Makro Bab 28 Resume

19
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pengangguran adalah masalah makro ekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan merupakan yang paling berat. Bagi kebanyakan orang, kehilangan pekerjaan berarti menurunkan standar kehidupan dan tekanan psikologis. Jadi, tidaklah mengejutkan jika pengangguran menjadi topik yang sering dibicarakan dalam perdebatan politik dan para politisi sering mengklaim bahwa kebijakan yang mereka tawarkan akan membantu terciptanya lapangan kerja. Para pelaku ekonomi mempelajari pengangguran untuk mengidentifikasi penyebabnya dan untuk membantu memperbaiki kebijakan publik yang mempengaruhi pengangguran. Sebagian dari kebijakan tersebut, seperti program pelatihan kerja membantu orang untuk mengurangi kesulitan pekerjaan. Kebijakan lain, seperti asuransi pengangguran, membantu mengurangi kesulitan dan dialami para pengangguran. Namun, kebijakan lainnya tetap saja mempengaruhi munculnya pengangguran secara tidak sengaja. Undang – undang yang menetapkan upah minimum yang tinggi, minsalnnya akan cenderung meningkatkan penggangguran di kalangan angkatan kerja yang kurang terdidik dan kurang berpengalaman. 1.2 Rumusan Masalah

description

principle of macroeconomics

Transcript of Makro Bab 28 Resume

BAB IPENDAHULUAN

1. Latar BelakangPengangguran adalah masalah makro ekonomi yang mempengaruhi manusia secara langsung dan merupakan yang paling berat. Bagi kebanyakan orang, kehilangan pekerjaan berarti menurunkan standar kehidupan dan tekanan psikologis. Jadi, tidaklah mengejutkan jika pengangguran menjadi topik yang sering dibicarakan dalam perdebatan politik dan para politisi sering mengklaim bahwa kebijakan yang mereka tawarkan akan membantu terciptanya lapangan kerja.Para pelaku ekonomi mempelajari pengangguran untuk mengidentifikasi penyebabnya dan untuk membantu memperbaiki kebijakan publik yang mempengaruhi pengangguran. Sebagian dari kebijakan tersebut, seperti program pelatihan kerja membantu orang untuk mengurangi kesulitan pekerjaan. Kebijakan lain, seperti asuransi pengangguran, membantu mengurangi kesulitan dan dialami para pengangguran. Namun, kebijakan lainnya tetap saja mempengaruhi munculnya pengangguran secara tidak sengaja. Undang undang yang menetapkan upah minimum yang tinggi, minsalnnya akan cenderung meningkatkan penggangguran di kalangan angkatan kerja yang kurang terdidik dan kurang berpengalaman.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi permasalahan adalah :1.Mengapa selalu ada pengangguran?2.Apa yang menentukan tingkat pengangguran?3.Determinan dari tingkat penggangguran alamiah (natural rate of unemployment)?

1.3 Tujuan PembahasanBerdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan pembahasan adalah :1.Untuk mengetahui mengapa selalu ada pengangguran.2.Untuk mengetahui apa yang menentukan tingkat pengangguran.3.Untuk mengetahui Determinan dari tingkat penggangguran alamiah.BAB IIPEMBAHASAN

2.1 MENGIDENTIFIKASI PENGANGGURAN 2.1.1 Bagaimana Tingkat Pengangguran Diukur? Tingkat pengganguran alamiah (natural rate of uneployment) adalah tingkat pengangguran rata-rata dalam perekonomian yang berfluktuasi. Tingkat pengangguran alamiah bisa dipandang sebagai tingkat pengangguran yang mempengaruhi gravitasi dalam jangka panjang, dengan adanya ketidaksempurnaan pasar tenaga kerja yang menyulitkan pekerja dari proses perolehan pekerjaan dengan segera.Setiap hari sebagian pekerja kehilangan pekerjaan atau keluar dari pekerjaannya, dan sebagian dari yang menganggur diterima bekerja. Pasang surut yang terjadi secara terus-menerus ini menentukan bagian dari angkatan kerja yang menganggur. Model dinamika angkatan kerja yang menunjukkan hal-hal faktor-faktor penentu tingkat pengangguran alamiah.Masalah pengangguran dibagi ke dalam dua kategori, yaitu masalah jangka panjang dan jangka pendek. Tingkat pengangguran alamiah suatu perekonomian adalah jumlah pengangguran yang lazim terjadi dalam perekonomian tersebut. Pengangguran siklis adalah fluktuasi pengangguran dari tahun ke tahun yang mendekati tingkat alamiahnya dan terkait erat dengan pasang surut kegiatan perekonomian.Mengukur jumlah pengangguran adalah tugas badan statistik Negara (Bureau of Labor Statistic/BLS) yang menghimpun data pengangguran dan aspek-aspek pasar tenaga kerja lain, seperti jenis pekerjaan, jam kerja rata-rata dan durasi pengangguran. Angkatan kerja yaitu jumlah pekerja, termasuk mereka yang memiliki pekerjaan ataupun yang tidak memiliki pekerjaan.Berawal dari beberapa notasi. Notasi L menunjukkan angkatan kerja. E jumlah orang yang bekerja, dan U jumlah pengangguran. Karena orang dalam usia kerja berinvestasi antara bekerja atau menganggur, maka angkatan kerja adalah jumlah orang yang bekerja dan menganggur : L = E + U

Sedangkan Tingkat pengangguran (unemployment rate) = jumlah orang yang tidak bekerja x 100 angkatan kerja

BLS membagi populasi orang dewasa (Adult Population) menjadi tiga kategori: bekerja (Employed), tidak bekerja (Unemployed), dan tidak termasuk angkatan kerja (Not in labor force). Angkatan kerja (Labor force) adalah kategori bekerja (Employed) dan tidak bekerja (Unemployed).

Dengan memakai data yang sama, BLS menghasilkan data menyangkut partisipasi angkatan kerja. Tingkat partisipasi angkatan kerja mengukur persentase jumlah populasi penduduk dewasa yang termasuk ke dalam angkatan kerja :Tingkat partisipasi angkatan kerja (labor-force participation rate)= _____angkatan kerja_____ x 100 populasi penduduk dewasa

Nilai statistika ini dapat menggambarkan presentase dari populasi yang memilih untuk berpartisipasi dalam pasar tenaga kerja. Sama seperti tingkat pengangguran, tingkat partisipasi angkatan kerja dapat dihitung, baik untuk seluruh populasi orang dewasa maupun kelompok-kelompok yang lebih spesifik.

Data BLS mengenai pasar tenaga kerja juga membantu para ekonom dan pembuat kebiakan mengawasi perubahan-perubahan perekonomian yang terjadi dari waktu ke waktu yang ditunjukkan dengan tingkat pengangguranalamiah (natural rate of employment), yakni adalah tingkat pengangguran normal dari fluktuasi tingkat pengangguran, sedangkan pengangguran siklis adalah penyimpangan pengangguran dari tingkat alamiahnya.

2.1.2 Apakah Tingkat Pengangguran Mengukur Apa yang Kita Inginkan?

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Laki-Laki dan Perempuan:Figure ini menunjukkan bahwa selama beberapa decade terakhir, banyak perempuan yang mulai memasuki angkatan kerja

Lebih dari sepertiga pengangguran merupakan populasi yang baru saja memasuki angkatan kerja, termasuk pekerja muda yang baru saja mencarai pekerjaan pertama mereka dan senior yang mencari pekerjaan baru.Karena orang sering keluar masuk angkatan kerja, datastatistik pengangguran sulit ditafsirkan. Di satu sisi, sebagian orang yang mengaku sebagai pengangguran sebenarnya belum berupaya keras untuk mencari pekerjaan. Di sisi lain, boleh jadi sebagian orang yang mengaku sebagai pengangguran sebenarnya ingin bekerja. Orang-orang ini mungkin telah berusaha untuk mencari pekerjaan, namun menyerah karena gagal. Orang-orang semacam ini yang disebutpekerja putusasa, tidak termasuk ke dalam data statistik pengangguran.

2.1.3 Berapa Lama Biasanya Orang Menganggur? Untuk menilai betapa seriusnya masalah pengangguran, satu pertanyaan harus dipertimbangkan adalah apakah pengangguran merupakan kondisi jangka pendek atau jangka panjang. Mungkin, sebagian besar orang menganggur akan mendapatkan pekerjaan dalam waktu dekat. Namun, masalah terbesar dalam pengangguran yang kemudian menjadi serius dalam perekonomian, sebenarnya berkaitan dengan sebagian kecil orang yang tidak mempunyai pekerjaan untuk jangka waktu yang lama.

2.1.4 Mengapa Selalu Ada Orang Menganggur?

Terdapat beberapa alasan yang menjelaskan mengapa orang menganggur:1. Pengangguran yang terjadi karena pekerja memerlukan waktu yang lama untuk memperoleh pekerjaan yang paling cocok dengan minat dan keterampilan mereka, biasa disebut pengangguran friksional. Pengangguran jenis ini digunakan untuk menjelaskan pengangguran jangka pendek.2. Kenyataan bahwa jumlah pekerjaan yang tersedia di sebagian pasar tenaga kerja tidak memadai untuk menyediakan pekerjaan bagi semua orang yang menginginkannya, hal ini terjadi kerika jumlah penawaran tenaga kerja melebihi jumlah tenaga kerja yang diminta. Jenis pengangguran ini biasa disebut pengangguran structural

2.2 PENCARIAN KERJA

Salah satu pengangguran selalu muncul dalam perekonomian adalah pencarian kerja.Pencarian kerja adalah proses mencocokkan pekerja dengan pekerjaan yang sesuai. Adapun kebijakan pemerintah dalam hal ini, yaitu melalui badan penempatan kerja yang dijalankan oleh pemerintah yang menyiarkan informasi lowongan kerja. Mereka butuh waktu untun mencocokkan antara para pekerja dengan pekerjaan. Model equilibrium pasar tenaga kerja agregate yang mengasumsikan bahwa seluruh pekerja dan seluruh pekerjaan adalah indentik. Jika ini benar dan pasar tenaga kerja berada dalam kondisi equilibrium, maka kehilangan pekerjaan tidak menyebabkan pengangguran, pekerja yang keluar dari pekerjaannya akan segera mendapatkan pekerjaan baru pada upah besar.

2.2.1 Mengapa Sejumlah Pengangguran Friksional Tidak Dapat Dihindari?Dalam kenyataannya, para pekerja mempunyai preferensi serta kemampuan yang berbeda, dan pekerjaan memiliki karekteristik yang berbeda. Sementara itu arus informasi tentang calon karyawan dan lowongan kerja tidak sempurna, serta mobilitas geografis pekerjaan tidak instan. Untuk semua alasan ini, mencari pekerja yang tepat membutuhkan waktu serta usaha, dan ini cenderung mengurangi tingkat perolehan kerja tentu saja, karna pekerjaan yang berbeda membutuhkan keahlian yang berbeda oleh waktu yang dibutuhkan orang untuk mencari pekerjaan tersebut pengangguran friksional (friksional unemployment).Pengangguran friksional tidak bisa diletakkan dalam perekonomian yang sedang berubah. Untuk beberapa alasan, jenis-jnis barang yang dikonsumsi perusahaandan rumah tangga bervariasi sepanjang waktu. Ketika permintaan terhadap barang bergeser, permintaan terhadap tenaga kerja yang memproduksi barang-barang tersebut juga berubah.

2.2.2 Kebijakan Publik dan Pencarian KerjaBanyak kebijakan publik berusaha munurunkan tingkat pengangguran alamiah dengan mengurangi pengangguran friksional. Kantor ketenagakerjaan pemerintah menyebarkan informasi tentang lowongan untuk mencocokkan pekerjaan dengan para pekerja secara lebih efisien. Program pelatihan ulang yang di adakan oleh pemerintah di rancang untuk memperlancar rtansisi pekerja dari industri yang sedang menurun keindustri yang sedang tumbuh. Jika berhasil menaikkan tingkat pekerjaan, program ini akan akan mengurangi tingkat pengangguran alamiah.Beberapa program pemerintah antara lain:1. Melalui badan tenaga kerja pemerintah, yang memberikan informasi lowongan pekerjaan2. Program pelatihan public, yang bertujuan mempermudah penyaluran tenaga kerja dari perusahaan-perusahaan yang mengalami penurunan ke perusahaan-perusahaan yang mengalami pertumbuhan untuk menolong kelompok-kelompok tertentu keluar dari kemiskinan

2.2.4 Tunjangan/Asuransi PengangguranSedangkan program pemerintah lain caranya secara tidak sengaja meningkatkan pengangguran friksional. Salah satunya adalah asuransi pengangguran (uneployment insurance). Menurut program ini, para penganggur bisa mengambil sebagian dari upah mereka selama periode tertentu setelah mereka kehilamgan pekerjaan.Dengan mengurangi kesulitan ekonomi para pengangguran, asuransi pengangguran meningkatkan jumlah pengangguran friksional dan meningkatkan tingkat pengangguran alamiah. Para pengangguran yang menerima tujuan asuransi pegangguran menjadi berkurang tekanannya dalam mencari pekerjaan baru dan cenderung menolak tawaran pekerjaan yang tidak menarik. Kedua perubahan prilaku ini mengurangi tingkat perolehan pekerjaan. Selain itu, karena para pekerja tahu bahwa pendapatan mereka sebagian dilindungi oleh asuransi pengangguran, maka mereka kurang suka mencari pekerjaan dengan prospek yang stabil dan tidak terlalu peduli pada jaminan keamanan kerja. Perubahan prilaku ini meningkatkan tingkat pemutusan hubungan kerja.Walaupun asuransi pengangguran meningkatkan tingkat pengangguran alamiah, tidak berarti bahwa kebijakan tersebut keliru. Program ini juga memiliki manfaan mengurangi ketidak pastian pekerja tentang pendapatannya. Lebih dari itu, dorongan terhadap para pekerja untuk menolak tawaran pekerjaan yang tidak menarik dapat mengarah pada pencocokan yang lebih baik antara pekerja dan pekerjaan.

2.3 PERATURAN UPAH MINIMUMAlasan kedua adanya pengangguran adalah kekakuan upah (wage rigidity), atau diberlakukannya peraturan upah minimum, yakni gagalnya upah melakukan penyesuaian sampai penawaran tenaga kerja sama dengan permintaan. Dalam model equilibrium pasar tenaga kerja, sebagai mana telah dijelaskan bahwa upah riil berubah untuk menyeimbangkan penawan dan permintaan. Tetapi upah tidak selalu fleksibel. Kadang-kadang upah-riil mengurangi tingkat kliring pasar (market clearing level) atau tingkat equilibrium.Kekakuan upah riil menyebabkan penjatahan pekerjaan jika upah riil tertahan di atas tingkat equilibrium, maka penawaran tenaga kerja melebihi permintaannya, akibatnya adalah pengangguran.

Ketika upah riil berada diatas tingkat yang menyeimbangkan penawaran dan permintaan, jumlah tenaga kerja yang ditawarkan melebihi jumlah yang diminta.Pengangguran yang disebabkan yang disebabkan oleh kekakuan upah dan permintaan pekerjaan disebut pengangguran struktural. Para pekerja yang tidak dipekerjakan yang paling cocok dengan keahlian mereka, tetapi karena pada tingkat upah berlaku, penawaran tenaga kerja melebihi permintaannya. Para pekerja ini hanya menunggu pekerjaan yang akan tersedia.Pengangguran yang Disebabkan oleh Upah di Atas Tingkat Keseimbangan.Jika upah dipaksa berada di atas titik keseimbangan untuk alasan apapun, pengangguran akan muncul

Ketika pemerintah mempertahankan upah agar tidak mencapai tingkat equilibrium, hal itu dapat menimbulkan kekakuan upah. Undang-undang upah minimum menetapkan tingkat upah minimal yang harus dibayar perusahaan kepada para karyawannya. Sejak keluarnya undang-undang standar kerja yang adil tahun 1938 (fair labor standards act of 1938), pemerintah federal AS memaksakan upah minimum yang biasa nya berada di antara 30 sampai 50 persen dari upah rata-rata dalam industri manufaktur. Bagi sebagian besar pekerja, upah minimum ini tidak berpengaruh, karena mereka menikmati upah diatas upah minimum. Bagi sebagian lainnya, terutama yang tidak terdidik dan kurang berpengalaman, upah minimum meningkatkan upah mereka diatas tingkat equilibriumnya. Karena itu, upah minimum mengurangi sejauh tenaga kerja yang di minta perusahaan.Para ekonomi percaya bahwa upah minimum memiliki dampak terbesar terhadap pengangguran usia muda. Upah equilibrium para pekerja usia muda cenderung rendah karena dua alasan. Pertama, karena para pekerja usia muda termasuk anggota angkatan yang kurang terdidik dan kurang berpengalaman, mereka cenderung memiliki produktifitas marginal yang rendah. Kedua, para pemuda seringkali mengambil sebagian dari konfensasi mereka dalam bentuk on-the-job training ketimbang bayaran langsung. Magang adalah contoh pelatihan klasik yang diberikan sebagai pengganti upah. Untuk kedua alasan ini, upah yang menyeimbangkan penawaran pekerja usia muda dengan permintaannya adalah rendah. Karena itu upah minimum seringkali berpengaruh pada para pemuda ketimbang yang lainnya dalam angkatan kerja.Upah minimum merupakan sumber perdebatan polotik yang tidak ada habisnya para pendukung upah minimum yang lebih tinggi memandangnya sebagai sarana meningkatkan pendapatan para pekerja miskin. Tentu saja, upah minimum hanya memberikan standar kehidupan yang lebih kecil.Banyak ekonom dan pembuat kebijakan kepercayaan bahwa keringanan pajak adalah cara yang lebih baik untuk meningkatkan pendapatan para pekerja miskin. Keringanan pajak pendapatan yang diterima adalah jumlah yang dikurangkan dari pajak yang ditanggung oleh keluarga para pekerja minskin. Untuk keluarga dengan pendapatan yang sangat rendah, keringanan melebihi pajaknya, dan keluarga menerima pembayaran dari pemerintah. Tidak seperti upah minimum, keringanan pajak pendapatan yang diterima tidak meningkatkan biaya tenaga kerja dan, karena itu, tidak mengurangi jumlah tenaga kerja yang diterima. Namun demikian, keringanan pajak memiliki kelemahan karena mengurangi penerimaan pajak pemerintah.

2.4 Serikat Pekerja dan Posisi Tawar-Menawar kolektif2.4.1 Kajian Ekonomi Serikat PekerjaPenyebab dari kekakuan upah juga adalah kekakuan monopoli serikat kerja. Serikat pekerja adalah asosiasi pekerja yang melakukan tawar-menawar dengan pemberi kerja mengenai upah dan kondisi pekerjaan. Serikat pekerja juga dapat mengurangi upah yang dibayar perusahaan yang memiliki angkatan kerja yang tidak menjadi anggota serikat pekerja karena ancaman pembentukan serikat pekerja bisa mempertahankan upah diatas tingkat equilibrium. Serikat pekerja tidak hanya meningkatkan upah tetapi meningkatkan kekuatan posisi tawar-menawar pekerja terhadap pemberi kerja pada banyak hal lain, seperti jam kerja dan kondisi kerja. Perusahaan bisa saja membayar para pekerja dengan upah yang tinggi agar mereka tetap gembira untuk mencegah membentuk serikat pekerja. Kedua kelompok ini cenderung memiliki kepentingan yang bertentanngan. Setiap proses ini disebut tawar-menawar kolektif (collective bargaining). Jika serikat pekerja dan perusahaan tidak mencapain kesepakatan, serikat pekerja dapat mengorganisasikan para pekerja di perusahaan tersebut untuk melakukan pemogokan (strike).

2.4.2 Apakah Serikat Pekerja Berdampak Baik atau Buruk bagi Perekonomian?Kritikan yang ditujukan atas serikat pekerja adalah bahwa serikat pekerja hanyalah salah satu jenis kartel. Ketika serikat pekerja menaikkan upah di atas tingkat yang berlaku di pasar kompetitif, mereka mengurangi jumlah permintaan tenaga kerja, sehingga menyebabkan beberapa pekerja menganggur, dan menurunkan upah di sektor ekonomi lainnya. Pengakolakasian tenaga kerja yang menjadi akibat hal ini, menurut para kritikus, menjadi tidak efisien dan tidak merata. Tidak efisien karena upah serikat pekerja di bawah tingkat efisien dan kompetitifnya. Tidak merata karena beberapa pekerja memperoleh manfaat di atas penderitaan pekerja lainnya.Sedangkan pendukung serikat pekerja berpendapat bahwa serikat pekerja diperlukan untuk mengimbangi kekuasaan perusahaan-perusahaan di pasar tenaga kerja. Pada akhirnya, tidak ada kesepakatan di antara semua ekonom mengenai apakah serikat pekerja berdampak baik atau buruk bagi perekonomian. Tergantung bagaimana perspektif sosial menilai berlangsungnya kebijakan.

2.5 TEORIUPAH EFISIENSITeori upah efisiensi mengajukan penyebab ketiga dari kekakuan upah selain undang-undang upah minimum dan pembentukan serikat kerja. Teori ini menyatakan bahwa upah yang tinggi membuat para pekerja lebih produktif. Pengaruh upah terhadap efisiensi pekerja dapat menjelaskan kegagalan perusahaan untuk memangkas upah meskipun terjadi kelebihan penawaran tenaga kerja dan akan mengurangi tagihan upah perusahaan, pengurangan upah juga akan memperendah produktivitas pekerja dan laba perusahaanPara ekonomi mengajukan berbagai teori untuk menjelaskan bagai mana upah mempengaruhi produktifitas pekerja. Sebuah teori upah efisiensi yang pertama, yang lebih banyak diterapkan di negara miskin, menyatakan bahwa upah mempengaruhi nutrisi. Pera pekerja yang di bayar dengan upah memadai bisa membeli lebih banyak nutrisi, dan para pekerja yang lebih sehat akan lebih produktif. Suatu perusahaan mungkin akan membayar upah di atas tingkat equilibrium untuk menjaga agar tenaga kerjanya tetap sehat. Teori upah efisiensi yang kedua, yang lebih releven begi negara-negara maju, menyatakan bahwa upah yang tinggi menurunkan perputaran tenaga kerja. Para pekerja keluar dari pekerjaannya karena sebagian alasan untuk menerima posisi yang lebih baik di perusahaan lain, mengubah karier, ataupun pindah kewilayah lain. Semakin besar perusahaan membayar pekerjaanya, semakin besar insentif mereka untuk tetap bekerja dalam perusahaan tertentu. Dengan membayar upah yang tinggi, perusahaan mengurangi frekuensi pekerja yang keluar dari pekerjaan, sekaligus mengurangi waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk menarik dan melatih pekerja baru.Teori upah efisiensi ketiga, kenyataan bahwa kualitas rata-rata dari tenaga kerja perusahaan tergantung pada upah yang dibayar kepada karyawannya. Jika perusahaan mengurangi upahnya, maka pekerja terbaik bisa mengambil pekerjaan di tempat lain, menininggalkan perusahaan dengan para pekerja tidak terdidik yang memiliki lebih sedikit alternatif. Para ekonomi menyadari penyaringan yang tidak menyenangkan ini sebagai contoh dari sleksi kebalikan adalah kecenderungan orang yang memiliki lebih banyak informasi (dalam hal ini, pekerja, yang mengetahui peluang mereka sendiri diluar) untuk menyeleksi sendiri dengan cara yang merugikan orang-orang yang memiliki lebih sedikit informasi (perusahaan). Dengan membayar upah di atas tingkat equilibrium perusahaan bisa menurunkan seleksi kebalikan, meningkatkan kualitas rata-rata tenaga kerjanya dan mampu meningkatkan produktifitas.Teori upah efisiansi keempat menyatakan bahwa upah yang tinggi meningkatkan upaya pekerja. Teori ini menegaskan bahwa perusahaan tidak dapat memantau dengan sempurna upaya para pekerja, dan para pekerja harus memutuskan sendiri sejauh mana mereka akan bekerja keras. Para pekerja dapat memilih untuk bekerja keras, atau mereka dapat memilih untuk bermalas-malasan dengan resiko tertangkap basah dan dipecat. para ekonomi menyadari kemungkinan ini adalah sebagai sebuah contoh kejahatan moral adalah kecenderungan orang untuk berprilaku seenaknya ketika perilaku mereka tidak dipantau dengan ketat. Perusahaan dapat mengurangi masalah kejahatan moral dengan membayar upah yang tinggi. Semakin tinggi upah, semakin besar kerugian bagi pekerja bila mereka sampai dipecat. Dengan membayar upah yang lebih tinggi perusahaan memotifasi lebih banyak pekerja agar tidak bermalas-malasan dan dengan demikian meningkatkan produktifitas mereka.Meskipun keempat teori upah efisiansi ini secara rinci berbeda, namun teori-teori taersebut menyarakan topik yang sama: karena perusahaan beroperasi lebih efisien jika membayar pekerjaannya dengan upah yang tinggi, maka perusahaan dapat menganggap bahwa mempertahankan upah diatas tingkat yang menyeimbangkan penawaran dan permintaan adalah menguntungkan. Hasil dari upah yang lebih tinggi dari pada upah equilibrium ini adalah tingkat perolehan kerja yang lebih rendah dan pengangguran yang lebih besar.

BAB IIIPENUTUP

KESIMPULANPengangguran merupakan sumberdaya yang terbendung. Para pengangguran memiliki potensi untuk memeberikan kontribusi pada pendapatan nasional, tetapi mereka tidak melakukannya. Pencarian kerja yang cocok dengan keahlian mereka merupakan hal yang mengembirakan jika pencarian itu berahir, dan orang-orang yang menunggu pekerjaan diperusahaan yang membayar upah diatas equilibrium merasa senang ketika lowongan terbuka.Pengangguran friksional dan pengangguran struktural tidak bisa dengan mudah dikurangi. Pemerintah tidak dapat membuat pencarian kerja bersifat instan, juga tidak bisa dengan mudah membawa upah mendekati tingkat ekuilibrium. Tingkat pengangguran nol adalah tujuan yang sulit terwujut dalam perekonomian pasar bebas.Tetapi kebijakan publik bukannya tidak berbahaya mengurangi pengangguran. Program-program pelatihan, sistem asuransi pengangguran, upah minimum dan undang-undang yang mengarahkan posisi tawar-mawar korelatif adalah perbedaan politik yang sering dibicarakan. Kebijakan yang di pilih sebaliknya memiliki dampak penting terhadap tingkat pengangguran alamiah perekonomian.