Makalah_Campak
Transcript of Makalah_Campak
8/15/2019 Makalah_Campak
http://slidepdf.com/reader/full/makalahcampak 1/22
MAKALAH CAMPAK
OLEH
KELOMPOK 7
REZKI WIDYADINA P 15340137
RINTA 15340139
SRI HANDAYANI 15340150
TRI ANDRIANI 15340155
YUNITA 15340170
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2016
8/15/2019 Makalah_Campak
http://slidepdf.com/reader/full/makalahcampak 2/22
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit campak adalah penyakit menular saluran pernapasan akut yang
diakibatkan virus campak. Dalam kliniknya termanifestasi pada gejala demam,
radang saluran pernafasan atas, radang selaput mata, bintik selaput lendir
campak dan bintul kulit.
Hepatitis adalah peradangan pada jaringan hati. Salah satu serangan
penyakit hepatitis adalah warna mata dan kulit penderita tampak kuning
(ikterik). Oleh karena itu, hepatitis sering juga di sebut orang sakit kuning.
Ikterik ini disebabkan karena terbendungnya saluran empedu oleh
pembekakan jaringan hati.
Poliomyelitis adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh suatu
kelompok virus neurutropik (tipe I, II, III). Penyakit ini menyerang system
saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan total. Penyakit polio hanya dapat
menyerang balita dan penyebarannya dari manusia lewat mulut dengan
perantara makanan, air dan kotoran.
Didaerah Gorontalo berdasarkan data mengenai jumlah kasus penyakit
campak yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Propinsi Gorontalo selama tiga
tahun terakhir yaitu tahun 2003 dengan jumlah 330 kasus, tahun 2004 dengan
jumlah 442 kasus dan tahun 2005 dari bulan januari sampai mei dengan
jumlah kasus 55 kasus (Dinas Kesehatan Propinsi Gorontalo 1995).
Program pencegahan dan pemberantasan campak di Indonesia pada saat
ini berada pada tahap reduksi dengan pengendalian dan pencegahan KLB hasil
pemeriksaan sampel darah dan urine penderita campak pada saat KLB
menunjukkan logam positif sekitar 70% - 100%.
Masalah hepatitis B meningkat, prevalensi pengidap di Indonesia tahun
1993 bervariasi antar daerah yang berkisar dari 2,8% - 33,2%. Bila rata – rata
5% penduduk Indonesia adalah carier hepatitis B maka di perkirakan saat ini
ada 10 juta orang. Para pengidap ini akan semakin menyebar kemasyarakat
8/15/2019 Makalah_Campak
http://slidepdf.com/reader/full/makalahcampak 3/22
2
luas. Negara dengan tingkat HbsAG>8% dihimbau oleh WHO untuk
menyertakan hepatitis B kedalam program imunisasi nasional. Target di tahun
2007 adalah Indonesia bebas dari hepatitis B sebesar 50% dari ibu hamil
pengidap hepatitis B akan menularkan penyakit tersebut kepada bayinya. Data
epidemiologi menyatakan sebagian kasus yang terjadi pada penderita hepatitis
B (10%) menjurus kepada kronis dan dari kasus yang kronis ini 20%nya
menjadi hepatoma, dan kemungkinan akan kronisitas akan lebih banyak
terjadi pada anak – anak balita karena respon imun pada mereka belum
sepenuhnya berkembang sempurna.
Menurut Prof.Dr.Umar Fahmi, hasil penyelidikan di Kabupaten Lebak
provinsi Banten ditemukan kasus AFP yang mengelompok (clustering). Data
yang dikumpulkan oleh Tim Pusat (Surveilans dan WHO) menyatakan
ditemukan 31 kasus AFP dari 6 kecamatan yaitu Cipanas 17, Sajira 7,
Rangkas Bitung 4, Cimarga 4, Sobang 1, dan Warungunung 1. hasil
pemeriksaan dari laboratorium Litbangkes Depkes Jakarta bahwa diketahui 2
kasus positif VPL.
Ada beberapa pencegahan yang dapat di lakukan di antaranya adalah
memberikan imunisasi polio pada semua anak sebanyak empat kali sebelum
usia satu tahun sebagai bagian imunisasi rutin untuk mencegah tujuh penyakit
utama anak. Lewat pekan imunisasi nasional semua anak di bawah usia lima
tahun di beri dua dosis vaksin polio dengan tenggang waktu satu bulan. Yang
dilakukan saat ini untuk mencegah penyakit polio adalah melindungi semua
anak dan balita dengan memastikan bahwa mereka memperoleh 2 tetes vaksin
polio OPV pada pekan imunisasi nasional pada imunisasi rutin lainnya.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui penyakit Campak
8/15/2019 Makalah_Campak
http://slidepdf.com/reader/full/makalahcampak 4/22
3
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi penyakit campak
b. Untuk mengetahui besarnya masalah campak
c. Untuk mengetahui tingkat keganasan campak
d. Untuk mengetahui intensitas vaksin campak
8/15/2019 Makalah_Campak
http://slidepdf.com/reader/full/makalahcampak 5/22
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Campak
Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular yang di tandai
dengan demam, batuk, konjungtivis (peradangan selaput ikat mata /
konjungtiva) dan ruam kulit. Penularan infeksi terjadi karena menghirup
percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam
waktu 2 – 4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada.
Sebelum vaksinasi campak di gunakan secara meluas. Wabah campak terjadi
setiap 2 – 3 tahun, terutama pada anak – anak usia prasekolah dan anak – anak
SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya dia
akan kebal terhadap penyakit ini.
Penyakit campak adalah penyakit menular saluran pernapasan akut
yang diakibatkan virus campak. Dalam kliniknya termanifestasi pada gejala
demam, radang saluran pernafasan atas, radang selaput mata, bintik selaput
lendir campak dan bintul kulit.
B. Besarnya Masalah Campak
Campak, rubeola, atau measles Adalah penyakit infeksi yang sangat
mudah menular atau infeksius sejak awal masa prodromal, yaitu kurang lebih
4 hari pertama sejak munculnya ruam. Campak disebabkan oleh
paramiksovirus (virus campak). Penularan terjadi melalui percikan ludah dari
hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak (air borne disease).
Masa inkubasi adalah 10-14 hari sebelum gejala muncul.
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif
dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal
(berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak
adalah: - bayi berumur lebih dari 1 tahun - bayi yang tidak mendapatkan
imunisasi - remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi
kedua.
8/15/2019 Makalah_Campak
http://slidepdf.com/reader/full/makalahcampak 6/22
5
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah campak
terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan anak-
anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya
dia akan kebal terhadap penyakit ini.
C. Tingkat Keganasan Campak
Pada penyakit campak, bercak merah timbul biasanya pada demam hari
ke III-V, kemudian akan berkurang pada minggu keII dan menimbulkan bekas
terkelupas dan bercak kehitaman. Penyakit campak harus diawali dengan
keluhan pilek dan batuk mulai demam pada hari pertama
Dalam perjalan penyakit pada campak di tandai dengan tiga periode
dengan keluhan yang khas pada seorang penderita :
1. Stadium Pertama
Stadium masa tunas, di perkirakan berlangsung 10 – 12 hari. Pada stadium
pertama ini, seorang anak belum memperlihatkan gejala – gejala penyakit
tapi virus penyebab sudah berada dalam tubuh penderita.
2. Stadium Prodromal
Pada stdium ini sudah tampak gejala berupa demam salesma, hidung
berair, batuk pilek, mata yang merah dan berair (konjungtiva), fotofobia
(mata mudah silau) dan sukar menelan.
3. StadiumErupsi
Ditandai dengan gejala khas berupa demam yang tinggi diikuti dengan
keluarnya bercak atau bintik warna merah yang khas (koplik spot). Bintik
merah ini mula – mula keluar di bagian belakang telinga. Seterusnya,
bintik – bintik ini akan menjalar kewajah, leher, dada, perut, kaki hingga
merebak keseluruh badan. Ruam kulit merupakan bintik berwarna merah
muda, ketika penyakit bertambah berat ruam kulit dapat saling
bersambungan dan menunjukkan warna merah tua.
Komplikasi pada anak yang sehat dan gizinya cukup campak jarang
berakibat serius. Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak adalah
8/15/2019 Makalah_Campak
http://slidepdf.com/reader/full/makalahcampak 7/22
6
infeksi bakteri, pneumonia, infeksi telinga tengah. Kadang terjadi penurunan
trombosit sehingga penderita mudah memar dan mudah mengalami
perdarahan ensefalitis (infeksi otak).
Penyakit campak berakibat buruk terhadap saluran pernafsan dan paru –
paru. Pada saluran pernafasan terjadi infeksi pada laring yaitu yang di sebut
dengan laryngitis. Pada jaringan paru – paru dapat terjadi radang paru – paru
yang di sebut Bronkopneumonia. Jika terjadi laryngitis, anak akan
memperlihatkan keluhan sesak nafas, suara mengorok atau suara serak.
Keluhan panas badan tetap ada dan dapat menghilang pelan – pelan sejalan
dengan penyembuhan penyakit. Peradangan paru – paru pada penyakit
campak ini dapat disebabkan langsung oleh virus campak (morbilivirus) atau
oleh adanya kuman lainnya. Jika terjadi peradangan paru – paru beberapa
penyakit akan muncul.
Gejala – gejala penyakit itu berupa : batuk, sesak nafas yang berat.
Anak tampak sangat kesulitan dalam bernafas. Bersamaan dengan munculnya
komplikasi terhadap paru – paru ini, keluhan panas badan tetap tinggi. Jika
panas badan sangat tinggi, tidak jarang anak yang menderita peradangan paru
– paru ini akan mengalami kejang. Dapat di perkirakan apakah peradangan
paru – paru disebabkan langsung oleh virus campak atau akibat bakteri lain.
Cara yang mudah adalah dengan melihat pola demam sejalan dengan
penyembuhan penyakit campak. Sejalan dengan penyembuhan penyakit, panas
badan langsung menghilang. Akan tetapi, jika kuman lain sebagai
penyebabnya, suhu tubuh tetap tidak turun walaupun tanda – tanda penyakit
campak telah menghilang, artinya peradangan paru – paru sebagai infeksi
sekunder oleh bakteri lain.
D. Intensitas Vaksin Campak
1. Anak saya sudah diimunisasi Campak pada usia 9 bulan, tapi ketika usia 5
tahun dia mendapat penyakit Campak, kenapa hal ini bisa terjadi ?
Vaksinasi yang diberikan pada usia di bawah 1 tahun tidak akan
memberikan proteksi yang lama, sehingga harus disusulkan dengan
8/15/2019 Makalah_Campak
http://slidepdf.com/reader/full/makalahcampak 8/22
7
pemberian second opportunity (booster). Di Indonesia anjuran imunisasi
Campak adalah pada usia 9 bulan, karena di Indonesia kejadian penyakit
Campak masih tinggi, sedangkan kematian lebih banyak terjadi pada anak
di bawah 1 tahun, sehingga walaupun tidak memberikan proteksi yang
lama, pemberian imunisasi campak pada bayi usia 9 bulan diharapkan
dapat menurunkan angka kematian. Disamping itu, ada beberapa penyakit
yang mempunyai gejala mirip dengan penyakit Campak. Sehingga akan
lebih baik bila menderita gejala seperti penyakit Campak dilakukan
konfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium, sebagai diagnosa pasti.
2. Anak saya sudah pernah mendapat penyakit Campak, apakah perlu
diimunisasi lagi ? Ada beberapa penyakit dengan gejala yang mirip dengan
penyakit Campak. Bila ada konfirmasi laboratorium bahwa saat itu anak
anda menderita penyakit Campak, maka tidak perlu dilakukan imunisasi
Campak. Tapi bila anda tidak yakin dengan hal tersebut, sebaiknya tetap
dilakukan imunisasi.
a. Macam Vaksin
Macam vaksin yang digunakan untuk imunisasi:
1. Vaksin yang dilemahkan. Daya infeksi kuman atau virus dilemahkan
namun mampu menumbuhkan respon imun. Vaksin ini dapat berasal
dari keseluruhan organisme atau bagian dari organisme contoh vaksin
polio oral.
2. Vaksin yang telah dimatikan (bakteri, virus atau riketsia). Berasal dari
mikroorganisme yang telah dimatikan. Respon imun yang timbul lebih
lemah daripada vaksin hidup sehingga biasanya memerlukan imunisasi
ulang, contohnya kolera, pertusis.
3. Vaksin Subunit. Berasal dari bagian organisme misalnya komponen
kapsul bakteri (streptococcus pneumoniae). Keuntungan vaksin ini
aman diberikan pada anak, menghindari vaksin yang virulen.
8/15/2019 Makalah_Campak
http://slidepdf.com/reader/full/makalahcampak 9/22
8/15/2019 Makalah_Campak
http://slidepdf.com/reader/full/makalahcampak 10/22
9
lama makin tinggi. Gejala panas, batuk, pilek makin lama makin berat dan
pada hari ke 10 sejak awal infeksi (pada hari penderita kontak dengan sumber
infeksi) mulai timbul ruam makulopapuler warna kemerahan.Virus dapat
berbiak juga pada susunan saraf pusat dan menimbulkan gejala klinik
encefalitis. Setelah masa konvelesen pada turun dan hipervaskularisasi mereda
dan menyebabkan ruam menjadi makin gelap, berubah menjadi desquamasi
dan hiperpigmentasi. Proses ini disebabkan karena pada awalnya terdapat
perdarahan perivaskuler dan infiltrasi limfosit.(7)
H. Manifestasi Klinik
Panas meningkat dan mencapai puncak pada hari 4-5 ketika ruam timbul
Coryza yang terjadi sukar dibedakan dengan common cold yang berat.
Membaik dengan cepat ketika panas turun.
Conjunctivitis ditandai dengan mata merah pada konjunctiva disertai
keradangan dengan keluhan fotofobia.
Cough merupakan akibat kerdangan epitel saluran napas, mencapai puncak
pada saat erupsi dan menghilang setelah beberapa minggu.
Muncul koplik’s spot sekitar 2 hari sebelum ruam muncul (hari 3 -4) dan
cepat menghilang setalah beberapa jam atau beberapa hari. Koplik’s spot
adalah sekumpulan noktah putih pada epitel bukal yang merah, yang
merupakan tanda klinis yang pathogonomik untuk morbili.
Ruam makulopapuler semula berwarna kemerhan. Ruam ini muncul
pertama pada daerah batas rambut dan dahi, serta belakang telinga dan
menyebar kea rah perifer sampai kaki. Ruam umumnya saling rengkuh
sehingga pada muka dan dad menjadi confluent. Ruam ini membedakan
dengan rubella yang ruamnya discrate dan tidak mengalami desquamasi.
Telapak tangan dan kaki tidak mengalami desquamasi. (7)
8/15/2019 Makalah_Campak
http://slidepdf.com/reader/full/makalahcampak 11/22
10
I. Pemeriksaan Fisik
Masa inkubasi 10-20 hari dan kemudian timbul gejala-gejala yang
dibagi dalam 3 stadium, yaitu :(4)(7)(8)
1. Stadium kataral (prodormal).
Stadium ini berlangsung selama 2-4 sumber lain
menyebutkan 4-5 hari disertai gambaran klinis seperti demam,
malaise, batuk, fotopobia, konjungtivitis, dan coryza. Menjelang
akhir dari stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantem,
terdapat bercak koplik berwarna putih kelabu sebesar ujung jarum
dan dikelilingi oleh eritema. Lokasinya di mukosa bukal yang
berhadapan dengan molar bawah. Gambaran darah tepi leukopeni
dan limfositosis. (4)(7)(8)
2. Stadium erupsi
Ditandai dengan timbulnya eritema berbentuk makula-
papula disertai menaiknya suhu badan, Coryza dan batuk
bertambah. Ruam ini muncul pertama pada daerah batas rambut
dan dahi, serta belakang telinga kemudian menyebar dengan cepat
pada seluruh muka, leher, lengan atas dan bagian atas dada pada
sekitar 24 jam pertama. Selama 24 jam berikutnya ruam menyebar
ke seluruh punggung, abdomen, seluruh lengan, dan paha. Ruam
umumnya saling rengkuh sehingga pada muka dan dada
menjadi confluent . Bertahan selama 5-6 hari. Suhu naik mendadak
ketika ruam muncul dan sering mencapai 40-40,5 °C.Ruam
mencapai anggota bawah pada hari ke 3, dan menghilang sesuai
urutan terjadinya. (4)(7)(8)
8/15/2019 Makalah_Campak
http://slidepdf.com/reader/full/makalahcampak 12/22
11
3. Stadium konvalesensi
Erupsi berkurang menimbulkan bekas yang berwarna lebih
tua atau hiperpigmentasi (gejala patognomonik) yang lama
kelamaan akan hilang sendiri. Selain itu ditemukan pula kelainan
kulit bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik
untuk morbilli. Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau
eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu
menurun sampai normal kecuali bila ada komplikasi (4)(7)(8)
J. Pemeriksaan Penunjang
1. Pada pemeriksaan darah didapatkan jumlah leukosit normal atau
meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri.
2. Pemeriksaan antibodi IgM merupakan cara tercepat untuk memastikan
adanya infeksi campak akut. Karena IgM mungkin belum dapat dideteksi
pada 2 hari pertama munculnya rash, maka untuk mengambil darah
pemeriksaan IgM dilakukan pada hari ketiga untuk menghindariadanya false negative. Titer IgM mulai sulit diukur pada 4 minggu setelah
muncul rash.
3. IgG antibodi dapat dideteksi 4 hari setelah rash muncul, terbanyak IgG
dapat dideteksi 1 minggu setelah onset sampai 3 minggu setelah onset. IgG
masih dapat ditemukan sampai beberapa tahun kemudian.
4. Virus measles dapat diisolasi dari urine, nasofaringeal aspirat, darah yang
diberi heparin, dan swab tenggorok selama masa prodromal sampai 24 jam
setelah timbul bercak-bercak. Virus dapat tetap aktif selama sekurang-
kurangnya 34 jam dalam suhu kama(8)
8/15/2019 Makalah_Campak
http://slidepdf.com/reader/full/makalahcampak 13/22
12
2.1 Diagnosis
Diagnosis morbili biasanya cukup ditegakkan berdasarkan gejal klinis.
Pemeiksaan laboratorium jarang dilakukan. Mekanisme diagnose morbili
dapat dilakukan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik, serta dapat dibantu
dengan pemeriksaan penunjang seperi dipaparkan pada table berikut :
Anamnesis Demam tinggi terus- menerus 38.5oC atau lebih disertai batuk,
pilek, nyeri menelan, mata merah, dan silau kena cahaya,
seringk kali diikuti diare. Pada hari ke 4-5 demam timbul
ruam kulit didahului oleh suhu yang meningkat lebih tinggi
dari semula. Saat ruam timbul, batuk dandiare tambah parah
sehingga anak mengalami sesak atau dehidrasi.
(7)
Pemeriksaan
fisisk Masa inkubasi 10-20 hari dan kemudian timbul gejala-gejala
yang dibagi dalam 3 stadium, yaitu : (4)(7)(8)
1. Stadium kataral (prodormal).
Stadium ini berlangsung selama 2-4 atau 4-5 hari disertai
gambaran klinis seperti demam, malaise, batuk, fotopobia,
konjungtivitis, dan coryza. Menjelang akhir dari stadium
kataral dan 24 jam sebelum timbul enantem, terdapat bercak
koplik berwarna putih kelabu sebesar ujung jarum dandikelilingi oleh eritema. Lokasinya di mukosa bukal yang
berhadapan dengan molar bawah. Gambaran darah tepi
leukopeni dan limfositosis. (4)(7)(8)
2. Stadium erupsi
Ditandai dengan timbulnya eritema berbentuk makula-papula
disertai menaiknya suhu badan, Coryza dan batuk bertambah.
Ruam ini muncul pertama pada daerah batas rambut dan dahi,
serta belakang telinga kemudian menyebar dengan cepat pada
seluruh muka, leher, lengan atas dan bagian atas dada padasekitar 24 jam pertama. Selama 24 jam berikutnya ruam
menyebar ke seluruh punggung, abdomen, seluruh lengan,
dan paha. Ruam umumnya saling rengkuh sehingga pada
muka dan dada menjadi confluent . Bertahan selama 5-6 hari.
Suhu naik mendadak ketika ruam muncul dan sering
mencapai 40-40,5 °C.Ruam mencapai anggota bawah pada
hari ke 3, dan menghilang sesuai urutan terjadinya. (4)(7)(8)
3. Stadium konvalesensi
Erupsi berkurang menimbulkan bekas yang berwarna lebih
8/15/2019 Makalah_Campak
http://slidepdf.com/reader/full/makalahcampak 14/22
13
tua atau hiperpigmentasi (gejala patognomonik) yang lama
kelamaan akan hilang sendiri. Selain itu ditemukan pula
kelainan kulit bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbilli. Pada penyakit-penyakit lain
dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa
hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai normal kecuali bila
ada komplikasi (4)(7)(8)
Pemeriksaan
penunjag
1. Pada pemeriksaan darah didapatkan jumlah leukosit normal
atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri.
2. Pemeriksaan antibodi IgM anti campak.
3. Pemeriksaan untuk komplikasi :
a. Ensefalopati/ ensefalitis : pemeriksaan cairan
serebrispinalis, kadar elektrolit darah dan analiasa gasdarah.
b. Enteritis : feses lengkap
c. Bronkopnemonia : dilakukan pemeriksaan foto dada
dan analisa gas darah. (7)
K. Penatalaksanaan
Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari :
Pemberian cairan yang cukup
Kalori yang sesuai dan jenis makanan yang disesuaikan dengan
tingkat kesadaran dan adanya komplikasi
Suplemen nutrisi
Antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder
Anti konvulsi apabila terjadi kejang
Pemberian vitamin A
Indikasi rawat inap : hiperpireksia (suhu > 39,00 C), dehidrasi,
kejang, asupan oral sulit, atau adanya komplikasi. (6)(7)
Campak tanpa komplikasi :
Hindari penularan
Tirah baring di tempat tidur
Vitamin A 100.000 IU, apabila disetai malnutrisi dilanjutkan 1500
IU tiap hari
8/15/2019 Makalah_Campak
http://slidepdf.com/reader/full/makalahcampak 15/22
14
Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai. Jenis makanan
disesuaikan dengan tingkat kesadaran pasien dan ada tidaknya
komplikasi. (6)(7)
Campak dengan komplikasi :
Ensefalopati/ensefalitis
Antibiotika bila diperlukan, antivirus dan lainya sesuai dengan
PDT ensefalitis
Kortikosteroid, bila diperlukan sesuai dengan PDT ensefalitis
Kebutuhan jumlah cairan disesuaikan dengan kebutuhan serta
koreksi terhadap gangguan elektrolit
Bronkopneumonia :
Antibiotika sesuai dengan pedoman terapi pneumonia
Oksigen nasal atau dengan masker
Koreksi gangguan keseimbangan asam-basa, gas darah dn
elektrolit
Enteritis : koreksi dehidrasi sesuai derajat dehidrasi Pada kasus
campak dengan komplikasi bronkhopneumonia dan gizi kurang
perlu dipantau terhadap adanya infeksi TB laten. Pantau gejala
klinis serta lakukan uji Tuberkulin setelah 1-3 bulan penyembuhan.
Pantau keadaan gizi untuk gizi kurang/buruk. (6)(7)
L. Pencegahan
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak.
Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan
campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada
otot paha atau lengan atas. Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan
pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia
12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Selain itu penderita
juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan
yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat. (6)
8/15/2019 Makalah_Campak
http://slidepdf.com/reader/full/makalahcampak 16/22
15
M. Komplikasi
Pada penyakit campak terdapat resistensi umum yang menurun
sehingga keadaan ini menyebabkan mudahnya terjadi komplikasi sekunder
seperti: (4)
1. Bronkopnemonia
Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh virus campak atau oleh
pneumococcus, streptococcus, staphylococcus. Bronkopneumonia inidapat menyebabkan kematian bayi yang masih muda, anak dengan
malnutrisi energi protein, penderita penyakit menahun seperti tuberkulosis,
leukemia dan lain-lain.(4)
2. Komplikasi neurologis
Kompilkasi neurologis pada morbili seperti hemiplegi, paraplegi, afasia,
gangguan mental, neuritis optica dan ensefalitis. (4)
3. Encephalitis morbili akut
Encephalitis morbili akut ini timbul pada stadium eksantem, angka
kematian rendah. Angka kejadian ensefalitis setelah infeksi morbili ialah
1:1000 kasus, sedangkan ensefalitis setelah vaksinasi dengan virus morbili
hidup adalah 1,16 tiap 1.000.000 dosis. (4)
4. SSPE (Subacute Scleroting panencephalitis)
SSPE yaitu suatu penyakit degenerasi susunan saraf pusat. Ditandai oleh
gejala yang terjadi secara tiba-tiba seperti kekacauan mental, disfungsi
motorik, kejang, dan koma. Perjalan klinis lambat, biasanya meninggal
dalam 6 bulan sampai 3 tahun setelah timbul gejala spontan. Meskipun
demikian, remisi spontan masih dapat terjadi. Biasanya terjadi pada anak
yang menderita morbili sebelum usia 2 tahun.
8/15/2019 Makalah_Campak
http://slidepdf.com/reader/full/makalahcampak 17/22
16
Immunosuppresive measles encephalopathy
Didapatkan pada anak dengan morbili yang sedang menderita defisiensi
imunologik karena keganasan atau karena pemakaian obat-obatan
imunosupresi(4)
N. Prognosa
Bila keadaan umum penderita baik tanpa disetai dengan komplikasih,
maka prognosisnya baik, tapi prognose buruk pada keadaan umum buruk,
anak yang sedang menderita penyakit kronis atau bila ada komplikasi. Angka
kematian telah menurun pada tahun-tahun ini sampai tingkat rendah pada
semua kelompok umur, terutama akren akeadaan sosioekonomi membaik.(4)
8/15/2019 Makalah_Campak
http://slidepdf.com/reader/full/makalahcampak 18/22
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu penyakit yang sering menyerang anak – anak adalah campak.
Campak merupakan penyakit yang mudah menular. Campak di sebabkan pelh
virus yang di sebut paramyxovirus. Virus ini memasuki tubuh melalui saluran
pernafasan bagian atas. Penyebaran penyakit ini dapat terjadi melalui kontak
langsung dengan penderita atau melalui udara. Virus campak mudah
menyerang anak dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun. Daya tahan
tubuh anak yang lemah dan kondisi tubuh kekurangan gizi menyebabkan anak
– anak mudah terserang campak. Inkubasi virus penyebab campak kedalam
tubuh terjadi dalam waktu 10 – 14 hari. Gejala – gejala penyakit ini akan
tampak setelah inkubasi virus tersebut.
Gejala – gejala campak antara lain :
· Demam dan menggigil, hidung dan mata berair
· Batuk – batuk
· Perasaan lemah dan lelah
· Sensitif terhadap cahaya
· Nafsu makan turun
· Konjungtivitis (mata membengkak)
· Suara parau
· Setelah tiga hari, ruam – ruam besar berwarna kelihatan di kulit muka,
leher dan juga pada selaput lendir mulut. Ruam ini menyebabkan rasa
gatal kulit.
· Dalam keadaan parah, suhu badan naik sampai 40% celcius atau lebih
sehingga penderita merasa sakit.
Campak sangat mudah tertular sewaktu periode prodormal. Pada akhir
dari fase prodormla terdapat bintik yang di sebut dengan bintik koplik. Bintik
kecil, biru kecokelatan yang di lingkari warna merah. Kelihatan di dalam
8/15/2019 Makalah_Campak
http://slidepdf.com/reader/full/makalahcampak 19/22
18
mulut pada pipi yang berlawanan dengan geraham dan kadang – kadang
terjadi perdarahan. Sesudah 3 hari erbentuk bintik koplik, temperatur badan
mulai meningkat, bintik mulai menghilang dan timbul ruam yang gatal. Ruam
ini mulai dari kecil, rata pada bagian belakang telinga, leher dan pipi. Dari
ukuran kecil ruam akan membesar berwarna merah dan menimbulkan rasa
gatal di kulit. Kondisi tersebut membuat tubuh menjadi tidak nyaman.
Untuk mencegah penyakit campak sebaiknya pada usia tertentu, anak
diberikan vaksinasi anticampak. Vaksinasi anti campak biasanya di berikan
pada waktu bayi berumur 9 bulan dan cukup satu kali saja.
Selain melakukan vaksinasi anticampak, untuk mencegah terjadinya
penyakit campak sebaiknya adalah hidup sehat, menjaga kebersihan
lingkungan, pakaian dan badan. Linkungan buruk dengan sanitasi rendah
merupakan sumber penyakit dan mempermudah penularannnya.
Penyakit campak menyerang tubuh dengan kondisi kurang gizi.
Kekurangan gizi menyebabkan metabolisme tubuh terganggu pertumbuhan
dan perkembangan terhambat, sistem imunitas tubuh pun merupakan sistem
penangkal kuman penyakit yang memasuki tubuh juga menyebabkan tubuh
tidak dapat merespons untuk membentuk antibody yang akan menangkis
serangan kuman penyakit. Oleh karena itu kita perlu menjaga mutu makanan
yang kita konsumsi.
B. Saran
Diharapkan kepada instansi terkait untuk dapat mencegah peningkatan
prevalensi penyakit campak, khususnya di wilayah Puskesmas Senapelan.
8/15/2019 Makalah_Campak
http://slidepdf.com/reader/full/makalahcampak 20/22
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Regina. 2008. Campak. FKMUI.
2. Faradilla, Nova . 2009. Campak (morbili) Fakultas Kedokteran Universitas
Riau. Diakses dari http://yayanakhyar.wordpress.com/2009/10/11/campak-
morbili/ pada tanggal 25 November 2012 pukul 14. 47.
3. Referat makalah kedokteran. 2010. Campak/ Morbili. Referensi kedokteran
blogspot. Diakses dari
http://referensikedokteran.blogspot.com/2010/07/morbili-campak.html
tanggal 25 November 2012 pukul 14. 55
4. Syamsi, Anwarusy. 2009. Referat morbili (campak). Diakses dari
http://anwarusy.wordpress.com/2009/06/16/referat-morbili-campak/ tanggal
25 November 2012 pukul 15.335. Andriani, Julia. 2009. Morbili / Measles / Campak. Fakultas Kedokteran
Universitas Riau. Diakses dari
http://yayanakhyar.wordpress.com/2009/11/17/morbili-measles-campak/
tanggal 25 November 2012 pukul 15.39.
6. Kumpulan referat.2009. campak. Diakses dari
http://referatku.blogspot.com/200 9/05/campak.html pada tanggal 25
November 2012 pukul 15.55.
7. Darmowandowo, Widodo. Setiono Basuki, parwati. 2008. Pedoman Dan
Diagnosa Terapi SMF kesehatan anak. Surabaya : rumah Sakit Dokter
Sutomo Surabaya.
8. Yuliana. 2008. CAMPAK (Morbili, Measles, Rubeola). Diakses dari
http://pediatricinfo.wordpress.com/2008/07/09/campak-morbili-measles-
rubeola/ pada tanggal 25 November 2012 pukul 15.55
9. id.wikipedia.org/wiki/Demam_Campak - 29k
10. www.blogdokter.net/2007/03/31/campak-measles/ - 63k
11. www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid=1596&Ite
mid=2 - 30k
8/15/2019 Makalah_Campak
http://slidepdf.com/reader/full/makalahcampak 21/22
20
KATA PENGANTAR
Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini,
dan kami buat dengan waktu yang telah di tentukan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dengan adanya
penyusunan makalah seperti ini, pembaca dapat belajar dengan baik.
Penulis mengucapkan terimah kasih kepada pihak-pihak yang telah memberi
sumbangsi kepada kami dalam penyelesaian makalah ini. Dan tentunya penulis juga
menyadari, bahwa masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah ini.
Hal ini Karena keterbatasan kemampuan dari penulis. Oleh karena itu, penulis
senantiasa menanti kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna
penyempurnaan makalah ini.
Semoga dengan adanya makalah ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan
kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Bandar Lampung, Mei 2016
Penulis
8/15/2019 Makalah_Campak
http://slidepdf.com/reader/full/makalahcampak 22/22
21
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUANA. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASANA. Definisi Campak ......................................................................................... 4
B. Besarnya Masalah Campak ........................................................................ 4
C. Tingkat Keganasan Campak ....................................................................... 5D. Intensitas Vaksin Campak .......................................................................... 6
E. Epidemiologi ............................................................................................. 8
F. Etiologi ....................................................................................................... 8
G. Patofisiologi ................................................................................................ 8
H. Manifestasi Klinik ...................................................................................... 9
I. Pemeriksaan Fisik ...................................................................................... 10
J. Pemeriksaan Penunjang ............................................................................. 11
K. Penatalaksanaan ........................................................................................ 13
L. Pencegahan ................................................................................................ 14
M. Komplikasi ................................................................................................ 15
N. Prognosa ..................................................................................................... 16
BAB III PENUTUPA. Kesimpulan ................................................................................................. 17
B. Saran .......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA