MAKALAH UKM

15
 EKONOMI KOPERASI EKONOMI KOPERASI PERAN UKM & KOPERASI DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI RIAU Nama : Aulia Rahmadhani P utri Kelas : 2EA32 NPM : 11213507 FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN UNIVERSITAS GUNADARMA 2014/2015

Transcript of MAKALAH UKM

  • EKONOMI KOPERASI

    EKONOMI KOPERASIPERAN UKM & KOPERASI DALAM

    PERTUMBUHAN EKONOMI DI PROVINSI RIAU

    Nama : Aulia Rahmadhani Putri

    Kelas : 2EA32

    NPM : 11213507

    FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

    UNIVERSITAS GUNADARMA

    2014/2015

  • EKONOMI KOPERASI i

    KATA PENGANTARDengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas berkat

    rahmat dan karuni-Nya dapat menyelesaikan penyusunan makalah Ekonomi Koperasi PeranUKM & Koperasi Dalam Pertumbuhan Ekonomi di Daerah guna memenuhi nilai TugasSoftskill Ekonomi Koperasi.

    Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih yang yang sebesar-besarnya kepada Dosen Softskill Ekonomi Koperasi yaitu Pak Nurhadi, kepada kedua OrangTua saya, kepada Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu saya dalammenyelesaikan penyusunan makalah Ekonomi Koperasi ini.

    Dalam pembuatan makalah ini, saya menyadari masih banyak terdapat kekurangan,terutama sekali dalam hal penyajian materi. Untuk itu kritik dan saran pembaca saat pentingbagi saya untuk menyempurnakan penulisan ini. Akhir kata semoga Makalah EkonomiKoperasi ini dapat berguna bagi diri saya pada khususnya dan bagi para pembaca padaumumnya.

    Bekasi, 8 November 2014

    Penulis,

    Aulia Rahmadhani Putri

  • EKONOMI KOPERASI ii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. iDAFTAR ISI........................................................................................................................................... iiBAB I ......................................................................................................................................................1PENDAHULUAN ..................................................................................................................................1

    1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................................................11.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................................................11.3 TUJUAN PENULISAN...............................................................................................................11.4 METODE PENULISAN..............................................................................................................1

    BAB II.....................................................................................................................................................2PEMBAHASAN .....................................................................................................................................2

    2.1 PENGERTIAN UKM ..................................................................................................................22.2 JENIS-JENIS UKM .....................................................................................................................32.3 PERAN dan FUNGSI UKM ........................................................................................................32.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT PERKEMBANGAN UKM ...........................3

    A. Faktor Internal.........................................................................................................................4B. Faktor Eksternal ......................................................................................................................5

    2.5 PERAN UKM DAN KOPERASI DI PROVINSI RIAU.............................................................6A. Permasalahan Koperasi di Riau ..............................................................................................7B. Kebijakan Pembangunan Koperasi dan UKM ........................................................................8

    2.7 PENGEMBANGAN KOPERASI MELALUI KEMITRAAN....................................................82.8 STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI ...........................................................................92.9 PEMASARAN PRODUK UKM MELALUI KOPERASI........................................................10

    BAB III .................................................................................................................................................11PENUTUP ............................................................................................................................................11

    3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................................113.2 SARAN ......................................................................................................................................11

    DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................................12

  • EKONOMI KOPERASI 1

    BAB IPENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANGKrisis yang terjadi di Indonesia pada 1997 merupakan momen yang sangat

    menakutkan bagi perekonomian Indonesia. Krisis ini telah mengakibatkan kedudukanposisi pelaku sektor ekonomi berubah. Usaha besar satu persatu pailit karena bahan bakuimpor meningkat secara drastis, biaya cicilan utang meningkat sebagai akibat dari nilaitukar rupiah terhadap dolar yang menurun dan berfluktuasi. Sektor perbankan yang ikutterpuruk turut memperparah sektor industri dari sisi permodalan. Banyak perusahaanyang tidak mampu lagi meneruskan usaha karena tingkat bunga yang tinggi. Berbedadengan UKM yang sebagian besar tetap bertahan, bahkan cendrung bertambah.

    Ada beberapa alasan mengapa UKM dapat bertahan di tengah krisis moneter 1997lalu. Pertama, sebagian besar UKM memproduksi barang konsumsi dan jasa-jasa denganelastitas permintaan terhadap pendapatan yang rendah, maka tingkat pendapatan rata-ratamasyarakat tidak banyak berpengaruh terhadap permintaan barang yang dihasilkan.Sebaliknya kenaikan tingkat pendapatan juga tidak berpengaruh pada permintaan.Kedua, sebagian besar UKM tidak mendapat modal dari bank. Implikasinyaketerpurukan sektor perbankan dan naiknya suku bunga, tidak banyak mempengaruhisektor ini. Berbeda dengan sektor perbankan bermasalah, maka UKM ikut terganggukegiatan usahanya. Sedangkan usaha berkala besar dapat bertahan. Di Indonesia, UKMmempergunakan modal sendiri dari tabungan dan aksesnya terhadap perbankan sangatrendah.

    Terbukti saat krisis global yang terjadi beberapa waktu lalu, UKM hadir sebagaisuatu solusi dari sistem perekonomian yang sehat. UKM merupakan salah satu sektorindustri yang sedikit bahkan tidak sama sekali terkena dampak krisis global yangmelanda dunia. Dengan bukti ini, jelas bahwa UKM dapat diperhitungkan dalammeningkatkan kekompetitifan pasar dan stabilisasi sistem ekonomi yang ada.

    1.2 RUMUSAN MASALAHBerdasarkan latar belakang di atas,maka dapat identifikasikan beberapa rumusan

    masalah sebagai berikut:a. Pengertian UKMb. Faktor-faktor internal dan eksternal yang menghambat perkembangan UKMc. Peranan UKM dalam memajukan perekonomian di Provinsi Riau

    1.3 TUJUAN PENULISANTujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan peranan UKM dalam

    memajukan perekonomian, menjelaskan faktor-faktor internal dan eksternal yangmenghambat perkembangan UKM serta memberikan solusi untuk memajukan UKM.

    1.4 METODE PENULISANMetode penulisan yang digunakan untuk memperoleh data adalah mencari data

    melalui internet karena lebih mudah dan banyak sumber yang dapat dijadikan referensi.

  • EKONOMI KOPERASI 2

    BAB IIPEMBAHASAN

    2.1 PENGERTIAN UKMUKM adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki

    kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunantempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskalakecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil danperlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

    Beberapa lembaga atau instansi bahkan UU memberikan definisi Usaha KecilMenengah (UKM), diantaranya adalah Kementrian Negara Koperasi dan Usaha KecilMenengah (Menegkop dan UKM), Badan Pusat Statistik (BPS), Keputusan MenteriKeuangan No 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, dan UU No. 20 Tahun 2008.Definisi UKM yang disampaikan berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.Menurut Kementrian Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkopdan UKM), bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro(UMI), adalah entitas usaha yang mempunyai memiliki kekayaan bersih paling banyakRp 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memilikipenjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah(UM) merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaanbersih lebih besar dari Rp 200.000.000 s.d. Rp 10.000.000.000, tidak termasuk tanah danbangunan.

    Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UKM berdasarkan kuatitastenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5s.d 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenagakerja 20 s.d. 99 orang.

    Kriteria usaha kecil menurut UU No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta

    Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usahab. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar

    Rupiah)c. Milik Warga Negara Indonesiad. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang

    tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsungdengan Usaha Menengah atau Usaha Besar

    e. Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum,atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.

  • EKONOMI KOPERASI 3

    2.2 JENIS-JENIS UKMDalam perkembangannya, UKM dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu :1. Livelihood Activities

    Merupakan UKM yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah,yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kakilima.

    2. Micro EnterpriseMerupakan UKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum memiliki sifatkewirausahaan

    3. Small Dynamic EnterpriseMerupakan UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerimapekerjaan subkontrak dan ekspor

    4. Fast Moving EnterpriseMerupakam UKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukantransformasi menjadi Usaha Besar (UB)

    2.3 PERAN dan FUNGSI UKM1. Penyediaan barang dan Jasa

    Untuk memperlancar usaha kecil dan menengah ini salah satunya hal atauunsur utama adalah penyediaan barang dan jasa. Dengan begitu barang yangdiperlukan pelanggan mudah terpenuhi. Fungsi dan peran usaha kecil menengahadalah mengelola dan menyatukan berbagi jenis produksi atau barang dan jasa yangdibutuhkan. Kesalahan dalam mengelola penyediaan barang dan jasa akanmengakibatkan berkurangnya satu keuntungan. Dengan tersedianya barang dan jasapelanggan pun makin bertambah banyak, dengan begitu keuntungan juga dapatdiperoleh dengan cepat tanpa memakan waktu yang cukup lama.

    2. Penyerapan tenaga kerjaTingginya tingkat pengangguran di Negara-negara berkembang tidak

    seimbang dengan tersedianya lapangan pekerjaan. Dengan adanya usaha kecil danmenengah seperti ini dapat membantu penyerapan tenaga kerja yang pengangguran.Semakin banyaknya usaha kecil tersebut dan merupakan salah satupenunjangkeberhasilan usaha.

    3. Meningkatkan taraf hidupDengan adanya usaha kecil dan menengah dapat meningkatkan taraf hidup

    pemilik usaha kecil tersebut apabila usaha yang dikelola berjalan dengan lancersehingga keuntungan yang diperoleh pun menjanjikan. Sebagian orang yangmembuka usaha-usaha kecil memang dapat meningkatkan taraf hidupnya menjadiIebih baik dan merupakan salah satu cara yang tepat dalam membuka usaha kecilmenengah pun haru sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.

    2.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MENGHAMBAT PERKEMBANGAN UKMUsaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategis dalam

    pembangunan ekonomi nasional, oleh karena selain berperan dalam pertumbuhanekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasilpembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktuyang lalu, dimana banyak usaha berskala besar yang mengalami stagnasi bahkan berhentiaktifitasnya, sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) terbukti lebih tangguh dalammenghadapi krisis tersebut.

  • EKONOMI KOPERASI 4

    UKM pada umunya juga mempunyai permasalahan-permasalahan antara lain:A. Faktor Internal

    1. Kurangnya Permodalan dan Terbatasnya Akses PembiayaanPermodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk

    mengembangkan suatu unit usaha. Kurangnya permodalan UKM, oleh karena padaumumnya usaha kecil dan menengah merupakan usaha perorangan atau perusahaanyang sifatnya tertutup, yang mengandalkan modal dari si pemilik yang jumlahnyasangat terbatas, sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga keuanganlainnya sulit diperoleh karena persyaratan secara administratif dan teknis yangdiminta oleh bank tidak dapat dipenuhi. Persyaratan yang menjadi hambatanterbesar bagi UKM adalah adanya ketentuan mengenai agunan karena tidak semuaUKM memiliki harta yang memadai dan cukup untuk dijadikan agunan.

    2. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)Sebagian besar usaha kecil tumbuh secara tradisional dan merupakan usaha

    keluarga yang turun temurun. Keterbatasan kualitas SDM usaha kecil baik dari segipendidikan formal maupun pengetahuan dan keterampilannya sangat berpengaruhterhadap manajemen pengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untukberkembang dengan optimal. Disamping itu dengan keterbatasan kualitas SDM-nya, unit usaha tersebut relatif sulit untuk mengadopsi perkembangan teknologibaru untuk meningkatkan daya saing produk yang dihasilkannya.a. Lemahnya Jaringan Usaha dan Kemampuan Penetrasi Pasar

    Usaha kecil yang pada umumnya merupakan unit usaha keluarga,mempunyai jaringan usaha yang sangat terbatas dan kemampuan penetrasipasar yang rendah, ditambah lagi produk yang dihasilkan jumlahnya sangatterbatas dan mempunyai kualitas yang kurang kompetitif. Berbeda denganusaha besar yang telah mempunyai jaringan yang sudah solid serta didukungdengan teknologi yang dapat menjangkau internasional dan promosi yangbaik.

    b. Mentalitas Pengusaha UKMHal penting yang seringkali pula terlupakan dalam setiap pembahasan

    mengenai UKM, yaitu semangat entrepreneurship para pengusaha UKM itusendiri. Semangat yang dimaksud disini, antara lain kesediaan terusberinovasi, ulet tanpa menyerah, mau berkorban serta semangat inginmengambil risiko. Suasana pedesaan yang menjadi latar belakang dari UKMseringkali memiliki andil juga dalam membentuk kinerja. Sebagai contoh,ritme kerja UKM di daerah berjalan dengan santai dan kurang aktif sehinggaseringkali menjadi penyebab hilangnya kesempatan-kesempatan yang ada.

    c. Kurangnya TransparansiKurangnya transparansi antara generasi awal pembangun UKM tersebut

    terhadap generasi selanjutnya. Banyak informasi dan jaringan yangdisembunyikan dan tidak diberitahukan kepada pihak yang selanjutnyamenjalankan usaha tersebut sehingga hal ini menimbulkan kesulitan bagigenerasi penerus dalam mengembangkan usahanya.

  • EKONOMI KOPERASI 5

    B. Faktor Eksternal1. Iklim Usaha Belum Sepenuhnya Kondusif

    Kebijaksanaan Pemerintah untuk menumbuhkembangkan UKM, meskipundari tahun ke tahun terus disempurnakan, namun dirasakan belum sepenuhnyakondusif. Hal ini terlihat antara lain masih terjadinya persaingan yang kurang sehatantara pengusaha-pengusaha kecil dan menengah dengan pengusaha-pengusahabesar. Kendala lain yang dihadapi oleh UKM adalah mendapatkan perijinan untukmenjalankan usaha mereka. Keluhan yang seringkali terdengar mengenaibanyaknya prosedur yang harus diikuti dengan biaya yang tidak murah, ditambahlagi dengan jangka waktu yang lama. Hal ini sedikit banyak terkait dengankebijakan perekonomian Pemerintah yang dinilai tidak memihak pihak kecil sepertiUKM tetapi lebih mengakomodir kepentingan dari para pengusaha besar.

    2. Terbatasnya Sarana dan Prasarana UsahaKurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan ilmu pengetahuan

    dan teknologi, menyebabkan sarana dan prasarana yang mereka miliki juga tidakcepat berkembang dan kurang mendukung kemajuan usahanya sebagaimana yangdiharapkan. Selain itu, tak jarang UKM kesulitan dalam memperoleh tempat untukmenjalankan usahanya yang disebabkan karena mahalnya harga sewa atau tempatyang ada kurang strategis.

    3. Pungutan LiarPraktek pungutan tidak resmi atau lebih dikenal dengan pungutan liar

    menjadi salah satu kendala juga bagi UKM karena menambah pengeluaran yangtidak sedikit. Hal ini tidak hanya terjadi sekali namun dapat berulang kali secaraperiodik, misalnya setiap minggu atau setiap bulan.

    4. Implikasi Otonomi DaerahDengan berlakunya Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang

    Pemerintahan Daerah yang kemudian diubah dengan UU No. 32 Tahun 2004,kewenangan daerah mempunyai otonomi untuk mengatur dan mengurusmasyarakat setempat. Perubahan sistem ini akan mempunyai implikasi terhadappelaku bisnis kecil dan menengah berupa pungutan-pungutan baru yang dikenakanpada UKM. Jika kondisi ini tidak segera dibenahi maka akan menurunkan dayasaing UKM. Disamping itu, semangat kedaerahan yang berlebihan, kadangmenciptakan kondisi yang kurang menarik bagi pengusaha luar daerah untukmengembangkan usahanya di daerah tersebut.

    5. Implikasi Perdagangan BebasSebagaimana diketahui bahwa AFTA yang mulai berlaku Tahun 2003 dan

    APEC Tahun 2020 berimplikasi luas terhadap usaha kecil dan menengah untukbersaing dalam perdagangan bebas. Dalam hal ini, UKM dituntut untuk melakukanproses produksi dengan produktif dan efisien, serta dapat menghasilkan produkyang sesuai dengan frekuensi pasar global dengan standar kualitas seperti isukualitas (ISO 9000), isu lingkungan (ISO 14.000), dan isu Hak Asasi Manusia(HAM) serta isu ketenagakerjaan

  • EKONOMI KOPERASI 6

    6. Sifat Produk dengan Ketahanan PendekSebagian besar produk industri kecil memiliki ciri atau karakteristik sebagai

    produk-produk dan kerajinan-kerajian dengan ketahanan yang pendek. Dengankata lain, produk-produk yang dihasilkan UKM Indonesia mudah rusak dan tidaktahan lama.

    7. Terbatasnya Akses PasarTerbatasnya akses pasar akan menyebabkan produk yang dihasilkan tidak

    dapat dipasarkan secara kompetitif baik di pasar nasional maupun internasional.8. Terbatasnya Akses Informasi

    Selain akses pembiayaan, UKM juga menemui kesulitan dalam hal aksesterhadap informasi. Minimnya informasi yang diketahui oleh UKM, sedikit banyakmemberikan pengaruh terhadap kompetisi dari produk ataupun jasa dari unit usahaUKM dengan produk lain dalam hal kualitas. Efek dari hal ini adalah tidakmampunya produk dan jasa sebagai hasil dari UKM untuk menembus pasar ekspor.Namun, di sisi lain, terdapat pula produk atau jasa yang berpotensial untukbertarung di pasar internasional karena tidak memiliki jalur ataupun akses terhadappasar tersebut, pada akhirnya hanya beredar di pasar domestik.

    2.5 PERAN UKM DAN KOPERASI DI PROVINSI RIAUPemerintah Daerah Riau dalam memacu pertumbuhan ekonomi ke depan,

    mencanangkan pembangunan melalui program pemberantasan kemiskinan, kebodohandan pembangunan infrastruktur (lebih dikenal dengan program K2I). Program K2I inidilakukan untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh daerah dan pengelolaannyauntuk pembangunan yang berkelanjutan. Setiap pembangunan yang dilaksanakan diDaerah Riau harus mengacu kepada Program K2I. Karena pembangunan daerah sangatditentukan oleh potensi yang dimiliki oleh suatu daerah, maka kebijaksanaan yang dibuatoleh pemerintah daerah harus mengacu kepada potensi daerah yang berpeluang untukdikembangkan, khususnya sektor pertanian. Potensi tersebut antara lain:1. Pengembangan tanaman hortikultura2. Pengembangan tanaman perkebunan3. Pengembangan usaha perikanan4. Pengembangan usaha peternakan5. Pengembangan usaha pertambangan6. Pengembangan sektor industri7. Potensi kepariwisataan.

    Pengembangan sektor pertanian dalam arti luas harus diarahkan kepada sistemagribisnis dan agroindustri, karena dapat meningkatkan nilai tambah sektor pertanian,yang pada hakekatnya dapat meningkatkan pendapatan bagi pelaku-pelaku agribisnis danagroindustri di daerah.

    Oleh karena itu, dalam upaya pemberdayaan ekonomi rakyat, keberpihakan padapembangunan sektor agribisnis secara nasional perlu disertai dengan suatu mekanismeyang menjamin bahwa manfaat pembangunan dapat dinikmati oleh rakyat.Ketertinggalanpada sektor pertanian khususnya di pedesaan disebabkan kebijakan masa lalu yangmelupakan sektor pertanian sebagai dasar keunggulan komparatif maupun kompetitif.Sesungguhnya pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan bukan hanya bermanfaatbagi masyarakat pedesaan itu sendiri, tetapi juga membangun kekuatan ekonomiIndonesia berdasarkan kepada keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimiliki.

  • EKONOMI KOPERASI 7

    Di daerah pedesaan bentuk usaha masyarakat pada umumnya pengolahan dari hasilpertanian mereka dalam bentuk usaha kecil atau industri rumah tangga. Dari sisi prosesproduksi mereka sangat terbatas dalam penguasaan teknologi dan kekurangan modaluntuk pengembangan skala usahanya. Begitu juga kekuatan tawar menawar dari hasilproduknya sangat rendah. Salah satu untuk meningkatkan kekuatan tawar menawarmasyarakat pedesaan adalah melalui lembaga ekonomi pedesaan yaitu koperasi. Tanpakoperasi tidak mungkin agribisnis kecil dapat berkembang. Koperasi inilah yang akanberhubungan dengan pengusaha besar.

    Manfaat berkoperasi yaitu:1. Membantu meningkatkan standar sosial ekonomi di daerah dengan memanfaatkan

    potensi dan penyerapan tenaga kerja2. Bermanfaat langsung, karena sesuai dengan kehidupan masyarakat pedesaan3. Ekonomi pedesan bisa tumbuh karena koperasi berakar kuat di pedesaan.

    A. Permasalahan Koperasi di RiauDari hasil pengamatan di lapangan ditemukan permasalahan pengembangankoperasi, antara lain:1. Lemahnya kualitas sumberdaya manusia khususnya kualitas manajemen2. Kegiatan koperasi tidak sesuai dengan kebutuhan anggota sehingga koperasi

    berjalan atas kehendak pengurus semata3. Masih ditemukan koperasi tidak melibatkan anggota dalam aktifitasnya

    (koperasi dikendalikan oleh pemilik modal)4. Koperasi masih sebatas penghubung antara anggota dengan mitra kerja (khusus

    untuk kopersi petani perkebunan kelapa sawit)5. Adanya kegiatan koperasi yang memanfaatkan dukungan pemerintah terhadap

    keberadaan koperasi bagi kepentingan pribadi (sebagai usaha pribadi)6. Koperasi di pedesaan lebih banyak bergerak pada bidang usaha simpan pinjam

    bukan pada usaha produktif

    Usaha untuk meningkatkan pembangunan ekonomi di pedesaan terutamamemacu peningkatan pendapatan masyarakat, koperasi merupakan salah satualternatif untuk memberdayakan ekonomi masyarakat. Supaya koperasi bisa tumbuhdan berkembang, maka faktor pendukung juga harus dikembangkan.

    Beberapa faktor pendukung pembangunan ekonomi daerah melalui pengembangankoperasi, antara lain:1. Potensi masyarakat2. Pengusaha3. Lembaga perkreditan4. Instansi terkait5. Koperasi sebagai badan usaha.

  • EKONOMI KOPERASI 8

    B. Kebijakan Pembangunan Koperasi dan UKMKoperasi dan usaha kecil-menengah merupakan bentuk dan jenis usaha yang

    digolongkan dalam ekonomi kerakyatan karena sifatnya mandiri dan merupakanusaha bersama. Ketahanan ekonomi daerah tergantung pada pelaku-pelaku ekonomi,termasuk kinerja koperasi dan usaha kecil-menengah. Untuk itu, kekuatan ekonomiakan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik apabila kekuatan sinergi kolektifyang dinaungi oleh koperasi berjalan sebagaimana mestinya.

    Koperasi di Provinsi Riau pada tahun 2006 berjumlah 4008 unit dan padatahun 2007 meningkat menjadi berjumlah 4.176 unit. Dari jumlah koperasi tersebutyang dapat digolongkan aktif pada tahun 2006 sebanyak 2.779 unit, sementara padatahun 2007 meningkat menjadi menjadi 2.791 unit koperasi. Kehidupan koperasi/usaha kecil dan menengah diupayakan untuk terus dikembangan oleh pemerintahpada masa mendatang melalui penguatan permodalan, pembenahan sistemmanajemen, dan perluasan akses pasar (Dinas Koperasi dan UKM Propinsi Riau,2007).

    Guna memacu pertumbuhan dan perkembangan ekonomi kerakyatan di masadatang, maka pemerintah Daerah Riau melalui Dinas Koperasi dan UKMmemetapkan arah kebijakan pembangunan bidang Koperasi dan UKM, antara lain:1. Mengembangkan koperasi dan usaha kecil-menengah melalui pembinaan

    pengembangan koperasi dan UKM secara umum dalam pelaksanaan ekonomikerakyatan guna peningkatan pendapatan dan kesejahteraan serta kegiatan-kegiatan produktif yang mempunyai nilai tambah

    2. Meningkatkan dan mengembangkan ekonomi produktif dan efisien dalambentuk koperasi dan UKM melalui perluasan wawasan pengetahuan, organisasi,manajemen usaha, dan pengalaman untuk meningkatkan kualitas pelayanankepada anggota masyarakat sehingga dapat meningkatkan keyakinanmasyarakat dan dunia usaha lainnya untuk menanamkan investasi pada koperasidan UKM.

    2.7 PENGEMBANGAN KOPERASI MELALUI KEMITRAANKonsep kemitraan merupakan bagian tanggungjawab sosial perusahaan terhadap

    lingkungannya sesuai dengan konsep manajemen berdasarkan sasaran atau partisipatif.Perusahaan besar harus bertanggungjawab mengembangkan usaha kecil dan masyarakatpelanggannya, karena pada akhirnya konsep kemitraan yang dapat menjamin eksistensiperusahaan besar terutama untuk jangka panjang. Setiap pihak yang bermitra dengankoperasi, tidak hanya dilakukan sebagai belas kasihan oleh yang kuat terhadap yanglemah, tetapi kemitraan seyogyanya terjalin kinerja karena kehendak bisnis yangdibarengi dengan rasa tanggung jawab sosial yang kuat.

    Dalam suasana persaingan yang semakin kompetitif, keberadaan usaha koperasidituntut untuk dapat bersaing dengan pelaku usaha lainnya, karena lembaga ini dianggapcukup repsentatif dalam memberdayakan ekonomi masyarakat. Langkah kerjasamadalam bentuk kemitraan usaha merupakan suatu strategi untuk dapat mengembangkanusaha koperasi dan secara moril kerjasama ini sangat diperlukan adanya dukungan yangmaksimal dari pihak pengusaha besar melalui paket pembinaan. Harus diakui usahakoperasi ini tidak terlepas dari tantangan dan hambatan, baik dari segi permodalan,sumberdaya manusia, manajemen, minimnya penguasaan teknologi informasi, iklimberusaha, dan distribusi jasa/produk yang dihasilkan.

  • EKONOMI KOPERASI 9

    Dalam pembangunan koperasi untuk percepatan ekonomi daerah, sangat perluadanya kemitraan. Kemitraan yang dimaksud adalah dalam bentuk partisipasi dari semuaunsur yang terkait untuk pengembangan koperasi. Pembangunan koperasi didasari olehadanya potensi di daerah yang dapat mendukung berjalannya koperasi, antara lain:masyarakat, pengusaha (kecil dan menengah), industri rumah tangga, dan untuk daerahpedesaan adanya masyarakat petani. Dengan dasar kebutuhan bersama, potensi ini harusdikembangkan melalui koperasi dan menjadi anggota koperasi pada masing-masing jenisusaha atau kegiatannya. Koperasi dengan manajemen yang baik menjalin kerjasamadalam bentuk mitra kerja dengan lembaga keuangan dan perusahaan. Dari ketigakomponen mitra (koperasi, perusahaan, dan lembaga keuangan) perlu dukungan daripihak pemerintah sebagai pembuat kebijakan. Pemerintah sifatnya disini hanya sebagaipemberian jasa berupa pembinaan dan penyuluhan.

    2.8 STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASIPengembangan koperasi tidak terlepas dari perkembangan usaha masyarakat

    terutama bagi masyarakat ekonomi lemah. Sebagian besar koperasi yang ada baik di kotamaupun di daerah pedesaan jenis usahanya lebih dominan berupa simpan pinjam danusaha pertanian (perkebunan). Khusus untuk jenis industri di pedesaan, pada umumnyajenis usaha yang dilakukan bersifat sederhana dalam bentuk industri rumah tangga.Pembangunan ekonomi pedesaan di masa datang tidak terlepas dari pengembangan usahayang berbasis ekonomi pedesaan, dalam hal ini akan dikembangkan usaha kecil danmenengah (UKM). Karakteristik yang melekat pada UKM (termasuk mikro) bisamerupakan kelebihan atau kekuatan yang potensial, di sisi lain pada kekuatan tersebutimplisit terkandung kekurangan atau kelemahan yang justru menjadi penghambatperkembangannya. Kombinasi dari kekuatan dan kelemahan serta intereaksi keduanyadengan situasi ekternal akan menentukan prospek perkembangan UKM.

    Dengan adanya kriris ekonomi, menyebabkan pemerintah dan para pengambilkebijaksanaan kembali berpikir ulang tentang arah perekonomian yang selama iniditempuh. Kini timbul kemauan politik yang kuat untuk membenahi inefisiensi dan mis-alokasi sumberdaya (misallocation of resources) yang terjadi di sektor ril yang selama inidibiarkan saja terjadi karena kuatnya vested interest para pemburu rente yang menguasaibirokrasi pemerintahan. Akibat dari mis-alokasi sumberdaya adalah terabaikannyapembangunan koperasi dan industri kecil menengah (UKM) yang berbasis sumberdayaalam serta sumberdaya pertanian (resource based industries). Banyak industri yangdibangun yang membutuhkan bahan baku dan komponen yang harus diimpor atauindustri-industri yang tidak banyak terkait dengan perekonomian lokal sehingga industriini sangat rentan terhadap gejolak mata nilai uang. Industri-industri jenis ini padaumumnya adalah industri yang berpihak kepada golongan ekonomi kuat.

    Untuk mewujudkan tujuan pengembangan ekonomi kerakyatan, terutama di sektorindustri kecil maka perlu dipersiapkan kebijakan strategis untuk memperbesar ataumempercepat pertumbuhan sektor industri kecil, khususnya peningkatan pendapatan dankesejahteraan masyarakat melalui koperasi. Salah satu cara untuk mencapai tujuantersebut adalah pengembangan koperasi yang terencana dengan baik dan terkait denganpembangunan sektor ekonomi lainnya terutama di pedesaan.

  • EKONOMI KOPERASI 10

    2.9 PEMASARAN PRODUK UKM MELALUI KOPERASIUntuk mengatasi masalah pemasaran produk UKM yang dialami oleh pengusaha,

    maka perlu dipikirkan paradigma baru dalam mengatasi masalah tersebut. Salah satualternatif pemecahannya adalah memberdayakan lembaga ekonomi pedesaan yaitukoperasi. Tanpa koperasi tidak mungkin usaha kecil dapat berkembang. Koperasi inilahyang akan berhubungan dengan pengusaha besar. Melalui koperasi masalah yangdihadapi oleh pengusaha di daerah dapat teratasi.

    Koperasi merupakan badan usaha di pedesaan dan pelaksana penuh sistempemasaran produk yang dihasilkan oleh UKM, selain itu koperasi juga berfungsi sebagai:1. Pedagang perantara dari produk yang dihasilkan oleh anggotanya

    yaitu industri kecil dan industri rumah tangga2. Lembaga pemasaran dari produk UKM

    dilakukan pengendalian mutu (sortiran, pengolahan, pengepakan, pemberian label,dan penyimpanan) sesuai dengan permintaan dan kebutuhan pasar

    3. Media informasi pasarmenyangkut dengan peluang pasar, perkembangan harga, dan daya beli pasar

    4. Penyedia kredit yang diperoleh dari lembaga perkreditan dan pengusahaPemberian kredit ini didasarkan kepada bentuk usaha yang mengembangkankomoditi potensial dan punya peluang pasar. Tingkat pengembalian kredit olehpengusaha dapat dilakukan melalui pemotongan penjualan hasil kepada koperasi.

    Investasi yang dilakukan oleh koperasi berupa transportasi, mesin pengolah produk(apakah itu agroindustri) di pedesaan, mesin dan alat pengolah harus berupa penanamanmodal atas nama anggota. Artinya setiap anggota mempunyai saham kepemilikan asetkoperasi. Dengan demikian konsep ekonomi kerakyatan di pedesaan dapat berkembang

    Kegiatan unit usaha ini akan menimbulkan multiplier effect ekonomi dalamkehidupan masyarakat. Pada hakikatnya industri kecil dan industri rumah tangga sebagaiunit usaha di pedesaan dapat menciptakan peluang usaha dalam kegiatan ekonomisehingga menyebabkan naiknya pendapatan mayarakat yang pada akhirnyameningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan..

    Dalam era globalisasi pada saat ini dan masa-masa mendatang untuk menyongsongliberalisasi perdagangan peranan pemerintah makin kecil, bahkan kebijaksanaan pajakimpor dan subsidi akan dihapuskan bila sampai waktunya. Dengan demikian peransertapihak swasta, yaitu perusahaan-perusahaan besar sangat diperlukan untuk mengisi danmelengkapi berbagai program pemerintah. Pihak pengusaha yang berada pada posisiyang kuat dapat membantu pengusaha kecil pada posisi yang lemah dalam bentukjaringan kemitraan.

    Hubungan ini dapat memberikan keuntungan kepada pengusaha kecil, yaitu:Pertama, transfer teknologi dan penyediaan masukan sehingga pengusaha di pedesaanmampu bersaing dengan produk lain yang dihasilkan dengan menggunakan masukan danteknologi yang lebih unggul; Kedua, dapat memperoleh informasi dan peluang pasarsecara cepat; Ketiga, dapat membuka akses terhadap modal dan pasar; dan keempat,adanya jaminan dan kepastian pasar bagi produk industri kecil dan industri rumahtangga.

  • EKONOMI KOPERASI 11

    BAB IIIPENUTUP

    3.1 KESIMPULANUKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya

    berdasarkan inisiatif seseorang.Sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa UKMhanya menguntungkan pihak-pihak tertentu saja.Padahal sebenarnya UKM sangatberperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia.UKM dapatmenyerap banyak tenaga kerja Indonesia yang masih mengganggur.Selain itu UKM telahberkontribusi besar pada pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia.

    UKM (Usaha Kecil Menengah) memegang peranan yang sangat besar dalammemajukan perekonomian Indonesia.Selain sebagai salah satu alternatif lapangan kerjabaru,UKM juga berperan dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi pasca krisismoneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalammengembangkan usahanya.Saat ini,UKM telah berkontribusi besar pada pendapatandaerah maupun pendapatan negara Indonesia.

    UKM juga memanfatkan berbagai Sumber Daya Alam yang berpotensial di suatudaerah yang belum diolah secara komersial.UKM dapat membantu mengolah SumberDaya Alam yang ada di setiap daerah.Hal ini berkontribusi besar terhadap pendapatandaerah maupun pendapatan negara Indonesia.

    3.2 SARANDalam rangka pengembangan UKM di wilayah Provinsi Riau diperlukan adanya

    peran serta stakeholder secara luas yang merupakan wujud kemitraan antara pelakuusaha, masyarakat dan pemerintah daerah dalam proses penentuan kebutuhanpengembangan, perencanaan dan pelaksanaan serta monitoring evaluasi. Sehingga tujuanpengembangan UKM untuk meningkatkan perekonomian daerah khususnya ProvinsiRiau dapat terwujud.

  • EKONOMI KOPERASI 12

    DAFTAR PUSTAKATesis, Id. (2012). Strategi Dinas Koperasi dan UKM Kota Surakarta dalam PengembanganSektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM. From http://idtesis.com/strategi-dinas-koperasi-dan-ukm-kota-surakarta-dalam-pengembangan-sektor-usaha-mikro-kecil-dan-menengah-umkm/, 6 November 2014

    Hatta, Bung. (2013). Artikel 296 Pemberdayaan Koperasi Berbasis Agribisnis di DaerahPedesaan. From http://www.bunghatta.ac.id/artikel-296-pemberdayaan-koperasi-berbasis-agribisnis-di-daerah-pedesaan.html/, 6 November 2014

    Yahoo, Alifahmi. (2010). Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Fromhttp://alifahmiyahoo.blogspot.com/2010/12/koperasi-dan-usaha-kecil-menengah.html/, 6November 2014

    Hendrayani, Heni. (2012). Peran UKM Terhadap Pertumbuhan. Fromhttp://henihendrayani.blogspot.com/2012/03/peran-ukm-terhadap-pertumbuhan.html/, 6November 2014