MAKALAH SOSIOLOGI

23
MAKALAH SOSIOLOGI Mobilitas Sosial Disusun Oleh Kelompok 5 : 1. Dewi Maskanah 2. Henny Nurul Afifah 3. Laeli Dewi Masitoh 4. Lilis Suryani 5. Nihayatur Rohmah 6. Siti Fatimah Kelas XI-C2 Guru Pembimbing : ABDUL AZIZ, S.Ag. 1

Transcript of MAKALAH SOSIOLOGI

Page 1: MAKALAH SOSIOLOGI

MAKALAH SOSIOLOGIMobilitas Sosial

Disusun Oleh Kelompok 5 :

1. Dewi Maskanah2. Henny Nurul Afifah3. Laeli Dewi Masitoh4. Lilis Suryani5. Nihayatur Rohmah6. Siti Fatimah

Kelas XI-C2

Guru Pembimbing :ABDUL AZIZ, S.Ag.

MAI AT TANWIR TALUN SUMBERREJO BOJONEGORO

TAHUN AJARAN 2013/2014

1

Page 2: MAKALAH SOSIOLOGI

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan dia mungkin penyusun penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik .Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa besar pengaruh makalah ini terhadap pembaca . Makalah ini memuat tentang MOBILITAS SOSIAL.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini .

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya .Terimakasih

Penyusun

i

Page 3: MAKALAH SOSIOLOGI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Pengertian mobilitas sosial.............................................................................................1

B. Macam-macam mobilitas sosial......................................................................................3

C. Faktor-faktor yang mendorong dan menghambat mobilitas sosial.................................4

D. Prinsip-prinsip mobilitas sosial.......................................................................................5

E. Saluran-saluran Mobilitas Sosial.....................................................................................5

F. Konsekuensi Mobilitas sosial..........................................................................................5

G. Perumusan masalah........................................................................................................7

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Mobilitas Sosial............................................................................................8

B. Faktor-faktor Mobilitas Sosial........................................................................................10

C. Mobilitas Sosial Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan...................................................11

BAB III PENUTUP

A. Simpulan.........................................................................................................................13

B. Saran ..............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................14

ii

Page 4: MAKALAH SOSIOLOGI

BAB IPENDAHULUAN

A.Pengertian Mobilitas Sosial.

Menurut Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya. Sementara menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara Individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan mereka melakukan jenis pekerjaan yang peling cocok bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup.Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau pada masyarakat yang menganut sistem kasta Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.

Cara untuk melakukan mobilitas sosialSecara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut :

Perubahan standar hidup

Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan memengaruhi peningkatan status.Contoh: Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia tidak mengubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.

Perkawinan

Untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan melalui Perkawinan Contoh: Seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang di masyarakatnya. Perkawinan ini dapat menaikan status si wanita tersebut.

Perubahan tempat tinggal

Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang

1

Page 5: MAKALAH SOSIOLOGI

yang memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya gerak sosial ke atas.

Perubahan tingkah laku

Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya.Contoh: agar penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan lapisan kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah asing.

Perubahan Nama

Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi sosial tertentu. Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang lebih tinggi.Contoh: Di kalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang yang memiliki status sebagai orang kebanyakan mendapat sebutan "kang" di depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas pamong praja sebutan dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru seperti "Raden"

Faktor penghambat mobilitas sosialAda beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu antara lain sebagai berikut :

Nelson Mandela, pejuang persamaan hak kulit hitam di Afrika selatan

Perbedaan kelas rasial, seperti yang terjadi di Afrika selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela seorang kulit hitam, terpilih menjadi Presiden Afrika Selatan

Agama, seperti yang terjadi di India yang menggunakan sistem Kasta Diskriminasi Kelas dalam sistem kelas terbuka dapat menghalangi mobilitas ke atas.

Hal ini terbukti dengan adanya pembatasan suatu organisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan, sehingga hanya sedikit orang yang mampu mendapatkannya.

Contoh: jumlah anggota DPR yag dibatasi hanya 500 orang, sehingga hanya 500 orang yang mendapat kesempatan untuk menaikan status sosialnya menjadi anggota DPR.

Kemiskinan dapat membatasi kesempatan bagi seseorang untuk berkembang dan mencapai suatu sosial tertentu.

Contoh: "A" memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya karena kedua orangtuanya tidak bisa membiayai, sehingga ia tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan status sosialnya.

Perbedaan jenis kelamin dalam masyarakat juga berpengaruh terhadap prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesenmpatan untuk meningkatkan status sosialya.

2

Page 6: MAKALAH SOSIOLOGI

B. Macam-macam mobilitas social

Mobilitas sosial horizontalMobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang dalam mobilitas sosialnya.Contoh: Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat mengganti kewarganegaraannya dengan Kewarganegaraan Indonesia dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak mengubah Status SosialnyaMobilitas sosial vertikalMobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, mobilitas sosial vertikal dapat dibagi menjadi dua, mobilitas vertikal ke atas (sosial climbing) dan mobilitas sosial vertikal ke bawah (sosial sinking).Mobilitas vertikal ke atas (Sosial climbing)Mobilitas vertikal ke atas atau sosial climbing mempunyai dua bentuk yang utama

Masuk ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi, di mana kedudukan tersebut telah ada sebelumnya.

Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah.

Membentuk kelompok baru. Pembentukan suatu kelompok baru memungkinkan individu untuk meningkatkan status sosialnya, misalnya dengan mengangkat diri menjadi ketua organisasi.

Contoh: Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik.Mobilitas vertikal ke bawah (Sosial sinking)Mobilitas vertikal ke bawah mempunyai dua bentuk utama.

Turunnya kedudukan. Kedudukan individu turun ke kedudukan yang derajatnya lebih rendah.

Contoh: seorang prajurit dipecat karena melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya.

Turunnya derajat kelompok. Derajat sekelompok individu menjadi turun yang berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan.

Contoh: Juventus terdegradasi ke seri B. akibatnya, status sosial tim pun turun.Mobilitas antargenerasiMobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya.Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.

3

Page 7: MAKALAH SOSIOLOGI

Mobilitas intragenerasiMobilitas sosial intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam satu generasi.Contoh: Pak Darjo awalnya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya dalam bekerja dan mungkin juga keberuntungan, ia kemudian memiliki unit usaha sendiri yang akhirnya semakin besar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Endra bekerja sebagai tukang becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky, yang pada awalnya juga sebagai tukang becak. Namun, Ricky lebih beruntung daripada kakaknya, karena ia dapat mengubah statusnya dari tukang becak menjadi seorang pengusaha. Sementara Endra tetap menjadi tukang becak. Perbedaan status sosial antara Endra dengan adiknya ini juga dapat disebut sebagai mobilitas intragenerasi.Gerak sosial geografisGerak sosial ini adalah perpindahan Individu atau kelompok dari satu daerah ke daerah lain seperti Transmigrasi, Urbanisasi dan Migrasi

C. Faktor-faktor yang mendorong dan menghambat mobilitas sosial

Faktor-faktor yang memengaruhi mobilitas sosialMobilitas sosial dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.

Perubahan kondisi sosial

Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat Misalnya, kemajuan teknologhi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas. Perubahan idiologi dapat menimbilkan stratifikat baru.

Ekspansi tetorial dan gerak populasi

Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan berkurangnya penduduk.

Komunikasi yang bebas

Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.

Pembagian kerja

Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut.

Tingkat Fertilitas (Kelahiran) yang Berbeda

Kelompok masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi dan pendidikan rendah cenderung memiliki tingkat fertilitas yang tinggi. Pada pihak lain, masyarakat kelas sosial yang lebih tinggi cenderung membatasi tingkat reproduksi dan angka kelahiran. Pada saat itu, orang-

4

Page 8: MAKALAH SOSIOLOGI

orang dari tingkat ekonomi dan pendidikan yang lebih rendah mempunyai kesempatan untuk banyak bereproduksi dan memperbaiki kualitas keturunan. Dalam situasi itu, mobilitas sosial dapat terjadi.

Kemudahan dalam akses pendidikan

Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.

D. Prinsip-prinsip mobilitas sosial

1. Sekalipun suatu masyarakat menganut sistem pelapisan sosial yang terbuka, namun mobilitas sosial tidak dapat dilakukan sebebas-bebasnya

2. Tidak ada mobilitas sosial yang umum berlaku bagi semua masyarakat; artinya setiap masyarakat memiliki karakteristiknya sendiri dalam hubungannya dengan mobilitas sosial

3. Laju mobilitas sosial yang disebabkan faktor-faktor ekonomi, politik maupun pekerjaan tidaklah sama

4. Tidak ada kecenderungan yang kontinyu mengenai bertambah atau berkurangnya laju mobilitas sosial

E. Saluran-saluran Mobilitas Sosial

Pitirim A. Sorokin menyatakan bahwa mobilitas sosial vertikal mempunyai saluran-saluran yang disebut sosial circulation sebagai berikut:

1. Angkatan bersenjata (tentara); terutama dalam masyarakat yang dikuasai oleh sebuah rezim militer atau dalam keadaan perang

2. Lembaga keagamaan. Contohnya tokoh organisasi massa keagamaan yang karena reputasinya kemudian menjadi tokoh atau pemimpin di tingkat nasional

3. Lembaga pendidikan; sekolah sering merupakan saluran yang paling konkrit untuk mobilitas sosial, sehingga disebut sosial elevator yang utama. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang berhasil diraih seseorang semakin terbuka peluangnya untuk menempati posisi atau kedudukan tinggi dalam struktur sosial masyarakatnya.

4. Organisasi politik, ekonomi dan keahlian (profesi); seorang tokoh organisasi politik yang pandai beragitasi, berorganisasi, memiliki kepribadian yang menarik, penyalur aspirasi yang baik, akan lebih terbuka peluangnya memperoleh posisi yang tinggi dalam masyarakat.

5. Perkawinan; melalui perkawinan seorang rakyat jelata dapat masuk menjadi anggota kelas bangsawan. Status sosial seseorang yang bersuami/beristerikan orang ternama atau menempati posisi tinggi dalam struktur sosial ikut pula memperoleh penghargaan-penghargaan yang tinggi dari masyarakat.

F. Konsekuensi Mobilitas sosial

Terjadinya mobilitas sosial di dalam masyarakat menimbulkan berbagai konsekuensi, baik positif maupun negatif. Apakah konsekuensi tersebut positif atau negatif ditentukan oleh

5

Page 9: MAKALAH SOSIOLOGI

kemampuan individu atau kelompok individu menyesuaikan dirinya terhadap “situasi” baru: kelompok baru, orang baru, cara hidup baru.Apabila individu atau kelompok individu yang mengalami mobilitas sosial mampu menyesuaikan dirinya dengan situasi yang baru maka akan memperoleh hal-hsl posiitif sebagai konsekuensi mobilitas sosial, antara lain:

mengalami kepuasan, kebahagiaan dan kebanggaan. Peluang mobilitas sosial juga berarti kesempatan bagi individu atau kelompok individu

untuk lebih maju. Kesempatan mobilitas sosial yang luas akan mendorong orang-orang untuk mau

bekerja keras, mengejar prestasi dan kemajuan sehingga dapat meraih kedudukan yang dicita-citakan.

Apabila individu atau kelompok individu tidak mampu menyesuaikan dirinya dengan situasi baru, maka akan terjadi konsekuensi-konsekuensi sebagai berikut:

Konflik antar-kelas

Konflik ini terjadi karena benturan kepentingan antar-kelas sosial. Misalnya konflik antara majikan dengan buruh yang menghendaki kenaikan upah.

Konflik antar-kelompok

Konflik antar-kelompok (konflik horizontal) bisa melibatkan ras, etnisitas, agama atau aliran/golongan. Konflik jenis ini dapat terjadi karena perebutan peluang mobiitas sosial, misalnya kesempatan memperoleh sumber-sumber ekonomi, rekrutmen anggota, peluang memperoleh kekuasasan politik atau pengakuan masyarakat.

Konflik antar-individu

Konflik antar-individu dapat terjadi misalnya karena masuknya individu ke dalam kelompok tidak diterima oleh anggota kelompok yang lain. Misalnya lingkungan organisasi atau seseorang tidak dapat menerima kehadiran seseorang yang dipromosikan menduduki suatu jabatan tertentu.

Konflik antar-generasi

Konflik ini terjadi dalam hubungannya mobilitas antar-generasi. Fenomena yang sering terjadi  adalah ketika anak-anak berhasil meraih posisi yang tinggi, jauh lebih tinggi dari posisi sosial orang tuanya, timbul ethnosentrisme generasi. Masing-masing generasi –orang tua maupun anak— saling menilai berdasarkan ukuran-ukuran yang berkembang dalam generasinya sendiri. Generasi anak memandang orang tuanya sebagai generasi yang tertinggal, kolot, kuno, lambat mengikuti perubahan, dan sebagainya. Sementara itu generasi tua mengganggap bahwa cara berfikir, berperasaan dan bertindak generasinya lebih baik dan lebih mulia dari pada yang tumbuh dan berkembang pada generasi anak-anaknya.

Konflik status dan konflik peran

Seseorang yang mengalami mobilitas sosial, naik ke kedudukan yang lebih tinggi, atau turun ke kedudukan yang lebih rendah, dituntut untuk mampu menyesuaikan dirinya dengan kedudukannya yang baru.Kesulitan menyesuaikan diri dengan statusnya yang baru akan menimbulkan konflik status dan konflik peran.

6

Page 10: MAKALAH SOSIOLOGI

Konflik status adalah pertentangan antar-status yang disandang oleh seseorang karena kepentingan-kepentingan yang berbeda. Hal ini berkaitan dengan banyaknya status yang disandang oleh seseorang.Konflik peran merupakan keadaan ketika seseorang tidak dapat melaksanakan peran sesuai dengan tuntutan status yang disandangnya. Hal ini dapat terjadi karena statusnya yang baru tidak disukai atau tidak sesuai dengan kehendak hatinya. Post Power Syndrome merupakan bentuk konflik peran yang dialami oleh orang-orang yang harus turun dari kedudukannya yang tinggi.

G. Perumusan masalah

Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status dan peran seseorang. Faktor-faktor yang mendorong seseorang melakukan mobilitas sosial Menurut berbagai pengamatan antara lain: Status sosial, Ketidakpuasan seseorang atas status yang diwariskan oleh orangtuanya, karena orang pada dasarnya tidak dapat memilih oleh siapa ia dilahirkan, dapat menjadi dorongan untuk berupaya keras memperoleh status atau kedudukan yang lebih baik dari status atau kedudukan orangtuanya. Keadaan ekonomi yang tidak menguntungkan, misalnya yang dialami oleh masyarakat di daerah minus, mendorong mereka untuk berurbanisasi ke kota-kota besar dengan harapan memperoleh kehidupan ekonomi yang lebih baik. Situasi politik yang tidak menentu, biasanya juga berakibat pada jaminan keamanan yang juga tidak menentu, dapat mendorong orang untuk meninggalkan tempat itu menuju ke tempat lain. Mobilitas sosial yang didorong oleh motif keagamaan tampak pada peristiwa orang berhaji, dan lain sebagainya. Dengan demikian mobilitas sosialm pasti akan terjadi pada seluruh masyarakat, namun seberapa cepat perubahan tersebut itulah yang membedakan antara satu tempat dengan tempat yang lainnya tergantung dari seberapa kuat faktor pendorong dan penghambatnya.

7

Page 11: MAKALAH SOSIOLOGI

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Mobilitas Sosial

Secara definisi, mobilitas berasal dari bahasa Latin mobilis, artinya mudah dipindahkan

atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Mobilitas sosial (sosial mobility) adalah

suatu mobilitas dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu

kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dalam

kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.

Mobilitas sosial (sosial mobility) secara umum adalah perpindahan individu, keluarga, atau

kelompok sosial dari satu lapisan ke lapisan sosial lainnya.

Berikut adalah pengertian mobilitas sosial yang dikemukakan oleh beberapa ahli sosiologi.

  William Kornblum (1918: 172)

Mobilitas sosial adalah perpindahan individu-individu, keluarga-keluarga, dan kelompok

sosialnya dari satu lapisan ke lapisan sosial lainnya.

  Michael S. Bassis (1988: 276)

Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah lingkungan sosial ekonomi

yang mengubah status sosial seseorang dalam masyarakat.

  H. Edward Ransfrod (Sunarto, 2001: 108)

Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah dalam lingkungan sosial secara

hierarki.

Berikut adalah beberapa jenis mobilitas sosial berdasarkan tipenya, yaitu:

1.      Mobilitas sosial vertikal

Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek sosial dari suatu

kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Dilihat dari

kemungkinan arah yang dapat dilakukan, maka mobilitas sosial vertikal dibedakan

menjadi dua.

a)      Mobilitas sosial vertikal naik (sosial climbing mobility)

Mobilits sosial vertikal naik, artinya perpindahan seseorang ke kelas sosial yang lebih

tinggi dari sebelumnya. Mobilitas sosial vertikal ke atas mempunyai dua bentuk yang

utama, yaitu:

         Masuknya individu-individu yang mulanya memiliki kedudukan lebih rendah ke

dalam kedudukan yang lebih tinggi. Contoh, pak Erwin adalah seorang guru sosiologi di

salah satu sekolah SMA. Karena menuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah.

         Pembentukan suatu kelompok baru yang kemudian ditempatkan pada derajat yang

lebih tinggi dari kedudukan individu-individu pembentuk kelompok tersebut. Contoh,

Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari

organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik.

8

Page 12: MAKALAH SOSIOLOGI

b)      Mobilitas sosial vertikal turun (sosial sinking mobility)

Mobilitas sosial vertikal turun, artinya perpindahan seseorang ke kelas sosial yang lebi

rendah dari sebelumnya. Mobilitas sosial turun terdiri atas dua bentuk utama, yaitu:

         Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah dari sebelumnya. Contoh,

seorang direktur suatu perusahaan turun statusnya menjadi operator mesin.

         Turunnya derajat suatu kelompok individu yang dapat berupa disintegrasi kelompok

dalam suatu kesatuan. Contoh, saat suatu perusahaan keluarga bangkrut karena

perpecahan di antara pengelolanya, maka kelas sosial keluarga pemilik sebagai kelompok

sosial akan turun ke kelas sosial yang lebih rendah dan bukan lagi kelas atas.

2.      Mobilitas sosial horizontal

Mobilitas sosial horizontal adalah peralihan individu atau kelompok sosial dari suatu

kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Misalnya:

a)      Berganti kewarganegaraan dari warga negara Malaysia menjadi warga negara

Republik Indonesia.

b)      Seorang guru sekolah SMA pindah menjadi guru sekolah SMK.

3.      Mobilitas sosial lateral/geografis

Mobilitas sosial lateral/geografis adalah perpindahan orang-orang, baik secara individu

maupun kelompok, dari unit-unit wilayah (ruang) satu ke unit wilayah lain yang secara tidak

langsung mengubah status sosial seseorang. Mobilitas sosial lateral ada dua, yaitu:

    Mobilitas permanen, yaitu mobilitas yang bermaksud melakukan perpinddahan

permanen/menetap.

     Mobbilitas tidak permanen, yaitu segala bentuk mobilitas individu atau kelompok yang

bersifat sementara, jangka pendek, dan tidak bermaksud pindah secara permanen.

4.      Mobilitas sosial struktural

Menurut bassis, mobilitas sosial struktural adalah mobilitas yang disebabkan oleh inovasi

teknologi, urbanisasi, pertumbuhan ekonomi, peperangan, dan kejadian-kejadian lainnya yang

mengubah struktur dan jenis kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Berikut adalah mobilitas sosial berdasarkan ruang lingkup, yaitu:

1.    Mobilitas intragenerasi

Mobilitas sosial intragenerasi adalah mobilitas sosial yang dialami seseorang selama

masa hidupnya (dalam satu generasi). Misalnya, pengcer koran yang berhasil menjadi

agen utama koran, seorang staf pengajar berhasil menjadi kepala sekolah tempat ia

mengajar.

2.      Mobilitas antargenerasi

9

Page 13: MAKALAH SOSIOLOGI

Mobilitas antargenerasi adalah mobilitas sosial yang terjadi antara dua generasi atau

lebih. Mobilitas antargenerasi mengacu kepada keluarga sendiri dibandingkan dengan

status sosial yang dimiliki orang tuanya.

B.     Faktor-Faktor Mobilitas Sosial

1.      Faktor-Faktor Pendorong Mobilitas Sosial

a.       Perubahan kondisi sosial

Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya

perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka

timbulnya mobilitas ke atas.

b.      Pembagian kerja

Besarnya peluang terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja

yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka

mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata

yang lain karena spesialisasi pekerjaan menuntut keterampilan khusus. Kondisi ini

memacu anggota masyarakat untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status

tersebut.

c.       Tingkat fertilitas (kelahiran) yang berbeda

Kelompok masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi dan pendidikan rendah

cenderung memiliki tingkat fertilitas yang tinggi. Pada pihak lain, masyarakat kelas sosial

yang lebih tinggi cenderung membatasi tingkat reproduksi dan angka kelahiran. Pada saat

itu, orang-orang dari tingkat ekonomi dan pendidikan yang lebih rendah mempunyai

kesempatan untuk banyak bereproduksi dan memperbaiki kualitas keturunan. Dalam

situasi itu, mobilitas sosial dapat terjadi.

d.      Kemudahan dalam mengakses pendidikan

Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk

melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi

peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu,

menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah

status, akibat dari kurangnya pengetahuan.

2.      Faktor-Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

a.       Perbedaan ras dan agama

Mobilitas sosial dapat terhambat karena faktor ras dan agama. Perbedaan ras

menimbulkan perbedaan status sosial. Misalnya, seperti yang terjadi di Afrika

Selatan dimasa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan

kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan

sebagai penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson

Mandela, seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan.

10

Page 14: MAKALAH SOSIOLOGI

b.      Diskriminasi kelas dalam sistem kelas terbuka

Diskriminasi kelas dalam sistem kelas terbuka dapat menghalangi mobilitas ke

atas. Hal itu terbukti dengan adanya pembatasan keanggotaan suatu organisasi tertentu

dengan berbagai syarat dan ketentuan, misalnya jumlah anggota DPR dibatasi hanya 500

orang.

c.       Kemiskinan

Kemiskinan dapat membatasi kesempatan bagi seseorang untuk berkembang dan

mencapai suatu sosial tertentu. Contoh, seorang anak memutuskan untuk tidak

melanjutkan sekolahnya karena kedua orangtuanya tidak mampu membiayai, sehingga ia

tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan status sosialnya.

d.      Perbedaan jenis kelamin (gender) dalam masyarakat

Perbedaan jenis kelamin dalam masyarakat juga berpengaruh terhadap prestasi,

kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan untuk meningkatkan status

sosialnya. Contoh, wanita yang hidup di desa yang masih sederhana merasa bahwa

perannya hanyalah sebagai ibu rumah tangga.

C.    Mobilitas Sosial Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang

membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi

adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat"

sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat

adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antarentitas-entitas. Masyarakat adalah

sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah

masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu

komunitas yang teratur.

1.      Mobilitas Sosial Masyarakat Pedesaan

a.       Mobilitas sosial bisa saja tidak dapat terjadi karena terdapat sistem kelas sosial yang tertutup, seperti penggunaan kasta.

b.      Mobilitas sosial berjalan lambat karena saluran mobilitas sosial terbatas.c.       Pada masyarakat pedesaan terdapat lebih banyak faktor-faktor yang menghambat

mobilitas sosial, misalnya saja masih terdapat pembedaan jenis kelamin (gender).d.      Mobilitas sosial pada masyarakat desa lebih sulit terjadi karena masyarakat desa

cenderung tidak mau menerima sesuatu yang baru, sehingga pengetahuan masyarakat cenderung tidak berkembang.

e.       Pada masyarakat desa, yang terpenting bagi mereka adalah melakukan segala sesuatu sesuai dengan adat atau tradisi. Mereka tidak ingin melakukan inovasi ataupun perubahan, sehingga hampir tidak ada mobilisasi.

f.       Dengan adanya sistem kasta pada masyarakat desa, maka tertutuplah peluang bagi masyarakat kelas rendah untuk melakukan mobilisasi dari saluran manapun.

2.      Mobilitas Sosial Masyarakat Perkotaan

11

Page 15: MAKALAH SOSIOLOGI

a.       Pada masyarakat kota tidak terdapat kelas sosial yang tertutup, sehingga setiap orang dapat dengan bebas melakukan mobilitas sosial.

b.      Saluran mobilitas sosial di kota sangat banyak, sehingga memungkinkan setiap penduduknya selalu melakukan mobilitas sosial dari berbagai saluran.

c.       Mobilitas sosial pada masyarakat kota berlangsung sangat cepat, hal ini disebabkan karena banyaknya saluran yang tersedia serta keinginan dari masing-masing individu yang ingin maju.

d.      Faktor penghambat mobilitas sosial yang ditemui pada masyarakat kota lebih sedikit jika dibandingkan dengan faktor pendorong mobilitas sosial.

e.       Penduduk kota selalu bersifat terbuka terhadap sesuatu hal yang baru, sehingga penduduk kota memiliki kesempatan yang lebih besar dalam melakukan mobilitas sosial.

f.       Masyarakat kota selalu bahkan senang melakukan inovasi, sehingga selalu terjadi mobilisasi pada masyarakat kota.

g.      Dengan tidak adanya sistem kasta pada masyarakat kota, maka tidak tertutup segala kemungkinan untuk melakukan mobilisasi.

12

Page 16: MAKALAH SOSIOLOGI

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanDari semua penjabaran diatas dapat kita simpulkan bahwa mobilitas sosial (sosial mobility) merupakan proses perpindahan posisi atau status sosial atau yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam struktur sosial masyarakat. Terdapat beberapa faktor penentu terjadinya suatu mobilitas dalam masyarakat. Dan klasifikasi dari mobilitas sosial, dengan mengetahui itu kita tahu termasuk dalam golongan apa kita ini entah itu mobilitas vertikal, mobilitas horizontal atau yang lainnya itu tergantung kita menyikapinya. Mobilitas sosial dimasyarakat ternyata tidak seperti yang dibayangkan yaitu bergerak lurus sesuai dengan status dan peran sosial suatu individu atau kelompok. Jadi disimpulkan jika mobilitas sosial bersifat dinamis dapat berubah secara cepat dan lambat.

B. Saran    Sebagai manusia kita pasti akan menuntut untuk status dan peran sosialnya sangatlah tinggi, namun sebagai manusia sosial seharusnya kita dapat mengerti dan menyadari mobilitas sosial atau gerakan sosial ini tidak terjadi begitu saja dengan sendirinya. Karena mobilitas sosial terjadi tergantung bagaimana diri kita sendiri menyingkapi status serta peran sosial diri dan menurut prestasi kita masing-masing anggota masyarakat. Oleh karena itu sebaiknya jika memang menginginkan mobilitas naik kita juga tidak boleh duduk diam dalam struktur sosial tetapi kita harus terbuka dan positif terhadap perubahan yang positif juga dimasyarakat.

13

Page 17: MAKALAH SOSIOLOGI

DAFTAR PUSTAKA

Muin, Udianto. 2006. Sosiologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

www.Wikipedia.com/mobilitas sosial mayarakat pedesaan dan perkotaan

http://sibage.blogspot.com/2013/04/makalah-mobilitas-sosial-masyarakat.html

http://layinaa.blogspot.com/2012/04/makalah-sosiologi-mobilitas-sosial.html

http://raniaafifadewi.blogspot.com/2013/10/sosiologi-mobilitas-sosial.html

14