan kendaraan dinas

operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang dengan baik.

Jadi kesimpulan peneliti tentang kegiatan pengembangan sistem informasi

manajemen aset pada kendaraan dinas operasional yang dilakukan oleh

Pemerintah Kabupaten Tangerang yaitu sudah baik, hal ini dapat dilihat pada

aplikasi SIMDA BMD yang selalu diperbaharui oleh Badan Pengelola Keuangan

Page 161: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

143

dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang, agar selalu dapat menyaikan data secara

valid.

Langkah selanjutnya dalam proses analisis data adalah melakukan

ringkasan pembahasan dari hasil penelitian. Ringkasan pembahasan dari hasil

penelitian ini dilakukan untuk memberikan penafsiran terhadap hasil yang

diperoleh selama penelitian berlangsung. Adapun hasilnya adalah :

1. Inventarisasi Aset

Dalam proses pengadaan terhadap kendaraan dinas operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang sudah dilakukan dengan baik, hal ini dapat

diketahui dengan proses pengadaan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten

Tangerang dalam pengadaan kendaraan dinas operasional berdasarkan dari

permohonan setiap SKPD yang kemudian disusun dalam Rencana Kebutuhan

Barang Milik Daerah (RKBMD). Kemudian Pemerintah Kabupaten Tangerang

dalam kegiatan pengadaan untuk semua barang milik daerah menggunakan e-

purchasing. Kemudain, proses pencatatan pada kendaraan dinas operasional sudah

berjalan dengan baik sesuai dengan kodefikasi/labeling pada kendaraan dinas

operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang, dimana sudah diketahui bahwa

kodefikasi/labeling pada kendaraan dinas operasional dengan

mengelompokkannya pada KIB B yaitu peralatan dan mesin, hal ini tentu saja

sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007.

Namun, dengan adanya permasalahan inventarisasi kendaraan dinas operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang, dapat membuktikan bahwa sebenarnya

kegiatan inventarisasi aset belum berjalan dengan baik, padahal proses

Page 162: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

144

inventarisasi merupakan jantung bagi sebuah instansi pemerintahan di dalam

pengelolaan aset, dan juga adanya kegiatan inventarisasi yang baik mempunyai

manfaat bagi Pemerintah Kabupaten Tangerang, agar dapat mengendalikan,

memanfaatkan, mengamankan, serta mengawasi setiap kendaraan dinas

operasional Pemerintah Kabupaten Tangeranng yang tersebar disetiap SKPD,

kemudian dengan adanya inventarisasi yang baik juga dapat mengetahui bahwa

kendaraan dinas operasional tersebut, sudah termanfaatkan dengan baik sesuai

denga tujuan dan fungsinya. Adapun permasalahan inventarisasi aset pada

kendaraan dinas operasional yaitu, masih terdapat kendaraan dinas operasional

yang tidak ditemukan fisiknya yaitu terdapat pada SKPD, seperti Kecamatan

Gunung Kaler ditemukan 9(sembilan) kendaraan dinas operasional yang tidak

dapat diketemukan fisiknya, kemudian batas akhir penggunaan kendaraan dinas

operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang, dapat diketahui bahwa belum

berjalan dengan baik, padahal sesuai dengan persyaratan pengajuan pensiun yang

terlampir pada berita acara serahterima kendaraan dinas operasional bahwa

pengguna barang ketika mengajukan pensiun, diharuskan sudah tidak memegang

kendaraan dinas operasional, akan tetapi hal ini masih saja terjadi yaitu terdapat

kendaraan dinas yang dibawa pensiun contohnya yang terjadi pada Dinas Bina

Marga dan Pengairan dan Kecamatan Gunungkaler dan pada desa-desa

dikarenakan setiap pergantian kepala desa, tidak ada yang pernah mengembalikan

kendaraan dinas operasional, seperti kendaraan roda dua yang dibawa pensiun.

Kemudian, masih terdapat kendaraan yang dibawa pindah ketika penguuna

kendaraan dinas operasional tersebut terkena mutasi jabatan, padahal sudah

Page 163: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

145

mendapatan surat edaran dari Kepala Daerah, yang tidak memperbolehkan

pegawai tersebut mengikutsertakan kendaraan dinas operasionalnya dibawa

pindah ke SKPD yang baru, akan tetapi sampai sekarang hal ini masih saja terjadi.

Selanjutnya, pada Dinas Kesehatan, adanya kendaraan dinas operasional yang

hanya terdapat fisiknya namun tidak jelas keberadaan dokumen kelengkapannya

serta berasal dari APBD tahun berapanya, begutu juga adapun sebaliknya pada

kendaraan dinas operasional yang hanya terdapat datanya saja tapi tidak dapat

dibuktikan fisiknya. Kebanyakan kendaraan operasional tersebut banyak

ditemukan pada tahun 2006 kebawah, karena kendaraan dinas operasional yang

berasal pada tahun 2007 sudah dapat dicatat dalam SIMDA BMD Kabupaten

Tangerang, dan Tahun 2007 merupakan awal dimana Pemerintah Kabupaten

Tanngerang menggunakan aplikasi SIMDA BMD dalam melakukan pencatatan

pada seluruh barang milik daerah Kabupaten Tangerang, dengan adanya hal ini

juga dapat diketahui, bahwa sebenarnya proses sensus yang dilakukan oleh Dinas

Kesehatan ternyata belum selesasi dilakukan, sehingga hal ini mengakibatkan

bagian inventarisasi aset kesulitan dalam menyajikan dan memperbaharui data

yang valid pada kendaraan dinas operasional yang berada pada Dinas Kesehatan

Selanjutnya, spesifikasi kendaraan dinas operasional berdasarkan jabatan pada

pejabat/pegawai Pemerintah Kabupaten Tangerang sudah berjalan dengan baik

tapi tidak mengikuti prosedur, karena berdasarkan dengan Peraturan Pemerintah

No. 6 Tahun 2006, dimana sudah terdapat spesifikasi kendaraan dinas operasional

berdasarkan jabatan pada pegawai, dimana pegawai yang mendapat kendaraan

dinas operasional harus sesuai dengan jabatannya, sedangkan yang terjadi pada

Page 164: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

146

Pemerintah Kabupaten Tangerang, terdapat SKPD yang menggunakan kendaraan

dinas operasional yang tidak sesuai dengan spesfikasi, hal ini dikarenakan untuk

menunjang tupoksi dan memudahkan kegiatan operasional dari SKPD tersebut,

hal ini terjadi pada Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Makro dan Menegah yaitu

terdapat KUPT yang menggunakan kendaraan dinas operasional dengan

spesifikasi mesin 2.500 cc, padahal seharusnya KUPT tersebut menggunakan

kendaraan dinas operasional dengan spesifikasi mesin 1.500 cc atau kendaraan

roda dua dengan 225 cc, tetapi untuk menunjang kegiatan operasional dari SKPD

tersebut. Jadi dengan adanya permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam

inventarisasi pada kendaraan dinas operasional ini, dapat disimpulkan bahwa

proses inventarisasi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang belum

berjalan dengan baik.

2. Legal Audit

Legal audit sebagai lingkup kerja manajemen aset yang berupa

inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur penguasaann atau

pengalihan aset identifikasi dan mencari solusi atas permasalahan legal, dan

strategi untuk memecahkan berbagai permasalahan legal yang terkait dengan

kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang. Dimana,

seperti yang telah dipaparkan diatas, bahwa proses legal audit yang dilakukan

oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang dengan tertib inventarisasi, sehingga

dengan tertib dalam inventarisasi ini dapat memudahkan BPKAD Kabupaten

Tangerang dalam menyajikan data secara valid, namun jika dilihat proses legal

Page 165: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

147

audit yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang kurang berjalan

dengan baik, hal ini dikarenakan, masih terdapat kendaraan dinas operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang yang tidak memiliki dokumen kelengkapan

seperti BPKB, dimana BPKB merupakan bukti kepemilikan yang valid untuk

dapat mengamankan kendaraan dinas operasional tersebut merupakan milik

dari Pemerintah Kabupaten Tangerang. Hal ini terjadi pada Dinas Kesehatan,

dimana ditemukan kendaraan dinas operasional yang hanya terdapat fisiknya

namun tidak jelas keberadaan dokumen kelengkapannya serta berasal dari

APBD tahun berapanya, begutu juga adapun sebaliknya pada kendaraan dinas

operasional yang hanya terdapat datanya saja tapi tidak dapat dibuktikan

fisiknya. Kebanyakan kendaraan operasional tersebut banyak ditemukan pada

tahun 2006 kebawah, karena kendaraan dinas operasional yang berasal pada

tahun 2007 sudah dapat dicatat dalam SIMDA BMD Kabupaten Tangerang,

dan Tahun 2007 merupakan awal dimana Pemerintah Kabupaten Tanngerang

menggunakan aplikasi SIMDA BMD dalam melakukan pencatatan pada

seluruh barang milik daerah Kabupaten Tangerang, namun ternyata hal ini juga

terjadi pada dinas Bina Marga dan Pengairan, akan tetapi tidak diketahui jelas

mengapa kendaraan dinas tersebut tidak mempunyai dokumen kelengkapan,

hal ini dikarenakan bahwa pengelola barang Dinas Bina Marga dan Pengairan,

sebenarnya tidak mengetahui dengan jelas setiap pergerakan kendaraan dinas

operasional yang ada pada SKPDnya sendiri. Pengelola barang tersebut hanya

mengetahui pemegang awalnya saja. Jadi, ketika adanya pelaporan sebenarnya

pengelola barang Dinas Bina Marga dan Pengairan hanya mengubah sedikit

Page 166: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

148

data dari yang sebelum-sebelumnya. Jadi dapat diketahui, jika melihat

permasalahan yang ada pada proses legal audit pada kendaraan dinas

operasional yaitu, bahwa proses legal audit pada kendaraan dinas operasional

belum berjalan dengan baik, padahal dapat diketahui bahwa sebagian besar

proses legal auidt yang baik yaitu dengan melakukan inventarisasi yang tertib

dan tertatur pada setiap kendaraan dinas operasional, dan dengan

melengkapinya dengan dokumen kepemilikan yang sah, seperti misalnya pada

kendaraan dinas operasional dengan memiliki STNK dan BPKB.

3. Penilaian Aset

Proses penilaian aset pada kendaraan dinas operasional Pemerintah

Kabupaten Tangerang, seperti yang telah dipaparkan diatas yaitu dapat diketahui

bahwa, Pemerintah Kabupaten Tangerang tidak melakukan proses penilaian pada

kendaraan dinas operasionalnya, akan tetapi Pemerintah Kabupaten Tangerang

dalam melakukan proses penilaian atas kendaraan dinas operasionalnya

menggunakan jasa penilai independen dari pihak ketiga atau swasta, dimana

penilai ketiga yang dipilih oleh Pemerintah Tangerang ini,harus memiliki

sertifikat pada penilaian aset, namun pihak ketiga atau swasta ini juga dalam

setiap melakukan penilaian aset dipilih secara berbeda-berbeda agar dapat

mengetahui nilai yang konkrit dari kendaraan dinas operasional tersebut, sehingga

hal ini juga dapat memudahkan dalam menetapkan serta mengetahui nilai barang

atau nilai dari kendaraan operasional tersebut.

Page 167: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

149

4. Optimalisasi Aset

Proses optimalisasi pada kendaraan dinas operasional Pemerintah

Kabupaten Tangerang sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat

berdasarkan dengan optimalisasi kelayakan fisik pada kendaraan dinas

operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang, bahwa sebenarnya Pemerintah

Kabupaten telah melakukan proses kelayakan fisik pada kendaraan dinas

operasional, hal ini berdasarkan dengan adanya tabel tentang kondisi kendaraan

dinas operasional diiatas, dimana didalam tabel tersebut, terdapat kondisi dari

kendaraan dinas operasional yaitu baik, kurang baik, dan rusak berat. Dengan

adanya hal ini juga, dapat membuktikan bahwa BPKAD sudah melakukan

pengecekan fisisk dari kendaraan dinas operasional, karena BPKAD Kabupaten

Tangerang telah mengelompokkan kondisi-kondisi kendaraan dinas operasional

dengan melakukan kegiatan sensus. Jadi peneliti dapat mengambil kesimpulan

bahwa, Optimalisasai kelayakan fsik pada kendaraan dinas operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang, yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten

sudah berjalan dengan baik. Kemudian dapat diketahui berdasarkan yanng telah

dipaparkan diatas akan bahwa, optimalisasi aset yang tidak berpotensi pada

kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang sudah berjalan

dengan baik. Hal ini dapat dilihat dengan adanya penghapusan pada kendaraan

dinas operasional yang tidak berpotensi dan hilang.

5. Pengawasan dan Pengendalian

Page 168: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

150

Proses pengawasan dan pengendalian pada kendaraan dinas operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang, dapat diketahui berdasarkan yang telah

dipaparkan oleh peneliti diatas, bahwa pengawasan dan pengendalian pada

kendaraan dinas operasional Pemerintah Kabupaten Tangerang sudah berjalan

dengan baik, hal ini dapat dilihat pada kegiatan yang dilakukan oleh Inspektorat

Daerah Kabupaten Tangerang, yang selalu memantau kegiatan inventaris yang

dilakukan BPKAD Kabupaten Tangerang dalam menyusun 5(lima) buku

inventaris yang memiliki dasar dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah Kabupaten Tangerang. Kemudian, dalam proses kegiatan pengembangan

sistem informasi manajemen aset pada kendaraan dinas operasional yang

dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang yaitu sudah baik, hal ini dapat

dilihat pada aplikasi SIMDA BMD yang selalu diperbaharui oleh Badan

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Tangerang, agar selalu dapat

menyaikan data secara valid.

Tabel 4.11Penilaian Peneliti Terhadap Manajemen Aset Kendaraan Dinas Operasional

Pemerintah Kabupaten Tangerang.No. Dimensi Penilaian Peneliti

1. Inventarisasi Aset Kurang Baik

2. Legal Audit Kurang Baik

3. Penilaian Aset Baik

4. Optimalisasi Aset Baik

5. Pengawasan dan Pengendalian Baik

Page 169: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

151

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dan temuan lapangan yang telah peneliti

uraikan pada BAB IV, berikut peneliti simpulkan hasil penelitian terkait

Manajemen Aset Kendaraan Dinas Operasional Pemerintah Kabupaten

Tangerang:

1. pada inventarisasi aset, dapat dikatakan belum berjalan dengan baik

karena belum sesuai dengan peraturan, hal ini dapat dilihat dari terapainya

tujuan-tujuan yang telah dibuktikan dengan tercapainya mendapatkan

opini Wajarr Tanpa Pengecualian daari BPK mulai dari tahun 2007 hingga

Page 170: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

152

2016, namun dalam pengelolaan asetnya, khususnya kendaraan dinas

operasional Pemerintah Kabupaten, belum sesuai dengan prosedurnya,

dimana masih terdapat kendaraan dinas operasional yang dibawa pensiun,

kemudian mutasi jabatan pada pegawai yang membawa serta kendaraan

dinas operasionalnya dari SKPD lama kepada SKPD baru, dan masih

terdapat kendaraan yang tidak diketemukan fisiknya.

2. Pada legal audit, dapat dikatakan belum berjalan dengan baik, hal ini

dikarenakan pada proses inventarisasi aset dilakukan belum tertib

administrasi, hal ini dapat dilihat dari ketidaklengkapan dokumen-

dokumen kepemilikan dari kendaraan operasional tersebut.

3. Pada penilaian aset, sudah dilakukan dengan baik, karena proses penilaian

aset pada kendaraan dinas opeasional dilakukan oleh pihak ketiga yang

memang sudah kompeten dalam bidangnya, dan setiap adanya proses

penilaian dari kendaraan dinas operasional ini, Pemerintah Kabupaten

Tangerang selalu menggunakan jasa pihak ketiga yang berbeda-beda, agar

dapat dapat mengetahui nilai yang konkrit dari kendaraan dinas

operasional tersebut, sehingga hal ini juga dapat memudahkan dalam

menetapkan serta mengetahui nilai barang atau nilai dari kendaraan

operasional tersebut.

4. pada optimalisasi aset, sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat

dari adanya pengecekan kelayakan fisik yang dilakukan BPKAD

Kabupaten Tangerang pada kendaraan dinas operasional, dan melakukan

Page 171: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

153

optimalisasi aset yang tidak berpotensi pada kendaraan dinas operasional

dengan cara melakukan penghapusan.

5. Pada pengawasan dan pengendalian, sudah berjalan dengan baik, hal ini

dikarenakan dilakukan langsung oleh inspektorat daerah Kabupaten

Tangerang, yang berperan sebagai pembina serta pengawas dan

pengendali kegiatan dalam tiap-tiap SKPD dapat berjalan sesuai dengan

peraturan yang berlaku, kemudian dalam pengembangan SIMA pun sudah

berjalan dengan baik, hal ini dapat dilihat oleh aplikasi SIMDA BMD

yang selalu diperbaharui datanya, sehingga hal ini dapat memudahkan dan

membantu BPKAD Kabupaten Tangerang dalam menyajikan data yang

valid.

5.2. Saran

Berdasarkan dengan kesimpulan yang peneliti berikan diatas, maka

peneliti memberikan beberapa saran sebagai bahan masukan untuk Pemerintah

Kabupaten Tangerang, sebagai berikut :

1. Diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk merekrut

pegawai yang memanng kompeten dalam bidangnya, dengan cara

merekrut pegawai yang kompeten sebagai pengelola barang di tiap-tiap

OPD..

2. Diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk memperbaiki

sistem peninventarisasian BMD dengan cara memberikan pelatihan dan

Page 172: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

154

pendidikan terkait pengelolaan BMD kepada setiap pegawai yang bertugas

sebagai pengelola barang.

3. Diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk

mengoptimalkan kendaraan yang dimiliki dengancara pinjam pakai kepada

pihak ketiga.

4. Diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk dapat

melakukan pengawasan dan pengendalian dengan cara pemberian sanksi

tegas terhadap pengguna barang yang terkena mutasi jabatan dan

membawa KDO tersebut ke SKPD yang baru.

5. Diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk melakukan

tindakan yang tegas dalam mengambil KDO yang disalahgunakan oleh

pengguna barang dengan cara bekerjasama dengan Satpol PP Kabupaten

Tangerang.

6. Diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk memberikan

sanksi atau tindakan kepada pegawai yang melakukan pungli pada

kerjasama pemanfaatan baranng yang digunakan oleh pihak ketiga.

7. Diharapkan kepada Pemerintah Kabupaten Tangerang khususnya BPKAD

untuk dapat menindak lanjuti permasalahan legal audit dalam hal barang

yanng tidak diketemukan dengan cara melakukan rekonsiliasi KDO secara

konsisten.

Page 173: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Handayaningrat, Soewerno.2001. Pengantar Ilmu Administrasi dan Manajemen.

Jakarta: Haji Mas Agung

George R. Terry ,2000. Prinsip-Prinsip Manajemen. (edisi bahasa Indonesia). PT.

Bumi Aksara: Bandung.

Siregar, Doli D. 2004. Manajemen Aset. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sugiama, A Gima (2013). Manajemen Aset Pariwisata: Pelayanan Berkualitas Agar

Wisatawan Puas dan Loyal Bandung, Guardaya Intimarta, Bandung.

Milles, B dan Hubberman, Michael A. 2009. Analisis Data Kualitatif, Jakarta : UI-

Press

Prastowo, Andi. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta

Hastings, Nicholas A. John. 2010. Physical Asset Management. Springer.

Hambali. 2010. Inventarisasi Barang Milik Negara. Bandung: Politeknik Negeri

Bandung

Hasibuan, Malayu S. P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi

Aksara

Page 174: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

Hidayat, Muchtar. 2012. Manajemen Aset (privat dan publik). Yogyakarta:

Laksabang PRESSindo

Dokumen :

Undang-Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan

Pemerintah

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2014 tentang pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah,

Peraturan Menteri Dalam Negara Nomor 17 Tahun 2007 tentang pedoman Teknis

Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 76/PMK.06/2015 tentang Standar

Barang dan Standar Kebutuhan Barang Milik Negara Berupa Alat Angkutan Darat

Bermotor Dinas Operasional Jabatan di Dalam Negeri

Sumberlain :

Manajemen Aset Daerah Studi Pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan danAset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Tana Toraja

Manajemen Aset Daerah (Analisis Pemeliharaan Fungsi Bangunan di LingkungannPemerintah Kabupaten Badung)

Page 175: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

Foto bersama Bapak Mudji Widodo, S.Sos Foto bersama Ibu Hani Handasa, S.E

Kasubag. Inventarisasi Bagian Aset Bagian Penghapusan dan Pemanfaatan

Badan Pengelola Keuagan dan Aset Daerah Badan Pengelola Keuagan dan Aset Daerah

Foto bersama Bapak Aziz Muslim, S.E, M.Si, Kasubag Umum, Sekretariat Daerah

Page 176: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

Foto bersama Bapak Ramdoni, Pengelola Barang Dinas Kesehatan

Foto bersama Bapak Supriyatna, Pengelola Barang Sekretariat Daerah

Page 177: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

Foto bersama Bapak Deni Amad, Pengelola Barang BAPPEDA

Foto bersama Bapak Deni Ahmad, S.I.P (Ketua Tim Auditor 7), dan Bapak Deksi, InspektoratDaerah.

Page 178: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …
Page 179: MANAJEMEN ASET KENDARAAN DINAS OPERASIONAL …

RIWAYAT HIDUP

Nama : Frisca Wulandari

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 17 Maret 1994

Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia

Alamat : Jl. Menur 1 BLOK A2, No. 22, Perumhan RSAB

Harapan Kita, Kel. Bencongan Indah, Kec. Kelapa Dua,

Kabupaten Tangerang.

Email : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

Tahun 1999-2000 : TK Riyadul Muhajirin

Tahun 2000-2006 : SDN Tangerang 6

Tahun 2006-2009 : MTS Daar El Qolam

Tahun 2009-2012 : MA Daar El Qolam

Tahun 2012-2017 : Program Sarjana (S-1) Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa