Makalah PLENO

22
Gejala dan Tanda Cushing Sindrom Beserta Penatalaksanaannya Cahyo Aji Raharjo 102011144 Fitriani 102013018 Baetrik Melinda Naibaho 102013066 Mikhail Halim 102013162 Ni Putu Cristian 102013232 Retno Pangesti 102013403 Indra Mendila 102013351 Nurul Najwa Binti Mustapa 102013522 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 1151 [email protected] Abstrak Kelenjar adrenal terdiri dari medula dan korteks. Korteks terdiri atas zona glomerulosa, fasikulata, dan retikularis. Zona glomerulosa mensekresikan aldosteron dan dikendalikan oleh mekanisme renin-angiotensin dan tidak bergantung pada hipofisis. Zona fasikulata dan retikularis mensekresikan kortisol dan hormon androgenik dan dikendalikan oleh hipofisis melalui ACTH. Sekresi ACTH oleh hipofisis dikendalikan oleh (1) faktor pelepas kortikotropin hipotalamus, dan (2) efek umpan balik Page 1 | 22

description

mnytcghfguikhb

Transcript of Makalah PLENO

Page 1: Makalah PLENO

Gejala dan Tanda Cushing Sindrom Beserta

Penatalaksanaannya

Cahyo Aji Raharjo 102011144

Fitriani 102013018

Baetrik Melinda Naibaho 102013066

Mikhail Halim 102013162

Ni Putu Cristian 102013232

Retno Pangesti 102013403

Indra Mendila 102013351

Nurul Najwa Binti Mustapa 102013522

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 1151

[email protected]

AbstrakKelenjar adrenal terdiri dari medula dan korteks. Korteks terdiri atas zona glomerulosa,

fasikulata, dan retikularis. Zona glomerulosa mensekresikan aldosteron dan dikendalikan oleh

mekanisme renin-angiotensin dan tidak bergantung pada hipofisis. Zona fasikulata dan

retikularis mensekresikan kortisol dan hormon androgenik dan dikendalikan oleh hipofisis

melalui ACTH.

Sekresi ACTH oleh hipofisis dikendalikan oleh (1) faktor pelepas kortikotropin

hipotalamus, dan (2) efek umpan balik kortisol. Ketika terjadi suatu gangguan pada

pembentukan hormon-hormon tersebut baik berlebih maupun kekurangan, akan

mempengaruhi tubuh dan menimbulkan keabnormalan. Sindrom cushing adalah terjadi akibat

kortisol berlebih.

Kata kunci : sindrom cushing, ACTH, dan kortisol

Abstract

The adrenal gland consists of a medulla and cortex. The cortex consists of the zone

glomerulosa, fasciculata and reticular. Zona glomerulosa secrete aldosterone and are P a g e 1 | 14

Page 2: Makalah PLENO

controlled by the renin - angiotensin mechanism and does not depend on the pituitary. Zona

fasciculata and reticular secrete cortisol and androgenic hormones and controlled by the

pituitary through ACTH .

ACTH secretion by the pituitary is controlled by ( 1 ) hypothalamic corticotropin

releasing factor, and ( 2 ) the feedback effects of cortisol. When there is a disruption in the

formation of these hormones either excess or deficiency, will affect the body and cause

abnormality . Cushing's syndrome is caused by excess cortisol.

Keywords : Cushing syndrome , ACTH , and cortisol.

Pendahuluan

Nama sindrom Cushing diambil dari Harvey Cushing, seorang ahli bedah yang

pertama kali mengidentifikasikan penyakit ini pada tahun 1912. Penyakit ini ditandai dengan

obesitas badan (truncal obesity), hipertensi, mudah lelah, amenorea, hirsutisme, striae

abdomen berwarna ungu, edema, glukosuria, osteoporosis, dan tumor basofilik hipofisis.1

Gejala klinis yang timbul pada pasien disertai dengan hasil pemeriksaan fisik serta

penunjang dapat mengarah ke suatu kesimpulan diagnosis penyakit. Hal ini harus didasarkan

pada etiologi serta mekanisme patofisiologi penyakit tersebut, sehingga selanjutnya dapat

ditentukan penatalaksanaan yang paling tepat untuk pasien dalam kasus.

Anamnesis

Anamnesis merupakan suatu bentuk wawancara antara dokter dan pasien dengan

memperhatikan petunjuk-petunjuk verbal dan non verbal mengenai riwayat penyakit pasien.

Anamnesis bisa dilakukan pada pasien itu sendiri yang disebut Auto Anamnesa apabila pasien

dalam kondisi sadar dan baik, bisa juga melalui keluarga terdekat atau orang yang bersama

pasien selama ia sakit apabila pasien dalam kondisi tidak sadar atau kesulitan berbicara

disebut dengan Allo Anamnesa.1

Dengan dilakukanya anamnesis maka 70% diagnosis dapat ditegakkan. Sedangkan

30% sisanya didapatkan dari pemeriksaan fisik dan penunjang. Hal yang perlu ditanyakan

dokter pada saat anamnesis antara lain identitas pasien yakni data diri dari pasien tersebut

seperti nama, alamat, pekerjaan, umur, dan lain sebagainya. Keluhan utama yakni gangguan

atau keluhan yang terpenting yang dirasakan penderita sehingga mendorong ia untuk datang

berobat dan memerlukan pertolongan serta menjelaskan tentang lamanya keluhan tersebut.

P a g e 2 | 14

Page 3: Makalah PLENO

Hal ini merupakan dasar untuk memulai evaluasi pasien. Pada riwayat penyakit sekarang

dapat ditanyakan mengenai sejak kapan muncul gangguan atau gejala-gejala tersebut,

frekuensi serangan atau kualitas penyakit, sifat serangan atau kuantitas penyakit, lamanya

penyakit tersebut diderita, perjalanan penyakitnya, riwayat pengobatan sebelumnya, lokasi

sakitnya, akibat yang timbul, dan gejala-gejala yang berhubungan. Riwayat penyakit dahulu

merupakan riwayat penyakit yang pernah di derita pasien pada masa lampau yang mungkin

berhubungan dengan penyakit yang dialami sekarang. Riwayat keluarga meliputi segala hal

yang berhubungan dengan peranan herediter dan kontak antara anggota keluarga mengenai

penyakit yang dialami. Riwayat pribadi merupakan segala hal yang menyangkut pribadi

pasien. Riwayat sosial mencakup keterangan mengenai pekerjaan, aktivitas, perkawinan,

lingkungan tempat tinggal, dan lain-lain.2

Pada skenario ini, dengan anamnesis didapati seorang laki – laki berusia 44 tahun

yang mengeluh sejak 1,5 bulan yang lalu sering lemas dan pada malam hari terbangun 3 – 4

kali untuk BAK. Terdapat riwayat asma pada pasien tersebut dan telah mengonsumsi

prednison 5mg per tablet untuk terapi lanjutan. Tidak terdapat adanya riwayat penglihatan

ganda atau sakit kepala. Keluarga pasien juga terdapat riwayat diabetes melitus tipe 2.

Untuk kasus yang dicurigai si pasien menderita sindroma Cushing, dapat ditanyakan

hal – hal yang berhubungan dengan gejala klinis maupun yang dicurigai dapat menyebabkan

pasien menderita keluhan tersebut, seperti apakah terdapat perubahan pada bentuk badan atau

wajah? Adakah riwayat pemakaian obat – obatan kortikosteroid? Apakah terdapat kelemahan

pada otot? Apakah terdapat peningkatan nafsu makan dan keinginan untuk minum, serta

peningkatan frekuensi untuk berkemih terutama pada malam hari? Apakah terdapat

peningkatan berat badan? Adakah riwayat tekanan darah tinggi? Apakah terdapat adanya

pembengkakan? Adakah kelainan pada kulit seperti adanya pigmentasi, garis – garis ungu

pada abdomen atau mudah memar? Apakah terdapat keluhan dalam berhubungan intim

seperti gairah yang menurun?2

Pemeriksaan Fisik

Obesitas, pasien mengalami peningkatan jaringan adiposa di wajah (moon face),

punggung atas di pangkal leher (buffalo hump), dan di atas klavikula (bantalan lemak

supraklavikularis). Obesitas sentral dengan jaringan adiposa meningkat di mediastinum dan

peritoneum; peningkatan ratio pinggang-pinggul yakni > 1 pada pria dan > 0,8 pada wanita.3

P a g e 3 | 14

Page 4: Makalah PLENO

Kulit adanya facial plethora yakni penumpukan atau kelebihan sel darah pada tubuh

dibagian tertentu terutama di pipi. Violaceous striae (striae ungu) > 0,5 cm, umumnya di

abdomen, pantat, punggung bawah, paha atas, lengan atas, dan payudara. Terdapat ekimosis

(memar atau bercak biru). Pasien dapat mempunyai telangiectasias/spider vein (pembuluh

darah kecil yang terdilatasi dan terletak di dekat permukaan kulit) dan purpura (penyakit hemoragik yang ditandai dengan ekstravasasi darah ke dalam jaringan yang memproduksi ekimosis dan petechiae spontan). Acanthosis nigricans,

yang berhubungan dengan resistensi insulin dan hiperinsulinisme . Umumnya ditemukan di

axila, siku, leher, dan di bawah payudara.3

Jantung dan renal terdapat hipertensi dan edema dapat terjadi karena aktivasi kortisol dari

reseptor mineralokortikoid menuju natrium dan retensi air. Gastroenterologi adanya ulkus

peptikum dapat terjadi dengan atau tanpa gejala. Khususnya pada risiko pasien yang diberi

dosis tinggi glukokortikoid. Endokrin, Pasien dengan tumor pituitari yang menghasilkan

ACTH (penyakit Cushing) dapat mengeluh sakit kepala, poliuria dan nokturia, masalah

penglihatan, atau galaktorea. Rangka / otot dapat terjadi kelemahan otot proksimal.

Terjadinya osteoporosis dapat menyebabkan patah tulang, kyphosis, kehilangan tinggi, dan

nyeri tulang rangka aksial.3

Pada pemeriksaan fisik kasus ini, didapati pasien yang memiliki bentuk badan yang

endomorph. endomorph (kondisi tubuh gemuk dan pendek) dengan berat badan 80 kg dan

tinggi badan 150 cm serta lingkar perut 110 cm dan lingkar panggul 85 cm. Dengan demikian

pasien tersebut dapat digolongkan sebagai penderita obesitas tipe II. Kemudian didapati

tekanan darah tinggi 140/75 mmHg. Pada knee patella reflex hasil positif dan wajah moon

face.

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

Darah lengkap. Pada pemeriksaan darah lengkap, biasanya didapati hiperglikemia,

kurva GTT menyerupai DM, hipokalemia, hipernatremia, hipofosfatemia, hiperkloremik

asidosis dan jumlah eosinofil dan limfosit menurun.4

Urin. Pada pemeriksaan urin, didapati glukosuria, kadar 17-OH kortikosteroid

meningkat, dan kadar 17 ketosteroid meningkat.4

P a g e 4 | 14

Page 5: Makalah PLENO

Tes Skrining Kadar Kortisol

Pada kasus sulit (misal pada pasien obes), digunakan tes skrining dengan pengukuran

kortisol bebas urin 24 jam. Bila kadar kortisol bebas urin lebih tinggi dari 275 nmol/dl

(100µg/dl) adalah sugestif sindrom Cushing.4

Tes Supresi Deksametason Tengah Malam

Deksametason 2 mg di tengah malam biasanya menekan kadar kortisol plasma

sebanyak <200 nmol/18 jam kemudian. Jika tes ini menunjukan adanya kelebihan produksi

kortisol, hal – hal berikut bisa membantu menegakkan diagnosis pasti dan menentukan

etiologinya.5

Kadar ACTH tinggi pada sindrom Cushing yang tergantung pada hipofisis (penyakit

Cushing) atau produksi yang ektopik. Kadar ACTH rendah pada pasien dengan

adenoma adrenal.

Deksametason 2 mg tiap 6 jam selama 3 hari menekan kadar kortisol dalam urin pada

sindrom Cushing, namun tidak lesi adrenal yang biasanya autonom.

Pasien dengan penyakit Cushing menunjukan peningkatan ACTH dan kortisol yang

hebat sebagai respons terhadap corticotropin relaesing hormone (CRH), sedangkan

pasien dengan sekresi ACTH ektopik atau adenoma adrenal jarang memberikan

respons.

CT Scan

Untuk memeriksa adrenal adalah pencitraan tomografi komputer (CT Scan) abdomen.

CT Scan bernilai untuk menentukan lokalisasi tumor adrenal dan untuk mendiagnosis

hiperplasia bilateral. CT scan resolusi tinggi pada kelenjar hipofisis dapat menunjukkan

daerah-daerah dengan penurunan atau peningkatan densitas yang konsisten dengan

mikroadenoma pada sekitar 30% dari penderita-penderita ini. CT scan kelenjar adrenal

biasanya menunjukkan pembesaran adrenal pada pasien dengan sindrom Cushing dependen

ACTH dan massa adrenal pada pasien dengan adenoma atau karsinoma adrenal.4

MRI

Untuk semua pasien yang mengalami hipersekresi ACTH hipofisis, menggunakan

kontras gadolinium. Bisa ditemukan mikroadenoma kecil.4

P a g e 5 | 14

Page 6: Makalah PLENO

Differential Diagnosis

Penyakit Cushing

Sindrom Cushing secara klinis mirip dengan penyakit Cushing, tetapi mencakup

semua penyebab, seperti hyperplasia adrenokortikal dan tumor, sekresi ACTH ektopik oleh

tumor dan terapi glukortikoid.

Penyakit cushing adalah adalah gangguan yang jarang terjadi, terutama pada wanita,

ditandai terutama oleh penampilan moonface, miopati proksimal, hiperglikemia, hipertensi

dan osteoporosis. Penyakit cushing terjadi akibat kelebihan produksi kortisol oleh kelenjar

adrenal yang mengalami hiperplastik karena peningkatan sekresi ACTH oleh tumor atau

hiperplasia kelenjar hipofisis anterior.4

Diabetes Melitus Tipe 2

Diabetes Melitus Tipe 2 merupakan keadaan meingkatnya gula darah dalam tubuh

(hiperglikemia) akibat dari insensitivitas seluler terhadap insulin dan terjadinya defek sekresi

insulin akibat ketidakmampuan pankreas untuk menghasilkan insulin yang cukup untuk

mempertahankan glukosa plasma yang normal. Lebih dari 90-95% penderita DM adalah

diabetes tipe ini.

DM tipe 2 terjadi akibat penurunan produksi insulin (resistensi insulin) atau akibat

penurunan produksi insulin. Normalnya insulin terikat oleh reseptor khusus pada permukaan

sel dan mulai terjadi rangkaian reaksi termasuk metabolisme glukosa. Pada DM tipe 2 reaksi

dalam sel kurang efektif karena kurangnya insulin yang berperan dalam menstimulasi

glukosa masuk ke jaringan dan pengaturan pelepasan glukosa dihati. Adanya insulin juga

mencegah pemecahan lemak yang menghasilkan badan keton.

Individu yang mengidap DM tipe 2 tetap menghasilkan insulin. Akan tetapi, sering

terjadi keterlambatan awal dalam sekresi dan penurunan jumlah total insulin yang dilepaskan.

Hal ini cenderung semakin parah seiring dengan petambhan usia pasien. Selain itu sel-sel

tubuh, terutama sel otot dan adiposa, memperlihatkan resistensi terhadap insulin yang

bersikulasi dalam darah.

Tanda dan gejala diabetes melitus

Sering kencing/miksi atau meningkatnya frekuensi buang air kecil (poliuria).

Adanya hiperglikemia menyebabkan sebagian glukosa dikeluarkan oleh ginjal bersama

urin karena keterbatasan kemampuan filtrasi ginjal dan kemampuan reabsorpsi dari

P a g e 6 | 14

Page 7: Makalah PLENO

tubulus ginjal. Untuk mempermudah pengeluaran glukosa maka diperlukan banyak air,

sehingga frekuensi miksi menjadi meningkat.

Meningkatnya rasa haus (polidipsia).

Banyaknya miksi menyebabkan tubuh kekurangan cairan (dehidrasi), hal ini merangsang

pusat haus yang mengakibatkan peningkatan rasa haus.

Meningkatnya rasa lapar (polipagia).

Meningkatnya katabolisme, pemecahan glikogen untuk energi menyebabkan cadangan

energi berkurang, keadaan ini menstimulasi pusat lapar.

Penurunan berat badan.

Hal ini disebabkan karena tubuh kehilangan banyak cairan, glikogen dan cadangan

trigliserida serta massa otot.

Kelainan pada mata, penglihatan kabur.

Pada kondisi kronis, keadaan hiperglikemia menyebabkan aliran darah menjadi lambat,

sirkulasi ke vaskuler tidak lancar, termasuk pada mata yang dapat merusak retina serta

kekeruhan pada lensa.

Kulit gatal, infeksi kulit, gatal-gatal disekitar penis dan vagina.

Peningkatan glukosa darah mengakibatkan penumpukan pula pada kulit sehingga menjadi

gatal, jamur dan bekteri mudah menyerang kulit.

Ketonuria.

Ketika glukosa tidak lagi digunakan untuk energi, maka akan digunakan asam lemak

untuk energi, asam lemak akan dipecah menjadi keton yang kemudian berada apad darah

dan dikeluarkan melalui ginjal.

Kelemahan dan keletihan.

Kurangnya cadangan energi, adanya kelaparan sel, kehilangan potassium menjadi akibat

pasien mudah lelah dan letih.

Terkadang dan tanpa gejala.

Pada keadaan tertentu, tubuh sudah dapat beradaptasi dengan peningkatan glukosa darah.6

Working Diagnosis

Cushing Syndrome

Sindrom Cushing adalah gangguan hormonal yang disebabkan kortisol plasma

berlebihan dalam tubuh (hiperkortisolisme), baik oleh pemberian glukokortikoid jangka

panjang dalam dosis farmakologik (iatrogen) atau oleh sekresi kortisol yang berlebihan akibat

P a g e 7 | 14

Page 8: Makalah PLENO

gangguan aksis hipotalamus-hipofisisadrenal (spontan). Klasifikasi Sindrom Cushing dapat

dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

A. Dependen ACTH, yang terdiri atas :

Hiperfungsi korteks adrenal tumor.

Sindrom ACTH ektopik.

B. Independen ACTH, yang terdiri atas :

Hiperplasi korteks adrenal autonom.

Hiperfungsi korteks adrenal tumor ( adenoma dan karsinoma).6

Diabetes Melitus Tipe Lain

Diabetes jenis ini dahulu kerap disebut diabetes sekunder, atau DM tipe lain. Etiologi

diabetes jenis ini, meliputi : (a) penyakit pada pankreas yang merusak sel β, seperti

hemokromatosis, pankreatitis, fibrosis kistik; (b) sindrom hormonal yang mengganggu

sekresi dan/atau menghambat kerja insulin, seperti akromegali, feokromositoma, dan sindrom

Cushing; (c) obat-obat yang menggangu sekresi insulin (fenitoin [Dilantin]) atau

menghambat kerja insulin (estrogen dan glukokortikoid); (d) kondisi tertentu yang jarang

terjadi, seperti kelainan pada reseptor insulin; dan (e) sindrom genetic.6

Etiologi

Cushing melukiskan suatu sindrom yang ditandai dengan obesitas badan (truncal

obesity), hipertensi, mudah lelah, amenorea, hirsutisme striae abdomen berwarna ungu,

edema, glukosuria, osteoporosis dan tumor basofilik hipofisis. Sindrom ini kemudian

dinamakan sindrom Cushing. Sindrom Cushing dapat disebabkan oleh pemberian

glukokortikoid jangka panjang dalam dosis farmakologi (iatrogen) atau oleh sekresi kortisol

yang berlebihan akibat aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal (spontan). Sindrom Cushing

iatrogenik dijumpai pada penderita artritis reumatoid, asma, limfoma dan gangguan kulit

umum yang menerima glukokortikoid sintetik sebagai agen antiinflamasi. Pada sindrom

Cushing spontan, hiperfungsi korteks adrenal terjadi sebagai akibat rangsangan berlebihan

oleh ACTH atau sebagai akibat patologi adrenal yang mengakibatkan produksi kortisol

abnormal.7

Sindrom Cushing dapat dibagi menjadi dua jenis: 1) dependent ACTH dan 2)

independent ACTH. Di antara jenis dependent ACTH, hiperfungsi korteks adrenal mungkin

P a g e 8 | 14

Page 9: Makalah PLENO

disebabkan oleh sekresi ACTH kelenjar hipofisis yang abnormal dan berlebihan. Karena tipe

ini mula – mula dijelaskan oleh Harvey Cushing pada tahun 1932, maka keadaan ini juga

disebut sebagai penyakit Cushing. Pada 80% pasien ini ditemukan adenoma hipofisis yang

menyekresi ACTH. Pada 20% sisanya terdapat bukti – bukti histologi hiperplasia hipofisis

kortikotrop. Masih tidak jelas apakah hiperplasia timbul akibat gangguan pelepasan

corticotropin relaesing hormone (CRH) oleh neurohipotalamus.7

Patofisiologi

Secara fisiologis hipotalamus berada di otak dan kelenjar hipofisis berada tepat di

bawahnya. Inti paraventrikular (PVN) dari hipotalamus melepaskan Corticotrophin-releasing

hormone (CRH), yang merangsang kelenjar hipofisis untuk melepaskan adrenocorticotropin

(ACTH). ACTH bergerak melalui darah ke kelenjar adrenal kemudian merangsang pelepasan

kortisol. Kortisol disekresi oleh korteks kelenjar adrenal dari daerah yang disebut zona

fasciculata sebagai respons terhadap ACTH. Peningkatan kadar kortisol menyebabkan umpan

balik negatif (negative feedback) pada hipofisis sehingga menurunkan jumlah ACTH yang

dilepaskan dari kelenjar hipofisis.7

Sindrom Cushing mengacu terhadap kelebihan kortisol berdasarkan etiologi apapun,

baik kelebihan kadar pemberian glukokortikoid eksogen ataupun overproduksi kortisol

endogen. Overproduksi glukokortikoid endogen atau hiperkortisolisme yang independen

ACTH biasanya disebabkan oleh neoplasma yang mensekresi kortisol dalam korteks kelenjar

adrenal (neoplasma adrenocortical primer). Biasanya merupakan sebuah adenoma dan jarang

karsinoma.7

Adenoma ini menyebabkan kadar kortisol dalam darah sangat tinggi, terjadinya

umpan balik negatif terhadap hipofisis dari tingkat kortisol yang tinggi akan menyebabkan

tingkat ACTH sangat rendah.7

Pada kasus lain dengan dependen ACTH, sindrom Cushing hanya merujuk kepada

hiperkortisolisme sekunder akibat produksi berlebihan ACTH dari corticotrophic pituitary

adenoma. Hal ini menyebabkan kadar ACTH dalam darah meningkat bersamaan dengan

kortisol dari kelenjar adrenal. Kadar ACTH tetap tinggi karena tumor menyebabkan hipofisis

menjadi tidak responsif terhadap umpan balik negatif dari kadar kortisol yang tinggi. ACTH

juga dapat disekresi berlebihan pada pasien-pasien dengan neoplasma yang memiliki

kapasitas untuk menyintesis dan melepaskan peptida mirip ACTH baik secara kimia maupun

fisiologik. ACTH berlebihan yang dihasilkan dalam keadaan ini menyebabkan rangsangan P a g e 9 | 14

Page 10: Makalah PLENO

yang berlebihan terhadap sekresi kortisol oleh korteks adrenal dan disebabkan oleh

penekanan pelepasan ACTH hipofisis. Jadi, kadar ACTH yang tinggi pada penderita ini

berasal dari neoplasma dan bukan dari kelenjar hipofisisnya.7

Sejumlah besar neoplasma dapat menyebabkan sekresi ektopik ACTH. Neoplasma –

neoplasma ini biasanya berkembang dari jaringan – jaringan yang berasal dari lapisan

neuroektodermal selama perkembangan embrional. Karsinoma sel oat paru, karsinoid

bronkus, timoma dan tumor sel – sel pulau di pankreas, merupakan contoh – contoh yang

paling sering ditemukan. Beberapa tumor ini mampu menyekresi CRH ektopik. Pada keadaan

ini, CRH ektopik merangsang sekresi ACTH hipofisis, yang menyebabkan terjadinya sekresi

kortisol secara berlebihan oleh korteks adrenal. Jenis sindrom Cushing yang disebabkan oleh

sekresi ACTH yang berlebihan atau ektopik seringkali disertai hiperpigmentasi.

Hiperpigmentasi ini disebabkan oleh sekresi peptida yang berhubungan dengan ACTH dan

kerusakan bagian – bagian ACTH yang memiliki aktifitas melanotropik. Pigmentasi terdapat

pada kulit dan selaput lendir.7

Hiperfungsi korteks adrenal dapat terjadi tanpa bergantung pada kontrol ACTH

seperti pada tumor atau hiperplasia korteks adrenal nodular bilateral dengan kemampuannya

untuk menyekresi kortisol secara autonomi dalam korteks adrenal. Tumor korteks adrenal

yang akhirnya menjadi sindrom Cushing dapat jinak (adenoma) atau ganas (karsinoma).

Adenoma korteks adrenal dapat menyebabkan sindrom Cushing berat, namun biasanya

berkembang secara lambat, dan gejala dapat timbul bertahun – tahun sebelum diagnosis

ditegakkan. Sebaliknya, karsinoma adenokortikal berkembang secara cepat dan menyebabkan

metastasis serta kematian.7

Epidemiologi

Sindrom Cushing relatif langka dan paling sering terjadi pada usia 20 tahun hingga 50

tahun. Orang yang menderita obesitas dan DM tipe 2, disertai dengan hipertensi dan gula

darah yang tidak terkontrol, akan meningkatkan resiko terserang sindrom ini.1

Sebagian besar kasus sindroom Cushing disebabkan iatrogenik pemberian

glukokortikoid eksogen, sedangkan kejadian tahunan sindrom Cushing endogen telah

diperkirakan sebesar 13 kasus per juta individu. Dari kasus – kasus lain, sekitar 70%

disebabkan hiperplasia adrenal bilateral oleh hipersekresi ACTH hipofisis atau produksi

ACTH oleh tumor non endokrin (pituitary ACTH-producing tumor), 15% karena ACTH

ektopik, dan 15% karena tumor adrenal primer. Insiden hiperplasia hipofisis adrenal tiga kali P a g e 10 | 14

Page 11: Makalah PLENO

lebih besar pada wanita dari pada laki – laki, kebanyakan muncul pada usia dekade ketiga

atau keempat. Insiden puncak dari sindrom Cushing, baik yang disebabkan oleh adenoma

adrenal maupun hipofisis terjadi sekitar 25 – 40 tahun. Pada ACTH ektopik, insiden lebih

sering pada laki – laki dibanding wanita.1

Manifestasi Klinis

Pasien dengan sindrom Cushing dapat mengeluhkan berat badannya bertambah,

terutama di wajah, daerah supraclavicula, punggung atas, dan dada.

Pasien sering melihat perubahan di kulit mereka, termasuk stretch mark ungu, mudah

memar, dan tanda-tanda lain dari kulit yang menipis.

Karena kelemahan otot proksimal yang progresif, pasien mungkin mengalami

kesulitan naik tangga, keluar dari kursi yang rendah, dan mengangkat tangan mereka.

Haid tidak teratur, amenore, infertilitas, dan penurunan libido dapat terjadi pada

wanita karena inhibisi sekresi berdenyut dari luteinizing hormon (LH) dan follicle-

stimulating hormone (FSH), yang kemungkinan disebabkan gangguan luteinizing

hormone releasing hormone (LHRH).

Pada pria, penghambatan LHRH dan FSH / LH fungsi dapat menyebabkan penurunan

libido dan impotensi.

Masalah-masalah psikologis seperti depresi, disfungsi kognitif, dan emosional.

Memburuknya hipertensi dan diabetes mellitus, kesulitan dengan penyembuhan luka,

peningkatan infeksi, osteopenia, dan osteoporosis sehingga dapat terjadi fraktur.

Pasien dengan tumor pituitari yang menghasilkan ACTH (penyakit Cushing) dapat

mengeluh sakit kepala, poliuria dan nokturia, masalah penglihatan, atau galaktorea.

Gejala kelebihan glukokortikoid dalam hubungannya dengan virilisasi pada wanita

atau feminisasi pada pria menunjukkan sebuah karsinoma adrenal sebagai penyebab

dari sindrom Cushing.7

Komplikasi

Sindrom Cushing jika tidak diobati akan menghasilkan morbiditas serius dan bahkan

kematian. Pasien mungkin menderita dari salah satu komplikasi hipertensi atau diabetes.

Kerentanan terhadap infeksi meningkat. Kompresi patah tulang belakang, osteoporosis dan

nekrosis aseptik kepala femoral dapat menyebabkan kecacatan. Setelah adrenalektomi

bilateral, seorang dengan adenoma hipofisis dapat memperbesar progresifitas, menyebabkan

P a g e 11 | 14

Page 12: Makalah PLENO

kerusakan lokal (misalnya, penurunan bidang visual) dan hiperpigmentasi, komplikasi ini

dikenal sebagai sindrom Nelson.7

Tatalaksana

Neoplasma Adrenal

Bila diagnosis adenoma atau karsinoma lebih ditegakkan, dilakukan eksplorasi

adrenal dengan eksisi tumor. Oleh karena kemungkinan atrofi adrenal kontralateral, pasien

diobati pra dan pascaoperatif jika akan dilakukan adrenalektomi total, bila disangkakan lesi

unilateral, rutin menjalani tindakan bedah elektif sama dengan pasien Addison. Kebanyakan

pasien dengan karsinoma adrenal meninggal dalam 3 tahun setelah diagnosis. Metastasis

tersering terjadi di hati dan paru. Obat utama untuk pengobatan karsinoma kortikoadrenal

adalah mitotan (o,p’-DDD), isomer dari insektisida DTT. Obat ini menekan produksi kortisol

dan menurunkan kadar kortisol plasma dan urin. Meskipun kerja sitotoksiknya relatif selektif

untuk daerah korteks adrenal yang memproduksi glukokortikoid, zona glomerulus juga bisa

terganggu. Oleh karena mitotan juga mengubah metabolisme kortisol ekstraadrenal, kadar

kortisol plasma dan urin harus dievaluasi untuk mentitrasi efek. Obat ini biasanya diberikan

dalam dosis terbagi tiga sampai empat kali sehari, dengan dosis ditingkatkan secara bertahap

menjadi 8 sampai 10 gram perhari. Pada dosis tinggi hampir semua pasien mengalami efek

samping, bisa mengalami gangguan gastrointestinal (anoreksia, diare, muntah) atau

neuromuskular (lesu, somnolen, pusing). Semua pasien yang diobati dengan mitotan harus

menjalani terapi pemeliharaan jangka lama, dan pada beberapa pasien perlu dilakukan

penggantian mineralokortikoid. Pada kira – kira sepertiga pasien, tumor dan metastasis

mengalami kemunduran, terapi survival jangka lama terbatas. Pada kebanyakan pasien,

mitotan hanya menghambat steroidogenesis dan tidak menyebabkan regrasi metastasis tumor.

Metastasis ke tulang biasanya refrakter terhadap obat dan harus diobati dengan terapi radiase.

Mitotan juga dapat diberikan sebagai terapi tambahan setelah reseksi karsinoma adrenal,

meskipun tidak ada bukti bahwa ini memperbaiki survival.4

Hiperplasia Bilateral

Pasien dengan hiperplasia bilateral mengalami peningkatan kadar ACTH absolut atau

relatif. Terapi harus ditujukan untuk mengurangi kadar ACTH, pengobatan ideal adalah

pengangkatan. Kadang-kadang eksisi tidak memungkinkan oleh karena penyakit sudah lanjut.

Pada keadaan ini, medik atau adrenalektomi bisa memperbaiki hiperkortisolisme.

Penghambatan steroidogenesis juga bisa diindikasikan pada subjek cushingoid berat sebelum P a g e 12 | 14

Page 13: Makalah PLENO

intervensi pembedahan. Adrenalektomi kimiawi mungkin lebih unggul dengan pemberian

penghambat steroidogenesis ketokonazol (600-1200 mg/hari). Mitotan (2-3 g/hari) dan atau

penghambatan sintesis steroid aminoglutetimid (1 g/hari) dan metiraponi (2-3 g/hari)

mungkin efektif secara tunggal atau kombinasi. Mitotan lambat mencapai efek (berminggu –

minggu). Mifeprostone, suatu inhibitor kompetitif ikatan glukokortikoid terhadap

reseptornya, bisa mejadi pilihan pengobatan. Insufisiensi adrenal merupakan resiko semua

obat – obat ini, dan dibuutuhkan penggantian steroid.4

Prognosis

Prognosis bergantung pada efek jangka lama dari kelebihan kortisol sebelum

pengobatan, terutama aterosklerosis dan osteoporosis. Adenoma adrenal yang berhasil diobati

dengan pembedahan mempunyai prognosis baik dan tidak mungkin kekambuhan terjadi.

Sedangkan prognosis karsinoma adrenal adalah amat jelek, disamping pembedahan. Laporan

– laporan memberi kesan survival 5 tahun sebesar 22% dan waktu tengah survival adalah 14

bulan. Usia kurang 40 tahun dan jauhnya metastasis berhubungan dengan prognosis yang

jelek.6

Pencegahan

Dengan mempelajari penyebab tersering dari sindrom Cushing ini, terjadinya sindrom

Cushing dapat dicegah dengan menghindari konsumsi kortikosteroid. Bila harus

mengonsumsi kortikosteriod, perhatikan terlebih dahulu dosis pemakaiananya.7

Kesimpulan

Sindrom Cushing merupakan gangguan hormonal yang disebabkan kortisol plasma

berlebihan dalam tubuh (hiperkortisolisme), baik oleh pemberian glukokortikoid jangka

panjang dalam dosis farmakologik (iatrogen) atau oleh sekresi kortisol yang berlebihan akibat

gangguan aksis hipotalamus-hipofisisadrenal (spontan) yang ditandai dengan obesitas badan

(truncal obesity), hipertensi, mudah lelah, amenorea, hirsutisme, striae abdomen berwarna

ungu, edema, glukosuria, osteoporosis, dan tumor basofilik hipofisis.

Penegakkan diagnosis dari sindroma Cuhsing ini dapat dilakukan dengan anamnesis

mengenai gejala – gejala yang terkait, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti

yang telah dijelaskan di atas. Penatalaksanaannya untuk sindrom cushing ini pun harus sesuai

dengan etiologi serta mekanisme patofisiologisnya.

P a g e 13 | 14

Page 14: Makalah PLENO

Daftar Pustaka

1. Bickley S. Lynn. Buku Ajar Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2011; Ed. 8: 1-19

2. Gleadle, Jonathan. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga;

2010. h. 150-1.

3. Adler GK. Harvard Medical School. USA 2011, diunduh dari

http://emedicine.medscape.com/article/117365-overview, 21 November 2015.

4. Piliang S, Bahri C. Hiperkortisolisme dalam buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III.

Ed.V. Jakarta : Pusat Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. 2006. h. 2063 – 68.

5. Brooker C. Ensiklopedia keperawatan. Jakarta: EGC; 2008

6. Schteingart DE. Gangguan hipersekresi adrenal dalam patofisiologi konsep klinis

proses – proses penyakit. Vol 2. Ed.VI. Jakarta : EGC; 2005. h. 1240-42.

7. Price S.A, Wilson L.M. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2006; Ed. 6, Vol. 2: 1237-53

P a g e 14 | 14