Makalah Terorisme Klp VI

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil dan orang orang yang berbeda ideology atau pikiran. Terorisme sekarang hangat di bicarakan di media media pemberitaa baik nasional maupun media internasional walaupunTerorisme yang ada di dunia saat ini bukanlah merupakan hal baru, namun menjadi aktual terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York, Amerika Serikat pada tanggal 11 September 2001, dikenal sebagai “September Kelabu”, yang memakan 3000 korban. Serangan dilakukan melalui udara, tidak menggunakan pesawat tempur, melainkan menggunakan pesawat komersil milik perusahaan Amerika sendiri, sehingga tidak tertangkap oleh radar Amerika Serikat.Tiga pesawat komersil milik Amerika Serikat dibajak, dua diantaranya ditabrakkan ke menara kembar Twin Towers World Trade Centre dan gedung Pentagon. lalu Tragedi bom Bali I, tanggal 12 Oktober 2002 yang merupakan tindakan teror, menimbulkan korban sipil terbesar di dunia, yaitu menewaskan 184 orang dan melukai lebih dari 300 orang. Lalu bom bunuh diri di hotel jw marriots kuningan yang menyebabkan situasi di Indonesia kala itu menjadi tidak kondusif dan.selanjutnya bom bunuh diri marak terjadi di berbagai daerah terutama Negara timur tengah. Kejadian ini merupakan isu global yang mempengaruhi kebijakan- kebijakan diseluruh negara-negara di dunia, sehingga memutuskan

description

makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas pancasila

Transcript of Makalah Terorisme Klp VI

Page 1: Makalah Terorisme Klp VI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan

teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada

tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak

serta seringkali merupakan warga sipil dan orang orang yang berbeda ideology atau pikiran.

Terorisme sekarang hangat di bicarakan di media media pemberitaa baik nasional maupun

media internasional walaupunTerorisme yang ada di dunia saat ini bukanlah merupakan hal baru,

namun menjadi aktual terutama sejak terjadinya peristiwa World Trade Centre (WTC) di New York,

Amerika Serikat pada tanggal 11 September 2001, dikenal sebagai “September Kelabu”, yang

memakan 3000 korban. Serangan dilakukan melalui udara, tidak menggunakan pesawat tempur,

melainkan menggunakan pesawat komersil milik perusahaan Amerika sendiri, sehingga tidak

tertangkap oleh radar Amerika Serikat.Tiga pesawat komersil milik Amerika Serikat dibajak, dua

diantaranya ditabrakkan ke menara kembar Twin Towers World Trade Centre dan gedung Pentagon.

lalu Tragedi bom Bali I, tanggal 12 Oktober 2002 yang merupakan tindakan teror, menimbulkan

korban sipil terbesar di dunia, yaitu menewaskan 184 orang dan melukai lebih dari 300 orang. Lalu

bom bunuh diri di hotel jw marriots kuningan yang menyebabkan situasi di Indonesia kala itu menjadi

tidak kondusif dan.selanjutnya bom bunuh diri marak terjadi di berbagai daerah terutama Negara

timur tengah.

Kejadian ini merupakan isu global yang mempengaruhi kebijakan-kebijakan diseluruh

negara-negara di dunia, sehingga memutuskan untuk memerangi Terorisme sebagai musuh

internasional.untuk Indonesia tindak pidana terorisme telah diatur dalam Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang (Perpu) nomor 1 tahun 2002, yang pada tanggal 4 April 2003 disahkan

menjadi Undang-Undang dengan nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Terorisme. Undang undang ini di buat Karena terorisme sangatlah menyimpang dengan nilai- nilai

pancasila dan ajaran moral pancasila

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini selain untuk memenuhi tugas perkuliahan adalah

sebagai berikut,

1. Mengetahui apa yang disebut dengan terorisme.

2. Mengetahui hubungan antara terorisme dengan nilai-nilai pancasila.

3. Mengetahui penyimpangan terorisme terhadap nilai-nilai pancasila.

4. Sebagai referensi mata kuliah pancasila.

Page 2: Makalah Terorisme Klp VI

1.3 Rumusan Masalah

1. Apakah yang di maksud dengan terorisme?

2. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari terorisme bagi indonesia maupun dunia?

3. Apakah ada hubungan antara terorisme dan nilai-nilai pancasila?

4. Mengapa masih ada terorisme di indonesia, padahal ada pancasila sebagai landasan ideologi

bangsa?

Page 3: Makalah Terorisme Klp VI

BAB II

ISI

2.1 Istilah Terorisme

Terorisme secara kasar merupakan suatu istilah yang digunakan untuk penggunaan

kekerasan terhadap penduduk sipil/non kombatan untuk mencapai tujuan politik, dalam skala lebih

kecil daripada perang. Dari segi bahasa, istilah teroris berasal dari Perancis pada abad 18. Kata

Terorisme yang artinya dalam keadaan teror ( under the terror ), berasal dari bahasa latin

”terrere”yang berarti gemetaran dan ”detererre” yang berarti takut.

Istilah terorisme pada awalnya digunakan untuk menunjuk suatu musuh dari sengketa

teritorial atau kultural melawan ideologi atau agama yang melakukan aksi kekerasan terhadap publik.

Istilah terorisme dan teroris sekarang ini memiliki arti politis dan sering digunakan untuk

mempolarisasi efek yang mana terorisme tadinya hanya untuk istilah kekerasan yang dilakukan oleh

pihak musuh, dari sudut pandang yang diserang. Polarisasi tersebut terbentuk dikarenakan ada

relativitas makna terorisme yang mana menurut Wiliam D Purdue ( 1989 ), the use word terorism is

one method of delegitimation often use by side that has the military advantage.

Sedangkan teroris merupakan individu yang secara personal terlibat dalam aksi terorisme.

Penggunaan istilah teroris meluas dari warga yang tidak puas sampai pada non komformis politik.

Aksi terorisme dapat dilakukan oleh individu, sekelompok orang atau negara sebagai

alternatif dari pernyataan perang secara terbuka. Negara yang mendukung kekerasan terhadap

penduduk sipil menggunakn istilah positif untuk kombatan mereka, misalnya antara lain paramiliter,

pejuang kebebasan atau patriot. Kekerasan yang dilakukan oleh kombatan negara, bagaimanapun

lebih diterima daripada yang dilakukan oleh ” teroris ” yang mana tidak mematuhi hukum perang dan

karenanya tidak dapat dibenarkan melakukan kekerasan. Negara yang terlibat dalam peperangan juga

sering melakukan kekerasan terhadap penduduk sipil dan tidak diberi label sebagai teroris. Meski

kemudian muncul istilah State Terorism, namun mayoritas membedakan antara kekerasan yang

dilakukan oleh negara dengan terorisme, hanyalah sebatas bahwa aksi terorisme dilakukan secara

acak, tidak mengenal kompromi , korban bisa saja militer atau sipil , pria, wanita, tua, muda bahkan

anak-anak, kaya miskin, siapapun dapat diserang.

Kebanyakan dari definisi terorisme yang ada menjelaskan empat macam kriteria, antara lain

target, tujuan, motivasi dan legitmasi dari aksi terorisme tersebut. Pada Bulan November 2004 , Panel

PBB mendifinisikan terorisme sebagai :

” Any action intended to cause death or serious bodily harm to civilians, non combatans, when the

purpose of such act by is nature or context, is to intimidate a population or compel a government or

international organization to do or to abstain from doing any act”

Page 4: Makalah Terorisme Klp VI

Yang dalam terjemahan bebasnya adalah: segala aksi yang dilakukan untuk menyebabkan

kematian atau kerusakan tubuh yag serius bagi para penduduk sipil, non kombatan dimana tujuan dari

aksi tersebut berdasarkan konteksnya adalah untuk mengintimidasi suatu populasi atau memaksa

pemerintah atau organisasi internasional untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Dapat dikatakan secara sederhana bahwa aksi-aksi terorisme dilatarbelakangi oleh motif –

motif tertentu seperti motif perang suci, motif ekonomi, motif balas dendam dan motif-motif

berdasarkan aliaran kepercayaan tertentu. Namun patut disadari bahwa terorisme bukan suatu ideologi

atau nilai-nilai tertentu dalam ajaran agama. Ia sekedar strategi , instrumen atau alat untuk mencapai

tujuan . Dengan kata lain tidak ada terorisme untuk terorisme, kecuali mungkin karena motif-motif

kegilaan (madness).

2.2 Faktor-faktor terjadinya terorisme di indonesia

Menurut sebagian besar aktifis yang tergabung dalam kelompok Tanzim al-Qaidah di Aceh,

faktor-faktor pendorong terbentuknya radikalisme dan terorisme di Indonesia bukanlah semata-mata

untuk kepentingan individu. Sebab, apabila dimotivasi untuk kepentingan individu, maka semestinya

hal tersebut apa yang dilakukannya dan tindakannya tidak menyakitkan baik itu diri sendiri maupun

orang lain. Adapun faktor-faktor yang mendorong terbentuknya terorisme:

1. Faktor ekonomi

Kita dapat menarik kesimpulan bahwa faktor ekonomi merupakan motif utama bagi para

terorisme dalam menjalankan misi mereka. Keadaan yang semakin tidak menentu dan kehidupan

sehari-hari yang membikin resah orang untuk melakukan apa saja. Dengan seperti ini pemerintah

harus bekerja keras untuk merumuskan rehabilitasi masyarakatnya. Kemiskinan membuat orang gerah

untuk berbuat yang tidak selayaknya diperbuat seperti; membunuh, mengancam orang, bunuh diri,

dan sebagainya.

2. Faktor sosial

Orang-orang yang mempunyai pikiran keras di mana di situ terdapat suatu kelompok garis

keras yang bersatu mendirikan Tanzim al-Qaidah Aceh. Dalam keseharian hidup yang kita jalani

terdapat pranata social yang membentuk pribadi kita menjadi sama. Situasi ini sangat menentukan

kepribadian seseorang dalam melakukan setiap kegiatan yang dilakukan. Sistem social yang dibentuk

oleh kelompok radikal atau garis keras membuat semua orang yang mempunyai tujuan sama

dengannya bisa mudah berkomunikasi dan bergabung dalam garis keras atau radikal.

3. Faktor Ideologi

Faktor ini yang menjadikan seseorang yakin dengan apa yang diperbuatnya. Perbuatan yang

mereka lakukan berdasarkan dengan apa yang sudah disepakati dari awal dalam perjanjiannya. Dalam

setiap kelompok mempunyai misi dan visi masing-masing yang tidak terlepas dengan ideologinya.

Page 5: Makalah Terorisme Klp VI

Dalam hal ini terorisme yang ada di Indonesia dengan keyakinannya yang berdasarkan Jihad yang

mereka miliki.

2.3 Dampak-dampak terorisme terhadap pertahanan Negara

Terorisme mempunyai dampak positif dan dampak negative, antara lain:

1. Dampak Positif Terorisme

Semua kegiatan terorisme yang merusak tatanan kesejahteraan penduduk bangsa ini mau

tidak mau sudah kita rasakan pengaruhnya, entah itu pengaruh positif ataupun pengaruh negatif.

Pengaruh tersebut secara tidak langsung mulai masuk kedalam gaya kehidupan berbangsa, bernegara

dan bermasyarakat dari seluruh rakyat Indonesia. Aksi dan tidakan para pelaku teror membuat rakyat

takut dan mulai mewaspadai kejahatan terorisme di dalam kehidupan nasional Indonesia.

Berbagai pengaruh positif bagi kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat dari

timbulnya masalah terorisme di Negara ini memanglah sedikit, namun pada hakekatnya setiap

masalah yang muncul dari Negara ini pasti akan membawa hikmah yang baik bagi kehidupan

nasional. Adanya serangan teroris yang sering muncul dan menghantui rakyat Indonesia dalam satu

dekade terakhir membuat masyarakat Indonesia mengerti apa sebetulnya deefinisi dari kata “jihad”

yang selalu menjadi alasan bagi para teroris untuk terus melakukan aksinya. Masyarakat awampun

juga sudah mulia mengerti bahwa jihad yang sebenarnya bukan seperti jihad yang dilakukan oleh para

teroris.

Selain itu keamanan Negara juga mulai ditingkatkan oleh para aparat militer, semua itu

dilakukan demi mengatasi masalah teroris yang mengancam keamanan Negara ini. Semakin hari

kesiapan aparat penegak hukum untuk mengatasi masalah terorisme terus ditingkatkan.Setidaknya hal

tersebut juga menjanjikan sedikit rasa aman bagi masyarakat Indonesia yang resah akan adanya

kegiatan terorisme di Negara ini.

Berhasil ditumpasnya beberapa teroris yang sudah menjadi incaran dari kepolisian

internasional juga memberikan sedikit rasa bangga terhadap rakyat Indonesia akan prestasi yang

diraih oleh aparat penegak hukum dari republik ini. Keberhasilan POLRI menangkap beberapa teroris

dan membunuh beberapa teroris kawakan dalam beberapa tahun terkhir menunjukan bahwa

kemampuan dan ketrampilan terdapat peningkatan yang cukup baik ditengah menurunnyacitra polisi

di mata masyarakt Indonesia.

2. Apa dampak negatif dari kegiatan terorisme di Indonesia?

Pengaruh negatif yang timbul akibat adanya masalah terorisme di dalam bangsa ini cenderung

sangat banyak sekali, dari mulai nasionalisme, rasa was-was akan adanya kejahatan terorisme, rasa

saling tidak percaya antar umat beragama, pengaruh psikologis bagi para anak muda Indonesia yang

masih labil emosinya, dan lain-lain. Semua pengaruh negatif tersebut secara langsung mengganggu

Page 6: Makalah Terorisme Klp VI

tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Belum lagi adanya kelompok-kelompok yang ingin

mengganti ideologi bangsa menjadi ideologi yang berlandaskan Islam yang dilakukan secara

sembunyi-sembunyi.

Adanya rasa saling tidak percaya antar umat beragama yang diawali dari aksi teror yang

mengatas namakan agama menjadikan citra salah satu agama menjadi buruk di mata umat beragama

lain. Dari hal tersebut yang dikhawatirkan adalah menurunnya rasa saling menghormati antar umat

beragama di Indonesia yang selanjutnya dapat mengurangi rasa kesatuan dan persatuan dari rakyat

Indonesia. Kemudian dari segi keamanan dan kenyamanan yang terusik akibat adanya aksi terorisme.

Indonesia memiliki banyak tempat wisata yang sudah terkenal sampai ke manca Negara dan

kemungkinan sudah menjadi incaran para teroris untuk melakukan aksinya. Maka, banyak wisatawan

yang mengurungkan niatnya untuk mengunjungi tempat-tenpat wisata tersebut. Adanya hal

tersebutlah yang membuat penduduk Indonesia menjadi was-was untk melaksanakan aktifitasnya.

Selain itu, hal tersebut juga berpengaruh terhadap pendapatan Negara dari wisatawan-wisatawan asing

yang berkunjung ke Indonesia menjadi berkurang karena takut akan adanya aksi terorisme yang ada di

Negara ini.

Rasa nasionalisme yang menurun akibat adanya masalah terorisme tergambar dari begitu

mudahnya para pelaku bom bunuh diri yang sebagaian besar adalah anak muda Indonesia yang mudah

terpengaruh oleh doktrin-doktrin yang mengarah pada separatisme. Begitu mudahnya mereka terjebak

dan tertipu akan “iming-iming” yang dijanjikan para teroris yang mendoktrin mereka agar mereka

bersedia menjadi pelaku teror yang menghancurkan bangsanya sendiri, ini menunjukan rasa

nasionalisme mereka sangat rendah terhadap Negara ini hal tersebutpun juga dapat mengganggu

keyakinan penduduk lain akan kedaulatan bangsa ini. Seharusnya hal tersebut dapat dihindari apabila

generasi muda dari bangsa ini lebih mempunyai rasa nasionalisme yang tinggi yang benar-benar

dipupuk sejak dini.

Menurunnya rasa nasionalisme juga berkaitan erat dengan pengaruh psikologis terhadap

generasi muda dari bangsa ini. Labilnya emosi para remaja membuat doktrin-dotrin tentang

separatisme menjadi lebih mudah dimasukan kedalam pikiran mereka. Adanya ajaran-ajaran baru

yang negatif yang sampai saat ini membuat para generasi muda semakin kebingungan untuk

menentukan jalan hidup mereka, karena para remaja cenderung memilih segala sesuatu dengan proses

yang cepat dan mudah “cepat dan mudah untuk masuk surga”

2.4 Potensi Terorisme di Indonesia

Indonesia memiliki potensi terorisme yang sangat besar dan perlu langkah antisipasi yang

ekstra cermat. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang kadang tidak dipahami oleh orang tertentu cukup

dijadikan alasan untuk melakukan teror. Berikut ini adalah potensi-potensi terorisme tersebut :

Page 7: Makalah Terorisme Klp VI

Terorisme yang dilakukan oleh negara lain di daerah perbatasan Indonesia. Beberapa kali negara

lain melakukan pelanggaran masuk ke wilayah Indonesia dengan menggunakan alat-alat perang

sebenarnya adalah bentuk terorisme. Lebih berbahaya lagi seandainya negara di tetangga sebelah

melakukan terorisme dengan memanfaatkan warga Indonesia yang tinggal di perbatasan dan

kurang diperhatikan oleh negera. Nasionalisme yang kurang dan tuntutan kebutuhan ekonomi

bisa dengan mudah orang diatur untuk melakukan teror.

Terorisme yang dilakukan oleh warga negara yang tidak puas atas kebijakan negara. Misalnya

bentuk-bentuk teror di Papua yang dilakukan oleh OPM. Tuntutan merdeka mereka

ditarbelakangi keinginan untuk mengelola wilayah sendiri tanpa campur tangan pemerintah.

Perhatian pemerintah yang dianggap kurang menjadi alasan bahwa kemerdekaan harus mereka

capai demi kesejahteraan masyarakat. Terorisme jenis ini juga berbahaya, dan secara khusus

teror dilakukan kepada aparat keamanan.

Terorisme yang dilakukan oleh organisasi dengan dogma dan ideologi tertentu. Pemikiran sempit

dan pendek bahwa ideologi dan dogma yang berbeda perlu ditumpas menjadi latar belakang

terorisme. Bom bunuh diri, atau aksi kekerasan yang terjadi di Jakarta sudah membuktikan

bahwa ideologi dapat dipertentangkan secara brutal. Pelaku terorisme ini biasanya menjadikan

orang asing dan pemeluk agama lain sebagai sasaran.

Terorisme yang dilakukan oleh kaum kapitalis ketika memaksakan bentuk atau pola bisnis dan

investasi kepada masyarakat. Contoh nyata adalah pembebasan lahan masyarakat yang

digunakan untuk perkebunan atau pertambangan tidak jarang dilakukan dengan cara yang tidak

elegan. Terorisme bentuk ini tidak selamanya dengan kekerasan tetapi kadang dengan bentuk

teror sosial, misalnya dengan pembatasan akses masyarakat.

Teror yang dilakukan oleh masyarakat kepada dunia usaha, beberapa demonstrasi oleh

masyarakat yang ditunggangi oleh provokator terjadi secara anarkis dan menimbulkan kerugian

yang cukup besar bagi perusahaan. Terlepas dari siapa yang salah, tetapi budaya kekerasan yang

dilakukan oleh masyarakat adalah suatu bentuk teror yang mereka pelajari dari kejadian-kejadian

yang sudah terjadi.

2.5 Hubungan antara Terorisme dan Ideologi Pancasila

Keberadaan Pancasila sebagai ideologi bangsa yang dapat menjadi filter bagi masuknya

berbagai ancaman dari luar dirasa kurang berhasil, apa sebabnya? Keberhasilan membuat perangkat

hukum yang baik belum tentu memberikan dampak positif dalam mewujudkan maksud dan tujuan

hukum. Sebagus apapun produk hukum formal yang ada tidak akan ada artinya tanpa disertai

penerapan yang baik. Ironisnya, Indonesia dipandang sebagai negara yang pandai membuat perangkat

hukum namun masih lemah penerapannya. Hal ini jika dibiarkan akan mempengaruhi tingkat

kepercayaan masyarakat terhadap hukum itu sendiri.

Page 8: Makalah Terorisme Klp VI

Mengapa terorisme masih tetap berlanjut di Indonesia, padahal Indonesia memiliki Pancasila

sebagai ideologi? kehadiran terorisme seakan menggerus ideologi Pancasila yang selama ini dijadikan

landasan hidup bagi masyarakat Indonesia dalam berbangsa dan bernegara.

Sumber pokok kesalahan tidak terletak pada Pancasila. Tak ada yang salah dengan Pancasila

karena isi Pancasila tidak melenceng dari nilai-nilai yang ada. Kesalahan yang sesungguhnya terletak

pada penerapan Pancasila sebagai ideologi. Hal itu terjadi karena banyaknya orang Indonesia tidak

dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila dengan benar. Terlebih para teroris, mereka adalah orang-

orang yang tidak konsisten dalam melaksanakan isi Pancasila. Mereka mengerti dan memahami

Pancasila namun tidak menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Pertanyaan muncul dibenak kita: kenapa segelintir bangsa Indonesia menjadi “rusak”

sehingga kehilangan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang pernah muncul dengan nama harum di

dunia, antara lain sebagai pemersatu Negara-Negara dunia ke-tiga, penggagas Konfrensi Asia-Afrika,

duta perdamaian dan banyak lagi contoh yang lain. Bahkan sekarang julukan yang tidak enak

didengar mampir ditelinga kita, sebagai Negara sarang teroris.

Terorisme di Indonesia muncul di saat yang sama dengan dekade, di mana bangsa ini

melupakan Pancasila.  Tidak pernah lagi Pancasila benar-benar dihayati dan diamalkan dalam

kehidupan sehari-hari. Padahal para pendiri NKRI sejak awal menyatakan bahwa penyelamat,  

pemersatu, dan dasar Negara kita adalah Pancasila.

Bung Karno tegas-tegas berkata: “Bila bangsa Indonesia melupakan Pancasila, tidak

melaksanakan dan mengamalkannya maka bangsa ini akan hancur berkeping-keping” juga dinyatakan

bahwa barang siapa, atau kelompok manapun yang hendak menentang atau membelokkan Pancasila,

niscaya akan binasa.

Tapi itulah yang terjadi sekarang. Pancasila hanya diucapkan dibibir saja. Diajarkan di

sekolah-sekolah hanya sebagai suatu pengetahuan. Sebagai sebuah sejarah, bahwa dahulu Bung Karno

pernah mendengung-dengungkan Pancasila sebagai dasar Negara. Para siswa hafal dengan urutan

sila-sila dari Pancasila, tetapi tidak paham artinya, filosofinya, dan hakekat manfaatannya bagi

kehidupan berbangsa dan bertanah air satu, NKRI.

Terorisme di Indonesia tumbuh subur karena didukung oleh perilaku sebagian masyarakat

yang bertentangan dengan filosofi Pancasila. Setiap sila telah diselewengkan: Ketuhanan Yang Maha

Esa yang memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk memeluk agama menurut keyakinan dan

kepercayaannya, telah diracuni oleh pemikiran-pemikiran salah yang hanya mengistimewakan agama

tertentu saja.

Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, berupa penghargaan akan harkat dan martabat

kemanusiaan, yang diwujudkan dengan penghargaan terhadap hak azasi manusia diabaikan.

Ideologi Pancasila menjunjung tinggi persatuan bangsa dengan menempatkan terwujudnya

persatuan bangsa itu di atas kepentingan pribadi, kelompok, atau golongan. Kerakyatan yang dipimpin

Page 9: Makalah Terorisme Klp VI

oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, kini tercabik-cabik ditarik

ke sana kemari demi kepentingan politik praktis.

Dan terakhir, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, tinggal slogan kosong karena

adanya jurang pemisah yang amat dalam antara si-kaya dan si-miskin, yang menimbulkan

kecemburuan sosial.

Namun sebagai sebuah bangsa yang besar, kita wajib menyadari bahaya ini. Jika dibiarkan,

tak ayal bangsa Indonesia akan terpecah-pecah dan akhirnya musnah. Belum terlambat benar untuk

berbenah. Kembali pada kekeramatan Pancasila.

Selanjutnya, bagaimana cara menghapuskan terorisme dari bumi Indonesia? Hal ini

nampaknya sulit untuk dilakukan karena masyarakat Indonesia belum satu hati menyikapi terorisme.

Masih ada sebagian kecil kelompok masyarakat tertentu yang justru membela dan melindungi

terorisme dengan opini-opini yang menyesatkan. Padahal, semua negara di belahan bumi mana pun

sudah mendeklarasikan bahwa terorisme adalah musuh bersama.

Dari aspek kualitas ancaman, terorisme berpotensi merusak segala-galanya, mulai dari jiwa manusia

(korban maupun pelaku), otak dan nurani (pelaku), bangunan fisik serta bangunan ideologi bangsa

kita. Mereka bekerja sangat rahasia dan radikal, dengan menolak sebagian besar premis yang

melandasi lembaga-lembaga yang sudah ada dalam masyarakat. Bahkan pemerintah pun dianggap

sebagai pemasung rakyat. Karena itu terorisme digolongkan ke dalam jenis kejahatan luar biasa.

2.6 Penyimpangan terorisme terhadap nilai-nilai pancasila

2.6.1 Ketuhanan yang Maha Esa

Terorisme yang ada di dunia terutama di Indonesia sangatlah bertentangan dengan nilai-nilai

yang harus diamalkan dalam sila pertama pancasila ini ,walaupun para teroris umumnya mereka

melakukan aksi terror berlandaskan suatu agama dan alasan membela agama sangatlah

bertentangan  karena dalam nilai dari sila pertama ini setiap warga Negara bebas memilih agama dan

kepercayaannya masing-masing, tapi yang terjadi saat ini sangatlah jauh berbeda dari nilai-nilai

pancasila.apalagi saat ini teroris berani melakukan bom bunuh diri demi membunuh orang-orang yang

dianggap tidak sepaham atau seagama.dengan alasan mereka melakukan bom bunuh diri adalah jalan

jihad(dijamin masuk surga) padahal dalam ajaran yang sebenarnya bunuh diri itu merupakan dosa

besar yang tidak akan di ampuni oleh yang maha kuasa.lalu dilanjutkan dengan penyimpangan

terhadap sila ke-2.

2.6.2 Kemanusiaan yang adil dan beradab

Nilai yang bisa diambil dari sila kedua ini sangatlah banyak.makanya orang yang melakukan

aksi teror sangatlah menyimpang pada sila ini..mereka yang melakukan terorisme pastinya di cap

sebagai pembunuh jadi hubungan penyimpangannya sangatlah nyata.dalam sila ini di ajarkan supaya

menjadi manusia yang adil dan beradab tapi kenyataannya para terorisme tidaklah beradab.mereka

Page 10: Makalah Terorisme Klp VI

tega mengambil HAM(hak asasi manusia) mereka dengan keji membunuh sasaran atau target,jika

dipikir dengan logika mereka tak ubahnya seperti hewan yang tega membunuh mangsanya. Masih

pantaskah teroris kita sebut sebagaia manusia? Mungkin jawabannya tidak dan yang penting lagi

mereka juga bukan orang yang beradab mungkin biadab, mereka tak ada kata segan dengan korban

yang di hadapinya,mereka perpedoman kalau korban tidak mati maka aku dan korban akan mati

bersamaan. Seperti kasus bom bunuh diri.Tapi, terlepas dari ini jika kita kaji lebih dalam ternyata

antara sila ke -1 dan ke-2 ada hubungan yang sangat signifikan yaitu antara tuhan dan manusia.

Tuhan memerintahkan manusia untuk saling mengasihi dan menyayangi walaupun berbeda

pandangan,adat ,ras dll. Jadi teroris itu masih menganggap dirinya manusia adalah salah

besar.selanjutnya terorisme juga menyimpang terhadap nilai-nilai pancasila yang terkandung di sila

ke-3 yaitu:

2.6.3 Persatuan indonesia

Mengapa sila ke-3 ini masuk juga dalam pembahasan terorisme? Tentu saja masuk  jika

terorisme di biarkan maka lama kelamaan persatuan yang susah payah di bangun pastinya runtuh

makanya terorisme juga menyimpang nilai dari sila ke-3. Terorisme memilik dampak yang buruk bagi

persatuan apalagi bagi Indonesia terlebih karena bangsa Indonesia terdiri dari berbagai pula jadi

mudah dalam pemecahannya misalnya seperti GAM(Gerakan Aceh merdeka) dan papua. ini juga

merupakan aksi terorisme juga bahkan terorisme terbaru melakukan penjajahan seperti ISIS mereka

menyerang daerah-dareah dan menguasainya. Ya walaupun bukan terjadi di Indonesia tapi tetaplah

harus di waspadai karena semakin hari anggota ini semakin menjalar kemana-mana bahkan terdengar

kabar banyak orang Indonesia bekerja menjadi teroris.tentunya ini akan menjadi pekerjaan rumah bagi

para pemerintah karena jika tidak segera di tumpas pasti akan menyebabkan perpecahan di Indonesia

terlebih Indonesia memiliki ras,adat istiadat,kepercayaan yang berbeda-beda maka semakin mudahlah

mereka(teroris) untuk memecah belah bangsa ini.dan akhirnya terorisme akan berdampak pada

keadilan dan kesejahteraan rakyat .

2.6.4 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

Terorisme sangat berdampak langsung pada keadilan dan kesejahteraan masyarakat, karena

jika terjadi aksi terorisme maka perekonomian di sekitar wilayah itu akan lumpuh dan akan

berdampak pada kesejahteraan rakyat,lumpuhnya perekonomian bukan hanya di bidang

perdagangan,pertanian saja tapi juga perwisataan.dan akhinya akan membuat rakyat menderita dan

mengalami ketakutan.sedangkan nilai yang terkandung dalam sila ke-5 pancasila itu adalah

memberikan keadilan,kesejahteraan bagi seluruh rakyat tapi jika terjadi terorisme maka keadilan dan

kesejateraan tidak akan di dapat oleh rakyat. Adapun yang didapat oleh rakyat adalah kesengsaraan

dan ketakutan maka dari itu kita bersama-sama dengan pemerintah harus saling bekerja sama agar

Page 11: Makalah Terorisme Klp VI

tidak terjadi terorisme yang akhirnya akan merugikan kita dan bangsa kita tercinta ini yaitu

Indonesia.dan akhirnya untuk menghindari kejadian-kejadian yang tidak diinginkan maka pemerintah

harus segera melakukan tindakan-tindakan pencegahan,pemberantasan hingga mengadili pelaku

dengan jerat hukuman yang sepadan dengan yang sudah diperbuat.adapun upaya pencegahan

pemerintah dalam bidang ini sudah terlihat nyata seperti melakukan operasi-operasi di berbagai

daerah yang di tenggarai sebagia daerah rawan terorisme,melakukan penyuluhan-penyuluhan ke

masyarakat agar tidak terbujuk oleh para teroris supaya mengikuti jejaknya,untuk pemberantasan

rupanya pemerintah di Indonesia tidak segan-segan, pemerintah bergerak dengan cepat dan di bantu

oleh densus 88  untuk menghabisi para teroris.

Pemerintah rupanya mempunyai pedoman untuk menangkap para teroris baik hidup atau

mati. Untuk teroris yang tertangkap dalam keadaan masih hidup maka akan di jerat dengan pasal-

pasal yang telah di buat oleh pemerintah.adapun  pasal yang dibuat untuk mengatur tentang terorisme

adalah sebagai berikut: Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Terorisme pada ayat 6 dan 7 yang berisi tentang hukum pidana bagi teroris.Adapun Pasal 6 berbunyi

“Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan menimbulkan

suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat

massal, dengan cara merampas kemerdekaan atau hilangnya nyawa dan harta benda orang lain, atau

mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan

hidup atau fasilitas publik atau fasilitas internasional, dipidana dengan pidana mati atau penjara

seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh)

tahun.”dan Pasal 7 berbunyi “Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan kekerasan atau

ancaman kekerasan bermaksud untuk menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang

secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat massal dengan cara merampas kemerdekaan

atau hilangnya nyawa atau harta benda orang lain, atau untuk menimbulkan kerusakan atau

kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis, atau lingkungan hidup, atau fasilitas publik,

atau fasilitas internasional, dipidana dengan pidana penjara paling lama seumur hidup”.

Selain undang-undang diatas masih ada undang-undang yang lain untuk memperkuat hokum

yang ada pada undang-undang diatas seperti: UU No. 39 Tahun 2002 tentang Hak Asasi

Manusia.,  pasal 28 i ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981

tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP)

Page 12: Makalah Terorisme Klp VI

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa terorisme sangatlah berbahaya

bagi suatu Negara khususnya dan bagi dunia umumnya.Aksi terorisme terjadi pasti ada sebab

atau faktor-faktornya yaitu mulai dari perbedaan ideologi, ekonomi, social budaya bahkan

sampai aksi balas dendam. Tentunya jika aksi terorisme ini dibiarkan maka  dapat

menyebabkan kesengsaraan, penderitaan perpecahan yang tentunya sangatlah bertentangan

dengan nilai-nilai pancasila mulai dari sila 1,2,3,5 dan amalannya.Terorisme ini jika dibiarkan

maka akan mempercepat hancurnya suatu bangsa maka dari itu pemerintah Indonesia

melakukan tindak lanjut untuk pelaku dan mengadilinya sesuai dengan undang-undang yang

berlaku yang berorientasikan dengan nilai-niali pancasila yang telah dibuat

pemerintah/presiden bersama DPR dan telah di uji oleh pengadilan.

3.2 Saran

Sebagai warga Negara yang baik kita harus berani melawan tindak terorisme dan

bekerja sama dengan pemerintah untuk bersama-sama mencegah dan memberantas tindakan

terorisme yang akan meresahkan warga, karena tindak terorisme tidaklah sesuai dengan nilai

nilai yang harus diamalkan dalam pancasila. Selain itu tindak terorisme nantinya akan

berdampak buruk bagi kita khususnya dan bagi Negara serta dunia umumnya.

Page 13: Makalah Terorisme Klp VI

DAFTAR PUSTAKA

Bgazacha. “Dampak terorisme terhadap pertahan”. http://bgazacha.blogspot.com/2012/06/dampak-

terorisme-terhadap-pertahanan.html Di akses tanggal 16 oktober 2015.

Dr. Indrianto SenoAdjie , SH, MH, “Terorisme” Perpu No. 1 Tahun 2002 dalam perspektif hukum

pidana, Hal 45 , Buku OC Kaligis & Associates, Terorisme : Tragedi Umat Manusia , Jakarta, April

2003.

Wikipedia.“History and causes of terrorism “ hhtp://en.wikipedia.org/wiki/terrorism. Diakses tanggal

16 oktober 2015 .

Robert A Pape, “ The Strategic Logic of Sucide Terorism”, hal 14-15, American Political Science

Review, Washington ,14 Juli 2003.

Sugito, A.T. dkk. 2008. Pendidikan Pancasila. Semarang: UNNES Press.

Wikipedia.“History and causes of terrorism “ hhtp://en.wikipedia.org/wiki/terrorism. Diakses tanggal

16 oktober 2015 .