MAKALAH WAWASAN KEBANGSAAN (Kelas 39-ITS)

39
TUGAS MAKALAH BAHASA INDONESIA KELAS WAWASAN KEBANGSAAN 39 – KELOMPOK 4 ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA PADA ATRIBUT ORGANISASI MAHASISWA ITS SURABAYA Oleh: Aldi Margadia S !"###$$#%$& Te'(i' I(d)*ri& +TI A,d)l Gh-.)r !/###$$$#/& Maerial da( Meal)rgi& +TI 0ah1a(dhi'a +irda)2ha H H !/#!#$$$4$& Maerial da( Meal)rgi& +TI M)ha11ad Sir- )di( 4##3#$$$#$& Te'(i' Per'a5ala(& +TK INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBE0 SU0ABA6A !$#"

description

Tahun akademik 2014/2015Semester gasal

Transcript of MAKALAH WAWASAN KEBANGSAAN (Kelas 39-ITS)

TUGASMAKALAH BAHASA INDONESIAKELAS WAWASAN KEBANGSAAN 39 KELOMPOK 4

TUGASMAKALAH BAHASA INDONESIAKELAS WAWASAN KEBANGSAAN 39 KELOMPOK 4

ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIAPADA ATRIBUT ORGANISASI MAHASISWA ITS SURABAYAOleh:

Aldi Margadita S

2511100180/ Teknik Industri/ FTI

Abdul Ghofur

2711100017/ Material dan Metalurgi/ FTI

Rahmandhika Firdauzha H.H

2712100040/ Material dan Metalurgi/ FTI

Muhammad Sirojudin

4113100010/ Teknik Perkapalan/ FTK

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA2015

TUGASMAKALAH BAHASA INDONESIAKELAS WAWASAN KEBANGSAAN 39 KELOMPOK 4

ANALISIS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIAPADA ATRIBUT ORGANISASI MAHASISWA ITS SURABAYAOleh:

Aldi Margadita S

2511100180/ Teknik Industri/ FTI

Abdul Ghofur

2711100017/ Material dan Metalurgi/ FTI

Rahmandhika Firdauzha H.H

2712100040/ Material dan Metalurgi/ FTI

Muhammad Sirojudin

4113100010/ Teknik Perkapalan/ FTK

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBERSURABAYA2015

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ucapan syukur Alhamdulillah kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan nikmat yang telah diberikan sehingga makalah dengan judul Analisis Penggunaan Bahasa Indonesia pada Atribut Organisasi Mahasiswa ITS Surabaya ini selesai dikerjakan dengan baik dan tepat waktu. Tentu bukan pada hanya selesainya makalah ini yang menjadi tujuan utama penulis, melainkan adanya pengetahuan yang bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi pembaca.

Makalah ini merupakan bagian dari tugas mata kuliah Wawasan Kebangsaan kelas 39 yang mewajibkan mahasiswa untuk membentuk kelompok dan mengerjakan sebuah makalah tentang pentingnya bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Tak lupa penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada,

Ibu Eka Dian Savitri, M.A. selaku dosen mata kuliah Wawasan Kebangsaan 39 dalam materi kuliah Bahasa Indonesia dan pembimbing dari penugasan makalah ini

Kepada kawan-kawan mahasiswa ITS yang telah bersedia untuk diberikan kuesioner dan menjawabnya dengan baik serta mereka yang bersedia untuk diajak tanyajawab untuk mendapatkan informasi yang penulis butuhkan

Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan dari penulisan makalah ini meskipun terdapat kekurangan didalamnya. Seperti pepatah, tak ada gading yang tak retak, begitu juga dengan laporan ini. Namun, perbaikan dan inovasi dalam hal ilmu dan pengetahuan harus terus berkembang.

Wassalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh.

Surabaya, 1 Maret 2015Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL iKATA PENGANTAR iiDAFTAR ISI iiiDAFTAR GAMBAR ivABSTRAK v

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 11.2 Rumusan Masalah 21.3 Tujuan Penelitian 21.4 Manfaat Penelitian 3BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahasa 42.1.1 Pengertian Bahasa 42.1.2 Penggunaan Bahasa 62.2 Organisasi 72.2.1 Pengertian Organisasi 72.2.2 Budaya Organisasi 82.2.3 Atribut Organisasi Mahasiswa 122.2.4 Hubungan Bahasa dan Budaya Organisasi 13BAB III. METODE PENELITIAN

BAB IV. DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data 19

4.2 Diagram Lingkaran hasil olah data 20

4.2 Pembahasan 21BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 245.2 Saran 24DAFTAR PUSTAKAviLAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Manfaat Budaya Organisasi

Gambar 2.2 Diagram alur konsep visi, misi, falsafah dan values

Gambar 4.1 Prosentase Penggunaan Bahasa pada Atribut Organisasi Mahasiswa ITS

Gambar 4.2 Prosentase Skala KepentinganPenggunaan Bahasa Indonesia pada Atribut Organisasi Mahasiswa ITS

Gambar 4.3 Screenshot Pertanyaan Kuesioner

ABSTRAK

Kampus adalah tempat kaderisasi dan penggemblengan terakhir dalam tingkatan pendidikan yang bertujuan untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang bangga terhadap apa yang dimiliki oleh bangsanya. Jika secara spesifik dikaitkan dengan penggunaan bahasa asing dalam atribut organisasi, secara tidak sadar akan mengakibatkan kebanggaan akan identitas bangsa akan menurun, tetapi hal itu seringkali kurang disadari. Oleh karenanya melalui makalah ini penulis ingin memberikan gambaran tentang kondisi penggunaan bahasa Indonesia pada atribut organisasi mahasiswa di ITS, menganalisis keterkaitan terhadap fungsi bahasa sebagai identitas bangsa, serta penulis ingin menggali pendapat mahasiswa ITS tentang tingkat kepentingan penggunaan bahasa Indonesia pada atribut organisasi mahasiswa sebagai bahan evaluasi bagi pemegang kebijakan keorganisasian ITS. Dalam menghimpun informasi dan menyusun makalah penulis menggunakan metode survei, observasi dan wawancara kepada beberapa narasumber. Setelah itu diolah menjadi data yang ditampilkan dalam tabel dan divisualisasikan dengan grafik lingkaran. Dari data yang diolah didapatkan hasil akhir, Mahasiswa ITS lebih sering menggunakan bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia dalam atribut organisasi karena menganggap bahasa Indonesia kurang keren jika disematkan pada atribut organisasi selain itu penggunaan bahasa Inggris dianggap sebagai langkah kecil dalam membiasakan diri sebelum memasuki era globalisasi. Dan penggunaan bahasa Indonesia untuk disematkan pada atribut organisasi mahasiswa dianggap kurang penting oleh mahasiswa ITS.

Kata kunci: bahasa Indonesia, atribut organisasi, mahasiswa ITS

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bahasa merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Keberadaannya dalam kehidupan manusia mampu memberikan berbagai perubahan dalam proses pembentukan sebuah peradaban. Hal ini dikarenakan bahasa mampu menjadi kunci penentu dari sebuah proses perubahan (Jamzaroh, 2012).Penggunaan bahasa di era teknologi informasi dan komunikasi saat ini, telah mengalami berbagai perubahan dan pergeseran yang terjadi secara cepat mengingat jangkauan global sudah tak menjadi halangan. Berbagai bahasa mulai dipelajari manusia. Seperti bahasa Inggris yang dijadikan sebagai bahasa internasional. Juga penggunaan bahasa dari berbagai negara lain untuk tujuan bekerja atau menempuh pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi.Dalam kehidupannya, tren penggunaan serapan bahasa asing mulai diminati oleh kalangan anak muda termasuk kalangan mahasiswa di dalamnya. Seperti yang dapat dilihat dan ditemukan dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa misalnya. Sebagai contoh di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember di Surabaya, mahasiswa di masing-masing jurusan membentuk sebuah organisasi yang menjadi ciri khas dalam rangka mencapai tujuan mereka. Dari masing-masing organisasi tersebut memiliki budaya organisasi, yang tentunya berbeda satu sama lain, termasuk didalamnya adalah instrumen budaya seperti atribut organisasi mahasiswa.Sebagai instrumen dari budaya organisasi, atribut organisasi turut menjadi bagian penting yang harus ada dalam mewujudkan tujuan organisasi dan membentuk budaya organisasi yang baik. Yang dimaksud dengan atribut organisasi mahasiswa disini bisa berupa nama organisasi, jaket atau kemeja organisasi, jargon dan berbagai simbol lain pembentuk budaya organisasi. Namun, yang menjadi sorotan adalah maraknya pemakaian istilah dan bahasa asing didalam penggunaannya.

Kampus adalah tempat kaderisasi dan penggemblengan terakhir dalam tingkatan pendidikan yang bertujuan untuk melahirkan generasi penerus bangsa yang bangga terhadap apa yang dimiliki oleh bangsanya. Sementara itu, mahasiswa adalah generasi penerus bangsa yang diharapkan lebih bisa menjaga dan melestarikan kehidupan berbangsa dan bernegara dengan membawa kebanggaan akan bangsanya. Jika dikaitkan dengan penggunaan bahasa asing dalam atribut organisasi mahasiswa, secara tidak sadar akan mengakibatkan perasaan bangga akan identitas bangsa menjadi semakin menurun. Hanya saja, hal seperti ini tidak pernah disadari.

Berdasarkan permasalahan di lapangan dimana maraknya penggunaan bahasa asing daripada bahasa Indonesia dalam atribut mahasiswa di ITS, maka penulis menawarkan judul makalah berupa Analisis Penggunaan Bahasa Indonesia pada Atribut Organisasi Mahasiswa ITS Surabaya. Dari adanya makalah ini diharapkan dapat diketahui kondisi penggunaan Bahasa Indonesia di kalangan mahasiswa ITS dengan fokus pada pemakaiannya dalam atribut organisasi. Juga diharapkan akan menjadi referensi dalam melakukan hal yang sama di berbagai kampus lain, sehingga dapat dilakukan prediksi terkait kondisi penggunaan Bahasa Indonesia secara menyeluruh pada kalangan mahasiswa di Indonesia.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah:

Bagaimana penggunaan bahasa Indonesia pada atribut organisasi mahasiswa di ITS?

Seberapa penting penggunaan bahasa Indonesia pada atribut organisasi mahasiswa di ITS?

Tujuan Penelitian

Makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut:

Untuk memberikan gambaran tentang kondisi penggunaan bahasa Indonesia pada atribut organisasi mahasiswa di ITS serta menganalisis keterkaitan terhadap fungsi bahasa sebagai identitas bangsa.

Mengetahui tingkat kepentingan penggunaan bahasa Indonesia pada atribut organisasi mahasiswa ITS sebagai bahan evaluasi bagi pemegang kebijakan keorganisasian ITS.

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

Menjadi referensi untuk membuat kebijakan baru bagi pihak-pihak yang mempunyai kewenangan untuk mengeluarkan kebijakan

Bagi mahasiswa ITS, dapat menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki budaya organisasi yang ada

Bagi dosen Wawasan Kebangsaan UPMS ITS, dapat menjadi bahan evaluasi untuk merumuskan formula pendidikan dan pengajaran ke mahasiswa ITS

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bahasa

Pengertian BahasaBahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia ini, karena dengan bahasa orang bisa berinteraksi dengan sesamanya dan bahasa merupakan sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat. Adapun bahasa dapat digunakan apabila saling memahami atau saling mengerti erat hubungannya dengan penggunaan sumber daya bahasa yang kita miliki. Kita dapat memahami maksud dan tujuan orang lain berbahasa atau berbicara apabila kita mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan.

Bahasa pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasan manusia secara teratur, yang mempergunakan bunyi sebagai alatnya (Depdiknas, 2005: 3). Sementara itu, Hasan Alwi (2002: 88) menjelaskan bahwa bahasa dapat disimpulkan sebagai berikut.

Bahasa adalah sistem.

Maksudnya adalah bahasa itu tunduk kepada kaidah-kaidah tertentu baik fonetik, fonemik, dan gramatik. Dengan kata lain bahasa itu tidak bebas tetapi terikat kepada kaidah-kaidah tertentu.

Sistem bahasa itu sukarela (arbitary).

Sistem berlaku secara umum, dan bahasa merupakan peraturan yang mendasar. Sebagai contoh misalnya adalah terdapatnya beberapa bahasa yang memulai kalimat dengan kata benda seperti Bahasa Inggris, dan ada juga bahasa yang mengawali kalimatnya dengan kata kerja. Dan seseorang tidak dapat menolak aturan-aturan tersebut baik yang pertama maupun yang kedua. Jadi tidak tunduk kepada satu dialek tertentu.

Bahasa itu pada dasarnya adalah bunyi.Manusia sudah menggunakan bahasa lisan sebelum bahasa lisan seperti halnya anak belajar berbicara sebelum belajar menulis. Di dunia banyak orang yang bisa berbahasa lisan, tetapi tidak dapat menuliskannya. Jadi bahasa itu pada dasarnya adalah bahasa lisan (berbicara), adapun menulis adalah bentuk bahasa kedua. Dengan kata lain bahasa itu adalah ucapan dan tulisan itu merupakan lambang bahasa.

Bahasa itu simbol.

Bahasa itu merupakan sebuah simbol-simbol tertentu. Misalnya saja adalah kata rumah menggambarkan hakikat dari sebuah rumah. Jadi, bahasa itu adalah lambang-lambang tertentu. Pendengar atau pembaca meletakkan simbol-simbol atau lambang-lambang tersebut secara proporsional.

Fungsi bahasa adalah mengekspresikan pikiran dan perasaan.

Jadi, bahasa tidak hanya mengekspresikan pikiran saja. Peranan bahasa terlihat jelas dalam mengekpresikan estetika, rasa sedih, rasa senang, bahagia dalam interaksi sosial. Dalam hal ini, mereka mengekspresikan perasaan dan bukan pikiran. Karena itu bahasa itu mempunyai peranan sosial, emosional disamping berperan untuk mengemukakan ide. Sedangkan pengertian bahasa dari beberapa ahli dapat dijelaskan sebagai berikut.

Menurut Sturtevent berpendapat bahwa bahasa adalah sistem lambang sewenang-wenang, berupa bunyi yang digunakan oleh anggota-anggota suatu kelompok sosial untuk bekerja sama dan saling berhubungan.

Menurut Chomsky (1957:13) language is a set of sentences, each finite length and contructed out of a finite set of elements.

Menurut Keraf (1997:1), bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat, berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap dari manusiaPengertian mengenai bahasa sangatlah banyak, namun tetap memiliki konsep yang sama meskipun terdapat perbedaan dan juga penekanan dalam malakukan definisi dan pengartian dari kata tersebut. Secara keseluruhan, pemahaman akan makna dari bahasa sangatlah penting mengingat fungsinya yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan didalam kehidupan itu sendiri.

Penggunaan BahasaManusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dan bahasa ada sebagai penghubung untuk mempertemukan antara manusia karena fungsi bahasa dapat sebagai alat komunikasi antaranggota masyarakat. Sebagai alat komunikasi, bahasa mempunyai sistem dan subsistem yang mesti dipahami oleh semua penutur bahasa itu. Namun, karena penutur bahasa tersebut meski berada dalam masyarakat tutur, tidak merupakan kumpulan manusia yang homogen, serta adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam, maka wujud bahasa yang konkret yang disebut ujaran (parole), menjadi tidak seragam. Bahasa itu menjadi beragam dan bervariasi (Chaer, 1995).

Penggunaan bahasa pun semakin bervariasi dalam kehidupan masyarakat. Kenyataan di lapangan akhir-akhir ini, penggunaan bahasa tak lagi murni menggunakan satu jenis bahasa saja. Penggunaan bahasa baik dalam bentuk lisan maupun tulisan telah mengalami pergeseran hingga memanfaatkan lebih dari satu jenis bahasa. Dan penggunaan bahasa asing seperti bahasa inggris kerap kali ditemui lebih banyak digunakan dalam berbagai bentuk komunikasi secara lisan dan tulisan.

Terkait variasi bahasa ini dapat disebabkan oleh adanya kegiatan interaksi sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok yang sangat beragam dan dikarenakan oleh penuturnya yang tidak homogen. Setiap kegiatan memerlukan atau menyebabkan terjadinya keragaman bahasa. Keragaman ini akan semakin bertambah kalau bahasa tersebut digunakan oleh penutur yang sangat banyak, serta dalam wilayah yang sangat luas.

Abdul Chaer dan L. Agustina (1995:81), memberikan pandangannya dalam hal variasi bahasa atau ragam bahasa. Mereka memberikan ada dua pandangan. Pertama, variasi atau ragam bahasa dilihat sebagai akibat adanya keragaman sosial penutur bahasa dan keragaman fungsi bahasa itu. Jadi, variasi bahasa itu terjadi sebagai akibat adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi bahasa. Andaikata penutur bahasa itu adalah kelompok yang homogen, baik etnis, status sosial maupun lapangan pekerjaannya, maka variasi atau keragaman itu tidak ada, artinya bahasa itu jadi seragam. Kedua, variasi atau ragam bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam.

Namun, apabila variasi penggunaan bahasa sudah semakin bergeser ke arah lebih banyaknya penggunaan bahasa asing tentu ini tidak baik bagi keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu dan bahasa nasional. Ketidaksadaran akan pentingnya dan wujud rasa bangga atas bahasanya sendiri lambat laun secara tidak disadari akan semakin memudar. Dan menjadikan bahasa Indonesia tidak lagi menjadi sebuah kebanggaan dan identitas bangsa.

Organisasi

Pengertian Organisasi

Organisasi merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dengan mahasiswa yang sedang menjalani studi dan pendidikan di perguruan tinggi. Keberadaan organisasi sendiri sangatlah penting dalam kehidupan mahasiswa. Menurut Stephen P. Robbins, organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Selain itu menurut Schein, organisasi merupakan suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi lewat hirarki otoritas dan tanggungjawab. Dan menurut Kamus Modern Bahasa Indonesia, organisasi merupakan penyusunan dan pengaturan bagian-bagian hingga menjadi suatu kesatuan, sususan dan aturan dari berbagai bagian sehingga merupakan kesatuan yang teratur dan gabungan kerja sama (anonim, 2014).

Pengertian lain dari organisasi adalah didefinisikan sebagai suatu kesatuan sosial dari sekelompok individu (orang), yang saling berinteraksi menurut suatu pola yang terstruktur dengan cara tertentu, sehingga setiap anggota organisasi mempunyai tugas dan fungsinya masing-masing, dan sebagai suatu kesatuan mempunyai tujuan tertentu, dan juga mempunyai batas-batas yang jelas, sehingga organisasi dapat dipisahkan secara tegas dari lingkungannya (Lubis, S.B. Hari, Martani Huseini. 2009. Pengantar Teori Organisasi Suatu Pendekatan Makro).

Sedangkan pengertian organisasi menurut Gibson (1989:23) dalam Dewi (2006:12) menyatakan bahwa organisasi merupakan kesatuan yang memungkinkan orang untuk bekerja sama mencapai tujuan. Sedangkan Robbins (1994:5) menyatakan organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif terus menerus berpartisipasi secara teratur untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Budaya Organisasi

Setelah memahami define dari organisai, selanjutnya dikenal mengenai budaya organisasi. Bagi orang awam, kata budaya biasanya di asosiasikan dengan sebuah tarian, musik, makanan, hasil kerajinan tangan, pakaian, perhiasan, peralatan, bentuk bangunan, dan sejenisnya. Namun, sebagai seorang organisatoris dan juga aktivis mahasiswa kita harus memiliki pemahaman yang lebih baik dan komprehensif mengenai budaya berdasarkan pengertian dari para ahli yang dapat diterima secara umum. Budaya organisasi yang dimaksud disini tentu berbeda dengan apa yang disebutkan sebelumnya. Berikut ini beberapa pengertian tentang budaya organisasi yang bisa kita jadikan acuan dan konsep kedepan dalam membangun budaya di organisasi kita masing-masing.

Pemahaman dari perspektif bahasa, kata budaya atau kebudayaan berasal dari Bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) sehingga budaya diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Sedangkan dalam Bahasa Inggris, kata budaya atau kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin yakni colere, yaitu mengolah atau mengerjakan.

Pendalaman lebih lanjut untuk memperluas wawasan dan pemahaman kita mengenai budaya, berikut ini beberapa pendapat para ahli yang dapat dijadikan sumber pemahaman yaitu: Koentjaraningrat (1998:5) mengatakan bahwa budaya adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang di miliki diri manusia dengan cara belajar. Budaya atau kebudayaan seperti sebuah piramida berlapis tiga. Lapisan di atas adalah hal-hal yang dapat dilihat secara kasat mata seperti bentuk bangunan, pakaian, tarian, musik, teknologi, dan barang-barang lain. Lapisan tengah adalah perilaku, gerak-gerik dan adat istiadat yang sering kali dapat juga dilihat. Lapisan bawah adalah kepercayaan-kepercayaan, asumsi, dan nilai-nilai yang mendasari lapisan di atasnya.

Edgar H. Schein (1992:16) dalam karyanya Organizational Culture and Leadership yang banyak menjadi referensi penulisan mengenai budaya organisasi, mendefinisikan dengan lebih luas bahwa budaya adalah:

A pattern of share basic assumption that the group learner as it solved its problems of external adaptation and internal integration, that has worked well enough to be considered valid and therefore, to be taught to new members as the correct way to perceive, think and feel in relation to these problems.

Pendapat tersebut diartikan bahwa kebudayaan adalah suatu pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal yang resmi dan terlaksana dengan baik dan oleh karena itu diajarkan kepada angota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan dan merasakan terkait dengan masalah-masalah tersebut.

Budaya organisasiadalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya.Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi. Budaya organisasi menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391), budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri. Selain itu menurut Schein (1992:12), budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah yang dihadapi.

Berdasarkan pengertian-pengertian tentang budaya dan organisasi diatas, akhirnya dapat kita tarik kesimpulan bahwa budaya organisasi adalah apa yang dirasakan, apa yang diyakini dan apa yang dijalani oleh sebuah organisasi.

Budaya organisasi memiliki fungsi utama bagi organisasi itu sendiri. Yang pertama yakni sebagai proses integrasi internal atau pemersatu dari setiap komponen internal dalam organisasi. Dan yang kedua yakni sebagai proses adaptasi eksternal atau sebagai sarana untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan luar organisasi. Sedemikian pentingnya fungsi budaya organisasi, sehingga menjadikan budaya organisasi adalah salah satu hal yang harus dimiliki, dilaksanakan, dirawat dan di evaluasi oleh sebuah organisasi yang ingin dikatakan sebagai organisasi yang berhasil.

Ilustrasi yang dapat digambarkan dengan adanya budaya organisasi adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 Manfaat Budaya Organisasi

Dari gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa dengan adanya budaya organisasi maka orang-orang yang ada di dalamnya, yang awalnya memiliki cara pandang dan berbuat yang berbeda satu sama lain dapat di transformasikan menjadi sekelompok orang dengan nilai-nilai dan keyakinan baru sesuai dengan budaya dalam organisasi tersebut sehingga bisa bergerak lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi.

Dalam sebuah organisasi yang bisa dikatakan baik/ berhasil, setidaknya memiliki beberapa instrumen budaya organisasi yang berupa Visi, Misi, Perilaku, Falsafah, Nilai, dan Penataan Artefak. Keenam instrumen budaya organisasi tersebut dapat di gambarkan dalam diagram alur di bawah ini.

Gambar 2.2 Diagram alur konsep visi, misi, falsafah dan values

Keterangan:Misi

Misi merupakan jalan pilihan untuk menuju ke masa depanPerilaku

Perwujudan sebuah visi dilaksanakan dengan perilaku yang dilandasi oleh Keyakinan dan Nilai Dasar. Perilaku tersebut diantaranya dibentuk melalui penataan artefak dan lain-lain.

NilaiNilai (Values) adalah nilai-nilai yang di junjung tinggi dalam usaha organisasi untuk mewujudkan visi melalui misi

Falsafah

Falsafah adalah keyakinan yang menjiwai pikiran dan tindakan pengurus organisasi atas kebenaran misi dan cara yang ditempuh untuk mewujudkan visi yang telah di tetapkanPenataan Artefak

Penataan artefak seperti mars, yel-yel, lagu akan dapat memotivasi seseorang untuk mengartikulasikan perilaku sesuai dengan keyakinan dan nilai dasar dalam organisasi. Artefak disini dapat disebut juga sebagai atribut organisasi.Visi

Visi adalah gambaran kondisi masa depan yang hendak diwujudkan

Yang menarik dari ke-6 instrumen budaya organisasi tersebut adalah artefak atau atribut organisasi. Dari sini, biasanya adalah berupa benda berwujud yang bersifat sebagai sebuah identitas dan kebanggaan dari sebuah organisasi.

Atribut Organisasi Mahasiswa

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonsia, atribut adalah sebuah tanda kelengkapan (berupa baret, lencana, dsb): setiap angkatan di lingkungan TNI memiliki -- sendiri; 2 ki lambang: -- keadilan ialah pedang dan timbangan; 3 sifat yg menjadi ciri khas (suatu benda atau orang): berani dan jujur adalah -- seorang kesatria; 4 a Ling penjelas; b adjektiva yg menerangkan nomina dl frasa nominal; c kata berkelas tertentu yg mempunyai fungsi menerangkan nomina dl frasa nominal, msl sekarang dl pemuda sekarang; 5 kategori variabel kualitatif (spt laki-laki atau perempuan menunjukkan jenis kelamin); 6 Ark ciri atau sifat yg terdapat pd setiap benda purbakala, yg dapat dijadikan dasar untuk menentukan kelompok (KBBI).Sebagai benda tampak, wujud dari atribut organisasi mahasiswa biasanya berupa jaket, kemeja, bendera, logo, dan lain-lain. Sesuai dengan nilai organisasi yang selalu dijunjung tinggi dalam sebuah pencapaian visi dan misi organisasi, seringkali atribut organisasi diibaratkan sebagai simbol kebanggaan dan alat untuk pemersatu. Maka tak salah jika atribut organisasi, terutama organisasi mahasiswa haruslah menjadi pembeda dari organisasi satu dengan yang lain. Selain dari penggunaan logo yang unik, bahasa juga menjadi alat untuk menunjukkan perbedaan tersebut.Hubungan Bahasa dan Budaya Organisasi

Bahasa dan budaya merupakan sebuah hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Koentjaraningrat (1992) menjelaskan bahwa bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Menurut Koentjaraningrat (1992) bahwa bahasa bagian dari kebudayaan. Hubungan antara bahasa dan kebudayaan merupakan hubungan subordinatif, suatu bahasa berada di bawah lingkup kebudayaan. Di samping itu, ada pendapat lain yang menyatakan bahwa bahasa dan kebudayaan mempunyai hubungan yang koordinatif, yakni hubungan yang sederajat, yang kedudukannya sama tinggi. Masinambouw (dalam Crista, 2012:1) malah menyebutkan bahwa bahasa dan kebudayaan dua sistem yang melekat pada manusia. Kebudayaan itu adalah satu sistem yang mengatur interaksi manusia di dalam masyarakat, maka kebahasaan adalah suatu sistem yang berfungsi sebagai sarana.

Pentingnya hubungan antara bahasa dan budaya organisasi, membuat kedudukan bahasa harus benar-benar diperhatikan. Kebanggaan akan atribut organisasi mahasiswa sebagai identitas dari organisasi selayaknya dibarengi dengan kebanggaan akan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Namun, tren yang terjadi adalah penggunaan istilah asing membuat pemakainya merasakan bahwa ia terlihat lebih baik, terasa lebih keren, dan membuatnya menjadi lebih internasional dari mereka yang menggunakan bahasa Indonesia saja.

Padahal, penggunaan bahasa Indonesia dalam atribut mahasiswa tentu akan berdampak baik bagi keberadaan bahasa Indonesia dan sebagai identitas dari masyarakat Indonesia. Fungsi dari atribut organisasi yang berupa jaket dan kemeja tak hanya digunakan ketika mahasiswa berada di kampus saja, melainkan saat ia mengikuti berbagai kegiatan di luar kampus bahkan mengikuti kegiatan dalam skala internasional.

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam makalah ini. Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah survei. Penelitian Survei adalah jenis penelitian yang mengumpulkan informasi tentang karakteristik, tindakan, pendapat dari sekelompok responden yang representative yang dianggap sebagai populasi. Penelitian survei merupakan salah satu alat pengukuran yang paling penting yang banyak diterapkan dalam penelitian sosial. Penelitian Survei adalah suatu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok, lazimnya dengan menguji hipotesis.

Hal-hal yang dikur dalam survei ini meliputi behaviour (how do people act), attitudes (what do people believe and how do they feel about things), and expectations (whats going to happen). Keuntungan dari metode survei ini adalah metode ini cepat dan mudah untuk diterapkan, selain itu metode ini dapat mengakomodasi beberapa variabel sekaligus.Tujuan dari survei ini adalah untuk menghasilkan deskripsi beberapa aspek dari populasi yang dipelajari dan memerlukan informasi dari subjek yang dipelajari, selain itu juga untuk Mengumpulkan informasi tentang variabel dari sekelompok objek atau populasi.

Terdapat beberapa alat-alat yang digunakan untuk survei, yaitu :

Kuesioner

Kuesioner merupakan pertanyaan tertulis. Dalam menggunakan kuesioner, maka peneliti akan banyak mendapatkan data secara faktual. Terdapat beberapa saran dalam membuat sebuah kuesioner diantaranya responden harus mau menjawab pertanyaan didalam kuesioner, lalu pertanyaan didalam kuesioner harus relevant, pertanyaan yang singkat lebih baik, hindari pertanyaan yang negatif, dan hindari pertanyaan yang bias dan tidak terarah.

Skala LikertDalam menggunakan skala, maka jawaban-jawaban dari subjek akan lebih bersifat konseptual sesuai dengan self-concept masing-masing individu, adanya peran interpretasi dalam menjawab pertanyaan. Serupa dengan Rating scale dimana jawaban kita menunjukkan tingkat akan kesetujuan atau ketidaksetujuan.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam sebuah survei:

Menentukan Permasalahan

Masalah yang layak untuk diteliti merupakan masalah yang menimbulkan ketidakpuasan, atau tidak sesuai dengan harapan. Masalah penelitian merupakan kondisi yang menunjukkan kesenjangan (gap) antara peristiwa atau keadaan nyata (das sain) dengan tolok ukur tertentu (das sollen) sebagai kondisi ideal atau seharusnya bagi peristiwa atau keadaan tertentu. Suatu proses yang tidak berjalan baik. Kondisi yang perlu ditingkatkan. Pertanyaan yang memerlukan jawaban. harus tampak dan dirasakan sebagai suatu tantangan bagi peneliti untuk dipecahkan dengan menggunakan keahlian atau kemampuan profesionalnya.Untuk membantu peneliti dalam usaha mennyeleksi dan merumuskan masalah dan sub-masalah yang patut dibahas secara ilmiah ada beberapa kriteria yang perlu diperhatian.

Masalah penelitian harus dipilih yang berguna untuk diungkapkan.

Masalah yang dipilih harus relevan dengan kemampuan atau keahlian peneliti.

Masalah penelitian harus menarik perhatian untuk diungkapkan.

Masalah penelitian sedapat mungkin menghasilkan sesuatu yang baru.

Masalah penelitian harus dipilih yang dapat dihimpun datanya secara lengkap dan obyektif.

Masalah penelitian tidak boleh terlalu luas, tetapi juga tidak boleh terlalu sempit

Selain itu, kemampuan menemukan masalah di tentukan oleh antara lain kepekaan dan kesediaan mengambil jarak dengan realitas sehari-hari. Kepekaan dalam melihat masalah merupakan syarat mutlak dalam masalah penelitian. Seorang peneliti dapat menemukan masalah yang berarti dan bermakna, sangat ditentukan oleh tingkat kepekaan dalam menentukan dan memilih dengan cara mengemukakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan peneliti dalam menemukan masalah, yaitu sebagai berikut :

Membaca sebanyak-banyak literatur yang berhubungan dengan bidang kita dan bersikap kritis terhadap apa yang kita baca.

Menghadiri kuliah atau ceramah profesional.

Mengadakan pengamatan dari dekat situasi atau kejadian-kejadian di sekitar kita.

Memikirkan kemungkinan penelitian dengan topik-topik atau pelajaran yang didapati waktu kuliah.

Menghadiri seminar hasil penelitian.

Mengunjungi berbagai perpustakaan untuk memperoleh topik yang dapat diteliti.

Berlangganan jurnal atau majalah yang berhubungan dengan kita.

Menentukan Tujuan Masalah

Tujuan penelitian dapat dibedakan antara tujuan umum dan tujuan khusus. Secara sederhana tujuan suatu penelitian merupakan jawaban atau hasil pemecahan masalah yang dikemukakan.

Menentukan Tipe Survei

Tipe survei dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

DeskriptifTipe survei ini bertujuan membuat pencandraan (deskripsi) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

Analisis (menggunakan hipotesis)

Hipotesis adalah merupakan suatu argument atau asumsi yang akan diuji kebenarannya dimana tidak setiap penelitian harus menuliskan hipotesisnya dalam suatu penelitian, apalagi jika peneliti menggunakan tipe deskriptif.

Sample Design

Sample design merupakan suatu usaha untuk menentukan sample yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Sedangkan sample adalah pemilihan individu dalam suatu populasi.

Menentukan Besarnya Sampel

Jumlah anggota sampel sering disebut sebagai ukuran sampel. Berapa jumah sampel yang paling tepat digunakan? Biasanya hal tersebut bergantung pada tingkat ketelitian atau tingkat kesalahan yang dikehendaki. Dibanyak referensi, banyak digunakan tabel dari Isaac dan Michael, untuk tingkak kesalahan 1%, 5%, dan 10%.

Menentukan bentuk Data Collection sesuai definisi konseptual alat penelitian

Dalam data collection terdapat beberapa jenis, yaitu:

Data Nominal

Ukuran yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja, dan tidak menunjukkan tingkatan apapun. merupakan data kontinum dan tidak memiliki urutan.

Data Ordinal

Data yang memiliki nama (atribut), juga memiliki peringkat atau urutan. Angka yang diberikan mengandung tingkatan. Ia digunakan untuk mengurutkan objek dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi atau sebaliknya. Walaupun memberikan tingkatan tetapi tidak memberikan nilai absolut atau mutlak. Contohnya pada skala likert.

Data Interval

Jarak yang sama pada pengukuran. Data ini memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau sifat objek yang diukur. Akan tetapi ukuran interval tidak memberikan jumlah absolut dari objek yang diukur.

Data Rasio

Ukuran yang meliputi semua ukuran di atas ditambah dengan satu sifat yang lain, yakni ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur. Ukuran ratio memiliki titik nol, karenanya, interval jarak tidak dinyatakan dengan beda angka rata-rata satu kelompok dibandingkan dengan titik nol di atas.

Analisis Data

Analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya. Adanya kegiatan mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data adalah supaya data mudah untuk dibaca. Analisis yang digunakan sudah jelas yaitu diarahkan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Analisis data kuantitatif menggunakan metode statistik yang tersedia tersedia.

Pembahasan Hasil

Setelah data dianalisis, maka langkah terakhir ialah pembahasan hasil. Pembahasan hasil meliputi kesimpulan dan saran.BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

Data

Berikut ini merupakan data yang didapatkan penulis dari metode survei yang telah dilakukan.

Tabel 4.1 Data Atribut Organisasi Mahasiswa ITS

FakultasJurusanBahasa di Jaket/ KemejaSkala Kepentingan Penggunaan Bahasa Indonesia di Atribut

FMIPAMatematikaIndonesia4

FisikaLainnya3

KimiaIndonesia4

BiologiIndonesia4

StatistikaIndonesia4

FTITeknik MesinLainnya2

Teknik IndustriInggris3

Teknik Material dan MetalurgiInggris2

Manajemen BisnisInggris3

FTSPTeknik SipilInggris1

Teknik LingkunganInggris2

ArsitekturIndonesia4

PWKInggris3

Desain ProdukInggris2

GeomatikaInggris3

FTKTeknik PerkapalanInggris2

Sistem PerkapalanInggris2

Teknik KelautanInggris2

Transportasi LautInggris2

FTIfTeknik InformatikaInggris2

Sistem InformasiIndonesia4

LainnyaIFLSLainnya2

UKM BadmintonInggris3

Lab. Metalurgi (Material)Inggris3

Lab. Sistem Manufaktur (TI)Inggris3

Lab. Komputasi Optimasi Industri (TI)Inggris2

Lab. Elektronika Dasar (Teknik Elektro)Inggris3

Cattlepack Teknik PerkapalanInggris2

Diagram Lingkaran Hasil Olah Data

Berdasarkan data pada tabel 4.1 diatas, maka dapat dilakukan prosentase penggunaan bahasa pada atribut organisasi mahasiswa di ITS sebagaimana ditunjukkan gambar 4.1 dibawah ini.

Gambar 4.1 Prosentase Penggunaan Bahasa pada Atribut Organisasi Mahasiswa ITS

Sedangkan gambar 4.2 berikut ini menggambarkan tentang skala kepentingan dari penggunaan bahasa Indonesia pada atribut organisasi mahasiswa di ITS.

Gambar 4.2 Prosentase Skala KepentinganPenggunaan Bahasa Indonesia pada Atribut Organisasi Mahasiswa ITS

PembahasanPada data yang diperoleh dari hasil survei dengan kuesioner, observasi, dan wawancara, kami mendapatkan data yang kami rangkum ke dalam tabel 4.1.1. Ada dua data penting yang kami sajikan ke dalam bentuk grafik lingkaran. Yang pertama adalah perbandingan penggunaan bahasa pada atribut organisasi mahasiswa ITS (gambar 4.2.1), pada grafik tersebut dapat kita lihat bahwa prosentase jumlah penggunaan bahasa Indonesia yang disematkan pada atribut organisasi mahasiswa ITS hanya 21%, masih kalah dengan prosentase penggunaan bahasa Inggris yang mencapai 68%, dan beberapa bahasa lain yang memiliki prosentase 11%. Data tersebut terangkum dari 28 sampel dari beberapa organisasi mahasiswa yang ada di ITS.

Selanjutnya kami memfokuskan lagi pengamatan terhadap skala kepentingan penggunaan bahasa Indonesia untuk disematkan pada atribut organisasi mahasiswa ITS. Data tersebut kami dapatkan dengan cara mengambil beberapa hasil kuesioner dan wawancara langsung dengan beberapa mahasiswa ITS. Hasilnya dapat dilihat pada gambar 4.2.2, dari sana tampak jelas bahwa mayoritas mahasiswa ITS masih menganggap bahwa menyematkan bahasa Indonesia untuk penggunaan tulisan di atribut kurang penting (43%). Selanjutnya prosentase mahasiswa yang menganggap sangat penting hanya 21%, diikuti dengan yang menganggap penting 32%, dan prosentase yang mengatakan hal itu tidak penting ada 4%. Data tersebut kami peroleh melalui kuesioner dan juga pertanyaan wawancara kami yang berupa skala kepentingan seperti berikut:

Gambar 4.3 Screenshot Pertanyaan Kuesioner

Dari dua data yang kami himpun tersebut menimbulkan sebuah pembahasan yang unik. Pada data pertama yang disajikan di gambar 4.2.1 dapat dilihat bahwa penggunaan bahasa Inggris lebih populer dibandingkan penggunaan bahasa Indonesia untuk disematkan pada atribut organisasi mahasiswa ITS. Alasannya beragam, dari hasil wawancara ada yang menyebutkan bahwa penggunaan bahasa Inggris lebih keren dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Lalu ada lagi pendapat lain yang menyatakan bahwa penggunaan bahasa Inggris dalam atribut organisasi adalah awalan langkah kecil mahasiswa ITS untuk menjawab globalisasi (secara spesifik AEC, MEA, dan sebagainya). Lalu jawaban-jawaban tersebut kami konkretkan dengan data yang ditunjukkan pada gambar 4.2.2 tentang skala kepentingan penggunaan bahasa Indonesia di atribut organisasi mahasiswa ITS. Hasilnya mencengangkan, dari empat urutan skala, kurang penting menempati posisi pertama. Sejalan dengan beberapa pendapat yang kami himpun sebelumnya.

Hasil di atas sangat ironis jika dikaitkan dengan posisi bahasa Indonesia yang mulai tergerus oleh arus globalisasi. Penggunaan bahasa Inggris dan juga bahasa lain yang semakin sering dan membumi di Indonesia seolah semakin membuat pemiliknya lupa diri dengan bahasa ibunya. Mahasiswa, yang seharusnya menjadi tameng dan penyaring bagi budaya asing agar tidak terlalu jauh memengaruhi kehidupan sehari-hari sehingga melupakan identitas bangsa, justru menjadi pemicu lunturnya identitas bangsa Indonesia sendiri. Yang kami soroti terutama adalah identitas berupa bahasa Indonesia. Untuk itu perlu adanya upaya untuk membumikan kembali bahasa Indonesia agar keberadaannya tidak semakin asing, apa lagi nanti setelah globalisasi menjangkiti tubuh bangsa Indonesia. Upaya tersebut dapat dilakukan dari hal kecil, yaitu bangga menggunakan bahasa Indonesia untuk disematkan pada atribut organisasi mahasiswa, khususnya mahasiswa ITS. Dan untuk memulai hal itu ada baiknya pihak-pihak yang berwenang dan memiliki andil dalam pengambilan kebijakan kampus untuk bisa memberlakukan sebuah aturan terkait bahasa yang disematkan di atribut organisasi mahasiswa. Hal tersebut dilakukan dalam rangka untuk menumbuhkan kembali kebanggaan akan identitas bangsa Indonesia, khususnya bahasa Indonesia.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil dari pembahasan, maka penelitian ini dapat dapat ditarik kesimpulan bahwa:Mahasiswa ITS lebih sering menggunakan bahasa asing, terutama bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia dalam atribut organisasi karena menganggap bahwa bahasa Indonesia terlihat kurang keren jika disematkan pada atribut organisasi. Dan juga penggunaan bahasa Inggris adalah langkah kecil dalam membiasakan diri sebelum memasuki era globalisasi.

Menurut hasil survei kepada beberapa responden mahasiswa ITS, penggunaan bahasa Indonesia untuk disematkan pada atribut organisasi mahasiswa adalah kurang penting.

Saran

Bagi mahasiswa ITS, makalah ini seharusnya menjadi acuan dalam penggunaan bahasa Indonesia pada atribut organisasi mahasiswa masing-masing.

Bagi pengampu kebijakan di ITS, makalah ini seharusnya dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan penentuan kebijakan yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia pada atribut organisasi mahasiswa sebagai identitas bangsa Indonesia.

Bagi mahasiswa secara umum, makalah ini dapat menjadi bahan untuk melakukan penelitian serupa di kampus masing-masing

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. 2014. Budaya Organisasi. Diakses 1 Maret 2015.

Anonim, 2014, Pengertian Organisasi. Diakses 1 Maret 2015.

Anonim. 2009. Hubungan Bahasa dengan Budaya. Diakses tanggal 28 Februari 2015.

Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik, Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta Koentjananingrat. 1992. Bunga Rampai: Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Elisa. 2015. Penelitian Survei. Diakses 1 Maret 2015.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Definisi Atribut, Diakses 1 Maret 2015,

Usyanti, Hetty, 20014, Kajian Teori Bahasa Indonesia. Diakses 1 Maret 2015,

LAMPIRAN

Daftar pertanyaan yang ada pada kuisioner

Foto yang menunjukkan penggunaan bahasa pada atribut organisasi mahasiswa ITS

Tulisan pada cattlepack teknik Perkapalan FTK-ITS

Tulisan pada jaket himpunan mahasiswa teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS

Tulisan pada jaket laboratorium Elektronika Dasar teknik Elektro FTI-ITS

Tulisan pada jaket himpunan mahasiswa Sistem Perkapalan FTK-ITS

Tulisan pada jaket himpunan mahasiswa teknik Kelautan FTK-ITS

Tulisan pada jaket UKM Bulu Tangkis ITS

Tulisan pada kemeja laboratorium Metalurgi teknik Material dan Metalurgi FTI-ITSDokumentasi saat wawancara kepada beberapa mahasiswa ITS

Dokumentasi saat pemberian petunjuk pengisian kuesioner

Dokumentasi saat melakukan wawancara