Makalah Subjek Hukum

12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Subjek hukum adalah segala sesuatu yang dapat mempunyai hak dan kewajiban untuk bertindak dalam hukum. Sedangkan Objek Hukum adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi subjek hukum dan dapat menjadi objek dalam suatu hubungan hukum. Objek hukum berupa benda atau barang ataupun hak yang dapat dimiliki dan bernilai ekonomis. Subjek Hukum terdiri atas Subjek Hukum Manusia dan Subjek Hukum Badan Usaha. Dan Objek Hukum memiliki 2 jenis yang berdasarkan 503-504 KUH Perdata disebutkan bahwa benda dapat dibagi menjadi 2, yakni benda yang bersifat kebendaan (Materiekegoderen), dan benda yang bersifat tidak kebendaan (Immateriekegoderan). B. Rumusan Masalah Rumusan Masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah memabahas secara singkat mengenai Subjek Hukum. Page | 1

description

dw

Transcript of Makalah Subjek Hukum

Page 1: Makalah Subjek Hukum

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Subjek hukum adalah segala sesuatu yang dapat mempunyai hak dan kewajiban untuk bertindak

dalam hukum. Sedangkan Objek Hukum adalah segala sesuatu yang bermanfaat bagi subjek hukum dan

dapat menjadi objek dalam suatu hubungan hukum. Objek hukum berupa benda atau barang ataupun hak

yang dapat dimiliki dan bernilai ekonomis.

Subjek Hukum terdiri atas Subjek Hukum Manusia dan Subjek Hukum Badan Usaha. Dan Objek

Hukum memiliki 2 jenis yang berdasarkan 503-504 KUH Perdata disebutkan bahwa benda dapat dibagi

menjadi 2, yakni benda yang bersifat kebendaan (Materiekegoderen), dan benda yang bersifat tidak

kebendaan (Immateriekegoderan).

B. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah memabahas secara singkat

mengenai Subjek Hukum.

Page | 1

Page 2: Makalah Subjek Hukum

BAB II

PEMBAHASAAN

A. Pengertian subjek hukum

Pengertian subyek hukum (rechts subyek) menurut Algra dalah setiap orang mempunyai hak dan

kewajiban, yang menimbulkan wewenang hukum (rechtsbevoegheid), sedengkan pengertian wewenag

hukum itu sendiri adalah kewenangan untuk menjadi subyek dari hak-hak. Subyek Hukum adalah Segala

sesuatu yang pada dasarnya memiliki hak dan kewajiban dalam lalu lintas hukum. Yang termasul dalam

pengertian subyek hukum ialah Manusia atau orang (Naturlijke Person) dan Badan Hukum (VichtPerson)

misalnya : PT, PN, Koperasi.

Subjek Hukum disini dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Manusia

Pengertian secara yuridisnya ada dua alasan yang menyebutkan alasan manusia sebagai subyek

hukum yaitu :

a. Pertama, manusia mempunyai hak-hak subyektif.

b. kedua, kewenangan hukum, dalam hal ini kewenangan hukum berarti, kecakapan untuk menjadi

subyek hukum, yaitu sebagai pendukung hak dan kewajiban.

Pada dasarnya manusia mempunyai hak sejak dalam kendungan (Pasal 2 KUH Perdata), namun

tidak semua manusia mempunyai kewenangan dan kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum, orang

yang dapat melakukan perbuatan hukum adalah orang yang sudah dewasa (berumur 21 tahun atau sudah

kawin), sedangkan orang-orang yang tidak cakap melakukan perbuatan hukum adalah ; orang yang belum

dewasa, orang yang ditaruh dibawah pengampuan, seorang wanita yang bersuami (Pasal 1330 KUH

Perdata).

Setiap Manusia adalah sebagai subjek hukum dan pendukung hak serta kewajiban. Tidak setiap

manusia (orang) wenang berbuat atau bertindak untuk melaksanakan hak dan kewajiban yang

dimilikinya. Untuk wenang berbuat atau bertindak melaksankan hak dan kewajiban yang dimilikinya

dibutuhkan adanya syarat kecakapan.

Page | 2

Page 3: Makalah Subjek Hukum

Syarat-syarat seseorang yang Cakap Hukum :

1. Seseorang yang sudah dewasa (berumur 21 tahun).

2. Seseorang yang berusia dibawah 21 tahun tetapi pernah menikah.

3. Seseorang yang sedang tidak menjalani hukum.

4. Berjiwa sehat dan berakal sehat.

2. Badan Hukum

a. Pengertian Badan Hukum

Badan hukum dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai organisasi atau perkumpulan yang

didirikan dengan akta yang otentik dan dalam hukum diperlakukan sebagai orang yang memiliki hak dan

kewajiban atau disebut juga dengan subyek hukum. Subyek hukum dalam ilmu hukum ada dua yakni,

orang dan badan hukum. Disebut sebagai subyek hukum oleh karena orang dan badan hukum

menyandang hak dan kewajiban hukum.

Sebagai subyek hukum, badan hukum juga memiliki kewenangan untuk melakukan perbuatan

hukum sebagaimana subyek hukum orang atau individu. Namun, oleh karena bentuk badan hukum yang

merupakan himpunan dari orang-orang, maka dalam pelaksanaan perbuatan hukum tersebut, suatu badan

hukum diwakili oleh pengurusnya.

Sebagai konsekuensinya, maka subyek hukum juga dapat dianggap bersalah melakukan

perbuatan melawan hukum. Dalam hukum perdata, perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh

badann hukum menjadi tanggung jawab badann hukum tersebut yang dalam pelaksanaannya juga

diwakili oleh pengurusnya.

b. Jenis Badan Hukum

Dalam pasal 1653 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata disebutkan mengenai adanya 3 jenis

badan hukum, yaitu:

Yang diadakan oleh kekuasaan atau pemerintah atau negara;

Yang diakui oleh kekuasaan;

Page | 3

Page 4: Makalah Subjek Hukum

Yang diperkenankan dan yang didirikan dengan tujuan tertentu yang tidak bertentangan dengan

Undang-Undang atau kesusilaan biasa juga disebut dengan badan hukum dengan konstruksi

keperdataan.

Secara umum badan hukum dapat dibedakan dalam dua jenis lagi, yaitu badan hukum publik dan

badan privat. Badan hukum publik adalah badann hukum yang didirikan berdasarkan hukum publik atau

orang banyak atau menyangkut kepentingan negara sedangkan badann hukum privat adalah badan hukum

yang didirikan atas dasar hukum perdata atau hukum sipil yang menyangkut kepentingan orang atau

individu-individu yang termasuk dalam badann hukum tersebut.

c. Perbedaan Badan Hukum Publik dan Privat

Perbedaan antara kedua badan hukum tersebut diatas dapat dilihat dari cara didirikannya. Badan

hukum perdata didirikan oleh individu-individu atau sekelompok masyarakat sedangkan publik didirikan

oleh kekuasaan atau negara. Meskipun demikian, ada juga yang menyatakan bahwa perbedaan antara

badann hukum perdata dan publik dapat dilihat dari kekuasaan yang dimilikinya. Dengan kata lain,

badann hukum publik memiliki kewenangan yang lebih luas daripada perdata oleh karena dapat membuat

keputusan atau peraturan yang mengikat orang lain yang tidak tergabung dalam badann hukum tersebut.

Secara umum pembedaan antara badan hukum publik dan perdata di Indonesia dilakukan

berdasarkan cara terjadinya dan lapangan kegiatan (berkaitan dengan kepentingan umum atau tidak).

Hampir sama dengan pengertian yang diberikan diatas.

Soenawar Soekowati memberikan pendapat yang menggabungkan keseluruhan cara pandang

diatas. Dalam pandangan Soenawar Soekowati, dasar untuk melakukan pembedaan diatas adalah saling

melengkapi satu sama lain. Hal ini disebabkan badan hukum yang didirikan dengan konstruksi publik

belum tentu juga merupakan badann hukum publik belum tentu juga memiliki kewenangan publik dan

demikian pula sebaliknya.

Dengan demikian, pembedaan tersebut diatas sebaiknya menggunakan kriteria sebagai berikut:

Pertama: Dari cara pendiriannya dapat dilihat bahwa apakah badann hukum tersebut didirikan

dengan konstruksi publik atau perdata.

Kedua: Dari lingkungan kerjanya dapat dilihat apakah badann hukum tersebut memiliki

kedudukan yang sama dengan publik yang berarti termasuk badan hukum perdata atau tidak yang

berarti termasuk dalam kategori badann hukum publik.

Page | 4

Page 5: Makalah Subjek Hukum

Ketiga: Dari wewenang yang dimilikinya dapat dilihat apakah badann hukum tersebut diberikan

wewenang oleh penguasa untuk membuat keputusan atau wewenang yang mengikat terhadap

publik atau tidak.

Dengan demikian, ketiga indikator untuk membedakan jenis badan hukum publik atau perdata dapat

digunakan karena saling mendukung dan melengkapi.

Demikian uraian kami mengenai badan hukum, kami juga menyarankan kepada anda untuk membaca

artikel yang membahas mengenai perlindungan hukum di Indonesia yang telah kami posting sebelumnya

dengan judul perlindungan hukum. Akhir kata, semoga artikel mengenai badan hukum ini

dapat bermanfaat bagi anda.

Selain manusia badan hukum juga termasuk sebagai subjek hukum. Badan hukum merupakan badan-

badan atau perkumpulan. Badan hukum yakni orang yang diciptakan oleh hukum. Oleh karena itu, badan

hukum sebagai subjek hukum dapat bertindak hukum (melakukan perbuatan hukum) seperti manusia.

Dengan demikian, badan hukum dapat melakukan persetujuan-persetujuan, memiliki kekayaan yang sama

sekali terlepas dari kekayaan anggota-anggotanya. Oleh karena itu, badan hukum dapat bertindak dengan

perantaraan pengurus-pengurusnya.

Badan hukum menurut pendapat wirjono prodjodikoro adalah sebagai berikut: “suatu badan yang di

damping menusia perorangan juga dapat bertindak dalam hukum dan yang mempunyai hak-hak,

kewajiban-kewajiban dan kepentingan-kepentingan hukum terhadap orang lain atau badan lain.” Sarjana

lain mengatakan: “badan hukum adalah kumpulan dari orang-orang yang bersama-sama mendirikan suatu

badan (perhimpunan) dan kumpulan harta kekayaan, yang dipisahkan untuk tujuan tertentu (yayasan). Sri

soedewi Masjchoen sofwan mengatakan: “baik perhimpunan maupun yayasan kedua-duanya berstatus

sebagai badan hukum, jadi merupkana person pendukung hak dan kewajiban.”

Kalau dilihat dari pendapat tersebut badan hukum dapat dikategorikan sebagai subjek hukum sama

dengan manusia disebabkan karena:

1. Badan hukum itu mempunyai kekayaan sendiri

2. Sebagai pendukung hak dan kewajiban

3. Dapat menggugat dan digugat di muka pengadilan

4. Ikut serta dalam lalu lintas hukumà bias melakukan jual beli

5. Mempunyai tujuan dan kepentingan.

Page | 5

Page 6: Makalah Subjek Hukum

Semuanya ini dilakukan oleh para pengurusnya. Badan hukum dibedakan dalam dua bentuk, yakni :

1. Badan hukum public

Badan hukum publik adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum publik atau yang

menyangkut kepentingan publik atau orang banyak atau negara umumnya.

Contohnya. Negara, Daerah Swatantra tingkat I,dan II ,kota madya, kota praja, dan Desa.

2. Badan hukum privat

Badan hukum privat adalah badan hukum yang didirkan berdasarkan hukum sipil atau perdata

yang menyangkut kepentingan pribadi orang di dalam badan hukum itu.

d. Batasan Usia dan Subyek hukum

Usia dewasa bagi sebagian remaja merupakan suatu prestasi tersendiri, yang patut dirayakan.

Secara awam, jika seseorang sudah merayakan ulang tahunnya yang ke-17 th, dan sudah berhak

memegang KTP atau memiliki SIM sendiri, dianggap sudah dewasa. Artinya dia sudah berubah dari

anak-anak menjadi dewasa muda dan sudah bisa bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

Di mata hukum, batas usia dewas a seseorang menjadi penting, karena hal tersebut berkaitan

dengan boleh/tidaknya orang tersebut melakukan perbuatan hukum, ataupun diperlakukan sebagai subjek

hukum. Artinya, sejak seseorang mengalami usia dewasanya, dia berhak untuk membuat perjanjian

dengan orang lain, melakukan perbuatan hukum tertentu, misalnya menjual/membeli harta tetap atas

namanya sendiri, semuanya tanpa bantuan dari orang tuanya selaku wali ayah atau wali ibunya.

Jadi, apakah seseorang yang berusia 17th sudah dianggap dewasa dimata hukum? Rupanya, batas usia

dewasa di mata masyarakat berbeda dengan batas usia dewasa di mata hukum. Menurut Undang

Perkawinan No. 1/1974 dan KUHPerdata, seseorang dianggap dewasa jika sudah berusia 21 tahun atau

sudah (pernah) menikah. Bertahun2 batas usia dewasa tersebut di ikuti oleh seluruh ahli hukum di

Indonesia. Sehingga, jika ada tanah& bangunan yang terdaftar atas nama seorang anak yang belum

berusia 21 tahun, maka untuk melakukan tindakan penjualan atas tanah dan bangunan tersebut

dibutuhkan izin/penetapan dari Pengadilan negeri setempat. Demikian pula untuk melakukan tindakan

pendirian suatu PT/CV/FIRMA/YAYASAN, jika salah seorang pendirinya adalah seseorang yang belum

berusia 21th, harus diwakili oleh salah satu orang tuanya.

Page | 6

Page 7: Makalah Subjek Hukum

Namun, sejak tanggal 6 Oktober 2004 dengan diundangkannya UU No. 30 Tahun 2004 tentang

Jabatan Notaris, terdapat pergeseran dalam menentukan usia dewasa. Dalam pasal 39 ayat 1 disebutkan

bahwa: ” Penghadap harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Paling sedikit berusia 18 (delapan belas) tahun atau telah menikah; dan

b. Cakap melakukan perbuatan hukum”

Page | 7

Page 8: Makalah Subjek Hukum

BAB II

PENUTUP

KESIMPULAN

Subjek hukum adalah segala sesuatu yang dapat mempunyai hak dan kewajiban untuk bertindak

dalam hukum.

Subjek hukum di bagi dua yaitu;

1. Manusia (natuurlijke persoon)

a) Manusia yang mempunyai hak-hak subjektiv

b) Dan kewenagan hukum (pedukung hak dan kewajiban )

2. Badan hukum (rechts persoon )

1) Badan hukum public

2) Badan hukum privat

Bahwa sejak diterbitkannya UU no. 30/2004 tersebut, maka setiap orang yang sudah berusia 18th

atau sudah menikah, dianggap sudah dewasa, dan berhak untuk bertindak selaku subjek hukum.

Page | 8

Page 9: Makalah Subjek Hukum

Daftar pustaka

Baumer,david dan j.C pondexter,Cerberlaw Ecowmewrce,MC-Graw-Hill,Boston,2002.

Berman, Harold ,J., law and Revolution,Harvard Univercity Press,

CambridgeMassachutsetts, 1983.

Kansil,C.S.T,Drs ,SH, Pengantar Hukum dan Tatahukum di Indonesia, Erlangga 1968.

Dirdjosiworo,soedjono, Dr, SH, Pengantar Ilmu Hukum, PT Grafindo Persada, Jakarta, 1994.

Blogspot.com/2014/04/subjek-objek-hukum-perdata.14 februari 2015.(09.00 wib ).

Page | 9