Makalah Wawancara Praktek Rs

18
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hospitalisasi merupakan perawatan yang dilakukan di rumah sakit dan dapat menimbulkan trauma dan stress pada klien yang baru mengalami rawat inap dirumah sakit. Hospitalisasi dapat diartikan juga sebagai suatu keadaan yang memaksa seseorang harus menjalani rawat inap di rumah sakit untuk menjalani pengobatan maupun terapi yang dikarenakan klien tersebut mengalami sakit. Pengalaman hospitalisasi dapat mengganggu psikologi seseorang terlebih bila seseorang tersebut tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya di rumah sakit. Pengalaman hospitalisasi yang dialami klien selama rawat inap tersebut tidak hanya mengganggu psikologi klien, tetapi juga akan sangat berpengaruh pada psikososial klien dalam berinteraksi terutama pada pihak rumah sakit termasuk pada perawat. Masalah yang dapat ditimbulkan dari hospitalisasi biasanya berupa cemas, rasa kehilangan, dan takut akan tindakan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit, jika masalah tersebut tidak diatasi maka akan mempengaruhi perkembangan psikososial, terutama pada anak-anak. Masalah tersebut akan berpengaruh pada pelayanan keperawatan yang akan diberikan, karena yang mengalami masalah psikososial akibar hospitalisasi cenderung tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan di rumah sakit. Hal 1

description

wawancara praktek rs

Transcript of Makalah Wawancara Praktek Rs

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Hospitalisasi merupakan perawatan yang dilakukan di rumah sakit dan dapat menimbulkan trauma dan stress pada klien yang baru mengalami rawat inap dirumah sakit. Hospitalisasi dapat diartikan juga sebagai suatu keadaan yang memaksa seseorang harus menjalani rawat inap di rumah sakit untuk menjalani pengobatan maupun terapi yang dikarenakan klien tersebut mengalami sakit. Pengalaman hospitalisasi dapat mengganggu psikologi seseorang terlebih bila seseorang tersebut tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya di rumah sakit. Pengalaman hospitalisasi yang dialami klien selama rawat inap tersebut tidak hanya mengganggu psikologi klien, tetapi juga akan sangat berpengaruh pada psikososial klien dalam berinteraksi terutama pada pihak rumah sakit termasuk pada perawat.

Masalah yang dapat ditimbulkan dari hospitalisasi biasanya berupa cemas, rasa kehilangan, dan takut akan tindakan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit, jika masalah tersebut tidak diatasi maka akan mempengaruhi perkembangan psikososial, terutama pada anak-anak. Masalah tersebut akan berpengaruh pada pelayanan keperawatan yang akan diberikan, karena yang mengalami masalah psikososial akibar hospitalisasi cenderung tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan di rumah sakit. Hal ini tentu saja akan menyebabkan terganggunya interaksi baik dari perawat maupun tim medis lain di rumas sakit.

Untuk mencegah supaya masalah hospitalisasi teratasi maka peran perawat adalah tetap memberikan dukungan (support) dan dorongan kepada klien yang efektif agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan tetap menjaga kepercayaan klien agar klien tidak merasa takut akan tindakan yang akan dilakukan oleh perawat. Selain itu perawat juga berperan sebagai promotif yang memberikan pandangan pada keluarga agar selalu setia mendampingi dan memberi perhatian lebih pada klien yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Hal ini menjadi salah satu pendukung karena kehadiran orang terdekat dapat mengurangi rasa cemas maupun jenuh selama klien mengalami perawatan.

1. 2 Tujuan Penulisan

1.Tujuan Umum

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu mengetahui asuhan keperawatan pada klien yang mengalami hospitalisasi

2.Tujuan Khusus

a.Menjelaskan konsep dasar hospitalisasi

b.Mengidentifikasi asuhan keperawatan pada klien hospitalisasi secara teoritis

BAB IITINJAUAN TEORITISKonsep Dasar Hospitalisasi2. 1 PengertianHospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan klien untuk tinggal dirumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali kerumah. Selama proses tersebut anak dan orang tua dapat mengalami berbagai kejadian yang menurut beberapa penelitian ditunjukkan dengan pengalaman yang sangat traumatic dan penuh dengan stress, ( Supartini, 2004 hal : 188 ).Hospitalisasi merupakan pengalaman yang penuh tekanan, utamanya karena perpisahan dengan lingkungan normal dimana orang lain berarti, seleksi perilaku koping terbatas, dan perubahan status kesehatan ( Potter & Perry, 2005, hal : 665 )Proses hospitalisasi dapat menimbulkan trauma atau dukungan, bergantung pada institusi, sikap keluarga dan teman, respon staf, dan jenis penerimaan masuk rumah sakit. ( Stuart, 2007, hal :102 )Jadi, dapat disimpulkan bahwa hospitalisasi ini merupakan perawatan yang dilakukan selama dirumah sakit dimana terdapat rasa penekanan akan sesuatu yang baru dan belum bisa menerima keadaan dan hospitalisasi juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman serta stress yang bisa dialami oleh klien maupun keluarga.2.2Macam macam hospitalisasiMacam-macam hospitalisasi adalah menurut Lyndon (1995, dikutip oleh Supartini 2004, hal 189),, Sebagai berikut :a.Hospitalisasi InformalPerawatan dan pemulangan dapat diminta secara lisan, dan pasien dapat meninggalkan tempat pada tiap waktu, bahkan jika menentang dengan nasehat medis. Sebagian besar pasien medis dan bedah dirawat secara informal.b.Hospitalisasi VolunterHospitalisasi volunter memerlukan permintaan tertulis untuk perawatan dan untuk pemulangan. Setelah pasien meminta pulang, dokter dapat mengubah hospitalisasi volunter menjadi hospitalisasi involuter.c.Hospitalisasi InvolunterHospitalisasi Involunter adalah sangat membatasi otonomi dan hak pasien. Keadaan ini tidak memerlukan persetujuan pasien dan seringkali digunakan untuk pasien yang berbahaya bagi dirinya sendiri dan orag lain. Hospitalisasi Involunter memerlukan pengesahan (sertifikasi) oleh sekurang-kurangya dua dokter; pengesahan dapat berlaku sampai 60 hari dan dapat diperbaharui. Keadaan ini mungkin diminta oleh pegadilan sebagai jawaban atas permohonan dari rumah sakit atau anggota keluarga.d.Hospitalisasi Gawat DaruratHospitalisasi Gawat Darurat (sementara atau persetujuan satu orang dokter) adalah bentuk yang mirip dengan komitmen involunter yang memrluka pengesahan atau sertifikasi hanya oleh satu orang dokter; pengesahan berlaku selama 15 hari. Pasien harus diperiksa oleh dokter kedua dalam 48 jam untuk menegakkan perluya perawatan gawat darurat. Setelah 15 hari, pasien harus dipulangkan, diubah menjadi status involunter, atau diubah menjadi status volunter.

BAB III 3.1 IDENTITAS DIRI KLIEN

Nama

: Sdr. A

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 8 April 1992

Jenis Kelamin

: Laki Laki

Alamat

: Jln. Mustika Ratu RT 11 RW 08 Ciracas, Jakarta Timur

Status Perkawinan

: Belum menikah

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Karyawan Swasta

Lama Bekerja

: Dua Tahun

Tgl Masuk RS

: 27 Mei 2013

Sumber Informasi : Keluarga

Keluarga Terdekat yang segara dapat di hubungi : Ibu

Pendidikan

: SMP

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat

: Jln Mustika Ratu RT 11 RW 08 Ciracas, Jakarta Timur

STATUS KESEHATAN PASIEN SAAT INI

1. Alasan kunjungan / Keluhan utama :

Klien mengeluh demam, sakit kepala, mual, muntah, dan malas makan. Klien juga mengeluh susah tidur, dan jantungnya selalu berdebar-debar. Karena klien merasa tidak enak badan, maka klien minta diantar oleh keluarganya untuk dibawa ke RS Tugu Ibu, saat ini klien masih merasakan keluhan yang sama.

2. Faktor pencetus: terkena gigitan nyamus Aedes Aygepti3. Lamanya keluhan: 3 hari

4. Timbulnya keluhan: bertahap5. Faktor yang memperberat

6. Upaya yang di lakukan untuk mengatasi

( ) sendiri( ) orang lain : tim medis7. Diagnosa Medik

: DHF

DATA FOKUS

NOTGLDATA OBJEKTIFTGLDATA SUBJEKTIF

120-05-13-Konjungtiva pucat

-Makanan yang di sajikan habis setengah porsi

-Terpasang infus assering 20 tpm di lengan kiri

-Klien tampak badrest

-Kebutuhan klien di bantu perawat dan keluarga

Kulit klien nampak kotor, dan terdapat bintik-bintik merah pada kulit.

20-05-13-Klien mengatakan tidak nafsu makan

- Klien mengeluh badannya lemas

-Klien mengatakan masih tidak bisa berjalan

-Klien mengeluh demam, sakit kepala, mual, muntah, dan malas makan.- Klien mengeluh susah tidur dan jantungnya selalu berdebar-debar.- Klien tidak tahu apa yang menyebabkan dirinya sakit.- Klien merasa cemas dan tidak ingin berlama-lama dirumah sakit.

BAB IVIMPLEMENTASI4.1Tahap Pre-Interaksi

a.Mengumpulkan data tentang klien : Ditinjau dari catatan medis/rekam medis

Diagnosa Keperawatan :

Gangguan keseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak adekuat

Gangguan keseimbangan caitran dan elektrolit : kurang dari kebutuhan b/d intake yang tidak adekuat

Gangguan intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik

Ketakutan berhubungan dengan lingkungan rumah sakit yang menakutkan dan perpisahan dengan keluarga.

Kurang aktivitas berhubungan dengan perawatan dirumah sakit dalam waktu lama.

Data Fokus

NOTGLDATA OBJEKTIFTGLDATA SUBJEKTIF

120-05-13-Konjungtiva pucat

-Makanan yang di sajikan habis setengah porsi

-Terpasang infus assering 20 tpm di lengan kiri

-Klien tampak badrest

-Kebutuhan klien di bantu perawat dan keluarga

Kulit klien nampak kotor, dan terdapat bintik-bintik merah pada kulit.

20-05-13-Klien mengatakan tidak nafsu makan

- Klien mengeluh badannya lemas

-Klien mengatakan masih tidak bisa berjalan-Klien mengeluh demam, sakit kepala, mual, muntah, dan malas makan.- Klien mengeluh susah tidur dan jantungnya selalu berdebar-debar.- Klien tidak tahu apa yang menyebabkan dirinya sakit.- Klien merasa cemas dan tidak ingin berlama-lama dirumah sakit.

Diagnosa medis : DHF

b.Mengeskplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan

= Saya siap berinteraksi dengan klien (Sdr. A) dengan tindakan pemenuhan kebutuhan nutrisic.Membuat rencana pertemuan dengan klien

= Saya telah membuat kontrak untuk melakukan perawatan luka hari ini pukul 10 pagi2.Tahap Orientasi

Perawat 1 : Dini

Perawat 2 : Dony

Perawat 3 : Lely

Klien : Sdr. A

(dialog)

Perawat1: Assalamualaikum mas, selamat pagi

Klien

: Walaikum salam, pagi juga suster

Perawat 1: Saya suster Dini, ini rekan saya Dony dan Lely

Klien

: iya suster

Perawat2: Apa benar ini Sdr. Apriyadi?

Klien

: iya betul, kalian boleh panggil saya Adi

Perawat3: baik mas Adi, hari ini kami yang akan merawat mas dari pukul 07.00 -14.00 siang nanti, jadi kalau ada masalah atau keluhan mas dapat berbicara kepada kami

Klien : Oke baik suster

Perawat1 : Baiklah, ibu bagaimana perasaan ibu hari ini?

Klien : Saya sedikit kurang nyaman dengan lingkungan RS, mungkin karena saya masih baru disini

Perawat2 : mungkin memang seperti itu, sekarang mas harus bisa beradaptasi demi kenyamanan mas dalam beristirahat

klien : oh begitu ya suster

Perawat3 : baik mas, sekarang mas istirahat. Kami akan kembali lagi pukul 11.00 untuk memberikan konseling perihal ketidaknyamanan mas selama di Rumah Sakit. Konseling ini akan berlangsung selama 15 menit di tempat ini, tujuannya untuk menyingkirkan rasa ketidaknyamanan mas selama di rumah sakit

3.Tahap kerja

(dialog)

Perawat 2: selamat pagi siang, masih ingat dengan janji kita tadi?

Klien: masih sus

Perawat 3 : bisa mas ulangi apa janji kita tadi

Klien

: suster mau memberikan konseling kepada saya kan?

Perawat 3: betul sekali mas, baiklah mas sekarang kita mulai konselingnya

Perawat 1: bisakah mas ceritakan apa penyebab ketidaknyamanan mas selama di rumah sakit?

Klien : mungkin yang pertama karena kondisi badan saya yang tidak enak, kedua karena saya takut jarum suntik

Perawat 2: tindakan penyuntikan dengan menggunakan jarum suntik memang harus dilakukan, karena beberapa obat harus dimasukan melalui intravena. Jika kita tidak melakukan tindakan penyuntikan, maka pengobatan mas akan terhambat

Perawat 3: apakah masih ada keluhan lain?

Klien: mungkin karena suasana di Rumah sakit ini berbeda dengan suasana di rumah, saya menjadi kurang nyaman

Perawat 1: karena kondisi tubuh mas yang kurang baik, maka mas perlu perawatan lebih. Perawatan lebih itu mas bisa dapatkan di rumah sakit. Disini segala sesuatu yang berkaitan dengan kesehatan mas, akan kami atur dengan baik. Seperti pola makan, pola istirahat, dan kami juga akan memberikan pendidikan kesehatan jika ada hal yang ingin mas tanyakan.

Perawat 3:Jadi mas, disini adalah tempat terbaik untuk mas memulihkan kondisi tubuh mas. Mas harus bisa beradaptasi, kami disini akan membantu mas sebaik mungkin.

Klien: baik sus, terimakasih untuk konseling hari ini. Saya jadi lebih baik sekarang, dan akan berusaha untuk beradaptasi. Saya akan mengikuti prosedur keperawatan dengan baik, agar kondisi kesehatan saya cepat pulih.4.Tahap terminasi

(dialog)

Perawat2: baik mas, konseling hari ini kami sudahi. Apa perasaan mas sekarang lebih nyaman?

Klien : iya suster sudah lebih nyaman,

Perawat 3 : baik mas, ada yang ingin ditanyakan lagi?

Klien : tidak sus,saya rasa cukup dan saya sudah paham sus,

Perawat1 : baik mas, sekarang mas dapat beristirahat kembali, jika butuh sesuatu silahkan pencet bel

Klien : iyah suter, terimakasih yah sus,,

BABVPENUTUP5.1 KesimpulanHospitaliasi merupakan hal yang tidak menyenangkan bagi pasien dan keluarga karena disana mereka akan berpisah dan perpisahan tersebut dapat menyebabkan adanya kekhawatiran, kecemasan dan ketakutan dari kedua belah pihak baik itu keluarga maupun pasien itu sendiri. Harus diingat juga bahwa apabila pasien stress selama dalam perawatan, keluarga menjadi stress pula, dan stress keluarga akan membuat tingkat stress pasien semakin meningkat karena pasien adalah bagian dari kehidupan keluarga nya sehingga apabila ada pengalaman yang mengganggu kehidupannya, keluarga pun merasa sangat stress. Dengan demikian, perawatan tidak hanya berfokus pada pasien, tetapi juga pada keluarga.Apabila perawat sudah memahami dampak dan akibat dari hospitalisasi maka hendaknya kita sudah mengantisipasi dengan cara memberikan koping yang positif kepada pasien dan keluarga agar tidak terjadi hal-hal seperti diatas. Dan tidak hanya itu, apabila sudah mengalami tanda-tanda diatas maka yang seharusnya dilakukan adalah dengan mengatasi stress, ansietas, ketakutan dan bahkan kesedihan yang dialami pasien dan keluarga.5.2 SARANBerdasarkan kesimpulan diatas, maka penyusun mengambil saran dalam rangka meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan. Saran-saran adalah sebagai berikut :1.Untuk KeluargaApabila sudah mengetahui dan memahami akibat yang akan dilakukan oleh pasien akibat hospitalisasi, maka sebagai orang terdekat dengan pasien harus memberikansupportdan dorongan yang efektif kepada pasien agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.2.Untuk PerawatBagi seorang perawat sebaiknya harus memahami dan mengerti baik secara teoritis maupun praktek tentang hospitalisasi agar dapat menerapkan dan memberikan pelayanan yang efektif kepada pasien dan keluarga yang mungkin mengalami stress, cemas, takut, sedih dan bahkan marah3.Untuk Rumah SakitBagi rumah sakit hendaknya mendekorasi ruangan rumah sakit dengan seindah mungkin agar pasien tidak merasa takut dan gelisah berada dirumah sakit serta agar pasien merasa nyaman berada dirumah sakit sehingga hal yang tidak diinginkan tidak terjadi..DAFTAR PUSTAKA1.Ilmu penyakit dalam, Jilid III, Edisi IV, Bab 390 (Demam Berdarah Dengue), Penulis : Suhendro dan Leonard Nainggalon.2.Kapita Selekta Kedokteran , Jilid 1, Edisi III, Editor Arif Mansjoer dan Kuspuji Trianti.3.Gubler DJ. Kuno G Dengue and Dengue Hemorragic Fever, New York, CAB International 19974.Depkes RI . Pedoman tatalaksana klinis infeksi dengue di sarana pelayanan kesehatan, Jakarta Departemen Kesehatan RI 2005.5.Asmadi, 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC6.Carpenito, Lynda Juall. (1997).Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 6.Jakarta: EGC7.Perry & Potter.(2002).Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4.Jakarta: EGC8.Stuart, Gail W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta : EGC.1