Makalah Admisnistrasi Dan Supervisi Pendidikan
-
Upload
febriramadian -
Category
Documents
-
view
10 -
download
2
description
Transcript of Makalah Admisnistrasi Dan Supervisi Pendidikan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya, yaitu untuk
mendapatkan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan minat, bakat dan
kemampuan. Dalam komponen pendidikan salah satunya adalah pendidik atau guru
yang bertangguang jawab di sekolah melalui proses belajar mengajar secara efektif,
kaena itu kemampuan profesional guru turut menentukan apakah suatu pendidikan
dapat berjalan secara efektif dan efisien. Tingkat efisiensi ersebut ditentukan oleh
derajat kelancaran yang ditmpuh, sedangkan efektivitasnya ditandai oleh derajat
keberhasilanya yaitu dalam bentuk perubahaan perilaku para peserta didik. Maka dari
itu, guru membutuhkan adanya supervisor pendidikan untuk membantu bekerja di
sekolah agar menacapai tujuan yang telah direncanakan.
Supervisi merupakan salah satu fungsi utama dalam manajemen pendidikan
atau sering disebut fungsi pengawasan, yaitu usaha menciptakan atau menumbuhkan
kreativitas guru agar dapat memperbaiki situasi belajar mengajar di sekolah. Selain
itu, untuk melakukan pembinaan untuk memperbaiki dan meningkatkan situasi
belajar mengajar di sekolah. Adapun cara-cara membantu memperbaiki situasi belajar
mengajar disebut teknik-teknik supervisi. Oleh karena itu, teknik-teknik supervisi
perlu diketahui oleh supervisor untuk membantu guru memecahkan masalah yang
dihadapinya dalam mengajar peserta didik di sekolah.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan teknik-teknik supervisi pendidikan?
1.2.2 Apa saja teknik-teknik supervisi pendidikan?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian teknik dari supervisi pendidikan
1.3.3 Untuk mengatahui apa saja teknik-teknik supervisi pendidikan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teknik Supervisi Pendidikan
Menurut Suharsini Arikunto yang dimaksud dengan teknik supervisi
adalah cara-cara yang digunakan dalam kegiatan supervisi.1 Sedangkan menurut Piet
A.Sahertian supervisi adalah usaha untuk meningkatkan dan mengembangkan sumber
daya guru. 2Teknik supervisi pendidikan berarti suatu cara atau jalan yang digunakan
supervisor pendidikan dalam memberikan pelayanan atau bantuan kepada para guru.
Teknik supervisi Pendidikan merupakan alat yang digunakan oleh supervisor
untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhir dapat melakukan
perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam
pelaksanaan supervisi pendidikan, sebagai supervisor harus mengetahui dan
memahami serta melaksanakan teknik – teknik dalam supervisi. Berbagai macam
teknik dapat digunakan oleh supervisor dalam membantu guru meningkatkan situasi
belajar mengajar, baik secara kelompok maupun secara perorangan ataupun dengan
cara langsung bertatap muka dan cara tak langsung bertatap muka atau melalui media
komunikasi.3
2.2 Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan
Sahertian dan Mataheru (1986) membagi teknik supervisi pembelajaran
menjadi dua jenis, yaitu bersifat (individual devices) dan bersifat kelompok (group
devices).Teknik supervisi yang bersifat individual antara lain kunjungan kelas,
observasi kelas, percakapan pribadi, saling mengunjungi kelas, dan menilai diri
sendiri. Teknik yang bersifat kelompok antara lain diskusi planel, laboratorium
kurikulum, pembaca terbimbing, demostrasi mengajar, perpustakaan professional,
1 Arikunto,Suharsini,Dasar-dasar Supervisi,Jakarta.Rineke Cipta,2004, Hal.532 Sahertian,Piet A,Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta, Rineke Cipta, 2000, h. 523 Prof. Dr .Syaiful Sagala,Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan,Bandung,Alphabeta,2010,hal.210
2
bulletin supervisi, pertemuan atau rapat guru, organisasi profesi guru, kelompok
kerja, musyawarah kerja, forum bersama, dan lain-lain.
Sejalan dengan pendapat Sahertian dan Mataheru diatas, Evan dan Neagly
(1980) menyebutkan teknik supervisi terdiri dari teknik kelompok. Teknik individual
terdiri atas penugasan guru, kunjungan atau observasi kelas, eksperimentasi kelas,
kursus-individual, konferensi-individual, demostrasi mengajar, evaluasi, bacaan
professional, penulisan professional, bueltin profesi, dan kontak informal. Teknik
kelompok antara lain adalah orientasi bagi guru baru atau induksi secara kelompok,
bimbingan kelompok, pengembangan perpustakaan professional, saling mengunjungi
antar guru, musyawarah kerja, dan lain-lain.4
Dalam melaksanakan tugas-tugas supervisi, para supervisor terutama
pengawas dapat memilih dan menggunakan beberapa teknik supervisi, antara lain
kunjungan kelas, kunjungan sekolah, tes dadakan, konferensi kasus, observasi
dokumen, wawancara, angket, laporan, tertulis, dan sebagainya. Berikut ini
digambarkan sekilas tentng teknik-teknik tersebut.5
A. Teknik Individual dalam Supervisi
Teknik individual menurut Sahertian (1981:46) adalah teknik yang digunakan
pada pribadi seorang guru yang mengalami masalah khusus dan memerlukan
bimbingan tersendiri dari supervisor. Teknik –teknik supervisi yang bersifat
individual antara lain: 6
a. Kunjungan kelas
Kunjungan kelas adalah kunjungan yang dilakukan oleh
supervisor/pengawas terhadap kelas-kelas tertentu pada sekolah-sekolah yang telah
diprogramkan untuk di supervisi. Kunjungan kelas dilakukan dalam rangka
memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang proses belajar mengajar yang
dilakukan guru dan para siswa di kelas tersebut. Dalam teknis pelaksanaan
4 Prof. Nanang, Priatna dkk, Pengembangan Profesi Guru, Bandung: PT.Remaja Rosda Karya, 2013, h.170-1715 Amri Darwis, Pengembangan Ilmu Berparadigma Islami Administrasi & Supervisi Pendidikan, Pekanbaru: Ammpujari,2014, h.756 Prof. Dr .Syaiful, Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung,Alphabeta,2010,hal.210
3
kunjungan kelas tersebut dapat dibedakan antara kunjungan lengkap dengan
kunjungan spesifik. Kunjungan lengkap ialah kunjungan yang dilakukan untuk
mengobservasi seluruh aspek belajar-mengajar, misalnya persiapan mengajar guru,
sarana, atau alat pelajaran, keterlibatan siswa, tujuan yang dicapai, materi metode dan
sebagainya. Sedangkan kunjungan spesifik ialah kunjungan yang dilakukan untuk
mengobservasi penggunaan metode pengajaran saja, atau penilaian guru terhadap
hasil belajar siswa saja dan seterusnya..
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para supervisor dalam
melakukan supervisi dengan kunjungan kelas, yaitu:
a) Kunjungan kelas dapat dilakukan dengan memberitahu atau tidak
memberitahu, tergantung pada tujuan dan masalah yang ingin diketahui.
b) Kunjungan kelas dapat dilakukan atas permintaan sekolah atau guru yang
bertugas di sekolah tersebut
c) Supervisor memiliki pedoman tentang hal-hal yang akan dilakukan dalam
kunjungan tersebut
d) Sedapat mungkin kunjungan tersebut tidak mengganggu kegiatan belajar-
mengajar
e) Harus memiliki kejelasan tentang hal-hal yang akan disupervisi atau
diobservasi
f) Harus menyiapkan instrument supervisi kunjungan kelas yang telah
disupervisi atau ditetapkan dan catatan-catatan lain yang diperlukan.7
Kebaikan teknik supervisi kunjungan kelas
Karena supervisi berlangsung dalam waktu yang singkat maka dalam satuan
waktu yang tidak panjang dalam melakukan sejumlah supervisi
Supervisi kunjungan kelas yang hanya mengambil data sampel yang diperlukan
merupakan proses untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan kecil atau kasus
negatif tertentu dalam kaitannya dengan proses pembelajaran.
7 Ibid,h. 76
4
Teknik supervisi kunjungan kelas adalah satu-satunya teknik supervisi yang
membolehkan supervisor memperbaiki langsung kelemahan-kelemahan kecil
yang dilakukan guru ketika sedang mengajar dan mendidik para siswa.
Teknik supervisi ini juga tidak selalu membutuhkan pertemuan balikan dengan
guru yang disupervisi, sebab ada kalangan supervisor memperbaiki kelemahan
guru itu secara langsung dalam proses pembelajaran di kelas. Denga demikian,
teknik supervisi ini cukup efisien.
Kelemahan teknik supervisi kunjungan kelas
Teknik supervisi kunjungan kelas yang berlangsung singkat untuk mendapatkan
sampel data, otomatis tidak mungkin bisa mengumpulkan data secara lengkap
dan utuh tentang kemampuan atau kualitas guru yang disupervisi.
Teknik supervisi ini tidak dapat dipakai untuk merevisi guru yang belum pernah
disupervisi atau datanya tidak diketahui sama sekali oleh supervisor. Dengan
kata lain supervisi ini hanya dapat dipakai mensupervisi guru-guru yang sudah
diketahui kelemahan-kelemahannya ketika disupervisi dahulu atau bersumber
dari informasi teertentu tentang kelemahan-kelemahan atau kasus-kasus itu.8
b. Tes dadakan
Tes diadakan adalah tes yang dilakukan oleh supervisor terhadap siswa
secara mendadak atau tiba-tiba. Tanpa memberi tahu guru atau siswa. Tujuannya
adalah untuk mengetahui pencapaian pencapaian target kurikulum dan daya serap
siswa terhadap materi yang telah mereka pelajari sebelumnya.
Untuk melaksanakan teknis tes dadakan ini, supervisor sudah menyiapkan
ssoal-soal yang harus dikerjakan oleh para siswa. Hasil tes dikoreksi secara bersama
oleh supervisor dan guru atau oleh supervisor/pengawas sendiri. Teknik dadakan ini
sangat penting artinya bagi kedua belah pihak. Bagi pihak sekolah, sangat mendorong
memacu guru dan siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan
sungguh-sungguh., terencana dengan baik guna pencapaian sasaran/tujuan dengan
optimal. Sedangkan bagi pihak supervisor/pengawas, hasil tes tersebut dapat
8 Prof. Dr. Made, Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual,Jakarta: Rineka Cipta, 2009, h.110
5
dijadikan bahan masukan atau informasi yang penting, valid, dan obyektif dalam
meningkatkan kualitas pendidikan pada sekolah yang disupervisi/diawasi tersebut.
Dengan demikian maka supervisi tersebut dilakukan berprinsip pada asas
saling menguntungkan baik dipihak supervisor/pengawas itu sendiri. Oleh sebab itu
tidak ada alasan bagi sekolah untuk tidak memberikan kemudahan bagi pengawas
dalam melaksanakan tugas-tugas supervisi di sekolah dan sebaliknya tidak ada alasan
pula bagi para supervisor untuk tidak melakukan supervisi ke sekolah dengan
menggunakan berbagai teknik supervisi. Karena pada dasarnya supervisor atau
pengawas, guru, kepala sekolah, siswa, dan seluruh staf sekolah merupakan mitra
kerja atau lebih mantap lagi bila semuanya merupakan suatu keluarga besar yang
mempunyai misi dan visi yang sama dalam mengamankan, mensukseskan dan
mencapai tujuan pendidikan pada sekolah tersebut secara bersama-sama.
b. Observasi Dokumen
Obesrvasi dokumen merupakan salah satu teknik supervise yang dapat
dilakukan oleh para supervisor/pengawas. Teknik ini dilakukan dalam rangka
menjaring informasi tentang pengelolaan administrasi sekolah yang meliputi:
a. Dokumen ketenagaan atau sumber daya manusia yang ada di
sekolah/madrasah tersebut yang antara lain terdiri atas:
1) Dokumen kepala sekolah
2) Dokumen guru-guru
3) Dokumen pegawai tata usaha dan pesuruh sekolah
4) Dokumen kesiswaan, dan sebagaimana
b. Dokumen material (sarana dan prasarana sekolah) yang terdiri atas:
1) Dokumen gedung sekolah dengan segala bagian-bagiannya
2) Dokumen peralatan sekolah, seperti peralatan laboratorium,
peralatan olahraga daan kesenian serta peralatan ibadah
3) Dokumen buku-buku teks pokok, buku penunjang, buku-buku
perpustakaan, dan sebagainya
4) Dokumen berbagai kegiatan sekolah, baik yang menyangkut
kegiatan intra maupun ekstrakurikuler
6
5) Dokumen kegiatan PMB (Penerimaan Murid Baru), MOS
(Masa Orientasi Siswa), kegiatan peringatan hari besar
nasional dan hari-hari besar keagamaan (khususnya kegiatan
hari besar islam) dan sebagainya.
Observasi dapat dilakukan sendiri oleh supervisor atau
bersama-sama dengan kepala sekolah, guru, dan pegawai
sekolah.
c. Wawancara
Wawancara atau temu wicara dilakukan setelah kegiatan observasi, baik
observasi kelas maupun observasi dokumen. Hal ini dilakukan dalam rangka
penelitian dan pembinaan atau mencari titik temu dalam usaha pemecahan masalah.
Wawancara dapat dilaksanakan secara individual maupun kelompok. Teknik
individual digunakan apabila orang yang disupervisi mempunayi masalah –masalah
khusus atau bersifat sangat pribadi. Dengan teknik ini paada supervisor akan
memperoleh kejelasan tentang:
a) Bermacam-macam masalah yang dihadapi guru secara perseorang atau
individual
b) Kemampuan guru berinteraksi dengan supervisor yang bersangkutan
secara pribadi namun tetap dalam kasus konteks pendidikan dan
pengajaran.
c) Hubungan guru dengan supervisor yang bersangkutan secara pribadi
namun tetap dalam konteks pendidin dan pengajaran.
Yang perlu diperhatikan bila supervisor menggunakan teknik adalah:
a) Supervisor menggunakan pendapat guru dengan penuh perhatian
b) Memiliki komitmen yang tinggi untuk menjaga kerahasiaan nama guru
yang disupervisi tersebut.
c) Memberi dorongan atau motivasi serta solusi yang tepat, akurat dan bijak,
sehingga kepercayaan di pihak guru menjadi bangkit kembali.
d) Pembicaraan diarahkkan pada hal-hal yang objektif, terbuka dan jujur.
7
e) Timbulkan kepercayaan guru terhadap supervisor sebagai seorang
pemimpin sekaligus pembina dan mitra kerja yang dapat mengeluarkan
dan menyelamatkan guru dari berbagai permasalahan yang dihadapinya.
f) Pada akhir pembicaraan agar dikemukakan kesimpulan positif yang
melegakan dua belah pihak.
Supervisi semacam ini sering disebut sebagai supervise klinik. Oleh sebab itu
para supervisor memahami betul tentang prinsip-prinsip dasar psikologi pendidikan.
Sedangkan teknik kelompok adalah teknik pelaksanaan supervise terhadap kelompok
kerja guru (KKG) atau musyawarah guru mata pelajaran (MGMP). Caranya tentu
berbeda dengan teknik individual. Dalam teknik kelompok ini dapat dilakukan
melalui:
a) Rapat berkala dengan KKG atau MGMP
b) Diskusi-diskusi kelompok, dan
c) Pertemuan-pertemuan tertentu baik formal maupun informal, seperti
orientasi, seminar, rapat kerja, penataran, dsb.
d) Dalam teknik kelompok ini supervisor dapat bertindak sebagai
pemakalah atau narasumber. Bila diperlukan dapat pula memanggil
narasumber/tenaga ahli atau pakar pendidikan maupun penjabat
structural di daerah masing-masing.
d. Angket
Angket dalam bentuk lain dalam melakukan supervise, dengan cara membuat
format yang berisi berbagai pertanyaan atau pernyataan dalam rangka menjaring data
atau informasi yang bersifat kualitatif yang memerlukan jawaban yang objektif
tentang berbagai hal berkaitan dengan kualitas guru, siswa dan kualitas belajar-
mengajar di sekolah tersebut
e. Laporan
Teknik lain yang dapat pula dilakukan adalah laporan tertulis. Hal ini dapat
dilakukan hanya untuk sementara, dalam rangka mengatasi keterbatasan waktu,
keterbatasan alat transportasi untuk melakukan kunjungan dan keterbatasan jumlah
supervisor/pengawas pada daerah yang bersangkutan. Laporan tertulis dapat dibuat
8
oleh guru atau kepala sekolah. Adapun hal-hal yang perlu dilaporkan hal-hal yang
berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah, baik yang
bersifat teknis edukatif meupun teknis admistratif
Disamping teknik-teknik yang disebutkan diatas, ada beberapa langkah yang
perlu diperhatikan dalam kegiatan supervisi pendidikan yang dilakukan oleh para
supervisor/pengawas, yaitu persiapan, pelaksanaan, penilaian dan tidak lanjut.
1. Persiapan
Adapun kegiatan persiapan yang perlu dilakukan adalah:
a. Mengidentifikasi dan menentukan sekolah-sekolah yang akan
disupervisi beserta berbagai permasalahan yang harus diselesaikan
pada sekolah tersebut.
b. Menyusun program supervisi yang mencerminkan tentang adanya
jenis kegiatan, tujuan dan sasaran, waktu, biaya dan instrument
supervisi.
c. Menyusun organisasi supervisi yang mencerminkan adanya
mekanisme pelaksanaan kegiatan, pelaporan dan tindk lanjut, dsb.
d. Menyiapkan berbagai instrument supervisi yang diperlukan.
Untuk menjamin kelancaran pelaksanaan kegiatan supervisi,
hendaknya supervisor/pengawas melibatkan atau berkoordinasi
dengan pejabat structural terkait disamping dengan kepala sekolah,
kelompok kerja guru (KKG), musyawarah guru mata pelajaran
(MGMP) dan Pojekwas/Korwas setempat.
2. Pelaksanaan
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian supervisor dalam melaksanakan
kegiatan supervisi adalah:
a. Supervisi hendaknya dilakukan pada awal dan akhir caturwulan.
b. Supervisor bukan mencari-cari kesalahan orang yang disupervisi
atau mengguruinya, akan tetapi dalam rangka penilaian dan
pembinaan.
9
c. Segi-segi yang disupervisi mencakup dua hal pokok, yaitu teknis
edukatif dan administratif
d. Trampil menggunakan dan mengembangkan instrument supervisi
pendidikan.
e. Karena supervisi bersifat pembinaan, maka setiap supervisor
hendaknya memiliki kemampuan professional sebagai Pembina
f. Menguasai substansi materi yang akan disupervisi, khususnya
kurikulum, dan evaluasi
g. Supervisi hendaknya dilakukan secara berkesinambungan
h. Agar pelaksanaan supervisi berhasil dengan baim, maka prinsip
kemitraan kerja dengan unsur-unsur yang disupervisi menjadi
sangat penting diperhatikan.
3. Penilaian lanjut
Penialian yang dimaksud dalam konteks ini adalah penilaian terhadap
pelaksanaan dari hasil supervisi, yang ,meliputi:
a) Keteraturan dan ketrlaksanaan program supervisi
b) Keterbacaan dan kemantapaninstrumen
c) Permasalahan dalam supervisi edukatif dan administratif
d) Hasil supervisi
e) Volume dan frekuensi kegiatan supervisi
Sedangkan tingkat lanjut dari supervisi antara lain adalah:
a) Penyusunan revisi rencana dan program supervisi
b) Langkah-langkah pembinaan
c) Perumusan kebijakan pada tingkat pejabat structural baik ditingkat
pusat maupun daerah
d) Mengamankan data dan informasi sebagai dokumen resmi bagi semua
instansi terkait.
Evaluasi terhadap semua proses kegiatan dan hasiil supervisi hendaknya
dilakukan secara kontinyu. Penilaian terhadap proses dilakukan pada saat kegiatan
supervisi berjalan dan penilaian terhadap hasil dlakukan pada akhir kegiatan
10
tersebut. Sedangkan pada akhir semester atau akhir semester atau akhir tahun
pelajaran penilaian dilakukan secara menyeluruh. Penilaian dilakukan oleh ketua
Pojekwas di wilayah tugas masing-masing yang didampingi oleh kepala seksi terkait
dalam Kantor Departemen Agama atau Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. 9
f. Percakapan pribadi
Percakapan pribadi adalah suatu teknik dalam pemberian layanan kepada guru
latih dengan mengadakan pembicaraan tentang masalah yang dihadapi guru latih.
Pertemuan pribadi antara supervisor dengan guru untuk membicarakan masalah-
masalah khusus yang dihadapi guru. Umumnya materi yang dipercakapan adalah
hasil-hasil kunjungan kelas dan observasi kelas yang telah dilakukan oleh supervisor.
Dalam percakapan ini supervisor berusaha menyadarkan guru latih akan kelebihan
dan kekurangannya. Mendorong agar yang sudah baiklebih ditingkatkan dan masih
kurang atau yang keliru agar di upayakan untuk memperbaikinya.10
B. Teknik Kelompok dalam Supervisi
Teknik kelompok dalam supervisi adalah teknik yang dilkukan untuk melayani
lebih dari satu orang. Teknik –teknik supervisi yang bersifat kelompok antara lain:11
a. Pertemuan Orientasi
Pertemuan orientasi adalah pertemuan supervisor dengan supervisee (terutama
guru latih baru) yang bertujuan mengantar supervisee tersebut memasuki suasana
kerja yang baru. Pada pertemuan orientasi supervisor memberikan penjelasan
penjelasan yang penting, selanjutnya supervisor meminta masukan dari supervisee
mengenai apa saja yang perlu dilakukan untuk memperbaiki layanan belajar. Dengan
adanya pertemuan orientasi tersebut supervisi, secara dini, diupayakan terhindar dari
berbagai masalah yang mungkin dihadapi dalam melaksanakan tugas-tugasnya
nantinya. Hal ini dapat tercapai mengingat pertemuan-pertemuan orientasi
memberikan kesempatam kepada supervisi mengalami secara benar apa saja yang
akan menjadi tugas dan tanggunh jawabnya dalam meklaksanakan peranannya
9 Ibid., h. 80-8510 Ibid., h.21211 Imam, Wahyudi, M.Pd, Pengembangan Pendidikan Strategi Inovatif dan Kreatif dalam Mengelola Pendidikan Secara Komperehensif, Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2012, h.52
11
sebagai tenaga pendidikan. Kualitas mengajar yang di sepakati untuk menjamin mutu
(quality assurance) di sekolah, dan sekaligus menyiapkan diri untuk menghadapi
segala kemungkinan yang akan terjadi selama ia melaksanakan pekerjaan supervisi
tersebut.
b. Rapat Guru
Rapat guru latih akan menghasilkan guru yang baik, direncanakan dengan
baik, dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan ditindaklanjuti sesuai dengan
kesepakatan yang dicapai dalam rapat. Ada beberapa hal penting yang harus
diperhatikan dalam perencanaan suatu rapat guru latih, antara lain
(1) tujuan yang hendak dicapai harus jelas dan konkret;
(2) masalah-masalah yang akan menjadi bahan rapat harus merupakan
masalah yang timbul dari guru latih guru latih yang dianggap penting oleh
mereka dan sesuai dengan kebutuhan mereka sendiri;
(3) masalah-masalah pribadi guru latih yang menyangkut masalah rapat perlu
mendapat perhatian;
(4) pengalaman – pengalaman baru yang di diperoleh guru latih-guru latih
dalam rapat tersebut harus membawa mereka pada pertumbuhan pribadi dan
jabatan sebaik-baiknya;
(5) partisipasi guru latih sejak perencanaan sampai pelaksanaan rapat
hendaknya dipikirkan dengan sebaik-baiknya;
(6) persoalan kondisi setempat ,waktu, dan tempat rapat perlu menjadi bahan
pertimbangan dalam perencanaan suatu rapat.
c. Studi kelompok antar guru
Studi kelompok antar guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan sejumlah
guru yang memiliki keahlian dibidang studi tertentu seperti matimatika, IPA, Bahasa
indonesia, bahasa inggris dan sebagainya. Kelompok guru latih ini melakukan
pertemuan, baik secara rutin maupun insidentil, untuk mempelajari atau mengkaji
suatu atau sejumlah masalah yang menyangkut penyajian dan pengembangan bidang
studi. Topik-topik yang dibahas dalam pertemuan tersebut, telah dirumuskan
12
sebelumnya, baik oleh guru latih, atau supervisor, atau guru latih bersama-sama
supervisor.
d. Diskusi sebagai pertukaran pendapat
Diskusi adalah pertukaran pikiran atau pendapat melalui proses ) percakapan
antara dua atau lebih individu tentang suatu masalah untuk mencari alternatif
pemecahannya. Diskusi merupakan alat bagi supervisor untuk mengembangkan
berbagai penampilan pada diri para guru yang berlatih menghadapi berbagai masalah
atau kesulitan dengan cara melakukan tukar pikiran antara satu dengan lain. Melalui
teknik ini supervisor dapat membantu para guru latih untuk saling mengetahui,
memahami dan mendalami suatu permasalahan, sehingga secara bersama-sama akan
berusaha mencari alternatif pemecahan masalah tersebut. Penggunaan teknik diskusi
dimaksudkan agar seluruh diskusi mau dan mampu melibatkan diri dalam proses
diskusi awal sampai akhir diskusi.
e. Workshop (Lokakarya Tukar Menukar Pengalaman (Sharing of Experience)
Workshop pendidikan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan belajar
kelompok yang terjadi dari sejumlah petugas pendidikan yang sedang memecahkan
suatu masalah melalui percakapan dan bekerja secara kelompok maupun bersifat
perorangan.
f. Tukar Menukar Pengalaman (Sharing of Experience)
T ukar menukar pengalaman “sharing of experience” suatu teknik perjumpaan
dimana guru saling memberi dan menerima, saling belajar satu dengan lainnya.
Sahertian (1981:106) mengatakan langkah-langkah sharing antara lain adalah
(1) Menentukan tujuan yang akan dicapai
(2) Menentukan pokok masalah yang akan dibahas dalam bentuk problema
(3) Memberikan kesempatan pada setiap peserta untuk menyumbangkan pendapat
mereka
(4) Merumuskan kesimpulan sementara dan membahas problema baru12
(5)
12 Ibid., h.213-220
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KesimpulanTeknik supervisi pendidikan berarti suatu cara atau jalan yang digunakan
supervisor pendidikan dalam memberikan pelayanan atau bantuan kepada para guru.
Teknik supervisi pembelajaran menjadi dua jenis, yaitu bersifat (individual devices)
dan bersifat kelompok (group devices). Teknik yang bersifat individu antara lain
kunjungan kelas, observasi dokumen, wawancara, angket, laporan, dan percakapan
pribadi. Teknik yang bersifat kelompok antara lain, Pertemuan orientasi, rapat guru,
studi kelompok antar guru, diskusi sebagai pertukaran pendapat, workshop, tukar
menukar pengalaman.
3.2 Saran
Dari semua materi yang telah kami sampaikan, kami berharap teman-teman
dapat memperoleh manfaat dari mempelajari materi ini, segala kritik dan saran yang
bersifat membangun akan kami terima demi tercapainya penulisan makalah yang
lebih baik lagi kedepannya. Terima kasih.
14
DAFTAR PUSTAKA
Darwis, Amri. 2014. Pengembangan Ilmu Berparadigma Islami Administrasi &
Supervisi Pendidikan. Pekanbaru: Ammpujari
Pidarta,Made. 2009. Supervisi Pendidikan Kontekstual,Jakarta: Rineka Cipta.
Piet A, Sahertian. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineke Cipta.
Priatna, Nanang dkk. 2013. Pengembangan Profesi Guru Bandung: PT.Remaja
Rosda Karya.
Suharsini, Arikunto. 2004. Dasar-dasar Supervisi. Jakarta: Rineke Cipta.
Syaiful Sagala. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung:
Alphabeta
Syaiful, Sagala.2010. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.
Bandung: Alphabeta
Wahyudi, Imam. Pengembangan Pendidikan Strategi Inovatif dan Kreatif dalam
Mengelola Pendidikan Secara Komperehensif, Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya.
15