MAKALAH PROTEIN.docx
-
Upload
friska-meinida -
Category
Documents
-
view
18 -
download
5
Transcript of MAKALAH PROTEIN.docx
Oleh :
Friska Meinida (10330036)
Naima Tusyarifah (10330025)
Ita Erlitasari (10330032)
Kinanthi Aristyawati (10330034)
FARMASI
FAKULTAS MIPA
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
2011
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini disusun
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Kimia Organik. Tulisan ini membahas tentang
protein.
Kami ingin berterima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini, kepada :
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perlindungan yang diberikan-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kedua orang tua, atas dorongan moriil dan materilnya.
Dosen mata kuliah Kimia Organik Dra.Tiah Rachmatiah M.Si yang telah membimbing
makalah ini.
Dengan kebesaran hati, kami menyadari banyaknya kekurangan dan kesalahan yang
terdapaat dalam tulisan ini. Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan tulisan ini.
Jakarta, Mei 2011
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai struktur, sifat,
Komposisi, reaksi, dan sitesis senyawa organik. Senyawa organik dibangun terutama oleh
karbon, dan hidrogen, yang dapat mengandung unsur-unsur seperti nitrogen, oksigen, fosfor,
halogen dan belerang.
Sedangkan di dalam ruang lingkup kima organik terdapat banyak atom-atom,unsur-
unsur, dan senyawa-senyawa. Di dalam ruang lingkup senyawa terdapat senyawa mikro
molekul dan senyawa makro molekul. Dan di dalam senyawa makro molekul terdapat salah
satu senyawanya yaitu protein.
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti “yang paling utama”) adalah
senyawa organik kompleks berbobot moleku tinggi yang merupakan polimer dari monomer –
monomer asam amino yang di hubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul
protein mengandung karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor.
Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua makhluk hidup dan virus.
1.2. Perumusan Masalah
Meninjau pembahasan tentang masalah senyawa makro molekul dalam kimia organik sangat
luas, maka yang akan kami bahas hanya mencakup tentang protein.
1.3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami pengertian
protein, klasifikasi protein, struktur dan fungsinya, serta danaturasi dan elektroforesis
protein.
1.4 Metode Penulisan
Dalam menyusun makalah ini, penyusun menggunakan metode literatur yaitu dengan
mengkaji buku sebagai acuan yang sesuai dengan pembahasan.
BAB II
ISI
2.1. Pengertian Protein
Protein termasuk dalam kelompok senyawa yang terpenting dalam organisme hewan.
Sesuai dengan peranan ini, kata protein berasal dari kata Yunani proteios, yang artinya
“pertama.” Protein adalah poliamida, dan hidrolisis protein menghasilkan asam-asam
amino.
Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam
bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi
hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi
organisme yang tidak mampu membentuk asam-amino tersebut (heterotrof).
2.2. Klasifikasi Protein
Secara kasar protein dapat dikategorikan menurut tipe tugas yang dilaksanakan.
Kelas-kelas ini diringkaskan dalam tabel 1.1, berikut ini :
Tabel 1.1 kelas-kelas protein
KELAS KOMENTAR
Serat atau struktural (tidak larut) :
Kolagen Membentuk jaringan penyambung; membentuk 30 % protein
binatang menyusui; kekurangan sisteina dan triptofan; kaya
akan hidroksiprolina
Elastin Membentuk urat dan pembuluh darah
Keratin Membentuk rambut, bulu (burung), kuku; kaya sisteina dan
sistina
Globular (larut) :
Albumin Albumin telur dan serum
Globulin Globulin serum
Histon Terdapat dalam jaringan kelenjar dan bersama-sama asam
nukleat; kaya akan lisina dan arginina
Protamina Diasosiasikan dengan asam nukleat; tidak mengandung sisteina,
metionina, tirosina, atau triptofan; kaya akan arginina
Kojugasi (bersenyawa dengan zat lain) :
Nukleoprotein Bersenyawa dengan asam-asam nukleat
Mukoprotein Bersenyawa dengan > 4% karbohidrat
Glikoprotein Bersenyawa dengan < 4% karbohidrat
Lipoprotein Bersenyawa dengan lipid, seperti fosfogliserida atau kolesterol
Protein serat (fibrous protein;juga disebut protein struktural) yang membentuk
kulit, otot, dinding pembuluh darah, dan rambut, terdiri dari molekul panjang mirip–
benang yang liat dan tidak larut.
Tipe fungsional lain ialah kelas protein globural, yang bentuknya agak bulat
karena rantai-rantai melipat bertumpukan. Protein globular larut dalam air dan melakukan
berbagai fungsi dalam suatu organisme. Misalnya, hemoglobin mengangkut oksigen ke sel-
sel ; insulin membantu dalam metabolisme, karbohidrat ; antibodi (antibodies) membuat
protein asing menjadi tidak aktif ; fibrinogen (larut) dapat membentuk serat-serat tak larut
yang menggumpalkan darah ; dan hormon-hormon membawa pesan-pesan ke seluru tubuh.
Protein konjugasi (conjugated protein) yang dihubungkan ke suatu bagian non
protein seperti misalnya gula, melakukan berbagai fungsi dalam seluruh tubuh. Suatu cara
hubungan yang lazim antara protein dan non protein ialah dengan suatu rantai samping
fungsional dari protein. Misalnya suatu rantai samping asam dari protein dapat membentuk
suatu ester dengan gugus –OH molekul gula.
2. 3. Struktur dan Fungsi Protein
2.3.1 Struktur Protein
Struktur protein dapat di lihat sebagai hirarki, yaitu berupa struktur primer
(tingkat satu), sekunder (tingkat dua), tersier (tingkat tiga), dan kuartener (tingkat
empat).
2.3.1.1 Stuktur primer protein merupakan urutan asam amino penyusun protein
yang dihubungkan melalui ikatan peptide (amida).
2.3.1.2 Struktur sekunder protein adalah struktur tiga dimensi lokal dari berbagai
rangkaian asam amino pada protein yang di stabilkan oleh ikatan
hidrogen. Berbagai bentuk struktur sekunder misalnya ialah sebagai
berikut:
alpha helix (α-helyx, “puntiran-alfa”), berupa pilinan rantai asam-
amino berbentuk seperti spiral
beta-sheet (β-sheet, “lempeng beta”), berupa lembaran – lembaran
lebar yang tersusun dari sejumlah rantai asam – amino yang saling
terikat melalui ikatan hidrogen atau ikatan tiol (S-H)
beta turn (β-turn, “lekukan-beta”), dan
gamma-turn (γ-turn, “lekukan-gamma”).
2.3.1.3 Struktur tersier yang merupakan gabungan dari aneka ragam struktur
sekunder. Struktur tersier biasanya berupa gumpalan. Beberapa molekul
protein dapat berinteraksi secara fisik tanpa ikatan kovalen membentuk
oligomer yang stabil (misalnya dimer, trimer, atau kuartomer) dan
membentuk struktur kurtener.
2.3.1.4 Struktur kuartener
Pada struktur kuartener, setelah kompleksnya berpisah, protein tersebut
tidak fungsional.
2.3.2 Fungsi Protein
Fungsi protein di dalam tubuh kita sangat banyak, bahkan banyak dari proses
pertumbuhan tubuh manusia dipengaruhi oleh protein yang terkandung di dalam
tubuh kita
2.3.2.1 Sebagai enzim
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa
makromolekul spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang
sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbon dioksida sampai yang
sangat rumit seperti replikasi kromosom. Protein besar peranannya terhadap
perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologis.
2.3.2.2 Alat pengangkut dan penyimpan
Banyak molekul dengan MB kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau
dipindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin
mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin mengangkut
oksigen dalam otot. Pengatur pergerakan Protein merupakan komponen
utama daging, gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul protein yang
saling bergeseran.
2.3.2.3 Penunjang mekanis
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan adanya kolagen,
suatu protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut.
Pertahanan tubuh atau imunisasi Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk
antibodi, yaitu suatu protein khusus yang dapat mengenal dan menempel
atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh seperti virus,
bakteri, dan sel- sel asing lain.
2.3.2.4 Media perambatan impuls syaraf
Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor, misalnya
rodopsin, suatu protein yang bertindak sebagai reseptor
penerima warna atau cahaya pada sel-sel mata.
2.3.2.5 Pengendalian pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat
mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter
bahan
2. 4 Denaturasi Protein
Denaturasi suatu protein adalah hilangnya sifat-sifat struktur lebih tinggi oleh
terkacaunya ikatan hidrogen dan gaya-gaya sekunder lain yang mengutuhkan molekul itu.
Akibat suatu denaturasi adalah hilangnya banyak sufat biologis protein itu.
Salah satu yang menyebabkan denaturasi suatu protein ialah perubahan
temperatur. Memasak putih telur merupakan contoh denaturasi yang tak reversibel. Suatu
putih telur adalah cairan tak berwarna yang mengandung albumin, yakni protein globular
yang larut. Pemanasan putih telur akan mengakibatkan albumin itu membuka lipatan dan
mengendap ; dihasilkan suatu zat padat putih.
Perubahan pH dapat mengakibatkan denaturasi. Bila susu menjadi asam,
perubahan pH yang disebabkan oleh pembentukan asam laktat akan menyebabkan
penggumpalan susu (curdling), atau pengendapan protein yang semula larut. Fakto-faktor
lain yang dapat menyebabkan denaturasi adalah detergen, radiasi, zat pengoksidasi atau
pereduksi (yang dapat mengubah S-S), dan perubahan tipe pelarut.
Beberapa protein (kulit dan dinding – dalam saluran pernapasan) misalnya, sangat
tahan terhadap denaturasi, sedangkan protein-protein lain sangat peka. Denaturasi dapat
bersifat reversibel jika suatu protein dikenai kondisi denaturasi yang lembut, sedikit
perubahan pH. Jika protein ini deikembalikan ke lingkungan alamnya, protein ini dapat
memperoleh kembali struktur lebih tingginya yang alamiah dalam suatu proses yang
disebut renaturasi. Akan tetapi renaturasi umumnya sangat lambat atau tidak terjadi sama
sekali. Salah satu permasalahan dalam penelitian protein ialah bagaimana mempelajari
protein tanpa merusakkan struktur lebih tingginya.
2. 5 Elektroforesis Protein
Elektroforesis protein memungkinkan kita untuk memisahkan protein berdasarkan
ukurannya dan memperlihatkan hasilnya. Akan tetapi protein jauh lebih beragam dalam
ukuran dan strukturnya, karena itu tekniknya jauh lebih rumit. Pada dasarnya alat
elektroforesis terdiri atas 2 bagian utama yaitu bagian electric transformer yang mengubah
arus AC ke DC dan bagian tanki elektroforesis yang berisi flat bed, slab, column, dan
selang.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pemisahan komponen pada elektroforesis protein :
1. Densitas muatan molekul - berbeda diantara pH media dan pl molekul.
2. Pengaruh buffer
pH akan mempengaruhi densitas muatan protein dan akibatnya mempengaruhi
tingkat dan arah pergerakannya
Kekuatan ionik - mempengaruhi tingkat pemisahan
Komposisi - bisa berinteraksi dengan protein menyebabkan perubahan dalam
densitas muatan sebagai contoh ion borak dan glikoprotein.
3. Bentuk dan ukuran molekul
4. Media pendukung
Restriksi pada mobilitas
Pengaruh difusi
Elektroendosmosis
Mikro-heterogenitas molekuler spesies
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Protein adalah poliamida, dan hidrolisis protein menghasilkan asam-asam amino. Molekul
protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor.
Protein memiliki berbagai struktur, yaitu struktur primer, struktur sekunder, struktur tersier
dan struktur kuartener. Denaturasi suatu protein adalah hilangnya sifat-sifat struktur lebih
tinggi oleh terkacaunya ikatan hidrogen dan gaya-gaya sekunder lain yang mengutuhkan
molekul itu. Elektroforesis protein memungkinkan kita untuk memisahkan protein berdasarkan
ukurannya dan memperlihatkan hasilnya
3.2 Saran
Di dalam kehidupan kita ini protein sangat penting bagi proses pertumbuhan manusia.
Protein dapat menunjang kebutuhan manusia baik untuk proses metabolisme ataupun proses
anatomi tubuh yang lain. Selain itu bagi teman-teman diharapkan agar tidak hanya
mengandalkan makalah ini sebagai acuan untuk pembelajaran tapi dapat mencari di literatur
yang lain.
Daftar Pustaka
C.Willbraham, Antony & S.Matta, Michael.1992.Pengantar Kimia Organik dan Hayati.Bandung : ITB Bandung.
Ralph J,Fessenden & Joan S, Fessenden.1983.Kimia Organik Jilid 2.Jakarta : Erlangga.
Thornton Morrison, Robert & Neilson Boyd, Robert.1983.Organic Chemistry Fourth Edition.Toronto : New York University.