Makalah Radio 2

download Makalah Radio 2

of 31

description

oral radiology

Transcript of Makalah Radio 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakan gRadiografi merupakan alat bantu yang berharga dalam perawatan kesehatan mulut dari bayi, anak, remaja, dan orang-orang dengan kebutuhan khusus. Radiografi digunakan untuk mendiagnosa penyakit mulut dan untuk memantau perkembangan dentofacial dan kemajuan terapi. Rekomendasi pedoman ADA / FDA tersebut dikembangkan untuk melayani sebagai tambahan pertimbangan dokter gigi profesional. Waktu pemeriksaan awal radiografi tidak harus didasarkan pada usia pasien, namun pada keadaan masing-masing individu . Karena setiap pasien berbeda, kebutuhan untuk radiografi gigi dapat ditentukan hanya setelah meninjau riwayat kesehatan dan gigi pasien, melengkapi pemeriksaan klinis, dan faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan mulut pasien.

Radiografi hanya diambil bila ada harapan bahwa hasil diagnostik akan mempengaruhi perawatan pasien. AAPD mengakui bahwa mungkin ada keadaan klinis yang radiograf tunjukkan, namun gambar diagnostik tidak dapat diperoleh. Sebagai contoh, pasien mungkin tidak dapat bekerja sama atau dokter gigi mungkin memiliki kemampuan yang kurang untuk radiografi intraoral. Jika radiograf diagnostik didapat, dokter gigi harus berunding dengan orang tua untuk menentukan teknik manajemen yang tepat (misalnya, pencegahan / restoratif, perbaikan perilaku, penundaan, rujukan), memberikan pertimbangan terhadap risiko relatif dan manfaat dari berbagai pilihan pengobatan bagi pasien

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengolahan film radiografi?2. Bagaimana jaminan kualitas film radiografi?1.3 Tujuan1. Agar mahasiswa mengetahui bagaimana proses atau cara pengolahan film radiografi2. Agar mahasiswa mengetahui jaminan kualitas film radiografi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PROSES PENGOLAHAN FILM RADIOGRAFI

Media perekam (reseptor gambar) sering dipergunakan dalam bidang radiografi kedokteran gigi yaitu film radiografi. Gambaran film radiografi yang baik dapat dimanfaatkan untuk mendiagnosa pasien dan perawatan secara menyeluruh.

1. PEMBENTUKAN GAMBARSalah satu dari faktor penting sinar-x adalah bahwa sinar-x dapat menembus bahan. Tetapi hanya yang benar-benar sinar-x saja yang mampu menembus objek yang dikenalinya dan sebagian yang lain akan diserap. Sinar-x yang menembus itulah yang mampu membentuk gambaran atau bayangan. Besarnya penyerapan sinar-x oleh suatu bahan tergantung tiga faktor:1. Panjang gelombang sinar-X.2. Susunan objek yang terdapat pada alur berkas sinar-X.3. Ketebalan dan kerapatan objek.Setelah sinar-x yang keluar dari tabung mengenai dan menembus obyek yang akan difoto. Bagian yang mudah ditembusi sinar x (seperti otot, lemak, dan jaringan lunak) meneruskan banyak sinar x sehingga film menjadi hitam. Sedangkan bagian yang sulit ditembus sinar x (seperti tulang) dapat menahan seluruh atau sebagian besar sinar x akibatnya tidak ada atau sedikit sinar x yang keluar sehingga pada film berwarna putih. Bagian yang sulit ditembus sinar x mengalami ateonasi yaitu berkurangnya energi yang menembus sinar x, yang tergantung pada nomor atom, jenis obyek, dan ketebalan. Adapun bagian tubuh yang mudah ditembus sinar x disebut Radio-lucen yang menyebabkan warna hitam pada film. Sedangkan bagian yang sulit ditembus sinar x disebut Radio-opaque sehingga film berwarna putih. Telah diketahui bahwa panjang gelombang yang besar yang dihasilkan oleh kV rendah akan mengakibatkan sinar-x nya mudah diserap. Semakin pendek panjang gelombang sinar-x (yang dihasilkan oleh kV yang lebih tinggi) akan membuat sinar-x mudah untuk menembus bahan (lihat pembahasan tentang pengaruh kilovolt).Bagaimana susunan objek ketika terjadi penyerapan sinar-x? Hal ini tergantung dari nomor atom unsur tersebut. Sebagai contoh satu lempeng aluminium yang mempunyai nomor atom lebih rendah dibanding tembaga, mempunyai jumlah daya serap lebih rendah terhadap sinar-x dibanding satu lempeng tembaga pada berat dan daerah yang sama. Timah hitam (nomor atomnya lebih besar) adalah penyerap terbaik sinar-x. Karena alasan inilah ia digunakan pada wadah tabung yang juga bertujuan untuk proteksi, contoh yang lainnya adalah dinding ruangan sinar-x dan pada sarung tangan khusus serta apron yang digunakan selama proses fluoroskopi.Hubungan antara penyerapan sinar-x dengan ketebalan adalah sederhana yaitu unsur yang mempunyai lempengan yang tebal dapat menyerap radiasi lebih banyak dibanding lempengan yang tipis pada satu unsur yang sama. Kerapatan/kepadatan suatu unsur yang sama akan juga mempunyai kesamaan efek, contoh 2,5 cm air akan menyerap sinar-x lebih banyak dibanding 2,5 cm es karena berat timbangan es akan berkurang 2,5 cm per kubik disbanding air.Mengingat pemeriksaan kesehatan yang menggunakan sinar-x, satu hal yang harus dipahami bahwa tubuh manusia mempunyai susunan yang kompleks yang tidak hanya mempunyai perbedaan pada tingkat kepadatan saja tetapi juga mempunyai perbedaan unsur pembentuk. Hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat penyerapan sinar-x. Yaitu, tulang lebih banyak menyerap sinar-x dibanding otot/daging; dan otot/daging lebih banyak menyerap dibanding udara (paru-paru). Lebih jauh lagi pada struktur organ yang sakit akan terjadi perbedaan penyerapan sinar-x dibanding dengan penyerapan oleh daging dan tulang yang normal. Umur pasien juga mempengaruhi penyerapan, contoh pada umur yang lebih tua tulang-tulang sudah kekurangan kalsium dan akan mengurangi penyerapan sinar-x dibanding tulang-tulang di usia yang lebih muda.Hubungan diantara intensitas sinar-x pada daerah yang berbeda gambarannya didefinisikan sebagai kontras subjek. Kontras subjek tergantung pada sifat subjek, kualitas radiasi yang digunakan, intensitas dan penyebaran radiasi hambur, tetapi tidak tergantung terhadap waktu, mA, jarak dan jenis film yang digunakan.2. PROSES PENGOLAHAN FILMSetelah film mendapat penyinaran dengan sinar-X, langkah selanjutnya adalah film tersebut harus diolah atau diproses di dalam kamar gelap agar diperoleh gambaran radiografi yang permanen dan tampak. Tahapan pengolahan film secara utuh terdiri dari pembangkitan (developing), pembilasan (rinsing), penetapan (fixing), pencucian (washing), dan pengeringan (drying). 1) Pembangkitan

a. Sifat dasarPembangkitan merupakan tahap pertama dalam pengolahan film. Pada tahap ini perubahan terjadi sebagai hasil dari penyinaran. Dan yang disebut pembangkitan adalah perubahan butir-butir perak halida di dalam emulsi yang telah mendapat penyinaran menjadi perak metalik atau perubahan dari bayangan laten menjadi bayangan tampak. Sementara butiran perak halida yang tidak mendapat penyinaran tidak akan terjadi perubahan. Perubahan menjadi perak metalik ini berperan dalam penghitaman bagian-bagian yang terkena cahaya sinar-X sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima oleh film. Sedangkan yang tidak mendapat penyinaran akan tetap bening. Dari perubahan butiran perak halida inilah akan terbentuk bayangan laten pada film.

b. Bayangan laten (latent image)Emulsi film radiografi terdiri dari ion perak positif dan ion bromida negative (AgBr) yang tersusun bersama di dalam kisi kristal (cristal lattice). Ketika film mendapatkan eksposi sinar-X maka cahaya akan berinteraksi dengan ion bromide yang menyebabkan terlepasnya ikatan elektron. Elektron ini akan bergerak dengan cepat kemudian akan tersimpan di daiam bintik kepekaan (sensitivity speck) sehingga bermuatan negatif. Kemudian bintik kepekaan ini akan menarik ion perak positif yang bergerak bebas untuk masuk ke dalamnya lalu menetralkan ion perak positif menjadi perak berwarna hitam atau perak metalik. Maka terjadilah bayangan laten yang gambarannya bersifat tidak tampak. Kejadian ini tergambar melalui reaksi kimia sebagai berikut:

AgBr Ag + + Br

Br - + radiasi Br - + e

SS + e - SS

SS - + Ag + Ag

c. Larutan developer terdiri dari:

a) Bahan pelarut (solvent).Bahan yang dipergunakan sebagai pelarut adalah air bersih yang tidak mengandung mineral.

b) Bahan pembangkit (developing agent).Bahan pembangkit adalah bahan yang dapat mengubah perak halida menjadi perak metalik. Di dalam lembaran film, bahan pembangkit ini akan bereaksi dengan memberikan elektron kepada kristal perak bromida untuk menetralisir ion perak sehingga kristal perak halida yang tadinya telah terkena penyinaran menjadi perak metalik berwarna hitam, tanpa mempengaruhi kristal yang tidak terkena penyinaran. Bahan yang biasa digunakan adalah jenis benzena (C6H6). Reaksi kimia yang terjadi antara bahan pembangkit dengan film dapat dilihat sebagai berikut:

Ag Br + Bahan pembangkit Ag + Oksida bahan pembangkit + Br - + H+

c) Bahan pemercepat (accelerator).Bahan developer membutuhkan media alkali (basa) supaya emulsi pada film mudah membengkak dan mudah diterobos oleh bahan pembangkit (mudah diaktifkan). Bahan yang mengandung alkali ini disebut bahan pemercepat yang biasanya terdapat pada bahan seperti potasium karbonat (Na2CO3 / K2CO3) atau potasium hidroksida (NaOH / KOH) yang mempunyai sifat dapat larut dalam air.

d) Bahan penahan (restrainer).Fungsi bahan penahan adalah untuk mengendalikan aksi reduksi bahan pembangkit terhadap kristal yang tidak tereksposi, sehingga tidak terjadi kabut (fog) pada bayangan film. Bahan yang sering digunakan adalah kalium bromida.

e) Bahan penangkal (preservatif).Bahan penangkal berfungsi untuk mengontrol laju oksidasi bahan pembangkit. Bahan pembangkit mudah teroksidasi karena mengabsorbsi oksigen dari udara. Namun bahan penangkal ini tidak menghentikan sepenuhnya proses oksidasi, hanya mengurangi laju oksidasi dan meminimalkan efek yang ditimbulkannya.

f) Bahan-bahan tambahan.Selain dari bahan-bahan dasar, cairan pembangkit mengandung pula bahan-bahan tambahan seperti bahan penyangga (buffer) dan bahan pengeras (hardening agent). Fungsi dari bahan penyangga adalah untuk mempertahankan pH cairan sehingga aktivitas cairan pembangkit relatif konstan. Sedangkan fungsi dari bahan pengeras adalah untuk mengeraskan emulsi film yang diproses.

2) Pembilasan Merupakan tahap selanjutnya setelah pembangkitan. Pada waktu film dipindahkan dari tangki cairan pembangkit, sejumlah cairan pembangkit akan terbawa pada permukaan film dan juga di dalam emulsi filmnya. Cairan pembilas akan membersihkan film dari larutan pembangkit agar tidak terbawa ke dalam proses selanjutnya.Cairan pembangkit yang tersisa masih memungkinkan berlanjutnya proses pembangkitan walaupun film telah dikeluarkan dari larutan pembangkit. Apabila pembangkitan masih terjadi pada proses penetapan maka akan membentuk kabut dikroik (dichroic fog) sehingga foto hasil tidak memuaskan.Proses yang terjadi pada cairan pembilas yaitu memperlambat aksi pembangkitan dengan membuang cairan pembangkit dari permukaan film dengan cara merendamnya ke dalam air. Pembilasan ini harus dilakukan dengan air yang mengalir selama 5 detik.

3) Penetapan Diperlukan untuk menetapkan dan membuat gambaran menjadi permanen dengan menghilangkan perak halida yang tidak terkena sinar-X. Tanpa mengubah gambaran perak metalik. Perak halida dihilangkan dengan cara mengubahnya menjadi perak komplek. Senyawa tersebut bersifat larut dalam air kemudian selanjutnya akan dihilangkan pada tahap pencucian.Tujuan dari tahap penetapan ini adalah untuk menghentikan aksi lanjutan yang dilakukan oleh cairan pembangkit yang terserap oleh emulsi film. Pada proses ini juga diperlukan adanya pengerasan untuk memberikan perlindungan terhadap kerusakan dan untuk mengendalikan akibat penyerapan uap air.Bahan-bahan yang dipakai untuk membuat suatu cairan penetap adalah: a) Bahan penetap (fixing agent).Dipilih bahan yang berfungsi mengubah perak halida. Bahan ini bersifat dapat bereaksi dengan perak halida dan membentuk komponen perak yang larut dalam air, tidak merusak gelatin, dan tidak memberikan efek terhadap bayangan perak metalik. Bahan yang umum digunakan adalah natrium thiosulfat (Na2S2O3) yang dikenal dengan nama hypo. Reaksi kimia yang terjadi pada film adalah sebagai berikut:

Na2S2O3 + AgBr = Na2Ag(S2O3)2) + NaBr

b) Bahan pemercepat (accelerator).Untuk menghindari kabut dikroik dan timbulnya noda kecoklatan, biasanya digunakan asam yang sesuai. Karena pembangkit memerlukan basa dalam menjalankan aksinya, maka tingkat keasaman cairan penetap akan menghentikan aksinya.

Asam kuat seperti asam sulfat (H2SO4) akan merusak bahan penetap dan mengendapkan sulfur, seperti terlihat pada reaksi kimia berikut:

Na2S2O3 + 2HAc 2NaAc + H2S2O4

H2S2O3 H2SO3 +S (sulfurisasi)

Maka bahan pengaktif yang umumnya dipergunakan adalah asam lemah seperti asam asetat (CH3COOH). Akan tetapi dengan penggunaan asam lemah ini masih terjadi pengendapan sulfur. Untuk mengatasi hal ini maka dipergunakan bahan penangkal.

c) Bahan penangkal (preservatif).Untuk menghindari adanya pengendapan sulfur maka pada cairan penetap ditambahkan bahan penangkal yang akan melarutkan kembali sulfur tersebut. Bahan penangkal yang digunakan adalah natrium sulfit, natrium metabisulfit, atau kalium metabisulfit.

d) Balian pengeras (hardener).Bahan ini digunakan untuk mencegah pembengkakan emulsi film yang berlebihan. Pembengkakan emulsi akan membuat perak bromida mudah terkelupas dan pengeringan film yang tidak merata. Bahan yang digunakan biasanya adalah potassium alum [K2SO4Al3(SO4)2H2O], aluminium sulfat [Al2(SO4) 3].

e) Bahan penyangga (buffer).Digunakan untuk mempertahankan pH cairan agar dapat tetap terjaga pada nilai 4 - 5. Bahan yang digunakan adalah pasangan antara asam asetat dengan natrium asetat, atau pasangan natrium sulfit dengan natrium bisulfit.

f) Pelarut (solvent).Pelarut yang ummn digunakan adalah air bersih.

4) Pencucian. Setelah film menjalani proses penetapan maka akan terbentuk perak komplek dan garam. Pencucian bertujuan untuk menghilangkan bahan-bahan tersebut dalam air. Tahap ini sebaiknya dilakukan dengan air mengalir agar dan air yang digunakan selalu dalam keadaan bersih.5) Pengeringan Merupakan tahap akhir dari siklus pengolahan film. Tujuan pengeringan adalah untuk menghilangkan air yang ada pada emulsi. Hasil akhir dari proses pengolahan film adalah emulsi yang tidak rusak, bebas dari partikel debu, endapan kristal, noda, dan artefak.Cara yang paling umum digunakan untuk melakukan pengeringan adalah dengan udara. Ada tiga faktor penting yang mempengaruhinya, yaitu suhu udara, kelembaban udara, dan aliran udara yang melewati emulsi.

PROSEDUR PENGOLAHAN FILM DALAM CAIRAN1. Celupkan film yang telah dibuka ke dalam larutan pengembang.Cairan pengembang terdiri dari empat bagian, yaitu1) Bahan pengembang (developer)Fungsi utama bahan pengembang adalah untuk mengubah kristal perak halida yang terpapar menjadi perak metalik. Untuk mengontrol proses pengembangan, perlu ditambahkan dua agen pengembang pada bahan pengembang, yaitu pyrazolidone tipe campuran (1-phenyl-3-pyrazolidone) dan hidroquinon (paradihydroxy benzene). Phenidone memberikan donor elektron pertama untuk mengubah ion perak menjadi perak metalik pada tempat gambaran yang belum terlihat. Pemindahan elektron menghasilkan oxidasi dari phenidone. Hidroquinon menghasilkan elektron untuk mengurangi oksidasi dari phenidone sehingga dapat mengurangi butiran perak halide menjadi perak metalik. 2) Bahan pengaktif (Aktivator)Bahan pengembang hanya aktif pada pH yang tinggi, biasanya di atas 10. Untuk menjaga agar tetap pada kondisi tersebut, larutan pengembang harus mengandung campuran alkali,yaitu sodium atau potassium hidroksida. Larutan penyangga yang digunakan yaitu sodium bicarbonate untuk memelihara kondisi tersebut. Aktivator juga berfungsi untuk melunakkan gelatin sehingga agen pengembang bisa berdifusi lebih cepat ke emulsi dan mencapai kristal perak bromida pada gelatin.3) Bahan pengawet (Preservatif)Cairan bahan pengembang terdiri dari antioksidan atau pengawet, yaitu sodium sulfit. Bahan pengawet melindungi bahan pengembang teroksidasi oleh oksigen di udara bebas dan memperpanjang masa pakai. Jika terjadi oksidasi maka akan mengganggu reaksi pengembangan dan akan nada noda pada film.4) Bahan penghambat (Restrainer)Bahan yang digunakan sebagai bahan penghambat biasanya potassium bromide dan benzotrinazole. Fungsinya antara lain untuk memperlambat kerja bahan pengembang, menghambat pengembangan kristal perak yang tidak terurai oleh penyinaran, serta mencegah terjadinya kabut pada gambar. Konsekuensinya, bahan penghambat mencegah gambar tidak jelas dan menaikan kontras.

2. Bilas film dengan menggunakan air mengalir .Setelah dilakukan proses pengembangan, tahapan selanjutnya adalah dengan proses pembilasan pada air mengalir selama 30 detik sebelum film dimasukkan dalam larutan penetap (fixer). Proses ini akan menghilangkan sedikit demi sedikit bahan pengembang sehingga akan memperlambat proses pengembangan. Proses pembilasan juga bertujuan untuk menghilangkan aktivator alkali, sehingga akan mencegah terjadinya netralisasi pada larutan penetap yang asam. Proses pembilasan ini hanya untuk prosedur pencetakan film manual.

3. Celupkan film ke dalam larutan penetap.Tujuan utama dari proses ini adalah untuk membuang kristal perak halida yang tidak terurai pada emulsi film. Adanya kristal perak halida yang tidak terurai ini berperan dalam membuat film menjadi lebih opak, sehingga apabila kristal ini tidak dibuang akan menyebabkan hasil gambar menjadi gelap dan tidak dapat dipergunakan untuk diagnosa. Fungsi lain dari larutan penetap adalah untuk menetapkan bayangan secara permanen dan mengeraskan emulsi film. Larutan penetap terdiri dari 4 bagian yaitu : bahan pelarut, bahan pengasam, bahan pengawet, bahan pengeras.1) Bahan pelarut (clearing agent)Bahan pelarut yang digunakan adalah larutan encer natrium atau amonium thiosulfat yang berfungsi untuk menghilangkan kristal halida yang tidak terurai pada film dengan membentuk senyawa dengan ion perak yang stabil dan mudah larut dalam air.

2) Bahan pengasam (acidifier)Larutan penetap terdiri dari asam asetat (ph 4 sampai ph 4,5) untuk menjaga ph bahan penetap konstan . Bahan pengasam, seperti asam asetat, berfungsi untuk menetralkan alkali dari larutan pengembang dan mencegah ikut terbawanya bahan pengembang. Alkali yang tidak dinetralkan dan bahan pengembang yang ikut terbawa akan menyebabkan proses pengembangan terus berlangsung sampai tahap penetapan.

3) Bahan pengawet (preservative)Bahan pengawet yang digunakan dalam larutan penetap berupa ammoniumsulfite, seperti yang dipergunakan pada bahan pengembang. Fungsinya adalah untuk mencegah dekomposisi dari bahan pelarut (thiosulfat) yang tidak stabil pada larutan penetap yang bersifat asam. Bahan pengawet dapat bersenyawa dengan bahan pengembang teroksidasi yang ikut terbawa pada larutan penetap, dan secara efektif membuangnya dari larutan penetap sehingga mencegah terjadinya bercak pada film.

4) Bahan Pengeras (hardener)Bahan pengeras yang biasa digunakan adalah aluminium sulfat. Kompleks aluminium dengan gelatin selama penetapan dan mencegah kerusakan gelatin selama penanganan berikutnya Bahan ini berperan dalam memperkeras gelatin, mempersingkat waktu pengeringan, dan melindungi dari abrasi.

5) Cuci film dengan menggunakan air mengalir.Setelah proses penetapan, tahapan selanjutnya adalah proses pencucian. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa tidak ada bahan kimia yang masih menempel pada film. Sisa bahan kimia seperti ion thiosulfat dan kompleks perak thiosulfate yang menempel karena pencucian yang kurang bersih akan menyebabkan terjadinya pewarnaan atau bercak pada gambar, terutama pada daerah yang radioopak. Hal ini terjadi karena thiosulfat bereaksi dengan perak dan menghasilkan perak sulfida berwarna cokelat. Namun efisiensi pencucian film akan berkurang apabila dilakukan pada air dengan suhu di bawah 60oF (15,5 C)

6) Keringkan film dan kemudian dilihaPROSEDUR PENGOLAHAN FILM SECARA MANUALPengolahan manual dari film membutuhkan 8 tahap:1) Mengisi larutan. Tahap pertama dalam pengolahan tangki manual yaitu mengisi developer dan fixer. Tambahkan developer baru (pengisi) dan fixer (8 ons per galon) untuk mendapatkan jumlah tepat dari setiap larutan. Cek tingkat larutan untuk memastikan bahwa developer dan fixer menutup film pada jepitan bagian atas dari penggantung film.2) Aduk larutan. Selanjutnya, aduk developer dan larutan fixer untuk menggabungkan bahan kimia dan meratakan temperatur diseluruh tangki. Untuk mencegah kontaminasi silang, gunakan pengaduk yang berbeda untuk setiap larutan. Baik untuk memberi label pengaduk untuk developer dan yang lainnya untuk fixer. Karena tepatnya waktu pengembangan bermacam-macam dengan suhu dari larutan, cek suhu dari developer setelah pengadukan.3) Tempel film pada penggantung. Hanya menggunakan pencahayaan redup dalam ruang gelap, buang film yang terpapar dari bungkus atau wadahnya. Tahan film hanya dengan pinggirannya saja untuk menghindari kerusakan dari permukaan film. Untuk menghindari berbagai kebingungan nantinya, beri label rak film dengan nama pasien dan tanggal paparannya.4) Ukur waktunya. Cek suhu dari developer dan set waktu intervalnya sampai waktu yang diindikasikan oleh perusahaan untuk suhu larutan. Untuk pengolahan film intraoral dalam larutan konvensional, gunakan waktu pengembangan berikut:

SuhuWaktu Pengembangan

20 C5 menit

21,1 C4 menit

22,2 C4 menit

24,4 C3 menit

26,7 C2 menit

Pengolahan film pada suhu tinggi atau rendah dan untuk waktu panjang atau pendek dibandingkan rekomendasi oleh pabrikan mengurangi kontras dari film yang diolah. Juga, pengolahan yang terlalu lama atau pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan yang direkomendasikan dapat menghasilkan kabut film, yang mungkin mengurangi kekontasan film dan informasi diagnostik.5) Developing. Mulailah mekanisme waktu dan benamkan penggantung dan film dengan seketika dalam developer. Gerakkan penggantung secara perlahan selama 5 detik untuk menghilangkan gelembung udara film. Tinggalkan film dalam developer untuk antisipasi waktu tanpa gerakan. Ketika memindahkan film, alirkan kelebihan developer ke dalam air.6) Bilas. Setelah pengembangan, pindahkan gantungan film dari developer dan tempatkan pada air yang mengalir selama 30 detik. Gerakkan film secara kontinu dalam air bilas untuk menghilangkan kelebihan developer, hingga perlambatan pengembangan dan mengurangi kontaminasi fixer.7) Fix. Tempatkan gantungan dan film dalam larutan fixer selama 2 sampai 4 menit dan gerakkan 5 kali dalam setiap 30 detik. Ini mengeliminasi gelembung dan memberikan fixer baru kontak dengan emulsi. Kelebihan fiksasi (beberapa jam) menghilangkan beberapa butir-butir metalik perak, mengurangi densitas dari film. Ketika film dipindahkan, alirkan kelebihan fixer ke dalam wadah air.8) Cuci dan keringkan. Setelah fiksasi dari film selesai, tempatkan gantungan pada air yang mengalir setidaknya selama 10 menit untuk menghilangkan residu. Setelah film dicuci, hilangkan permukaan yang lembab dengan menggerakan lembut kelebihan air dari film dan penggantung. Keringkan film dalam sirkulasi, udara hangat. Jika film dikeringkan secara cepat dengan beberapa tetes air di permukaannya, area di bawah tetesan kering lebih lambat dibandingkan dengan area sekitarnya. Pengeringan yang tidak rata ini menyebabkan distorsi gelatin, meninggalkan artefak kering pada beberapa kasus. Hasilnya adalah titik yang yang sering terlihat dan pengurangan dari kegunaan radiograf. Setelah pengeringan, film siap untuk disusun.

PENGELOLAAN FILM SECARA AUTOMATIC

1. pengertian pengolahan film secara otomatisDalam dunia radiografi, pengolahan film yang dilakukan tidak hanya dengan cara manual, tetapi ada pengolahan filmdengan cara lain yaitu pengolahan film secara otomatis (automatic processing). Automatic processing memepunya pengertian pengolahan film yang dilakukan secara otomatis dengan mengunakan mesin pengolahan film untuk melakukan perkerjaan pengolahan film yang biasanya di lakukan oleh manusia.Dalam automatic processing, semua telah diatur oleh mesin mulai film masuk ke developer, ke fixer hingga keluar film keluar dari mesein dalam keadaan kering. Automatic processing dikenal juga dengan istilah dry to dry yang artinya filem masuk dalam dalam keadaan kering dan keluar juga dalam keadaan kering, tidak seprti pada pengolahan film secara manual dimana film masih harus dikeringkan beberapa saat sebelum akhirnya kering.2. alasan digunakan automatic processingAutomatic processing saat ini banyak di gunakan di hampir setiap rimah sakit. Hal ini disebabakan karena alesan-alasan di bawah ini :a) Pengolahan film bisa dilakukan dengan cepat karena pengolahan film dilakukan oleh mesin maka total waktu yang di butuhkan hingga film selesai di proses membutuhkan waktu yang cukup singkat. Pada beberapa mesin prosesing, total waktu pengolahan film bervariasi mulai dari yang paling lama 120 detik hingga paling cepat 90 detik.b) Pekerjaan yang dilakukan lebih praktis dan bersih cairan yang di gunakan untuk mengolah film, semua berada di dalam mesin, sehingga tidak akan terjadi tetesan air dikamargelap seperti halnya pada penggolongan film ini menjadi praktis, karena tidak lagi diperlukan hanger untuk menjepit film sebagaimana secara manual, sebeb mesin automatic processing memiliki roller yang salah satu fungsinya adalah menjepit film selama prosesing berlangsung.c) Pengolahan film mempunyai waktu yang setandar karena mesin yang melakukan pengolahan, maka waktu pengolahan film telah diatur bebrapa lamanya oleh mesin ini. Pada pengolahan film secara manual waktu untuk pengolahan film untuk setiap orang yang mengerjakannya bisa berbeda satu sama yang lain, hal ini dikarenakan pendapat tiap orang berbeda dalam menentukan apakah gambar yang dihasilkan sudah cukup baik atau tidak mengingat dalam pengolahan manual film yang sedang diproses di developer bisa dilihat dibawah safelight.d) Kamar gelap yang dilakukan relatif lebih kecil dibanding manual processing, bahkan untuk beberapa jenis mesin prosesing tertentu ada yang tidak memerlukan kamar gelap (day light system)e) Total cost untuk keseluruhan biaya bisa lebih murah dibanding dengan manual. Harga satu alat automatic processing terkesan memang mahal, tetapi dengan penggunaan automatic processing , tidak dibutuhkan lagi dikamar gelap yang besar, ini artinya ada penghematan tempat. Selain itu penghematan waktu juga terjadi mengingat waktu pengolahanfilm otomatis lebih cepat dibandingkan dengan pengolshsn film secara manual. Ini berarti pasien yang bisa dikerjakan pada waktu tertentu, jumlahnya bisa lebih banyak dibandingkan dengan mengunakan pengolahan film secara manual.

3. Tahapan pengolahan film secara otomatis Prinsip yang digunakan pada pengolahan film secara otomatis sebenarnya sama dengan pengolahan film secara manual. Sebenarnya sama dengan film secara otomatis tidak terdapat tahapan rinsing. Hal ini dikarenakan tahap rising telah digantikan oleh roller yang berada di dalam mesin automatic processing. Tahap-tahap yang ada pada automatic processing adalah Developing, Fixing, Washing dan Drying.Semua tahapan di atas sama dengan manual seprti bagaimana proses di developer, fixer hingga masuk ke dryer. Perbedaannya hanya pada proses ini cairan yang digunakan untuk developer dan fixer tidak boleh yang berjenis powder. Developer dan fixer untuk pengolahan film secara otomatis hanyta boleh dari jenis liquid. Hal ini disebabkan pada developer dan fixer dari jenis powder masih ada beberapa kristal dari developer dan fixer yang tidak larut dalam cairan sehingga jika digunakan pada mesin automatic processing, kistal ini dapat menempel pada roller yang kemudian akan berakibat tergoresnya film saat roller menjepit film.4. Sistem transportasi filmJika membahas mengenai pengolahan film secara otomatis, maka sudah pasti dibahas mengenai sistem transportasi film karena bagian- bagian lain sama dengan pengolahan film secara manual dan sudah dan sudah pernah dibahas pada bab sebelumnya. Sistem film masuk (feeding system) dan sistem roller.5. Sistem film masuk (Feeding sytem)Sostem film masuk merupakan sistem yang berkerja saat film mulai masuk kedalam mesin automatic processing. Sistem film masuk ini terjadi dalam dua jenis yaitu manual dan otomatis. Berikut penjelasan dari masing-masing sistem tersebut.a) Sistem manual Untuk yang manual, sistem film masuk-nya (feeding system) mengunakan microswitch yang diletakkan di atas roller pada tempat masuk film (feed tray). Cara kerjanya adalah film yang dimasukan melewati feed tray akan menekan roller ke atas. Tekanan ini akan mengakitifkan microswitch. Bila microswitch aktif, termasuk sistem roller dan replenisber.b) Sistem otomatisUntuk yang otomatis, sistem film masuk-nya (feeding system) menggunakan detektor infrared yang diletakan pada tempat masuk film (feed tray). Cara kerjanya adalah film yang dimasukkan melewatiu feed tray akan memutus hubungan infrared. Pemutusan hubungan infrared ini akan semua mekanik dari mesin processing yang menyebabkan mesin akan bergerak, termasuk sistem roller dan replenisher. sistem rollerRoller adalah silinder yang akan mentransportasikan film didalam mesin processing. Roller terbuat dari bahan yang tidak korosif atau tidak bereaksi terhadap cairan, prosessing seperti developper dan fisser .bahan yang bisa digunakan adalah nylon, atau stainless steel yang dibungkus dengan resin-epoxy. Pada pembahasan mengenai roller, pembahasan akan dibagi dua yaitu fungsi roller dan susunan roller.A. Fungsi rollerRoller dalam mengelola film secara otomatis mempunyai fungsi sebagai berikut:a) Mengerakkan film dengan kecepatan sama pada setiap kompartement. Film yang masuk kedalam mesin processing, akan ditransportasikan dan digerakkan oleh roller ini. Roller ini akan menjepit film dikedua sisinya, kemudian bergerak dengan kecepatan yang sama, sehingga film akan terbawa. Film ini bergerak dengan kecepatan yang sama, setiap kompartemen (ruangan), maksudnya diruangan developping, fixing, dan washing.b) Untuk memeras film yang membawa cairan processing. Saat film masuknke developer, maka film akan membawa cairan ini pada tahap berikutnya. Pada sistem manual, sebelum masuk kedalam fixer, film akan masuk ke rinsing terlebih dahulu untuk proses pembilasan. Pada sistem otomatis peran rinsing digantikan oleh roller. Saat membawa film dengan cara menjepit dan menggerakkannya, maka dengan sendiringa film akan diperas dengan roller. Itulah mengapa pada sistem pengolahan film otomatis tidak mengeluarkan rinsing.c) Memberi konstribusi terhadap agitasi cairanAgitasi yang bisa dilakukan pada sistem pengolahan film manual dilakukan oleh manusia, pada sistem pengolah film secara otomatis dilakukan oleh roller. Dengan pergerakan roller maka secara otomatis akan menggetarkan film itu sendiri. Ini berrti telah terjadi agitasi.B. Susunan rollerRoller yang digunakan pada mesin automatic processing, disusun sedemikian rupa hingga film yang ada didalam mesin akan terjepit sempurna saat melewati kompatement yang berisis cairan processing . susuanan roller akan berada didalam mesin autometic processing terbagi menjadi dua yaitu:a) Roller yang disusun berhadapanPada jarak tertentu terdapat dua roller yang disusun berhadapan, dengan susunan seperti ini roller bisa menjepit film secara sempurna, sehingga tidak terjadi kemacetan transportasi film ( film jamming) didalam mesin. Pada susunan ini jumlah roller yang dibutuhkan lebih banyak dibandingkan dengan susunan lainb) Roller yang disusun secara zig-zagpada susunan ini, roller disusun secara zig-zag, artinya jika pada sebelah kanan terdapat roller, maka roller berikutnya ada dibagian bawah disebelah kiri jadi tidak berhadapan seperti pada susunan diatas.pada susunan roller seperti ini, masih ada kemungkinan film mengalami kemacetan pada transportasi (film jamming). Susunan seperti ini membutuhan lebih sedikit roller debandingkan dengan susunan diatas.

Pada ujung atas dan bawa susunan roller, baik pada susunan roller yang saling berhadapan maupun susunan roller secara zig-zag, terdapat bagian yang disebut dengan guide plate. Guide plate adalah semacam lempengan yang terbuat dari logam anti korosif biasanya terbuat dari stainless steel, yang berfungsi untuk mengarahkan film menuju roleer yang berada pada kompartemen berikutnya. Dengan adanya guide plate ini, film tidak akan kehilangan arah sehingga akan masuk ke kompartemen berikutnya secara tetap melalui transportasi roller.

2.2 JAMINAN KUALITAS FILM RADIOGRAFISebuah radiograf diharuskan bisa memberikan informasi yang jelas dalam upaya menegakkan sebuah diagnose. Ketika radiograf yang dihasilkan mempunyai semua informasi yang dibutuhkan dalam memastikan sebuah diagnose, maka radiograf dikatakan memiliki kualitas gambar yang tinggi.Untuk memenuhi sebuah gambar radiografi yang tinggi, maka sebuah radiograf harus memenuhi beberapa aspek yang akan dinilai pada sebuah radiograf yaitu densitas, kontras, ketajaman dan detail. Semua aspek ini harus bernilai baik supaya radiograf bisa dikatakan mempunyai kualitas gambaran yang baikJadwal Prosedur Jaminan Kualitas Radiografi 1. Tugas harian Sebagian tugas yang dilakukan untuk menjamin radiorafi yang bermutu, yaitu

a) Membandingkan radiograf dengan film acuanSalah satu penyebab yang paling umum dari buruknya hasilnya radiograf adalah buruknya pengolahan film di kamar gelap, sebagian karena larutan habis. Sederhana dan efektif berarti memantau secara menetap bahwa foto dengan kualitas baik dihasilkan dengan memeriksa setiap hari antara film dengan film acuannya. Segera setelah larutan prngolahan film diganti, sejumlah film pasien yang telah terpapar dengan sesuai, diproses dalam waktu yang tepat dengan pengaturan suhu pada sudut kotak tampilan. Gambaran dengan densitas dan kontras yang optimal berguna sebagai acuan untuk radiograf membuat pada hari atau minggu berikutnya. Semua film berikutnya harus dibandingkan dengan acuan film ini.Perbandingan dari gambar harian dapat mengungkapkan masalah sebelum mereka menghubungkan dengan kualitas diagnostik dari foto. Saat masalah diidentifikasi, merupakan hal yang penting untuk menetapkan kemungkinan sumber dan mengambil langkah yang benar. Misalnya, jika larutan pengolahan habis, hasil radiograf terang dan akan berkurang kontrasnya. Baik developer maupun fixer harus diganti ketika terbukti terjadi penuruan kualitas foto. Foto yang terang mungkin juga dihasilkan dari larutan yang dingin atau waktu pengembangan yang tidak cukup. Foto yang gelap mungkin dihasilkan dari kelebihan waktu pengembangan, developer yang terlalu hangat atau karena kurang cahaya. Terdapat dua metode yang lebih akurat dari film acuan, tetapi membutuhkan peralatan tambahan dan lebih banyak waktu yaitu dengan menggunakan sensitometri/ densitometri dan penggunaan step-wedge .

b) Membuat Uji Step-Wedge dari Sistem Pengolahan Metode yang paling akurat dan teliti dari uji larutan pengolahan film adalah dengan menggunakan sensitometer dan densitometer. Sebuah sensitometer memaparkan film untuk pola cahaya yang terkalibrasi. Setelah pengolahan, densitometer digunakan untuk mengukur densitas cahaya dari setiap langkah dalam uji pola film yang dipaparkan oleh sensitometer Pertukaran densitas yang terbaca dari hari ke hari, mengindikasikan sebuah masalah dalam kamar gelap. Kebanyakan klinik kedokteran gigi menggunakan variasi dari metode ini, dengan uji step-wedge akan menghasilkan kondisi pengolahan dari hari ke hari yang terpantau dengan akurat. Informasi ini digunakan untuk mengukur kecepatan pemotretan dan kontras gambar. Keduanya merupakan ukuran sensitif dari lingkungan pengolahan. Step wedge dibuat dengan menggunakan kertas timbal dari bungkus film. Terdiri dari lima lembar yang bertumpuk dan diklip pada satu ujung. Memotong empat per lima dari lapisan paling atas, tiga per lima dari lapisan kedua, dua per lima dan seperempat dari lapisan keempat untuk menghasilkan irisan lima langkah (a five step- wedge). Letakkan irisan pada bungkus film paling atas dan paparkan dengan aturan umum untuk gambaran foto bite-wing usia dewasa. Hasil gambar harus menunjukkan lima langkah dari gelap menjadi terang. Simpan film pertama setelah penggantian larutan pengolahan yang segar untuk perbandingan dengan gambar yang dibuat sebelumnya, memantau larutan pengolahan pada permulaan setiap hari dengan gambar step-wedge untuk menjamin bahwa sistem pengolahan dioperasionalkan dalam perawatan pasien.

c) Memasukkan Hasil Temuan dalam Buku Hasil PemotretanCara lain yang sederhana dan efektif untuk mengurangi jumlah kesalahan radiograf adalah dengan menyimpan hasil pemotretan ke dalam buku. Rekam semua kesalahan untuk gambar yang harus dipaparkan kembali.

d) Menambahkan Larutan PengolahanSetiap awal dari hari kerja, periksa kadar larutan pengolahan dan tambahkan kembali jika dibutuhkan. Tambahkan larutan developer dengan larutan developer yang segar dan larutan fixer dengan larutan fixer yang segar.

e) Periksa Suhu dari Larutan PengolahanSetiap awal dari hari kerja, periksa suhu dari larutan pengolahan. Larutan harus mencapai suhu yang optimal sebelum digunakan yaitu 68F (20C) untuk pengolahan yang manual dan 82F (28F) untuk prosesor yang dipanaskan secara otomatis. Instruksi memeriksa film dan prosesor menguji suhu yang optimal. Prosesor otomatis yang tidak dipanaskan harus diletakkan jauh dari jendela yang dapat menyebabkan suhu berubah selama hari itu. Pengaturan suhu yang sesuai dibutuhkan untuk pengolahan waktu dan suhu yang akurat.

2. Uji Mingguana) Mengganti Larutan PengolahanFrekuensi penggantian larutan pengolahan terutama tergantung dari laju penggunaan larutan dan juga dari ukuran tangki, apakah penutup digunakan dan suhu dari larutan tersebut. Pada kebanyakan klinik, larutan harus diganti setiap minggu atau setiap beberapa minggu. Hasil dari uji step-wedge akan membantu untuk menetapkan frekuensi yang sesuai.b) Membersihkan Peralatan pengolahanPembersihan yang teratur dari peralatan pengolahan dibutuhkan untuk operasi yang optimal. Membersihkan tangki larutan dari peralatan pengolahan manual dan otomatis saat larutan diganti. Ganti rol dari prosesor film otomatis setiap minggu sesuai dengan instruksi pabrik. Setelah dibersihkan, bilas tangki dan rol dua kali seperti petunjuk pabrik untuk mencegah pencucian dari aksi film dan larutan pengolahan.c) Membersihkan Viewing BoxBersihkan viewing box setiap minggu untuk membuang partikel atau kotoran yang dapat mengganggu interpretasi film.d) Melihat kembali Buku Hasil PemotretanLihat kembali buku hasil pemotretan setiap minggu dan indentifikasi setiap masalah yang berulang terjadi dengan kondisi pengolahan film atau teknik operator yang salah. Gunakan infomasi ini untuk mendidik staf atau untuk menginiasi langkah yang tepat.

3. Uji Bulanana) Memeriksa Pencahayaan yang Aman di dalam Kamar GelapFilm jadi berkabut di kamar gelap karena ketidaksesuaian penyaring safelight, kelebihan paparan, dan cahaya yang menyimpang dari sumber lain. Misalnya film menjadi gelap, menunjukkan kontras yang rendah dan tampilan abu keruh. Periksa kamar gelap setiap bulan untuk memperkirakan integritas dari safelight. Penyaring kaca harus utuh, tanpa adanya retak. Untuk memeriksa kekurangan cahaya di kamar gelap yaitu dengan mematikan semua lampu, biarkan penglihatan untuk menampung kegelapan dan periksa kekurangan cahaya, khususnya sekitar pintu dan ventilasi. Tandai kurangnya cahaya dengan kapur atau pita penutup, apakah pengupasan dapat berguna untuk menutup kurangnya cahaya dibawah pintu.Petunjuk uji sederhana dengan uang koin/ sen dollar dapat digunakan setiap bulan untuk mengevaluasi kabut yang disebabkan karena ketidaksesuaian kondisi pencahayaan.1. Buka bungkus film yang terpapar dan tempatkan uji film di tempat film biasanya dibuka dan diklip pada gantungan film.2. Tempatkan koin pada film dan tinggalkan di posisi dengan waktu yang dibutuhkan untuk membuka dan sejumlah film full-mouth, biasanya sekitar lima menit.3. Kembangkan film percobaan tersebut seperti biasanya. Jika gambaran dari uang koin terlihat pada hasil film, kamar tidak berada dalam pencahayaaan yang aman khususnya pada uji film. Setiap jenis film yang digunakan di kantor harus diuji untuk mengukur integritas dari kamar gelap.b) Membersihkan Intensifying ScreenBersihkan seluruh intensifying screen pada kaset film foto panoramik dan cephalometri setiap bulan. Terlihatnya goresan atau debri hasil area cahaya yang berulang pada hasil foto. Busa yang memdukung kedua layar harus utuh dan mampu memegang kedua layar erat dengan film tersebut. Jika kontak erat antara film dan layar tidak dipertahankan, gambar akan kehilangan ketajaman.c) Memutar Stok FilmFilm sinar x kedokteran gigi cukup stabil jika dengan baik ditangani. Simpanlah dalam area yang dingin,peralatan yang kering, jauh dari sumber radiasi. Putar stok ketika film baru diterima sehingga film yang lama tidak terakumulasi di dalam tempat penyimpanan, Selalu gunakan film yang terlama terlebih dahulu, tetapi jangan pernah menggunakannnya setelah melewati tanggal kandaluarsa.

d) Periksa Grafik PaparanSetiap bulan periksa daftar tabel paparan yang sesuai dengan maksimum kilovolt/ umur (kVp)., miliampere (mA) dan waktu paparan untuk membuat radiograf dari setiap regio dari rongga mulut yang ditempatkan oleh setiap mesin sinar-X. Periksa bahwa informasi sah dan akurat. Tabel ini membantu memastikan bahwa semua operator menggunakan faktor paparan yang sesuai. Secara khusus miliampere ditetapkan pada pengaturan tertinggi; kVp ditetapkan biasanya pada 70 kVp dan waktu paparan beragam pada catatan ukuran pasien dan lokasi penting di dalam mulut. Waktu paparan pada awalnya ditentukan secara empiris. Pengolahan waktu dan suhu dengan hati-hati harus digunakan dengan larutan segar selama penetapan waktu inisial paparan.

e) Periksa Apron Timbal dan Collar (leher baju) Secara visual periksa apron dan kerah untuk bukti dari retakan. Pemeriksaan fluoroskopi dilakukan oleh individu yang berkualitas yang dapat menginfomasikan setiap patahan pada perisai timbal. Ganti jika dibutuhkan. Retakan biasanya disebabkan oleh lipatan ketika tidak digunakan. Hal ini dapat diminimalisir dengan menggantung apron dengan pengait atau menggantungkannya pada sebuah pegangan.

4. Tugas Tahunan : Mengkalibrasi Mesin Sinar-XMesin sinar-X umumnya cukup stabil dan jarang yang ditemukan mengalami kerusakan mesin yang menjadi penyebab buruknya radiograf. Karenanya, mesin perlu untuk dikalibrasi setiap tahun kecuali masalah yang spesifik diidentifikasi atau perbaikan benda dibutuhkan yang akan mempengaruhi pekerjaan. Biasanya pabrik jasa kedokteran gigi atau ahli kesehatan harus membuat pengukuran mesin ini karena peralatan yang khusus dan dibutuhkan pengetahuan untuk pengukurannya, Parameter petunjuk yang harus diukur:1. Hasil sinar-X. Gunakan dosimetri radiasi untuk mengukur intensitas dan kemampuan produksi kembali dari hasil radiasi. Nilai yang dapat diterima dapat dilihat pada gb. 3-32. Kolimasi dan kesejajaran balok. Diameter dari mesin sinar X intraoral kedokteran gigi harus tidak melebihi dari 23/4 inchi. Ujung dari Position Indicating Device (PID) atau silinder tujuan harus dengan erat sejajar dengan balok sinar-X.Untuk mesin panoramik, balok yang mengeluarkan pasien harus tidak lebih luas dari celah film pegangan kaset film. Hal ini dapat diuji dengan rekaman film kedokteran gigi di depan dan di belakang celah. Tongkat jarum harus dibuat melalui kedua film untuk disusun kembali. Memaparkan sinar, mengolah dan menyusun kedua film. Paparan pada film di depan celah harus dibandingkan dalam ukuran dengan paparan film di belakang celah. Perbaikan dibutuhkan jika paparan film bagian depan lebih luas atau tidak terorientasi dengan baik dengan celah paparan film bagian belakang.3. Energi balok. kVp atau half-value layer (HVL) dari balok harus diukur untuk memastikan bahwa balok memiliki energi yang cukup untuk paparan film tanpa kelebihan dosis pada jaringan lunak. Pengukuran kVp membutuhkan peralatan yang khusus. Hal ini harus akurat dengan 5 kVp. Pengukuran HVL membutuhkan dosimetri. HVL harus berukuran minimal 1,5 mm aluminium (Al) pada 70 kVp dan 2.5 mm Al pada 90 kVp.4. Waktu. Getaran elektris penghitung jumlah dari getaran umum oleh mesin sinar-X selama interval waktu. Penunjuk waktu harus akurat dan memiliki kemampuan untuk reproduksi.5. mA. Menguji linearitas dari kontrol mA jika dua atau lebih pengaturan mA ada pada mesin. Buat sebuah paparan menggunakan pengaturan umum bitewing dewasa. Kemudian kurangkan mA menjadi nilai lebih rendah dan pilih waktu paparan yang lain, pastikan bahwa hasil mA dan waktu dalam detik (impuls) sama untuk bitewing dewasa. Sebagai contoh, jika mesin memiliki pengaturan 10 dan 15 mA dan 24 impuls untuk pertama, kemudian ukur dosis. Buat paparan kedua pada 10 mA dan 36 impuls dan ukur dosisnya. Dosis pada setiap kombinasi paparan harus sama (15x24 = 10x36). Perbedaan menggambarkan ketidaklinearan kontrol mA atau kesalahan dalam penunjuk waktu, Step wedge sebelumnya mungkin juga digunakan pada tempat dosimeter. Pada kasus ini, densitas dari setiap langkah dari setiap foto harus sama.6. Stabilitas tabung kepala. Tabung kepala harus stabil ketika ditempatkan di sekitar kepala pasien, dan tabung tidak boleh menyimpang selama paparan. Ketika tabung kepala tidak stabil, perbaikan dibutuhkan untuk mengatur mekanisme suspensi.Ukuran focal spot. Mengukur ukuran dari focal spot karena dapat memperbesar panas berlebihan dengan mesin sinar-X. Perbesaran focal spot berkontribusi pada ketidakjelasan geometris pada hasil gambar. Pperalatan yang khusus dibutuhkan untuk uji ini.Jika tugas untuk pemeriksaan dalam waktu tertentu telah dilakukan dengan benar, maka tahap selanjutnya yang menentukan terjaminnya kualitas radiografi tersebut adalah tahap interpretasi. Radiograf paling baik dilihat dalam ruang agak gelap dengan sinar yang mengarah langsung ke film; semua sinar dari luar harus dihilangkan. Radiograf harus dipelajari dengan kaca pembesar untuk mendeteksi perubahan mendetil densitas gambar. Kualitas radiograf ditentukan oleh beberapa komponen antara lain: densitas, kontras, ketajaman, dan detail. Faktor-faktor yang berpengaruh pada detail adalah faktor geometri antara lain ukuran focal spot, FFD (Focus Film Distance) dan FOD (film Object Distance) Berbagai intensitas sumber sinar juga harus tersedia. Hal ini dapat menggantikan film overexposed atau underexposed atau film dengan kesalahan proses. Banyak film dapat diselamatkan dengan cara ini, termasuk menghindari pengulangan foto dan paparan radiasi tambahan ( Goaz, 1994). Sebaik apapun hasil foto radiografi, tetapi apabila tidak diinterpretasikan oleh ahli radiograf, maka hasil radiografi tidak akan berkualitas baik.

1. Densitas Pengertian densitas yang umum adalah derajat kehitaman pada flm. Hasil dari eksposisi flm setelah dip roses menghasilkan eferk penghitaman karena sesuai dengan sifat emulsi flm yang akan menghitam apabila di eksposisi. Derajat kehitaman ini tergantung pada tingkat eksposisi yang diterima baik itu kV maupun mAs.Densitas ini bisa diukur sehingga densitas itu sendiri akan memiliki sbuah nilai. Bagaimana densitas bisa diukur dan bagaimana densitas yang baik itu sebenarnya akan dijelaskan berikut:a) Bagaimana kehitaman Bisa DiukurJika sebuah radiograf dilihat, maka seseorang akan langsung bisa melihat bagian yang putih dan yang hitam pada radiograf tersebut. Ketika ditanyakan bagaimana tingkat kehitaman radiograf tersebut pada orang yang melihatnya tadi, maka pasti jawabannya adalah sebuah nilai yang subyektif artinya tergantung bagaimana dia mengukur tingkat kehitaman tadi menurut perasaannya sendiri.Sebenarnya densitas itu memiliki nilai yang bisa diukur. Densitas bisa diukur melalui dua pendekatan yaitu:

TransparansiTransparansi dari gambaran dapat dinyatakan dengan mngukur intensitas cahaya yang ditransmisi melewati film (It) dan menyatakan sebagai fraksi atau prosentase pada intesitas cahaya yang mengenai film (I0). Jika dibandingkan antara kedua intensitas ini maka akan menghasilkan sebuah rasio transmisi. Radio transmisi adalah rasio cahaya yang ditransmisikan terhadap cahaya yang mengenai fim.Rasio transmisi= lt / loSebuah area lucent (hitam) yang sempurna dari sebuah gambaran mempunyaio rasio transmisi. Hal ini dikarenakan tidak ada stupun cahaya yang bis dilewatkan pada film yang hitam sempurna sehingga tidak memiliki nilai. Sewbuah area transparan yang sempurna mempunyai rasio transmisi sebesar 1 dan prosentase transmisi sebesar 100%. Hal ini dikarenakan semua cahaya akan dilewatkan pada film yang transparan sempurna sehingga nilainya sama. Ini berarti peningkatan kehitaman film akan menyebabkan nilai transmisi ebrkurang.

OpasitasOpasitas pada gambaran dapat dinyatakan dengan membalik rasio transmisi. Hal ini akan memberikan nilai yang meningkat seiring dengan meningkatnya kehitaman dan juga seiring dengan meningkatnya eksposisi.Opasitas = lo/ ltSebuah area transparan yang sempurna pada gambaran mempunyai opasitas sebesar 1. Daerah yang paling hitam pada radiograf memiliki nilai opasitas mendekati 10.000.

b) Optical densityNilai opasitas yang dihasilkan dari sebuah film memiliki angka yang cukup besar. Untuk daerah yang paling hitam nilai opasitas sebear 10.000. Nilai opasitas yang besar ini tidak bisa dijadikan acuan untuk nilai densitas dikarenakan angkanya yang sangat tinggi tersebut.

c) DensinometerUntuk menentukan nilai densitas diperlukan suatu alat yang bekerja dengan pendekatan rasio transmisi dan opasitas serta nilainya tidak besar. Alat yang menggunakan semua pendekatan diatas adalah densinometer. Densinometer adalah sebuah alat yang mempunyai sensor foto yang elektrik yang mengukur jumlah cahaya yang ditransmisikan melalui selembar film

Cara kerjanya sebagai berikut: Film diletakkan diantara sumber cahaya dan sensor Kemudian flm ditekan sehingga film menempel diantara sumber cahaya dan sensor Selanjutnya sumber cahaya dihidupkan sehingga lampu akan menyala Cahaya yang melewati film akan ditangkap oleh sensor foto elektrik. Semakin hitam film yang diukur, maka semakin sedikt cahaya yang diterima oleh sensor. Semakin sedikit cahaya yang diterima oleh sensor maka nilai densitas akan semakin tinggi. Hali ini dikarenakan densinometer menggunakan pendekatan opasitas.

d) Nilai densitas Pada gambaran radiografi, nilai densitas bervariasi mulai dari 0,2 pada bagian yang paling transparan ampai dengan 3,5 atau 4 pada bagian yang paling gelap. Daerah abu-abu yang merupakan daerah yang paling sering digunakan mempunyai densitas mendekati 1.Seperti dinyatakan diatas nilai densitas bervariasi dari mulai 0,2 sampai dengan 4. Nilai paling bawah tidak bisa sampai 0 dikarenakan terdapatnya basic fog pada masing-masing film. Seperti sudah diketahui bahwa basic fog akan menyebabkan adanya densitas yang telah dibentuk meskipun film belum di eksposisi. Nilai tertinggi yang bisa dicapai oleh sebuah film bisa sampai 4 jika film memiliki kehitaman sempurna, namun biasanya film pada radiografi jarang yang densitasnya mencapai nilai 4. Nilai-nilai densitas yang bisa membentuk gambarab pada film dan bisa dilihat oleh mata biasa disebut dengan usefull density. Nilai usefull density berkisar antara 0,25-2. Pada kurva karakteristik, nilai usefull density berada pada daerah staright line portion atau daerah yang lurus pada kurva kaeakteristik.

2. KontrasKontras adalah perbedaan densitas pada area yang berdekatan dalam radiografi. Kontras antara bagian yang berbeda pada gambaran akan membentuk gambaran tersebut. Semakin besar nilai kontras, maka gambaran akan smakin jelas terlihat. Kontrs pada radiograf dibentuk oleh dua bagian utama yaitu kontras subyek dan kontras filma) Kontras subyekKontras subyek adalah rasio intensitas radiasi yang ditransmisikan menembus area yang berbeda pada bahan yang eksposi. Hal ini tergantung pada perbedaan penyerapan oleh bahan, panjang gelombang dari radiasi primer, intensitas dan distribusi dari radiasi hambur. Seperti sudah diketahui bahwa perbedaan penyerapan pada bahan akan mempengaruhi nilai kontras pada radiograf. Semakin bsar perbedaan ketebalan atau kerapatan antara dua area bahan, semakin besar perbedaan dalam densitasnya. Semakin besar perbedaan densitas berarti semakin besar nilai kontrasnya. Pesawat x-ray yang menggunakan kV rendah secara umum akan menghasilkan radiograf dengan kontras tinggi. Hal ini terjadi karena energy radiasi yang rendah lebih mudah teratenuasi sehingga rasio dari foton yang ditransmisikan melewati antara area tebal dan tipis akan lebih besar dengan energy radiasi yang kecil.

b) Kontras filmKontras film adalah kontras yang dihasilkan akibat sifat dari film tersebut. Setiap film yang diproduksi oleh sebuah perusahaan memiliki karakter masing-masing. Ada film yang memiliki karakter dengan respon film yang tinggi terhadap eksposi baik oleh sinar-x maupun cahaya tampak. Respon film terhadap eksposi tentu sangat dipengaruhi oleh emulsim film yang ditanam di dalamnya.Respon film terhadap eksposi inim akan mempengaruhi nilai densitas yang dihasilkan. Film yang sangat responsive terhadap eksposi akan menghasilkan densitas lebih tinggi jika dibandingkan dengan film yang kurang responsive terhadap eksposi.

3. KetajamanJika kontras didefenisikan sebagai perbedaan densitas, maka ketajaman memperhatikan bagaimana perubahan densitas pada perbatasan antara daerah yang berdekatan. Batas antara dua area yang muncul bisa sangat tajam, hal ini dikarenakan terdapat perubahan drastic nilai densitas pada batas tersebut. Dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi nilai kontras, maka semakin tajam gambar yang dihasilkan.

4. DetailDetail adalah kemampuan untuk memperhatikan struktur yang sangat kecil pada sebuah film. Pada sebuah pemeriksaan radiografi, ada bagian dari gambaran tersebut yang memiliki struktur yang sangat kecil namun sangat penting dalam menegakkan diagnose. Pada gambar monografi sangat diperlukan detail dari film tersebut karena organ yang diperiksa adalah jaringan sehingga gambaran yang dihasilkan diharapkan tampak perbedaan antara jaringan tersebut. Untuk membedakan gambaran antara jaringan memerlikan detail yang sangat tinggi sehingga dengan mudah dianalisa. Berbeda dengan pemeriksaan radiograf pada tulang, dimana tulang dan jaringan sekitarnya bisa langsung dibedakan karena memiliki penyerapan intensitas yang jauh berbeda.a) Pengukuran DetailDetail dari gambaran dapat dinilai secara obyektif dengan mengunakan objek test yang sesuai. Objek test harus mengandung garis-garis radoopaque dan radiolucent yang sangat dekat jarak pisahnya. Garis-garis tersebut disebut dengan line pairs. Satuan untuk pengukuran ini adalah line pairs/millimeter (lp/mm). semakin besar nilai lp/mm maka detailnya akan semakin tinggi.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN1. Setelah film mendapat penyinaran dengan sinar-X, langkah selanjutnya adalah film tersebut harus diolah atau diproses di dalam kamar gelap agar diperoleh gambaran radiografi yang permanen dan tampak. Tahapan pengolahan film secara utuh terdiri dari pembangkitan (developing), pembilasan (rinsing), penetapan (fixing), pencucian (washing), dan pengeringan (drying). \2. Jadwal Prosedur Jaminan Kualitas Radiografi Harian Periksa pengolahan dengan membandingkan radiograf dengan film acuan atau dengan step-wedge Memasukkan penyebab pemotretan kembali dalam buku catatan Menambahkan larutan pengolahan Memeriksa suhu dari larutan pengolahan Mingguan Mengganti larutan pengolahan Membersihkan peralatan pengolahan Membersihkan kotak tampilan Melihat kembali buku hasil pemotretan Bulanan Memeriksa safelight dalam kamar gelap Memeriksa intensifying screen Memutar persediaan film Memeriksa grafik paparan Memeriksa apron timbal dan pelindung tiroid Tahunan Kalibrasi mesin sinar-XJika tugas untuk pemeriksaan dalam waktu tertentu telah dilakukan dengan benar, maka tahap selanjutnya yang menentukan terjaminnya kualitas radiografi tersebut adalah tahap interpretasi. Radiograf paling baik dilihat dalam ruang agak gelap dengan sinar yang mengarah langsung ke film; semua sinar dari luar harus dihilangkan. Radiograf harus dipelajari dengan kaca pembesar untuk mendeteksi perubahan mendetil densitas gambar. Kualitas radiograf ditentukan oleh beberapa komponen antara lain: densitas, kontras, ketajaman, dan detail.

3.2 SARAN Saran dari kami selaku kelompok satu, agar pembaca memahami istilah-istilah yang tertera dalam makalah ini, agar pembaca dapat lebih memahami apa isi ataupun maksud dari makalah yang kami buat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Rahman, nova.2009. radio fotografi. Padang : UNBRAHat:http://www.ada.org/sections/advocacy/pdfs/topics_radiography_examinations(1).pdf. Accessed June 25, 2012.Haring, J. I., L. Jansen.,2000., Dental Radiography., Philadelphia., W. B.Saunders Company.

28