Makalah Supervisi pendidikan

48
SUPERVISI DAN KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Di susun Oleh : Candra Arif Subekti 12104244041 Ela Destiyana 12104244052 Sharif Bagus P 12104244053 Rizal Bayu Efendi 12104244054 Niken Tria Pratiwi 12104244055 Psikologi Pendidikan Bimbingan

description

Makalah Supervisi pendidikan

Transcript of Makalah Supervisi pendidikan

Page 1: Makalah Supervisi pendidikan

SUPERVISI DAN KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan

Di susun Oleh :

Candra Arif Subekti 12104244041

Ela Destiyana 12104244052

Sharif Bagus P 12104244053

Rizal Bayu Efendi 12104244054

Niken Tria Pratiwi 12104244055

Psikologi Pendidikan Bimbingan

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta

2013

Page 2: Makalah Supervisi pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sarana yang sangat strategis dalam melestarikan sistem nilai

yang berkembang dalam kehidupan. Proses pendidikan tidak hanya memberikan

pengetahuan dan pemahaman peserta didik, namun lebih diarahkan pada pembentukan

sikap, perilaku dan kepribadian peserta didik, mengingat perkembangan komunikasi,

informasi dan kehadiran media cetak maupun elektronik tidak selalu membawa pengaruh

positif bagi peserta didik.

Tugas pendidik dalam konteks ini membantu mengkondisikan pesera didik pada

sikap, perilaku atau kepribadian yang benar, agar mampu menjadi agents of modernization

bagi dirinya sendiri, lingkungan, masyarakat dan siapa saja yang dijumpai tanpa harus

membedakan suku, agama, ras dan golongan. Pendidikan diarahkan pada upaya

memanusiakan manusia, atau membantu proses hominisasi dan humanisasi, maksudnya

pelaksanaan dan proses pendidikan harus mampu membantu peserta didik agar menjadi

manusia yang berbudaya tinggi dan bernilai tinggi (bermoral, berwatak, bertanggungjawab

dan bersosialitas). Untuk mewujudkan capaian tersebut, implementasikan pendidikan harus

didasarkan pada fondasi pendidikan yang memiliki prinsip learning to know, learning to do,

learning to be, dan learning to live together.

Guna mencapai semua itu maka dalam pelaksanaan tugas pendidik perlu adanya

supervise, maksud dari supervisi di sini adalah agar pendidik mengetahui dengan jelas

tujuan dari pekerjaannya dalam mendidik, mengenai apa yang hendak dicapai dari

pelaksanaan pendidikan tersebut. Serta mengetahui pula fungsi dari pekerjaan yang

pendidik lakukan. Ini tidak lain membantu pendidik agar lebih fokus pada tujuan yang ingin

dicapai dalam pendidikan dan menghindarkan dari pelaksanaan pendidikan yang tidak

relevan dengan tujuan pendidikan.

Setiap pelaksanaan  program  pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau

supervisi. Pengawasan bertanggung jawab terhadap keefektifan program itu. Oleh karena

itu, supervisi haruslah meneliti ada atau tidaknya kondisi-kondisi yang akan memungkinkan

tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Setelah kita mengetahui realita yang terjadi seperti

yang sudah tersebut di atas, maka diperlukan sebuah penjelasan secara rinci dan mendetail

tentang supervisi pendidikan agar para pendidik dapat memahami betapa perlu dan

pentingnya supervisi pendidikan itu.

Page 3: Makalah Supervisi pendidikan

B. Rumusan Masalah

1. Pengantar dan Pengertian Supervisi?

2. Sejarah Supervisi Pendidikan?

3. Perkembangan konsep supervisi?

4. Tujuan dan prinsip-prinsip supervisi?

5. Tekhnik-tekhnik supervisi?

6. Bidang garapan supervisi?

7. Kompetensi dasar supervisor dan pendekatan supervisi?

8. Langkah-langkah supervisi?

9. Instrument pengamatan pada proses belajar mengajar?

10. Supervisi dalam manajemen berbasis sekolah?

11. Peran supervisi dalam evaluasi program pendidikan?

12. Kepemimpinan Pendidikan?

Page 4: Makalah Supervisi pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGANTAR DAN PENGERTIAN SUPERVISI

Beberapa istilah yang sama pengertiannya akan tetapi berbeda tujuannya adalah

inspeksi, penilikan, pengawasan pemeriksaaan dengan supervisi. Keempat istilah pertama

yang sama penekanannya. Inspeksi mengandung arti “memeriksa dengan melihat

kekurangan dan kesalahan”. Penilikan hampir sama dengan “pemeriksaan” yaitu melihat

suatu kegiatan agar diketahui sebagaimana apakah telah mencapai tujuan. “pengawasan”

mengandung arti “melakukan pengamatan agar pekerjaan yang dilakukan dari apa yang

telah ditentukan”. Oarang-orang yang melakukannya disebut korektor, pengawas dan penilik.

Supervisi merupakan istilah baru yang menunjuk pada suatu pengawasan tetapi lebih

manusiawi. Dalam kegiatan ini pelaksanaannya bukan mencari kesalahan akan tetapi lebih

banyak mengandung unsur pembinaan agar pekerjaan yang diawasi diketahui kekurangan-

nya, bukan semata-mata kesalahannya, tetapi diberi tahu bagaimana cara meningkatkan-

nya, dan membicarakan bersama bagaimana mengatasi kekuarangan tersebut.

Ada banyak keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki guru menyebabkan kualitas

layanan menjadi rendah. Latar belakang pendidikan, tidak dapat dipungkiri ada banyak

kasus di sekolah guru yang mengampu suatu mata pelajran yang bukan vaknya,

keterbatasan fisik, kondisi psikologis guru, pengalaman/pemahaman tentang lembaga,

pengalaman bekerja, kekurangmampuan melakukan adaptasi dengan adanya perubahan

(metode, kebijakan, teknologi) menyebabkan kualitas layanan menjadi rendah.

Jangan sampai tercipta suatu kondisi dimana sekolah hanyalah merupakan lembaga

formalitas, bukan sebagai agen pembaharu, transmitter dan mandiri. Melihat perkembangan

lingkungan yang semakin cepat lingkungan harus senantiasa up to date dalam menyikapi

perubahan-perubahan.

Supervisi bertujuan meningkatkan kualitas dan kinerja. Dengan bimbingan dan

bantuan, kualitas professional guru dan lembaga akan senantiasa bisa dijaga dan

ditingkatkan. Jadi dalam hal ini, peran supervisi dalam proses pengelolaan pendidikan

menduduki peran yang penting.

Supervisi merupakan aktivitas yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin /

supervisor berkaitan dengan peran kepemimpinan yang diembannya dalam rangka menjaga

kualitas produk yang dihasikan lembaga. Supervisi terjadi di semua level pendidikan, di

tingkat pusat, regional, sampai dengan unit satuan terkecil. Kalau dikomparasikan dengan

proses pendidikan itu sendiri, supervisi terjadi di segmen input, proses dan output.

Page 5: Makalah Supervisi pendidikan

Kata supervise di lapangan kurang begitu popular untuk didefinisikan makna dan

pengertiannya, kita sudah sedemikian familiar dengan kata pengawas, mandor, atau

inspektur. Dan akibatnya, implementasi supervisi di ranah pendidikanpun terjangkiti makna

pengawas, mandor dan inspeksi tadi. Memang fenomena di atas tidak bisa diingkari, karena

trend jargon supervisi itu sendiri memerlukan banyak waktu untuk bisa familiar di tengah-

tengah masarakat.

Ada 7 jenis konsep supervisi yang bisa kita temukan sampai dengan abad 20 lalu,

yaitu :

1. Supervisi yang berpajan (berfokus) pada administrasi.

2. Supervisi yang berpajan pada kurikulum.

3. Supervisi yang berpajan pada pengajaran.

4. Supervisi yang berpajan pada human relation.

5. Supervisi yang berpajan pada manajemen..

6. Supervisi yang berpajan pada kepemimpinan.

Piet A. Sehertian mendefinisikan supervisi sebagai suatu usaha layanan kepada

guru-guru baik secara individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki

pengajaran (2000:19). Jelaslah bahwa dala penerapannya, supervisi merupakan suatu

bentuk bimbingan professional dalam rangka perbaikan suasana belajar mengajar melalui

guru.

Supervisi berjalan ketika pertama kali guru direkrut sampai dengan ia dipensiunkan.

Berawal dari proses orientasi pegawai bam, guru dikenalkan denngan segala bentuk

informasi yang berkaitan dengan kelembagaan, pekerjaan dan pengembangan diri. Ketika ia

sudah melewati masa orientasi, masuk ke tahapan bekerja yang sesungguhnya, proses

supervise terus dilakukan. Kinerja dan semua sepak-terjang guru dipantau, dinilai dan

ditindaklanjuti, dan dikembangkan sampai akhirnya ia sampai ke fase klimaks pekerjaa

pensiun.

Supervisi klinis yaitu suatu bentuk supervise yang difokuskan pada peningkatan

mengajar melalui sarana siklus yang sistematik dalam perencanaan, pengamatan serta

analisis yang intensif yang cermat tantang penampilan mengajar yang nyata serta bertujuan

mengadakan penumbuhan dengan cara yang rasional. Menurut arti katanya, istilah “klinis”

dikaitkan dengan “klinik” dalam kedokteran, yaitu tempat orang sakit yang datang ke dokter

minta diobati. Dalam supervise klinis guru disamakan dengan orang sakit, karena

mempunyai masalah yang harus dicari penyelesaiannya, sedangkan pengawas disamakan

dengan dokter yang dapat memberikan obat. Dalam pelaksanaan supervise klinis ini person

guru yang merasakan adanya masalah, aktif menyampaikan masalah kepada kepala

sekolah atau pengawas. Ketika mendengarkan masalah tersebut, baik kepala sekolah

Page 6: Makalah Supervisi pendidikan

maupun pengawas bertindak sebagai “orang tua atau yang dituakan”, mendengar dengan

baik keluhan guru tersebut. Perlu diinggat oleh kepala sekolah maupun pengawas bahwa

penting untuk menjaga dengan baik terciptanya situasi tentram dan santai sehingga

hubungan akrab antar mereka tetap baik.

Perbedaan dokter dan pengawas adalah jika pengawas memberikan kesempatan

kepa guru untuk meencoba mencari alternative penyelesaian masalahnya sendiri yang

disimpulkan dan dikonsultasi dengan pengawas yang menjadi pembinanya, tidak seperti

dokter yang langsung memberikan obat.Melalui diskusi itulah pengawas memberikan

pembimbingan. Dengan demikian guru dipandang sebagai individu mandiri yang mampu

memecahkan masalahnya sendiri setelah mendapatkan bantuan dari pengawas. Sehingga

supervise klinis diaartikan sebagai berikut :

Supervisi adalah suatu proses membantu guru memperkecil ketidaksesuaian

(kesenjangan) antara tingkah laku pengajar yang nyata dengan tingkah laku

mengajar yang ideal

Selanjunya pendapat ini digabungkan dengan pengertian supervise menurut R. Walter

diperoleh pengertian supervise klinis sebagai berikut :

Supervisi klinis adalah proses pembimbingan dalam pendidikan yang bertujuan

membantu pengembangan professional seoraang guru (juga guru yang sudah

dalam tugas mengajar), khususnya dalam penampilan mengajar berdasarkan

observasi dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk

perubahan tingkah laku mengajar tersebut.

B. SEJARAH SUPERVISI PENDIDIKAN

Pemaknaan istilah supervisI dan peran yang harus diperankan oleh supervisor

pendidikan telah berkembang lama. Selama itu supervisi sekolah beorientasi pada guru

(teacher oriented) dan fungsi administrative. Selama abad 18 dan 19-an, supervisi berbentuk

inspeksi. Sekolah yang mempeloporinya adalah sekolah-sekolah di Amerika. Badan ini terdiri

dan dari perwakilan masyarakat. Proses pengawasan oleh masyarakat itu diilhami oleh

ditempatkannya suatu dewan perkembangan di gereja untuk mengawasi pengelolaan

keagamaan dan berkembang menjadi control dan inspeksi masyarakat. Hubungan antara

inspektur dengan guru terkesan kaku dan menghukum dengan adanya kegiatan yang

bersifat telling, directing dan judging. Kadang bisa mengakibatkan guru dipecat.

Pada perkembangan berikutnya peran dan fungsi supervisor sebagai wakil dan

bekerja langsung di sekolah, dewan sekolah dan akhirnya hanya beorientasi pada hal yang

umum seperti konstruksi bangunan dan pendapatan sekolah.

Page 7: Makalah Supervisi pendidikan

Di awal abaad ke-20an, inspeksi sekolah hanya dilakukan untuk mensupervisi guru

dikelas. Supervisor masuk kelas, melihat proses belajar mengajar dan memeriksa perispan-

persiapan mengajar.

Supervisi sekolah pada tahun 1940 sampai dengan pertengahan decade berikutnya

lebih berpajan pada proses daripada produk. Supervisor lebih banyak menghabiskan

waktunya untuk membantu para guru bukannya sebagai peneliti kinerja guru. Di awal tahun

1960-an supervisor menjadi ahli bidang mata pelajaran. Tugas supervisor adalah

menginterpretasikan kurikulum dan mengorganisir material, mmelibatkan guru dalam

menghasilkan program sekolah, serta berperan sebagai resource peson bagi guru-guru di

kelas. Di akhir 1960-an tujuan sekolah-sekolah

1850-1910 Inspeksi dan Peningkatan

1910-1920 Supervisi Saitifik

1920-1930 Supervisi Birokratis

1930-1955 Supervisi Kooperatif

1955-1965 Supervisi sebagai pengembangan kurikulum

1965-1970 Supervisi Klinis

1970-1980 Supervisi sebagai manajemen

1980- Pengelolaan pengajaran

C. PERKEMBANGAN KONSEP SUPERVISI

Istilah supervise berasal dari bahasa inggris super artinya “diatas” dan vision artinya

“melihat”, secara keseluruhan artinya “melihat dari atas”. Maka supervisi diartikan sebagai

kegiatan yang dilakukan oleh pengawas sebagai pejabat yang berkedudukan di atas atau

lebih tinggi dari guru untuk melihat atau mengawasi pekerjaan guru. Dalam pengertian lain,

supervise merupakan peningkatan makna dari inspeksi yang berkonotasi mencari-cari

kesalahan. Kesan seperti itu sangat kurang tepat dan tidak sesuai dengan jaman reformasi.

Supervisi adalah kegiatan mengamati, mengidentifikasi mana hal-hal yang sudah benar,

mana hal-hal yang belum benar dan mana yang tidak benar dengan maksud agar bisa

mencapai tujuannya, yaitu memberikan pembinaan baik kepada guru maupun kepalaa

sekolah.

Inti supervise adalah melakukan pembinaan kepada sekolah pada umumnya dan

guru pada khususnya agar kualitas pembelajaran dapat meningkat. Dampak meningkatnya

kualitas pembelajaran, tentu dapat meningkat pula kualitas belajar siswa dan itu berarti

meningkatlah kualitas lulusan sekolah itu. Ditinjau dari objek yang diamati dapat dibedakan

menjadi tiga macam supervisi, yaitu :

Page 8: Makalah Supervisi pendidikan

1. Supervisi akademik yang menitikeratkan pada masalah akademik, langsung berkaitan

dengan lingkup pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses belajar.

2. Supervisi administrasi yang menitikberatkan pada aspek-aspek admisitrasi yang

berfungsi sebagai pendukung terlaksananya pembelajaran. Karena yang menjadi titik

berat pencatatan dan layanan itulah maka lebih tepat jika disebut supervise administrasi.

3. Supervisi lembaga, yang menitikberatkan pengamaatan pada seluruh sekolah sebagai

lebuh lembga pendidikan. Lingkupnya bukan tertuju langsung pada mutu layanan

adinistrasi saja tetapi pada mutu lembaga, pada nama baik seluruh sekolah tersebut.

Dari no 1, 2, 3 diatas seluruhnya disebut supervise pendidikan. Dengan memahami

pengertian tersebut maka pertanggungjawaban supervise akademik guru, penanggungjawab

supervise administrasi adalah tenaga administrasi, sedangkan penanggungjawab supervise

lembaga adalah kepala sekolah dan para wakilnya. Makna pertanggungjawaban di sini

bukan berarti bahwa yang disupervisi untuk setiap jenis kegiatan supervise hanya

pertanggungjawabannya, tetapi mempunyai makna bahwa pihak yang mempunyai

tanggungjawab tersebut memikul beban terberat bagi terciptanya kualitas masing-masing

lingkup. Untuk supervise akademik tanggungjawab terberat terletak pada guru, supervise

administrasi pada kepala kantor tata usaha, supervise lembaga ada pada kepala sekolah.

Ada kegiatan lain yang mengarahkan kepada seluruh aspek yaitu “akreditasi”. Objek

keduanya sama yaitu semua aspek diseluruh lembaga.

Yang membedakan antara supervise dan akreditasi adalah pelaku dan waktu

pelaksanaannya. Supervisi dilakukan oleh orang yang ada di dalam madrasah dan dari luar

yaitu pengawas secara terus-menerus. Sedangkan akreditasi dilakukan oleh tim dari luar

dan dalam waktu tertentu. Tujuannya sama, yaitu meningkatkan kualitas lembaga baik

parsial maupun keseluruhan. Dengan kata lain, yang menjadi objek supervisi akademik,

supervisi administrasi, supervise lembaga dan akreditasi sama, tetapi lingkup dan harapan

berbeda.

Objek supervise dan akreditasi adalah sama, meliputi enam macam, yaitu :

1. Siswa

2. Ketenagaan

3. Kurikulum

4. Sarana dan prasarana

5. Pengelolaan

6. Lingkungan dan situasi umum.

Berikut adalah bagaimana perbedaan dalam penerapan dan contohnya :

1. Komponen siswa

a. Supervisi akademik

Page 9: Makalah Supervisi pendidikan

1) Perhatian siswa dalam pembelajaran

2) Cara siswa menjawab pertanyaan guru

b. Supervisi administrasi

1) Daftar hadir siswa

2) Denah pengurus kelas

c. Supervisi lembaga dan akreditasi

1) Perbandingan banyaknya siswa yang mendaftar dengan yang diterima

2) Prestasi siswa dalam lomba olah raga antar kabupaten

2. Komponen ketenagaan

a. Supervisi akademik

1) Gaya mengajar guru ketika melakukan demonstrasi IPA

2) Kemampuan guru dalam memberikan contoh

b. Supervisi administrasi

1) Kualitas persiapan mengajar

2) Ketepatan waktu guru hadir di kelas

d. Supervisi lembaga dan akreditasi

1) Kesesuaian antara latar belakang pendidikan guru dengan mataa pelaajaaran

yang diajarkan

2) Banyaknya guru tetap bantuan pemerintah dan guru honorer yang ada di

sekolah tersebut

3. Komponen kurikulum

a. Supervisi akademik

1) Keteptan metode dan pokok bahasan

2) Urutan materi yang disajikan kepaada siswa

b. Supervisi administrasi

1) Pengisian buku catatan pelaksanaan pembelajaran

2) Jadwal pelajaran untuk kelas tertentu

c. Supervisi lembaga dan akreditasi

1) Keberadaan buku perangkat kurikulum

2) Jadwal pelajaran untuk seluruh kelas di sekolah

4. Kmponen sarana dan prasarana

a. Supervisi akademik

1) Pemanfaatan alat peraga dalam proses pembelajaran

2) Banyak buku sumber penunjang pokok bahasan tertentu

b. Supervisi administrasi

1) Kenyamanan ruang kelas

2) Banyak judul buku per bidang studi

Page 10: Makalah Supervisi pendidikan

c. Supervisi lembaaga dan akreditasi

1) Banyaknya ruang kelas dibandingkan degan rombongan belajar

2) Keberadaan gedung dan pengaturan barang simpanaan

5. Komponen pengelolaan

a. Supervisi akademik

1) Pengaturan tempat duduk siswa di kelas

2) Pengelompokan siswa dalam mengerjakan tugas

b. Supervisi administrasi

1) Penunjukan wali kelas

2) Jadwal pelajaran kelas tertentu

c. Supervisi lembaga dan akreditasi

1) Keeratan hubunngan kepala sekolah dengan guru

2) Keteraturan siswa ketika melaksanakan praktikum

6. Komponen lingkungan dan situasi umum

a. Supervisi akademik

1) Ketertiban siswa selamaa mengikuti pembelajaran

2) Keteraturan siswa selama melaksanakan praktikum

b. Supervisi administrasi

1) Suasana di luar kelas ketika berlangsung ulangan umum

2) Kenyamanan ruang ujian

c. Supervisi lembaga dan akkreditasi

1) Kehidupan halaman sekolah

2) Suasana keagamaaan sekolah

Catatan :

1. Dalam komponen kurikulum dan komponen pengelolaan terdapat contoh yang sama,

yaitu :

a. Jadwal pelajaran kelas tertentu

b. Jadwal pelajaran kelas seluruh sekolah

Kedua contoh tersebut menunjukan bahwa satu aspek mengandung dua hal.

Pengaturan pelaksanaan elajaran yang berupa jadwal pelajaaran, ditinjau dari materi

yang diatur adalaah pelaksanaan kurikulum, tetapi ditinjau dari kegiatannya, yaitu

pengatura dalam aspek pengelolaaan.Kejadian seperti itu bukan hanya yang

dicontohkan. Beberapa aspek lain mungkin terjaadi demikian, yaitu dapat ditinjau dari

dua atau lebih komponen.

Page 11: Makalah Supervisi pendidikan

2. Contoh supervise lembaga dan akreditasi disajikan menjadi satu. Cara seperti itu

menunjukan bahwa memang objek supervise lembaga dan akreditasi sama tetapi

perilaku kegiatannya berbeda

a. Supervisi lembaaga dilakukan oleh pengawas, kepaa dan staf sekkolah yang lain.

Pelaksanaannya dapat kapan saja, rutin atau berkala, sesuai dengan kebutuhan

lembaga.

b. Akreditasi dilakukan oleh tim dari luar lembaga. Pelaksanaannya sudah ditentukan

waktunya, yaitu beberapa tahun seklai secara berkala.

D. TUJUAN DAN PRINSIP-PRINSIP SUPERVISI

Dalam pembelajaran ini akan difokuskan pada guru sehingga seperti difokuskan

dalam buku pedoman administrasi dan supervise disebutkan bahwa :

Tujuan supervisi adalah mengambangkan situasi belajar mengajar yang lebih

baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi belajar.

Sesuai tujuan di atas maka dalam tataran praktis, supervise dilakukan untuk :

1. Menginternalisasikan tujuan pendidikan yang diselenggarakan

2. Mengintroduksi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan siswa

3. Peningkatan etos, produktivitas, dan efisiensi kerja

4. Peningkatan profesionalisme

5. Demokratisasi

Menilik dari tujuannya adalah mengembangkan situasi belajar mengajar melalui

pembinaan maka kegiatan ini dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1. Ilmiah (scientific) yaitu :

a. Sistematis, artinya dilakukan secara teratur, berencana dan kontinyu

b. Objektif, artinya bukan didasarkan atas prasangka tetapi atas data yang objektif

c. Menggunakan instrument yang baik untuk mengumpulkan data atau informasi

yang diteliti atau dicermati

2. Demokratis, yaitu atas dasar musyawarah, mengandung jiwa kekeluargaan yang kuat

serta sanggup menerima pendapat orang lain

3. Kooperatif, yaitu dilakukan dalam situasi kerjasama, bertujuan mengembangkan

usaha bersama untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik

4. Konstruktif dan kreatif, yaitu membina inisiatif guru serta mendorong untuk aktif

dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang baik

5. Terbuka, yaitu bahwa kegiatan supervise dilakukan tanpa mengandung unsur

“sembunyi-sembunyi”, tetaapi dilakukan dengan terbuka dan terus terang dengan

pemberitahuan terlebih dahulu

Page 12: Makalah Supervisi pendidikan

6. Komprehensif, yaitu sarana yang lengkap mulai dari kepala sekolah, guru-guru, tata-

usaha, (ditinjau dari pelaksanannya) dan meliputi semua aspek yaitu kurikulum,

sarana, ketatalaksanaan, keuangan, kesiswaan dan humas

Kegiatan dalam supervise dengan prinsip-prinsip yang telah disetujukan ini

didalam praktek seringkali terdapat penyimpangan-penyimpangan antara lain ;

Supervisi dilaksanakan seperti pekerjaan evaluasi semata-mata, sehingga sering

tidak disukai oleh personil-personil yang disupervisi, bahkan cenderung ditolak

(walapun tidak langsung)

Titik tolak supervise tidak dimulai dari personil yang disupervisi tetapi mulai dari

keinginan supervisor sehingga personil tersebut kurang merasakan manfaatnya

Terdapat “celah” antara supervisor dengan personil yang disupervisi dalam arti

bahwa supervisor masih kelihatan seperti “atasan” yang sedang melakukan penilaian

terhadap kecakapan mengajar personil yang disupervisi tersebut

Sasaran pengamatan masih terlalu umum atau jika diberikan tidak dilakukan dengan

segera

Bentuk umpan balik diberikan (jika ada) bukan merupakan saran-saran kebaikan

tetapi merupakan celaan-celaan yang ditemukan oleh supervisor tanpa melibatkan

personil yang disupervisi

Aliran baru yang mengemukakan kegiatan supervise klinis, mengaju prinsip-

prinsip yang merupakan ciri-cirinya sebagai berikut :

o Dalam supervise klinis terdapat hubungan yang intim (kolegial) antara supervisor

dan personil yang disupervisi

o Prakarsa kegiatan supervise dapat dating dari personil yang disupervisi apabila

personiol tersebut merasa butuh untuk meninggalkan kemampuan

profesionalnya

o Sebelum kegiatan supervise dimulai, “klien” mengajukan keinginannya mengenai

aspek yang ingin ditingkatkan, misalnya cara mengajukan pertanyaan kepada

siswa yang lambat di kelas. Cara menyampaikan jawaban siswa kepada siswa

lain, cara memimpin diskusi kelas, cara menutup pelajaran dan sebagainya

Pengamatan dilakukan oleh supervisor dengan teliti dengan secara langsung (bukan

melalui rekaman video) dan menggunakan instrument pengamatan yang sudah

disepakati bersama diatas klien

Data hasil pengamatan didiskusikan dengan klien segera setelah klien tersebut

setelah selesai menjalankan praktek sehingga kelemahan-kelemahan yang dilakukan

dapat segera diketahui dan dianalisis sebab-sebab serta cara menanganinya

Page 13: Makalah Supervisi pendidikan

Umpan balik diberikan dalam bentuk nasehat atau saran yang dikemukakan

dengancara kekeluargaan, bukan secara instruktif.

E. TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI

Walaupun supervisi klinis sudah diketemukan dan sangat baik (ideal) namun hal

tersebut sukar dilakukan karena memerlukan keahlian tersendiri serta tenaga secara khusus

yang tentu saja akan memakan banyak waktu. Oleh karena itu, adapun teknik-teknik yang

dapat dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Kunjungan kelas (classroom visitation) dibedakan atas :

a. Kunjungan yang dilakukan dengan terlebih dahulu memberitahukan kepada guru

yang akan disupervisi.

b. Kunjungan insidental yang dilakukan tanpa memberitahukan terlebih dahulu.

c. Kunjungan yang dilakukan dengan memberikan undangan dari guru yang

bersangkutan.

2. Observasi kelas (classroom observation) yaitu kegiatan yang dilakukan dengan cara

menunggu guru (calon guru) yang sedang mengajar di kelas mulai dari awal hingga

akhir pelajaran. Observasi kelas inilah kegiatan supervisi yang paling sistematis dan

teliti karena semua gerak-gerik guru yang sedang mengajar tidak ada yang terlewat

untuk diamati.

3. Percakapan pribadi (individual conference) yaitu diskusi yang dilakukan oleh

sekelompok guru (pada umumnya guru yang memegang bidang studi yang sama),

baik yang terencana maupun incidental. Manfaat dari diskusi ini antara lain :

a. Saling tukar menukar pengalaman tentang cara-cara mengatasi kesulitan dalam

mengajar.

b. Saling tukar menukar informasi tentang cara-cara baru yang mereka peroleh agar

pengajaran dapat berlangsung lebih efektif.

c. Saling melengkapi sumber bahan mengajar, alat pelajaran atau sarana lain.

d. Mengurangi keragu-raguan guru dalam menghadapi kelasnya.

e. Mempercepat korps guru.

f. Menyamakan pengertian mereka tentang kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh

pemerintah

4. Saling berkunjung-mengunjungi (intervisitation)

a. Calon guru atau guru baru menunggu guru yang sedang memberikan pelajaran,

contoh : les.

b. Seorang guru yang menemui kawannya yang sedang mengajar untuk menambah

pengalaman mengajarnya.

Page 14: Makalah Supervisi pendidikan

5. Musyawarah atau pertemuan

Pertemuan yang diadakan oleh atasan atau atas prakarsa para guru sendiri.

Sejak tahun 1979 Pusat Kurikulum dan Sarana Pendidikan Badan Penelitian dan

Pengembangan ( BALITBANGDIKBUD) mencoba supervisi yang disebut dengan

proyek supervisi di Cianjur. Ada dua hal yang menonjol dalam proyek ini :

a. Adanya keikutsertaan secara simultan antara guru, kepala sekolah dan penilik

sekolah dalam penataan atau dalam penyampaian informasi tentag kebijakan

pemerintah sehingga semua komponen tersebut memiliki pemahaman yang

sama.

b. Adanya pertemuan rutin antara guru, kepala sekolah dan penilik tersebut untuk

membicarakan masalah-masalah yang sedang dihadapi dan cara

pemecahannya. Pertemuan ini dinamakan kelompok kerja guru (KKG) yang terdiri

dari 7 atau 8 sekolah dan mengadakan pertemuan setiap minggu. Apabila dalam

pertemuan tersebut ada masalah yang tidak dapat dipecahkan bersama, maka

masalah tersebut dibawa ke pertemuan yang lebih luas cakupannya yaitu PKG

(Pertemuan Kerja Guru) yang diadakan setiap 4 bulan dan dihadiri oleh 3 atau 4

KKG.

6. Supervisi yang dilakukan dengan media, dengan tujuan pengalaman mereka

khususnya menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan pelajaran. Medianya

dapat berupa brosur, pengumuman, bulletin, edaran, kaset, majalah dan sebagainya.

7. Pusat sumber belajar (learning resource center) adalah suatu lembaga yang

menangani persediaan, pelayanan semua jenis pelajaran bukan hanya meminjamkan

tetapi juga membuatkan, memberi bimbingan dalam mempelajari cara mengajar,

membuat persiapan tertulis, perekaman dan sebagainya.

8. Validasi teman sejawat adalah salah satu jenis supervisi yang dilakukan oleh teman

sejawat (sesama guru, lembaga, dan orang-orang yang telah berkecimpung didalam

profesi ke pendidikan). Jenis kegiatan supervisi ini telah dicobakan di Indonesia sejak

tahun 1979 dan saat ini telah dilaksanakan di sekolah pendidikan guru.

F. BIDANG GARAPAN SUPERVISI

Implementasi di lapangan yang harus dilakukan oleh supervise dalam rangka

perbaikan situasi belajar untuk menciptakan kualitas belajar adalah :

1. Memfasilitasi Pengembangan Sumber Daya Manusia

Manusia sebagai modal lembaga dalam mencapai tujuan perlu dipelihara dan

diberdayakan dengan baik.Berharganya sumber daya manusia diukur dari kinerja

yang dihasilkannya. Salah satu penentu level kinerja manusia adalah pengetahuan,

Page 15: Makalah Supervisi pendidikan

ketrampilan, dan nilai yang ia miliki. Dalam hal ini, supervisi sebagai suatu upaya

layanan professional dalam bidang pendidikan, harus berupaya mampu menciptakan

suatu kondisi yang kondusif bagi pengembangan sumber daya manusia.

Ada banyak bentuk upaya pengembangan sumber daya manusia pendidikan

yang bias digunakan untuk memberdayakan sumber daya manusia. Mulai dari yang

sifatnya pendidikan dan latihan, sampai dengan pendidikan moral dan motivasi serta

perlakuan humanis bias digunakan dalam upaya pengembangan manusia. Dalam hal

ini, seorang supervisor harus mampu mempersiapkan dan memilih upaya yang efektif

dalam mengembangkan sumber daya manusia dalam rangka pencapaian tujuan

pendidikan.

2. Mendesain dan mengembangkan kurikulum

Kurikulum sebagai pedoman pelaksanaan layanan dan produksi pendidikan

memiliki peranan yang penting dalam penciptaan produk pendidikan yang

berkualitas, marketable, kompatibel, inovatif, kompetitif, dan produktif. Upaya

supervisi diharapkan harus mampu memberikan jalan yang lurus untuk pencapaian

hal tersebut dengan cara mendesain dan mengembangkan kurikulum secara baik

dan benar.

3. Meningkatkan kualitas pembelajaran kelas

Seorang supervisor ditantang untuk melakukan perubahan-perubahan

proporsional dan inovatif dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran yang

diselenggarakan guru.Ia harus bersedia memfasilitasi bahan dan sarana/prasarana

pembelajaran sampai quality control layanan pendidikan. Semua aktivitas supervisi

harus condong ke upaya peningkatan kualitas pembelajaran.

4. Menggairahkan interaksi humanis

Interkasi yang humanis dituntut tercipta di lingkungan sekolah. Suasana yang

harmonis dan humanis diantara staf akan mendukung produktivitas, efektivitas, dan

evisiensi capaian. Dalam hal ini, seorang pengawas harus berupaya menciptakan

kondisi yang ideal dan diharapkan ia tidak melakukan hal-hal yang bertentangan

dengan upaya tersebut. Seorang supervisor jangan menjadi sumber konflik diantara

staf.Jika suasana tidak harmonis tercipta di antara staf sekolah, maka supervisor

harus berupaya untuk menciptakan jembatan-jembatan kesenjangan komunikasi

humanis di antara staf sekolah dan harus memiliki inisiatif untuk menciptakan jalinan

komunikasi yang efektif dan humanis di antara warga sekolah.

5. Melaksanakan fungsi-fungsi administratif

Pada intinya, peran supervise built in dengan kepemimpinan. Supervisi

merupakan mesin yang menggerakkan semua aspek-aspek administratif pencapaian

tujuan. Mulai dari merencanakan, mengorganisir, sampai dengan pengawasan harus

Page 16: Makalah Supervisi pendidikan

ia jalankan. Seorang pemimpin harus memiliki peran supervisi.Ia memiliki otoritas

dan kewenangan untuk melakukan upaya-upaya supervisi.

G. KOMPETENSI DASAR SUPERVISOR DAN PENDEKATAN SUPERVISI

Ada tiga kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh supervisor dalam melaksanakan

tugasnya, yakni :

1. Human Relation

2. Administrasi

3. Evaluasi

Kunci sukses pembimbingan dan bantuan profesional kepada guru-guru terletak

pada proses interaksi antar sesama. Komunikasi efektif merupakan media ketrampilan

human relations.Pesan perlakuan profesional sehebat apapun tidak akan sampai jika pesan

tersebut tidak sampai secara efektif ke guru-guru. Pesan akan sampai ke communican jika

proses interaksi (baik langsung maupun tidak langsung) terjadi.

Kemampuan administratif adalah alat penting dalam mengelola lembaga agar bisa

berjalan dengan baik dalam mencapai tujuan pendidikan.Seorang supervisor harus memiliki

kemampuan bagaimana merencanakan, mengorganisir personel dan sumber daya lainnya,

menggerakkannya serta mengawasi. Supervisor adalah seorang pemimpin, dia harus tahu

apa yang harus dilakukan untuk membawa orang-orang dan lembaga dalam rangka

pencapaian tujuan. Kepemimpinan dan administrasi bagaikan ruh dan jasadnya.

Kemampuan evaluasi diperlukan berkaitan dengan peran supervisor sebagai

pembimbing dan pembantu pertumbuhan profesionalitas guru-guru.Untuk itu diperlukan

informasi dan bahan-bahan yang tepat mengenai akar permasalahan yang ditemui guru-

guru.

Dalam pelaksanaannya, proses supervisi meliputi banyak pendekatan yaitu :

1. Supervisi artistik. Menurut pandangan ini, proses supervisi merupakan suatu hal yang

tidak bisa dijelaskan secara rasional. Kreativitas supervisor memiliki peran yang

dominan di dalam memperbaiki kualitas pelayanan pendidikan.

2. Supervisi saintifik. Proses supervisi yang dilaksanakan haruslah berdasarkan

empirical evidence, sistematis dan ilmiah. Segala hal harus berdasarkan fakta dan

data. Dalam implementasinya, segala aktivitas supervisi harus berdasarkan atas hasil

penelitian.

3. Supervisi klinis. Pendekatan ini mengajarkan bagaimana guru dikenalkan dengan

ilmu dan ketrampilan didaktik-metodik yang baik dan benar, mengadministrasi

pengajaran. Supervisi klinis diterjemahkan sebagai suatu proses bimbingan dan

Page 17: Makalah Supervisi pendidikan

bantuan yang diberikan dalam rangka memperbaiki ketrampilan guru dalam mengajar

di kelas.

H. LANGKAH-LANGKAH SUPERVISI

Supervisi dalam arti sempit yaitu supervisi yang dilakukan terhadap dan untuk

meningkatkan ketrampilan mengajar, baik dilakukan kepada calon guru (biasanya di dalam

program micro-teaching) atau guru-guru yang sudah bekerja. Untuk dapat memperoleh hasil

yang maksimal maka dilalui langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pertemuan pendahuluan

Adapun yang dilakukan dalam pertemuan pendahuluan ini adalah :

a. Menciptakan suasana kekeluargaan yang intim antara guru dengan supervisor

(establish rapport) agar komunikasi selama kegiatan dapat berlangsung secara

efektif.

b. Membuat kesepakatan (contract) antara guru dengan supervisor tentang aspek

proses belajar mengajar yang akan dikembangkan dan ditinggalkan, misalnya

khusus ketrampilan bertanya, cara memotivasi siswa dan sebagainya.

Jadi dalam pertemuan pendahuluan ini disepakati bersama mengenai :

1. Sasaran atau ketrampilan mengajar yang akan diamati secara cermat oleh

supervisor.

2. Strategi observasi yang akan dilaksanakan.

3. Panduan atau instrument observasi yang akan digunakan.

4. Kriteria atau tolak ukur yang akan digunakan dalam pengisian observasi.

2. Perencanaan oleh guru dan supervisor

Pada langkah kedua dibuat perencanaan pelaksanaan observasi dan dirundingkan

beberapa hal yaitu :

a. Persiapan mengajar tertulis yang sudah dibuat terlebih dahulu untuk dibicarakan

kekurangan-kekurangan yang mungkin masih perlu dibenahi serta membicarakan

bagian dari persiapan tertulis tersebut yang akan mendapat perhatian khusus.

b. Persiapan media atau alat-alat pelajaran yang akan digunakan sekaligus strategi

penggunaannya.

c. Cara-cara mencatat atau perekaman data yang akan digunakan oleh supervisor

serta arah pengambilan data.

3. Pelaksanaan latihan mengajar dan observasi

Pada waktu ini guru mengajar dan supervisor melakukan pengamatan secara

cermat dengan menggunakan instrument observasi. Ada beberapa cara dalam

melakukan observasi yaitu :

Page 18: Makalah Supervisi pendidikan

a. Pengamatan dilakukan secara terus menerus selama guru mengajar, tetapi

hanya menekankan dan mencatat bagian yang menjadi sasaran saja, sedangkan

kegiatan lain dicatat kesan umumnya saja.

b. Pengamatan intensif dilakukan setiap selang beberapa menit dan dalam jangka

waktu tertentu. Beberapa alternatif yang bisa dilakukan adalah :

1. Periode 5 menit, yaitu mengamati 5 menit, berhenti 5 menit, mengamati lagi 5

menit, berhenti lagi 5 menit dan seterusnya.

2. Periode 10-5, yaitu mengamati 10, berhenti 5 menit, mengamati 10 menit lagi,

berhenti 5 menit dan seterusnya.

3. Periode 15-5, yaitu mengamati 15 menit, berhenti 5 menit, mengamati 15

menit, lalu berhenti 5 menit dan seterusnya.

4. Mengamati terus menerus tetapi pencatatan dilakukan setiap 2 menit atau 4

menit.

*catatan : dalam menggunakan periodisasi ini apabila ada aspek yang

ditekankan, harus dimuati secara terus menerus agar tidak kehilanganjejak.

4. Mengadakan analisis data

Dalam hal ini, supervisor mengajak guru untuk mendiskusikan apa yang telah

dilaksanakan oleh guru saat mengajar. Suasana kekeluargaan sangat diperlukan

dalam diskusi ini agar tidak mudah timbul “suasana mengadili” terhadap guru. Hal-hal

yang perlu didiskusikan adalah :

a. Kesenjangan antara apa yang telah direncanakan dengan pelaksanaannya

b. Hasil rekaman baik yang dituliskan dalam instrument observasi maupun dalam

kaset (apabila rekaman dilakukan dengan foto atau film tentu saja belum dapat

diikutkan untuk didiskusikan saat ini).

c. Cara atau strategi yang digunakan dalam penyampaian umpan balik. Apabila

disepakati bahwa umpan balik disampaikan secara tertulis agar

terdokumentasikan dengan baik maka setelah selesai diskusi analisis data

rekaman, supervisor menuliskan kesimpulan akhir untuk umpan balik kepada

guru dan jika secara lisan, perlu diatur waktu penyampaian serta siapa saja yang

akan diundang.

5. Diskusi memberikan umpan balik

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan umpan balik yang dilakukan oleh supervisor

kepada guru yang sedang berlatih meningkatkan ketrampilan mengajarnya.Tujuan

kegiatan supervisi adalah memberikan bimbingan agar guru yang disupervisi

mendapat peningkatan dalam hal ketrampilan mengajarnya.

Sehubungan dengan pemberian umpan balik ada rambu-rambu sebagai berikut :

Page 19: Makalah Supervisi pendidikan

a. Sesudah latihan selesai, (calon) guru diminta untuk mengungkapkan persepsi

(kesan) mengenai kegiatan mengajar yang dia lakukan.

b. Supervisor bersama-sama dengan guru menganalisis kegiatan tersebut dan

melengkapinya dengan data data hasil pengamatan supervisor. Yang terpenting

adalah melatih guru agar dapat melakukan penelitian terhadap diri sendiri.

c. Dalam mengidentifikasi hal-hal yang sudah baik dan kekurangan dalam latihan,

supervisor tidak boleh menunjuk dengan tegas dank eras secara langsung tetapi

melalui pertanyaan-pertanyaan yang bersifat menggali dan mengorek kelemahan

sendiri sehingga akhirnya guru menyadari kekurangannya.

d. Hal yang tidak boleh dilupakan oleh supervisor bahwa sekali-kali memberikan

ulasan positif, pujian, penguatan, penghargaan terhadap guru agar ada perasaan

puas dan bangga kemudian akan tumbuh dengan sendirinya kemauan keras

untuk memperbaiki dirinya.

Pada akhir diskusi, supervisor bersama guru menarik kesimpulan dari latihan yang

baru saja dilakukan yaitu mengenai hal-hal yang sudah berhasil dilakukan dan memperbaiki

hal-hal lain yang kurang pada kesempatan berikutnya.

I. INSTRUMEN PENGAMATAN PADA PROSES BELAJAR MENGAJAR

Apabila pengamatan terhadap proses belajar mengajar dilakukan dengan lengkap,

maka kegiatan di lakukan dari tahap persiapan yaitu penyusunan persiapan mengajar

(satuan pelajaran), dilanjutkan dengan kegiatan di kelas sejak awal sampai saat terakhir

guru meninggalkan ruang kelas, bahkan sampai guru mengoreksi pekerjaan siswa, baik

tugas biasa, maupun hasil tes.

Kegiatan supervisi bukan hanya dilakukan terhadap keterampilan mengajar saja,

tetapi juga kemampuan lainnya yakni sikap professional guru. Supervisi yang dilakukan

secara terus menerus tentu akan menghasilkan kemajuan sekolah. Hal ini harus dituju

adalah adanya kemampuan dan kesanggupan dari para guru untuk mengadakan penilaian

terhadap diri sendiri secara terus menerus.

J. SUPERVISI DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (SCHOOL-BASED

MANAGEMENT)

Managemen Berbasis Sekolah (MBS) mulai dipopulerkan sejak tahun 1994-an, dan

dicobakan di Indonesia sejak tahun 1998. Dalam pelaksanaanya, MBS banyak

diterjemahkan seperti juga implementasi otonomi daerah, daerah bisa mengelola semua hal

terlepas dari intervensi pusat. Sekolah bebas menentukan standar mutu, kurikulum dan

kebijakannya lainnya.

Page 20: Makalah Supervisi pendidikan

Dalam konteks MBS, sekolah dituntut untuk kreatif mencari pola kerja yang efektif

dan berusaha mencapai tujuan pendidikan secara bersama-sama dengan para stake holder.

Dalam proses pengelolaan sekolah, semua potensi yang dimiliki sekolah diberdaya-

kan secara optimal. Peran supervisor sebagai konduktor pengelolaan menduduki peran

penting. Ia harus mampu meraih semua personal yang terlibat langsung maupun tidak

langsung dengan prooses pendidikan ikut terlibat dalam proses pengelolaan pendidikan.

Kaitannya dengan SBM, supervisor harus mengupayakan kondisi sekolah berkinerja tinggi

dengan tingkat perlibatan semua unsur terkait secara optimal. Dalam hal ini, siupervisor

adalah sebagai katalisator dan fasilitator pemberdayaan sekolah sebagai pusat pembuatan

keputusan pendidikan.

Supervisi yang dilakukan harus mampu menjaga kualitas program yang diusulkan

sekolah relevan dengan tujuan pendidikan rassional, rasional dan mendidik. Selain

mengawasi implementasi kebijakan-kebijakan yang diturunkan dari pusat, seorang

supervisor haarus menjaga relevansi operasionalisasi kurikulum di lapangan, mengawasi

pengelolaan sumber-sumber daya dan proses kerjasama sekolah.

Dalam SBM, ada beberapa sumber penting yang bias digunakan oleh para pengelola

yang seharusnya diperhatikan oleh supervisi-dalam menerapkan pendekatan SBM, yaitu :

Kekuasaan, Informasi, Pengetahuan dan Keterampilan, Imbalan. (Diadopsi dari Albers 1994)

K. PERAN SUPERVISI DALAM EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN

Efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan bias diketahui, diperbaiki, dan

dikembangkan apabila sebelumya dilakukan evaluasi. Tercapai atau tidaknya program

pendidikan yang diselenggarakan akan bisa diketahui jika dilakukan evaluasi. Hasilnya, akan

menghasilkan keputusan perbaikan dan peningkatan kualitas hasil program pendidikan yang

dilaksanakan.

Sesuai dengan fungsinya, evaluasi, proses supervisi meliputi penelitian, penilaian,

perbaikan dan peningkatan (Ametembum, 1981:25) atas upaya pendidikan yang dilaksana-

kan. Hasil evaluasi akan menunjukan efektif atau efisiennya suatu program pendidikan.

Dalam melakukan tugas, seorang supervisor melakukan dua macam evaluasi,

formatif dan sumatif. Bentuk evaluasi formatif ditandai dengan adanya kegiatan evaluasi

yang duilakukan supervisor untuk melihat sustainabitas suatu rangkaian kegiatan dengan

kegiatan sebelum dan sesudahnya dan tingkat ketercapaiannya, apakah sudah mengaju

ketujuan utama? Dalam kegiatan sumatif, supervisor melakukan evaluasi global kegiatan,

tidak sekuensial. Semua segmen kegiatan ia evaluasi di akhir kegiatan.

Dalam aktivitas mengevaluasi, ada tiga kegiatan besar yang biasanya dilakukan

supervisor yaitu :

1. Identifikasi tujuan evaluasi

Page 21: Makalah Supervisi pendidikan

2. Penyusunan desain dan metodologi evaluasi

3. Pengukuran

Ada beberapa prinsip yang harus dipegang teguh oleh supervisor dalam melaksana-

kan proses evaluasi yaitu :

1. Komprehensif,

2. Kooperatif,

3. Kontinyu dan relevan dengan kurikulum,

4. Objektif,

5. Humanis,

6. Aman

Aspek-aspek yang dievaluasi oleh seorang supervisor meliputi tiga hal yaitu :

1. Personel, mengacu kepada kemampuan professional, dimensi social, dan individual.

2. Material, berkaitan dengan substansi bahan ajar dan variable pendukungnya.

3. Operasional, berkaitan dengan implementasi proses belajar mengajar dikelas.

L. KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN

Dasar – Dasar Kepemimpinan Pendidikan

1. Pemimpin dan Kepemimpinan

Masalah kepemimpinan akan selalu hidup dan digali pada setiap zaman, dari

generasi ke generasi guna mencari formulasi sistem kepemimpinan yang actual dan tepat

untuk diterapkan pada zamannya. Hal ini mengindikasikan bahwa paradigma kepemimpinan

adalah sesuatu yang sangat dinamis dan memiliki kompleksitas yang tinggi.

Ada tiga aliran yang sesuai dengan teori lahirnya kepemimpinan.Pertama, teori

Genetis yang berpendapat bahwa pemimpin adalah dilahirkan dengan membawa sifat-sifat

kepemimpinan sejak lahir yang diperoleh secara genetik dari orangtuanya.Kedua, teori sosial

yang berpendapat pemimpin tidak dilahirkan, tidak ada bakat pemimpin.Pemimpin dibentuk

melalui pendidikan dan pengalaman.Ketiga, teori ekologis yang berusaha menggabungkan

kedua teori ekstrim di atas (teori genetis dan sosial, sehingga aliran ini berpendapat untuk

menjadi pemimpin yang berhasil jika memiliki bakat yang dibawa sejak lahir dan

pengetahuan serta ketrampilan yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang

intensif.

Term kepemimpinan lahir sebagai suatu konsekuensi logis dari perilaku dan budaya

manusia yang terlahir sebagai individu yang memiliki ketergantungan sosial (zoon politicon)

yang sangat tinggi dalam memenuhi berbagai kebutuhannya (homo sapiens). Istilah

pemimpin, kepemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata “pimpin”.Namun

Page 22: Makalah Supervisi pendidikan

demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda. Pemimpin adalah suatu peran

dalam system tertentu, karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki

ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin.Adapun istilah

kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat

pengaruh yang dimiliki seseorang.Oleh sebab itu, kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang

yang bukan “pemimpin”. Sedangkan istilah “memimpin” digunakan dalam konteks hasil

penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain

dengan berbagai cara.

Berikut beberapa definisi kepemimpinan yang dipandang dapat mewakili substansi

konsep kepemimpinan :

a. Kemampuan dan kesiapan seseorang untuk mempengaruhi, membimbing dan

mengarahkan orang lain agar mereka mau berbuat sesuatu demi tercapainya tujuan

bersama.

b. Kesiapan dan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam proses

mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan dan menggerakkan orang

lain (anggota kelompok) agar mereka dengan suka rela menyumbangkan

kemampuannya secara maksimal demi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

c. Kemampuan dan ketrampilan seseorang untuk mempengaruhi perilaku orang lain

untuk berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia

memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan bersama yang telah

ditetapkan.

Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah ilmu dan seni mempengaruhi orang

atau kelompok orang untuk berpikir dan bertindak melalui perilaku yang positif dalam rangka

mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien.

2. Tinjauan Singkat Perkembangan Teori Kepemimpinan

Teori yang paling tua dalam kajian yang multi dimensi adalah The Trait Theory atau

disebut teori pembawaan. Teori ini berkembang pada tahun 1940-an, bertitik tolak dari dasar

pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh karakteristik.Karakteristik

tersebut dengan memusatkan pada karakteristik pribadi seorang pemimpin meliputi bakat-

bakt bawaan, cirri-ciri pemimpin, factor fisik, kepribadian, kecerdasan, dan ketrampilan

berkomunikasi.Menurut teori sifat, untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil sangat

ditentukan oleh kemampuan pribadi dan harus mempunyai sifat yang seharusnya ada pada

seorang pemimpin. Sifat-sifat yang seharusnya dimiliki seorang pemimpin antara lain :

betaqwa, berwibawa, jujur, cerdas, tegas, tanggap, simpatik, ramah, sopan, berprakarsa,

bijaksana, berani, sederhana, berjiwa besar, bertanggung jawab, terpercaya, adil, dan ikhlas.

Page 23: Makalah Supervisi pendidikan

Pada kenyataannya, tidaklah mungkin seorang pemimpin memiliki secara lengkap

semua sifat-sifat yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin.Oleh karenanya, sifat-sifat

tersebut lebih tepat sebagai tipe ideal seorang pemimpin.Pada akhirnya teori ini ditinggalkan,

karena tidak banyak ciri konklusif yang dapat membedakan antara pemimpin dan bukan

pemimpin serta tidaklah mungkin sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang

efektif berlaku untuk segala organisasi dalam segala situasi.

Teori perilaku atau biasa disebut dengan behaviorist theories. Teori ini lebih terfokus

pada tindakan-tindakan yang dilakukan pemimpin daripada memperhatikan atribur yang

melekat pada diri seorang pemimpin karena itu akan mempengaruhi keberhasilan atau

kegagalan pemimpin. Gaya bersikap dan bertindak akan nampak dari cara mempengaruhi

orang lain. Dengan demikian pendekatan ini bertitik tolak dari pemikiran bahwa

kepemimpinan sangat erat dengan fungsi utama kepemimpinan, yaitu menggerakkan orang

lain untuk mencapai tujuan.

Ada dua kecenderungan perilaku kepemimpinan yaitu perilaku yang cenderung

bersifat konsiderasi dan perilaku yang cenderung bersifat inisiasi.Perilaku kepemimpinan

konsiderasi adalah perilaku pemimpin yang berorientasi pada anak buah. Sifat perilaku

konsiderasi : ramah tamah, membela bawahan, memikirkan kesejahteraan anak buah, dan

lain-lain. Perilaku kepemimpinan inisiasi adalah perilaku pemimpin yang sangat berorientasi

dan mementingkan tercapainya tujuan organisasi. Sifat-sifat perilaku kepemimpinan struktur

tugas : selalu mengkritik bawahan, selalu memerintah, selalu memberi tahu, standar

pekerjaan keras, dan selalu mengawasi anak buah. Perilaku kepemimpinan tenggang rasa

dan inisiasi tidak saling bergantung, artinya pelaksanaan perilaku yang satu tidak

mempengaruhi pelaksanaan perilaku yang lain.

Dari teori ini lahirlah konsep tentang Managerial Grid oleh Robert Blake dan Hani

Mouton. Di dalam Managerial Grid terdapat empat gaya kepemimpinan yaitu : (1)

Impoverished Management, (2) Country-Club Management, (3) Autocratic Task Managers,

dan (4) Team Managers. Impoverished Management atau gaya miskin/tandus yaitu

manajemen yang paling rendah (minim) terhadap pekerjaan yang harus dikerjakan dan

semangat kerja para bawahan yang bekerja. Country-Club Management atau gaya

perkumpulan yaitu manajemen yang penuh perhatian terhadap kebutuhan orang-orang

sehingga suasana organisasi menjadi bersahabat dan menyenangkan namun yang terkait

dengan pelaksanaan tugas rendah (rileks). Autocratic Task Managers atau gaya tugas

adalah manajemen yang sangat menekankan pada pelaksanaan tugas sehingga efektivitas

dan efisiensi dapat dicapai namun sedikit perhatian pada unsure manusianya. Team

Managers atau gaya tim adalah manajemen yang sekaligus memperhatikan dua unsur yaitu

produksi dan manusia, pencapaian tujuan diwujudkan dengan memberikan kepercayaan dan

kemerdekaan terhadap orang-orang lewat regulasi tertentu (standar yang ditetapkan).

Page 24: Makalah Supervisi pendidikan

Pada masa berikutnya teori perilaku dianggap tidak lagi relevan dengan situasi dan

kondisi zaman.Timbullah pendekatan Situsional Theory dengan tokoh utamanya Fiedler.

Teori ini berpandangan bahwa ada dua hal esensial yang perlu diperhatikan dalam

kepemimpinan, yaitu : (1) situasi yang berbeda harus dihadapi dengan perilaku

kepemimpinan yang berbeda, dan (2) menentukan gaya kepemimpinan yang paling tepat

untuk situasi tertentu. Dengan demikian pemimpin yang baik menurut teori ini adalah

pemimpin yang dapat mengubah gaya kepemimpinan sesuai dengan situasi yang ada dan

memperlakukan bewahan sesuai kondisi bawahan yang memiliki karakteristik dan kebutuhan

yang berbeda-beda.

Salah satu gaya kepemimpinan yang sangat terkenal dihasilkan dari studi

kepemimpinan kontingensi ini yang dikemukakan oleh Hersey dan Balanchart berikut ini:

a. Tingkat kematangan rendah yaitu bawahan yang tidak mempunyai kemampuan

bekerja dan tidak ada kemauan atau kurang yakin terhadap apa yang akan

dikerjakan.

b. Tingkat kematangan rendah ke sedang, yaitu bawahan yang tidak mempunyai

kemampuan bekerja, tetapi memiliki kemauan untuk melaksanakan tugas (bekerja)

memiliki keyakinan terhadap apa yang akan dikerjakan.

c. Tingkat kematangan sedang ke tinggi, yaitu bawahan yang mempunyai kemampuan

bekerja, akan tetapi tidak memiliki kemauan atau merasa kurang yakin terhadap apa

yang akan dikerjakan.

d. Tingkat kematangan tinggi, yaitu bawahan yang di samping mempunyai kemampuan

juga memiliki kemauan atau merasa untuk bekerja.

Perkembangan teori-teori di atas sesungguhnya adalah sebuah pencarian formulasi

sistem kepemimpinan yang aktual dan tepat untuk diterapkan pada zamannya.Dalam

perkembangan terakhir muncul pendekatan kepemimpinan transformasional yang menjadi

lawan kepemimpinan transaksional.

3. Kepemimpinan khas Indonesia

Beberapa konsep kepemimpinan khas Indonesia adalah sebagai berikut :

a. Hasta Brata

Ajaran kepemimpinan Hasta Brata berasal dari India yang kemudian dikembangkan

oleh orang Indonesia. Ajaran ini berisi delapan wejangan atau nasehat Prabu Ramawijaya

dari Kerajaan Ayodya kepada Raden Wibisono yang akan memimpin Kerajaan Alengka.

Secara singkat, ajaran Hasta Brata adalah pengejawantahan (manifestasi) dari Tuhan Yang

Maha Esa di alam semesta ini yaitu sifat-sifat tanah, api, angin, air, angkasa, bulan,

matahari, dan bintang. Uraian dari ke delapan unsure alam semesta ini sebagai berikut :

Page 25: Makalah Supervisi pendidikan

1. Tanah

Sifat tanah adalah murah dan senantiasa memberi, dalam arti apa saja yang ditanam

tumbuh berbuah berlipat ganda bagi yang menanam. Bahkan, kekayaan yang terkandung di

dalam tanah jika diolah akan menambah kesejahteraan pengolahnya. Tanah juga memiliki

sifat teguh dan kuat, sabar dan menerima segalanya, tidak pernah mengeluh dibebani

apapun dan tidak membeda-bedakan, serta menerima apa saja yang jatuh di atasnya,

apakah sesuatu yang baik, buruk, berbau, suci, sedap dan lain-lain. Watak dan perilaku

pemimpinnya seyogiyanya mencontoh tanah ini, yakni teguh dan sabar serta tidak cengeng.

2. Api

Api mempunyai sifat panas tetapi suci. Sifat pemimpin yang mencontoh api ini

seharusnya berani “membakar” kekurangan-kekurangan dan memperbaiki kembali serta

“menggodok” yang baru dan lebih baik sesuai keperluan. Tampil berwibawa dan berani

menegakkan hokum dan kebenaran secara tegas dan tuntas tanpa pandang bulu.

3. Angin

Angin selalu berada di segala tempat, tanpa membedakan dataran tinggi atau rendah,

daerah kota ataupun pedesaan, orang kaya atau miskin. Mencontoh angin, seorang

pemimpin hendaknya selalu dekat dengan rakyat atau anak buah tanpa membedakan

derajat dan martabatnya, sehingga secara langsung dapat mengetahui keadaan dan

keinginan rakyat atau anak buahnya.

4. Air

Sifat air adalah warata maratani.Artinya, air itu dapat rata dan bersimbah kemana-mana

secara seimbang.Demikian pula seorang pemimpin wajib mengusahakan meratanya

kemakmuran, keselamatan dan kesejahteraan anak buahnya. Menempatkan semua anak

buahnya pada derajat dan martabat yang sama di hatinya.

5. Angkasa

Keberadaan angkasa mempunyai kekuasaan yang tak terbatas sehingga mampu

menampung apa saja yang dating padanya. Seorang pemimpin hendaknya mempunyai

keluasan batin dan kemampuan mengendalikan diri yang kuat sehingga dengan sabar

mampu menampung pendapat anak buahnya yang bermacam ragam sesuai keperluan,

prestasi, dan posisi masing-masing.Bahkan pemimpin harus mampu menampung berita

apapun mengenai dirinya, baik yang positif maupun negative tanpa kehilangan pengamatan

diri, sabar, dan tawakal.

6. Bulan

Sifat bulan adalah memberikan sinar terang pada waktu malam.Seorang pemimpin wajib

memberikan sinar yang menimbulkan semangat serta rasa percaya dan terlindung dari anak

buahnya dalam situasi pada suatu saat mengalami krisis, kesusahan lahir-batin.

7. Matahari

Page 26: Makalah Supervisi pendidikan

Matahari merupakan sumber energi yang menopang kehidupan di bumi yang membuat

semua makhluk hidup tumbuh dan berkembang.Seorang pemimpin hendaknya mampu

mendorong dan menumbuhkan daya hidup rakyat atau anak buahnya untuk membangun

lembaganya dengan memberikan bekal lahir dan batin untuk mampu berkarya.

8. Bintang

Sebagai benda langit, dalam kurun waktu yang lama, bintang senantiasa mempunyai

tempat yang tetap di langit sehingga dapat menjadi pedoman arah. Seorang pemimpin

hendaknya menjadi teladan rakyat atau anak buahnya, tidak ragu menjalankan keputusan

yang telah disepakati, serta tidak mudah terpengaruh oleh pihak yang diduga akan

menyesatkan.

Apabila seorang pemimpin mampu mendalami dan melaksanakan ajaran di atas,

maka akan tercipta kepemimpimpinan yang kuat dan dapat menjadi pemimpin yang efektif

dalam mengembangkan dan menggerakkan organisasi yang dipimpinnya menuju kemajuan

dan keberhasilan mencapai tujuannya.

b. Kepemimpinan Pancasila

Kepemimpinan pancasila secara substansi mengambil ajaran yang dicetuhkan oleh

tokoh pendidikan nasional KI Hajar Dewantara, yang terdiri dari tiga kalimat, yaitu : (1) ing

ngarso sung tuladha, (2) ing madyo mangun karso, (3) tut wuri handayani. Penjelasannya

sebagai berikut :

1. Ing Ngarso Sung Tuladha

Didepan memberikan teladan.Seorang pemimpin harus mampu lewat tutur kata, sikap

dan perbuatan menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan (modeling) orang-orang yang

dimpimpinnya.

2. Ing Madya mangun Karsa

Ditengah membangun karsa atau inisiatif. Seorang pemimpin harus mampu

membangkitkan semangat berswakaarsa atau berinisiatif dan berkreasi pada oraang-

orang yang dipimpinnya.

3. Tut Wuri Handayani

Mengikuti dari belakang dengan memberikan bimbingan. Seorang pemimpin harus

mampu mendorong orang-orang yang dipimpinnya agar berani berjalan di depan dan

bertaanggungjawab.

Norma-norma kepemimpinan lainnya yang relefan dan sangat mendukung ketiga

prinsip kepemimpinan tadi dan yang juga sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila adalah :

1. Berwibawa (karena integrasi pribadinya yang dijiwai oleh nilai-nilai pancasila)

2. Jujur

Page 27: Makalah Supervisi pendidikan

3. Terpercaya

4. Bijaksana

5. Mengayomi

6. Berani mawas diri

7. Mampu melihat jauh ke depan

8. Berani dan mampu mengaataasi kesulitan

9. Bersikap wajar

10. Tegas dan bertanggungjawab atas keputusan yang diambil

11. Sederhana

12. Penuh pengabdian kepada tugas

13. Berjiwa besar

14. Mempunyai sifat ingin tahu (suatu pendorog untuk kemajuan)

Satu lagi kepemimpina khas Indonesia, Angkatan Bersenjata republic Indonesia

(ABRI) sekarang tentara Nasional Indonesia (TNI) telah berhasil menemukan rumusan gaya

kepemimpinan yang lengkap dan sistematis. TNI telah menetapkan Sebelas Asas

Kepemimpinan, yang juga mencakup Trilogi kepemimpina Ki Hajar Dewantara. Sebelas

Asas Kepemimpina sebagai berikut :

1. Taqwa

Berarti iman dan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa disertai taatenjalankan

perintahNya dan menjauhi laranganNya.

2. Ing Ngarso Sung Tulodho

Di depan untuk memberikan teladang yang positif kepada anak buahnya.

3. Ing Madya mangun Karsa

Ikut bergiat dan menggugah semangat untuk berkreasi di tengah-tengah anak

buahnya

4. Tut Wuri Handayani

Memberikan dorongan dari belkng agar anak buah maju terus dengan kesanggupan

bertanggungjawab

5. Waspada Purbawasesa

Waspada purbawasesa maknanya adalah waspada disertai kemampuan

mengendalikan akan buah secara bijaksana sesuai dengan kewenangannya.

6. Ambeg Paramarta

Berarti mampu memilih secara tepat mana yang lebih dulu harus diutamakan atau

mampu menyusun skala prioritas

7. Prasaja

Berperilaku sederhana atau bersahaja, tidak berlebih-lebihan

Page 28: Makalah Supervisi pendidikan

8. Satya

Loyal kepada atasan, teman sejawat, dan bawahan

9. Gemi Nastiti

Mampu membatasi pengeluaran hanya pada yang bermanfaat atau mendesak, tidak

hidup boros

10. Blaka

Terbuka dan berani bertanggungjawab atas tindakan yang dilakukan

11. Legawa

Tunduk pada saatnya menyerahkan jabatan atau tanggungjawab kepada generasi

yang lebih muda.

Meskipun Sebelas Asas Kepemimpinan tersebut khusus untuk kalangan, namun

karena lengkap dan berlandaskan nilai-nilai dari Pancasila, maka sangat patut dijadikan

pedoman bagi para pemimpin non-TNI (pemimpin sipil).Kesebelas asas tersebut dijadikan

tolak ukur untuk menilai seorang pemimpin.Pemimpin yang baik adalah yang didalam tutur

kata, sikap dan perbuatan merefleksikan sebelas asas tersebut. Semakin banyak asas yang

dilaksanakan , semakin tinggi nilai kepemimpinannya.

4. Kepemimpina Pendidikan yang Efektiff

Untuk memahami kepemimpinan efektif, William D. Hitt (1993) sebagaimana dikutip

oleh Nursya’bani Purnama (200: 115-129), menyajikan berbagai ide atau gagassan dari

sejumlah tokoh mengenai kepemimpinan yang efektif, sebagai berikut :

Plato Para pemimpin yang efektif adalah philosopher aja

Machavelli

Para pemimpin yang efektif adalah power-wielders, individu yang

mengguakan manipulasi eksploitasi, dan tipu daya untuk mencapai

tujuan mereka sendiri

Weber

Para pemimpin yang efektif memiliki karisma bahwa kualitas spiritual

kekuatan khusus pribadi yang memberikan pengaruh individu terhadap

banyak orang

Taylor Para pemimpin yang efektif melihat manajemen sebagai ilmu

DePree Para pemimpin yang efektif melihat manajemen sebagai seni

DruckerPara pemimpin yang efektif mampu melaksanakan fungsi manajemen :

pelaksanaan, pengorganisasian, mengarahkan dan pengukuran.

AppleyPara pemimpin yang efektif telah menguasai seni menyelesaikan

sesuatu yang lain trought

McGregor Para pemimpin yang efektif memahami sisi manusia dari perusahaan

Likert Para pemimpin yang efektif mampu membangun system manajemen

Page 29: Makalah Supervisi pendidikan

yang efektif

Blake and

Mouton Lacocca

Para pemimpin yang efektif memilih gaya kepemimpinan yang

mencerminkan kepedulian terhadap produksi dan orang

Bradford and

Coken

Para pemimpin yang efektif berfokus pada tiga “P”, produk orang dan

laba dalam urutan itu

Block Para pemimpin yang efektif adalah mengembangkan orang-orang

Kanter Para pemimpin yang efektif adalah memberdayakan orang lain

Bennis and

Nanus

Para pemimpin yang efektif adalah master perubahan

BurnsPara pemimpin yang efektif mempunyai misi dan mampu

menerjemahkan visi ke dalam tindakan

Deming

Para pemimpin yang efektif mampu mengangkat pengikut kedalam diri

mereka lebih baik. Para pemimpin yang efektif membantu orang lain

melakukan pekerjaan yang berkualitas

Sumber: Hitt, William D. (1993), “The Model of Leader: A Fully Functioning

Person”, Leadership & Organization Deevelopment Journal, Vol. 14 No. 7.

Karakteristik kepemimpinan yang efektif, menurut Tannenbaum and Schmidt (1958)

dalam sofiati (1995) meliputi :

1. Mengambangkan, melatih dan mengayomi bawahan

2. Berkomunikasi secara efektif ddengan bawahan

3. Memberi informasi kepaada bawahan mengenai apa yang diharapkan perusahaan

dari mereka

4. Menetapkan standar hasil kerja yang tinggi

5. Mengenali bawahan beserta kemampuannya

6. Memberi peran kepada para bawahan dalam proses pengambilan keputusan

7. Selalu memberi informasi kepada bawahan mengenai kondisi perusahaan

8. Waspada terhadap konsisi moral perusahaan dan selalu berusaha untuk

meningkatkannya

9. Bersedia melakukan perubahan dalam melakukan sesuatu, dan

10. Menghargai prestasi bawahan

Untuk menjadi pemimpin yang efektif organisasi masa depan, menurut Quirke (1995)

dalam Mulyadi (1998), 5 tahap berikut harus dilalui, yaitu awareness (kesadaran),

understanding (pemahaman), support (dukungan), involvement (keterlibatan), dan

commitment (komitmen).

Page 30: Makalah Supervisi pendidikan

Operasionalisasi upaya peningkaatan keefektifan kepemimpinan, organisasi dapat

mengadopsi strategi yang disebut “Creative Strategies for Imploving Leadership

Effectiveness” sebagaimana disampaikan oleh Evi Sofiati (1995: 20-25), mencakup

menciptakan sustitusi dan mengambangkan arahan dan daya dukung pemimpin.

a. Menciptakan substanis untuk arahandan daya dukung pemimpin, mencakup :

1) Mengambangkan system kolegial bimbingan

a) Penilaia rekan untuk meningkatkan penerimaan umpan balik oleh

bawaahan

b) Lingkaran kualitas untuk meningkatkan control staf terhadap kualitas

produksi

c) Jaringan dukungan rekan: system mentor

2) Meningkatkan organisasi berorientasi kinerja

a) Sistem panghargaan organisasi secara otomatis

b) Program kelompok manajemen berdasarkan sasaran (MBO)

c) Pernyataan misi perusahaan dank ode etik

3) Meningkatkan ketersediaan staf administrasi

a) Peatihan personil yang terspesialisasi

b) Pemecahan masalah untuk permasalahan hubungan manusia

c) Penasehat teknis ntuk membantu operator produksi

4) Meningkatkan profesionalisme bawahan

a) Pengaruh staf berdasarkan profesionalisme karyawan

b) Pengembangan rencana untuk meningkatkan kemampuan dan

pengalama karyawan

c) Mendorong partisipasi aktif dalam asosiasi professional

5) Mendesain ulang pekerjaan untuk meningkatkan

a) Umpan balik kinerja dari tugas

b) Memperhatikan ideology untuk pekerjaan

6) Memulai kegiatan tim-building untuk mengambangkan

a) Memecahkan masalah berkaitan dengan pekerjaan sendiri

b) Menyelesaikan konflik interpersonal diantara anggota

c) Memberikan dukugan interpersonal kepaada anggota

b. Menciptakan pengembangan arahan dan daya dukung pemimpin

1) Meningkatkan npersepsi bawahan terhadap pengaruh pemimpin/kealian

a) Menyediakan hal terbaik yang terlihat pada pemimpin

b) Berikan pentingnya tanggungjawab pemimpin dalam organisasi

c) Membangun citra pemimpin melalui publikasi in-house dan sarana lainnya

Page 31: Makalah Supervisi pendidikan

2) Membangun iklim organisasi

a) Hadiah terhadap kemenangan kecil untuk meningkatkan kepercayaan

bawahan

b) Tekankan upacara dan mitos untuk mendorong keterpaduan dan kinerja

tinggi

3) Meningkatkanketergantugan bawahan pada pemimpin

a) Membuat krisis yang membutuhkan tindakan segera

b) Kenaikan centrality pemimpin dalam memberikan informasi

c) Hilangkan pendekatan one-over-one

4) Meningkatkan daya posisi pemimpin

a) Perubahan arah untuk meningkatkan status

b) Meningkatkan daya hadiah

c) Hilangkan sumber daya dasar

5) Buat kelompk kerja kohesif dengan norma kinerja tinggi

a) Menyediakan pengaturan fisik konduktif untuk kinerja tim

b) Mendorong partisipasi bawahan dalam pemecahan masalah kelompok

c) Menngkatkan staatu kelompok

d) Mebuat persaingan atar golongan.

Dalam kaitannya denga persekolahan, Direktorat Jendral PMPTK (2007)

menyebutkan bahwa kepala sekolah efektif harus mampu mengetahui, yaitu : (a) mengapa

pendidikan yang baik diperlukan di sekolah? (b) apa yang diperlukan untuk meningkatkan

mutu sekolah? (c) bagaimana mengelola sekolah untuk mencapai prestasi terbaik?.

Kemampuan untuk menguasai jawaban atas ketiga pertanyaan di atas dapat dijadikan

standar kelayakan apakah seseorang dapat menjadi kepalaa sekolah atau tidak?

Secara umum ciri dan perilaku kepala sekolah efektif dapat dilihat dari tiga hal pokok,

yaitu : (a) kemampuannya berpegang pada citra atau visi dalam menjalankan tugas (2)

menjadikan visi sekolah sebagai pedoman dalam mengelola dan memimpin sekolah, (c)

menfokuskan aktifitasnya kepa pembelajaran dan kinerja guru di kelas (Greenfield, 1987;

Manasse, 1985).

Atas dasar hasil riset tersebut, dapat dijelaskan ciri-ciri sebagai berikut :

a. Kepala Sekolah efektif memiliki visi yang kuat tentang masa depan sekolahnya dan ia

mendorong semua staf untuk mewujudkan visi tersebut

b. Kepala Sekolah efektif memiliki harapan tinggi terhadap prestasi siswa dan kinerja

staf

c. Kepala Sekolah efektif tekun mengamati para guru di kelas dan memberikan balik

yang positif dan konstruktif dalam rangka memecahkan masalah dan memperbaiki

pembelajaran

Page 32: Makalah Supervisi pendidikan

d. Kepala Sekolah efektif mendorong pemanfaatan waktu secara efisien dan merancang

langkah-langkah untuk meminimalisasi kekacauan

e. Kepala Sekolah efektif mampu memamnfaatkan sumber-sumber material dan

personil secara kreatif

f. Kepala Sekolah efektif memantau prestasi siswa secara individual dan kolektif dan

memanfaatkan informasi untuk mengarahkan perencanaan instruksional.

Ciri-ciri kepemimpinan efektif Kepala Sekolah di abad 21, menurut (Reinhart &

Beach, 2004) adalah sebagaai berikut :

a. Kepemimpinan yang jujur, membela kebenaran dan memiliki pengetahuan nilai-nilai

utama

b. Kepemimpinan yang mau dan mampu mendengarkan suara guru, tenaga

kependidikan, siswa, orang tua, dll

c. Kepemimpinan yang menciptakan “surplus of vision” sebagai milik kita semua

d. Kepemimpinan yang hanya percayaan pada data yang benar

e. Kepemimpinan yang memulai kepemimpinannya dengan introspeksi dan refleksi

f. Kepemimpinan yang memberdayakan diri kita semua dan berbagi informasi,

mengambil keputusan bersama

g. Kepemimpinan yang melibatkan pengidentifikasian, berkenaan dengan hambatan-

hambatan personal untuk berubah baik secara personal maupun organissional

Kepala Sekolah yang tidak efektif biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut (martin &

Millower, 1981; Willower & Kmezt, 1982)

a. Membatasi perannya sebagai maanajer sekolah dan anggaran

b. Menjaga dokumen, sangat disiplin

c. Berkomunikasi dengan setiap orang sehingga memboroskan waktu dan tenaga

d. Membiarkan guru mengajar di kelas tanpa ada pengawasan dan pembinaan

e. Memanfaatkan waktu hanya sedikit untuk urusan kurikulum dan pembelajaran

Indikator mutu kepemimpinan efektif untuk Kepala Sekolah adalah sebagi berikut :

a. Pengambilan keputusan diambil secara partisipatif

b. Pemngambilan keputusan bersifat objektif sesuai dengan kebutuhan di lapangan

c. Pemngambilan keputusan relevan dengan kondisi siswa

d. Terjadi keakraban antara Kepala sekoah, Guru, Staf dan siswa di sekolah

e. Kepala sekolah terbuka menerima kritik dansaran

f. Kepala sekolah terbuka terhaadap pembaharuan-pembaharuan dalam system

pendidikan

g. Ada kejelasan pendelegasian tugas antara Kepala sekolah, Guru dan Staf

Page 33: Makalah Supervisi pendidikan

h. Kepala sekolah memberi kesepatan yang sama kesemua guru dan staf untuk

mengembangkan diri

i. Kepaala seklah mempunyai visi, misi dan tujuan kedepan yang jelas (kepala sekolah

harus visioner)

Page 34: Makalah Supervisi pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Amirin, Tatang M, dkk. 2011. Manajemen Pendidikan. UNY Press : Yogyakarta

Suharsami Arikunto, Lia Yuliana. 2012. Manajemen Pendidikan. Aditya Media : Yogyakarta