MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

95
MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN BIMA (KAJIAN SEMIOTIKA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh SRI WULANDARI 105331102616 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA APRIL, 2021

Transcript of MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

Page 1: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN BIMA

(KAJIAN SEMIOTIKA)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

SRI WULANDARI

105331102616

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

APRIL, 2021

Page 2: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …
Page 3: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …
Page 4: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …
Page 5: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …
Page 6: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …
Page 7: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …
Page 8: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …
Page 9: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

MOTO

YAKINLAH DENGAN TIGA PERKARA :

TIADA YANG LEBIH SAYANG PADA KITA, SELAIN ALLAH.

TIADA YANG PALING MENGETAHUI KAGUNDAHAN KITA, SELAIN ALLAH.

TIADA YANG BERUPAYA MENGHILANGKAN KESULITAN KITA, SELAIN ALLAH”

PERSEMBAHAN

“KUPERSEMBAHKAN KARYA KECIL INI UNTUK KEDUA ORANG TUAKU YANG

SENANTIASA MENDOAKAN SETIAP LANGKAH KAKI INI”.

“UNTUK KEDUA ADIKKU YANG SELALU MENYEMANGATIKU DI DIRI INI LELAH”

“UNTUK KELUARGA TERCINTAKU YANG TIDAK BISA KU SEBUTKAN SATU PERSATU”

Page 10: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

ABSTRAK

SRI WULANDARI, 2021. “Makna Simbol Rimpu dan Fungsinya Bagi PerempuanBima (Kajian Semiotika)”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.FKIP. Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I. H. Andi Sukri Syamsuridan Pembimbing II Syekh Adiwijaya Latief.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbol rimpu bagiperempuan Bima dan untuk mengetahui fungsi rimpu bagi perempuan Bima. Metodepengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif, yangdilakukan dengan cara pengamatan, wawancara dan menelaah dokuemtasi. Analisis datayang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif berdasarkan teorisemiotika C.S Peirce sebagai acuannya. Teknik pengumpulan data yang akan dilakukanoleh peneliti yaitu dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis datadilakukan yaitu deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna yang terkandung dalam maknasimbol rimpu sangat penting bagi perempuan Bima, dikarenakan dengan memakai rimpustatus perempuan yang memakai terlihat dengan jelas. Bagi perempuan yang masihgadis menggunakan rimpu mpida yaitu hanya memperlihatkan bagian mata, inisebanding halnya dengan pemakaian cadar oleh wanita muslim pada umumnya. Dengancara pemakaian sarung dibelitkan mengikuti arah kepala kemudian menyisakan ruangterbuka pada bagian mata. Sedangkan perempuan yang sudah berkeluarga mengenakanrimpu colo, yang mana bagian wajah diperlihatkan seperti halnya memakai jilbap dizaman sekarang. Cara pemakaiannya hampir sama. Perempuan Bima tidak mau beranjakdari rumah jika tidak memakai rimpu, karena rimpu bukan hanya budaya akan tetapirimpu merupakan implementasi dari syariat islam.

Kata kunci: Makna Rimpu, Fungsi Rimpu bagi perempuan Bima.

Page 11: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

x

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang patut penulis ucapan selain puji syukur kehadirat Allah

Swt. atas segala rahmat, hidayah, dan nikmat yang diberikan kepada penulis serta

kesehatan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Salam

dan salawat tak lupa penulis ucapkan kepada nabi besar Muhammad saw. beserta

keluarganya dan para sahabatnya yang tetap istiqamah di jalan Allah Swt.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat akademik guna memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Di dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak luput dari berbagai hambatan dan

tantangan. Akan tetapi, semua itu teratasi berkat petunjuk dari Allah Swt. kerja

keras, dan dukungan dari orang-orang sekitar serta rasa percaya diri dari penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak kekurangan.

Oleh karena itu, penulis menerima dengan ikhlas segala koreksi dan masukan-

masukan untuk penyempurnaan tulisan ini agar kelak dapat bermanfaat.

Skripsi ini terselesaikan berkat adanya bantuan dan motivasi dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang turut serta

memberikan bantuan, baik berupa materi maupun moral, khususnya kepada Dr. H.

Andi Sukri Syamsuri, M.Hum. sebagai pembimbing I dan Syekh Adiwijaya

Latief, S. Pd., M. Pd. sebagai pembimbing II yang penuh kesabaran, keterbukaan,

dan semangat serta senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan

Page 12: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

xi

bimbingan kepada penulis sehingga dapat membuka wawasan berpikir yang

sangat berarti bagi penulis sejak penyusunan skripsi hingga skripsi ini selesai.

Penulis juga tak lupa mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. H.

Ambo Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. Erwin

Akib, S.Pd., M.Pd phD. Dekan Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr. Munirah, M.Pd. Ketua Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar,

serta kedua orang tua saya yang selalu mendorong saya untuk terus semangat

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya, tak ada gading yang tak retak demikian halnya skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan, baik dari subtansinya maupun kaidah penulisanya.

Oleh karena itu, saran, masukan, dan kritikan yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi segenap yang bergelut di dunia pendidikan, terutama pada

mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, guru, dan dosen

dalam membangun pendidikan yang bermartabat, dihormati, serta berpihak pada

kemanusiaan, Amin.

Makassar, April 2021

Penulis

Page 13: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iii

KARTU KONTROL PEMBIMBING I ..................................................... iv

KARTU KONTROL PEMBIMBING II....................................................v

SURAT PERNYATAAN .............................................................................vi

SURAT PERJANJIAN ................................................................................vii

MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................viii

ABSTRAK ................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR....................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Fokus Penelitian ........................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR ....................... 7

A. Kajian Pustaka ............................................................................... 7

1. Penelitian yang Relevan ........................................................... 7

2. Makna Simbolik ....................................................................... 9

3. Konsep Semiotika Carles Sanders Pierce ................................ 12

4. Bima Sebelum Masuknya Islam .............................................. 17

5. Islam Masuk di Tanah Bima dan Berkembangnya Islam ........ 22

Page 14: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

xiii

6. Sejarah Rimpu .......................................................................... 28

7. Budaya Rimpu Masyrakat Bima............................................... 29

B. Kerangka Konseptual ...................................................................33

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 35

A. Jenis Penelitian .............................................................................35

B. Lokasi Penelitian ..........................................................................36

C. Definisi Istilah .............................................................................. 42

D. Data dan Sumber Data .................................................................. 43

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 44

F. Teknik Analisis Data .................................................................... 46

G. Keabsahan Data ............................................................................ 48

H. Alir Penelitian ............................................................................... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................51

A. Hasil Penelitian .............................................................................51

B. Pembahasan ..................................................................................63

BAB V SUMPULAN DAN SARAN ..........................................................66

A. Simpulan .......................................................................................66

B. Saran .............................................................................................67

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................69

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Jumlah Penduduk ...................................................................................40

Tabel 2: Tingkat Pendidikan ................................................................................41

Tabel 3: Mata Pencaharian ...................................................................................41

Tabel 5: Prasana Desa ..........................................................................................42

Page 15: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Kerangka Konsep.....................................................................34

Gambar 2. Bagan Alir Penelitian ..........................................................................50

Page 16: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

xv

Page 17: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebudayaan bukanlah istilah asing bagi kita. Hampir semua orang

pernah mendengar istilah tersebut bahkan menggunakannya. Secara

konsepsional semua kebudayaan adalah baik, akan tetapi dalam

pelaksanaannya bisa dipraktikkan secara benar dan bisa pula secara salah.

Ceunfin (2002: 69) mengartikan kebudayaan sebagai segala unsur

kehidupan yang dibakukan dalam bentuk kebiasaan-kebiasaan, adat-istiadat,

bahasa, tradisi, sastra lisan dan tertulis, kesenian, mitos-mitos, ritus-ritus, ilmu

pengetahuan, ideologi, moral dan agama melalui bagaimana manusia

mengungkapkan diri pada periode historis dan dalam lingkungan geografis

tertentu. Hal ini sejalan dengan Clyde Kluckhon bahwa batasan kebudayaan

meliputi: (1) keseluruhan cara hidup bermasyarakat, (2) warisan sosial yang

diperoleh individu dalam kelompoknya, (3) suatu cara berpikir, merasa, dan

percaya, (4) suatu abstraksi dari tingkah laku, (5) cara suatu kelompok

masyarakat menyatakan tingkah laku, (6) khasanah untuk mengumpulkan hasil

belajar, (7) seperangkat orientasi baku bagi masalah yang sedang berlangsung,

(8) tingkah laku yang dipelajari, (9) suatu mekanisme untuk menata tingkah

laku yang bersifat normatif, (10) seperangkat teknik untuk menyesuaikan diri

baik dengan lingkungan luar maupun dengan orang lain dan (11) suatu endapan

sejarah (Djawanai, 1999: 1).

1

Page 18: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

2

Hal ini menunjukkan kebudayaan merupakan hasil karya manusia yang

terbentuk secara evolusional (secara perlahan-lahan hampir tanpa disadari) dari

ketidak sempurnaan menuju kesempurnaan. Hasil karya manusia tersebut

diekspresikan dalam berbagai bentuk dan diwariskan secara turun-temurun dari

generasi ke generasi. Salah satu bentuk karya tersebut adalah kesenian baik itu

seni budaya, seni suara, seni tari, seni sastra dan sebagainya. Penelitian ini

difokuskan pada seni budaya dalam berpakaian, khususnya dalam budaya

rimpu bagi perempuan Bima.

Daerah Bima (Dana Mbojo) salah satu kawasan di provinsi Nusa

Tenggara Barat (NTB) merupakan suatu daerah yang kaya akan budaya dan

adat istiadat yang merupakan ciri khas masyarakat Bima itu sendiri. Tetapi

dewasa ini adat istiadat tersebut perlahan mulai luntur dan sulit untuk

ditemukan. Sehingga tidak mengherankan banyak anak-anak atau para remaja

Bima yang tidak mengetahui budayanya sendiri bahkan keadaan ini sangat

memperihatinkan karena adat-istiadat dan budaya yang diwariskan secara

turun-temurun tersebut tak tenilai harganya. Akan sangat disayangkan bila

harus hilang begitu saja, karena adat istiadat dan budaya merupakan ciri khas

suatu suku.

Dari zaman dahulu masyarakat sudah mengenal kultur serta kebiasaan

untuk menghasilkan pakaian dengan menggunakan alat pemukul dari batu.

Pada saat itu, dipergunakan dalam membuat pakaian dari bahan yang

sederhana, seperti dari kulit hewan maupun kulit kayu. Pada perubahan

teknologi yaitu dimana manusia pada zaman itu berpikir sedikit maju dan

ditemukanlah kapas yang kemudian dijadikan lembaran benang, kemudian

Page 19: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

3

mereka memulai membuat pakaian dengan cara menenun. Menenun

merupakan salah satu kerajinan tangan peninggalan leluhur yang dilakukan

secara turun-temurun. Hasil tenunan yang dihasilkan oleh perempuan Bima

bukan hanya dikenakan begitu saja. Akan tetapi, dibentuk dalam berbagai

model kemudian dari model tersebut terciptalah produk serta keindahan yang

dihasilkan oleh penenun tersebut.

Corak sarung yang dikenakan oleh sultan yaitu corak sarung ngusu

waru yang biasa dipakai oleh bangsawan, sedangkan corak sarung yang

digunakan oleh masyarakat berbeda dengan corak yang dikenakan oleh

golongan bangsawan. Akan tetapi, corak yang dipakai oleh masyarakat saat ini

tidak terbatas dikarenakan banyaknya corak sarung yang diproduksi oleh

masyarakat. Salah satu warna yang menjadi ciri khas Bima yaitu diantaranya

warna hitam, coklat, biru tua, dan merah gelap yang kemudian menjadi pakaian

keseharian masyarakat Bima. Pakaian tersebut berguna untuk melindungi

seluruh bagian badan dari pengaruh alam seperti mengamankan diri dari

serangan binatang, melindungi dari keadaan cuaca yang kadang-kadang

berubah serta menghindari badan dari gangguan benda tajam. Selain untuk

melindungi bagian badan pakaian juga merupakan suatu etika yang menjaga

bagian badan tertentu.

Pakaian keseharian untuk perempuan Bima umumnya mengenakan

corak sarung bali mpida serta baju pendek tanpa hiasan. Ketika akan keluar

rumah perempuan Bima mengenakan rimpu mpida dari tembe nggoli sebagai

penutup aurat. Kani ra lombo dalam bahasa Indonesia adalah pakaian yang

menjadi salah satu keperluan yang utama untuk masyarakat yang mempunyai

Page 20: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

4

fungsi utama untuk menjaga kesehatan, menambah kewibawaan, menutup

aurat, dan sebagai pembeda status bagi yang mengenakannya (rimpu). Pakaian

tersebut dinilai indah dan bersih “ntika ra raso”.

Bima terkenal oleh budaya dan adat istiadat yang melekat dengan

syariat islam. Oleh sebab itu, segala bentuk kebiasaan asing akan sulit masuk

kedalam kebudayaan masyarakat Bima. Jadi, orang Bima terkenal dengan

pakaiannya yang menutup aurat serta longgar yang biasa dikenal dengan

sebutan budaya rimpu.

Sejauh yang peneliti ketahui, walaupun pakaian rimpu masih sering

dipakai dalam berbagai kesempatan tetapi sejauh ini belum pernah diteliti

bagaimana sesungguhnya makna simbol rimpu dan fungsinya bagi perempuan

Bima. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti makna simbol dan fungsi

yang terkandung dalam rimpu tersebut dengan tujuan sebagai upaya untuk

lebih memperkenalkan pakaian rimpu terhadap masyarakat luas karena

bagaimanapun rimpu merupakan pakaian perempuan Bima yang sangat

pontesional untuk dikembangkan dan diletastarikan. Terutama agar masyarakat

Bima menyadari arti penting kebudayaan rimpu dan secara sukarela mau

melestarikannya sebagai salah satu bentuk budaya khas Bima dan menghayati

nilai-nilai yang ada dalam pakaian tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Suatu

hal yang diharapkan bisa membuat orang Bima tersebut memiliki jati diri dan

kepribadian khas Bima yang menjadi bagian dari jati diri dan kepribadian

bangsa Indonesia.

Page 21: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

5

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang tersebut maka fokus penelitiannya adalah

sebagai berikut:

1. Makna simbol rimpu bagi perempuan Bima.

2. Fungsi rimpu bagi perempuan Bima.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan makna simbol rimpu bagi perempuan Bima.

2. Untuk mengetahui fungsi rimpu bagi perempuan Bima.

D. Manfaat Penlitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

masyarakat pada umumnya dan pihak terkait dibidang pendidikan khususnya.

Adapun manfaatnya antara lain:

1. Manfaat praktis

a. Bagi dunia pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan agar dapat

menambah wawasan peserta didik tentang makna simbol rimpu dan

fungsinya bagi perempuan Bima (kajian semiotika).

b. Bagi penggemar seni budaya khususnya budaya rimpu sebagai pakaian

budaya khas Bima, hasil penelitian ini diharapkan dapat mempermudah

mereka untuk memahami makna simbol rimpu dan fungsinya bagi

perempuan Bima (kajian semiotika).

Page 22: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

6

c. Bagi kepariwisataan Bima, hasil penelitian ini diharapkan bisa membantu

melestarikan rimpu sehingga menjadi objek wisata yang berdaya jual

tinggi karena mengandung banyak nilai.

2. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan bacaan dalam

pengembangan ilmu budaya khususnya mengenai makna simbol rimpu

dan fungsinya bagi perempuan Bima (kajian semiotika) bagi masyarakat

Bima.

b. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai acuan dalam penelitian

selanjutnya khususnya bagi yang mendalami mengenai makna simbol

rimpu dan fungsinya bagi perempuan Bima (kajian semiotika).

Page 23: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian yang relevan

Penelitian yang relevan makna simbol rimpu dan fungsinya bagi

perempuan Bima (kajian semiotika). Tentu ada penelitian-penelitian yang

terdahulu berhubungan dengan penelitian ini, adapun penelitian yang

relevan dengan penelitian ini antara lain:

Pertama, yang dilakukan oleh Ratna Apriyani (2017). Hasil

penelitian ini menunjukan bahwa makna simbolik kesenian Reog Galih Jati

Sari dalam upacara bersih merupakan usaha masyarakat agar terhindar dari

suatu halangan-halangan yang terjadi di saat pementasan dengan memberi

sesaji sebagai rasa pengakuan terhadap keberadaan roh yang dipercaya

masyarakat sebagai penunggu barongan. Penelitian tersebut mempunyai

persamaan dengan penelitian yang dilakukan yaitu makna simbolik dan

perbedaanya penelitian tersebut pada objek kajian yang digunakan peneliti

memilih menggunakan kajian semiotika dalam menjelaskan makna simbolik

secara terperinci.

Kedua, yang dilakukan oleh Seliana, Syaiful Arifin, Syamsul Rijal

(2018). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Mappasikarawa merupakan

salah satu prosesi pernikahan Bugis yang dilakukan di rumah pengantin

wanita yang diadakan setelah prosesi akad nikah . Penelitian ini mempunyai

7

Page 24: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

8

persamaan dengan penelitian pertama yaitu sama-sama membahas makna

simbolik dan perbedaanya terletak pada objek kajian.

Ketiga, yang dilakukan oleh Elisabeth Surya (2009). Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa makna simbolik yang terkandung dalam

Tarian Caci merupakan simbol pola hidup, situasi, kondisi hidup dan

kebudayaan masyarakat Manggarai dan berfungsi untuk membangkitkan

semangat kebersamaan, sprotivitas dan sebagainya. Penelitian ini

mempunyai persamaan dengan peneliti pertama dan kedua terletak pada

metode penelitian yaitu metode kualitatif dan perbedaanya terletak pada

objek kajian.

Keempat, yang dilakukan oleh Uli Amsari (2015). Hasil penelitian

ini mengungkapkan bahwa tari Sigeh Penguten memiliki makna yang

terkandung didalamnya, makna tersebut adalah makna gerak yang

mengandung falsafah piil pesengiri, iringan sebagai persembahan, tata rias

yang memiliki makna keceriaan dan busana yang mewakili kedua suku

yakni Pepadun dan Saibatin. Selain itu properti yang digunakan dalam tari

Sigeh Penguten yakni tepak memiliki makna tersendiri dalam

penggunaannya. Tepak berisi sikapur sirih nantinya akan diberikan kepada

salah satu tamu yang dianggap mewakili seluruh tamu, hal ini sebagai

ucapan selamat datang dan terimakasih dari tuan rumah kepada para tamu

yang telah hadir dalam acara tersebut. Penelitian ini mempunyai persamaan

dengan peniliti pertama, kedua dan ketiga yaitu terletak pada makna simbol

dan metode yang digunakan dalam penelitian tersebut dan perbedaanya pada

objek yang dikaji.

Page 25: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

9

Kelima, yang dilakukan oleh Muhammad Amrullah (2015). Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa ritual yang mengiringi pembuatan perahu

tradisional sandeq dilihat dalam tiga tahapan utama yaitu pada awal

pembuatan perahu, dalam proses pembuatan perahu dan peluncuran perahu

ke laut. Makna yang terkandung dalam pelaksaan ritual ini merupakan

pengharapan agar senantiasa diberi keselamatan oleh Allah Swt dalam

menggunakan perahu. Selain itu, ritual juga bermaksud untuk memohon

rezeki yang berlimpah dari proses melaut nantinya. Penelitian ini

mempunyai persamaan dengan peniliti pertama, kedua, ketiga dan keempat

terletak pada metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dan Makna

simbol, perbedaannya terletak pada objek kajian.

Jadi, dapat disimpulkan berdasarkan uraian terhadap penelitian

relevan tersebut terdapat persamaan yaitu meneliti tentang makna simbolik

dalam suatu kebudayaan dan yang menjadi perbedaannya ialah terletak pada

objek kajian dan analis kajian. Di sini peneliti menfokuskan tentang makna

simbol dan fungsi rimpu bagi perempuan Bima (kajian semiotika), dengan

demikian penelitian yang akan dilakukan peneliti berbeda dengan

penelitian-penelitian sebelumnya.

2. Makna Simbolik

Makna adalah sesuatu yang mengandung arti penting. Simbolik

adalah makna tertentu dalam benda atau suatu hal yang mewakili suatu

keadaan atau sebab yang ingin disampaikan. Jadi, makna simbolik adalah

Page 26: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

10

hal tertentu dalam benda atau sesuatu yang memiliki arti penting dan hal

yang ingin disampaikan kepada seseorang.

Makna adalah arti atau maksud yang tercantum dari suatu kata.

Jadi, makna dengan bendanya saling berpegangan dan saling menyatu. Jika

suatu kata tidak bisa digabungkan dengan bendanya maka peristiwa atau

keadaan tertentu tidak dapat memperoleh makna dari kata tersebut.

Hornby dalam Sudaryat (2009: 13) mengatakan bahwa makna

merupakan apa yang kita artikan atau dimaksudkan oleh kita. Dajasudarma

(2009: 5) menyatakan bahwa makna aalah pertautan antara unsur-unsur

bahasa itu sendiri. Sedangkan Purwadarminto menjelaskan bahwa makna

ialah arti atau maksud.

Mansoer Pateda (2001: 79) mengemukakan makna merupakan

kata-kata dan istilah yang membingungkan. Makna tersebut selalu menyatu

pada tuturan kata maupun kalimat.

Kata simbolis dalam KBBI berarti sesuatu yang berkaitan dengan

lambang. Kata simbol sendiri berasal dari kata Yunani symbolos yang

berarti tanda atau ciri yang memberitahukan suatu hal kepada seseorang.

Simbol adalah lambang yang menunjuk pada referen dengan acuan

makna yang berkelainan. Dalam pemaknaannya, ragam tanda yang sulit

ditentukan maknanya adalah simbol, dikerenakan simbol merupakan bentuk

yang isian maknanya sudah di motivasi oleh unsur subjektif pengarangnya.

Selain itu, simbol isian maknanya juga bersifat konotatif. Aminuddin (1995:

126) mengatakan bahwa karakteristik realitas yang memiliki fungsi

Page 27: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

11

simbolik sering kali masih memiliki keselarasan hubungan dengan sesuatu

yang disimbolkan sehingga gagasan yang ada dengan mudah diperkirakan.

Hubungan antara simbol dan yang disimbolkan bersifat banyak

arah. Contohnya kata bunga, tidak hanya memiliki hubungan timbal balik

antara gambaran yang disebut bunga. Kata ini secara asosiasif dihubungkan

dengan keindahan, kelembutan dan sebagainya. Dengan demikian,

kesadaran simbolik disamping menampilkan gambaran objek yang diacu,

juga menggambarkan ide atau gagasan yang meliputi bentuk simbolik dan

gambaran objeknya sendiri. Jadi, suatu simbol sebenarnya merupakan hasil

refresentasi ciri semantik yang diproses dan membentuk suatu pengertian

tertentu.

Simbol merupakan salah satu bagian dari hubungan antara tanda

dengan acuannya yaitu hubungan yang menjelaskan makna dari sebuah

konteks tertentu dalam kehidupan secara umum atau sebuah karya sebagai

tiruan kehidupan.

Proses simbolik terjadi disaat manusia menciptakan simbol dengan

cara membuat kesepakatan tentang sesuatu untuk menyatakan sesuatu.

Hayawaka (Maria 2012: 25) proses simbolik terdapat pada semua tingkat

peradaban manusia dari yang paling bawah sampai pada kelompok paling

atas. Dalam proses perkembangan simbolik meletakkan tiga landasan

aktivitas manusia dalam bersosialisasi yaitu sifat individu, interaksi dan

interpretasi.

Page 28: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

12

3. Konsep Semiotika Charles Sanders Peirce

Pada akhir abad ke 19 semiotika atau semiotik dihadirkan oleh

Charles Sanders Peirce seorang filsuf Amerika yang merujuk pada “doktrin

formal tentang tanda-tanda” menjadi dasar semiotika adalah konsep tentang

tanda, tidak hanya bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda-

tanda melainkan dunia itu sendiripun sejauh terkait dengan pikiran semua

manusia terdiri atas tanda-tanda karena jika tidak begitu manusia tidak akan

bisa menjalin hubungannya dengan realitas (Sobur, 2006: 13).

Kata semiotika berasal dari bahasa Yunani, semion yang berarti

tanda (Sudjiman dan van Zoest, 1996: 7) atau seme yang berarti “penafsir

tanda” (Cobley dan Jansz, 1999: 4) dijelaskan (dalam Sobur, 2006: 16).

Semiotika berfungsi untuk mengungkapkan secara ilmiah

keseluruhan tanda dalam kehidupan manusia baik itu tanda verbal maupun

nonverbal. Sebagai pengetahuan praktis, pemahaman terhadap keberadaan

tanda-tanda khususnya yang dialami dalam kehidupan sehari-hari yang

berfungsi untuk meningkatkan kualitas kehidupan melalui efektivitas dan

efisiensi energi yang harus dikeluarkan. Dengan memahami sistem tanda,

cara kerjanya berarti menikmati suatu kehidupan yang lebih baik.

Eco (dalam Ratna 2004: 105) semiotika berhubungan dengan

segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, sebuah tanda adalah segala

sesuatu yang secara signifikan dapat menggantikan sesuatu yang lain.

Danesi dan Peron (dalam Hoed 2011: 23) tujuan utama semiotik ialah

memahami kemampuan otak kita untuk memproduksi dan memahami tanda

Page 29: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

13

serta kegiatan membangun pengetahuan tentang sesuatu dalam kehidupan

manusia. Kemampuan tersebut disebut semiosis sedangkan kegiatan

manusia yang berkaitan dengan tanda adalah suatu keadaan (kegiatan

mengaitkan suatu keadaan dengan objeknya).

Peirce (dalam Sobur, 2004) semiotika pada dasarnya mempelajari

sebuah pengetahuan dalam bernalar. Menurut Peirce bernalar dilakukan

dengan tanda kemudian melalui tanda tersebut menyebabkan kita untuk

berpendapat dalam menyampaikan tujuan yang ditampakkan oleh alam

semesta. Dengan mengembangkan semiotika, Peirce mengarahkan perhatian

fungsi dan umumnya pada tanda. Oleh karena itu, Peirce menjadikan

semiotika sebagai pengetahuan yang penting dalam linguistik. Namun,

semiotika bukan satu-satunya. Hal tersebut berlaku pada tanda umumnya

berlaku pula pada tanda linguistik. Peirce mengemukakan bahwa tanda-

tanda berkaitan dengan objek-objek yang menyerupainya, keberadaannya

mempunyai hubungan sebab akibat dengan tanda-tanda karena ikatan

konvensional dengan tanda-tanda tersebut. Oleh sebab itu, Peirce

mempunyai pendapat umum tentang tanda yang kemudian dipertegas oleh

Peirce bahwa dasar yang kuat pada tanda dalam tulisan tersebut

digabungkan dalam ouvres completes setelah dua puluh lima tahun setelah

kematiannya.

Semiotika ialah ilmu yang mengkaji tanda. Semiotika berasal dari

bahasa yunani, yaitu “semeion” yang berarti tanda. Tanda merupakan

sesuatu yang mewakili suatu metafora, proses tersebut terjadi pada saat

tanda itu ditafsirkan hubungannya dengan yang diwakilinya bisa berupa

Page 30: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

14

bentuk dan warna dalam sebuah karya seni rupa. Proses tersebut disebut

semiosis, semiosis merupakan suatu proses dimana tanda berfungsi sebagai

perwakilan dari apa yang ditandainya. Hal yang menjadi inti dalam kajian

semiotika adalah semiosis itu sendiri, ialah proses yang memadukan entitas

yang disebut sebagai representasi dari entitas yang diwakili tersebut yang

disebut objek. Proses semiosis sering disebut sebagai

signifikasi/signification.

Peirce yang dikutip oleh Noth (Hoed, 1992: 3) mengemukakan

bahwa “triple connection of sign, thing signified, cognition produced in the

mind”, kemudian di halaman yang serupa Peirce mengatakan bahwa

“Nothing is a sign unless it is interpreted as a sign”. Dapat dilihat bahwa

semiotika melambangkan suatu proses karena merangkum tiga bagian dalam

semiotika secara bersamaan, yaitu tanda. Kemudian sesuatu yang

diwakilinya merupakan situasi yang dipikirkan oleh seseorang pada saat

memahami tanda yang diamatinya dari tiga bagian tanda dan mempunyai

ikatan dengan tanda yang terbentuk secara sederhana.

a. Pengertian tanda dalam kajian semiotika

Tanda merupakan sesuatu hal yang mewaikili sesuatu itu sendiri

dari sesuatu yang lain seperti metafora. Charles Sanders Peirce

mengemukakan bahwa alam semesta secara khusus tersusun oleh tanda.

Oleh karena itu, sesuatu dapat dikatakan sebagai tanda apabila sesuatu

tersebut dapat dilihat dan diamati secara langsung. Jadi, sesuatu yang

ditujukan berupa pikiran dan pengalaman bahkan tanda tidak dibatasi

Page 31: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

15

oleh suatu objek tertentu yang diamati. Contohnya, jika A diamati dan

dikenal secara langsung maka A merupakan tanda dan jika B adalah

lampu lalu lintas yang berwarna hijau maka B merupakan tanda bahwa

kendaraan yang melintasi jalan tersebut bisa meneruskan perjalanannya.

Mengikuti pendapat Peirce (dalam Hoed, 2011: 19) yang telah

dikemukakan bahwa semiotika berarti tanda yang terdiri dari ikon,

simbol dan indeks.

1) Ikon

Ikon (iconic sign) merupakan lambang yang mempunyai

kesamaan bentuk dengan sesuatu yang diwakilinya. Oleh karena itu,

ikon sebagai petanda mempunyai arti sederhana yang

mengomunikasikan suatu tanda. Misalnya, potret yang menyerupai

wajah seseorang merupakan tanda dari orang itu dan gambar A

diwakili oleh tanda A.

2) Simbol/lambang

Simbol (symbolic sign) menekankan pada kesepakan,

kebiasaan atau konvensi masyrakat yang melandasi hubungan arbitrer

antara penanda dan petanda. Karena kata simbolis sepenuhnya

didasarkan pada kesepakatan masyarakat, maka masyarakat dalam

lingkup yang berbeda sangat mungkin memahami tanda dengan

makna yang berbeda.

Page 32: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

16

Simbol merupakan tanda yang menggantikan sesuatu yang

didasarkan pada kesepakatan baik secara tidak sengaja maupun

disengaja, seperti kota Bandung yang diwakili oleh gedung sate. Hoet

(1999: 2), menjelaskan bahwa tanda dapat berupa lambang jika

hubungan antara tanda dengan sesuatu yang diwakilinya berdasarkan

pada perjanjian. Misalnya, rumah beratap gonjong mewakili Minang

Kabau.

3) Indeks

Indeks (indexical sign) menunjukan pada sesuatu bukan

berdasarkan pada kemiripan tetapi lebih menekankan pada keterkaitan

logisnya atau hubungan kausalitasnya (sebab-akibat).

Indeks merupakan suatu tanda yang mewakili sesuatu

berdasarkan implikasi yang umumnya terbentuk dari sebuah

pengetahuan. Misalnya, tanda datangnya hujan ditandai dengan awan

kelabu.

b. Tanda dan Ground

Sesuatu dapat menjadi tanda karena ada yang mendasarinya.

Peirce menyebutnya dengan ground dari tanda. Ground adalah sesuatu

yang yang mendasari tanda sehingga menjadi tanda. Tanda dapat disebut

sebagai tanda bukan didasarkan pada kode bahasa saja, hal ini

dikarenakan tanda dapat ditangkap sebagai tanda karena adanya kode non

bahasa. Kode non bahasa maksudnya adalah tanda atas dasar

pengetahuan pribadi, interpretasi, insidental dan individual.

Page 33: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

17

Peirce membedakan tanda-tanda berdasarkan sifat groundnya

menjadi tiga macam yaitu:

1) Tanda kualitas adalah suatu benda dikatakan sebagai tanda

berdasarkan suatu kepribadian. Misalnya, merah sebagai sifat yang

berdiri sendiri sebelum dikaitkan pada sesuatu yang lain (sebelum

mewakili sesuatu yang lain selain warna).

2) Tanda tunggal, yaitu suatu tanda dianggap sebuah tanda apabila tanda

tersebut sesuai dengan tampilannya dalam kenyataan. Misalnya, asap

sebagai tanda dari api. Kemudian hubungan kausalitas antara api dan

asap dikarenakan asap berfungsi untuk penanda dari api.

3) Tanda hukum atau aturan, yaitu suatu tanda akan dianggap tanda

menurut hukum yang telah diputuskan baik terbentuk dari kesengajaan

maupun tidak sengaja yang terbentuk dengan sendirinya dalam

kebudayan.

4. Bima Sebelum Masuknya Islam

Sebelum berkembangnya islam di wilayah Bima. Pada saat itu,

Bima mempunyai beberapa bentuk pemerintahan diantaranya Masa Naka,

Masa Ncuhi dan Masa Kerajaan. Berikut ini akan dijelaskan dari ketiga

bentuk pemerintahan tersebut:

a. Masa Naka

Masa naka merupakan zaman tertua dalam sejarah Mbojo Bima,

yang biasa masyarakat menyebutnya sebagai zaman prasejarah. Seorang

sejarawan mengemukakan bahwa kebiasaan dalam masyarakat di zaman

naka memiliki kebiasaan yang sederhana dimana masyarakat pada zaman

Page 34: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

18

ini senang berburu dan kehidupan yang selalu berpindah wilayah

(nomadhen). Ciri-ciri masyarakat yang hidup pada zaman ini dapat

diuraikan sebagai berikut; selalu berpindah tempat tinggal, belum

mengenal dengan tulisan, hidupnya bergerombol, setiap gerombolan

tersebut diketuai oleh kepala suku, bahkan belum memahami tentang

peternakan maupun pertanian, dan masyarakat di zaman ini menganut

kepercayaan animisme dan dinamisme.

Masyarakat di zaman naka menganut kepercayaan animisme dan

dinamisme yang dikenal dengan sebutan makamba makimbi. Masyarakat

berkeyakinan bahwa alam semesta beserta isinya diciptakan oleh yang

maha kuasa yang biasa mereka sebut dengan istilah parafu, yaitu yang

mendiami pohon-pohon besar atau batu-batu besar yang mereka anggap

memiliki kekuatan gaib. Tempat tersebut dikenal dengan nama “parafu ro

pamboro”. Di zaman ini masyarakat melakukan pemujaan kepada

makamba makimbi pada saat-saat tertentu seperti halnya upacara

persembahan dinamakan “taho dore”, di saat melakukan upacara ini

dibacakan mantra-mantra dan memberikan persembahan berupa sesajen

atau penyembelihan hewan untuk “parafu ro pamboro”.

Upacara tersebut dipimpin oleh seorang naka yang mereka anggap

sebagai pemimpin dalam kehidupan. Selain makamba makimbi,

masyarakat di zaman naka selalu menghormati arwah nenek moyang

mereka terutama seorang naka. Selain itu, naka bukan hanya pemuka

agama melainkan pemimpin dalam kehidupan masyarakat bahkan

dihormati oleh masyarakat. Pada zaman naka masyarakat menghormati

Page 35: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

19

asas musyawarah dan gotong royong yang masih dilakukan oleh

masyarakat Bima sampai sekarang.

b. Masa Ncuhi

Pada saat peralihan dari zaman naka (zaman prasejarah) menuju

zaman kerajaan di sebut masa ncuhi. Kata ncuhi berasal dari bahasa

Bima kuno, yaitu suri dan kemudian diubah ke dalam kata ncuri yang

bermakna awal kehidupan. Oleh karena itu, ncuhi adalah lambang yang

mengandung artian bahwa sebelum menuju ke zaman kerajaan

masyarakat Bima telah mengawali transisi hidup serta penghidupan.

Masyarakat pada zaman ini sudah mulai menetap dan bercocok tanam

serta beternak bahkan mengatur dan menyempurnakan tatanan sosial

yang ada.

Sekitar abad 8 M, pada masa ncuhi masyarakat Bima mulai

berinteraksi dan berhubungan dengan pedagang serta musafir dari daerah

lain yang memiliki kebudayaan dan ilmu pengetahuan serta teknologi

yang lebih maju. Para pedagang tersebut berasal dari Ternate, Sumatera,

Sulawesi Selatan dan Jawa.

Pempimpin pada zaman ini dikenal dengan sebutan “ncuhi”,

hubungan yang dilakukan olah para ncuhi dengan pedagang luar sangat

baik sehinggan pelabuhan Bima maju dan ramai dikunjungi oleh

pedagang dari seluruh pelosok Nusantara salah satunya pedagang

terkenal dari Jawa Timur yaitu sang Bima dan sang Bima menjalin

persahabatan dengan para ncuhi untuk meningkatkan persatuan dan

kesatuan.

Page 36: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

20

Pada abad 11 M para ncuhi mengadakan musyawarah di sebuah aula

“babuju” yang berada di daerah ncuhi dara dalam musyawarah tersebut

ditetapkan sesuatu yang berisi perihal pengembangan dan perluasan

seluruh wilayah Mbojo yang kemudian di kenal dengan nama babuju

yang disesuaikan dengan nama lokasi terjadinya musyawarah sehingga

terbentuklah Bima yang berasal dari kata Babuju.

c. Masa Kerajaan

Pada pertengahan abad 11 M berdirilah kerajaan Mbojo yang

dipimpim oleh Indra Zamrud sebagai raja pertama yang dilantik oleh

ncuhi dara. Oleh karena itu, sistem pemerintahan Mbojo dipimpin oleh

raja “sangaji” dan tidak lagi dipimpin oleh ncuhi.

Sebagai raja pertama Indra Zamrud membentuk pengembangan dan

pertumbuhan di berbagai bidang, yaitu:

1) Dibidang agama dan keyakinan

Indra Zamrud sebagai raja pertama tidak memaksa rakyatnya

agar memeluk islam dan membiarkan rakyatnya memeluk agama

sesuai kehendak yang diinginkan oleh rakyat. Bahkan, raja sangat

menghargai masyarakat yang masih meyakini kepercayaan terhadap

makamba dan makimbi sehingga toleransi antara raja dan rakyat

hingga sekarang dilestarikan oleh masyarakat Bima pada umumnya.

2) Dibidang ekonomi

Pada bidang ekonomi Indra Zamrud berupaya memajukan

kemakmuran dan kejayaan kerajaan dengan menjalankan berbagai

Page 37: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

21

bidang diantaranya bidang pertanian, peternakan, perniagaan serta

pelayaran. Oleh karena itu, usaha yang dilakukan oleh Indra Zamrud

tersebut mendapat hasil yang memuaskan. Misalnya, pada bidang

peternakan dan pertanian yang berkembang dengan pesat sehingga

bencana kekurangan bahan makanan tidak akan terjadi. Bahkan, di

bidang pelayaran menjadikan pelabuhan Bima ramai didatangi para

pedagang bahkan musafir dari berbagai penjuru dunia.

Pada abad 14 M Sangaji Manggapo Jawa menjadi sultan

berikutnya setelah Indra Zamrud, kemudian Sangaji Manggapo Jawa

memerintah kerajaan Mbojo sehingga pada saat itu kerajaan

mengalami kemajuan yang pesat dan di masa kemasyhuran. Oleh

karena itu, sultan mengeratkan kerja sama yang menyeluruh dari

wilayah kepulauan sampai di majapahit. Pada saat itulah masyarakat

mengenal satsra dan tulisan. Selain itu, sultan Manggapo Jawa

berhasil mengembangkan keterampilan serta pengetahuan teknologi

diantaranya dalam membuat tombak dan batu bata

Di awal abad 15 M kesultanan Mbojo yang dipimpin oleh

Sangaji Mawa’a Paju Longge. Kemudian di saat pemerintahan Sangaji

Mawa’a Paju Longge hubungan antara kesultanan Bima dengan

kerjaan Gowa mulai ditingkatkan sehingga sistem pemerintahan,

seperti pertanian, pelayaran dan perdagangan mengikuti sistem yang

berlaku pada kerajaan Gowa. Bahkan, budaya dan kebiasaan

masyarakat Bima telah dipengaruhi oleh kebudayaan Gowa.

Kemudian pada akhir abad 15 M kerajaan Mbojo berkembang dengan

Page 38: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

22

cepat dan menjadi pusat perdagangan yang ramai dikunjungi dari

berbagai penjuru nusantara di bagian timur selain Ternate dan Gowa.

Kemudian kekuasaan kerajaan Mbojo berbentang dengan luas mulai

dari pulau Satonda sampai ke Alor di sebelah timur. Namun, pada

abad ke 16 M kejayaan kesultanan Mbojo menurun.

5. Islam Masuk di Tanah Bima dan Berkembangnya Islam

Tanah Bima dikenal sebagai dana Mbojo yang berasal dari kata

babuju yang memiliki arti tanah yang tinggi, sedangkan nama Bima berasal

dari nama leluhur raja-raja Bima yang pertama. Bima merupakan kerajaan

terpenting di pulau Sumbawa pada masanya karena pada abad 17-19 Bima

merupakan jalur perdagangan antara malaka dan maluku. Kerajaan Bima

pada perkembangannya sangat banyak berhubungan dengan kota Makassar.

Pada abad ke- 16 Tome Pires menggambarkan Bima sebgai berikut: Bima di

pimpin oleh raja yang kafir memiliki banyak perahu serta banyak bahan

makanan seperti daging, ikan, asam dan juga banyak bahan bakar kayu.

Perdagangan di pulau Bima ramai orang-orangnya hitam berambut lurus.

Pulau Bima juga memiliki sedikit kekayaan emas (Maryam 1999).

Menurut Harahap “mubalig islam memulai penyiaran islam di

pulau Sumbawa pada abad 16 M antara tahun 1540 sampai tahun 1550 M”.

Dari pendapat tersebut dipercaya bahwa islam masuk ke pulau Sumbawa

sekitar tahun 1540 sampai tahun 1550 dibawa oleh para mubalig dan

pedagang dari demak, kemudian pada tahun 1511 Demak menjadi titik

utama dalam menyiarkan islam di Asia Tenggara dengan menggantikan

takhta malaka yang terlepas dari tangan portugis. Sunan Prapen merupakan

Page 39: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

23

salah satu mubalig ternama dalam menyebarluaskan islam di wilayah

Indonesia bagian timur salah satunya pulau Sumbawa. Namun, perjalanan

yang dikukan oleh Sunan Prapen tidak berjalan dengan mulus dikarenakan

pengaruhnya terhadap syiar islam belum stabil.

Pada abad 17 M ialah saat yang penting bagi sejarah perkembangan

kesultanan Bima. Namun, pada abad 17 M terjadi dua kejadian yang

kemudian memengaruhi sejarah perjalanan Bima, yaitu salisi meneror La

kai untuk mewujudkan keinginan pribadinya dan saat itu bertepatan dengan

masuknya pengaruh islam dari Sulawesi Selatan yang kemudian masuk ke

tepi laut Sape, tepi laut Waworada Selatan kemudian menelusuri desa di

sekeliling kaki gunung lambitu yang berpusat di daerah kalod’u.

Dengan membunuh putra mahkota salisi ingin menguasai kerajaan.

Salisi berusaha meminta bantuan Belanda. Namun, pembunuhan tersebut

tidak berhasil. Ketika mengetahui keinginan salisi untuk membunuhnya,

putra mahkota menyelamatkan diri ke Kalo’ud, yaitu salah satu daerah yang

sudah menerima ajaran islam sebagai petunjuk dalam menjalankan

kehidupan. Pada saat itu, La Kai mengenal agama islam yang penuh

ketenangan sehingga dengan keikhlasan hatinya La Kai memeluk islam dan

menjadikan islam sebagai kepercayaan yang dianutnya. Sehingga lama-

kelamaan masyarakat yang mengetahui bahwa putra mahkota telah

memeluk islam dan masyarakat serentak mendekap pada ajaran islam

dikarenakan masyarakat sangat menghormati kesultanan sebagai pengayom

dan pelindung bagi rakyat.

Page 40: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

24

Pada tahun 1050 H La kai mendapat bantuan dari Makassar dan

berhasil menaklukkan salisi dan menguasai kejaaan yang sebelumnya

dikuasai oleh salisi, setelah kemenangnya La kai di berikan gelar sultan

Abdul Kahir dan dinobatkan sebagai sultan pertama di kesultanan Bima.

Penyebaran islam yang dilakukan oleh ulama dari Makassar, yaitu

Datu Ribandang dan Datu Ritiro terbukti mendapatkan pengaruh besar

terhadap kehidupan masyarakat Bima. Dengan bantuan dari kedua ulama

tersebut ajaran islam mulai disebarkan pada saat pemerintahan sultan

pertama, tentu dengan ketentuan yang disesuaikan dengan ajaran islam salah

satunya menutup aurat, mengucapkan dua kalimat syahadat dan sunat bagi

laki-laki. Kemudian ditegakkan aturan kesultanan menurut ajaran islam

yaitu agar selalu menutup aurat bagi perempuan yang sudah aqil balig sesuai

dengan syariat islam. Akan tetapi, pada tanggal 8 ramadan 1050 H

bertepatan dengan 1640 M sultan pertama wafat sehingga aturan yang telah

dibuat oleh La kai belum terlaksana dengan begitu baik.

Semenjak sultan Abdul Kahir wafat, kemudian kesultanan Bima

digantikan oleh putranya sultan Abdul Kahir Sirajudin sebagai sultan kedua

di kesultanan Bima yang diberi gelar “Ruma Mantau Uma Jati”

Pada saat pemerintahan sultan Abdul Kahir Sirajudin, islam di

Bima merupakan agama yang diagungkan oleh sultan beserta masyarakat

Bima itu sendiri. Dimulai dari tatanan kerajaan yang kemudian diubah

sebagai kesultanan serta sistem pemerintahan semuanya sesuai dengan

syariat islam bahkan dalam kehidupan bermasyarakat ditandai dengan

Page 41: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

25

syariat islam, ini menunjukkan bahwa agama islam merupakan agama yang

yang membawa perdamaian dan rahmat bagi seluruh alam “Rahmatan Lil

Alamin”

Sebagai pengayom dan panutan oleh masyarakat sultan Abdul

Kahir Sirajuddin bekerja keras dalam mengembangkan kesultanan Bima

serta membawa islam seperti halnya yang telah dilakukan oleh sultan Abdul

Kahir yang dibantu oleh gurunya Datu Maharaja Lelo. Sultan

memberitahukan kepada masyarakat agar mengadakan upacara “siri puan”

yang diadakan dalam sekali setahun yakni pada bulan rabiul awal dimulai

tujuh hari bulan sampai lima belas hari bulan pada siang hari dan malam

hari dengan tujuan memuliakan hari kelahiran nabi. Selain untuk

memperingati kelahiran nabi upacara “siri puan” juga bertujuan untuk

menghargai penasehat melayu “guru” beserta kerabat dan keturunannya

yang telah berjasa dalam menyiarkan islam di daerah Bima serta

memperingati masuknya islam dan berdirinya kesultanan Bima.

Siri puan yaitu upacara sekaligus budaya khas Bima yang sampai

sekarang diberkembangkan oleh masyarakat. Selain melestarikan upacara

“siri puan”, sultan Abul Kahir Sirajudin meneruskan perintah ayahandanya

sultan Abdul Kahir dalam menjunjung tinggi derajat dan harga diri seorang

perempuan. Sejalan dengan syariat islam, maka dengan itu sultan Abdul

Kahir Sirajudin membuat keputusan perundang-undangan yang harus ditaati

dan dilakukan oleh semua masyarakat Bima yaitu mewajibkan bagi

perempuan mengenakan pakaian yang menutup aurat sesuai syariat dalam

islam dan memakai rimpu salah satu alat untuk menutup aurat dan apabila

Page 42: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

26

terdapat masyarakat yang melanggar peraturan tersebut akan mendapatkan

hukuman setimpal sesuai aturan perundang-undangan yang telah dibuat oleh

kesultanan.

Sejak dibuatkan peraturan perundang-undangan perempuan Bima

berbondong-bondong menggunakan rimpu sebagai alat menutup aurat.

Rimpu tersebut dipakai oleh seorang wanita, baik itu yang sudah

berkeluarga maupun yang masih gadis dan hendak meninggalkan rumah

agar terhindar dari pandangan laki-laki yang bukan muhrimnya.

Sebagai masyarakat yang tunduk serta patuh pada aturan yang telah

dibuat oleh sultannya, dengan ikhlas masyarakat menjalankan apa yang

telah diperintahkan tersebut bukan karena masyarakat merasa ketakutan

terhadap sultannya. Akan tetapi ini membuktikan bahwa masyarakat Bima

menerima islam dengan sepenuh hati mereka. Masyarakat Bima

berpendapat bahwa setiap perintah dan larangan dalam al-qur’an merupakan

sesuatu yang mutlak yang wajib dilakukan dalam kehidupan, seperti yang

dilakukan oleh masyarakat Bima salah satunya menutup aurat dengan

menggunakan rimpu.

Pada awalnya masyarakat Bima memercayai keyakinan pada

makamba dan makimbi yaitu kepercayaan terhadap kemampuan pada hal

gaib sebagai penguasa alam semesta, masyarakat menyebutnya sebagai

parafu yang dipercayai menguasai serta mendiami suatu kawasan misalnya

mata air, pohon rindang, batu besar, gunung serta daerah yang dianggap

keramat bahkan benda lainnya seperti keris dianggap gaib. Selain itu,

Page 43: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

27

masyarakat memercayai bahwa setiap arwah leluhur yang mendahului

mereka terutama arwah orang dihormatinya seperti seorang sultan, masih

mempunyai peranan dalam menguasai kehidupan sehari-hari masyarakat

bahkan masyarakat selalu melakukan pemujaan disuatu tempat yang

dianggap keramat serta memiliki kekuatan gaib masyarakat biasa menyebut

dengan sebutan “parafu ro pamboro”

Sejak masuknya islam di Bima terbentuklah proses pencampuran

dua kebudayaan, salah satunya adalah budaya rimpu. Hilir Ismail

berpendapat bahwa bima merupakan suatu daerah yang memilki kapas yang

melimpah dan kemudian menjadikan kapas tersebut sebagai komoditas

ekspor hingga ke negeri China pada abad ke 13. Bahkan sebelum islam ada,

masyarakat Bima mempunyai kapas yang berlimpah dan telah memahami

kain tenun yang berasal dari kapas sehingga dalam berbusana masyarakat

mengenakan pakaian dari kain hasil tenunan “tembe nggoli” masyarakat itu

sendiri.

Sebelum adanya budaya rimpu, masyarakat Bima telah mengetahui

sanggentu dan katente. Sanggentu yaitu melilitkan sarung nggoli dari dada

mencapai mata kaki, sanggentu tersebut diperuntukan bagi perempuan dan

ketente yang diperuntukan bagi seorang laki-laki yaitu menggungkan tembe

nggoli dimulai dari pinggang hingga mata kaki. Sanggentu dan kantente

mempunyai cara pemakaian yang hampir sama, yang membedakannya pada

saat menggunakan sanggentu dan katente tersebut yaitu menggulungkan

tembe nggoli dari dada sampai mata kaki sedangkan kantente

menggulungkan sarung dari pinggang sampai mata kaki. Bahkan, sampai

Page 44: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

28

sekarang “sanggentu dan katente” masih dilestarikan oleh masyarakat Bima,

salah satunya katente yang digunakan oleh kaum laki-laki pada saat salat

dan acara keagamanaan yang dipadukan dengan baju kemeja yang sopan.

Oleh karena itu, rimpu merupakan pakaian adat khas Bima yang

dikenakan khusus untuk perempuan yang sudah aqil-balig dan belum

terpengaruh oleh budaya lokal lainnya serta murni lahir dari proses

modifikasi budaya lokal dan budaya islam. Sejak islam masuk di Bima

bersama segala ajaran-ajarannya serta tata cara dalam berpakaian tentu

harus menyelaraskan dengan budaya masyarakat Bima itu sendiri.

Sanggentu dan kantete merupakan budaya asli Bima yang kemudian

diakulturasi dan disesuaikan dengan ajaran islam, proses tersebut dilakukan

agar ciri khas dan kultur lokal dalam sanggentu dan kantente tidak hilang

ditelan zaman.

6. Sejarah Rimpu

Awal pertama kali munculnya rimpu di Bima seiring masuknya

penyebaran islam, rimpu Mbojo merupakan busana adat tradisional yang

mengenangkan perkembangan adat harian yang telah mendasari munculnya

perkembangan keagamaan setelah berkembangnya masa kesultanan sebagai

indentitas wanita muslim Mbojo pada jaman penyebaran ajaran islam.

Rimpu menjadikan suatu prioritas keagamaan dalam rangka

mengembangkan suku budaya, masuknya rimpu di Bima sangatlah kental

setelah muncul peradaban dan penyebaran islam di wilayah Bima. Dimana

wanita dana Mbojo memakai rimpu setelah datangnya pedagang islam ke

Bima dengan mengedepankan pakaian Arab. Arab yang dikenal sebagai

Page 45: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

29

agama islam yang patut dianut. Konon, rimpu menjadi salah satu prasejarah

Bima setelah munculnya ajaran islam oleh kedua datuk, kedua Datuk ini

bernama Datuk Dibanda dan Datuk Ri Tiro selain di Bima kedua datuk

dikenal sebagai tokoh utama yang menyebar agama islam di pulau Sulawesi.

Masyarakat Bima (Mbojo), rimpu menjadi salah satu struktur

sejarah sosial pada saat itu yang menjadikan sebuah toleransi wanita Mbojo

maupun para lelaki untuk meningkatkan kebudayaan dan ajaran yang dianut

oleh mereka saat itu. Rimpu merupakan pakaian yang menutup aurat orang

Bima pada zaman dulu, rimpu menjadikan salah satu bahan pemakaian yang

digunakan untuk penutup aurat oleh kaum wanita masyarakat Mbojo.

Bahkan, rimpu memiliki banyak manfaat dan kegunaannya yaitu dipakai

saat acara resmi seperti upacara hari Bima dipakai sehari-hari dan dipakai

pada saat orang meninggal dunia.

7. Budaya Rimpu Masyarakat Bima

Rahman (2009: 47) berpendapat bahwa budaya rimpu merupakan

pakaian tradisional wanita muslimah kali pertama diperkenalkan setelah

masuknya ajaran islam akhir abad ke XVII di Bima yang ditandai dengan

berubahnya status kerajaan menjadi kesultanan. Aajaran islam mulai masuk

di Bima pada 15 Rabiul awal 1050 H bertepatan dengan 5 Juli 1640 M,

dibawah oleh dua ulama yaitu Dato Ri Bandang dan Dato Ri Tiro asal

Sumatera yang diutus oleh kesultanan Gowa dalam menyiarkan islam di

wilayah Bima.

Page 46: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

30

Maka, kedua ulama tersebut memperkenalkan kepada masyarakat

Bima terutama perempuan tentang bagaimana kaidah dalam mengenakan

pakaian yang sepadan dengan anjuran islam dalam hal menutup aurat karena

pada waktu itu hampir seluruh perempuan di wilayah kesultanan Bima

masih mengenakan peninggalan leluhur mereka dengan menggunakan

pakaian yang seadanya untuk menutup anggota tubuhnya.

Pada saat diperkenalkannya islam, sarung tradisional khas Bima

mulai dikenakan sebagai alat untuk menutup seluruh anggota tubuh

prerempuan Bima yang dikenal dengan nama rimpu. Sejak mengenal

budaya rimpu pada awal masuknya islam, masyarakat saat itu belum

memahami keterampilan menjahit sebagai alat untuk menyambung kain

yang dijadikan barang bermanfaat seperti sebuah pakaian salah satunya

baju. Karena pada waktu itu masyarakat hanya memahami yang namanya

menenun sarung dengan bahan dasar dari kapas yang diolah dengan cara

memintal kapas menjadi benang dan kemudian dari benang tersebut

selanjutnya ditenun kembali menjadi sarung.

Budaya rimpu telah hidup dan berkembang sejak masyarakat Bima

mengenal islam dan merupakan kebiasaan dalam berpakaian oleh

masyarakat Bima. Rimpu merupakan cara berpakaian yang mengandung

nilai-nilai yang sejalan nuansa islam. Kebiasaan memakai rimpu merupakan

simbol yang selalu ada pada perempuan Bima hampir setiap kemana-mana

rimpu sarung nggoli selalu dikenakan oleh perempuan Bima. Pada konteks

Indonesia secara umum. Bima khususnya, kesopanan sangat dinilai dari cara

berpaikaian dan berpenampilan.

Page 47: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

31

Rimpu ialah menggunakan salah satu sarung khas Bima yaitu

tembe nggoli yang umumnya dibelitkan dibagian kepala dimana biasanya

terlihat hanya wajah. Kebudayaan rimpu yang merupakan salah satu hasil

kebudayaan masyarakat Bima. Pada umumnya perempuan Bima

mengenakan rimpu sebagai alat untuk menutup auratnya sebagaimana ajaran

islam mewajibkan setiap perempuan yang sudah aqil baliq diwajibkan

menutup auratnya dihadapan orang yang bukan muhrimnya. Dari segi

pemakaiannya rimpu dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu “rimpu colo

dan rimpu mpida”. Bagi perempuan yang belum menikah memakai busana

rimpu hanya kelihatan bagian mata (rimpu mpida) sedangkan bagian bagi

perempuan yang sudah menikah atau berkeluarga memakai busana rimpu

boleh kelihatan bagian wajah (rimpu colo).

Adanya perbedaan penggunaan rimpu antara yang masih gadis

dengan yang telah bersuami sebenarnya secara tidak langsung menjelaskan

pada masyarakat terutama kaum pria tentang status wanita, apakah wanita

tersebut sudah berkeluarga atau masih gadis itulah yang unik dari budaya

rimpu suku Mbojo tersebut. Keunikan dari budaya berbusana suku Mbojo

tersebut harus tetap dilestarikan agar tidak punah sehingga generasi

selanjutnya mengetahui bahwa makna dari berbusana rimpu itu apa. Busana

rimpu yang menjadi salah satu budaya berbusana suku mbojo sekarang

hampir punah hal itu disebabkan karena masyarakat Bima sudah jarang

menggunakan rimpu untuk menutup aurat. Hal itu disebabkan sudah banyak

busana menutup aurat yang lebih bermodern yang bermunculan.

Page 48: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

32

Masyarakat Bima merupakan perpaduan dari berbagai budaya,

etnis dan suku yang hampir menyebar di seluruh pelosok tanah air. Proses

pembentukan masyarakat Bima lebih dominan berasal dari imigrasi yang

dilakukan oleh etnis di sekitar Bima. Daerah Bima merupakan daerah yang

kaya akan budaya dan kebiasaan yang menjadi ciri khas masyarakat Bima

itu sendiri. Namun, pada saat adat istiadat ini kebudayaan tersebut perlahan-

lahan mulai memudar bahkan sulit untuk ditemukan sehingga tidak

mengherankan banyak anak-anak dan para remaja Bima tidak mengetahui

budayanya sendiri.

Indonesia merupakan Negara yang terkenal kaya akan adat

istiadatnya. Dikarenakan adat istiadat dan kebudayaan adalah salah satu ciri

khas suatu daerah yang memiliki perbedaan pada setiap daerahnya, salah

satu adat istiadat tersebut ialah adat istiadat masyarakat Bima yang sekarang

memudar bahkan berangsur-angsur hilang yaitu adat istiadat dalam

menggunakan rimpu oleh perempuan Bima. Budaya rimpu yang dikenakan

oleh perempuan Bima merupakan cara berpakaian dengan ciri khas

masyarakat Bima, terkhusus bagi kaum perempuan yang sudah aqil balig.

Rimpu sangat kental dengan masuknya islam di Bima maka dari itu, wanita

arab menjadi inspirasi bagi perempuan Bima dalam menutup sehingga

perempuan yang ada di Bima menyamakan pakaian arab dengan

menggunakan rimpu sebagai alat menutup aurat.

Page 49: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

33

B. Kerangka Konseptual

Berdasarkan pembahasan teoretis pada kajian pustaka tersebut,

pembahasan berikut ini akan diuraikan kerangka konsep yang melandasi

penelitian ini. Adapun kerangka konsep merupakan proses tentang alur pikir

seseorang dalam menganalisis dan memecahkan suatu persoalan atau masalah-

masalah yang akan dihadapi serta memberikan jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah.

Rimpu merupakan salah satu model atau gaya berpakain khas daerah

Bima NTB dimana pakaian tersebut dikenakan oleh kaum wanita yang masih

remaja. Rimpu dikenakan untuk menutup aurat dengan melilitkan dua lembar

kain (tembe) sarung yang mana satu untuk bagian kepala dengan menutup

wajah hingga yang terlihat hanya mata saja menjulur sampai perut hingga yang

terlihat hanya telapak tangan. Dalam hal ini kaum wanita yang menjadi salah

satu faktor terbentuknya budaya rimpu adalah keadaan iklim di daerah Bima

yang panas sehingga ketika melakukan aktivitas kaum perempuan harus

mengenakan rimpu. Masyarakat Bima mayoritas bermata pencaharian sebagai

petani dan nelayan, akan tetapi pekerjaan sebagai nelayan hanya dilakoni oleh

kaum laki-laki. Sehingga ketika turun ke sawah kaum wanita yang

mengenakan rimpu untuk melindungi tubuh mereka dari sinar matahari.

Rimpu dikenal sejak masa kesultanan atau kerajaan islam masyrakat

Bima mengenal dua jenis rimpu yaitu rimpu mpida dan rimpu colo perbedaan

dari kedua jenis rimpu ini ialah rimpu mpida dikenakan oleh wanita yang

belum menikah sedangkan rimpu colo dikenakan oleh wanita yang sudah

Page 50: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

34

berkeluarga. Bima merupakan daerah yang akan budaya dan adat istiadat salah

satunya rimpu yang merupakan ciri khas dari masyarakat Bima itu sendiri.

Gambar 1. Bagan Konseptual

Rimpu ColoRimpu Mpida

Ikon Simbol

Deskripsi dan Fungsi Makna Simbol Bagi

Perempuan Bima

Kajian Semiotika

Charles Sanders Peirce

Budaya Rimpu

Makna Simbol Rimpu dan Fungsinya

Bagi Perempuan Bima (Kajian

Semiotika)

Indeks

Page 51: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan

kualitatif adalah kegiatan penelitian yang menjelaskan data deskriptif yaitu

suatu fenomena seperti, ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati

dari orang tersebut. Taylor dan Bogdan mengemukakan bahwa penelitian

tersebut digunakan untuk menjelaskan kejadian yang terjadi pada masa

sekarang yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan variabel

bebas. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan data deskriptif yang

berkenaan dengan suatu kejadian yang dapat diamati dari objek yang diteliti.

Metode kualitatif yaitu pengamatan, wawancara atau penelaah

dokumen. Metode kualitatif digunakan karena beberapa pertimbangan, yang

pertama menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan

dengan kenyataan dan yang kedua metode ini menyajikan secara langsung

hakikat hubungan antara peneliti dengan responden.

Dengan menggunakan metode kualitatif ini peneliti akan melakukan

pengamatan, berupa wawancara dan menelaah dokumen untuk memberikan

gambaran langsung hakikat kepada responden yaitu mendeskripsikan keadaan

masyarakat di desa Simpasai kecamatan Lambu yang berkaitan dengan makna

simbol rimpu dan fungsinya bagi perempuan Bima (kajian semiotika).

35

Page 52: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

36

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dijadikan objek dalam penyusunan skripsi

tersebut berada di kecamatan Lambu yang ada di desa Simpasai. Desa

Simpasai adalah salah satu dari sekian banyak desa dalam wilayah di

kecamatan Lambu kabupaten Bima provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Peneliti memilih desa Simpasai sebagai lokasi penelitian, dikarenakan

desa Simpasai mempunyai kultur budaya yang khas dan berbeda dengan desa

yang ada di kecamatan Lambu. Keunikkan dalam budaya rimpu ialah pada saat

dikenakan oleh para perempuan Bima di kala akan keluar dari rumah. Dengan

menggunakan rimpu, perempuan pemakai rimpu dapat dibedakan statusnya

antara perempuan yang masih gadis dan perempuan yang sudah berkelurga.

Perbedaan tersebut terlihat dari cara mereka memakai rimpu, seperti pemakaian

rimpu colo yang dipakai oleh perempuan yang sudah berkeluarga sedangkan

rimpu mpida digunakan oleh perempuan yang masih gadis.

Alasan peneliti mengangkat judul tersebut dikarenakan peneliti ingin

mengetahui bagaimana makna simbol rimpu dan fungsinya bagi perempuan

Bima cara budaya rimpu terkhusus pada kebudayaan rimpu di desa Simpasai

kecamatan Lambu tersebut.

Desa Simpasai ialah salah satu desa di wilayah kecamatan Lambu yang

terletak disebelah barat pusat kota kecamatan. Desa adalah kesatuan

masyarakat yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan

mengurus urusan pemerintah, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

Page 53: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

37

parkarsa masyarakat hak atas usul dan atau hak tradisional yang di akui dan

dihormati dalam sistem pemerintahan negara republik Indonesia.

Sejarah desa Simpasai, tidak jauh dari sejarah peradaban masuknya

islam di Bima. Pada saat itu, tepatnya pada abad ke 15 Syekh Muhammad Bin

Abdollah didampingi oleh 44 orang pengikutnya, Syekh Muhammad Bin

Abdolah mendatangi Bima serta membawa islam dari bugis Makassar melalui

selat Sape menuju ke arah selatan di ufuk timur semenanjung Naga nuri dengan

membawa islam

Bagi masyarakat yang akan memeluk agama islam diwajibkan potong

kepala serta potong ekor yang bermaksud untuk potong rambut dan dihitan,

mendengar bahwa ada seseorang yang datang membawa agama baru yaitu

islam. Kemudian pada saat itu masyarakat sangat gelisah mendengar

pernyataan dari seseorang tersebut yang mengharuskan mereka potong kepala

dan potong ekor (sunat)

Pada saat itu masyarakat tidak mau memeluk agama islam, bahkan

bersembunyi dan melarikan diri di So Mangge Maju/Sori Kuwu dibagian

selatan desa Simpasai dan yang saat ini dikenal So Mangge Maju dan Sori

Kuwu sebagai lahan pertanian bawang masyarakat.

Selanjutnya Syekh Muhammad Bin Abdollah merasa kebingungan dan

pulang kembali ke daerah Bugis Makassar menjemput empat orang Syekh

yaitu Syekh Umar, Syekh Banta, Syekh Ali dan Syekh Surau dengan dua orang

laki dan dua orang perempuan dengan berpakaian adat pengantin Aceh dan

Page 54: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

38

nyanyian kande untuk bermain menghibur masyarakat (mpaa tari lenggong)

yang diiringi mpaa sila dan gantau serta hadra.

Sementara itu di tengah masyarakat Bima terdapat sepasang laki-laki

dan perempuan yang berpakaian layaknya pengantin diusung dengan

menggunakan ”sarangge”, lantaran melihat orang yang diusung yang diadakan

oleh para datuk tersebut masyarakat merasa terhibur. Oleh sebab itu,

masyarakat perlahan-lahan berkeinginan memeluk agama islam dengan melalui

beberapa tahapan diantaranya mengucap dua kalimat syahadat, potong rambut,

mandi dan di sunat. Sehubungan dengan itu berkembanglah agama islam di

halaman daerah tersebut.

Nama desa Simpasai sebenarnya berkaitan dengan adanya seorang

tokoh yang Bisarguna dan Tingiraloa (sakti) yang bernama “Ompu Simpa“ dan

selain itu para rombongan sangaji Bima (Mbojo) mempunyai ratusan ekor

kuda yang penjatannya dikenal bernama “Manggila“ dengan tempat dan lokasi

pemeliharaan di So Wangga Lambu yang saat ini dikenal Kuwu Ruma (tempat

istirahat sangaji) dan kunjungan sangaji Mbojo ke Lambu secara rutin harus

singga (sai) dirumah seorang tokoh tersebut. Maka kesimpulan hasil kelakar

sang sengaji dengan “Ompu Simpa“ dipadukan nama tokoh sakti “Ompu

Simpa“ Sai“ (singga) sehingga lahirlah nama desa “Simpasai“ dan bahasa

Simpasai sudah menguasai nusantara sejak abad ke 13 M. Maka saat ini

budaya dan peradaban Simpasai masih melekat di desa Simpasai.

Seiring dengan perjalanan waktu berkembang pula ilmu-ilmu agama

yang diajarkan oleh para mubalig dan para pendatang dari Makassar dan

Page 55: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

39

Banten berkembang pula peradaban suku Simpasai yang disebut dengan

Muma, Uba, Ama dan Dae serta Ina.

Pada jaman pemerintahan desa Simpasai dengan beberapa kali terjadi

pergantian kepala desa bahwa dibagian utara jalan raya dinamai dusun

Kawinda, Lakenu dan Sekolo dibagian selatan dikenal dengan dusun Mangge

Maju, Sori Dungga dan Sori Kuwu.

Dengan adanya UU No. 22 tahun 1999 dengan memberikan amanah

dalam pembentukan kedaulatan daerah serta desa. Oleh sebab itu, diberikan

seluas-luasnya kepada desa agar menata dan mmbenahi daerahnya termasuk di

dalamnya adalah memekarkan wilayah atau dua desa. Melalaui musyawarah,

diputuskan bahwa desa Simpasai dimekarkan menjadi dua dengan alasan

pemerataan pelayanan, pemerataan informasi dan pemerataan pembangunan di

semua bidang kehidupan.

Dengan dasar hukum yang ada dan hasil musyawarah seluruh

msyarakat pada saat itu, maka yang semula Dusun Kawinda dan Sori Kuwu

berubah statusnya menjadi desa Sangga yang definitif yaitu tepatnya pada

tahun 2012. Berdasarkan surat keputusan bupati Bima nomor 711 tahun 2002

maka diangkatlah Drs. Nasrullah sebagai pejabat kepala desa Sangga maka

dengan hal tersebut, dapat kita simpulkan bersama keadaan sampai saat ini

desa Simpasai menjadi empat Dusun yaitu Dusun Sori Dungga, Mangge Maju,

Sakolo dan Lakenu.

Page 56: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

40

1. Letak Goegrafis

Desa Simpasai merupakan salah satu dari 14 desa di wilayah

kecamatan Lambu, yang terletak 6 km ke arah barat dari kota kecamatan

Lambu.

Desa Simpasai mempunyai luas wilayah seluas 13.235.44 hektar.

Iklim desa Simpasai, sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia

mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai

pengaruh langsung terhadap pola tanam yang ada di desa Simpasai

kecamatan Lambu.

2. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk

a. Jumlah Penduduk

Desa Simpasai mempunyai jumlah penduduk 3625 jiwa yang

tersebar dalam 4 wilayah dusun dengan Perincian sebagaimana tabel :

TABEL 1

Jumlah Penduduk

Dusun Sori

Dungga

Dusun Mangge

Maju

Dusun Sakolo Dusun Lakenu

878 899 938 910

b. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan masayarakat desa Simpasai adalah sebagaiberikut :

Page 57: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

41

TABEL 2

Tingkat Pendidikan

Pra Sekolah SD SMP SLTA Sarjana

2 1 - - -

c. Mata Pencaharian

Desa Simpasai merupakan desa pertanian dan penduduknya

bermata pencaharian sebagai petani/penderes, pedagang dan lain-lain

selengkapnya sebagai berikut:

TABEL 3

Mata Pencaharian

Petani Pedagang PNS Buruh

705 43 22 922

d. Pola Penggunaan Tanah

Penggunaan tanah di desa Simpasai sebagian besar diperuntukan

untuk tanah pertanian sawah sedangkan sisanya untuk tanah kering yang

merupakan bangunan dan fasilitas-fasilitas lainnya.

e. Sarana dan Prasarana Desa

Kondisi sarana dan prasarana umum desa Simpasai secara garis

besar adalah sebagai berikut :

Page 58: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

42

TABEL 4

Prasarana Desa

Balai Desa Jalan Kab. Jalan Kec. Jalan Desa Masjid Dll

1 bh 1,5 Km - 5,7 Km 2/2

C. Definisi Istilah

Definisi istilah adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang

dapat diamati. Bahwa peneliti bebas merumuskan, menentukan definisi istilah

sesuai dengan tujuan penelitian yang akan diteliti. Agar tidak menimbulkan

kekaburan atau kesimpangsiuran pemahaman dalam penelitian ini, maka

dijelaskan terlebih dahulu istilah-istilah yang dimaksud, antara lain:

1) Makna atau arti adalah hubungan antara lambang bunyi dengan acuan,

makna merupakan bentuk respon dari stimulus yang diperoleh pemeran

dalam komunikasi sesuai dengan asosiasi maupun hasil belajar yang

dimiliki.

2) Simbolik merupakan kata atau sesuatu yang bisa dianalogikan sebagai kata

yang telah terkait dengan penafsiran pemakai, kaidah pemakaian sesuai

dengan wacananya dan kreasi pemberian makna sesuai dengan intensi

pemakaianya.

3) Perempuan adalah kata yang kurang halus (kasar) dari bahasa Indonesia

untuk kata wanita dalam bahasa Melayu. Perempuan ialah jenis makhluk

yang berjasa bagi spesiesnya secara biologis.

Page 59: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

43

4) Semiotika merupakan suatu kajian ilmu tentang mengkaji tanda. Dalam

kajian semiotika menganggap bahwa fenomena sosial pada masyarakat dan

kebudayaan itu merupakan tanda-tanda, kajian semiotik berada pada dua

paradigma yaitu paradigma konstruktif dan paradigma kritis.

5) Rimpu merupakan cara berbusana masyarakat Mbojo khususnya kaum

perempuan dengan menggunakan sarung khas Bima yang dikenal dengan

sebutan “tembe nggoli” yang menggunakan dua lembar sarung dengan

tujuan untuk menutup aurat dan merupakan identitas bagi kaum perempuan

Bima.

D. Data dan Sumber Data

1. Data

Data dalam penelitian berupa data verbal yang merujuk pada kata,

frasa, kalimat dan wacana yang mengandung makna simbol rimpu.

2. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan

data terdiri dari beberapa unsur diantaranya adalah fenomena atau peristiwa

manusia serta dokumentasi.

Adapun sumber data tersebut terdiri dari :

1. Sumber data primer

Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung dari

sumber data pertama dilapangan dengan wawancara. Dalam penelitian ini

data primernya ialah dalam bentuk wawancara terhadap teman sejawat

Page 60: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

44

dan masyarakat di desa Simpasai kecamatan Lambu dan menarik

kesimpulan fenomena yang ditemukan.

2. Sumber data sekunder

Data sekunder adalah sumber data yang tidak secara langsung

memberikan data kepada peneliti. Data yang diperoleh dari sumber kedua

seperti dokumentasi, benda-benda fisik buku literatur ataupun hasil

penelitian terdahulu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data

sekunder berupa eksistensi mendokumentasikan bentuk kegitan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu langkah awal dalam melakukan

penelitian dengan tujuan utama untuk memperoleh informasi. Dengan adanya

teknik ini, peneliti bisa memperoleh informasi sesuai standar data yang telah

ditetapkan.

1. Teknik Observasi

Teknik observasi merupakan proses pengamatan secara sistematis

terhadap sesuatu yang dijadikan sebagai acuan dalam melakukan penelitian.

Teknik observasi digunakan apabila peneliti berkenaan dengan karakter

individu yang diteliti dan peristiwa yang terjadi di saat penelitian

berlangsung. Jadi, jenis observasi yang digunakan yaitu observasi

nonpartisipan dimana peneliti tidak berperan secara langsung dalam

kehidupan responden dan hanya sebagai pengamat independen.

Page 61: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

45

Kegiatan observasi pada penelitian ini dilakukan secara langsung

oleh peneliti pada saat proses penelitian yang berlangsung dan

memperhatikan proses perkembangan budaya rimpu di desa Simpasai.

2. Teknik Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu

masalah tertentu, ini merupakan proses tanya jawab lisan. Dimana dua orang

atau lebih berhadap-hadapan secara fisik. Teknik wawancara yang

dilakukan peneliti adalah wawancara tidak terstruktur dan wawancara

terstruktur.

Wawancara tidak terstruktur digunakan dalam penelitian

pendahuluan untuk mendapatkan informasi awal tentang berbagai isu atau

permasalahan terhadap apa yang diteliti sedangkan wawancara terstruktur

digunakan untuk mendapatkan gambaran permalasahan yang lengkap.

Wawancara dilakukan di rumah informan dengan memberikan sebuah

pertanyaan kepada informan dengan berdasarkan pada pedoman wawancara

yang telah dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan

dalam hal meneliti.

3. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mencari data dari berbagai sumber. Salah satunya dokumen,

baik itu dokumen yang didapatkan secara langsung maupun tidak langsung

seperti foto, rekaman maupun sebuah arsip. Oleh karena itu, peneliti

menggunakan dokumen tertulis dalam mencari data yang berhubungan

Page 62: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

46

dengan lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian serta menggunakan

dokumentasi foto dalam mendapatkan data yang diinginkan.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

hermeneutika objektif. Hermeneutika merupakan teori filsafat mengenai

interpretasi makna, melalui teknik analisis ini diharapkan diperoleh

pemahaman mendalam dan utuh tentang makna simbol secara menyeluruh.

Teknik analisis data yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah

teori Charles Saners Peirce. Penggunaan teori semiotika Peirce disesuaikan

dengan dengan pemahaman masing-masing. Jadi, dalam penelitian semiotika

hanya ingin menganalisis tanda-tanda yang tersebar dalam makna dan simbol

Dalam proses penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan adalah

pemilihan yang berhubungan dengan makna dan simbol dalam budaya rimpu di

desa Simpasai kecamatan Lambu. Peneliti menggunakan kajian semiotika

Charles Sanders Peirce, yaitu kajian tentang makna dengan menggunakan tiga

jenis tanda yaitu ikon, indeks dan simbol (Zoest, 1993). Untuk mengetahui

makna simbol rimpu dan fungsinya bagi perempuan Bima di desa Simpasai

kecamatan Lambu.

Teknik analisis data secara deskriptif kualitatif untuk mengetahui

makna simbolis rimpu dan fungsinya terhadap perempuan Bima.

Page 63: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

47

1. Data Reducation (Reduksi Data)

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan dan transformasi data dasar atau mentah dari catatan

informan yang memberikan informasi tentang makna simbolis rimpu dan

fungsinya bagi perempuan Bima.

Pada saat penelitian, peneliti mendatangi desa Simpasai sebagai

lokasi penelitian. Kemudian pada saat melakukan reduksi data, peneliti

berfokus pada masyarakat desa Simpasai serta mengklasifikasikan beberapa

aspek sebagai sumber informasi, jenis informasi serta karakteristik

kebutuhan informasi.

2. Display Data (Penyajian Data)

Penyajian data yaitu kumpulan informasi terstruktur yang

memungkinkan adanya pengambilan tindakan dan penarikan kesimpulan.

Penyajian data dirancang untuk mengumpulkan informasi terstruktur dalam

bentuk yang padu dan mudah dipahami.

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data untuk memperjelas hubungan atau gambaran yang tepat

tentang keseluruhan data yang diperoleh guna mengungkap fakta tentang

makna simbolis rimpu dan fungsinya bagi perempuan Bima.

3. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan)

Penarikan kesimpulan yaitu hasil pemikiran yang sebelumya belum

pernah dilakukan, hasil pemikiran tersebut berupa data deskripsi serta uraian

Page 64: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

48

suatu objek yang sebelumnya belum jelas sehingga setelah dilakukan

penelitian hasilnya menjadi jelas dan berbentuk sebuah hubungan yang

klausal. Jadi, jika display data sebelumnya sudah ditemukan dan didukung

oleh data yang dianggap sesuai dengan data tersebut, maka bisa disimpulkan

secara valid.

G. Keabsahan Data

Untuk menjamin keabsahan data penelitian. Di lakukanlah pemeriksaan

keabsahan data penelitian dengan demikian analisis, interpretasi dan deskripsi

data hasil penelitian dapat dipercaya dan dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah. Kegiatan pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Dengan memperpanjang pengamatan dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara memahami makna simbol dan fungsi rimpu bagi perempuan Bima yang

menjadi sumber data. Pemahaman berulang-ulang dilakukan dengan dua

tujuan utama, yaitu memperdalam terhadap pemahaman makna simbol

rimpu dan yang kedua menjamin keakuratan data. Dengan demikian, data

yang diperoleh akurat dan tidak spekulatif sesuai dengan fokus dan tujuan

penelitian menjadi lebih terarah dan dijamin keabsahannya.

2. Triangulasi yang dimaksud adalah triangulasi sumber data. Oleh karena itu,

penelitian ini bersumber dari sumber data lain, triangulasi data yang

berhubungan dengan makna simbol dilakukan dengan cara mencermati

temuan makna simbol yang diteliti dengan jenis makna simbol-simbol lain

Page 65: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

49

dan membandingkan hasil penelitian sebelumnya dengan temuan penelitian

ini.

Page 66: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

50

H. Alir Penelitian

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Gambar 2. bagan alir penelitian

Merumuskanmasalah

Mulai

Melakukan studilapangan Merumuskan

fokus

Fokus ditopang oleh

teori dankonsep

Mengumpulkandata

Data

SahihMemeriksakeabsahan

data

MengalisisData

Menyimpulkan

Hasil dandiskusi

penelitian

Sahih

Temuan

Keterangan:

: Mulai dan temuan

: Kegiatan

: Pilihan

: Hasil

: Kembali ketahap

sebelumnya

: Urutan kegiatan

Page 67: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

a. Makna Simbolik Rimpu Secara Umum

Sebagaimana dijelaskan dari awal bahwa rimpu merupakan pakaian

khas suku Mbojo, dikatakan khas Mbojo karena sejauh yang penulis ketahui

rimpu tersebut hanya ada di daerah Mbojo “Bima” dan keberadaannya

sejauh ini mewarnai seluruh aspek kehidupan orang Bima. Dapat dikatakan

rimpu bagi masyarakat Bima merupakan salah satu wujud atau manifestasi

dari budaya Bima yang khas dan khusus.

Rimpu merupakan pakaian sehari-hari masyarakat Mbojo terutama

bagi perempuan sebagai alat untuk menutup aurat dan merupakan pakaian

turun-temurun dari nenek moyang bahkan rimpu sangat menjujung tinggi

harkat dan martabat seorang wanita. Syaukani, seorang budayawan Bima

dan tokoh masyarakat mengemukakan bahwa kata rimpu secara bahasa

berawal dari dua gabungan kata yaitu “ri dan mpu” yang bermakna

“kembali dan menutup‟ sedangkan menurut istilah, rimpu ialah pakaian

yang menutupi aurat bagi seorang perempuan dengan menggunakan “tembe

nggoli” yang merupakan sarung khas Bima. Penggunaan tembe nggoli

sebagai rimpu dikarenakan saat itu tembe nggoli sangat populer sebagai

pakaian yang digunakan oleh masyarakat setempat.

Kebiasaan memakai rimpu oleh perempuan yang sudah aqil-balig

ada sejak zaman dulu yang kemudian oleh kesultanan Bima mengeluarkan

51

Page 68: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

52

imbauan kepada masyarakat Bima khususnya perempuan yang beranjak

dewasa agar menggunakan rimpu sebagai alat untuk menutup aurat.

b. Makna Simbol Rimpu Secara Khusus

Ada beberapa istilah dahulu yaitu ”siwe ma rimpu” mempunyai

makna perempuan yang menjaga perilaku dan etika, tidak hanya menutup

auratnya juga menjaga perilaku dan ketaatan dalam peraturan agama ialah

dalam hal menutup aurat bagi perempuan yang sudah aqil balig. Dahulu

para wanita ketika akan keluar rumah tidak hanya rimpu yang mereka

kenakan, akan tetapi kendaraan benhur (dokar) yang memuat mereka juga di

tutupi dengan kain. Penerapan peraturan agama (syariah) pada wanita Bima

bisa dikatakan sangat keras untuk membentuk karakter mereka, wanita Bima

juga dianggap sejajar dalam islam di Bima bisa dilihat dalam syair kande

(puisi lama Bima) sebagai berikut:

“Wara kai ndai ruma dende pu ana mone, ruma ndaka ba ana siwe sa ntoi-

ntoi dunia”

(Allah tetap ada karena di tuntun oleh anak laki-laki, Allah jaga anak

perempuan selama-lamanya di dunia)

Makna simbol rimpu secara khusus diantaranya, yaitu :

1) Makna objektif merupakan tujuan yang telah di tentukan oleh kondisi

sosial dimana kegiatan itu berlangsung, di mana kebiasaan dan tradisi

memakai rimpu mengandung asas dan bernilai etika dalam berpakaian

yang berpatutan dengan ajaran islam dilihat dari cara penggunaan rimpu

tersebut. Oleh karena itu, pemakaian rimpu disesuaikan dengan kriteria

dalam syariat islam yaitu menutup aurat. Pada saat mengenakan rimpu

Page 69: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

53

perempuan Bima merasa nyaman, serta menjaga harkat dan martabat

perempuan bahkan tidak menunjukkan lekuk tubuh. Adapun tata cara

dalam pemakaian rimpu yaitu sebelumnya pakaian biasa telah dipakai

terlebih dahulu kemudian selembar sarung digunakan sebagaimana

memakai rok dan dieratkan pada pinggang, sebutan menggunakan sarung

tersebut dinamakan sanggentu. Selanjutnya sarung lainnya dipakai di

bagian kepala kemudian membelitkan sarung dari arah kiri kepala dan

diputar kembali seperti halnya membuat surban kepala, cara pemakaian

rimpu jenis ini dipakai oleh perempuan yang telah berkeluarga.

Sedangkan pemakaian rimpu bagi perempuan yang masih gadis yaitu,

pada bagian wajah ditutup terlebih dahulu kecuali bagian mata dengan

cara membelitkan sarung ke arah wajah lalu membelitkan dari atas

kepala kemudian posisi sarung dililitkan sehingga rimpu menutupi

seluruh bagian kepala. Sebelum mengenakan rimpu terdapat beberapa

syarat yang perlu diperhatikan diantaranya pemakai rimpu merupakan

seorang perempuan, pengguna rimpu sudah aqil-balig dan sarung nggoli

yang digunakan merupakan sarung produk lokal masyarakat Bima yang

memiliki motif dan corak yang beragam bergantung daerah masing-

masing dari penenun sarung tersebut.

2) Makna ekspresi merupakan suatu makna yang diperlihatkan oleh

seseorang yang memakai rimpu tersebut. Jadi, peneliti

mengelompokkanya ke dalam tiga jenis makna yaitu makna dari

pengguna rimpu, budayawan dan ulama. Hj. Salmah, perempuan 68

tahun salah seorang yang mengenakan rimpu berpendapat bahwa

Page 70: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

54

pemakaian rimpu oleh perempuan Bima merupakan pakaian seorang

perempuan muslim yang menutup aurat serta menjalankan syariat islam

yang terkandung dalam al-qur’an untuk menutup aurat.

c. Makna Simbolik Rimpu Mpida

Rimpu mpida merupakan pakaian untuk menutup aurat bagi

perempuan yang masih gadis dengan cara memakainya membelitan sarung

dari kepala dan muka sampai kesebagian tubuh serta yang kelihatan hanya

bagian mata dan hidung saja.

Rimpu mpida dari segi fungsi dan pemakaiannya sedikit berbeda

dengan rimpu biasa, rimpu biasa “rimpu colo” biasanya di gunakan oleh

para gadis yang sudah mengenal lawan jenisnya. Biasanya rimpu ini

digunakan oleh seorang gadis setelah selesai dilamar dan gadis (calon

menantu) yang tinggal di rumah calon mertua (nggee nuru) selama dilamar,

hanya beberapa hari gadis yang dilamar tidak diperkenankan laki-laki untuk

menatap wajahnya. Maka, saat itulah calon mempelai perempuan memakai

rimpu mpida serta hari-hari sebelumnya. Hanya saja, pada momen seperti

itulah cara berpakaian seorang gadis sangat diperketat.

1) Ikon Rimpu Mpida

Ikon dalam rimpu mpida ialah sarung nggoli/tembe nggoli yang

merupakan sarung khas Bima yang terbuat dari benang kapas atau katun.

Kain tenun sarung ini memiliki beragam warna yang cerah dan bermotif

khas sarung tenun tangan. Kegiatan menenun ini dilakukan oleh beberapa

desa di daerah Bima, tujuan masyarakat menenun tembe nggoli ialah

Page 71: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

55

sebagai pakaian yang menutup aurat. Selain itu, tembe nggoli juga

dipakai dalam kehidupan sehari-hari maupun diperjual belikan oleh

masyarakat lokal setempat. Tembe nggoli memiliki keistimewaan

diantaranya terasa hangat, halus dan lembut, tidak mudah kusut, warna

cemerlang dan lebih tahan lama. Tembe nggoli sudah diproduksi dalam

berbagai macam corak dan motif yang dipakai oleh masyarakat Bima

sehari-hari.

Rimpu mengandung nilai-nilai dasar islam dalam berpakaian

yang mewakili identitas seorang muslimah dengan mengusung nilai-nilai

kesopanan. Namun, dengan ciri khasnya rimpu memiliki pesona

tersendiri.

Rimpu mpida menandakan perempuan yang memakai jenis rimpu

ini belum menikah. Dalam pemakaian rimpu ini hanya kelihatan bagian

mata dan setengah hidung.

2) Simbol Rimpu Mpida

Jenis rimpu sebagai simbol kesucian para perempuan yang

memakai rimpu mpida dikarenakan hanya memperlihatkan bagian mata

dan setengah hidung. Rimpu ini menggunakan dua lembar kain tenun

dengan cara melilitkannya ke wajah sehingga menutup sebagian wajah

dan hanya mata yang terlihat, sementara kain lainnya dibalutkan ke perut

hingga ujung kaki. Sehingga para lelaki tidak akan bisa melihat maupun

mengenal lebih dekat para wanita tersebut.

Page 72: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

56

Sebagai penutup aurat, rimpu menjadi kebutuhan bagi para wanita

secara fitrawi dan sekaligus sebagai cara untuk menjaga diri dari jebakan

kehidupan sosial. Interaksi sosial memang sedikit rawan, selain itu rimpu

merupakan bentuk perwujudan atas perintah Allah Swt agar menutup

aurat bagi setiap perempuan muslimah. Kebuayaan dan kebiasaan yang

terlihat seperti rimpu baik dari segi bentuk maupun dari segi latar

belakang kehadirannya maka, rimpu mpida merupakan upaya untuk

mengikuti tuntunan ajaran islam dalam hal menutup aurat yang hanya

terlihat mata dan sedikit hidung jenis rimpu ini dipakai oleh wanita yang

masih gadis/belum menikah.

Setiap perempuan yang sudah aqil balig apabila akan keluar

rumah, diwajibkan memakai rimpu. Dengan tujuan agar orang-orang

dapat mengenal bahwa di balik rimpu tersebut adalah gadis atau bukan.

Rimpu mpida diperuntuhkan bagi perempuan yang sudah

beranjak dewasa/aqil balig yang sudah mengenal lawan jenisnya harus

menutup aurat dihadapan orang yang bukan muhrimnya, sebagai simbol

menjaga perilaku dan marhabat bagi perempuan yang memakainya.

3) Indeks Rimpu Mpida

Penggunaan rimpu sangat diwajibkan bagi perempuan yang

beranjak dewasa. Hal ini selaras dengan nilai-nilai islam dalam hal

menutup aurat, mereka menganggap bahwa bagian-bagian perempuan

selain wajah yang tidak ditutupi termasuk sesuatu yang memalukan.

Page 73: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

57

Bahkan, jika ada seorang lelaki yang tidak sengaja maupun dengan

sengaja melihat aurat perempuan tersebut wajib menikahinya.

Jadi, indeks dalam rimpu mpida ialah bahwa gadis yang belum

menikah tidak boleh dilihat wajahnya/aurat secara tidak sengaja maupun

disengaja oleh seorang lelaki. Akan tetapi, jika seorang lelaki tersebut

melihat wajahnya wajib bagi lelaki tersebut menikahi perempuan itu

tanpa ada suatu alasan untuk menikahinya.

d. Makna Simbolik Rimpu Colo

Rimpu colo yaitu pemakaian rimpu dengan cara pemakaian

menutupi kepala dan seluruh badan serta tangan dalam sarung yang

umumnya dikenakan oleh perempuan yang sudah berkeluarga.

Rimpu colo ialah jenis pakaian yang menggunakan sarung sebagai

penutup kepala. Namun, ujung sarung bagian dahi sebelah kiri ditarik ke

muka sehingga memungkinkan cahaya matahari tidak bisa mengenai wajah.

Rimpu jenis ini biasa dipakai oleh kaum ibu ketika turun ke sawah maupun

ke pasar.

1) Ikon Rimpu Colo

Ikon dalam rimpu colo sama halnya dengan ikon rimpu mpida

yaitu sama sama menggunakan sarung nggoli/tembe nggoli yang

merupakan sarung khas Bima yang terbuat dari kapas atau katun. Kain

tenun sarung ini mempunyai beragam warna yang cerah dan bermotif

khas sarung tenun tangan. Kegiatan menenun ini dilakukan oleh beberapa

Page 74: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

58

desa di daerah Bima. Tujuan masyarakat menenun tembe nggoli ialah

sebagai pakaian yang menutup aurat. Selain itu, tembe nggoli juga

dipakai dalam kehidupan sehari-hari maupun diperjual belikan oleh

masyarakat lokal setempat.

Tembe nggoli memiliki keistimewaan diantaranya, terasa lembut,

hangat dan halus, tidak mudah kusut, warna cemerlang dan lebih tahan

lama. Tembe nggoli sudah diproduksi dalam berbagai macam motif dan

corak yang dipakai oleh masyarakat Bima sehari-hari.

Rimpu colo (terlihat semua wajah) untuk para wanita yang sudah

menikah. Karena sudah diperbolehkan memperlihatkan wajahnya dalam

kehidupan masyarakat luas seperti ke pasar, acara-acara pernikahan,

maupun kegiatan lainnya dalam masyarakat.

Rimpu colo menggambarkan seorang wanita yang sudah menikah

atau berkeluarga dengan cara pemakaiannya diperlihatkan seluruh bagian

wajah seperti memakai jilbap pada umumnya.

2) Simbol Rimpu Colo

Rimpu jenis ini diperuntuhkan bagi perempuan yang sudah

bekerluarga dengan cara penggunaannya memperlihatkan seluruh bagian

wajahnya dikarenakan perempuan tersebut bisa menggunakan rimpu

kemana saja dia pergi, seperti ke pasar bahkan ke sawah

Rimpu colo menyimbolkan pakaian yang dipakai oleh wanita

yang sudah berkeluarga ketika akan pergi ke ladang atau ke sawah.

Page 75: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

59

Rimpu ini berfungsi untuk melindungi wanita tersebut dari paparan sinar

matahari.

3) Indeks Rimpu Colo

Tidak ditemukan indeks dalam pemakaian rimpu colo.

e. Fungsi Rimpu bagi Perempuan Bima

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 282) fungsi diartikan

sama dengan kegunaan atau manfaat. Dalam konteks sosial, fungsi adalah

kegunaan atau manfaat suatu hal untuk kehidupan masyarakat. Fungsi dapat

pula diartikan sebagai peran yaitu apa yang dapat diperoleh oleh sesuatu hal

itu bagi kehidupan masyarakat.

Berbicara fungsi rimpu, misalnya berarti berbicara mengenai

kegunaan rimpu tersebut bagi perempuan Bima. Untuk melestarikan budaya

rimpu tersebut, pemerintah kabupaten Bima dan kota Bima sengaja

mengadakan acara atau iven untuk melestarikan budaya rimpu tersebut agar

bisa tetap lestari dan diketahui oleh semua orang.

Di lihat dari sisi kegunaannya, rimpu berfungsi sebagai alat untuk

menutup aurat. Namun, budaya rimpu hanya berlaku dan menjadi tradisi

dalam menutup aurat bagi perempuan di daerah Bima.

Selain berfungsi sebagai penutup aurat, rimpu juga menjadi pelindung

dari perubahan cuaca yang kadang kala mengganggu. Para perempuan

Mbojo akan terlindung dari sengatan matahari atau dari pandangan langsung

oleh para lelaki yang bukan muhrimnya, karena itu rimpu menjadi sangat

Page 76: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

60

penting untuk dikenakan. Memakainya sangatlah mudah dan sederhana,

sarung khas Mbojo (tembe nggoli) bisa langsung dililitkan secara berkali-

kali di kepala tanpa harus diikat. Demikian pula “sanggentu tembe

(mengenakan sarung)” tinggal dibelit tanpa harus diikat. Rimpu juga

berfungsi sebagai mukenah, asalkan bersih dan suci serta dilengkapi dengan

sanggentu tembe sebagai sarungnya.

Untuk menjaga bagian badan tertentu pakaian berfungsi etika. Pakaian

sehari-hari bagi perempuan Bima biasanya mengenakan corak sarung ”bali

mpida” serta baju pendek “baju poro” tanpa riasan. Ketika akan keluar

rumah perempuan Bima biasa menggunakan pakai rimpu yang merupakan

penutup kepala dari tembe nggoli. Istilah “kani ra lombo” dalam bahasa

Indonesia artinya pakaian yang merupakan kebutuhan mendasar bagi semua

masyarakat salah satunya masayarakat Bima.

Rimpu mempunyai fungsi utama salah satu sebagai alat untuk

menutup aurat, menjaga kesehatan, menambah kewibawaan serta

membedakan status bagi perempuan yang mengenakannya. Masyarakat

menilai pakaian seperti itu dinilai “ntika ro raso” (indah dan bersih) oleh

masyarakat setempat.

Bima terkenal akan budayanya yang kental oleh kesan islam, sehingga

segala bentuk kebudayaan asing akan sulit masuk ke dalam kebisaan

masyarakat Bima itu sendiri. Jadi, dalam berpakaian perempuan Bima

terkenal dengan pakaian yang longgar dan selalu menutup aurat. Oleh

karena itu, masyarakat biasa menyebutnya dengan sebutan “budaya rimpu

Page 77: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

61

mpida”. Bahkan, dalam al-quran serta hadis banyak dijumpai anjuran

diwajibkannya untuk menutup aurat serta berpakaian yang berbentuk

(ketat), larangan memperlihatkan aurat kepada bukan muhrim dan

sejenisnya.

Selain berfungsi bagi perempuan rimpu juga memiliki fungsi lain,

diantaranya:

a. Rimpu sebagai identitas budaya Bima

Salah satu cara membedakan suatu etnik dengan etnik yang lain

adalah dari segi pakaian yang digunakannya, seperti halnya pakaian

tradiosionalnya. Identitas kultur dapat dilihat dengan cara memberikan

identifikasi mengenai perbedaan atau persamaan yang dipunyai oleh

suatu komunitas tersebut. Identitas secara subjektif lebih

menggambarkan tentang diri personal manusia itu sendiri, namun dalam

identitas kultur akan menggambarkan bagaimana konsntruksi sosial

teralkulturasi mempengaruhi personal-personal tersebut dalam kehidupan

berbudaya.

Untuk itu masyarakat Bima tentu saja memiliki identitas kultur

yang terbangun dari dalam dan menjadi ciri yang khas dalam

kebudayaannya tersebut. Banyak yang dapat digali sebagai ciri untuk

pembeda dengan suku yang lainnya. Masyarakat Bima memiliki tradisi

yang khas yakni “rimpu” dimana tidak ada tradisi ini selain di Bima.

Dengan pentingnya rimpu sebagai identitas kultur maka pemerintah

kabupaten Bima, memberikan perhatian yang sangat besar terhadap

Page 78: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

62

pakaian tradisionalnya. Pakaian tradisional sangat kental terhadap budaya

etnik yakni etnis Mbojo. Rimpu merupakan cara berpakaian yang unik

dan hanya ada pada masyarakat Bima. Oleh karena itu, rimpu merupakan

warisan budaya dari nenek moyang yang pantas untuk dilestarikan

sebagai simbol dan identitas budaya.

b. Rimpu sebagai identitas agama dan budaya

Rimpu digunakan oleh mereka yang sudah balig dan trend sekarang

disama artikan dengan kerudung. Namun, sebelumnya berkerudung di

Indonesia dikenal pada tahun 1980 an. Rimpu mempunyai berbagai

fungsi dalam menyikapi jaman.

Pertama; rimpu ialah identitas dari keagamaan, sehingga

menjadikan penyiaran islam di Bima berkembang lumayan besar. Oleh

sebab itu, perempuan Bima mulai belajar serta memaknai rimpu sebagai

sesuatu yang bernilai dalam hal menutup aurat.

Kedua; rimpu dikembangkan oleh adat istiadat masyarakat

setempat salah satunya kebiasaan masyarakat dalam memakai tembe

nggoli disetiap kegiatan kemasyarakatan. Pembauran ini menjadikan

rimpu ikon kebudayaan Bima yang mulai berkembang.

Ketiga; perlindungan bagi seorang perempuan ketika melakukan

interaksi sosial dan sebagai alat untuk melindungi diri terhadap kondisi

lingkungan yang buruk, kondisi seperti ini terjadi ketika jaman kolonial

Belanda dan Jepang.

Page 79: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

63

c. Fungsi rimpu bagi pendidikan

Keanekaragaman seni dan budaya tradisional yang kita miliki

bukan hanya untuk didokumentasi dan disimpan melainkan perlu untuk

dikembangkan sehingga minat generasi muda semakin besar.

Saat ini banyak remaja Indonesia yang lebih memahami dan

menyukai pakaian modern asing. Hal ini merupakan salah satu dampak

globalisasi yang menyebar seluruh penjuru negeri terutama di daerah-

daerah seperti di daerah Bima. Salah satu contohnya yaitu pakaian yang

tidak sesuai dengan syariat islam, ketimbang melestarikan dan memakai

pakaian budayanya sendiri.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa makna yang terdapat

dalam simbol rimpu mpida dan rimpu colo sangat penting bagi perempuan

Bima terutama bagi gerasi muda, simbol yang dimaksud itu ialah bahwa pada

rimpu mpida menyimbolkan perempuan yang suci yang menjaga perilaku,

harkat dan martabatnya sesuai dengan ajaran islam sedangkan simbol dari

rimpu colo ditujukan untuk perempuan yang sudah bekerluarga dengan tata

cara pemakaiannya memperlihat seluruh bagian wajah.

Walaupun perkembangan zaman semakin canggih dengan sentuhan

pakaian modern saat ini. Namun, kebiasaan yang merupakan tradisi turun

temurun bahkan telah menjadi adat dalam pemakaian rimpu meskipun

pengaruh pakaian modern sekarang lebih menarik akan tetapi, rimpu tetap

Page 80: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

64

menjadi pakaian yang melekat pada diri perempuan khususnya perempuan

Bima.

Budaya pemakaian rimpu dalam masyarakat pada hakikatnya dilakukan

untuk mentaati peraturan ajaran islam, sebagaimana yang dianjurkan oleh

Allah Swt untuk menutup aurat bagi perempuan yang sudah aqil balig atau

beranjak dewasa. Seperti halnya memakai jilbap pada umumnya begitupun

dengan pemakaian rimpu oleh perempuan Bima.

Manusia pada umumnya menjalani kehidupan tidak lepas dari simbol.

Simbol ialah gambar, bentuk atau benda yang mewakili gagasan. Namun,

simbol sangat dibutuhkan untuk kepentingan penghayatan akan nilai-nilai yang

diwakilinya. Dalam keragaman pemikiran mengenai simbol tersebut terdapat

dua sumber utama yang telah disepakati ialah pertama, simbol sampai sekarang

ini masih memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Kedua, simbol merupakan alat yang kuat untuk memperluas pengetahuan

selama manusia mencari arti dari sebuah kehidupan dan manusia tidak akan

pernah bisa lepas dari simbol.

Berdasarkan pisau analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu

berdasarkan teori semiotika Charles Sanders Peirce yang terdiri dari tiga bagian

yaitu ikon, simbol dan indeks. Dari analisis tersebut ditemukan dua simbol

dalam proses pemakaian rimpu oleh perempuan Bima yang dimulai dengan

cara melilitkannya ke wajah sehingga menutup sebagian wajah dan hanya mata

yang terlihat, sementara kain lainnya dibalutkan ke perut hingga ujung kaki

(rimpu mpida) begitupun dengan rimpu colo yang membedakan hanya saja

Page 81: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

65

pemakain rimpu colo memperlihatkan seluruh bagian wajah. Kedua jenis rimpu

ini mempunyai persamaan dalam hal menutup aurat.

Hasil analisis data selanjutnya diperlihatkan bahwa adanya satu ikon

yang dapat dilihat pada saat penggunaan sarung nggoli (tembe nggoli) yang

menandakan bahwa sarung tersebut sebagai alat untuk menutup aurat.

Page 82: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

66

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,

dapat disimpulkan bahwa rimpu merupakan suatu budaya yang ada sejak

zaman dahulu (zaman kesultanan). Rimpu berkembang seiring dengan

masuknya agama islam di Bima. Rimpu merupakan pakaian adat bagi kaum

wanita. Rimpu memiliki manfaat sebagai penutup aurat khususnya bagi kaum

wanita, selain itu juga berfungsi untuk mengenalkan pakaian khas Bima untuk

wanita kepada masyarakat dan sebagai pelestarian kain tenun tradisional Bima.

Budaya rimpu adalah ciri khas berpakaian masyarakat Bima, rimpu

bagi kaum wanita di Bima dibedakan sesuai status. Bagi perempuan yang

masih gadis menggunakan rimpu mpida artinya “seluruh anggota badan

terselubung kain sarung dan hanya mata yang dibiarkan terbuka”. Ini sama

halnya dengan penggunaan cadar pada kaum wanita muslim. Dengan cara

pemakaian membelitkan sarung mengikuti arah kepala dan muka selanjutnya

menyisakan ruang terbuka pada bagian mata sedangkan perempuan yang telah

berkeluarga memakai rimpu colo. Pada bagian muka semua terbuka dan cara

menggunakannya hampir sama. Perempuan Bima tidak bisa keluar rumah jika

tidak mengenakan rimpu, karena rimpu bukan hanya budaya akan tetapi rimpu

merupakan implementasi dari syariat islam.

66

Page 83: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

67

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah penulis paparkan tersebut, maka dalam

skripsi ini penulis mencoba memberi masukan berupa saran-saran yang dapat

bermanfaat untuk peningkatan budaya rimpu, diantaranya :

1. Budaya rimpu merupakan budaya yang sangat kental dalam kehidupan

masyarakat Bima terutama yang menganut agama islam. Karena itu, budaya

rimpu senantiasa dilestarikan dalam kehidupan sebagai cermin kebudayaan

maupun tradisi masyarakat khususnya di desa Simpasai kabupaten Bima

sebagai tradisi lokal yang sangat istimewa.

2. Diharapkan pemerintah dapat mengadakan berbagai kegiatan budaya seperti

perlombaan mengenakan pakain daerah sehingga masyarakat dapat

berpartisipasi dalam memakai rimpu terutama bagi perempuan Bima.

3. Pemerintah harus menerapkan peraturan pemakaian pada setiap kegiatan

penting di wilayah Bima dan didukung dengan peraturan daerah kota dan

kabupaten Bima sebagai bentuk pelestarian budaya agar budaya rimpu dapat

dijadikan sebagai salah satu muatan lokal dan pembelajaran di generasi

penerus masyarakat Bima. Pemerintah juga menjadikan rimpu sebagai

pakaian khas adat istiadat masyarakat Bima sehingga rimpu dapat diketahui

oleh budaya lokal.

4. Untuk masyarakat Bima

Disarankan agar mengupayakan pembinaan bagi kelestarian budaya

rimpu dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dengan mengagendakan

festival budaya rimpu untuk menghidupkan kembali budaya rimpu dalam

masyarakat adat.

Page 84: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

68

5. Untuk penelitian selanjutnya

Penelitian ini baru sampai pada tahap mengindetifikasi makna

simbol rimpu dan fungsinya bagi perempuan Bima. Penelitian selanjutnya

perlu diarahkan untuk mencari upaya bagaimana melestarikan makna dan

fungsi rimpu bagi perempuan Bima.

Page 85: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

69

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Amin “Sejarah Pemerintahan dan Serba Serbi Kebudayaan Bima” JilidII Yogyakarta: Kepala Kantor Pembinaan Kesenian Provinsi NusaTenggara Barat, 2009.

Amin Ahmad, Sejarah Bima, Penerbit Kantor Kebudayaan Bima, 1971.

Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III. Pusat BahasaDepartemen Pendidikan Nasional, Jakarta: Balai Pustaka.

Alex Sobur, 2003: 34 Semiotika Komunikasi.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian. Jakarta: Bina Aksara, 2004.

Atkin, Albert 2006. Pierce’s Theory of Signs (Summer 2013 Edition), Edward N.Zalta (ed.).

Aulia Nur Rihlah, 2013. Rimpu: Budaya dalam Dimensi Busana BercadarPerempuan Bima. Jurnal. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Elisabeth Surya. 2009. Makna Simbolik Dan Fungsi Tarian Caci Di KabupatenManggarai Nusa Tenggara Timur. Skripsi. Yogyakarta: UniversitasSanata Dharma.

Fahrurizki, 2020. Jejak Langkah Sejarah dan Budaya.(Online),www.mbojoklopedia.com/2020/05/rimpu-mbojo-simbol-dan-kultur-wanita(diakses 02 Oktober 2020)

Harjumyati Fadlillah. 2018. Integrasi Islam Dengan Budaya Lokal Dalam TradisiRimpu Di Desa Sambori Kecamatan Lambitu Kabupaten Bima. SkripsiUniversitas Islam Alauddin Makassar.

Lyons, John. 1963. Structural Semantics An Analysis Of Part Vocabulary OfPlato.

Nurhasanah Novia, 2018. Eskistensi Tradisi Rimpu Di Tengah PerkembanganBusana Modern. Skripsi. Mataram: Universitas Islam Negeri (UIN)Mataram.

M. Hillir Ismail, Peranan Kesultanan Bima Dalam Perjalanan Sejarah Nusantara,(Bima: Agung Perdana, 1980)

Mulyana, Metodelogi Penelitian Kualitatif. Surabaya: Usaha Nasional, 2001.

Muhammad Amrullah. 2015. Representasi Makna Simbolik Dalam Ritual PerahuTradisional Sandeq Suku Mandar Di Sulawesi Barat. Skripsi. Makassar:Universitas Hasanuddin

Moelong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Page 86: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

70

Pateda, Mansoer. 1989. Semantic Leksikal. Flores: nusa indah.

Ratna Apriyani. 2017. Makna Simbolik Kesenian Reog Galih Jati Sari DalamUpacara Bersih Desa di Dusun Dodogan Desa Jatimulyo KecamatanDlingo. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Riadi Muclisin, 2013. Pengertian dan Jenis-jenis Makna Kata dalam Bahasa.(Online), https://www.kajianpustaka.com/2013/03/pengertian-dan-jenis-jenis-makna-kata (diakses tanggal 03 Oktober 2020)

Ryanto, Yatim, Metodelogi Penelitian. Jakarta: PT Raja Graha Findo, 2001.

Safi,I, Lalu dan Imran, Pesona Kabupaten Bima. Cet I; Mataram: Ardadizya Jaya,2000.

Sedarmayanti. 2006. Metodologi Penelitian. Bandung. Mandar Maju.Seliana, Syaiful Arifin, Syamsul Rijal. 2018. Makna Simbolik Mappasikarawa

dalam Pernikahan Suku Bugis di Sebatik Nunukan. Skripsi. UniversitasMulawarman.

Sobur, A. 2004. Analisis Teks Media. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sobur, A. 2009. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung:Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

http://tekateki1234.blogspot.com/2015/07/pengertian-simbolis.html

Uli Amsari. 2015. Makna Simbolik Tari Sigeh Penguten Lampung. Skripsi.Universitas Negeri Semarang.

http://adamanirizal.blogspot.com/2018/04/makna-simbol-dan-acuan.html

http://bheniacank.blogspot.com/2011/05/proposal-historis-rimpu-mpida-bima.html

https://desymanroe.blogspot.com/2017/10makalah-semantik-jenis-makna.html

https://www.kompasiana.commaratunsyolihan/budaya-rimpu-suku-mbojo-ntb

http://www.google.co.id/search?hI=id&q=pengertianmetode+observasi&metq=&aq=&oq

Page 87: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 88: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

Gambar 3.1 Proses penggulungan benang atau Moro

Gambar 3.2 benang nggoli yang direntangkan

Page 89: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

Gambar 3.3 tempat pembuatan benang

Gambar 3.4 Proses menggulung benang untuk persiapan tenun

Page 90: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

Gambar 3.5 Proses menenum untuk membuat sarung nggoli

Page 91: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

Gambar 3.6 Pemakaian rimpu pada kegiatan masyarakat

Gambar 3.7 Rimpu Mpida

Page 92: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

Gambar 3.8 Rimpu Colo

Page 93: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

Gambar 3.9 Sarung nggoli (tembe nggoli)

Page 94: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …
Page 95: MAKNA SIMBOL RIMPU DAN FUNGSINYA BAGI PEREMPUAN …

RIWAYAT HIDUP

Sri Wulandari, lahir di Desa Sumi Kecamatan Lambu

Kabupaten Bima pada tanggal 05 Mei 1998. Anak pertama

dari tiga bersaudara buah kasih sayang dari pasangan

Ayahanda Jainudin dan Ibunda Nuraidah. Adik pertama yang

bernama Afriadin dan adik kedua yang bernama Airin Fitri.

Penulis memulai jenjang pendidikan di TK Kembang Melati dan tamat pada tahun

2004, kemudian pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan sekolah dasar di

SDN 02 Sumi dan tamat pada tahun 2010. Pada tahun yang sama melanjutkan

pendidikan di sekolah menengah pertama di SMP Negeri 01 Lambu dan tamat

tahun 2013. Pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan di sekolah menengah

atas di SMA Negeri 01 Lambu tamat pada tahun 2016. Kemudian pada tahun

2016 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Makassar. Penulis melakukan Pemantapan Profesi Keguruan (P2K), di SMA

Negeri 7 Sidrap.

Berkat lindungan Allah SWT, dan iringan Do’a kedua orang tua serta

saudra-saudaraku, juga berkat bimbingan para dosen dan dukungan dari teman-

teman seperjuangan, sehingga dalam mengikuti pendidikan diperguruan tinggi

berhasil menyusun skripsi yang berjudul “Makna Simbol Rimpu dan Fungsinya

Bagi Perempuan Bima (Kajian Semiotika)”