Makalah Ski

29
MAKALAH STUDY ISLAM “ FALSAFAH SAINS DAN ETIKA LINGKUNGAN” Dosen Pengajar : Mahmud Huda, Kelompok 08 : 1. Ahmad Fudholi 2. Lilik Agustina 3. Tri Septi Andarwati FAKULTAS ILMU KESEHATAN

description

Knowledge

Transcript of Makalah Ski

Page 1: Makalah Ski

MAKALAH

STUDY ISLAM

“ FALSAFAH SAINS DAN ETIKA LINGKUNGAN”

Dosen Pengajar : Mahmud Huda,

Kelompok 08 :

1. Ahmad Fudholi

2. Lilik Agustina

3. Tri Septi Andarwati

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM

JOMBANG, 2014

Page 2: Makalah Ski

LEMBAR PENGESAHAN

Makalah

Study Islam

“Falsafah Sains dan Etika Lingkungan ”

Di Fakultas Ilmu Kesehatan

Prodi S1 Keperawatan

Universitas Pesantren Tinngi Darul Ulum

Tahun Pelajaran 2014/2015

Disusun Oleh :

Kelompok 01:

1. Ahmad Fudholi

2. Lilik Agustina

3. Tri Septi Andarwati

disetujui dan disahkan pada april2014

MENYETUJUI / MENGESAHKAN

Dosen Pengajar dan Dosen Pembimbing

Page 3: Makalah Ski

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang lebih mulia selain ungkapan puji syukur alhamdulillah kehadirat

Allah SWT. Karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah

Study Islam tentang “Falsafah Sains dan Etika lingkungan” inisesuai dengan waktu yang

telah ditentukan guna memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing.

Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada referensi, buku dan media

massa yang berhubungan dengan sistem reproduksi yang telah membantu dalam penyusun

makalah ini hingga selesai dan juga kami ucapkan banyak terima kasih atas pemberian tugas

ini, karena kami dapat lebih memahami. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat

khususnya bagi kami sendiri dan para pembaca pada umumnya.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh

karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dan para

pembaca sehingga dapat membantu kearah perubahan yang lebih baik di kemudian hari.

Jombang, April 2014

Penyusun,

Page 4: Makalah Ski

DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................

Kata Pengantar .......................................................................................

Lembar Pengesahan................................................................................

Daftar Isi .................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .........................................................................

1.2. Rumusan Masalah.....................................................................

1.3. Tujuan.......................................................................................

BAB III PEMBAHASAN

2.1. Definisi falsafah dan sains........................................................

2.2. Perbandingan falsafah dan sains...............................................

2.3. Hubungan falsafah dan sains....................................................

2.4. Definisi etika lingkungan.........................................................

2.5. Jenis-jenis etika lingkungan.....................................................

2.6. Teori etika lingkungan.............................................................

2.7. Prinsip-prinsip etika lingkungan..............................................

2.8. Etika lingkungan islam............................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................

3.2 Kritik dan Saran............................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................

Page 5: Makalah Ski

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Falsafah adalah usaha bagian manusia memahami pengertian interaksi dengan

fenomena-fenomena alam yang wujud dan bagaimana manusia berperanan dalam

mngendalikan dunia secara aman dan sejahtera. Perkara-perkara yang menjadi kajian

falsafah seolah-olah hanya wujud dalam alam fantasi dan tidak wujud dalam alam nyata.

Falsafah dikatakan ilmu yang berbahaya karena dapat mendorong individu mempunyai

pandangan yang bercanggah dengan pandangan umum masyarakat dan bertentangan

dengan prinsip-prinsip agama.

Justru, mengenali dan memahami falsafah adalah tanggung jawab manusia yang

dianugerahkan akal bagi menilai hikmah kehidupan yang Tuhan amanahkan kepada

manusia bagi menghargainya dan melaaksanakannya dengan sempurna. Kealpaan

manusia berkenaan status dan peranan hakiki sebagai manusia melahirkan manusia yang

hanya mementigkan diri sendiri yang akhirnya kemusnahan nilai kemanusiaan. Oleh yang

demikian manusia mengetahui falsafah adalah manusia yang menggunakan akal bagi

berinteraksi, dan hati bagi mengerti melalui jalan yang diterokai bagi hakikat diri.

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Masalah

Page 6: Makalah Ski

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Falsafah dan Sains

Falsafah berasal daripada cantuman dua perkataan Greek yaitu philo dan sophia. Philo

berarti berarti cinta atau suka (loving) manakal sophia pula membawa maksud pengetahuan

atau hikmah (wisdom). Oleh itu, philasophia ialah cintakan kebijaksanaan atau cintakan

hikamh. Bagi Socrates (469-399 SM), falsafah adalah kajian alam tabii secara teori bagi

mengenal diri sendiri. Manakala Plato (427-347 SM) dan Aristotle (384-322 SM) pula

menganggap falsafah sebagai kajian berkenaan perkara-perkara azalidan abadi bagi

mengharmonikan kepercayaan mistik ataupun agama dengan menggunakan akal bagi

berfikir. Plato umpamanya, bergiat memahami kebenaran dan kebaikan serta tanggapan yang

lebih betul dan pasti berkenaan Tuhannya bagi mengimbangi kepercayaan Yunani pada

zaman itu dengan ciba mencontohi tuhannya. Baginya kegiatan seperti ini perlu dilakukan

oleh setiap manusia yang bersedia bagi menghadapi hakikat kehidupan dan kematian.

Al-Kindi (796-873) membahagikan falsafah kepada tiga cabang yaitu sains fizik

(tinglat rendah), sains matematik (tingkat pertengahan) dan sains ketuhanan (tingkat

tertinggi). Beliau menegakkan falsafah sebagai ilmu mulia dan terbaik yang tidak wajar

ditinggalkan oleh setiap orang yang berfikir kerana ilmu ini membicarakan berkenaan semua

yang berguna dan cara memperolehnya serta cara menjauhi perkara-perkara yang merugikan.

Al-Farabi (870-950), ahli falsafah Islam terbesar, menegaskan falsafah adalah ilmu

berkenaan kewujudan yang tidak bercanggah dengan agama bahkan sama-sama memuja

kebenaran dan ia bertujuan mengetahui yang Maha Esa. Al-Farabi membahagikan falsafah

kepada dua yaitu toeri (meliputi matematik, fizik, dan metafizik) dan amali (etika dan ilmu

akhlak).

Ibnu Sina (980-1037) pula membahagikan falsafah kepada teori dan amali seperti

pandangan al-Farabi dan kedua-duanya dihubungkan dengan Islam serta kajian berkenaan

kewujudan (hakikat wujud).

Page 7: Makalah Ski

Al-Ghazali (1059-1111) pada mulanya juga ahli falsafah yang sam seperti ahli

falsafah yang sebelumnya tetapi beliau kemudiannya mengecam ahli falsafah yang tidak

sealiran dengannya sebagai penyeleweng Islam (digelar kafir zindiq) dan membezakannya

dengan tauf yang dilandasinya dengan meletakkan akal di bawah wahyu.

Manakala Ibnu Rusyd (1126-1198) pula meletakkan falsafah sebagai penyelidikan

berkenaan alam wujud dan memandangnya sebagai jalan menemui maha pencipta. Beliau

menentang hebat pendirian al-Ghazali dan berhujah yang falsafah tidak bertentangan dengan

agama,malah memantapkan, mengukuhkan dan menjelaskan hal-hal agama.

Sains berasal dari bahasa Latin scientia yang berarti "pengetahuan" atau

"mengetahui". Dari kata ini terbentuk kata science (Inggris). Sains dalam pengertian

sebenarnya adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai fenomena alam sehingga

rahasia yang dikandungnya dapat diungkap dan dipahami. Dalam usaha mengungkap rahasia

alam tersebut, sains melakukannya dengan menggunakan metode ilmiah. Dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia, sains berarti(1) ilmu teratur (sistematis) yang dapat diuji

kebenarannya; (2) ilmu yang berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata (fisika, kimia dan

biologi).

Sains memiliki ciri-ciri tertentu. Beberapa ciri sains tersebut adalah sebagai berikut:

Objek kajiannya sains berupa benda-benda konkret: Benda konkret adalah benda-benda

yang dapat ditangkap oleh alat-alat indra, dapat berupa benda padat, cair, atau gas. Jika

benda-benda tersebut tidak dapat ditangkap oleh indra kita, maka digunakan alat bantu.

Contohnya, pengamatan terhadap virus dilakukan dengan menggunakan mikroskop elektron

dan bakteri dengan bantuan mikroskop cahaya.

Sains mengembangkan pengalaman-pengalaman empiris: Hal berarti pemecahan masalah

dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dapat dirasakan oleh semua orang

(pengalaman nyata).

Sains menggunakan langkah-langkah sistematis: Artinya, dalam proses pemecahan

masalah, sains menggunakan langkah-langkah yang teratur (sistematis) sesuai dengan aturan-

aturan yang sudah dibakukan. Langkah-langkah sistematis tersebut berlaku untuk setiap

bidang kajian sains dengan hasil yang sama jika dilakukan pada situasi yang sama.

Page 8: Makalah Ski

Hasil/produk sains bersifat objektif: Artinya, temuan tersebut tidak dipengaruhi oleh

subjektivitas pelaku eksperimen atau atas hasil pemesanan dari pihak lain yang sifatnya

memihak. Sains hanya memihak kepada kebenaran yang bersifat ilmiah.

Sains menggunakan cara berpikir logis: Cara berpikir yang menggunakan logika akan

mengikuti kontinuitas dalam berpikir.

Hukum-hukum yang dihasilkan sains bersifat universal: Artinya dilakukan di mana saja,

oleh siapa saja, serta kapan saja, pada dasarnya akan mendapatkan hasil yang sama.

2.2. Perbandingan antara falsafah dan sains

Dalam hal ini tidak salah bahwa keduanya memiliki persamaan, dalam hal ini bahwa

keduanya merupakan hasil ciptaan kegiatan pikiran manusia, yaitu berfikir filosofi spekulatif

dan berfikir empiris ilmiah. Perbedaan antara keduanya, terutama untuk aliran filsafat

pendidikan tradisional, adalah bahwa filsafat menetukan tujuan dan science manentukan alat

sarana untuk hidup.

Untuk lebih jelas dan untuk lebih mengetahui tentang perbandingan antara filsafat dan sains,

maka di bawah ini akan dijelaskan tentang persamaan dan perbedaan antara keduanya, yaitu :

Persamaan :

1.Keduanya mencari kerumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki objek selengkap-

lengkapnya sampai ke akar-akarnya.

2.Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara

kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukan sebab akibatnya.

3. Keduanya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan.

4. Keduanya mempunyai metode dan system.

5.Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat

manusia(obyektifitas) akan pengetahuan yang lebih mendasar.

Perbedaan yang paling mendasar antara filsafat dan sains adalah cara mengambil

Page 9: Makalah Ski

kesimpulan. Filsafat berusaha mencari kebenaran atas suatu hipotesa hanya dengan kekuatan

berfikir. Sains bertumpu pada data-data yang telah diambil dan diverifikasi. Oleh karena itu

keluaran yang dihasilkan juga berbeda tipe. Teori-teori keluaran filsafat bersifat Kualitatif

dan Subjektif. Sedangkan sains menghasilkan output yang Kuantitatif dan Objektif.

Terdapat perbedaan yang hakiki antara filsafat dan sains, diantaranya:

1. Sains bersifat analisis dan hanya menggarap salah satu pengetahuan sebagai objek

formalnya. Filsafat bersifat synopsis, artinya melihat segala sesuatu dengan menekankan

secara keseluruhan, karena keseluruhan mempunyai sifat tersendiri yang tidak ada pada

bagian-bagiannya.

2. Sains bersifat deskriptif tentang objeknya agar dapat menentukan fakta-fakta, netral dalam

arti tidak memihak pada etik tertentu.Filsafat tidak hanya menggambarkan sesuatu melainkan

membantu manusia untuk mengambil putusan-putusan tentang tujuan, nilai-nilai dan tentang

apa-apa yang harus diperbuat manusia. Filsafat tidak netral karena, faktor subjektif

memegang peranan yang penting dalam filsafat.

3. Sains mengawali kerjanya dengan bertolak dan suatu asumsi yang tidak perlu diuji, sudah

diakui dan diyakini kebenarannya. Filsafat bisa merenungkan kembali asumsi-asumsi yang

telah ada untuk diuji ulang kebenarannya. Jadi, filsafat dapat meragukan setiap asumsi yang

ada, dimana oleh sains telah diakui kebenarannya.

4. Sains menggunakan eksperimentasi terkontrol sebagai metode yang khas. Verfikasi

terhadap teori dilakukan dengan cara menguji dalam praktek berdasarkan metode sains yang

empiris.Selain menggunakan teori, filsafat dapat juga menggunakan hasil sains, dilakukan

dengan menggunakan akal pikiran yang didasarkan pada pengalaman insani.

Jadi, sains berhubungan dan mempersoalkan fakta-fakta yang faktual, diperoleh dengan

menggunakan eksperimen, observasi dan verifikasi, hanya berhubungan dengan sebagian

aspek kehidupan di dunia ini. Sedangkan filsafat mencoba menghubungkan dengan

keseluruhan pengalaman, untuk memperoleh suatu pandangan yang lebih komprehensif dan

bermakna tentang sesuatu.

Secara umum manusia berpikir induktif, yaitu dari hal khusus ke umum, dan relatif membuat

asumsi-asumsi yang mendukung hipotesanya. Data bersifat kebalikannya, yaitu membatasi

ruang cakupan teori dan mengerucutkan hipotesa sehingga menjadi teorema yang khusus.

Page 10: Makalah Ski

Karenanya filsafat juga menghasilkan teori-teori yang Umum dan Eksperimental, sedangkan

keluaran sains bersifat Spesial dan Empiris.

Walaupun berbeda, filsafat dan sains tetap memiliki sifat-sifat ilmu yaitu temporal,

sistematis, rasional, kritis, dan logis. Temporal artinya bersifat sementara, teori apapun di

dunia ini jika ada teori pengganti yang lebih baik atau lebih global akan ditinggalkan.

Sistematis, rasional, kritis, dan logis adalah cara manusia berpikir. Keempat sifat itu adalah

setting default otak manusia. Bila satu saja ditinggalkan, teori yang dihasilkan tidak akan

bertahan.

Bagaimanapun juga ada beberapa hal yang tidak bisa dicover metode sains secara indah.

Disinilah metode filsafat berperan. Ilmu sosial dan psikologi contohnya. Data yang diambil

seringkali terlalu acak untuk dapat dianalisis dengan metode ilmiah. Maka dari itu intuisi dan

pemikiran manusia yang notabene merupakan metode filsafat banyak berperan disana.

Titik Temu Filsafat dan Sains

1. Banyak ahli filsafat yang termasyhur yang telah memberikan sumbangannya terhadap

perkembangan sains modern, seperti Leibnitz yang menemukan kalkulus diferensial, Ibnu

Kholdun yang telah memberikan sumbangannya terhadap perkembangan ilmu kedokteran

dan Auguste Comte yang disebut Bapak Sosiologi yang mempelopori perkembangan ilmu

sejarah dan sosiologi.

2. Filsafat dan sains keduanya menggunakan metode berpikir reflektif dalam menghadapi

fakta dunia.

3. Filsafat dan sains keduanya menunjukan sikap kritis dan terbuka dan memberikan

perhatian yang tidak berat sebelah terhadap kebenaran.

4. Filsafat dan sains keduanya tertarik terhadap pengetahuan yang terorganisir dan tersusun

secara sistematis.

5. Sains membantu filsafat dalam mengembangkan sejumlah bahan deskriptif dan faktual

serta esensial bagi pemikiran filsafat.

6. Sains mengoreksi filsafat dengan menghilangkan sejumlah ide-ide yang bertentangan

dengan pengetahuan ilmiah.

Page 11: Makalah Ski

7. Filsafat merangkum pengetahuan yang terpotong, yang menjadikan beraneka macam sains

yang berbada serta menyusun bahan tersebut ke dalam suatu pandangan tentang hidup dan

dunia yang lebih menyeluruh dan terpadu.

2.3 Hubungan Falsafah dan Sains

Hubungan falsafah dan sains wujud apabila kedua-duanya menekankan aspek ilmu

pengetahuan. Sebagaimana yang diterangkan sebelum ini berkenaan falsafah yang bermaksud

cintakan hikmah ataupun pengetahuan, sains pula berasal daripada perkataan bahasa latin,

scientia, yang bermakna ilmu. Justru hubungan falsafah dan sains adalah proses memahami

kebenaran ilmu dengan mencari jawaban soalan-soalan berkenaan punca-punca ilmu, ciri-ciri

ilmu, perkara-perkara yang sememangnya mustahil diketahui (sekiranya ada), perbezaan

antara pengetahuan dengan kepercayaan, dan kebarangkalian denga keyakinan. Selain itu,

dibincangkan juga berkenaan status pengetahuan berkenaan benda dan zat sama ada ia

bersifat lebih pasti daripada pengetahuan dan berkenaan kesan-kesannya ke atas deria

ataupun sebaliknya.

Sains pada pada awalnya merupakan sebahagian daripada cabang falsafah kerana falsafah

merupakan induk bagi segala ilmu pengetahuan yang ada. Falsafah dan sains mengalam

perubahan dimana subjek sains dan falsafah itu telah berkembang dan mempunyai cabang-

cabangnya tersendiri.

Oleh sebab itu, sebahagian dari subjek sains telah memisahkan diri daripada falsafah dan

berdiri sebagai satu disiplin ilmu yang tersendiri sepertimana ilmu fizik, ilmu matematik,

ilmu kimia dan ilmu mengenai biologi.

Sains dan falsafah masing-masing berperanan mencari ilmu pengetahuan.akan tetapi ilmu

pengetahuan yang dapat diberi oleh sains terhad kepada fenomena ilmu fizik sahaja,

manakala ilmu falsafah menghuraikan tentang hakikat disebalik alam fizik.

Page 12: Makalah Ski

2.4 Devinisi Etika Lingkungan

Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika berasal dari

bahasa yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Ada tiga teori

mengenai pengertian etika, yaitu: etika Deontologi, etika Teologi, dan etika Keutamaan.

Etika Deontologi adalah suatu tindakan di nilai baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan

itu sesuai atau tidak dengan kewajiban. Etika Teologi adalah baik buruknya suatu tindakan

berdasarkan tujuan atau akibat suatu tindakan. Sedangkan Etika keutamaan adalah

mengutamakan pengembangan karakter moral pada diri setiap orang.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi

kelangsungan kehidupan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lain baik secara langsung

maupun secara tidak langsung.

Jadi, etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan

lingkungannya.etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut

lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan penerapan etika lingkungan

sebagai berikut:

a. Manusia merupakan bagian dari lingkungan yang tidak terpisahkan sehngga perlu

menyayangi semua kehidupan dan lingkungannya selain dirinya sendiri.

b. Manusia sebagai bagian dari lingkungan, hendaknya selalu berupaya untuk emnjaga

terhadap pelestarian , keseimbangan dan keindahan alam.

c. Kebijaksanaan penggunaan sumber daya alam yang terbatas termasuk bahan energy.

d. Lingkungan disediakan bukan untuk manusia saja, melainkan juga untuk makhluk hidup

yang lain.

Di samping itu, etika Lingkungan tidak hanya berbicara mengenai perilaku manusia terhadap

alam, namun juga mengenai relasi di antara semua kehidupan alam semesta, yaitu antara

Page 13: Makalah Ski

manusia dengan manusia yang mempunyai dampak pada alam dan antara manusia dengan

makhluk hidup lain atau dengan alam secara keseluruhan.

2.5 Jenis-Jenis Etika Lingkungan

Etika Lingkungan disebut juga Etika Ekologi. Etika Ekologi selanjutnya dibedakan dan

menjadi dua yaitu etika ekologi dalam dan etika ekologi dangkal. Selain itu etika lingkungan

juga dibedakan lagi sebagai etika pelestarian dan etika pemeliharaan. Etika pelestarian adalah

etika yang menekankan pada mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan manusia,

sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung usaha pemeliharaan

lingkungan untuk kepentingan semua makhluk.

a. Etika Ekologi Dangkal

Etika ekologi dangkal adalah pendekatan terhadap lingkungan yang menekankan bahwa

lingkungan sebagai sarana untuk kepentingan manusia, yang bersifat antroposentris. Etika

ekologi dangkal ini biasanya diterapkan pada filsafat rasionalisme dan humanisme serta ilmu

pengetahuan mekanistik yang kemudian diikuti dan dianut oleh banyak ahli lingkungan.

Kebanyakan para ahli lingkungan ini memiliki pandangan bahwa alam bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Secara umum, Etika ekologi dangkal ini menekankan hal-hal berikut ini :

1. Manusia terpisah dari alam.

2. Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung jawab

manusia.

3. Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya.

4. Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia.

5. Norma utama adalah untung rugi.

6. Mengutamakan rencana jangka pendek.

Page 14: Makalah Ski

7. Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya dinegara

miskin.

8. Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi.

b. Etika Ekologi Dalam

Etika ekologi dalam adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat pentingnya

memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling menopang, sehingga

semua unsur mempunyai arti dan makna yang sama. Etika Ekologi ini memiliki prinsip yaitu

bahwa semua bentuk kehidupan memiliki nilai bawaan dan karena itu memiliki hak untuk

menuntut penghargaan karena harga diri, hak untuk hidup dan hak untuk berkembang.

Premisnya adalah bahwa lingkungan moral harus melampaui spesies manusia dengan

memasukkan komunitas yang lebih luas. Komunitas yang lebih luas disini maksudnya adalah

komunitas yang menyertakan binatang dan tumbuhan serta alam.

Secara umum etika ekologi dalam ini menekankan hal-hal berikut :

1. Manusia adalah bagian dari alam.

2. Menekankan hak hidup mahluk lain, walaupun dapat dimanfaatkan oleh manusia, tidak

boleh diperlakukan sewenang-wenang.

3. Prihatin akan perasaan semua mahluk dan sedih kalau alam diperlakukan sewenang-

wenang.

4. Kebijakan manajemen lingkungan bagi semua mahluk.

5. Alam harus dilestarikan dan tidak dikuasai.

6. Pentingnya melindungi keanekaragaman hayati.

7. Menghargai dan memelihara tata alam.

8. Mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem.

9. Mengkritik sistem ekonomi dan politik dan menyodorkan sistem alternatif yaitu sistem

mengambil sambil memelihara.

Demikian pembagian etika lingkungan, Keduanya memiliki beberapa perbedaan-perbedaan

seperti diatas. Tetapi bukan berarti munculnya etika lingkungan ini memberi jawab langsung

Page 15: Makalah Ski

atas pertanyaan mengapa terjadi kerusakan lingkungan. Namun paling tidak dengan adanya

gambaran etika lingkungan ini dapat sedikit menguraikan norma-norma mana yang dipakai

oleh manusia dalam melakukan pendekatan terhadap alam ini. Dengan demikian etika

lingkungan berusaha memberi sumbangan dengan beberapa norma yang ditawarkan untuk

mengungkap dan mencegah terjadinya kerusakan lingkungan.

2.6 Teori Etika Lingkungan

1. Antroposentrisme

Teori lingkungan ini memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia

dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam

kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung maupun secara tidak

langsung. Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya, yaitu : nilai dan prinsip moral

hanya berlaku bagi manusia dan etika hanya berlaku bagi manusia.

Antroposentrisme selain bersifat antroposentris, juga sangat instrumentalistik. Artinya pola

hubungan manusia dan alam di lihat hanya dalam relasi instrumental. Alam ini sebagai alat

bagi kepentingan manusia, sehingga apabila alam atau komponennya dinilai tidak berguna

bagi manusia maka alam akan diabaikan (bersifat egois).

Karena bersifat instrumentalik dan egois maka teori ini dianggap sebagai sebuah etika

lingkungan yang dangkal dan sempit (Shallow environmental ethics). Teori ini dianggap

sebagai salah satu penyebab, bahkan penyebab utama, dari krisis lingkungan yang terjadi.

Teori ini menyebabkan manusia mengeksploitasi dan menguras alam semesta demi

memenuhi kepentingan dan kebutuhan hidupnya dan tidak peduli terhadap alam.

2. Biosentrisme

Teori lingkungan ini memandang setiap kehidupan dan makhluk hidup mempunyai nilai dan

berharga pada dirinya sendiri. Tidak hanya manusia yang mempunyai nilai, alam juga

mempunyai nilai pada dirinya sendiri lepas dari kepentingan manusia. Biosentrisme menolak

argumen antroposentrisme, karena yang menjadi pusat perhatian dan yang dibela oleh teori

Page 16: Makalah Ski

ini adalah kehidupan, secara moral berlaku prinsip bahwa setiap kehidupan di muka bumi ini

mempunyai nilai moral yang sama sehingga harus dilindungi dan diselamatkan.

Konsekuensinya alam semesta adalah sebuah komunitas moral baik pada manusia maupun

pada makhluk hidup lainnya. Manusia maupun bukan manusia sama-sama memiliki nilai

moral, dan kehidupan makhluk hidup apapun pantas dipertimbangkan secara serius dalam

setiap keputusan dan tindakan moral, bahkan lepas dari perhitungan untung-rugi bagi

kepentingan manusia.

3. Ekosentrisme

Teori ini secara ekologis memandang makhluk hidup (biotik) dan makhluk tak hidup

(abiotik) lainnya saling terkait satu sama lainnya. Etika diperluas untuk mencakup komunitas

ekologis seluruhnya, baik yang hidup maupun tidak. Kewajiban dan tanggung jawab moral

tidak hanya dibatasi pada makhluk hidup.

Salah satu versi ekosentrisme adalah Deep Ecology. DE diperkenalkan oleh Arne Naess

(filsuf Norwegia) tahun 1973 dalam artikelnya ”The shallow and the Deep, Long-range

Ecological Movement: A summary”. DE menuntut suatu etika baru yang tidak berpusat pada

manusia, tetapi berpusat pada makhluk hidup seluruhnya dalam kaitannya dengan upaya

mengatasi persoalan lingkungan hidup.

4. Zoosentrisme

Etika lingkungan Zoosentrisme adalah etika yang menekankan perjuangan hak-hak binatang,

karenanya etika ini juga disebut etika pembebasan binatang. Tokoh bidang etika ini adalah

Charles Brich. Menurut etika ini, binatang mempunyai hak untuk menikmati kesenangan

karena mereka dapat merasa senang dan harus dicegah dari penderitaan. Sehingga bagi para

penganut etika ini, rasa senang dan penderitaan binatang dijadikan salah satu standar moral.

Menurut The Society for the Prevention of Cruelty to Animals, perasaan senang dan

menderita mewajibkan manusia secara moral memperlakukan binatang dengan penuh belas

kasih.

Page 17: Makalah Ski

5. Hak Asasi Alam

Makhluk hidup selain manusia tidak memiliki hak pribadi, namun makhluk hidup

membutuhkan ekosistem atau habitat untuk hidup dan berkembang.Makhluk hidup seperti

binatang dan tumbuhan juga mempunyai hak, meskipun mereka tidak dapat bertindak yang

berlandaskan kewajiban. Mereka ada dan tercipta untuk kelestarian alam ini. Maka mereka

juga mempunyai hak untuk hidup. Hak itu harus dihormati berdasar prinsip nilai intrinsik

yang menyatakan bahwa setiap entitas sebagai anggota komunitas bumi bernilai. Dengan

demikian, pembabatan hutan secara tidak proporsional dan penggunaan binatang sebagai

obyek eksperimen tidak dapat dibenarkan.

2.7 Prinsip-Prinsip Etika Lingkungan

Adapun prinsip-prinsip dari etika lingkungan adalah sebagai berikut:

1. Sikap hormat terhadap alam (respect for nature)

2. Prinsip tanggung jawab (moral responsibility for nature)

3. Solidaritas kosmis (cosmic solidarity)

4. Prinsip kasih sayang dan kepedulian terhadap alam (caring for nature)

5. Prinsip tidak merugikan alam secara tidak perlu

6. Prinsip hidup sederhana dan selaras dengan alam

7. Prinsip keadilan

8. Prinsip demokrasi

9. Prinsip integritas moral

2.8. Etika Lingkungan Islam

Beberapa firman Allah SWT dalam al - Qur'an yang berkaitan dengan etika lingkungan.:

Manusia sebagai Khalifah dimuka bumi (Q.S. al- Baqarah : 30)

Al Baqarah Ayat 30

Page 18: Makalah Ski

Artinya :

Dan(ingatlah) ketika tuhanmu berfirman kepada para malaikat."Aku hendak menjadikan

khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah engkau hendak menjadikan orang yang merusak

dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan

nama-Mu?"Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui ap yang tidak kamu ketahui."

Manusia sebagai pemangku mandat Allah dalam hal pemeliharaan (Q.S. al- An'am : 102, Q.S

Az-Zumar : 13)

(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan

selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala

sesuatu. Katakanlah: "Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar jika aku durhaka

kepada Tuhanku".

Etika islam tidak melarang manusia untuk memanfaatkan alam, namun hal tersebut harus

dilaksanakan secara seimbang dan tidak berlebihan. hal ini terdapat dalam ayat berikut :

Terjemahan Q.S Al - An'am141. Dan Dialah yang menjadikan tanaman-tanaman yang

merambat dan yang tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasany,

zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan yang tidak serupa(rasanya).

Makanlah buahnya apabila ia berbuah dan berikanlah haknya(zakatnya) pada waktu memetik

hasilnya, tapi jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang

yang berlebihan.

ayat di atas memberi informasi kebolehan memanfaatkan tanaman. serta Q.S al - An'am : 142

yang menunjukan kebolehan memanfaatkan binatang dan memakannya.

Dan di antara hewan ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk

disembelih. Makanlah dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu

mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

Dari beberapa pembahasan di atas, bahwa kita di tuntut untuk menjaga lingkungan. Dalam

menjaga lingkungan, manusia harus memiliki ”etika”. Etika lingkungan ini adalah sikap kita

dalam menjaga kelestarian alam ini agar alam ini tidak rusak, baik ekosistem maupun

habitatnya. Perlu kita sadari bahwa kita ini juga nagian dari alam ini. Maka kita harus

menjaga lingkungan ini dengan baik dengan norma-norma etika lingkungan.

Page 19: Makalah Ski

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistematika filsafat membicarakan masalah sains atau pengetahuan tentang apa yang telah

diketahui dan sejauh mana kebenaran pengetahuan yang dimaksudkan. Hakikat

tahu,mengetahui, dan pengetahuan dengan segala kaitannya meliputi hal-hal yang dimaksud

dengan ‘tahu’ atau mengetahui suatu hal. Kemudian, setiap tahu danmengetahui akan

melibatkan suatu gagasan dalam pikiran dan pengalaman indrawi, sehingga pengetahuan itu

mengandung kriteria kebenaran filosofis.

Dalam hal ini tidak salah bahwa keduanya memiliki persamaan, dalam hal bahwa keduanya

merupakan hasil ciptaan kegiatan pikiran manusia, yaitu berpikir filosofis spekulatif

danberpikir empiris ilmiah. Perbedaan antara keduanya, terutama untuk aliran filsafat

pendidikan tradisional adalah bahwa filsafat menentukan tujuan dan sains menentukan alat

sarana untuk hidup.

3.2 Kritik dan Saran

Tiada kesempurnaan di dunia ini, kami sangat mengharapkan kritik maupun saran dari

makalah ini tujuannya hanyalah demi kesempurnaan. Dan semoga makalah yang telah kami

susun bermanfaat bagi kita semua, Amien......

Page 20: Makalah Ski

Daftar Pustaka

Alqur’anul karim. Departemen Agama RI. Jakarta.Sahih Buchari dan Muslim.Borrong,

Robert,

Irawan, 2008. Pengantar Singkat Ilmu Filsafat. Bandung; Intelekia pratama.

Hargrove, Eugene C, 1989 . Etika Lingkungan Dasar, Prentice Hall: New Jersey,