MAKALAHKU KANKER PAYUDARA

20
MAKALAH KANKER PAYUDARA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Epidemiologi Oleh : ARIFATUN NISAA J 410 080 026

description

KANKER PAYUDARA

Transcript of MAKALAHKU KANKER PAYUDARA

Page 1: MAKALAHKU KANKER PAYUDARA

MAKALAH KANKER PAYUDARA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Epidemiologi

Oleh :

ARIFATUN NISAAJ 410 080 026

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2009

Page 2: MAKALAHKU KANKER PAYUDARA

A. LATAR BELAKANG Setiap tahun lebih dari 580.000 kasus baru ditemukan di berbagai negara

berkembang dan kurang lebih 372.000 pasien meninggal karena penyakit ini. Sayangnya

sampai saat ini penyebab kanker payudara masih belum diketahui.

Di Belanda sekitar 12 ribu perempuan didiagnose mengidap kanker payudara.

Data WHO menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50

tahun ke atas. Hanya 6%-nya terjadi pada mereka yang berusia kurang dari 40 tahun.

Meski demikian, kian hari makin banyak penderita kanker payudara yang berusia 30-an.

Oleh karena itu jika Anda termasuk golongan yang beresiko tinggi, meski baru berusia

30-an, tak ada salahnya untuk lebih bersikap waspada terhadap perubahan yang terjadi

pada payudara.

Menurut WHO 8-9% wanita akan mengalami kanker payudara. Ini menjadikan

kanker payudara sebagai jenis kanker yang paling banyak ditemui pada wanita. Setiap

tahun lebih dari 250,000 kasus baru kanker payudara terdiagnosa di Eropa dan kurang

lebih 175,000 di Amerika Serikat. Masih menurut WHO, tahun 2000 diperkirakan 1,2

juta wanita terdiagnosis kanker payudara dan lebih dari 700,000 meninggal karenanya.

Belum ada data statistik yang akurat di Indonesia, namun data yang terkumpul dari rumah

sakit menunjukkan bahwa kanker payudara menduduki ranking pertama diantara kanker

lainnya pada wanita. Kanker payudara merupakan penyebab utama kematian pada wanita

akibat kanker. Setiap tahunnya, di Amerika Serikat 44,000 pasien meninggal karena

penyakit ini sedangkan di Eropa lebih dari 165,000. Setelah menjalani perawatan, sekitar

50% pasien mengalami kanker payudara stadium akhir dan hanya bertahan hidup 18 – 30

bulan.

Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens relatif tinggi,

yaitu 20% dari seluruh keganasan (Tjahjadi, 1995). Dari 600.000 kasus kanker payudara

baru yang didiagnosis setiap tahunnya.  Sebanyak 350.000 di antaranya ditemukan di

negara maju, sedangkan 250.000 di negara yang sedang berkembang (Moningkey, 2000).

Di Amerika Serikat, keganasan ini paling sering terjadi pada wanita dewasa.

Diperkirakan di AS 175.000 wanita didiagnosis menderita kanker payudara yang

Page 3: MAKALAHKU KANKER PAYUDARA

mewakili 32% dari semua kanker yang menyerang wanita. Bahkan, disebutkan dari 

150.000 penderita kanker payudara yang berobat ke rumah sakit, 44.000 orang di

antaranya meninggal setiap tahunnya (Oemiati, 1999). American Cancer Society

memperkirakan kanker payudara di Amerika akan mencapai 2 juta dan 460.000 di

antaranya meninggal antara 1990-2000 (Moningkey, 2000).

Kanker payudara merupakan kanker terbanyak kedua sesudah kanker leher rahim di

Indonesia (Tjindarbumi, 1995). Sejak 1988 sampai 1992, keganasan tersering di

Indonesia tidak banyak berubah. Kanker leher rahim dan kanker payudara tetap

menduduki tempat teratas. Selain jumlah kasus yang banyak, lebih dari 70% penderita

kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut (Moningkey, 2000).  Data 

dari Direktorat  Jenderal  Pelayanan Medik  Departemen  Kesehatan menunjukkan bahwa

Case Fatality Rate (CFR) akibat kanker payudara menurut golongan penyebab sakit

menunjukkan peningkatan dari tahun 1992-1993, yaitu dari 3,9 menjadi 7,8 (Ambarsari,

1998).

B. TUJUAN

Tujuan pembuatan makalah ini antara lain:

1. Sebagai bahan kajian mengenai penyebab dari kanker payudara

2. Untuk mengetahui gejala timbulnya serta pencegahan kanker payudara

3. Sebagai sarana untuk mengetahui cara pengobatan dari kanker payudara

C. LANDASAN TEORI

Kanker payudara adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.

Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun

jaringan ikat pada payudara.

Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang dapat dideteksi dini. Namun,

tingkat kesadaran masyarakat yang rendah menyebabkan tingginya tingkat stadium

pasien kanker payudara di Indonesia. Kanker payudara merupakan masalah yang begitu

dekat dengan kehidupan kita, tapi begitu sulit dibicarakan. Kanker payudara, siapa pun

bisa terkena baik teman, rekan, kerabat ataupun kita sendiri. Namun, kita masih enggan

untuk berbicara kesehatan payudara apalagi melakukan pemeriksaan sendiri.

Page 4: MAKALAHKU KANKER PAYUDARA

Gejala permulaan kanker payudara sering tidak disadari atau dirasakan dengan jelas

oleh penderita sehingga banyak penderita yang berobat  dalam keadaan lanjut. Hal inilah

yang menyebabkan tingginya angka kematian kanker tersebut. Padahal, pada stadium dini

kematian akibat kanker masih dapat dicegah. Tjindarbumi (1982) mengatakan, bila

penyakit kanker payudara ditemukan dalam stadium dini, angka harapan hidupnya (life

expectancy) tinggi, berkisar antara 85 s.d. 95%. Namun, dikatakannya pula bahwa 70--

90% penderita datang ke rumah sakit setelah penyakit parah, yaitu setelah  masuk dalam

stadium lanjut.

Pengobatan kanker pada stadium lanjut sangat sukar dan hasilnya sangat tidak

memuaskan. Pengobatan kuratif untuk kanker umumnya operasi dan atau radiasi.

Pengobatan pada stadium dini untuk kanker payudara menghasilkan kesembuhan 75%

(Ama, 1990). Pengobatan pada penderita kanker memerlukan teknologi canggih,

ketrampilan,  dan  pengalaman  yang luas.  Perlu  peningkatan  upaya pelayanan

kesehatan, khususnya di RS karena jumlah yang sakit terus-menerus meningkat, terlebih

menyangkut golongan umur produktif.

Sebagai tolak ukur keberhasilan pengobatan kanker, termasuk kanker payudara,

biasanya adalah 5 year survival (ketahanan hidup 5 tahun) (Sirait, 1996).  Vadya dan

Shukla menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis dan ketahanan

hidup penderita kanker payudara adalah besar tumor, status kelenjar getah bening

regional, skin oedema ‘pembengkakan kulit’, status menopause,  perkembangan sel

tumor, residual tumor burden (tumor sisa), jenis patologinya, dan metastase, terapi, serta

reseptor estrogen. Selain itu, ditambahkan pula dengan umur dan besar payudara. Azis

FM dkk. menyatakan bahwa ketahanan hidup penderita kanker dipengaruhi oleh

pengobatan, ukuran tumor, jenis histologi, ada tidaknya invasi ke pembuluh darah,

anemia, dan penyulit seperti hipertensi.

Dalam Vadya dikatakan bahwa untuk ukuran tumor < 2 cm, ketahanan hidup 5

tahun sebesar 73%. Hal ini sangat berbeda untuk ukuran tumor 3-6 cm yang angka

ketahanan hidupnya sangat rendah, yaitu 24%.  Selain itu, ukuran tumor yang lebih besar

berhubungan dengan kelenjar limfa. Dalam ukuran kanker yang lebih besar, kelenjar

limfa yang melekat (involved) menjadi lebih banyak.

Page 5: MAKALAHKU KANKER PAYUDARA

Tjindarbumi  (1982) melaporkan pengobatan kanker payudara dengan simpel

mastektomi tanpa sinar memberikan ketahanan hidup 79% dan mastektomi radikal

memberikan ketahanan hidup 5 tahun 70--95%. Informasi tentang faktor-faktor

ketahanan hidup memberikan manfaat yang besar. Bukan hanya untuk peningkatan

penanganan penderita kanker payudara, tapi juga untuk memberikan informasi yang

cukup kepada masyarakat tentang kanker payudara dan perkembangan serta prognosis

penyakit tersebut di masa mendatang.

Ketahanan Hidup Penderita Kanker

Menurut Aziz, FM, dkk. (1985), ketahanan hidup penderita kanker dipengaruhi oleh

stadium klinik, pengobatan, ukuran tumor, jenis histologi, ada tidaknya metastase ke

pembuluh darah, anemia, dan hipertensi (penyakit penyerta). Sedangkan Rusmiyati

(1987) menyatakan bahwa hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan

ketahanan hidup adalah umur, keadaan umum, fisik, stadium klinik, ciri-ciri histologis

sel-sel tumor, gambaran sitologis dari kanker, gambaran makroskopis dari kanker,

kemampuan ahli yang menangani, sarana pengobatan yang tersedia, dan status ekonomi.

Hack, KD (1994) menyatakan bahwa ketahanan hidup tergantung dari adanya metastase

ke kelenjar getah bening, besar lesi, kedalaman infiltrasi, adanya metastase ke

parametrium, serta adanya metastase ke pembuluh darah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis dan ketahanan hidup penderita kanker

payudara adalah (Vadya and Shukla): ukuran tumor, kelenjar getah bening regional, skin

oedema (pembengkakan pada kulit), status menopause, pertumbuhan tumor, residual

tumor burden (tumor sisa), pengobatan pada tumor awal, faktor-faktor patologi, dan

reseptor estrogen.

Selain itu, faktor-faktor lainnya yang secara tidak langsung mempengaruhi

prognosis adalah ukuran payudara dan jenis kelamin.

D. PERMASALAHAN

Gejala dan Tanda

Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari jaringan

payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki pinggiran yang

tidak teratur.

Page 6: MAKALAHKU KANKER PAYUDARA

Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan dengan

mudah di bawah kulit. Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada

atau kulit di sekitarnya. Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang

membengkak atau borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan

tampak seperti kulit jeruk.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah benjolan atau massa di ketiak,

perubahan ukuran atau bentuk payudara, keluar cairan yang abnormal dari puting susu

(biasanya berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah),

perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun areola

(daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu), payudara tampak kemerahan, kulit

di sekitar puting susu bersisik, puting susu tertarik ke dalam atau terasa gatal, nyeri

payudara atau pembengkakan salah satu payudara. Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri

tulang, penurunan berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.

Faktor Risiko (Moningkey dan Kodim, 1998)

Penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor

yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara.

Faktor reproduksi

Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara

adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan

kehamilan pertama  pada umur tua.  Risiko  utama  kanker  payudara adalah

bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur

saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara.

Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya

umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga

diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.      

Penggunaan hormon

Hormon eksogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard

School of  Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang

bermakna pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis

menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna

Page 7: MAKALAHKU KANKER PAYUDARA

kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai

risiko tinggi untuk mengalami kanker ini sebelum menopause.

Penyakit fibrokistik  

Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko

terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5

sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik,  risiko meningkat hingga 5 kali.

Obesitas 

Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker

payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-

negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.

Konsumsi lemak 

Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara.

Willet dkk., melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat

dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59

tahun.

Radiasi

Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya

risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa

risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya

eksposur.

Riwayat keluarga dan faktor genetik  

Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang

akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko

keganasan ini pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi

genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila

terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen suseptibilitas kanker payudara, probabilitas untuk

terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70

tahun.

Page 8: MAKALAHKU KANKER PAYUDARA

Dari faktor risiko tersebut di atas, riwayat keluarga serta usia menjadi faktor

terpenting. Riwayat keluarga yang pernah mengalami kanker payudara meningkatkan

resiko berkembangnya penyakit ini. Para peneliti juga menemukan bahwa kerusakan dua

gen yaitu BRCA1 dan BRCA2 dapat meningkatkan risiko wanita terkena kanker sampai

85%. Hal yang menarik, faktor genetik hanya berdampak 5-10% dari terjadinya kanker

payudara dan ini menunjukkan bahwa faktor risiko lainnya memainkan peranan penting.

Pentingnya faktor usia sebagai faktor risiko diperkuat oleh data bahwa 78% kanker

payudara terjadi pada pasien yang berusia lebih dari 50 tahun dan hanya 6% pada pasien

yang kurang dari 40 tahun. Rata-rata usia pada saat ditemukannya kanker adalah 64

tahun.

E. PENYELESAIAN MASALAH

Diagnosis dan Skrining

Sejumlah studi memperlihatkan bahwa deteksi kanker payudara dan serta terapi dini

dapat meningkatkan harapan hidup dan memberikan pilihan terapi lebih banyak pada

pasien. Diperkirakan 95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara

dapat bertahan hidup lebih dari lima tahun setelah diagnosis sehingga banyak dokter yang

merekomendasikan agar para wanita menjalani ‘sadari’ (periksa payudara sendiri saat

menstruasi) di rumah secara rutin dan menyarankan dilakukannya pemeriksaan rutin

tahunan untuk mendeteksi benjolan pada payudara. Pada umumnya, kanker payudara

dideteksi oleh penderita sendiri dan biasanya berupa benjolan yang keras dan kecil. Pada

banyak kasus benjolan ini tidak sakit, tapi beberapa wanita mengalami kanker yang

menimbulkan rasa sakit.

Selain tes fisik, mamografi tahunan atau dua kali setahun dan USG khusus payudara

disarankan untuk mendeteksi adanya kelainan pada wanita berusia lanjut dan wanita

berisiko tinggi kanker payudara, sebelum terjadi kanker. Jika benjolan bisa teraba atau

kelainan terdeteksi saat mamografi, biopsi perlu dilakukan untuk mendapatkan contoh

jaringan guna dilakukan tes di bawah mikroskop dan meneliti kemungkinan adanya

tumor.

Jika terdiagnosis kanker, maka perlu dilakukan serangkaian tes seperti status

reseptor hormon pada jaringan yang terkena. Jenis tes yang baru menyertakan juga tes

Page 9: MAKALAHKU KANKER PAYUDARA

gen HER2 (human epidermal growth factor receptor-2) untuk tumor. Gen ini

berhubungan dengan pertumbuhan sel kanker yang agresif. Pasien dikatakan HER2-

positif jika pada tumor ditemukan HER2 dalam jumlah besar. Kanker dengan HER2-

positif dikenal sebagai bentuk agresif dari kanker payudara dan memiliki perkiraan

perjalanan penyakit yang lebih buruk daripada pasien dengan HER2-negatif.

Diperkirakan satu dari empat sampai lima pasien dengan kanker payudara tahap akhir

memiliki HER2-positif.

Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung

pada stadium klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu:

1. Mastektomi

Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 4 jenis mastektomi (Hirshaut &

Pressman, 1992):

Modified Radical  Mastectomy,  yaitu operasi  pengangkatan seluruh payudara, jaringan

payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan  di sekitar ketiak.

a. Total (Simple)  Mastectomy,  yaitu operasi  pengangkatan seluruh payudara  saja,

tetapi bukan kelenjar di ketiak.

b. Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara.

Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang

mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan

pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang

besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.

2. Penyinaran/radiasi

Yang dimaksud radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker

dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker

yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh

menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara  menjadi

hitam, serta Hb dan  leukosit cenderung  menurun sebagai akibat dari radiasi.

3. Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau

kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker

pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah

Page 10: MAKALAHKU KANKER PAYUDARA

pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan

yang diberikan pada saat kemoterapi.

Strategi Pencegahan

Meskipun penyebab kanker secara pasti belum diketahui, setiap orang dapat

melakukan upaya pencegahan dengan cara hidup sehat dan menghindari beberapa jenis

kanker :

1. Mengurangi makanan berlemak yang berlebihan.

2. Lebih banyak makan makanan berserat.

3. Lebih banyak makan makanan yang banyak mengandung vitamin A dan C dan sayur

sayuran berwarna.

4. Lebih banyak makan makanan berwarna yang alami seperti sayur hijau dan buah.

5. Mengurangi makan makanan yang telah diawetkan (misalnya diasinkan, dibakar,

diasap atau dengan bahan pengawet) atau disimpan terlalu lama.

6. Menghindari minuman alkohol.

7. Hindari diri dari penyakit akibat hubungan seksual, dengan tidak berganti-ganti

pasangan.

8. Hindari kebiasaan merokok. Bagi perokok berhentilah merokok.

9. Upayakan kehidupan seimbang dan hindari stres.

10. Periksakan kesehatan secara berkala dan teratur. Dengan pemeriksaan payudara

sendiri secara berkala ataupun dengan mammografi.

F. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Ada beberapa hal yang dapat meningkatkan resiko kanker payudara, antara lain

usia, riwayat kesehatan, faktor keturunan, faktor hormonal seperti menstruasi pertama

terlalu cepat dan menopause dini. Selain itu upaya menunda kehamilan atau kehamilan

pertama terjadi di atas usia 30 tahun juga bisa meningkatkan resiko. Gaya hidup yang

tidak sehat, misalnya sering mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak jahat, atau

kurang berolahraga, juga dapat memperbesar resiko terserang kanker payudara.

Page 11: MAKALAHKU KANKER PAYUDARA

Kanker payudara bisa terjadi pada usia kapan saja. Tapi kemungkinan seseorang

menderita kanker payudara pada usia 25 tahun misalnya, sangat kecil. Semakin lanjut

usianya, semakin besar kemungkinan orang bisa terkena kanker payudara. Jumlah

penderita penyakit tersebut paling tinggi antara usia 50 hingga 59 tahun, disusul 60

hingga 69 tahun.

Saran

Untuk lebih memahami semua tentang kanker payudara, disarankan para pembaca

mencari referensi lain yang berkaitan dengan materi pada makalah ini. Selain itu,

diharapkan para pembaca setelah membaca makalah ini mampu mengubah gaya hidup

untuk mencegah dan meminimalisir adanya kanker payudara.

Page 12: MAKALAHKU KANKER PAYUDARA

DAFTAR PUSTAKA

Ama, Faisol, 1990. Masalah Kanker Payudara dan pemecahannya. Majalah Kesehatan

Masyarakat Indonesia. Tahun XIX. Nomor 1 Maret. Jakarta.

Ambarsari, Endang, 1998. Faktor-faktor Risiko Kanker Payudara di RSU Persahabatan,

Jakarta pada Juni sampai September 1997. Skripsi. FKM UI. Depok.

Manuaba, Tjakra Wibawa, 1996. Karsinoma Mamma: Evaluasi Penatalaksanaan Dalam

Kurun Waktu Empat Tahun Sesuai dengan Protokol Peraboi. Majalah Ilmiah

Universitas Udayana. Lembaga Penelitian Universitas Udayana. Denpasar.

Moningkey, Shirley Ivonne, 2000. Epidemiologi Kanker Payudara. Medika; Januari

2000. Jakarta.

Palupy, Rini Widyastuty, 2000 Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Praktik

Pendeteksian Dini Kanker Payudara pada Karyawati Administrasi Universitas

Indonesia tahun 1999, FKM UI.

Tjahjadi, Gunawan, 1995, Patologyi Tumor Ganas Payudara, Kursus Singkat Deteksi

Dini dan Pencegahan Kanker. 6-8 November. FKUI-POI. Jakarta

Tjahjadi ,Gunawan,dkk, 1986 Patologyi Tumor Ganas Payudara. Bagian Patologi

Anatomi. FKUI. Jakarta.

Tjindarbumi, 1982 Penemuan Dini Kanker Payudara dan Penanggulangannya dalam:

Diagnosis Dini Keganasan sertaPenanggulangannya. FKUI. Jakarta.

Tjindarbumi, l982 Penanganan kanker Dini dan Lanjut. Bagian Patologi Anatomik.

FKUI. Jakarta.

Tjindarbumi, 1995. Diagnosis dan Pencegahan Kanker Payudara, Kursus Singkat

Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker. 6-8 November. FKC.II-POI. Jakarta.

Tjindarbumi, 2000. Deteksi Dini Kanker Payudara dan Penaggulangannya, Dalam:

Deteksi Dini Kanker. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta

Vaidya, M.P, and Shukla, H.S. A textbook of Breast Cancer. Vikas Publishing House

PVT LTD.

Page 13: MAKALAHKU KANKER PAYUDARA