MAKALAH PLENO

19
Mekanisme Kontraksi dan Relaksasi pada Telapak Tangan Skenario 7 Kelompok C2 Lund Mila Elfrida Bintari Teme 102013098 Lina Lim 102013285 Veneranda Istya Hadi 102012039 Jimmy Salomo 102012254 Margie Soflyta 102012388 Handy Hartanto 102013142 Vincent Stephen 102013263 1

description

pleno

Transcript of MAKALAH PLENO

Page 1: MAKALAH PLENO

Mekanisme Kontraksi dan Relaksasi pada Telapak

Tangan

Skenario 7

Kelompok C2

Lund Mila Elfrida Bintari Teme 102013098

Lina Lim 102013285

Veneranda Istya Hadi 102012039

Jimmy Salomo 102012254

Margie Soflyta 102012388

Handy Hartanto 102013142

Vincent Stephen 102013263

Elisabeth Letwar 102013208

Yuvina 102013450

Albert Priyambadha 102013440

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510

No. Telp (021) 5694-2061

1

Page 2: MAKALAH PLENO

Abstrak: Tubuh kita tersusun oleh tulang-tulang dan otot. Tulang dan otot tersebut memiliki

struktur anatomi (makroskopis) dan fisiologi (mikroskopis). Selain itu, otot juga memiliki

mekanisme kerjanya, yaitu saat otot itu berkontraksi dan berelaksasi. Otot akan mengalami

kontraksasi dan relaksasi secara bergantian terus menerus untuk menggerakkan anggota tubuh

yang digunakan untuk melakukan kegiatan tersebut. Kontraksi dan relaksasi terjadi pada sel-sel

otot rangka, yang seperti halnya neuron, dapat dirangsang secara kimiawi, listrik, dan mekank

untuk menghasilkan potensial aksi yang dihantarkan di sepanjang membrane selnya.

Kata kunci: Anatomi, kontraksi, relaksasi

Abstract: Our body is composed of bones and muscles. The bones and muscles anatomical

structure (macroscopic) and physiology (microscopic). Additionally, the muscle also has its

mechanism of action, ie when the muscles contract and relax. Will experience muscle relaxation

alternately kontraksasi and continuously to move the limb used to perform these activities.

Contraction and relaxation occurs in skeletal muscle cells, which, like neurons, can be

chemically stimulated, electrical, and mekank to generate action potentials delivered along the

cell membrane.

Keywords: Anatomy, contraction, relaxation

Pendahuluan

Dalam melaksanakan sebuah aktivitas, otot akan mengalami kontraksasi dan relaksasi secara

bergantian terus menerus untuk menggerakkan anggota tubuh yang digunakan untuk melakukan

kegiatan tersebut. Kontraksi dan relaksasi terjadi pada sel-sel otot rangka, yang seperti halnya

neuron, dapat dirangsang secara kimiawi, listrik, dan mekank untuk menghasilkan potensial aksi

yang dihantarkan di sepanjang membrane selnya.

Namun, berbeda dengna neuron, otot memiliki mekanisme kontrakstil yang diaktifkan oleh

potensial aksi. Protein kontraktil aktin dan miosin, yang menghasilkan kontraksi, terdapat dalam

jumlah yang sangat banyak di otot. Mekanisme kontraktil di otot rangka bergantung pada protein

miosin-II, aktin, tropomiosin, dan troponin. Troponin terdiri dari 3 subunit, Troponin I, troponin

T, dan troponin C. Protein penting lain di otot berperan dalam mempertahankan protein

kontraktil agar berhubungan secara benar satu sama lain dan dengan matriks ekstrasel. 1

2

Page 3: MAKALAH PLENO

Skenario

Seorang anak berumur 10 tahun dibawa ibunya datang ke puskesmas dengan keluhan jari-jari

tangan kanan terjepit pintu 2 hari yang lalu. Pada pemeriksaan ditemukan jari tangan kanan 1, 2

dan 3 bengkak dan kesulitan menggenggam sesuatu dan menulis.

Struktur Tulang pada Telapak Tangan Secara Makroskopis2

Kerangka tangan dibentuk oleh lima tulang metacarpal, angka (empat jari dan jempol) yang

terdiri dari tulang-tulang kecil yang disebut phalanges. Setiap jari memiliki tiga phalang

(proksimal, tengah dan distal), jempol memiliki dua (proksimal dan distal). Angka dan jari

metacarpal mereka diberi nomor dari satu sampai lima, dimulai dengan jempol. Bisa dilihat pada

Gambar no.1:

Gambar no.1 Gambar Tulang Bagian Manus

Para metakarpal dan phalanges adalah tulang panjang. Masing-masing memiliki diaphysis atau

poros, dengan sedikit pembakaran berakhir. Ujung proksimal atau dasar masing-masing tulang

3

Page 4: MAKALAH PLENO

memiliki permukaan artikular dimana itu membentuk bersama dengan tulang yang

berdekatan. Ujung distal atau tulang kepala masing-masing (kecuali untuk falang distal) juga

memiliki permukaan artikular. Dalam falang distal, ujung distal yang berjambul itu, tidak

memiliki permukaan artikular, tetapi memberikan lampiran untuk jaringan lunak (pulp) dari

ujung digit.

Sendi-sendi tangan dan pergelangan tangan diberi nama untuk tulang yang terhubung. Setiap jari

memiliki dua sendi interphalangeal, distal dan proksimal. Jempol hanya memiliki satu sendi

interphalangeal. Antara falang proksimal dan metakarpal adalah buku-buku atau

metakarpophalangealis sendi. Interphalangeal dan sendi Metakarpophalangeal mampu fleksi dan

ekstensi. Selain itu, sendi Metakarpophalangeal mampu melakukan penyebaran jari-jari dan

adduksi (membawa jari bersama-sama). 

Hubungan Antartulang (Artikulasi / Persendian)3

Antartulang dalam tubuh berhubungan satu dengan yang lain agar dapat melakukan fungsinya

dengan baik. Hubungan antartulang itu disebut persendian (artikulasi).Berdasarkan keleluasaan

gerakan yang dihasilkan, ada tiga jenis persendian, yaitu sinartrosis, sinfibrosis, dan diartrosis.

Sinartrosis

Sinartosis adalah persendian yang tidak dapat digerakkan. Ada dua tipe utama sinartrosis,

yaitu suture dan sinkondrosis. Suture atau sinostosis adalah hubungan antartulang yang

dihubungkan dengan jaringan ikat serabut padat, contohnya hubungan antara epifisis dan

diafisis pada tulang dewasa.

Amfiartrosis atau Sinfibrosis

Amfiartrosis atau Sinfibrosis adalah persendian yang dihubungkan oleh tulang rawan

(kartilago), jaringan ikat serabut, dan ligamen sehingga memungkinkan terjadi sedikit

gerakan. Contohnya sendi antara tulang betis dan tulang kering.

Diartrosis

4

Page 5: MAKALAH PLENO

Diartrosis adalah persendian yang memungkinkan gerakan tulang-tulang secara leluasa.

Misalnya sendi engsel pada lutut dan siku serta sendi peluru pada pangkal paha dan

lengan atas. Ujung tulang yang membentuk persendian (diartrosis) bersifat khas, yaitu

berbentuk bonggol, sedangkan ujung yang lain membentuk lekukan yang sesuai ukuran

bonggol. Setiap permukaan sendi dilapisi dengan tulang rawan hialin dan dibungkus

dengan selaput sinovial yang membentuk minyak sinovial. Minyak sinovial atau minyak

sendi ini berfungsi untuk melicinkan gerakan.

Diartrosis meliputi beberapa macam persendian. Berdasarkan arah gerak yang

ditimbulkannya, diartrosis dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dan macam sendi

yang dijelaskan sebagai berikut: Sendi engsel adalah persendian yang memungkinkan

terjadinya gerakan ke satu arah. Contoh pada persendian pada tulang siku dan lutut. Sendi

pelana adalah persendian yang memungkinkan gerakan ke dua arah. Contoh pada

persendian pada hubungan antara tulang ibu jari dan tulang telapak tangan. Sendi putar

adalah persendian tulang yang satu mengitari tulang yang lain sehingga menimbulkan

gerak rotasi. Contoh pada tengkorak dengan tulang atlas dan radius dengan ulna. Sendi

geser adalah persendian yang gerakannya hanya menggeser, kedua ujung agak rata dan

tidak berporos. Sendi geser disebut juga sendi kepat atau sendi avoid. Contoh pada

persendian hubungan antara ruas-ruas tulang belakang. Sendi luncur adalah persendian

tulang yang memungkinkan terjadinya gerakan badan melengkung ke depan, ke belakang

atau memutar. Contoh pada persendian dengan clavicula dan karpal dengan metacarpal.

Sendi peluru adalah persendian tulang yang gerakannya paling bebas di antara persendian

yang lain, yaitu dapat bergerak ke segala arah. Contoh pada persendian tulang lengan atas

dengan gelang bahu dan tulang paha dengan gelang panggul. Sendi Elipsoid/Kondiloid

adalah Mirip dengan sendi peluru, hanya saja sendi elipsoid memiliki bonggol dan ujung-

ujung tulangnya tidak membulat, tetapi sedikit oval. Oleh karena itu, gerakan yang

dihasilkan lebih terbatas dibandingkan dengan sendi peluru. Contoh pada persendian

hubungan antara tulang pengumpil dan tulang pergelangan tangan.4

Struktur Mikroskopis Otot

5

Page 6: MAKALAH PLENO

Gerakan jari dilakukan oleh beberapa kelompok otot.Otot-otot yang melenturkan jari-jari,

terutama fleksor digitorum superfisialis dan profunda fleksor digitorum, yang terletak di aspek

palmaris lengan bawah. Otot-otot ini masing-masing menimbulkan empat tendon panjang yang

melewati sisi palmar dari pergelangan tangan dan tangan. Berikut ini merupakan gambar otot

pada manus (lihat pada Gambar no.2)

Gambar no.2 Otot-Otot pada Manus

Otot secara umum dibagi atas 3 jenis, yaitu otot rangka, otot jantung, dan otot polos; meskipun

otot polos bukan termasuk katergori tunggal yang homogeny. Otot rangka merupakan massa

besar yang menyusun jaringan otot somatic. Otot ini memiliki gambawan serat-lintang yang

sangat jelas, biasanya tidak berkontraksi tanpa rangsangan dari saraf, tidak memilki hubungan

anatomic dan fungsional di antara serabut ototnya, dan umumnya di bawah kendali volunter.

Otot rangka tersusun dari serabut otot yang merupakan “balok penyusun” sistem otot dalam arti

yang sama dengan neuron merupakan “balok penyusun” sistem saraf. Setiap serabut otot

merupakan sel tunggal yang berinti banyak, memanjang, silindrik, dan diliputi oleh membrane

sel yang dinamakan sarkolema. Diantara sel-selnya tidak terdapat jembatan sinsitium. Serabut

otot tersusun atas myofibril yang terbagi menjadi filament. Filament-filamen ini tersusun dari

protein-protein kontraktil.1

Pada otot rangka ada otot serat-lintang yang khas. Pita I yang terang terbagi oleh garis Z yang

gelap, dan ditengah pita A yang gelap tampak pita H yang lebih terang. Garis melintang M

tampak di tengah pita H, dan garis ini dengan daerah terang yang sempit di kedua sisinya

6

Page 7: MAKALAH PLENO

kadang-kadang dinamakan daerah pseudo-H. daerah di antara dua garis Z yang bersebelahan

dinamakan sarkomer. Filament tebal, yang berdiameter lebih kurang 2 kali diameter filament

tipis, tersusun dari miosin, filament tipis tersusun dari aktin, tropomiosin, dan troponin. Filamen

tebal berjajar untuk membentuk pita A, sedangkan susunan filament tipis membentuk pita I yang

kurang padat. Pita H yang lebih terang, di tengah pita A, merupakan daerah yang apabila otot

melemas, filament-filamen tipis tidak bertumpang tindih dengan filament tebal.garis Z

memotong fibril dan terhubung ke filament tipis.

Jenis miosin yang terdapat di otot adalah miosin II, dengan dua kepala berbetuk globular serta

ekor yang panjang. Kepala molekul miosin memebentuk ikatan silang dengan aktin. Miosin

memiliki rantai berat dan rantai ringan, dan kepalanya terdiri dari rantai ringan dan bagian

terminal amino rantai berat. Dikepala globular ini terdapat tempat-tempat yang dapat berikatan

dengan aktin dan tempat yang bersifat katalik yang dapat menghidrolisis ATP.

Molekul tropmiosin merupakan filament panjang yang terletak di alur di antara dua rantai di

aktin. Molekul troponin merupakan unit kecil globular yang terletak dengan jarak tertentu di

sepanjang molekul tropomiosin. Troponin T mengikatkan komponen troponin lain ke

tropomiosin, troponin I menghalangi interaksi miosin dengan aktin, dan troponin C mengandung

tempat pengikatan untuk Ca2+ yang memicu kontraksi. Aktimin, mengikatkan aktin ke garis Z.

Titin yang merupakan protein besar, menghubugkan garis Z ke garis M dan membentuk lipatan

untuk sarkomer. Protein ini mengandung dua jenis domain yang terlipat, dan hal ini

menyebabkan otot memiliki elastisitas. Desmin mengikatkan garis Z ke membran plasma.1

Tulang mengandung materi organic dan anorganik. Materi organiknya sebagian besar merupakan

protein. Kolagen tipe I adalah protein terbanyak, yang membentuk 90-95% materi organic.

Sedangkan materi anorganik nya adalah kalsium hidroksiapatit bersama dengan natrium,

magnesium, karbonat, dan fluoride. Jenis sel utama yang berperan dalam penyerapan dan

pengendapan tulang adalah osteoklas dan osteoblas. Osteoklas berhubungan dengan resorpsi dan

osteoblas dengan pengendapan tulang. Osteosit berasal dari osteoblas.4

Mekanisme kontraksi dan relaksasi otot

7

Page 8: MAKALAH PLENO

Otot adalah transduser biokimia utama yang mengubah energy potensial menjadi energy kenetik,

otot, jarignan tunggal terbesar di dalam tuuh manusia, memebentuk sekitar 25% massa tubuh

saat lahir, lebih dari 40% pada manusia dewasa muda, dan sedikit lebih kecil dari 30% pada usia

lanjut.

Proses yang mendasari pemendekan elemen kontraktil di otot adalah pergeseran filamen tipis

pada filament tenal. Lebar pita A tetap , sedangkan garis Z bergerak saling mendekat ketika otot

berkontraksi dan saling menjauh bila otot diregang. Pergeseran selama kontraksi otot terjadi bila

kepala miosin berikatan erat dengan aktin, menekuk di taut kepala dengan leher, dan kemudian

terlepas. Proses ketika depolarisasi serabut otot memicu kontraksi disebut dengan penggabungan

eksitasi-kontraksi. Potensial aksi dihantarkan ke seluruh fibril yang terdapat di dalam serabut

otot melalui sistem T. hal ini memicu pelepasan ion Ca2+ dari sisterna terminalis, yaitu kantung

lateral reticulum sarkoplasma yang bersebelahan dengan sistem T. Ca2+ memicu kontraksi

dengan mengikat troponin C. Pada keadaan otot yang istirahat, troponin I terikat erat pada aktin,

dan tropomiosin menutup tempat untuk mengikat kepala miosin di molekul aktin. Jadi, kompleks

troponin-tropomiosin membentuk “protein relaksasi” yang menghambat interaksi aktin dengan

miosin. Apabila ion Ca2+ yang dilepaskan oleh potensial aksi berikatan dengan troponin C, ikatan

antara troponin I dengan aktin tampaknya melemah, dan hal ini memungkinkan tropomiosin

bergerak ke lateral. Gerakan ini membuka tempat pengikatan bagi kepala miosin. ATP kemudian

terurai dan terjadi kontraksi.1,5

Bagaimana hidrolisis ATP dapat menghasilkan gerakan yang kasat mata? Kontraksi otot pada

hakikatnya terdiri dari perlekatan dan pembebasan siklik kepala S-1 miosin ke filament F-aktin.

Proses ini juga dapat disebut sebagai siklus penyusunan dan perombakan jembatan silang.

Pelekatan aktin pada miosin diikuti oleh perubahan konformasi yang sangat penting di kepala S-

1 dan bergantung pada nukleotida mana yang tersedia (ATP atau ADP). Perubahan ini

menghasilkan power stroke( kayuhan tenaga), yang mendorong pergerakan filament aktin

melewati filament miosin. Energy untuk power stroke pada akhirnya dipasok oleh ATP yang

dihidrolisis menjadi ADP dan Pi. Namun, kayuhan bertenaga itu sendiri terjadi karena perubahan

konformasi di kepala miosin saat ADP meninggalkannya.

8

Page 9: MAKALAH PLENO

Proses-proses biokimia utama selama satu siklus kontraksi dan relaksasi otot dapat disajikan

dalam lima tahap sebagai berikut:

1. Dalam fase relaksasi kontraksi otot, kepala S-1 pada miosin menghidrolisis ATP

menjadi ADP dan Pi, tetapi produk-produk ini tetap terikat. Kompleks ADP-Pi-miosin

yang terbentuk telah mengalami penguatan dan disebut konformasi berenergi tinggi.

2. Ketika kontraksi otot distimulasi( melalui proses-proses yang melibatkan Ca2+,

troponin, tropomiosin, dan aktin), aktin dapat diakses dan kepala S-1 miosin

menemukannya, mengikatnya, dan membentuk kompleks aktin-miosin-ADP-Pi.

3. Pembentukan kompleks ini mendorong pembebasan Pi, yang memicu power stroke.

Hal ini diikuti oleh pembebasan ADP dan disertai oleh perubahan konfrormasi

mencolok di kepala miosin dalam kaitannya dengan ekornya yang menarik aktin

sekitar 10nm kea rah pusat sarkomer. Ini adalah power stroke. Miosin sekarang

dikatakan berada dalam keadaan berenergi rendah, yang ditunjukan sebagai aktin-

miosin.

4. Molekul ATP lain mengikat kepala S-1, dan memebentuk kompleks aktin-miosin-

ATP.

5. Miosin-ATP memiliki afinitas yang rendah terhadap aktin sehingga aktin terlepaas.

Langkah terakhir ini adalah komponen kunci pada relaksasi dan bergantung pada

pengikatan ATP dengan kompleks aktin –miosin.

Siklus lain kemudian dimulai dengan hidrolisis ATP yang membentuk kembali konformasi

berenergi-tinggi. Oleh karena itu, hidrolisis ATP digunakan untuk menjalankan siklus, power

stroke yang terjadi karena perubahan konformasi kepala S-1 yang terjadi sewaktu ADP

dibebaskan. Bagian engsel miosin memungkinkan S-1 bergerak leluasa dan juga menemukan

filament aktin. Jika kadar ATP internal turun, ATP tidak tersedia untuk mengikat kepala S-1,

aktin tidak terlepas, dan relaksasi tidak terjadi.5

Perlu kita ketahui bahwa ATP segar harus berikatan dengan miosin agar dapat terjadi pemutusan

ikatan antara aktin dan miosin jembatan silang pada akhir siklus, walaupun pada proses disosiasi

ini tidak terjadi penguraian ATP. Pentingnya ATP dalam proses pemisahan miosin dan aktin

dapat dengan jelas terlihat pada fenomena Rigor Morti.6

9

Page 10: MAKALAH PLENO

Timbul pertanyaan lain bagaimana relaksasi itu terjadi dalam keadaan normal pada otot yang

hidup? Secara potensial aksi di serat otot yang memulai proses kontraksi dengan mencetuskan

pengeluaran Ca++ dari kantung lateral ke dalam sitosol, proses kontraksi dihentikan ketika Ca++

ke kantung lateral karena aktivitas listrik lokal berhenti. Retikulum sarkoplasma memiliki suatu

pembawa yang memerlukan energi, yaitu pompa Ca++ ATPase, yang secara aktif mengangkut

Ca++ dan memusatkannya di dalam kantung lateral. Ketika asetilkolinesterase menyingkirkan

ACh dari taut neuromuskulus, potensial aksi di serat otot berhenti. Apabila tidak lagi ada

potensial aksi lokal di tubulus T yang mencetuskan pengeluaran Ca++, aktivitas pompa Ca++

dalam retikulum sarkolasma mengembalikan Ca++ yang telah dikeluarkan ke kantung lateral.

Pembersihan Ca++ sitososil ini memungkinkan kompleks troponin miosin bergeser kembali ke

posisi menghambatnya, sehingga aktin dan miosin tidak lagi berikatan di jembatan silang.

Filamen tipis, yang terbebas dari pengikatan dan penarikan jembatan silang, dapat kembali ke

posisi istirahatnya kemudian terjadilah relaksasi.6

Kontraksi otot meliputi pemendekan elemen kontraktil otot. Namun, karena otot mempunyai

elemen elastic dan kenyal yang tersusun serial dengan mekanisme kontraksi, kontraksi dapat

terjadi tanpa pemendekan yang berarti di selurh berkas otot. Kontraksi semacam itu disebut

sebagai kontraksi isometric( dengan ukuran/panjang yang sama). Kontraksi melawan beban yang

tetap, yang disertai pemendekan otot, dinamakan kontraksi isotonic(tegangan yang sama).

Perhatikan bahwa karena kerja merupakan hasil perkalian gaya dan jarak, kontraksi isometric

tidak. Pada keadaan lain, otot dapat melakukan kerja negative saat memanjang karena menahan

beban yang tetap.

Setelah kontraksi terjadi, maka akan diikuti dengan tahapan relaksasi yang terjadi ketika Ca2+

dipompa kembali ke dalam reticulum sarkoplasma, dan kemudian diikuti oleh pelepasan Ca2+

dari troponin dan penghentian interaksi antara aktin dan miosin. Pompa yang mengembalikan

Ca2+ ke dalam reticulum, sehingga menimbulkan relaksasi adalah Ca2+-Mg2+ ATPase.

10

Page 11: MAKALAH PLENO

Kontraksi semua otot terjadi dengan Ca2+ berperan penting dalam regulasi. Terdapat dua

mekanisme umum mengenai regulasi kontraksi otot, berbais aktin dan berbasis miosin.

Mekanisme pertama bekerja di otot rangka dan jantung, dan yang kedua bekerja di otot polos.

Serat-serat otot memiliki jalur-jalur alternative untuk membentuk ATP dan ada tiga langkah

berbeda pada proses kontraksi-relaksasi membutuhkan ATP yaitu: penguraian ATP oleh

ATPase miosin menghasilkan energy bagi jembatan silang untuk melakukan gerakan mengayun

yang kuat, pengikatan molekul ATP segar ke miosin memungkinkan terlepasnya jembatan silang

dari filament aktin apada akhir gerakan mengayun, sehingga siklus dapat diulang. ATP ini

kemudian diuraikan untuk menghasilkan energy bagi ayunan jembatan silang berikutnya, dan

yang ketiga adalah transportasi aktif Ca++ kembali ke reticulum sarkoplasma selama relaksasi

bergantung pada energy yang berasal dari penguraian ATP.6

Pada proses kontraksi juga berperan Asetilkolin( acetylcholine) yang merupakan asam ester

asetat dari kolin yang reversible, merupakan agonis kolinergik dan bertindak sebagai

neurotransmitter pada taut otot-saraf pada otot lurik, sel-sel efektor autonomic yang disarafi oleh

saraf parasimpatis, pada sinaps preganglionik susunan saraf simpatis maupun parasimpatis, dan

berbagai tempat di susunan saraf pusat. Ach hanya sedikit digunakan dalam terapi karena cara

kerjanya yang difus dan dihidrolisis dengan cepat oleh asetil-kolinesterase(AChE), derivate

sintetiknya digunakan untuk kerja yang lebih spesifik dan lebih lama. Ach digunakan sebagai

vasodilator pada farmakoangiografi, dan diberikan melalui infuse intra-arterial. Dan kerja

asetilkolin dihambat oleh Cholinesterase yang merupakan enzim dari kelas hidrolase yang

mengatalisis pemutusan gugus asil dari beberapa ester kolin yang meliputi asetilkolin dan

beberapa senyawa terkait.7

Penutup

Tubuh kita tersusun oleh tulang-tulang dan otot. Tulang dan otot tersebut memiliki struktur

anatomi (makroskopis) dan fisiologi (mikroskopis). Selain itu, otot juga memiliki mekanisme

kerjanya, yaitu saat otot itu berkontraksi dan berelaksasi. Dalam skenario, orang tersebut jarinya

terjepit dan bengkak. Jari yang terjepit tersebut mengganggu mekanisme kerja otot dalam tubuh

kita dan dapat terjadi kerusakan sel-sel dalam jari kita yang menimbulkan bengkak.

11

Page 12: MAKALAH PLENO

Daftar Pustaka

1. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 22. Jakarta:Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2008.h.67-86.

2. Watson Roger. Anatomi dan fisiologi. Edisi 10. Jakarta: EGC; 2002.h.134-9.

3. Hubungan antartulang (Artikulasi/Persendian) . Diunduh dari http://www.sentra-

edukasi.com/2011/07/hubungan-antartulang-artikulasi.html, pada tanggal 15 maret

2012.

4. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 17. Jakarta: EGC; 1998.h.65-89.

5. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia herper Edisi 27. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC; 2009.h.582-99.

6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2001.h.212-36.

7. Dorland WAN. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 31. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2010.

12