Makalah TBC Pada Anak

13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siapa yang tidak kenal dengan tuberkulosis (TB). Penyakit ini kian populer dalam beberapa waktu dengan slogan baru yang disandangnya, “TB: Bukan Batuk Biasa”. Beberapa orang awam mungkin lebih mengenalnya dengan sebutan penyakit flek paru. Tak disangka, TB ternyata adalah penyakit usang yang sudah ditemukan sejak jaman Mesir kuno. Meski usang, tapi penyakit ini masih belum bisa juga dibasmi di muka bumi. Sampai-sampai, TB pun memiliki hari peringatan sedunia yang jatuh setiap tanggal 24 Maret. Dengan adanya hari peringatan itu, tentu diharapkan dunia aware terhadap penyakit ini. TB bukanlah penyakit yang hanya dapat diderita orang dewasa. Anak-anak pun terancam. Anak sangat rentan selama tahun pertama dari tiga tahun kehidupan selama dan segera setelah pubertas. Baru-baru ini, jumlah kasus TB semakin meningkat, banyak yang tercatat, terutama kaum gelandangan, pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah, dan mereka yang terinfeksi kuman HIV. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan terdapat lebih dari 250.000 anak menderita TB dan 100.000 di antaranya meninggal dunia. Disinilah masalah mulai muncul. Insiden yang terus merangkak tidak disertai dengan kemudahan menegakkan diagnosis sedini mungkin. Demikian papar Prof Dr. dr. Cissy B Kartasasmita, SpA(K) dalam The 2007 National Symposium Update on Tuberculosis 1

description

Siapa yang tidak kenal dengan tuberkulosis (TB). Penyakit ini kian populer dalam beberapa waktu dengan slogan baru yang disandangnya, “TB: Bukan Batuk Biasa”. Beberapa orang awam mungkin lebih mengenalnya dengan sebutan penyakit flek paru. Tak disangka, TB ternyata adalah penyakit usang yang sudah ditemukan sejak jaman Mesir kuno. Meski usang, tapi penyakit ini masih belum bisa juga dibasmi di muka bumi. Sampai-sampai, TB pun memiliki hari peringatan sedunia yang jatuh setiap tanggal 24 Maret. Dengan adanya hari peringatan itu, tentu diharapkan dunia aware terhadap penyakit ini.TB bukanlah penyakit yang hanya dapat diderita orang dewasa. Anak-anak pun terancam. Anak sangat rentan selama tahun pertama dari tiga tahun kehidupan selama dan segera setelah pubertas. Baru-baru ini, jumlah kasus TB semakin meningkat, banyak yang tercatat, terutama kaum gelandangan, pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah, dan mereka yang terinfeksi kuman HIV. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan terdapat lebih dari 250.000 anak menderita TB dan 100.000 di antaranya meninggal dunia. Disinilah masalah mulai muncul. Insiden yang terus merangkak tidak disertai dengan kemudahan menegakkan diagnosis sedini mungkin. Demikian papar Prof Dr. dr. Cissy B Kartasasmita, SpA(K) dalam The 2007 National Symposium Update on Tuberculosis and Respiratory Disorders, Bandung, 23-25 Maret 2006. Pada orang dewasa, diagnosis pasti ditegakkan apabila menemukan kuman M. tuberculosis dalam sputum/dahak. Akan tetapi, anak-anak sangat sulit bila diminta untuk mengeluarkan dahak. Bila pun ada, jumlah dahak yang dikeluarkan tidak cukup. Jumlah dahak yang cukup untuk dilakukan pemeriksaan basil tahan asam adalah sebesar 3-5 ml, dengan konsistensi kental dan purulen.

Transcript of Makalah TBC Pada Anak

Page 1: Makalah TBC Pada Anak

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Siapa yang tidak kenal dengan tuberkulosis (TB). Penyakit ini kian populer dalam

beberapa waktu dengan slogan baru yang disandangnya, “TB: Bukan Batuk Biasa”. Beberapa

orang awam mungkin lebih mengenalnya dengan sebutan penyakit flek paru. Tak disangka, TB

ternyata adalah penyakit usang yang sudah ditemukan sejak jaman Mesir kuno. Meski usang,

tapi penyakit ini masih belum bisa juga dibasmi di muka bumi. Sampai-sampai, TB pun memiliki

hari peringatan sedunia yang jatuh setiap tanggal 24 Maret. Dengan adanya hari peringatan itu,

tentu diharapkan dunia aware terhadap penyakit ini.

TB bukanlah penyakit yang hanya dapat diderita orang dewasa. Anak-anak pun terancam.

Anak sangat rentan selama tahun pertama dari tiga tahun kehidupan selama dan segera setelah

pubertas. Baru-baru ini, jumlah kasus TB semakin meningkat, banyak yang tercatat, terutama

kaum gelandangan, pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah, dan mereka yang

terinfeksi kuman HIV. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan terdapat lebih dari

250.000 anak menderita TB dan 100.000 di antaranya meninggal dunia. Disinilah masalah mulai

muncul. Insiden yang terus merangkak tidak disertai dengan kemudahan menegakkan diagnosis

sedini mungkin. Demikian papar Prof Dr. dr. Cissy B Kartasasmita, SpA(K) dalam The 2007

National Symposium Update on Tuberculosis and Respiratory Disorders, Bandung, 23-25 Maret

2006. Pada orang dewasa, diagnosis pasti ditegakkan apabila menemukan kuman M. tuberculosis

dalam sputum/dahak. Akan tetapi, anak-anak sangat sulit bila diminta untuk mengeluarkan

dahak. Bila pun ada, jumlah dahak yang dikeluarkan tidak cukup. Jumlah dahak yang cukup

untuk dilakukan pemeriksaan basil tahan asam adalah sebesar 3-5 ml, dengan konsistensi kental

dan purulen.

Masalah kedua adalah jumlah kuman M. tuberculosis dalam sekret bronkus anak lebih

sedikit daripada orang dewasa. Hal itu dikarenakan lokasi primer TB pada anak terletak di

kelenjar limfe hilus dan parenkim paru bagian perifer. BTA positif baru dapat dilihat bila

minimal jumlah kuman 5000/ml dahak. Selain itu, gejala klinis TB pada anak tidak khas. Hal-hal

1

Page 2: Makalah TBC Pada Anak

tersebutlah yang sering membuat kita misdiagnosis atau overdiagnosis. Gejala TB pada anak

sangat bervariasi dan tidak saja melibatkan organ pernafasan melainkan banyak organ tubuh lain

seperti kulit (skrofuloderma), tulang, otak, mata, usus, dan organ lain. Jangan sampai salah

diagnosis atau overdiagnosis

B. Tujuan

a. Mengetahui apa itu penyakit TBC

b. Mengetahui Penyakit TBC pada anak

c. Mengetahui Gejala Klinis penyakit TBC anak

d. Mengetahui Diagnosa penyakit TBC anak

e. Mengetahui Cara Pemeriksaan penyakit TBC anak

f. Mengetahui Pengobatan penyakit TBC anak

g. Mengetahui Pencegahan penyakit TBC anak

2

Page 3: Makalah TBC Pada Anak

BAB II

LANDASAN TEORI

1. PENGERTIAN

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium

tubeculosis yaitu suatu bakteri tahan asam, atau Tuberculossis (TB) adalah penyakit akibat

infeksi kuman Mycobacterium tuberculosis sistemik sehingga dapat mengenai hampir semua

organ tubuh, dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya merupakan lokasi infeksi primer.

2. PATOFISIOLOGI

Masuknya basil tuberculosis dalam tubuh tidak selalu menimbulkan penyakit. Terjadinya

infeksi dipengaruhi oleh virulensi dan banyaknya basil tuberculosis serta daya tahan tubuh

manusia. Infeksi primer biasanya terjadi dalam paru. Ghon dan Kudlich (1930) menemukan

bahwa 95,93% dari 2.114 kasus, mereka mempunyai fokus primer di dalam paru. Hal ini

disebabkan penularan sebagian besar melalui udara dan mungkin juga karena jaringan paru

mudah kena infeksi tuberkulosis (susceptible).

3. GEJALA KLINIS

Gejala klinis TB tergantung faktor pejamu (usia, status imun, kerentanan) dan faktor agen

(jumlah, virulensi). Gejala TB pada anak yang umum terjadi adalah demam yang tidak tinggi

(subfebris), berkisar 38 derajad Celcius, biasanya timbul sore hari, 2-3 kali seminggu dan

belangsung 1-2 minggu dengan atau tanpa batuk dan pilek. Gejala lain adalah penurunan nafsu

makan, dan gangguan tumbuh kembang. Batuk kronik yang merupakan gejala tersering pada TB

paru dewasa, tidak terlalu mencolok pada anak. Mengapa? Sebab lesi primer TB paru pada anak

umumnya terdapat di daerah parenkim yang tidak mempunyai reseptor batuk. Kalaupun terjadi,

berarti limfadenitis regional sudah menekan bronkus dimana terdapat reseptor batuk. Batuk

kronik pada anak lebih sering dikarenakan oleh asma. Gejala-gejala yang tersebut di atas

3

Page 4: Makalah TBC Pada Anak

dikategorikan sebagai gejala nonspesifik. Perlu dicatat bahwa gejala nonspesifik dapat juga

ditemukan pada kasus infeksi lain. Maka dari itu, keberadaan infeksi lain perlu dipikirkan agar

anak tidak overtreated. Selanjutnya, gejala spesifik tergantung dari organ yang terkena seperti

kulit (skrofuloderma), tulang, otak, mata, usus, dan organ lain.

Atau secara singkat tanda dan gejala umum/nonspesifik tuberkulosis pada anak dapat

disebutkan sebagai berikut :

a. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau tidak naik dalam 1 bulan dengan penanganan

gizi

b. Anoreksia dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik secara adekuat (failure to thrive)

c. Demam lama dan berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria, atau infeksi saluran

napas akut), dapat disertai keringat malam

d. Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit dan biasanya multipel

e. Batuk lama lebih dari 30 hari

f. Diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan diare.

4. FAKTOR RESIKO

Anak yang terpajan dengan orang dewasa dengan TB aktif (kontak TB

positif)

Daerah endemis

Kemiskinan

Lingkungan yang tidak sehat (higiene dan sanitasi tidak baik)

Tempat penampungan umum (panti asuhan, penjara, atau panti perawatan

lain)

Yang banyak terdapat pasien TB dewasa aktif

Sumber infeksi pada anak yang terpenting adalah pajanan terhadap orang dewasa yang

infeksius, tutama dengan BTA positif. Berarti, bayi dari seorang ibu dengan sputum BTA positif

memiliki risiko tinggi terinfeksi TB. Semakin erat bati tersebut dengan ibunya, semakin besar

pula kemungkinan bayi terpajan renik (droplet nuclei) yang infeksius. Pasien TB anak jarang

4

Page 5: Makalah TBC Pada Anak

menularkan kuman pada anak lain atau orang dewasa di sekitarnya. Hal ini dikarenakan kuman

TB sangat jarang ditemukan di dalam sekret endobronkial pasien anak.

5. PENEGAKAN DIAGNOSIS

Diagnosa pasti TB ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB pada pemeriksaan

sputum atau bilasan lambung cairan serebrospinal, cairan pleura, atau pada biopsi jaringan. Pada

anak, kesulitan menegakkan diagnosa pasti disebabkan oleh 2 hal, yaitu sedikitnya jumlah

kuman dan sulitnya pengambilan spesimen, dalam hal ini adalah sputum.

6. CARA PEMERIKSAAN

1. Uji Tuberkulin Mantoux Test

Menurut WHO, mantoux tuberculin skin test (TST), atau disebut juga uji

tuberkulin Mantoux test merupakan pemeriksaan untuk menentukan apakah seseorang

terinfeksi kuman TB ataukah tidak.

Tes tuberkulin berguna dalam menentukan diagnosis penderita (terutama pada

anak-anak yang mempunyai kontak dengan penderita TB yang menular).

Pada anak, uji tuberkulin merupakan pemeriksaan paling bermanfaat untuk

menunjukkan sedang/ pernah terinfeksi kuman TB dan sering digunakan dalam

“screening TBC”. Efektifitas dalam menemukan infeksi kuman TB dengan uji tuberkulin

adalah lebih dari 90% (Sidhi, 2010).

2. Pemeriksaan Radiologis

Pada saat ini pemeriksaan radiologis merupakan cara yang praktis untuk menemukan lesi

tuberkulosis. Pemeriksaan ini memang membutuhkan biaya lebih dibanding pemeriksaan

sputum, tapi dalam beberapa hal pemeriksaan radiologis memberikan beberapa

keuntungan seperti tuberkulosis pada anak – anak dan tuberkulosis millier.

Pada kedua hal tersebut diagnosa dapat diperoleh melalui pemeriksaan radiologi ,

sedangkan pemeriksaan sputum hampir selalu negatif.

5

Page 6: Makalah TBC Pada Anak

Pada anak dengan uji tuberkulin positif dilakukan pemeriksaan radiologis. Gambaran

radiologis paru yang biasanya dijumpai pada tuberkulosis paru:

1. Kompleks primer dengan atau tanpa pengapuran.

2. Pembesaran kelenjar paratrakeal.

3. Penyebaran milier.

4. Penyebaran bronkogen

5. Atelektasis

6. Pleuritis dengan efusi.

3. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan sputum adalah penting karena dengan ditemukannya kuman BTA,

diagnosis tuberkulosis sudah dapat dipastikan. Disamping itu pemeriksaan sputum juga

dapat memberikan evaluasi terhadap pengobatan yang sudah diberikan, tetapi kadang –

kadang tidak mudah untuk menemukan sputum terutama penderita yang tidak batuk atau

pada anak –anak.

Pada pemeriksaan sputum kurang begitu berhasil karena pada umumnya sputum

langsung ditelan, untuk itu dibutuhkan fasilitas laboratorium berteknologi yang cukup

baik, yang berarti membutuhkan biaya yang banyak. Adapun bahan – bahan yang digunakan

untuk pemeriksaan bakteriologi adalah :

1. Bilasan lambung

2. Sekret bronkus

3. Sputum

4. Cairan pleura

5. Liquor cerebrospinalis

6

Page 7: Makalah TBC Pada Anak

6. Cairan asites

Kriteria sputum BTA positif adalah bila sekurang – kurang nya ditemukan tiga batang

kuman BTA pada suatu sediaan. Dengan kata lain diperlukan 5.000 kuman dalam 1 ml sputum.

7. PENGOBATAN

Pengobatan untuk TB anak sama dengan untuk TB dewasa, hanya dosis dan

pemberiannya yang berbeda. Lima obat anti TB (OAT) lini pertama adalah: Isoniazid,

Rifampicin, Pyrazinamide, Ethambutol dan Streptomicin. Obat-obatan tersebut digunakan pada

anak dengan penyakit TB aktif yang belum pernah mendapatkan pengobatan TB sebelumnya.

Semua obat TB lain adalah obat “lini kedua” atau obat TB cadangan yang digunakan bila telah

terjadi resistensi obat.

Untuk pasien TB anak baru, World Health Organisation (WHO) merekomendasikan

pengobatan TB selama 6 bulan, yang terdiri dari dua bulan pengobatan intensif dengan Isoniazid

plus Rifampisin dan Pyrazinamide, lalu diikuti dengan empat bulan pengobatan lanjutan berupa

kombinasi Isoniazid  plus Rifampicin.

Pasien harus menyelesaikan dosis semua obat itu secara lengkap. Bila hanya salah satu

obat yang diambil atau putus obat di tengah jalan maka pasien akan segera menjadi resisten obat

dan pengobatan selanjutnya menjadi sulit dan mahal.

8. PENCEGAHAN

Pencegahan Penyakit TBC Pada Anak :

1. Vaksinasi BCG

2. Beri makanan yang bergizi dan seimbang pada anak

3. Jaga lingkungan rumah, bersih, tidak lembap, dan sinar matahari masuk ke dalam rumah

4. Cari kemungkinan sumber penularan : orang dewasa serumah ( orang tua, pembantu

rumah tangga, supir, dll), lingkungan sekolah ( guru sekolah, satpam, dll)

5. Pasien TB dewasa diobati hingga tuntas dan menggunakan masker selama dua bulan awal

pengobatan

7

Page 8: Makalah TBC Pada Anak

BAB III

PENUTUP

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penyakit Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit infeksi kronis menular yang masih tetap

merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia.

2. TBC pada anak masih merupakan penyakit mayor yang menyebabkan kesakitan.

3. Besarnya kasus TBC pada anak di Indonesia masih relatif sulit diperkirakan.

4. Gambaran klinis TBC pada anak: badan turun, Nafsu makan turun, demam tidak tinggi dapat

disertai keringat malam, pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit, batuk lama

lebih dari 30 hari.

5. Uji tuberkulin positif bila indurasi > 10 mm (pada gizi baik), atau > 5 mm pada gizi buruk. Uji

tuberkulin positif menunjukkan TBC.

6. Obat TBC yang digunakan yaitu Obat TBC utama (first line) rifampisin, INH, pirazinamid,

etambutol, dan streptomisin. Obat TBC lain (second line): PAS, viomisin, sikloserin,

etionamid, kanamisin, dan kapriomisin yang digunakan jika terjadi multi drug resistance.

7. Usaha preventif dilakukan dengan vaksin BCG dan kemoprofilaksis. Keterlambatan motoric

kasar menunjukkan adanya kerusakan pada susunan saraf pusat seperti serebral palsi

(gangguan motorik yang di sebabkan oleh kerusakan bagian otok yang mengatur otot-otot

tubuh)

8

Page 9: Makalah TBC Pada Anak

DAFTAR PUSTAKA

1. Alatas, Dr. Husein et al : Ilmu Kesehatan Anak, edisi ke 7, buku 2, Jakarta;

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1997, hal 573 – 761.

2. Behrman, Kliegman, Arvin, editor Prof. Dr. dr. A. Samik Wahab, SpA(K) et al :

Nelson, Ilmu Kesehatan Anak, edisi 15, buku 2, EGC 2000, hal 1028 – 1042.

3. Price, Sylvia A; Wilson, Lorraine M. : Patofisiologi Klinik, edisi ke 5,

Tuberkulosis, hal 753 – 761.

4. Tan, Hoan Tjay Drs.; Rahardja, Kirana Drs. : Obat – obat Penting, Khasiat,

Penggunaan dan Efek – efek Sampingnya, edisi ke 5, cetakan ke 2, Penerbit PT

Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia Jakarta, Bab 9 Tuberkulostatika,

hal 145 – 154.

5. Waspadji,Soparman; Waspadji, Sarwono : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,

6. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Hal 573 – 761.

9