Makalah Seminar

52
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak kelapa sawit (CPO- Crude Palm Oil) dan inti kelapa sawit (CPO) merupakan salah satu primadona tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non- migas bagi Indonesia. Cerahnya prospek komoditi minyak kelapa sawit dalam perdagangan minyak nabati dunia telah mendorong pemerintah Indonesia untuk memacu pengembangan areal perkebunan kelapa sawit. Selama 14 tahun terakhir ini telah terjadi peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit sebesar 2,35 juta ha, yaitu dari 606.780 ha pada tahun 1986 menjadi hampir 3 juta ha pada tahun 1999 (Pahan, 2008). PT Astra Agro Lestari (tbk.) adalah perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis kelapa sawit. Dengan semakin besar dan berkembangnya kebutuhan produk olahan kelapa sawit maka PT Astra Agro Lestari yakin bahwa ke depan bisnis atau usaha di bidang agribisnis perkebunan akanmemiliki peluang yang besar, walaupun akan dirasakan semakin banyak pesaing yang hadir. Bagi PT Astra Agro Lestari, kompetitor bukanlah lawan tetapi motivator yang dapat memberikan kekuatan. Dengan adanya kompetitor

Transcript of Makalah Seminar

Page 1: Makalah Seminar

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelapa sawit sebagai tanaman penghasil minyak kelapa sawit (CPO-

Crude Palm Oil) dan inti kelapa sawit (CPO) merupakan salah satu primadona

tanaman perkebunan yang menjadi sumber penghasil devisa non-migas bagi

Indonesia. Cerahnya prospek komoditi minyak kelapa sawit dalam

perdagangan minyak nabati dunia telah mendorong pemerintah Indonesia

untuk memacu pengembangan areal perkebunan kelapa sawit. Selama 14

tahun terakhir ini telah terjadi peningkatan luas areal perkebunan kelapa sawit

sebesar 2,35 juta ha, yaitu dari 606.780 ha pada tahun 1986 menjadi hampir 3

juta ha pada tahun 1999 (Pahan, 2008).

PT Astra Agro Lestari (tbk.) adalah perusahaan yang bergerak di

bidang agribisnis kelapa sawit. Dengan semakin besar dan berkembangnya

kebutuhan produk olahan kelapa sawit maka PT Astra Agro Lestari yakin

bahwa ke depan bisnis atau usaha di bidang agribisnis perkebunan

akanmemiliki peluang yang besar, walaupun akan dirasakan semakin banyak

pesaing yang hadir. Bagi PT Astra Agro Lestari, kompetitor bukanlah lawan

tetapi motivator yang dapat memberikan kekuatan. Dengan adanya kompetitor

maka kinerja suatu perusahaan dituntut untuk jadi lebih baik.

PT Astra Agro Lestari adalah salah satu perusahaan yang sudah maju

di bidang perkebunan Kelapa sawit, PT Astra Agro Lestari mempunyai Visi

dan Misi yang jelas untuk “Menjadi perusahaan agribisnis yang paling

produktif dan inovatif di dunia” dan Misi : Menjadi panutan dan berkontribusi

pada pembangunan dan kesejahteraan bangsa.

Page 2: Makalah Seminar

2

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kelapa sawit

Agribisnis kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), baik yang

berorientasi pasar lokal maupun global akan berhadapan dengan tuntutan

kualitas produk dan kelestarian lingkungan selain tentunya kuantitas produksi.

Perusahaan berusaha berperan dalam peningkatan produksi budidaya kelapa

sawit secara Kuantitas, Kualitas dan tetap menjaga Kelestarian

lingkungan(Abdoelah, 1992).

Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24

meter.Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan

samping.Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah

ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi.Seperti jenis palma

lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. Daun berwarna hijau tua dan

pelepah berwarna sedikit lebih muda.Penampilannya agak mirip dengan

tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan

tajam.Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun.

Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga

penampilan menjadi mirip dengan kelapa (Anonim 2007).

Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon

(Monoecious diclin) dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat

jarang terjadi penyerbukan sendiri.Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan

panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar.Tanaman sawit

dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril sehingga sangat jarang

menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan

sebagai tetua jantan (Anonim 2008).

Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga

merah tergantung bibit yang digunakan.Buah bergerombol dalam tandan yang

muncul dari tiap pelapah.Minyak dihasilkan oleh buah.Kandungan minyak

bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan

4

Page 3: Makalah Seminar

3

asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan

rontok dengan sendirinya.Buah terdiri dari tiga lapisan:

• Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin.

• Mesoskarp, serabut buah

• Endoskarp, cangkang pelindung inti

(Anonim 2008).

Inti sawit (kernel, yang sebetulnya adalah biji) merupakan endosperma

dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi. Kelapa sawit

berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada kondisi

tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan

bakal akar atau radikula (Iyung Pahan 2008).

Produk utama pohon kelapa sawit yang dimanfaatkan adalah tandan

buahnya yang menghasilkan minyak dari daging buah dan kernel (inti sawit).

Minyak kelapa sawit adalah bahan untuk pembuatan :

a) mentega, minyak goreng dan kue/biskuit

b) bahan industri tekstil, farmasi, kosmetika, gliserin

c) sabun, deterjen, pomade.

Ampas tandan kelapa sawit merupakan sumber pupuk kaliun dan

berpotensi untuk diproses menjadi pupuk organik melalui fermentasi

(pengomposan) aerob dengan penambahan mikroba alami yang akan

memperkaya pupuk yang dihasilkan. Ampas inti sawit (bungkil) digunakan

untuk makanan ternak, sedangkan batang dan pelepah daun merupakan bahan

pembuat particle board (Poeloengan dan Sjahrum 1992).

B. Budidaya Kelapa sawit

Habitat aslinya adalah daerah semak belukar.Sawit dapat tumbuh

dengan baik di daerah tropis (15° LU - 15° LS). Tanaman ini tumbuh

sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-

90%.Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm

setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan

saat kemarau.Pola curah hujan tahunan memperngaruhi perilaku pembungaan

dan produksi buah sawit (Setyamidjaja dan Djouhana 1991).

Page 4: Makalah Seminar

4

Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua jenis: E. guineensis

dan E. oleifera. Jenis pertama adalah yang pertama kali dan terluas

dibudidayakan orang E. oleifera sekarang mulai dibudidayakan pula untuk

menambah keanekaragaman sumber daya genetik.Penangkar seringkali

melihat tipe kelapa sawit berdasarkan ketebalan cangkang, yang terdiri dari

• Dura,

• Pisifera, dan

• Tenera.

(Setyamidjaja dan Djoehana 1991).

Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal

sehingga dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya

tandan buahnya besar-besar dan kandungan minyak per tandannya berkisar

18%.Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya steril

sehingga sangat jarang menghasilkan buah.Tenera adalah persilangan antara

induk Dura dan jantan Pesifera.Jenis ini dianggap bibit unggul sebab

melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah

tipis namun bunga betinanya tetap fertil.Beberapa tenera unggul memiliki

persentase daging per buahnya mencapai 90% dan kandungan minyak per

tandannya dapat mencapai 28%. Untuk pembibitan massal, sekarang

digunakan teknik kultur jaringan (Anonim, 2009).

Page 5: Makalah Seminar

5

III. TATA LAKSANA MAGANG

A. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Magang

Kegiatan magang ini dilaksanakan mulai bulan Juni sampai dengan

bulan September 2012 di PT Astra Agro Lestari tbk Area Borneo 3 di PT.

Sukses Tani Nusasubur, Desa Labangka, Kecamatan Babulu, Kabupaten

Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

B. Tata Laksana Magang

Kegiatan magang mahasiswa yang dilakukan, dialokasikan pada

kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan ciri khas kegiatan perkebunan

meliputi Replanting, Pembibitan, Perawatan TBM dan TM, Panen serta

Pabrik di masing-masing PT Area Borneo 3,Anak perusahaan PT. Astra Agro

Lestari tbk.

C. Metode Pelaksanaan

Metode pelaksanaan magang adalah dengan terjun langsung ke lahan

dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan berkaitan dengan aspek-aspek

yang dikaji, yaitu :

1. Aspek Umum

Mempelajari tentang keadaan umum, institusi perusahaan, kondisi,

sejarah perkembangan dan struktur organisasi perusahaan.

2. Aspek Khusus

Mempelajari secara khusus mengenai kegiatan divisi tanaman

menyangkut produksi, Budidaya Kelapa sawit sampai adminsitrasi di PT.

Sukses Tani Nusasubur.

7

Page 6: Makalah Seminar

6

IV. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Institusi Mitra

PT. Sukses Tani Nusasubur terletak di kabupaten Penajam Paser

Utara provinsi Kalimantan Timur.Jarak dari ibu kota kabupaten ± 60 km, dari

ibu kota provinsi ± 250 km.

- Jarak koordinasi dengan kantor Area B2 ± 234 km

- Terdiri dari 2 Rayon, 8 Afdeling

- Luas HGU : 7,936.92 Ha

- Luas Ijin Lokasi : 9,000 Ha

- Luas Tanam : 5,079.55 Ha

- Produksi 2009 : 97,230 ton

- Produksi 2010 : 94,397 ton

- Produksi 2011 : 94,200 ton

PT. Sukses Tani Nusasubur dipimpin oleh seorang Administratur dan

terdiri dari 3 orang asisten kepala, 17 orang Asisten, 83 orang karyawan

administrasi, 95 orang karyawan teknik, 522 orang karyawan rawat dan 425

karyawan panen (Administrasi PT. STN 2012).

B. Aspek Budidaya

1. Replanting

Kegiatan replanting ini dilakukan di afdeling Golf PT Waru Kaltim

Platation (WKP). Replanting dilakukan atas dasar beberapa pertimbangan,

antara lain :

a. Yield blok tidak meningkat atau cenderung menurun (<14 ton/ha)

b. Umur tanaman sudah mencapai 25 tahun atau lebih

c. Jarak tanam tidak sesuai SPH yang diharapkan

d. Tidak adanya konservasi lahan misalnya pembuatan teras pada

lahan berbukit

e. Tidak ada jalan untuk pemanen sehingga menyulitkan dalam

proses pemanenan

Page 7: Makalah Seminar

7

Pertimbangan utama dilakukan replanting karena yield blok

cenderung menurun (<40 ton/ha). Adapun item – item dalam pekerjaan

replanting antara lain :

a. LCC (Mucuna braceata)

Pada benih Mucuna 1 Kg mengandung +/- 6.000 biji, proses

pengecambahannya pertama biji direndam dalam air bersih ½ jam,

melukai kulit biji dengan menggunakan pemotong kuku pada bagian

testa atau perut, agar cotyledon kelihatan. Menyiapkan Baby Polybag

ukuran 14 x 21 atau plastik gula (transparan) ukuran ½ kg, isi 1 : 1 : 1

(satu bagian tanah : satu bagian solid : satu bagian pasir) dan susun

pada bedengan. Diatas bedengan sebelum disusun Babybag, diberi alas

plastik supaya supaya akar tidak menembus tanah

dibawahnya.Bedengan diberi pelindung/ peneduh setinggi 2

meter.Menanam biji Mucuna B. pada kedalaman maksimal ½ cm, lalu

menutup dengan tanah. Penanaman di lapangan, per pokok sawit

berkisar 5 – 6 pokok Mucuna B. atau 900 pkk/ha, jika SPH kelapa

sawit 143 pkk/ ha. Pemupukan dengan pupuk urea dengan dosis 10

kg/ha sehingga setiap tanaman kurang lebih 10gram, dan pupuk RP

10gram/tanaman.

b. Pembuatan Pancang Rumpuk

Pancang rumpuk dibuat sebelum dilakukan penumbangan

pohon kelapa sawit. Pada kegiatan pembuatan pancang rumpuk untuk

mempermudah operator alat berat dalam penentuan daerah yang akan

dijadikan sebagai daerah pasar mati yaitu daerah yang tidak dilalui

pemanen. Sisa penebangan pohon kelapa sawit yang direplanting

dialokasikan pada daerah pancang mati tersebut. Jarak yang

digunakan dalam pembuatan pancang rumpuk adalah 7,9 m antara

baris satu dengan baris yang lainnya yang diukur dengan tali. Pancang

rumpuk yang dipakai berasal dari pelepah daun pohon kelapa sawit

c. Penumbangan Pohon Kelapa Sawit

Page 8: Makalah Seminar

8

Penumbangan pohon kelapa sawit diawali dengan kegiatan

pendongkelan akar pohon kelapa sawit kemudian mendorong pohon

kelapa sawit sampai roboh.Penumbangan dilakukan secara mekanis

dengan menggunakan alat berat. Target penebangan dalam setiap jam

mampu menumbangkan, menchipping dan merumpuk pada daerah

pancang mati.Dalam prakteknya 1jam dapat menumbangkan 8 pohon

sawit. Penanggung jawab operasional alat berat adalah bagian

teknik.Sedangkan penanggung jawab replanting secara umum adalah

afdeling yang bersangkutan.

d. Pencacahan/ Chipping

Pencacahan/Chipping adalah kegiatan pemotongan batang

kelapa sawit menjadi potongan yang berukuran lebih kecil yakni

berukuran 10-15 cm. Sedangkan bagian pelepah daun kelapa sawit

dipotong menjadi 3 bagian yang kemudian diletakkan di gawangan

mati.

Tujuan dari Pencacahan/ chipping yaitu agar sisa-sisa dari

batang kelapa sawit dapat cepat terurai, kemudian didalam proses

penanaman kelapa sawit juga tidak terganggu, dan selain itu dapat

menghindari timbulnya hama-hama seperti hama kumbang tanduk.

e. Rumpukan Mekanis

Rumpukan mekanis adalah kegiatan peletakan potongan batang

dan pelepah daun kelapa sawit yang telah dichipping pada daerah

gawangan mati.

f. Pancang teras dan Teras Kontur

Pancang teras dilakukan pada area atau wilayah lereng

berbukit. Pembuatan teras dilakukan untuk mengurangi panjang lereng

dan menahan air, sehingga mengurangi kecepatan dan jumlah aliran

permukaan, dan memungkinkan penyerapan air oleh tanah.Dengan

demikian erosi berkurang.Alat yang digunakan untuk menentukan

pancang teras adalah klinometer dan waterpass.Daerah dengan

Page 9: Makalah Seminar

9

kemiringan lebih dari 20% tidak diperbolehkan untuk dilakukan

penanaman dan menjadi luas non produktif.Panjang pancang teras

mengikuti garis kontur/teras dan memiliki lebar 7,8m rata air.

g. Pembuatan Pancang Tanam

Pembuatan pancang tanam adalah kegiatan pengukuran jarak

tanam bibit kelapa sawit yang diawali dengan pembuatan pancang

induk dengan bantuan kompas (untuk menunjukkan arah utara

selatan).Karena dengan pancang utara selatan untuk mengoptimalkan

penerimaan cahaya matahari.Pancang induk dipilih pada daerah yang

dapat mencakup seluruh bagian blok lahan kelapa sawit yang akan

ditanami. Jarak tanam bibit kelapa sawit 9 x 9 x 9m membentuk

segitiga sama sisi, karena menyesuaikan asal tanaman atau sifat

tanaman (panjang pelepah pendek), kesuburan tanah, topografi lahan

dan iklim (curah hujan dan penyinaran matahari). Sedangkan jarak

antar baris adalah 7,79 m sehingga SPH 143 pokok.

h. Pembuatan Lubang Tanam

Pembuatan lubang tanam dilakukan 1 bulan sebelum dilakukan

penanaman, hal ini bertujuan untuk menghilangkan zat-zat asam di

dalam tanah yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman.

Pembuatan lubang tanam dilakukan pada pancang tanam yang sudah

dibuat terlebih dahulu.Syarat dalam pembuatan lubang tanam yaitu

Pembuatan lubang tanam 1 bulan sebelum penanaman, ukuran 60cm x

60cm x 60 cm, pancang harus di tengah lubang tanam atau disamping

pancang tanam, yang terpenting konstan.

i. Penanaman Palma

Penanaman dilakukan pada lubang tanam yang telah di buat 1

bulan sebelumnya, dilakukan ini untuk aerob dan mengurangi tingkat

kemasaman tanah bagiperakaran bibit kelapa sawit yang akan ditanam,

atau setelah LCC kurang lebih 85% menutupi lahan. Dalam

penanaman palma yang dibutuhkan yaitu : bibit yang telah siap tanam

Page 10: Makalah Seminar

10

berumur kurang lebih 10 sampai 14 bulan, top soil, pupuk kandang

10kg, solid 4kg, Trichoderma400g, pupuk dasar RP/TSP 0,5kg.Pupuk

kandang berfungsi untung mengganti topsoil yang telah digali. Solid

berfungsi sebagai media berkembangnya Trichoderma.Trichoderma

berfungsi agar tanaman terhindar dari Ganoderma. RP berfungsi untuk

merangsang pertumbuhan akar.Adapun teknis penanaman yaitu

a. Dasar plastik polybag disayat dengan pisau silet atau cutter

(polybag dipegang pada posisi miring) sebelum dimasukkan ke

dalam lubang, lalu bibit dimasukkan ke dalam lubang dengan hati-

hati,kemudian plastik polybag ditarik ke atas perlahan-lahan.Tinggi

tanah dalam polybag sama dengan tanah di luar.

b. Top soil dimasukan sampai pertengahan lubang tanam, lalu

dipadatkan dengan alu atau kaki, kemudian separuh dari pupuk

lubang yang masih tersisa (TSP atau SP 36 = 250 gram)

dimasukkan ke dalam lubang tanam

c. Kemudian tanah bagian dalam (sub soil) dimasukkan sampai di

atas lubang, lalu tanah urugan di sekeliling tanah polybag

dipadatkan dengan menggunakan kaki atau alu, sehingga keadaan

tegakan bibit yang ditanam benar-benar tegak dan kokoh.

d. Tanah melingkar (circle) di sekeliling tanaman diratakan dengan

menggunakan cangkul dengan radius piringan selebar 1 meter,

yang akan menjadi piringan tanaman.

2. Pembibitan

Lokasi untuk bibitan kelapa sawit dipilih suatu tempat yang

terletak di pusat area (strategis). Area harus rata, terbuka namun tidak akan

terkena banjir dan erosi. Selain itu harus dekat dengan sumber air yang

permanen untuk penyiraman dan aman dari gangguan binatang liar.

Kebutuhan luas lokasi pembibitan disesuaikan dengan jumlah bibit yang

akan digunakan sehingga tidak terjadi pemborosan tempat dan jumlah

bibit

Page 11: Makalah Seminar

11

Proses pembibitan di PT. Waru Kaltim Plantation adalah dengan

sistem Double stage nursery (dua tahap). Tahap pertama yaitu

Pre-nursery: 3 bulan ditempatkan di media Pre-Nusery. Media yang

digunakan yaitu tanah lapisan atas (top soil) yang gembur, subur, bersih

dari potongan kayu, banyak mengandung bahan organik dan diambil dari

lahan yang bebas dari serangan penyakit terutama ganoderma,Trichoderma

50g, Solid 300gr. Sebelum diisi kedalam baby bag diayak. Baby bag yang

berisi tanah disusun rapat dan rapi membentuk bedengan dengan ukuran

10 kantong melebar dan panjangnya tergantung jumlah bibit per nomor

kategori.Pinggir bedengan diberi kayu agar babybag tidak

tumbang.Seminggu sebelum ditanam, babybag yang berisi tanah disiram

setiap hari.Babybag harus disiram sampai jenuh setiap hari untuk

memastikan kebasahan tanah cukup memadai, tetapi harus dihindari

jangan sampai air tergenang.Penyiraman dilakukan dua kali sehari, yaitu

pada pagi hari dan sore hari terkecuali jika hari hujan.

Pada tahap Pre-nursery, areal persemaian harus dibersihkan dari

gulma dan sebagainya diberi naungan permanen yang terbuat dari paranet

setinggi ± 2 m dari tanah dengan naungan 100% pada umur 0-1,5 bulan,

naungan 50% pada umur 1,5-2,5 bulan dan kemudian bulan selanjutnya

naungan dihilangkan perlahan.Pemupukan pada tahap pre-nursery

dilakukan pada saat bibit berumur empat minggu setelah tanam, yaitu

ketika bibit telah memiliki satu helai daun berwarna hijau tua.Pupuk yang

diberikan adalah urea 40 gram yang dilarutkan kedalam air sebanyak 18

liter.Pupuk tidak diaplikasikan dalam bentuk granuler karena dapat

menyebabkan kerugian efek kontak (terbakar) pada tanaman.Pada minggu

kelima sampai keenam diberikan pupuk majemuk.Pemindahan bibit dari

babybag ke polibag (dari pre-nursery ke main-nursery) pada umur 2-3

bulan.

Pada tahap main-nursery, media yang digunakan untuk pengisian

polibag adalah lapisan atas (top soil) yang gembur, subur dan tidak

mengandung sumber penyakit terutama ganoderma.Tanah diayak terlebih

Page 12: Makalah Seminar

12

dahulu dan dicampur dengan pupuk RP sebanyak 375 gram/100kg tanah

yang diaduk secara merata.Jarak antar polybag 90 cm × 90 cm × 90 cm

segitiga samasisi.Penyiraman dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan siang

hari sesuai kondisi.Penyiraman tidak perlu dilakukan jika hari hujan

dengan curahan minimal 10mm/hari.Pemupukan dilakukan pada minggu

ke 5-6 memakai pupuk majemuk (NPK) dengan dosis 30 gr yang

dilarutkan dalam 18 liter air untuk 400 polybag.

Penyiraman dilakukan tergantung dengan kondisi. Dengan sistem

penyiraman kiriko, air dipompa dengan engine yang bertekanan o,8-1

kg/cm2 menuju pipa primer dengan diameter 4 inchi. Kemudian dialirkan

ke pipa-pipa sekunder yang berukuran 2 inchi, setelah itu air akan

dialirkan ke selang kiriko yang berukuran ¾ inchi dengan panjang

maksimal 100 m.

Seleksi bibit perlu dilakukan, agar yang ditanam nantinya adalah

bibit yang baik. Bibit yang baik ditanam pada umur 10 – 12

bulan.Toleransi yang dibenarkan sampai umur 14 bulan.

Pengangkutan bibit dari pembibitan (nursery) yang perlu

diperhatikan. Dua minggu sebelum ditanam di lapangan bibit diputar

supaya akar tanaman yang telah menembus polybag ke tanah terputus dan

beregenerasi. Sebelum diangkut, bibit harus disiram denganair yang cukup

banyak sampai tanah di dalam polybag jenuh air. Hal ini dimaksudkan

agar ada cukup persediaan air bagi bibit setelah ditanamkan di lapangan,

bila selama beberapa hari tidak ada hujan. Bibit diangkut dengan truk dari

pembibitan dan dikumpulkan ditempat-tempat pengumpulan (supply

point) di tepi blok yangakan ditanami.

3. Perawatan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

Pemeliharaan TBM bertujuan mendukung pertumbuhan vegetatif

tercapai maksimal, memperpendek masa TM (diharapkan bisa panen 24

bulan, maksimal 30 bulan), tanaman tumbuh sehat, relatif homogen dan

terpenuhi populasi persatuan luas tanamnya (SPH), sehingga pada masa

TM kemudian diharapkan mampu memberi produksi secara maksimal.

Page 13: Makalah Seminar

13

a. Rawat Path (Jalan Kontrol)

Rawat path adalah jalan yang dibuat pengawasan pekerjaan

secara keseluruhan.Standar Path :

Lebar 1 - 1,5 meter

Bebas dari tunggul / sisa kayu

Bebas dari segala gulma, anak kayu dan kacangan

Letaknya searah barisan tanaman untuk areal datar dan mengikuti

b. Rawat Piringan (Circle)

Rawat piringan yaitu membasmi/mengendalikan semua gulma

yang tumbuh dipiringan pokok. Pada masa TBM fungsi piringan

adalah untuk penaburan pupuk agar efektif bisa diserap oleh

tanaman.Secara manual : pada TBM 1 dan TBM 2 dilakukan dengan

alat garu, cangkul dan parang.Secara khemis : pada TBM tidak

dianjurkaan penyemprotan dengan herbisida untuk menghindari bagian

tanaman kelapa sawit terkena herbisida karena dapat menyebabkan

kerusakan pada daun.

c. Rawat Gawangan

Yang dilakukan pada rawat gawangan yaitu mengendalikan

semua gulma yang tumbuh diluar piringan pokok.Kegiatan yang lazim

dilakukan:

1) Dongkel anak kayu

Mencabut/mendongkel anak kayu, tunas tunggul kayu dan

gulma berkayu lainnyasampai keakarnya.

2) Circle LCC

Membersihkan gulma yang ada di sekitar LCC,

mengarahkan pertumbuhan LCC ke gawangan mati.

d. Pemupukan

Untuk tanaman kelapa sawit pemupukan dilaksanakan sesuai

dengan tahapan perkembangan tanaman yaitu, pembibitan, TBM dan

TM. Pemupukan pada pembibitan dan TBM, diberikan dengan dosis

Page 14: Makalah Seminar

14

baku berdasarkan hasil percobaan, sedangkan dosis pupuk pada

tanaman menghasilkan (TM) berdasarkan keseimbangan unsur hara.

Pupuk dibedakan berdasarkan sumbernya, kandungan haranya,

bentuknya, reaksinya dalam tanah dan lain-lain. Strategi dalam

menentukan jenis pupuk perlu dipertimbangkan faktor teknis dan

faktor ekonomisnya.Pemilihan jenis pupuk disesuaikan dengan

keadaan/kebutuhan tanaman, faktor lingkungan, harga, ketersediaan

pupuk dipasaran dan kemudahan mengaplikasikannya dilapangan.

Dalam pelaksanaan aplikasi pemupukan hendaknya tetap memegang

teguh prinsip 4T, yaitu tepat jenis (unsur hara, sifat unsur,sifat tanah

dll), tepat dosis ( takaran, penguntilan dll), tepat cara (tabur tipis

merata, benam, rorak pupuk dll) dan tepat waktu/frekuensi ( kemarau

panjang, hujan lebat tidak boleh dilakukan pemupukan, selang waktu

antara jenis pupuk).

Waktu pemupukan ditentukan oleh iklim terutama curah hujan,

sifat fisik tanah, adanya sifat sinergis dan antagonis unsur hara yang

terkandung dalam pupuk, serta jadual pengadaan pupuk. Idealnya

untuk mendapatkan manfaat pemupukan yang optimal bila curah hujan

antara100 – 250 mm perbulan, karena pada kondisi ini kandungan air

dalam tanah sudah cukup tapi belum jenuh sehingga memudahkan

penyerapan unsur hara oleh tanaman.

e. Penyisipan

Penyisipan merupakan pekerjaan penting di perkebunan kelapa

sawit, agar terpenuhi jumlah tegakan persatuan luasnya (SPH) dan

selanjutnya menghasilkan produksi perhektar yang maksimal karena

semua titik pancang tanam sudah ditanami kelapa sawit. Penyisipan

dapat diartikan sebagai pengganti pokok-pokok yang mati/abnormal

(belum ditanam pada saat penanaman, sudah ditanam tapi diserang

hama).

Secara teknis pekerjaan sisip ini prinsipnya sama dengan

pekerjaan penanaman. Waktu penyisipan sebaiknya dilakukan pada

Page 15: Makalah Seminar

15

awal musim penghujan, umumnya pekerjaan penyisipan harus sudah

tuntas 3 tahun setelah penanaman (masa TBM-3), dengan cara 1 mati ,

sisip 1.

f. Konsolidasi

Pekerjaan konsolidasi adalah menegakkan dan meluruskan

pokok pada barisan doyong/miring yang biasanya disebabkan oleh

angin kencang/saat penanaman kurang lurus atau hujan lebat setelah

penanaman. Rotasi konsolidasi pokok dilakukan hanya 1 kali yaitu 1

bulan setelah penanaman. Caranya dengan menambah bumbunan tanah

pada pangkal batang kemudian dipadatkan, bisa juga dilakukan dengan

memasang kayu penyangga kaki tiga untuk mengukuhkan tegakan

pohon tersebut.

g. Kastrasi, Sanitasidan Tunas Pasir

Kastrasi atau sering disebut ablasi, adalah pekerjaan

membuang/membersihkan bunga jantan dan betina yang tumbuh pada

pohon kelapa sawit pada masa rata-rata tanaman kelapa sawit mulai

berbunga pada umur 14 – 18 bulan.

Ada 2 tujuan melakukan kastrasi :

1) Mengalihkan nutrisi untuk produksi buah yang belum ekonomis ke

pertumbuhan vegetatif.

2) Supaya pada panen pertama tandan yang dihasilkan lebih besar dan

bernas.

4. Perawatan Tanaman Menghasilkan (TM)

PerawatanTanaman Menghasilkan (TM) adalah suatu usaha yang

dapat untuk meningkatkan produksi dengan cara menjaga kesuburan tanah

dan lingkungan pertumbuhan tanaman. Guna mendapatkan tanaman yang

sehat dan memiliki produksi sesuai dengan yang diharapkan. Tujuan dari

perawatan Tanaman Menghasilkan adalah menjamin produktifitas

tanaman sesuai umur, memudahkan dalamproses pemanenan, serta

pengelolaan kebun. Tanaman Menghasilkan atau TM adalah tanaman yang

Page 16: Makalah Seminar

16

sudah siap untuk dipanen buahnya secara rutin. Adapun jenis perawatan

pada TM yang harus diperhatikan antara lain:

a. CPT (Circle Path TPH)

Circle atau piringan ialah daerah sekeliling pokok tanaman sawit

yang berada dibawah tajuk tanaman yang dimana lebar piringan

tersebut disesuaikan dengan umur tanaman. Pada Tanaman

Menghasilkan atau TM biasanya memiliki jari- jari piringan antara 1,5-

2 meter. Path atau jalanpanen adalah jalan ditengah-tengah barisan

tanaman yang diperuntukkan bagi orang panen agar mudah mencari

tandan masak dan mengangkut hasilnya. Lebar jalan panen yaitu 1 -

1,5 m. Letaknya searah barisan tanaman untuk areal datar dan

mengikuti kontur untuk daerah berbukit Setiap dua barisan tanaman

harus ada satu jalan panen atau path. Sedangkan TPH adalah tempat

dipinggir blok yang berfungsi untuk mengumpulkan TBS hasil panen

agar mudah diangkut ke pabrik. Pada daerah-daerah ini lah perlu

adanya perawatan terahadap gulma yang bisa mengganggu

pertumbuhan ataupun mempermudahkan perawatan maupun panen.

Adapun CPT dibagi menjadi 2 yaitu secara manual dan secara

chemis. CPT secara manual biasa alat yang digunakan berupa parang,

cangkul dan penggaruk. Sedangkan untuk CPT secara chemis adalah

pengendalian dengan herbisida atau bahan kimia.Untuk perawatan

piringan secara chemis, jenis dan dosis herbisida juga ditentukan dari

jenis gulma yang berada dipiringan. Jenis gulma yang biasanya

diberantas pada lokasi piringan, jalan dan TPH adalah rumputan

berjenis lunak (lalang, telekan, pahitan) dan cledumia.

b. Rawat gawangan.

Rawat gawangan adalah pembersihan gawangan kelompok

anak kayu dan anak sawit di gawangan yang dianggap merugikan

tanaman maupun mengganggu pekerjaan rawat dan panen.Rawat

gawangan dapat dilakukan secara manual maupun chemis.Perawatan

gawangan secara manual dengan menggunakan parang untuk tanaman

Page 17: Makalah Seminar

17

anak kayu sedangkan untuk anak sawit dilakukan pencabutan.Kegiatan

ini dilakukan dengan rotasi 4 kali setahun.Standar gawangan yaitu:

1) Bebas dari gulma kelompok kayu-kayuan, pakis-pakisan, kerisan,

araso, pisang-pisangan, keladi-keladian, bambu, anak sawit dan

sebagainya

2) Rawat gawangan harus dilakukan rutin dengan rotasi 4 kali

setahun.

c. Pengendalian lalang

Lalang adalah jenis gulma yang berbahaya karena menekan

pertumbuhan dan menurunkan produksi sampai 20 % sehingga harus

diberantas sampai tuntas. Lalang tersebut mempunyai racun yang

disebut zat allelopati yang dapat meracuni pertumbuhan tanaman.

Pengendalian lalang adalah pemberantasan gulma lalang pada

pertanaman. Di PT Sukses Tani Nusasubur pengendalian lalang

dilakukan secara chemist untuk menghindari persaingan unsur hara

dilakukan secara chemist dengan menggunakan material sistem

sistemik, yaitu roundup. Kondisi TM harus bebas dari lalang, apabila

masih ditemukan lalang dengan jumlah sedikit tindakan yang

dilakukan berupa spot spraying dan wiping. Pertumbuhan lalang yang

sporadis akan lebih efektif bila diberantas dengan metode spot

spraying.

d. Pruning

Prunning adalah proses kerja pembuangan pelepah-pelepah

kering dan sengkleh serta menjaga tajuk tanaman.Tujuan kegiatan ini

adalah untuk memudahkan proses pemanenan, menjaga sanitasi agar

terhindar dari hama dan penyakit, menjaga agar unsur hara dan air

tidak mengalir ke pelepah yang tidak produktif serta memudahkan

terjadinya polinasi. Pruning dilakukan dengan norma0,3HK/Ha. Pada

waktu penunasan pelepah yang mati dan hampir mati serta pelepah

yang tidak lagi memiliki daun harus harus dipotong.Pruning dilakukan

secara manual dengan dodos maupun egrek.

Page 18: Makalah Seminar

18

Standar pelaksanaan pruning pada tanaman sawit adalah :

Bidang tebasan tunasan / pruning merupakan tapak kuda miring

keluar dengan sudut 15 hingga 30 terhadap bidang datar .

Pangkal pelepah bekas tunasan yang menempel pada pohon harus

kurang dari 5 cm (mepet) untuk menghindari tersangkutnya

brondolan dan air tertahan.

Pelepah daun yang di tunas harus dipotong tiga bagian dan

disusun pada gawangan mati pada posisi telungkup.

Jumlah pelepah pada pohon harus sesuai standar.

Standar jumlah pelepah.

Umur

( Tahun )

Jumlah pelepah yang

Harus dipertahankan

TBM 3/TM I

04 – 07

07 – 10

10 – 15

- 15

60

60 – 56

56 – 48

48 – 40

32

e. Pemupukan

Pemupukan yaitu pemberian unsur hara ke dalam tanah untuk

menjaga keseimbangan hara yang dibutuhkan tanaman, mengganti

hara yang hilang terbawa hasil panen. Pelaksanaan pemupukan

sebaiknya pada kondisi tanah lembab karena pada musim kering pupuk

sukar larut dan diserap oleh tanaman sedangkan pada musim hujan

sebagian besar pupuk akan hanyut dan tercuci oleh air hujan. Untuk itu

pemupukan urea dilaksanakan pada musim hujan masih kecil (100-200

mm/bulan) dan tidak pada musim kemarau. Sedangkan pada pupuk

RP, SP-36, MOP dan Kieserit dan Borate tidak harus pada musim

hujan. Pemupukan dilakukan dua kali dalam setahun yaitu semester 1

dan semester 2. Pengaplikasian pupuk dalam kegiatan pemupukan

terdapat 2 cara yaitu dengan cara tabur dan cara poket. Cara tabur yaitu

dengan menabur pupuk pada piringan yang terdapat pada tiap pokok

Page 19: Makalah Seminar

19

tanaman sawit. Misalkan penaburan pupuk urea, penaburan pupuk

haruslah berada pada pinggir bagian piringan. Sedangkan pupuk

kieserit penaburan dapat dilakukan sampai pokok tanaman. Jika

pengaplikasian pupuk RP bersamaan dengan penaburan pupuk urea

baik waktu dan lokasi penaburan, RP harus berada diluar penaburan

urea. Setiap pupuk yang ditabur haruslah terpisah, tidak dibenarkan

melakukan pencampuran pupuk yang jenis pupuknya berbeda.

Pemupukan dengan cara penaburan ini biasanya dipakai pada areal

tanaman yang datar. Akan tetapi pengaplikasian pupuk dengan cara

tabur ini dikiranya kurang begitu efektif dikarenakan pupuk cepat

menguap dan mudah tercuci jika terjadi hujan.

Pemupukan sistem poket adalah dengan cara membenamkan

pupuk kedalam tanah dengan menggunakan cangkul dengan jarak 1,5-

2 meter (dibawah tajuk) supaya pupuk cepat terserap oleh tanaman

oleh akar. Maksimal tiap poket terisi 500gram pupuk. Itu dimaksudkan

agar pemupukan bisa merata tidak hanya 1 poket saja serta penyerapan

lebih efektif jika dilakukan pada banyak poket. Sistem pemupukan ini

yang digunakan oleh PT. Sukses Tani Nasasubur. Pupuk jenis urea,

kieserite,NPK dalam pengaplikasiannya dilakukan pemoketan, untuk

pupuk jenis dolomite dan RP pengaplikasiannya disebar, sedangkan

untuk pupuk jenis borate dan CuEDTA disebar di dekat pangkal atau

dengan cara ditugal.

Rekomendasi pemupukan didasarkan pada 3 hal yaitu, SSU

(Soil Sampling Unit), LSU(Leaf Sampling Unit), EWS Agronomy

1. SSU (Soil Sampling Unit)

SSU adalah unit sampel tanah yang diambil dari kelompok

lahan tanaman yang mewakili tiap umur jenis penanaman tanaman

sawit. Pengambilan SSU tersebut dilakukan setiap 5 tahun sekali.

Dengan pengambilan sampel tanah ini dapat memberikan informasi

penting mengenai keragaman sifat-sifat tanah di suatu perkebunan

dapat memberikan indikasi adanya perubahan-perubahan persedian

Page 20: Makalah Seminar

20

hara di dalam tanah selama satu siklus tanam. Jika tanah untuk

masing-masing blok tanaman telah diklasifikasikan sesuai dengan

sistem taksonomi tanah dan/atau sistem yang digunakan di masing-

masing pusat penelitian, hasil-hasil percobaan pemupukan

sebenarnya dapat secara tepat diinterpretasikan untuk kepentingan

rekomendasi pemupukan.

2. LSU (Leaf Sampling Unit)

LSU adalah unit suatu sampel daun yang diambil dari

kelompok lahan tanaman yang diamati mewakili dan homogen

(umur tanaman, jenis tanah, keseragaman kultur teknis, topografi

lahan dan lain-lain). LSU ini diambil 1 kali dalam 1 satu tahun.

Waktu pengambilan LSU dilakukan pada 2 bulan setelah

pemupukan, tidak dalam keadaan musim kemarau, tidak pada

bulan dengan curah hujan > 400mm.

Syarat penentuan pokok pengambilan LSU adalah pokok

tanaman harus normal, pokok yang akan diambil sampelnya tak

boleh pokok yang berada di pinggir jalan, pokok tidak boleh yang

berada di pinggir sungai atau parit, tak boleh dekat dengan

bangunan, serta tidak boleh tanaman yang merupakan sisipan. Jika

pokok sampel LSU tersebut mati maka pengambilan sampel dapat

dilakuan pada pokok sampel dalam barisan yang sama. Pelepah

yang dijadikan sampel adalah pelepah daun ke 17. Tinggi pokok

sampai ke petiole daun ke 17.Penghitungan pelepah di hitung dari

pelepah yang sudah membuka sempurna dihitung menjadi pelepah

nomor 1.

3. EWS Agronomi (Early Warning System)

EWS Agronomi adalah sensus pokok defisiensi hara

dengan mengamati visualdaun setiap 3 bulan pada bulan

pertama.Pokok sampel diambil baris ke 3 dari pinggirblok.Pokok

yang diamati yakni pokok di kiri dan kanan path. Apabila blok

tidakstandar maka pokok sampel yang diambil 10 % dari jumlah

Page 21: Makalah Seminar

21

pokok dalam blok tersebut.Blok dinyatakan defisiensi apabila

jumlah pokok defisiensi suatu hara > 5 %.Pengamatan ini

dilakukan setiap 3 bulan sekali. Pengamatan yang di amati adalah

jenis defisiensi N, P, K, Mg, B, Cu.

Pengambilan SSU dan LSU dijadikan sebagai acuan

pengambilan kebijakan dalam pemupukan tahun berikutnya. Jika

terjadi penyimpangan antara hasil SSU dan LSU dengan pengamatan

EWS agronomi maka akan dijadikan pertimbangan lagi untuk

penentuan dosis pemupukan lebih lanjut.

f. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman

Hama merupakan hewan pengganggu tanaman kelapa sawit

yang dapat menurunkan produksi dan sangat merugikan. Adapun jenis

- jenis hama pada tanaman kelapa sawit antara lain:

1) Ulat Pemakan Daun Kelapa Sawit (UPDKS).Merupakan serangga

hama ordo Lepidoptera pemakan daun, terdiri atas ulat api

(Limacodidae) dan ulat kantong (Psychidae). Berikut jenis – jenis

UPDKS yang menyerang tanaman kelapa sawit terdapat dalam

tabel berikut ini:

Pengendalian UPDKS dapat dilakukan dengan cara:

1) Secara biologi, yaitu dengan menggunakan musuh alami antara

lain yaitu:

a) Predator : Sycanus spp, Eocanthecona spp, khussnya E.

furcelllate, dan Callmerus arcufer

b) Parasitoid : parasitoid telur seperti

Trichogrammatoidaethoseae, parasitoid larva seperti

Metaplectrus solitarius, Euplectromorpha bicarinate,

Formicia ceylonic, Apenteles aluella, A. metisae dan

Spinaria spinator

2) Menanam inang untuk tempat musuh alami, seperti Turnera

Subulata dan Antigonon Leptosus.

Page 22: Makalah Seminar

22

Sistem Pengamatan dini EWS ulat api inilah yang sering

dilakukan dalam kegiatan HPT. Kegiatan ini harus selesai dalam

waktu 1 bulan. Dimana setiap blok telah ditentukan sample-sample

yang nantinya akan diamati. Sampel yang diamati adalah mata lima

pada titik sampel. Sensus dimulai dimulai dari baris ke 3 dan

selanjutnya akan dilanjutkan pada selang 10 baris.

2) Kumbang tanduk ( Oryctes rhinoceros ), merupakan serangga

hama dari Ordo Coleopatra dari kelompok binatang kumbang

penggerek pucuk. Serangga Oryctes rhinoceros sangat berbahaya

pada TBM karena kumbang dapat dengan mudah mencapai titik

tumbuh, sehingga akan dapat mematikan tanaman kelapa sawit.

Pengendaliannya dapat dilakukan dengan membuat tempat-tempat

untuk ferotrap di tengah blok. Ferotrap merupakan bahan

perangkap yang mengandung feromon, mengeluarkan bau khas

seperti kumbang betina yang siap dibuahi, sehingga mengundang

datangnya kumbang jantan.

5. Panen

Panen adalah kegiatan mengambil buah dari pokok berdasarkan

tingkat kematangan yang sesuai dengan kriteria dan mengutip brondolan

yang lepas, kemudian menyusunnya di tempat pengumpulan hasil (TPH)

untuk dikirim ke pabrik

Panen merupakan pekerjaan utama disuatu perkebunan kelapa

sawit karena menjadi sumber pemasukan bagi perusahaan melalui

penjualan minyak kelapa sawit.Jadi panen harus diperhatikan dengan baik

agar para pemanen benar-benar memanen buah yang telah matang sesuai

dengan standar yang telah di tentukan perusahaan.

Buah yang dapat dipanen adalah buah matang yang telah

membrondol secara alamiah, yaitu brondol 10, yang ditunjukkan dengan

adanya brondolan normal di piringan.Standar ini berlaku untuk kondisi

buah yang normal dan sehat.Untuk kondisi buah yang tidak normal akibat

iklim atau buah sakit perlu diperhatikan kriteria tambahan yaitu pada saat

Page 23: Makalah Seminar

23

terjadi perubahan iklim yang ekstrim, maka sebelum dipanen sesuai

kriteria di atas, supervisi harus memastikan bahwa buah yang dipanen

betul-betul buah masak, bukan buah yang membrondol akibat perubahan

iklim. Dalam kondisi seperti ini warna buah dipakai sebagai acuan

tambahan menentukan kematangan buah. Warna merah orange sebagai

indikator buah masak.

Rotasi panen adalah interval waktu antara satu perlakuan panen

dengan perlakuan panen berikutnya yang dinyatakan dalam hari.Rotasi

panen yang digunakan oleh PT. Sukses Tani Nasasubur yaitu sistem rotasi

6/7. Seksi panen adalah luasan areal kebun produktif yang harus selesai

dipanen dalam satu hari. Dengan demikian rotasi panen yang direncanakan

dapat terjaga periodiknya. Misalkan rotasi panen ditetapkan 6 / 7, maka

luas areal panen dibagi menjadi 6 seksi panen, dimana setiap seksi panen

harus selesai dipanen dalam 1 hari dengan pengaturan jumlah tenaga

pemanen yang mempertimbangkan potensi produksi / kerapatan buah,

produktivitas pemanen,dan tingkat kesulitan lahan atau ancak panen.

Kegiatan fruitset adalah menghitung persentase brondolan jadi

atau bernas terhadap tandan. Semakin besar persentase fruitset maka

semakin tinggi pula rendemen CPO. Strandar buah normal mempunyai

persentase fruitset lebih dari 60%. Hasil kegiatan fruitset digunakan untuk

bahan pertimbangan dilakukannya polinasi buatan, peningkatan perawatan

terutama pemupukan, dan peningkatan kesuburan lahan.

Standar buah normal mempunyai fruitset lebih dari 60%. Jika

persentase fruitset berdasarkan jumlah kurang dari atau sama dengan 60%

maka perlu ditingkatkan penyerbukannya dengan cara polinasi buatan. Jika

persentase fruitset berdasarkan berat kurang dari atau sama dengan 60%

maka perlu ditingkatkan perawatan terutama pemupukan dan dilakukan

kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kesuburan lahan antara lain

pemberian limbah tandan kosong kelapa sawit pada mineral, pembuatan

rorak bahan organik dan lain sebagainya.

Page 24: Makalah Seminar

24

Pengangkutan TBS ke PKS merupakan sistem kerja berantai

mulai dari penentuan taksasi, panen dan juga pengangkutannya. TBS yang

sudah dipanen harus diusahakan diangkut ke PKS pada hari yang sama, hal

ini bertujuan untuk mendapat kan mutu minyak yang baik. Pengangkutan

TBS dari lapangan ke PKS dapat dilakukan dengan dua sistem :

a. Pengangkutan dengan menggunakan kendaraan kebun yaitu

pengangkutan TBS yang dilaksanakan dan juga diawasi oleh kebun

b. Pengangkutan oleh pemborong yaitu pengangkutan TBS dilakukan oleh

kontraktor. Biaya angkut dihitung berdasarkan harga harga per

kilogram TBS yang jumlahnya sesuai dengan hasil penimbangan di

pabrik kelapa sawit.

C. Pabrik Kelapa Sawit.

a. Manajemen Pengolahan (I) Stasiun Grading-

Pressing. Sebelum dilakukan sortasi dan grading

truck akan ditimbang terlebih dahulu ketika melewati

weightbridge. Sortasi bertujuan untuk memisahkan

TBS yang layak untuk diolah ke pabrik maupun

tidak. Sedangkan grading menggolongkan TBS-TBS

berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, antara lain:

1) Kematangan: unripe, underripe, ripe, over tipe,

empty bunch, rotten bunch.

2) Abnormalitas: buah sakit, buah pasir,

partenocarpy, sampah dan lain-lain.

Sortasi dan grading ini bertujuan untuk

menjaga mutu dari hasil pabrik agar tetap optimal

seperti rendemen, angka ALB, dan lain-lain. Alur dari proses dari stasiun

grading sampai dengan pressing dapat dilihat dalam bagan diatas.

Setelah dilakukan penimbangan, sortasi dan gradingTBS

selanjutnya dibongkar di loading ramp. Loading ramp merupakan suatu

bangunan dengan lantai berupa Kisi-kisi pelat besi berjarak 10 cm dengan

kemiringan 45˚. Kisi tersebut berfungsi memisahkan kotoran-berupa pasir,

Page 25: Makalah Seminar

25

kerikil, dan sampah-yang terikut dalam TBS. PT. Waru Kaltim Plantation

memiliki dua loading ramp digunakan secara bergantian dan sangat

membantu ketika ada panen raya (produksi mencapai puncak). Dilengkapi

dengan semacam pintu yang digerakkan secara hidrolik, sehingga apabila

ada lori kosong di bawahnya, pintu akan dibuka dan diisi dengan buah-

buah dari atas lori.

Setiap lori bisa memuat 3,2 ton TBS. Dengan jumlah 10 lori dalam

tiap rel. Sehingga tiap rel bisa memiliki kapasitas 32 ton dengan waktu

produksi yang berlangsung 90menit. Di Sterilizer buah direbus selama ±

95 menit, dengan suhu 140ºC-144ºC dan tekanan 3 kg/cm2 kg. Sterilizer

ini dilengkapi dengan termometer, mono meter, dan dilapisi oleh Rock

Woll (lapisan plat alumunium yang tahan panas, seperti busa). Tujuan

perebusan TBS adalah:

a. Menonaktifkan enzim Lipase yang dapat menstimulir pembentukan

free fatty acid

b. Membekukan protein globulin sehingga minyak mudah dipisahkan

dari air

c. Mempermudah perontokan buah

d. Melunakkan buah sehingga mudah diekstraksi

Setelah buah keluar dari sterilizer buah diangkut ke stasiun

penebah (thresher) dengan menggunakan hosting crane. Stasiun penebah

dilangkapi dengan peralatan-peralatan, antara lain hoisting crane, hopper,

fruit conveyor dan empty bunch conveyor Fungsi stasiun penebah adalah

untuk memipil (melepas) dan memisahkan bulir-bulir buah dari tandannya.

Tandan kosong disalurkan ke truk-truk penampung tandan kosong yang

digunakan sebagai bahan pupuk organik.  Sedangkan buah yang telah

dirontokkan selanjutnya dibawa ke mesin pelumatan.  Setelah dari stasiun

penebah, buah yang sudah terpisah dari tandannya tadi dimasukkan ke

dalam stasiun digester dan presser.

Fungsi alat pengempa (Screw Press) adalah untuk memisahkan

minyak kasar (Crude Oil) dari daging buah (Mesocarp) dan biji (Nut). Hal

Page 26: Makalah Seminar

26

yang perlu diperhatikan sebelum screw press dihidupkan, cake

depricarper CBC, Vibra breaker conveyor harus sudah hidup. Dan

tekanan hidrolik harus dijaga stabil (misal 50-60 kg/cm2). Proses

pengempaan bertujuan untuk membantu mengeluarkan minyak dan

melarutkan sisa-sisa minyak yang terdapat di dalam ampas. 

b. Manajemen Pengolahan (II) Pemurnian CPO Dan Pengolahan Kernel

Stasiun pemurnian (purifier) yaitu stasiun pengolahan di PKS yang

bertujuan untuk melakukan pemurnian MKS dari kotoran-kotoran, seperti

padatan, lumpuran, dan air. Alat-alat di stasiun ini, antara lain:

1) Vibrating screen, minyak kasar dari hasil pengempaan dialirkan munju

saringan getar ini untuk disaring agar kotoran berupa serabut kasar

dialirkan ke tangki penampung minyak kasar (crude oil tank).

2) Crude oil tank, di sini minyak dipanaskan hingga mencapai temperatur

95-100˚C. tujuannya untuk memperbesar perbedaan berat jenis antara

minyak, air, dan sludge sehingga membantu dalam proses

pengendapan. Selanjutnya, minyak dikirim ke clarifier tank.

3) Clarifier tank, minyak kasar terpisah menjadi minyak dan sludge

karena proses pengendapan. Minyak yang sudah murni dikirim ke pure

oil tank . Di sini minyak dipanaskan di tangki dengan suhu stabil 90 -

95º C sebelum diolah lebih lanjut di oil purifier, vacuum drier sampai

akhirnya disimpan di CPO storage. Diusahakan kadar air dalam

minyak berkisar 0,1 – 0,3 %. sedangkansludge dikirim ke sludge tank.

4) Decanter,berfungsi mengolah sludge yang merupakan fase campuran

dengan kandungan minyak sehinggga diolah untuk dikutip kembali.

Setelah diolah akan dihasilkan 3 fase;

a) Heavy phase, fase cair dengan kandungan sedikit minyak yang

akan dikirim ke fat pit.

b) Light phase, fase cair dengan kandungan minyak tertinggi.

c) Solid, padatan dengan kadar minyak maksimum 3,5% dari berat

sampel yang selanjutnya digunakan sebagai pupuk.

Page 27: Makalah Seminar

27

Alur awal dari pengolahan kernel adalah pemisahan biji dan kernel.

Tujuan dari proses ini memperoleh biji sebersih mungkin sehingga

menghasilkan inti sawit secara rasional atau kerugian sekecil-kecilnya.

Alat-alat yang terdapat di stasiun pengolahan kernel ini, antara lain:

1) Cake breaker conveyor, cara yang umum digunakan untuk

memisahkan serabut kelapa sawit dengan biji adalah dengan cara

pneumatis dan mekanis. Pemisahan dengan otomatis yaitu

memisahkan biji dari serabut dengan menggunakan tarikan atau

hisapan udara pada sebuah kolam pemisah. Gumpalan ampas

pengempaan kemudian dipecah dengan alat ini dan dijatuhkan dari

bagian samping atas kolom pemisah. Sementara, bagian tengah atas

diberi hisapan udara yang berasal dari fan. Bahan yang lebih ringan

(serabut) akan tertarik ke atas sedangkan, biji jatuh memasuki nut

polishing drum.

2) Nut polishing drum, dengan alat ini sisa-sisa serabut yang masih

menempel pada biji dibersihkan dan dikeringkan di nut silo.

3) Nut silo, biji bersih ditampung dan dibiarkan beberapa lama untuk

menjalani proses pengeringan dan penguapan kandungan air sehingga

hubungan inti dan cangkang akan lekang. Disamping itu, biji akan

mengalami fermentasi sehingga serabut yang menempel akan melapuk.

Dilakukan dengan temperatur 60-80˚ C dengan lama 6-18 jam

sehingga kadar air turun menjadi 18-12%. Kemudian dipilah dengan

nut grading. Proses pengolahan kernel di PKS PT. Waru Kaltim

Plantation hanya sampai di nut silo, lalu kemudian dikirim ke Provinsi

Kalimantan Timur melalui jalur laut. Sesudah dari pure oil tank

minyak CPO yang telah dimurnikan kembali dengan alat oil purifier

kemudian dikeringkan dngan udara vakum melalui vacuum drier

sampai kemudian disimpan di CPO oil tank.

Produk kelapa sawit selama transportasi bisa mengalami

kerusakan dan perubahan, terlebih jika harus memempuh jarak dan waktu

yang lama.Perlakuan yang baik harus benar-benar diperhatikan. Untuk itu,

Page 28: Makalah Seminar

28

PT. Waru Kaltim Plantation melakukan pengawasan dengan cara analisis

kualitas produk sebelum ditransportasikan ke tempat tujuan.

c. Manajemen Pengolahan (III) Peralatan Pendukung Proses

Sebagai sebuah unit produksi. PKS memerlukan sumber energi

untuk menggerakkan mesin-mesin dan peralatan lain yang memerlukan

tenaga dalam jumlah besar. Kebutuhan energi di PKS dipasok dari dua

sumber, yaitu ketel uap (boiler) dan diesel genset. Pada pabrik kelapa

sawit, tenaga uap yang dihasilkan oleh boiler pertama-tama dikonversi

menjadi energi listrik melaui turbin. Kemudian, uap dari turbin ditampung

dalam sebuah bejana tekan dan dimanfaatkan untuk proses perebusan dan

keperluan proses pengolahan lainnya. Diesel genset merupakan sumber

tenaga pembantu yang digunakan pada saat PKS akan memulai operasi

atau pada saat PKS tidak beroperasi.

d. Manajemen IPAL (Instalasi Penanganan Air Limbah).

Proses pengolahan limbah cair dimaksudkan agar limbah tidak

mencemari lingkungan karena limbah dari kelapa sawit berbahaya

terhadap lingkungan, selain itu pengolahan limbah ini juga mengambil sisa

minyak yang terdapat pada limbah. Sehingga diharapkan limbah hanya

mengandung kadar minyak dalam jumlah persentase yang minim dan tidak

merusak lingkungan.

1) Limbah Padat

a) Janjang kosong 22-23 %

b) Serabut 12-13 %

c) Cangkang 6 %

2) Limbah Cair

a) Condensat dari rebusan (recycling) 22-23 %

b) Limbah dari stasion klarifikasi 70-75 %

c) Limbah dari hydrocylone 5 – 10 %

Jenis – jenis kolam dalam proses pengolahan limbah serta

fungsinya:

Page 29: Makalah Seminar

29

1) Sludge Pit Effluent Plant (Bagian 1) Merupakan tempat penampungan

sementara dari heavy phase sludge centrifuge. temperatur sludge pit

bekisar 70-80°C. pembersihan nya setiap 6 bulan.

2) Colling pond Effluent Plant (Bagian 2) merupakan kolam yang

berfungsi menurunkan suhu limbah cair dari 70-80°C menjadi sekitar

40-45°C. kemudian di mixing pond limbah dicampur 1 : 1 dimana 1

kolam limbah mixing pond dicampur dengan kolam an aerobic pond.

Proses ini berlangsung selama 24 jam. Mixing pond merupakan tempat

pra kondisi limbah sebelum masuk ke kolam an aerobic.

3) Anaerobic Pond Effluent Plant (bagian 3) berfungsi sebagai tempat

penguraian bahan organik oleh bakteri anaerobic (bakteri termofil).

Yang harus diperhatikan pada kolam ini ph harus dipertahankan antara

6,8 – 7,2. Anaerobic pond dan contact pond merupakan kolam yang

berfungsi sebagai tempat penampungan sementara limbah sebelum di

Land Aplikasi sebagai pupuk. Tujuan dari land application adalah:

a) Mengurangi dan mencegah berpindahnya pencemaran dari satu

media kemedia lainnya

b) Dalam rangka menerapkan konsep produksi bersih dan zero waste

c) Mengurangi biaya pembelian pupuk an-organik

d) Meningkatkan produksi TBS

Limbah PKS mengandung senyawa anorganik dan

organik.Senyawa organik lebih mudah mengalami pemecahan

dibandingkan senyawa anorganik.Bahan-bahan organik dapat dirombak

oleh bakteri sehingga menjadi bahan yang dapat dimanfaatkan untuk

pupuk bagi tanaman kelapa sawit nantinya. Namun, sebelum dimanfaatkan

limbah harus diturunkan kadar BOD (biological oxygen demand)-nya

terlebih dahulu melalui berbagai proses fermentasi. Jika kadar BOD ini

telah sesuai barulah bisa disalurkan ke kebun-kebun terdekat melalui pipa-

pipa dari IPAL PT. Waru Kaltim Plantation. Adapun limbah lain seperti

solid, tandan kosong dapat langsung digunakan setelah keluar melalui

decanter dan empty bunch hopper.

Page 30: Makalah Seminar

30

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan magang yang telah dilaksanakan dari tanggal 25

Juni sampai 12 September di PT. Sukses Tani Nusasubur ini sebagaimana

telah dirincikan pada masing-masing kegiatan diatas, maka dapat ditarik

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada proses peremajaan, hindari penumpukan material di lahan, agar

tidak menjadi sarang hama dan penyakit yang dapat menurunkan yield

pada masa TM.

2. Sistem pembibitan yang cocok digunakan pada perusahaan kelapa sawit

dengan skala yang besar yaitu sistem double stage, agar lebih

memudahkan pada proses perawatan di prenursery.

3. Perlunya penanaman LCC ketika tajuk tanaman belum dapat menutupi

tanah, hal ini bertujuan untuk menjaga kesuburan tanah dan menekan

pertumbuhan gulma. LCC juga dapat menyumbang unsur hara dari

pengikatan N di udara.

4. Penanaman kelapa sawit sebaiknya membentuk arah pancang mata lima,

sehingga dapat memaksimalkan jumlah pokok per hektar dan

penerimaan sinar matahari.

5. Pertumbuhan vegetatif pada masa TBM harus lebih diutamakan, hal ini

bertujuan agar tanaman dapat tumbuh dengan baik sehingga

menghasilkan produksi lebih banyak pada masa TM.

6. Jumlah dosis pupuk yang dibutuhkan kelapa sawit tergantung dari

kondisi tanaman dan tanah yang dapat dilihat dai sampel tanah dan

sampel daun (leaf sample unit), hal ini bertujuan untuk

mengoptimalisasi penggunaan pupuk.

7. Perawatan pada kelapa sawit juga akan menentukan tingkat keberhasilan

produksi pada pemanenan.

8. Pemanenan merupakan kegiatan untuk mendapatkan tujuan utama dari

rangkaian proses bididaya kelapa sawit. Proses panen yang benar akan

66

Page 31: Makalah Seminar

31

berpengaruh peningkatan rendemen dan meminimalkan kadar asam

lemak bebas.

9. Pada proses budidaya, norma kegiatan dan dosis material dapat berubah,

disesuaikan dengan kondisi lapangan.

B. Saran

1. Pengawasan kerja perlu ditingkatkan untuk menghindari pelanggaran kerja

dan losses buah.

2. Untuk fakta dilapangan yang ditemukan kebanyakan para pemanen cepat-

cepat ingin memperoleh basis dan pulang. Hal tersebut kadang membuat

orang lain khususnya para pemanen lain ingin mengikutinya. Jika

pemanen sudah ada yang pulang, pemanen lain juga ingin pulang dengan

syarat mencapai basis. Akibatnya pemanen yang ingin cepat pulang inilah

yang terkadang memanen buah yang seharusnya belum saatnya untuk

dipanen. Untuk itu perlu adanya himbauan dan pengawasan supaya para

pekera (pemanen) walaupun sudah sampai basis tetap dilokasi masing-

masing untuk istirahatnya atau tetap melakukan panen untuk memperoleh

premi.

3. Pemupukan dengan poket lebih baik ada pengawasan yang lebih, karena

yang ditemukan dilapang banyak terjadi poket yang tidak ditutup sehingga

dapat tercuci.

Page 32: Makalah Seminar

32

DAFTAR PUSTAKA

Abdoellah, S, & Pujianto, 1992 . Beberapa Metode Penentuan Jenis dan Dosis Pupuk Untuk Kelapa Sawit. Seminar Optimalisasi Pengelolaan Kesuburan Tanah Perkebunan Kelapa Sawit. Jember

Anonim, 2007.Perkebunan Sawit.www.perkebunan.litbang.deptan. go.id.. Kelapa Sawit. Diakses pada tanggal 28 Juli 2012.

Anonim,2008. Budidaya Kelapa sawit.http://www.agromedia.net/ Pertanian/Perkebunan/Budi-Daya-Kelapa-Sawit/flypage.tpl.html.Diakses pada tanggal 28 Juli 2012.

Anonim, 2009.Panduan Teknis Budidaya Kelapa sawit.http://id.shvoong.com/books/guidance-self-improvement/1966646-panduan-teknis-budidaya-kelapa-sawit/l. Diakses pada tanggal 28 Juli 2012.

Pahan, Iyung, 2008. Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir.Penebar swadaya.Depok.

Poeloengan, Z. dan Sjahrum Lubis.1992.Prospek Kelapa Sawit untuk Agroindustri.Makalah untuk Agribusiness Week. P2PA. Jakarta.

Setyamidjaja dan Djoehana.1991.Budidaya Kelapa sawit.Kanisius. YogyakartaTim penulis PS,1999. Kelapa Sawit Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil,dan Aspek Pemasaran. PT. Penebar Swadaya. Bogor