Makalah Profil Tenaga Pendidik

26
PROFIL , PERSYARATAN , dan KOMPETENSI GURU Makalah ini diajukan untuk mata kuliah “ Profil Tenaga Pendidik” Dosen Pembimbing : Drs Damanhuri MA Oleh : Mrs. X ( D312080 ) M Dwi Fidiqsa ( D31208034 ) Yuslikah ( D312080 )

Transcript of Makalah Profil Tenaga Pendidik

Page 1: Makalah Profil Tenaga Pendidik

PROFIL , PERSYARATAN , dan KOMPETENSI

GURU

Makalah ini diajukan untuk mata kuliah

“ Profil Tenaga Pendidik”

Dosen Pembimbing :

Drs Damanhuri MA

Oleh :

Mrs. X ( D312080 )

M Dwi Fidiqsa ( D31208034 )

Yuslikah ( D312080 )

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

Page 2: Makalah Profil Tenaga Pendidik

SURABAYA

2010

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemampuan dan kekuatan dalam

menyusun tugas ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang telah member tauladan dan petunjuk dalam mengarungi bahtera

kehidupan di dunia dan di akherat kelak. Alhamdulillah , akhirnya penulis dapat menyelesaikan

makalah ini dengan lancar.

Dengan kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih kepada “ Drs Damanhuri MA”,

selaku dosen pembimbing mata kuliah “ Profil Tenaga Pendidik ” telah tercurahkan perhatiannya

demi terselesaikan makalah ini , dan tak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada segenap

pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan

tugas ini.

Akhirnya hanya kepada allah SWT jualah penulis berserah diri dengan senatiasa

mengharap ridho-Nya . Semoga penyusunan makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita

semua. Amin.

Surabaya , 23 Maret 2010

Penyusun

Page 3: Makalah Profil Tenaga Pendidik

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai suatu kewajiban apabila dalam diri tercipta perasaan ingin menjadi guru. Kita

semua dari kecil telah diajari oleh seorang yang mullia dengan sejuta gudang ilmu, yakni guru.

Guru biasa dikenal dengan sebutan Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Tapi apabila kita

menoleh pada keadaan sekarang rasa-rasanya guru adalah dijadikan sebuah pekerjaan semta,

walaupu kita tahu berapa sih gajinya? Tapi karena kehormatannya dimata masyarakat dan

keagungan dari padanya hingga orang ingin menjadi dirinya.

Hidup memang tidak hanya bertolak ukur pada uang, tapi uang jualah tujuan dari hidup

itu. Namun sebagai guru, seyogyalah mendadar ilmunya dengan keikhlasan dan keridhaan agar

berkahlah ilmu yang diberikan itu. Oleh sebab itu, sebagai guru jangan dianggap mudah ada

profil , persyaratan dan kompetensi yang harus dimiliki nya. Karena itu kami akan menbahas

tentang hal ini, agar kta lebih memandang seorang guru dari sisi negatifnya saja. Kita akan

menyadari bahwa begitu beasr pengorbanan mereka bagi kita. Semoga pembahasan ini

bermanfaat. Amin.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana profil dari seorang guru ?

2. Apa saja persyaratan menjadi guru ?

3. Bagaimana dengan kompetensi yang harus dimiliki seorang guru ?

4. Sebutkan kompetensi – kompetensi itu beserta sedikit penjelasaanya ?

Page 4: Makalah Profil Tenaga Pendidik

BAB II

PEMBAHASAN

TOLONG YANG PERTAMA KAMU CARI DAN TULIS DI SINI SBELUM TEKS YANG AKU TULIS….(JANGAN LUPA FOOTNOTE DAN DAFTAR PUSTAKANYA)

OK !!!

BY

M DWI FIDIQSA

Page 5: Makalah Profil Tenaga Pendidik

B . Kompetensi Guru

Proporsi antara pengetahuan , sikap , dan keterampilan sangat bergantung pada jenis dari

pada pengetahuan dan sikap , pekerjaan kedokteran bedah memerlukan porsi pengetahuan ,

keterampilan dan sikap secara seimbang , dan pekerjaan social memerlukan porsi sikap lebih

besar dari pada pengetahuan dan keterampilan sebagai kompetensi. Kompetensi adalah

kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan1. Dengan

demikian , istilah kompetensi sangat kontekstual dan tidak universal untuk semua jenis

pekerjaan.

Menurut UU No. 14 tahun 2005 Mengenai Pendidikan, pada pasal 10 ayat (1)

menyatakan Kompetensi Guru sebagaimana dimaksud adalah meliputi kompetensi paedagogik ,

kompetensi kepribadian , kompetensi social, dan kompetensi professional yang diambil dari

profesinya itu. Menurut Sanjaya,kompetensi guru bukan hanya kompetensi kepribadian dan

professional tetapi terdapat sejumlah kompetensi yang dimiliki seorang guru yakni kompetensi

pribadi , social kemasyarakatan2.

Sebagaimana yang telah diamanatkan UU 14/2005 dan PP 19/2005 agar guru dan dosen

mmemahami , mengerti , menguasai dan terampil mengunakan sumber – sumber belajar baru

dan menguasai kompetensi paedagogik , kompetensi kepribadian , kompetensi professional , dan

kompetensi social sebagai bagian dari kemampuan profesinal guru. Maka, guru harus mengikuti

program sertifikasi. Guru yang telah disertifikasi akan dapat meningkatkan kemampuan dan

keterlibatannya dalam menuaikan tugas sebagai guru.

Beberapa hal pokok yang dijadikan pertimbangan sertifikasidan profesionalisme guru dan

dosen yaitu (1) kompetensi guru focus pada kemampuan mendidik yaitu Kompetensi bidang

1 Saiful Sagala, Kemampuan Profesionalisme Guru dan Tenaga Kependidikan. (Bandung:Alfabeta,2009),292 Sanjaya , Strategi Pembelajaran : Berorientasi Standar Pendidikan.(Jakarta : Kencana Penada Media, 2006),17

Page 6: Makalah Profil Tenaga Pendidik

studi , Kompetensi Paedagogik, Kompetensi Etika Profesi, dan kompetensi social. (2)

kompetensi dosen mencakup kemapuan mendidik , meneliti , dan kemampuan mengabdi kepada

masyarakat, Kompetensi bidang studi , kompetensi paedagogik , kompetensi etika profesi ,

kompetensi social , kompetensi penelitian , dan kompetensi pengabdian kepada masyarakat; (3)

kompetensi dan profesionalisme guru belum sepenuhnya dipahami dan diyakini oleh guru dan

dosen sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu pendidikan dalam arti luas; (4)

profesionalisme guru dan dosen dirancang dalam skema optimalisasi pemberdayaan guru dan

dosen; (5) kompetensi dan profesionalisme guru dan dosen mutlak diperlukan dalam rangka

meningkatkan kualitas anak bangsa; (6) sikap profesionalisme guru adalah respons guru terhadap

dimensi –dimensi profesionalisme guru yang memerlukan keahlian , kemahiran , kecakapan

serta memenuhi standar mutu atau norma tertentu; (7) program pendidikan profesi diakhiri

dengan uji sertifikasi pendidik;(8) uji sertifikasi pendidikan dilakukan melalui ujian tertulis dan

uji kinerja sesuai dengan standar kompetensi;(9) sertifikasi pendidik bagi calon guru dipenuhi

sebelum yang bersangkutan diangkat menjadi seorang guru3.

Kompetensi Paedagogik

  Kompetensi Guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang

harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas

keprofesionalan4. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 18 Tahun 2007 tentang Guru,

dinyatakan bahwasanya  kompetensi yang harus dimiliki oleh Guru meliputi kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang

diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi Guru tersebut bersifat menyeluruh dan

merupakan satu kesatuan yang satu sama lain saling berhubungan dan saling

mendukung.Kompetensi pedagogik yang dimaksud dalam tulisan ini yakni antara lain

kemampuan pemahaman tentang peserta didik secara mendalam dan penyelenggaraan

pembelajaran yang mendidik5. Pemahaman tentang peserta didik meliputi pemahaman tentang

psikologi perkembangan anak. Sedangkan Pembelajaran yang mendidik meliputi kemampuan

3 Saiful Sagala,Op.Cit.,30-314 Purwanto, Administrasi Pendidikan.(Bandung : Angkasa, 1984),225 Ibid.,

Page 7: Makalah Profil Tenaga Pendidik

merancang pembelajaran, mengimplementasikan pembelajaran, menilai proses dan hasil

pembelajaran, dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan.

Menurut Peraturan Pemerintah tentang Guru, bahwasanya kompetensi pedagogik Guru

merupakan kemampuan Guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-

kurangnya meliputi6:

1. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan.

  Guru memiliki latar belakang pendidikan keilmuan sehingga memiliki keahlian secara

akademik dan intelektual. Merujuk pada sistem pengelolaan pembelajaran yang berbasis subjek

(mata pelajaran), guru seharusnya memiliki kesesuaian antara latar belakang keilmuan dengan

subjek yang dibina. Selain itu, guru memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam

penyelenggaraan pembelajaran di kelas. Secara otentik kedua hal tersebut dapat dibuktikan

dengan ijazah akademik dan ijazah keahlian mengajar (akta mengajar) dari lembaga pendidikan

yang diakreditasi pemerintah.

 2. Pemahaman terhadap peserta didik

Guru memiliki pemahaman akan psikologi perkembangan anak, sehingga mengetahui

dengan benar pendekatan yang tepat yang dilakukan pada anak didiknya. Guru dapat

membimbing anak melewati masa-masa sulit dalam usia yang dialami anak. Selain itu, Guru

memiliki pengetahuan dan pemahaman terhadap latar belakang pribadi anak, sehingga dapat

mengidentifikasi problem-problem yang dihadapi anak serta menentukan solusi dan pendekatan

yang tepat.

3. pengembangan kurikulum/silabus

Guru memiliki kemampuan mengembangkan kurikulum pendidikan nasional yang

disesuaikan dengan kondisi spesifik lingkungan sekolah.

 4. Perancangan pembelajaran

6 Presiden RI, Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia no. 38 tahun 1992 tentang tenaga kependidikan.(Jakarta :Depdikbud,1992),

Page 8: Makalah Profil Tenaga Pendidik

Guru memiliki merencanakan sistem pembelajaran yang memamfaatkan sumber daya

yang ada. Semua aktivitas pembelajaran dari awal sampai akhir telah dapat direncanakan secara

strategis, termasuk antisipasi masalah yang kemungkinan dapat timbul dari skenario yang

direncanakan.

 5. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

Guru menciptakan situasi belajar bagi anak yang kreatif, aktif dan menyenangkan.

Memberikan ruang yang luas bagi anak untuk dapat mengeksplor potensi dan kemampuannya

sehingga dapat dilatih dan dikembangkan.

 6. Pemanfaatan teknologi pembelajaran.

Dalam menyelenggarakan pembelajaran, guru menggunakan teknologi sebagai media.

Menyediakan bahan belajar dan mengadministrasikan dengan menggunakan teknologi informasi.

Membiasakan anak berinteraksi dengan menggunakan teknologi.

7. Evaluasi hasil belajar

Guru memiliki kemampuan untuk mengevaluasi pembelajaran yang dilakukan meliputi

perencanaan, respon anak, hasil belajar anak, metode dan pendekatan. Untuk dapat

mengevaluasi, guru harus dapat merencanakan penilaian yang tepat, melakukan pengukuran

dengan benar, dan membuat kesimpulan dan solusi secara akurat.

8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya

Guru memiliki kemampuan untuk membimbing anak, menciptakan wadah bagi anak

untuk mengenali potensinya dan melatih untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki.Salah

satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kemampuan ini adalah dengan

melaksanakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas, berbasis pada perencanaan

dan solusi atas masalah yang dihadapi anak dalam belajar. Sehingga hasil belajar anak dapat

meningkat dan target perencanaan guru dapat tercapai. Pada prinsipnya, Kesemua aspek

Page 9: Makalah Profil Tenaga Pendidik

kompetensi paedagogik di atas senantiasa dapat ditingkatkan melalui pengembangan kajian

masalah dan alternatife solusi.

Kompetensi Kepribadian

Guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, memiliki karakteristik

kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya

manusia. Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan memberikan teladan yang baik

terhadap anak didik maupun masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut

“digugu” (ditaati nasehat/ucapan/perintahnya) dan “ditiru” (di contoh sikap dan

perilakunya).Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan belajar anak didik.

Dalam kaitan ini, Zakiah Darajat dalam Syah menegaskan bahwa kepribadian itulah yang akan

menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah

akan menjadi perusak atau penghancur bagi masa depan anak didiknya terutama bagi anak didik

yang masih kecil (tingkat dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat

menengah)7. Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam

menggeluti profesinya adalah meliputi fleksibilitas kognitif dan keterbukaan psikologis.

Fleksibilitas kognitif atau keluwesan ranah cipta merupakan kemampuan berpikir yang diikuti

dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu. Guru yang fleksibel pada

umumnya ditandai dengan adanya keterbukaan berpikir dan beradaptasi.

Selain itu, ia memiliki resistensi atau daya tahan terhadap ketertutupan ranah cipta yang

prematur dalam pengamatan dan pengenalan.Dalam Undang-undang Guru dan Dosen

dikemukakan kompetensi kepribadian adalah “kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak

mulia, arif, dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik”. Surya menyebut kompetensi

kepribadian ini sebagai kompetensi personal, yaitu kemampuan pribadi seorang guru yang

diperlukan agar dapat menjadi guru yang baik. Kompetensi personal ini mencakup kemampuan

pribadi yang berkenaan dengan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan

7 Syah Pendidik dan Pendidikan,(Jakarta : Aneka Jaya,2000),225-226

Page 10: Makalah Profil Tenaga Pendidik

perwujudan diri8. Gumelar dan Dahyat merujuk pada pendapat Asian Institut for Teacher

Education, mengemukakan kompetensi pribadi meliputi (1) pengetahuan tentang adat istiadat

baik sosial maupun agama, (2) pengetahuan tentang budaya dan tradisi, (3) pengetahuan tentang

inti demokrasi, (4) pengetahuan tentang estetika, (5) memiliki apresiasi dan kesadaran sosial, (6)

memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan, (7) setia terhadap harkat dan

martabat manusia9. Sedangkan kompetensi guru secara lebih khusus lagi adalah bersikap empati,

terbuka, berwibawa, bertanggung jawab dan mampu menilai diri pribadi. Johnson sebagaimana

dikutip Anwar mengemukakan kemampuan personal guru, mencakup (1) penampilan sikap yang

positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru, dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan

beserta unsur-unsurnya, (2) pemahaman, penghayatan dan penampilan nilai-nilai yang

seyogyanya dianut oleh seorang guru, (3) kepribadian, nilai, sikap hidup ditampilkan dalam

upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya10. Arikunto

mengemukakan kompetensi personal mengharuskan guru memiliki kepribadian yang mantap

sehingga menjadi sumber inspirasi bagi subyek didik, dan patut diteladani oleh

siswa11.Berdasarkan uraian di atas, kompetensi kepribadian guru tercermin dari indikator (1)

sikap, dan (2) keteladanan.

Yang dimaksud dengan komptensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang

mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak

mulia. Subkompetensi mantap dan stabil memiliki indicator esensial yakni bertindak sesuai

dengan hokum, bertindak sesuai dengan norma social, bangga menjadi guru dan memiliki

konsistensi dalam bertindak dan bertutur.

Guru yang dewasa akan menampilkan kemandirian dalam bertindak dam memiliki etos kerja

yang tinggi. Sementara itu, guru yang arif akan mampu melihat manfaat pembelajaran bagi

peserta didik, sekolah dan masyarakat, menunjukkan sikap terbuka dalam berfkir dan bertindak.

Berwibawa mengandung makna bahwa guru memiliki prilaku yang berpengaruh positif terhadap

peserta didik dan perilaku yang disegani.

8 Surya, Pendidikan Pendidik. (Jakarta : Rajawali, 2003),1389 Gumelar dan Dahsyat, Masyarakat Terdidik dan Terlatih. ( Bandung : Mega Surya ,2002),12710 Anwar, Didik Mendidik.. ( Yogyakarta: Surtabranta Press,2004),6311 Arikunto, Pendidikan. (Semarang : Undip Press,1993),239

Page 11: Makalah Profil Tenaga Pendidik

Yang paling utama dalam kepribadian guru adalah berakhlak mulia. Ia dapat menjadi teladan

dan bertindak sesuai normaagama (iman, dan taqwa, jujur, ikhlas dan suka menolong serta

memilki perilaku yang dapat dicontoh.

Tanpa bermaksud mengabaikan salah satu kompetensi yang harus dimiliki seorang guru,

kompetensi kepribadian kiranya harus mendapatkan perhatian yang lebih. Sebab, kompetensi ini

akan berkaitan dengan idealisme dan kemampuan untuk dapat memahami dirinya sendiri dalam

kapasitas sebagai pendidik.

Mengacu kepada standar nasional pendidikan, kompetensi kepribadian guru meliputi:

(1) Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil, yang indikatornya bertindak sesuai dengan

norma hukum, norma sosial. Bangga sebagai pendidik, dan memiliki konsistensi dalam bertindak

sesuai dengan norma.

(2) Memiliki kepribadian yang dewasa, dengan ciri-ciri, menampilkan kemandirian dalam

bertindak sebagai pendidik yang memiliki etos kerja.

(3) Memiliki kepribadian yang arif, yang ditunjukkan dengan tindakan yang bermanfaat bagi

peserta didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan

bertindak.

(4) Memiliki kepribadian yang berwibawa, yaitu perilaku yang berpengaruh positif terhadap

peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani. (5) Memiliki akhlak mulia dan menjadi

teladan, dengan menampilkan tindakan yang sesuai dengan norma religius (iman dan takwa,

jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

Esensi kompetensi kepribadian guru semuanya bermuara ke dalam intern pribadi guru.

Kompetensi pedagogik, profesional dan sosial yang dimiliki seorang guru dalam melaksanakan

pembelajaran, pada akhirnya akan lebih banyak ditentukan oleh kompetensi kepribadian yang

dimilikinya. Tampilan kepribadian guru akan lebih banyak memengaruhi minat dan antusiasme

anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pribadi guru yang santun, respek terhadap siswa,

Page 12: Makalah Profil Tenaga Pendidik

jujur, ikhlas dan dapat diteladani, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keberhasilan

dalam pembelajaran apa pun jenis mata pelajarannya.

Oleh karena itu, dalam beberapa kasus tidak jarang seorang guru yang mempunyai kemampuan

mumpuni secara pedagogis dan profesional dalam mata pelajaran yang diajarkannya, tetapi

implementasinya dalam pembelajaran kurang optimal. Hal ini boleh jadi disebabkan tidak

terbangunnya jembatan hati antara pribadi guru yang bersangkutan sebagai pendidik dan

siswanya, baik di kelas maupun di luar kelas. Upaya pemerintah meningkatkan kemampuan

pedagogis dan professional guru banyak dilakukan, baik melalui pelatihan, workshop, maupun

pemberdayaan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP). Akan tetapi, hal tersebut kurang

menyentuh peningkatan kompetensi kepribadian guru.

Kita patut bertanya mengapa pendidikan kita banyak menghasilkan anak didik yang cerdas,

pintar dan terampil, tapi belum banyak menghasilkan anak didik yang memiliki kepribadian yang

sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga, bangsa kita mengalami krisis multidimensional yang

berkepanjangan yang tiada ujungnya. Jangan-jangan ini semua buah kita sebagai pendidik yang

belum menampilkan kepribadian yang patut diteladani oleh anak didik kita.

Kepribadian Guru

Hingga saat ini pemerintah telah berupaya mewujudkan guru profesional. Upaya

meningkatkan kualifikasi guru menjadi D-IV atau S1mulai dilakukan, kompetensi dan

kompensasi guru diperbaiki. Menurut penulis upaya tersebut adalah penting, karena ia berfungsi

sebagai pemelihara kinerjanya, tetapi belumlah cukup untuk mewujudkan guru profesional yang

bermartabat dan beradab, masih diperlukan bekal kepribadian yang berawal dari motivasi

menjadi guru sebagai panggilan hidupnya, mengingat guru bukanlah jenis "manusia super",

melainkan manusia biasa, sama dengan manusia biasa lainnya. Yang membedakannya dari

manusia yang bukan guru adalah niat atau motivasinya, dedikasinya, idealismenya,

kompetensinya dan profesionalismenya", demikian Winarno Surakhmad (2006) dalam

makalahnya berjudul "Program Daerah: Pendidikan Mandiri Berkualitas".

PP No.19/2005 pasal 28 dan Draf PP Guru menyatakan; "kompetensi kepribadian guru

adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan

Page 13: Makalah Profil Tenaga Pendidik

bagi peserta didik dan masyarakat, mampu mengevaluasi kinerjanya sendiri, dan

mengembangkan diri secara berkelanjutan". Gage (1978) mempertegas bahwa "the scientific

basic of the art of teaching" adalah kemampuan serta kebiasaan guru mengembangkan

profesionalitas dirinya secara berkelanjutan.

Pada Pedoman Sertifikasi Kompetensi Pendidik (2004) memuat standar kompetensi

kepribadian guru terkait dengan profesionalismenya, yakni kemampuan; (1) menyesuaikan diri

dengan lingkungan kerjanya; (2) menilai kinerjanya sendiri; (3) bekerja mandiri dan bekerjasama

dengan orang lain; (4) mencari sumber-sumber baru dalam bidang studinya; (5) komitmen

terhadap profesi dan tugas profesional; (6) berkomunikasi dengan teman sejawat dan peserta

didik; dan (7) meningkatkan diri dalam kinerja profesinya12.

Secara lebih specifik kompetensi kepribadian guru tersebut dijabarkan sebagai berikut;

(1) selalu menampilkan diri sebagai pribadi mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa yang

ditandai, antara lain melalui pembiasaan diri dalam; menerima dan memberi kritik dan saran,

mentaati peraturan, konsisten dalam bersikap dan bertindak, meletakkan persoalan sesuai pada

tempatnya; dan melaksanakan tugas secara mandiri, tuntas, dan bertanggung jawab; (2) selalu

menampilkan diri sebagai pribadi yang berakhlak mulia dan sebagai teladan bagi murid dan

masyarakat yang tercermin melalui pembiasaan diri dalam; berprilaku santun, berprilaku

mencerminkan ketaqwaan, dan berprilaku yang dapat diteladani oleh murid dan masyarakat; (3)

berprilaku sebagai pendidik profesional yang dicirikan, antara lain; membiasakan diri

menerapkan kode etik profesi guru dalam kehidupan sehari-hari, menunjukkan komitmen

sebagai pendidik, dan mengembangkan etos kerja secara bertanggung jawab; (4) mampu

mengembangkan diri secara terus menerus sebagai pendidik yang dicirikan keinginan melatih

diri dalam memanfaatkan berbagai sumber untuk meningkatkan pengetahuan/ketrampilan/dan

kepribadian, mengikuti berbagai kegiatan yang menunjang pengembangan profesi keguruan,

melakukan berbagai kegiatan yang memupuk kebiasaan membaca dan menulis, mengembangkan

dan menyelenggarakan kegiatan yang menunjang profesi guru; (5) mampu menilai kinerjanya

sendiri yang dikaitkan dalam pencapaian utuh pendidikan yang dicirikan antara lain; mengkaji

strategi berfikir reflektif untuk melakukan penilaian kinerja sendiri, memecahkan masalah dan

meningkatkan kinerjanya untuk kepentingan pendidikan, membiasakan diri menilai kinerjanya

12 Syah,Op.Cit.,233

Page 14: Makalah Profil Tenaga Pendidik

sendiri dan melakukan refleksi untuk perbaikan di masa depan, dan menindaklanjuti hasil

penilaian kinerjanya untuk kepentingan peserta didik; (6) mampu meningkatkan kualitas

pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas, dan riset lainnya (7) mampu berkomunikasi

secara efektif dengan orang tua peserta didik, sesama pendidik, dan masyarakat dalam program

pembelajaran khususnya dan peningkatan kulitas pendidikan umumnya, bersikap inovatif,

adaptif dan kritis terhadap lingkungan13.

Kompetensi Sosial

Menurut Adam ( dalam Martani & Adiyanti, 1991) kompetensi sosial mempunyai

hubungan yang erat dengan penyesuaian sosial dan kualitas interaksi antar pribadi14. Membangun

kompetensi sosial pada kelompok bermain dapat dimulai dengan membangun interaksi di antara

anak-anak, interaksi yang dibangun dimulai dengan bermain hal-hal yang sederhana, misalnya

bermain peran, mentaati tata tertib dalam kelompoknya, sehingga kompetensi sosialnya akan

terbangun. Kompetensi sosial merupakan salah satu jenis kompetensi yang harus dimiliki oleh

anak-anak dan pemilikan kompetensi ini merupakan suatu hal yang penting. Menurut Leahly

(1985) kompentensi merupakan suatu bentuk atau dimensi evaluasi diri (self evaluation), dengan

kompetensi yang dimilikinya.

Ross-Krasnor (Denham dkk, 2003) mendefinisikan kompetensi sosial sebagai keefektifan

dalam berinteraksi, hasil dari perilaku-perilaku teratur yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan

pada masa perkembangan dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Bagi anak pra

sekolah, perilaku yang menunjukkan kompetensi sosial berkisar pada tugas-tugas utama

perkembangan yaitu menjalin ikatan positif dan self regulations selama berinteraksi dengan

teman sebaya. Dalam pandangan teoritis kompetensi sosial, terdapat dua fokus pengukuran yaitu

pada diri atau orang lain, dalam hal ini adalah mengukur kesuksesan anak dalam memenuhi

tujuan pribadi atau hubungan interpersonal anak.

Beberapa pakar di bidang psikologi dan pendidikan berasumsi bahwa kompetensi sosial

merupakan dasar bagi kualitas hubungan antar teman sebaya yang akan terbentuk (Adam, 1983).

Keberhasilan untuk masuk dan menjadi bagian dari kelompok teman sebaya atau kompetensi

13 Ibid.,24414 Martini, Kompetensi Sosial dan Kepercayaan Diri Remaja.( Yogyakarta : UGM Press,1990),13

Page 15: Makalah Profil Tenaga Pendidik

dengan teman bukanlah hal yang mudah. Hal ini tidak diukur dengan menghitung banyaknya

jumlah hubungan yang dilakukan seorang anak dengan anak-anak lainnya, apabila hubungan

seorang anak sebagian besar dalam bentuk agresi atau asimetris terus-menerus (bersama anak

yang selalu menjadi pengikut), hal ini tidak menunjukkan kompetensi sosial walaupun dia sering

berinteraksi. Sebaliknya, terkadang bermain sendiri tidak berarti kurang berkompetensi sosial.

Bermain sendiri berbeda dengan “sendirian” (hanya berada di dekat kelompok tetapi tidak

bergabung) (Coplat dkk, dalam Sroufe dkk, 1996).

Kompetensi sosial adalah kemampuan anak untuk mengajak maupun merespon teman-

temannya dengan perasaan positif, tertarik untuk berteman dengan teman-temannya serta

diperhatikan dengan baik oleh mereka, dapat memimpin dan juga mengikuti, mempertahankan

sikap memberi dan menerima dalam berinteraksi dengan temannya ( Vaughn dan Waters dalam

Sroufe dkk, 1996 ), dikarenakan anak-anak prasekolah lebih memilih teman bermain yang

berperilaku proporsional ( Hart dkk. dalam Papalia dkk, 2002 ).

Singkatnya individu yang berkompeten mampu menggunakan ketrampilan dan pengetahuan

untuk melakukan relasi positif dengan orang lain (Asher dkk dalam Pertiwi, 1999). Ford

(Latifah, 2000) memberi definisi lain namun tidak jauh berbeda mengenai kompetensi sosial

yaitu tindakan yang sesuai dengan tujuan dalam konteks sosial tertentu, dengan menggunakan

cara-cara yang tepat dan memberikan efek yang positif bagi perkembangan15. Selanjutnya dapat

dikatakan bahwa orang yang memiliki kompetensi sosial yang tinggi mampu mengekspresikan

perhatian sosial lebih banyak, lebih simpatik, lebih suka menolong dan lebih dapat mencintai.

Kompetensi Profesional

Menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi

profesional adalah “kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam”. Surya

mengemukakan kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan yang diperlukan agar dapat

mewujudkan dirinya sebagai guru profesional16.

Kompetensi profesional meliputi kepakaran atau keahlian dalam bidangnya yaitu

penguasaan bahan yang harus diajarkannya beserta metodenya, rasa tanggung jawab akan

15 Latifah, Kompetensi Sosial , Status Sosial, dan Viktimasi Di Sekolah Dasar.(Yogyakarta : UGM Press,2000),2216 Surya, Op.Cit.,138

Page 16: Makalah Profil Tenaga Pendidik

tugasnya dan rasa kebersamaan dengan sejawat guru lainnya. Gumelar dan Dahyat merujuk pada

pendapat Asian Institut for Teacher Education, mengemukakan kompetensi profesional guru

mencakup kemampuan dalam hal (1) mengerti dan dapat menerapkan landasan pendidikan baik

filosofis, psikologis, dan sebagainya, (2) mengerti dan menerapkan teori belajar sesuai dengan

tingkat perkembangan perilaku peserta didik, (3) mampu menangani mata pelajaran atau bidang

studi yang ditugaskan kepadanya, (4) mengerti dan dapat menerapkan metode mengajar yang

sesuai, (5) mampu menggunakan berbagai alat pelajaran dan media serta fasilitas belajar lain, (6)

mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pengajaran, (7) mampu melaksanakan

evaluasi belajar dan (8) mampu menumbuhkan motivasi peserta didik17.

Johnson sebagaimana dikutip Anwar mengemukakan kemampuan profesional mencakup

(1) penguasaan pelajaran yang terkini  atas penguasaan bahan yang harus diajarkan, dan konsep-

konsep dasar keilmuan bahan yang diajarkan tersebut, (2) penguasaan dan penghayatan atas

landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan, (3) penguasaan proses-proses kependidikan,

keguruan dan pembelajaran siswa18. Arikunto mengemukakan kompetensi profesional

mengharuskan guru memiliki pengetahuan yang luas dan dalam tentang subject matter (bidang

studi)  yang akan diajarkan serta penguasaan metodologi yaitu menguasai konsep teoretik,

maupun memilih metode yang tepat dan mampu menggunakannya dalam proses belajar

mengajar19.Depdiknas mengemukakan kompetensi profesional meliputi (1) pengembangan

profesi, pemahaman wawasan, dan penguasaan bahan kajian akademik20.

Pengembangan profesi meliputi (1) mengikuti informasi perkembangan iptek yang

mendukung profesi melalui berbagai kegiatan ilmiah, (2) mengalihbahasakan buku

pelajaran/karya ilmiah, (3) mengembangkan berbagai model pembelajaran, (4) menulis makalah,

(5) menulis/menyusun diktat pelajaran, (6) menulis buku pelajaran, (7) menulis modul, (8)

menulis karya ilmiah, (9) melakukan penelitian ilmiah (action research), (10) menemukan

teknologi tepat guna, (11) membuat alat peraga/media, (12) menciptakan karya seni, (13)

mengikuti pelatihan terakreditasi, (14) mengikuti pendidikan kualifikasi, dan (15) mengikuti

kegiatan pengembangan kurikulum.

17 Gumelar dan Dahsyat, Op,Cit.,12718 Anwar, Op.Cit.,6319 Arikunto,Op.Cit.,23920 Depdinas, Peraturan Perundang-Undangan tentang pendidikan tahun 2005.(Jakarta : Depdiknas,2004),

Page 17: Makalah Profil Tenaga Pendidik

Pemahaman wawasan meliputi (1) memahami visi dan misi, (2) memahami hubungan

pendidikan dengan pengajaran, (3) memahami konsep pendidikan dasar dan menengah, (4)

memahami fungsi sekolah, (5) mengidentifikasi permasalahan umum pendidikan dalam hal

proses dan hasil belajar, (6) membangun sistem yang menunjukkan keterkaitan pendidikan dan

luar sekolah.Penguasaan bahan kajian akademik meliputi (1) memahami struktur pengetahuan,

(2) menguasai substansi materi, (3) menguasai substansi kekuasaan sesuai dengan jenis

pelayanan yang dibutuhkan siswa.Berdasarkan uraian di atas, kompetensi profesional guru

tercermin dari indikator (1) kemampuan penguasaan materi pelajaran, (2) kemampuan penelitian

dan penyusunan karya ilmiah, (3) kemampuan pengembangan profesi, dan (4) pemahaman

terhadap wawasan dan landasan pendidikan.

Page 18: Makalah Profil Tenaga Pendidik

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Didik Mendidik.. ( Yogyakarta: Surtabranta Press,2004)

Arikunto, Pendidikan. (Semarang : Undip Press,1993)

Depdinas, Peraturan Perundang-Undangan tentang pendidikan tahun 2005.(Jakarta:

Depdiknas,2004)

Gumelar dan Dahsyat, Masyarakat Terdidik dan Terlatih. ( Bandung : Mega Surya ,2002)

Latifah, Kompetensi Sosial , Status Sosial, dan Viktimasi Di Sekolah Dasar.(Yogyakarta : UGM

Press,2000)

Martini, Kompetensi Sosial dan Kepercayaan Diri Remaja.( Yogyakarta : UGM Press,1990)

Presiden RI, Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia no. 38 tahun 1992 tentang tenaga

kependidikan.(Jakarta :Depdikbud,1992)

Purwanto, Administrasi Pendidikan.(Bandung : Angkasa, 1984)

Saiful Sagala, Kemampuan Profesionalisme Guru dan Tenaga Kependidikan.

(Bandung:Alfabeta,2009)

Sanjaya , Strategi Pembelajaran : Berorientasi Standar Pendidikan.(Jakarta : Kencana Penada

Media, 2006)

Surya, Pendidikan Pendidik. (Jakarta : Rajawali, 2003)

Syah Pendidik dan Pendidikan,(Jakarta : Aneka Jaya,2000)