Makalah Peran Wanita
-
Upload
wiwit-alfyan -
Category
Career
-
view
157 -
download
10
Transcript of Makalah Peran Wanita
![Page 1: Makalah Peran Wanita](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081721/55ad203d1a28ab416c8b463a/html5/thumbnails/1.jpg)
SOSIOLOGI
PERAN WANITA DALAM SEKTOR PUBLIK DAN PERMASALAHANNYA
WANITA KARIR
Disusun oleh :
WIWIT TRI RAHAYU
(071311233082)
No. Absen : 88
MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS AIRLANGGA
![Page 2: Makalah Peran Wanita](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081721/55ad203d1a28ab416c8b463a/html5/thumbnails/2.jpg)
2
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
karuniaNya, sehingga makalah mata kuliah Sosiologi ini dapat diselesaikan tepat waktu tanpa
adanya kendala-kendala yang berarti. Makalah ini berisi kajian tentang peran aktif wanita
dalam sektor publik beserta permasalahannya. Makalah ini mengambil tema WANITA
KARIR. Mencakup berbagai hal yang berpengaruh di dalamnya, antara lain latar belakang
dan tujuan penulisan, pengertian mengenai gender, pengaruh gender bagi wanita, peran
wanita, alasan wanita memilih berkarir, beban karir pada wanita, hambatan wanita dalam
berkarir, beserta teori-teori yang berlaku dalam permasalahan tersebut.
Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh pihak yang telah sedikit banyak membantu
dalam proses pembuatan makalah ini, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Bantuan
tersebut sangat membantu penyelesaian makalah ini. Semoga Tuhan yan Maha Esa membalas
segala kebaikan pihak-pihak tersebut dan meridhoi atas selesainya makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini berguna dan bermanfaat serta dapat membantu proses
belajar bagi siapa saja yang menggunakannya dengan baik dan benar. Amin.
Surabaya, 15 Desember 2013
Penulis
![Page 3: Makalah Peran Wanita](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081721/55ad203d1a28ab416c8b463a/html5/thumbnails/3.jpg)
3
Daftar Isi
Kata Pengantar ....................................................................................... 2
Daftar Isi ................................................................................................ 3
BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ....................................................................... 4
2. Rumusan Masalah .................................................................. 5
3. Tujuan Penulisan ................................................................... 5
BAB II : PEMBAHASAN
1. Pengertian Gender ................................................................. 6
2. Pengaruh Gender bagi Wanita ............................................... 6
3. Alasan Wanita Memilih Berkarir ........................................... 7
a) Alasan Ekonomi ......................................................... 8
b) Alasan Sosial .............................................................. 8
c) Alasan Budaya ........................................................... 8
d) Tuntutan Lain-Lain .................................................... 8
4. Hambatan Wanita untuk Berkarir .......................................... 9
5. Beban Wanita dalam Berkarir ................................................ 9
6. Teori-Teori ............................................................................. 10
BAB III : PENUTUP
1. Kesimpulan ............................................................................. 11
2. Saran ....................................................................................... 11
Daftar Pustaka ......................................................................................... 12
![Page 4: Makalah Peran Wanita](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081721/55ad203d1a28ab416c8b463a/html5/thumbnails/4.jpg)
4
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia dinilai masih perlu
mendapatkan prioritas utama oleh pemerintah Indonesia. Pembangunan tersebut tidak hanya
terpacu pada pria saja atau wanita saja. Namun kenyataan yang ada menunjukkan bahwa
wanita masih cenderung dipandang sebelah mata dalam hal seperti ini. Pandangan
masyarakat umum tentang peran wanita masih sangat sempit. Mereka cenderung memandang
wanita hanya sebagai ibu rumah tangga. Anggapan tersebut mungkin ada benarnya, namun
wanita juga mampu berperan ganda sebagaimana pria pada umumnya. Wanita juga memiliki
kekuatan untuk bekerja dan berprofesi.
Pada era seperti ini, wanita bukan lagi mereka yang dikurung di rumah dan hanya
diperbolehkan melakukan hal-hal yang berkaitan dengan rumah saja. Wanita telah diberikan
kebebasan yang sama sebagaimana dengan pria. Wanita memiliki kesempatan belajar yang
sama dengan pria, begitu juga dalam hal pekerjaan. Tidak sedikit wanita yang mampu
mengerjakan pekerjaan pria pada umumnya, seperti mencangkul, menjadi tukang becak, dan
banyak hal lainnya. Peran wanita tersebut bukan tanpa alasan. Banyak alasan yang mungkin
menjadi dorongan tersendiri bagi wanita untuk memanfaatkan emansipasi yang telah
didapatkannya.
Wanita bukan berarti harus lepas dari tanggung jawab asalnya sebaga seorang ibu dan
istri. Kesempatan yang dimiliki wanita tersebut menuntutnya untut berperan ganda dalam
hidupnya. Hal ini membuktikan bahwa bukan tidak mungkin bagi wanita untuk menjadi dan
memiliki profesi tertentu. Meskipun banyak kendala yang nantinya akan dijumpai dalam
peran gandanya tersebut. Secara tidak langsung wanita harus menyadari bahwa dirinya
memiliki kesempata yang sama dengan pria, yang mungkin kesempatan tersebut dianggap
terlalu sulit bagi wanita.
Di sisi lain, wanita harus tetap mempertimbangkan keputusannya untuk memilih
peran ganda secara baik dan matang. Wanita harus memperhatikan beban-beban, hambatan,
serta tanggung jawab yang harus ditanggung jika ia memilih peran ganda tersebut. Namun,
segala hambatan tersebut bukan menjadi alasan bagi wanita untuk tidak berkarir atau
berprofesi. Wanita dengan kesadarannya harus tetap menjunjung tinggi emansipasinya
melalui berbagai cara, antara lain melalui perannya dalam sektor publik.
Makalah ini dibuat dengan memandang kurangnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya peran wanita serta maraknya pandangan sebelah mata tentang wanita. Anggapan
![Page 5: Makalah Peran Wanita](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081721/55ad203d1a28ab416c8b463a/html5/thumbnails/5.jpg)
5
yang rendah akan seorang wanita sudah tidak seharusnya muncul dalam masyarakat sekarang
ini. Wanita memiliki kemampuan yang tidak jauh berbeda dengan pria. Wanita juga memiliki
kemampuan untuk berperan ganda, yaitu sebagai ibu rumah tangga serta berkarir
sebagaimana yang ia inginkan, meskipun beban dan hambatan yang dijumpai akan lebih
banyak dibandingkan dengan pria.
I.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah
yang akan di bahas adalah :
1. Apa pengertian dari gender ?
2. Apa pengaruh gender bagi wanita ?
3. Apa faktor-faktor yang menjadi alasan wanita untuk berkarir ?
4. Apa yang menjadi hambatan bagi wanita untuk berkarir ?
5. Apa yang menjadi beban bagi wanita karir ?
6. Apa teori-teori yang berhubungan dengan wanita karir ?
I.3 Tujuan Penulisan
Dengan rumusan masalah yang telah diutarakan di atas, tujuan penulis dalam
pembuatan makalah tentang penyimpangan sosial ini adalah agar pembaca dapat :
Mengetahui dan memahami pengertian gender
Mengetahui pengaruh gender bagi wanita
Mengetahui faktor-faktor yang menjadi alasan bai wanita untuk berkarir
Mengetahui hambatan-hambatan bagi wanita untuk berkarir
Mengetahui beban-beban bagi wanita karir
Mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan wanita karir
![Page 6: Makalah Peran Wanita](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081721/55ad203d1a28ab416c8b463a/html5/thumbnails/6.jpg)
6
BAB II
PEMBAHASAN
II. 1. Pengertian Gender
Kata gender berasal dari bahasa Inggris, yang dalam kamus tidak dibedakan secara
jelas antara gender dan sex. Namun pada dasarnya, gender dan seks memiliki perbedaan yang
signifikan. Echols dan Shadily (1983: 265) menyebutkan bahwa gender berarti jenis kelamin.
Menurut Women’s Studies Encyclopedia, gender adalah suatu konsep kultural, yang
berupaya membuat perbedaan dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik
emosional antara pria dan wanita yang berkembang dalam masyarakat. Gender adalah
perbedaan yang akan terlihat antara pria dan wanita ditinjau dari nilai dan tingkah laku.
Gender digunakan untuk membedakan pria dan wanita secara sosial. Gender ada untuk
menilai dan membedakan manusia bukan dari segi fisik, melainkan peran dan fungsinya
dalam masyarakat sosial. Selain itu, gender juga bersifat relatif dan kontekstual. Gender
bersifat relatif ditinjau dari segi budaya dan masyarakat mana yang memandang gender
tersebut. Berikut perbedaan antara gender dan seks :
SEKS GENDER
Biologis Kultur, Adat Istiadat
Pemberian Tuhan (kodrat) Bentukan setelah lahir
Diajarkan melalui sosialisasi internalisasi
Kodrat (alami) Konstruksi sosial
Tidak dapat diubah Dapat diubah (dinamis)
Peran seks : Pria : Produksi Wanita : Reproduksi (haid, hamil,
melahirkan, menyusui, dll)
Peran gender : Memasak, mencuci, merawat anak dan orangtua, mendidik anak, bekerja,
memiliki profesi, dll.
II. 2. Pengaruh Gender bagi Wanita
Adanya perbedaan gender antara pria dan wanita tersebut akhirnya melahirkan
berbagai ketimpangan dan ketidakadilan antara kaum pria dan kaum wanita. Kaum pria
seringkali merasa dan dianggap lebih hebat dan kuat dalam banyak bidang dibanding dengan
kaum wanita. Anggapan tersebut erat kaitannya dengan fisik dan tampilan yang dimiliki oleh
pria dan wanita. Di sisi lain, wanita lebih cenderung dianggap lemah dan menjadi bahan atau
![Page 7: Makalah Peran Wanita](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081721/55ad203d1a28ab416c8b463a/html5/thumbnails/7.jpg)
7
korban kekerasan dan berbagai pelecehan oleh kaum pria. Perbedaan gender itu pula yang
melahirkan perbedaan kesempatan kerja antara pria dan wanita. Gender telah melahirkan
berbagai anggapan yang menilai bahwa memperkerjakan pria akan lebih menguntungkan
daripada memperkerjakan seorang wanita. Hal ini secara jelas akan cenderung merugikan
wanita.
Gender memiliki peran penting dalam perolehan kesempatan dalam sektor publik.
Wanita yang memiliki beban kerja di rumah menjadi sulit untuk ikut serta dalam sektor
publik. Pekerjaan rumah tangga yang biasa dikerjakan oleh wanita dianggap remeh dan
rendah, sehingga wanita dianggap hanya bisa mengerjakan pekerjaan yang rendah saja.
Sedangkan pekerjaan pria dianggap lebih berat dan menantang, dianggap pekerjaan yang
tidak bisa dilakukan oleh wanita, sehingga pria dianggap bisa melakukan hal yang ebih
dibandingkan dengan wanita.
Moore dan Sinclair (1995) mengidentifikasikan ada dua segregasi jenis kelamin pada
angkatan kerja, yaitu segregasi vertikal dan segregasi horizontal. Segregasi vertikal mengacu
pada terkonsentrasinya pekerja wanita pada jenjang yang rendah pada suatu organisasi atau
pekerjaan, seperti pengasuh anak, pramusaji, tenaga kebersihan, guru taman kanak-kanak, dll.
Segregasi vertikal ini seolah menggambarkan adanya tangga-tangga yang membedakan
tingkat pekerjaan wanita dan pria. Sedangkan segregasi horizontal menggambarkan pada
kenyataan bahwa pekerjaan wanita berbeda dengan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh
kaum pria. Segregasi horizontal memberi kesan seakan jenis pekerjaan tertentu relatif tertutup
bagi kaum wanita.
Anggapan tersebut membuat peluang kerja bagi wanita sangat terbatas. Masyarakat
cenderung mengabaikan kemampuan lebih yang dimiliki oleh wanita dan lebih
mempercayakan peluang kerja kepada kaum pria. Masyarakat masih belum bisa benar-benar
memberikan posisi yang sama antara pria dan wanita. Adat peran para wanita untuk menjadi
ibu rumah tangga membuat wanita seolah tidak pantas untuk bekerja. Pandangan-pandangan
mengenai gender tersebut jelas mempersempit peluang kerja wanita dalam sektor publik.
II. 3. Alasan Wanita Memilih Berkarir
Ada banyak hal yang menjadi faktor pendorong mengapa wanita ingin berkarir.
Wanita memiliki peran sebagai ibu rumah tangga yang merupakan peran mutlak yang tidak
bisa dihilangkan begitu saja. Bahkan secara tidak langsung setiap wanita pasti akan menjadi
ibu rumah tangga dan memiliki jiwa keibuan. Secara umum, ada dua faktor yang mendorong
wanita untuk berkarir, yaitu faktor keinginan dan tuntutan. Berikut penjelasan lebih mengenai
faktor-faktor lain, yaitu ekonomi, sosial, dan buadaya.
![Page 8: Makalah Peran Wanita](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081721/55ad203d1a28ab416c8b463a/html5/thumbnails/8.jpg)
8
II. 3. a. Alasan Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan salah satu dari sekian banyak faktor yang mendorong
wanita untuk berkarir. Kebutuhan keluarga yang tidak dapat dicukupi oleh seorang suami
akan secara langsung dan tidak langsung menuntut seorang wanita yang menjadi istri untuk
ikut bekerja mencari penghidupan untuk keluarganya. Selain itu, wanita yang merasa
memiliki terlalu banyak kebutuhan tambahan akan sangat tertarik untuk meniti karir agar
kebutuhannya dapat terpenuhi dengan mudah. Wanita merasa mampu dan perlu untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa harus sepenuhnya bergantung kepada orangtua
ataupun suami. Alasan tersebut mendorong wanita untuk turut serta terjun ke dunia karir di
samping kehidupan rumah tangganya.
II. 3. b. Alasan Sosial
Alasan atau faktor sosial yang mendorong wanita untuk berkarir umumnya adalah
keinginan untuk ikut serta dalam lingkungan yang aktif. Kebiasaan wanita untuk selalu ingin
berada di lingkungan kalangannya akan mampu membuatnya mengikuti apa yang dilakukan
oleh kalangannya. Jika seorang wanita bergaul dengan para wanita karir, tidak menutup
kemungkinan wanita terseut akan ikut menuai karir juga. Wanita juga ingin memiliki status
sosial yang tinggi, yang salah satu pencapaiannya adalah dengan berkarir. Wanita yang aktif
dalam kehidupannya akan merasa kurang jika ia tidak melakukan karir dan memiliki profesi
tertentu. Selain itu, karir dan profesi akan menambah lingkungan sosial bagi wanita yang
aktif bersosialisasi
II. 3. c. Alasan Budaya
Budaya atau adat yang ada di masyarakat tidak semuanya menuntut para pria untuk
bekerja memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Ada budaya yang justru menuntut para wanita
untuk bekerja memenuhi kebutuhan keluarga. Adat dan budaya yang seperti ini secara tidak
langsung menuntut dan memaksa wanita untuk bekerja dan berkarir menjadi tulang punggung
keluarganya. Wanita karir yang seperti inilah yang menuai pekerjaannya mungkin dengan
agak sedikit terpaksa. Budaya yang ada membuat wanita secara terpaksa harus berperan
ganda menjadi ibu rumah tangga serta mencari nafkah bagi keluarga.
II. 3. d. Tuntutan Lain-Lain
Tuntutan-tuntutan lain yang membuat wanita berkarir dan berprofesi antara lain
adalah paksaan dari pihak-pihak tertentu. Ada kalanya seorang wanita dituntut untuk
meneruskan suatu karir yang tidak ia inginkan sama sekali hanya untuk menjaga
kelangsungan suatu tujuan. Hal ini jelas merupakan paksaan secara tidak langsung bagi para
wanita.
![Page 9: Makalah Peran Wanita](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081721/55ad203d1a28ab416c8b463a/html5/thumbnails/9.jpg)
9
II. 4. Hambatan Wanita untuk Berkarir
Ada cukup banyak hambatan bagi wanita untuk berkarir dan menuai karirnya dalam
sektor publik. Hambatan-hambatan tersebut adakalanya dari dalam diri wanita itu sendiri atau
bahkan dari luar hingga pihak-pihak lain yang bersangkutan. Wanita cenderung memiliki
lebih banyak hambatan dan tantangan dalam berkarir dibanding dengan pria. Hambatan
tersebut antara lain adalah karena masih rendahnya peluang yang dimiliki oleh wanita untuk
bekerja dan berusaha, terutama dalam sektor formal. Berbagai sektor masih cenderung
bersifat patriarki, dimana kaum pria lebih mendominasi dibandingkan kaum wanita.
Sedangkan sektor yang bersift matriarki, yaitu didominasi oleh wanita, masih sedikit
berkembang. Kurangnya dan rendahnya akses yang dimiliki perempuan dalam hal sumber
daya ekonomi, seperti teknologi, informasi, pasar, kredit, dan modal kerja juga sangat
menghambat wanita untuk menuai karir. Wanita yang sudah berkeluarga pastilah memiliki
akses yang terbatas dan tergantung dengan keputusan seorang suami.
Hambatan selanjutnya adalah adanya pembagian kerja yang kurang adil antara pria
dan wanita. Wanita yang telah terlibat dalam pekerjaan produksi masih tetap dianggap
menanggung beban reproduksi di dalam rumah tangga secara keseluruhan. Dalam hal ini
perlu adanya kesadaran suami untuk turut membantu istri dalam hal-hal rumah tangga jika
keduanya saling terlibat dalam sektor produksi. Posisi wanita yang terbilang masih dianggap
rendah di mata sosial dan politik juga sedikit mempersulit gerak wanita untuk terus maju.
Juga masih hidupnya anggapan-anggapan bahwa hasil pekerjaan wanita hanyalah sebagai
penghasilan tambahan meskipun penghasilan yang diperoleh mungkin lebih besar.
II. 5. Beban Wanita dalam Berkarir
Dalam berkarir, wanita juga memiliki banyak beban yang masih harus ditanggung
dalam ranah kehidupannya. Beban yang dimiliki oleh wanita karir adalah sesuatu yang
berkaitan dengan tanggung jawab atas pilihannya untuk berkarir. Wanita karir memiliki arti
bahwa dia adalah wanita dengan peran ganda. Ia memiliki dua tanggung jawab yang harus
sama-sama diprioritaskan. Wanita karir masih tetap memiliki tanggung jawab sebagai ibu
rumah tangga dan mengurus segala keperluan keluarga yang ada. Ia masih tetap harus
bertanggung jawab atas suami dan anaknya jika memang sudah berkeluarga. Wanita karir
juga harus tetap menjaga keharmonisan keluarga dan memberikan waktu untuk keluarga.
Beban di ranah keluarga adalah bagaimana seorang wanita mampu menjalankan sebagai
wanita “sejati” dengan baik bagi keluarganya.
Sedangkan dalam karirnya, beban yang diterima sedikit lebih kompleks. Dalam
karirnya, wanita akan menemui lebih banyak konflik dan strata sosial. Hal-hal tersebut akan
menimbulkan banyak permasalahan pula yang akhirnya menjadi beban tersendiri bagi wanita
karir. Wanita, dimanapun keberadaannya haruslah siap dengan berbagai macam godaan, dari
yang kecil hingga yang sangat berbahaya. Oleh karena itu wanita harus mampu menjaga
![Page 10: Makalah Peran Wanita](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081721/55ad203d1a28ab416c8b463a/html5/thumbnails/10.jpg)
10
dirinya dengan baik. Karena semakin ia terjun ke dunia karir, maka akan seakin banyak pula
permasalahan yang dihadapi. Beban yang menjadi masalah besar adalah jika seorang wanita
tersebut terlalu lupa diri dengan karirnya hingga ia merasa hebat dan menjadi berani terhadap
suaminya. Bagaimanapun juga karir dan keluarga harus sama-sama diperjuangkan.
II. 6. Teori-Teori
Teori Fungsionalisme
Teori ini tidak secara langsung membahas tentang wanita, namun penjelasannya yang
berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu sistem yang terdiri atas bagian dan saling
berkaitan dan masing-masing ingin mencapai keseimbangan dan keharmonisan. Teori ini
menjelaskan tentang berbedanya peran antara pria dan wanita, yang mana perbedaan tersebut
yang nantinya akan menciptakan pembagian peran sehingga terjadi kesinambungan antara
pria dan wanita dalam membentuk keharmonisan.
Teori Konflik
Teori ini berasumsi bahwa masyarakat tunduk terhadap perubahan yang ada. Setiap
masyarakat terintegrasi pada status yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut kemudian
menimbulkan konflik atas ketidakpuasan terhadap suatu hal. Terjadi pada wanita atau ibu
rumah tangga yang merasa ingin mempunyai profesi tertentu namun terhambat oleh tuntutan
keluarga atau sebagainya. Hal ini jelas menimbulkan konflik terhadap diri wanita itu sendiri
juga terhadap keluarganya.
Teori Feminisme
Teori ini adalah pernyataan tentang pemberontakan kaum wanita terhadap kaum pria
sebagai upaya perlawanan atas pranata sosial yang telah ada. Teori ini merupakan teori
tentang usaha wanita untuk mengingkari kodrat. Contohnya adalah ketidakpuasan wanita
sebagai seorang ibu rumah tangga yang memiliki pekerjaan wajib mengurus anak, mencuci,
mengepel, menyapu dan lainnya. Ketidakpuasan ini melahirkan protes sebagai bentuk
perlawanan atas kewajibannya.
Teori Pertukaran
Pokok pikiran teori pertukaran adalah keinginan manusia untuk selalu berusaha
mencari dan memperoleh keuntungan dalam transaksi sosialnya dengan orang lain. Wanita
juga pasti menginginkan keuntungan yang besar untuk kehidupannya, dengan begitu ia akan
berusaha untuk menuai karir meskipun ia telah menjadi ibu rumah tangga. Keuntungan
tersebut bukan berarti hanya keuntungan material saja, namun bisa juga berupa popularitas
dan lain-lain.
![Page 11: Makalah Peran Wanita](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081721/55ad203d1a28ab416c8b463a/html5/thumbnails/11.jpg)
11
BAB III
PENUTUP
III. 1. Kesimpulan
Dari wacana di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam kehidupannya wanit tidak hanya
berperan sebagai ibu rumah tangga, namun ia masih tetap bisa berkarir sebagaimana yang ia
inginkan. Ada banyak sekali faktor yang mendorong wanita hingga akhirnya ia memutuskan
untuk menjadi wanita karir, ada faktor internal maupn eksternal. Ada juga fktor-faktor
ekonomi, sosial, budaya, dan lainnya. Wanita yang berkarir tidak boleh lepas tanggung jawab
terhadap keluarga yang sudah dimilikinya. Perannya dalam sektor publik cukup penting,
namun perannya dalam keluarga juga tidak kalah penting.
Telah dijelaskan pula berbagai macam hambatan yang menjadi kendala bagi wanita
untuk berkarir, sehingga membuat wanita berpikir ulang untuk menuai karirnya. Beban-beban
yang ada juga menjadi pertimbangan penting bgi wanita sebelum ia memutuskan untuk
berkarir. Sedangkan teori yang ada membantu merasionalkan hubungan permasalahan ini
dengan aspek-aspek sosiologi yang ada. Teori tersebut membantu kita meninjau
permasalahan ini dari segi sosiologi.
III. 2. Saran
Penulis ingin menyarankan kepada semua pihak untuk turut serta membantu wanita
dalam perannya di sektor publik. Dengan adanya makalah ini, penulis berharap kendala-
kendala yang menghambat karir wanita dapat sedikit demi sedikit dihilangkan. Penulis juga
berharap para wanita mampu menyadari kemampuannya untuk berkarir disamping
kewajibannya sebagai ibu rumah tangga. Menjadi seorang istri ataupun ibu bukanlah alasan
untuk berhenti berkarir. Penulis juga berharap besar bagi para suami untuk turut menjunjung
tinggi emansipasi wanita dengan memberikan ijin dan kepercayaan kepada istrinya untuk
bekerja. Namun, jangan sampai wanita lalai akan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga.
![Page 12: Makalah Peran Wanita](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081721/55ad203d1a28ab416c8b463a/html5/thumbnails/12.jpg)
12
Daftar Pustaka
Narwoko, J. Dwi & Suyanto, Bagong. 2011. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta:
Kencana.
Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.