Makalah rpkr

48
MAKALAH PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (RPKR) UNTUK MEMENUHI TUGAS PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP Yang dibina oleh : Dra.Murtiningsih, M.Pd Oleh: KELOMPOK 1 : Arum Sekar Banowati (140151601263) UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Transcript of Makalah rpkr

Page 1: Makalah rpkr

MAKALAH PENYUSUNAN RENCANA PEMBELAJARAN KELAS

RANGKAP (RPKR)

UNTUK MEMENUHI TUGAS PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

Yang dibina oleh :

Dra.Murtiningsih, M.Pd

Oleh:

KELOMPOK 1 :

Arum Sekar Banowati (140151601263)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH

Agustus 2016

Page 2: Makalah rpkr

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya terutama dalam pembentukan makalah

tentang “Penyusunan Rencana Pembelajaran Kelas Rangkap ”, sehingga dapat

terselesaikan dengan tepat waktu. Kami juga berterima kasih kepada Ibu

Murtiningsih, yang telah membimbing dan memberi arahan kepada kami dalam

penyusunan makalah, serta pihak-pihak yang telah memberi kritik maupun saran

yang berguna dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini disusun untuk membantu memahami tentang Penyusunan

Rencana Pembelajaran Kelas Rangkap. Makalah ini perlu dibaca oleh para

mahasiswa fakultas pendidikan karena dapat membantu para calon guru untuk

memahami cara menyusun rencana pembelajaran kelas rangkap dengan baik.

Kami menyadari makalah ini masih perlu disempurnakan lagi. Karena ini,

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari para

pembaca.

Hormat kami,

Penyusun.

i

Page 3: Makalah rpkr

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar.................................................................................................. i

Daftar Isi .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1

B. Rumusan Masalah......................................................................... 1

C. Tujuan.......................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Analisis Struktur Kurikulum Sd Dan Prosedur Dasar Pengembangan

Pembelajaran Kelas Rangkap ........................................................... 2

B. Perumusan Indikator, Penataan Pengalaman Belajar Dan Kegiatan

Pembelajaran Kelas Rangkap....................................................... 16

C. Evaluasi Program Pembelajaran Kelas Rangkap ........................ 19

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................... 23

DAFTAR RUJUKAN ...................................................................................... 26

ii

Page 4: Makalah rpkr

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam makalah ini akan menjelaskan tentang penyusunan Rencana

Pembelajaran Kelas Rangkap (RPKR). Dalam menyusun rencana PKR ini sangat

penting bagi terselenggaranya program PKR di SD. Ada yang menegaskan bahwa

rencana yang baik menjamin setidaknya tercapainya 50% tujuan program. Untuk

memberikan kemudahan dalam upaya menguasai semua kemampuan tersebut,

dalam makalah ini akan membahas sebagai berikut:

1. Analisis struktur kurikulum SD dan prosedur dasar pengembangan

pembelajaran kelas rangkap

2. Perumusan indikator, penataan pengalaman belajar, dan kegiatan

pembelajaran kelas rangkap

3. Pemanfaatan evaluasi program pembelajaran kelas rangkap

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana menyusun rencana PKR?

2. Apa yang harus kita ketahui dalam menyusun PKR?

C. Tujuan

1. Dapat menganalisis karakteristik kurikulum tingkat satuan pendidikan

(KTSP) SD

2. Dapat merumuskan indikator dari kompetensi dasar

3. Dapat merumuskan pengalaman belajar dan kegiatan pembelajaran

4. Dapat menjelaskan manfaat evaluasi program PKR

1

Page 5: Makalah rpkr

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. ANALISIS STRUKTUR KURIKULUM SD DAN PROSEDUR DASAR

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

1. Analisis Struktur Kurikulum SD dan Prosedur Dasar Pembelajaran

Kelas Rangkap

Istilah kurikulum kini telah menjadi menjadi istilah teknis dalam ilmu

pendidikan yang secara umum diartikan sebagai program pendidikan yang

harus ditempuh untuk mendapatkan status dan kemampuan tertentu. Setiap

jenjang pendidikan (pendidikan dasar, menengah, dan tinggi) pasti memiliki

kurikulum atau program pendidikan yang sengaja dibuat. Mulai tahun 1994

untuk jenjang pendidikan dasar telah ditetapkan kurikulum pendidikan dasar

1994. Karena pendidikan dasar terdiri atas pendidikan Sekolah Dasar 6 tahun

dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP 3 tahun). SD dan SLTP

memiliki kurikulum masing-masing.

Pada tahun 2004 secara terbatas mulai dirintis penerapan Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK) sebagai upaya penyempurnaan Kurikulum 1994

dan Suplemen tahun 1999. Dengan diundangkannya Undang-Undang RI

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas

No. 20 tahun 2003) konsep KBK diteruskan dalam wadah pengembangan

kurikulum yang terdesantralisasi. Mulai tahun 2006, mulai diterapkan secara

bertahap pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan sebagai

pelaksana dari Pasal 37 UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003. Mulai tahun 2006,

Page 6: Makalah rpkr

3

model Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) dikembangkan dan

dilaksanakan secara bertahap berkelanjutan pada setiap kabupaten/kota.

Bagi kita sebagai guru, terlepas dari kurikulum dengan model apapun yang

dipakai, kurikulum merupakan pedoman dalam melaksanakan proses

pendidikan. Di dalam kurikulum dirumuskan tujuan pendidikan dasar, mata

pelajaran yang diberikan, beban waktu belajar yang disediakan, dan

pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran. Adanya kurikulum

sebagai dokumen tertulis belum menjamin terjadinya proses pembelajaran.

Oleh karena itu sebagai guru SD mutlak wajib memahami kurikulum Sekolah

Dasar. Selain itu, sebagai guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan

baik, kita harus menguasai prosedur dasar pengembangan pembelajaran.

Dengan cara itu kurikulum sebagai rumusan tertulis akan dapat diwujudkan

menjadi proses belajar murid. Perlu kita garis bawahi bahwa kurikulum

disusun memang untuk mewujudkan tercapainya tujuan belajar murid.

a. Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Sebagai pengganti Kurikulum SD 1994, Permendiknas No. 22 tahun

2006 tentang Standar Isi, dan Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang

Ketentuan Pelaksanaan Permendiknas No. 22 dan No. 23 Tahun 2006,

Kurikulum untuk Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar (KTSP SD/MI)

memiliki karakteristik sebagai berikut.

1) Kelompok Mata Pelajaran

Merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 ayat (1) kurikulum untuk jenis

Page 7: Makalah rpkr

4

pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah berlaku pengelompokkan mata pelajaran sebagai berikut:

a) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

b) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

c) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

d) Kelompok mata pelajaran estetika

e) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan

Masing-masing kelompok memiliki cakupan isi seperti dikutip dari

Standar Isi (Permendiknas No. 22 Tahun 2006) pada table 5.1

Table 5.1

Cakupan Kelompok Mata Pelajaran

No

.

Kelompok Mata

Pelajaran

Cakupan

1. Agama dan Akhlak

Mulia

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

dimaksudkan untuk membentuk peserta didik

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.

Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau

moral, sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

2. Kewarganegaraan

dan Kepribadian

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan

kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan

kesadaran dan wawasan peserta didik akan, status,

hak dan kewajibannya dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta

Page 8: Makalah rpkr

5

peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.

Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan

kebangsaan, jiwa, dan pratiotisme bela Negara,

penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia,

kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup,

kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab

social, ketaatan pada hokum, ketaatan membayar

pajak, dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi,

dan nepotisme

3. Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan

teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk

mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan

kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang

kritis, kreatif, dan mandiri.

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan

teknologi pada SMP/MTS/SMPLB dimaksudkan

untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu

pengetahuan dan teknologi serta membudayakan

berpikir ilmiah secara kritis, kreatif, dan mandiri.

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan

teknoloogi pada SMA/MA/SMALB dimaksudkan

untuk memperoleh lanjut ilmu pengetahuan dan

teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah

Page 9: Makalah rpkr

6

secara kritis, kreatif, dan mandiri.

Kelompk mata pelajaran ilmu pengetahuan dan

teknologi pada SMK/MAK dimaksudkan untuk

menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi

membentuk kompetensi, kecakapan, dan

kemandirian kerja.

4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan

untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan,

mengeksprsesikan dan kemampuan mengapresiasi

keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi

dan mengekspresikan keindahan serta harmoni

mancakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam

kehidupan individual sehingga mampu menikmati

dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan

kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan

kebersamaan yang harmonis.

5. Jasmani, Olahraga

dan Kesehatan

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan

kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk

meningkatkan potensi fisik serta menanamkan

spotivitas dan kesadaran hidup sehat.

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan

kesehatan pada SMP/MTS/SMPLB dimaksudkan

untuk meningkatkan potensi fisik serta

membudayakan sikap sportivitas, dan kesdara hidup

Page 10: Makalah rpkr

7

sehat.

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan

kesehatan pada SMA/MA/SMALB/SMK/MAK

dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta

membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama,

dan hidup sehat.

Budaya hidup sehat termasuk kesadaran sikap, dan

perilaku hidup sehat yang bersifat individual

ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan

seperti keterbatasan dari perilaku seksual bebas,

kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah,

muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk

mewabah.

Selain tujuan dan cakupan kelompok mata pelajaran sebagai bagian

dari kerangka dasar kurikulum, ditetapkan beberapa pengembangan

kurikulum sebagai berikut:

2) Prinsip pengembangan kurikulum

Menurut Standar Isi (Permendiknas No. 22 Tahun 2006), KTSP

jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan

komite sekolah berpedoman pada standar kompetensi lulusan dan standar isi

serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP. Kurikulum

dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut:

a) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik dan lingkungannya

Page 11: Makalah rpkr

8

Prinsip pertama dinyatakan bahwa “kurikulum dikembangkan

berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk

mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut

pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,

perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan

lingkungan.” Hal ini mengandung makna bahwa pengembangan potensi

peserta didik dalam konteks lingkungannya merupakan kepedulian utama.

b) Beragam dan terpadu

Prinsip kedua dinyatakan bahwa “kurikulum dikembangkan dengan

memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan

jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan

adat istiadat, serta status social ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi

substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan local, dan

pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan

kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.” Hal ini

mengandung makna bahwa antar substansi kurikulum dikembangkan secara

saling berkaitan, dan secara keseluruhan kurikulum dikembangkan secara

berdiversifikasi atau dengan keragaman yang bervariasi.

c) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

Page 12: Makalah rpkr

9

Prinsip ketiga dinyatakan bahwa “kurikulum dikembangkan atas

dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang

secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong

peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.” Hal ini mengandung

makna bahwa kurikulum harus difungsikan sebagai wahana pendidikan

untuk mengakomodasikan dinamika perkembangan pemikiran dan praktek

dalam dunia ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

d) Relevan dengan kebutuhan hidup

Prinsip keempat dinyatakan bahwa “pengembangan kurikulum

dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder) untuk

menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di

dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh

karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,

keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional

merupakan keniscayaan.” Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum

harus bersifat fungsional, dalam pengertian hasil belajar yang dihasilkan

harus memberi bekal kepada peserta didik untuk melanjutkan pendidikan

dan menjalani kehidupan nyata di lingkungannya.

e) Menyeluruh dan berkesinambungan

Prinsip kelima dinyatakan bahwa “substansi kurikulum mencakup

keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata

pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar

Page 13: Makalah rpkr

10

semuan jenjang pendidikan.” Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum

harus menjadi wahana pengembangan kompetensi secara utuh dan

menyeluruh yang didukung oleh semua mata pelajaran yang satu dengan

yang lainnya memiliki saling keterkaitan.

f) Belajar sepanjang hayat

Prinsip keenam dinyatakan bahwa “kurikulum diarahkan kepada

proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang

berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antar

unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal, dengan

memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang

serta arah pengembangan manusia seutuhnya.” Hal ini mengandung makna

bahwa isi dan proses kurikulum harus memungkinkan peserta didik mampu

dan mau belajar untuk belajar terus menerus.

g) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Prinsip ketujuh dinyatakan bahwa “kurikulum dikembangkan

dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk

membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan

memberdayakan sejalan dengan moto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka

Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Hal ini mengandung makna bahwa

kurikulum dikembangkan sebagai wahana pendidikan ke Indonesiaan yang

mampu merekat keberagaman untuk membangun persatuan Indonesia.

3) Prinsip Pelaksanaan Kurikulum

Page 14: Makalah rpkr

11

Dalam pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan

dinyatakan perlunya menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a) Prinsip pertama dinyatakan bahwa “pelaksanaan kurikulum

didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik

untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini

peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu,

serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara

bebas, dinamis dan menyenangkan.” Prinsip ini secara operasional

membuat terlaksananya kurikulum yang memungkinkan peserta didik

mencapai ketuntasan kompetensi secara optimal.

b) Prinsip kedua dinyatakan bahwa “kurikulum dilaksanakan dengan

menegakkan kelima pilar belajar, yaitu:

i. Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa

ii. Belajar untuk memahami dan menghayati

iii. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif

iv. Belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain

v. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui

proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan.”

Prinsip ini secara operasional menuntut terlaksananya kurikulum

yang memungkinkan peserta didik mencapai kualitas proses dan hasil

belajar dalam suatu keutuhan pilar belajar.

Page 15: Makalah rpkr

12

c. Prinsip ketiga dinyatakan bahwa “pelaksanaan kurikulum

memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat

perbaikan, pengayaan, dan percepatan sesuai dengan potensi, tahap

perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan

keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi

ketuhanan, keindividuan, kesosialan,dan moral.” Prinsip ini secara

operasional menuntut terlakasananya kurikulum yang memungkinkan

peserta didik mencapai ketuntasan kompetensi secara optimal sesuai

dengan kecepatan belajarnya masing-masing.

d. Prinsip keempat dinyatakan bahwa “kurikulum dilaksanakan dalam

suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima

dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri

handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarsa sung tuladha (di

belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun

semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan ).”

Prinsip ini secara operasional menuntut terlaksananya kurikulum yang

memungkinkan peserta didik membangun budaya belajar mandiri,

kreatif dan mewarisi keteladanan.

e. Prinsip kelima dinyatakan bahwa “kurikulum dilaksanakan dengan

menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber

belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan

sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi

guru (semua yang terjadi,, tergelar, dan berkembang di masyarakat

dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan

Page 16: Makalah rpkr

13

sumber belajar, contoh dan teladan).” Prinsip ini secara operasional

menuntut terlaksananya kurikulum yang memungkinkan peserta didik

mencapai ketuntasan kompetensi secara optimal dengan

memanfaatkan keanekaragaman proses, dan sumber yang tersedia

dalam lingkungan terbuka.

f. Prinsip keenam dinyatakan bahwa “kurikulum dilaksanakan dengan

mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan

daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan

kajian secara optimal.” Prinsip ini secara operasional menuntut

terlaksananya kurikulum memungkinkan peserta didik dapat belajar

secara efektif dengan memanfaatkan semua dimensi lingkungannya.

g. Prinsip ketujuh dinyatakan bahwa “kurikulum yang mencakup

seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan

pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan,

dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis

serta jenjang pendidikan.” Prinsip ini secara operasional menuntut

terlaksananya kurikulum koheren atau harmonis dan

sistematik/bersistem.

4) Struktur Kurikulum SD/MI

Dalam standar isi dinyatakan bahwa “Struktur kurikulum SD/MI

meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang

pendidikan selama enam tahun mulai kelas I sampai dengan kelas VI.

Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan

Page 17: Makalah rpkr

14

dan standar kompetensi mata pelajaran” yang berpedoman pada ketentuan

sebagai berikut:

a) Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan

pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk

mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan

potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak

dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi

muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan.

Pengembangan diri bukan muatan pelajaran yang harus diasuh oleh

guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai

dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi atau

dibimbing olej konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat

dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan

pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling

yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial,

belajar dan pengembangan karier peserta didik.

b) Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPA

Terpadu dan IPS Terpadu”

c) Pembelajaran pada kelas I,II dan III dilaksanakan melalui pendekatan

tematik, sedangkan pada kelas IV, V dan VI dilaksanakan melalui

pendekatan mata pelajaran.

d) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan

sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan Pendidikan

Page 18: Makalah rpkr

15

dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per

minggu secara keseluruhan.

e) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit

f) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38

minggu.

2. Prosedur Dasar Pengembangan Kerangka Rencana Pembelajaran

Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari instrucsional berasal dari

kata instruction yang secara khusus diartikan sebagai upaya menciptakan

kondisi yang memungkinkan seseorang belajar. Istilah instruksional

merupakan serapan dari kata instrucsional dari kini secara bertukar-tukar

dipakai istilah pembelajaran. Jadi istilah pengembangan instruksional sama

dengan pengembangan pembelajaran.

Prosedur dasar pengembangan instruksional merupakan desain atau cetak

biru pembelajaran. Tahun 1975 istilah ini disebut Prosedur Pengembangan

Sistem Instruksional(PPSI). Sebagai suatu prosedur disain instruksional

merupakan langkah yang sistematis untuk menyusun rencana atau persiapan

pembelajaran dan bahan pembelajaran. Jadi produk dari disain instruksional

dapat berupa persiapan pembelajaran, modul, bahan tutorial dan bentuk

sarana pedagogis lainnya.

Proses pengembangan pembelajaran secara konseptual terkait erat pada

unsur-unsur dasar kurikulum yakni tujuan, materi pelajaran, pengalaman

belajar dan penilaian hasil belajar (Tyler: 1954, Taba: 1962). Dikaitkan

dengan Standar Isi 2006, pembelajaran terkait pada proses pemberian

Page 19: Makalah rpkr

16

fasilitasi untuk menguasai Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang ada

dalam Struktur Kurikulum SD.

B. PERUMUSAN INDIKATOR, PENATAAN PENGALAMAN BELAJAR

DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

1. Pengemasan Pengalaman Belajar Dalam Rangka PKR

Untuk mengemas pengalaman belajar dalam rangka PKR, maka

haruslah kita mengetahui standar isi dengan muatannya dari berbagai mata

pelajaran pada tiap tingkatan kelas. Jika kita akan melakukan PKR untuk

mata pelajaran sama dengan tingkatan kelas berbeda, maka pengembangan

standar isi dan penjabaran muatan nilai atau moral yang akan kita buat

rumusan pengalaman belajarnya kita sandingkan untuk dikaji penjabaran

KDnya menjadi beberapa indikator dengan pijakan muatan mata pelajarannya

untuk tingkatan kelas yang berbeda sesuai tujuan Intruksionalnya sehingga

tersusunlah pengalaman belajar yang bisa kita terapkan pada tingkatan-

tingkatan kelas.

Ada beberapa prinsip (teoritis) yang harus diperhatikan dalam

menetapkan topik pembelajaran dalam PKR, yaitu :

- Berorientasi kepada tujuan

- Disesuaikan dengan karakteristik murid (kelas, usia, kemapuan)

- Disesuaikan dengan kemampuan pengelolaan guru

- Layak sarana pendukung

- Tidak bersifat dipaksakan.

Page 20: Makalah rpkr

17

KTSP SD di Indonesia menganut model yang berorientasi kepada

kompetensi. Keseluruhan kegiatan perencanaan, pembelajaran, dan penilaian

harus bertolak dari tujuan dan tertuju pada pencapaian tujuan yang telah

dirumuskan. Tujuan pendidikan memiliki banyak aras (banyak tingkat) mulai

dari aras tertinggi tujuan pendidikan nasional sampai ke tujuan instruksional

khusus yang terendah, semua tujuan yang lebih rendah harus menunjang

ketercapaian tujuan yang lebih tinggi. Artinya ada saling ketergantungan dan

telah menjadi kesepakatan dan komitmen keterikatan profesional kita sebagai

guru.

Perumusan tujuan pembelajaran yang telah dikenal dan dipahami saat

ini adalah konsep penggugusan tujuan (Bloom Taxonomy) dengan rambu-

rambunya guna tercapai hasil pembelajaran yang ingin kita lihat setelah

pembelajaran suatu topik berakhir sesuai dengan tujuan terkait “dampak

instruksional atau Instructional Effect”(Bruce Joyce & Marsha Weil;1986).

Sesuai konsep Bloom tujuan pendidikan dapat diguguskan ke dalam

tiga ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik). Ketiga ranah ini bukan

sesuatu yang terpisah satu sama lain, akan tetapi memiliki keunikan atau

kekhususan, komonalitas atau kesamaan umum.

Dalam perumusan tujuan belajar dalam PKR aras dan gugus topik

memiliki peran sangat penting dalam menetapkan arah tujuan belajar. Karena

rumusan indikator dan pengalaman belajar tujuan harus mencerminkan aras

dan gugus perilaku, guru PKR harus dapat memilih ungkapan perilaku

Page 21: Makalah rpkr

18

(bentuk kata kerja operasional) yang mewadahi materi yang terkandung

dalam topik yang dipilih sesuai dengan aras dan gugusnya.

2. Cara Memilih Substansi Belajar

Bahan belajar adalah rincian materi yang dapat berupa fakta, konsep,

teori, nilai, prosedur, dan kegiatan belajar yang dijabarkan dari tujuan dan

topik PKR yang telah dipilih.

Untuk dapat melakukan pemilihan materi yang memadai ada syarat-

syarat yang harus diperhatikan, antara lain:

1) Mendukung ketercapaian kompetensi dasar dan indikator;

2) Berkaitan erat dengan materi sebelumnya;

3) Didukung sarana dan sumber belajar yang tersedia atau dapat disediakan;

4) Sesuai dengan perkembangan mental murid;

5) Menjadi dasar bagi studi lebih lanjut.

3. Cara Menyusun Rancangan Kegiatan Belajar

Yang dimaksud “rancangan atau desain” dalam kegiatan pembelajaran

adalah kerangka pikir yang melukiskan bentuk penataan interaksi (model

pembelajaran) guru – murid - sumber belajar dalam rangka pencapaian tujuan

belajar.

Ada model dasar pembelajaran yang mengaitkan seluruh model

(model Weil Murphy & McGreal;1986). Model dasar ini memiliki lima

langkah sebagai berikut :

Page 22: Makalah rpkr

19

1) Orientasi atau pendahuluan (guru menetapkan tujuan, langkah, dan materi)

2) Pengembangan (guru menjelaskan konsep atau keterampilan,

mendemonstrasikan model, dan mengecek pengertian murid)

3) Latihan terstruktur (guru memandu kegiatan kelompok murid, memberi

balikan dan murid memberi tanggapan)

4) Latihan terbimbing (murid berlatih memahami konsep baru, guru

memantau, dan selanjutnya murid-murid berlatih di luar kelas)

5) Latihan bebas atau mandiri (guru memeriksa dan membetulkan hasil

latihan di luar kelas dan murid melanjutkan latihan mandiri)

Secara umum ada dua gugus model pembelajaran merangkap kelas,

yakni Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS) dan Proses Belajar Melalui

Kerja Sama (PBMKS).

4. Cara Memilih Sumber dan Media Belajar

Secara sederhana media belajar mencakup bahan dan alat audio

seperti kaset audio dan siaran radio, bahan dan alat visual seperti siaran TV,

gambar, dan diagram, benda tiruan dan benda sesungguhnya yang dipilih

sesuai lingkungan dan tepat guna. Layak lingkungan artinya media yang

dipakai itu tersedia di lingkungan sekitar, sehingga dapat dimanfaatkan oleh

guru atau murid dengan sebaik-baiknya sesuai dengan keadaan. Tepat guna

artinya meskipun media tersebut tidak sepenuhnya memenuhi persyaratan

ideal tapi masih tetap berfungsi membantu murid untuk belajar.

C. EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

1. Cara Penilaian Terhadap Pelaksanaan PKR

Page 23: Makalah rpkr

20

1) Mengecek Keterlaksanaan Jadwal

PKR yang baik seharusnya terjadwal dengan baik. Artinya kita sadar dan

siap betul kapan, di kelas mana, dan materi pelajaran mana yang akan

diajarkan di kelas-kelas yang dirangkap. Jadi jadwal harian dan mingguan

sangatlah penting baik bagi guru maupun murid.

2) Mengecek Keterlaksanaan Pembelajaran di Kelas-Kelas yang Dirangkap

Dalam rangka PKR tentunya guru sudah mempersiapkan kegiatan-

kegiatan apa saja yang akan dikerjakan di kelas yang akan dirangkap, dan

kegiatan apa pula yang diharapkan dapat dilakukan oleh murid.

3) Mencatat Materi Pelajaran yang Tidak Sempat Diajarkan

Dalam praktik bisa saja terjadi dimana suatu materi pelajaran tidak

sampai diajarkan karena situasi mendadak. Hal tersebut harus kita catat, agar

minggu yang akan datang materi tersebut tidak lupa diajarkan. Dengan

demikian murid-murid tidak merasa dirugikan.

4) Mencatat Kegiatan yang Tertunda

Suatu kegiatan yang telah kita rencanakan bisa tertunda, misalnya karena

kehabisan waktu, atau tidak ada alat, atau kehabisan bahan, atau karena

gangguan lain. Dengan adanya hal seperti, kita tidak perlu khawatir, asal kita

catat dan selanjutnya segera dikerjakan lebih lanjut. Rencanakan kembali

kapan kegiatan yang terpaksa tertunda itu akan kita lanjutkan.

5) Mencatat Tugas-tugas yang Harus Diberikan Kepada Murid Hari Minggu

Berikutnya

Page 24: Makalah rpkr

21

Maksud kita memberi tugas untuk hari minggu berikutnya adalah memberi

pijakan atau dasar bagi materi yang akan datang dan atau memberi tuntutan

belajar lebih lanjut.

6) Mencatat Pertanyaan Murid yang Belum Sempat Terjawab

Munculnya pertanyaan dari murid mengenai materi pelajaran yang

diajarkan merupakan salah satu ciri bahwa murid belajar. Bila pertanyaan itu

belum terjawab harus kita catat untuk dibahas dalam pertemuan berikutnya.

Pembelajaran yang berpijak pada atau bertolak dari pertanyaan murid

merupakan salah satu ciri prinsip belajar yang mengaktifkan murid.

7) Mencatat Murid yang Belum Banyak Terlibat Secara Aktif Dalam Belajar

Kita harus memberi perhatian sama banyak kepada murid yang aktif dan

murid yang tidak aktif. Semua murid harus dapat melakukan proses belajar.

Dengan kata lain murid yang tidak aktif harus didorong agar menjadi murid

yang aktif.

8) Menuliskan Hal-hal yang Perlu Anda Perbaiki Dalam PKR

Sesungguhnya PKR bisa terjadi di SD manapun. Tapi yang tidak bisa

dihindari tentunya di SD-SD sekolah kecil atau SD biasa yang jumlah

gurunya lebih kecil dari jumlah kelas.

Oleh karena itu, PKR harus diterima bukan sebagai keterpaksaan tetapi

sebagai suatu tugas profesional. Bila hal itu kita terima sebagai tugas

profesional kita harus selalu menyempurnakan PKR. Maka, guru PKR harus

memahami ilmu dan seni pembelajaran merangkap kelas.

9) Mencatat Hal-Hal yang Memuaskan dan Mengecewakan Anda Sebagai

Guru Dalam PKR

Page 25: Makalah rpkr

22

Rasa puas dan kecewa harus diterima sebagai suatu keadaan yang wajar

dan tak dapat ditolak salah satunya. Yang penting bagaimana memanfaatkan

keduanya untuk mengorek diri kita.

10) Mengapa harus Mencatat Hal-hal yang Perlu Dibicarakan dengan Guru

Lain?

Salah satu ciri guru profesional ialah memiliki rasa dan sikap kesejawatan

yang kuat. Artinya antara pribadi guru harus tercipta, terpelihara dan terbina

kesejawatan, rasa setugas, setanggung jawab, dan selangkah kerja.

Page 26: Makalah rpkr

BAB III

PENUTUP

o Pengembangan potensi peserta didik dalam konteks lingkungannya

merupakan kepedulian utama pengembangan KTSP SD. Antar substansi

kurikulum di SD dikembangkan secara saling berkaitan, dan secara

keseluruhan kurikulum dikembangkan secara berdiversifikasi atau dengan

keragaman yang bervariasi. Kurikulum harus difungsikan sebagai wahana

pendidikan untuk mengakomodasi dinamika perkembangan pemikiran dan

praktek dalam dunia ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

o KTSP SD harus bersifat fungsional, dalam pengertian hasil belajar yang

dihasilkan harus memberi bekal kepada peserta didik untuk melanjutkan

pendidikan dan menjalani kehidupan nyata di lingkungannya. KTSP harus

menjadi wahana pengembangan kompetensi secara utuh dan menyeluruh

yang didukung oleh semua mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya

memiliki saling keterkaitan. Isi dan proses kurikulum harus memungkinkan

peserta didik mampu dan mau belajar untuk belajar terus menerus. Kurikulum

dikembangkan sebagai wahana pendidikan ke Indonesiaan yang mampu

merekat keberagaman untuk membangun persatuan Indonesia

o Kompetensi dasar, khususnya memiliki muatan pengetahuan, nilai dan sikap,

serta keterampilan (mental/sosial/manual) baik bersifat eksplisit maupun

emplisit. Indikator perilaku dan setiap muatan isi perlu di rumuskan dalam

dalam bentuk rumusan perilaku operasional yang memungkinkan hasil

belajarnya dapat diukur atau dideteksi ketercapaiannya. Setiap satu indikator

atau beberapa indikator, dapat dirumuskan aktivitas belajar yang memerlukan

23

Page 27: Makalah rpkr

24

fasilitasi guru agar peserta didik dapat menguasai muatan dari KD tersebut

secara optimal. Rumusan pengalaman belajar pada dasarnya harus menjawab

substansi apa yang perlu dikuasai peserta didik dan bagaimana seyogyanya

peserta didik mencapai penguasaan tersebut dengan dengan atau tanpa

fasilitas guru

o Standar isi merupakan sumber utama dalam menetapkan indikator dan

pengalaman belajar PKR. Dalam menetapkan pengalaman belajar PKR guru

dapat menggunakan kegiatan pemetaan topik dan subtopik menurut arasnya

dan gugusanya. Aras substansi dan pengalaman belajar menunjuk pada

penataan topik yang berbeda untuk tiap kelas dalam satu mata pelajaran atau

integrasi beberapa mata pelajaran. Gugus atau kelompok topik merujuk pada

penataan topik dan subtopik untuk berbagai mata pelajaran. Dalam PKR

orientasi pada aras dan gugus topik perlu dikombinasikan terutama dalam

merencanakan PKR kelas ganda dan mata pelajaran ganda.

o Indikator dirumuskan atas dasar kompetensi dasar dengan memberi isi

perilaku yang digali dari perpaduan aras dan gugus topic. Bahan belajar yang

lebih rinci dijabarkan untuk menggapai kompetensi. Rancangan kegiatan

pembelajaran berfungsi sebagai kerangka pikir dalam menata interaksi guru-

murid-sumber belajar dalam kerangka penggapaian tujuan belajar. Pola dasar

rancangan pembelajaran mencakup kegiatan orientasi, pengembangan, latihan

terstruktur, latihan terbimbing, dan latihan bebas. Model dasar rancangan

pembelajaran dalam situasi PKR mencakup proses belajar arahan sendiri atau

PBAS dan proses belajar melalui kerja sama atau PBMKS yang dapat

diterapkan mulai langkah pengembangan sampai dengan latihan bebas dalam

Page 28: Makalah rpkr

25

pola dasar pembelajaran. Sumber dana media belajar berperan sangat penting

dalam PKR. Media belajar yang harus digunakan dalam PKR adalah media

belajar yang sesuai dengan lingkungan dan tepat guna.

o Yang perlu dinilai dalam pelaksanaan PKR adalah :

1. Keterlaksanaan jadwal harian

2. Keterlaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas-kelas yang dirangkap

3. Materi pelajaran yang tidak dapat diajarkan

4. Kegiatan yang masih tertunda

5. Tugas-tugas murid untuk hari atau minggu berikutnya

6. Pertanyaan murid yang belum sempat dijawab

7. Murid-murid yang belum banyak terlibat dalam proses belajar

8. Hal-hal yang dirasa perlu diperbaiki dalam PKR

9. Hal-hal yang dirasakan masih mengecewakan guru

10. Hal-hal yang dirasa perlu untuk dibicarakan dengan guru lain

Page 29: Makalah rpkr

DAFTAR RUJUKAN

Dahar. R. W. (1989). Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga

Daughs, D.R. (1989). Sodia – science. Utoh: Utah State University Press

Daughs, D.R. and Monson, J.A (1989). Science technology, and society. Utah

State University Press

Depdikbud (1993). Kurikulum Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Jakarta: Depdikbud

Depdikbud (1991). Petunjuk Teknis Pembinaan SD Terkecil. Jakarta: Dit-Dikdas

Ditjen Dikdasmen

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1994). Petunjuk Pelaksanaan KBM SD

(Kelas II, IV, V, VI). Jakarta: Dit, Dikdas

Republik Indonesia (2003). Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Jakarta: Sekretariat Negara RI

________________ (2005). Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Sekretariat Negara RI

_________________ (2006). Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi. Jakarta: Depdiknas

_________________ (2006). Peraturan Mendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang

Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Jakarta: Depdiknas

26

Page 30: Makalah rpkr

27

_________________ (2006). Peraturan Mendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang

Ketentuan Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan.

Jakarta: Depdiknas

Djalil, A (2009). Pembelajaran Kelas Rangkap. Jakarta. Universitas Terbuka