Makalah Ski

3

Click here to load reader

Transcript of Makalah Ski

Page 1: Makalah Ski

Makalah Sistem Komunikasi Indonesia

Sistem Pers di Indonesia

dalam

Perspektif Hukum

Anggota kelompok II:

Laura Welkis

Jeffry Dates

Dominikus Y. Koten

Dony Syukur

Niki Whitford

Rina Muda

Ibu Yuli

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Katolik Widya Mandira Kupang

2010

Page 2: Makalah Ski

Bab I

PENDAHULUAN

BERBICARA perihal dunia pers di Indonesia, tentunya tidak bisa dipisahkan dari

hadirnya bangsa Barat di tanah air kita. Memang tidak bisa dimungkiri, bahwa orang Eropa lah,

khususnya bangsa Belanda, yang telah “berjasa” memelopori hadirnya dunia pers serta

persuratkabaran di Indonesia. Masalahnya sebelum kehadiran mereka, tidak diberitakan adanya

media masa yang dibuat oleh bangsa pribumi.

Tentang awal mula dimulainya dunia persuratkabaran di tanah air kita ini, Dr. De Haan

dalam bukunya, “Oud Batavia” (G. Kolf Batavia 1923), mengungkap secara sekilas bahwa sejak

abad 17 di Batavia sudah terbit sejumlah berkala dan surat kabar. Dikatakannya, bahwa pada

tahun 1676 di Batavia telah terbit sebuah berkala bernama Kort Bericht Eropa (berita singkat

dari Eropa). Berkala yang memuat berbagai berita dari Polandia, Prancis, Jerman, Belanda,

Spanyol, Inggris, dan Denmark ini, dicetak di Batavia oleh Abraham Van den Eede tahun 1676.

Setelah itu terbit pula Bataviase Nouvelles pada bulan Oktober 1744, Vendu Nieuws pada tanggal

23 Mei 1780, sedangkan Bataviasche Koloniale Courant tercatat sebagai surat kabar pertama

yang terbit di Batavia tahun 1810.

Wartawan menjalankan Tugas Liputan baik untuk mengkonfirmasi berita dan sebagainya,

semuanya berdasarkan UU PERS No. 40 Tahun 1999. Jadi segala tugas dan kerja wartawan

berdasarkan UU Pers yang berlaku. Ini tentunya harus melekat dengan media yang ia tekuni,

yang dilengkapi dengan Kartu Pers dan Surat Tugas yang ditanda tangani oleh Pemred

(Pemimpin Redaksi) atau Pemimpin Perusahaan / Penanggung Jawab, dan juga mempunyai

alamat yang jelas yang dapat dihubungi. Tapi selain itu juga, ada wartawan yang dijuluki WTS

(wartawan tanpa surat kabar), atau KJ (kurang jelas), mereka juga memiliki Kartu Pers dan Surat

Tugas, yang membedahkan bahwa dimana wartawan tersebut melakukan tugasnya tidak pernah

memberitakan hasil wawancaranya untuk dibuat berita sehingga publik mengetahuinya, dan

mereka juga membawah media yang sudah tidak lagi, atau telah diberhentikan oleh Pemred .