Malpraktik Di Bidang Kedokteran

8
Malpraktik di Bidang Kedokteran a. Definisi Malpraktik menurut Azrul Azwar (1996), memiliki beberapa arti. Pertama, malpraktik adalah setiap kesalahan professional yang diperbuat oleh dokter, oleh karena pada waktu melakukan pekerjaan profesionalnya, tidak memeriksa, tidak menilai, tidak berbuat atau meninggalkan hal-hal yang diperiksa, dinilai, diperbuat atau dilakukan oleh dokter pada umumnya, di dalam situasi dan kondisi yang sama. Kedua, malpraktik adalah setiap kesalahan yang diperbuat oleh dokter, oleh karena melakukan pekerjaan dokter di bawah standard yang sebenarnya secara rata-rata dan masuk akal, dapat dilakukan oleh setiap dokter dalam situasi atau tempat yang sama. Ketiga, malpraktik adalah setiap kesalahan professional diperbuat oleh seorang dokter, yang di dalamnya termasuk kesalahan karena perbuatan-perbuatan yang tidak masuk akal serta kesalahan karena pketerampilan ataupun kesetiaan yang kurang dalam menyelenggarakan kewajiban ataupun kepercayaan professional yang dimilikinya. Menurut Munir Fuadi (2005), malpraktik adalah setiap tindakan medis yang dilakukan dokter atau orang-orang di bawah pengawasannya, atau penyedia jasa kesehatan yang dilakukan terhadap pasiennya, baik dalam hal diagnosis,

description

kasus ppt

Transcript of Malpraktik Di Bidang Kedokteran

Page 1: Malpraktik Di Bidang Kedokteran

Malpraktik di Bidang Kedokteran

a. Definisi

Malpraktik menurut Azrul Azwar (1996), memiliki beberapa arti. Pertama,

malpraktik adalah setiap kesalahan professional yang diperbuat oleh dokter, oleh

karena pada waktu melakukan pekerjaan profesionalnya, tidak memeriksa, tidak

menilai, tidak berbuat atau meninggalkan hal-hal yang diperiksa, dinilai, diperbuat

atau dilakukan oleh dokter pada umumnya, di dalam situasi dan kondisi yang sama.

Kedua, malpraktik adalah setiap kesalahan yang diperbuat oleh dokter, oleh karena

melakukan pekerjaan dokter di bawah standard yang sebenarnya secara rata-rata dan

masuk akal, dapat dilakukan oleh setiap dokter dalam situasi atau tempat yang sama.

Ketiga, malpraktik adalah setiap kesalahan professional diperbuat oleh seorang

dokter, yang di dalamnya termasuk kesalahan karena perbuatan-perbuatan yang tidak

masuk akal serta kesalahan karena pketerampilan ataupun kesetiaan yang kurang

dalam menyelenggarakan kewajiban ataupun kepercayaan professional yang

dimilikinya.

Menurut Munir Fuadi (2005), malpraktik adalah setiap tindakan medis yang

dilakukan dokter atau orang-orang di bawah pengawasannya, atau penyedia jasa

kesehatan yang dilakukan terhadap pasiennya, baik dalam hal diagnosis, terapeutik

dan manajemen penyakit yang dilakukan secara melanggar hokum, kepatutan,

kesusilaan dan prinsip-prinsip professional baik dilakukan dengan sengaja atau

karena kurang hati-hati yang menyebabkan salah tindak rasa sakit, luka, cacat,

kerusakan tubuh, kematian dan kerugian lainnya yang menyebabkan dokter atau

perawat harus bertanggungjwab baik secara administrative, perdata maupun pidana.

b. Kriteria malpraktik

Malpraktik mempunyai empat kriteria untuk bisa dikatakan suatu kejadian disebut

malpraktik, yaitu:

1) Adanya duty (kewajiban) yang harus dilaksanakan

2) Adanya dereliction/breach of that duty (penyimpangan kewajiban);

Page 2: Malpraktik Di Bidang Kedokteran

3) Terjadinya damage atau akibat bagi pasien

4) Terbuktinya direct causal relationship atau hubungan sebab-akibat secara

langsung antara pelanggaran kewajiban dengan kerugian

(Afandi, 2009)

c. Jenis Malpraktik

Ngesti Lestari dan Soedjatmiko membedakan malpraktek medik menjadi dua

bentuk, yaitu malpraktek etik (ethical malpractice) dan malpraktek yuridis

(yuridical malpractice), ditinjau dari segi etika profesi dan segi hukum.17

a. Malpraktek Etik

Yang dimaksud dengan malpraktek etik adalah tenaga kesehatan melakukan

tindakan yang bertentangan dengan etika profesinya sebagai tenaga kesehatan.

Misalnya seorang bidan yang melakukan tindakan yang bertentangan dengan

etika kebidanan. Etika kebidanan yang dituangkan dalam Kode Etik Bidan

merupakan seperangkat standar etis, prinsip, aturan atau norma yang berlaku

untuk seluruh bidan.

b. Malpraktek Yuridis

Soedjatmiko membedakan malpraktek yuridis ini menjadi tiga bentuk, yaitu

malpraktek perdata (civil malpractice), malpraktek pidana (criminal

malpractice) dan malpraktek administratif (administrative malpractice).18

1) Malpraktek Perdata (Civil Malpractice)

Malpraktek perdata terjadi apabila terdapat hal-hal yang menyebabkan tidak

terpenuhinya isi perjanjian (wanprestasi) didalam transaksi terapeutik oleh

tenaga kesehatan, atau terjadinya perbuatan melanggar hukum (onrechtmatige

daad), sehingga menimbulkan kerugian kepada pasien. Contoh dari

malpraktek perdata, misalnya seorang dokter yang melakukan operasi ternyata

meninggalkan sisa perban didalam tubuh si pasien. Setelah diketahui bahwa

ada perban yang tertinggal kemudian dilakukan operasi kedua untuk

mengambil perban yang tertinggal tersebut.

Page 3: Malpraktik Di Bidang Kedokteran

2) Malpraktek Pidana

Malpraktek pidana terjadi apabila pasien meninggal dunia atau mengalami

cacat akibat tenaga kesehatan kurang hati-hati. Atau kurang cermat dalam

melakukan upaya perawatan terhadap pasien yang meninggal dunia atau

cacat tersebut.

Malpraktek pidana ada tiga bentuk yaitu:22

a) Malpraktek pidana karena kesengajaan(intensional), misalnya

pada kasus aborsi tanpa insikasi medis, tidak melakukan

pertolongan pada kasus gawat padahal diketahui bahwa tidak ada

orang lain yang bisa menolong, serta memberikan surat

keterangan yang tidakbenar.

b) Malpraktek pidana karena kecerobohan (recklessness), misalnya

melakukan tindakan yang tidak lege artis atau tidak sesuai

dengan standar profesi serta melakukan tindakan tanpa disertai

persetujuan tindakan medis.

c) Malpraktek pidana karena kealpaan (negligence), misalnya

terjadi cacat atau kematian pada pasien sebagai akibat tindakan

tenaga kesehatan yang kurang hati-hati.

3) Malpraktek Administratif

Malpraktek administrastif terjadi apabila tenaga kesehatan melakukan

pelanggaran terhadap hukum administrasi negara yang berlaku, misalnya

menjalankan praktek bidan tanpa lisensi atau izin praktek, melakukan

tindakan yang tidak sesuai dengan lisensi atau izinnya, menjalankan

praktek dengan izin yang sudah kadaluarsa, dan menjalankan praktek tanpa

membuat catatan medik.

d. Factor Pendukung terjadinya Malpraktik

Menurut Hatta (2008), ada tiga hal yang dapat menyebabkan seorang tenaga

kesehatan melakukan tindakan malpaktik medic, yaitu apabila tidak melakukan

tindakan medis sesuai dengan:

Page 4: Malpraktik Di Bidang Kedokteran

1) Standar profesi Kedokteran

Dalam profesi kedokteran, ada tiga hal yang harus ada di dalam

standar profesinya, yaitu kewenangan, kemampuan rata-rata dan

ketelitian umum

a) Kewenangan

Menurut sifatnya, ada dua kewenangan yang dapat dibedakan tetapi

tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pertama, kewenangan

berdasarkan keahlian. Kedua, kewenangan berdasarkan undang-

undang. Seorang dokter dapat melakukan praktik apabila

mempunyai ilmu medis dan dokter tersebut mempunyai STR (surat

Tanda Registrasi) dan SIP (Surat Izin Praktik).

b) Kemampuan Rata-Rata

Kemampuan rata-rata seorang dokter mencakup knowledge, skill

dan professional attitude. Kemampuan rata-rata mempunyai banyak

factor yang mempengaruhinya, misalnya banyaknya pengalaman

seorang dokter, daerah tempat praktik, fasilitas praktik dan

pergaulan sesame dokter. Berdasarkan alasan tersebut, walaupun

mungkin standar profesinya sama tetapi penerapannya pada kasus-

kasus dugaan malpraktik medic harus disesuaikan dengan keadaan

tersebut

c) Ketelitian Umum

Ketelitian umum dimaksudkan pada kecermatan dan kehati-hatian

dokter dalam melakukan tindakan medis sama dengan dokter lain.

2) Standar prosedur operasional

Berdasarkan penjelasan Pasal 50 undang-Undang no 29 tahun 2004

tentang praktik Kedokteran, standar operasional adalah suatu

perangkat instruksi yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses

kerja rutin tertentu. Tujuan standar operasional adalah menjaga

konsistensi tahapan kerja, agar mengetahui dengan jelas peranan dan

fungsi tiap posisi dalam organisasi, memperjelas aliran tugas,

Page 5: Malpraktik Di Bidang Kedokteran

kewenangan dan tanggung jawab petugas dan melindungi organisasi

dan staf dari tindakan malpraktik medic

3) Informed Consent

Substansi dari informed consent adalah memberikan informasi tentang

metode dan jenis perawatan yang dilakukan terhadap pasien. Sering

kali hal ini tidak dilakukan karena dokter menganggap segala tindakan

medik yang dilakukan terhadap pasien tidak akan menimbulkan resiko

dan apabila menimbulkan risiko dokter tersebut yakin dapat

menanganinya.

Dafpus

Azrul Azwar, 1996, criteria malpraktikdalam profesi kesehatan, makalah kongres

nsional IV PERHUKI Surabaya

Munir Fuadi, 2005, Sumpah Hipkrates aspek hokum malpraktik dokter, Bandung:

citra aditya bakti, hal 2-3

Afandi, Dedi, 2009, mediasi: alternative penyelesaian sengketa medis, majalah

kedokteran Indonesia vol 59 no 5, mei 2009

Hatta, Muhammad, 2008, Malpraktik Medik di Indonesia: suatu kajian medikolegal,

jurnal suloh vol. IV no. 3 Desember 2008: 175-256