MAKALAH PONED.docx

31
MAKALAH PONED & PONEK BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seperti kita ketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia masih tertinggi diantara negara ASEAN dan penurunannya sangat lambat. Pada Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa - Bangsa pada tahun 2000 disepakati bahwa terdapat 8 Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals) pada tahun 2015. Dua diantara tujuan tersebut mempunyai sasaran dan indikator yang terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan anak. Meskipun tampaknya target tersebut cukup tinggi, namun tetap dapat dicapai apabila dilakukan upaya terobosan yang inovatif untuk mengatasi penyebab utama kematian tersebut yang didukung kebijakan dan sistem yang efektif dalam mengatasi berbagai kendala yang timbul selama ini. Kematian bayi baru lahir umumnya dapat dihindari penyebabnya seperti Berat Badan Lahir Rendah, asfiksia daninfeksi . Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan pengambilan keputusan, merujuk dan mengobati. Sedangkan kematian ibu umumnya disebabkan perdarahan,infeksi, pre-eklampsia / eklampsia, persalinan macet dan abortus. Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu di tingkat nasional dan regional. Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) di tingkat Puskesmas. Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci

Transcript of MAKALAH PONED.docx

MAKALAH PONED & PONEK

BAB IPENDAHULUANA.LATAR BELAKANGSeperti kita ketahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia masih tertinggi diantara negara ASEAN dan penurunannya sangat lambat. Pada Konferensi Tingkat Tinggi Perserikatan Bangsa - Bangsa pada tahun 2000 disepakati bahwa terdapat 8 Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals) pada tahun 2015. Dua diantara tujuan tersebut mempunyai sasaran dan indikator yang terkait dengan kesehatan ibu, bayi dan anak. Meskipun tampaknya target tersebut cukup tinggi, namun tetap dapat dicapai apabila dilakukan upaya terobosan yang inovatif untuk mengatasi penyebab utama kematian tersebut yang didukung kebijakan dan sistem yang efektif dalam mengatasi berbagai kendala yang timbul selama ini. Kematian bayi baru lahir umumnya dapat dihindari penyebabnya seperti Berat Badan Lahir Rendah, asfiksia daninfeksi . Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh keterlambatan pengambilan keputusan, merujuk dan mengobati. Sedangkan kematian ibu umumnya disebabkan perdarahan,infeksi, pre-eklampsia / eklampsia, persalinan macet dan abortus. Mengingat kematian bayi mempunyai hubungan erat dengan mutu penanganan ibu, maka proses persalinan dan perawatan bayi harus dilakukan dalam sistem terpadu di tingkat nasional dan regional.Pelayanan obstetri dan neonatal regional merupakan upaya penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam bentuk Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit dan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar (PONED) di tingkat Puskesmas. Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem rujukan dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai kompetensi, prasarana,sarana dan manajemen yang handal.

B.RUMUSAN MASALAH1.Apa itu Poned dan Ponek?2.Apa Saja Program Poned dan Ponek?3.Bagaimana Kriteria Poned dan Ponek?4.Apa saja Lingkup Pelayanan Rumah Sakit Ponek 24 Jam?5.Apa saja Tugas Dan Syarat Puskesmas Poned ?6.Apa Saja Faktor Pendukung Keberhasilan Dan Faktor Penghambat (Kendala) Dalam Penyelenggaraan Poned Dan Ponek Di Puskesmas?7.Bagaimana Evaluasi Pelaksanaan Poned Dan Ponek?

C.TUJUAN

1.Mengetahui apa itu Poned dan Ponek.2.Mengetahui Apa Saja Program Poned dan Ponek.3.Mengetahui Kriteria Poned dan Ponek.4.Mengetahui Lingkup Pelayanan Rumah Sakit Ponek 24 Jam.5.Mengetahui Tugas Dan Syarat Puskesmas Poned.6.Mengetahui Faktor Pendukung Keberhasilan Dan Faktor Penghambat (Kendala) Dalam Penyelenggaraan Poned Dan Ponek Di Puskesmas.7.Mengetahui bagaimana Evaluasi Pelaksanaan Poned Dan Ponek.

BAB IIPEMBAHASAN

A.PENGERTIAN PONED DAN PONEKPONEDPONED (Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar)merupakan pelayanan untuk menggulangi kasus-kasus kegawatdaruratan obstetric neonatal yang meliputi segi :-Pelayanan obstetric : pemberian oksitosin parenteral, antibiotika perenteral dan sedative perenteral, pengeluaran plasenta manual/kuret serta pertolongan persalinan menggunakan vakum ekstraksi/forcep ekstraksi.- Pelayanan neonatal : resusitasi untuk bayi asfiksia, pemberian antibiotika parenteral, pemberian antikonvulsan parenteral, pemberian bic-nat intraumbilical/Phenobarbital untuk mengatasi ikterus, pelaksanaan thermal control untuk mencegah hipotermia dan penganggulangan gangguan pemberian nutrisi

Puskesmas PONED harus memiliki tenaga kesehatan yang telah dilatih PONED yaitu TIM PONED (Dokter dan 2 Paramedis). Pelayanan yang dapat diberikan puskesmas PONED yaitu pelayanan dalam menangani kegawatdaruratan ibu dan bayi meliputi kemampuan untuk menangani dan merujuk:1.Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia)2.Tindakan pertolongan Distosia Bahu dan Ekstraksi Vakum pada Pertolongan Persalinan3.Perdarahan post partum4.infeksi nifas5.BBLR dan Hipotermi, Hipoglekimia, Ikterus, Hiperbilirubinemia, masalah pemberian minum pada bayi6.Asfiksia pada bayi7.Gangguan nafas pada bayi8.Kejang pada bayi baru lahir9.Infeksi neonatal10.Persiapan umum sebelum tindakan kedaruratan Obstetri Neonatal antara lain Kewaspadaan Universal Standar.

Berikut ini Adalah Dukungan dari Pihak TerkaitDukungan dari pihak terkait berikut ini akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan Puskesmas mampu PONED. Diantaranya adalah:a.Dinas Kesehatan Kab/Kotab.Rumah Sakit Kab/Kotac.Organisasi profesi: IBI, IDAI, POGI, IDId.Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Faktor Pendukung Keberhasilan Poned Puskesmas Antara Lain :a.Adanya Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JKRS, Jamkesmas)b.Sistem rujukan yang mantap dan berhasilc.Peran serta aktif bidan desad.Tersedianya sarana/prasarana, obat dan bahan habis pakaie.Peran serta masyarakat, LSM, lintas sektoral dan Stage Holder yang harmonis.f. Peningkatan mutu pelayanan perlu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan standart pelayanan minimal.

PONEKPONEK (Pelayanan obstetric dan neonatal emergensi)adalah pelayanan obstetri neonatal esensial / emergensi komperhensifdi Rumah Sakit, meliputi kemampuan untuk melakukan tindakan : seksia sesaria, Histerektomi,Reparasi Ruptura Uteri, cedera kandung/saluran kemih, Perawatan Intensif ibu dan Neonatal, Tranfusi darah.Tujuan utama mampu menyelamatkan ibu dan anak baru lahir melelui program rujukan berencana dalam satu wilayah kabupaten kotamadya atau profinsi.

B.PROGRAM PONED DAN PONEK

Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar (PONED)dilakukan di Puskesmas induk dengan pengawasan dokter. Petugas kesehatan yang boleh memberikan PONED yaitu dokter, bidan, perawat dan tim PONED Puskesmas beserta penanggung jawab terlatih. Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) dapat dilayani oleh puskesmas yang mempunyai fasilitas atau kemampuan untuk penangan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar. Puskesmas PONED merupakan Puskesmas yang siap 24 jam, sebagai rujukan antara kasus-kasus rujukan dari Polindes dan Puskesmas. Polindes dan Puskesmas non perawatan disipakan untuk melakukan pertolongan pertama gawat darurat obstetri dan neonatal (PPGDON) dan tidak disiapkan untuk melakukan PONED.Pelayanan Obstetri Neonatus Essesnsial Komprehensif (PONEK)merupakan pelayanan yang dilakukan di rumah sakit yang mempunyai fasilitas yang memadai.PONEK dan PONED diadakan bertujuan untuk menghindari rujukan yang lebih dari 2 jam dan untuk memutuskan mata rantai rujukan itu sendiri.Rumah sakit PONEK menerima rujukan dari puskesmas PONED apabila terdapat kasus kegawatdaruratan obstetri dan neonatal yang memerlukan penanganan seksio sesarea dan pemberian transfusi darah.Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) dilaksanakan di rumah sakit dengankemampuan untuk memberikan pelayanan 24 jam. Kesiapan sarana rumah sakit meliputi ruang kebidanan dengan fasilitas gawat darurat untuk memberikan pelayanan terhadap kasus kegawatdaruratan obstetri dan neonatal, neonatal risiko tinggi, pelayanan transfusi darah, tindakan operasi seksio sesaria.RS PONEK 24 Jam adalah RS yang memiliki kemampuan serta fasilitas PONEK siap 24 jam untuk meberikan pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir dengan nkomplikasi baik yang datang sendiri atau atas rujukan kader/masyarakat, bidan di desa, Puskesmas dan Puskesmas PONED. Penanganan definitif adalah penanganan/pemberian tindakan terakhir untuk menyelesaikan permaslahan setiap kasus komplikasi kebidanan.

C.KRITERIA PONED DAN PONEKKRITERIA PONEDPuskesmas mampu PONED yang merupakan bagian dari jaringan pelayanan obstetric dan neonatal di Kabupaten/ Kota sangat spesifik daerah, namun untuk menjamin kualitas, perlu ditetapkan beberapa kriteria pengembangan :1.Puskesmas dengan sarana pertolongan persalinan. Diutamakan puskesmas dengan tempat perawatan/ puskesmas dengan ruang rawat inap.2.Puskesmas sudah berfungsi/ menolong persalinan.3.Mempunyai fungsi sebagai sub senter rujukan-Melayani sekitar 50.000 100.000 penduduk yang tercakup oleh puskesmas (termasuk penduduk di luar wilayah puskesmas PONED).-Jarak tempuh dari lokasi pemukiman sasaran, pelayanan dasar dan puskesmas biasa ke puskesmas mampu PONED paling lama 1 jam dengan transportasi umum setempat, mengingat waktu pertolongan hanya 2 jam untuk kasus perdarahan.4.Jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang perlu tersedia, sekurang-kurangnya seorang dokter dan seorang bidan terlatih GDON dan seorang perawat terlatih PPGDON. Tenaga tersebut bertempat tinggal di sekitar lokasi puskesmas mampu PONED.5.Jumlah dan jenis sarana kesehatan yang perlu tersedia sekurang-kurangnya :a.Alat dan obatb.Ruangan tempat menolong persalinanRuangan ini dapat memanfaatkan ruangan yang sehari-hari digunakan oleh pengelola program KIA.-Luas minimal 3 x 3 m-Ventilasi dan penerangan memenuhi syarat-Suasana aseptik bisa dilaksanakan-Tempat tidur minimal dua buah dan dapat dipergunakan untuk melaksanakan tindakan.c.Air bersih tersediad.Kamar mandi/ WC tersedia6.Jenis pelayanan yang diberikan dikaitkan dengan sebab kematian ibu yang utama yaitu : perdarahan, eklampsi, infeksi, partus lama, abortus, dan sebab kematian neonatal yang utama yaitu : asfiksia, tetanus neonatorum dan hipotermia.

KRITERIA RS PONEK 24 JAM1.Ada dokter jaga yang terlatih di UGD untuk mengatasi kasus emergensi baik secara umum maupun emergency obstetrik neonatal.2.Dokter, bidan dan perawat telah mengikuti pelatihan tim PONEK di rumah sakit meliputi resusitasi neonatus, kegawat-daruratan obstetrik dan neonatus.3.Mempunyai Standar Operating Prosedur penerimaan dan penanganan pasien kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal.4.Kebijakan tidak ada uang muka bagi pasien kegawat-daruratan obstetrik dan neonatal.5.Mempunyai prosedur pendelegasian wewenang tertentu.6.Mempunyai standar respon time di UGD selama 10 menit, di kamar bersalin kurang dari 30 menit, pelayanan darah kurang dari 1 jam.7. Tersedia kamar operasi yang siap (siaga 24 jam) untuk melakukan operasi, bila ada kasus emergensi obstetrik atau umum.8.Tersedia kamar bersalin yang mampu menyiapkan operasi dalam waktu kurang dari 30 menit.9.Memiliki kru/awak yang siap melakukan operasi atau melaksanakan tugas sewaktu-waktu,meskipunon call.10.Adanya dukungan semua pihak dalam tim pelayanan PONEK, antara lain dokter kebidanan, dokter anak, dokter / petugas anestesi, dokter penyakit dalam, dokter spesialis lain serta dokter umum, bidan dan perawat.11.Tersedia pelayanan darah yang siap 24 jam.12.Tersedia pelayanan penunjang lain yang berperan dalam PONEK, seperti Laboratorium dan Radiologi selama 24 jam, recovery room 24 jam, obat dan alat penunjang yang selalu siap tersedia.

KRITERIA KHUSUSa.Sumber daya manusiaMemiliki tim PONEK esensial yang terdiri dari :1.1 dokter Spesialis Kebidanan Kandungan2.1 dokter spesialis anak3.1 dokter di Unit Gawat Darurat4.3 orang bidan ( 1 koordinator dan 2 penyelia)5.2 orang perawatTim PONEK Ideal ditambah :1.1 Dokter spesialis anesthesi / perawat anesthesi2.6 Bidan pelaksana3.10 Perawat (tiap shift 2-3 perawat jaga)4.1 Petugas laboratorium5.1 pekarya kesehatan6.1 Petugas administrasiD.LINGKUP PELAYANAN RUMAH SAKIT PONEK 24 JAMRuang lingkup RS PONEK akan disesuaikan dengan kelas dari masing-masing RumahSakit. Adapun pelayanan kesehatan maternal dan neonatal pada PONEK terbagi atas 4kelas, antara lain:

-PONEK RUMAH SAKIT KELAS D dan C1)Pelayanan Kesehatan Maternal Fisiologisa)Pelayanan Kehamilanb)Pelayanan Persalinanc)Pelayanan Nifas2)Pelayanan Kesehatan Neonatal Fisiologisa)Asuhan Bayi Baru Lahir (Level I --> Asuhan Dasar Neonatal/Asuhan Neonatal Normal). Fungsi Unit :Resusitasi neonatesRawat gabung bayi sehat ibuAsuhan evaluasi pascalahir neonatus sehatStabilisasi dan pemberian asuhan bayi baru lahir usia kehamilan 35-37 minggu yg stabil secara fisiologisPerawatan neonatus usia kehamilan mola hidatosaAspirasi vakum manualEkstraksi cunamSeksio sesareaEpisiotomyKraniotomi dan kraniosentesisPlasenta manualPerbaikan robekan serviksPerbaikan robekan vagina dan perineumPerbaikan robekan dinding uterusReposisi Inversio uteriMelakukan penjahitanHisterektomiIbu sukar bernafas/ sesakKompresi bimanual dan aortaLigasi arteri uterineBayi baru lahir dengan asfiksiaPenanganan BBLRResusitasi bayi baru lahirAnestesia umum dan lokal untuk seksio sesariaAnestesia spinal, ketaminBlok paraservikalBlok pudendalIUD post plasentaIUD durante seksio sesareac)Masa Post NatalMasa nifasDemam pasca persalinan/ infeksi nifasPerdarahan pasca persalinanNyeri perut pasca persalinanKeluarga Berencana4)Pelayanan Kesehatan Neonatal dengan Risiko Tinggi (minimal level II B)a)Asuhan bayi baru lahirLevel II: Asuhan Neonatal dengan Ketergantungan Tinggi (Ruang Rawat Neonatus Asuhan Khusus)Level II A: Pelayanan obstetri dan neonatal emergensi dasar (sesuai dengan kemampuan pelayanan puskesmas/PONED). Fungsi Unit:o Resusitasi dan stabilisasi bayi prematur dan/atau sakit, termasuk memberikan bantuan CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) dalam jangka waktu < 24 jam, atau sebelum pindah ke fasilitas asuhan intensif neonatus.o Pelayanan bayi yang lahir dengan usia kehamilan > 32 mgg dan berat lahir > 1500 gr yang memiliki ketidakmampuan fisiologis seperti apnea, prematur , tidak mampu menerima asupan oral, menderita sakit yg tidak diantisipasi sebelumnya dan membutuhkan pelayanan sub spesialistik dlm waktu mendesak.o Oksigen nasal dengan pemantau saturasi oksigen Infus intravena perifer dan nutrisi parenteral untuk jangka waktu terbataso Memberikan asuhan bayi dalam masa penyembuhan pasca perawatan intensif .Level II B: Pelayanan obstetri dan neonatal emergensi komprehensif (sesuai dengan kemampuan standar PONEK).Fungsi Unit:o Kemampuan unit perinatal level II A ditambah dengan tersedianya ventilasi mekanik selama jangka waktu singkat ( 32 mggoBayi dari ibu dengan DiabetesoBayi yg lahir dari kehamilan berisiko tinggi atau persalinan dengan komplikasioGawat napas yg tidak memerlukan ventilasi bantuanoBayi Berat Lahir Rendah (BBLR) >1,5 kgoHiperbilirubinemia yang perlu terapi sinaroSepsis neonatorumoHipotermia5)Pelayanan Ginekologisa)Kehamilan ektopikb)Perdarahan uterus disfungsic)Perdarahan menoragiad)Kista ovarium akute)Radang Pelvik akutf)Abses pelvicg)Infeksi saluran Genitaliah)HIV-AIDS6)Perawatan Khusus / High Care Unit dan Tranfusi Darah7)Pelayanan Penunjang Medika)PencitraanUnit ini harus berfungsi untuk diagnosis Obstetri dan NeonatusRadiologi, dinamik portableUSG Ibu dan Neonatalb)Laboratorium bekerja sama dengan Laboratorium PusatUnit ini harus berfungsi untuk melakukan tes laboratorium dalam penanganankedaruratan maternal dalam pemeriksaan hemostasis penunjang untuk preeklampsia dan neonatal.Pemeriksaan rutin darah, urin Septic marker untuk infeksi neonatus yaitu DPL (Darah Perifer Lengkap), CRP (C-Reactive Protein), IT ratio, kultur darah, kultur urin, kultur pus.Pemeriksaan gula darah, bilirubin, elektrolit, AGD.c)TPNM (Total Parenteral Nutrition and Medication)Pada bayi prematur, bayi sakit dan pasca operasi yang tidak mendapat nutrisi enteral adekuat memerlukan dukungan nutrisi parenteral. Hal ini untuk mengurangi kesakitan dan agar bayi tetap bertumbuh dengan memperhatikan komplikasi yang mungkin menyertai.Mencegah balans negatif energi dan nitrogen.Mempertahankan keseimbangan cairan, elektrolit & fungsi metabolic.d)Ruang BMHP (Bahan Medis Habis Pakai)e)Ruang Pencucian dan Penyimpanan alat steril yang sudah dibersihkanArea membersihkan alat merupakan tempat yang digunakan untuk membersihkan alat yang kotor untuk didekontaminasi tingkat tinggi/ sterilisasi. Area penyimpanan alat bersih merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan alat kedokteran yang sudah dibersihkan/ didekontaminasi tinggak tinggi/steril dan siap pakai.f)Ruang Menyusui bagi ibu yang bayinya masih dirawat dan tempat penyimpanan ASI perah.g)Klinik Laktasi.h)Ruang SusuDapur susu merupakan tempat yang digunakan untuk menyiapkan susu formula bagi neonatus. Dapur susu terdiri dari 2 ruang yaitu ruang penyimpanan dan ruang persiapan yang digabung menjadi satu ruang.Ruang Penyimpanan:Ruangan mampu menampung rak-rak penyimpananRuangan terletak tidak jauh dari ruang persiapanBarang-barang disimpan pada rak dan tidak langsung di atas lantaiSuhu penyimpanan berkisar 10-150C dan dimonitor setiap hariRotasi barang berdasarkan sistem FIFO (First In First Out) Petugas mengisi kartu stok setiap kali mengeluarkan dan memasukkan barang ke dalam rak penyimpananRuang Persiapan : Petugas menggunakan perlengkapan APD secara lengkap pada saat berada di ruang persiapan Petugas mencuci tangan dengan sabun dan/atau dengan cairan desinfektan sebelum bekerjaPetugas membersihkan meja kerja dengan cairan desinfektan Selama persiapan susu, pintu ruang persiapan harus selalu tertutup dan yang boleh berada di dalam ruang hanya petugas gizi yang bertugas menyiapkan susuRuang Pencucian:Ruang pencucian memiliki akses yang terpisah untuk membawa botol kotordari ruangan dan botol bersih dari ruang pencucian.

-PONEK RUMAH SAKIT KELAS D dan C1)Pelayanan Kesehatan Maternal Fisiologisa)Pelayanan Kehamilanb)Pelayanan Persalinan normal dan Persalinan dengan tindakan operatifc)Pelayanan Nifasd)Klinik Laktasi2)Pelayanan Kesehatan Neonatal Fisiologi (lihat RS kelas C)3)Pelayanan Kesehatan Maternal Risiko Tinggia)Masa antenatalPerdarahan pada kehamilan muda / abortusNyeri perut dalam kehamilan muda dan lanjut / kehamilan ektopikKehamilan Ektopik (KE) & Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)Hipertensi, Preeklamsi / EklamsiPerdarahan pada masa KehamilanKehamilan MetabolikKelainan Vaskular / JantungJanin mati dalam rahim dengan komplikasib)Masa intranatalPersalinan dengan parut uterusPersalinan dengan distensi uterusGawat janin dalam persalinanPelayanan terhadap syokKetuban pecah diniPersalinan macetInduksi dan akselerasi persalinanAspirasi vakum manualEkstraksi CunamSeksio sesareaEpisiotomiKraniotomi dan kraniosentesisMalpresentasi dan malposisiDistosia bahuProlapsus tali pusatPlasenta manualPerbaikan robekan serviksPerbaikan robekan vagina dan perineumPerbaikan robekan dinding uterusReposisi Inversio UteriHisterektomiSukar bernapasKompresi bimanual dan aortaDilatasi dan kuretaseLigase arteri uterineAnestesia umum dan lokal untuk seksio sesariaAnestesia spinal, ketaminBlok pudendalc)Masa Post NatalMasa nifasDemam pasca persalinan/ infeksi nifasPerdarahan pasca persalinanNyeri perut pasca persalinanKeluarga Berencana4)Pelayanan Kesehatan Neonatal dengan Risiko Tinggi (minimal level II B)a)Asuhan bayi baru lahirLevel II: Asuhan Neonatal dengan Ketergantungan Tinggi (Ruang Rawat Neonatus Asuhan Khusus)Level II B: Pelayanan obstetri dan neonatal emergensi komprehensif (sesuai dengan kemampuan standar PONEK) --> (lihat RS kelas C)Level III: Perawatan Neonatal Intensif5)Pelayanan Ginekologisa)Kehamilan Ektopikb)Perdarahan uterus disfungsic)Perdarahan menoragiad)Kista ovarium akute)Radang Pelvik akutf)Abses Pelvikg)Infeksi Saluran Genitaliah)HIV AIDS6)Perawatan Khusus /High Care Unitdan Tranfusi Darah7)Pelayanan Penunjang Medika)Pelayanan DarahJenis Pelayanano Merencanakan kebutuhan darah di RSo Menerima darah dari UTD yang telah memenuhi syarat uji saring (non reaktif) dan telah dikonfirmasi golongan daraho Menyimpan darah dan memantau suhu simpan daraho Memantau persediaan darah harian/mingguano Melakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus pada darah donor dan darah resipieno Melakukan uji silang serasi antara darah donor dan darah recipiento Melakukan rujukan kesulitan uji silang serasi dan golongan darah ABO/ rhesus ke Unit Tranfusi Darah / UTD secara berjenjang.o Melakukan tes lab: infeksi VDRL, hepatitis, HIV.Tempat Pelayanan (Bank darah rumah sakit / BDRS)Kompetensio Mempunyai kemampuan manajemen pengelolaan tranfusi darah dan Bank Darah Rumah Sakit.o Mempunyai sertifikasi pengetahuan dan keterampilan tentang:Tranfusi darahPenerimaan darahPenyimpanan darahPemeriksaan golongan darahPemeriksaan uji silang serasiPemantapan mutu internalPencatatan, pelaporan, pelacakan dan dokumentasiKewaspadaan universal (universal precaution)Sumber Daya ManusiaoDokteroPara medis Teknologi Tranfusi Darah (PTTD)oTenaga administratoroPekaryaRuang Pelayanan DarahDiperlukan ruang 25 m2, berisi lemari pendingin, meja kursi, lemari, telepon, kamar petugas, dsb.Falilitas PeralatanMemiliki peralatan sesuai dengan standar minimal peralatan maternal dan neonatal. Bagi Rumah sakit yang tidak memiliki fasilitas unit tranfusi darah / Bank darah dianjurkan untuk membuat kerjasama dengan penyedia fasilitas tersebut.b)PerawatanIntermediate/ IntensifJenis PelayananoPemantauan terapi cairanoPengawasan gawat nafas/VentilatoroPerawatan sepsisTempat Pelayanan (Unit Perawatan Intensif)Kompetensio Pelayanan pengelolaan resusitasi segera untuk pasien gawat, tunjangan kardio-respirasi jangka pendek dan mempunyai peran memantau serta mencegah penyulit pada pasien medik dan bedah yang beresiko.o Ventilasi mekanik dan pemantauan kardiovaskuler sederhana.Sumber Daya ManusiaoDokter jaga 24 jam dengan kemampuan melakukan resusitasi jantung paru.oDokter Spesialis AnestesiologiRuang Pelayanan (Ruang pelayanan Intensif (ICU) 75 m2)c)PencitraanRadiologi, termasuk rontgen portableUSG Ibu dan NeonatalMRI/CT-scanE.TUGAS DAN SYARAT PUSKESMAS PONEDTugas :1.Menerima rujukan dari fasilitas rujukan dibawahnya, Puskesmas pembantu dan Pondok bersalin Desa2.Melakukan pelayanan kegawatdaruratan obstetrik neonatal sebatas wewenang3.Melakukan rujukan kasus secara aman ke rumah sakit dengan penanganan pra hospital.Syarat :1.Pelayanan buka 24 jam2.Mempunyai Dokter, bidan, perawat terlatih PONED dan siap melayani 24 jam3.Tersedia alat transportasi siap 24 jam4.Mempunyai hubungan kerjasama dengan Rumah Sakit terdekat dan Dokter Spesialis Obgyn dan spesialis anakD. FAKTOR PENDUKUNG KEBERHASILAN DAN FAKTOR PENGHAMBAT (KENDALA) DALAM PENYELENGGARAAN PONED DAN PONEK DI PUSKESMASFaktor Pendukung Keberhasilana.Adanya Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JKRS, Jamkesmas)b.Sistem rujukan yang mantap dan berhasilc.Peran serta aktif bidan desad.Tersedianya sarana/prasarana, obat dan bahan habis pakaie.Peran serta masyarakat, LSM, lintas sektoral dan Stage Holder yang harmonis.f.Peningkatan mutu pelayanan perlu menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan standart pelayanan minimal.Hambatan dan kendala dalam penyelenggaraan PONEDa.Mutu SDM yang rendah.b.Sarana prasarana yang kurang.c.Ketrampilan yang kurang.d.Koordinasi antara Puskesmas PONED dan RS PONEK dengan Puskesmas Non PONED belum maksimal.e.Kebijakan yang kontradiktif (UU Praktek Kedokteran).f.Pembinaan terhadap pelayanan emergensi neonatal belum memadai.F.EVALUASI PELAKSANAAN PONED DAN PONEKEvaluasi pelaksanaan pelayanan PONEK/ PONED dilakukan secara berjenjang dan dilaksanakan pada setiap semester dalam bentuk evaluasi tengah tahun dan akhir tahun. Kegiatan evaluasi dilakuan melalui pertemuan evaluasi Kesehatan Ibu dan Anak.Hasil evaluasi disampaikan melalui Pertemuan Pemantapan Sistem Rujukan kepada pihak yang terkait baik lintas program maupun lintas sektoral dalam untuk dapat dilakukan penyelesaian masalah dan rencana tindak lanjut.Penyebab terbanyak kematian ibu menurut hasil survei kesehatan adalah komplikasi obstetri, seperti pre-eklampsia/ eklampsia, perdarahan, infeksi, dan partus macet. Setiap kasus dengan kegawat-daruratan obstetri dan neonatal yang datang ke Puskesmas PONED harus langsung dikelola sesuai dengan prosedur standar. Apabila kasus tersebut tidak mampu ditangani di Puskesmas PONED, segera dirujuk ke Rumah Sakit yang memiliki kemampuan memberikan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK). Rumah Sakit PONEK memberikan pelayanan 24 jam terhadap kasus kegawatdaruratan ibu/bayi, neonatal risiko tinggi, pelayanan transfusi darah, tindakan operasi, kesiapan di ruang kebidanan dengan fasilitas gawat darurat. Pembentukan sistem rujukan diantara Polindes, Puskesmas, Puskesmas PONED dan Rumah Sakit PONEK 24 jam merupakan rangkaian upaya percepatan penurunan AKI dan AKB. Sistim rujukan pelayanan kegawatdaruratan meternal dan neonatal menagacu pada prinsip utama kecepatan dan ketepatan tindakan, efisien, efektif dan sesuai dengan kemampuan dan kewenangan fasilitas pelayanan

BAB IIIPENUTUPA.KESIMPULAN

Pada pembahasan makalah ini sudah memaparkan PONED dan PONED cukup jelas. Mengenai pengertian dari PONED dan PONEK itu sendiri, tujuan, pelayanan, SDM, tugas dan syarat, faktor pendukung keberhasilan serta hambatan dan kendala.Dimana latar belakang dari PONED dan PONEK ini ialah dimana kita ketahui bahwa angka kematian ibu dan anak masih tergolong angka yang cukup tinggi dansalah satu upaya pemerintah untuk menurunkan AKI dan AKB adalah dengan diselenggarakannya pelayanan kesehatan maternal dan neonatal dasar berkualitas yaitu Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas, dan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit Propinsi.PONEK adalah upaya pelayanan komprehensif di rumah sakit untuk menanggulangi kasus kegawatdaruratan obstetric dan neonatal yang kegiatannya disamping mampu melaksanankan seluruh pelayanan PONED di tambah tranfusi darah, bedah SC, perawatan neonatal secara intensif.Pelayanan obstetrik neonatal emergensi komprehensif dilaksanakan dirumah sakit kabupaten/kota dan menerima rjukan dari dan oleh tenaga atau fasilitas kesehatan ditingkat desa dan masyarakat atau rumah sakit. Kegiatannya memberikan pelayanan PONED dirumah sakit kabupaten/kota ntuk aspek obstetri ditambah dengan transfusi darah dan bedah cesaria dan untuk neonatal diberikan perawatan neonatl yang intensif. Rumah sakit PONEK 24 jam memiliki tenaga dan kemampuan serta sarana dan prasarana penunang yang memadai untuk memberikan pelayanan pertolongan kegawatdaruratan obstetrik dan neonatal dasar maupun komprehensif untuk secara langsung terhadap ibu hamil atau ibu bersalin dan ibu nifas baik yang datang sendiri atau rujukan atau masyarakat, bidan didesa puskesmas dan puskesmas PONED.B.SARANAgar pemerintah melakukan sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat tentang program pelaksanaan PONED dan PONED itu sendiri.Untuk masyarakat:Kepada masyarakat agar dapat menjaga kesehatan terutama para ibu, dan kiranya dapat menerapkan perilaku hidup bersih sehat.Untuk mahasiswa:Kepada mahasiswa agar dapat lebih memahami tentang program pelaksanaan PONED dan PONEK itu sendiri itu sehingga dapat menyalurkan pengetahuannya tersebut kepada keluarganya, lingkungan sekitarnya serta dapat menerapkan terhadap diri sendiri.Untuk pihak rumah sakit yang terkait agar lebih meningkatkan pelyanannya serta melengkapi sarana dan prasarana di rumah sakit agar kesehatan reproduksi ibu yang baik dan pencapaian tumbuh kembang anak yang optimal sesuai dengan potensi genetiknya.Untuk pihak puskesmas yang terkait agar lebih mengoptimalkan pelyanan kesehatan terhadap ibu dan anak sta menyediakan sarana dan prasarana puskesmas yang dibutuhkan untuk menghindari terjadinya rujukan.

DAFTAR PUSTAKAhttp://mariskapriskilla.wordpress.com/2013/06/12/pengertian-poned-ponek/http://rodiahstp.blogspot.com/2013/05/poned-dan-ponek.htmlhttp://ilmugreen.blogspot.com/2012/07/poned-pelayanan-obstetri-neonatal.htmlhttp://christiyen.blogspot.com/2013/04/poned-ponek.htmlhttp://nindisulandari.blogspot.com/2013/04/program-poned-dan-ponek.htmlhttp://venyulyap.blogspot.com/2011/05/makalah-poned_02.htmlhttp://rsud.rejanglebongkab.go.id/workshop-peningkatan-efektivitas-kinerja-poned-dan-ponek/http://srisiswatytahir.blogspot.com/2014/01/makalah-poned-ponek_5.html

sumber pdf:http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-content/uploads/downloads/2014/03/PEDOMAN-PUSKESMAS-PONED-2013.pdf

PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar)

1. PengertianPONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar) merupakan pelayanan untuk menggulangi kasus-kasus kegawatdaruratan obstetric neonatal yang meliputi segi : Pelayanan obstetric : pemberian oksitosin parenteral, antibiotika perenteral dan sedative perenteral, pengeluaran plasenta manual/kuret serta pertolongan persalinan menggunakan vakum ekstraksi/forcep ekstraksi. Pelayanan neonatal : resusitasi untuk bayi asfiksia, pemberian antibiotika parenteral, pemberian antikonvulsan parenteral, pemberian bic-nat intraumbilical/Phenobarbital untuk mengatasi ikterus, pelaksanaan thermal control untuk mencegah hipotermia dan penganggulangan gangguan pemberian nutrisi

PONED dilaksanakan di tingkat puskesmas, dan menerima rujukan dari tenaga atu fasilitas kesehatan di tingkat desa atau masyarakat dan merujuk ke rumah sakit.

PPGDON (Pertolongan Pertama pada kegawatdaruratan obstetric dan neonatal).Kegiatannya adalah menyelamatkan kasus kegawatdaruratan kebidanan dan neonatal dengan memberikan pertolongan pertama serta mempersiapkan rujukan. PPGDON dilaksanakan oleh tenaga atau fasilitas kesehatan di tingkat desa dan sesuia dengan kebutuhan dapat merujuk ke puskesmas mampu PONED atau rumah sakit.

PONEK (Pelayanan obstetric dan neonatal emergensi komprehensif)Kegiatannya disamping mampu melaksanakan seluruh pelayanan PONED, di RS kabupaten/kota untuk aspek obstetric , ditambah dengan melakukan transfusi dan bedah sesar. Sedangkan untuk aspek neonatus ditambah dengan kegiatan PONEK (Pelayanan obstetric dan neonatal emergensi komprehensif)Kegiatannya disamping mampu melaksanakan seluruh pelayanan PONED, di RS kabupaten/kota untuk aspek obstetric , ditambah dengan melakukan transfusi dan bedah sesar. Sedangkan untuk aspek neonatus ditambah dengan kegiatan (tidak berarti perlu NICU) setiap saat. PONEK dilaksanakan di RS kabupaten/kota dan menerima rujukan dari oleh tenaga atau fasilitas kesehatan di tingkat desa dan masyarakat atau rumah sakit.

2. Kebijaksanaan Ketersediaan pelayanan kegawatdaruratan untuk ibu hamil beserta janinnya sangat menentukan kelangsungan hidup ibu dan bayi baru lahir. Misalnya, perdarahan sebagai sebab kematian langsung terbesar dari ibu bersalin perlu mendapat tindakan dalam waktu kurang dari 2 jam, dengan demikian keberadaan puskesmas mampu PONED menjadi sangat strategis.

3. KriteriaPuskesmas mampu PONED yang merupakan bagian dari jaringan pelayanan obstetric dan neonatal di Kabupaten/ Kota sangat spesifik daerah, namun untuk menjamin kualitas, perlu ditetapkan beberapa criteria pengembangan :1. Puskesmas dengan sarana pertolongan persalinan. Diutamakan puskesmas dengan tempat perawatan/ puskesmas dengan ruang rawat inap.2. Puskesmas sudah berfungsi/ menolong persalinan.3. Mempunyai fungsi sebagai sub senter rujukan Melayani sekitar 50.000 100.000 penduduk yang tercakup oleh puskesmas (termasuk penduduk di luar wilayah puskesmas PONED). Jarak tempuh dari lokasi pemukiman sasaran, pelayanan dasar dan puskesmas biasa ke puskesmas mampu PONED paling lama 1 jam dengan transportasi umum setempat, mengingat waktu pertolongan hanya 2 jam untuk kasus perdarahan.4. Jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang perlu tersedia, sekurang-kurangnya seorang dokter dan seorang bidan terlatih GDON dan seorang perawat terlatih PPGDON. Tenaga tersebut bertempat tinggal di sekitar lokasi puskesmas mampu PONED.5. Jumlah dan jenis sarana kesehatan yang perlu tersedia sekurang-kurangnya :a. Alat dan obatb. Ruangan tempat menolong persalinanRuangan ini dapat memanfaatkan ruangan yang sehari-hari digunakan oleh pengelola program KIA. Luas minimal 3 x 3 m Ventilasi dan penerangan memenuhi syarat Suasana aseptik bisa dilaksanakan Tempat tidur minimal dua buah dan dapat dipergunakan untuk melaksanakan tindakan.c. Air bersih tersediad. Kamar mandi/ WC tersedia6. Jenis pelayanan yang diberikan dikaitkan dengan sebab kematian ibu yang utama yaitu : perdarahan, eklampsi, infeksi, partus lama, abortus, dan sebab kematian neonatal yang utama yaitu : asfiksia, tetanus neonatorum dan hipotermia.

4. Penanggung jawab Penanggung jawab puskesmas mampu PONED adalah dokter.

5. Dukungan Pihak TerkaitDalam pengembangan PONED harus melibatkan secara aktif pihak-pihak terkait, seperti : Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota Rumah Sakit Kabupaten/ Kota Organisasi Profesi : IBI. IDAI, POGI, IDI Lembaga swadaya masyarakat (LSM)

6. Distribusi PONEDUntuk satu wilayah kabupaten/ kota minimal ada 4 puskesmas mampu PONED, dengan sebaran yang merata. Jangkauan pelayanan kesehatan diutamakan gawat darurat obstetric neonatal (GDON) di seluruh kabupaten/ kota.

7. Kebijaksanaan PONEDPada lokasi yang berbatasan dengan kabupaten/ kota lain, perlu dilakukan kerjasama kedua kabupaten/ kota terebut.

8. Pelaksanaan PONED Persiapan pelaksanaan Dalam tahap ini ditentukan : Biaya operasional PONED Lokasi pelayanan emergensi di puskesmas Pengaturan petugas dalam memberikan pelayanan gawat darurat obstetric neonatal. Format-format- Rujukan- Pencatatan dan pelaporan (Kartu Ibu, Partograf, dll)

SosialisasiDalam pemasaran social ini yang perlu diketahui oleh masyarakat antara lain adalah jenis pelayanan yang diberikan dan tariff pelayanan. Pemasaran social dapat dlaksanakan antara lain oleh petugas kesehatan dan sector terkait, dari tingkat kecamatan sampai ke desa, a.l dukun/ kader dan satgas GSI melalui berbagai forum yang ada seperti rapat koordinasi tingkat kecamatan/ desa, lokakarya mini dan kelompok pengajian dan lain-lainnya. Alur pelayanan di puskesmas mampu PONEDSetiap kasus emergensi yang datang ke puskesmas mampu PONED harus langsung ditangani, setelah itu baru pengurusan administrasi (pendaftaran, pembayaran alur pasien.Pelayanan gawat darurat obstetric dan neonatal yang diberikan harus mengikuti prosedur tetap (protap).

9. PENCATATANDalam pelaksanaan PONED ini, diperlukan pencatatan yang akurat baik ditingkat Kabupaten/ Kota (RS PONED) maupun di tingkat puskesmas.Format-format yang digunakan adalah yang sudah baku seperti :a) Pencatatan System Informasi manajemen Puskesmas (SP2PT)b) KMS ibu hamil/ buku KIAc) Register Kohort Ibu dan Bayid) Partografe) Format-format AMP 1) Tingkat Puskesmas Formulir Rujukan maternal dan Neonatal (Form R) Formulir ini dipakai oleh puskesmas, bidan di desa maupun bidan swasta, untuk merujuk kasus ibu maupun neonatus. Formulir Otopsi Verbal Maternal dan Neonatal (Form OM dan OP).Form OM digunakan untuk otopsi verbal ibu hamil/ bersalin/nifas yang meninggal. Sedangkan Form OP digunakan untuk otopsi verbal bayi baru lahir yang meninggal. Untuk mengisi formulir tersebut dilakukan wawancara terhadap keluarga yang meninggal oleh petugas puskesmas.2) Tingkat Rumah Sakit Formulir Maternal dan Neonatal (Form MP)Formulir ini mencatat data dasar semua ibu bersalin/ nifas dan bayi baru lahir yang masuk ke RS. Pengisiannya dapat dilakukan oleh bidan atau perawat. Formulir Medical Audit (Form MA)Form ini dipakai untuk menulis hasil/ kesimpulan data dari audit maternal dan audit neonatal. Yang mengisi formulir ini adalah dokter yang bertugas di bagian kebidanan dan kandungan (untuk kasus ibu) atau bagian anak (untuk kasus anak neonatal).

10. PELAPORANPelaporan hasil kegiatan dilakukan secara berjenjang dengan menggunakan format yang terdapat pada buku pedoman AMP, yaitu :a) Laporan dari RS Kabupaten/ Kota ke Dinkes Kabupaten/ kota (Form RS) Laporan bulanan ini berisi informasi mengenai kesakitan dan kematian (serta sebab kematian) ibu dan bayi baru lahir. Laporan dari puskesmas ke Dinkes Kabupaten/ Kota (Form Puskesmas). Laporan bulanan ini berisi informasi yang sama seperti diatas dan jumlah kasus yang dirujuk ke RS Kabupaten/ Kota.b) Laporan dari Dinkes kabupaten/ Kota ke tingkat propinsi/ Dinkes Propinsi. Laporan triwulan ini berisi informasi mengenai kasus ibu dan neonatal yang ditangani oleh RS kabupaten/ Kota dan puskesmas, serta tingkat kematian dari tiap jenis komplikasi/ gangguan.

11. PEMANTAUAN Pemantauan dilakukan oleh institusi yang berada secara fungsional satu tingkat diatasnya secara berjenjang dalam satu kesatuan system.Hasil pemantauan harus dimanfaatkan oleh unit kesehatan masing-masing dan menjadi dasar untuk melakukan perbaikan serta perencanaan ulang manajemen pelayanan melalui : Pemanfaatan laporanLaporan yang diterima bermanfaat untuk melakukan penilaian kinerja dan pembinaan Umpan BalikHasil analisa laporan dikirimkan sebagai umpan balik dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota ke RS PONEK dan Puskesmas PONED atau disampaikan melalui pertemuan Review Program Kesehatan Ibu dan Anak secara berkala di Kabupaten/ Kota dengan melibatkan ketiga unsur pelayanan kesehatan tersebut diatas. Umpan balik dikirimkan kembali dengan tujuan untuk melakukan tindak lanjut terhadap berbagai masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan PONED/ PONEK.

12. EVALUASIEvaluasi pelaksanaan pelayanan PONEK/ PONED dilakukan secara berjenjang dan dilaksanakan pada setiap semester dalam bentuk evaluasi tengah tahun dan akhir tahun. Kegiatan evaluasi dilakuan melalui pertemuan evaluasi Kesehatan Ibu dan Anak.Hasil evaluasi disampaikan melalui Pertemuan Pemantapan Sistem Rujukan kepada pihak yang terkait baik lintas program maupun lintas sektoral dalam untuk dapat dilakukan penyelesaian masalah dan rencana tindak lanjut.Beberapa aspek yang dievaluasi antara lain : Masukan (input)o Tenagao Danao Saranao Obat dan alato Format pencatatan dan pelaporano Prosedur Tetap PONED/ PONEKo Jumlah dan kualitas pengelolaan yang telah dilakukan termasuk Case Fatality Rate Proseso Kualitas pelayanan yang diberikano Kemampuan, ketrampilan dan kepatuhan tenaga pelaksana pelayanan terhadap Prosedur Tetap PONED/ PONEKo Frekuensi pertemuan Audit maternal Perinatal di Kabupaten/ Kota dalam satu tahun Keluaran (output) o Kuantitas - Jumlah dan jenis kasus PONED/ PONEK yang dilayani- Proporsi kasus terdaftar dan rujukan baru kasus PONED/ PONEK di tingkat RS Kabupaten/ Kotao Kualitas- Case Fatality Rate- Proporsi jenis morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi- Response time http://ilmugreen.blogspot.com/2012/07/poned-pelayanan-obstetri-neonatal.html