MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
-
Upload
achmad-avandi-semm -
Category
Education
-
view
1.122 -
download
7
Embed Size (px)
description
Transcript of MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED

TUGAS KELOMPOK 1MAKALAH
MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH
Disajikan Pada Materi AjarMANAJEMEN KEUANGAN DAERAH
Dosen PengajarDr. H. S MUSTAKIM . M.Si
Oleh :
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SANG BUMI RUWA JURAI
(USBRJ) BANDAR LAMPUNG 2014JL. IMAM BONJOL NO.468 BANDAR LAMPUNG TELP.(0721) 262654 , 261397 ,FAX. (0721) 261397
KATA PENGATAR
1. ACHMAD AVANDI
2. AGUSTIAWAN
3. NGATINO
4. SEP EKA ADIANSYAH
5. DARWIS STIABUDI
6. ZARKASI
7. RISTIYATI
8. MAITA EFRIYANTI
9. MERI SITIAMIN BR GINTING
10. ESANING WIGATI
11. DESSI TRISNA
12. KARMILA
13. WILLI ANDREI
136 11011 291
136 11011 290
136 11011 274
136 11011 250
136 11011 269
136 11011 270
136 11011 246
136 11011 245
136 11011 241
136 11011 294
136 11011 319
136 11011 320
136 11011 323

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis Dapat menyusun dan Menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Lampung , September 2014
Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................
KATA PENGATAR...................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................,............
1.3 Tujuan Penulisan................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Dan Pendapatan Daerah.......................................................
2.2Sumber-sumber Pendapatan Daerah.........................................................................
2.3 Pengertian Keuangan Daerah.................................................................................
2.4 Sumber- Sumber Keuangan daerah…......................................................................
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN ........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manajemen merupakan sebuah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat
di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan.
Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis
bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi
manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan
mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi tiga yaitu:
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (organizing)
3. Pengarahan (directing)
Bagaimanakah Dengan Pendapatan Daerah? Pendapatan Daerah Merupakan
Pendapatan Yang Diperoleh Pemerintah Daerah Dari Berbagai Sumber Yang Ditetapkan
Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan Untuk Membiayai Pelaksanaan Pemerintah
Daerah.
Penyajian Makalah Kali Ini Akan Membahas Mengenai Manajemen Pendapatan
Daerah Dan Keuangan yang Akan Disajikan Ke Dalam Bab Selanjutnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penyajian makalah ini dirumuskan ke dalam
beberapa bagian penting menyangkut Manajemen Pendapatan Daerah yaitu:
1. Apakah pengertian Manajemen Dan pendapatan daerah?
2. Bagaimanakah sumber-sumber pendapatan daerah?
4. Apakah pengertian Keuangan Daerah?
5. Bagaimanakah Sumber-Sumber Keuangan Daerah?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penyusunan makalah ini
bertujuan untuk:
1. Mengetahui Pengertian Manajemen Dan pendapatan daerah
2. Mengetahui sumber-sumber Pendapapatan Asli Daerah
3. Mengetahui pengertian Keuangan Daerah
4. Mengetahui Sumber-Sumber Keuangan Daerah

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Sebagaimana diketahui bahwa manajemen mencakup aktivitas untuk mencapai
tujuan ,yang dilakukan individu-individu yang memberikan kontribusi terbaik melalui
tindakan – tindakan yang telah ditetapkan sebelumnya.hal ini berarti manajemen meliputi
pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan.ditetapkan dan memahami cara
melakukannya.serta mengukur efektivitas usaha mereka.
Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih dalam periode anggaran tertentu (UU.No 32 Tahun 2004 tentang
pemerintahan daerah), pendapatan daerah berasal dari penerimaan dari dana perimbangan
pusat dan daerah, juga yang berasal daerah itu sendiri yaitu pendapatan asli daerah serta lain-
lain pendapatan yang sah.
Perimbangan keuangan pemerintah pusat dan daerah adalah sistem pembagian
keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan, dan bertanggung jawab dalam
rangka pendanaan penyelenggaraan desentralisasi, dengan mempertimbangkan potensi,
kondisi, dan kebutuhan daerah serta besaran penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas
pembantuan. (UU.No 32 Tahun 2004).
Pengeritan pendapatan asli daerah menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 yaitu
sumber keuangan daerah yang digali dari wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari
hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Menurut Nurcholis (2007:182), pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang
diperopleh daerah dari penerimaan pajak daerah, retribusi daerah, laba perusahaan daerah,
dan lain-lain yang sah.
Pengertian Pendapatan Asli Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat Dan Daerah Pasal 1 Angka 18 Bahwa
“Pendapatan Asli Daerah, Selanjutnya Disebut PAD Adalah Pendapatan Yang Diperoleh
Daerah Yang Dipungut Berdasarkan Peraturan Daerah Sesuai Dengan Peraturan Perundang-
Undangan”.
Menurut Warsito (2001:128) Pendapatan Asli Daerah “Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Adalah Pendapatan Yang Bersumber Dan Dipungut Sendiri Oleh Pemerintah Daerah.

Sumber PAD Terdiri Dari: Pajak Daerah, Restribusi Daerah, Laba Dari Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD), Dan Pendapatan Asli Daerah Lainnya Yang Sah”.
Sedangkan Menurut Herlina Rahman(2005:38) Pendapatan Asli Daerah Merupakan
Pendapatan Daerah Yang Bersumber Dari Hasil Pajak Daerah ,Hasil Distribusi Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah
Yang Sah Dalam Menggali Pendanaan Dalam Pelaksanaan Otoda Sebagai Perwujudan Asas
Desentralisasi.
Dari beberapa pendapat di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pendapatan
asli daerah adalah semua penerimaan keuangan suatu daerah, dimana penerimaan keuangan
itu bersumber dari potensi-potensi yang ada di daerah tersebut misalnya pajak daerah,
retribusi daerah dan lain-lain, serta penerimaan keuangan tersebut diatur oleh peraturan
daerah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Merupakan Pendapatan Daerah Yang Bersumber Dari
Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah, Basil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan, Dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah, Yang Bertujuan Untuk
Memberikan Keleluasaan Kepada Daerah Dalam Menggali Pendanaan Dalam Pelaksanaan
Otonomi Daerah Sebagai Mewujudan Asas Desentralisasi. (Penjelasan UU No.33 Tahun
2004)
2.2 Sumber-Sumber Pendapatan Asli Daerah
Dalam Upaya Memperbesar Peran Pemerintah Daerah Dalam Pembangunan,
Pemerintah Daerah Dituntut Untuk Lebih Mandiri Dalam Membiayai Kegiatan Operasionah
Rumah Tangganya. Berdasarkan Hal Tersebut Dapat Dilihat Bahwa Pendapatan Daerah
Tidak Dapat Dipisahkan Dengan Belanja Daerah, Karena Adanya Saling Terkait Dan
Merupakan Satu Alokasi Anggaran Yang Disusun Dan Dibuat Untuk Melancarkan Roda
Pemerintahan Daerah. (Rozali Abdullah, 2002)
Sebagaimana Halnya Dengan Negara, Maka Daerah Dimana Masing-Rnasing
Pemerintah Daerah Mempunyai Fungsi Dan Tanggung Jawab Untuk Meningkatkan
Kehidupan Dan Kesejahteraan Rakyat Dengan Jalan Melaksanakan Pembangunan Disegala
Bidang Sebagaimana Yang Tercantum Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Tentang Pemerintah Daerah Bahwa “Pemerintah Daerah Berhak Dan Berwenang

Menjalankan Otonomi, Seluas-Iuasnya Untuk Mengatur Dan Mengurus Sendiri Urusan
Pemerintahan Berdasarkan Asas Otonomi Dan Tugas Pembantuan”. (Pasal 10)
Adanya Hak, Wewenang, Dan Kewajiban Yang Diberikan Kepada Daerah Untuk
Mengatur Dan Mengurus Rumah Tangganya Sendiri, Merupakan Satu Upaya Untuk
Meningkatkan Peran Pemerintah Daerah Dalam Mengembangkan Potensi Daerahnya Dengan
Mengelola Sumber-Sumber Pendapatan Daerah Secara Efisien Dan Efektif Khususnya
Pendapatan Asli Daerah Sendiri.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
Daerah Mengisyaratkan Bahwa Pemerintah Daerah Dalam Mengurus Rumah Tangganya
Sendiri Diberikan Sumber-Sumber Pedapatan Atau Penerimaan Keuangan Daerah Untuk
Membiayai Seluruh Aktivitas Dalam Rangka Pelaksanaan Tugas-Tugas Pemerintah Dan
Pembangunan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Secara Adil Dan Makmur.
Menurut Feni Rosalia (Dalam Bintoro Tjokroamidjojo 1984: 160) Sumber-Sumber
Pendapatan Asli Daerah Antara Lain:
a) Dari Pendapatan Melalui Pajak Yang Sepenuhnya Diserahkan Kepada Daerah Atau
Yang Bukan Menjadi Kewenangan Pemajakan Pemerintah Pusat Dan Masih Ada
Potensinya Di Daerah;
b) Penerimaan Dari Jasa-Jasa Pelayanan Daerah, Misalnya Retribusi, Tarif Perizinan
Tertentu, Dan Lain-Lain;
c) Pendapatan-Pendapatan Daerah Yang Diperoleh Dari Keuntungan-Keuntungan
Perusahaan Daerah, Yaitu Perusahaan Yang Mendapat Modal Sebagian Atau Seluruh
Dari Kekayaan Daerah;
d) Penerimaan Daerah Dari Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan
Daerah, Dengan Ini Dimaksudkan Sebagai Bagian Penerimaan Pusat Dan Kemudian
Diserahkan Kepada Daerah;
e) Pendapatan Daerah Karena Pemberian Subsidi Secara Langsung Atau Yang
Penggunaannya Ditentukan Daerah Tersebut;
f) Seiring Terdapat Pemberian Bantuan Dari Pemerintah Pusat Yang Bersifat Khusus
Karena Keadaan Tertentu. Di Indonesia Hal Ini Disebut Ganjaran;
g) Penerimaan-Penerimaan Daerah Yang Didapat dari Pinjaman-Pinjaman Yang
Dilakukan Pemerintah Daerah

Adapun Sumber-Sumber Pendapatan Daerah Menurut Undang-Undang Ri No.32
Tahun 2004 Pasal 157, Yaitu :
1. Pendapatan asli daerah (PAD) yang terdiri dari :
1) Hasil pajak daerah yaitu Pungutan daerah menurut peraturan yang ditetapkan oleh
daerah untuk pembiayaan rumah tangganya sebagai badan hukum publik. Pajak daerah
sebagai pungutan yang dilakukan pemerintah daerah yang hasilnya digunakan untu
pengeluaran umum yang balas jasanya tidak langsung diberikan sedang pelaksanannya
bisa dapat dipaksakan.
Pajak Merupakan Sumber Keuangan Pokok Bagi Daerah-Daerah Disamping Retribusi
Daerah. Pengertian Pajak Secara Umum Telah Diajukan Oleh Para Ahli, Misalnya
Rochmad Sumitro Yang Merumuskannya “Pajak Lokal Atau Pajak Daerah Ialah Pajak
Yang Dipungut Oleh Daerah-Daerah Seperti Provinsi, Kotamadya, Kabupaten, Dan
Sebagainya”.
2) Hasil retribusi daerah yaitu pungutan yang telah secara sah menjadi pungutan daerah
sebagai pembayaran pemakaian atau karena memperoleh jasa atau karena memperoleh
jasa pekerjaan, usaha atau milik pemerintah daerah bersangkutan. Retribusi daerah
mempunyai sifat-sifat yaitu pelaksanaannya bersifat ekonomis, ada imbalan langsung
walau harus memenuhi persyaratan-persyaratan formil dan materiil, tetapi ada alternatif
untuk mau tidak membayar, merupakan pungutan yang sifatnya budgetetairnya tidak
menonjol, dalam hal-hal tertentu retribusi daerah adalah pengembalian biaya yang telah
dikeluarkan oleh pemerintah daerah untuk memenuhi permintaan anggota masyarakat.
Pengertian Retribusi Daerah Dapat Ditetusuri Dari Pendapat-Pendapat Para Ahli,
Misalnya Panitia Nasrun Merumuskan Retribusi Daerah (Josef Kaho Riwu, 2005:171)
Adalah Pungutan Daerah Sebagal Pembayaran Pemakaian Atau Karena Memperoleh
Jasa Pekerjaan, Usaha Atau Milik Daerah Untuk Kepentingan Umum, Atau Karena Jasa
Yang Diberikan Oleh Daerah Baik Iangsung Maupun Tidak Iangsung”.
3) Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Hasil perusahaan milik daerah merupakan pendapatan daerah dari keuntungan bersih
perusahaan daerah yang berupa dana pembangunan daerah dan bagian untuk anggaran
belanja daerah yang disetor ke kas daerah, baik perusahaan daerah yang

dipisahkan,sesuai dengan motif pendirian dan pengelolaan, maka sifat perusahaan
dareah adalah suatu kesatuan produksi yang bersifat menambah pendapatan daerah,
memberi jasa, menyelenggarakan kemamfaatan umum, dan memperkembangkan
perekonomian daerah.
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Berarti Kekayaan Daerah Yang Dilepaskan Dan
Penguasaan Umum Yang Dipertanggung Jawabkan Melalui Anggaran Belanja Daerah
Dan Dimaksudkan Untuk Dikuasai Dan Dipertanggungjawabkan Sendiri.
Dalam Hal Ini Hasil Laba Perusahaan Daerah Merupakan Salah Satu Daripada
Pendapatan Daerah Yang Modalnya Untuk Seluruhnya Atau Untuk Sebagian
Merupakan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan. Maka Sewajarnya Daerah Dapat Pula
Mendirikan Perusahaan Yang Khusus Dimaksudkan Untuk Menambah Penghasilan
Daerah Disamping Tujuan Utama Untuk Mempertinggi Produksi, Yang Kesemua
Kegiatan Usahanya Dititkberatkan Kearah Pembangunan Daerah Khususnya Dan
Pembangunan Ekonomi Nasional Umumnya Serta Ketentraman Dan Kesenangan Kerja
Dalam Perusahaan Menuju Masyarakat Adil Dan Makmur. Oleh Karena Itu, Dalam
Batas-Batas Tertentu Pengelolaan Perusahaan Haruslah Bersifat Professional Dan Harus
Tetap Berpegang Pada Prinsip Ekonomi Secara Umum, Yakni Efisiensi. (Penjelasan
Atas UU No.5 Tahun 1962)
Berdasarkan Ketentuan Di Atas Maka Walaupun Perusahaan Daerah Merupakan Salah
Satu Komponen Yang Diharapkan Dapat Memberikan Kontribusinya Hagi Pendapatan
Daerah, Tapi Sifat Utama Dan Perusahaan Daerah Bukanlah Berorientasi Pada Profit
(Keuntungan), Akan Tetapi Justru Dalam Memberikan Jasa Dan Menyelenggarakan
Kemanfaatan Umum. Atau Dengan Perkataan Lain, Perusahaan Daerah Menjalankan
Fungsi Ganda Yang Harus Tetap Terjainin Keseimbangannya, Yakni Fungsi Sosial Dan
Fungsi Ekonomi.
Walaupun Demikian Hal Ini Tidak Berarti Bahwa Perusahaan Daerah Tidak Dapat
Memberikan Kontribusi Maksimal Bagi Ketangguhan Keuangan Daerah. Pemenuhan
Fungsi Sosial Oleh Perusahaan Daerah Dan Keharusan Untuk Mendapat Keuntungan
Yang Memungkmnkan Perusahaan Daerah Dapat Memberikan Sumbangan Bagi
Pendapatan Daerah, Bukanlah Dua Pilihan Dikotomis Yang Saling Bertolak Belakang.
Artinya Bahwa Pemenuhan Fungsi Sosial Perusahaan Daerah Dapat Berjalan Seiring

Dengan Pemenuhan Fungsi Ekonominya Sebagal Badan Ekonomi Yang Bertujuan
Untuk Mendapatkan Laba/Keuntungan. Hal Ini Dapat Berjalan Apabila Profesionalisme
Dalam Pengelolaannya Dapat Diwujudkan. (Josef Kaho Riwu, 2005:188)
4) Lain-lain pendapatan daerah yang sah ialah pendapatan-pendapatan yang tidak termasuk
dalam jenis-jenis pajak daerah, retribusli daerah, pendapatan dinas-dinas. Lain-lain
usaha daerah yang sah mempunyai sifat yang pembuka bagi pemerintah daerah untuk
melakukan kegiatan yang menghasilkan baik berupa materi dalam kegitan tersebut
bertujuan untuk menunjang, melapangkan, atau memantapkan suatu kebijakan daerah
disuatu bidang tertentu.
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Sebagaimana Dimaksud Pada Ayat (1) Huruf
d, Meliputi:
A) Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang Tidak Dipisahkan;
B) Jasa Giro;
C) Pendapatan Bunga;
D) Keuntungan Selisih Nilai Tukar Rupiah Terhadap Mata Uang Asing; Dan Komisi,
Potongan, Ataupun Bentuk Lain Sebagai Akibat Dan Penjualan Dan/Atau Pengadaan
Barang Dan/Atau Jasa Oleh Daerah
2. Dana perimbangan
Dana Perimbangan diperoleh melalui bagian pendapatan daerah dari penerimaan pajak bumi
dan bangunan baik dari pedesaan, perkotaan, pertambangan sumber daya alam dan serta bea
perolehan hak atas tanah dan bangunan. Dana perimbangan terdiri atas dana bagi hasil, dana
alokasi umum, dan dana alokasi khusus.
3. Lain-lain pendapatan daerah yang sah
Lain–Lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah pendapatan daerah dari sumber lain misalnya
sumbangan pihak ketiga kepada daerah yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku.

2.3 Keuangan Daerah
Menurut Deddy Supriady Bratakusumah & Dadang Solihin (2004 : 379) keuangan
daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang
berhubungan dengan hak dan kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah
tersebut, dalam kerangka Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban
daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang
termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah tersebut.
Dengan demikian keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang. Keuangan
daerah digunakan untuk membiayai semua kebutuhan daerah dalam penyelenggaraan
pemerintahan.
2.4 Sumber Keuangan Daerah
Dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, sumber pendapatan daerah
terdiri atas :
a. Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disebut PAD, yaitu penerimaan yang diperoleh
Daerah dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan Peraturan
Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (Pasal 1 Undang-Undang
Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah).
b. Dana Perimbangan
Merupakan sumber Pendapatan Daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung
pelaksanaan kewenangan pemerintahan daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi
kepada daerah, yaitu terutama peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang
semakin baik. Dana Perimbangan merupakan kelompok sumber pembiayaan pelaksanaan

desentralisasi yang alokasinya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, mengingat
tujuan masing-masing jenis penerimaan tersebut saling mengisi dan melengkapi (Deddy
Supriady Bratakusumah & Dadang Solihin, 2007 : 173-174).
Dana Perimbangan merupakan sumber pembiayaan yang berasal dari bagian daerah
dari Pajak Bumi dan Bangunan,Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, penerimaan
dari sumberdaya alam,serta Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus(AhmadYani,
2004 : 15).
Lebih jelasnya Dana Perimbangan terdiri:
Dana bagi hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi (Pasal 1 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004).
Dana Alokasi Umum :
Dana Alokasi Umum, selanjutnya disebut DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan
APBN, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah
untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi (Pasal 1 Undang-
Undang Nomor 33 Tahun 2004).
Dana Alokasi Khusus
Dana Alokasi Khusus, selanjutnya disebut DAK adalah dana yang bersumber dari pendapatan
APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai
kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai prioritas nasional (Pasal 1
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004).
c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Menurut Pasal 43 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, lain-lain pendapatan terdiri atas pendapatan
hibah dan pendapatan dana darurat. Hibah adalah Penerimaan Daerah yang berasal dari
pemerintah negara asing, badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional, Pemerintah,
badan/lembaga dalam negeri atau perseorangan, baik dalam bentuk devisa, rupiah maupun
barang dan/atau jasa, termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang tidak perlu dibayar kembali.
Sedangkan Dana Darurat adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada
Daerah yang mengalami bencana nasional, peristiwa luar biasa, dan/atau krisis solvabilitas.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendapatan Daerah Adalah Semua Hak Daerah Yang Diakui Sebagai Penambah Nilai
Kekayaan Bersih Dalam Periode Anggaran Tertentu (UU.No 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah), Pendapatan Daerah Berasal Dari Penerimaan Dari Dana
Perimbangan Pusat Dan Daerah, Juga Yang Berasal Daerah Itu Sendiri Yaitu
Pendapatan Asli Daerah Serta Lain-Lain Pendapatan Yang Sah.
Pendapatan Asli Daerah Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 Yaitu Sumber
Keuangan Daerah Yang Digali Dari Wilayah Daerah Yang Bersangkutan Yang
Terdiri Dari Hasil Pajak Daerah, Hasil Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan Dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah.
Sumber-Sumber Pendapatan Asli Menurut Undang-Undang RI No.32 Tahun 2004
Yaitu :
A. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Yang Terdiri Dari :
Hasil Pajak Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Hasil Perusahaan Milik Daerah Dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
B. Dana Perimbangan Diperoleh Melalui Bagian Pendapatan Daerah Dari Penerimaan
Pajak Bumi Dan Bangunan Baik Dari Pedesaan, Perkotaan, Pertambangan Sumber
Daya Alam Dan Serta Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan. Dana
Perimbangan Terdiri Atas Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Alokasi
Khusus.
C. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Adalah Pendapatan Daerah Dari Sumber
Lain Misalnya Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Daerah Yang Dilaksanakan Sesuai
Dengan Peraturan Perundangan-Undangan Yang Berlaku.
Keuangan Daerah Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Keuangan Daerah Adalah Semua
Hak Dan Kewajiban Daerah Dalam Rangka Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Yang Dapat Dinilai Dengan Uang Termasuk Di Dalamnya Segala Bentuk Kekayaan
Yang Berhubungan Dengan Hak Dan Kewajiban Daerah Tersebut.

Dengan Demikian Keuangan Daerah Adalah Semua Hak Dan Kewajiban Daerah Dalam
Rangka Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Yang Dapat Dinilai Dengan Uang
Sumber Keuangan Daerah
1. Pendapatan Asli Daerah
2. Dana Perimbangan
3. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Yani. 2004. Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada.
Deddy Supriady Bratakusumah & Dadang Solihin. 2004. Otonomi Penyelenggaran
Pemerintahan Daerah. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Daerah.
Read
http://merahputih.blogspot.com/2014/08/makalah-keuangan daerah..otonomi.era baru
http://wikipedia.Manajemen.pengelolaan keuangan pendapatan daearah,Achmadavandise.c