Laporan UKM Zona

43
LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT UPAYA KESEHATAN F1 – F6 Disusun Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menempuh Program Internsip Dokter Indonesia Disusun Oleh dr. Dian Rosa Arizona Pendamping Dokter Internsip dr. Ricka Sandra N. NIP 197609282006042004 PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA PUSKESMAS SINGKAWANG UTARA I 2015-2016

description

laporan ukm iship

Transcript of Laporan UKM Zona

Page 1: Laporan UKM Zona

LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

UPAYA KESEHATAN F1 – F6

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menempuh

Program Internsip Dokter Indonesia

Disusun Oleh

dr. Dian Rosa Arizona

Pendamping Dokter Internsip

dr. Ricka Sandra N.NIP 197609282006042004

PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA

PUSKESMAS SINGKAWANG UTARA I

2015-2016

Page 2: Laporan UKM Zona

LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN F1. UPAYA PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

TOPIK: PENYULUHAN IBU-IBU DI POSYANDU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menempuh

Program Internsip di Puskesmas Singkawang Utara I

Disusun Oleh

dr. Dian Rosa Arizona

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal __________________________ 2016

oleh

Pendamping Dokter Internsip

dr. Ricka Sandra N.

NIP 197609282006042004

Page 3: Laporan UKM Zona

A. LATAR BELAKANG

ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain

pada bayi berumur nol hingga enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam

tahap ASI eksklusif ini. ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada

bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan

makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh

kembang yang optimal. Manfaat ASI tidak diragukan sehingga pada kondisi normal,

menyusui adalah yang terbaik bagi bayi. Sebanyak 98% wanita mempunyai

kemampuan untuk menyusu bahkan kebanyakan dari mereka mampu menyusui

sepasang anak kembar sekaligus jika dibutuhkan. Tidak ada makanan lain bagi bayi

yang baru lahir yang dapat disamakan dengan ASI. Pertumbuhan dan perkembangan

bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat

gizi lainnya yang terkandung didalam ASI. Namun sangat disayangkan banyak di

antara kita melupakan keuntungan dan manfaat dari menyusui sehingga banyak ibu

yang mengganti ASI dengan susu formula.

Rendahnya pemberian ASI ekslusif pada bayi umur 0-6 bulan di Indonesia masih

tergolong tinggi, dimana banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya kesadaran ibu

dalam menyusui, beberapa penelitian yang telah dilakukan di daeah perkotaan dan

pedesaan di Indonesia dan negara berkembang lainnya menunjukan bahwa sistem

dukungan pengetahuan ibu terhadap ASI, promosi susu formula dan makanan tambahan

mempunyai pengaruh terhadap praktek pemberian ASI. Hasil dari Riskesdas 2010

menunjukan penurunan persentase bayi hanya 15,3%. Prevalensi ASI ekslusif rata-rata

perbulan pada tahun 2011 yaitu 6,48% dan prevalensi IMD sekitar 27,4%. Program

peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena dampaknya yang luas terhadap

status gizi dan kesehatan bayi.

B. RUMUSAN MASALAH

Menurut uraian diatas ditarik kesimpulan bahwa pentingnya ASI ekslusif bagi

bayi berumur 0-6 bulan karena ASI merupakan makanan pertama dan utama bagi bayi

untuk mendapatkan tumbuh kembang yang optimal. Di dalam ASI banyak terkandung

zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi, selain

itu juga dengan menyusui bayi mendapatkan kekebalan alamiah dari ASI.

Pemberian ASI tidak hanya memberikan manfaat bagi si bayi namun juga

memberikan manfaat bagi ibu yang menyusui terutama memperkuat ikatan batin dan

Page 4: Laporan UKM Zona

jalinan kasih antara ibu dan bayi. Namun sangat disayangkan rendahnya angka

pemberian ASI ekslusif masih tergolong tinggi. Rendahnya angka ini salah satu nya

terkait pengaruh sosial budaya masyarakat yang menganjurkan bayi agar diberi

makanan tambahan sebelum berusia 6 bulan. Oleh karena itu ibu memerlukan

dukungan dan dorongan agar dapat menyusui dengan baik. Mereka juga memerlukan

informasi dan pengetahuan yang dapat diandalkan guna kepentingan bayi dan ibu.

C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Intervensi dilakukan dalam bentuk penyuluhan dengan penyampaian secara teori.

Metode ini dipilih karena dianggap lebih mudah untuk dipahami oleh peserta. Materi

disampaikan melalui presentasi dengan menggunakan leaflet. Materi yang disampaikan

adalah pengertian ASI ekslusif, pengertian colostrum, komposisi ASI, manfaat ASI

bagi bayi dan ibu, posisi menyusui yang benar serta dampak yang ditimbulkan dengan

tidak memberikan ASI ekslusif. Target peserta adalah Ibu- ibu yang mempunyai balita

yang rutin mengikuti posyandu balita ( posyandu mawar) di setapuk kecil.

D. PELAKSANAAN

Penyampaian materi leaflet dilakukan pada hari Senin, 15 Februari 2016 pukul

09.00 WIB di Posyandu Balita Setapuk kecil. Peserta adalah seluruh ibu yang

mempunyai balita yang rutin mengikuti posyandu dan ibu- ibu kader posyandu, dengan

jumlah kurang lebih 30 orang. Penyampaian materi diberikan melalui penyuluhan serta

pembagian leaflet ke seluruh peserta yang hadir dan menjelaskan setiap poin-poin dari

isi tulisan dalam leaflet tersebut. Materi disusun cukup menarik dan para peserta terlihat

antusias dengan penyuluhan ini. Penyuluhan kurang lebih sekitar 20 menit yang

dilanjutkan dengan sesi tanya jawab 15 menit.

E. MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi dalam jangka pendek dilakukan dengan interaksi

terhadap peserta dengan memberikan sedikit pertanyaan balik tentang materi yang

sudah dipersentasikan. Untuk jangka panjang dilakukan pada para ibu setiap bulannya

mengikuti posyandu serta mengevaluasi tumbuh kembang anaknya.

Page 5: Laporan UKM Zona

DOKUMENTASI

Page 6: Laporan UKM Zona

LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN F2. UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

TOPIK: UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN REMAJA MENGENAI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menempuh

Program Internsip di Puskesmas Singkawang Utara I

Disusun Oleh

dr. Dian Rosa Arizona

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal __________________________ 2016

oleh

Pendamping Dokter Internsip

dr. Ricka Sandra N.

NIP 197609282006042004

Page 7: Laporan UKM Zona

A. LATAR BELAKANG

Masa remaja merupakan masa transisi dimana terjadi perubahan fisik, psikis, dan

emosi. Perubahan fisik yang cepat dan tidak sebanding dengan perubahan psikis dan

emosi pada remaja dapat membingungkan. Seiring dengan berbagai perubahan yang

dialami remaja, remaja cenderung ingin mencari jati diri dengan mencoba hal-hal yang

belum pernah dilakukan. Oleh karena itu sangatlah penting bagi remaja untuk

mengetahui dan memahami kesehatan reproduksi agar bisa mengatur fungsi dan proses

reproduksinya serta bisa lebih bijak dalam membangun prilaku seksual yang

bertanggung jawab.

Kesehatan reproduksi remaja adalah kondisi sehat yang menyangkut sistem,

fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Upaya untuk menuju reproduksi

yang sehat sudah harus dimulai paling tidak pada usia remaja, kelompok remaja

menjadi perhatian karena rentan dan mempunyai resiko yang besar terhadap kesehatan

reproduksi dima resiko kesehatan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling

berhubungan, misalnya tuntutan untuk menikah muda, kurangnya perhatian terhadap

kebersihan organ reproduksi, kekerasan seksual dan pengaruh media massa maupun

gaya hidup.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, dapat dirumuskan permasalahan

berikut bahwa kesehatan reproduksi bagi remaja sangatlah penting mengingat besarnya

resiko yang dihadapi remaja terkait fungsi, peran dan sistem reproduksi diantaranya

kehamilan yang tidak diinginkam, penyakit menular seksual, aborsi serta keterbatasan

akses terhadap informasi dan pelayanan kesehatan. Oleh sebab itu, pengetahuan tentang

kesehatan reproduksi, perubahan - perubahan yang terjadi pada masa remaja, cara

merawat organ reprodusi serta penyakit yang diakibatkan terkait kesehatan reproduksi

perlu diaplikasikan sejak dini. Dengan informasi dan pemahaman yang benar,

diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yng bertanggung jawab mengenai

proses reproduksi.

C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Intervensi yang dipilih dalam upaya meningkatkan pengetahuan remaja mengenai

kesehatan reproduksi ini adalah dengan kunjungan ke sekolah. Metode yang digunakan

Page 8: Laporan UKM Zona

berupa penyuluhan, tanya jawab dan konseling pada remaja di sekolah yang berada di

wilayah kerja puskesmas singkawang utara 1.

D. PELAKSANAAN

Kunjungan sekolah ini dilakukan pada hari Kamis, 24 Maret 2016 pukul 09.00

WIB di SMKN 5 Singkawang Utara. Peserta adalah siswa kelas 1 dan 2 SMKN 5

dengan jumlah kurang lebih 40 orang. Penyampaian materi diberikan melalui

penyuluhan menggunakan powerpoint. Teori yang diberikan meliputi pengertian

kesehatan reproduksi, perubahan- perubahan yang terjadi pada remaja baik secara fisik

maupun psikis, cara merawat organ reproduksi, akibat yang ditimbulkan tidak merawat

organ reproduksi retinopati diabetik, penyebab, gejala, faktor resiko, komplikasi,upaya

pemeriksan keehatan reproduksi dan sedikit mengenai penyakit menular seksual.

Penyuluhan berlangsung kurang lebih 15 menit Setelah itu peserta diberikan waktu

untuk tanya jawab dan konseling mengenai materi atau apa saja yang mereka belum

mengerti.

E. MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada

peserta mengenai materi yang telah disampaika serta memberikan kesempatan untuk

melakukan konseling jika mereka ada keluhan.

Diharapkan kunjungan ini dapat meningkatkan pengetahuan remaja khususnya

warga SMKN 5 singkawang ini mengenai pentingnya kesehatan reproduksi

Page 9: Laporan UKM Zona

DOKUMENTASI

Page 10: Laporan UKM Zona

LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN F3. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA KELUARGA BERENCANA

TOPIK: PROGRAM IMUNISASI BAGI BAYI dan ANAK DI DESA SETAPUK KECIL

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menempuh

Program Internsip di Puskesmas Singkawang Utara I

Disusun Oleh

dr. Dian Rosa Arizona

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal __________________________ 2016

oleh

Pendamping Dokter Internsip

dr. Ricka Sandra N.

NIP 197609282006042004

Page 11: Laporan UKM Zona

A. LATAR BELAKANG

Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu

penyakit dengan cara memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah

dilemahkan atau dimatikan ke dalam tubuh. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya

akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk

terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya Sedangkan pengertian

Imunisasi menurut (Depkes RI, 2005) adalah suatu cara untuk menimbulkan atau

meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila

kelak ia terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau sakit ringan.

Imunisasi merupakan salah satu bentuk intervensi kesehatan yang efektif dalam upaya

menurunkan angka kematian bayi dan balita. Upaya imunisasi di Indonesia sudah

dilaksanakan sejak tahun 1956. Kini, upaya imunisasi diperluas menjadi Program

Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap penyakit

yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), yakn hepatitis B, tuberkulosis, difteri,

pertusis, tetanus, polio, dan campak.

Kegiatan imunisasi di Indonesia di mulai di Pulau Jawa dengan vaksin cacar pada

tahun 1956. Pada tahun 1972, Indonesia telah berhasil membasmi penyakit cacar.

Pada tahun 1974, Indonesia resmi dinyatakan bebas cacar oleh WHO, yang

selanjutnya dikembangkan vaksinasi lainnya. Pada tahun 1972 juga dilakukan studi

pencegahan terhadap Tetanus Neonatorum dengan memberikan suntikan Tetanus

Toxoid (TT) pada wanita dewasa di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sehingga pada

tahun 1975 vaksinasi TT sudah dapat dilaksanakan di seluruh Indonesia. (Depkes RI,

2005). Imunitas manusia sendiri terdiri dari dua macam yakni imunitas aktif dan

imunitas pasif. Imunitas pasif diperoleh dari pemberian antibodi yang tujuannya

mencegah dan menghilangkan efek dari infeksi atau toksin penyebab suatu penyakit.

Dan imunisasi pasif hanya bertahan beberapa bulan saja. Sedangkan imunitas aktif

dilakukan dengan pemaparan antigen dari pathogen terhadap sistem imunitas

sehingga diharapkan terbentuk antibody. Pemberian imunisasi saat balita tidak

memberikan jaminan kekebalan seumur hidup dan imunisasi terbukti efektif dan aman

meningkatkan kekebalan tubuh secara aktif terhadap penyakit tertentu serta ikut

mencegah keluarga dan lingkungan sekitar dari terjangkitnya penyakit

Page 12: Laporan UKM Zona

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan hasil uraian tersebut, jelas terlihat bahwa imunisasi terbukti efektif

dalam mencegah terjainya suatu penyakit serta menurunkan angka mortalitas pada

balita khususnya di Indonesia mengingat angka infeksi pada bayi dan anak-anak usia

dibawah lima tahun di Indonesia masih relatif tinggi. Sekitar 5% kematian pada balita

di Indonesia disebabkan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti TB,

difteri, pertussis, campak, tetanus, polio, dan hepatitis B. Oleh karena itu cakupan

imunisasi harus dipertahankan untuk mencapai perlindungan yang optimal terhadap

penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Untuk meningkatkan angka cakupan imunisasi, maka dilakukan kegiatan

posyandu balita. Pada posyandu balita, dilakukan imunisasi, pemantauan gizi dan

tumbuh kembang. Kegiatan posyandu ini sudah menjadi kegiatan rutin di Singkawang

Utara. Tidak hanya itu, para ibu- ibu juga diberikan pengetahuan akan pentingnya

imunisasi. Lokasi posyandu merupakan daerah yang mudah dijangkau oleh

masyarakat.

D. PELAKSANAAN

Kegiatan Posyandu ini dilakukan pada hari Senin, 15 Februari 2016 pukul 09.00

WIB di posyandu mawar setapuk kecil. Pada kegiatan posyandu balita, selain

imunisasi juga dilakukan penyuluhan tentang imunisasi, penimbangan berat badan,

pengukuran tinggi badan serta pemantauan gizi dan tumbuh kembang anak. Bila ada

pasien yang gizi kurang akan diberikan konseling.

E. MONITORING DAN EVALUASI

Pemantauan dan evaluasi kemajuan program imunisasi ini dilakukan dengan

mengumpulkan dan mengkaji laporan kegiatan bulanan Program imunisasi. Dengan

kegiatan posyandu ini diharapkan program mencapai target sesuai yang diinginkan.

Selain itu juga dengan kegiatan posyandu ini kita dapat memantau serta mengevaluasi

perkembangan gizi dan tumbuh kembang anak.

Page 13: Laporan UKM Zona

DOKUMENTASI

Page 14: Laporan UKM Zona

LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN F4. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

TOPIK: KONSELING DIET PASIEN DIABETES MELLITUS

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menempuh

Program Internsip di Puskesmas Singkawang Utara I

Disusun Oleh

dr. Dian Rosa Arizona

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal __________________________ 2016

oleh

Pendamping Dokter Internsip

dr. Ricka Sandra N.

NIP 197609282006042004

Page 15: Laporan UKM Zona

A. LATAR BELAKANG

Diabetes Mellitus (DM) ditandai dengan penumpukan gula darah (glukosa) yang

membuat kadarnya naik hingga di atas nilai normal, yaitu melebihi ≥ 126 mg% dalam

keadaan puasa dan ≥ 200 mg % saat 2 jam setelah makan. Organisasi kesehatan dunia

(WHO) memperkirakan Indonesia menduduki kedudukan ke-4 di dunia dalam hal

jumlah penderita diabetes. Indonesia dengan populasi 230 juta penduduk, merupakan

negara ke-4 terbesar penderita diabetes setelah China, India dan Amerika Serikat.

Kasus pre- diabetes di Indonesia juga sangat tinggi yaitu mencapai 12,9 juta orang,

angka ini merupakan yang ke-5 terbesar di dunia, diperkirakan akan naik hingga 20,9

juta di tahun 2025. Ironisnya, hanya 50% dari penderita diabetes di Indonesia

menyadari bahwa mereka menderita diabetes, dan hanya 30% dari penderita melakukan

pemeriksaan secara teratur. Penyakit DM cenderung disebabkan adanya perilaku

penderita yang tidak menjalani pola hidup sehat sehingga mengakibatkan meningkatnya

kadar gula darah dalam tubuh. Penyakit diabetes juga menjadi penyebab utama

kebutaan, amputasi, kanker pankreas, stroke, serangan jantung dan ginjal. Bahkan DM

membunuh lebih banyak dibandingkan dengan HIV/AIDS.

Tujuan diet DM adalah bagi membantu diabetesi atau penderita diabetes

memperbaiki kebiasaan gizi dan olah raga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang

lebih baik. Selain itu terdapat beberapa tujuan khusus antaranya ialah memperbaiki

kesehatan umum penderita, memberikan jumlah energi yang cukup untuk memelihara

berat badan ideal atau normal dan memberikan sejumlah zat gizi yang cukup untuk

memelihara tingkat kesehatan yang optimal dan akt ivitas normal. Antara lain dari

tujuan diet DM ialah menormalkan pertumbuhan anak yang menderita DM,

Mempertahankan kadar gula darah sekitar normal serta Menekan atau menunda

timbulnya penyakit angiopati diabetik. Dengan banyaknya kasus DM dengan kontrol

yang kurang baik, maka penyuluhan tentang diet haruslah ditingkatkan hingga ke tahap

maksimum agar penderita dapat mengelakkan diri dari prognosis yang jelek dari DM.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas kita ketahui bahwa penyuluhan kesehatan merupakan

salah satu bentuk dari pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan pasien tentang manajemen diabetes mellitus bukan hanya dengan obat-

obatan yang diberikan dokter tetapi juga dengan diet dan gaya hidup yang dilakukan

pasien. Modifikasi pola asupan makanan sehari-hari merupakan salah satu komponen

Page 16: Laporan UKM Zona

perubahan gaya hidup yang mempunyai peran paling besar dalam menurunkan gula

darah. Perlu diperhatikan juga asupan energi, jumlah dan jenis protein, serta komponen

lemak dan karbohidrat. Selain itu, bahan makanan kaya akan mineral dan vitamin, serta

nutrien spesifik, mempunyai peran dalam pencegahan dan penatalaksanaan hipertensi.

Oleh sebab itu, penyuluhan tentang diet diabetes mellitus dan cara pengaturan dietnya

harus dilaksanakan.

C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Pada program ini para lansia datang dengan berbagai macam penyakit. Salah

satunya adalahdiabetes mellitus. Intervensi yang dilakukan berupa program penyuluhan

dan diskusi interaktif serta melakukan konseling dengan para peserta posyandu lansia

dan penderita diabetes mellitusdi poli puskesmas Singkawang Utara. Metode ini dinilai

paling tepat dan sesuai dengan tujuan kami yaitu memberikan informasi tentang

diabetes mellitus, jenis- jenis diabetes mellitus, komplikasi diabetes mellitus serta cara

pengaturan makanan untuk penderita diabetes mellitus dimana para masyarakat yang

kurang pengetahuan tentang pengaturan diabetes mellitus menjadi lebih mengerti dan

dapat mengendalikan penyakit tersebut.

D. PELAKSANAAN

Program penyuluhan berupa penyampaian materi mengenai diabetes mellitus

dilakukan pada hari Rabu, 17 Februari 2016 di Posyandu Lansia lempuyangan dan di

poli Puskesmas Singkawang Utara. Peserta adalah seluruh ibu yang rutin mengikuti

posyandu dan penderita diabetes mellitus yang berobat ke poli Puskesmas Singkawang

Utara. Penyampaian materi diberikan dengan menggunakan metode pembagian leaflet

keseluruh peserta yang hadir dan menjelaskan setiap poin-poin dari isi tulisan dalam

leaflet tersebut. Selain itu diberikan juga konseing kepada penderita diabetes mellitus di

poli tentang bagaimana mencegah dan mengontrol penyakit yang diderita. Penyuluhan

kuranglebih sekitar 15 menit yang dilanjutkan dengan sesi tanya jawab

E. MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada

peserta tentang materi yang telah disampaikan. Juga pemeriksaan gula darah rutin pada

pasien di Puskesmas.

Page 17: Laporan UKM Zona

DOKUMENTASI

Page 18: Laporan UKM Zona

LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN F5. UPAYA SURVEILLANCE, PENCEGAHAN, DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR

TOPIK: PENYULUHAN IBU-IBU PESERTA PROLANIS TENTANG RETINOPATI DIABETIK

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menempuh

Program Internsip di Puskesmas Singkawang Utara I

Disusun Oleh

dr. Dian Rosa Arizona

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal __________________________ 2016

oleh

Pendamping Dokter Internsip

dr. Ricka Sandra N. NIP 197609282006042004

Page 19: Laporan UKM Zona

A. LATAR BELAKANG

Retinopati diabetik adalah kelaina retina yang ditemukan pada penderita diabetes

yaitu suatu kelainan pembuluh darah (mikroangiopati) progresif yang ditandai oleh

kerusakan dan sumbatan pembuluh-pembuluh darah halus (arteriol prekapiler retina,

kapiler-kapiler,vena-vena). Peningkatan kadar gula dalam jangka panjang pada diabetes

berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi, dan kegagalan beberapa

organ tubuh terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah. Diabetes

mellitus dapat menyebabkan perubahan pada sebagian besar jaringan okuler. Diantara

perubahan- perubahan yang terjadi pada struktur iokuler ini yang paling sering

menyebabkan komplikasi kebutaan yaitu retinopati diabetik. Hampir 90% pasien

dibetes tipe 1 dan lebih dari 60% pasien diabetes tipe 2 berkembang menjadi retinopati

diabetik dikarenakan tidak terkontrolnya gula darah. Berbagai usaha telah dilakukan

untuk mencegah dan menunda onset terjadinya komplikasi kehilangan penglihatan pada

pasien retinopati diabetik seperti kontrol gula darah dan hindari obesitas. Kontrol gula

darah dan tekanan darah sebagaimana ditetapkan oleh Diabetic Control and

Complication Trial (DCCT) dan Early Treatment Diabetic Retinopathy Study (ETDRS)

dapat mencegah insidens maupun progresifitas dari retinopati diabetik.

B. RUMUSAN MASALAH

Retinopati diabetik merupakan penyebab kebutaan paling sering ditemukan pada

usia dewasa dimana pasien diabetes memiliki resiko 25 kali lebih mudah mengalami

kebutaan dibandingkan dengan nondiabetes. Resiko mengalami retinopati diabetik

pada pasien diabetes meningkat sejalan dengan lamanya menderita diabetes. Pada

waktu diagnosis diabetes tipe 1 ditegakkan retinopati diabetik hanya ditemukan pada

<5% pasien. Setelah 10 tahun, prevalensi meningkat menjadi 40-50% dan sesudah 20

tahun lebih dari 90% pasien mengidap retinopati diabetik. Pada diabetes tipe 2 ketika

diagnosis ditegakkan sekitar 25% telah menderita retinopati diabetik. Setelah 20 tahun

prevalensi retinopati diabetik meningkat menjadi lebih dari 60% dalam berbagai

derajat.

Masih banyak penderita diabetes maupun nondiabetes yang tidak mengetahui

komplikasi dari diabetes khususnya komplikasi yang mengenai organ mata. Padahal

kita ktahui bahwya retinopati diabetik inilah penyebab kebutaan paling sering

ditemukan.

Page 20: Laporan UKM Zona

C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Intervensi dilakukan dalam bentuk penyuluhan dan tanya jawab dengan peserta.

Metode ini dipilih karena dianggap lebih mudah untuk dipahami oleh peserta. Materi

yang disampaikan adalah mengenai pengertian retinopati diabetik, penyebab, gejala,

faktor resiko, komplikasi, pencegahan, dan pentalaksanaan retinopati diabetik.

D. PELAKSANAAN

Penyampaian materi dilakukan pada hari Sabtu, 27 Februari 2016 pukul 07.30

WIB di halaman Puskesmas Singkawang Utara I dilanjutkan dengan tanya jawab

dengan peserta. Penyampaian materi dilakukan melalui penyuluhan menggunakan

leaflet. Teori yang diberikan meliputi pengertian retinopati diabetik, penyebab, gejala,

faktor resiko, komplikasi, pencegahan, dan pentalaksanaanya. Setelah itu peserta

diberikan waktu untuk tanya jawab dan konseling mengenai materi atau apa saja yang

mereka belum paham.

Selama penyuluhan dan tanya jawab, peserta tampak antusias dan bersemangat

untuk mendengarkan dan bertanya.

E. MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada

peserta tentang materi yang telah disampaika serta dilakukan setiap hari pada jam kerja

di Poli Puskesmas Singkawang Utara jika mereka ada keluhan.

Page 21: Laporan UKM Zona

DOKUMENTASI

Page 22: Laporan UKM Zona
Page 23: Laporan UKM Zona

LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

LAPORAN F6. UPAYA PENGOBATAN DASAR

TOPIK: DEMAM TIFOID

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menempuh

Program Internsip di Puskesmas Singkawang Utara I

Disusun Oleh

dr. Dian Rosa Arizona

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal __________________________ 2016

oleh

Pendamping Dokter Internsip

dr. Ricka Sandra N.

NIP 197609282006042004

Page 24: Laporan UKM Zona

A. LATAR BELAKANG

Demam tifoid mrupakan penyakit infeksi akut pada usus halus yang disebabkan

oleh kuman Salmonella typhi. Di Indonesia, saat ini penyakit demam tifoid masih

merupakan penyakit endemik, terutama di kota besar yang padat penduduknya, seperti

halnya di negara – negara yang sedang berkembang lainnya. Hal ini berhubungan erat

dengan keadaan sanitasi, kebiasaan higiene yang kurang dan tingkat pendidikan yang

rendah. Sekitar 96% kasus demam tifoid disebabkan oleh Salmonella typhi, sisanya

disebabkan oleh Salmonella paratyphi. Kasus demam tifoid sering terjadi pada usia 2

– 19 tahun. Gejala klinis penyakit ini bervariasi dari sakit ringan dengan demam yang

tidak tinggi, badan terasa tidak enak dan batuk kering hingga gejala klinis yang berat

dengan rasa tidak nyaman pada bagian abdomen dan berbagai komplikasi lainnya.

Insiden demam tifoid bervariasi di tiap daerah dan biasanya terkait dengan

sanitasi lingkungan, di daerah rural (jawa barat) 157 kasus per 100.000 penduduk,

sedangkan di daerah urban ditemukan 760-810 per 100.000 penduduk. Perbedaan

insiden di perkotaan berhubungan erat dengan penyediaan air bersih yang belum

memadai serta sanitasi lingkungan dengan pembuangan sampah yang kurang

memenuhi syarat kesehatan lingkungan.statistik terbaru mengemukakan bahwa terjadi

setidaknya 16 juta kasus baru demam tifid setiap tahunnya diseluruh dunia dengan

600.000 kematian.

B. PERMASALAHAN/ KASUS

a. Identitas

Nama : An. D

Usia : 6 tahun

Jenis Kelamin : laki -laki

Alamat : Setapuk Besar

Agama : Islam

b. Anamnesis

Keluhan utama :

Demam 3 hari SMRS

Riwayat penyakit sekarang :

Pasien diantar ibu nya ke Puskesmas dengan demam sejak 4 hari SMRS.

Demam naik turun. Demam dirasakan lebih tinggi pada malam hari. Demam

Page 25: Laporan UKM Zona

tidak disertai kejang. Menurut ibu pasien, pasien sudah diberi obat penurun

panas, namun belum ada perbaikan. Demam turun pada hanya setelah minum

obat penurun panas. Pasien tidak mengeluhkan adanya mimisan, gusi berdarah,

mengigil ataupun bintik-bintik merah pada kulit. Sejak awal demam, pasien

mengalami penurunan nafsu makan dan terdapat keluhan batuk. Selain itu pasien

juga mengeluhkan perut kembung, sakit kepala dan juga mengeluh belum BAB 3

hari. BAK tidak ada keluhan. Keluhan mual dan muntah disangkal.

Riwayat penyakit dahulu :

Pasien tidak pernah mengalam keluhan yang sama sebelumnya. Riwayat

alergi disangkal. Riwayat menderita malaria disangkal

Riwayat penyakit keluarga :

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami hal serupa dengan pasien.

c. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : Baik, gizi kesan cukup

Kesadaran : Compos mentis

Vital sign : Nadi : 80x/menit

Respirasi : 20x/menit

Suhu : 36,7 C

Berat badan: 20 kg

Kepala : Mata CP (-/-), SI (-/-), bibir lembab

Leher : Kelenjar getah bening tak teraba

Thorax : S1S2 normal, gallop (-),murmur (-), suara nafas vesikuler (+/+),

ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen : Datar, bising usus (+) normal, supel, nyeri tekan (-)

Ekstremitas : Akral hangat

d. Pemeriksaan penujang

Hematologi

Hb : 11,6 mg/dL

Ht : 36,4%

Leukosit : 10.000/µL

Trombosit : 324.000/µL

Malaria : (-)

Page 26: Laporan UKM Zona

Serologi Widal

S. Typhi O : 1/400

S.TyphiH : 1/100

S. Paratyphi A : (-)

S. Paratyphi B : 1/200

S. Paratyphi C :(-)

e. Diagnosis kerja

Demam tifoid

C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI

Intervensi yang dilakukan yaitu penatalaksanaan yang diberikan secara

medikamentosa maupun non medikamentosa.

Nonmedikamentosa

- Tirah baring

- Diet makananlunak

- Edukasi tentang sanitasi dan hiegine yang baik

Medikamentosa

- Paracetamol syrup 3xcth I1/2

- Kloramfenikol syrup 4xcth I

- Ambroxol syr 3xcth1

D. PELAKSANAAN

Pengobatan dilakukan pada hari Sabtu, 5 Maret 2016 di puskesmas singkawang

utara I.

E. MONITORING DAN EVALUASI

Pasien diminta dating untuk kontrol 3 hari berikutnya. Pada saat control dilakukan

evaluasi dan follow up mengenai keluhan pasien sudah berkurang atau belum. Jika

pasien bertambah lemah, direncanakan pasien dirawat inap di Puskesmas.

Page 27: Laporan UKM Zona

DOKUMENTASI