MALOKLUSI

10
MALOKLUSI Maloklusi merupakan oklusi abnormal yang ditandai dengan tidak harmonisnya hubungan antar lengkung di setiap bidang spasial atau anomali abnormal dalam posisi gigi. 13 Maloklusi menunjukkan kondisi oklusi intercuspal dalam pertumbuhan gigi yang tidak reguler. Penentuan maloklusi dapat didasarkan pada kunci oklusi normal. Angle membuat pernyataan key of occlusion artinya molar pertama merupakan kunci oklusi. 14 KLASIFIKASI MALOKLUSI Terdapat berbagai macam klasifikasi maloklusi yaitu klasifikasi Angle, Achkerman dan Profit, klasifikasi Deway modifikasi Angle, klasifikasi Lischer modifikasi Angle. 14 Klasifikasi Angle Angle mendasarkan klasifikasinya atas asumsi bahwa gigi molar pertama hampir tidak pernah berubah posisinya. Klasifikasi Angle merupakan klasifikasi yang paling banyak digunakan dalam penentuan

description

m

Transcript of MALOKLUSI

Page 1: MALOKLUSI

MALOKLUSI

Maloklusi merupakan oklusi abnormal yang ditandai dengan tidak harmonisnya

hubungan antar lengkung di setiap bidang spasial atau anomali abnormal dalam

posisi gigi.13 Maloklusi menunjukkan kondisi oklusi intercuspal dalam

pertumbuhan gigi yang tidak reguler. Penentuan maloklusi dapat didasarkan pada

kunci oklusi normal. Angle membuat pernyataan key of occlusion artinya molar

pertama merupakan kunci oklusi.14

KLASIFIKASI MALOKLUSI

Terdapat berbagai macam klasifikasi maloklusi yaitu klasifikasi Angle,

Achkerman dan Profit, klasifikasi Deway modifikasi Angle, klasifikasi Lischer

modifikasi Angle.14

Klasifikasi Angle

Angle mendasarkan klasifikasinya atas asumsi bahwa gigi molar pertama

hampir tidak pernah berubah posisinya. Klasifikasi Angle merupakan klasifikasi

yang paling banyak digunakan dalam penentuan maloklusi.14 Angle

menggambarkan tujuh malposisi individu gigi yaitu bukal atau labial, lingual,

mesial, distal, rotasi, infraposisi, supraposisi. Malposisi gigi ini dapat digunakan

untuk menggambarkan maloklusi secara lebih lengkap.15

Klasifikasi maloklusi Angle :

Maloklusi Kelas I

Relasi lengkung anteroposterior yang normal dilihat dari relasi molar

pertama permanen meskipun mesiobukal cusp molar pertama permanen atas

berada pada bucal groove molar pertama permanen mandibula. Maloklusi kelas

Page 2: MALOKLUSI

I dapat disertai dengan openbite, protrusi bimaksila dan kelainan yang paling

banyak adalah disertai dengan crowded, sedangkan diastema multiple yang

menyeluruh jarang dijumpai.4 Lihat gambar 1.

Gambar 1. Oklusi normal

Sumber :Contemporary orthodontcs 3 th ed.Philadelphia:Mosby; 2000, p.124

Maloklusi Kelas II

Relasi posterior dari mandibula terhadap maksila. Mesiobukal cusp molar

pertama permanen atas berada lebih mesial dari bucal groove gigi molar

pertama permanen mandibula. Karakteristik maloklusi kelas II adalah

protrusive gigi anterior atas dengan overjet yang besar dan kadang disertai

retroklinasi gigi insisivus. 16

Divisi I :Insisivus gigi rahang atas letakya labioversio (protrusi bilateral)

Subdivisi :Insisivus rahang atas letaknya labioversio (protrusi unilateral)

Menurut Moyers yang dikutip oleh Karin dan Yuniar pada penderita

maloklusi kelas II divisi I biasanya ditandai dengan profil muka yang konveks,

overjet, yang besar dan kadang-kadang disertai dengan deep bite. Pada keadaan

demikian, tekanan otot-otot muka tidak normal, sehingga sering dijumpai sulcus

mentolabial yang dalam atau disebut lip trap.

Page 3: MALOKLUSI

Selain itu menurut Staley maloklusi kelas II divisi I digambarkan dengan

maksila yang sempit, gigi insisivus atas yang terlihat lebih panjang dan

protrusiv, fungsi bibir yang tidak normal dan kadang-kadang dijumpai beberapa

obstruksi nasal serta bernafas melalui mulut.16 Liat gambar 2

Gambar 2. Maloklsi kelas IISumber :(http://cuvetmerh.wordpress.com/2008)

Divisi II : insisivus sentral rahang atas letakya palatoversi.

Maloklusi Kelas III

Relasi anterior dari mandibula terhadap maksila. mesiobukal cusp molar

pertama permanen atas berada lebih distal dari bukal groove gigi molar

pertama permanen mandibula.4 Lihat gambar 3

Gambar 3.Maloklusi kelas IIISumber :(http://cuvetmerh.wordpress.com/2008)

Klasifiksi Angle memiliki kekurangan. Beberapa kekurangan klasifikasi

Angle sebagai berikut : Klasifikasi Angle didasarkan atas relasi molar

pertama permanen. Bila molar pertama permanen bergeser karena prematur

Page 4: MALOKLUSI

ekstraksi molar sulung, maka relasi molar yang ada bukan relasi molar yang

sebenarnya sebelum terjadi pergeseran. Bila molar pertama permanen telah

dicabut berarti tidak ada relasi molar.

Bila terjadi pergeseran molar pertama permanen ke mesial maka perlu

dibayangkan letak molar pertama permanen sebelum terjadi pergeseran, baru

ditetapkan klasifikasinya, demikian juga jika molar permanen telah dicabut.4

Ada kemungkinan relasi molar permanen kanan tidak sama dengan

relasi molar pertama permanen kiri. Angle memperbolehkan hal ini dan

disebut subdivisi pada kelas II dan kelas III. Angle berpendapat letak molar

pertama permanen tetap stabil dalam perkembangan pada rahag sehingga

dengan melihat relasi molar dapat juga dil;ihat relasi rahang.Hal ini tidak

selamanya benar karena letak gigi dalam perkembangannya tidak sama

dengan letak rahang.16

Dari kekurangan klasifikasi Angle maka beberapa penyempurnaan

klasifikasi dilakukan yaitu: Ackerman dan Profit yang dikutip oleh Bisara

meresmikan sistem tambahan informal pada metode Angle dengan

mengidentifikasi karakteristik utama dari maloklusi untuk digambarkan

secara sistematis pada klasifikasi Pendekatan tersebut menutupi kelemahan

utama skema Angle.4

Menurut Ackerman dan Profit yang dikutip oleh Binasa membagi

maloklusi dalami 9 kategori antara lain:15

1. Alignment (spacing,crowding)

2. Profil (convex, straight, concave)

Page 5: MALOKLUSI

3. Deviasi sagital (crossbite)

4. Deviasi vertikal (Kelas Angle)

5. Deviasi vertical (deep bite dan open bite)

6. Deviasi transsagital (kombinasi crossbite dan kelas Angle)

7. Sagitovertikal( kombinasi Angle dan deep over bite atau open bite)

8. Deviasi vertikotransver (kombinasi deep over bite atau open bite dengan

crossbite)

9. Deviasi transsagitovertikal

Klasifikasi Deway Modifikasi Angle

Klasifikasi dewey yang dikutip oleh Dewanto, yaitu modifikasi dari Angle kelas

I dan kelas III.

Modifikasi Angle’s kelas I. 14

Maloklusi Klas 1: relasi lengkung anteroposterior normal dilihat dari relasi molar

pertama permanen (netroklusi)

Tipe 1 : kelas I dengan gigi anterior letaknya berdesakan atau crowded

atau gigi C ektostem.

Tipe 2 : kelas I dengan gigi anterior letaknya labioversi atau protrusi

Tipe 3 : kelas I dengan gigi anterior palatoversi sehingga terjadi gigitan

terbalik ( anterior crossbite).

Tipe 4 : kelas I dengan gigi posterior yang crossbite.

Tipe 5 : kelas I dimana terjadi pegeseran gigi molar permanen ke arah

mesial akibat premtur ekstraksi.

Modifikasi Angle’s kelas III.14

Page 6: MALOKLUSI

1. Tipe 1 : oklusi di anterior terjadi edge to edge.

2. Tipe 2 : insisivus mandibula crowding akibat insisivus maksila yang

terletak ke arah lingual.

3. Tipe 3 : Lengkung maksila kurang berkembang, gigi insisivus crowding

sedangkan lengkung mandibula berkembang normal.