Makalah Asuhan Keperawatan Tbc

31
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN TBC (TUBERCULOSA) Dosen Pembimbing : Agus Priyanto S.Kep.Ns Disusun Oleh : KELOMPOK 1 KELAS III C/ PRODI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH LAMONGAN 1

description

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN TBC

Transcript of Makalah Asuhan Keperawatan Tbc

Page 1: Makalah Asuhan Keperawatan Tbc

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

TBC (TUBERCULOSA)

Dosen Pembimbing :

Agus Priyanto S.Kep.Ns

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

KELAS III C/ PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

LAMONGAN

TAHUN AJARAN 2010/2011

1

Page 2: Makalah Asuhan Keperawatan Tbc

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa karena atas

Rahmat dan Karunia-Nyalah, kami selaku penulis makalah yang berjudul

”Asuhan Keperawatan TBC” yang mana makalah ini sebagai salah satu tugas

akhir semester genap, Alhamdulillah dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Maka dengan terselesainya makalah ini, kami selaku penulis tidak lupa

mengucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada:

1. Drs H.Budi Utomo,Amd.Kep.M.Kes, selaku ketua STIKES

Muhammadiyah Lamongan.

2. Arifal Aris S.Kep,Ns M.Kes, selaku ketua prodi S1

KEPERAWATAN STIKES Muhammadiyah Lamongan.

3. Agus Prasetyo S.Kep.Ns selaku dosen Mata Kuliah Sistem

Pencernaan II.

4. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah

ini.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah

ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya

membangun sehingga dapat digunakan untuk membantu perbaikan mendatang

dan atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Lamongan, Oktober 2011

Penyusun

2

Page 3: Makalah Asuhan Keperawatan Tbc

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................i

DAFTAR ISI ....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar TBC..............................................................................

2.2 Asuhan Keperawatan TBC...................................................................

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan .........................................................................................

3.2. Saran ...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: Makalah Asuhan Keperawatan Tbc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis), sebagian besar kuman TB

menyerang Paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.

Micobacterium tuberculosis (TB) telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia,

menurut WHO sekitar 8 juta penduduk dunia diserang TB dengan kematian 3 juta

orang per tahun (WHO, 1993). Di negara berkembang kematian ini merupakan

25% dari kematian penyakit yang sebenarnya dapat diadakan pencegahan.

Diperkirakan 95% penderita TB berada di negara-negara berkembang Dengan

munculnya epidemi HIV/AIDS di dunia jumlah penderita TB akan meningkat.

Penyakit TB menyerang sebagian besar kelompok usia kerja produktif,

penderita TB kebanyakan dari kelompok sosio ekonomi rendah. Dari 1995-1998,

cakupan penderita TB Paru dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment

Shortcourse Chemotherapy) -atau pengawasan langsung menelan obat jangka

pendek/setiap hari- baru mencapai 36% dengan angka kesembuhan 87%.

Di Indonesia TB kembali muncul sebagai penyebab kematian utama

setelah penyakit jantung dan saluran pernafasan. Penyakit TB paru, masih menjadi

masalah kesehatan masyarakat.

Oleh sebab itu kami disini membahas tentang asuhan keperawatn TBC

dengan tujuan agar kami bisa memahami mulai dari pengertian,penyebab,hingga

bagaimana asuhan keperawatan yang semestinya kita berikan kepada klien

sebagai seorang perawat.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah konsep dasar dari TBC ?

2. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan TBC?

4

Page 5: Makalah Asuhan Keperawatan Tbc

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar dari TBC.

2. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan TBC.

5

Page 6: Makalah Asuhan Keperawatan Tbc

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar TBC

2.1.1 Definisi TBC

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi kronis dengan karakteristik

terbentuknya tuberkel granuloma pada paru yang disebabkan oleh Mycobacterium

tuberculosis. Kuman batang tahan asam ini dapat merupakan organisme patogen

maupun saprofit.Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 μm, ukuran ini

lebih kecil dari satu sel darah merah.

2.1.2 Etiologi TBC

Penyebabnya adalah kuman microorganisme yaitu mycobacterium

tuberkulosis dengan ukuran panjang 1 – 4 um dan tebal 1,3 – 0,6 um, termasuk

golongan bakteri aerob gram positif serta tahan asam atau Basil Tahan Asam

(BTA).

2.1.3 Patofisiologi TBC

Penularan terjadi karena kuman dibatukan atau dibersinkan keluar menjadi

droflet nuklei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas

selama 1 – 2 jam, tergantung ada atau tidaknya sinar ultra violet. dan ventilasi

yang baik dan kelembaban. Dalam suasana yang gelap dan lembab kuman dapat

bertahan sampai berhari – hari bahkan berbulan, bila partikel infeksi ini terhisap

oleh orang yang sehat akan menempel pada alveoli kemudian partikel ini akan

berkembang bisa sampai puncak apeks paru sebelah kanan atau kiri dan dapat

pula keduanya dengan melewati pembuluh linfe, basil berpindah kebagian paru –

paru yang lain atau jaringan tubuh yang lain.

6

Page 7: Makalah Asuhan Keperawatan Tbc

Setelah itu infeksi akan menyebar melalui sirkulasi, yang pertama

terangsang adalah limfokinase, yaitu akan dibentuk lebih banyak untuk

merangsang macrofage, berkurang tidaknya jumlah kuman tergantung pada

jumlah macrofage. Karena fungsinya adalah membunuh kuman / basil apabila

proses ini berhasil & macrofage lebih banyak maka klien akan sembuh dan daya

tahan tubuhnya akan meningkat.

Tetapi apabila kekebalan tubuhnya menurun maka kuman tadi akan

bersarang didalam jaringan paru-paru dengan membentuk tuberkel (biji – biji

kecil sebesar kepala jarum).

Tuberkel lama kelamaan akan bertambah besar dan bergabung

menjadisatu dan lama-lama timbul perkejuan ditempat tersebut.apabila jaringan

yang nekrosis dikeluarkan saat penderita batuk yang menyebabkan pembuluh

darah pecah, maka klien akan batuk darah (hemaptoe).

Pathway TBC

7

Mycobacterium Tuberkolusa

Airway inhalasi doplet

Saluran pernafasan atas

Saluran pernafasan bawah

Bakteri yang besar yang bertahan di

bronkus

Paru-Paru

Peradangan bronkus Alveolus

Saluran pernafasan

Page 8: Makalah Asuhan Keperawatan Tbc

8

Penumpikan sekret

efektif Tidak efektif

Anoreksia malaise

mual muntah

Sekret keluar saat

batuk

Sekret tak keluar saat

batuk

Perubahan nutrisi kurang

dari kebutuhan

Batuk terus

menerus

Bersihan jaln nafas

tidak efektif

Terhadap orang lain

Resiko penyebaran

infeksi

Gangguan pola istirahat/tidur

Alveolus mengalami komplikasi

dan eksudasi

Peneyebaran infeksi melalui sistem limfatik

Edema pertukaran

gas

Demam

Peningkatan suhu tubuh

Kelitihan

Intoleransi aktivitas

Page 9: Makalah Asuhan Keperawatan Tbc

2.1.4 Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala pada klien secara obyektif adalah :

1. Keadaan postur tubuh klien yang tampak terangkat kedua bahunya.

2. BB klien biasanya menurun; agak kurus.

3. Demam, dengan suhu tubuh bisa mencapai 40 - 41° C.

4. Batu lama, > 1 bulan atau adanya batuk kronis.

5. Batuk yang kadang disertai hemaptoe.

6. Sesak nafas.

7. Nyeri dada.

8. Malaise, (anorexia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot,

berkeringat pada malam hari).

2.1.5 Pemeriksaan Penunjang

1. Kultur sputum : positif untuk mycobakterium pada tahap akhir penyakit.

2. Ziehl Neelsen : (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan

darah) positif untuk basil asam cepat.

3. Foto thorax : dapat menunjukan infiltrsi lesi awal pada area paru atas,

simpanan kalsium lesi sembuh primer atau efusi cairan, perubahan

menunjukan lebih luas TB dapat masuk rongga area fibrosa.

4. Histologi atau kultur jaringan ( termasuk pembersihan gaster, urien dan cairan

serebrospinal, biopsi kulit ) positif untuk mycobakterium tubrerkulosis.

5. Biopsi jarum pada jarinagn paru ; positif untuk granula TB : adanya sel

raksasa menunjukan nekrosis.

6. Elektrosit, dapat tidak normal tergantung lokasi dan bertanya infeksi :

Hyponaremia, karena retensi air tidak normal, didapat pada TB paru luas.

GDA dapat tidak normal tergantung lokasi, berat dan kerusakan sisa pada

paru.

7. Pemeriksaan fungsi pada paru ; penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang

mati, peningkatan rasio udara resido dan kapasitas paru total dan penurunan

saturasi oksigen sekunder terhadap infiltrasi parenkhim / fibrosis, kehilangan

jaringan paru dan penyakit pleural (TB paru kronis luas).

9

Page 10: Makalah Asuhan Keperawatan Tbc

2.1.6 Penatalaksanaan

Dalam pengobatan TB paru dibagi 2 bagian :

1. Jangka pendek

Dengan tata cara pengobatan : setiap hari dengan jangka waktu 1 – 3 bulan.

Streptomisin inj 750 mg.

Pas 10 mg.

Ethambutol 1000 mg.

Isoniazid 400 mg.

2. Kemudian dilanjutkan dengan jangka panjang, tata cara pengobatannya adalah

setiap 2 x seminggu, selama 13 – 18 bulan, tetapi setelah perkembangan

pengobatan ditemukan terapi.Therapi TB paru dapat dilakkukan dengan minum

obat saja, obat yang diberikan dengan jenis :

INH.

Rifampicin.

Ethambutol.

Dengan fase selama 2 x seminggu, dengan lama pengobatan kesembuhan

menjadi 6-9 bulan.

3. Dengan menggunakan obat program TB paru kombipack bila ditemukan dalam

pemeriksan sputum BTA ( + ) dengan kombinasi obat :

Rifampicin.

Isoniazid (INH).

Ethambutol.

Pyridoxin (B6).

10

Page 11: Makalah Asuhan Keperawatan Tbc

2.2 Asuhan Keperawatan TBC

2.2.1 Pengkajian

1. Aktivitas/istirahat.

Gejala :

Kelelahan umum dan kelemahan.

Nafas pendek karena bekerja.

Kesulitan tidur pada malam atau demam pada malam hari, menggigil dan atau

berkeringat.

Mimpi buruk.

Tanda :

Takhikardi, tachipnoe, / dispnoe pada kerja.

Kelelahan otot, nyeri dan sesak (pada tahap lanjut).

2. Integritas Ego.

Gejala :

Adanya faktor stres lama.

Masalah keuanagan, rumah.

Perasaan tak berdaya / tak ada harapan.

Populasi budaya.

Tanda :

Menyangkal. (khususnya selama tahap dini).

Ancietas, ketakutan, mudah tersinggung.

3. Makanan / cairan.

Gejala :

Anorexia.

Tidak dapat mencerna makanan.

Penurunan BB.

Tanda :

Turgor kulit buruk.

11

Page 12: Makalah Asuhan Keperawatan Tbc

Kehilangan lemak subkutan pada otot.

4. Nyeri / kenyamanan.

Gejala :

Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.

Tanda :

Berhati-hati pada area yang sakit.

Perilaku distraksi, gelisah.

5. Pernafasan.

Gejala :

Batuk produktif atau tidak produktif.

Nafas pendek.

Riwayat tuberkulosis / terpajan pada individu terinjeksi.

Tanda :

Peningkatan frekuensi nafas.

Pengembangan pernafasan tak simetris.

Perkusi dan penurunan fremitus vokal, bunyi nafas menurun tak secara

bilateral atau unilateral (effusi pleura / pneomothorax) bunyi nafas tubuler

dan / atau bisikan pektoral diatas lesi luas, krekels tercatat diatas apeks paru

selam inspirasi cepat setelah batuk pendek (krekels – posttusic).

Karakteristik sputum ; hijau purulen, mukoid kuning atau bercampur darah.

Deviasi trakeal ( penyebaran bronkogenik ).

Tak perhatian, mudah terangsang yang nyata, perubahan mental ( tahap lanjut)

6. Keamanan.

Gejala :

Adanya kondisi penekana imun, contoh ; AIDS, kanker, tes HIV positif (+)

Tanda :

Demam rendah atau sakit panas akut.

12

Page 13: Makalah Asuhan Keperawatan Tbc

7. Interaksi sosial.

Gejala :

Perasaan isolasi / penolakan karena penyakit menular.

Perubahan pola biasa dalam tangguang jaawab / perubahan kapasitas fisik

untuk melaksankan peran.

8. Penyuluhan / pembelajaran.

Gejala :

Riwayat keluarga TB.

Ketidakmampuan umum / status kesehatan buruk.

Gagal untuk membaik / kambuhnya TB.

Tidak berpartisipasi dalam therapy.

2.2.2 Analisa Data dan Diagnosa

NO DATA PENUNJANG MASALAH ETIOLOGI

1 DS : Klien mengaku sesak

dalam bernafas serta seperti

ada yang menghalangi

dalam bernafas,dan batuk

berdahak yang sulit keluar.

DO:tachipnoe,TD

meningkat,seputum kental

dan purulen

Bersihan jalan

nafas tak efektif

Peradangan bronkus

Penumpukan sekret

Tidak efektif

Sekret tidak bisa kelur

saat batuk

Bersihan jalan nafas tak

efektif

2 DS: klien mengaku

kesumutan pada ujung-

ujung ekstremitas

Kerusakan

pertukaran gas

Alveoli mengalami

komplikasi dan

eksudasi

13

Page 14: Makalah Asuhan Keperawatan Tbc

DO: GDA tidak dalam batas

normal, TD naik,takikardi,

Tachipnoe.

Gangguan pertukaran

gas

3 DS : Klien mengaku tidak

nafsu makan,kurang tertarik

terhadap makanan,dan

mengaku perutnya terasa

mual dan muntah.

DO : porsi makan hanya

habis seperempat,BB

menurun

Perubahan

nutrisi kurang

dari kebutuhan

Peradangan bronkus

Penumpukan sekret

Anoreksia,malaise,mual

muntah

Kebutuhan nutrisi

kurang dari kebutuhan

1. jalan napas tak efektif b/d sekresi yang kental/darah.

2. Kerusakan pertukaran gas b/d kerusakan membran alveolar-kapiler.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan produksi

spuntum/batuk, dyspnea atau anoreksia

2.2.3 Perencanaan

Diagnosa Keperawatan 1. :

Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.

Tujuan :

Kebersihan jalan napas efektif.

Kriteria hasil :

Mencari posisi yang nyaman yang memudahkan peningkatan pertukaran udara.

Mendemontrasikan batuk efektif.

Menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi.

Intervensi :

14

Page 15: Makalah Asuhan Keperawatan Tbc

Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat

penumpukan sekret di sal. pernapasan.

R/ Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan

kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.

Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.

R/ Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan tidak efektif,

menyebabkan frustasi.

Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.

R/ Memungkinkan ekspansi paru lebih luas.

Lakukan pernapasan diafragma.

R/ Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan

meningkatkan ventilasi alveolar.

Tahan napas selama 3 - 5 detik kemudian secara perlahan-lahan, keluarkan

sebanyak mungkin melalui mulut. Lakukan napas ke dua , tahan dan batukkan

dari dada dengan melakukan 2 batuk pendek dan kuat.

R/ Meningkatkan volume udara dalam paru mempermudah

pengeluaran sekresi sekret.

Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.

R/ Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk

klien.

Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi :

mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000

sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi.

R/ Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan

sumbatan mukus, yang mengarah pada atelektasis.

Dorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk.

R/ Hiegene mulut yang baik meningkatkan rasa kesejahteraan dan

mencegah bau mulut.

Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian

expectoran, pemberian antibiotika, konsul photo toraks.

15

Page 16: Makalah Asuhan Keperawatan Tbc

R/ Expextorant untuk memudahkan mengeluarkan lendir dan

menevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.

Diagnosis Keperawatan 2. :

Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-

kapiler.

Tujuan :

Pertukaran gas efektif.

Kriteria hasil :

Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.

Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.

Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab.

Intervensi :

Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur.

Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin.

R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru

dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit.

Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau

perubahan tanda-tanda vital.

R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi

sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan

terjadinya syock sehubungan dengan hipoksia.

Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin

keamanan.

R/Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas

dan mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.

Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya sesak atau kolaps

paru-paru.

R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengembangkan

kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.

16

Page 17: Makalah Asuhan Keperawatan Tbc

Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dengan

menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.

R/ Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat

dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas.

Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian

antibiotika, pemeriksaan sputum dan kultur sputum, konsul photo toraks.

R/Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan

parunya.

Diagnosis keperawatan 3

Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

peningkatan produksi spuntum/batuk, dyspnea atau anoreksia

Tujuan :

Kebutuhan nutrisi adekuat

Kriteria Hasil :

Menyebutkan makanan mana yang tinggi protein dan kalori

Menu makanan yang disajikan habis. Peningkatan berat badan tanpa peningkatan

edema

Intervensi :

Diskusikan penyebab anoreksia, dispnea dan mual.

R/ untuk mengetahui lebih dalam tentang awal mula anoreksia,

dispnea dan mual pasien

Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan.

R/ agar penyerapan protein bisa lebih baik

Tawarkan makan sedikit tapi sering (enam kali sehari plus tambahan).

R/ Untuk mencukupi kebutuhan hizi paien dan

mengoptimalkan peningkatan berat badan pasien

Pembatasan cairan pada makanan dan menghindari cairan 1 jam sebelum

dan sesudah makan.

R/ mencegah agar tidak timbul edema

17

Page 18: Makalah Asuhan Keperawatan Tbc

Atur makanan dengan protein/kalori tinggi yang disajikan pada waktu

klien merasa paling suka untuk memakannya.

R/ agar klien merasa tidak jenuh dalam proses peningkatan

protein adekuat dan peningkatan berat badan

Konsul dengan dokter/shli gizi bila klien tidak mengkonsumsi nutrien yang

cukup.

R/ Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan

2.2.4 Implementasi

Dx 1:

Menjelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat

penumpukan sekret di sal. pernapasan.

Mengajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.

Mengajarkan pasien napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.

Mengajarkan pasien untuk melakukan pernapasan diafragma.

Mengajarkan pasien untuk tahan napas selama 3 - 5 detik kemudian secara

perlahan-lahan, keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut. Lakukan napas

ke dua , tahan dan batukkan dari dada dengan melakukan 2 batuk pendek dan

kuat.

Melakukan Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.

Mengajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi :

mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000

sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi.

Mendorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk.

Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian

expectoran, pemberian antibiotika, konsul photo toraks.

Dx 2:

Menjelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat

penumpukan sekret di sal. pernapasan.

18

Page 19: Makalah Asuhan Keperawatan Tbc

Mengajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.

Mengajarkan napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.

Melakukan pernapasan diafragma.

Menahan napas selama 3 - 5 detik kemudian secara perlahan-lahan, keluarkan

sebanyak mungkin melalui mulut. Lakukan napas ke dua , tahan dan batukkan

dari dada dengan melakukan 2 batuk pendek dan kuat.

Melakukan auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.

Mengajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi :

mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000

sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi.

Mendorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk.

Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian

expectoran, pemberian antibiotika, konsul photo toraks.

Dx 3 :

Menjelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat

penumpukan sekret di sal. pernapasan.

Mengajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.

Mengajarkan napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.

Melakukan pernapasan diafragma.

Melakukan tahan napas selama 3 - 5 detik kemudian secara perlahan-lahan,

keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut. Lakukan napas ke dua , tahan

dan batukkan dari dada dengan melakukan 2 batuk pendek dan kuat.

Melakukan uskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.

Mengajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi :

mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000

sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi.

Melakukan dorongan atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk.

Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian

expectoran, pemberian antibiotika, konsul photo toraks.

19

Page 20: Makalah Asuhan Keperawatan Tbc

2.2.5 Evaluasi

Dx : 1

S: Klien mengaku sudak tidak sesak dalam bernafas,dan bisa batuk dengan

efektif

O: Frekwensi normal,TD normal,sputum encer dan mudah dikeluarkan.

A: Masalah teratasi

P: intervensi dihentikan

Dx : 2

S : klien menyatakan sudah tidak mengalami kesumutan pada ujung

ekstremitas

O : GDA dalam batas normal,frekwensi pernafasan dalam batas normal,nadi

dan TD normal

A : masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan

Dx : 3

S: klien mengaku mulai tertarik dengan makanan dan nafsu makan

meningkat,tidak merasa mual.

O: BB meningkat,porsi makanan habis.

A: masalah teratasi

P: intervensi dihentikan

20

Page 21: Makalah Asuhan Keperawatan Tbc

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi kronis dengan karakteristik

terbentuknya tuberkel granuloma pada paru yang disebabkan oleh

Mycobacterium tuberculosis.

Penyebabnya ialah mycobacterium tuberkulosis dengan ukuran panjang 1

– 4 um dan tebal 1,3 – 0,6 golongan Basil Tahan Asam (BTA).

Penularan terjadi karena kuman dibatukan atau dibersinkan keluar menjadi

droflet nuklei dalam udara.

Pengkajian meliputi :

1. Aktivitas/istirahat.

2. Integritas Ego.

3. Makanan / cairan.

4. Nyeri / kenyamanan.

5. Pernafasan.

6. Keamanan.

7. Interaksi sosial.

8. Penyuluhan / pembelajaran

Diagnosa meliputi

1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan

sekresi yang kental/darah.

2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan

membran alveolar-kapiler.

3. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan peningkatan produksi spuntum/batuk,

dyspnea atau anoreksia

21

Page 22: Makalah Asuhan Keperawatan Tbc

3.2 Saran

Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini masih

banyak kekurang-kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

kritik dan saran dari pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan

makalah selanjutnya akan lebih baik dari sekarang,dan kami juga berharap,setelah

membaca makalah ini kita menjadi lebih mengetahui bagaimana atau tindakan

apasaja yang harus kita berikan kepada klien dengan TBC agar kembali pada

keadaan semula dan kebutuhan dasar manusianya tepenuhi.

22

Page 23: Makalah Asuhan Keperawatan Tbc

DAFTAR PUSTAKA

Kapita Selekta Kedokteran / Editor,Mansjoer Arif (ed al.).Ed 3,cet 1.

Jakarta: Media Aekulapius,2000.

Doenges,Merilyan E.Rencana Asuhan Keperawatan: pedoman untuk perencanan

dan pendokumentasian pereawatan pasien.

Jakarta: EGC,1999.

23