Makalah Teknik Peledakan

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Peledakan adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan) dengan menggunakan bahan peledak atau Proses terjadinya ledakan. Suatu operasi peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan yang dipakaisesuai dengan metode peledakan yang diterapkan.Dalam membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan perlu hendaknyaterlebih dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut. Peralatan peledakan (Blasting equipment) adalah alat-alat yang dapat digunakanberulang kali, misalnya blasting machine, crimper dan sebagainya. Sedangkan perlengkapan peledakan hanya dipergunakan dalam satu kali proses peledakan atau tidak bisa digunakan berulang kali.Untuk setiap metode peledakan, perlengkapan dan peralatan yang diperlukan berbeda-beda. Oleh karena itu agar tidak terjadi kerancuan dalam pengertian, makadibuat sistematika berdasarkan tiap tiap metode peledakan dalam artibahwa perlengkapan dan peralatan akandikelompokan berdasarkanmetodenya. Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan yang penuh bahaya.Oleh karena itu, harus dilakukan dengan penuh perhitungan dan hati-hatiagar tidak terjadi kegagalan atau bahkan kecelakaan. Untuk itu operator yang melakukan pekerjaan peledakan harus mengerti benar tentang carakerja, sifat dan fungsi dari peralatan yang digunakan. Karena persiapanpeledakan yang kurang baik akan menghasilkan bisa menyebabkan hasilyang tidak sempurna serta

Transcript of Makalah Teknik Peledakan

Page 1: Makalah Teknik Peledakan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Peledakan adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material (batuan) dengan

menggunakan bahan peledak atau Proses terjadinya ledakan. Suatu operasi peledakan batuan akan

mencapai hasil optimal apabila perlengkapan dan peralatan yang dipakaisesuai dengan metode

peledakan yang diterapkan.Dalam membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan perlu

hendaknyaterlebih dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut. Peralatan peledakan

(Blasting equipment) adalah alat-alat yang dapat digunakanberulang kali, misalnya blasting machine,

crimper dan sebagainya. Sedangkan perlengkapan peledakan hanya dipergunakan dalam satu kali

proses peledakan atau tidak bisa digunakan berulang kali.Untuk setiap metode peledakan,

perlengkapan dan peralatan yang diperlukan berbeda-beda.

Oleh karena itu agar tidak terjadi kerancuan dalam pengertian, makadibuat sistematika

berdasarkan tiap tiap metode peledakan dalam artibahwa perlengkapan dan peralatan

akandikelompokan berdasarkanmetodenya. Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan yang penuh

bahaya.Oleh karena itu, harus dilakukan dengan penuh perhitungan dan hati-hatiagar tidak terjadi

kegagalan atau bahkan kecelakaan. Untuk itu operator yang melakukan pekerjaan peledakan harus

mengerti benar tentang carakerja, sifat dan fungsi dari peralatan yang digunakan. Karena

persiapanpeledakan yang kurang baik akan menghasilkan bisa menyebabkan hasilyang tidak

sempurna serta mengandung resiko bahaya terhadapkeselamatan pekerja maupun peralatan. Dalam

hal ini pemilihan metodepeledakan, pemilihan serta penggunaan peralatan dan perlengkapan

jugaberpengaruh terhadap hasil yang dicapai.

Page 2: Makalah Teknik Peledakan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Sejarah Perusahaan

Sejarah pendirian UBPE Pongkor ini dimulai ketika PT. Aneka TambangTbk., melalui salah

satu unit kerjanya (unit geologi) memulai eksplorasi padatahun 1974 sampai dengan tahun 1981 di

daerah Gunung Limbung, sebelahbarat Gunung Pongkor, dengan tujuan utamanya adalah mencari

cebakan bijihlogam dasar (base metal ) yang pada saat itu kebutuhannya masih sangat tinggi.Pada

akhir tahun 1979, saat eksplorasi di daerah Gunung Limbung, justrudiperoleh informasi adanya

mineralisasi sulfida pirit di daerah Gunung Pongkor.Selanjutnya pada tahun 1981 team unit geologi

melakukan reconnaissance (survei tinjau) ke daerah Gunung Pongkor dan menemukan urat kuarsa

dengankandungan logam Au = 4 ppm dan logam Ag = 126 ppm di lokasi Pasir Jawa.Dari hasil

tinjauan ini direncanakan untuk mengambil KP, yang mana didapatkanKP eksplorasi seluas 4.339 ha

(KP. DU 562/Jabar).Pada tahun 1983 sampai dengan tahun 1988 kegiatan eksplorasi disekitar Gunung

Pongkor ditangguhkan, hal ini disebabkan fokus perusahaanyang sedang mencari mineral logam

dasar.Pada tahun 1988 sampai dengan1991 dilaksanakan kegiatan eksplorasi lanjutan yang lebih

sistematis danlengkap sehingga ditemukan beberapa lokasi daerah prospek logam. Kemudianpada

tahun 1992, sambil meneruskan kegiatan eksplorasi, dilakukan studikelayakan tambang dan

perencanaan tambang yang dilanjutkan development.

Setelah melakukan studi kelayakan, PT. ANEKA TAMBANG Tbkmendapatkan Kuasa

Pertambangan Eksploitasi (KP DU 893/JABAR) seluas4.058 Ha yang berada dalam wilayah KP

eksplorasi DU 868/JABAR seluas8829.25 Ha. Dengan mendapatkan Kuasa Pertambangan

tersebut,pembangunan mulai dilakukan. Pertama kali yang di lakukan adalah pembuatan jalan masuk

Parempeng ke Pongkor sepanjang 12,5 km dan pembangunan fisikpabrik dengan kapasitas 2,5 ton

emas dan Tailing Dam.

Awal produksi bulan April tahun 1994 dan pada tahun yang sama pabrikpengolahan emas

digabung menjadi satu unit produksi dengan nama UnitPertambangan Emas (UPE) Pongkor.

Kemudian kegiatan penambangandiperluas ke daerah Ciurug dan dilakukan pembangunan pabrik

kedua untuk meningkatkan kapasitas produksi menjadi 5 ton emas pertahun. Pada tanggal 1Agustus

2000 UPE Pongkor mendapatkan Kuasa Pertambangan Eksploitasiyang baru yaitu KW 98 PP 0138

seluas 6.047 Ha. Kemudian PT. Antam Tbkmelakukan restrukturisasi dan mengubah Unit

Pertambangan Emas (UPE)Pongkor menjadi Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) Pongkor .

Page 3: Makalah Teknik Peledakan

2.2Definisi dan Jenis Bahan Peledak.

Peledakan adalah merupakan kegiatan pemecahan suatu material(batuan) dengan

menggunakan bahan peledak atau Proses terjadinya ledakan.Suatu operasi peledakan batuan akan

mencapai hasil optimal apabilaperlengkapan dan peralatan yang dipakai sesuai dengan metode

peledakan yangditerapkan.

Bahan peledak yang dimaksudkan adalah bahan peledak kimia yangdidefinisikan sebagai

suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuranberbentuk padat, cair, atau campurannya yang

apabila diberi aksi panas,benturan, gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi

kimiaeksotermis sangat cepat dan hasil reaksinya sebagian atau seluruhnyaberbentuk gas disertai

panas dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebihstabil.

Panas dari gas yang dihasilkan reaksi peledakan tersebut sekitar 4000°C. Adapun tekanannya,

menurut Langerfors dan Kihlstrom (1978), bisa mencapailebih dari 100.000 atm setara dengan

101.500 kg/cm² atau 9.850 MPa (» 10.000MPa). Sedangkan energi per satuan waktu yang

ditimbulkan sekitar 25.000 MWatau 5.950.000 kcal/s. Perlu difahami bahwa energi yang sedemikian

besar itubukan merefleksikan jumlah energi yang memang tersimpan di dalam bahanpeledak begitu

besar, namun kondisi ini terjadi akibat reaksi peledakan yangsangat cepat, yaitu berkisar antara 2500 -

7500 meter per second (m/s). Olehsebab itu kekuatan energi tersebut hanya terjadi beberapa detik saja

yang lambatlaun berkurang seiring dengan perkembangan keruntuhan batuan.

2.3Reaksi dan produk peledakan

Peledakan akan memberikan hasil yang berbeda dari yang diharapkankarena tergantung pada

kondisi eksternal saat pekerjaan tersebut dilakukan yangmempengaruhi kualitas bahan kimia

pembentuk bahan peledak tersebut. Panas merupakan awal terjadinya proses dekomposisi bahan

kimia pembentuk bahan peledak yang menimbulkan pembakaran, dilanjutkan dengan deflragrasi

danterakhir detonasi. Proses dekomposisi bahan peledak diuraikan sebagai berikut: Pembakaran

adalah reaksi permukaan yang eksotermis dan dijagakeberlangsungannya oleh panas yang dihasilkan

dari reaksi itu sendiri danproduknya berupa pelepasan gas-gas. Reaksi pembakaran memerlukan unsur

oksigen (O2) baik yang terdapat di alam bebas maupun dari ikatan molekuler bahan atau material

yang terbakar. Untuk menghentikan kebakaran cukupdengan mengisolasi material yang terbakar dari

oksigen.

Deflagrasi adalah proses kimia eksotermis di mana transmisi dari reaksidekomposisi

didasarkan pada konduktivitas termal (panas). Deflagrasimerupakan fenomena reaksi permukaan yang

reaksinya meningkat menjadiledakan dan menimbulkan gelombang kejut shock wave) dengan

kecepatanrambat rendah, yaitu antara 300 – 1000 m/s atau lebih rendah dari kecep suara(subsonic).

Page 4: Makalah Teknik Peledakan

Ledakan, menurut Berthelot, adalah ekspansi seketika yang cepat darigas menjadi bervolume

lebih besar dari sebelumnya diiringi suara keras dan efekmekanis yang merusak. Dari definisi tersebut

dapat tersirat bahwa ledakan tidakmelibatkan reaksi kimia, tapi kemunculannya disebabkan oleh

transfer energi kegerakan massa yang menimbulkan efek mekanis merusak disertai panas danbunyi

yang keras. Contoh ledakan antara lain balon karet ditiup terus akhirnyameledak, tangki BBM terkena

panas terus menerus bisa meledak, dan lain-lain.d) Detonasi adalah proses kimia-fisika yang

mempunyai kecepatan reaksi sangat tinggi, sehingga menghasilkan gas dan temperature sangat besar

yang semuanya membangun ekspansi gaya yang sangat besar pula.

2.4 Klasifikasi Bahan Peledak

Bahan peledak diklasifikasikan berdasarkan sumber energinya menjadi bahanpeledak

mekanik, kimia dan nuklir. Karena pemakaian bahan peledak darisumber kimia lebih luas dibanding

dari sumber energi lainnya, maka pengklasifikasian bahan peledak kimia lebih intensif diperkenalkan.

Pertimbangan pemakaiannya antara lain, harga relatif murah,penanganan teknis lebih mudah, lebih

banyak variasi waktu tunda (delay time)dan dibanding nuklir tingkat bahayanya lebih rendah. Bahan

peledak permissibledalam klasifikasi di atas perlu dikoreksi karena tidak semua merupakan

bahanpeledak lemah. Bahan peledak permissible digunakan khusus untuk memberaikan batubara

ditambang batubara bawah tanah dan jenisnya adalah blasting agent yang tergolong bahan peledak

kuatSampai saat ini terdapat berbagai cara pengklasifikasian bahan peledak kimia, namun pada

umumnya kecepatan reaksi merupakan dasar pengklasifikasian tersebut.Menurut R.L. Ash (1962),

bahan peledak kimia dibagimenjadi. Bahan peledak kuat (high explosive) Bila memiliki sifat detonasi

ataumeledak dengan kecepatan reaksi antara 5.000 – 24.000 fps (1.650 – 8.000 m/s)Bahan peledak

lemah (low explosive) Bila memiliki sifat deflagrasi atau terbakar kecepatan reaksi kurang dari 5.000

fps (1.650 m/s).

2.5Sifat Bahan Peledak

Sifat bahan peledak mempengaruhi hasil peledakan, diantaranya yaitu :Kekuatan (Strength)

Kekuatan suatu bahan peledak berkaitan dengankandungan energi yang dimiliki oleh bahan peledak

tersebut dan merupakanukuran kemampuan bahan peledak tersebut untuk melakukan kerja,

biasanyadinyatakan dalam %.

2.6Kecepatan Detonasi

Kecepatan Detonasi (velocity of detonation = VOD) merupakankecepatan gelombang

detonasi yang menerobos sepanjang kolom isian bahanpeledak, dinyatakan dalam meter/detik.

kecapatannya tergantung dari : jenisbahan peledak (ukuran butir, bobot isi), diameter dodol (diameter

lubang leda

Page 5: Makalah Teknik Peledakan

2.7Kepekaan (Sensivity)

Kepekaan (Sensivity) adalah ukuran besarnya impuls yang diperlukanoleh bahan peledak

untuk mulai bereaksi dan menyebarkan reaksi peledakankeseluruh isian. Kepekaan ini tergantung

pada : komposisi kimia, ukuran butir,bobot isi, pengaruh kandungan air, dan temperatur.Bobot Isi

Bahan Peledak(density) adalah perbandingan antara berat dan volume bahan peledak,dinyatakan

dalam gr/cm3. Bobot isi ini biasanya dinyatakan dalam specific gravity (SG). stick count (SC) atau

loading density (de)Tekanan Detonasi (DetonationPressure) Tekanan Detonasi (Detonation Pressure)

merupakan penyebarantekanan gelombang ledakan dalam kolom isian bahan peledak, dinyatakan

dalamkilobar (kb).

Page 6: Makalah Teknik Peledakan

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1 Pola Pemboran

Untuk membuat lubang maju dalam tambang bawah tanah atau tunnelperlu diciptakan suatu

bidang bebas (free face) untuk kebutuhan peledak. Untuk menambahkan free face dibutuhkan “Cut

Hole”. Cut Hole adalah suatulubang buka yang diciptakan pada suatu face yang tidak mempunyai free

face berupa lubang bor sedalam kemajuan yang diperoleh. Pola pemboran yangdigunakan dalam

persiapan peledakan tambang bawah tanah terdiri atas :

a. Wedge Cut atau V – Cut, yaitu pembuatan lubang tembak yang membentuksudut ± 600

terhadap bidang bebas (free face)

b. Pyramid Cut atau Diamond Cut, yaitu pola pemboran yang merupakan variasidari wedge cut dimana ujung dari lubang ledak mengarah pada titik pusat dariface yang berbentuk pyramid

Gambar 3.3Penampang atas Pemboran Pyramid Cut

Page 7: Makalah Teknik Peledakan

Gambar 3.4Penampang Depan Pemboran Pyramid Cut

Gambar 3.5Penampang atas pemboran Fan Cut

c. Fan Cut, yaitu pola pemboran yang merupakan setengah dari wedge cut.Pola ini sangat baik digunakan pada vein yang tipis.

Gambar 3.6Penampang Depan Pemboran Fan Cut

Gambar 3.7Penampang Pemboran Burn Cut

d.Burn Cut, yaitu pola peledakan dimana lubang ledak tegak lurus terhadapbidang vertikal

atau pada free face.

3.2 Metoda Peledakan Pada Underground Blasting

Metoda peledakan yang banyak dipakai dalam tambang bawah tanah(underground blasting)

adalah metoda smooth blasting, yaitu merupakan salah satu metoda dari contour blasting yang

bertujuan untuk memperhalus batasterluar atau keliling dari hasil peledakan.Smooth blasting telah

dikembangkan dan diteliti di Swedia tahun 1950 dantahun 60-an. Aplikasi dari metoda ini, yaitu dapat

dugunakan pada penggalian surface dan underground. Metoda ini dimanfaatkan dalam countur

blasting(dalam tambang bawah tanah digunakan untuk meledakkan wall and roof holes)yang

bertujuan untuk memperhalus permukaan hasil peledakan.

Dalam pelaksanaan metoda smooth blasting ini, untuk mendapatkan hasilyang baik maka

ratio S/B sebaiknya ≤ 0.8. Artinya burden sebaiknya lebih besar dari pada spasinya. Bahan peledak

baru telah dikembangkan untuk keperluansmooth blasting yang mempunyai diameter explosive kecil

Page 8: Makalah Teknik Peledakan

dengan VOD rendahdan relative menghasilkan gas yang rendah, telah dicoba dan hasilnya sangatbaik.

Bahan peledak tersebut adalah Gurit, yaitu sebuah nitroglycerin sebagaiisian dasar yang mengandung

kieselguhr. Gurit tersedia dalam ukuran 11, 17dan 22 mm cartridges yang disesuaikan dengan aplikasi

dilapangan.Seperti yang telah dikatakan sebelumya, smooth blasting dilaksanakandengan special

bahan peledak dengan spasi yang lebih dekat. Berikut ini adalahtabel yang memberikan geometri

peledakan untuk tiap diameter perimeter holesyang berbeda-beda.

Tabel 3.1Geometri Peledakan Smooth Blasting

Perimeter

HoleDiameter

(m)

ChargeConcentration(

kg/m)

Charge Type Burden spasi

25-32 0.11 11mm gurit 0.3-0.5 0.25-0.35

25-48 0.23 17 mm gurit 0.7-0.9 0.50-0.70

51-64 0.42 22 mm gurit 1.0-1.1 0.80-0.90

51-64 0.45 22 mm gurit 1.1-1.2 0.80-0.90

3.3Geometri Peledakan

Sebelum operasi pemboran dimulai penentuan letak lubang bor harusdievaluasi dengan hati-

hati agar diperoleh hasil yang optimum dari bahanpeledak yang dipilih. Faktor-faktor yang perlu

dipertimbangkan dalam mendesainpeledakan antara lain :

➢Diameter lubang bor

➢Burden dan Spasi

➢Type bahan peledak yang akan digunakan.

Perbedaan utama antara peledakan terowongan dan peledakan jenjangadalah pada peledakan

terowongan peledakan dilakukan dengan mengarahpada satu bidang bebas (free face) yang dibuat

(Empty Hole) sedangkan padapeledakan jenjang peledakan dapat di desain menuju ke lebih dari satu

bidangbebas (free face).

3.3.1Desain guidelines

Dimensi yang digunakan dalam perencanaan peledakan terowongandapat diintruksikan secara

geometris pada gambar 3.8. yang terdiri atas Floor holes, Wall holes, Cut hole, Stoping hole dan Roof

Page 9: Makalah Teknik Peledakan

holes.Dalam mendesain suatu peledakan (penentuan spasi dan burden), makabagian-bagian tersebut

diatas harus diperhitungkan dengan baik yang mengacupada besarnya diameter “Empty Hole” yang

berfungsi sebagai free face.

Gambar Dimensi Bidang Lubang Ledak

3.3.2Diameter Empty Hole

Pemilihan diameter empty hole tergantung pada tingkat kemajuanterowongan yang

dinginkan. Semakin besar kemajuan terowongan yangdinginkan maka semakin besar

diameter empty hole yang diperlukan. Besarnyaukuran diameter empty hole dapat dilihat dari

grafik atau jika mempergunakanbeberapa empty holer diameter khayalnya dapat dihitung

dengan mempergunakan rumus : D = d n

Dimana : D = Besarnya diameter khayal empty holed= Diameter lubang bor n= Jumlah

lubangDalam usaha menghitung burden dikotak pertama, jika menggunakansatu empty hole

maka diameter yang digunakan adalah diameter empty hole itusendiri, tetapi jika

menggunakan lebih dari satu empty hole maka yang digunakanadalah diameter khayal.

3.3.3Desain Cut Hole

Jika kita melihat grafik 7.10 kita menemukan jarak antara lubang ledakdan empty hole

sebaiknya tidak lebar dari 1.5 φ untuk menghasilkan peledakanyang baik. Jika jaraknya lebih

panjang, hanya terdapat keruskan tetapi jika jaraknya lebih pendek resikonya besar karena

lubang ledak dan empty hole akan bertemu.

Page 10: Makalah Teknik Peledakan

Gambar Hubungan Antara Jarak Lubang Ledak Dengan Empty

HoleSerta Hasil Peledakannya dan desain cut hole

A. Desain Square I

Jadi posisi lubang ledak di kotak pertama dapat ditunjukkan sebagai :Dimana a = C – C jarak

antara lubang ledak dengan empty hole φ = Diameter empty hole

Dalam kasus ini beberapa empty hole hubungannya dapat ditunjukkan sebagai :

a1 = 1.5

DW1= a 2

Dimana: a = C – C jarak antara pusat empty hole dan pusat lubang ledak

D = Diameter Khayal

W = Jarak antar lubang ledak

Parameter yang perlu diketahui dalam menentukan jumlah pengisianbahan peledak (Q) pada

cut holes terdiri atas stemming dan konsentrasipengisian bahan peledak (lc). Konsentrasi

pengisian bahan peledak yang dipakaipada kotak pertama dapat dilihat dari grafik 7.12.

Stemming Kotak Pertama (ho) = a

Page 11: Makalah Teknik Peledakan

Jadi , Q = lc (H - ho)

Dimana : Q= Jumlah pengisian bahan peledak, kgl

c= Konsentrasi pengisian bahan peledak, kg/m

H= Kedalaman lubang ledak, m

Dengan demikian, maka data kunci yang diperlukan pada kotak pertama adalah :

a = C – C jarak antara pusat empty hole dan pusat lubang ledak

W= Jarak antar lubang ledak

Q= Jumlah bahan peledak

Grafik Konsentrasi Minimum Pengisian Handak (kg/m) dan Maksimum Jarak C – C (m)Untuk Diameter Empty

Hole Yang Berbeda-Beda

B. Desain Square II

B1= W1

a2= 1.5 W1

W2= 1.5 W1 2

Dimana a = C – C jarak antara pusat empty hole dan pusat lubang ledakW = Jarak antar

lubang ledakB = BurdenKonsentrasi pengisian bahan peledak yang dipakai pada kotak kedua

dankotak berikutnya dapat dilihat dari grafik 7.13.

Page 12: Makalah Teknik Peledakan

Stemming Kotak Kedua (ho) = 0.5 x B

Jadi, Q = lc(H - ho)

Dimana : Q= Jumlah pengisian bahan peledak, kgl

c= Konsentrasi pengisian bahan peledak, kg/m

H= Kedalaman lubang ledak, m

Dengan demikian, maka data kunci yang diperlukan pada kotak kedua dan kotakberikutnya

adalah :B = Burden

W= Jarak antar lubang ledak

Q= Jumlah bahan peledak

C. Desai Square III

B2= W2

a3= 1.5 W2

W3= 1.5 W2 2

Jumlah pengisian bahan peledak pada kotak ketiga ini caranya samadengan penentuan jumlah

pengisian bahan peledak pada kotak kedua.

D. Desain Kotak IV

B3= W3

a4= 1.5 W3

W4= 1.5 W3 2

Page 13: Makalah Teknik Peledakan

Gambar geometri peledakan pada cut hole

Jika jarak antara lubang ledak (W) terlalu lebar dan burden (B)berdasarkan rumus diatas

sama dengan (W) sehingga besar pada cutholes lebih besar dari burden pada stoping, maka

burden pada cutholes dan perhitungan jumlah bahan peledak yang dipakai harus

diatursehingga sama dengan stoping holes.

Pada umumnya bahan peledak yang digunakan dalam tambang bawahtanah (peledakan

terowongan) adalah bahan peledak yang telah dikemas dalam bentuk paper cartridge atau

Page 14: Makalah Teknik Peledakan

plastic tube yang telah memepunyai diameter (mm)dan charge concentration (kg/m)

tertentu.Bahan peledak yang sering digunakan adalah Emulite, Dynamex, danANFO, yang

dipakai untuk meledakkan cut holes, stoping holes dan floor holes.Sedangkan untuk

meledakkan wall holes dan roof holes bahan peledak yangiasa dipakai adalah Gurit.

3.3.4Desain Stoping

Setelah cut holes telah dihitung, sisa dari geometri tunel yang terdiri atasfloor holes, wall

holes, roof holes, stoping holes dapat dihitung.Untuk menghitung burden (B) dan mengisi

setiap bagian yang berbedapada tunnel dapat dilihat dari grafik 3.4 yang dapat digunakan

sebagai dasar.

Burden Dalam Hubungannya Dengan Konsentrasi Pengisian

Bahan PeledakUntuk Diameter Lubang Ledak Dan Bahan Peledak Yang Berbeda

Bila burden (B), kedalaman lubang ledak (H) dan konsentarasi bottomcharge (lb) telah

diketahui, tabel dibawah ini akan memberikan geometripemboran dan pengisian handak

disetiap bagian dari tunnel.

Part of The

Round

Burden(m) Spacing(m)

Heigth

Bottom

Charge(m)

ChargeConcentration Stemming(m)

Bottom(kg/m) Column(kg/

m)

Floor 1 x B 1.1 x B B1/3 x H lb 1.0 x lb 0.2 x B

Wall 0.9 x B 1.1 x B B1/6 x H lb 0.4 x lb 0.5 x B

Roof 0.9 x B 1.1 x B B1/6 x H lb 0.3 x lb 0.5 x B

Stoping :

Upwards

Horizontal

Downwards

1 x B

1 x B

1 x B

1.1 x B

1.1 x B

1.2 x B

B1/3 x H

B1/3 x H

B1/3 x H

lb

lb

lb

0.5 x lb

0.5 x lb

0.5 x lb

0.5 x B

0.5 x B

0.5 x B

Page 15: Makalah Teknik Peledakan

Tabel .Geometri Peledakan Pada Stoping Hole

BAB IVKESIMPULAN

4.1Kesimpulan

Dari penjelasan di atas mengenai peledakan maka dapat ditarikkesimpulan bahwa proses

peledakan didalam dunia pertambangan sangatpenting sekali demi berjalannya proses gali

yang bagian dari proses industrypertambangan. Kita tahu bahwa peledakan sendiri dilakukan

apabila materialyang akanb kita gali sudah tidak memungkinkan dengan alat gali mekanis

jadidilakukan proses peledakan. Jenis jenis bahan peledak itu sendiri sangatbervariasi

macamnya dari mulai ANFO, dinamit dan banyak lagi macamnya Jenis jenis bahan peledak

itu sendiri sangat bervariasi macamnya dari mulai ANFO,dinamit dan banyak lagi

macamnya. Dan tentang peledakan dan meode yangdigunakan di tambang ANTAM sangat

bermacam – macan sekali metodenya,sesuai dengan kebutuhan yangh digunakan. Oleh sebab

itu kita sebagai ahlitambang sudah seharusnya memepelajari tentang teknik peledakan dan

carapeledakanitu sendiri