mamografi

20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai macam peyakit telah ditemukan, hampir disetiap bagian tubuh manusia berpotensi adanya suatu penyakit, tak terkecuali bagian payudara pada manusia, baik pada pria ataupun wanita, walaupun pada penyakit payudara pada umumnya di derita oleh para wanita, tetapi para pria tidak boleh menganggap remeh penyakit ini. Dengan kemajuan teknologi, berbagai macam penyakit sudah dapat di deteksi dengan mudah, sehingga para tenaga kesehata bisa melakukan suatu tindakan pencegahan atau pengobatan pada pasien, dalam kasus ini, pemeriksaan payudara bisa dilalukan dengan menggunakan metode mammografi. Mammografi adalah proses pemeriksaan payudara manusia menggunakan sinar-X dosis rendah, Mammografi digunakan untuk melihat beberapa tipe tumor dan kista, dan telah terbukti dapat mengurangi mortalitas akibat kanker payudara. Selain mammografi, pemeriksaan payudara sendiri dan pemeriksaan oleh dokter secara teratur merupakan cara yang efektif untuk menjaga kesehatan payudara. Beberapa negara telah menyarankan mammografi rutin (1-5 tahun sekali) bagi perempuan yang telah melewati paruh baya 1

Transcript of mamografi

Page 1: mamografi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbagai macam peyakit telah ditemukan, hampir disetiap bagian tubuh manusia

berpotensi adanya suatu penyakit, tak terkecuali bagian payudara pada manusia, baik pada pria

ataupun wanita, walaupun pada penyakit payudara pada umumnya di derita oleh para wanita,

tetapi para pria tidak boleh menganggap remeh penyakit ini.

Dengan kemajuan teknologi, berbagai macam penyakit sudah dapat di deteksi dengan

mudah, sehingga para tenaga kesehata bisa melakukan suatu tindakan pencegahan atau

pengobatan pada pasien, dalam kasus ini, pemeriksaan payudara bisa dilalukan dengan

menggunakan metode mammografi.

Mammografi adalah proses pemeriksaan payudara manusia menggunakan sinar-X dosis

rendah, Mammografi digunakan untuk melihat beberapa tipe tumor dan kista, dan telah terbukti

dapat mengurangi mortalitas akibat kanker payudara. Selain mammografi, pemeriksaan payudara

sendiri dan pemeriksaan oleh dokter secara teratur merupakan cara yang efektif untuk menjaga

kesehatan payudara. Beberapa negara telah menyarankan mammografi rutin (1-5 tahun sekali)

bagi perempuan yang telah melewati paruh baya sebagai metode screening untuk mendiagnosa

kanker payudara sedini mungkin.

Diharapkan dengan mammografi akan bisa menekan jumlah penderita penyakit payudara,

selain itu diharapkan masyarakat dunia umumnya dan Indonesia khususnya akan lebih

meningkat tingkat kesadaran kesehatannya, sehingga kasus penyakit pada payudara akan

semakin berkurang.

B. Rumusan Masalah

1

Page 2: mamografi

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka

rumusan masalah yang diajuka sebagai berikut :

a. Seberapa penting pemeriksaan dini pada payudara dengan menggunakan

metode mammografi.

b. Apakah metode pemeriksaan payudara dengan menggunakan mammografi

sangat efektif untuk mendapatkan suatu diagnose.

c. Apa saja yang diperlukan untuk melakukan suatu pemeriksaan payudara

dengan menggunakan mammografi.

C. Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan dalam penulisan ini, yaitu.

1. Untuk mengetahui seberapa pentingnya pemeriksaan payudara dini.

2. Untuk mengetahui manfaat menggunakan mammografi dalam dunia kesehatan.

3. Untuk memberikan sedikit pengetahuan kepada pembaca tentang pokok

pembahasan yang akan dibahas pada makalah ini.

D. Manfaat Pembahasan

1. Manfaat secara Teoritis

Diharapkan makalah ini dapat memberikan pengetahuan atau tambahan

ilmu kepada pembaca sehingga pembaca bisa mengerti nahaya dari suatu penyakit

payudara dan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengobati penyakit

payudara.

2. Manfaat Secara Praktis

2

Page 3: mamografi

Diharapkan Makalah ini dapat menjadi salah satu referensi oleh pembaca

atau dalam sebuah pembelajaran di bidang mammografi, sehingga pembaca akan

mengerti tata cara pemeriksaan dengan menggunakan teknik mammpgrafi yang

baik dan benar, sehingga tidak ada kesahalahan metode.

BAB II

3

Page 4: mamografi

PEMBAHASAN

A. Pengertian Mamografi

Adalah suatu pemeriksaan untuk mammae (payudara) dengan menggunakan sinar x-ray

dosis rendah. Dipakai untuk mendeteksi dini tumor payudara pada wanita, tanpa disertai keluhan

atau yang disertai keluhan. Keluhan seperti adanya benjolan pada payudara, cairan yang tidak

normal keluar dari puting payudara atau adanya nyeri pada payudara (sebelum atau sesudah

menstruasi - untuk menyingkirkan bahwa nyeri yang ditimbulkan bukan dikarenakan sindroma

pre menstrual). Skrining mamografi biasanya direkomendasi untuk setiap wanita diatas 40 tahun

atau dibawah usia 40 tahun jika mempunyai faktor resiko terkena kanker payudara.

Mammografi biasanya dianjurkan oleh dokter untuk:

Evaluasi

Bila terdapat kelainan pada payudara, misalnya rasa nyeri pada payudara, terasa benjolan pada

payudara atau pada kelenjar getah bening ketiak, terjadi perubahan warna / bentuk / konsistensi

pada payudara dan keluar cairan yang tidak normal dari puting payudara, kulit atau puting.

Deteksi Dini

Untuk mendeteksi kanker payudara walaupun tidak ada gejala sebagai bagian dari chek-up

rutin, Bila terasa benjolan pada payudara atau kelainan payudara yang lain, Mammografi

membantu Dokter apakah benjolan tersebut jinak atau ganas dan membantu menentukan lokasi

pertumbuhan tumor. Yang lebih penting, mammografi dapat membantu menentukan terapi yang

diperlukan selanjutnya.

4

Page 5: mamografi

B. Penerapan Mammografi

Sebagaimana penggunaan sinar-X lainnya, mammogram menggunakan radiasi ion untuk

menghasilkan gambar. Radiolog kemudian menganalisa gambar untuk menemukan adanya

pertumbuhan yang abnormal. Walaupun teknologi mammografi telah banyak mengalami

kemajuan dan inovasi, ada komunitas medis yang meragukan penggunaan mammografi karena

tingkat kesalahan yang masih tinggi dan karena radiasi yang digunakan dapat menimbulkan

bahaya.

Diketahui bahwa sekitar 10% kasus kanker tidak terdeteksi dengan mammografi (missed

cancer). Hal itu disebabkan antara lain oleh jaringan normal yang lebih tebal disekitar kanker,

atau menutupi jaringan kanker sehingga jaringan kanker tidak terlihat.

Pada saat ini, mammografi masih menjadi standar terbaik untuk screening dini kanker

payudara. Ultrasound, Ductography, dan Magnetic Resonance merupakan beberapa teknik lain

yang juga digunakan untuk memperkuat hasil mammografi. Ductogram digunakan untuk

mengevaluasi darah yang keluar dari puting. Magnetic resonance imaging (MRI) digunakan

untuk evaluasi lanjutan atau sebelum operasi untuk melihat adanya daerah abnormal lainnya.

C. Waktu yang Tepat Untuk melakukan Mammografi

Untuk memerangi kanker payudara, American Cancer Society memberikan

rekomendasi sebagai berikut,

a. Pada wanita yang masih mendapat menstruasi, sebaiknya Mammografi dilakukan hari

ke-3 menstruasi sampai dengan pertengahan siklus menstruasi.

b. Wanita usia 35 sampai 39 tahun

Periksa payudara anda sendiri setiap bulan 2 - 3 hari setelah selesai menstruasi

Periksakan payudara anda ke dokter anda setiap 3 tahun sekali

Periksa Mammografi antara usia 35 - 39 tahun.

5

Page 6: mamografi

c. Wanita usia 40 sampai 49 tahun

Periksa payudara anda sendiri setiap bulan setelah selesai menstruasi

Periksakan payudara anda ke dokter anda setiap 1 tahun sekali

Periksa Mammografi setiap satu atau dua tahun sekali

d. Wanita usia 50 tahun keatas

Periksa payudara anda sendiri setiap bulan setelah selesai menstruasi

Periksakan payudara anda ke dokter anda setiap 1 tahun sekali

Periksa Mammografi setiap tahun, bahkan meski tidak terasa gejala apapun pada

payudara Anda

e. Mammografi direkomendasikan terutama untuk wanita dengan faktor resiko kanker

payudara atau kanker yang lain (indung telur, leher rahim, rahim, usus besar), yaitu:

Riwayat kanker payudara dalam keluarga

Menstruasi pertama pada umur kurang dari 12 tahun

Menopause setelah umur 55 tahun

Melahirkan pertama kali setelah umur 30 tahun

Pemakaian kontrasepsi pil

Tidak pernah melahirkan atau menyusui

Terapi pengganti hormon setelah menopause

Mengkonsumsi alkohol dan merokok

Kegemukan

D. Klinis Pemeriksaan Mammografi

a. Kanker

b. Tumor

c. Kista

d. Kelainan patologis

E. Peranan Mamografi pada Keganasan Kanker Payudara

6

Page 7: mamografi

Mamografi merupakan suatu jenis pencitraan yang menggunakan sinar X untuk memberikan

gambaran payudara secara detail. Mamografi memegang peranan penting dalam deteksi dini

kanker payudara.

Kanker payudara menjadi salah satu jenis kanker yang mematikan bagi wanita. Mamografi

merupakan salah satu tes untuk mengetahui secara dini gejala kanker payudara. Kapan sebaiknya

melakukan tes mamografi?  Berikut keterangannya. Jika Anda berusia di bawah 40 tahun dan

tidak memiliki riwayat kanker payudara di keluarga, ternyata anda belum perlu melakukan tes

mamografi. Mengapa?

Payudara Anda masih relatif padat, yang akan mempersulit pelacakan massa payudara

pada tes mamografi. Semakin muda usia Anda, sinar pada alat tersebut dapat meningkatkan

risiko Anda terkena kanker. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sejauh ini belum terbukti

bisa menyelamatkan jiwa. Tapi paling tidak, Anda bisa mendeteksi benjolan pada payudara. Bila

usia 20-30an, Anda bisa melakukan tes ultrasonografi,untuk mendeteksi apakah ada sel-sel

kanker pada payudara Anda.

Namun, bila umur Anda di bawah 40 tahun, dan ibu atau saudara perempuan Anda

mengidap kanker payudara, segera lakukan tes mamografi. Jika ibu Anda dinyatakan mengidap

kanker di usia 45 tahun, mulailah tes di umur 35 tahun. Tanyakan dokter tentang pencitraan MRI

(Magnetic Resonance Imaging), yang bisa jadi pilihan oke untuk mereka yang berisiko tinggi.

Pertimbangkan pula melakukan tes genetik. Sebelumnya, berkonsultasilah pada dokter

spesialis kanker payudara. Sedangkan bagi Anda berusia 40 tahun atau lebih, lakukan tes

mamografi setiap tahun. Tapi, jika Anda masih menyusui, tundalah tes hingga masa menyusui

berakhir. Sebab, payudara Anda lebih padat selama menyusui.

F. Jenis Mammografi

7

Page 8: mamografi

Ada 2 jenis pemeriksaan mamografi, yaitu skrining dan diagnostik.

a. Mamografi skrining

Dilakukan pada wanita tanpa keluhan apapun. Mamografi skrining disarankan dilakukan

setiap 1 – 2 taun untuk wanita berusia di atas 40 tahun, dan setiap tahun untuk wanita di atas usia

50 tahun. Tetapi pada wanita yang memiliki faktor risiko tinggi untuk terkena kanker payudara

(misal. adanya riwayat kanker payudara dalam keluarga), maka dapat dilakukan mamografi

skrining sebelum usia 40 tahun.

b. Mamografi diagnostik

Dilakukan pada wanita yang memiliki gejala, misal ditemukan benjolan pada payudara,

atau payudara mengeluarkan cairan berbau busuk, dll. Mamografi diagnostik bertujuan untuk

menentukan ukuran dan lokasi kelainan secara tepat, bahkan juga keterlibatan kelenjar limfe dan

jaringan sekitarnya. Apabila mamografi digunakan sendiri, memiliki angka ketepatan diagnostik

sebesar 94%, dan apabila mamografi digunakan bersama Ultrasonografi (USG) dalam prosedur

diagnostik memperoleh angka ketepatan diagnostik sebesar 97%. Sedangkan apabila USG

digunakan sendiri hanya akan memberikan angka ketepatan diagnostik sebesar 78%.

G. Perangkat Pesawat Pesawat dan Teknik Untuk Pemeriksaan Mammografi

a. Optimum kilovoltage dan desain tabung

Pencitraan payudara membutuhkan sinar X energi rendah untuk memperoleh kontras

maksimum, karena koefesien atenuasi jaringan maupun perbedaan jaringan lain di dalamnya

meningkat dengan kenaikan energi (efek fotolistrik).

Kompromi pemilihan kV, diperhatikan karena terlalu rendah kV, banyak radiasi tidak dapat

menembus obyek, meningkatkan dosis. Sinar X 12 – 15 keV terlalu rendah, dan harus tidak

digunakan. Kontras yang baik diperoleh dari payudara yang ditekan sampai ketebalan 3 – 5 cm

dengan sinar x 17 – 22 keV. Untuk payudara yang lebih tebal dapat menggunakan sinar x 21 –

25 keV.

8

Page 9: mamografi

Persyaratan pencitraan payudara mengakibatkan desain tabung sinar X menjadi khusus. Pada

umumnya unit mammografi produksi sinar X 15 – 20 keV, menggunakan anoda molebdenum

dengan jendela berelium, serta tambahan filter molebdenum.  Disampaing itu ada pula tabung

mammografi yang memproduksi sinar X 21 - 25 keV, menggunakan anoda tungsten dengan

menggunakan filter khusus.

Sinar X energi rendah memberikan perbedaan atenuasi antar jaringan relatif lebih baik,

namun memberikan dosis absorpsi pada jaringan tinggi dan waktu eksposi tinggi. Deteksi

mikrokalsifikasi juga penting..

b. Tabung Dengan Anoda Molebdenum.

Sinar X karakteristik molebdenum K = 17.4 keV dan K = 19.6 keV, keduanya di bawah

energi absorpsi elektron kulit K molebdenum pada 20.0 keV. Untuk pembuatan citra dengan

jarak sumber ke film 60 – 65 cm, dan jarak obyek ke film sekitar 6 cm (perbesaran 1.1). Resolusi

13 lp/mm dengan magnifikasi sekitar 1.1, diperlukan ukuran fokus 0.3 – 0.4 mm.

c. Kompresi payudara

Kompresi pada payudara dalam melakukan mammografi dilakukan untuk :

Menghilangkan efek atenuasi tubuh sebanyak mungkin

Mengurangi atau menghilangkan ketidaktajaman gerakan selama paparan yang panjang

Mengurangi ketidaktajaman geometri karena obyek dekat dengan film.

Mengurangi radiasi hambur sehingga memperbaiki kontras

d. Tabung Dengan Anoda Tungsten

Tabung sinar X dengan anoda tungsten, menggunakan filter 0.05 mm palladium. Absorpsi tepi

palladium 24.3 keV, atenuasi di bawah energi ini menjadi lebih rendah di banding energi yang lebih

tinggi. Spektrum sinar X transmisi palladium cocok untuk mammografi. Output tinggi anoda tungsten

mengakibatkan ukuran fokus dapat dibuat kecil (0.2 mm) dengan fokus efektif 0.1 mm.

9

Page 10: mamografi

Tabung mammografi mempunyai anoda putar. Molebdinum merupakan material yang umum untuk

anoda, meskipun sering juga digunakan rhodium dan tungsten. Molebdenum mempunyai radiasi

karakteristik pada 17.5 dan 19.6 keV, dan rhodium 20.2 dan 22.7 keV.

SID ( source to image distance) diperlukan sekitar 65 cm untuk memperoleh lapangan radiasi 24 x 30

cm, dengan sudut anoda efektif sekitar 20°. SID lebih pendek memerlukan sudut anoda yang lebih besar

Tabung mammografi sering mempunyai grounded anode, struktur anoda diberi tegangan 0 dan

katoda diberi tegangan tertinggi negatif. Dengan tegangan anoda sama dengan metal tempat

kedudukannya. off focus radiation dikurangi karena bungkus metal tabung menarik elektron yang

terpantul yang kemungkinan akan dipercepat kembali ke anoda.

e. Kombinasi film-screen

Film dengan emulsi satu sisi, menghindari parallax, dan menggunakan screen satu dan lebih

tipis dari screen standar. Pada umumnya screen tanah jarang (rare-earth) (lanthanium bromide

atau gadolinium oxysulphide). Kecepatan screen sekitar 1/10 screen umumnya, menghasilkan

resolusi tinggi 20 – 22 lp/mm. AEC digunakan agar diperoleh densitas film konstan sekitar 1.5.

Dosis pasien, MGD (the mean glandular dose) sekitar 1 mGy. Perbaikan kontras dapat

dilakukan dengan grid, umumnya menggunakan grid rasio 4.0 – 5.0.

f. Tube Output

Output pesawat dalam mR/mAs merupakan fungsi kVp, target, filtrasi, lapangan, dan jarak

dari sumber. Dalam mammografi kenaikan output eksposi mendekati sebanding dengan kV

pangkat tiga, sebanding dengan nomer atom target. Setelah Oktober 2002 kerma udara

mammografi direkomendasikan oleh MQSA paling rendah 7 mGy/s (800 mR/s) dengan kondisi

28 kVp pada standard Mo/Mo, dan SID sesuai dengan sistem desain operasional yang disediakan

oleh pesawat.

10

Page 11: mamografi

g. Radiologi pediatrik

Pencitraan anak berbeda dengan pencitraan orang dewasa antara lain karena,

Risiko bahaya radiasi pada anak lebih tinggi

Ukuran tubuh lebih kecil

Komposisi tubuh tergantung umur

Kurang kooperatif

Perbedaan fungsional, seperti laju detak jantung lebih tinggi, pernafasan lebih cepat.

h. Beberapa Perbedaan Teknik Optimum Pencitraan Anak Dengan Orang Dewasa

1. Waktu paparan, pada umumnya lebih pendek karena menghindari gerakan. Pesawat sinar

X untuk tujuan diagnostik anak mempunyai persyaratan khusus. Perlu diperhatikan

penggunaan waktu panjang, memungkinkan kV lebih rendah, kontras meningkat, tetapi

dosis pasien meningkat.

2. Penambahan filter 1mm Al dan 0.1 – 0.2 mm Cu (sesuai dengan 3 – 6 mm Al) diperlukan

untuk mengurangi sinar X energi rendah, mengurangi efek beam hardening dalam tubuh.

Usaha penggunaan filter lain, dengan material penyerap tepi kulit K misalnya rhodium,

perak dan cadmium, dengan tepi K pada 23.2, 25.5, dan 26.9 keV.

3. Bahan dengan atenuasi rendah digunakan untuk mengurangi dosis pasien (tempat tidur,

grid, bagian muka kaset). Jangkauan kV untuk pencitraan anak, mengakibatkan dosis

anak dapat mencapai 40% dosis orang dewasa.

4. Ukuran lapangan dan kolimasi. Pada periode neonatal lapangan tidak boleh lebih dari 1

cm dari ukuran minimum, sedangkan setelah perioda neonatal ukuran lapangan dapat

diperluas sampai 2 cm.

11

Page 12: mamografi

5. Immobilisasi efektif. Perlengkapan immobilisasi untuk menjamin

Pasien tidak bergerak

Berkas dapat diarahkan dengan benar

Film berada di tempat proyeksi yang benar

Dapat dilakukan limitasi kolimasi

Memungkinkan pemberian shielding pada tubuh yang tidak dperlukan

6. Penggunaan grid. Radiasi hambur dari anak lebih sedikit, sehingga sering tidak

diperlukan grid. Bila dibutuhkan grid, sebaiknya rasio grid tidak lebih dari 1 : 8 dan

jumlah garis tidak lebih dari 40/cm.

7. Kombinasi film – screen cepat mengurangi dosis pasien, mengurangi waktu paparan yang

berarti juga mengurangi gerakan penyebab blurring dalam pencitraan anak.

8. Automatic exposure control (AEC). Berbagai problem dalam pemakaian AEC

Sistem tidak mampu memberikan kompensasi pada perbedaan ukuran tubuh anak yang

sangat bervariasi

Ukuran detektor yang terlalu besar untuk daerah kritis yang diinginkan.

Kemungkinan tidak dapat memindahkan detektor pada daerah kritis Umumnya bilik

ionisas ditempatkan di belakang grid yang sering tidak digunakan

 Variasi kecepatan film screen tidak memungkinkan semuanya dikalibrasi oleh sistem

AEC.

AEC mungkin membutuhkan waktu lebih lama dibanding dengan pemeriksaan

radiografi.

     

9. Dosis pasien dan kriteria kualitas citra.

12

Page 13: mamografi

H. Prosedur Pemeriksaan Mammografi

a. Persiapan Alat dan Bahan.

b. Persiapan Pasien

Pada Waktu Melakukan Mamografi

Jangan memakai deodorant pada ketiak, talk / bedak pada ketiak atau payudara

dan sekitarnya. Karena dapat mengaburkan hasil pemeriksaan, berupa spots /

bintik Kalsium

Beritahu semua keluhan / gejala yang dirasakan pada ahli yang melakukan

mamografi

Tanyakan dengan jelas apa yang didapat dari hasil pemeriksaan mamografi

Jangan memakai perhiasan atau baju diatas pinggang, Pasien akan mengenakan

pakaian khusus yang telah.

c. Prosedur Pemeriksaan

Radiografer yang terlatih akan memandu anda. Anda akan diminta untuk melepas

baju dan kemudian ditentukan posisi untuk foto payudara.

Foto dilakukan dua kali untuk setiap payudara, yaitu dari arah tengah ke tepi dan

dari arah atas ke bawah.

Hasil Mammografi di interprestasikan oleh Dokter spesialis radiologi

 

13

Page 14: mamografi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

14