Makalah Problematika Sains 2

7
1 BAB I PENDAHULUAN Jurnal-jurnal yang menyangkut gaya belajar, lebih banyak menekankan atau berfokus pada gaya belajarnya sendiri, bukan pada permasalahan mata pelajarannya. Artinya, gaya belajar dianggap sebagai poin inti dalam problematika pembelajaran, baik itu untuk pembelajaran sains dan pembelajaran lainnya. Sebab dalam kajian tentang gaya belajar, pendidik tidak bisa memaksakan seorang anak harus belajar dengan suasanan dan cara yang kita inginkan karena masing masing anak memiliki tipe atau gaya belajar sendiri-sendiri. Kemampuan anak dalam menangkap materi dan pelajaran tergantung dari gaya belajarnya. Banyak anak menurun prestasi belajarnya disekolah karena dirumah anak dipaksa belajar tidak sesuai dengan gayanya. Anak akan mudah menguasai materi pelajaran dengan menggunakan cara belajar mereka masing-masing. Para ahli di bidang pendidikan mencoba mengembangkan teori mengenai gaya belajar sebagai cara untuk mencari jalan agar belajar menjadi hal yang mudah dan menyenangkan. Belajar memerlukan konsentrasi yang tinggi agar dapat memahami konsep yang dipelajari. Situasi dan kondisi untuk berkonsentrasi sangat berhubungan dengan gaya belajar. Jika seseorang dapat mengenali gaya belajar sendiri, maka orang tersebut dapat mengelola pada kondisi apa, di mana, kapan dan bagaimana seseorang dapat memaksimalkan belajar. Problematika pendidikan oleh beberapa jurnal tentang gaya belajar menekankan perlunya penyadaran guru bahwa setiap siswa memiliki cara yang berbeda dalam menyerap dan mempelajari informasi. Sesungguhnya gaya belajar seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Kebanyakan kita belajar dengan banyak gaya, namun biasanya kita lebih menyukai satu cara dari pada berbagai cara yang ada.

description

Makalah Problematika sains

Transcript of Makalah Problematika Sains 2

Page 1: Makalah Problematika Sains 2

1

BAB I

PENDAHULUAN

Jurnal-jurnal yang menyangkut gaya belajar, lebih banyak menekankan atau

berfokus pada gaya belajarnya sendiri, bukan pada permasalahan mata

pelajarannya. Artinya, gaya belajar dianggap sebagai poin inti dalam problematika

pembelajaran, baik itu untuk pembelajaran sains dan pembelajaran lainnya. Sebab

dalam kajian tentang gaya belajar, pendidik tidak bisa memaksakan seorang anak

harus belajar dengan suasanan dan cara yang kita inginkan karena masing masing

anak memiliki tipe atau gaya belajar sendiri-sendiri. Kemampuan anak dalam

menangkap materi dan pelajaran tergantung dari gaya belajarnya.

Banyak anak menurun prestasi belajarnya disekolah karena dirumah anak

dipaksa belajar tidak sesuai dengan gayanya. Anak akan mudah menguasai materi

pelajaran dengan menggunakan cara belajar mereka masing-masing.

Para ahli di bidang pendidikan mencoba mengembangkan teori mengenai gaya

belajar sebagai cara untuk mencari jalan agar belajar menjadi hal yang mudah dan

menyenangkan. Belajar memerlukan konsentrasi yang tinggi agar dapat

memahami konsep yang dipelajari. Situasi dan kondisi untuk berkonsentrasi

sangat berhubungan dengan gaya belajar. Jika seseorang dapat mengenali gaya

belajar sendiri, maka orang tersebut dapat mengelola pada kondisi apa, di mana,

kapan dan bagaimana seseorang dapat memaksimalkan belajar.

Problematika pendidikan oleh beberapa jurnal tentang gaya belajar

menekankan perlunya penyadaran guru bahwa setiap siswa memiliki cara yang

berbeda dalam menyerap dan mempelajari informasi. Sesungguhnya gaya belajar

seseorang adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur

serta mengolah informasi. Kebanyakan kita belajar dengan banyak gaya, namun

biasanya kita lebih menyukai satu cara dari pada berbagai cara yang ada.

Page 2: Makalah Problematika Sains 2

2

BAB II

PEMBAHASAN

Istilah'' gaya belajar'' mengacu pada konsep individu yang berbeda dalam hal

bagaimana cara belajar yang paling efektif bagi mereka. Peneliti pembelajaran

gaya belajar berpendapat bahwa perlu mendiagnosis gaya belajar individu.

Penilaian gaya pembelajaran biasanya meminta untuk mengevaluasi jenis

informasi yang dipresentasikan seperti apa yang lebih disukai (misalnya, kata-kata

dibandingkan gambar, dibandingkan pidato) dan / atau jenis aktifitas mental apa

yang paling menarik dan menyenangkan (misalnya, menganalisis atau

mendengarkan), meskipun instrumen penilaian gaya belajar ini sangat beragam

(Pasher et al, 2008).

Hubungan Antara Gaya Belajar dan Kinerja Siswa dalam Proyek Mini Sains

Penelitian Hubungan antara gaya belajar siswa dan kinerja mereka dalam

proyek mini sains yang dilakukan oleh Mehmet Bahar (2009). Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya belajar murid dan kinerja

mereka dalam proyek mini sains. Sebanyak 80 murid dari dua sekolah yang

berbeda berpartisipasi dalam penelitian ini. skala pengukuran yang digunakan

adalah Skala Grasha-Riechmann Learning Style yang digunakan untuk

menentukan gaya para murid belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

semua kategorisasi murid dengan beragam gaya belajar kecuali tipe Avoident

(kumpulan tipe murid Avoident: kepribadian menghindar) telah terstimulasi

dengan mini projek ini dengan derajat yang berbeda. Siswa-siswa yang berada

dalam tipe ‘independent’, ‘competitive’, dan tipe ‘participant’ mendapatkan

hasil pembelajaran dan minat yang tinggi ketimbang siswa dalam tipe

‘avoidant’, ‘dependent’, dan tipe ‘collaborative’ (Bahar, 2009).

Penelitian ini sengaja menggunakan mini proyek karena dalam sains kerja

praktik merupakan elemen penting dan esensial. Karena melibatkan kerja

proyek, karakteristik individu yang berbeda-beda mungkin akan memiliki efek

pada kinerja siswa dalam kerja proyek. Al-Naema (1995) seperti dikutip Bahar,

Page 3: Makalah Problematika Sains 2

3

telah memperoleh kesimpulan dari penelitian tentang perbedaan karakteristik

siswa dalam mini proyek kimia dalam pendekatan problem solving. Al-Naema

memperoleh bahwa murid-murid yang bekerja dengan baik dalam mini proyek

kimia adalah murid yang bertipe ingin tahu (curius), berpikir bebas

(independent), dan kreatif (divergent).

Dalam penilaian gaya belajar, terdapat beragam skala yang digunakan

untuk mengkatogorisasi murid-murid kedalam berbagai kategorisasi gaya

belajar sehingga dapat diketahui bagaimana cara mereka belajar. Berikut skala-

skala tersebut: Model Gregorc mempresentasikan 4 gaya belajar (concrete

sequential, abstract sequential, abstract random dan concrete random), Skala

Ekici, Skala Myers-Briggs Type Indicator, Model Gaya Belajar Felder-

Silverman (sensing/intuitive, visual/verbal, inductive/deductive and active/refl

ective), Model Felder & Silverman, Model Kolb’s (active/refl ective,

abstract/concrete), Model Gaya Belajar McCarthy, Model Gaya Belajar Dunn-

Dunn, dan Model Gaya Belajar Grasha-Riechmann (GRLSS).

Mongomery dan Groat sesuai yang dikutip Bahar, menunjukkan bahwa

Model Gaya Belajar Grasha-Riechmann memiliki perbedaan dengan model

lainnya karena didasarkan pada tanggapan siswa terhadap kegiatan kelas

sebenarnya, bukan berasal dari penilaian umum kepribadian ataupun dari sifat

kognitif (dimana model lain menerapkannya).

Metodologi dalam penelitian ini meliputi pengidentifikasian gaya belajar

masing-masing siswa menggunakan Model Gaya Belajar Grasha-Riechmann

yang telah divalidasi (terdiri dari 60 item dan berupa 5 poin skala setuju-tidak

setuju). Setiap siswa yang telah teridentifikasi tipe gaya belajarnya selanjutnya

diberikan tugas mini proyek sains dan dikerjakan secara individual. Berikut

hasil perolehan skor hasil kerja proyek kimia oleh peneliti dari tiap-tiap siswa

dalam tipe gaya belajar yang berbeda.

Page 4: Makalah Problematika Sains 2

4

Tabel 3.

Berikut hasil perolehan skor minat tiap-tiap siswa yang bekerja dalam

proyek sains dalam tipe gaya belajar yang berbeda.

Tabel 2.

Kemampuan tiap murid sesuai dengan gaya belajar mereka:

Anak didik berdikari (Independent): Anak didik ini dapat berpikir sendiri dan

bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain.

Anak didik yang tak dapat berdiri sendiri (Dependent): Anak didik ini

mempunyai rasa ingin tahu intelektual yang rendah,belajar hanya apa yang

ditugaskan dan diharuskan serta bergantung pada atasan untuk melakukan

sesuatu.

Page 5: Makalah Problematika Sains 2

5

Anak didik yang kooperatif (Collaborative): Mereka ini suka belajar bersama

dalam kelompok.

Anak didik yang suka bersaing yang kompetatif (Competitive): Mereka ini

berusaha melebihi orang lain.

Anak didik yang suka berpartisipasi (Participant): Mereka ini yang suka

belajar bila ditugaskan atau diharuskan.

Anak didik yang mengelakkan pelajaran (Avoidant): Mereka ini tidak

berminat untuk belajar.

Page 6: Makalah Problematika Sains 2

6

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Gaya Belajar sangat diperlukan untuk diperhatikan oleh guru agar lebih

mengenal siswanya sehingga siswa mudah menangkap apa yang disampaikan

oleh guru. Gaya belajar adalah kesenangan/kesukaan yang dipilih tiap individu

tentang bagaiman cara belajar.

2. Terdapat hubungan yang signifikan antara gaya belajar dan prestasi belajar

kimia. Namun tidak ada hubungan yang signifikan antara gaya belajar siswa

terhadap gaya mengajar guru.

Page 7: Makalah Problematika Sains 2

7

DAFTAR PUSTAKA

Bahar, Mehmet. (2009). The Relationships between Pupils’ Learning Styles and

Their Performance in Mini Science Projects. Education Science. 9(1), 31-

49.

Pashler et al. (2008). Learning Style: Concepts and Evidence. A Journal of The

Association for Psychological Science. 9(3), 105-119.