MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA...

237
i MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS Diajukan kepada Program Studi Magister Pengkajian Bahasa Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Oleh MUH. WIYADI NIM : S200160008 “Penelitian ini Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dengan Nomor Kontrak: 211.58/A.3-III/LPPM/V/2017” PROGRAM STUDI MAGISTER PENGKAJIAN BAHASA SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Transcript of MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA...

Page 1: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

i

MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK,

SANGKALAN, DAN JUMLAH

PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA)

TESIS

Diajukan kepada Program Studi Magister Pengkajian Bahasa

Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan

Oleh

MUH. WIYADI

NIM : S200160008

“Penelitian ini Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

dengan Nomor Kontrak: 211.58/A.3-III/LPPM/V/2017”

PROGRAM STUDI MAGISTER PENGKAJIAN BAHASA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

Page 2: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

ii

Page 3: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

iii

Page 4: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

iv

Page 5: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

v

PENGESAHAN

Page 6: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

vi

Page 7: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

vii

MOTTO

“Hai, orang-orang yang beriman,bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap

diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan

bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu

kerjakan.” (Q.S. Alhasyr:18)

“... Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi

manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)

Page 8: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

viii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk orang-orang tercinta.

1. Bapak dan ibuku yang sangat saya sayangi, terima kasih untuk setiap kasih

sayang, pengorbanan, dukungan, serta doa yang telah diberikan.

2. Istriku (Tri Winarsih) dan juga anak-anakku (Ganendra Arshiya Aghatama &

Ravindra Arfasya Lazuardi) yang sangat kucintai dan kusayangi, terima kasih

atas dukungan kalian selama ini.

3. Almamaterku tercinta.

Page 9: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Alhamdulillahirobbilalamin, puji syukur kepada Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun

dan menyelesaikan tesis yang berjudul Makna Adverbia Penanda Aspek,

Sangkalan, dan Jumlah pada Teks Terjemahan Alquran (TTA).

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan, arahan, dan dorongan

dari berbagai pihak, penulis tidak akan mampu menyelesaikan tesis ini dengan

baik. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga

terselesaikannya tesis ini.

1. Dr. Sofyan Anif, M.Si., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta

yang telah memberikan izin studi pada program studi Magister Pengkajian

Bahasa Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Prof. Dr. Bambang Sumardjoko, M.Pd., selaku Direktur Pascasarjana

Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan izin studi dan

juga memberikan pelayanan dengan baik.

3. Prof. Dr. Markhamah, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Magister

Pengkajian Bahasa Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah

Surakarta, sekaligus sebagai dosen pembimbing I yang telah dengan sabar

dan ikhlas memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

Page 10: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

x

4. Prof. Dr. Abdul Ngalim, M.M., M.Hum., selaku dosen pembimbing II yang

juga telah sabar dan ikhlas meluangkan waktu serta memberikan bimbingan

dan pengarahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini

dengan baik.

5. Prof. Dr. Ali Imron, M.Hum., Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., Prof.

Dr. Endang Fauziati, Dr. Nafron Hasyim, Hepy Adityarini, Ph.D., Dr. Anam

Sutopo, Agus Wijayanto, Ph.D., selaku Dosen Program Studi Magister

Pengkajian Bahasa Indonesia yang telah membimbing dan membagi ilmu

pengetahuan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

6. Pimpinan Perpustakaan baik Perpustakaan Pusat maupun Perpustakaan

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah memberikan

fasilitas kepada penulis dalam menyelesaikan studi kepustakaan.

7. Segenap staf administrasi Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah

Surakarta yang telah memberikan pelayanan dengan baik.

8. Bapak/ Ibu, serta keluarga yang senantiasa memberikan dukungan dan kasih

sayang.

9. Teman-teman Magister Pengkajian Bahasa angkatan 2016 kelas A, terima

kasih untuk kebersamaan, kerjasama, kebaikan, nasihat, serta dukungan

selama ini.

10. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tesis ini yang tidak bisa

penulis sebutkan satu per satu.

Atas bantuan yang diberikan, penulis hanya bisa berdoa semoga Allah

SWT memberikan yang terbaik atas amal yang dilakukan. Penulis menyadari

Page 11: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

xi

bahwa tesis ini jauh dari sempurna dan memiliki kekurangan. Oleh karena itu,

penulis menerima kritik yang bersifat konstruktif dari pembaca.

Wassalamualaikum wr. wb.

Surakarta, Juli 2017

Penulis

Page 12: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... ii

NOTA PEMBIMBING .......................................................................... iii

PENGESAHAN ..................................................................................... v

PERNYATAAN ..................................................................................... vi

MOTTO .................................................................................................. vii

PERSEMBAHAN .................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ............................................................................ ix

DAFTAR ISI .......................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xvi

ABSTRAK ............................................................................................. xvii

ABSTRACT ............................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian .................................................. 1

B. Ruang Lingkup ................................................................... 4

C. Rumusan Masalah .............................................................. 5

D. Tujuan Penelitian ............................................................... 6

E. Manfaat Penelitian ............................................................. 6

F. Penjelasan Istilah ................................................................ 7

Page 13: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

xiii

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Penelitian yang Relevan ......................................... 9

B. Kajian Teori ....................................................................... 20

C. Kerangka Konseptual ......................................................... 41

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................... 44

B. Pendekatan Penelitian ........................................................ 45

C. Objek Penelitian ................................................................. 45

D. Data dan Sumber Data Penelitian ...................................... 45

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 47

F. Teknik Pengujian Keabsahan Data (Validitas) .................. 48

G. Teknik Analisis Data .......................................................... 49

H. Prosedur Penelitian ............................................................ 51

I. Sistematika Laporan Penelitian .......................................... 51

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .................................................................. 53

B. Pembahasan ........................................................................ 185

1. Makna Adverbia Penanda Aspek ................................. 185

2. Makna Adverbia Penanda Sangkalan .......................... 190

3. Makna Adverbia Penanda Jumlah ................................ 195

4. Implementasi Hasil Penelitian Makna Adverbia

Penanda Aspek, Adverbia Penanda Sangkalan, dan

Adverbia Penanda Jumlah pada Teks Terjemahan

Page 14: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

xiv

Alquran (TTA) sebagai Materi Ajar pada Sekolah

Menengah Pertama ....................................................... 202

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ........................................................................... 210

B. Implikasi ............................................................................ 212

C. Saran .................................................................................. 212

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 213

LAMPIRAN ........................................................................................... 218

Page 15: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Surat dan Ayat Alquran yang Mengandung Etika Bebahasa

Tabel 4.2 : Data yang Terkumpul

Tabel 4.3 : Klasifikasi Data Adverbia Penanda Aspek

Tabel 4.4 : Klasifikasi Data Adverbia Penanda Sangkalan

Tabel 4.5 : Klasifikasi Data Adverbia Penanda Jumlah

Tabel 4.6 : Makna Adverbia Penanda Aspek pada TTA

Tabel 4.7 : Makna Adverbia Penanda Sangkalan pada TTA

Tabel 4.8 : Makna Adverbia Penanda Jumlah pada TTA

Page 16: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto

Lampiran 2 : Data Peneliti pada Uji Keabsahan Data

Page 17: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

xvii

ABSTRAK

MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH

PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA)

Muh. Wiyadi, S200160008, Program Studi Magister Pengkajian Bahasa, Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

Penelitian ini memiliki empat tujuan. Pertama, untuk mendeskripsikan makna adverbia penanda aspek pada TTA. Kedua, untuk mendekripsikan makna adverbia penanda sangkalan pada TTA. Ketiga, untuk mendeskripsikan makna adverbia penanda jumlah pada TTA. Keempat, untuk mendeskripsikan implementasi hasil penelitian makna adverbia penanda aspek, sangkalan, dan jumlah pada TTA sebagai materi ajar pada Sekolah Menengah Pertama. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dan metode dokumenter. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik simak dan teknik catat. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode padan. Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil empat simpulan. Pertama, makna adverbia penanda aspek pada TTA adalah menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat (1) akan berlangsung, (2) pada proses permulaan berlangsungnya, (3) tengah berlangsung, (4) belum selesai berlangsung, dan (5) sudah selesai berlangsung. Selain itu juga menyatakan kekerapan terjadinya suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat. Kedua, makna adverbia penanda sangkalan adalah menyatakan makna ‘pengingkaran atau penyangkalan’ dan makna ‘penyamaan’. Ketiga, makna adverbia penanda jumlah adalah menyatakan jumlah untuk sebagian dan makna yang menyatakan jumlah untuk keseluruhan. Keempat, hasil penelitian ini bisa diimplementasikan sebagai materi ajar pada kelas VII sekolah menengah pertama (SMP) kurikulum 2013. Implementasi tersebut dilaksanakan pada Kompetensi Inti (KI) 3 pada Kompetensi Dasar (KD) 3.14 yaitu menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar.

Kata kunci: makna adverbia, aspek, sangkalan, jumlah, teks terjemahan Alquran

Page 18: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

xviii

ABSTRACT

ADVERBIAL MEANING OF ASPECT, DISCLAIMER, AND AMOUNT MARKER ON THE TEXT OF QURAN TRANSLATION (TTA)

Muh. Wiyadi, S200160008, Program Studi Magister Pengkajian Bahasa, Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta

This research has four aims. First, to describe the adverbial meaning of aspect marker of the Indonesian Translation of Quran. Second, to describe the adverbial meaning of disclaimer marker of TTA. Third, to describe adverbial meaning of amount marker of the TTA. Fourth, to describe the implementation of the research result of the adverbial meaning of aspect, disclaimer, and amount marker of the TTA as teaching materials for Junior Higt School (SMP). This is a descriptive qualitative research. Methods of data collection applied in this research are scruteninzing and documentation. The data collection techniques of the research are scrutenizing and taking note. Data analyzis is conducted by using the padan methods. Based on the result of the discussion, four conclusions can be taken. First, adverbial meaning of aspect marker of the TTA is to state an activity/ action, event, condition, or characteristic (1) which will go on, (2) on progress at the beginning, (3) whilst on going, (4) not yet done, and (5) done. It also states the frequency of an activity/ action, event, condition, or characteristic. Second, adverbial meaning of disclaimer marker is to state the meaning of “denial” and the meaning of “equation”. Third, adverbial meaning of amount marker is to state the quantity for a partion and quantity for a whole. Fourth, the result of this study can be implemented as teaching materials for the grade VII of Junior High School (SMP) curriculum 2013. The implementation is conducted on the Core Competency (KI) 3 of the Basic Competency (KD) 3.14, that is analyzing the structure and language feature of the folk poetry (pantun/ rhyme, syair/ phoem, and other local poetries) read and heard.

Key word: meaning of adverbs, aspect, disclaimer, amount, text of Quran translation

Page 19: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sejak zaman dahulu, bahasa adalah sesuatu yang tidak dapat

dipisahkan dalam kehidupan manusia. Bahasa senantiasa hadir dan

dihadirkan. Ia berada dalam diri manusia, dalam alam, dalam sejarah, dalam

wahyu Tuhan. Ia hadir karena karunia Tuhan Sang Penguasa alam raya.

Tuhan itu sendiri menampakkan diri pada manusia bukan melalui zat-Nya,

tetapi lewat bahasanya, yaitu bahasa alam dan kitab suci (Hidayat, 2009:21).

Oleh karena bahasa merupakan karunia Tuhan untuk manusia, upaya

mengetahuinya merupakan suatu kewajiban dan sekaligus merupakan amal

saleh. Jika seseorang mampu mengetahui berbagai bahasa, maka ia sudah

pasti termasuk orang yang banyak pengetahuannya. Jika dia banyak

pengetahuannya, maka dia termasuk orang yang beriman (Hidayat, 2009:21).

Selanjutnya dalam Alquran Surat Almujadilah ayat 11 dijelaskan bahwa,

“Dialah orang yang derajatnya diangkat oleh Tuhannya. ‘Allah akan

mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang

berilmu’”. Oleh karena itu, dengan mempelajari bahasa berarti kita telah

melakukan salah satu bentuk ibadah.

Setiap bahasa memiliki sistem yang berbeda, meskipun ada

kemungkinan terdapat sistem yang sama. Demikian juga kategori kata yang

ada pada berbagai bahasa juga tidak selalu sama. Ada kategori yang ada

Page 20: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

2

hampir pada semua bahasa, tetapi ada juga kategori yang hanya pada bahasa

tertentu, dan tidak ada pada bahasa lainnya. Kategori yang hampir ada pada

semua bahasa adalah kategori nomina, verba, dan ajektiva. Termasuk pada

bahasa Indonesia.

Salah satu kategori yang ada pada bahasa Indonesia adalah adverbia.

Adverbia adalah kategori yang dapat mendampingi ajekativa, numeralia, atau

preposisi dalam konstruksi sintaksis (Kridalaksana, 2005:81). Penelitian

mengenai adverbia telah dilakukan oleh berbagai peneliti terhadap berbagai

bahasa. Dari penelusuran peneliti terhadap bahasa-bahasa yang adverbianya

telah diteliti adalah bahasa Rusia, Jepang, Inggris, Jawa, dan Indonesia.

Misalnya penelitian yang dilakukan Cristiana (2008), Rosdawita (2012)

Prihandari (2012), Devi, Wini Tarmini, dan Karomani (2014).

Penelitian mengenai adverbia dalam bahasa Indonesia, misalnya telah

diteliti dalam ragam opini dan novel. Sementara pada setiap ragam

dimungkinkan sekali terdapat adverbia yang spesifik, yang belum tentu

ditemukan pada ragam lainnya. Misalnya, adverbia pada ragam bahasa pada

teks terjemahan Alquran (TTA) diprediksi ada spesifikasi penggunaan

adverbia. Itulah sebabnya mengapa penelitian ini penting untuk dilakukan.

Selain itu, penelitian mengenai adverbia pada TTA ini penting untuk

dilakukan mengingat kurang lengkapnya kajian terhadap adverbia secara

komprehensif pada TTA.

Sejauh ini sudah ada beberapa penelitian yang sudah dilakukan

mengenai bahasa pada TTA. Penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh

Markhamah (2007; 2008) terkait dengan pengembangan konsep partisipan

Page 21: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

3

tutur pada teks keagamaan. Penelitian berikutnya oleh Markhamah dan Atiqa

Sabardila (2009) tentang kesantunan berbahasa pada TTA. Selanjutnya,

penelitian tentang TTA dilakukan oleh Markhamah dan Atiqa Sabardila

(2010) mengenai keselarasan fungsi, kategori, dan peran pada TTA. Selain

itu, juga telah dilakukan penelitian yang lain oleh Markhamah, dkk. (2011;

2012; 2013) tentang pengembangan materi ajar dan pembelajaran sintaksis

berbasis teks terjemahan Alquran. Untuk penelitian selanjutnya juga

dilakukan oleh Markhamah, dkk. (2014; 2015; 2015a; 2016; 2016a) tentang

penggunaan satuan lingual yang mengandung pronomina persona pada TTA

dan teks terjemahan hadis (TTH). Walaupun sudah ada beberapa penelitian

mengenai TTA dan TTH, namun itu sangat kecil dibandingkan fenomena-

fenomena yang seharusnya diteliti pada keduanya.

Kelengkapan kajian itu sangat diperlukan untuk memperluas kajian

karakteristik bahasa Indonesia (BI) pada ragam terjemahan, khususnya pada

TTA. Keluasan karakteristik kajian BI pada TTA itu menjadi sesuatu yang

sangat penting seiring dengan berkembangnya pemakaian bahasa dalam

berbagai ranah, dan salah satunya adalah ranah keagamaan seperti TTA. Pada

TTA terjadi kontak bahasa antara bahasa Arab (BA) dengan bahasa Indonesia

(BI). Hal ini disebabkan sumber yang diterjemahkan adalah BA yang

memiliki sistem kebahasaan yang berbeda dengan BI. Dengan sistem bahasa

yang berbeda, kemungkinan sekali akan terdapat pengaruh BA terhadap BI

atau penggunaan BI yang berbeda dengan ragam lainnya. Misalnya,

penerjemahan satuan lingual yang mengandung pronomina yang berbeda

antara pada BA dengan BI. Salah satu perbedaannya dalam hal pernyataan

Page 22: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

4

jumlah, yang pada BI tidak terdapat jumlah untuk dua (dualis), sementara

pada BA terdapat dualis (Markhamah, dkk.: 2014).

Penggunaan adverbia pada TTA dimungkinkan juga terjadi hal yang

demikian. Bisa saja terjadi perbedaan karakteristik penggunaan adverbia

dalam TTA tersebut. Untuk mengetahui karakeristik penggunaan adverbia

pada TTA perlu dilakukan kajian secara mendalam dan menyeluruh.

Adverbia bisa dikaji dari beberapa aspek, seperti (1) bentuk, (2)

makna, (3) kategori modifikator, (4) posisi adverbia verba dan implikasi

semantiknya, serta (5) bentuk pengungkapan maknanya. Namun, pada setiap

bahasa belum tentu diteliti semua aspek tersebut. Di samping itu, pada setiap

bahasa barangkali hanya diteliti dalam ragam tertentu. Pada penelitian ini

aspek yang akan diteliti adalah makna adverbia.

Dalam mata pelajaran bahasa Indonesia kurikulum 2013 Sekolah

Menengah Pertama (SMP), kedudukan teks adalah sangat vital. Dari sebuah

jenis teks kemudian dibahas strukturnya ataupun unsur kebahasaannya.

Dalam pembahasan mengenai unsur kebahasaan, kategori kata atau kelas kata

termasuk salah satu yang dimunculkan. Berkaitan dengan hal tersebut, hasil

penelitian tentang adverbia ini diupayakan bisa diimplementasikan juga

menjadi materi ajar pada Sekolah Menengah Pertama (SMP).

B. Ruang Lingkup

Suatu penelitian perlu pembatasan masalah untuk mempermudah

jalannya penelitian agar tidak terjadi penyimpangan dalam membahas pokok

permasalahan yang diangkat. Adverbia dalam bahasa Indonesia digunakan

Page 23: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

5

untuk menerangkan aspek, modalitas, kuantitas, dan kualitas dari kategori

verba, ajektiva, numeralia, dan adverbia lainnya (Kridalaksana, 2005:84). Di

sisi lain, Chaer (2015:49-50) menyatakan bahwa sejauh ini ada 15 makna

yang dinyatakan oleh adverbia. Makna tersebut adalah sangkalan, jumlah

(kuantitas, pembatasan, penambahan, keseringan (frekuensi), kualitas, waktu

(kala), keselesaian, kepastian, keharusan, derajat, kesanggupan, harapan,

keinginan, kesungguhan. Oleh karena banyaknya fungsi ataupun makna yang

terkandung dalam adverbia, peneliti hanya akan membatasi permasalahan

pada makna semantis adverbia penanda aspek, adverbia penanda sangkalan,

dan adverbia penanda jumlah yang terdapat dalam teks terjemahan Alquran

(TTA).

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, ada empat

masalah yang perlu dicari jawabannya.

1. Apakah makna adverbia penanda aspek pada teks terjemahan Alquran

(TTA)?

2. Apakah makna adverbia penanda sangkalan pada teks terjemahan

Alquran (TTA)?

3. Apakah makna adverbia penanda jumlah pada teks terjemahan Alquran

(TTA)?

4. Bagaimanakah hasil penelitian makna adverbia penanda aspek, adverbia

penanda sangkalan, dan adverbia penanda jumlah pada teks terjemahan

Page 24: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

6

Alquran (TTA) diimplementasikan sebagai materi ajar pada Sekolah

Menengah Pertama?

D. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, ada empat tujuan yang ingin dicapai.

1. Untuk mendeskripsikan makna adverbia penanda aspek pada teks

terjemahan Alquran (TTA).

2. Untuk mendekripsikan makna adverbia penanda sangkalan pada teks

terjemahan Alquran (TTA).

3. Untuk mendeskripsikan makna adverbia penanda jumlah pada teks

terjemahan Alquran (TTA).

4. Untuk mendeskripsikan implementasi hasil penelitian makna adverbia

penanda aspek, adverbia penanda sangkalan, dan adverbia penanda

jumlah pada teks terjemahan Alquran (TTA) sebagai materi ajar pada

Sekolah Menengah Pertama.

E. Manfaat Penelitian

Peneliti mengharapkan agar penelitian ini bisa bermanfaat secara teoretis

maupun praktis.

1. Manfaat secara teoretis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan atau penegasan bagi

teori yang telah ada.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang

berharga berupa hasil penelitian mengenai makna adverbia penanda

Page 25: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

7

aspek, sangkalan, dan jumlah dalam teks terjemahan Alquran (TTA)

sehingga dapat bermanfaat bagi perkembangan bahasa Indonesia.

2. Manfaat secara praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi pemakai

bahasa Indonesia mengenai makna adverbia penanda aspek,

sangkalan, dan jumah dalam teks terjemahan Alquran (TTA).

b. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dalam

memahami makna adverbia penanda aspek, sangkalan, dan jumah

dalam teks terjemahan Alquran (TTA).

F. Penjelasan Istilah

Penjelasan istilah merupakan penjelasan dari istilah yang diambil dari

kata-kata kunci dalam judul penelitian. Hal ini untuk menghindari adanya

kegandaan penafsiran terhadap istilah-istilah yang dipakai dalam judul

penelitian.

1. Makna

Makna adalah hubungan, dalam arti kesepadanan atau ketidaksepadanan

antara bahasa dan alam di luar bahasa, atau antara ujaran dan semua hal

yang ditunjuknya (Kridalaksana, 2001:132)

2. Adverbia

Adverbia adalah kategori yang dapat mendampingi ajektiva, numeralia,

atau proposisi dalam konstruksi sintaksis (Kridalaksana, 2005:81).

Page 26: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

8

3. Adverbia Aspek

Kridalaksana (2005:84) menyebutkan bahwa adverbia aspek adalah

adverbia yang menerangkan apakah suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan,

atau sifat sedang berlangsung (duratif), sudah selesai berlangsung

(perfektif), belum selesai (imperfek), atau mulai berlangsung (inkoatif).

4. Adverbia Sangkalan

Adverbia sangkalan adalah adverbia yang menyatakan ‘ingkar’ atau

‘menyangkal’ akan kategori yang didampinginnya (Chaer, 2015:50).

5. Adverbia Jumlah

Adverbia jumlah (penjumlahan) adalah adverbia yang menyatakan

‘banyak’ atau ‘kuantitas’ terhadap kategori yang didampingi (Chaer,

2015:5)

Page 27: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Penelitian yang Relevan

1. Penelitian Terdahulu tentang Adverbia

Penelitian mengenai adverbia telah dilakukan terhadap beberapa

bahasa dan dari beberapa aspek. Penelitian adverbia terhadap bahasa

tertentu, di antaranya telah dilakukan terhadap bahasa Rusia, bahasa

Inggris, bahasa Jepang, bahasa Jawa, bahasa Indonesia, dan lain-lain.

Penelitian tentang adverbia bahasa Rusia di antaranya dilakukan oleh

Cristiana (2008). Penelitian tersebut bertujuan untuk menganalisis

adverbial verba bahasa Rusia dari beberapa aspek. Aspek-aspek yang

dianalisis tersebut berupa bentuk, makna, kategori modifikator, posisi

adverbia verba dan implikasi semantiknya, serta bentuk pengungkapan

maknanya dalam bahasa Indonesia. Hasil analisis dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa bentuk adverbia verba adalah (1) perfektif, yang

berupa bentuk aktif dan refleksif, dan (2) imperfektif yang berupa bentuk

aktif dan refleksif.

Makna adverbia verba perfektif dalam penelitian Cristiana tersebut

adalah (1) temporal, (2) cara, (3) kausal, (4) konsesif, (5) tujuan, dan (6)

atributif. Untuk makna adverbia verba imperfektif dapat dibagi menjadi

tujuh, yaitu (1) kausal, (2) kondisional, (3) pembandingan, (4) konsesif, (5)

tujuan, (6) cara, dan (7) komitatif. Kategori modifikator adverbia verba

yang ditemukan adalah (1) kata, yang berupa nomina, pronomina,

Page 28: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

10

adverbia, dan (2) frasa, yang berupa frasa nomina, frasa pronomina, frasa

verba, frasa adjektiva, frasa numeralia, dan frasa preposisi. Adverbia

verba dapat diposisikan dalam pre-posisi, inter-posisi, dan post-posisi.

Dalam penelitian Marliah (2009) tentang frasa nomina yang

berfungsi sebagai adverbial dalam klausa bahasa Inggris disebutkan

adanya perbedaan antara adverbia dengan adverbial. Perbedaan antara

adverbia dan adverbial adalah, adverbia mengacu pada kategori sintaksis,

sedangkan adverbial mengacu pada fungsi sintaksis dari suatu klausa.

Dalam penelitian Prihandari (2012) tentang struktur frasa nominal bahasa

Jepang dinyatakan bahwa adverbia mengungkapkan penjelasan atau

tingkatan dari suatu keadaan atau kondisi. Nomina yang modifikatorinya

adverbial terutama nomina arah, dan nomina yang menyatakan jumlah.

Maumina (2014) meneliti tentang adverbia bahasa Jepang (fukushi)

yang memiliki kesinoniman, yaitu taihen dan totemo. Kesimpulan yang

dihasilkan berkaitan dengan makna dan pembagian penggunaan adverbia

“taihen dan totemo” dalam kalimat bahasa Jepang. Adverbia taihen

menyatakan keadaan yang melebih-lebihkan atau menekankan pada

suatu hal yang besar derajatnya dan mengandung indikasi

keramahtamahan, keterharuan, keterkejutan, keluhan dan sebagainya.

Adverbia totemo menyatakan keadaan kuantitas dan derajat, cara

mengungkapkan penekanan terhadap suatu kondisi. Namun, totemo

merupakan ungkapan yang sedikit santai dan tidak ada indikasi

melebih-lebihkan atau membesar-besarkan.

Page 29: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

11

Perbedaannya adalah adverbia (fukushi) totemo dapat

menerangkan kalimat penyangkalan atau negatif, sedangkan adverbia

(fukushi) taihen tidak dapat menerangkannya. Perbedaan lainnya dapat

dilihat dari segi maknanya, yaitu dari segi ungkapan berlebihan yang

dinyatakan dan dari segi perasaan yang terkandung di dalamnya.

Adverbia totemo berdasarkan ungkapan berlebihannya bermakna

positif, sedangkan adverbia taihen bermakna berlebihan. Dari segi

perasaan yang terkandung di dalam kedua adverbia ini, adverbia

taihen memiliki tingkat perasaan lebih tinggi dibandingkan dengan

adeverbia totemo. Selain itu, adverbia totemo adalah ungkapan yang

sedikit santai dan tidak ada indikasi melebih-lebihkan atau membesar-

besarkan dan tidak dapat digunakan untuk menyatakan ungkapan

perasaan yang mendalam dari dalam hati.

Berkaitan dengan aspek, Darjat (2009) telah melakukan analisis

tentang ‘kala’ dan ‘aspek’ dalam bahasa Jepang. Penelitian yang dilakukan

adalah menganalisis ‘kala’ dan ‘aspek’ dalam novel Tokyo Fusen Nikki

karya Midori Nakano. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada banyak

pemarkah aspek dan beberapa kala dalam bahasa Jepang. Namun, dalam

peneltian tersebut hanya disampaikan penanda modalitas yang

menyangkut aspek perfektif, aspek kontinuatif, dan aspek resultatif.

Pada aspek perfektif, bisa ditandai dengan bentuk leksikal koto ni

natta, yang menandai bahwa perbuatan atau verba yang diikuti tanda

leksikal ini berarti secara aspek sudah diputuskan atau terjadi. Selain itu,

aspek perfektif juga bisa ditandai dengan bentuk verba ~te kita yang

Page 30: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

12

menunjukkan bahwa sesuatu sudah menjadi selesai sampai saat tuturan

terjadi. Ada lagi pemarkah lain yang bisa digunakan, yaitu ~te shimau

yang menandai bahwa perbuatan atau peristiwa sudah benar-benar selesai

terjadi. Pada aspek kontinuatif, terdapat bentuk verba mi ni iku yang

mengandung makna bahwa sesuatu perbuatan itu selalu dilakukan. Ada

juga penggunaan verba hataraite iru yang menunjukkan perbuatan yang

selalu dilakukan terus-menerus. Pada aspek resultatif, terdapat penggunaan

bentuk ni natta yang bermakna menggambarkan suatu perubahan. Selain

ni natta, digunakan juga bentuk ~te iru untuk menggambarkan aspek

resultatif.

Penelitian yang lain tentang adverbia dilakukan terhadap bahasa

Jawa. Mudrikah (2015) menyatakan bahwa bentuk adverbia verba bahasa

Jawa yang terdapat dalam cerbung Ngonceki Impen yaitu adverbia

monomorfemis dan adverbia polimorfemis. Adverbia monomorfemis ini

terdapat dua macam morfem yaitu morfem asal dan morfem unik.

Adverbia polimorfemis dalam penelitian ini terbagi menjadi (1) adverbia

berafiks (prefiks{sa-/se}, sufiks {-e/-ne}, dan konfiks {sa-/-e}), (2)

adverbia berunsur pating (3) adverbia ulang penuh (dwilingga), (4)

adverbia ulang (salin swara), (5) adverbia ulang parsial (dwipurwa), dan

(6) adverbia gabung.

Selain bentuk adverbia verba, juga diteliti makna adverbia verba

bahasa Jawa. Makna yang dimaksud terbagi menjadi dua belas yaitu

makna ‘keakanan’, makna ‘keberlangsungan’, makna ‘keusaian’, makna

‘keberulangan’, makna ‘keniscayaan’, makna ‘kemungkinan’, makna

Page 31: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

13

‘keharusan’, makna ‘keizinan’, makna ‘kecaraan’, makna ‘kualitatif’,

makna ‘kuantitatif’, dan makna ‘limitatif’. Makna adverbia yang sering

muncul adalah makna ‘keakanan’ (arep, bakal, badhe,dll), makna

‘keusaian’ (wis, mau, nate, mentas,dll.), dan makna ‘keberulangan’ (kerep,

tansah, asring). Selain ketiga makna yang sering muncul tersebut, makna

yang bisa terkait dengan penelitian ini adalah makna kuantitatif. Makna

kuantitatif dalam cerbung Ngonceki Impen terdapat enam indikator. Makna

ini ditandai dengan kata kabeh ‘semua’, okeh ‘banyak’, pisan ‘sekali’.

Dalam penelitian yang lain tentang adverbia, Damayanti (2012)

meneliti tentang adverbia modalitas ditinjau dari struktur dan maknanya.

Bentuk adverbia penanda modalitas dalam novel karya Andrea Hirata

merupakan adverbia monomorfemis dan polimorfemis. Jika dilihat dari

perilaku sintaksisnya, bentuk adverbia tersebut merupakan adverbia

intraklausal dan ekstraklausal yang dapat diingkarkan dan ada pula yang

tidak dapat diingkarkan. Pendamping kiri, yang bertindak sebagai subjek,

adverbia intrakalusal merupakan kategori nomina persona dan pronomina

persona. Khusus untuk modalitas intensional makna ‘keinginan’ kadar

‘keinginan’ dan ‘keakanan’, juga didampingi nomina fauna. Pendamping

kanan adverbia intrakalusal yang bertindak sebagai predikat merupakan

kategori verba.

Pada adverbia penanda modalitas intensional makna ‘keinginan’

kadar ‘keinginan’ dalam novel karya Andrea Hirata juga didampingi

pronomina persona pertama jamak. Untuk modalitas yang adverbianya

merupakan adverbia ekstraklausal didampingi oleh sebuah klausa. Klausa

Page 32: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

14

tersebut meliputi klausa verbal, klausa adjektiva, dan klausa nomina.

Setelah kalimat yang mengandung adverbia penanda modalitas dipasifkan

terjadi beberapa pengaruh terhadap makna, tetapi ada pula yang tidak

terpengaruh oleh hadirnya adverbia. Pengaruh terhadap makna tersebut,

misalnya pergeseran makna dan perubahan makna. Hal Ini terjadi pada

modalitas yang mengandung adverbia ingin dan adverbia mau. Namun

adverbia ingin pada keberurutan adverbia penanda modalitas ingin

rasanya dapat dipasifkan.

Pembahasan tentang aspek dan adverbia bisa juga dilihat dalam

Akil (2009). Pada tulisannya itu dibahas tentang aspek, adverbia waktu,

dan kala bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Dari hasil perbandingan

verba kedua bahasa dapat dilihat perbedaan dan persamaannya. Sistem

verba bahasa Indonesia tidak mempunyai kala (tense) dalam arti bentuk

verba yang menunjukkan hubungan waktu. Dalam hal ini verba bahasa

Indonesia tidak bervariasi seperti verba bahasa Inggris. Kaitan waktu yang

menunjukkan terjadinya suatu peristiwa diungkapkan dengan verba,

sedangkan dalam bahasa Inggris frasa verba dapat menunjukkan waktu

terjadinya suatu perbuatan waktu lampau, sekarang, atau akan datang.

Dalam bahasa Inggris aspek diungkapkan dengan bentuk kata kerja

tertentu (participles) atau kata kerja bantu, sedangkan dalam bahasa

Indonesia aspek dinyatakan dengan kata kata tertentu yang disebut

partikel, seperti kata masih, sedang, sudah, dan telah.

Devi (2014) menyatakan bahwa berdasarkan hasil analisis

terhadap artikel opini dalam surat kabar Kompas, peneliti menghasilkan

Page 33: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

15

kesimpulan tentang penggunaan adverbia di dalamnya. Penulis artikel

opini dalam surat kabar Kompas menggunakan adverbia dalam struktur

kalimatnya dengan tujuan untuk menambah kejelasan maksud si penulis.

Berdasarkan data yang ditemukan, penggunaan adverbia dapat

diklasifikasikan berdasarkan empat macam, yakni sebagai penanda aspek,

penanda modalitas, penanda kualitas, dan penanda kuantitas. Adverbia

penanda aspek yang banyak digunakan, yaitu adverbia sudah dan telah.

Berdasarkan penggunaannya sebagai penanda modalitas, adverbia yang

paling banyak digunakan adalah adverbia harus. Berdasarkan

penggunaannya sebagai penanda kualitas, adverbia yang banyak

digunakan yaitu adverbia lebih dan sangat. Adapun berdasarkan

penggunaannya sebagai penanda kuantitas, adverbia yang banyak

digunakan yakni adverbia kerap dan lagi.

Berdasarkan data yang telah ditemukan, bentuk adverbia dalam

penelitian tersebut ada dua, yakni adverbia bentuk dasar bebas dan

adverbia turunan. Adverbia bentuk dasar bebas berupa kata dasar,

misalnya akan, dapat, hampir, harus, sangat, kerap, cukup, dll. Adverbia

turunan terdiri atas lima bentuk.

1. Adverbia bereduplikasi, misalnya lagi-lagi dan serta-merta.

2. Adverbia gabungan, misalnya pasti akan, memang harus, sudah bukan

lagi, juga paling, dan jangan hanya.

3. Adverbia berafiks, misalnya terlalu, sekali,dan sekitar.

4. Adverbia dari gabungan kategori lain dan pronomina, misalnya

akhirnya dan biasanya.

Page 34: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

16

5. Adverbia gabungan proses, misalnya sebetulnya, seharusnya,

sesungguhnya, seyogianya, dan sedikitnya.

Berdasarkan subkategorisasi adverbia, adverbia dalam penelitian

tersebut ada dua jenis, yaitu adverbia intraklausal dan adverbia

ekstraklausal. Adverbia intraklausal adalah adverbia yang mendampingi

kategori lain, misalnya sangat, masih, akan, dan kerap. Adverbia

ekstraklausal adalah adverbia yang mengungkapkan perihal secara

menyeluruh pada sebuah klausa, misalnya seyogianya, seharusnya,

memang, dan justru.

Penelitian mengenai adverbia yang lainnya dilakukan oleh

Rajabova (2014) yang mencoba membandingkan modifikator adverbial

tujuan antara bahasa Azerbaijan dengan bahasa Inggris dalam sistem

fonetik. Hasilnya menunjukkan bahwa modifikator adverbial tujuan tidak

stabil dalam dua bahasa yang dibandingkan itu. Struktur yang sama

memiliki parameter akustik yang berbeda. Urutan kata dalam bahasa

Azerbaijan lebih fleksibel daripada bahasa Inggris. Kata-kata bahasa

Azerbaijan yang menunjukkan modifikator adverbial tujuan dapat

digunakan dalam berbagai bagian kalimat sederhana seperti keurutan kata,

sedangkan prinsip ini bersifat lebih terbatas untuk bahasa Inggris. Variasi

fitur dalam tindak tutur dapat dianggap sebagai pembawa informasi

sehingga dapat dikatakan bahwa posisi adverbia tujuan dalam kalimat

sederhana mengubah karakter variasi dari tindak tutur.

Hasil penelitian oleh Wiechmann, Daniel dan Elmakerz (2013)

terhadap klausa adverbial dalam bahasa Inggris menyatakan seperti berikut

Page 35: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

17

ini. Posisi klausa adverbial diperbolehkan pada konstruksi kalimat

kompleks yang ditulis dengan bahasa Inggris berpengaruh pada lima

variabel yang diteliti (deranking, kompleksitas, panjang, hubungan, dan

subordinator). Hasil penelitian menggambarkan bahwa positioning yang

paling kuat ditentukan oleh faktor semantik dan pragmatik . Jenis

subordinat yang dapat muncul sebagai predikator kedua yang paling

penting, yang mencerminkan bahwa perbedaan semantik antara dua

subkelompok konstruksi yang muncul diwakili oleh posisi klausa co-

determiner meskipun dan sedangkan.

Pada penelitian yang lain tentang adverbia dinyatakan bahwa

terdapat perbedaan penggunaan adverbial konjungsi antara peserta didik

EFL Cina dan penutur asli. Peserta didik 'corpus CLEC dan penutur asli'

corpus LOB telah digunakan. Statistik dan Chi-square nilai tes

menunjukkan bahwa peserta didik EFL Cina cenderung berlebihan, sedikit

digunakan, dan tidak tepat menggunakan konjungsi dibandingkan dengan

penutur asli. Mereka lebih memilih untuk menggunakan sebagian kecil

dari konjungsi, seperti konjungsi listing. Selain itu, peserta didik EFL Cina

memiliki kecenderungan untuk menempatkan konjungsi pada posisi awal,

sedangkan penutur asli lebih memilih posisi tengah. Cara peserta didik

EFL Cina menekankan pada struktur daripada konten (isi) sehingga

menyebabkan terlalu sering menggunakan konjungsi dan penjelasan yang

terbatas pada konjungsi dapat menyebabkan ketunggalan posisi konjungsi

(Xu, Yuting, 2012).

Page 36: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

18

Kiss (ed) (2009) menyimpulkan dari dua belas artikel mengenai

adverbial atau kata keterangan dalam bahasa Hungaria yang ditulis dalam

satu buku. Kajian difokuskan pada bidang sintaksis. Kajiannya

menginvestigasi perilaku sintaksis dan semantik pada kata keterangan dan

konstituen tambahan kata keterangan (adverbial). Berkaitan dengan judul

buku (dan seri yang muncul), perhatian khusus ditujukan kepada sintaksis

dan kesimpulannya dengan bentuk fonetis dan bentuk logikanya.

Mayoritas artikel dalam edisi ini menetapkan perluasan pada distribusi

sintaksis dari adverb yang ditentukan oleh syarat yang ditentukan

berdasarkan sintaksis dengan kebutuhan semantik dan di beberapa kasus,

dengan prosody (ilmu persajakan). Adverb dalam bahasa Hungaria,

berdasarkan basis morfologi dan data sejarah mereka merupakan frasa

preposisi. Mereka juga mengidentifikasi posisi sintaksis adverb yang

digunakan dalam predikat dan ditemani oleh kata kerja ‘be’ (seperti He is

well (Dia baik-baik saja)).

Penelitian yang lain berikutnya tentang adverbial dikaitkan dengan

bentuk past tense. Hasilnya menunjukkan bahwa kedua partisipan SLI dan

TD MLU memproduksi past-tense tidak lebih sering ketika dimasukkan

temporal adverbial dibandingkan ketika temporal adverbial tersebut

dihilangkan (Krantz, dan Leonard, Laurence B., 2007). Di sisi lain, kajian

adverbial yang melibatkan pluralitas dilakukan oleh Beck, Sigrid, dan

Arnim Von Stechow (2007). Secara singkat hasilnya dapat dinyatakan

bahwa pluralisasi memberikan efek secara serta merta terhadap event dan

Page 37: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

19

slot bagian argument pada predikat. Adverbial memaksa relasi yang

dipluralisasi dan membuat visibilitas operator plural.

2. Penelitian yang Terkait dengan Terjemahan Alquran

Pada tinjauan pustaka ini dipaparkan penelitian-penelitian yang

terkait dengan kajian yang dilakukan oleh peneliti yaitu yang berkaitan

dengan teks terjemahan Alquran. Kajian peneliti diawali dari pembahasan

tentang moralitas qurani sebagai pencegah disintegrasi bangsa

(Markhamah, 2002). Kajian berikutnya dalam bentuk penelitian. Penelitian

yang dimaksud di antaranya terkait dengan gender dalam terjemahan

Alquran (Markhamah, 2003a; 2003b), etika berbahasa dalam Islam: kajian

secara sosiolinguistik (Sabardila, dkk., 2003; 2004), pengembangan

konsep partisipan tutur pada teks keagamaan (Markhamah, 2007; 2008).

Penelitian berikutnya adalah tentang kesantunan berbahasa pada

teks terjemahan Alquran (Markhamah dan Atiqa Sabardila, 2009),

keselarasan fungsi, kategori, dan peran dalam teks terjemahan Alquran

(Markhamah dan Atiqa Sabardila, 2010a), serta karakteristik bentuk pasif

pada klausa teks terjemahan Alquran (Markhamah dan Atiqa Sabardila,

2010b). Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Markhamah, dkk. (2011;

2012; 2013a) tentang pengembangan materi ajar dan pembelajaran

sintaksis berbasis teks terjemahan Alquran. Beberapa kajian lainnya

tentang TTA juga telah dilakukan, yaitu berkaitan dengan gender dalam

Quran atau dalam Islam. Kajian-kajian tersebut di antaranya dilakukan

oleh Aziz (2003) dan Maslamah (2002).

Page 38: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

20

Hasil penelitian mengenai etika berbahasa dalam Islam (Sabardila,

dkk. 2003; 2004) kemudian diterbitkan dalam bentuk Kompendium

Himpunan Ayat-ayat Quran tentang Etika Berbahasa (Markhamah, dkk.,

2008) dan Kompendium Himpunan Hadis yang Berisi Etika Berbahasa

(Markhamah, dkk., 2008a). Penelitian tahun 2008 diterbitkan dalam buku

Analisis Kesalahan dan Kesantunan Berbahasa (Markhamah dan Atiqa

Sabardila, 2009). Selain itu juga disampaikan dalam diskusi serta seminar

mengenai kesantunan berbahasa (Markhamah dan Atiqa Sabardila, 2013).

Hasil penelitian tahun 2009 diterbitkan dalam buku Sintaksis II:

Keselarasan Fungsi Kategori, dan Peran dalam Klausa pada Teks

Terjemahan Al Quran (Markhamah dan Atiqa Sabardila, 2010). Hasil

penelitian tahun 2012 disimpulkan di antaranya bahwa jenis transformasi

penggantian yang terdapat pada teks terjemahan Alquran yang

mengandung etika berbahasa di antaranya (1) penggantian sama tataran,

dan (2) penggantian turun tataran. Penggantian turun tataran terdiri atas

penggantian turun satu hierarki, penggantian turun dua hierarki,

penggantian turun tiga hierarki, dan penggantian turun empat hierarki.

(Markhamah, dkk., 2012).

B. Kajian Teori

1. Sintaksis

Verhaar (1983:70) menyatakan bahwa:

Secara etimologis, sintaksis berasal dari kata Yunani sun ‘dengan’ dan tattein ‘menempatkan’. Dengan demikian sintaksis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat dan kelompok-kelompok kata menjadi kalimat. Jadi,

Page 39: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

21

sintaksis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi frasa, klausa, kalimat, dan wacana.

Sementara itu, Pateda yang dikutip oleh Suhardi (2016:14)

menyatakan bahwa kata sintaksis merupakan kata yang diserap dari bahasa

Belanda, yaitu dari kata syntaxis. Dalam bahasa Inggris disebut dengan

kata syntax. Namun, secara lebih luas, kata sintaksis dalam ilmu bahasa

Indonesia diterjemahkan sebagai ilmu tentang seni merangkai kalimat

sesuai kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang benar.

Kridalaksana (2001:199) mendefinisikan sintaksis ke dalam tiga

bagian.

a. Pengaturan dan hubungan antara kata dengan kata, atau dengan satuan-

satuan yang lebih besar, atau antara satuan-satuan yang lebih besar itu

dalam bahasa. Satuan terkecil dalam bidang ini adalah kata.

b. Subsistem bahasa yang mencakup hal tersebut (sering dianggap bagian

dari gramatika; bagian lain ialah morfologi).

c. Cabang linguistik yang mempelajari hal tersebut.

Di sisi lain, dinyatakan tentang perbedaan objek analisis dari

fonologi, morfologi, sintaksis, dan analisis kalimat. Fonologi adalah ilmu

yang menjadikan bunyi dan fonem sebagai objek analisis. Morfologi

menjadikan morfem dan kata sebagai objek analisis. Sintaksis menjadikan

frasa dan kalimat sebagai objek analisis. Analisis wacana menjadikan

wacana sebagai objek analisis (Parera, 2009:6).

Chaer (2007,59-60) menjelaskan bahwa kajian sintaksis

dimaksudkan untuk mengetahui struktur satuan-satuan sintaksis, yaitu

Page 40: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

22

struktur kalimat, struktur klausa, struktur frasa, dan struktur kata (dalam

hal ini kata sebagai satuan sintaksis, bukan satuan morfologi). Dari

keeempat satuan sintaksis itu, banyak bagian kecil yang dapat diangkat

menjadi objek kajian.

a. Pada kajian kalimat dapat diangkat masalah tentang pola dasar kalimat

inti, urutan fungsi-fungsi sintaksis, jenis kalimat (menurut jumlah

klausanya, menurut amanatnya, dan sebagainya), bentuk aktif-pasif, dan

sebagainya.

b. Pada kajian klausa dapat diangkat masalah tentang jenis klausa

(menurut kelengkapan fungsinya, kategori predikatnya, dan

sebagainya), bedanya klausa dengan kalimat, bedanya klausa dengan

frasa, dan sebagainya.

c. Pada kajian frasa dapat diangkat masalah tentang jenis frasa (menurut

kategorinya, menurut hubungan unsur-unsur pembentuknya, dan

sebagainya), makna gramatikal antara kedua unsurnya, kedudukannya

di dalam klausa atau kalimat, dan sebagainya.

d. Pada kajian kata, masalah yang ada adalah kata sebagai satuan terkecil

dari sintaksis, bisa berkenaan dengan kategorinya, bisa juga dengan

masalah strukturnya.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa

pada dasarnya sintaksis adalah cabang linguistik yang mempelajari bahasa

dalam tataran kata, frasa, klausa, dan kalimat.

Page 41: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

23

2. Adverbia

Keraf (1987: 71-720) menyatakan bahwa adverbia atau kata

keterangan adalah kata-kata yang memberi keterangan tentang kata kerja,

kata sifat, kata keterangan, kata bilangan, atau seluruh kalimat.

Kridalaksana (2005: 81-83) menyatakan bahwa adverbia adalah kategori

yang dapat mendampingi ajektiva, numeralia, atau preposisi dalam

konstruksi sintaksis. Dalam kalimat Ia sudah pergi, kata sudah adalah

adverbia, bukan karena mendampingi verba pergi, tetapi karena

mempunyai potensi untuk mendampingi ajektiva. Contohnya adalah dalam

kalimat Saatnya sudah dekat. Jadi, sekalipun banyak adverbia dapat

mendampingi verba dalam konstruksi sintaksis, namun adanya verba itu

bukan menjadi ciri adverbia.

Bentuk adverbia dapat dibedakan menjadi enam macam.

1. Adverbia dasar, misalnya agak, akan, pernah, pula.

2. Adverbia turunan, misalnya agak-agak, belum-belum, belum boleh,

tidak mungkin lagi, terlalu.

3. Adverbia yang terjadi dari gabungan kategori lain dan pronomina,

misalnya agaknya, rasanya, hendaknya, biasanya, seluruhnya, pada

dasarnya.

4. Adverbia deverbal gabungan, misalnya mau tidak mau, masih belum

juga, tidak terkatakan lagi.

5. Adverbia deajektival gabungan, misalnya tidak jarang, terlebih lagi,

acap kali.

Page 42: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

24

6. Adverbia gabungan proses, misalnya sebaiknya, sedapatnya, secepat-

cepatnya.

Adverbia turunan dibedakan menjadi (a) adverbia turunan yang tidak

berpindah kelas, (b) adverbia turunan yang berasal dari berbagai kelas, (c)

adverbia deajektival, (d) adverbia denumeralia, dan (e) adverbia deverbal.

Adverbia yang tidak berpindah kelas terdiri atas adverbia bereduplikasi

dan adverbia gabungan, sedangkan adverbia turunan yang berasal dari

berbagai kelas terdiri dari adverbia berafiks dan adverbia dari kategori lain

karena reduplikasi.

Subkategorisasi terhadap adverbia adalah adverbia intraklausal dan

ekstraklausal. Adverbia intraklausal adalah adverbia yang berkonstruksi

dengan verba, ajektiva, numeralia, atau adverbia lain. Contoh adverbia

intraklausal ini adalah alangkah, agak, baku, bisa, belum, boleh, gus,

hampir, jangan, juga, niscaya, nun, paling, pernah, pula, saja, selalu,

senantiasa, sungguh, tak, telah, tidak, dan lain-lain. Adverbia

ekstraklausal adalah adverbia yang secara sintaksis mempunyai

kemungkinan untuk berpindah-pindah posisi dan secara semantis

mengungkapkan suatu perihal atau tingkat proposisi secara keseluruhan.

Contoh adverbia ekstraklausal ini adalah barangkali, bukan, justru,

memang, mungkin (Kridalaksana, 2005: 83-84).

Di sisi lain, adverbia didefinisikan oleh Chaer sebagai berikut.

Adverbia adalah kategori yang mendampingi nomina, verba, dan ajektiva

dalam pembentukan frasa atau dalam pembentukan sebuah klausa

(2015:49). Selanjutnya disebutkan bahwa pada umumnya adverbia berupa

Page 43: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

25

bentuk dasar, tetapi ada juga yang berupa bentuk turunan berafiks atau

berkonfiks. Berikut ini adalah contoh adverbia yang berupa bentuk turunan

yang berafiks atau berkonfiks.

1. Berprefiks se- seperti seberapa, semoga, dan sejumlah.

2. Berprefiks se- disertai reduplikasi, seperti seolah-olah, sekali-sekali,

dan sebaik-baik.

3. Berprefiks se- disertai reduplikasi dan bersufiks –nya, seperti sebaik-

baiknya, sebesar-besarnya, dan sedapat-dapatnya.

4. Berkonfiks se-nya, seperti sebaiknya, seharusnya, dan setidaknya.

5. Bersufiks –nya, seperti agaknya, kiranya, dan baiknya.

Sebagai pendamping kelas terbuka, adverbia dengan kategori yang

didampinginya membentuk sebuah frasa untuk mengisi salah satu fungsi

sintaksis. Kategori mana yang didampingi tergantung dari makna inheren

yang dimiliki oleh adverbia itu.

Sesuai dengan makna inheren yang dimiliki, ada adverbia yang hanya mendampingi salah satu kategori terbuka atau klausa; tetapi ada juga yang dapat mendampingi lebih dari satu kategori. Sebaliknya ada kategori yang sekaligus dapat didampingi oleh lebih dari satu adverbia. Posisi adverbia ini, ada yang terletak di sebelah kiri kategori, dan ada pula yang terletak di sebelah kanan kategori. Dalam mendampingi klausa, adverbia ini lazim terletak pada awal klausa meskipun dapat pula di posisi lain (Chaer, 2015:50).

Alwi, dkk. (2003:197) menjelaskan bahwa dilihat dari tatarannya,

perlu dibedakan antara adverbia dalam tataran frasa dengan adverbia

dalam tataran klausa. Dalam tataran frasa, adverbia adalah kata yang

menjelaskan verba, adjektiva, dan adverbia lain. Pada contoh berikut

Page 44: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

26

terlihat bahwa adverbia sangat menjelaskan verba mencintai, adverbia

selalu menjelaskan adjektiva sedih.

1. Ia sangat mencintai istriya.

2. Ia selalu sedih mendengar lagu itu.

Dalam tataran klausa, adverbia mewatasi atau menjelaskan fungsi-

fungsi sintaksis. Pada umumnya kata atau bagian kalimat yang dijelaskan

adverbia itu berfungsi sebagai predikat. Fungsi sebagai predikat ini bukan

satu-satunya ciri adverbia karena adverbia juga dapat menerangkan kata

atau bagian kalimat yang tidak berfungsi sebagai predikat.

Contoh:

1. Guru saja tidak dapat menjawab pertanyaan itu.

2. Ia merokok hampir lima bungkus sehari.

Pada contoh di atas adverbia saja menjelaskan guru yang berfungsi

sebagai subjek; adverbia hampir menjelaskan lima bungkus yang berfungsi

sebagai objek.

Dari segi bentuknya, adverbia bisa dibedakan menjadi adverbia

tunggal dan adverbia gabungan. Adverbia tunggal bisa diperinci menjadi

adverbia yang berupa kata dasar, yang berupa kata berafiks, serta yang

berupa kata ulang. Adverbia gabungan dapat diperinci menjadi adverbia

gabungan yang berdampingan dan yang tidak berdampingan (Alwi, dkk.,

2003:199).

Adverbia tunggal yang berupa kata dasar hanya terdiri atas satu

kata dasar. Oleh karena jenis adverbia dasar tergolong ke dalam kelompok

Page 45: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

27

kata yang keanggotaannya tertutup, maka jumlah adverbia yang berupa

dasar itu tidak banyak. Contoh adverbia yang berupa dasar misalnya baru,

hanya, lebih, hampir, saja, sangat, segera, selalu, senantiasa, paling,

pasti, tentu.

Adverbia tunggal yang berupa kata berafiks diperoleh dengan

menambahkan gabungan afiks se-nya atau afiks –nya pada kata dasar.

Contoh adverbia yang berupa penambahan gabungan afiks se-nya pada

kata dasar adalah sebaiknya, sebenarnya, secepatnya, dan sesungguhnya.

Contoh adverbia yang berupa penambahan –nya pada kata dasar adalah

agaknya, biasanya, rupanya, dan rasanya.

Adverbia tunggal yang berupa kata ulang dapat diperinci menjadi

empat macam, yaitu (a) pengulangan kata dasar, (b) pengulangan kata

dasar dan penambahan afiks se-, (c) pengulangan kata dasar dan

penambahan sufiks –an, dan (d) pengulangan kata dasar dan penambahan

gabungan afiks se-nya. Contoh adverbia yang berupa pengulangan kata

dasar adalah diam-diam, lekas-lekas, pelan-pelan, dan tinggi-tinggi. Untuk

adverbia yang berupa pengulangan kata dasar dengan penambahan prefiks

se- adalah setinggi-tinggi, sepandai-pandai, sesabar-sabar, dan segalak-

galak. Contoh adverbia yang berupa pengulangan kata dasar dengan

penambahan sufiks –an adalah habis-habisan, mati-matian, kecil-

kecilan,dan gila-gilaan. Selanjutnya contoh untuk adverbia yang berupa

pengulangan kata dasar dengan penambahan gabungan afiks se-nya adalah

setinggi-tingginya, sedalam-dalamnya, seikhlas-ikhlasnya, dan sekuat-

kuatnya.

Page 46: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

28

Perilaku sintaksis adverbia dapat dilihat berdasarkan posisinya

terhadap kata atau bagian kalimat yang dijelaskan oleh adverbia yang

bersangkutan. Atas dasar itu, dapat dibedakan empat macam posisi

adverbia. Keempat macam posisi adverbia tersebut adalah (a) yang

mendahului kata yang diterangkan, (b) yang mengikuti kata yang

diterangkan, (c) yang mendahului atau mengikuti kata yang diterangkan,

serta (d) yang mendahului dan mengikuti kata yang diterangkan (Alwi,

dkk., 2003:202).

Berdasarkan definisi-definisi yang telah disebutkan di atas, dapat

disimpulkan bahwa adverbia adalah kategori yang dapat mendampingi

nomina, verba, adjektiva, numeralia, dan adverbia lain dalam pembentukan

frasa ataupun dalam pembentukan sebuah klausa.

a. Adverbia Aspek

Keraf menjelaskan bahwa, “adverbia/ kata keterangan aspek

adalah kata keterangan yang menjelaskan berlangsungnya suatu

peristiwa secara obyektif, bahwa suatu peristiwa terjadi dengan

sendirinya tanpa suatu pengaruh atau pandangan dari pembicara”

(Keraf, 1987:73-74). Di sisi lain, Ramlan (1995:173) menyebutkan

bahwa aspek itu menyatakan berlangsungnya suatu perbuatan, apakah

perbuatan itu sedang berlangsung, akan berlangsung, sudah

berlangsung, berkali-kali dilakukan, dan sebagainya. Kata yang

digunakan sebagai penanda aspek antara lain akan, mau, sedang,

tengah, baru, lagi, masih, sudah, telah, pernah, jarang, kadang-

kadang, kerapkali, sering, dan selalu.

Page 47: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

29

Aspek menurut Kridalaksana (2005:84) adalah kata yang

menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, atau sifat sedang

berlangsung (duratif), sudah selesai berlangsung (perfektif), belum

selesai (imperfektif), atau mulai berlangsung (inkoatif). Jadi, jenis

aspek terdiri atas duratif (lagi, sedang, tengah), imperfektif (masih),

perfektif (pernah, sudah, telah), inkoatif (mulai). Chaer (2015:65)

menyatakan bahwa, “adverbia keselesaian (aspek) adalah adverbia

yang menyatakan tindakan atau perbuatan (dalam fungsi predikat)

apakah sudah selesai, belum selesai, atau sedang dilakukan”. Yang

termasuk adverbia ini adalah adverbia belum, baru, mulai, sedang,

lagi, tengah, masih, sudah, telah, sempat, dan pernah.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat ditarik simpulan

bahwa adverbia aspek adalah kata keterangan yang menjelaskan

berlangsungnya suatu pekerjaan, peristiwa, atau sifat apakah akan

berlangsung, mulai berlangsung, sedang berlangsung, belum selesai,

sudah selesai berlangsung, berkali-kali dilakukan, dan sebagainya.

b. Adverbia Sangkalan

Penyebutan adverbia sangkalan terdapat dalam pembagian

adverbia berdasarkan maknanya yang dilakukan oleh Chaer.

“Adverbia sangkalan adalah adverbia yang menyatakan ‘ingkar’ atau

‘menyangkal’ akan kategori yang didampinginya” (Chaer, 2015:50).

Yang termasuk adverbia ini adalah kata kata bukan, tidak, tak, tanpa,

dan tiada.

1) Adverbia bukan, digunakan dengan aturan:

Page 48: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

30

(a) untuk menyangkal kebenaran sesuatu digunakan (diletakkan)

di sebelah kiri kategori nomina. Contoh:

(1) Ini bukan uang palsu.

(2) Wanita itu bukan nenekku.

(b) untuk mengingkari sesuatu yang disertai dengan koreksinya

digunakan (diletakkan) di sebelah kiri kategori nomina,

verba, frasa, preposisi, atau lainnya. Contoh:

(1) Ini bukan buah duku, melainkan buah kelengkeng.

(2) Suaminya bukan polisi, melainkan anggota satpam.

Catatan:

Pertama, adverbia bukan yang disertai adverbia tidak dengan

makna ‘menghapus penyangkalan’ digunakan di sebelah kiri

kategori verba atau adjektiva. Contoh:

- Saranmu bukan tidak diterima, tetapi perlu

dipertimbangkan dulu.

Kedua, adverbia bukan yang disertai adverbia hanya, cuma,

atau saja pada klausa pertama, dan konjungsi tetapi juga atau

melainkan juga pada klausa kedua digunakan untuk

menyatakan penegasan. Contoh:

- Saya bukan hanya menonton, tetapi juga ikut bekerja.

Ketiga, adverbia bukan digunakan juga pada akhir kalimat

tanya untuk menegaskan bahwa orang yang ditanya

sependapat. Contoh:

- Gunung Kelud berada di Jawa Timur, bukan?

Page 49: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

31

2) Adverbia tidak, atau bentuk singkatnya tak, untuk menyangkal

sesuatu diletakkan di sebelah kiri kategori verba atau adjektiva.

Contoh:

(1) Sudah lama saya tidak makan nasi.

(2) Suaranya tidak merdu lagi.

Catatan:

Sangkalan tidak dapat mendampingi nomina yang berlaku

sebagai keterangan objek dalam klausa yang predikatnya

memiliki sangkalan tidak. Contoh:

- Dia tidak memberikan apa-apa, tidak uang, tidak barang.

Hal ini terjadi karena sebenarnya di depan nomina itu ada verba

memberikan yang dilesapkan.

3) Adverbia tanpa, sesungguhnya bermakna ‘tidak dengan’

digunakan untuk ‘menyangkal’ kategori yang didampinginya.

Letaknya di sebelah kiri nomina maupun verba. Contoh:

(1) Tanpa izin beliau kita tidak boleh pergi.

(2) Dia pergi begitu saja tanpa berkata apa-apa.

4) Adverbia tiada, untuk menyangkal kategori yang didampinginya

digunakan dengan aturan sebagai berikut.

(a) Untuk menyatakan ‘tidak ada’ digunakan di sebelah kiri

nomina.

Contoh:

- Bila tiada halangan, besok kami akan ke Medan.

Page 50: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

32

(b) Untuk menyatakan ‘tidak pernah’ digunakan di sebelah kiri

verba.

Contoh:

- Mereka tiada melakukan apa-apa.

c. Adverbia Jumlah/ Penjumlahan

Adverbia jumlah/ penjumlahan adalah adverbia yang

menyatakan ‘banyak’ atau ‘kuantitas’ terhadap kategori yang

didampingi (Chaer, 2015:52). Yang termasuk adverbia ini adalah kata-

kata banyak, sedikit, beberapa, semua, seluruh, sejumlah, separuh,

setengah, kira-kira, sekitar, dan kurang lebih. Penggunaannya adalah

sebagai berikut.

1) Adverbia banyak, untuk menyatakan ‘jumlah yang lebih’

diletakkan di sebelah kiri nomina maupun verba. Contoh:

(1) Di Jakarta banyak orang yang jadi penganggur.

(2) Pengetahuannya luas karena dia banyak membaca.

2) Adverbia sedikit, untuk menyatakan ‘jumlah yang kurang’

diletakkan di sebelah kiri nomina, verba, maupun adjektiva.

Contoh:

(1) Tambahkan sedikit garam!

(2) Sedikit bicara banyak bekerja.

(3) Kalau disikat akan tampak sedikit bersih.

3) Adverbia beberapa, untuk menyatakan ‘jumlah yang tidak

banyak’ diletakkan di sebelah kiri nomina terhitung. Contoh:

(1) Beberapa rumah hancur dilanda gempa.

Page 51: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

33

(2) Ada beberapa orang yang datang terlambat.

4) Adverbia semua, untuk menyatakan ‘tidak ada kecuali’ diletakkan

di sebelah kiri nomina terhitung. Contoh:

(1) Semua pengendara sepeda motor harus memakai helm.

(2) Semua murid harus memakai baju seragam.

5) Adverbia seluruh, untuk menyatakan ‘tidak ada kecuali’

diletakkan di sebelah kiri nomina yang merupakan satu sebagai

satu kesatuan. Contoh:

(1) Seluruh tubuhnya terasa gatal-gatal.

(2) Sang Merah Putih berkibar di seluruh Indonesia.

6) Adverbia sejumlah, untuk menyatakan ‘banyak yang tidak tentu’

diletakkan di sebelah kiri nomina terhitung. Contoh:

(1) Sejumlah orang telah diinterogasi.

(2) Sejumlah korban belum bisa dievakuasi.

7) Adverbia separuh, untuk menyatakan ‘jumlah seperdua dari satu

keseluruhan’ diletakkan di sebelah kiri nomina tertentu, dan lazim

di antara kata dari. Contoh:

(1) Separuh dari mereka sudah berangkat.

(2) Separuh dari uangnya habis di meja judi.

8) Adverbia setengah, untuk menyatakan ‘jumlah seperdua dari

keseluruhan’ diletakkan di sebelah kiri nomina tak hitung yang

disertai dengan wadah ukurannya. Contoh:

(1) Membeli setengah truk pasir.

(2) Membeli setengah liter minyak.

Page 52: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

34

9) Adverbia kira-kira dan sekitar, untukmenyatakan ‘jumlah tak

tentu dari suatu bilangan benda’ diletakkan di sebelah kiri frasa

nominal berbilangan bulat. Contoh:

(1) Yang hadir kira-kira lima puluh orang.

(2) Harganya sekitar sepuluh juta rupiah.

10) Adverbia kurang lebih digunakan sama dengan adverbia kira-kira

dan sekitar di atas. Contoh:

- Yang hadir kurang lebih saratus orang.

3. Semantik

Semantik yang semula berasal dari bahasa Yunani, mengandung

makna to signify atau memaknai (Aminuddin, 1988:15). Sebagai istilah

teknis, semantik mengandung pengertian “studi tentang makna”.

a. Makna Leksikal

Djajasudarma & Fatimah (1999:13) menjelaskan bahwa

“makna leksikal (bhs. Inggris – lexical meaning, semantic meaning,

external meaning) adalah makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang

benda, peristiwa, dll. Makna leksikal ini dimiliki unsur-unsur bahasa

secara tersendiri, lepas dari konteks”.

b. Makna Gramatikal

“Makna gramatikal (bhs.Inggris – grammatical meaning;

functional meaning; structural meaning; internal meaning) adalah

makna yang menyangkut hubungan intrabahasa, atau makna yang

muncul sebagai akibat berfungsinya sebuah kata di dalam kalimat”

(Djajasudarma & Fatimah , 1993:13).

Page 53: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

35

Makna leksikal dapat berubah ke dalam makna gramatikal

secara operasional. Sebagai contoh dapat kita pahami makna leksikal

kata belenggu adalah (1) alat pengikat kaki atau tangan; borgol, atau

(2) sesuatu yang mengikat (sehingga tidak bebas lagi). Namun, kata

belenggu tersebut bisa berubah maknanya ketika dikaitkan dengan

unsur bahasa yang lain. Perubahan makna leksikal menjadi makna

gramatikal tersebut dapat dilihat pada contoh di bawah ini.

(1) Polisi memasang belenggu pada kaki dan tangan pencuri yang

baru tertangkap itu.

(2) Mereka terlepas dari belenggu penjajahan.

4. Makna Adverbia

Makna adalah hubungan, dalam arti kesepadanan atau

ketidaksepadanan antara bahasa dan alam di luar bahasa, atau antara ujaran

dan semua hal yang ditunjuknya (Kridalaksana, 2001:132). Berkaitan

dengan makna ini, Adverbia dapat dipakai untuk menerangkan aspek,

modalitas, kuantitas, dan kualitas dari kategori verba, ajektiva, numeralia,

dan adverbia lainnya. Aspek adalah kata yang menerangkan suatu

pekerjaan, peristiwa, atau sifat sedang berlangsung (duratif), sudah selesai

berlangsung (perfektif), belum selesai (imperfektif), atau mulai

berlangsung (inkoatif). Jadi, jenis aspek terdiri atas duratif (lagi, sedang,

tengah), imperfektif (masih), perfektif (pernah, sudah, telah), inkoatif

(mulai) (Kridalaksana, 2005:84).

Modalitas menerangkan sikap atau suasana pembicara yang

menyangkut perbuatan, peristiwa, keadaan, atau sifat. Penanda modalitas

Page 54: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

36

di antaranya: akan, belum, barangkali, dapat, boleh, harus, jangan, kagak,

mungkin, nggak, tak, tidak. (Kridalaksana, 2005:84-85). Pada tulisan

berikutnya dinyatakan bahwa modalitas adalah (1) klasifikasi preposisi

menurut hal yang menyungguhkan atau mengingkari kemungkinan atau

keharusan, (2) cara pembicara menyatakan sikap terhadap suatu situasi

dalam suatu komunikasi antarpribadi, (3) makna kemungkinan, keharusan,

kenyataaan, dan sebagainya yang dinyatakan dalam kalimat. Dalam bahasa

Indonesia, modalitas dinyatakan dengan kata-kata seperti barangkali,

harus, akan, dan sebagainya atau adverbia kalimat seperti pada hakikatnya

menurut hemat saya, dan sebagainya (Kridalaksana, 2001:138).

Kuantitas menerangkan frekuensi atau jumlah terjadinya sesuatu

perbuatan, perisitiwa, keadaan, atau sifat. Penanda kuantitas adalah gus

pada sekaligus, sering, saling, kerap. Adverbia kualitas menjelaskan sifat

atau nilai perbuatan, perisitiwa, keadaan, atau sifat. Beberapa penanda

kualitas: alangkah, agak, amat, banget, belaka, cuma, doang, hampir,

hanya, juga, justru, kerap, maha, memang, nian, niscaya, nun, paling,

pula, rada, pula, saja, sangat, selalu, senatiasa, serba (Kridalaksana,

2005: 84-85).

Di pihak lain, Chaer (2015:49-50) menyebutkan bahwa sejauh ini

ada adverbia yang menyatakan makna sangkalan (negasi); jumlah

(kuantitas); pembatasan; penambahan; keseringan (frekuensi); kualitas;

waktu (kala); keselesaian; kepastian; keharusan; derajat; kesanggupan;

harapan; keinginan; kesungguhan. Adverbia sangkalan adalah adverbia

yang menyatakan ‘ingkar’ atau ‘menyangkal’ akan kategori yang

Page 55: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

37

didampinginya. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata bukan, tidak,

tak, tanpa, dan tiada. Adverbia penjumlahan adalah adverbia yang

menyatakan ‘banyak’ atau ‘kuantitas’ terhadap kategori yang didampingi.

Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata banyak, sedikit, beberapa,

semua,seluruh, sejumlah, separuh, setengah,kira-kira, sekitar, dan kurang

lebih. Adverbia pembatasan adalah adverbia yang menyatakan ‘batas dari

suatu hal’. Yang termasuk adverbia ini adalah kata-kata hanya, cuma, saja,

dan belaka.

Adverbia derajat (kualitas) adalah adverbia yang menyatakan

tingkatan mutu keadaan dan kegiatan. Yang termasuk adverbia ini adalah

kata-kata sangat, amat, sekali, paling, lebih, cukup, kurang, agak, hampir,

rada, maha, nian, dan terlalu. Adverbia kala adalah adverbia yang

menyatakan waktu tindakan dilakukan. Yang termasuk adverbia ini adalah

kata-kata sudah, telah, sedang, lagi, tengah, akan, bakal, hendak, dan

mau. Adverbia keselesaian (aspek) adalah adverbia yang menyatakan

tindakan atau perbuatan (dalam fungsi predikat) apakah sudah selesai,

belum selesai, atau sedang dilakukan. Yang termasuk adverbia ini adalah

adverbia belum, baru, mulai, sedang, lagi, tengah, masih, sudah,telah,

sempat, dan pernah. Adverbia kepastian adalah adverbia yang menyatakan

tindakan atau keadaan yang pasti terjadi maupun yang diragukan

kejadiannya. Adverbia kelompok ini adalah pasti, tentu, memang,

agaknya, dan rupanya. Adverbia menyungguhkan adalah adverbia yang

menyatakan ‘kesungguhan’ atau ‘menguatkan’. Yang termasuk adverbia

ini adalah adverbia sesungguhnya, sebenarnya, sebetulnya, dan memang.

Page 56: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

38

Adverbia keinginan adalah adverbia yang menyatakan ‘keinginan’.

Yang termasuk adverbia ini adalah ingin, mau, hendak, suka, dan segan.

Adverbia frekuensi adalah adverbia yang menyatakan ‘berapa kali suatu

tindakan atau perbuatan dilakukan atau terjadi’. Yang termasuk adverbia

frekuensi adalah sekali, sesekali, sekali-kali, sekali-sekali, jarang, kadang-

kadang, sering (seringkali), acap (acapkali), biasa, selalu, dan senantiasa.

Adverbia penambahan adalah adverbia yang menyatakan penambahan

terhadap kategori yang didampingi. Yang termasuk adverbia ini adalah

kata-kata pula, juga, dan jua. Adverbia kesanggupan adalah adverbia yang

digunakan untuk menyatakan ‘kesanggupan’. Yang termasuk adverbia ini

adalah kata-kata sanggup, dapat, dan bisa. Adverbia harapan adalah

adverbia yang menyatakan ‘harapan akan terjadinya sesuatu tindakan, hal,

dan keadaan’. Yang termasuk adverbia ini adalah moga-moga, semoga,

mudah-mudahan, hendaknya, sepatutnya, sebaiknya, seyogianya,

seharusnya, dan sepantasnya.

Alwi, dkk. (2003:204) menyatakan bahwa berdasarkan perilaku

semantisnya, adverbia dapat dibedakan menjadi delapan jenis. Adverbia

tersebut adalah (1) adverbia kualitatif, (2) adverbia kuantitatif, (3) adverbia

limitatif, (4) adverbia frekuentatif, (5) adverbia kewaktuan, (6) adverbia

kecaraan, (7) adverbia kontrastif, dan (8) adverbia keniscayaan. Kedelapan

jenis adverbia tersebut dipaparkan pada tulisan berikut ini.

Adverbia kualitatif adalah adverbia yang menggambarkan makna

yang berhubungan dengan tingkat, derajat, atau mutu. Yang termasuk

adverbia ini adalah kata-kata seperti paling, sangat, lebih, dan kurang.

Page 57: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

39

Adverbia kuantitatif menggambarkan makna yang berhubungan dengan

jumlah. Yang termasuk adverbia ini antara lain, kata banyak, sedikit, kira-

kira, dan cukup. Adverbia limitatif adalah adverbia yang menggambarkan

makna yang berhubungan dengan pembatasan. Kata-kata seperti

hanya,saja, dan sekadar adalah contoh adverbia limitatif. Adverbia

frekuentatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang

berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang

diterangkan adverbia itu. Kata yang tergolong adverbia ini, misalnya,

selalu, sering, jarang, dan kadang-kadang.

Adverbia kewaktuan adalah adverbia yang menggambarkan makna

yang berhubungan dengan saat terjadinya peristiwa yang diterangkan oleh

adverbia itu. Yang termasuk adverbia kewaktuan adalah baru dan segera.

Adverbia kecaraan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang

berhubungan dengan bagaimana peristiwa yang diterangkan oleh adverbia

itu berlangsung atau terjadi. Yang termasuk adverbia kecaraan ini adalah

bentuk-bentuk seperti diam-diam, secepatnya, dan pelan-pelan. Adverbia

kontrastif adalah adverbia yang menggambarkan pertentangan dengan

makna kata atau hal yang dinyatakan sebelumnya. Yang termasuk dalam

adverbia kontrastif adalah bentuk seperti bahkan, malahan, dan justru.

Adverbia keniscayaan adalah adverbia yang menggambarkan makna yang

berhubungan dengan kepastian tentang keberlangsungan atau terjadinya

hal atau peristiwa yang dijelaskan adverbia itu. Yang termasuk adverbia

keniscayaan adalah bentuk seperti niscaya, pasti, dan tentu.

Page 58: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

40

Kaitannya dengan aspek, Keraf (1987:74) membagi aspek menjadi

tujuh macam. Aspek inkoatif, yang menunjukkan suatu peristiwa pada

proses permulaan berlangsungnya. Contoh: Saya pun berangkatlah. Aspek

Duratif, yaitu keterangan aspek yang menunjukkan bahwa suatu peristiwa

tengah berlangsung: sedang, sementara. Aspek perfektif, adalah

keterangan aspek yang menyatakan bahwa suatu peristiwa telah mencapai

titik penyelesaiannya: sudah, telah. Aspek momental, menyatakan suatu

peristiwa terjadi pada suatu saat yang pendek. Aspek repetitif,

menyatakan bahwa suatu perbuatan terjadi berulang-ulang. Contoh: Ia

memukul-mukul anak itu. Aspek frekuentatif, menunjukkan bahwa suatu

peristiwa sering terjadi. Contoh: Dia sering ke mari. Aspek habituatif,

menyatakan bahwa perbuatan itu terjadi karena suatu kebiasaan. Contoh:

Ia biasa membaca koran di bawah pohon itu.

Kridalaksana (2005:84) sebagaimana yang telah disebutkan

sebelumnya menyatakan bahwa aspek adalah kata yang menerangkan

suatu pekerjaan, peristiwa, atau sifat sedang berlangsung (duratif), sudah

selesai berlangsung (perfektif), belum selesai (imperfektif), atau mulai

berlangsung (inkoatif). Jadi, jenis aspek terdiri atas inkoatif, duratif,

imperfektif, dan perfektif. Aspek inkoatif ditandai dengan mulai, duratif

ditandai dengan lagi, imperfektif dengan penanda masih, dan perfektif

ditandai dengan pernah, sudah, dan telah.

Di sisi lain, Markhamah (2013:150-151) menulis pernyataan Keraf

yang menyatakan pembagian aspek berdasarkan maknanya dengan

penyebutan yang agak berbeda dengan yang dinyatakan Keraf pada

Page 59: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

41

bagian sebelumnya. Keterangan aspek ini digolongkan menjadi enam

bagian. Aspek inkoatif, yaitu aspek yang menggambarkan suatu perbuatan

mulai berlangsung. Aspek ini ditandai oleh penggunaan kata mulai atau

dengan partikel pun-lah. Contoh: Pertandingan pun berakhirlah. Aspek

kompletif, yaitu bagian verba yang menyatakan tindakan itu telah selesai

atau telah mencapai akhir. Aspek kompletif ini disebut juga aspek

perfektif. Penggunaan kata telah, sudah, dan lain-lain digunakan sebagai

penandanya. Aspek inkompletif, yaitu aspek yang menyatakan perbuatan

belum berakhir. Aspek ini biasanya dinyatakan dengan kata sedang.

Aspek futuratif, yaitu aspek yang menggambarkan perbuatan akan

berlangsung. Aspek ini ditandai dengan penggunaan kata akan. Aspek

repetitif, yaitu menyatakan keberulangan suatu peristiwa atau

kejadian.aspek ini sering ditandai oleh penggunaan kata lagi. Aspek

spontanitas, yaitu aspek yang menyatakan bahwa perbuatan atau peristiwa

terjadi tanpa disangka-sangka. Kata tiba-tiba, sekonyong-konyong, dengan

tidak terduga adalah kata-kata atau frasa untuk menyatakan aspek

spontanitas.

C. Kerangka Konseptual

Seperti telah disebutkan pada bab pendahuluan bahwa setiap bahasa

memiliki sistem berbeda, walaupun dimungkinkan ada sistem yang sama.

Demikian juga kategori kata yang ada pada berbagai bahasa juga tidak selalu

sama. Ada kategori yang ada hampir pada semua bahasa, tetapi ada juga

kategori yang hanya pada bahasa tertentu, dan tidak ada pada bahasa lainnya.

Page 60: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

42

Dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa kategori kata atau kelas

kata. Kelas-kelas kata tersebut adalah verba, adjektiva, adverbia, nomina,

pronomina, numeralia, dan kata tugas yang terdiri dari preposisi, konjungtor,

interjeksi, artikula, serta partikel penegas (Alwi, dkk., 2003:87-309). Kelas-

kelas kata atau kategori-kategori kata tersebut adalah bagian dari sintaksis

yang masing-masing memiliki ciri-ciri yang bisa dijelaskan dari sudut

sintaksis juga. Dalam penelitian ini peneliti telah memfokuskan penelitian

pada satu jenis kelas kata yaitu kata keterangan atau adverbia. Adverbia

adalah kategori yang dapat mendampingi ajektiva, numeralia, atau proposisi

dalam konstruksi sintaksis.

Pada setiap ragam dimungkinkan sekali terdapat adverbia yang

spesifik, yang belum tentu ditemukan pada ragam lainnya. Misalnya, adverbia

pada ragam bahasa pada Teks Terjemahan Alquran (TTA). Diprediksi ada

spesifikasi penggunaan adverba pada TTA. Berdasarkan hal itulah penelitian

ini penting untuk dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan

kajian tentang penggunaan adverbia dalam TTA pada segi maknanya.

Adapun makna adverbia yang diteliti adalah makna adverbia aspek, adverbia

sangkalan, dan adverbia jumlah. Setelah didapatkan kesimpulan tentang

makna adverbia aspek, sangkalan, dan jumlah dalam TTA ini, kemudian

hasilnya bisa diimplementasikan sebagai materi ajar di sekolah, khususnya

pada sekolah menengah pertama (SMP).

Page 61: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

43

Simpulan

Teks Terjemahan Alquran (TTA)

Fokus Kajian: Makna

Adverbia

Diprediksi ada

spesifikasi

penggunaan adverbia

(penanda

aspek,penanda

sangkalan, dan

penanda jumlah)

Implementasi sebagai Materi Ajar di Sekolah

Page 62: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

44

BAB III

METODE PENELITIAN

Untuk mendukung kesahihan suatu penelitian, diperlukan suatu

metodologi yang jelas dan tepat. Metode penelitian merupakan cara pemecahan

masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan

maksud mendapatkan fakta dan simpulan agar dapat memahami, menjelaskan,

meramalkan, dan mengendalikan keadaan. Metode juga merupakan cara kerja

untuk memahami dan mendalami objek yang menjadi sasaran. Melaui metode

yang tepat, peneliti tidak hanya mampu melihat fakta sebagai kenyataan, tetapi

juga mampu memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi

melalui fakta itu (Syamsudin & Damaianti, 2011:14). Dengan menggunakan

metode yang tepat, maka seorang peneliti dapat terarahkan untuk mencapai tujuan

penelitian yang sesuai dengan perumusan masalah penelitian secara benar.

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif

adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek

yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen). Dalam penelitian

kualitatif, peneliti berperan sebagai instrumen kunci. Teknik pengumpulan

data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara trianggulasi (gabungan),

analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

makna daripada generalisasi (Sugiyono, 2016:1). Penelitian ini berupaya

untuk mengkaji adverbia pada teks terjemahan Alquran (TTA) yaitu berkaitan

Page 63: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

45

dengan makna adverbianya. Makna adverbia yang diteliti adalah adverbia

penanda aspek, sangkalan, dan jumlah.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Disebut

penelitian deskriptif kualitatif karena penelitian ini berupaya mengkaji pola

penggunaan adverbia pada TTA. Pengkajian pola penggunaan adverbia pada

TTA ini difokuskan pada aspek makna adverbianya, lebih khusus lagi adalah

makna adverbia penanda aspek, adverbia penanda sangkalan, dan adverbia

penanda jumlah.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah penggunaan adverbia pada TTA. Teks

terjemahan Alquran (TTA) yang digunakan adalah TTA yang mengandung

etika berbahasa yang pernah diteliti oleh Sabardila dkk. (2003). Secara spesifik

objek penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis makna adverbia

penanda aspek, adverbia penanda sangkalan, dan adverbia penanda jumlah.

4. Data dan Sumber Data Penelitian

a. Data

Alwi (2003:239) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan data

adalah (1) keterangan yang benar dan nyata, dan (2) keterangan atau bahan

nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan). Data

dalam Penelitian ini berupa data kualitatif. Data kualitatif adalah data tidak

berbentuk angka yang diperoleh dari rekaman, pengamatan, wawancara,

Page 64: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

46

atau bahan tertulis. Penelitian ini menggunakan data kualitatif karena

pendekatan penelitianya pun kualitatif. Wujud data penelitian ini adalah

semua satuan lingual yang mengandung adverbia sebagai penanda aspek,

penanda sangkalan, dan penanda jumlah dalam teks terjemahan Alquran

(TTA). Berikut adalah contoh data yang dimaksud.

Al-Baqarah (2): 31-32

Teks Ayat:

كلھا ثم عرضھم على المالئكة فقال أنبئوني بأسماء ھـؤالء إن كنتم وعلم آدم األسماء

.قالوا سبحانك ال علم لنا إال ما علمتنا إنك أنت العلیم الحكیم . صادقین

Terjemahan:

“Dan mengajarkan Adam Nama-nama seluruhnya, kemudian

mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah

kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang

yang benar!" Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang

Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami;

Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Data yang bisa diambil dari teks terjemahan tersebut adalah:

tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan

kepada kami. Adverbia penanda aspek yang terdapat pada data tersebut

adalah telah.

b. Sumber Data

Ketepatan pemilihan sumber data merupakan bagian yang sangat

penting dalam penelitian karena ketepatan memilih dan menentukan jenis

Page 65: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

47

sumber data akan menentukan ketepatan dan kekayaan data atau informasi

yang diperoleh (Sutopo, 2002:49). Sumber data dalam penelitian ini adalah

dokumen. Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang bergayutan

dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu (Sutopo, 2002:54). Dokumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis informasi tertulis, yaitu

teks terjemahan Alquran (TTA). Teks terjemahan Alquran (TTA) yang

digunakan adalah TTA yang dipublikasikan oleh Kerajaan Arab Saudi

yang pernah diteliti Sabardila, dkk. (2003). Alquran dan terjemahan ini

merupakan hadiah dari Khadim al Haramain asy Syarifain (Pelayan kedua

Tanah Suci) Raja Fath ibn ‘Abd al ‘Azisal Sa’ut (Raja Kerajaan Saudi

Arabia). Penerbitan ini di bawah pengawasan Haji dan Wakaf Saudi

Arabia tahun 1412 H.

5. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan sumber data di atas, metode pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak. Metode simak adalah

metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menyimak penggunaan

bahasa pada objek yang diteliti. Di samping metode simak digunakan juga

metode dokumenter. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini meliputi teknik simak dan teknik catat.

Teknik simak dipakai untuk menyimak teks terjemahan Alquran (TTA)

untuk mengidentifikasi data-data tentang berbagai penggunaan satuan lingual

yang mengandung adverbia. Teknik catat dipakai untuk mencatat data-data

penggunaan satuan lingual yang mengandung adverbia yang terdapat pada teks

terjemahan Alquran (TTA). Analisis dokumen dilakukan terhadap semua

Page 66: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

48

informasi tertulis, baik yang tersurat maupun yang tersirat yang terkait dengan

penelitian ini, misalnya untuk mengidentifikasi kajian-kajian yang terkait

dengan penggunaan adverbia pada sumber lain. Dokumen yang dimaksud

adalah teks terjemahan Alquran (TTA).

Untuk mendapatkan data, peneliti harus menganalisis satuan-satuan

lingual yang menggunakan adverbia. Untuk dapat menentukan satuan lingual

yang berupa data, peneliti harus memiliki intuisi kebahasaan untuk bisa

membedakan adverbia dan yang bukan adverbia. Untuk menentukan makna

adverbia, peneliti harus memiliki kepekaan terhadap satuan lingual dalam suatu

kalimat. Di samping itu, peneliti harus bisa menerapkan teori sintaksis. Selain

teknik tersebut, juga digunakan teknik FGD (Focus Group Discussion) untuk

mendiksusikan pola penggunaan adverbia pada TTA. Peserta FGD adalah

dosen yang memahami mengenai penggunaan adverbia, termasuk adverbia

dalam BA.

6. Teknik Pengujian Keabsahan Data (Validitas)

Agustinova (2015:43) menuliskan pernyataan Arikunto bahwa bahwa

validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes.

Validitas juga dapat dikatakan sebagai derajat ketepatan antara data yang

terdapat di lapangan dan data yang dilaporkan oleh peneliti.

Dalam riset kualitatif, demi terjaminnya keakuratan data, maka

pemeriksaan keabsahan data sangat diperlukan. Data yang salah akan

menghasilkan penarikan kesimpulan yang salah, demikian pula sebaliknya,

data yang sah akan menghasilkan kesimpulan hasil penelitian yang benar

Page 67: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

49

(Agustinova, 2015:45). Triangulasi merupakan cara yang paling umum

digunakan untuk peningkatan validitas dalam penelitian kualitatif.

Dalam penelitian ini, teknik pengujian keabsahan data yang digunakan

adalah triangulasi teori dan triangulasi peneliti. Triangulasi teori ini dilakukan

dengan menggunakan perspektif lebih dari satu teori dalam membahas

permasalahan yang dikaji (Sutopo, 2002:82). Triangulasi teori ini dilakukan

dengan cara menggali informasi dari beberapa teori sehingga bisa diperoleh

pandangan yang lebih lengkap, tidak hanya sepihak sehingga bisa dianalisis

dan ditarik simpulan yang lebih utuh dan menyeluruh. Triangulasi peneliti

mengandung maksud bahwa hasil penelitian baik data ataupun simpulan

mengenai bagian tertentu atau keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari

beberapa peneliti (Sutopo, 2002:81). Triangulasi peneliti dimaksudkan antara

lain untuk menghindari bias individu pada peneliti tunggal. Untuk menjamin

keabsahan data dalam penelitian adverbia ini, maka peneliti menggunakan tiga

orang peneliti dalam pengumpulan data. Ketiga peneliti tersebut adalah peneliti

yang sama-sama tengah melakukan penelitian terhadap adverbia dalam TTA,

namun dengan fokus penelitian yang berlainan.

7. Teknik Analisis Data

Dalam hal analisis data kualitatif, Bodan sebagaimana dituliskan oleh

Sugiyono (2016:88) menyatakan bahwa “Data analysis is the process of

systematically searching and arranging the interview transcripts, fieldnotes,

and other materials that you accumulate to increase your own understanding

of them and to enable you to present what you have discovered to others”.

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

Page 68: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

50

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,

sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada

orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,

menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode padan.

Analisis dengan metode padan adalah analisis data yang dilakukan dengan

menggunakan alat penentu yang berada di luar, terlepas, dan tidak menjadi

bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:13).

Selanjutnya metode padan yang digunakan adalah subjenis padan referensial.

Metode padan subjenis referensial adalah metode analisis bahasa yang alat

penentunya adalah referen yang terkandung pada satuan data. Metode ini

digunakan untuk menganalisis makna adverbia penanda aspek, sangkalan, dan

jumlah pada TTA. Berikut contoh analisis data dengan metode tersebut.

Perhatikan terjemahan ayat berikut ini!

“Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan Sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu)." (Al-Baqarah (2): 70).

Adverbia masih dalam frasa adjektival masih samar merupakan

adverbia penanda aspek imperfektif yang bermakna ‘menerangkan suatu

pekerjaan/ perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat belum selesai’. Adverbia

masih dalam klausa karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami

dalam surat Albaqarah (2):70 di atas merupakan adverbia yang menerangkan

Page 69: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

51

adjektiva samar yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian,

adjektiva samar dalam klausa tersebut merupakan keadaan yang belum selesai

yang dialami oleh sesuatu yang menduduki fungsi pelengkap (kami).

8. Prosedur Penelitian

Penelitian ini diawali dengan kegiatan peneliti membaca berbagai

referensi yang berkaitan dengan kegiatan penelitian yang sedang dilakukan,

yaitu tentang makna adverbia penanda aspek, adverbia penanda sangkalan, dan

adverbia penanda jumlah. Langkah berikutnya adalah mengumpulkan data

dengan cara menyimak kemudian mencatat adverbia penanda aspek, sangkalan,

dan jumlah yang terdapat dalam TTA. Untuk mendapatkan validitas data, maka

peneliti menggunakan triangulasi teori dan triangulasi peneliti. Data yang

dianggap sudah valid tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan

metode padan dengan subjenis padan referensial. Hasil akhir penelitian ini

berupa makna adverbia penanda aspek, penanda sangkalan, dan penanda

jumlah dalam TTA. Untuk selanjutnya hasil penelitian ini akan

diimplementasikan sebagai materi ajar mata pelajaran bahasa Indonesia tingkat

sekolah menengah pertama (SMP).

9. Sistematika Laporan Penelitian

Sistematika penulisan laporan penelitian ini terdiri atas lima bab yang

setiap babnya memuat pokok permasalahan yang berbeda, namun tetap

merupakan satu kesatuan pikiran yang berkaitan. Secara singkat sistematika

penulisan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. Bab pertama, merupakan

bagian pendahuluan yang memuat latar belakang penelitian, ruang lingkup,

Page 70: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

52

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,dan penjelasan istilah.

Bab kedua, merupakan landasan teori yang berisi tentang pemaparan tentang

kajian yang relevan, kajian teori, dan kerangka pemikiran. Bab ketiga,

merupakan metode penelitian yang berupa jenis dan pendekatan penelitian,

objek penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik

keabsahan data, teknik analisis data, prosedur penelitian, dan sistematika

laporan penelitian. Bab keempat, merupakan hasil penelitian dan pembahasan

yang berisi hasil penelitian, pembahasan, dan proposisi hasil penelitian. Bab

kelima, merupakan penutup yang berupa simpulan, implikasi, dan saran.

Page 71: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

53

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil kajian sebelumnya yang dilakukan oleh Sabardila,

dkk. (2003) ditemukan sejumlah 46 surat 109 ayat dalam Alquran yang

mengandung etika berbahasa. Surat dan ayat yang dimaksud dinyatakan pada

tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1

Surat dan Ayat Alquran yang Mengandung Etika Berbahasa

NO SURAT AYAT

1. Albaqarah 31-32, 40, 42, 44, 70, 71, 79, 83, dan 235

2. Ali Imran 118

3. Almaaidah 13, 41, 63, 85, dan 101

4. Annisaa’ 5, 8, 9, 46, 63, 135, 150, 156 dan 171

5. Alan’aam 93, 108, 112, 151, dan 152

6. Ala’raaf 161-162, dan 164

7. Alanfaal 64

8. Attaubah 30, dan 31-32

9. Yunus 99 dan 100

10. Hud 69

11. Yusuf 92

12. Arra’du 10

13. Ibrahim 24, 25, dan 26

14. Alhijr 53 dan 89

15. Annahl 125

16. Alisraa’ 23 dan 110

17. Alkahfi 23 dan 24

Page 72: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

54

18. Maryam 1, 2, dan 3

19. Thaaha 44

20. Alanbiyaa’ 45

21. Alhajj 24

22. Almukminun 73

23. Annuur 11, 12, 15, 16, 17, 18, 51, 53, dan 63

24. Alfurqan 22

25. Lukman 19

26. Alahzab 32, 41, dan 70

27. Sabak 23 dan 31

28. Fathir 10

29. Yasin 76

30. Shad 17 dan 26

31. Fushshilat 32

32. Asysyura 15

33. Azzukhruf 63 dan 89

34. Aljasiyah 6, 7, dan 8

35. Alakhqaf 15, 17, 31, dan 32

36. Muhammad 21

37. Alfath 11

38. Alhujurat 2, 3, 4, 5, 6, dan 11

39. Qaf 28

40. Mujadalah 8, 9, dan 10

41. Ashshaf 2 dan 3

42. Almulk 13

43. Muzammil 10

44. Albalad 17

45. Adduha 10

46. Al‘asyr 3

Sumber: Hasil Kajian Sabardila, dkk. (2003)

Page 73: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

55

Keseluruhan data yang berhasil ditemukan dalam teks terjemahan

Alquran yang mengandung etika berbahasa berjumlah 146 buah. Sebagai

gambaran yang jelas, jumlah data tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Data yang Terkumpul

No. Jenis Adverbia Jumlah

1 Adverbia penanda aspek 54 buah

2 Adverbia penanda sangkalan 62 buah

3 Adverbia penanda jumlah 30 buah

Jumlah 146 buah

Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah

mengklasifikasikan data-data tersebut untuk mempermudah proses analisis.

Data-data yang berjumlah 146 buah tersebut kemudian diklasifikasikan

dengan dasar-dasar tertentu yang diproyeksikan untuk kepentingan analisis.

Dalam hal ini, klasifikasi dilakukan dengan cara mengelompokkan data-data

yang sudah diperoleh tersebut ke dalam masing-masing jenis adverbianya.

Pengelompokan tersebut bisa dilihat pada tabel 4.3, 4.4, dan 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.3

Klasifikasi Data Adverbia Penanda Aspek

NO. ADVERBIA PENANDA ASPEK

DATA DATA FRASA SUMBER

1 akan akan menyebut-nyebut Albaqarah (2):235

2 akan akan melihat Almaidah (5):13

3 akan akan diterangkan Almaidah (5):101

4 akan akan menurunkan Alan’aam (6):93

5 akan akan memaki Alan’aam (6):108

Page 74: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

56

6 akan akan memberi Alan’aam (6):151

7 akan akan kami tambah Ala’raf (7): 161-162

8 akan akan membinasakan Ala’raf (7):164

9 akan akan beriman Yunus (10):99-100

10 akan akan mengerjakan Alkahfi (18):23-24

11 akan akan memberikan Alkahfi (18):23-24

12 akan akan keluar Annur (24):53

13 akan akan hancur Faathir (35):10

14 akan akan menyesatkan Sad (38):26

15 akan akan mendapat Sad (38):26

16 akan akan mengetahui Azzukhruf (43):89

17 akan akan beriman Aljasiyah (45):6

18 akan akan dibangkitkan Alakhqaf (46):17

19 akan akan mengampuni Alakhqaf (46): 31-32

20 akan akan mengatakan Alfath (48):11

21 akan akan mereka masuki Almujadalah (58):9

22 akan akan dikembalikan Almujadalah (58):9

23 insya Allah akan insya Allah akan mendapat Albaqarah (2):70

24 barulah barulah kamu menerangkan

Albaqarah (2):71

25 sedang sedang diturunkan Almaidah (5):101

26 masih (masih) samar Albaqarah (2): 70

27 belum belum sempurna Annisaa’ (4):5

28 belum belum beriman Almaidah (5):41

29 belum pernah belum pernah dipakai Albaqarah (2):71

30 belum pernah belum pernah datang Almaidah (5):41

31 telah telah Engkau ajarkan Albaqarah (2):31-32

32 telah telah Aku anugerahkan Albaqarah (2):40

33 telah telah nyata Ali Imran (3):118

34 telah telah kami terangkan Ali Imran (3):118

35 telah telah beriman Almaidah (5):41

Page 75: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

57

36 telah telah mereka kerjakan Almaidah (5):63

37 telah telah diwahyukan Alan’aam (6):93

38 telah telah datang Hud (11):69

39 telah telah membuat Ibrahim (14):24-26

40 telah telah memerintahkan Al-Israa’ (17):23

41 telah telah mengetahui Annur (24):63

42 telah telah diizinkan-Nya Saba’(34):23

43 telah telah dihilangkan Saba’(34):23

44 telah telah difirmankan Saba’(34):23

45 telah telah dewasa Alakhqaf (46):15

46 telah telah Engkau berikan Alakhqaf (46):15

47 telah telah tetap perintah Muhammad (47):21

48 telah telah diuji Alhujurat (49):2-3

49 telah telah dilarang Almujadalah (58):9

50 sudah sudah dirobah-robah Almaidah (5):41

51 sudah sudah dikenal Annur (24):53

52 selalu selalu berpaling Albaqarah (2):83

53 selalu selalu mengatakan Alan’aam (6):93

54 selalu selalu menyombongkan Alan’aam (6):93

Tabel 4.4

Klasifikasi Data Adverbia Penanda Sangkalan

NO. ADVERBIA PENANDA SANGKALAN

DATA DATA FRASA SUMBER

1 tidak tidak ada yang kami ketahui Albaqarah (2):31-32

2 tidakkah Tidakkah kamu berakal Albaqarah (2):44

3 tidak pula tidak pula untuk mengairi Albaqarah (2):71

4 tidak tidak bercacat Albaqarah (2):71

5 tidak tidak ada belangnya Albaqarah (2):71

6 tidak tidak melaksanakan Albaqarah (2):71

Page 76: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

58

7 tidak tidak memenuhi Albaqarah (2):83

8 tidak tidak ada dosa Albaqarah (2):235

9 tidak ... -nya tidak henti-hentinya menimbulkan

Ali Imran (3):118

10 tidak tidak menurutinya Annisaa’ (4):46

11 tidak tidak mendengar Annisaa’ (4):46

12 tidak tidak beriman Annisaa’ (4):46

13 tidak tidak berkhianat Almaidah (5):13

14 tidak akan tidak akan mampu Almaidah (5):41

15 tidak hendak tidak hendak mensucikan Almaidah (5):41

16 tidak tidak melarang Almaidah (5):63

17 tidak tidak ada diwahyukan Alan’aam (6):93

18 tidak tidak benar Alan’aam (6):93

19 tidak tidak mengerjakannya Alan’aam (6):112

20 tidak tidak memikulkan Al-An’aam (6):152

21 tidak tidak dikatakan Ala’raf (7):161-162

22 tidak tidak disuruh Attaubah (9):31-32

23 tidak tidak ada Tuhan selain Dia Attaubah (9):31-32

24 tidak tidak menyukai Attaubah (9):31-32

25 tidak tidak ada satu jiwa pun Yunus (10):99-100

26 tidak tidak mempergunakan Yunus (10):99-100

27 tidak tidak lama Hud (11):69

28 tidaklah Tidaklah engkau melihat Ibrahim (14):24-26

29 tidak tidak berprasangka baik Annur (24):12

30 tidak tidak ada bagi kamu Annur (24):15-18

31 tidak tidak berkata Annur (24):15-18

32 tidak tidak pantas Annur (24):15-18

33 tidak tidak suka Annur (24):15-18

34 tidak tidak ada kabar gembira Alfurqan (25):22

35 tidaklah tidaklah seperti wanita yang lain

Alahzab (33):32

36 tidak akan tidak akan beriman Saba’ (34):31

Page 77: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

59

37 tidak pula tidak pula kepada kitab yang sebelumnya

Saba’ (34):31

38 tidaklah tidaklah karena kamu Saba’ (34):31

39 tidak tidak mendengarnya Aljasiyah (45):7-8

40 tidak lain hanyalah

tidak lain hanyalah dongeng Alakhqaf (46):17

41 tidak tidak menerima Alakhqaf (46):31-32

42 tidak akan tidak akan melepaskan Alakhqaf (46):31-32

43 tidak tidak ada baginya pelindung Alakhqaf (46):31-32

44 tidak tidak menyukainya Muhammad (47):21

45 tidak tidak ada dalam hatinya Alfath (48):11

46 tidak tidak hapus (pahala) Alhujurat (49):2-3

47 tidak tidak menyadari Alhujurat (49):2-3

48 tidak tidak mengerti Alhujurat (49):4-5

49 tidak tidak menimpakan Alhujurat (49):6

50 tidak tidak bertaubat Alhujurat (49):11

51 tidak tidak menyiksa Almujadalah (58):9

52 tidak tidak kamu perbuat Assaff (61):2-3

53 tak Tak ada cercaan Yusuf (12):92

54 tiadalah tiadalah orang-orang yang tuli mendengar

Alanbiya’ (21):45

55 tiadalah tiadalah berguna Saba’ (34):23

56 tiada tiada kamu perhatikan Almujadalah (58):9

57 tiada tiada memberi Almujadalah (58):9

58 tiada tiada kamu kerjakan Assaff (61):2-3

59 bukan bukan ini Almaidah (5):41

60 bukan bukan sebagai yang ditentukan

Almujadalah (58):9

61 tanpa tanpa pengetahuan Alan’aam (6):108

62 tanpa tanpa mengetahui Alhujurat (49):6

Page 78: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

60

Tabel 4.5

Klasifikasi Data Adverbia Penanda Jumlah

NO. ADVERBIA PENANDA SANGKALAN

DATA DATA FRASA SUMBER

1 sedikit keuntungan yang sedikit Albaqarah (2):79

2 sedikit sedikit di antara mereka Almaidah (5):13

3 sedikit sedikit pengetahuan Annur (24): 15-18

4 sedikit mudarat sedikit pun Almujadalah (58):9

5 sebagian sebagian dari harta itu Annisaa’ (4):8

6 sebagian kepada yang sebagian Annisaa’ (4):150

7 sebagian sebagian yang lain Annisaa’ (4):150

8 sebagian Sebagian dari apa yang mereka diperingatkan dengannya

Almaidah (5):13

9 sebagian sebagian mereka Alan’aam (6):112

10 sebagian sebagian yang lain Alan’aam (6):112

11 sebagian sebagian kamu Annur (24):63

12 sebagian sebagian (yang lain) Annur (24):63

13 sebagian sebagian dari mereka Saba’ (34):31

14 sebagian sebagian yang lain Saba’ (34):31

15 sebagian sebagian dari apa yang kamu berselisih

Azzukhruf (43):63

16 sebahagian sebahagian kecil Albaqarah (2):83

17 sebahagian sebahagian kamu Alhujurat (49):2-3

18 sebahagian sebahagian yang lain Alhujurat (49):2-3

19 banyak banyak berdusta Aljasiyah (45):7-8

20 banyak banyak berdosa Aljasiyah (45):7-8

21 semuanya orang-orang mukmin semuanya Yunus (10):99-100

22 semuanya kemuliaan itu semuanya Faathir (35):10

23 semua semua kitab Assyura (42):15

24 seluruhnya nama-nama seluruhnya Albaqarah (2):31-32

25 semua...seluruhnya semua yang di muka bumi seluruhnya

Yunus (10):99-100

26 sekalian kepadamu sekalian Alanbiya’ (21):45

27 sekalian kamu sekalian Alahzab (33):32

Page 79: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

61

28 segala segala apa yang kamu kerjakan

Annisaa’ (4):135

29 segala segala yang di langit dan di bumi

Annisaa’ (4):171

30 segala segala isi hati Almulk (67):13

1. Makna Adverbia Penanda Aspek

a. Makna adverbia akan

1) Albaqarah (2):235

Teks Ayat:

أنكم ا� علم أنفسكم يف أكننتم أو النساء خطبة من به عرضتم فيما عليكم جناح وال

النكاح عقدة تـعزموا وال معروفا قـوال تـقولوا أن إال سرا تـواعدوهن ال ولـكن ستذكرونـهن

لغ حىت ا� أن واعلموا فاحذروه أنفسكم يف ما يـعلم ا� أن واعلموا أجله الكتاب يـبـ

.حليم غفور

Terjemahan:

“Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali sekadar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma’ruf. Dan janganlah kamu ber’azam (bertetap hati) untuk beraqad nikah. Sebelum sampai ketetapan (menyangkut ‘iddah wanita itu) pada akhir masanya. Dan ketahuilah bahwa Allah mengetahui apa yang ada dalam hati kamu; maka takutlah kepada-nya dan ketahuilah bahwa Allah maha pengampun lagi maha penyantun.”

Adverbia akan dalam frasa verbal akan menyebut-nyebut

merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif

yang bermakna ‘menyatakan perbuatan akan berlangsung’. Adverbia

akan dalam klausa komplementif Allah mengetahui bahwa kamu

akan menyebut-nyebut mereka dalam surat Albaqarah (2):235 di atas

adalah adverbia yang menerangkan verba menyebut-nyebut yang

terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian, dapat

Page 80: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

62

dinyatakan bahwa verba menyebut-nyebut yang berfungsi sebagai

predikat itu adalah sesuatu tindakan yang hendak dilakukan oleh

subjek (kamu) tentang apa yang dinyatakan dalam objek (mereka).

2) Almaidah (5):13

Teks Ayat:

حظا ونسوا مواضعه عن الكلم حيرفون قاسية قـلوبـهم وجعلنا لعناهم ميثاقـهم نـقضهم فبما

هم خآئنة على تطلع تـزال وال به ذكروا مما نـ هم قليال إال م نـ هم فاعف م ا� إن واصفح عنـ

. المحسنني حيب

Terjemahan:

“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka, kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat ihsan.

Adverbia akan dalam frasa verbal akan melihat merupakan

adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang

bermakna ‘menyatakan perbuatan akan berlangsung’. Adverbia akan

dalam klausa dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat

kekhianatan dari mereka dalam surat Almaidah (5):13 di atas adalah

adverbia yang menerangkan verba melihat yang terletak di samping

kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa

verba melihat dalam klausa tersebut merupakan suatu tindakan yang

hendak terjadi yang dialami oleh subjek (kamu’Muhammad’) tentang

apa yang terdapat dalam objek (kekhianatan dari mereka).

Page 81: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

63

3) Almaidah (5):101

Teks Ayat:

ها تسألوا وإن تسؤكم لكم تـبد إن أشياء عن تسألوا ال آمنوا الذين أيـها � يـنـزل حني عنـ

ها ا� عفا لكم تـبد القرآن .حليم غفور وا� عنـ

Terjemahan:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan hal-hal yang jika diterangkan kepadamu, niscaya menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al Qur'an itu sedang diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu. Allah mema`afkan tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.

Adverbia akan dalam frasa verbal akan diterangkan

merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif

yang bermakna ‘menyatakan perbuatan akan berlangsung’. Adverbia

akan dalam klausa niscaya akan diterangkan kepadamu dalam surat

Almaidah (5):101 di atas adalah adverbia yang menerangkan verba

pasif diterangkan yang terletak di samping kanan adverbia. Hal ini

menjelaskan bahwa verba pasif diterangkan yang terdapat dalam

klausa itu adalah sesuatu yang hendak terjadi atau mengena terhadap

sesuatu yang menduduki fungsi pelengkap (kepadamu). Dalam ayat

di atas, kepadamu yang berfungsi sebagai pelengkap tersebut

mengacu kepada orang-orang yang beriman.

4) Alan’aam (6):93

Teks Ayat:

سأنزل قال ومن شيء إليه يوح ومل إيل أوحي قال أو كذ� ا� على افـتـرى ممن أظلم ومن

أيديهم �سطوا والمآلئكة الموت غمرات يف الظالمون إذ تـرى ولو ا� أنزل ما مثل

Page 82: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

64

ر ا� على تـقولون كنتم مبا اهلون عذاب جتزون اليـوم أنفسكم أخرجوا عن وكنتم احلق غيـ

.تستكربون آ�ته

Terjemahan:

"Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau berkata: "Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan siapa yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah'. Sekiranya engkau melihat waktu orang-orang yang zalim dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat membuka tangan mereka (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawa kamu'. Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan karena kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah yang tidak benar dan kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya."

Adverbia akan dalam frasa verbal akan menurunkan

merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif

yang bermakna ‘menyatakan perbuatan akan berlangsung’. Adverbia

akan dalam klausa Saya akan menurunkan seperti apa yang

diturunkan Allah dalam surat Alan’aam (6):93 di atas adalah

adverbia yang menerangkan verba aktif menurunkan yang terletak di

samping kanan adverbia. Hal ini menjelaskan bahwa verba aktif

menurunkan dalam klausa itu menjadi pekerjaan yang hendak

dilakukan oleh subjek klausa (saya).

5) Alan’aam (6):108

Teks Ayat:

أمة لكل زيـنا كذلك علم بغري عدوا ا� فـيسبوا ا� دون من يدعون الذين تسبوا وال

.يـعملون كانوا مبا فـيـنـبئـهم مرجعهم ر�م إىل مث عملهم

Page 83: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

65

Terjemahan:

"Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, maka (akibatnya) mereka akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami perindah bagi setiap umat amat mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan."

Adverbia akan dalam frasa verbal akan memaki merupakan

adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang

bermakna ‘menyatakan perbuatan akan berlangsung’. Adverbia akan

dalam klausa maka (akibatnya) mereka akan memaki Allah dengan

melampaui batas tanpa pengetahuan dalam surat Alan’aam (6):108

di atas adalah adverbia yang menerangkan verba aktif memaki yang

terletak di samping kanan adverbia. Hal ini menjelaskan bahwa

verba aktif memaki dalam klausa itu menjadi pekerjaan yang hendak

dilakukan oleh subjek (mereka) terhadap sesuatu yang menduduki

fungsi objek (Allah).

6) Alan’aam (6):151

Teks Ayat:

تـقتـلوا وال إحسا� و�لوالدين شيئا به تشركوا أال عليكم ربكم حرم ما أتل تـعالوا قل

هم نـرزقكم حنن إمالق من أوالدكم ها ظهر ما الفواحش تـقربوا وال وإ� وال بطن وما منـ

.تـعقلون لعلكم به وصاكم ذلكم �حلق إال ا� حرم اليت النـفس تـقتـلوا

Terjemahan:

Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang tampak diantaranya maupun yang tersembunyi, dan

Page 84: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

66

janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu supaya kamu memahaminya.

Adverbia akan dalam frasa verbal akan memberi

merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif

yang bermakna ‘menyatakan perbuatan akan berlangsung’. Adverbia

akan dalam klausa Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada

mereka dalam surat Alan’aam (6):151 di atas adalah adverbia yang

menerangkan verba aktif memberi yang terletak di samping kanan

adverbia. Hal ini menjelaskan bahwa verba aktif memberi yang

terdapat dalam klausa itu menjadi pekerjaan yang hendak dilakukan

oleh subjek klausa (Kami ‘Allah’).

7) Ala’raf (7):161-162

Teks Ayat:

ها وكلوا القرية هـذه اسكنوا هلم قيل وإذ تم حيث منـ سجدا الباب وادخلوا حطة وقولوا شئـ

هم ظلموا الذين فـبدل . المحسنني سنزيد خطيئاتكم لكم نـغفر ر قـوال منـ هلم قيل الذي غيـ

.يظلمون كانوا مبا السماء من رجزا عليهم فأرسلنا

Terjemahan:

"Dan (ingatlah) ketika dikatakan kepada mereka "Tinggallah di negeri ini dan makanlah darinya di mana saja kamu menghendaki. Dan katakanlah 'Hiththah dan masukilah pintu gerbang sambil membungkuk niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahan kamu'. Kelak akan kami tambah kepada para muhsinin". Lalu orang-orang yang dzalim di antara mereka itu mengganti (perkataan itu) dengan perkataan yang tidak dikatakan kepada mereka, maka Kami timpakan kepada mereka azab dari langit disebabkan kezhaliman mereka.

Adverbia akan dalam klausa Kelak akan kami tambah

kepada para muhsinin merupakan adverbia penanda aspek yang

Page 85: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

67

menyatakan aspek futuratif yang bermakna ‘menyatakan perbuatan

akan berlangsung’. Berdasarkan hal tersebut, adverbia akan dalam

klausa Kelak akan kami tambah kepada para muhsinin dalam surat

Ala’raf (7):161-162 di atas menyatakan bahwa verba pasif tambah

merupakan sesuatu yang akan terjadi atau mengena terhadap sesuatu

yang menduduki fungsi pelengkap (kepada para muhsinin).

8) Ala’raf (7):164

Teks Ayat:

هم أمة قالت وإذ نـ بـهم أو مهلكهم ا� قـوما تعظون مل م إىل معذرة قالوا شديدا عذا� معذ

.يـتـقون ولعلهم ربكم

Terjemahan:

"Dan ketika suatu umat diantara mereka berkata: 'Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau menyiksa mereka dengan siksaan yang amat keras? Mereka menjawab: 'Agar kami mempunyai alasan kepada Tuhan kamu dan supaya mereka bertakwa."

Adverbia akan dalam frasa verbal akan membinasakan

merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif

yang bermakna ‘menyatakan perbuatan akan berlangsung’. Adverbia

akan dalam klausa Allah akan membinasakan mereka dalam surat

Ala’raf (7):164 di atas adalah adverbia yang menerangkan verba

aktif membinasakan yang terletak di samping kanan adverbia. Hal

ini menjelaskan bahwa verba aktif membinasakan dalam klausa itu

adalah sesuatu yang hendak dilakukan oleh subjek klausa (Allah).

Page 86: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

68

9) Yunus (10):99-100

Teks Ayat:

يعا أفأنت تكره الناس حىت يكونوا مؤمنني . ولو شاء ربك آلمن من يف األرض كلهم مج

.وما كان لنـفس أن تـؤمن إال �ذن ا� وجيعل الرجس على الذين ال يـعقلون

Terjemahan:

“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua yang dimuka bumi seluruhnya. Maka apakah engkau, engkau memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang mukmin semuanya, padahal tidak ada satu jiwapun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kotoran kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.”

Adverbia akan dalam frasa verbal akan beriman merupakan

adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang

bermakna ‘menyatakan perbuatan akan berlangsung’. Adverbia akan

dalam klausa padahal tidak ada satu jiwapun akan beriman dalam

surat Yunus (10):99-100 di atas adalah adverbia yang menerangkan

verba aktif intransitif beriman yang terletak di samping kanan

adverbia. Dengan demikian, verba aktif beriman dalam klausa itu

merupakan sesuatu yang hendak terjadi yang akan dilakukan oleh

sesuatu yang menduduki fungsi subjek (satu jiwa pun).

10) Alkahfi (18):23-24

Teks Ayat:

إال أن يشاء ا� واذكر ربك إذا نسيت وقل عسى . وال تـقولن لشيء إين فاعل ذلك غدا

.أن يـهدين ريب ألقـرب من هذا رشدا

Terjemahan:

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap sesuatu”Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi, kecuali dengan menyebut “Insya Allah”. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan

Page 87: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

69

katakanlah “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberikan petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada itu.”

Adverbia akan dalam frasa verbal akan mengerjakan

merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif

yang bermakna ‘menyatakan perbuatan akan berlangsung’. Adverbia

akan dalam klausa Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok

pagi dalam surat Alkahfi (18):23-24 di atas adalah adverbia yang

menerangkan verba aktif mengerjakan yang terletak di samping

kanan adverbia. Hal tersebut mengandung arti bahwa verba aktif

mengerjakan dalam klausa tersebut merupakan pekerjaan yang

hendak dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (aku).

11) Alkahfi (18):23-24

Adverbia akan dalam frasa verbal akan memberikan

merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif

yang bermakna ‘menyatakan perbuatan akan berlangsung’. Adverbia

akan dalam klausa Mudah-mudahan Tuhanku akan memberikan

petunjuk dalam surat Alkahfi (18):23-24 di atas adalah adverbia yang

menerangkan verba aktif memberikan yang terletak di samping

kanan adverbia. Hal tersebut mengandung arti bahwa verba aktif

memberikan merupakan pekerjaan yang hendak dilakukan oleh

sesuatu yang menduduki fungsi subjek (Tuhanku).

Page 88: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

70

12) Annur (24):53

Teks Ayat:

ا� خبري وأقسموا �� جهد أميا�م لئن أمرتـهم ليخرجن قل ال تـقسموا طاعة معروفة إن

.مبا تـعملون

Terjemahan:

“Dan mereka bersumpah dengan nama Allah sekuat-kuat sumpah, jika engkau menyeruh mereka, pastilah mereka akan keluar. Katakanlah, “Janganlah kamu bersumpah, (karena ketaatan yang diminta adalah) ketaatan yang sudah dikenal. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Adverbia akan dalam frasa verbal akan keluar merupakan

adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang

bermakna ‘menyatakan perbuatan akan berlangsung’. Adverbia akan

dalam klausa pastilah mereka akan keluar dalam surat Annur

(24):53 di atas adalah adverbia yang menerangkan verba aktif keluar

yang terletak di samping kanan adverbia. Hal tersebut mengandung

arti bahwa verba aktif keluar tersebut merupakan pekerjaan yang

hendak dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek

(mereka).

13) Fathiir (35):10

Teks Ayat:

يعا إليه يصعد الكلم الطيب والعمل الصالح يـر فـعه والذين من كان يريد العزة فلله العزة مج

.ومكر أولئك هو يـبور ميكرون السيئات هلم عذاب شديد

Terjemahan:

“Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkannya. Dan orang-orang

Page 89: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

71

yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras dan rencana jahat mereka akan hancur”.

Adverbia akan dalam frasa verbal akan hancur merupakan

adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang

bermakna ‘menyatakan perbuatan akan berlangsung’. Adverbia akan

dalam klausa dan rencana jahat mereka akan hancur dalam surat

Fathiir (35):10 di atas adalah adverbia yang menerangkan verba

hancur yang terletak di samping kanan adverbia. Hal ini

menunjukkan bahwa verba hancur merupakan sesuatu yang akan

terjadi terhadap sesuatu yang menduduki fungsi subjek (rencana

jahat mereka).

14) Sad (38):26

Teks Ayat:

ك � داوود إ� جعلناك خليفة يف األرض فاحكم بـني الناس �حلق وال تـتبع اهلوى فـيضل

.إن الذين يضلون عن سبيل ا� هلم عذاب شديد مبا نسوا يـوم احلساب عن سبيل ا�

Terjemahan:

“Hai Dawud, sesungguhnya kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ia akan menyesatkan kamu di jalan Allah. Sesungguhnya orang yang sesat di jalan Allah akan mendapat azab yang berat karena mereka melupakan hari perhitungan”.

Adverbia akan dalam frasa verbal akan menyesatkan

merupakan adverbia bentuk tunggal penanda aspek yang menyatakan

aspek futuratif yang bermakna ‘menyatakan perbuatan akan

berlangsung’. Adverbia akan dalam klausa karena ia akan

menyesatkan kamu di jalan Allah dalam surat Sad (38):26 di atas

Page 90: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

72

adalah adverbia yang menerangkan verba menyesatkan yang terletak

di samping kanan adverbia. Hal ini menunjukkan bahwa verba aktif

menyesatkan dalam klausa itu adalah pekerjaan yang akan dilakukan

oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (ia).

15) Sad (38):26

Adverbia akan dalam frasa verbal akan mendapat

merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif

yang bermakna ‘menyatakan perbuatan akan berlangsung’. Adverbia

akan dalam klausa Sesungguhnya orang yang sesat di jalan Allah

akan mendapat azab yang berat dalam surat Sad (38):26 di atas

adalah adverbia yang menerangkan verba mendapat yang terletak di

samping kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui

bahwa verba aktif mendapat merupakan sesuatu yang akan dialami

oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (orang yang sesat di

jalan Allah).

16) Azzukhruf (43):89

Teks Ayat:

هم وقل سالم فسوف يـعلمون .فاصفح عنـ

Terjemahan:

“Maka berpalinglah hai Muhammad dari mereka dan katakanlah “Salam”. Kelak mereka akan mengetahui (nasib) mereka yang buruk”.

Adverbia akan dalam frasa verbal akan mengetahui

merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif

yang bermakna ‘menyatakan perbuatan akan berlangsung’. Adverbia

Page 91: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

73

akan dalam klausa Kelak mereka akan mengetahui (nasib) mereka

yang buruk dalam surat Azzukhruf (43):89 di atas adalah adverbia

yang menerangkan verba mengetahui yang terletak di samping kanan

adverbia. Hal ini menunjukkan bahwa verba aktif mengetahui dalam

klausa itu adalah sesuatu yang hendak dialami oleh sesuatu yang

menduduki fungsi subjek (mereka).

17) Aljasiyah (45):6

Teks Ayat:

لوها عليك �حلق فبأي حديث بـعد ا� وآ�ته يـؤمنون . تلك آ�ت ا� نـتـ

Terjemahan:

“Itulah ayat-ayat Allah yang Kami membacakannya kepadamu dengan sebenarnya, maka perkataan manakah lagi mereka akan beriman sesudah kalam Allah dan keterangan-keterangan-Nya”.

Adverbia akan dalam frasa verbal akan beriman merupakan

adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif yang

bermakna ‘menyatakan perbuatan akan berlangsung’. Adverbia akan

dalam klausa maka perkataan manakah lagi mereka akan beriman

sesudah kalam Allah dan keterangan-keterangan-Nya dalam surat

Aljasiyah (45):6 di atas adalah adverbia yang menerangkan verba

aktif intransitif beriman yang terletak di samping kanan adverbia.

Hal ini menunjukkan bahwa verba aktif intransitif beriman adalah

pekerjaan yang hendak dilakukan oleh sesuatu yang menduduki

fungsi subjek (mereka).

Page 92: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

74

18) Alakhqaf (46):17

Teks Ayat:

غيثان والذي قال لوالديه أف لكما أتعدانين أن أخرج وقد خلت القرون من قـبلي ومها يست

.األولني ا� ويـلك آمن إن وعد ا� حق فـيـقول ما هذا إال أساطري

Terjemahan:

Dan orang yang berkata kepada kedua ibu bapaknya: “Cis bagi kamu keduanya, apakah kamu keduanya memperingatkan bahwa aku akan dibangkitkan, padahal sungguh berlalu beberapa umat sebelumku? Lalu kedua ibu bapaknya itu memohon pertolongan kepada Allah seraya mengatakan: “Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Allah adalah benar” Lalu dia berkata: “Ini tidak lain hanyalah dongeng orang-orang yang dahulu belaka”.

Adverbia akan dalam frasa verbal akan dibangkitkan

merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif

yang bermakna ‘menyatakan perbuatan akan berlangsung’. Adverbia

akan dalam klausa apakah kamu keduanya memperingatkan bahwa

aku akan dibangkitkan dalam surat Alakhqaf (46):17 di atas adalah

adverbia yang menerangkan verba pasif dibangkitkan yang terletak

di samping kanan adverbia. Hal ini berarti bahwa verba pasif

dibangkitkan adalah sesuatu yang akan dialami oleh sesuatu yang

menduduki fungsi subjek (aku).

19) Alakhqaf (46):31-32

Teks Ayat:

ركم من عذاب أليم � ومن ال .قـومنا أجيبوا داعي ا� وآمنوا به يـغفر لكم من ذنوبكم وجي

ب داعي ا� فـليس مبعجز يف األرض وليس له من دونه أولياء أولئك يف ضالل مبني .جي

Terjemahan:

“Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah SWT dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah SWT akan

Page 93: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

75

mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih” “Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah SWT, maka ia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah SWT di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah SWT. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata”

Adverbia akan dalam frasa verbal akan mengampuni

merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif

yang bermakna ‘menyatakan perbuatan akan berlangsung’. Adverbia

akan dalam klausa niscaya Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa

kamu dalam surat Alakhqaf (46):31-32 di atas adalah adverbia yang

menerangkan verba aktif mengampuni yang terletak di samping

kanan adverbia. Hal ini menunjukkan bahwa verba aktif

mengampuni adalah pekerjaan yang hendak dilakukan oleh sesuatu

yang menduduki fungsi subjek (Allah SWT).

20) Alfath (48):11

Teks Ayat:

نا أموالنا وأهلو� فاستـغفر لنا يـقولون �لسنتهم سيـقول لك المخلفون من األعراب شغلتـ

بل فعا ما ليس يف قـلو�م قل فمن ميلك لكم من ا� شيئا إن أراد بكم ضرا أو أراد بكم نـ

مبا تـعملون خبريا .كان ا�

Terjemahan:

“Orang-orang Badui yang tertinggal akan mengatakan, “Harta dan keluarga kami”. Mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah, “Maka siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah SWT jika Dia menghendaki kemudaratan bagimu dan Dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah SWT Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Adverbia akan dalam frasa verbal akan mengatakan

merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif

Page 94: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

76

yang bermakna ‘menyatakan perbuatan akan berlangsung’. Adverbia

akan dalam klausa Orang-orang Badui yang tertinggal akan

mengatakan dalam surat Alfath (48):11 di atas adalah adverbia yang

menerangkan verba aktif mengatakan yang terletak di samping

kanan adverbia. Hal ini menunjukkan bahwa verba aktif mengatakan

adalah pekerjaan yang hendak dilakukan oleh sesuatu yang

menduduki fungsi subjek (orang-orang Badui yang tertinggal).

21) Almujadalah (58):9

Teks Ayat:

والعدوان أمل تـر إىل الذين نـهوا عن النجوى مث يـعودون لما نـهوا عنه ويـتـناجون �إلمث

بـنا ومعصيت الرسول وإذا جاؤوك حيـوك مبا مل حييك به ا� ويـقولون يف أنفسهم لوال يـع ذ

تم فال � أيـها الذين آمنو .ا� مبا نـقول حسبـهم جهنم يصلونـها فبئس المصري ا إذا تـناجيـ

ي إليه تـتـناجوا �إلمث والعدوان ومعصيت الرسول وتـناجوا �لرب والتـقوى واتـقوا ا� الذ

ا النجوى من الشيطان ليحزن الذين آمنوا وليس ب .حتشرون ضارهم شيئا إال �ذن ا� إمن

.وعلى ا� فـليـتـوكل المؤمنون

Terjemahan:

“Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah SWT untukmu. Dan mereka mengatakan kepada diri mereka sendiri “Mengapa Allah SWT tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?” Cukuplah bagi mereka neraka Jahanam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali”. “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah SWT yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan”.

Page 95: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

77

“Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu dari setan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedangkan pembicaraan itu tiada memberi mudarat sedikit pun kepada mereka, kecuali dengan ijin Allah SWT dan kepada Allahlah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal”

Adverbia akan dalam klausa Cukuplah bagi mereka neraka

Jahanam yang akan mereka masuki merupakan adverbia penanda

aspek yang menyatakan aspek futuratif yang bermakna ‘menyatakan

perbuatan akan berlangsung’. Berdasarkan hal tersebut, adverbia

akan dalam klausa Cukuplah bagi mereka neraka Jahanam yang

akan mereka masuki dalam surat Almujadalah (58):9 di atas

menyatakan bahwa verba pasif masuki merupakan sesuatu yang akan

terjadi yang akan dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi

subjek (mereka). Perlu diketahui bahwa sebenarnya klausa Cukuplah

bagi mereka neraka Jahanam yang akan mereka masuki merupakan

klausa subordinatif. Klausa subordinatif ini terdiri dari dua klausa,

yaitu Cukuplah bagi mereka neraka Jahanam dan yang akan mereka

masuki. Klausa semacam ini memiliki hubungan atributif, yaitu

bahwa klausa relatif yang akan mereka masuki merupakan pewatas

makna nomina yang diterangkannya, yaitu neraka Jahanam.

22) Almujadalah (58):9

Adverbia akan dalam frasa verbal akan dikembalikan

merupakan adverbia penanda aspek yang menyatakan aspek futuratif

yang bermakna ‘menyatakan perbuatan akan berlangsung’. Adverbia

akan dalam klausa Dan bertakwalah kepada Allah SWT yang

kepada-Nya kamu akan dikembalikan dalam surat Almujadalah

Page 96: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

78

(58):9 di atas merupakan adverbia yang menerangkan verba pasif

dikembalikan. Hal ini berarti bahwa verba pasif dikembalikan dalam

klausa tersebut adalah keadaan yang akan terjadi yang akan dialami

oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (kamu). Perlu diketahui

bahwa klausa Dan bertakwalah kepada Allah SWT yang kepada-Nya

kamu akan dikembalikan juga merupakan klausa subordinatif.

Klausa subordinatif ini terdiri dari dua klausa, yaitu Dan

bertakwalah kepada Allah SWT serta yang kepada-Nya kamu akan

dikembalikan. Klausa semacam ini memiliki hubungan atributif,

yaitu bahwa klausa relatif yang kepada-Nya kamu akan

dikembalikan merupakan pewatas makna nomina yang

diterangkannya, yaitu Allah SWT.

b. Makna adverbia insya Allah akan

23) Albaqarah (2):70

Teks Ayat:

نا تشابه البـقر إن هي ما لنا يـبـني ربك لنا ادع قالوا .لمهتدون ا� شاء إن وإ� عليـ

Terjemahan:

“Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan Sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu)."

Adverbia insya Allah akan merupakan adverbia penanda

aspek yang bermakna ‘menyatakan perbuatan akan berlangsung’.

Berdasarkan unsurnya, adverbia insya Allah akan terdiri atas insya

Allah yang berarti ‘jika Allah mengizinkan’ dan akan yang berarti

Page 97: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

79

‘menyatakan perbuatan akan berlangsung’. Struktur adverbia seperti

ini menunjukkan bahwa akan mendapat itu diterangkan atau

dicakupi dalam adverbia insya Allah. Dalam struktur seperti ini,

adverbia pengharapan mendahului adverbia aspek akan. Berdasarkan

hal tersebut, adverbia insya Allah akan dalam klausa Sesungguhnya

kami insya Allah akan mendapat petunjuk dalam surat Albaqarah

(2):70 di atas menyatakan bahwa verba aktif transitif mendapat

adalah sesuatu yang diharapkan akan terjadi atau dialami oleh

sesuatu yang menduduki fungsi subjek (kami).

c. Makna adverbia baru

24) Albaqarah (2):71

Teks Ayat:

قالوا فيها شية ال مسلمة احلرث تسقي وال األرض تثري ذلول ال بـقرة إنـها يـقول إنه قال

.يـفعلون كادوا وما فذحبوها �حلق جئت اآلن

Terjemahan:

“Musa berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya." mereka berkata: "Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya". kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu.”

Adverbia baru dalam klausa Sekarang barulah kamu

menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya merupakan

adverbia penanda aspek inkoatif yang bermakna ‘tindakan atau

perbuatan belum lama berlangsung’ atau ‘menunjukkan suatu

peristiwa pada proses permulaan berlangsungnya’. Partikel –lah

Page 98: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

80

yang melekat pada adverbia baru merupakan partikel yang bermakna

‘memberikan penegasan yang sedikit keras’. Berdasarkan hal

tersebut, adverbia baru dalam klausa Sekarang barulah kamu

menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya dalam surat

Albaqarah (2):71 di atas menyatakan adanya penegasan bahwa verba

aktif menerangkan yang menduduki fungsi predikat itu adalah

tindakan yang belum lama berlangsung yang dilakukan oleh sesuatu

yang menduduki fungsi subjek (kamu).

d. Makna adverbia sedang

25) Almaidah (5):101

Teks Ayat:

ها تسألوا وإن تسؤكم لكم تـبد إن أشياء عن تسألوا ال آمنوا الذين أيـها � يـنـزل حني عنـ

ها ا� عفا لكم تـبد القرآن .حليم غفور وا� عنـ

Terjemahan:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan hal-hal yang jika diterangkan kepadamu, niscaya menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu Al Qur'an itu sedang diturunkan, niscaya akan diterangkan kepadamu. Allah mema`afkan tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.

Adverbia sedang dalam frasa verbal sedang diturunkan

merupakan adverbia aspek duratif yang bermakna ‘menerangkan

suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat tengah berlangsung’.

Adverbia sedang dalam klausa dan jika kamu menanyakan di waktu

Al Qur'an itu sedang diturunkan, niscaya akan diterangkan

kepadamu dalam surat Almaidah (5):101 di atas merupakan adverbia

yang menerangkan verba pasif diturunkan yang terletak di samping

Page 99: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

81

kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, verba pasif diturunkan

dalam klausa tersebut adalah sesuatu yang dalam keadaan masih

berlangsung.

e. Makna adverbia masih

26) Albaqarah (2):70

Teks Ayat:

نا تشابه البـقر إن هي ما لنا يـبـني ربك لنا ادع قالوا .لمهتدون ا� شاء إن وإ� عليـ

Terjemahan:

“Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan Sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu)."

Adverbia masih dalam frasa adjektival masih samar

merupakan adverbia penanda aspek yang bermakna imperfektif,

yaitu ‘menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat

belum selesai’. Makna leksikal masih adalah ‘sedang dalam keadaan

belum selesai atau sedang berlangsung. Adverbia masih dalam

klausa karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dalam

surat Albaqarah (2):70 di atas merupakan adverbia yang

menerangkan adjektiva samar yang terletak di samping kanan

adverbia. Dengan demikian, adjektiva samar dalam klausa tersebut

merupakan keadaan yang sedang dalam keadaan belum selesai yang

dialami oleh sesuatu yang menduduki fungsi pelengkap (kami).

Page 100: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

82

f. Makna adverbia belum

27) Annisaa’ (4):5

Teks Ayat:

قـوال هلم وقولوا واكسوهم فيها وارزقوهم قياما لكم ا� جعل اليت أموالكم السفهاء تـؤتوا وال

.معروفا

Terjemahan:

“Dan janganlah kamu menyerahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta kamu yang dijadikan Allah untuk kamu sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik”.

Adverbia belum dalam frasa adjektival belum sempurna pada

teks terjemahan di atas merupakan adverbia penanda aspek

imperfektif yaitu ‘menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan

atau sifat belum selesai’. Secara leksikal, adverbia belum

mempunyai arti ‘masih dalam keadaan tidak’. Adverbia belum dalam

klausa Dan janganlah kamu menyerahkan kepada orang-orang yang

belum sempurna akalnya dalam surat Annisaa’ (4):5 di atas adalah

adverbia yang menerangkan adjektiva sempurna yang terletak di

samping kanan adverbia. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa

orang-orang yang dimaksudkan dalam ayat tersebut adalah orang-

orang yang masih dalam keadaan tidak memiliki akal yang

sempurna.

Page 101: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

83

28) Almaidah (5):41

Teks ayat:

تـؤمن ومل �فـواههم آمنا قالوا الذين من الكفر يف يسارعون الذين حيزنك ال الرسول أيـها �

من الكلم حيرفون �توك مل آخرين لقوم مساعون للكذب مساعون هادوا الذين ومن قـلوبـهم

نـته ا� يرد ومن فاحذروا تـؤتـوه مل وإن فخذوه هـذا أوتيتم إن يـقولون مواضعه بـعد فـلن فتـ

ر أن ا� يرد مل الذين أولـئك شيئا ا� من له متلك نـيا يف هلم قـلوبـهم يطه يف وهلم خزي الد

.عظيم عذاب اآلخرة Terjemahan:

“Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah" Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) dari Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.”

Adverbia belum dalam frasa verbal belum beriman pada teks

terjemahan di atas merupakan adverbia penanda aspek imperfektif

yaitu ‘menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat

belum selesai’. Secara leksikal, adverbia belum mempunyai arti

‘masih dalam keadaan tidak’. Adverbia belum dalam klausa padahal

hati mereka belum beriman dalam surat Almaidah (5):41 di atas

adalah adverbia yang menerangkan verba beriman yang terletak di

samping kanan adverbia. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa

Page 102: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

84

mereka yang dimaksudkan dalam ayat tersebut adalah orang-orang

yang masih dalam keadaan tidak beriman/ memiliki iman.

g. Makna adverbia belum pernah

29) Albaqarah (2):71

Teks Ayat:

قالوا فيها شية ال مسلمة احلرث تسقي وال األرض تثري ذلول ال بـقرة إنـها يـقول إنه قال

.يـفعلون كادوا وما فذحبوها �حلق جئت اآلن

Terjemahan:

“Musa berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya." mereka berkata: "Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya". kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu.”

Adverbia belum pernah dalam frasa verbal belum pernah

dipakai merupakan adverbia penanda aspek imperfektif yaitu

‘menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat belum

selesai’. Berdasarkan unsurnya, adverbia belum pernah terdiri atas

belum yang berarti ‘suatu tindakan yang belum dilakukan atau belum

terjadi’ dan pernah yang berarti ‘tindakan atau perbuatan sudah

selesai atau suatu keadaan sudah terjadi’. Adverbia dengan struktur

seperti ini menunjukkkan bahwa frasa verbal pernah dipakai itu

diterangkan atau dicakupi oleh adverbia belum. Dalam strukutur

adverbia seperti ini, adverbia aspek belum mendahului adverbia

aspek pernah.

Page 103: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

85

Berdasarkan hal tersebut, adverbia belum pernah dalam

klausa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai

untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak

bercacat, tidak ada belangnya dalam surat Albaqarah (2):71 di atas

mengandung pengertian bahwa adverbia belum merupakan adverbia

yang menerangkan frasa verbal pernah dipakai yang terletak di

samping kanan adverbia. Dengan demikian, dapatlah dinyatakan

bahwa frasa verbal pernah dipakai dalam frasa belum pernah

dipakai itu adalah suatu pekerjaan atau keadaan yang belum berlaku

atau belum terjadi pada sapi betina yang berperan sebagai pengalam.

Maksudnya adalah bahwa sapi betina yang dimaksudkan dalam ayat

tersebut adalah sapi betina yang belum sekali pun dipakai untuk

membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman.

30) Almaidah (5): 41

Teks ayat:

تـؤمن ومل �فـواههم آمنا قالوا الذين من الكفر يف يسارعون الذين حيزنك ال الرسول أيـها �

نم الكلم حيرفون �توك مل آخرين لقوم مساعون للكذب مساعون هادوا الذين ومن قـلوبـهم

نـته ا� يرد ومن فاحذروا تـؤتـوه مل وإن فخذوه هـذا أوتيتم إن يـقولون مواضعه بـعد فـلن فتـ

ر أن ا� يرد مل الذين أولـئك شيئا ا� من له متلك نـ يف هلم قـلوبـهم يطه يف وهلم خزي ياالد

.عظيم عذاب اآلخرة

Terjemahan:

“Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang

Page 104: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

86

kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah" Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) dari Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.”

Adverbia belum pernah dalam frasa verbal belum pernah

datang merupakan adverbia penanda aspek imperfektif yaitu

‘menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat belum

selesai’. Berdasarkan unsurnya, adverbia belum pernah terdiri atas

belum yang berarti ‘suatu tindakan yang belum dilakukan atau belum

terjadi’ dan pernah yang berarti ‘tindakan atau perbuatan sudah

selesai atau suatu keadaan sudah terjadi’. Adverbia dengan struktur

seperti ini menunjukkkan bahwa pernah datang itu diterangkan atau

dicakupi oleh adverbia belum. Dalam strukutur adverbia seperti ini,

adverbia aspek belum mendahului adverbia aspek pernah. Jika

dilihat lebih jauh, sebenarnya frasa belum pernah datang ini terdapat

dalam struktur frasa yang lebih panjang lagi, yaitu perkataan-

perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu.

Berdasarkan hal tersebut, adverbia belum pernah dalam

frasa belum pernah datang dalam surat Almaidah (5):41 di atas

mengandung pengertian bahwa adverbia belum merupakan adverbia

yang menerangkan frasa verbal pernah datang yang terletak di

samping kanan adverbia. Dengan demikian, dapatlah dinyatakan

bahwa frasa verbal pernah datang dalam frasa belum pernah datang

Page 105: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

87

itu adalah suatu pekerjaan atau keadaan yang belum berlaku atau

belum terjadi pada konstituen yang terletak di sebelah kiri frasa

tersebut, yaitu perkataan-perkataan dan orang lain terhadap

konstituen yang terletak di sebelah kanannya, yaitu kepadamu. Jadi,

dapat dinyatakan bahwa klausa dan amat suka mendengar

perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang

kepadamu, yang terdapat dalam ayat tersebut mempunyai arti bahwa

orang-orang yang belum sekali pun datang kepada Nabi Muhammad

itu, justru perkataan-perkataannya amat suka didengar oleh orang-

orang Yahudi yang dimaksudkan dalam ayat itu.

h. Makna adverbia telah

31) Albaqarah (2):31-32

Teks Ayat:

كنتم إن هـؤالء �مساء أنبئوين فـقال المالئكة على عرضهم مث كلها األمساء آدم وعلم

.احلكيم العليم أنت إنك علمتـنا ما إال لنا علم ال سبحانك قالوا . صادقني

Terjemahan:

“Dan mengajarkan Adam Nama-nama seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Adverbia telah dalam klausa tidak ada yang kami ketahui

selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami merupakan

adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu

‘menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah

Page 106: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

88

selesai berlangsung atau telah mencapai akhir’. Berdasarkan hal

tersebut, adverbia telah dalam klausa tidak ada yang Kami ketahui

selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami yang

terdapat dalam surat Albaqarah (2):31-32 tersebut menyatakan

bahwa verba pasif ajarkan yang menduduki fungsi predikat itu

adalah pekerjaan yang sudah selesai yang dilakukan oleh sesuatu

yang menduduki fungsi subjek (Engkau ‘Allah’).

32) Albaqarah (2):40

Teks Ayat:

وإ�ي بعهدكم أوف بعهدي وأوفوا عليكم أنـعمت اليت نعميت اذكروا إسرائيل بين �

.فارهبون

Terjemahan:

“Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk)”

Adverbia telah dalam klausa ingatlah akan nikmat-Ku yang

telah Aku anugerahkan kepadamu merupakan adverbia penanda

aspek perfektif atau kompletif, yang bermakna ‘menerangkan suatu

pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung

atau telah mencapai akhir’. Berdasarkan hal tersebut, adverbia telah

dalam klausa ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan

kepadamu itu menyatakan bahwa verba pasif anugerahkan yang

menduduki fungsi predikat itu adalah pekerjaan yang sudah selesai

yang dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (Aku

‘Allah’).

Page 107: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

89

33) Ali Imran (3):118

Teks Ayat:

بدت قد عنتم ما ودوا خباال �لونكم ال دونكم من بطانة تـتخذوا ال آمنوا الذين أيـها �

.تـعقلون كنتم إن اآل�ت لكم بـيـنا قد أكبـر صدورهم ختفي وما أفـواههم من البـغضاء

Terjemahan:

“Hai orang- orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaan kamu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah kami terangkan kepadamu ayat-ayat jika kamu berakal”.

Adverbia telah dalam frasa adjektival telah nyata

merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif yang

bermakna ‘menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau

sifat sudah selesai berlangsung atau telah mencapai akhir’. Adverbia

telah dalam klausa Telah nyata kebencian dari mulut mereka yang

terdapat dalam surat Ali Imran (3):118 tersebut merupakan adverbia

yang menerangkan adjektiva nyata yang terletak di samping kanan

adverbia. Dengan demikian, adjektiva nyata dalam klausa tersebut

merupakan keadaan atau sifat yang sudah terjadi yang ditunjukkan

oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (kebencian dari mulut

mereka).

34) Ali Imran (3):118

Adverbia telah dalam klausa Sungguh telah kami terangkan

kepadamu merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau

Page 108: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

90

kompletif, yaitu ‘menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan

atau sifat sudah selesai berlangsung atau telah mencapai akhir’.

Berdasarkan hal tersebut, adverbia telah dalam klausa Sungguh telah

kami terangkan kepadamu yang terdapat dalam surat Albaqarah

(2):40 tersebut menyatakan bahwa verba pasif terangkan yang

menduduki fungsi predikat itu adalah pekerjaan yang sudah selesai

yang dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (Kami

‘Allah’).

35) Almaidah (5):41

Teks Ayat:

تـؤمن ومل �فـواههم آمنا قالوا الذين من الكفر يف يسارعون الذين حيزنك ال الرسول أيـها �

من الكلم حيرفون �توك مل آخرين لقوم مساعون للكذب مساعون هادوا الذين ومن قـلوبـهم

نـته ا� يرد ومن فاحذروا تـؤتـوه مل وإن فخذوه هـذا أوتيتم إن يـقولون مواضعه بـعد فـلن فتـ

ر أن ا� يرد مل الذين أولـئك شيئا ا� من له متلك نـيا يف هلم قـلوبـهم يطه يف وهلم خزي الد

.عظيم عذاب اآلخرة

Terjemahan:

“Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah" Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) dari Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak

Page 109: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

91

mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.”

Adverbia telah dalam frasa verbal telah beriman merupakan

adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu

‘menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah

selesai berlangsung atau telah mencapai akhir’. Adverbia telah

dalam klausa Kami telah beriman yang terdapat dalam surat

Almaidah (5):41 tersebut merupakan adverbia yang menerangkan

verba aktif intransitif beriman yang terletak di samping kanan

adverbia. Hal tersebut menyatakan bahwa verba beriman dalam

klausa itu adalah keadaan yang sudah terjadi yang ditunjukkan oleh

sesuatu yang menduduki fungsi subjek (kami).

36) Almaidah (5):63

Teks Ayat

هاهم وال ل نيون يـنـ .يصنـعون كانوا ما لبئس السحت وأكلهم اإلمث قـوهلم عن واألحبار الر�

Terjemahan:

“Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan”.

Adverbia telah dalam klausa Sesungguhnya amat buruk apa

yang telah mereka kerjakan merupakan adverbia penanda aspek

perfektif atau kompletif, yaitu ‘menerangkan suatu pekerjaan,

peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung atau telah

mencapai akhir’. Adverbia telah dalam klausa Sesungguhnya amat

Page 110: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

92

buruk apa yang telah mereka kerjakan yang terdapat dalam surat

Almaidah (5):63 tersebut merupakan adverbia yang menerangkan

verba pasif kerjakan. Berdasarkan hal tersebut, adverbia telah dalam

klausa di atas menyatakan bahwa verba pasif kerjakan itu

merupakan pekerjaan yang sudah selesai yang dilakukan oleh

kategori nomina (mereka).

37) Alan’aam (6):93

Teks Ayat:

سأنزل قال ومن شيء إليه يوح ومل إيل أوحي قال أو كذ� ا� على افـتـرى ممن أظلم ومن

أيديهم �سطوا والمآلئكة الموت غمرات يف الظالمون إذ تـرى ولو ا� أنزل ما مثل

ر ا� على تـقولون كنتم مبا اهلون عذاب جتزون اليـوم أنفسكم أخرجوا عن وكنتم احلق غيـ

.تستكربون آ�ته

Terjemahan:

"Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat

kedustaan terhadap Allah atau berkata: "Telah diwahyukan kepada

saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan

siapa yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang

diturunkan Allah'. Sekiranya engkau melihat waktu orang-orang

yang zalim dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para

malaikat membuka tangan mereka (sambil berkata): "Keluarkanlah

nyawa kamu'. Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang

sangat menghinakan karena kamu dibalas dengan siksaan yang

sangat menghinakan karena kamu selalu mengatakan terhadap

Allah yang tidak benar dan kamu selalu menyombongkan diri

terhadap ayat-ayat-Nya."

Adverbia telah dalam frasa verbal telah diwahyukan

merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu

‘menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah

selesai berlangsung atau telah mencapai akhir’. Adverbia telah

Page 111: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

93

dalam klausa Telah diwahyukan kepada saya yang terdapat dalam

surat Alan’aam (6):93 tersebut merupakan adverbia yang

menerangkan verba pasif diwahyukan yang terletak di samping

kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba pasif diwahyukan yang

terdapat dalam klausa itu menjadi keadaan atau hal yang sudah

terjadi yang dialami oleh sesuatu yang menduduki fungsi pelengkap

(kepada saya).

38) Hud (11):69

Teks Ayat:

ولقد جاءت رسلنا إبـراهيم �لبـشرى قالوا سالما قال سالم فما لبث أن جاء بعجل

.حنيذ

Terjemahan:

“Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan, “Salam”. Ibrahim menjawab “Salam”: maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang.”

Adverbia telah dalam frasa verbal telah datang merupakan

adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu

‘menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah

selesai berlangsung atau telah mencapai akhir’. Adverbia telah

dalam klausa Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami telah datang

kepada Ibrahim yang terdapat dalam surat Hud (11):69 tersebut

merupakan adverbia yang menerangkan verba aktif intransitif datang

yang terletak di samping kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut,

dapat dinyatakan bahwa verba aktif datang dalam klausa itu menjadi

Page 112: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

94

pekerjaan yang sudah selesai yang dilakukan oleh sesuatu yang

menduduki fungsi subjek (utusan-utusan Kami).

39) Ibrahim (14):24-26

Teks Ayat:

. أصلها �بت وفـرعها يف السماءأمل تـر كيف ضرب ا� مثال كلمة طيبة كشجرة طيبة

ا ويضرب ا� األمثال للناس لعلهم يـتذكرون ومثل كلمة . تـؤيت أكلها كل حني �ذن ر�

.رار خبيثة كشجرة خبيثة اجتـثت من فـوق األرض ما هلا من قـ

Terjemahan:

“Tidaklah engkau melihat bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik, seperti pohon yang baik, akarnya tegak dan cabangnya ke langit. Ia memberikan.”

Adverbia telah dalam frasa verbal telah membuat

merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu

‘menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah

selesai berlangsung atau telah mencapai akhir’. Adverbia telah

dalam klausa Allah telah membuat perumpamaan yang terdapat

dalam surat Ibrahim (14):24-26 tersebut merupakan adverbia yang

menerangkan verba aktif membuat yang terletak di samping kanan

adverbia. Ini berarti bahwa verba aktif membuat yang yang terdapat

dalam klausa itu merupakan pekerjaan yang sudah selesai yang

dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (Allah).

40) Alisraa’ (17):23

Teks Ayat:

لغن عندك الكبـر أحدمه ه و�لوالدين إحسا� إما يـبـ ا أو وقضى ربك أال تـعبدوا إال إ�

هرمها وقل هلما قـوال كرميا كالمها فال تـقل هل .ما أف وال تـنـ

Page 113: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

95

Terjemahan:

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Allah dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”

Adverbia telah dalam frasa verbal telah memerintahkan

merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu

‘menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah

selesai berlangsung atau telah mencapai akhir’. Adverbia telah

dalam klausa Dan Tuhanmu telah memerintahkan yang terdapat

dalam surat Alisraa’ (17):23 tersebut merupakan adverbia yang

menerangkan verba aktif memerintahkan yang terletak di samping

kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, dapat dinyatakan bahwa

verba aktif memerintahkan yang terdapat dalam klausa itu

merupakan pekerjaan yang sudah selesai yang dilakukan oleh

sesuatu yang menduduki fungsi subjek (Tuhanmu).

41) Annur (24):63

Teks Ayat:

نكم كدعاء بـعضكم بـعضا قد يـعلم ا� الذين يـتسللون منكم ال جتعلوا دعاء الرسول بـيـ

نة أو يصيبـهم عذاب أليم لواذا فـليحذر الذين خيالفون .عن أمره أن تصيبـهم فتـ

Terjemahan:

“Janganlah kamu menjadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan berlindung, maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya takut ditimpa cobaan atau ditimpa yang pedih”.

Page 114: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

96

Adverbia telah dalam frasa verbal telah mengetahui

merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu

‘menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah

selesai berlangsung atau telah mencapai akhir’. Adverbia telah

dalam klausa Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang

yang berangsur-angsur pergi yang terdapat dalam surat Annur

(24):63 tersebut merupakan adverbia yang menerangkan verba aktif

mengetahui yang terletak di samping kanan adverbia. Berdasarkan

hal tersebut, dapat dinyatakan bahwa verba aktif mengetahui yang

menduduki fungsi predikat itu adalah pekerjaan yang sudah terjadi

yang dilakukan oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (Allah).

42) Saba’ (34):23

Teks Ayat:

فـزع عن قـلو�م قالوا ماذا قال ربكم قالوا وال تنفع الشفاعة عنده إال لمن أذن له حىت إذا

.احلق وهو العلي الكبري

Terjemahan:

Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah melainkan bagi orang-orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata, “Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab, “(Perkataan) yang benar”, dan dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana”.

Adverbia telah dalam frasa verbal telah diizinkan-Nya

merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu

‘menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah

selesai berlangsung atau telah mencapai akhir’. Adverbia telah

Page 115: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

97

dalam klausa Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah melainkan

bagi orang-orang yang telah diizinkan-Nya yang terdapat dalam

surat Alisraa’ Saba’ (34):23 tersebut adalah advebia yang

menerangkan verba pasif diizinkan yang terletak di samping kanan

adverbia. Ini berarti bahwa verba pasif diizinkan yang menduduki

fungsi predikat itu adalah pekerjaan yang sudah terjadi yang dialami

oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (orang-orang).

43) Saba’ (34):23

Adverbia telah dalam frasa verbal telah dihilangkan

merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu

‘menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah

selesai berlangsung atau telah mencapai akhir’. Adverbia telah

dalam klausa sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati

mereka, mereka berkata yang terdapat dalam surat Saba’ (34):23

tersebut adalah advebia yang menerangkan verba pasif dihilangkan

yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba

pasif dihilangkan yang terdapat dalam klausa itu merupakan

pekerjaan yang sudah terjadi yang dialami oleh sesuatu yang

menduduki fungsi keterangan (dari hati mereka).

44) Saba’ (34):23

Adverbia telah dalam frasa verbal telah difirmankan

merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu

‘menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah

selesai berlangsung atau telah mencapai akhir’. Adverbia telah

Page 116: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

98

dalam klausa Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu yang

terdapat dalam surat Saba’ (34):23 tersebut adalah advebia yang

menerangkan verba pasif difirmankan yang terletak di samping

kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba pasif difirmankan

menunjukkan pekerjaan yang sudah selesai yang dilakukan oleh

Tuhanmu.

45) Alakhqaf (46):15

Teks Ayat:

نسان بوالديه نا اإل إحسا� محلته أمه كرها ووضعته كرها ومحله وفصاله ثالثون شهرا ووصيـ

علي حىت إذا بـلغ أشده وبـلغ أربعني سنة قال رب أوزعين أن أشكر نعمتك اليت أنـعمت

أن أعمل صاحلا تـرضاه وأصلح يل يف ذرييت إين تـبت إليك وإين من وعلى والدي و

.المسلمني

Terjemahan:

“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan sehingga apabila ia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun, ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya dapat berbuat amal yang salah yang Engkau ridhai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.

Adverbia telah dalam frasa adjektival telah dewasa

merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu

‘menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah

selesai berlangsung atau telah mencapai akhir’. Adverbia telah

dalam klausa sehingga apabila ia telah dewasa dan umurnya sampai

Page 117: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

99

empat puluh tahun, ia berdoa yang terdapat dalam surat Alakhqaf

(46):15 tersebut merupakan adverbia yang menerangkan adjektiva

dewasa yang terletak di samping kanan adverbia. Hal ini

menunjukkan bahwa adjektiva dewasa yang menduduki fungsi

predikat itu adalah keadaan yang sudah terjadi yang dialami oleh

sesuatu yang menduduki fungsi subjek (dia).

46) Alakhqaf (46):15

Adverbia telah dalam klausa Ya Tuhanku, tunjukilah aku

untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan

kepadaku merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau

kompletif, yaitu ‘menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan

atau sifat sudah selesai berlangsung atau telah mencapai akhir’.

Adverbia telah dalam klausa Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk

mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku

yang terdapat dalam surat Alakhqaf (46):15 tersebut merupakan

adverbia yang menerangkan verba berikan. Dengan demikian, verba

berikan yang terdapat dalam klausa tersebut merupakan pekerjaan

yang sudah selesai yang dilakukan oleh Engkau ‘Allah’.

47) Muhammad (47):21

Teks Ayat:

.معروف فإذا عزم األمر فـلو صدقوا ا� لكان خريا هلم وقول طاعة

Terjemahan:

“Taat dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). Apabila telah tetap perintah perang (mereka tidak menyukainya). Akan tetapi, jikalau mereka benar (imannya)

Page 118: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

100

terhadap Allah SWT, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka”.

Adverbia telah dalam frasa verbal telah tetap merupakan

adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu

‘menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah

selesai berlangsung atau telah mencapai akhir’. Adverbia telah

dalam klausa Apabila telah tetap perintah perang (mereka tidak

menyukainya) yang terdapat dalam surat Muhammad (47):21

tersebut adalah adverbia yang menerangkan verba tetap yang terletak

di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba pasif tetap yang

menduduki fungsi predikat itu adalah keadaan yang sudah terjadi

yang dialami oleh sesuatu yang menduduki fungsi subjek (perintah

perang).

48) Alhujurat (49):2-3

Teks Ayat:

له �لقول كجهر � أيـها الذين آمنوا ال تـرفـعوا أصواتكم فـوق صوت النيب وال جتهروا

إن الذين يـغضون أصواتـهم عند . بـعضكم لبـعض أن حتبط أعمالكم وأنتم ال تشعرون

.يم رسول ا� أولئك الذين امتحن ا� قـلوبـهم للتـقوى هلم مغفرة وأجر عظ

Terjemahan:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari”. “Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah, mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah SWT untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar”.

Page 119: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

101

Adverbia telah dalam frasa verbal telah diuji merupakan

adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu

‘menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah

selesai berlangsung atau telah mencapai akhir’. Adverbia telah

dalam klausa mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati

mereka oleh Allah SWT yang terdapat dalam surat Alhujurat (49):2-

3 tersebut adalah adverbia yang menerangkan verba pasif diuji yang

terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba pasif

diuji tersebut merupakan keadaan yang sudah terjadi yang mengena

kepada sesuatu yang menduduki fungsi subjek dalam klausa

pewatasnya (hati mereka).

49) Almujadalah (58):9

Teks Ayat:

نه ويـتـناجون �إلمث والعدوان أمل تـر إىل الذين نـهوا عن النجوى مث يـعودون لما نـهوا ع

بـنا ومعصيت الرسول وإذا جاؤوك حيـوك مبا مل حييك به ا� ويـقولون يف أنفسهم لوال يـع ذ

تم فال .ريا� مبا نـقول حسبـهم جهنم يصلونـها فبئس المص � أيـها الذين آمنوا إذا تـناجيـ

ي إليه تـتـناجوا �إلمث والعدوان ومعصيت الرسول وتـناجوا �لرب والتـقوى واتـقوا ا� الذ

ا النجوى من الشيطان ليحز .حتشرون ن الذين آمنوا وليس بضارهم شيئا إال �ذن ا� إمن

.وعلى ا� فـليـتـوكل المؤمنون

Terjemahan:

“Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah SWT untukmu. Dan mereka mengatakan kepada diri mereka sendiri “Mengapa Allah SWT tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?” Cukuplah bagi mereka

Page 120: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

102

neraka Jahanam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali”. “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah SWT yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan”. “Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu dari setan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedangkan pembicaraan itu tiada memberi mudarat sedikit pun kepada mereka, kecuali dengan ijin Allah SWT dan kepada Allahlah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal”

Adverbia telah dalam frasa verbal telah dilarang

merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu

‘menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah

selesai berlangsung atau telah mencapai akhir’. Adverbia telah

dalam klausa Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah

dilarang mengadakan pembicaraan rahasia yang terdapat dalam

surat Almujadalah (58):9 tersebut adalah adverbia yang

menerangkan verba pasif dilarang yang terletak di samping kanan

adverbia. Ini berarti bahwa verba pasif dilarang tersebut merupakan

keadaan yang sudah terjadi yang mengena kepada sesuatu yang

menduduki fungsi pelengkap (orang-orang).

i. Makna adverbia sudah

50) Almaidah (5):41

Teks Ayat:

تـؤمن ومل �فـواههم آمنا قالوا الذين من الكفر يف يسارعون الذين حيزنك ال الرسول أيـها �

من الكلم حيرفون �توك مل آخرين لقوم مساعون للكذب مساعون هادوا الذين ومن قـلوبـهم

نـته ا� يرد ومن فاحذروا تـؤتـوه مل وإن فخذوه هـذا أوتيتم إن يـقولون مواضعه بـعد فـلن فتـ

Page 121: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

103

ر أن ا� يرد مل ذين ال أولـئك شيئا ا� من له متلك نـيا يف هلم قـلوبـهم يطه يف وهلم خزي الد

.عظيم عذاب اآلخرة

Terjemahan:

“Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah" Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) dari Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.”

Adverbia sudah dalam frasa verbal sudah dirobah-robah

merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu

‘menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah

selesai berlangsung atau telah mencapai akhir’. Adverbia sudah

dalam klausa Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh

mereka) kepada kamu, maka terimalah yang terdapat dalam surat

Almaidah (5):41 tersebut adalah adverbia yang menerangkan verba

pasif dirobah-robah. Ini berarti bahwa verba pasif dirobah-robah

tersebut merupakan pekerjaan yang sudah terjadi yang dilakukan

oleh sesuatu yang menduduki fungsi pelengkap (mereka). Klausa

semacam ini merupakan klausa atributif. Klausa yang terletak di

dalam kurung merupakan klausa pewatas yang menjelaskan nomina

yang berada di depannya yang menggunakan kata ganti penunjuk

Page 122: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

104

(ini). Perlu diketahui bahwa kata dirobah-robah bukanlah kata yang

baku dalam bahasa Indonesia. Untuk kata bakunya adalah diubah-

ubah.

51) Annur (24):53

Teks Ayat:

ة معروفة إن ا� خبري وأقسموا �� جهد أميا�م لئن أمرتـهم ليخرجن قل ال تـقسموا طاع

.مبا تـعملون

Terjemahan:

“Dan mereka bersumpah dengan nama Allah sekuat-kuat sumpah, jika engkau menyeruh mereka, pastilah mereka akan keluar. Katakanlah, “Janganlah kamu bersumpah, (karena ketaatan yang diminta adalah) ketaatan yang sudah dikenal. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Adverbia sudah dalam frasa verbal sudah dikenal

merupakan adverbia penanda aspek perfektif atau kompletif, yaitu

‘menerangkan suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah

selesai berlangsung atau telah mencapai akhir’. Adverbia sudah

dalam klausa Janganlah kamu bersumpah, (karena ketaatan yang

diminta adalah) ketaatan yang sudah dikenal yang terdapat dalam

surat Annur (24):53 tersebut merupakan adverbia yang menerangkan

bahwa verba pasif dikenal yang terletak di samping kanan adverbia.

Berdasarkan hal tersebut, maka verba pasif dikenal menjadi sebuah

keadaan yang sudah terjadi yang dikenakan terhadap sesuatu yang

terletak di samping kiri adverbia (ketaatan).

Page 123: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

105

j. Makna adverbia selalu

52) Albaqarah (2):83

Teks Ayat:

واليـتامى القرىب وذي إحسا� و�لوالدين ا� إال تـعبدون ال إسرائيل بين ميثاق أخذ� وإذ

تم مث الزكاة وآتوا الصالة وأقيموا حسنا للناس وقولوا والمساكني وأنتم منكم قليال إال تـوليـ

.معرضون

Terjemahan:

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.”

Adverbia selalu dalam frasa verbal selalu berpaling

merupakan adverbia penanda aspek frekuentatif, yaitu ‘menerangkan

kekerapan terjadinya suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan’ atau

‘menunjukkan bahwa suatu peristiwa sering terjadi’. Secara leksikal,

selalu mempunyai makna ‘senantiasa; selamanya; sering, terus-

menerus; tidak pernah tidak’. Adverbia selalu dalam klausa dan

kamu selalu berpaling yang terdapat dalam surat Albaqarah (2):83

tersebut merupakan adverbia yang menerangkan verba berpaling

yang terletak di samping kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut,

maka verba aktif intransitif berpaling merupakan keadaan atau

pekerjaan yang terus-menerus dilakukan oleh sesuatu yang

menduduki fungsi subjek (kamu).

Page 124: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

106

53) Alan’aam (6):93

Teks Ayat:

سأنزل قال ومن شيء إليه يوح ومل إيل أوحي قال أو كذ� ا� على افـتـرى ممن أظلم ومن

أيديهم �سطوا والمآلئكة الموت غمرات يف الظالمون إذ تـرى ولو ا� أنزل ما مثل

ر ا� على تـقولون كنتم مبا اهلون اب عذ جتزون اليـوم أنفسكم أخرجوا عن وكنتم احلق غيـ

.تستكربون آ�ته

Terjemahan:

"Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau berkata: "Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan siapa yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah'. Sekiranya engkau melihat waktu orang-orang yang zalim dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat membuka tangan mereka (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawa kamu'. Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah yang tidak benar dan kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya."

Adverbia selalu dalam frasa verbal selalu mengatakan

merupakan adverbia penanda aspek frekuentatif, yaitu ‘menerangkan

kekerapan terjadinya suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau’.

Adverbia selalu dalam klausa karena kamu selalu mengatakan

terhadap Allah yang tidak benar yang terdapat dalam surat

Alan’aam (6):93 tersebut merupakan adverbia yang menerangkan

verba mengatakan yang terletak di samping kanan adverbia.

Berdasarkan hal tersebut, maka verba aktif mengatakan merupakan

pekerjaan yang senantiasa dilakukan oleh sesuatu yang menduduki

fungsi subjek (kamu).

Page 125: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

107

54) Alan’aam (6):93

Adverbia selalu dalam frasa verbal selalu menyombongkan

merupakan adverbia penanda aspek frekuentatif, yaitu ‘menerangkan

kekerapan terjadinya suatu pekerjaan, peristiwa, keadaan atau’.

Adverbia selalu dalam klausa dan kamu selalu menyombongkan diri

terhadap ayat-ayat-Nya yang terdapat dalam surat Alan’aam (6):93

tersebut merupakan adverbia yang menerangkan verba

menyombongkan yang terletak di samping kanan adverbia. Ini

menunjukkan bahwa verba aktif menyombongkan merupakan

pekerjaan yang senantiasa dilakukan oleh sesuatu yang menduduki

fungsi subjek (kamu).

2. Makna Adverbia Penanda Sangkalan

a. Makna adverbia tidak

55) Albaqarah (2):31-32

Teks Ayat:

كنتم إن هـؤالء �مساء أنبئوين فـقال المالئكة على عرضهم مث كلها األمساء آدم وعلم

.احلكيم العليم أنت إنك علمتـنا ما إال لنا علم ال سبحانك قالوا . صادقني

Terjemahan:

“Dan mengajarkan Adam Nama-nama seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Page 126: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

108

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak ada merupakan

adverbia penanda sangkalan yang bermakna ‘menyatakan ingkar

atau menyangkal akan kategori yang didampinginya’. Adverbia tidak

dalam klausa tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang

telah Engkau ajarkan kepada kami yang terdapat dalam surat

Albaqarah (2):31-32 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal

verba ada yang terletak di samping kanan adverbia. Hal ini

menunjukkan bahwa verba ada yang terdapat dalam klausa tersebut

menjadi keadaan yang disangkal oleh adverbia. Adapun

penyangkalan itu ditujukan untuk sesuatu yang disebutkan pada

subjek (yang kami ketahui).

56) Albaqarah (2):44

Teks Ayat:

.تعقلون أفال الكتاب تتلون وأنتم أنفسكم وتنسون بالبر الناس أتأمرون

Terjemahan:

“Apakah kamu menyuruh orang melakukan aneka kebajikan dan kamu melupakan diri kamu sendiri, padahal kamu membaca kitab suci. Tidakkah kamu berakal?”

Adverbia tidak merupakan adverbia penanda sangkalan

yang bermakna ‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori

yang didampinginya’. Namun, dalam hal ini, adverbia tidak dalam

klausa Tidakkah kamu berakal bukanlah adverbia yang mengingkari

atau menyangkal akan kategori yang didampinginya (kamu) tetapi

menyangkal atau mengingkari sesuatu yang menjadi predikat dalam

klausa tersebut (berakal). Hal itu dikarenakan jika dalam konstruksi

Page 127: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

109

klausa deklaratif, klausa tersebut berbunyi kamu tidak berakal. Jadi,

yang diingkari atau disangkal itu adalah berakalnya, bukan aku.

Pembalikan urutan klausa menjadi Tidakkah kamu berakal

menjadikan klausa tersebut akan menjadi kalimat tanya dengan

menjadikan adverbia tidak menjadi topiknya. Pelekatan partikel –kah

setelah adverbia tidak tersebut mempunyai makna menegaskan

sebagai kalimat tanya atau interogatif.

57) Albaqarah (2):71

Teks Ayat:

قالوا فيها شية ال مسلمة احلرث تسقي وال األرض تثري ذلول ال بـقرة إنـها يـقول إنه ال ق

.يـفعلون كادوا وما فذحبوها �حلق جئت اآلن

Terjemahan:

“Musa berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya." mereka berkata: "Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya". kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu.”

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak bercacat

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Adverbia tidak dalam frasa tidak bercacat yang

terdapat dalam klausa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum

pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk

mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya yang

terdapat dalam surat Albaqarah (2):71 tersebut merupakan adverbia

yang menyangkal verba bercacat yang terletak di samping kanan

Page 128: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

110

adverbia. Hal ini menunjukkan bahwa verba bercacat merupakan

sesuatu keadaan yang disangkal atau diingkari. Frasa verbal tidak

bercacat itu menjadi kedaan yang dimiliki oleh sesuatu yang

menduduki fungsi subjek dalam klausa tersebut (sapi betina).

58) Albaqarah (2):71

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak ada merupakan

adverbia penanda sangkalan yang bermakna ‘menyatakan ingkar

atau menyangkal akan kategori yang didampinginya’. Adverbia tidak

dalam klausa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah

dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi

tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya yang terdapat dalam

surat Albaqarah (2):71 tersebut merupakan adverbia yang

menyangkal verba ada yang terletak di samping kanan adverbia. Hal

ini menunjukkan bahwa verba ada yang terdapat dalam klausa

tersebut menjadi sesuatu keadaan yang disangkal oleh adverbia.

Adapun penyangkalan tersebut diberlakukan terhadap kategori

belangnya.

59) Albaqarah (2):71

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak melaksanakan

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Adverbia tidak dalam klausa kemudian mereka

menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan

perintah itu yang terdapat dalam surat Albaqarah (2):71 tersebut

Page 129: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

111

merupakan adverbia yang menyangkal verba melaksanakan yang

terletak di samping kanan adverbia. Hal ini menunjukkan bahwa

verba melaksanakan merupakan sesuatu perbuatan yang disangkal

atau diingkari yang dilakukan oleh subjek (mereka).

60) Albaqarah (2):83

Teks Ayat:

واليـتامى القرىب وذي إحسا� و�لوالدين ا� إال تـعبدون ال إسرائيل بين ميثاق أخذ� وإذ

تم مث الزكاة وآتوا الصالة وأقيموا حسنا للناس وقولوا والمساكني وأنتم منكم قليال إال تـوليـ

.معرضون

Terjemahan:

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.”

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak memenuhi

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Adverbia tidak yang terdapat dalam klausa

kemudian kamu tidak memenuhi janji itu yang terdapat dalam surat

Albaqarah (2):83 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal

verba memenuhi yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti

bahwa verba memenuhi yang terdapat dalam klausa tersebut adalah

perbuatan yang disangkal atau diingkari atau tidak dilakukan oleh

subjek (kamu).

Page 130: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

112

61) Albaqarah (2):235

Teks Ayat:

أنكم ا� علم أنفسكم يف أكننتم أو النساء خطبة من به عرضتم فيما عليكم جناح وال

النكاح عقدة تـعزموا وال معروفا قـوال تـقولوا أن إال سرا تـواعدوهن ال ولـكن ستذكرونـهن

لغ حىت ا� أن واعلموا فاحذروه أنفسكم يف ما يـعلم ا� أن واعلموا أجله الكتاب يـبـ

.حليم غفور

Terjemahan:

“Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, keculi sekadar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma’ruf. Dan janganlah kamu ber’azam (bertetap hati) untuk beraqad nikah. Sebelum sampai ketetapan (menyangkut ‘iddah wanita itu) pada akhir masanya. Dan ketahuilah bahwa Allah mengetahui apa yang ada dalam hati kamu; maka takutlah kepada-nya dan ketahuilah bahwa Allah maha pengampun lagi maha penyantun.”

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak ada merupakan

adverbia penanda sangkalan yang bermakna ‘menyatakan ingkar

atau menyangkal akan kategori yang didampinginya’. Adverbia tidak

dalam klausa Dan tidak ada dosa bagi kamu yang terdapat dalam

surat Albaqarah (2):235 tersebut merupakan adverbia yang

menyangkal verba ada yang terletak di samping kanan adverbia.

Berdasarkan hal tersebut, maka verba ada yang menduduki fungsi

predikat itu menjadi sesuatu keadaan yang disangkal. Adapun

penyangkalan itu ditujukan untuk sesuatu yang disebutkan pada

subjek (dosa).

Page 131: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

113

62) Annisaa’ (4):46

Teks Ayat:

عنا ويـقولون مواضعه عن الكلم حيرفون هادوا الذين من نا مس ر وامسع وعصيـ مسمع غيـ

عنا قالوا أنـهم ولو الدين يف وطعنا �لسنتهم ليا وراعنا خريا لكان وانظر� وامسع وأطعنا مس

.قليال إال يـؤمنون فال بكفرهم ا� لعنـهم ولكن وأقـوم هلم

Terjemahan:

“Yaitu orang-orang Yahudi. Mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya, dan mereka berkata, kami mendengar, tetapi kami tidak menurutinya.” Dan “Dengarlah sedang kami tidak mendengar” Dan (mereka mengatakan): ‘Raa inaa’ dengan memutar-mutar lidah mereka dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan: “Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikannlah kami; tentulah itu baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis.

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak menurutinya

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Adverbia tidak dalam klausa tetapi kami tidak

menurutinya yang terdapat dalam surat Annisaa’ (4):46 tersebut

merupakan adverbia yang menyangkal verba menurutinya yang

terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba

menurutinya yang menduduki fungsi predikat itu menjadi perbuatan

yang disangkal atau diingkari. Dengan kata lain bahwa menurutinya

itu tidaklah menjadi perbuatan yang dilakukan oleh subjek (kami).

63) Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak mendengar

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

Page 132: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

114

didampinginya’. Adverbia tidak dalam klausa Dan “Dengarlah

sedang kami tidak mendengar” yang terdapat dalam surat Annisaa’

(4):46 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba

mendengar yang terletak di samping kanan adverbia. Berdasarkan

hal tersebut, maka verba mendengar yang menduduki fungsi predikat

itu menjadi perbuatan yang disangkal atau diingkari. Ini berarti

bahwa verba menurutinya tersebut bukanlah menjadi perbuatan

yang dilakukan atau dialami oleh subjek (kami).

64) Annisaa’ (4):46

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak beriman merupakan

adverbia penanda sangkalan yang bermakna ‘menyatakan ingkar

atau menyangkal akan kategori yang didampinginya’. Adverbia tidak

dalam frasa tidak beriman yang terdapat dalam klausa Mereka tidak

beriman kecuali iman yang sangat tipis yang terdapat dalam surat

Annisaa’ (4):46 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal

verba beriman yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti

bahwa verba beriman yang berfungsi sebagai predikat itu merupakan

perbuatan atau keadaan yang disangkal atau diingkari atau tidak

dilakukan oleh subjek (mereka).

65) Almaidah (5):13

Teks Ayat:

حظا ونسوا مواضعه عن الكلم حيرفون قاسية قـلوبـهم وجعلنا لعناهم ميثاقـهم نـقضهم فبما

هم خآئنة على تطلع تـزال وال به ذكروا مما نـ هم قليال إال م نـ هم فاعف م ا� إن واصفح عنـ

. المحسنني حيب

Page 133: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

115

Terjemahan:

“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka, kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat ihsan.

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak berkhianat

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Adverbia tidak dalam klausa kecuali sedikit di

antara mereka yang tidak berkhianat yang terdapat dalam surat

Annisaa’ (4):46 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal

verba berkhianat yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti

bahwa verba berkhianat dalam klausa tersebut merupakan perbuatan

yang disangkal atau diingkari atau tidak dilakukan oleh subjek

(mereka).

66) Almaidah (5):63

Teks Ayat:

هاهم لوال نيون يـنـ .يصنـعون كانوا ما لبئس السحت وأكلهم اإلمث قـوهلم عن واألحبار الر�

Terjemahan:

“Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan”.

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak melarang

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

Page 134: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

116

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Adverbia tidak dalam klausa pendeta-pendeta

mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan

memakan yang haram yang terdapat dalam surat Almaidah (5):63

tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba melarang yang

terletak di samping kanan adverbia. Hal ini menjelaskan bahwa

verba melarang dalam klausa tersebut merupakan perbuatan yang

disangkal atau diingkari atau tidak dilakukan oleh subjek (pendeta-

pendeta mereka).

67) Alan’aam (6):93

Teks Ayat:

سأنزل قال ومن شيء إليه يوح ومل إيل أوحي قال أو كذ� ا� على افـتـرى ممن أظلم ومن

أيديهم �سطوا والمآلئكة الموت غمرات يف الظالمون إذ تـرى ولو ا� أنزل ما مثل

ر ا� على تـقولون كنتم مبا اهلون عذاب جتزون اليـوم أنفسكم أخرجوا عن وكنتم احلق غيـ

.تستكربون آ�ته

Terjemahan:

"Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat kedustaan terhadap Allah atau berkata: "Telah diwahyukan kepada saya, padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya, dan siapa yang berkata: "Saya akan menurunkan seperti apa yang diturunkan Allah'. Sekiranya engkau melihat waktu orang-orang yang zalim dalam tekanan-tekanan sakaratul maut, sedang para malaikat membuka tangan mereka (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawa kamu'. Pada hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan karena kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah yang tidak benar dan kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya."

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak ada merupakan

adverbia penanda sangkalan yang bermakna ‘menyatakan ingkar

Page 135: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

117

atau menyangkal akan kategori yang didampinginya’. Adverbia tidak

dalam klausa padahal tidak ada diwahyukan sesuatu pun kepadanya

yang terdapat dalam surat Albaqarah (2):235 tersebut merupakan

adverbia yang menyangkal verba ada yang terletak di samping kanan

adverbia. Berdasarkan hal tersebut, maka verba ada yang menduduki

fungsi predikat itu menjadi sesuatu keadaan yang disangkal. Adapun

penyangkalan itu ditujukan untuk sesuatu yang disebutkan pada

subjek (sesuatu pun).

68) Alan’aam (6):93

Adverbia tidak dalam frasa adjektival tidak benar

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Adverbia tidak dalam klausa karena kamu selalu

mengatakan terhadap Allah yang tidak benar yang terdapat dalam

surat Alan’aam (6):93 tersebut merupakan adverbia yang

menyangkal adjektiva benar yang terletak di samping kanan

adverbia. Ini berarti bahwa adjektiva benar dalam klausa tersebut

merupakan keadaan yang disangkal atau diingkari. Adapun keadaan

yang disangkal itu (tidak benar) merupakan sesuatu yang ditujukan

untuk perbuatan yang dilakukan oleh subjek (mereka), yaitu

perbuatan yang selalu mengatakan terhadap Allah.

Page 136: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

118

69) Alan’aam (6):112

Teks Ayat:

زخرف بـعض إىل بـعضهم يوحي واجلن اإلنس شياطني عدوا نيب لكل جعلنا وكذلك

.يـفتـرون وما فذرهم فـعلوه ما ربك شاء ولو غرورا القول

Terjemahan:

"Dan demikian itulah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi musuh, yaitu syaitan-syaitan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu. Seandainya Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan."

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak mengerjakannya

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Adverbia tidak dalam klausa niscaya mereka tidak

mengerjakannya yang terdapat dalam surat Alan’aam (6):112

tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba

mengerjakannya yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti

bahwa verba mengerjakannya dalam klausa tersebut merupakan

perbuatan yang disangkal atau diingkari atau tidak dlilakukan oleh

subjek (mereka).

70) Alan’aam (6):152

Teks Ayat:

لغ حىت أحسن هي �ليت إال اليتيم مال تـقربوا ال و �لقسط والميزان الكيل وأوفوا أشده يـبـ

ذلكم أوفوا ا� وبعهد قـرىب ذا كان ولو فاعدلوا قـلتم وإذا وسعها إال نـفسا نكلف ال

.تذكرون لعلكم به وصاكم

Page 137: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

119

Terjemahan:

"Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat (mu) dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat".

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak memikulkan

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Adverbia tidak dalam klausa Kami tidak

memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar

kesanggupannya yang terdapat dalam surat Alan’aam (6):152

tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba memikulkan

yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba

memikulkan dalam klausa tersebut merupakan perbuatan yang

disangkal atau diingkari atau tidak dlilakukan oleh subjek (kami).

71) Ala’raf (7):161-162

Teks Ayat:

ها وكلوا القرية هـذه اسكنوا هلم قيل وإذ تم حيث منـ سجدا الباب وادخلوا حطة وقولوا شئـ

هم ظلموا الذين فـبدل . المحسنني سنزيد خطيئاتكم لكم نـغفر ر قـوال منـ هلم قيل الذي غيـ

.يظلمون كانوا مبا السماء من رجزا عليهم فأرسلنا

Terjemahan:

"Dan (ingatlah) ketika dikatakan kepada mereka "Tinggallah di negeri ini dan makanlah darinya di mana saja kamu menghendaki. Dan katakanlah 'Hiththah dan masukilah pintu gerbang sambil membungkuk niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahan kamu'. Kelak akan kami tambah kepada para muhsinin". Lalu orang-orang

Page 138: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

120

yang dzalim di antara mereka itu mengganti (perkataan itu) dengan perkataan yang tidak dikatakan kepada mereka, maka Kami timpakan kepada mereka azab dari langit disebabkan kezhaliman mereka.

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak dikatakan

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Adverbia tidak dalam klausa Lalu orang-orang

yang dzalim di antara mereka itu mengganti (perkataan itu) dengan

perkataan yang tidak dikatakan kepada mereka yang terdapat dalam

surat Ala’raf (7):161-162 tersebut merupakan adverbia yang

menyangkal verba pasif dikatakan yang terletak di samping kanan

adverbia. Dengan demikian, verba dikatakan dalam klausa tersebut

menjadi perbuatan yang disangkal atau diingkari atau yang tidak

dialami oleh nomina perkataan.

72) Attaubah (9):31-32

Teks Ayat:

إلـها ليـعبدوا إال أمروا وما مرمي ابن والمسيح ا� دون من أر�� ورهبانـهم أحبارهم اختذوا

ا� و�ىب �فـواههم ا� نور يطفؤوا أن يريدون . يشركون عما سبحانه هو إال إلـه ال واحدا

.الكافرون كره ولو نوره م يت أن إال

Terjemahan:

"Mereka menjadikan para ahbar mereka, dan rahib-rahib mereka sebatai tuhan-tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al-Masih putrra Maryam; padahal mereka tidak disuruh kecuali menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada tuhan selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Mereka berkehendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka, padahal Allah enggan selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir tidak menyukai."

Page 139: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

121

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak disuruh merupakan

adverbia penanda sangkalan yang bermakna ‘menyatakan ingkar

atau menyangkal akan kategori yang didampinginya’. Adverbia tidak

dalam klausa padahal mereka tidak disuruh kecuali menyembah

Tuhan Yang Maha Esa yang terdapat dalam surat Attaubah (9):31-

32 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba pasif

disuruh yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian,

verba disuruh dalam klausa tersebut menjadi perbuatan yang

disangkal atau diingkari atau yang tidak dialami oleh subjek

(mereka).

73) Attaubah (9):31-32

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak ada merupakan

adverbia penanda sangkalan yang bermakna ‘menyatakan ingkar

atau menyangkal akan kategori yang didampinginya’. Adverbia tidak

dalam klausa tidak ada tuhan selain Dia yang terdapat dalam surat

Attaubah (9):31-32 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal

verba ada yang terletak di samping kanan adverbia. Berdasarkan hal

tersebut, maka verba ada yang terdapat dalam klausa tersebut

menjadi sesuatu keadaan yang disangkal. Adapun penyangkalan itu

ditujukan untuk keberadaan nomina Tuhan.

74) Attaubah (9):31-32

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak menyukai

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

Page 140: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

122

didampinginya’. Adverbia tidak dalam klausa walaupun orang-

orang kafir tidak menyukai yang terdapat dalam surat Attaubah

(9):31-32 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba

menyukai yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan

demikian, verba menyukai dalam klausa tersebut menjadi perbuatan

yang disangkal atau diingkari atau yang tidak dilakukan oleh subjek

(orang-orang kafir).

75) Yunus (10):99-100

Teks Ayat:

يعا أفأنت تكره الناس حىت يكونوا مؤمنني . ولو شاء ربك آلمن من يف األرض كلهم مج

.ال يـعقلون وما كان لنـفس أن تـؤمن إال �ذن ا� وجيعل الرجس على الذين

Terjemahan:

“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua yang dimuka bumi seluruhnya. Maka apakah engkau, engkau memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang mukmin semuanya, padahal tidak ada satu jiwapun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kotoran kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.”

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak ada merupakan

adverbia penanda sangkalan yang bermakna ‘menyatakan ingkar

atau menyangkal akan kategori yang didampinginya’. Adverbia tidak

dalam klausa padahal tidak ada satu jiwapun akan beriman kecuali

dengan izin Allah yang terdapat dalam surat Yunus (10):99-100

tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba ada yang

terletak di samping kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, maka

verba ada yang terdapat dalam klausa tersebut menjadi sesuatu

keadaan yang disangkal. Adapun penyangkalan itu ditujukan untuk

Page 141: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

123

keberadaan nomina yang terletak di samping kanannya (satu jiwa

pun).

76) Yunus (10):99-100

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak mempergunakan

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Adverbia tidak dalam klausa dan Allah

menimpakan kotoran kepada orang-orang yang tidak

mempergunakan akalnya yang terdapat dalam surat Yunus (10):99-

100 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba

mempergunakan yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan

demikian, maka verba mempergunakan yang terdapat dalam klausa

tersebut menjadi perbuatan yang disangkal atau tidak dilakukan oleh

nomina orang-orang.

77) Hud (11):69

Teks Ayat:

أن جاء بعجل ولقد جاءت رسلنا إبـراهيم �لبـشرى قالوا سالما قال سالم فما لبث

.حنيذ

Terjemahan:

“Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami telah datang kepada

Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan,

“Salam”. Ibrahim menjawab “Salam”: maka tidak lama kemudian

Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang.”

Adverbia tidak dalam frasa adjektival tidak lama

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

Page 142: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

124

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Adverbia tidak dalam klausa maka tidak lama

kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang

yang terdapat dalam surat Hud (11):69 tersebut merupakan adverbia

yang menyangkal adjektiva lama yang terletak di samping kanan

adverbia. Ini berarti bahwa adjektiva lama menjadi keadaan yang

disangkal atau diingkari. Dengan demikian, tidak lama tersebut

menunjukkan waktu yang sebentar sebelum Ibrahim menyuguhkan

daging anak sapi yang dipanggang.

78) Ibrahim (14):24-26

Teks Ayat:

. كلمة طيبة كشجرة طيبة أصلها �بت وفـرعها يف السماءأمل تـر كيف ضرب ا� مثال

ا ويضرب ا� األمثال للناس لعلهم يـتذكرون ومثل كلمة . تـؤيت أكلها كل حني �ذن ر�

.ت من فـوق األرض ما هلا من قـرار خبيثة كشجرة خبيثة اجتـث

Terjemahan:

“Tidaklah engkau melihat bagaimana Allah telah membuat

perumpamaan kalimat yang baik, seperti pohon yang baik, akarnya

tegak dan cabangnya ke langit. Ia memberikan.”

Adverbia tidak merupakan adverbia penanda sangkalan

yang bermakna ‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori

yang didampinginya’. Namun, dalam hal ini, adverbia tidak dalam

klausa Tidaklah engkau melihat bagaimana Allah telah membuat

perumpamaan kalimat yang baik bukanlah adverbia yang

mengingkari atau menyangkal akan kategori yang didampinginya

(engkau) tetapi menyangkal atau mengingkari sesuatu yang menjadi

Page 143: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

125

predikat dalam klausa tersebut (melihat). Hal itu dikarenakan klausa

tersebut telah mengalami permutasi. Klausa tersebut berasal dari

struktur Engkau tidaklah melihat bagaimana Allah telah membuat

perumpamaan kalimat yang baik. Jadi, yang diingkari atau disangkal

itu adalah melihat, bukan engkau. Pembalikan urutan klausa menjadi

Tidaklah engkau melihat menjadikan adverbia sangkalan tidak

menjadi topiknya. Pelekatan partikel –lah setelah adverbia tidak

tersebut mempunyai makna ‘memberikan ketegasan yang sedikit

keras’.

79) Annur (24):12

Teks Ayat:

عتموه ظن المؤمنون والمؤمنات �نف .سهم خريا وقالوا هذا إفك مبني لوال إذ مس

Terjemahan:

Mengapa di waktu kamu mendengarnya orang-orang mukmin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka dan berkata: “Ini adalah satu berita bohong yang nyata”.

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak bersangka

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Adverbia tidak dalam klausa Mengapa di waktu

kamu mendengarnya orang-orang mukmin dan mukminat tidak

bersangka baik terhadap diri mereka yang terdapat dalam surat

Annur (24):12 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba

bersangka yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan

demikian, maka verba bersangka yang terdapat dalam klausa

Page 144: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

126

tersebut menjadi perbuatan yang disangkal atau tidak dilakukan oleh

subjek (orang-orang mukmin dan mukminat).

80) Annur (24):15-18

Teks Ayat:

عند ا� إذ تـلقونه �لسنتكم وتـقولون �فـواهكم ما ليس لكم به علم وحتسبونه هينا وهو

عتموه قـلتم ما يكون لنا أن نـتكلم �ذا سبحانك هذا بـهتان عظيم . عظيم . ولوال إذ مس

عل . يعظكم ا� أن تـعودوا لمثله أبدا إن كنتم لكم اآل�ت وا� ا� .يم حكيم ويـبـني

Terjemahan:

“Ketika kamu menerimanya dari lidah ke lidah dan kamu katakan dengan mulut-mulut kamu, apa yang tidak ada bagi kamu tentangnya sedikit pengetahuan, dan kamu menganggapnya suatu yang remeh, padahal dia pada sisi Allah adalah besar. Dan Mengapa kamui saat mendengarnya tidak berkata: “Sekali-kali tidak pantas bagi kita memperkatakan ini. Maha Suci Engkau, ini adalah dusta yang besar”. Allah memperingatkan kamu karena tidak suka kamu kembali memperbuat serupa dengannya selama-lamanya; jika kamu orang-orang mukmin dan Allah menerangkan kepada kamu ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak ada merupakan

adverbia penanda sangkalan yang bermakna ‘menyatakan ingkar

atau menyangkal akan kategori yang didampinginya’. Adverbia tidak

dalam klausa dan kamu katakan dengan mulut-mulut kamu, apa yang

tidak ada bagi kamu tentangnya sedikit pengetahuan yang terdapat

dalam surat Annur (24):15-18 tersebut merupakan adverbia yang

menyangkal verba ada yang terletak di samping kanan adverbia.

Berdasarkan hal tersebut, maka verba ada yang terdapat dalam

klausa tersebut menjadi sesuatu keadaan yang diingkari atau

Page 145: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

127

disangkal. Adapun tidak ada itu merujuk pada sedikit pengetahuan

tentangnya.

81) Annur (24):15-18

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak berkata merupakan

adverbia penanda sangkalan yang bermakna ‘menyatakan ingkar

atau menyangkal akan kategori yang didampinginya’. Adverbia tidak

dalam klausa Dan Mengapa kamu saat mendengarnya tidak berkata

yang terdapat dalam surat Annur (24):15-18 tersebut merupakan

adverbia yang menyangkal verba berkata yang terletak di samping

kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, maka verba berkata yang

terdapat dalam klausa tersebut menjadi perbuatan yang diingkari

atau disangkal atau tidak dilakukan nomina kamu.

82) Annur (24):15-18

Adverbia tidak dalam frasa adjektival tidak pantas

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Adverbia tidak dalam klausa Sekali-kali tidak

pantas bagi kita memperkatakan ini yang terdapat dalam surat

Annur (24):15-18 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal

adjektiva pantas yang terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti

bahwa adjektiva pantas yang terdapat dalam klausa tersebut

merupakan keadaan yang diingkari atau disangkal. Tidak pantas di

sini merujuk pada perbuatan memperkatakan ini.

Page 146: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

128

83) Annur (24):15-18

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak suka merupakan

adverbia penanda sangkalan yang bermakna ‘menyatakan ingkar

atau menyangkal akan kategori yang didampinginya’. Adverbia tidak

dalam klausa Allah memperingatkan kamu karena tidak suka kamu

kembali memperbuat serupa dengannya selama-lamanya yang

terdapat dalam surat Annur (24):15-18 tersebut merupakan adverbia

yang menyangkal verba suka yang terletak di samping kanan

adverbia. Ini berarti bahwa adjektiva suka yang terdapat dalam

klausa tersebut merupakan perbuatan yang diingkari atau disangkal

atau tidak dilakukan oleh subjek (Allah).

84) Alfurqan (25):22

Teks Ayat:

.يـوم يـرون المالئكة ال بشرى يـومئذ للمجرمني ويـقولون حجرا حمجورا

Terjemahan:

Pada hari mereka melihat malaikat, tidak ada kabar gembira buat para pendurhaka pada hari itu, dan mereka berkata: “Hijran Mahjuran”.

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak ada merupakan

adverbia penanda sangkalan yang bermakna ‘menyatakan ingkar

atau menyangkal akan kategori yang didampinginya’. Adverbia tidak

dalam klausa tidak ada kabar gembira buat para pendurhaka pada

hari itu yang terdapat dalam surat Alfurqan (25):22 tersebut

merupakan adverbia yang menyangkal verba ada yang terletak di

samping kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, maka verba ada

Page 147: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

129

yang terdapat dalam klausa tersebut menjadi sesuatu keadaan yang

diingkari atau disangkal. Adapun tidak ada yang terdapat dalam

klausa itu merujuk pada subjek (kabar gembira).

85) Alahzab (33):32

Teks Ayat:

نت فال ختضعن �لقول فـيطمع الذي يف قـلبه � نساء النيب لسنت كأحد من النساء إن اتـقيـ

.مرض وقـلن قـوال معروفا

Terjemahan:

“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk ketika berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik”.

Adverbia tidak merupakan adverbia penanda sangkalan

yang bermakna ‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori

yang didampinginya’. Adverbia tidak dalam klausa kamu sekalian

tidaklah seperti wanita yang lain yang terdapat dalam surat Alahzab

(33):32 tersebut merupakan adverbia yang menerangkan frasa

preposisional seperti wanita yang lain yang terletak di samping

kanan adverbia. Dalam hal ini adverbia tidak tersebut menyangkal

atau mengingkari frasa seperti wanita yang lain. Pelekatan partikel –

lah pada adverbia tidak mempunyai maksud untuk memberikan

ketegasan yang sedikit keras. Dengan demikian, klausa di atas

mengandung arti terdapat penegasan bahwa kamu sekalian yang

dimaksud dalam klausa itu tidak memiiki kesamaan ataupun

kemiripan dengan wanita yang lain.

Page 148: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

130

86) Saba’ (34):31

Teks Ayat:

وقال الذين كفروا لن نـؤمن �ذا القرآن وال �لذي بـني يديه ولو تـرى إذ الظالمون

م يـرجع بـعضهم إىل بـعض القول يـقول الذين استضعفوا للذين استكبـر وا موقوفون عند ر�

.ال أنتم لكنا مؤمنني لو

Terjemahan:

“Dan orang-orang kafir berkata: “Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Quran ini dan tidak (pula) kepada kitab yang sebelumnya”. Dan (alangkah hebatnya) kalau kamu lihat orang-orang zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebagian dari mereka menghadapkan perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: “Kalau tidaklah karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman”.

Adverbia tidak merupakan adverbia penanda sangkalan

yang bermakna ‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori

yang didampinginya’. Adverbia tidak dalam klausa Kalau tidaklah

karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman yang

terdapat dalam surat Saba’ (34):31 tersebut merupakan adverbia

yang menerangkan frasa preposisional karena kamu yang terletak di

samping kanan adverbia. Dalam hal ini adalah menyangkal atau

mengingkari frasa karena kamu tersebut. Pelekatan partikel –lah

pada adverbia tidak mempunyai maksud untuk memberikan

ketegasan yang sedikit keras. Klausa tersebut pada awalnya bisa

berarti bahwa kami menjadi orang-orang yang beriman bukanlah

disebabkan karena kamu. Namun, klausa tersebut merupakan klausa

yang bermakna pengandaian dengan dipakainya preposisi kalau pada

Page 149: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

131

awal klausa. Jadi, pada kenyataannya kami dalam klausa itu tidak

menjadi orang-orang yang beriman yang disebabkan karena kamu.

87) Aljasiyah (45):7-8

Teks Ayat:

لى عليه مث يصر .ويل لكل أفاك أثيم ره يسمع آ�ت ا� تـتـ مستكربا كأن مل يسمعها فـبش

.بعذاب أليم

Terjemahan:

“Kecelakaan yang besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa. Dia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya kemudian dia tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya, maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih”.

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak mendengarnya

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Adverbia tidak dalam klausa dia tetap

menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya yang

terdapat dalam surat Aljasiyah (45):7-8 tersebut merupakan

adverbia yang menyangkal verba mendengarnya yang terletak di

samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba mendengarnya

yang terdapat dalam klausa tersebut merupakan perbuatan yang

diingkari atau disangkal atau tidak dilakukan oleh subjek (dia).

88) Alakhqaf (46):31-32

Teks Ayat:

ركم من عذاب أليم ومن ال .� قـومنا أجيبوا داعي ا� وآمنوا به يـغفر لكم من ذنوبكم وجي

ب داعي ا� فـليس مبعجز يف األرض وليس له من دونه أولي .اء أولئك يف ضالل مبني جي

Page 150: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

132

Terjemahan:

“Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah SWT dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih” “Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah SWT, maka ia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah SWT di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah SWT. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata”

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak menerima

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Adverbia tidak dalam klausa Dan orang yang tidak

menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah SWT, maka ia

tidak akan melepaskan diri dari azab Allah SWT di muka bumi yang

terdapat dalam surat Alakhqaf (46):31-32 tersebut merupakan

adverbia yang menyangkal verba menerima yang terletak di samping

kanan adverbia. Dengan demikian, verba menerima yang terdapat

dalam klausa tersebut merupakan perbuatan yang diingkari atau

disangkal atau tidak dilakukan oleh nomina orang yang terletak

samping kiri adverbia tidak.

89) Alakhqaf (46):31-32

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak ada merupakan

adverbia penanda sangkalan yang bermakna ‘menyatakan ingkar

atau menyangkal akan kategori yang didampinginya’. Adverbia tidak

dalam klausa dan tidak ada baginya pelindung selain Allah SWT

yang terdapat dalam surat Alakhqaf (46):31-32 tersebut merupakan

adverbia yang menyangkal verba ada yang terletak samping kanan

Page 151: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

133

adverbia. Berdasarkan hal tersebut, maka verba ada yang terdapat

dalam klausa tersebut menjadi sesuatu keadaan yang diingkari atau

disangkal. Adapun tidak ada itu merujuk pada kategori yang menjadi

objek (pelindung).

90) Muhammad (47):21

Teks Ayat:

.معروف فإذا عزم األمر فـلو صدقوا ا� لكان خريا هلم وقول طاعة

Terjemahan:

“Taat dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). Apabila telah tetap perintah perang (mereka tidak menyukainya). Akan tetapi, jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah SWT, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka”.

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak menyukainya

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Adverbia tidak dalam klausa Apabila telah tetap

perintah perang (mereka tidak menyukainya) yang terdapat dalam

surat Muhammad (47):21 tersebut merupakan adverbia yang

menyangkal verba menyukainya yang terletak di samping kanan

adverbia. Dengan demikian, verba menyukainya yang terdapat dalam

klausa tersebut merupakan perbuatan yang diingkari atau disangkal

atau tidak dilakukan oleh subjek (mereka).

Page 152: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

134

91) Alfath (48):11

Teks Ayat:

نا أموالنا وأهلو� فاستـغفر لنا يـقولون �لس نتهم سيـقول لك المخلفون من األعراب شغلتـ

قـلو�م قل فمن ميلك لكم من ا� شيئا إن أراد بكم ضرا أو أراد بكم نـفعا بل ما ليس يف

مبا تـعملون خبريا .كان ا�

Terjemahan:

“Orang-orang Badui yang tertinggal akan mengatakan, “Harta dan keluarga kami”. Mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak ada dalam hatinya. Katakanlah, “Maka siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah SWT jika Dia menghendaki kemudaratan bagimu dan Dia menghendaki manfaat bagimu. Sebenarnya Allah SWT Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak ada merupakan

adverbia penanda sangkalan yang bermakna ‘menyatakan ingkar

atau menyangkal akan kategori yang didampinginya’. Adverbia tidak

dalam klausa Mereka mengucapkan dengan lidahnya apa yang tidak

ada dalam hatinya yang terdapat dalam surat Alfath (48):11 tersebut

merupakan adverbia yang menyangkal verba ada yang terletak di

samping kanan adverbia. Berdasarkan hal tersebut, maka verba ada

yang terdapat dalam klausa tersebut menjadi sesuatu keadaan yang

diingkari atau disangkal. Adapun tidak ada dalam klausa itu merujuk

pada keberadaan sesuatu dalam hatinya.

92) Alhujurat (49):2-3

Teks Ayat:

فـوق صوت النيب وال جتهروا له �لقول كجهر � أيـها الذين آمنوا ال تـرفـعوا أصواتكم

إن الذين يـغضون أصواتـهم عند . بـعضكم لبـعض أن حتبط أعمالكم وأنتم ال تشعرون

.للتـقوى هلم مغفرة وأجر عظيم رسول ا� أولئك الذين امتحن ا� قـلوبـهم

Page 153: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

135

Terjemahan:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari”. “Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah, mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah SWT untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar”.

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak hapus merupakan

adverbia penanda sangkalan yang bermakna ‘menyatakan ingkar

atau menyangkal akan kategori yang didampinginya’. Adverbia tidak

dalam klausa supaya tidak hapus (pahala) amalanmu yang terdapat

dalam surat Alhujurat (49):2-3 tersebut merupakan adverbia yang

menyangkal verba pasif hapus yang terletak di samping kanan

adverbia. Dengan demikian, verba hapus yang terdapat dalam klausa

tersebut merupakan perbuatan yang diingkari atau disangkal atau

tidak terjadi terhadap frasa nomina pahala amalanmu.

93) Alhujurat (49):23

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak menyadari

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Adverbia tidak dalam klausa sedangkan kamu tidak

menyadari yang terdapat dalam surat Alhujurat (49):2-3 tersebut

merupakan adverbia yang menyangkal verba menyadari yang

terletak di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba

menyadari yang terdapat dalam klausa tersebut merupakan perbuatan

Page 154: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

136

yang diingkari atau disangkal atau tidak dilakukan oleh subjek

(kamu).

94) Alhujurat (49):4-5

Teks Ayat:

إليهم ولو أنـهم صبـروا حىت خترج . إن الذين يـنادونك من وراء احلجرات أكثـرهم ال يـعقلون

غفور رحيم .لكان خريا هلم وا�

Terjemahan:

“Sesungguhnya orang-orang yang memanggil kamu dari luar kamar(mu) kebanyakan mereka tidak mengerti”. “Dan kalau sekiranya mereka bersabar sampai kamu keluar menemui mereka sesungguhnya itu adalah lebih baik bagi mereka dan Allah SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak mengerti

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Adverbia tidak dalam klausa kebanyakan mereka

tidak mengerti yang terdapat dalam surat Alhujurat (49):4-5 tersebut

merupakan adverbia yang menyangkal verba mengerti yang terletak

di samping kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba mengerti yang

terdapat dalam klausa tersebut merupakan perbuatan atau keadaan

yang diingkari atau disangkal atau tidak dilakukan oleh subjek

(mereka).

95) Alhujurat (49):6

Teks Ayat:

وا قـوما جبهالة فـتصبحوا على ما � أيـها الذين آمنوا إن جاءكم فاسق بنـبأ فـتـبـيـنوا أن تصيب

.فـعلتم �دمني

Page 155: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

137

Terjemahan:

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak menimpakan

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Adverbia tidak dalam klausa agar kamu tidak

menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui

keadaannya yang terdapat dalam surat Alhujurat (49):6 tersebut

merupakan adverbia yang menyangkal verba dwitransitif

menimpakan yang terletak di samping kanan adverbia. Berdasarkan

hal tersebut, verba menimpakan yang terdapat dalam klausa itu

merupakan perbuatan atau keadaan yang diingkari atau disangkal

atau tidak dilakukan oleh subjek (kamu). Adapun sesuatu yang

ditimpakan itu adalah nomina yang menjadi objek (suatu musibah),

sedangkan yang menjadi sasarannya adalah nomina yang menjadi

pelengkap (suatu kaum).

96) Alhujurat (49):11

Teks Ayat:

هم وال نساء من نساء � أيـها الذين آمنوا ال يسخر قوم نـ من قـوم عسى أن يكونوا خريا م

هن وال تـلمزوا أنفسكم وال تـنابـزوا �أللقاب بئس االسم الفسوق نـ عسى أن يكن خريا م

ميان ومن مل يـتب فأولئك ه .م الظالمون بـعد اإل

Page 156: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

138

Terjemahan:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan) dan jangan pula wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim”.

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak bertaubat

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Adverbia tidak dalam klausa dan barangsiapa yang

tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim yang

terdapat dalam surat Alhujurat (49):11 tersebut merupakan adverbia

yang menyangkal verba bertaubat yang terletak di samping kanan

adverbia. Dengan demikian, verba bertaubat yang terdapat dalam

klausa itu merupakan perbuatan yang diingkari atau disangkal atau

tidak dilakukan oleh subjek (mereka).

97) Almujadalah (58):9

Teks Ayat:

وان أمل تـر إىل الذين نـهوا عن النجوى مث يـعودون لما نـهوا عنه ويـتـناجون �إلمث والعد

بـنا ومعصيت الرسول وإذا جاؤوك حيـوك مبا مل حييك به ا� ويـقولون يف أنفسهم لوال يـع ذ

تم فال .ا� مبا نـقول حسبـهم جهنم يصلونـها فبئس المصري � أيـها الذين آمنوا إذا تـناجيـ

ي إليه تـتـناجوا �إلمث والعدوان ومعصيت الرسول وتـناجوا �لرب والتـقوى واتـقوا ا� الذ

ا النجوى من الشيطان ليحزن .حتشرون الذين آمنوا وليس بضارهم شيئا إال �ذن ا� إمن

.وعلى ا� فـليـتـوكل المؤمنون

Page 157: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

139

Terjemahan:

“Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah SWT untukmu. Dan mereka mengatakan kepada diri mereka sendiri “Mengapa Allah SWT tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?” Cukuplah bagi mereka neraka Jahanam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali”. “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah SWT yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan”. “Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu dari setan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedangkan pembicaraan itu tiada memberi mudarat sedikit pun kepada mereka, kecuali dengan ijin Allah SWT dan kepada Allahlah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal”

Adverbia tidak dalam frasa verbal tidak menyiksa

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Adverbia tidak dalam klausa Mengapa Allah SWT

tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu yang

terdapat dalam surat Almujadalah (58):9 tersebut merupakan

adverbia yang menyangkal verba menyiksa yang terletak di samping

kanan adverbia. Ini berarti bahwa verba bertaubat yang terdapat

dalam klausa itu merupakan perbuatan yang diingkari atau disangkal

atau tidak dilakukan oleh subjek (Allah SWT).

Page 158: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

140

98) Assaff (61):2-3

Teks Ayat:

.ن تـقولوا ما ال تـفعلون كبـر مقتا عند ا� أ . � أيـها الذين آمنوا مل تـقولون ما ال تـفعلون

Terjemahan:

“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat”. “Amat besar kebencian di sisi Allah SWT bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan”.

Adverbia tidak merupakan adverbia penanda sangkalan

yang bermakna ‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori

yang didampinginya’. Namun, dalam hal ini, adverbia tidak dalam

klausa mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat

bukanlah adverbia yang mengingkari atau menyangkal akan kategori

yang didampinginya (kamu) tetapi menyangkal atau mengingkari

sesuatu yang menjadi predikat dalam klausa sematan tersebut

(perbuat).

b. Makna adverbia tak

99) Yusuf (12):92

Teks Ayat:

.تـثـريب عليكم اليـوم يـغفر ا� لكم وهو أرحم الرامحني قال ال

Terjemahan:

“Dia (Yusuf) berkata: “pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu) dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang”.

Adverbia tak dalam frasa verbal tak ada merupakan

adverbia penanda sangkalan yang bermakna ‘menyatakan ingkar

Page 159: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

141

atau menyangkal akan kategori yang didampinginya’. Secara

leksikal, adverbia tak ini memiliki arti ‘tidak’. Adverbia tak dalam

klausa pada hari ini tak ada cercaan terhadap kamu yang terdapat

dalam surat Yusuf (12):92 tersebut merupakan adverbia yang

menyangkal atau mengingkari verba ada yang terletak di samping

kanan adverbia. Dengan demikian, verba ada yang menduduki

fungsi predikat itu merupakan keadaan yang disangkal. Adapun

penyangkalan itu ditujukan untuk nomina cercaan.

c. Makna adverbia tidak akan

100) Almaidah (5):41

Teks Ayat:

تـؤمن ومل �فـواههم آمنا قالوا الذين من الكفر يف يسارعون الذين حيزنك ال الرسول أيـها �

من الكلم حيرفون �توك مل آخرين لقوم مساعون للكذب مساعون هادوا الذين ومن قـلوبـهم

نـته ا� يرد ومن روا فاحذ تـؤتـوه مل وإن فخذوه هـذا أوتيتم إن يـقولون مواضعه بـعد فـلن فتـ

ر أن ا� يرد مل الذين أولـئك شيئا ا� من له متلك نـيا يف هلم قـلوبـهم يطه يف وهلم خزي الد

.عظيم عذاب اآلخرة

Terjemahan:

“Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah" Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) dari Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.”

Page 160: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

142

Adverbia tidak akan dalam frasa adjektival tidak akan

mampu merupakan adverbia penanda aspek yang bermakna

sangkalan, yaitu ‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori

yang didampinginya’. Berdasarkan unsurnya, adverbia tidak akan

terdiri atas tidak yang berarti ‘menyatakan pengingkaran, penolakan,

penyangkalan, dan sebagainya’ dan akan yang berarti ‘menyatakan

perbuatan akan berlangsung’. Adverbia dengan struktur seperti ini

menunjukkkan bahwa frasa adjektival akan mampu itu diterangkan

atau dicakupi oleh adverbia tidak. Dalam strukutur adverbia tidak

akan seperti ini, adverbia sangkalan tidak mendahului adverbia

aspek akan.

Berdasarkan hal tersebut, dapat dijelaskan bahwa adverbia

tidak akan dalam klausa maka sekali-kali kamu tidak akan mampu

menolak sesuatu pun (yang datang) dari Allah dalam surat Almaidah

(5):41 di atas mengandung pengertian bahwa adverbia tidak

merupakan adverbia yang menyangkal frasa adjektival akan mampu

yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan demikian, dapat

dinyatakan bahwa frasa adjektival akan mampu dalam frasa tidak

akan mampu itu adalah keadaan yang diingkari atau disangkal. Dari

pengingkaran atau penyangkalan itu, dapat diambil makna bahwa

terdapat adanya penegasan dalam hal pengingkaran tersebut.

Berdasarkan hal itu, dapat dijelaskan bahwa terdapat adanya

penegasan bahwa sekali-kali subjek dalam klausa itu (kamu) tidak

Page 161: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

143

akan mampu menolak apa yang disebutkan pada objek (sesuatu pun

yang datang dari Allah).

101) Saba’ (34):31

Teks Ayat:

بـني يديه ولو تـرى إذ الظالمون وقال الذين كفروا لن نـؤمن �ذا القرآن وال �لذي

م يـرجع بـعضهم إىل بـعض القول يـقول الذين استضعفوا للذين استكبـر وا موقوفون عند ر�

.لوال أنتم لكنا مؤمنني

Terjemahan:

“Dan orang-orang kafir berkata: “Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Quran ini dan tidak (pula) kepada kitab yang sebelumnya”. Dan (alangkah hebatnya) kalau kamu lihat orang-orang zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebagian dari mereka menghadapkan perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: “Kalau tidaklah karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman”.

Adverbia tidak akan dalam frasa verbal tidak akan beriman

merupakan adverbia penanda aspek yang bermakna sangkalan, yaitu

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Berdasarkan unsurnya, adverbia tidak akan terdiri

atas tidak yang berarti ‘menyatakan pengingkaran, penolakan,

penyangkalan, dan sebagainya’ dan akan yang berarti ‘menyatakan

perbuatan akan berlangsung’. Adverbia dengan struktur seperti ini

menunjukkkan bahwa frasa verbal akan beriman itu diterangkan atau

dicakupi oleh adverbia tidak. Dalam strukutur adverbia tidak akan

seperti ini, adverbia sangkalan tidak mendahului adverbia aspek

akan.

Page 162: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

144

Berdasarkan hal tersebut, adverbia tidak akan dalam klausa

Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Quran ini dalam

surat Saba’ (34):31 di atas mengandung pengertian bahwa adverbia

tidak merupakan adverbia yang menyangkal frasa verbal akan

beriman yang terletak di samping kanan adverbia. Dengan

demikian, dapat dinyatakan bahwa frasa verbal akan beriman dalam

frasa tidak akan beriman itu adalah keadaan yang diingkari atau

disangkal. Dari pengingkaran atau penyangkalan itu, dapat diambil

makna bahwa terdapat adanya penegasan dalam hal pengingkaran

tersebut. Berdasarkan hal itu, dapat dijelaskan bahwa terdapat

adanya penegasan bahwa sekali-kali subjek dalam klausa itu (kami

‘orang-orang kafir’) tidak akan beriman kepada apa yang disebutkan

pada fungsi pelengkap (kepada Al Quran ini).

102) Alakhqaf (46):31-32

Teks Ayat:

ركم من عذاب أليم ومن ال .� قـومنا أجيبوا داعي ا� وآمنوا به يـغفر لكم من ذنوبكم وجي

ب داعي ا� فـليس مبعجز يف األرض وليس له من دونه أولياء أولئك يف ضالل مبني .جي

Terjemahan:

“Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah SWT dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih” “Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah SWT, maka ia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah SWT di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah SWT. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata”

Adverbia tidak akan dalam frasa verbal tidak akan

melepaskan merupakan adverbia penanda aspek yang bermakna

Page 163: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

145

sangkalan, yaitu ‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori

yang didampinginya’. Berdasarkan unsurnya, adverbia tidak akan

terdiri atas tidak yang berarti ‘menyatakan pengingkaran, penolakan,

penyangkalan, dan sebagainya’ dan akan yang berarti ‘menyatakan

perbuatan akan berlangsung’. Adverbia dengan struktur seperti ini

menunjukkkan bahwa frasa verbal akan melepaskan itu diterangkan

atau dicakupi oleh adverbia tidak. Dalam strukutur adverbia seperti

ini, adverbia sangkalan tidak mendahului adverbia aspek akan.

Berdasarkan hal tersebut, adverbia tidak akan dalam klausa

Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru

kepada Allah SWT, maka ia tidak akan melepaskan diri dari azab

Allah SWT di muka bumi dalam surat Alakhqaf (46):31-32 di atas

mengandung pengertian bahwa adverbia tidak merupakan adverbia

yang menyangkal frasa verbal akan melepaskan yang terletak di

samping kanan adverbia. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa

frasa verbal akan melepaskan dalam frasa tidak akan melepaskan itu

adalah keadaan yang diingkari atau disangkal. Dari pengingkaran

atau penyangkalan itu, dapat diambil makna bahwa terdapat adanya

penegasan dalam hal pengingkaran tersebut. Berdasarkan hal itu,

dapat dijelaskan bahwa terdapat adanya penegasan bahwa sekali-kali

subjek dalam klausa itu (ia) tidak akan melepaskan apa yang

disebutkan pada fungsi objek (diri).

Page 164: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

146

d. Makna adverbia tidak hendak

103) Almaidah (5):41

Teks Ayat:

تـؤمن ومل �فـواههم آمنا قالوا الذين من الكفر يف يسارعون الذين حيزنك ال الرسول أيـها �

من الكلم حيرفون �توك مل آخرين لقوم مساعون للكذب مساعون هادوا الذين ومن قـلوبـهم

نـته ا� يرد ومن فاحذروا تـؤتـوه مل وإن فخذوه هـذا أوتيتم إن يـقولون مواضعه بـعد فـلن فتـ

ر أن ا� يرد مل الذين أولـئك شيئا ا� من له متلك نـيا يف هلم قـلوبـهم يطه يف وهلم خزي الد

.عظيم عذاب اآلخرة

Terjemahan:

“Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah" Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) dari Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.”

Adverbia tidak hendak dalam frasa verbal tidak hendak

mensucikan merupakan adverbia penanda aspek yang bermakna

sangkalan, yaitu ‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori

yang didampinginya’. Berdasarkan unsurnya, adverbia tidak hendak

terdiri atas tidak yang berarti ‘menyatakan pengingkaran, penolakan,

penyangkalan, dan sebagainya’ dan hendak yang berarti ‘bermaksud

akan’. Adverbia dengan struktur seperti ini menunjukkkan bahwa

Page 165: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

147

hendak mensucikan itu diterangkan atau dicakupi oleh adverbia

tidak. Dalam strukutur adverbia seperti ini, adverbia sangkalan tidak

mendahului adverbia aspek hendak.

Berdasarkan hal tersebut, adverbia tidak hendak dalam klausa

Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan

hati mereka dalam surat Almaidah (5):41 di atas mengandung

pengertian bahwa adverbia tidak merupakan adverbia yang

menyangkal frasa verbal hendak mensucikan yang terletak di

samping kanan adverbia. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa

frasa verbal hendak mensucikan dalam frasa tidak hendak

mensucikan itu adalah keadaan yang diingkari atau disangkal. Dari

pengingkaran atau penyangkalan itu, dapat diambil makna bahwa

terdapat adanya penegasan dalam hal pengingkaran tersebut.

Berdasarkan hal itu, dapat dijelaskan bahwa terdapat adanya

penegasan bahwa sekali-kali subjek dalam klausa itu (Allah) tidak

akan menyucikan terhadap apa yang disebutkan pada fungsi objek

(hati mereka). Perlu diketahui bahwa kata mensucikan bukanlah

merupakan kata bentukan yang tepat. Adapun kata bentukan yang tepat

adalah menyucikan.

e. Makna adverbia tidak pula

104) Albaqarah (2):71

Teks Ayat:

قالوا فيها شية ال مسلمة احلرث تسقي وال األرض تثري ذلول ال بـقرة إنـها يـقول إنه قال

.يـفعلون كادوا وما فذحبوها �حلق جئت اآلن

Page 166: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

148

Terjemahan:

“Musa berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya." mereka berkata: "Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya". kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu.”

Adverbia tidak pula dalam frasa preposisional tidak pula

untuk mengairi merupakan adverbia penanda sangkalan, yaitu

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Berdasarkan unsurnya, adverbia tidak pula terdiri

atas tidak yang berarti ‘menyatakan pengingkaran, penolakan,

penyangkalan, dan sebagainya’ dan pula yang bermakna

‘menyatakan keberulangan suatu peristiwa atau kejadian’. Dalam

struktur adverbia seperti ini, adverbia sangkalan tidak mendahului

adverbia aspek pula, dalam arti adverbia sangkalan tidak ini

mengingkari akan sesuatu peristiwa atau kejadian yang telah

disebutkan dalam klausa sebelumnya.

Berdasarkan hal tersebut, adverbia tidak pula dalam klausa

sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk

membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman dalam surat

Albaqarah (2):71 di atas tidaklah menerangkan kategori yang berada

di sampingnya, yaitu frasa preposisional untuk mengairi. Namun,

adverbia tidak pula ini menerangkan frasa pernah dipakai yang

terdapat dalam sesuatu yang menduduki fungsi predikat pada klausa

sebelumnya. Perlu diketahui bahwa klausa di atas terdiri dari dua

Page 167: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

149

klausa, yaitu sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah

dipakai untuk membajak tanah dan dan tidak pula untuk mengairi

tanaman.

105) Saba’ (34):31

Teks Ayat:

الذين كفروا لن نـؤمن �ذا القرآن وال �لذي بـني يديه ولو تـرى إذ الظالمون وقال

م يـرجع بـعضهم إىل بـعض القول يـقول الذين استضعفوا للذين استكبـر وا موقوفون عند ر�

.تم لكنا مؤمنني لوال أن

Terjemahan:

“Dan orang-orang kafir berkata: “Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Quran ini dan tidak (pula) kepada kitab yang sebelumnya”. Dan (alangkah hebatnya) kalau kamu lihat orang-orang zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebagian dari mereka menghadapkan perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: “Kalau tidaklah karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman”.

Adverbia tidak pula dalam frasa preposisional tidak pula

kepada kitab yang sebelumnya merupakan adverbia penanda

sangkalan, yaitu ‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori

yang didampinginya’. Berdasarkan unsurnya, adverbia tidak pula

terdiri atas tidak yang berarti ‘menyatakan pengingkaran, penolakan,

penyangkalan, dan sebagainya’ dan pula yang bermakna

‘menyatakan keberulangan suatu peristiwa atau kejadian’. Dalam

strukutur adverbia seperti ini, adverbia sangkalan tidak mendahului

adverbia aspek pula, dalam arti aspek tidak ini mengingkari akan

sesuatu peristiwa atau kejadian yang telah disebutkan dalam klausa

sebelumnya.

Page 168: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

150

Berdasarkan hal tersebut, adverbia tidak pula dalam klausa

Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Quran ini dan tidak

(pula) kepada kitab yang sebelumnya dalam surat Saba’ (34):31 di

atas tidaklah menerangkan kategori yang berada di sampingnya,

yaitu frasa preposisional kepada kitab yang sebelumnya. Namun,

adverbia tidak pula ini menerangkan frasa akan beriman yang

terdapat dalam sesuatu yang menduduki fungsi predikat pada klausa

sebelumnya. Perlu diketahui bahwa klausa di atas terdiri dari dua

klausa, yaitu Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Quran

ini dan dan tidak (pula) kepada kitab yang sebelumnya.

f. Makna adverbia tidak ...-nya

106) Ali Imran (3):118

Teks Ayat:

بدت قد عنتم ما ودوا خباال �لونكم ال دونكم من بطانة تـتخذوا ال آمنوا الذين أيـها �

.تـعقلون كنتم إن اآل�ت لكم بـيـنا قد أكبـر صدورهم ختفي وما أفـواههم من البـغضاء

Terjemahan:

“Hai orang- orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaan kamu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah kami terangkan kepadamu ayat-ayat jika kamu berakal”.

Adverbia tidak ...-nya dalam frasa verba tidak henti-

hentinya merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Adverbia tidak ...-nya dalam klausa mereka tidak

Page 169: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

151

henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu yang terdapat

dalam surat Ali Imran (3):118 tersebut adalah adverbia yang

mengapit sekaligus mengingkari nomina henti yang direduplikasi.

Secara leksikal, nomina henti mempunyai arti keadaan tanpa gerak;

halangan; jeda’. Ini berarti bahwa kata bentukan tidak henti-

hentinya mempunyai arti ‘tidak ada jedanya’. Makna yang

ditimbulkan oleh kata bentukan tidak henti-hentinya tersebut adalah

makna aspektualitas (Tadjuddin, 2005:58). Dalam hal ini, tidak

henti-hentinya itu disebut sebagai adverbial durasi. Dengan

demikian, dapat dijelaskan bahwa verba menimbulkan yang terletak

di samping kanan tidak henti-hentinya yang terdapat dalam klausa

mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu

adalah menjadi perbuatan yang keberlangsungannya tidak ada jeda

atau berlansung terus-menerus.

g. Makna adverbia tidak lain hanyalah

107) Alakhqaf (46):17

Teks Ayat:

أخرج وقد خلت القرون من قـبلي ومها يستغيثان والذي قال لوالديه أف لكما أتعدانين أن

.ا� ويـلك آمن إن وعد ا� حق فـيـقول ما هذا إال أساطري األولني

Terjemahan:

Dan orang yang berkata kepada kedua ibu bapaknya: “Cis bagi kamu keduanya, apakah kamu keduanya memperingatkan bahwa aku akan dibangkitkan, padahal sungguh berlalu beberapa umat sebelumku? Lalu kedua ibu bapaknya itu memohon pertolongan kepada Allah seraya mengatakan: “Celaka kamu, berimanlah! Sesungguhnya janji Allah adalah benar” Lalu dia berkata: “Ini tidak lain hanyalah dongeng orang-orang yang dahulu belaka”.

Page 170: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

152

Adverbia tidak lain hanyalah dalam frasa tidak lain hanyalah

dongeng orang-orang yang dahulu belaka merupakan adverbia

penanda sangkalan. Berdasarkan unsurnya, adverbia tidak lain

hanyalah terdiri atas tidak yang berarti ‘menyatakan pengingkaran,

penolakan, penyangkalan, dan sebagainya’, lain yang berarti ‘beda,

tidak sama’ dan hanyalah yang bermakna ‘tidak lebih dari, cuma’.

Struktur adverbia seperti ini menunjukkan bahwa hanyalah dongeng

itu diterangkan atau dicakup dalam adverbia tidak lain. Dalam

struktur seperti ini, adverbia sangkalan tidak lain mendahului

adverbia kualitas hanyalah.

Adverbia tidak lain hanyalah ini bisa dikatakan mempunyai

makna yang cukup unik. Dikatakan unik karena sebenarnya adverbia

ini merupakan adverbia penanda sangkalan, namun arti yang

dimunculkannya justru menunjukkan makna ‘kesamaan’. Adverbia

tidak lain hanyalah dalam klausa Ini tidak lain hanyalah dongeng

orang-orang yang dahulu belaka dalam surat Alakhqaf (46):17 di

atas menyatakan adanya perilaku menyamakan antara apa yang ada

dalam subjek (Ini) dengan kategori yang berada setelah adverbia,

yaitu frasa nominal dongeng orang-orang yang dahulu.

h. Makna adverbia tiada

108) Almujadalah (58):9

Teks Ayat:

وان أمل تـر إىل الذين نـهوا عن النجوى مث يـعودون لما نـهوا عنه ويـتـناجون �إلمث والعد

بـنا ومعصيت الرسول وإذا جاؤوك حيـوك مبا مل حييك به ا� ويـقولون يف أنفسهم لوال يـع ذ

Page 171: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

153

تم فال .ا� مبا نـقول حسبـهم جهنم يصلونـها فبئس المصري � أيـها الذين آمنوا إذا تـناجيـ

ا� الذي إليه تـتـناجوا �إلمث والعدوان ومعصيت الرسول وتـناجوا �لرب والتـقوى واتـقوا

ا النجوى من الشيطان ليحزن الذين آمنوا وليس بضارهم شيئا إال �ذن ا� .حتشرون إمن

.وعلى ا� فـليـتـوكل المؤمنون

Terjemahan:

“Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah SWT untukmu. Dan mereka mengatakan kepada diri mereka sendiri “Mengapa Allah SWT tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?” Cukuplah bagi mereka neraka Jahanam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali”. “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah SWT yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan”. “Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu dari setan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedangkan pembicaraan itu tiada memberi mudarat sedikit pun kepada mereka, kecuali dengan ijin Allah SWT dan kepada Allahlah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal”

Adverbia tiada dalam klausa Apakah tiada kamu perhatikan

orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Secara leksikal, adverbia tiada berarti ‘tidak ada’.

Adverbia tiada dalam klausa Apakah tiada kamu perhatikan orang-

orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia yang

terdapat dalam surat Almujadalah (58):9 tersebut merupakan

Page 172: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

154

adverbia yang menyangkal verba pasif perhatikan yang menduduki

fungsi predikat. Dengan demikian, verba pasif perhatikan itu

menjadi suatu perbuatan yang tidak dilakukan oleh subjek (kamu).

109) Almujadalah (58):9

Adverbia tiada dalam frasa verbal tiada memberi merupakan

adverbia penanda sangkalan yang bermakna ‘menyatakan ingkar

atau menyangkal akan kategori yang didampinginya’. Secara

leksikal, adverbia tiada berarti ‘tidak ada’. Adverbia tiada dalam

klausa sedangkan pembicaraan itu tiada memberi mudarat sedikit

pun kepada mereka yang terdapat dalam surat Almujadalah (58):9

tersebut merupakan adverbia yang menyangkal verba aktif memberi

yang terletak samping kanan adverbia. Dengan demikian, verba

memberi yang menduduki fungsi predikat itu menjadi suatu

pekerjaan yang disangkal atau diingkari atau tidak dilakukan oleh

frasa nomina pembicaraan itu. Adapun penyangkalan atau

pengingkaran itu ditujukan untuk sesuatu yang disebutkan pada

objek (mudarat).

110) Assaff (61):2-3

Teks Ayat:

.تـقولوا ما ال تـفعلون كبـر مقتا عند ا� أن . � أيـها الذين آمنوا مل تـقولون ما ال تـفعلون

Terjemahan:

“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat”. “Amat besar kebencian di sisi Allah SWT bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan”.

Page 173: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

155

Adverbia tiada dalam klausa kamu mengatakan apa-apa

yang tiada kamu kerjakan merupakan adverbia penanda sangkalan

yang bermakna ‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori

yang didampinginya’. Secara leksikal, adverbia tiada berarti ‘tidak

ada’. Berdasarkan hal tersebut, adverbia tiada dalam klausa kamu

mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan yang terdapat dalam

surat Assaff (61):2-3 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal

verba pasif kerjakan. Dengan demikian, verba pasif kerjakan

tersebut menjadi suatu perbuatan yang tidak dilakukan oleh

pronomina kamu.

111) Alanbiya’ (21):45

Teks Ayat:

ا أنذركم �لوحي وال يسمع الصم الدعاء إذا ما ينذرون .قل إمن

Terjemahan:

Katakanlah (hai Muhammad) “Sesungguhnya aku hanya memberi peringatan kepadamu sekalian dengan wahyu dan tiadalah orang-orang yang tuli mendengar seruan apabila mereka diberi peringatan.”

Adverbia tiada dalam klausa dan tiadalah orang-orang yang

tuli mendengar merupakan adverbia penanda sangkalan yang

bermakna ‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Secara leksikal, adverbia tiada berarti ‘tidak ada’.

Berdasarkan hal tersebut, adverbia tiada dalam klausa dan tiadalah

orang-orang yang tuli mendengar yang terdapat dalam surat

Alanbiya’ (21):45 tersebut merupakan adverbia yang menyangkal

Page 174: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

156

verba aktif mendengar. Dengan demikian, verba aktif mendengar

yang terdapat dalam klausa tersebut menjadi perbuatan yang

diingkari atau tidak dilakukan oleh frasa nomina orang-orang yang

tuli.

112) Saba’(34):23

Teks Ayat:

قالوا ماذا قال ربكم قالوا وال تنفع الشفاعة عنده إال لمن أذن له حىت إذا فـزع عن قـلو�م

.احلق وهو العلي الكبري

Terjemahan:

Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah melainkan bagi orang-orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata, “Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab, “(Perkataan) yang benar”, dan dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana”.

Adverbia tiada dalam frasa verbal tiadalah berguna

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Secara leksikal, adverbia tiada berarti ‘tidak ada’.

Adverbia tiada dalam klausa Dan tiadalah berguna syafaat di sisi

Allah melainkan bagi orang-orang yang telah diizinkan-Nya yang

terdapat dalam surat Saba’ (34):23 tersebut merupakan adverbia

yang menyangkal verba berguna yang terletak di samping kanan

adverbia. Ini berarti bahwa verba berguna yang menduduki fungsi

predikat itu menjadi suatu keadaan yang disangkal atau diingkari.

Pelekatan partikel –lah pada adverbia tiada tersebut berfungsi untuk

memberikan penegasan.

Page 175: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

157

i. Makna adverbia tanpa

113) Alan’aam (6):108

Teks Ayat:

أمة لكل زيـنا كذلك علم بغري عدوا ا� فـيسبوا ا� دون من يدعون الذين تسبوا وال

.يـعملون كانوا مبا فـيـنـبئـهم مرجعهم ر�م إىل مث عملهم

Terjemahan:

"Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, maka (akibatnya) mereka akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami perindah bagi setiap umat amat mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang mereka kerjakan."

Adverbia tanpa dalam frasa nominal tanpa pengetahuan

merupakan adverbia penanda sangkalan yang bermakna

‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Adverbia tanpa, sesungguhnya bermakna ‘tidak

dengan’. Adverbia tanpa dalam klausa maka (akibatnya) mereka

akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan

yang terdapat dalam surat Alan’aam (6):108 tersebut merupakan

adverbia yang menyangkal nomina pengetahuan. Ini berarti bahwa

nomina pengetahuan yang menduduki fungsi keterangan itu adalah

menjadi hal yang disangkal atau diingkari. Jadi maksudnya adalah

mereka yang terdapat dalam klausa di atas akan memaki Allah

dengan melampaui batas dan tidak dengan pengetahuan.

Page 176: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

158

114) Alhujurat (49):6

Teks Ayat:

وا على ما � أيـها الذين آمنوا إن جاءكم فاسق بنـبأ فـتـبـيـنوا أن تصيبوا قـوما جبهالة فـتصبح

.فـعلتم �دمني

Terjemahan:

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”

Adverbia tanpa dalam frasa verbal tanpa mengetahui

merupakan adverbia bentuk dasar sebagai penanda sangkalan yang

bermakna ‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Adverbia tanpa, sesungguhnya bermakna ‘tidak

dengan’. Adverbia tanpa dalam klausa agar kamu tidak menimpakan

suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya

yang terdapat dalam surat Alhujurat (49):6 merupakan adverbia

yang menyangkal verba mengetahui yang terletak di samping

kanannya. Ini berarti bahwa verba mengetahui menjadi suatu

perbuatan yang disangkal atau diingkari. Jadi maksudnya adalah

kamu (orang-orang beriman) yang terdapat dalam klausa di atas

diperintah agar tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum

tidak dengan mengetahui keadaannya.

Page 177: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

159

j. Makna adverbia bukan

115) Almaidah (5):41

Teks Ayat:

تـؤمن ومل �فـواههم آمنا قالوا الذين من الكفر يف يسارعون الذين حيزنك ال الرسول أيـها �

من الكلم حيرفون �توك مل آخرين لقوم مساعون للكذب مساعون هادوا الذين ومن قـلوبـهم

نـته ا� يرد ومن فاحذروا تـؤتـوه مل إنو فخذوه هـذا أوتيتم إن يـقولون مواضعه بـعد فـلن فتـ

ر أن ا� يرد مل الذين أولـئك شيئا ا� من له متلك نـيا يف هلم قـلوبـهم يطه يف وهلم خزي الد

.عظيم عذاب اآلخرة

Terjemahan:

“Hai Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu di antara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: "Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah dirobah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini, maka hati-hatilah" Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) dari Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.”

Adverbia bukan dalam frasa bukan ini merupakan adverbia

penanda sangkalan yang bermakna ‘menyatakan ingkar atau

menyangkal akan kategori yang didampinginya’. Adverbia bukan,

sesungguhnya bermakna ‘berlainan dengan yang sebenarnya’.

Adverbia bukan dalam klausa dan jika kamu diberi yang bukan ini,

maka hati-hatilah yang terdapat dalam surat Almaidah (5):41

tersebut merupakan adverbia yang menyangkal pronomina penunjuk

Page 178: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

160

ini yang terletak di samping kanan adverbia. Pronomina penunjuk ini

pada klausa tersebut adalah pronomina yang merujuk pada

perkataan-perkataan (Taurat) yang sudah diubah-ubah oleh orang-

orang Yahudi.

116) Almujadalah (58):9

Teks Ayat:

نـهوا عن النجوى مث يـعودون لما نـهوا عنه ويـتـناجون �إلمث والعدوان أمل تـر إىل الذين

بـنا ومعصيت الرسول وإذا جاؤوك حيـوك مبا مل حييك به ا� ويـقولون يف أنفسهم لوال يـع ذ

تم فال .ول حسبـهم جهنم يصلونـها فبئس المصريا� مبا نـق � أيـها الذين آمنوا إذا تـناجيـ

ي إليه تـتـناجوا �إلمث والعدوان ومعصيت الرسول وتـناجوا �لرب والتـقوى واتـقوا ا� الذ

ا النجوى من الشيطان ليحزن الذين آمنوا وليس بضارهم شيئا إال �ذن ا� .شرون حت إمن

.وعلى ا� فـليـتـوكل المؤمنون

Terjemahan:

“Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah SWT untukmu. Dan mereka mengatakan kepada diri mereka sendiri “Mengapa Allah SWT tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?” Cukuplah bagi mereka neraka Jahanam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali”. “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah SWT yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan”. “Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu dari setan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedangkan pembicaraan itu tiada memberi mudarat sedikit pun kepada mereka, kecuali dengan ijin Allah SWT dan kepada Allahlah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal”

Adverbia bukan dalam frasa preposisional bukan sebagai

yang ditentukan merupakan adverbia penanda sangkalan yang

Page 179: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

161

bermakna ‘menyatakan ingkar atau menyangkal akan kategori yang

didampinginya’. Secara leksikal, adverbia bukan bermakna

‘berlainan dengan yang sebenarnya’. Berdasarkan hal tersebut,

adverbia bukan dalam klausa dan memberi salam yang bukan

sebagai yang ditentukan Allah SWT untukmu yang terdapat dalam

surat Almaidah (5):41 tersebut menerangkan bahwa frasa

preposisional sebagai yang ditentukan adalah menjadi sesuatu yang

disangkal atau diingkari.

3. Makna Adverbia Penanda Jumlah

a. Makna adverbia sedikit

117) Albaqarah (2):79

Teks Ayat:

قليال مثنا به ليشتـروا ا� عند من هـذا يـقولون مث �يديهم الكتاب يكتـبون للذين فـويل

.يكسبون مما هلم وويل أيديهم كتـبت مما هلم فـويل

Terjemahan:

“Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.”

Adverbia sedikit dalam frasa nominal keuntungan yang

sedikit merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna

‘menyatakan jumlah untuk sebagian’, lebih khususnya ‘menyatakan

jumlah yang kurang’. Secara leksikal, kata sedikit memiliki arti

‘tidak banyak; tidak seberapa’. Berdasarkan hal tersebut, adverbia

Page 180: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

162

sedikit dalam klausa (dengan maksud) untuk memperoleh

keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu adalah adverbia yang

menerangkan jumlah terhadap nomina keuntungan yang terletak di

sebelah kiri adverbia. Dalam hal ini jumlah yang diperuntukkan

untuk nomina keuntungan adalah jumlah yang kurang atau tidak

seberapa.

118) Almaidah (5):13

Teks Ayat:

حظا ونسوا مواضعه عن الكلم حيرفون قاسية قـلوبـهم وجعلنا لعناهم ميثاقـهم نـقضهم فبما

هم خآئنة على تطلع تـزال وال به ذكروا مما نـ هم قليال إال م نـ هم فاعف م ا� إن واصفح عنـ

. المحسنني حيب

Terjemahan:

“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka, kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat ihsan.

Adverbia sedikit dalam frasa sedikit di antara mereka

merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna ‘menyatakan

jumlah untuk sebagian’, lebih khususnya ‘menyatakan jumlah yang

kurang’. Berdasarkan hal tersebut, adverbia sedikit dalam klausa

kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat) adalah

adverbia yang menerangkan jumlah terhadap frasa preposisional di

antara mereka yang terletak di sebelah kanan adverbia. Jumlah yang

Page 181: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

163

diterangkan oleh adverbia sedikit yang diperuntukkan untuk frasa

nominal di antara mereka itu menunjukkan jumlah yang kurang atau

tidak seberapa.

119) Annur (24):15-18

Teks Ayat:

عند ا� إذ تـلقونه �لسنتكم وتـقولون �فـواهكم ما ليس لكم به علم وحتسبونه هينا وهو

عتموه قـلتم ما يكون لنا أن نـتكلم �ذا سبحانك هذا بـهتان عظيم . عظيم . ولوال إذ مس

عليم حكيم . يعظكم ا� أن تـعودوا لمثله أبدا إن كنتم لكم اآل�ت وا� ا� .ويـبـني

Terjemahan:

“Ketika kamu menerimanya dari lidah ke lidah dan kamu katakan

dengan mulut-mulut kamu, apa yang tidak ada bagi kamu

tentangnya sedikit pengetahuan, dan kamu menganggapnya suatu

yang remeh, padahal dia pada sisi Allah adalah besar. Dan

Mengapa kamui saat mendengarnya tidak berkata: “Sekali-kali

tidak pantas bagi kita memperkatakan ini. Maha Suci Engkau, ini

adalah dusta yang besar”. Allah memperingatkan kamu karena

tidak suka kamu kembali memperbuat serupa denganya selama-

lamanya; jika kamu orang-orang mukmin dan Allah menerangkan

kepada kamu ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi

Maha Bijaksana.”

Adverbia sedikit dalam frasa nominal sedikit pengetahuan

merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna ‘menyatakan

jumlah untuk sebagian’, lebih khususnya ‘menyatakan jumlah yang

kurang’. Berdasarkan hal tersebut, adverbia sedikit dalam klausa dan

kamu katakan dengan mulut-mulut kamu, apa yang tidak ada bagi

kamu tentangnya sedikit pengetahuan, adalah adverbia yang

menerangkan jumlah terhadap nomina pengetahuan yang terletak di

samping kanan adverbia. Jumlah yang diterangkan oleh adverbia

Page 182: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

164

sedikit yang diperuntukkan untuk nomina pengetahuan itu

menunjukkan jumlah yang kurang atau tidak seberapa.

120) Almujadalah (58):9

Teks Ayat:

الذين نـهوا عن النجوى مث يـعودون لما نـهوا عنه ويـتـناجون �إلمث والعدوان أمل تـر إىل

بـنا ومعصيت الرسول وإذا جاؤوك حيـوك مبا مل حييك به ا� ويـقولون يف أنفسهم لوال يـع ذ

تم فال .مبا نـقول حسبـهم جهنم يصلونـها فبئس المصري ا� � أيـها الذين آمنوا إذا تـناجيـ

ليه ي إ تـتـناجوا �إلمث والعدوان ومعصيت الرسول وتـناجوا �لرب والتـقوى واتـقوا ا� الذ

ا النجوى من الشيطان ليحزن الذين آمنوا وليس بضارهم شيئا إال �ذن ا� .حتشرون إمن

.وعلى ا� فـليـتـوكل المؤمنون

Terjemahan:

“Apakah tiada kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah SWT untukmu. Dan mereka mengatakan kepada diri mereka sendiri “Mengapa Allah SWT tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?” Cukuplah bagi mereka neraka Jahanam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali”. “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah SWT yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan”. “Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu dari setan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedangkan pembicaraan itu tiada memberi mudarat sedikit pun kepada mereka, kecuali dengan ijin Allah SWT dan kepada Allahlah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal”

Adverbia sedikit dalam frasa nominal mudarat sedikit pun

merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna ‘menyatakan

Page 183: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

165

jumlah untuk sebagian’, lebih khususnya ‘menyatakan jumlah yang

kurang’. Berdasarkan hal tersebut, adverbia sedikit dalam klausa

sedangkan pembicaraan itu tiada memberi mudarat sedikit pun

kepada mereka, adalah adverbia yang menerangkan jumlah terhadap

nomina mudarat yang terletak di samping kiri adverbia. Jumlah yang

diterangkan oleh adverbia sedikit yang diperuntukkan untuk nomina

mudarat itu menunjukkan jumlah yang kurang atau tidak seberapa.

Penambahan partikel –pun setelah adverbia sedikit dimaksudkan

untuk mengeraskan arti terhadap adverbia sedikit tersebut.

b. Makna adverbia sekalian

121) Alanbiya’ (21):45

Teks Ayat:

ا أنذركم �لوحي وال يسمع الصم الدعاء إذا ما ينذرون .قل إمن

Terjemahan:

Katakanlah (hai Muhammad) “Sesungguhnya aku hanya memberi peringatan kepadamu sekalian dengan wahyu dan tiadalah orang-orang yang tuli mendengar seruan apabila mereka diberi peringat.”

Adverbia sekalian dalam frasa kepadamu sekalian

merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna ‘menyatakan

jumlah untuk keseluruhan’. Secara leksikal, sekalian memiliki arti

‘semuanya (tidak ada kecualinya)’. Berdasarkan hal tersebut,

adverbia sekalian dalam klausa Sesungguhnya aku hanya memberi

peringatan kepadamu sekalian dengan wahyu menerangkan bahwa

pronomina persona (-mu) dalam kepadamu yang terletak di sebelah

kiri adverbia sekalian tersebut, yang mengacu ke nomina (orang-

Page 184: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

166

orang yang diberi peringatan oleh Nabi Muhammad) merupakan

sesuatu yang jumlahnya mengacu ke semuanya tanpa ada

pengecualian.

122) Alahzab (33):32

Teks Ayat:

نت فال ختضعن �لقول فـيطمع الذي يف قـلبه � نساء النيب لسنت كأحد من النساء إن اتـقيـ

.مرض وقـلن قـوال معروفا

Terjemahan:

“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk ketika berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik”.

Adverbia sekalian dalam frasa nomina kamu sekalian

merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna ‘menyatakan

jumlah untuk keseluruhan’. Secara leksikal, sekalian memiliki arti

‘semuanya (tidak ada kecualinya)’. Berdasarkan hal tersebut,

adverbia sekalian dalam klausa kamu sekalian tidaklah seperti

wanita yang lain menerangkan bahwa pronomina kamu yang terletak

di sebelah kiri adverbia sekalian merupakan sesuatu yang jumlahnya

mengacu ke semuanya tanpa ada pengecualian.

c. Makna adverbia sebagian

123) Annisaa’ (4):8

Teks Ayat:

نه فارزقوهم والمساكني واليـتامى القرىب أولوا القسمة حضر وإذا .معروفا قـوال هلم وقولوا م

Page 185: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

167

Terjemahan:

“Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim, dan orang miskin, maka berilah mereka sebagian dari harta itu dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik”.

Adverbia sebagian dalam frasa preposisional sebagian dari

harta itu merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna

‘menyatakan jumlah untuk sebagian’. Secara leksikal, sebagian

memiliki arti ‘satu bagian’. Berdasarkan hal tersebut, adverbia

sebagian dalam klausa maka berilah mereka sebagian dari harta itu

menerangkan bahwa frasa preposisional dari harta itu yang terletak

di samping kanan adverbia adalah sesuatu yang jumlahnya

disebutkan, yaitu cuma satu bagian darinya saja.

124) Annisaa’ (4):150

Teks Ayat:

ببـعض نـؤمن ويقولون ورسله ا� بـني يـفرقوا أن ويريدون ورسله �� يكفرون الذين إن

.سبيال ذلك بـني يـتخذوا أن ويريدون ببـعض ونكفر

Terjemahan:

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan bermaksud membedakan antara (keimanan) kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dengan mengatakan “Kami beriman kepada yang sebagian dan kami kafir terhadap sebagian (yang lain)” serta bermaksud (dengan perkataaan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir).”

Adverbia sebagian dalam klausa Kami beriman kepada yang

sebagian pada ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang

bermakna ‘menyatakan jumlah untuk sebagian’. Secara leksikal,

sebagian memiliki arti ‘satu bagian’. Adverbia sebagian dalam

klausa tersebut bukanlah adverbia yang menerangkan kategori yang

Page 186: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

168

berada di sampingnya, tetapi menerangkan kategori yang terdapat

dalam klausa sebelumnya yang terdapat dalam surat Annisaa’

(4):150 di atas. Kategori yang dimaksudkan itu adalah Allah dan

rasul-rasul-Nya. Berdasarkan hal tersebut, adverbia sebagian dalam

klausa Kami beriman kepada yang sebagian dan kami kafir terhadap

sebagian (yang lain) adalah adverbia yang menerangkan jumlah

yang cuma satu bagian saja dari kategori Allah dan rasul-rasul-Nya.

125) Annisaa’ (4):150

Adverbia sebagian dalam frasa sebagian (yang lain) pada

ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna

‘menyatakan jumlah untuk sebagian’. Secara leksikal, sebagian

memiliki arti ‘satu bagian’. Berdasarkan hal tersebut, adverbia

sebagian dalam klausa Kami beriman kepada yang sebagian dan

kami kafir terhadap sebagian (yang lain) adalah adverbia yang

menerangkan tentang jumlah yang menunjukkan ‘satu bagian’

terhadap frasa yang lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh frasa yang

lain yang diterangkan oleh adverbia sebagian ini tentulah harus

dikaitkan dengan apa yang telah diterangkan pada pembahasan

adverbia sebagian pada pembahasan sebelumnya, yaitu pada

pembahasan nomor 124.

Page 187: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

169

126) Almaidah (5):13

Teks Ayat:

حظا ونسوا مواضعه عن الكلم حيرفون قاسية قـلوبـهم وجعلنا لعناهم ميثاقـهم نـقضهم بماف

هم خآئنة على تطلع تـزال وال به ذكروا مما نـ هم قليال إال م نـ هم فاعف م ا� إن واصفح عنـ

.المحسنني حيب

Terjemahan:

“(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka, kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat ihsan.

Adverbia sebagian dalam frasa sebagian dari apa yang

mereka diperingatkan dengannya pada ayat di atas merupakan

adverbia penanda jumlah yang bermakna ‘menyatakan jumlah untuk

sebagian’. Secara leksikal, sebagian memiliki arti ‘satu bagian’.

Berdasarkan hal tersebut, adverbia sebagian dalam klausa dan

mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka

diperingatkan dengannya adalah adverbia yang menerangkan

tentang jumlah yang menunjukkan ‘satu bagian’ dari frasa dari apa

yang mereka diperingatkan dengannya yang terletak samping kanan

adverbia.

Page 188: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

170

127) Alan’aam (6):112

Teks Ayat:

زخرف بـعض إىل بـعضهم يوحي واجلن اإلنس شياطني عدوا نيب لكل جعلنا وكذلك

.يـفتـرون وما فذرهم فـعلوه ما ربك شاء ولو غرورا القول

Terjemahan:

"Dan demikian itulah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi musuh, yaitu syaitan-syaitan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu. Seandainya Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan."

Adverbia sebagian dalam frasa sebagian mereka pada ayat di

atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna

‘menyatakan jumlah untuk sebagian’. Secara leksikal, sebagian

memiliki arti ‘satu bagian’. Berdasarkan hal tersebut, adverbia

sebagian dalam klausa sebagian mereka membisikkan kepada

sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu

adalah adverbia yang menerangkan tentang jumlah yang

menunjukkan ‘satu bagian’ dari frasa mereka yang terletak samping

kanan adverbia.

128) Alan’aam (6):112

Adverbia sebagian dalam frasa sebagian yang lain pada ayat

di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna

‘menyatakan jumlah untuk sebagian’. Secara leksikal, sebagian

memiliki arti ‘satu bagian’. Berdasarkan hal tersebut, adverbia

sebagian dalam klausa sebagian mereka membisikkan kepada

sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu

Page 189: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

171

adalah adverbia yang menerangkan tentang jumlah yang

menunjukkan ‘satu bagian’ dari frasa yang lain yang terletak

samping kanan adverbia.

129) Annur (24):63

Teks Ayat:

نكم كدعاء بـعضكم بـعضا قد يـعلم ا� الذين يـتسللون منكم ال جتعلوا دعاء الرسول بـيـ

نة أو يصيبـهم عذاب أليم .لواذا فـليحذر الذين خيالفون عن أمره أن تصيبـهم فتـ

Terjemahan:

“Janganlah kamu menjadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan berlindung, maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya takut ditimpa cobaan atau ditimpa yang pedih”.

Adverbia sebagian dalam frasa sebagian kamu pada ayat di

atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna

‘menyatakan jumlah untuk sebagian’. Secara leksikal, sebagian

memiliki arti ‘satu bagian’. Berdasarkan hal tersebut, adverbia

sebagian dalam klausa Janganlah kamu menjadikan panggilan Rasul

di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian

(yang lain) adalah adverbia yang menerangkan tentang jumlah yang

menunjukkan ‘satu bagian’ dari pronomina kamu yang terletak

samping kanan adverbia.

130) Annur (24):63

Adverbia sebagian dalam frasa sebagian (yang lain) pada

ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna

‘menyatakan jumlah untuk sebagian’. Secara leksikal, sebagian

Page 190: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

172

memiliki arti ‘satu bagian’. Berdasarkan hal tersebut, adverbia

sebagian dalam klausa Janganlah kamu menjadikan panggilan Rasul

di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian

(yang lain) adalah adverbia yang menerangkan tentang jumlah yang

menunjukkan ‘satu bagian’ saja dari frasa yang lain yang terletak

samping kanan adverbia. Sebagian yang lain di sini menunjukkan

satu bagian yang lain selain sebagian kamu yang telah disebutkan

pada pembahasan nomor 129.

131) Saba’ (34):31

Teks Ayat:

وقال الذين كفروا لن نـؤمن �ذا القرآن وال �لذي بـني يديه ولو تـرى إذ الظالمون

م يـرجع بـعضهم إىل بـعض القول يـقول الذين استضعفوا للذين است كبـروا موقوفون عند ر�

.لوال أنتم لكنا مؤمنني

Terjemahan:

“Dan orang-orang kafir berkata: “Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Quran ini dan tidak (pula) kepada kitab yang sebelumnya”. Dan (alangkah hebatnya) kalau kamu lihat orang-orang zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebagian dari mereka menghadapkan perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: “Kalau tidaklah karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman”.

Adverbia sebagian dalam frasa sebagian dari mereka pada

ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna

‘menyatakan jumlah untuk sebagian’. Secara leksikal, sebagian

memiliki arti ‘satu bagian’. Berdasarkan hal tersebut, adverbia

sebagian dalam klausa sebagian dari mereka menghadapkan

perkataan kepada sebagian yang lain adalah adverbia yang

Page 191: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

173

menerangkan tentang jumlah yang menunjukkan ‘satu bagian’ dari

frasa dari mereka yang terletak samping kanan adverbia.

132) Saba’ (34):31

Adverbia sebagian dalam frasa sebagian yang lain pada ayat

di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna

‘menyatakan jumlah untuk sebagian’. Secara leksikal, sebagian

memiliki arti ‘satu bagian’. Berdasarkan hal tersebut, adverbia

sebagian dalam klausa sebagian dari mereka menghadapkan

perkataan kepada sebagian yang lain adalah adverbia yang

menerangkan tentang jumlah yang menunjukkan ‘satu bagian’ dari

frasa yang lain yang terletak samping kanan adverbia. Sebagian

yang lain di sini menunjukkan satu bagian selain satu bagian dari

mereka yang telah disebutkan pada pembahasan nomor 131.

133) Azzukhruf (43):63

Teks Ayat:

لكم بـعض الذي ختتلفون ف تكم �حلكمة وألبـني يه ولما جاء عيسى �لبـينات قال قد جئـ

.فاتـقوا ا� وأطيعون

Terjemahan:

“Dan tatkala Isa datang membawa keterangan, dia berkata: “Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmah dan menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku”.

Adverbia sebagian dalam frasa sebagian dari apa yang kamu

berselisih tentangnya, pada ayat di atas merupakan adverbia penanda

jumlah yang bermakna ‘menyatakan jumlah untuk sebagian’. Secara

Page 192: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

174

leksikal, sebagian memiliki arti ‘satu bagian’. yang bermakna

‘menyatakan jumlah untuk sebagian’. Secara leksikal, sebagian

memiliki arti ‘satu bagian’. Berdasarkan hal tersebut, adverbia

sebagian dalam klausa dan menjelaskan kepadamu sebagian dari

apa yang kamu berselisih tentangnya adalah adverbia yang

menerangkan tentang jumlah yang menunjukkan ‘satu bagian’ dari

frasa dari apa yang kamu berselisih tentangnya yang terletak

samping kanan adverbia.

d. Makna adverbia sebahagian

134) Albaqarah (2):83

Teks Ayat:

واليـتامى القرىب وذي إحسا� و�لوالدين ا� إال تـعبدون ال إسرائيل بين ميثاق أخذ� وإذ

تم مث الزكاة وآتوا الصالة وأقيموا حسنا للناس وقولوا والمساكني وأنتم منكم قليال إال تـوليـ

.معرضون

Terjemahan:

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.”

Adverbia sebahagian dalam data di atas merupakan adverbia

penanda jumlah yang bermakna ‘menyatakan jumlah untuk

sebagian’. Secara leksikal, sebahagian memiliki arti ‘satu bagian’.

Adverbia sebahagian dalam data tersebut langsung diikuti adjektiva

kecil sehingga memunculkan makna ‘satu bagian yang kecil atau

Page 193: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

175

sedikit’. Adverbia sebahagian ini sebenarnya tidak terdapat dalam

bahasa Indonesia. Adverbia sebahagian ini merupakan variasi dari

adverbia sebagian. Berdasarkan hal tersebut, adverbia sebahagian

kecil dalam klausa kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali

sebahagian kecil daripada kamu yang terdapat dalam surat

Albaqarah (2):83 tersebut adalah adverbia yang menerangkan

pronomina kamu. Dengan demikian, adverbia sebahagian kecil

tersebut menerangkan bahwa pronomina kamu yang terdapat dalam

frasa daripada kamu yang terletak di samping kanan adverbia

merupakan sesuatu yang diterangkan jumlahnya, yaitu satu bagian

kecilnya saja.

135) Alhujurat (49):2-3

Teks Ayat:

ر � أيـها الذين آمنوا ال تـرفـعوا أصواتكم فـوق صوت النيب وال جتهروا له �لقول كجه

أصواتـهم عند إن الذين يـغضون . بـعضكم لبـعض أن حتبط أعمالكم وأنتم ال تشعرون

.رسول ا� أولئك الذين امتحن ا� قـلوبـهم للتـقوى هلم مغفرة وأجر عظيم

Terjemahan:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari”. “Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah, mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah SWT untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar”.

Adverbia sebahagian dalam frasa sebahagian kamu di atas

merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna ‘menyatakan

Page 194: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

176

jumlah untuk sebagian’. Secara leksikal, sebahagian memiliki arti

‘satu bagian’. Adverbia sebahagian dalam klausa dan janganlah

kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya

(suara) sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain yang

terdapat dalam surat Alhujurat (49):2-3 tersebut adalah adverbia

yang menerangkan pronomina kamu. Ini berarti bahwa pronomina

kamu yang terletak di samping kanan adverbia ini merupakan

sesuatu yang diterangkan jumlahnya, yaitu sejumlah satu bagiannya

saja.

136) Alhujurat (49):23

Adverbia sebahagian dalam frasa sebahagian yang lain

dalam data di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang

bermakna ‘menyatakan jumlah untuk sebagian’. Secara leksikal,

sebahagian memiliki arti ‘satu bagian’. Berdasarkan hal tersebut,

adverbia sebahagian dalam klausa dan janganlah kamu berkata

kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara)

sebahagian kamu terhadap sebahagian yang lain yang terdapat

dalam surat Alhujurat (49):2-3 tersebut menerangkan bahwa frasa

yang lain yang terletak di samping kanan adverbia merupakan

sesuatu yang diterangkan jumlahnya, yaitu sejumlah satu bagiannya

saja.

Page 195: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

177

e. Makna adverbia banyak

137) Aljasiyah (45):7-8

Teks Ayat:

ره .ويل لكل أفاك أثيم لى عليه مث يصر مستكربا كأن مل يسمعها فـبش يسمع آ�ت ا� تـتـ

.بعذاب أليم

Terjemahan:

“Kecelakaan yang besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa. Dia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya kemudian dia tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya, maka beri kabar gembiralah dia dengan azab yang pedih”.

Adverbia banyak dalam frasa verbal banyak berdusta dalam

data di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna

‘menyatakan jumlah untuk sebagian’, lebih khususnya ‘menyatakan

jumlah yang lebih’. Secara leksikal, banyak memiliki arti ‘besar

jumlahnya’. Adverbia banyak dalam klausa Kecelakaan yang

besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak

berdosa yang terdapat dalam surat Aljasiyah (45):7-8 tersebut

adalah adverbia yang menerangkan verba berdusta. Dengan

demikian, verba berdusta yang terletak di samping kanan adverbia

itu merupakan sesuatu yang diterangkan jumlahnya. Dalam hal ini

memiliki jumlah yang lebih atau bisa dikatakan bahwa verba

berdusta itu merupakan perbuatan yang intensitasnya sering

dilakukan.

Page 196: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

178

138) Aljasiyah (45):7-8

Adverbia banyak dalam frasa verbal banyak berdosa dalam

data di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna

‘menyatakan jumlah untuk sebagian’, lebih khususnya ‘menyatakan

jumlah yang lebih’. Adverbia banyak dalam klausa Kecelakaan yang

besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak

berdosa yang terdapat dalam surat Aljasiyah (45):7-8 tersebut

merupakan adverbia yang menerangkan verba berdosa. Berdasarkan

hal tersebut, verba berdosa yang terletak di samping kanan adverbia

itu merupakan perbuatan yang memiliki jumlah yang besar atau lebih

dalam melakukannya.

f. Makna adverbia semua

139) Assyura (42):15

Teks Ayat:

فلذلك فادع واستقم كما أمرت وال تـتبع أهواءهم وقل آمنت مبا أنزل ا� من كتاب

نكم ا� وأمرت ألعدل بـيـ نكم ا� نـنا وبـيـ ربـنا وربكم لنا أعمالنا ولكم أعمالكم ال حجة بـيـ

نـنا وإليه المصري .جيمع بـيـ

Terjemahan:

“Maka karena itu, serulah (mereka kepada jalan itu) dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah ikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: “Aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allah, dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita)”

Adverbia semua dalam frasa nominal semua kitab dalam data

di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna

Page 197: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

179

‘menyatakan jumlah untuk keseluruhan’, lebih khususnya

menyatakan ‘tidak ada kecuali’. Berdasarkan hal tersebut, adverbia

semua dalam klausa Aku beriman kepada semua kitab yang

diturunkan Allah yang terdapat dalam surat Assyura (42):15 tersebut

menerangkan bahwa nomina kitab yang terletak di samping kanan

adverbia merupakan benda yang diterangkan jumlahnya, yaitu tidak

ada kecualinya.

140) Yunus (10):99-100

Teks Ayat:

يعا . أفأنت تكره الناس حىت يكونوا مؤمنني ولو شاء ربك آلمن من يف األرض كلهم مج

.وما كان لنـفس أن تـؤمن إال �ذن ا� وجيعل الرجس على الذين ال يـعقلون

Terjemahan:

“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua yang dimuka bumi seluruhnya. Maka apakah engkau, engkau memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang mukmin semuanya, padahal tidak ada satu jiwapun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kotoran kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.”

Adverbia semuanya dalam frasa nominal orang-orang

mukmin semuanya dalam ayat di atas merupakan adverbia penanda

jumlah yang bermakna ‘menyatakan jumlah untuk keseluruhan’,

lebih khususnya menyatakan ‘tidak ada kecuali’. Berdasarkan hal

tersebut, adverbia semuanya dalam klausa supaya mereka menjadi

orang-orang mukmin semuanya yang terdapat dalam surat Yunus

(10):99-100 itu menerangkan frasa nominal orang-orang mukmin

yang terletak samping kiri adverbia. Adverbia semuanya ini

Page 198: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

180

menerangkan tentang jumlah orang-orang mukmin yang tidak ada

kecualinya.

141) Faathir (35):10

Teks Ayat:

يعا إليه يصعد الكلم الطيب والعمل الصالح يـر فـعه والذين من كان يريد العزة فلله العزة مج

.ميكرون السيئات هلم عذاب شديد ومكر أولئك هو يـبور

Terjemahan:

“Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkannya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras dan rencana jahat mereka akan hancur”.

Adverbia semuanya dalam frasa nominal kemuliaan itu

semuanya dalam ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah

yang bermakna ‘menyatakan jumlah untuk keseluruhan’, lebih

khususnya menyatakan ‘tidak ada kecuali’. Berdasarkan hal tersebut,

adverbia semuanya dalam klausa maka bagi Allah kemuliaan itu

semuanya yang terdapat dalam surat Faathir (35):10 itu

menerangkan frasa nominal kemuliaan itu yang terletak di samping

kiri adverbia. Adverbia semuanya ini menerangkan tentang jumlah

kemuliaan itu yang tidak ada kecualinya.

g. Makna adverbia seluruhnya

142) Albaqarah (2):31-31

Teks Ayat:

كنتم إن هـؤالء �مساء أنبئوين فـقال المالئكة على عرضهم مث كلها األمساء آدم وعلم

.احلكيم العليم أنت إنك علمتـنا ما إال لنا علم ال سبحانك قالوا . صادقني

Page 199: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

181

Terjemahan:

“Dan mengajarkan Adam nama-nama seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”

Adverbia seluruhnya dalam frasa nominal nama-nama

seluruhnya dalam ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah

yang bermakna ‘menyatakan jumlah untuk keseluruhan’. lebih

khususnya menyatakan ‘tidak ada kecuali’. Dengan demikian,

adverbia seluruhnya dalam klausa Dan mengajarkan Adam nama-

nama seluruhnya adalah adverbia yang menerangkan nomina nama-

nama yang terletak di samping kiri adverbia. Adverbia seluruhnya

ini menerangkan tentang jumlah nama-nama yang tidak ada

kecualinya.

h. Makna adverbia semua ... seluruhnya

143) Yunus (10):99-100

Teks Ayat:

يعا أفأنت تكره الناس حىت يكونوا مؤمنني ولو شاء ربك . آلمن من يف األرض كلهم مج

.وما كان لنـفس أن تـؤمن إال �ذن ا� وجيعل الرجس على الذين ال يـعقلون

Terjemahan:

“Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua yang dimuka bumi seluruhnya. Maka apakah engkau, engkau memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang mukmin semuanya, padahal tidak ada satu jiwapun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kotoran kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.”

Page 200: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

182

Adverbia semua ... seluruhnya dalam frasa nominal semua

yang dimuka bumi seluruhnya dalam ayat di atas merupakan

adverbia penanda jumlah yang bermakna ‘menyatakan jumlah untuk

keseluruhan’. Adverbia semua ... seluruhnya terdiri dari adeverbia

semua yang berarti ‘tidak ada kecualinya’ dan seluruhnya yang juga

mempunyai makna ‘tidak ada kecualinya’. Penggunaan dua adverbia

jumlah sekaligus secara bersama-sama ini menunjukkan bahwa ada

penekanan atau penegasan yang sungguh-sungguh tentang jumlah

terhadap sesuatu yang diterangkan. Berdasarkan hal tersebut,

adverbia semua ... seluruhnya dalam klausa tentulah beriman semua

yang dimuka bumi seluruhnya adalah adverbia yang menerangkan

frasa nomina yang dimuka bumi yang terletak di antara dua adverbia

tersebut. Adverbia semua ... seluruhnya ini menerangkan tentang

adanya penekanan atau penegasan yang sungguh-sungguh tentang

jumlah yang tidak ada kecualinya terhadap frasa nominal yang di

muka bumi.

i. Makna adverbia segala

144) Annisaa’ (4):135

Teks Ayat:

الوالدين أو أنفسكم على ولو � شهداء �لقسط قـوامني كونوا آمنوا الذين أيـها �

أو تـلووا وإن تـعدلوا أن اهلوى تـتبعوا فال �ما أوىل فا� فـقريا أو غنيا يكن إن واألقـربني

.خبريا تـعملون مبا كان ا� فإن تـعرضوا

Terjemahan:

“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah penegak-penegak keadilan, menjadi saksi-saksi karena Allah, biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun

Page 201: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

183

miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kau mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau berpaling, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.”

Adverbia segala dalam frasa nominal segala apa yang kamu

kerjakan dalam ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah

yang bermakna ‘menyatakan jumlah untuk keseluruhan’, lebih

khususnya menyatakan ‘tidak ada kecuali’. Berdasarkan hal tersebut,

adverbia segala dalam klausa maka sesungguhnya Allah adalah

Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan adalah adverbia

yang menerangkan frasa nominal apa yang kamu kerjakan yang

terletak di samping kanan adverbia. Adverbia segala ini

menerangkan tentang jumlah yang tidak ada kecualinya terhadap

frasa nominal apa yang kamu kerjakan.

145) Annisaa’ (4):171

Teks Ayat:

ا احلق إال ا� على تـقولوا وال دينكم يف تـغلوا ال الكتاب أهل � ابن عيسى المسيح إمن

نه وروح مرمي إىل ألقاها وكلمته ا� رسول مرمي انتـهوا ثالثة تـقولوا وال ورسله �� فآمنوا م

ا لكم خريا األرض يف وما السماوات يف ما له ولد له يكون أن سبحانه واحد إلـه ا� إمن

.وكيال �� وكفى

Terjemahan:

“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al-Masih, ‘Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan kalimat-Nya) yang disampaikan-Nya kepada Maryam dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlagh kamu mengatakan: (Tuhan itu) tiga”. Berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan

Page 202: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

184

Yang Maha Esa. Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.

Adverbia segala dalam frasa nomina segala yang di langit

dan di bumi dalam ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah

yang bermakna ‘menyatakan jumlah untuk keseluruhan’, lebih

khususnya menyatakan ‘tidak ada kecuali’. Dengan demikian,

adverbia segala dalam klausa segala yang di langit dan di bumi

adalah kepunyaan-Nya adalah adverbia yang menerangkan frasa

nominal yang di langit dan di bumi yang terletak di samping kanan

adverbia. Adverbia segala ini menerangkan tentang jumlah yang

tidak ada kecualinya terhadap frasa nominal yang di langit dan di

bumi.

146) Almulk (67):13

Teks Ayat:

.وأسروا قـولكم أو اجهروا به إنه عليم بذات الصدور

Terjemahan:

“Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah: sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati”.

Adverbia segala dalam frasa nominal segala isi hati dalam

ayat di atas merupakan adverbia penanda jumlah yang bermakna

‘menyatakan jumlah untuk keseluruhan’, lebih khususnya

menyatakan ‘tidak ada kecuali’. Berdasarkan hal tersebut, adverbia

segala dalam klausa sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi

hati adalah adverbia yang menerangkan frasa nominal isi hati yang

terletak di samping kanan adverbia. Adverbia segala ini

Page 203: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

185

menerangkan tentang jumlah yang tidak ada kecualinya terhadap

frasa nominal isi hati.

B. Pembahasan

1. Makna Adverbia Penanda Aspek

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan terhadap makna

adverbia penanda aspek, dapat diketahui bahwa terdapat enam makna

adverbia penanda aspek yang terdapat pada teks terjemahan Alquran

(TTA).

a. Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat

akan berlansung.

Makna ‘pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat

akan berlansung’ ini ditandai dengan adverbia akan dan insya Allah

akan. Adverbia akan terdapat pada data Q.S. Albaqarah (2):235,

Almaidah (5):13, Almaidah (5):101, Alan’aam (6):93, Alan’aam

(6):108, Alan’aam (6):151, Ala’raf (7):161-162, Ala’raf (7):164,

Yunus (10):99-100, Alkahfi (18):23-24, Alkahfi (18):23-24, Annur

(24):53, Faathir (35):10, Sad (38):26, Sad (38):26, Azzukhruf (43):89,

Aljasiyah (45):6, Alakhqaf (46):17, Alakhqaf (46):31-32, Alfath

(48):11, Almujadalah (58):9, dan satu lagi data juga di Q.S.

Almujadalah (58):9, sedangkan adverbia insya Allah akan terdapat

pada data Q.S. Albaqarah (2):70.

Page 204: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

186

b. Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat

pada proses permulaan berlangsungnya. Makna ini ditandai dengan

adverbia barulah yang terdapat pada data Q.S. Albaqarah (2):71.

c. Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat

tengah berlangsung. Makna ini ditandai dengan adverbia sedang yang

terdapat pada Q.S. Almaidah (5):101.

d. Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat

belum selesai.

Makna ini ditandai dengan adverbia masih, belum, dan belum

pernah. Makna ‘menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa,

keadaan atau sifat belum selesai’ dengan penanda masih terdapat pada

data Q.S. Albaqarah (2):70. Untuk makna ‘menyatakan suatu

pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat belum selesai’

dengan penanda belum terdapat pada data Q.S. Annisaa’ (4):5 dan

Almaidah (5):41, sedangkan makna ‘menyatakan suatu

pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat belum selesai’

dengan penanda belum pernah terdapat pada data Q.S. Albaqarah

(2):71 dan Almaidah (5):41.

e. Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat

sudah selesai berlangsung.

Makna ini ditandai dengan adverbia telah dan sudah. Makna

‘menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat

belum selesai’ dengan penanda telah ini terdapat pada data Q.S.

Albaqarah (2):31-32, Albaqarah (2):40, Ali Imran (3):118, Ali Imran

Page 205: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

187

(3):118, Almaidah (5):41, Almaidah (5):63, Alan’aam (6):93, Hud

(11):69, Ibrahim (14):24-26, Alisraa’ (17):23, Annur (24):63, Saba’

(34):23, Saba’ (34):23, Saba’ (34):23, Alakhqaf (46):15, Alakhqaf

(46):15, Muhammad (47):21, Alhujurat (49):2-3, dan Almujadalah

(58):9, sedangkan makna ‘menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan,

peristiwa, keadaan atau sifat belum selesai’ dengan penanda sudah

terdapat pada data Q.S. Almaidah (5):41 dan Annur (24):53.

f. Menyatakan kekerapan terjadinya suatu pekerjaan/perbuatan,

peristiwa, keadaan atau sifat. Makna ini ditandai dengan adverbia

selalu yang semuanya terdapat pada data Q.S. Alan’aam (6):93.

Makna adverbia penanda aspek pada TTA seperti yang telah

dibahas tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini.

Tabel 4.6 Makna Adverbia Penanda Aspek pada TTA

NO. ADVERBIA PENANDA ASPEK

Makna Aspek Adverbia Jumlah

1

Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat akan berlansung

akan 22 buah Insya Allah akan

1 buah

2

Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat pada proses permulaan berlangsungnya

baru 1 buah

3

Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat tengah berlangsung

sedang 1 buah

4

Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat belum selesai

belum 2 buah belum pernah

2 buah

masih 1 buah

Page 206: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

188

Tabel 4.6 lanjutan

NO. ADVERBIA PENANDA ASPEK

Makna Aspek Adverbia Jumlah

5

Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung

telah 19 buah sudah 2 buah

6

Menyatakan kekerapan terjadinya suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat

selalu 3 buah

Jumlah 54 buah

Dikaitkan dengan penelitian terdahulu, terutama tentang makna

adverbia, makna adverbia verba dalam bahasa Jawa pada cerbung

Ngonceki Impen yang disampaikan oleh Mudrikah (2015) ternyata

terdapat adanya kesamaan dengan hasil penelitian ini walaupun dengan

penyebutan yang berbeda. Misalnya menyebut makna ‘pekerjaan/

perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat akan berlansung’ dengan

sebutan makna ‘keakanan’, menyebut makna ‘suatu pekerjaan/perbuatan,

peristiwa, keadaan atau sifat tengah berlangsung’ dengan sebutan makna

‘keberlangsungan’, menyebut makna ‘suatu pekerjaan/ perbuatan,

peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung’ dengan sebutan

makna ‘keusaian’, serta menyebut makna ‘kekerapan terjadinya suatu

pekerjaan/ perbuatan, peristiwa, atau keadaan’ dengan sebutan makna

‘keberulangan’.

Perbedaannya adalah bahwa untuk makna adverbia aspek yang

menyatakan suatu pekerjaan/ perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat

belum selesai tidak disebutkan secara khusus pada penelitian Mudrikah

Page 207: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

189

ini. Padanan dalam bahasa Jawa untuk adverbia belum maupun masih

tidak disebutkan dalam penelitiannya. Makna adverbia dalam bahasa

Jawa yang sering muncul pada cerbung Ngonceki Impen yang diteliti

oleh Mudrikah ini adalah makna keakanan (arep, bakal, badhe, dll),

makna keusaian (wis, mau, nate, mentas, dll.), dan makna keberulangan

(kerep, tansah, asring), sedangkan makna adverbia penanda aspek yang

sering muncul pada penelitian ini adalah makna yang menunjukkan

pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat akan berlansung (akan,

insya Allah akan) dan makna yang menyatakan suatu pekerjaan/

perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat sudah selesai berlangsung (telah,

sudah).

Selanjutnya, hasil penelitian ini bisa juga diperbandingkan

dengan hasil penelitian yang lain, yaitu penelitian Devi (2014) yang

berjudul “Adverbia pada Artikel Opini Kompas dan Implikasinya dalam

Pembelajaran”. Pada penelitian Devi ini didapatkan adanya penggunaan

adverbia penanda aspek pada artikel Opini Kompas. Untuk adverbia

penanda aspek yang sering muncul adalah adverbia yang bermakna

perfektif yang ditandai dengan adverbia sudah dan telah, sedangkan

makna adverbia penanda aspek yang sering muncul pada penelitian ini

adalah makna yang menunjukkan pekerjaan/perbuatan, peristiwa,

keadaan atau sifat akan berlansung (akan, insya Allah akan) dan makna

yang menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau

sifat sudah selesai berlangsung (telah, sudah). Dua macam makna

adverbia yang sering muncul pada TTA ini bisa dimaknai bahwa sesuatu

Page 208: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

190

yang sudah terjadi dan juga sesuatu yang akan terjadi merupakan

pelajaran, petunjuk, ataupun peringatan dari Allah yang pasti nyata.

Berikutnya, jika dibandingkan dengan penelitian Darjat (2009)

yang menganalisis kala dan aspek dalam bahasa Jepang, aspek yang

terdapat dalam novel Tokyo Fusen Nikki adalah aspek perfektif,

kontinuatif, dan resultatif. Aspektualitas dalam bahasa Jepang ada yang

diambil dari bentuk morfologis dengan konjugasi kata kerja bentuk ~te

atau stem dari kata kerja bentuk ~masu. Selain itu pembentukan aspek

juga melalui gabungan dua verba. Sementara pada penelitian ini, penanda

aspeknya berupa adverbia.

Pada perbandingan berikutnya, penelitian ini dibandingkan

dengan penelitian Akil (2009) tentang aspek, adverbia waktu, dan kala

bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Pada bahasa Inggris aspek

diungkapkan dengan bentuk kata kerja tertentu (participles) atau kata

kerja bantu, sedangkan dalam bahasa Indonesia aspek dinyatakan dengan

kata kata tertentu yang disebut partikel, seperti kata masih, sedang,

sudah, dan telah. Penelitian Akil relevan dengan penelitian ini karena

penanda aspek yang dituliskan dalam penelitian Akil relevan dengan

adverbia penanda aspek yang terdapat pada data penelitian ini.

2. Makna Adverbia Penanda Sangkalan

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, bisa didapatkan

dua makna yang berbeda dari adverbia-adverbia penanda sangkalan yang

terdapat pada teks terjemahan Alquran (TTA). Kedua makna tersebut

adalah makna ‘pengingkaran atau penyangkalan’ dan makna ‘penyamaan’.

Page 209: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

191

Makna ‘pengingkaran atau penyangkalan’ ditandai dengan adverbia tidak,

tidak pula, tidak akan, tidak hendak, tak, tiada, bukan, tanpa, dan tidak

...-nya. Untuk makna ‘penyamaan’ ditandai oleh adverbia tidak lain

hanyalah. Semua adverbia penanda sangkalan ini terletak sebelum

kategori yang diingkarinya.

Makna adverbia penanda sangkalan yang berupa ‘pengingkaran

atau penyangkalan’ mengandung arti bahwa adverbia penanda sangkalan

yang ada merupakan adverbia yang menyangkal atau mengingkari akan

kategori yang didampinginya. Kategori yang didampingi tersebut bisa

berupa verba, adjektiva, preposisi, dan nomina. Hal ini dapat dilihat

berturut-turut misalkan pada data tidak bercacat pada Q.S. Albaqarah

(2:71), tidak benar pada Q.S. Alan’aam (6:93), tidak pula kepada kitab

yang sebelumnya pada Q.S. Saba’ (34:31), dan tanpa pengetahuan pada

Q.S. Alan’aam (6:108).

Secara lebih lengkap data tentang adverbia sangkalan yang

bermakna ‘pengingkaran atau penyangkalan’ terdapat pada data sebagai

berikut. Makna adverbia sangkalan yang berupa ‘pengingkaran atau

penyangkalan’ dengan penanda tidak terdapat pada data Q.S. Albaqarah

(2):31-32, Albaqarah (2):44, Albaqarah (2):71, Albaqarah (2):71,

Albaqarah (2):71, Albaqarah (2):83, Albaqarah (2):235, Annisaa’ (4):46,

Annisaa’ (4):46, Annisaa’ (4):46, Almaidah (5):13, Almaidah (5):63,

Alan’aam (6):93, Alan’aam (6):93, Alan’aam (6):112, Alan’aam (6):152,

Ala’raf (7):161-162, Attaubah (9):31-32, Attaubah (9):31-32, Attaubah

(9):31-32, Yunus (10):99-100, Yunus (10):99-100, Hud (11):69, Ibrahim

Page 210: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

192

(14):24-26, Annur (24):12, Annur (24):15-18, Annur (24):15-18, Annur

(24):15-18, Annur (24):15-18, Alfurqan (25):22, Alahzab (33):32, Saba’

(34):31, Aljasiyah (45):7-8, Alakhqaf (46):31-32, Alakhqaf (46):31-32,

Alakhqaf (46):31-32, Muhammad (47):21, Alfath (48):11, Alhujurat

(49):2-3, Alhujurat (49):2-3, Alhujurat (49):4-5, Alhujurat (49):6,

Alhujurat (49):11, Almujadalah (58):9, dan Assaff (61):2-3. Untuk makna

adverbia sangkalan yang berupa ‘pengingkaran atau penyangkalan’ dengan

penanda tidak pula terdapat pada data Q.S. Albaqarah (2):71 dan Saba’

(34):31.

Selanjutnya, makna adverbia sangkalan yang bermakna

‘pengingkaran atau penyangkalan’ ditandai dengan adverbia tidak akan.

Hal ini bisa dilihat pada data Q.S. Almaidah (5):41, Saba’ (34):31, dan

Alakhqaf (46):31-32. Berikutnya adalah dengan penanda tidak hendak.

Makna adverbia sangkalan dengan penanda tidak hendak ini terdapat pada

data Almaidah (5):41. Makna adverbia sangkalan yang berupa

‘pengingkaran atau penyangkalan dengan penanda tak terdapat pada data

Q.S.Yusuf (12):92. Selanjutnya makna adverbia sangkalan yang berupa

‘pengingkaran atau penyangkalan’ dengan penanda tiada terdapat pada

data Alanbiya’ (21):45, Saba’ (34):23, Almujadalah (58):9, Almujadalah

(58):9, dan Assaff (61):2-3.

Berikutnya untuk makna adverbia sangkalan yang berupa

‘pengingkaran atau penyangkalan’ ditandai dengan adverbia bukan dan

tanpa. Makna adverbia sangkalan berupa ‘pengingkaran atau

penyangkalan’ yang ditandai dengan adverbia bukan terdapat pada data

Page 211: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

193

Q.S. Almaidah (5):41 dan Almujadalah (58):9. Untuk makna adverbia

sangkalan ‘pengingkaran atau penyangkalan’ yang ditandai dengan

penanda tanpa terdapat pada data Q.S. Alan’aam (6):108 dan Alhujurat

(49):6, sedangkan untuk makna adverbia sangkalan ‘pengingkaran atau

penyangkalan’ yang ditandai dengan adverbia tidak ...-nya terdapat pada

data Q.S. Ali Imran (3):118.

Makna adverbia penanda sangkalan yang kedua yang terdapat

dalam TTA adalah makna ‘penyamaan’. Makna ‘penyamaan’ ini muncul

pada data Q.S. Alakhqaf (46):17 dengan penandanya berupa adverbia tidak

lain hanyalah. Adverbia tidak lain hanyalah ini bisa dikatakan mempunyai

makna yang cukup unik. Dikatakan unik karena sebenarnya adverbia ini

merupakan adverbia penanda sangkalan, namun arti yang dimunculkannya

justru menunjukkan makna ‘kesamaan’. Adverbia tidak lain hanyalah

dalam klausa Ini tidak lain hanyalah dongeng orang-orang yang dahulu

belaka dalam surat Alakhqaf (46):17 menyatakan adanya perilaku

menyamakan antara apa yang ada dalam subjek (Ini) dengan kategori yang

berada setelah adverbia, yaitu frasa nominal dongeng orang-orang yang

dahulu.

Makna adverbia penanda sangkalan pada TTA seperti yang telah

dibahas di atas dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut ini.

Page 212: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

194

Tabel 4.7

Makna Adverbia Penanda Sangkalan pada TTA

NO. ADVERBIA PENANDA SANGKALAN

Makna Adverbia

Adverbia Jumlah

1 pengingkaran/ penyangkalan

tidak 44 buah

tidak pula 2 buah

tidak akan 3 buah

tidak hendak 1 buah

tak 1 buah

tiada 5 buah

bukan 2 buah

tanpa 2 buah

tidak ...-nya 1 buah

2 penyamaan tidak lain hanyalah 1 buah

Jumlah 62 buah

Hasil penelitian tentang makna adverbia sangkalan pada TTA ini

jika dikaitkan dengan penelitian-penelitian terdahulu ternyata tidak ada

kesamaannya. Ketidaksamaan ini dikarenakan hasil penelitian-penelitian

terdahulu tersebut tidak ada yang membahas ataupun menghasilkan makna

adverbia yang berupa sangkalan. Namun, jika dikaitkan dengan teori

Chaer (2015:50-52) tentang adverbia sangkalan, terdapat adanya makna

yang berbeda. Adverbia sangkalan dalam Chaer tersebut hanya disebutkan

contoh-contoh yang berupa bentuk tunggal. Adapun makna adverbia

sangkalan yang ditimbulkannya kesemuanya berupa makna ‘pengingkaran

atau penyangkalan’ terhadap kategori yang didampinginya , sedangkan

dalam penelitian ini ditemukan makna adverbia sangkalan yang berupa

makna ‘penyamaan’. Makna adverbia sangkalan yang berupa ‘penyamaan’

Page 213: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

195

ini ditandai oleh adverbia bentuk gabungan berupa tidak lain hanyalah.

Adverbia sangkalan tidak lain hanyalah ini digunukan untuk menyamakan

sesuatu yang disebutkan sebelum adverbia dengan kategori yang terletak

di samping kanan adverbia.

3. Makna Adverbia Penanda Jumlah

Setelah dilakukan analisis data, bisa didapatkan dua makna yang

berbeda dari adverbia-adverbia penanda jumlah yang terdapat pada teks

terjemahan Alquran (TTA). Makna yang pertama adalah makna yang

menyatakan jumlah untuk sebagian. Makna yang pertama ini ditandai oleh

adverbia jumlah sedikit, sebagian, sebahagian, dan banyak. Untuk makna

adverbia penanda jumlah yang kedua adalah makna yang menyatakan

jumlah untuk keseluruhan. Makna yang kedua ini ditandai oleh adverbia

jumlah sekalian, semua, seluruh, semua ... seluruhnya, dan segala.

Untuk data makna adverbia penanda jumlah yang menyatakan

makna ‘jumlah untuk sebagian’ dapat dirinci sebagai berikut. Makna

adverbia penanda jumlah yang menyatakan makna ‘jumlah untuk

sebagian’ dengan penanda sedikit bisa dilihat pada data Q.S. Albaqarah

(2):79, Almaidah (5):13, Annur (24):15-18, dan Almujadalah (58):9.

Makna adverbia penanda jumlah yang menyatakan makna ‘jumlah untuk

sebagian’ dengan penanda sebagian bisa dilihat pada data Q.S. Annisaa’

(4):8, Annisaa’ (4):150, Annisaa’ (4):150, Almaidah (5):13, Alan’aam

(6):112, Alan’aam (6):112, Annur (24):63, Annur (24):63, Saba’ (34):31,

Saba’ (34):31, dan Azzukhruf (43):63. Makna adverbia penanda jumlah

yang menyatakan makna ‘jumlah untuk sebagian’ dengan penanda

Page 214: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

196

sebahagian terdapat pada data Q.S. Albaqarah (2):83, dan dua data pada

Q.S. Alhujurat (49):2-3. Makna adverbia penanda jumlah yang

menyatakan makna ‘jumlah untuk sebagian’ dengan penanda banyak bisa

dilihat pada dua data di Q.S. Aljasiyah (45):7-8.

Adverbia jumlah dengan penanda sedikit menyatakan bahwa

jumlah yang diterangkan adalah jumlah yang kurang atau tidak banyak,

sedangkan adverbia jumlah dengan penanda banyak menyatakan bahwa

jumlah yang disebutkan adalah jumlah yang lebih. Untuk adverbia jumlah

dengan penanda sebagian dan sebahagian menyatakan jumah yang cuma

satu bagian saja dari sesuatu yang utuh tanpa diketahui apakah itu

menyatakan jumlah yang lebih atau yang kurang.

Untuk data makna adverbia penanda jumlah yang menyatakan

makna ‘jumlah untuk keseluruhan’ dapat dirinci sebagai berikut. Makna

adverbia penanda jumlah yang menyatakan makna ‘jumlah untuk

keseluruhan’ dengan penanda sekalian bisa dilihat pada data Q.S.

Alanbiya’ (21):45 dan Alahzab (33):32. Untuk makna adverbia penanda

jumlah yang menyatakan makna ‘jumlah untuk keseluruhan’ dengan

penanda semua terdapat pada data Q.S. Yunus (10):99-100, Faathir (35):10

dan Assyura (42):15. Makna adverbia penanda jumlah yang menyatakan

makna ‘jumlah untuk keseluruhan’ dengan penanda semua ... seluruhnya

bisa dilihat pada data Q.S. Yunus (10):99-100. Untuk makna adverbia

penanda jumlah yang menyatakan makna ‘jumlah untuk keseluruhan’

dengan penanda segala terdapat pada data Q.S. Annisaa’ (4):135, Annisaa’

(4):171, dan Almulk (67):13.

Page 215: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

197

Makna adverbia penanda jumlah pada TTA seperti yang telah

dibahas di atas dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini.

Tabel 4.8

Makna Adverbia Penanda Jumlah pada TTA

NO. ADVERBIA PENANDA SANGKALAN

Makna Adverbia

Adverbia Jumlah

1 jumlah untuk sebagian

sedikit 4 buah

sebagian 11 buah

sebahagian 3 buah

banyak 2 buah

2

jumlah untuk keseluruhan

sekalian 2 buah

semua 3 buah

semua ... seluruhnya 1 buah

seluruh 1 buah

segala 3 buah

Jumlah 30 buah

Jika dikaitkan dengan penelitian-penelitian terdahulu, peneliti

hanya menemukan satu kesamaan makna adverbia yang menyatakan

jumlah. Kesamaan itu bisa ditemukan pada penelitian Mudrikah (2015)

tentang makna adverbia verba dalam bahasa Jawa pada cerbung Ngonceki

Impen. Pada hasil penelitian Mudrikah ini, salah satu makna adverbia yang

terdapat dalam cerbung Ngonceki Impen adalah makna kuantitatif. Makna

kuantitatif ini ditandai antara lain dengan kata kabeh ‘semua’ dan okeh

‘banyak’. Teori yang dikemukakan oleh Alwi, dkk. tentang makna

adverbia salah satunya juga menyebutkan tentang adverbia kuantitatif.

Adverbia kuantitatif adalah adverbia yang menggambarkan makna yang

Page 216: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

198

berhubungan dengan jumlah. Yang termasuk adverbia ini antara lain, kata

banyak, sedikit, kira-kira, dan cukup (2003:204).

Selanjutnya, hasil penelitian ini juga akan diperbandingkan

dengan hasil-hasil penelitian terdahulu tentang adverbia. Jika

dibandingkan dengan penelitian Cristiana (2008) yang menganalisis

adverbia verba bahasa Rusia, jelas terdapat perbedaan. Walaupun dalam

penelitian Cristiana ini juga diteliti tentang makna, namun makna yang

diteliti adalah makna adverbia verbanya, sedangkan makna yang diteliti

dalam penelitian ini adalah makna adverbia sebagai kategori penanda

aspek, sangkalan, dan jumlah. Jika dibandingkan dengan penelitian

Marliah (2009), jelas terdapat perbedaan karena dalam penelitian Marliah

ini yang menjadi fokus adalah adverbial, bukan adverbia, sedangkan

penelitian ini memfokuskan pada makna adverbia. Perbedaan antara

adverbia dan adverbial adalah, adverbia mengacu pada kategori sintaksis,

sedangkan adverbial mengacu pada fungsi sintaksis dari suatu klausa.

Selanjutnya, dibandingkan dengan penelItian Maumina (2014),

terdapat kesamaan dalam fokus penelitian yaitu tentang makna adverbia.

Namun, pada penelitian Maumina ini, adverbia yang diteliti maknanya

adalah dua adverbia yang memiliki kesinoniman, yaitu taihen dan totemo.

Kedua adverbia ini merupakan adverbia (fukushi) dalam bahasa Jepang.

Berbeda dengan penelitian Maumina, penelitian ini tidaklah mencari

perbedaan kandungan makna yang terdapat dalam dua ataupun beberapa

adverbia yang bersinonim, namun mencari makna dari masing-masing

adverbia penanda aspek, sangkalan, maupun jumlah.

Page 217: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

199

Penelitian yang lain tentang adverbia adalah penelitian yang

dilakukan oleh Damayanti (2012). Penelitian Damayanti ini memfokuskan

pada struktur dan makna adverbia pada novel karya Andrea Hirata.

Perbedaannya dengan penelitian tentang makna adverbia pada TTA ini

adalah pada penelitian Damayanti, adverbia yang diteliti berupa adverbia

penanda modalitas, sedangkan adverbia yang diteliti pada penelitian ini

adalah adverbia penanda aspek, sangkalan, dan jumlah.

Penelitian tentang adverbia berikutnya adalah penelitian Rajabova

(2014) tentang modifikator adverbial tujuan pada bahasa Inggris dan

bahasa Azerbaijan. Pada penelitian Rajabova ini, diteliti tentang

persamaan dan perbedaan dalam sistem fonetik kata-kata yang

menunjukkan modifikator adverbial tujuan dalam kedua bahasa. Selain itu

diteliti juga dampak posisi modifikator adverbia tujuan yang berbeda dari

kedua bahasa yang diteliti. Berbeda dengan penelitian Rajabova, penelitian

tentang makna adverbia pada TTA ini tidak memfokuskan pada

modifikator adverbia, melainkan terfokus pada makna adverbianya. Jadi,

jelas terlihat perbedaan fokus penelitiannya walaupun sama-sama meneliti

tentang adverbia.

Selanjutnya, penelitian tentang adverbia juga dilakukan oleh Xu

(2012) yang membandingkan penggunaan adverbial konjungsi antara

peeserta didik EFL Cina dengan penutur asli. Dibandingkan dengan

penelitian tentang makna adverbia pada TTA ini, terdapat perbedaan pada

fokus penelitian. Penelitian Xu memfokuskan penelitian pada adverbial

konjungsi, sedangkan pada penelitian ini fokus penelitiannya adalah

Page 218: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

200

adverbia bukan sebagai konjungsi, tetapi sebagai kata keterangan terhadap

kategori yang didampinginya. Pada penelitian Xu, adverbia berfungsi

sebagai konjungsi yang bisa menghubungkan kalimat, paragraf, maupun

teks yang lebih besar lagi cakupannya. Untuk posisi adverbial konjungsi

pada penelitian Xu juga menjadi fokus penelitian. Sebagaimana makna

yang dimiliki oleh adverbia penanda aspek, sangkalan, maupun jumlah

pada TTA, adverbial konjungsi juga memiliki fungsi semantik. Fungsi-

fungsi semantik tersebut adalah listing, sumatif, apositif, resultif,

kontrastif, dan transisi.

Penelitian lain tentang adverbia adalah penelitian Kiss (ed.) dan

Katalin E (2009). Penelitian Kiss ini bertujuan untuk menginvestigasi

perilaku sintaksis dan semantik pada konstituen tambahan kata keterangan

(adverbial) dan kata keterangan pada bahasa Hungaria. Distribusi sintaksis

adverbia dalam penelitian ini sangat diperhatikan. Berbeda dengan

penelitian Kiss yang mengutamakan distribusi kata keterangan, penelitian

tentang makna adverbia pada TTA ini tidak memfokuskan pada distribusi

adverbia dalam kalimat, melainkan terfokus pada makna adverbianya.

Penelitian oleh Wiechmann, Daniel dan Elmakerz (2013) tentang

adverbia dalam bahasa Inggris juga memiliki perbedaan fokus kajian. Pada

penelitian Wiechmann, Daniel dan Elmakerz ini, fokus kajiannya adalah

tentang posisi klausa adverbial yang diperbolehkan dalam bahasa Inggris.

Dari sini dapat diketahui bahwa adverbia yang diteliti posisinya adalah

adverbia yang berfungsi sebagai konjungsi dalam klausa bawahan pada

kalimat kompleks. Dengan demikian, jelas terdapat perbedaan dengan

Page 219: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

201

penelitian tentang makna adverbia pada TTA ini. Adverbia pada penelitian

ini bukanlah adverbia yang berfungsi sebagai konjungsi, melainkan

adverbia yang berfungsi menerangkan kata yang didampingi.

Kajian lainnya tentang adverbial dilakukan oleh Beck, Sigrid, dan

Arnim Von Stechow (2007) yang melibatkan pluralitas. Pada penelitian

ini diteliti kalimat yang mengandung adverbia yang berindikasi memiliki

semantik pluraksional. Istilah pluraksionalitas digunakan untuk pembagian

eventualitas lebih besar ke subeventualitas yang lebih kecil. Jadi, dalam

penelitian Beck, Sigrid, dan Arnim Von Stechow ini, fokus penelitiannya

terletak pada adverbia yang memiliki semantik pluraksional. Jika

dibandingkan antara penelitian Beck, Sigrid, dan Arnim Von Stechow

dengan penelitian tentang makna adverbia pada TTA, terdapat adanya

kemiripan maupun perbedaan. Kemiripannya adalah kedua penelitian

tersebut sama-sama membahas tentang makna yang ditimbulkan dari

sebuah adverbia. Perbedaannya adalah makna pada penelitian Beck,

Sigrid, dan Arnim Von Stechow tersebut adalah makna pluraksional yang

ditimbulkan dari suatu adverbia, sedangkan makna yang dimaksudkan

dalam penelitian pada TTA merupakan makna leksikal dari adverbia yang

diteliti. Jadi, penelitian tentang makna adverbia pada TTA ini bukanlah

makna pluraksional sebagaimana makna yang terdapat pada penelitian

Beck, Sigrid, dan Arnim Von Stechow.

Page 220: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

202

4. Implementasi Hasil Penelitian Makna Adverbia Penanda Aspek,

Adverbia Penanda Sangkalan, dan Adverbia Penanda Jumlah pada

Teks Terjemahan Alquran (TTA) sebagai Materi Ajar pada Sekolah

Menengah Pertama

Pada pembahasan mengenai implementasi hasil penelitian sebagai

materi ajar ini, penulis lebih memilih untuk mengimplementasikan hasil

penelitian ini sebagai materi ajar pada sekolah menengah pertama (SMP)

kelas VII yang melaksanakan kurikulum 2013. Penulis memilih kelas VII

karena pada tahun pelajaran 2016/2017 ini baru kelas VII inilah yang telah

melaksanakan hasil revisi kurikulum tahun 2016, terutama pada

Kompetensi Dasar (KD). Sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 24 Tahun 2016, terdapat masing-

masing enam belas Kompetensi Dasar (KD) dari Kompetensi Inti (KI) 3

dan Kompetensi Inti (KI) 4. Kompetensi Inti (KI) pada kurikulum 2013

merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi

lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas,

sedangkan Kompetensi Dasar (KD) merupakan kemampuan dan materi

pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu

mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu

pada kompetensi inti.

Hasil penelitian tentang adverbia ini bisa diimplementasikan

sebagai materi ajar pada KI 3, yaitu memahami pengetahuan (faktual,

konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian

Page 221: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

203

tampak mata, sedangkan untuk kompetensi dasarnya adalah KD 3.14,

yaitu menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair, dan

bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar. Menelaah adalah

kegiatan memelajari atau mengkaji. Dalam kaitannya dengan implementasi

hasil penelitian ini, puisi rakyat yang ditelaah adalah bentuk gurindam.

Kompetensi inti dan komptensi dasar yang telah disebutkan di atas bisa

memuat materi pelajaran tentang penggunakan adverbia sebagai

pembentuk frasa untuk mengisi salah satu fungsi dalam kalimat tunggal

maupun kalimat majemuk.

Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari negeri India. Istilah

gurindam berasal dari bahasa India, yaitu kirindam berarti “mula-mula”

atau “perumpamaan”. Gurindam sarat nilai agama dan moral. Tak

dimungkiri bahwa gurindam bagi orang dulu sangat penting dan dijadikan

norma dalam kehidupan. Gurindam merupakan puisi lama (Melayu) yang

sangat penting sebagai warisan budaya. Gurindam memiliki ciri-ciri (a)

terdiri atas dua baris dalam sebait, (b) tiap baris memiliki jumlah kata

sekitar 10-14 kata, (c) tiap baris memiliki rima sama atau bersajak A-A,

B-B, C-C, dan seterusnya, (d) merupakan satu kesatuan yang utuh, (e)

baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian, (f) baris kedua berisi

jawaban, akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama. (isi atau

maksud gurindam terdapat pada baris kedua), dan (g) isi gurindam

biasanya berupa nasihat, filosofi hidup atau kata-kata mutiara.

Sebagai bekal dalam menelaah struktur dan aspek kebahasaan

pada gurindam ini ada beberapa kemampuan kebahasaan yang harus

Page 222: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

204

dikuasai. Pada buku siswa Bahasa Indonesia kelas VII (2016:183-186)

dijelaskan tentang kemampuan-kemampuan yang harus dikuasai tersebut.

Kemampuan-kemampuan kebahasaan tersebut adalah penguasaan tentang

kalimat perintah, kalimat saran, kalimat ajakan, kalimat seru, dan kalimat

larangan. Selain itu, terdapat pula kata penghubung yang sering digunakan

pada puisi rakyat, yaitu kata penghubung tujuan, kata penghubung sebab,

kata penghubung akibat, dan kata penghubung syarat. Berikutnya adalah

pengetahuan tentang kalimat tunggal dan kalimat majemuk.

Pengetahuan tentang kalimat tungggal dan khususnya tentang

kalimat mejemuk merupakan unsur yang penting ketika siswa

menganalisis aspek kebahasaan dalam gurindam. Jika dilihat tiap bait pada

gurindam yang terdiri dari dua baris itu, kita bisa melihat bahwa hampir

semua bait pada gurindam itu menunjukkan penggunaan kalimat majemuk

bertingkat. Baris pertama berupa kalimat tunggal dan baris kedua juga

merupakan kalimat tunggal. Jika kedua kalimat tungggal itu digabungkan,

maka akan membentuk sebuah kalimat majemuk bertingkat. Contoh

gurindam di bawah ini diambil dari buku siswa Bahasa Indonesia kelas

VII tahun 2016 halaman 180-181. Kata-kata yang digarisbawahi

merupakan kata keterangan atau adverbia.

Apabila kelakuan baik berbudi Hidup menjadi indah tak akan merugi Dengan orang tua jangan pernah melawan Kalau tidak mau hidup berantakan Jagalah hati jagalah lisan Agar kau tidak hidup dalam penyesalan

Page 223: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

205

Belajar janganlah ditunda-tunda Karena kamu tidak akan kembali muda Jika kamu terus menunda Hilanglah sudah kesempatan berharga Belajarlah demi masa depan Untuk mencapai semua harapan Apabila mata terjaga Hilanglah semua dahaga Apabila tangan tidak terikat rapat Hilanglah semua akal sehat Jika hendak hidup bahagia Jangan penah melakukan perbuatan sia-sia Apabila dengki sudah merasuki hati Tak akan pernah hilang hingga nanti Apabila hidup selalu berbuat baik Tanda dirinya berhati cantik

Salah satu cara dalam menelaah gurindam adalah dengan

memerhatikan jenis kalimat yang digunakan dalam gurindam tersebut.

Berikut ini dituliskan sebuah contoh menelaah gurindam yang diambil

dari buku siswa Bahasa Indonesia kelas VII tahun 2016 halaman 182.

Apabila kelakuan baik berbudi Hidup menjadi indah tak akan merugi

Penelaahan:

Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan.

Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari

jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan

kalimat dengan pola hubungan syarat (larik 1 apabila ...) dan pada

larik 2 kondisi/ keadaan jika syarat dilakukan.

Page 224: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

206

Berdasarkan telaah tersebut, dapat diketahui bahwa jenis kalimat

yang digunakan adalah kalimat majemuk bertingkat dengan hubungan

syarat. Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu

subjek dan satu predikat, sedangkan kalimat majemuk bertingkat adalah

kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukannya

tidak setara/ sederajat. Fungsi-fungsi dalam sebuah kalimat bisa berupa

kata ataupun frasa.

Sebuah frasa bisa terbentuk dengan menambahkan adverbia pada

kata intinya. Pada baris kedua gurindam di atas dapat dilihat bahwa

terdapat frasa tak akan merugi yang menduduki fungsi predikat. Frasa tak

akan merugi terbentuk dari kata inti merugi yang merupakan kata kerja

(verba) dan mendapat tambahan adverbia sangkalan tak akan di

depannya.

Berikut ini akan dijelaskan beberapa contoh telaah gurindam.

1) Jagalah hati jagalah lisan Agar kau tidak hidup dalam penyesalan

Penelaahan:

Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan.

Larik 1 merupakan kalimat perintah dengan tujuan/ harapan seperti yang

terdapat pada larik 2. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan,

gurindam tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan tujuan.

Larik 2 merupakan tujuan dari apa yang disebutkan pada larik 1. Pada

larik 2 bisa dilihat sebuah frasa yang menduduki fungsi predikat. Frasa

tersebut adalah frasa verbal tidak hidup. Frasa tidak hidup ini terdiri dari

Page 225: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

207

kata inti hidup yang berupa verba yang mendapat tambahan adverbia

sangkalan tidak di depannya.

2) Belajar janganlah ditunda-tunda Karena kamu tidak akan kembali muda

Penelaahan:

Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan.

Larik 2 merupakan sebab atau alasan sehingga kalimat perintah seperti

pada larik 1 ada. Ditinjau dari jenis kalimat yang digunakan, gurindam

tersebut menggunakan kalimat dengan pola hubungan sebab. Larik 2

merupakan sebab dari apa yang disebutkan pada larik 1. Pada larik 2 bisa

dilihat sebuah frasa yang menduduki fungsi predikat. Frasa tersebut

adalah frasa verbal tidak akan kembali. Frasa tidak akan kembali ini

terdiri dari kata inti kembali yang berupa verba yang mendapat tambahan

adverbia sangkalan tidak akan di depannya.

3) Jika kamu terus menunda Hilanglah sudah kesempatan berharga

Penelaahan:

Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan.

Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari

jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat

dengan pola hubungan syarat. Larik 1 merupakan syarat terjadinya

sesuatu yang disebutkan pada larik 2. Pada larik 2 gurindam tersebut bisa

dilihat bahwa terdapat sebuah frasa yang menduduki fungsi predikat.

Frasa tersebut adalah frasa verbal hilanglah sudah. Frasa hilanglah sudah

Page 226: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

208

ini terdiri dari kata inti hilang yang berupa verba (dengan penambahan

partikel –lah) untuk selanjutnya mendapatkan tambahan adverbia aspek

sudah di belakangnya.

4) Apabila mata terjaga Hilanglah semua dahaga

Penelaahan:

Struktur penyajian gurindam dua larik merupakan isi yang berhubungan.

Larik 1 merupakan syarat terjadinya keadaan pada larik 2. Ditinjau dari

jenis kalimat yang digunakan, gurindam tersebut menggunakan kalimat

dengan pola hubungan syarat. Larik 1 merupakan syarat terjadinya

sesuatu yang disebutkan pada larik 2. Pada larik 2 gurindam tersebut bisa

dilihat bahwa terdapat sebuah frasa yang menduduki fungsi predikat.

Frasa tersebut adalah frasa verbal hilanglah semua. Frasa hilanglah

semua ini terdiri dari kata inti hilang yang berupa verba (dengan

penambahan partikel –lah) untuk selanjutnya mendapatkan tambahan

adverbia jumlah semua di belakangnya.

Berdasarkan contoh-contoh telaah gurindam di atas, bisa

disimpulkan bahwa frasa yang terjadi dari penambahan adverbia terhadap

kata inti bisa menduduki suatu fungsi dalam kalimat yang digunakan

pada gurindam. Dalam hal ini fungsi yang paling umum adalah fungsi

predikat. Jadi, pemahaman tentang adverbia ini sangat bermanfaat ketika

mengidentifikasi kalimat-kalimat ke dalam fungsinya. Sebuah fungsi

tidak selalu diduduki oleh satu kata saja. Sebuah fungsi bisa diduduki

oleh sebuah frasa, dan sebuah frasa bisa terjadi dengan adanya

Page 227: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

209

penambahan adverbia terhadap kata intinya. Dengan pemahaman tentang

kalimat, entah itu kalimat tunggal maupun kalimat majemuk, tentu sangat

bermanfaat ketika peserta didik akan menelaah puisi rakyat, khususnya

gurindam.

Page 228: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

210

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis mengenai makna adverbia penanda aspek,

penanda sangkalan, dan penanda jumlah yang terdapat dalam teks terjemahan

Alquran (TTA), ada empat hal yang dapat dituliskan pada simpulan ini.

1. Makna adverbia penanda aspek yang terdapat pada TTA ada enam

macam.

a) Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat

akan berlansung. Makna ini ditandai oleh adverbia akan dan insya

Allah akan.

b) Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat

pada proses permulaan berlangsungnya. Makna ini ditandai oleh

adverbia baru.

c) Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat

tengah berlangsung. Makna ini ditandai oleh adverbia sedang.

d) Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat

belum selesai. Makna ini ditandai oleh adverbia belum, belum

pernah, dan masih.

e) Menyatakan suatu pekerjaan/perbuatan, peristiwa, keadaan atau sifat

sudah selesai berlangsung. Makna ini ditandai oleh adverbia telah

dan sudah.

Page 229: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

211

f) Menyatakan kekerapan terjadinya suatu pekerjaan/perbuatan,

peristiwa, keadaan atau sifat. Makna ini ditandai oleh adverbia

selalu.

2. Makna adverbia penanda sangkalan yang terdapat pada TTA ada dua

macam.

a) Makna ‘pengingkaran atau penyangkalan’. Makna ini ditandai oleh

adverbia tidak, tidak pula, tidak akan, tidak hendak, tak, tiada,

bukan, tanpa, dan tidak ...-nya.

b) Makna ‘penyamaan’. Makna ini ditandai oleh adverbia tidak lain

hanyalah.

3. Makna adverbia penanda jumlah yang terdapat pada TTA ada dua

macam.

a) Makna yang menyatakan jumlah untuk sebagian. Makna ini ditandai

oleh adverbia sedikit, sebagian, sebahagian, dan banyak.

b) Makna yang menyatakan jumlah untuk keseluruhan. Makna ini

ditandai oleh adverbia sekalian, semua, semua ... seluruhnya,

seluruh, dan segala.

4. Hasil penelitian mengenai makna adverbia ini bisa diimplementasikan

sebagai materi ajar pada kelas VII sekolah menengah pertama (SMP)

yang melaksanakan kurikulum 2013. Adapun implementasi tersebut

dilaksanakan pada Kompetensi Inti (KI) 3 pada Kompetensi Dasar (KD)

3.14 yaitu menelaah struktur dan kebahasaan puisi rakyat (pantun, syair,

dan bentuk puisi rakyat setempat) yang dibaca dan didengar.

Page 230: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

212

B. Implikasi

Berdasarkan pada pembahasan dan simpulan yang telah diuraikan, hasil

penelitian mengenai makna adverbia pada teks terjemahan Alquran (TTA) ini

memiliki setidaknya dua dampak penting. Hasil penelitian ini menambah

khazanah tentang hasil penelitian kebahasaan yang telah dilakukan,

khususnya yang berobjek TTA. Dalam bidang pengajaran kebahasaan di

sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan ketika mengidentifikasi ataupun

menguraikan fungsi-fungsi sebuah kata atau frasa dalam sebuah kalimat.

C. Saran

Setelah selesainya penelitian ini, penulis dapat menyampaikan dua hal.

1. Penulis berharap akan adanya penelitian mengenai adverbia, khususnya

adverbia pada teks terjemahan Alquran (TTA) sehingga dapat

melengkapi maupun mengoreksi kajian yang telah dikemukakan dalam

tesis ini.

2. Bagi guru bahasa Indonesia diharapkan dapat mengajarkan sintaksis

lebih dalam sehingga siswa dapat memahami kategori, fungsi, dan makna

dalam bidang kajian sintaksis, khususnya tentang adverbia.

Page 231: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

213

DATAR PUSTAKA

Agustinova, Danu Eko. 2015. Memahami Metode Penelitian Kualitatif (Teori dan

Praktik). Yogyakarta: Calpulis.

Alwi, Hasan, dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

__________. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Aminudin. 1988. Semantik (Pengantar Studi tentang Makna). Bandung: Sinar

Baru.

Aziz, E. Aminudin. 2003. “Theorizing Linguistic Politeness in Indonesian

Society”. In Linguistik Indonesia. Tahun ke-21, Nomor 2. Agustus.

pp. 167-186.

Beck, Sigrid dan Arnim Von Stechow. 2007. “Pluractional Adverbials”. Journal

of Semantics 24: 215–254 doi:10.1093/jos/ffm003 Advance Access

publication May 17, 2007.

Chaer, Abdul. 2007. Kajian Bahasa (Struktur Internal, Pemakaian dan

Pemelajaran). Jakarta: Rineka Cipta.

Cristiana, Davidescu. 2008. ‘Adverbia Verba Bahasa Rusia Dan Pengungkapan

Maknanya dalam Bahasa Indonesia’. Sosiohumaniora, Vol. 10, No. 1,

Maret 2008 : 13-23.

Damayanti, Tia. 2012. ‘Adverbia Penanda Modalitas dalam Novel Karya Andrea

Hirata: Suatu Kajian Stuktur dan Makna’. Universitas Padjajaran.

Devi, Ade Anggraini Kartika, Wini Tarmini, Karomani. 2014. “Adverbia pada

Artikel Opini Kompas dan Implikasinya dalam Pembelajaran”. Jurnal

Kata (Bahasa, Sastra, Pembelajarannya). April 2014. Hal. 1-8.

Djajasudarma, T. Fatimah. 1999. Semantik 2 : Pemahaman Ilmu dan Makna.

Bandung: Refika Aditama.

Hidayat, Asep Ahmad. 2009. Filsafat Bahasa: Mengungkap Hakikat Bahasa,

Makna dan Tanda. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Page 232: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

214

Kemdikbud. 2016. Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII (Edisi Revisi 2016).

Kiss (ed.), Katalin E ´. 2011. “Adverbs and Adverbial Adjuncts at The Interfaces

(Interface Explorations 20)”. Berlin: Mouton de Gruyter, 2009. Pp.

viii+377. J. Linguistics 47 (2011). doi:10.1017/S0022226710000435 f

Cambridge University Press .

Krantz, Laurie R;Leonard, Laurence B .2007. “The Effect of Temporal Adverbials

on Past Tense Production by Children With Specific Language Imp”

Journal of Speech, Language, and Hearing Research; Feb 2007; 50,

1; ProQuest pg. 137.

Kridalaksana, Harimurti. 2005. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

_________ 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Markhamah. 2003a. “Gender dalam Terjemahan Ayat-ayat Quran tentang laki-

laki dan Perempuan” , Profetika, Desember 2003.

Markhamah. 2003b . “Persamaan Laki-laki dan Perempuan dalam Quran tentang

Laki-laki dan Perempuan”, Seminar Nasional Hasil Penelitian,

Diadakan Balitbang Jateng, Desember 2003.

Markhamah. 2007. “Pengembangan Konsep Partisipan Tutur dalam Teks

Keagamaan”. Laporan Penelitian Fundamental Tahun I Dibiayai oleh

Dikti melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat,

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Markhamah. 2008. “Pengembangan Konsep Partisipan Tutur dalam Teks

Keagamaan”. Laporan Penelitian Fundamental Tahun II Dibiayai oleh

Dikti melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat,

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Markhamah dan Atiqa Sabardila. 2009. Analisis Kesalahan dan Kesantunan

Berbahasa. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Markhamah dan Atiqa Sabardila. 2010. “Keselarasan Fungsi, Kategori, dan Peran

dalam Teks Terjemahan Al Quran”. Laporan Penelitian Hibah

Page 233: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

215

Kompetensi. Dibiayai oleh Dikti melalui Lembaga Penelitian dan

Pengabdian Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Markhamah, Atiqa Sabardila, Abdul Ngalim, Muinuddinilah Basri. 2011.

”Pengembangan Materi Ajar dan Pembelajaran Sintaksis Berbasis

Teks Terjemahan Al Quran”. Laporan Penelitian Hibah Tim

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dibiayai oleh

Dikti Tahun II

Markhamah, Abdul Ngalim, Muinuddinilah Basri. 2012. ”Pengembangan Materi

Ajar dan Pembelajaran Sintaksis Berbasis Teks Terjemahan Al

Quran”. Laporan Penelitian Hibah Tim Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Dibiayai oleh Dikti Tahun II.

Markhamah, Atiqa Sabardila, Abdul Ngalim, Muinuddinilah Basri. 2013.

”Pengembangan Materi Ajar dan Pembelajaran Sintaksis Berbasis

Teks Terjemahan Al Quran”. Laporan Penelitian Hibah Tim

Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dibiayai oleh

Dikti Tahun III.

Markhamah dan Atiqa Sabardila. 2014. Anaisis Kesalahan dan Karakteristik

Bentuk Pasif. Surakarta: Muhammadiyah Univeristy Pess.

Markhamah, Abdul Ngalim, Muinuddinilah Basri. 2014a. “Penggunaan Satuan

Lingual Yang Mengandung Pronomina Persona pada Teks Terjemahn

Alquran dan Hadis”. Laporan Penelitian. Dibiayai oleh Dikti melalui

Skim Hibah Tim Pascasarjana.

Markhamah, Abdul Ngalim, Muhammad Muinudinilah Basri, Arini Dyah Rupa

Murti. 2015. “Dampak Perubahan Bentuk terhadap Perubahan

Kategori Pronomina Persona pada Teks Terjemahan Alquran”.

Makalah dipresentasikan pada Seminar Nasional PIBSI ke-36 di

Universitas Sanata Darma Yogyakarta 2-3 Oktober 2015.

Markhamah, Abdul Ngalim, Muhammad Muinuddinilah Basri, Annisa Fuadillah

Ramadhana. 2015a. “Fungsi dan Perubahan Fungsi Satuan Lingual

Berpronomina Persona III Pada Teks Terjemahan Alquran”.

Page 234: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

216

Maslamah. 2002. “Feminisme dalam Al Quran”. Dalam Relasi Gender Dalam

Islam. Surakarta: Pusat Studi Wanita STAIN Surakarta Press.

Mudrikah, Siti. 2014. “Adverbia Verba Bahasa Jawa pada Cerbung ‘Ngonceki

Impen’ pada Majalah Panjebar Semangat Edisi Maret–Agustus

2014”. Jurnal Bahasa dan Sastra Jawa. Universitas Muhammadiyah

Purworejo.

Parera, J.D. 2009. Dasar-Dasar Analisis Sintaksis. Jakarta: Erlangga.

Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi

Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah.

Prihandari, Ismi. 2012. Struktur Frase Nomina Bahasa Jepang. Pena. Vol. 11 No.

2. 2012. Hal. 22-37.

Rajabova, Aytan Arif. 2014. “Variation of the Word Denoting the Adverbial

Modifier of Purpose as to the Position in the Simple Sentences (On the

Materials of the English and Azerbaijani Languages)” International

Journal of English Linguistics; Vol. 4, No. 3; May 27, 2014. 106-112.

ISSN 1923-869X E-ISSN 1923-8703 Published by Canadian Center

of Science and Education.

Sabardila, Atiqa; Sangidu; Hindun, Andi Haris Prabawa; Adyana Sunanda. 2003.

”Etika Berbahasa dalam Islam: Kajian secara Sosiolinguistik”.

Laporan Penelitian Hibah Pekerti (Tahun I). Dibiayai DP2M Dikti,

melalui LPPM, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sabardila, Atiqa; Sangidu; Hindun, Andi Haris Prabawa; Adyana Sunanda. 2003.

”Etika Berbahasa dalam Islam: Kajian secara Sosiolinguistik”.

Laporan Penelitian Hibah Pekerti (Tahun II). Dibiayai DP2M Dikti,

melalui LPPM, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar

Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta

Wacana University Press.

Sugiyono. 2016. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Page 235: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

217

Suhardi. 2016. Dasar-Dasar Ilmu Sintaksis Bahasa Indonesia. Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media.

Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret

University Press.

Syamsudin A.R. dan Vismalia S. Damaianti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan

Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tadjuddin, Moh. 2005. Aspektualitas dalam Kajian Linguistik. Bandung: Alumni.

Verhaar, J.W.M. 1983. Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Wiechmann, Daniel and Elma Kerz.2013. “The Positioning of Concessive

Adverbial Clauses in English: Assessing The Importance of

Discourse-Pragmatic and Processing-Based Constraints1”. English

Language and Linguistics 17.1: 1–23. C Cambridge University Press

2013

Xu, Yuting. 2012. The Use of Adverbial Conjuncts of Chinese EFL Learners and

Native Speakers–Corpus-based Study. Theory and Practice in

Language Studies, Vol. 2, No. 11, pp. 2316-2321, November 2012 ©

2012 ACADEMY PUBLISHER Manufactured in Finland.

Page 236: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

218

LAMPIRAN

FOTO

Uji Keabsahan Data pada Tanggal 9 Januari 2017 di Gedung Induk Siti

Walidah Universitas Muhammadiyah Surakarta

Focus Group Discussion bersama Prof. Dr. Markhamah, M.Hum. pada

Tanggal 16 Januari 2017 di Gedung Pascasarjana Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Page 237: MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN …eprints.ums.ac.id/54703/9/Fulltext.pdfi MAKNA ADVERBIA PENANDA ASPEK, SANGKALAN, DAN JUMLAH PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN (TTA) TESIS

219

LAMPIRAN

DATA PENELITI PADA UJI KEABSAHAN DATA

1. Nama : MUH. WIYADI

Tempat, Tanggal Lahir : Klaten, 20 November 1978

Alamat : Karangmalang, Jetis, Juwiring, Klaten

Email : [email protected]

Fokus Penelitian : Makna Adverbia pada TTA

2. Nama : SUDARMINI

Tempat, Tanggal Lahir : Pati, 10 Desember 1965

Alamat : Baturetno, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta

(55197)

Email : [email protected]

Fokus Penelitian : Kategori dan Fungsi Adverbia pada TTA

3. Nama : MU’ALLIMATIN NAJIHAH

Tempat, Tanggal Lahir : Pati, 26 Januari 1990

Alamat : Jl. Sunan Muria RT 01 RW 02, Margoyoso,

Margoyoso, Pati (59154)

Email : [email protected]

Fokus Penelitian : Jenis dan Penanda Adverbia pada TTA