Makalah Syirik Oke
-
Upload
muhammad-ropia -
Category
Documents
-
view
276 -
download
0
Transcript of Makalah Syirik Oke
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kehidupan setiap manusia tidak akan lepas dari unsur sosial yang
mempengaruhi pola pikir dan cara pandangnya. Dalam hal ini berkaitan
eratdengan unsur warisan kebudayaan yang berhubungan dengan suatu tradisi
yang masih dipercayai oleh masyarakat. Tradisi dalam sekelompok masyarakat
merupakan sesuatu yang sudah mendarah daging dari keturunan – keturunan
sebelumnya. Akan tetapi seiring berjalannya waktu sebuah tradisi bisa menjadi
malapetaka apabila menyimpang dari ajaran agama, terutama agama islam.
Islam adalah agama yang penuh dengan norma-norma yang ada di dalam
Al-Qur’an. Namun dalam diri Islampun masih tersimpan beberapa peninggalan
dari orang yang berperilaku primitif seperti orang yang mempercayai suatu benda
(jimat) dan orang-orang yang menggunakan sihir yang merupakan kekuatan alam
yang tersembunyi. Hal itu, manusia masih merasa terikat kepada hal-hal yang
berbau mistik.
Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia merupakan makhluk sosial, di mana
dia selalu berinteraksi dari hubungan yang bersifat horizontal dan vertikal
yang akan selamanya ada, dan tidak akan pernah sirna dalam hidupnya.
Demikian pula dalam kehidupan manusia itu sendiri, Tuhan memiliki
peran paling utama dan sangatlah besar, sehingga manusia tidak akan pernah lepas
dengan sifat butuh dan meminta. Agama telah memberikan ajaran terhadap
manusia dengan peraturan-peraturan yang ada dan pengetahuan bagaimana cara
manusia mengadakan hubungan dengan Tuhannya.
Secara teknis agama memberikan tuntunan dan bimbingan bagaimana
caranya seseorang beribadah kepada Tuhannya, menyampaikan puji dan do’a
kepada-Nya. Hubungan antara manusia dengan Tuhan, sebagai hubungan antara
ciptaan dengan pencipta. Posisi demikian menyadarkan manusia bahwa ia tidak
mungkin merasa lebih besar dan menandingi atau melawan kepada Tuhannya atas
segala perintah-Nya.
1
Manusia memang harus berusaha, namun sepanjang usahanya supaya tidak
terjerumus dan melanggar dari ajaran Islam. Pengamalan keagamaan seperti ini
membawa kedekatan manusia dengan Tuhan-Nya. Kedekatan seperti itu
sangatlah penting dan mengesankan di dalam kehidupan manusia.
Ketika manusia dilihat pada tiap-tiap ajaran agama ini semakin merasakan
adanya kedekatan diri pada Tuhan, karena ketika manusia itu mempunyai rasa
ketidakpuasan dalam bertuhan, maka sesuatu yang lain yang sifatnya dapat
mempengaruhi didalam dirinya seperti halnya perbuatan syirik akan menjadikan
ia berpaling dari Tuhan dan tentunya perbuatan syirik tadi menyebabkan ia tidak
lagi mempercayai adanya kekuasaan dan ke-Esaan-Nya.
Seseorang tentu saja tidak bisa lepas dari unsur yang mempengaruhi dalam
kehidupan sehari-hari dimana sifat yang dipengaruhi oleh benda-benda yang
menimbulkan suatu kekuatan pada diri seseorang dan bisa jadi suatu makhluk
sendiri yang dianggapnya mempunyai daya yang luar biasa ilmunya, sehingga
lebih cenderung meminta pertolongan kepada hamba-Nya.
Mengapa dalam istilah musyrikun ini dikenakan kepada orang-orang Islam
yang sangat mempercayai atau mengamalkan suatu amalan tertentu yang
mana tidak ada dalam Islam itu sendiri.
Kepercayaan manusia terhadap suatu amalan yang jelas sudah menunjukan
kontradiksi sangatlah bertentangan dengan jiwa tauhid yang ada dalam diri
manusia itu sendiri (meng-Esa-kan Allah) yang telah diajarkan oleh Islam.
Demikian manusia menjadikan dirinya musyrik dan melanggar dari apa yang telah
digariskan oleh Islam dan sunnah-sunnah Nabi.
Berdasarkan pengakuan dalam diri manusia terhadap Tuhan yang
bereksistensi dan berhak disembah adalah Allah SWT (Laa Ilaaha Illallah),
dengan demikian perbuatan syirik yang dilakukan oleh manusia tersebut dianggap
dosa yang besar.
Oleh karena itu perbuatan syirik adalah perbuatan yang sangat rawan bisa
terjadi pada manusia dimana ia tidak bisa mempertahankan arti keimanan yang
sebenarnya, manusia itu bisa dikatakan syirik antara lain bila :
2
1. Seseorang yang meyakini atau mempercayai adanya Tuhan SWT, tetapi
dia menyekutukan-Nya dengan jalan bahwa ada selain Allah yang bias
berpengaruh terhadap dirinya.
2. Orang yang mensifati dirinya atau orang lain dengan kesifatan
ketuhanan seperti Fir’aun (sifat kesempurnaan yang ada dari sifat Allah
SWT).
3. Orang yang menyembah selain Allah, dan ibadahnya itu ditujukan
mencari kemaslahatan dan kemanfaatan atau faedah lain selain keridhaan
Allah.
Demikian syirik dilakukan oleh orang-orang yang tidak
mempunyai keimanan teguh dan orang yang melakukan syirik biasanya
selalu dihinggapi rasa ketidak mantapan, karena selalu dipengaruhi oleh
sesutau yang dapat mempengaruhi dalam jiwanya.
Syirik itu adalah sesuatu yang disukai oleh syetan, dan syetan sudah tentu
akan selalu menjerumuskan manusia kedalam perbuatan yang dihina dan nista.
Maka seperti apa yang dicontohkan diatas, bahwa syirik seperti sihir merupakan
sebagian yang menyebabkan kemusyrikan. Oleh karena berhati- hatilah dalam
sikap dan tindakan yang bisa menimbulkan kekufuran.
Perbuatan itu adalah menuhankan sesuatu selain Allah dengan
menyembahnya, meminta pertolongan kepadanya, menaatinya, atau melakukan
perbuatan lain yang tidak boleh dilakukan, kecuali hanya kepada Allah SWT.
Salah satu contohnya adalah sebuah tradisi yang mempercayai atau menganggap
sebuah benda mempunyai kekuatan. Tradisi ini merupakan suatu tindakan syirik
atau menyekutukan Allah.
Salah satu istilah yang sering muncul dalam kajian tauhid adalah musyrik
atau syirik. musyrik atau syirik ini sering diperdebatkan para ahli, karena selain
banyak faktor penyebabnya juga karena musyrik merupakan dosa besar yang sulit
diampuni Tuhan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Syirik
Perkataan syirik berasal dari bahasa Arab, Syaraka, yang berarti
bersekutu atau berserikat. Sedangkan dalam arti yang digunakan dalam
akidah, syirik artinya mempersekutukan Allah dengan yang lain, atau
mempersamakan Allah sebagai maha pencipta dengan makhluk-Nya, baik
dari segi dzat, sifat maupun perbuatan-Nya. Syirik dianggap perbuatan
dosa besar, karena langsung menyinggung kekuasaan Tuhan sebagai dzat
yang seharusnya dijunjung tinggi karena rahmat dan kasih sayang-Nya
pada Manusia. Allah berfirman,
dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia
memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kezaliman yang besar".(Q.S.Luqman, 31:13)
Orang menyekutukan Allah itu disebut Musyrik. Al Qur’an banyak
mencela orang-orang yang menyembah banyak Tuhan yakni mereka yang
mempercayai dua Tuhan (Dualisme),Tiga Tuhan (Trimurti, Trinitas), atau
mereka menyembah suatu makhluk seperti matahari, bulan, patung-patung
dan sebagainya. Syirik dalam ajaran Islam merupakan dosa yang paling
besar, apabila orang tersebut meninggal dalam keadaan Musyrik dan
belum bertaubat, ia tidak akan diampuni Tuhan.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
4
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (Q.S.Nisa, 4:48)
Orang yang melakukan syirik disebut musyrik. Seorang musyrik
melakukan suatu perbuatan terhadap makhluk (manusia maupun benda)
yang seharusnya perbuatan itu hanya ditujukan kepada Allah seperti
menuhankan sesuatu selain Allah dengan menyembahnya, meminta
pertolongan kepadanya, menaatinya, atau melakukan perbuatan lain yang
tidak boleh dilakukan kecuali hanya kepada Allah SWT.
2. Macam-Macam Syirik
Secara sadar maupun tidak sadar banyak manusia yang terperosok
ke dalam perbuatan syirik, Perbuatan tersebut jika dilakukan oleh manusia,
maka manusia tersebut menjadi musyrik. Allah berfirman:
Ibrahim berkata: Maka Mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?"
Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah.
Maka Apakah kamu tidak memahami? (Q.S. Al-Anbiya, 21:66-67)
Dilihat dari sifat dan tingkat sanksinya, syirik dapat dibagi menjadi dua
yaitu:
1). Syirik Akbar (Syirik Besar)
Syirik akbar merupakan syirik yang tidak akan mendapat ampunan
Allah. Syirik akbar dibagi menjadi dua, yang pertama yaitu Zahirun Jali
(tampak nyata), yakni perbuatan kepada tuhan-tuhan selain Allah atau baik
tuhan yang berbentuk berhala, binatang, bulan, matahari, batu, gunung,
pohon besar, sapi, ular, manusia dan sebagainya. Demikian pula
menyembah makhluk-makhluk ghaib seperti setan, jin dan malaikat. Yang
kedua yaitu syirik akbar Bathinun Khafi (tersembunyi) seperti meminta
pertolongan kepada orang yang telah meninggal. Setiap orang yang
5
menaati makhluk lain serta mengikuti selain dari apa yang telah
disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya, berarti telah terjerumus kedalam
lembah kemusyrikan.
Firman Allah SWT:
dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak
disebut nama Allah ketika menyembelihnya[501]. Sesungguhnya
perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya
syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka
membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, Sesungguhnya kamu
tentulah menjadi orang-orang yang musyrik. (QS. Al-An’am: 121).
Syirik akbar ada dua macam, yaitu Dzahirun Jali (tampak nyata)
dan Batinun Khafi(tersembunyi).
a. Menyembah kepada selain Allah SWT.
Di antara syirik akbar yang jali ialah beribadah kepada
sesembahan lain di samping menyembah Allah.
b. Meminta Pertolongan Kepada Orang yang sudah mati.
Di antara syirik akbar khafi ialah berdoa kepada orang mati dan
kuburan orang-orang besar.
c. Mengangkat pembuat undang-undang selain Allah SWT.
Di antara perbuatan syirik besar yang tampak dan tidak tampak
pada kebanyakan manusia ialah menjadikan selain Allah sebagai
pembuat Undang-undang atau mencari hukum selain hukum
Allah. Mereka memberi wewenang kepada beberapa orang guna
membuat undang-undang yang absolut bagi mereka atau bagi
orang lain. Dengan wewenang itu mereka membuat hukum halal
dan haram sesuai dengan kemauan sendiri. Membuat sistem,
aturan, metode kehidupan dan idealisme yang berlawanan
dengan syari’at Allah. Kemudian orang lain mengikutinya
6
seolah-olah hukum itu berasal dari langit yang harus dipatuhi dan
tidak boleh dilanggar sedikit pun. Padahal yang berhak membuat
undang-undang bagi ciptaanNya hanyalah Allah sendiri. Alam
adalah kerajaan Allah. Jika ada di antara hamba menganggap ada
seseorang yang mempunyai hak memerintah dan melarang serta
membuat undang-undang tanpa seizing pemilik dan penguasa
kerajaan, berarti dia telah menjadikan sekutu bagiNya.
2). Syirik Asghar (Syirik Kecil)
Syirik asghar termasuk perbuatan dosa besar, akan tetapi masih ada
peluang diampuni Allah jika pelakunya segera bertobat. Seorang pelaku
syirik asghar dikhawatirkan akan meninggal dunia dalam keadaan kufur
jika ia tidak segera bertaubat. Contoh-contoh perbuatan syirik asghar
antara lain:
a. Bersumpah dengan nama selain Allah
Sabda rasulullah SAW:
ومن حلف بغير الله فقدكفراواشرك Artinya: “Dan barang siapa yang bersumpah dengan selain nama
Allah, maka dia telah kufur atau syirik”. (HR. Tirmidzi).
Seperti bersumpah dengan nama nabi, dengan seorang wali,
dengan seorang pembesar, dengan tanah air, dengan nenek moyang, atau
dengan makhluk Allah lainnya. Bersumpah adalah pengangungan sesuatu
yang digunakan untuk bersumpah. Padahal yang harus diagungkan dan
disucikan itu hanya Allah SWT.
b. Meyakini suatu benda memiliki kekuatan gaib
Tauhid tidak bertentangan dengan sebab ciptaan Allah di alam ini.
Seperti obat untuk penyembuhan, senjata untuk menjaga diri. Tetapi bila
menempuh cara lain yang dapat mengakibatkan pengaruh tersembunyi
yang tidak disyari’atkan oleh Allah untuk menghilangkan penderitaan atau
7
menjaga diri dari bahaya, maka perbuatan tersebut sudah bertentangan
dengan tauhid.
c. Memakai azimat
Memakai azimat termasuk perbuatan syirik karena mengandung
unsur meminta atau mengharapkan sesuatu kepada kekuatan lain selain
Allah.
Sabda rasulullah SAW:
ق تميمةفقداشرك من تعلArtinya: “Barangsiapa menggantungkan azimat, maka dia telah
berbuat syirik”. (HR. Ahmad).
Azimat yaitu benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib yang
dapat menyembuhkan atau menghindarkan pemakainya dari bahaya.
Perbuatan seperti ini termasuk syirik karena mengandung unsur meminta
terhindar dari bahaya kepada selain Allah.
d. Mantera
Mantera yaitu mengucapkan kata-kata atau gumam-gumam yang
dilakukan oleh orang jahiliyah dengan keyakinan, bahwa kata-kata atau
gumam-gumam itu dapat menolak kejahatan atau bala dengan bantuan jin.
Sabda Rasulullah SAW:
Artinya: ”Sesungguhnya mantera, azimat dan guna-guna itu
adalah perbuatan syirik”. (HR. Ibnu Hibban).
Mantera ialah mengucakan kata-kata tertentu agar dapat menolak
kejahatan dan mendapatkan kekuatan gaib dengan bantuan jin. Mantera
yang diharamkan ialah lafaz yang mengandung ucapan meminta
pertolongan selain kepada Allah, atau ucapan yang kadangkala
mengandung makna kekufuran dan kemusyrikan. Adapun selain itu, tidak
ada halangan membaca mantera.
Ulama telah membolehkan bermantera bila terdapat tiga
persyaratan sebagai berikut : dengan kalamullah (ayat-ayat Al-Qur’an)
atau dengan nama-nama Allah atau sifat-sifatNya, dengan bahasa Arab
8
atau lainnya yang dapat dipahami maksudnya, berkeyakinan bahwa
mantera itu sendiri tidak berpengaruh, tetapi semuanya itu ditentukan oleh
Allah SWT.
e. Sihir
Sihir termasuk perbuatan syirik karena perbuatan tersebut dapat
menipu atau mengelabui orang dengan bantuan jin atau setan. Dan dalam
sebuah hadits disebutkan:
Artinya: “Barangsiapa yang membuat suatu simpul kemudian dia
meniupinya, maka sungguh ia telah menyihir. Barangsiapa menyihir,
sungguh ia telah berbuat syirik”. (HR. Nasa’i).
Sihir ialah semacam cara penipuan dan pengelabuan yang
dilakukan dengan cara memantera, menjampi dll. Perbuatan ini termasuk
syirik karena ia mengandung makna meminta tolong kepada selain Allah,
yakni meminta bantuan jin. Al-Qur’an mengajari kita untuk berlindung
diri kepada Allah dari bahaya sihir dan tukang sihir, Perbuatan sihir adalah
haram. Orang yang mempercayai sihir dan datang ke tukang sihir untuk
melakukan penyihiran adalah orang-orang yang ikut berdosa bersama
tukang sihirnya.
f. Peramalan
Yang dimaksud peramalan ialah menentukan dan memberitahukan
tentang hal-hal yang ghaib pada masa-masa yang akan datang baik itu
dilakukannya dengan ilmu perbintangan, dengan membaca garis-garis
tangan, dengan bantuan jin dan sebagainya. Rasulullah SAW bersabda:
جوم فقداقتبس عبةمن من اقتبس شعبةمن الن ش--حر الس
Artinya: “Barangsiapa yang mempelajari salah sat ilmu
perbintangan, maka ia telah mempelajari sihir”. (HR. Abu Daud).
9
Salah satu bentuk sihir adalah ramalan. Yaitu anggapan
mengetahui dan melihat rahasia-rahasia masa depan berupa kejadian
umum atau khusus atau pun nasib seseorang, melalui perbintangan.
Yamg dimaksud ilmu perbintangan dalam hadits ini bukanlah ilmu
perbintangan yang mempelajari tentang planet yang dalam ilmu
pengetahuan disebut astronomi.
g. Dukun dan tenung
Dukun ialah orang yang dapat memberitahukan tentang hal-hal
yang ghaib pada masa datang, atau memberitahukan apa yang tersirat
dalam naluri manusia. Adapun tukang tenung adalah nama lain dari
peramal atau dukun, atau orang-orang yang mengaku bahwa dirinya dapat
mengetahui dan melakukan hal-hal yang ghaib, baik dengan bantuan jin
atau setan, ataupun dengan membaca garis tangan. Dalam sebuah hadits
diterangkan:
Artinya: “Dari Wailah bin Asqa’i ra berkata: aku mendengar
Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa datang kepada tukang tenung
lalu menanyakan tentang sesuatu, maka terhalanglah tobatnya selama
empat puluh hari. Dan bila mempercayai perkataan tukang tenung itu,
maka kafirlah ia”. (HR. Thabrani).
Dukun ialah orang yang menganggap dirinya dapat
memberitahukan tentang hal-hal gaib pada masa datang, atau apa yang
tersirat dalam naluri manusia. Tukang tenung ialah nama lain dari peramal
dan dukun. Semua yang gaib itu hanyalah Allah yang mengetahuinya.
g. Bernazar kepada selain Allah
Dalam masyarakat masih dijumpai seseorang bernazar kepada
selain Allah. Misalnya seseorang bernazar, “Jika aku sembuh dari penyakit
aku akan mengadakan sesajian ke makam wali”. Perbuatan seperti itu
adalah perbuatan yang sesat.
Firman Allah SWT:
10
Artinya: “Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu
nazarkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Orang-orang yang
berbuat zalim tidak ada seorang penolongpun baginya”. (QS. Al-Baqarah:
270).
Nazar adalah ibadah dan taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah,
dan beribadah itu hanya kepada Allah
h. Riya
Riya adalah beramal bukan karena Allah, melainkan karena ingin
dipuji atau dilihat orang. Riya termasuk syirik, sebagaimana Sabda
Rasulullah SAW:
Artinya: “Sesuatu yang amat aku takuti yang akan menimpa kamu
ialah syirik kecil. Nabi ditanya tentang hal ini, maka beliau menjawab,
ialah Riya”. (HR. Ahmad).
Menurut klasifikasi umum, syirik dibagi menjadi empat macam yaitu:
1. Syirku Al-‘Ilmi. Inilah syirik yang umumnya terjadi pada ilmuan.
Mereka mengagungkan ilmu sebagai maha segalanya. Mereka
tidak mempercayai pengetahuan yang diwahyukan Allah. Sebagai
contoh mereka mengatakan bahwa manusia berasal dari kera.
2. Syirku At-Tasarruf. Syirik jenis ini pada prinsipnya disadari atau
tidak oleh pelakunya, menentang bahwa Allah Maha Kuasa dan
segala kendali atas penghidupan manusia berada di tangan-Nya.
Mereka percaya adanya “perantara” itu mempunyai kekuasaan.
Contohnya adalah kepercayaan bahwa Nabi Isa anak Tuhan,
percaya pada dukun, tukang sihir atau sejenisnya.
3. Syirku Al- Ibadah. Inilah syirik yang menuhankan pikiran, ide-ide
atau fantasi. Mereka hanya percaya pada fakta-fakta konkrit yang
berasal dari pengalaman lahiriyah. Misalnya seorang atheis
memuja ide pengingkaran terhadap berbagai bentuk kegiatan.
4. Syirku Al-‘Addah. Ini adalah kepercayaan terhadap tahayul.
Sebagai contoh percaya bahwa angka 13 itu adalah angka sial
11
sehingga tidak mau menggunakan angka tersebut, menghubungkan
kucing hitam dengan kejahatan, dan sebagainya.
Pada masa pemerintahan Fir’aun, dari kaum Fir’aun kita dapat
menarik pelajaran bahwa yang disebut syirik bukan hanya sikap seseorang
yang mengagung-agungkan sesuatu dari kalangan sesama makhluk,
termasuk sesama manusia (kultus), tetapi syirik juga meliputi sikap
mengagung-agungkan diri sendiri kemudian menindas harkat dan martabat
sesama manusia, seperti tingkah diktator dan tiran. Sebagaimana firman
Allah SWT:
Artinya: “Dan ini sama sekali tidak dalam ‘kegagalan’ atau
‘keperkasaan’, melainkan justru dalam kehinaan yang lebih mendasar,
karena dia diperhamba oleh nefsunya sendiri untuk berkuasa dan
menguasai orang lain. Inilah keadaan Fir’aun yang kemudian mengalami
hukum Tuhan yang tragis dan dramatis, dan dia baru insyaf setelah
malapetaka menimpa, namun sudah terlambat.” (QS. Yunus: 90).
3. Hal-hal yang dapat menuju kemusyikan
Manusia telah diberikan potensi rohaniah oleh Allah SWT, yaitu
potensi ketuhanan. Dalam diri manusia ada perasaan bahwa dirinya
terbatas, dan dirinya terdapat sesuatu yang menguasainya. Perasaan ini
selanjutnya mengambil kenyakinan bahwa setiap benda yang mempunyai
kekuatan misterius dikuasai oleh sesuatu kekuatan yang selanjutnya
disebut mana atau tuah.
Islam mengakui bahwa setiap benda yang diciptakan Tuhan
memiliki keistimewaan atau khasiat. Namun Islam melarang memuja-muja
benda-benda itu. Islam hanya menyuruh menyembah Allah yang telah
menciptakan benda-benda tersebut.
12
Selanjutnya ada pula kepercayaan bahwa dalam benda-benda yang
mempunyai kekuatan misterius itu terdapat roh atau jiwa. Roh atau jiwa
itu ada yang baik dan yang buruk. Terhadap roh yang baik dimintakan
restunya, dan terhadap roh yang jahat dimintakan agar tidak
menganggunya. Cara pemujaan itu dapat mengambil bentuk pemberian
korban, sesajen, dan lain sebagainya. Pemujaan dilakukan dalam upaya
merayu Tuhan.
Islam telah menentukan berbagai cara penyelamatan agar tidak
terjerumus ke dalam perbuatan syirik. Lubang-lubang yang dapat
menghembuskan angin kemusrikan antara lain :
a. Berlebih dalam mengagungkan Nabi
b. Nabi Muhammad saw melarang umat Islam berlebihan
mengagungkan dan memuji-munji dirinya. Bila Rasulullah saw
melihat / mendengar sesuatu yang dapat menjurus kepada sikap yang
melebih-lebihkan pribadinya, maka beliau mencegah melakukannya.
Kemudian beliau mengajarkan yang benar. “Janganlah engkau
menyanjung-nyanjung aku sebagaimana umat Nashara menyanjung
Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku adalah seorang hamba, maka
katakanlah hamba Allah dan RasulNya.”
c. Memuja kuburan.
d. Islam melarang beberapa perbuatan yang dapat mengarah kepada
pemujaan kuburan: menjadikan kuburan sebagai masjid, shalat
menghadap kuburan, menyalakan lampu dan lilin di atas kuburan,
membangun dan mengapur kuburan, menulis di atas kuburan,
meninggikan kuburan, upacara dan peringatan di Kuburan.
e. Meminta berkah kepada pepohonan dan bebatuan
f. Berhala-berhala besar bangsa Arab pada mulanya berbentuk patung
besar seperti Lata atau pohon seperti Uzza atau batu seperti Manat.
Ada tiga sebab fundamental munculnya perilaku syirik, yaitu al-
jahlu (kebodohan), dhai’ful iiman (lemahnya iman), dan taqliid (ikut-
ikutan secara membabi-buta).
13
Al-jahlu sebab pertama perbuatan syirik. Karenanya masyarakat
sebelum datangnya Islam disebut dengan masyarakat jahiliyah. Sebab,
mereka tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Dalam kondisi
yang penuh dengan kebodohan itu, orang-orang cendrung berbuat syirik.
Karenanya semakin jahiliyah suatu kaum, bisa dipastikan kecenderungan
berbuat syirik semakin kuat. Dan biasanya di tengah masyarakat jahiliyah
para dukun selalu menjadi rujukan utama. Mengapa? Sebab mereka
bodoh, dan dengan kobodohannya mereka tidak tahu bagaimana
seharusnya mengatasi berbagai persoalan yang mereka hadapi. Ujung-
ujungnya para dukun sebagai narasumber yang sangat mereka agungkan.
Penyebab kedua perbuatan syirik adalah dhai’ful iimaan (lemahnya
iman). Seorang yang imannya lemah cenderung berbuat maksiat. Sebab,
rasa takut kepada Allah tidak kuat. Lemahnya rasa takut kepada Allah ini
akan dimanfaatkan oleh hawa nafsu untuk menguasai diri seseorang.
Ketika seseorang dibimbing oleh hawa nafsunya, maka tidak mustahil ia
akan jatuh ke dalam perbuatan-perbuatan syirik seperti memohon kepada
pohonan besar karena ingin segera kaya, datang ke kuburan para wali
untuk minta pertolongan agar ia dipilih jadi presiden, atau selalu merujuk
kepada para dukun untuk suapaya penampilannya tetap memikat hati
orang banyak.
Taqliid sebab yang ketiga. Al-Qur’an selalu menggambarkan
bahwa orang-orang yang menyekutukan Allah selalu memberi alasan
mereka melakukan itu karena mengikuti jejak nenek moyang mereka.
Allah berfirman :
“Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata,
‘Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan
Allah menyuruh kami mengerjakannya.’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya Allah
tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji.’ Mengapa kamu
14
mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (QS. Al-
A’raf,7 : 28).
4. Dampak Syirik
a. Penghinaan manusia
Syirik merupakan penghinaan terhadap kemuliaan manusia dan
penurunan martabat serta kedudukannya. Allah memuliakan manusia
dan mengajarkannya semua nama dan sebagian ilmu. Dia menciptakan
bagi manusia segala yang ada di langit dan di bumi dan menjadikannya
sebagai khalifah di muka bumi ini. Tetapi manusia tidak dapat
menghayati martabatnya, sehingga menjadikan sebagian dari alam ini
sebagai tuhannya. Dia tunduk merendahkan dirinya, padahal
sebenarnya dia adalah tuan dari seluruh makhluk.
b. Sarang tahayyul
Orang yang berkeyakinan terhadap adanya pengaruh lain di alam
ini selain Allah baik berupa binatang, jin dan lain sebagainya akal
pikirannya telah siap menerima setiap yang berbau tahayul.
c. Kezaliman yang besar
Zalim terhadap kebenaran, karena kebenaran yang paling agung
adalah kalimat la ilaha illallah. Zalim terhadap diri sendiri, karena
orang musyrik menjadikan dirinya sebagai budak dan hamba bagi
makhluk lain, padahal ia dicipta oleh Allah sebagai makhluk yang
merdeka.
d. Sumber ketakutan
Orang yang mempercayai khurafat, tahayul serta kebatilan akan
menjadi seorang penakut. Semuanya menimbulkan rasa pesimis,
kebosanan, keguncangan jiwa, serta ketakutan yang tidak dimengerti
asal usul dan sebabnya.
e. Penghambat jiwa optimis
Syirik mengajari penganutnya untuk berserah diri dan
bertawakkal kepada perantara dan pemberi syafaat mereka, sehingga
15
terjerumus ke dalam berbagai dosa besar dan menggantungkan diri
kepada tuhan-tuhan batil dan palsu untuk mendapatkan pengampunan
dosa di sisi Allah.
5. Cara menghindari perbuatan syirik
a. Dengan mengikhlaskan segala ibadah dan amal shalih kita hanya
untuk mencari ridha Allah ta'ala semata.
b. Mempelajari ilmu tauhid yang murni dan benar sesuai dengan apa
yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
c. Mempelajari lawan dari tauhid itu, yaitu syirik, baik itu definisinya,
jenis-jenisnya, dan contoh-contohnya. Karena untuk memmahami
sesuatu itu terkadang kita juga harus mengenal lawannya. Lawan
dari tauhid adalah syirik dan lawan dari sunnah adalah bid'ah.
d. Memperbanyak doa kepada Allah agar diberikan keistiqomahan
(keteguhan) di atas tauhid dan sunnah dan agar dijauhkan dari segala
bentuk kesyirikan dan kebid'ahan baik yang kita ketahui ataupun
tidak, baik yang kita sadari ataupun tidak.
e. Bergaul dengan orang-orang yang lurus dan teguh agamanya
(ahlussunnah) dan menghindari pergaulan dengan orang-orang yang
melakukan kesyirikan agar tidak terpengaruh dengan perbuatan
mereka tersebut.
6. Hikmah menghindari perbuatan syirik
a. Mengangkat manusia ke derajat paling tinggi dan mulia.
b. Mengalirkan rasa kesederhanaan dan kesahajaan.
c. Membuat manusia menjadi suci dan benar
d. Memunculkan kepercayaan yang teguh dalam segala hal, tidak
mempunyai hubungan khusus dengan siapapun atau apapun yang
menyebabkan rusaknya iman.
e. Tidak mudah putua asa dengan keadaan yang dihadapi.
16
f. Menumbuhkan keberanian dalam diri manusia. Dalam hubungan ini
ada dua hal yang membuat manusia menjadi pengecut, yaitu takut
mati, dan pemikiran yang menyatakan bahwa ada orang lain selain
Allah yang dapat mencabut nyawanya.
g. Mengembangkan sikap cinta damai dan keadilan, menghalau rasa
cemburu, dengki, dan iri hati.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Syirik menurut arti Bahasa Arab ialah dari kata sekutu, serikat,
atau perkongsian. Sedangkan menurut pengertian syara’, ialah
memperserikatkan Allah dengan sesuatu makhluk ciptaan-Nya.
Sudah sangat jelas bahwa syirik merupakan perbuatan manusia
yang menyimpang dari jalan Allah, di mana dia tidak merasakan
kepuasaan yang betul-betul nyata dengan apa yang telah diberikan oleh
Allah dengan memperserikatkan sesuatu hal atau benda selain Allah,
dikarenakan bisa memberikan suatu hal yang luar biasa yang betul-
betul bisa dirasakan oleh manusia.
Perbuatan syirik ini, bagaikaan khayalan yang tak berdasarkan
17
pada bukti secara rasional. Perbuatan ini termasuk perbuatan yang
sangat bathil yang sekaligus ditentang oleh Islam secara keras dan
digolongkan sebagai perbuatan dosa yang paling besar dan tiada
ampunan bagi pelakunya.
Syirik juga dapat diartikan sebagai kepercayaan terhadap suatu
benda yang mempunyai kekuatan tertentu atau juga mempercayai hal-
hal selain Allah Swt. Orang yang mempercayai hal tersebut dinamakan
Musyrik. Sedangkan orang musyrik itu adalah orang yang
mempersekutukan.
Islam pada dasarnya syirik itu dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
1. Syirik akbar yakni mempersekutukan sesuatu makhluk dengan
Allah baik mempersekutukan dalam beribadat kepada Allah,
syirik ini mengeluarkan orang yang bersyirik dengannya dari
agama, tidak ada ampunan daripadanya selain taubat melepaskan
diri dari padanya
2. Syirik ashghor yakni mengerjakan sesuatu bukankah Allah
semata-mata seperti juga mengerjakan dengan riya
Sikap syirik dapat merusak, bahkan dapat menggugurkan aqidah
Islam. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati jangan sampai gerak hati,
ucapan, dan perbuatan kita terbawa kedalam kemusyrikan. Sebab ada
syirik kecil dan syirik besar. Syirik kecil dapat berubah menjadi syirik
besar. Ada beberapa cara agar kita bisa terhindar dari kesyirikan, di
antaranya adalah:
1. Dengan mengikhlaskan segala ibadah dan amal shalih kita
hanya untuk mencari ridha Allah semata.
2. Mempelajari ilmu tauhid yang murni dan benar sesuai dengan
apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
3. Mempelajari lawan dari tauhid itu, yaitu syirik, baik itu
definisinya, jenis-jenisnya, dan contoh-contohnya.
4. Memperbanyak doa kepada Allah agar diberikan
keistiqomahan (keteguhan) di atas tauhid dan sunnah dan agar
dijauhkan dari segala bentuk kesyirikan dan kebid'ahan baik
18
yang kita ketahui ataupun tidak, baik yang kita sadari ataupun
tidak.
DAFTAR PUSTAKA
Ja’far Subhani , Tauhid Dan Syirik, (Bandung: Mizan, 1996)
Abuddin Nata , Materi pokok Akidah Akhlak -I, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1997)
Moh.Mansur, Materi pokok Akidah Akhlak -II, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1997)
Musa Asy’ari, Manusia Pembentuk Kebudayaan dalam Al-Qur’an, (Yogyakarta: Lembaga Studi Filsafat Islam, 1992)
Rahmat Taufiq Hidayat, Khazanah Istilah Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1993), Cet. III,
Subhani, Ja’far, Tauhid Dan Syirik, (Bandung: Mizan, 1996)
Wahhab, Muhammad Bin Abdul, Tegakkan Tauhid Tumbangkan Syirik, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2000)
Prof. Dr. Tim. Hasbi Ash Shidieqy, Al-Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977),
Tim Penyusun, Akidah Akhlak al-Hikmah, (Surabaya: Akik Pusaka, 2008)
19
20