MAKALAH PERUSAHAAN

22
Makalah Hukum Perusahaan Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Perusahaan Kelas A Oleh : Indrawan Nugroho Utomo E0005189 FAKULTAS HUKUM

description

makalah hukum perusahaan

Transcript of MAKALAH PERUSAHAAN

Page 1: MAKALAH PERUSAHAAN

Makalah Hukum Perusahaan

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah

Hukum Perusahaan Kelas A

Oleh :

Indrawan Nugroho Utomo

E0005189

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2008

Page 2: MAKALAH PERUSAHAAN

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perseroan Terbatas (PT) merupakan bentuk usaha kegiatan ekonomi yang

disukai saat ini, disamping karena pertanggung jawabanya yang bersifat terbatas,

Perseroan Terbatas juga memberi kemudahan bagi pemilik (pemegang saham)

nya untuk mengalihkan perusahaanya (kepada setiap orang) dengan menjual

seluruh saham yang dimilikinya pada perusahaan tersebut.

Kata “perseroan” menunjuk kepada modal nya yang terdiri atas sero

(saham). Sedangkan kata “terbatas” menunjuk kepada tanggung jawab pemegang

saham yang tidak melebihi nilai nilai nominal saham yang diambil bagian dan

dimilikinya. Bentuk hukum seperti Perseroan terbatas ini juga dikenal di negara –

negara lain seperti Malaysia disebut Sendirian Berbad (SDN BHD), di Singapura

disebut Private Limited (Pte Ltd), di Jepang disebut Kabushiki Kaisa, di Inggris

disebut Registered Compaines, di Belanda disebut Naamloze Venootschap (NV),

dan di Perancis disebut Societes A Resposabilitie Limite (SARL).

Hal tersebut diatas ditegaskan dalam Pasal ! butir (1) Undang – Undang

Perseroan Terbatas:

“ Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut perseroan adalah badan

hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan

modal dasar yang seluruhnya tebagi dalam saham dan memenuhi persyaratan

yang ditetapkan dalam undang – undang ini, serta peraturan pelaksanaanya”.

Sebagai badan hukum, perseroan harus memenuhi unsur – unsur badan

hukum seperti ditentukan dalam undang – undang Perseroan Terbatas (organisasi

yang teratur, kekayaan sendiri, melakukan hubungan hukum sendiri, mempunyai

tujuan sendiri).

Page 3: MAKALAH PERUSAHAAN

B. Perumusan Masalah

Sebagai organisasi yang teratur perseroan mempunyai organ yang terdiri

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi, dan Komisaris (Pasal 1 butir

(2) Undang-Undang Perseroan Terbatas) yang tiap-tiap organ mempunyai tugas

dan wewenang terhadap perseroan. Keteraturan organisasi dapat diketahui melalui

ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas, Anggaran Dasar, Anggaran

Rumah Tangga perseroan, dan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

Page 4: MAKALAH PERUSAHAAN

C. Pembahasan

1. Rapat Umum Pemegang Saham.

RUPS maerupakan organ perseroan yang paling tinggi dan berkuasa untuk

menentukan arah dan tujuan perseroan. RUPS memiliki segala wewenang

yang tidak diberikan kepada direksi dan komisaris perseroan. RUPS

mempunyai hak untuk memperoleh segala macam keterangan yang diperlukan

yang berkaitan dengan kepentingan dan jalanya perseroan.

Kewenangan tersebut merupakan kewenangan eksklusif yang tidak dapat

diserahkan kepada organ lain yang bditetapkan dalam UUPT dan Anggaran

Dasar. Wewenang Eksklusif yang ditetapkan dalam UUPT akan ada selama

UUPT belum diubah. Sedangkan wewenang eksklusif dalam anggaran dasar

yang disahkan atau disetujui Menteri Kehakiman dapat diubah melalui

perubahan Anggaran Dasar sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan

UUPT.

Beberapa wewenang eksklusif RUPS yang ditetapkan dalam UUPT antara

lain:

- Penetapan perubahan anggaran dasar (pasal 14).

- Penetapan Pengurangan Modal (pasal 37).

- Pemeriksaan persetujuan, dan pengesahan laporan tahunan (pasal 60)

- Penetapan Penggunaan Laba (pasal 62)

- Pengangkatan dan Pemberhentian Direksi dan Komisaris (Pasal 80,91,92)

- Penetapan mengenai penggabungan, peleburan dan pengambilalihan

(pasal105)

Page 5: MAKALAH PERUSAHAAN

- Penetapan Pembubaran perseroan (pasal 105).

Penyelenggaraan RUPS

Pada pokoknya RUPS harus diselenggarakan ditenpat perseroan

berkedudukan atau tempat-tempat lain sebagaimana dimungkinkan dalam

anggaran dasar perseroan, selama dan sepanjang tempat tersebut masih berada

dalam wilayah Negara REpublik Indonesia.

Dalam tiap-tiap Rapat Umum Pemegang Saham yang harus dilaksanakan

minimum sekali, setiap lembar saham dalam perseroan dengan nilai nominal

terkecil, yang ditentukan dalam Anggaran Dasar, kecuali untuk saham-saham

tanpa suara, berhak mewakili / mengeluarkan satu suara dalam rapat.

Pelaksanaan dari hak suara ini dalam Rapat Umum Pemegang saham dapat

dilakukan sendiri oleh pemegang saham atau diwakilkan pada seorang pihak

ketiga selaku Kuasa Pemegang Saham. Namun demikian kuasa yang diberikan

oleh pemegang saham kepada :

- direksi.

- komisaris dan atau

- Karyawan Perseroan.

tidak memberikan kewenangan hak suara, meskipun kuasa tersebut

diperhitungkan dalam menentukan korum kehadiran.

Bergantung pada agenda Rapat Umum Pemegang Saham yang akan

diselenggarakan, undang-undang memberikan berbagai macam korum Rapat

yang berbeda satu dengan yang lainya.

Macam-macam RUPS.

Page 6: MAKALAH PERUSAHAAN

a. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan.

Seperti telah disebutkan berkali-kali pada uraian dimuka perseroan terbatas,

sebagai salah satu badan hokum yang memiliki hak, kewajiban, dan harta

kekayaan dari para pengurusnya maka sudah selayaknya jika pengurus

perseroan terbatas diwajibkan menyampaikan laporan mengenai pelaksanaan

dari setiap hak, pemenuhan dari setiap kewajiban, serta status kedudukan

dari harta kekayaan perseroan secara berkal. Ini tidak hana diperlukan oleh

pemegang saham perseroan, melainkan juga pihak ketiga yang

berkepentingan, untuk melaksanakan penilaian apakah perseroan telah

dijalankan, diurus dan dikelola dengan baik, sesuai dengan aturan main yang

telah ditetapkan. Laporan berkala tersebut menjadi masukan yang sangat

berharga bagi para pengusaha (businessmen)untuk mengevaluasi lebih lanjut

kinerja perseroan, sehingga mereka dapat memutuskan untuk melakukan

atau tidak melakukan suatu transaksi usaha (perdagangan,financial,dll)

dengan perseroan tersebut.

b. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa.

Selain Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang wajib diselenggarakan

satu tahun sekali dalam jangka waktu yang telah ditentukan, Undang-

Undang dan praktek Perseroan juga mengenal Rapat Umum Pemegang

Saham Luar Bias, yang merupakan rapat-rapat diantara para pemegang

saham perseroan, yang khusus diselenggarakan untuk membahas hal-hal

tertentu yang dianggap perlu oleh pemegang saham, tetapi tidak terbatas

pada hal-hal yangberhubungan dengan perubahan anggaran dasar perseroan,

penggabungan, peleburan, maupun pengambil alihan perseroan terbata,

kepailitan perseroan, pembubaran perseroan, dan pengalihan maupun

penjaminan seluruh atau sebagian besar harta kekayaan perseroan.Selain

korum rapat yang telah ditentukan secara khusus dalam undang-undang

perseroan terbatas mengenai hal-hal rapat tersebut terdahulu, RUPS luar

biasa tunduk kepada korum sebagaimana disyaratkan bagi rapat pemegang

Page 7: MAKALAH PERUSAHAAN

saham kepada umumnya, kecuali ditentukan lain dalam Anggaran Dasar

perseroan.

2. Direksi

Tidak ada rumuasan yang jelas dan pasti mengenai kedudukan. Direksi

dalam suatu perseroan terbatas,yang jelas Direksi merupakan badan pengurus

perseroan yang paling tinggi,serta yang berhak dan berwenang untuk

menjalankan perusahaan bertindak untuk dan atas nama perseroan, baik di

dalam maupun diluar pengadilan. Direksi bertanggung jawab penuh atas

pengurusan dan jalanya perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan.

Didalam menjalankan tugasnya tersebut, Direksi diberikan hak dan kekuasaan

penuh,dengan konsekwensi bahwa setiap tindakan dan perbuatan yang

dilakukan oleh direksi akan dianggap dan diperlakukan sebagai tindakan dan

perbuatan perseroan, sepanjang mereka bertindak sesuai dengan apa yang

ditentukan dalam anggaran dasar perseroan. Selam direksi tidak melakukan

pelanggaran atas Anggaran Dasar perseroan, maka perseroanlah yang akan

menanggung dari akibat perbuatan direksi tersebut. Sedangkan bagi tindakan

direksi yang merugikan perseroan, yang dilakukanya diluar batas dan

kewenangan yang diberikan kepadanya oleh Anggaran Dasar, dapat tidak

diakui oleh Perseroan. Dengan ini direksi bertanggung jawab secara pribadi

atsa setiap tindakanya diluar batas kewenangan yang diberikan dalam

Anggaran Dasar Perseroan.

Beberapa pakar dan ilmuan hokum merumuskan kedudukan direksi dalam

perseroan sebagai gabungan dari dua macam persetujuan atau perjanjian,

yaitu:

- perjanjian pemberian kuasa, disatu sisi ;dan

- perjanjian kerja / perburuhan, disisi yang lain.

Page 8: MAKALAH PERUSAHAAN

Dan karena itu pelaksanaanya harus ditafsirkan berdasarkan ketentuan pasal

1601 c Kitab Undang – Undang hokum perdata yang memberatkan pada

pelaksanaan perjanjian tersebut sebagai suatu perjanjian perburuhan.

Merumuskan kedudukan Direksi dalam dua hubungan hukum bukan

masalah, sepanjang kedua hubungan hukum tersebut dapat diterapkan secara

konsisten dan sejalan. Dalam Hubungan Hukum yang dirumuskan untuk

Direksi tersebut diatas ; direksi disatusisi diperlakukan sebagai penerima

kuasa dari pperseroan untuk menjalankan perseroan sesuai dengan

kepentinganya untuk mencapai tujuan perseroan sebagai mana telah

digariskan dalam anggaran dasar perseroan, dan disisi lain diperlakukan

sebagai karyawan perseroan karyawan perseroan dalam hubungan atasan-

bawahan dalam suatu perjanjian perburuhan yang mana berarti direksi tidak

diperkenankan untuk melakukan sesuatu yang tidak atau menjadi tugasnya.

Disinilah sifat pertanggung jawaban renteng dan pertanggung jawaban pribadi

Direksi menjadi sangat relevan, dalam hal direksi melakukan penyimpangan

atas “kuasa” dan “perintah” perseroan, untuk kepentingan perseroan.

Keanggotaan Direksi

Direksi merupakan suatu organ yang didalamnya terdiri dari satu atau

lebih direktur. Dalam perseroan memiliki lebih dari satu orang Direktur dalam

Direksi, maka salah satu anggota direkturnya diangkat sebagai direktur utama

(Presiden Direktur).

Undang-Undang secara umum menyatakan bahwa perseroan sekurang –

kurangnya harus diurus oleh satu orangatau lebih anggota direksi, dengan

pengecualian bagi bagi perseroan yang bidang usahanya melakukan

pengerahan dana masyarakat, perseroan yang menerbitkan surat pengakuan

utang atau perseroan terbatas terbuka sekurang-kuranganya dua orang anggota

Direksi.

Page 9: MAKALAH PERUSAHAAN

Tidak ada suatu pembatasan mengenai keanggotaan Direksi dalam

perseroan. Tidak hanya Warga Negara Indonesia, melainkan juga Warga

Negara Asing yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Departemen

Tenaga Kerja dapat menjadi anggota direksi perseroan. Undang – undang

perseroan terbatas mensyaratkan bahwa anggota direksi haruslah orang

perseorangan. Ini berarti dalam system hukum perseroan Indonesia tidak

dikenal adanya pengurusan perseroan oleh badan hukum perseroan lainya

maupun oleh badan usaha lain, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak

berbadan hukm. Selanjutnya orang perorangan tersebut adalah mereka yang

cakap untuk bertindak dalam hukum, tidak pernah dinyatakan pailit oleh

pengadilan, maupun menjadi Anggota Direksi maupun Komisaris Perseroan

lain yang pernah dinyatakan bersalah telah menyebabkan pailitnya perseroan

tersebut, dan belum pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang

merugikan keuangan Negara dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung

sejak tanggal pengangkatanya. Setiap anggota direksi yang bersalah atau lalai

dalam menjalankan tugasnya dalam melakukan kepengurusan perseroan untuk

kepentingan dan usaha perseroan akan bertanggung jawab penuh secara

pribadi untuk seluruh harta kekayaanya.

Mesikipun masa jabatan keangotaan masing – masing anggota direksi

telah ditentukan dalam anggaran dasar perseroan, namun ketentuan tersebut

tidaklah membatasi hak dari Rapat Umum Pemegang Saham untuk setiap saat

memberhentikan salah satu atau lebih anggota direksi sebelum berakhirnya

masa jabatan yang ditentukan dalam anggaran dasar, baik dengan mengangkat

penggantinya baru maupun dengan hanya memberhentikan keanggotaan

Direksi yang besangkutan saja, selama dan sepanjang syarat minimum jumlah

anggota direksi sebagaimana ditentukan dalam anggaran dasar maupun

peraturan perundang undangn lainya yang berlaku, tetap dipertahankan.

Keputuasan Rapat Umum Pemegang Saham tersebut hanya dapatdiambil

setelah anggota direksi yang hendak diberhentikan tersebut diberikan

Page 10: MAKALAH PERUSAHAAN

kesempatan untuk membela diri maupun menyatakan pendapatnya dalam

Rapat Pemegang Saham tersebut

Tugas Dan Tanggung Jawab Direksi Dalam Perseroan Terbatas.

Undang – undang perseroan terbatas nomor 1 tahun 1995 mendefinisikan

Perseroan Terbatas sebagai suatu badan hukum yang didirikan berdasarkan

perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya

terbagi dalam saham. Perseroan memperoleh status badan hukum setelah

disahkan oleh Menteri Kehakiman. Selanjutnya sebagi badan hukum,

Perseroan Terbatas melaksanakan kegiatanya melalui organ – organ yang

dimilikinya, yang terdiri dari : Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi, dan

Komisaris.

Sebagai organ perseroan terbatas, Direksi bertanggung jawab penuh atas

kegiatan pengurusan perseroan untuk kepentingan dan dalam mencapai tujuan

Perseroan, serta mewakili Perseroan dalam segala tindakanya baik didalam

maupun diluar pengadilan.

Direksi melakukan kepengurusan atas Perseroan Terbatas, dan

bertanggung jawab penuh atas pengurusan tersebut, untuk kepentingan dan

dalam mencapai tujuan Perseroan, serta mewakili perseroan dalam segala

tindakanya, baik didalam maupun diluar pengadilan. Dalam melaksanakan

kepengurusan terhadap Perseroan tersebut. Direksi tidak hanya bertanggung

jawab tehadap perseroan dan para pemegang saham Perseroan; Melainkan

juga terhadap setiap pihak (ketiga) yang berhubungan hukum, baik langsung

maupun tidak langsung dengan perseroan.

Kuasa Direksi.

Undang - Undang perseroan terbatas memungkinkan pelaksanaan

kewenangan bertindak untuk dan atas nam perseroan oleh penerima kuasa

direksi, sebagai mana termuat dalam pasal 89 UU PT yang berbunyi:

Page 11: MAKALAH PERUSAHAAN

“Direksi dapat memberi kuasa tertulis kepada 1 (satu) orang karyawan

perseroan atau lebih atau orang lain untuk dan atas nama perseroan

melakukan perbuatan hukum tertentu.”

Dari rumusan tersebut, dan dalam hubunganya dengan ketentuan pasal 83

ayat (1) Undang – undang Perseroan Terbatas, dapat kita simpulkan, kecuali

ditentukan secara lain dalam undang – undang (Perseroan Terbatas) dan

Anggaran dasar perseroan, masing – masing anggota direksi berhak untuk

memberikan kuasa tertulis kepada pihak ketiga diluar anggota direksi untuk

melakukan suatu tindakan hukum tertentu untuk bertindak mewakili

perseroan.

Satu hal yang perlu diperhatikan disini adalah apakah pemberian kuasa

tersebut hanya diberikan khusus dalam hal (seluruh anggota) Direksi

berhalangan hadir guna menanda tangani suatu akta atau perjanjian tertulis

yang bersifat mengikat perseroan; ataukah kuasa demikian dapat juga

diberikan untuk pengurusan dan atau pengelolaan atas jalanya perseroan

kepada satu atau lebih pihak ketiga (secara terbatas) Untuk hal yang kedua

tersebut, dapatkah direksi perseroan mencantumkan satu atau lebih syarat

khusus dalam pemberian kuasanya; serta jika demikian hanya sampai seberapa

jauhkah perseroan akan bertanggung jawab atau dimintakan pertanggung

jawabanya atas setiap perbuatan hukum yang dilakukan berdasarkan kuasa

yang demikian.

3. Komisaris.

Dalam Undang-undang Perseroan Terbatas perkataan komisaris meliputi

baik dua pengertian, yang pertama adalah organ perseroan yang lazimnya

Page 12: MAKALAH PERUSAHAAN

dikenal dengan nama Dewan Komisaris, dan anggota Dewan Komisaris

tersebut. Undang-undang Perseroan Terbatas tidak mengatur mengenai tugas,

wewenang maupun hak dan kewajiban dari komisaris. Undang-undang

Perseroan Terbatas memberikan hak sepenuhnya kepada para pendiri maupun

pemegang saham perseroan untuk menentukan sendiri wewenang dan

kewajiban Komisaris dalam perseroan.

Undang-undang Perseroan Terbatas menugaskan Komisaris untuk

mengawasi kebijaksanaan Direksi dalam menjalankan perseroan serta

memberikan nasihat kepada Direksi perseroan.Pada umumnya dalam praktek

kegiatan perseroan, Komisaris diberikan kewenangan untuk menyetujui atau

tidak menyetujui tindakan-tindakan tertentu yang akan dilakukan oleh direksi

pereroan, termasuk untuk menyetujui Laporan Tahunan yang akan

disampaikan kepada pemegang saham untuk dibahas dalam Rapat umum

Pemegang Saham Tahunan Perseroan.

Selain itu Undang-undang Perseroan Terbatas membuka kemungkinan

bagi komisaris untuk dalam hal-hal tertentu (seperti dalam halnya terdapat

pertentangan kepentingan antara direksi perseroan dan perseroan atau dalam

hal terjadi kelowongan jabatan Direksi dalam Perseroan) untuk bertindak

mewakili perseroan dan bertindak untuk dan atas nama perseroan. Dalam hal

yang demikian maka ketentuan yang berlaku bagi direksi perseroan berlaku

pula bagi Komisaris Perseroan.

Oleh karena itu wajarlah jika dalam Undang-undang Perseroan Tarbatas

dikatakan bahwa Komisaris wajib dengan iktikad baik dan penuh tanggung

jawab menjalankan tugas untuk kepentingan perseroan. Segala kesalahan dan

kelalaian oleh Komisaris dalam melaksanakan tugasanya melahirakan

pertanggung jawaban pribadi dari komisaris bersangkutan kepada perseroan

dan pemegang saham perseroan. Ketentuan mengenai hak untuk melakukan

“derivative suit”yang dimiliki oleh pemegang saham perseroan yang mewakili

sekurang kurangnya 1/10 (satu persepuluh) bagian dari seluruh saham dengan

Page 13: MAKALAH PERUSAHAAN

hak suara yang sah, untuk dan atas nama perseroan melakukan gugatan kepada

komisaris perseroan yang karena kesalahan atau kelalaianya merugikan

perseroan berlaku juga dalam hal ini. Demikian juga hak dari masing masing

pemegang saham untuk secara langsung menggugat komisaris yang

merugikan kepentinganya sebagai pemegang saham dalam perseroantetap

berlaku dan diakui.

Sebagai konsekwensi dari “turut sertanya” Komisaris dalam mengawasi

jalanya perseroan dan dalam hal – hal tertentu “turut membantu” jalanya

perseroan, sebagaimana halnya anggota Direksi perseroan, Komisaris juga

diwajibkan untuk melaporkan saham – saham yang dimiliki olehnya atau

keluarganya pada perseroan maupun perseroan terbatas lainya.

Keanggotaan Komisaris

Semua seperti halnya keanggotaan Direksi dalam Perseroan keanggotaan

(Dewan) Komisaris dalam perseroan ditentukan dalam Rapat Umum

Pemegang Saham perseroan. Meskipun masa jabatan dari keanggotaan

masing-masing komisaris telah ditentukan dalam anggaran dasar perseroan

namun Rapat Umam Pemegang Saham Perseroan dapat setiap saat

memberhentikan satu atau lebih anggota (Dewan) Komisaris sebelum

habisnya masa jabatanya, baik dengan mengangkat penggantinya atau tidak.

Dalam rapat tesebut, komisaris yang hendak diberhentikan diberikan hak

untuk membela diri.

Selain itu Undang – Undang Perseroan Terbatas juga menyatakan bahwa

ketentuan mengenai pemberhentian sementara anggota Direksi berlaku pula

dalam hal ini, hanya saja hak untuk memberhentikan sementara hanya ada

pada Rapat Umum Pemegang Saham. Ketentuan ini sebenarnya tidak banyak

artinya , oleh karena adalah suatu “waste” bagi pemegang saham untuk

mengadakan dua kali Rapat Umum Pemegang Saham dalam jangka waktu 30

hari untuk membahas satu hal yang sama, yaitu mengenai pemberhentian satu

atau lebih komisaris perseroan.

Page 14: MAKALAH PERUSAHAAN

Sealanjutnya dalam Undang-undang Perseroan Terbatas juga dikatakan

bahwa seluruh syarat – syarat yang berlaku bagi orang perorangan untuk dapat

dikatakan bahwa seluruh syarat-syarat yang berlaku bagi orang perorangan

atau dapat diangkat menjadi anggota Direksi berlakujuga bagi pengangkatan

komisaris perseroan. Walau demikian berbeda dengan hubungan direksi –

perseroan, yang dirumuskan secara jelas sebagai hubungan kerja dalam

Undang-undang Perseroan Terbatas tidak memeberikan suatu aturan yang

jelas mengenai hubungan hukum Komisaris – Perseroan. Yang jelas selama

Komisaris bertindak sebagai mana layaknya Direksi perseroan, maka seluruh

hubungan hukum direksi – perseroan berlaku juga bagi diri Komisaris

tersebut.

Page 15: MAKALAH PERUSAHAAN

DAFTAR PUSTAKA

1. Yani Ahmad, Widjaja Gunawan.2000.Seri Hukum Bisnis :

PT.Jakarta:Raja Grafindo Persada.Cet Ke 2 Ed1.

2. Muhammad Abdulkadir.2002.Hukum Perusahaan

Indonesia.Bandung:Citra Aditya Bakti.Cet Ke 2 Ed1.

3. Kansil C.S.T.1995.Hukum Perusahaan – Perorangan.Jakarta:Pradnya

Paramita.Cet ke 5 Ed1.