MAKALAH SKENARIO 3 malpraktek.docx
Click here to load reader
-
Upload
devintha-ayu-mellyana-tamales -
Category
Documents
-
view
496 -
download
220
Transcript of MAKALAH SKENARIO 3 malpraktek.docx
MAKALAH SKENARIO 3
“Malpraktek”
Kelompok ... :
Seri Septiani: I1D11024
Dinie Muthia I: I1D
Noryunita Rahmah: I1D11040
Putri Sri Hartini: I1D
Devintha Ayu MT: I1D
Virgi Agustia P: I1D
Hidayatullah: I1D
M. Ali Riswandi: I1D
Taupiek R: I1D
Melinda Hairi: I1D
Ardi Siswanto: I1D
Tutor : drg. Beta W
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
1
BANJARMASIN
2014
KATA PENGANTAR
Pertama-tama, Puji syukur kehadirat Illahi Robbi, Tuhan Yang
Maha Esa , karena atas segala bimbingan dan petunjuk-Nya, serta
berkat rahmat, nikmat, dan karunia-Nya sehingga kami diberi
kesempatan untuk menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul
”Posyandu”. Laporan tutorial yang kami buat ini sebagai salah satu
sarana untuk lebih mendalami materi. Kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. drg. Beta W yang telah memberi kami kesempatan dan bimbingan
untuk lebih mendalami materi dengan pembuatan laporan tutorial ini.
2. Teman-teman kelompok tutorial .. yang telah berperan aktif dalam
pembuatan laporan tutorial ini.
Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini mengandung banyak
kekurangan,baik dari segi isi maupun sistematika. Oleh karena itu, kami
mohon maaf jika ada kesalahan karena kami masih dalam proses
pembelajaran. Kami juga berharap laporan tutorial yang telah kami buat
ini dapat bermanfaat bagi kami dan teman-teman yang lain.
Banjarmasin,26
November 2014
Kelompok ...
2
3
DAFTAR ISI
Judul
.................................................................................................................
1
Kata Pengantar
.................................................................................................................
2
Daftar Isi
.................................................................................................................
3
Bab I Pendahuluan
1.1................................................................................................L
atar Belakang
.................................................................................................
4
1.2................................................................................................R
umusan Masalah
.................................................................................................
5
1.3................................................................................................T
ujuan Penulisan
.................................................................................................
5
1.4................................................................................................M
etode Penulisan
4
.................................................................................................
6
Bab II Pembahasan
2.1.................................................................................................D
efinisi Malpraktek.....................................................................
2.2.................................................................................................
Dasar Hukum Malpraktek.........................................................
2.3.................................................................................................J
enis Malpraktek........................................................................
2.4.................................................................................................U
nsur Malpraktek........................................................................
2.5.................................................................................................A
lur pengaduan pasien...............................................................
2.6.................................................................................................A
lur pembelaan drg....................................................................
2.7.................................................................................................P
enyelesaian malpraktek...........................................................
2.8.................................................................................................A
kibat malpraktek......................................................................
2.9.................................................................................................P
encegahan Malpraktek.............................................................
Bab III Penutup
3.1...............................................................................................K
esimpulan
5
...............................................................................................
16
3.2...............................................................................................S
aran
...............................................................................................
16
Daftar Pustaka
...............................................................................................................
17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Malpraktik medis adalah melakukan sesuatu yang seharusnya tidak
boleh dilakukan oleh seorang tenaga medis, tidak melakukan apa yang
seharusnya dilakukan atau melalaikan kewajiban dan melanggar suatu
ketentuan menurut atau berdasarkan peraturan perundang-undangan
kedokteran. Kelalaian yang dimaksudkan diatas terbagi menjadi 3, yaitu:
malfeasance, misfeasance, dan nonfeasance. Jenis kesalahan yang terjadi
pada malpraktik juga terbagi atas 3 yaitu diagnostik, pengobatan dan
preventif (Lewoleba, 2008).
Dasar hukum yang mengatur tentang malpraktek yaitu UU No. 29
Tahun 2004 Pasal 45 ayat 1 yang berbunyi setiap tindakan kedokteran
6
atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi
terhadap pasien harus mendapat persetujuan. Peraturan lain yaitu
kitab UU hukum pidana pasal 263 dan 267 KUHP, Pasal 322 KUHP,
pasal 304 KUHP , pasal 306 KUHP, pasal 1329 KUH Perdata, pasal 1366
KUH Perdata, dan pasal 1367 KUH Perdata (Purwadianto Agus, 2008).
Malpraktik medik ditinjau dari segi etika dan profesi yaitu : malpraktik
etika murni, etikolegal, dan malpraktek yuridis yang berupa malpraktel
pidana, perdata dan administratif. Sesuatu perbuatan atau sikap medis
dianggap lalai apabila memenuhi empat unsur 4 D, yaitu : duty, derelection
of that duty, damage, dan direct causal relationship (Abbas dkk,2008).
Lembaga terkait yang menangani malprakterk antara lain KKI, MKDKI,
PDGI, dan MKEK. Penyelesaian yang dapat dilakukkan dalam maslah
malpraktek ini yaitu mediasi,penyidikan, peradilan, dan MKDKI. Akibat yang
harus ditanggung pasien karena malpraktek bisa berupa pengobatan tidak
optimal dan Pada kasus malpraktik etik murni, pasien dapat menderita
kerugian material. Pencegahan yang harus dilakukkan untuk malprakter oleh
drg yaitu mengemukakan sesuai SOP dan informasi yang wajib diberikan
kepada pasien (Widhiastuti, 2008).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari malpraktek?
2. Apa dasar hukum malpraktek?
3. Jenis-jenis malpraktek?
4. Unsur-unsur malpraktek?
7
5. Bagaimana alur pengaduan pasien terhadapperbuatan
malpraktek?
6. Bagaimana alur pembelaan oleh drg?
7. Bagaimana cara penyelesaian masalah malpraktek?
8. Akibat yang ditimbulkan malpraktek?
9. Pencegahan terjadinya malpraktek?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan definisi dari malpraktek?
2. Menjelaskan dasar hukum malpraktek?
3. Menjelaskan jenis-jenis malpraktek?
4. Menjelaskan unsur-unsur malpraktek?
5. Menjelaskan alur pengaduan pasien terhadap perbuatan
malpraktek?
6. Menjelaskan alur pembelaan oleh drg?
7. Menjelaskan cara penyelesaian masalah malpraktek?
8. Menjelaskan akibat yang ditimbulkan malpraktek?
9. Menjelaskan tentang cara pencegahan terjadinya malpraktek?
1.4 Metode penulisan
Metode Literatur
Penyusun melakukan metode literatur dengan berpedoman pada
buku-buku kedokteran dan buku-buku kesehatan lainnya yang
relevan dengan topik.
8
Metodhae Teknologi
Penyusun mengambil sebagian bahan dari internet dengan
sumber yang valid.
9
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Malpraktek
Malpraktik medis adalah melakukan sesuatu yang
seharusnya tidak boleh dilakukan oleh seorang tenaga medis,
tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan atau melalaikan
kewajiban dan melanggar suatu ketentuan menurut atau
berdasarkan peraturan perundang-undangan kedokteran
(Lewoleba, 2008) .
2.2. Dasar Hukum Malpraktek
Dasar hukum malpraktek adalah (Purwadianto Agus, 2008) :
1. UU No. 29 Tahun 2004 Pasal 45 ayat 1 "Setiap tindakan
kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh
dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat
persetujuan."
2. 263 dan 267 KUHP (membuat surat keterangan palsu).
3. Pasal 322 KUHP (membuka rahasia).
4. Pasal 304 KUHP ( pembiaran/penelantaran).
5. Pasal 306 KUHP ( apabila penelantaran trsebut
mengakibatkn kematian).
6. Kitab UU Hukum Perdata, cthnya:
7. Pasal 1329 KUH Perdata (melakukan wanprestasi/cidera
janji).
10
8. Pasal 1366 KUH Perdata (menimbulkan kelalaian sehingga
menimbulkan kerugian).
9. Pasal 1367 KUH Perdata (Bertanggung jawab atas kelalaian
yg dilakukannya)
2.3. Jenis Malpraktek
1. Malpraktek etika : yaitu hal-hal yang bertentangan dengan kode
etik kedokteran, terdiri dari: malpraktik etik murni, misalnya
menarik biaya yang tidak lazim dan
malpraktik etikolegal, misalnya melakukan pelayanan di bawah
standar, membuat surat keterangan palsu
2. Malpraktek yuridis yaitu:
a. Perdata
b. Pidana yaitu kelalaian dalam arti pidana (kriminil) yang
menunjukkan adanya suatu sikap yang sifatnya lebih serius, yaitu
sikap yang sangat sembarangan atau sikap sangat tidak hati-hati
terhadap kemungkinan timbulnya risiko yang bisa menyebabkan
orang lain terluka atau meninggal Malpraktik pidana terbagi lagi
menjadi tiga yaitu : Intentional (perbuatan sengaja), Recklessness
(ceroboh) , dan Negligence (kealpaan).
c. Administratif yaitu apabila terjadi pelanggaran hak administrasi
negara, misalnya :
▫ praktik tanpa surat izin, surat izin
▫ kadaluarsa,
11
▫ praktik tanpa membuat catatan medis (Hanafiah, 2009;
Lewoleba, 2008)
2.4. Unsur-Unsur Malpraktek
Sesuatu perbuatan atau sikap medis dianggap lalai apabila
memenuhi empat unsur 4 D, yaitu :
1. Duty. Ada kewajiban medis untuk melakukan tindakan
medis tertentu terhadap pasien tertentu pada situasi dan
kondisi tertentu.
2. Derelection of that duty. Adanya penyimpangan kewajiban
tersebut.
3. Damage. Segala sesuatu yang dirasakan oleh pasien
sebagai kerugian akibat dari layanan kesehatan kedokteran
yang diberikan.
4. Direct causal relationship. Dapat dibuktikan adanya
hubungan sebab akibat yang nyata antara penyimpangan
kewajiban dengan kerugian. (Abbas dkk, 2008)
2.5. Alur pengaduan pasien terhadap perbuatan
malpraktek
Pengadu dapat mengadukan secara tertulis kepada ketua
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI). Surat
pengaduan memuat identitas pengadu, nama, dan alamat praktek
drg serta waktu tindakan. Pengadu masih dapat melapor adanya
dugaan tindak pidana kepada pihak berwenang atau menggugat
kerugian perdata ke pengadilan. Selanjutnya MKDKI akan
12
memeriksa dan memberi keputusan, jika terbukti melanggar
etika, diteruskan ke organisasi profesi (Kasimin, 2008).
2.6. Alur Pembelaan Dokter Gigi
Apabila tuduhan kepada tenaga medis merupakan criminal
malpractice, maka tenaga medis dapat melakukan (Kasimin, 2008)
:
1. Informal defence, dengan mengajukan bukti untuk menangkis/
menyangkal bahwa tuduhan yang diajukan tidak berdasar.
2. Formal/legal defence, yakni melakukan pembelaan dengan
mengajukan atau menunjuk pada doktrin-doktrin hukum, yakni
dengan menyangkal tuntutan dengan cara menolak unsur-unsur
pertanggung jawaban
2.7. Penyelesaian Malpraktek
Penyelesaian malpraktek yaitu (Budi,2009):
13
drg mendapat gugatan
Melapor ke PDGI
PDGI mencegah tuntutan perkara yg diajukan
penggugat ke kepolisian
BPPA mengingatkan institusi tsb utk
menghentikan penyidikan
Proses MKDKI
1. Kekeluragaan (mediasi), dapat dilakukan oleh BPPA sebagai
upaya pembelaan thd anggota PDGI
2. Penyidik, berkaitan dengan kelalaian berat dan kriminal
atau ada unsur kesengajaan
3. Peradilan, diperlukan penasehat hukum dan saksi ahli serta
saksi yg dapat meringakan
4. MKDKI, Menangani perkara dugaan pelanggaran disiplin
kedokteran dan kedokteran gigi
2.8. Akibat Malpraktek
Akibat malpraktek yaitu (Ohoiwatun, 2001) :
a. Pasien : Pengobatan tidak optimal dan pada kasus
malpraktik etik murni, pasien dapat menderita kerugian
material
b. Dokter Gigi :
▫ Teguran atau tuntunan secara lisan atau tulisan
▫ Penundaan kenaikan gaji atau pangkat
▫ Penurunan gaji atau pangkat setingkat lebih rendah
▫ Pencabutan ijin praktik dokter untuk sementara waktu atau
selamanya
▫ Atas pelanggaran etikolegal diberikan sesuai peraturan
hukum yang berlaku (baik hukum administrasi, hukum
perdata maupun hukum pidana)
2.9. Pencegahan Malpraktek
14
Mengemukakan sesuai SOP, informasi yang wajib diberikan
kepada pasien meliputi (Widhiastuti, 2008) :
1. Diagnosis
2. Terapi, pengobatan yang disarankan, alternatif terapi,
keuntungan dan kerugian tiap alternatif
3. Cara kerja terapi
4. Kemungkinan berhasilnya terapi
5. Resiko yang ditimbulkan dari terapi
6. Prognosis
7. Perkiraan biaya
8. Memberikan persetujuan trhdp tindakan medik atau inform
consent.
9. Mempunyai data kelengkapan administrasi.
10. Meningkatkan pengetahuan ttg hukum2 yg berlaku.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Lahan gambut merupakan lahan yang memiliki lapisan tanah
kaya bahan organic, karena lapukan tanaman yang belum sempurna
dan miskin hara. Lahan gambut memiliki ciri diantaranya tinggi bahan
organik, pH yang rendah, dan berwarna merah-kecokelatan. Rasa asam
15
pada air gambut disebabkan oleh pH yang rendah yaitu 2-4, hal
tersebut memberikan dampak negatif bagi kesehatan gigi karena dapat
menyebabkan demineralisasi gigi dan akhirnya meningkatkan risiko
karies gigi. Selain pH yang rendah, kandungan mineral baik seperti fluor
dan kalsium yang rendah pada air gambut juga menyebabkan
rendahnya kekuatan dan kemampuan remineralisasi gigi. Beberapa
upaya dapat dilakukan untuk mengolah air gambut agar layak
dikonsumsi, diantaranya adalah dengan cara konvensional
Saran
Diharapkan mahasiswa dapat menerima dan mempelajari
makalah ini, bukan hanya dipelajari tetapi juga sebagai penuntun dalam
mempermudah belajar, dan mahasiswa mampu menjelaskan sendiri
pengetahuan yang sudah dipelajari.
16
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Hafid. BUKU PEDOMAN HAK ASASI MANUSIA BAGI PASIEN
DAN DOKTER UNTUK MENCEGAH MALPRAKTEK. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan HAM, 2008. Lewoleba KK. Malpraktek
dalam pelayanan kesehatan (malpraktek medis). Bina Widya; 2008. 19
(3): 181-187
Budi AT. Upaya bantuan hukum dokter gigi dalam menghadapi
sengketa medis. Jurnal PDGI 2010:1-7
Gunadi. Hukum Medik (medical law). Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.Jakarta:2004
Hanafiah MJ, Amir A. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan Edisi
4. Jakarta: EGC, 2009. hal: 95.
Hatta M. Malpraktik Medik Indonesia: suatu Kajian Medikolegal
(medical malpractice in Indonesia: a medico legal study. Jurnal Suloh
2008; 6(3): 175-256.
Jayanti, Nusye KI. Penyelesaian Hukum Dalam Malpraktik
Kedokteran. Yogyakarta: Pustaka Yustisia. 2009. Hal: 80-97
Kasimin, Malpraktek Tenaga Keperawatan. Balai Pelatihan
Kesehatan Salaman; Magelang 2008.
Lewoleba KK. Malpraktik Dalam Pelayanan Medis (Malpraktik
Medis). Bina Widya, 2008;19(3), 181-187.
Ohoiwutun YAT. Penyelesaian Etika Kedokteran Dalam Praktik
Pelayanan Medis. ISJD PDII LIPI, 2001; hal: 13-26.
17
Purwadianto A. Buku Pedoman Hak Asasi Manusia dan Dokter
Dalam Mencegah Malpraktik kedokteran. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Hak Asasi Manusia, 2008.
Taufani Amalia. Tinjauan Yuridis Malpraktek Medis dalam sistem
Hukum Indonesia. Fakultas hukum Universitas Sebelas Maret.
Surakarta: 2011
Widhiastuti S. Kajian Perlindung an Hak Pasien Sebagai
Pencegahan Malpraktek Medik .Jurnal penelitian Humaniro 2008; 13(2):
54-57.
18