HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PADA WANITA PERAN · PDF filekonflik pada wanita peran ganda baik...
-
Upload
truongtuong -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
Transcript of HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PADA WANITA PERAN · PDF filekonflik pada wanita peran ganda baik...
HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PADA WANITA PERAN GANDA
DENGAN ASPIRASI KARIER
EVERINA DIANSARI
QUROTUL UYUN
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara konflik pada wanita peran ganda dengan aspirasi karier.
Subyek dalam penelitian ini adalah wanita yang telah berumah tangga dan aktif bekerja di rumah sakit. Karakteristik pekerjaannya adalah jam kerja tetap dan lama kerja minimal 7 jam sehari yang bekerja di Rumah Sakit Umum Kabupaten Belitung.
Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara konflik pada wanita peran ganda dengan aspirasi karier. Semakin tinggi konflik pada wanita peran ganda, maka semakin rendah aspirasi karir.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala aspirasi karier yang dimodifikasi dari Sutedja (2000), dimana aspek-aspeknya mengacu pada aspek-aspek yang dikemukakan oleh Strauss & Sayless (1991) sedangkan skala konflik pada wanita peran ganda dimodifikasi dari Edwina (2000), dimana aspek-aspeknya mengacu pada aspek-aspek yang dikemukakan oleh Kopelman (1983), Burley (1989), (Arinta dan Azwar, 1993).
Data penelitian dolah dengan menggunakan program SPSS versi 12,0. data yang diperoleh dianalisis dengan tehnik analisis product moment dari Pearson. Hasil analisis data menggunakan product moment dari Pearson ini menunjukkan ada hubungan negatif yang signifikan antara konflik pada wanita peran ganda dengan aspirasi karier dengan aspirasi karier (r = - 0, 205, p< 0,05).
Kata kunci: Konflik Peran Ganda, Aspirasi Karier
Beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan kaum
perempuan untuk berpartisipasi langsung dalam dunia kerja diantaranya yang
pertama yaitu banyaknya kursus dan pendidikan tinggi, adanya kursus dan
pendidikan yang tinggi membentuk fikiran wanita yang dulu beranggapan bahwa
lapangan kerja wanita hanyalah sebagai ibu rumah tangga menjadi lebih maju.
Yang kedua yaitu keinginan mengembangkan potensi yang dimiliki, adanya
peningkatan potensi secara terus menerus akan meningkatkan rasa percaya diri
dan dapat mendatangkan nilai lebih pada wanita sebagai seorang pekerja. Yang
ketiga yaitu sebagai pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga, dengan ibu yang
bekerja pemasukan dalam keluarga akan bertambah sehingga keluarga tersebut
dapat menikmati kualitas hidup yang lebih baik, seperti gizi, pendidikan, tempat
tinggal, sandang, hiburan, dan fasilitas kesehatan (Mappiare, 1983).
Alasan-alasan tersebut membentuk harapan-harapan pada wanita agar dapat
berhasil dalam pekerjaannya. Seseorang yang ingin berhasil dalam pekerjaannya
membutuhkan aspirasi karir, sedangkan aspirasi karir dipengaruhi oleh faktor dari
dalam individu maupun dari luar individu itu sendiri. Dari dalam individu yaitu
faktor keluarga, kepribadian dari seseorang tersebut. Seorang wanita sangat
dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu dalam aspirasi karirnya. Baik
dukungan keluarga maupun pekerjaannya dalam rumah tangga. Faktor dari luar
individu yaitu kesempatan promosi dari perusahaan itu sendiri Straruss & Sayless
(1991).
Akibat dari tugas-tugas yang harus diselesaikannya memerlukan perhatian
serius sehingga membutuhkan waktu tersendiri dan lokasi wanita yang bekerja
bukan berada dalam rumah melainkan berada di luar rumah, wanita karir yang
merangkap sebagai ibu rumah tangga akan memiliki beban yang cukup berat.
Intensitas pelayanan pada suami dan anak-anak menjadi berkurang karena ia
sendiri juga membutuhkan pelayanan bagi dirinya sendiri akibat kelelahan sehabis
bekerja. Sedyono & Hasibuan (Setyowati, 2003) mengemukakan bahwa salah satu
tantangan terbesar bagi wanita karir adalah persepsi tentang kekurangan waktu,
perasaan bahwa adanya perbedaan yang sangat besar antara waktu yang dimiliki
dengan jumlah tugas yang harus dikerjakan.
Meskipun demikian kaum wanita yang memiliki keinginan untuk maju,
ingin mengembangkan diri dan ingin melakukan emansipasi berusaha
memanfaatkan kesempatan kerja yang diberikan. Jadi mereka tidak hanya sekedar
bekerja atau berkarir. Semua orang dalam hidupnya tentu mempunyai satu
harapan untuk lebih baik daripada waktu sekarang. Untuk itu dalam mencapai
cita-citanya ini tentu saja dibutuhkan suatu usaha agar dapat mewujudkannya.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti menarik kesimpulan bahwa sedikitnya
konflik pada wanita peran ganda baik dalam tugasnya sebagai ibu rumah tangga
maupun tugasnya sebagai pekerja akan mendukung aspirasi karirnya agar tinggi,
peneliti tertarik untuk meneliti mengenai hubungan antara konflik pada wanita
peran ganda dengan aspirasi karir. Pertanyaan yang diajukan adalah apakah ada
hubungan antara konflik pada wanita peran ganda dengan aspirasi karir.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini ingin mengetahui Hubungan antara konflik pada
wanita peran ganda dengan aspirasi karir.
C. Manfaat Penelitian
a. Secara teoritik, diharapkan penelitian ini dapat menambah khasanah psikologi
khususnya di bidang psikologi industri dan psikologi jender.
b.Secara praktis, diharapkan dapat memberi manfaat bagi wanita berperan ganda
agar dapat mengatasi konfliknya sehingga dapat meningkatkan aspirasi karirnya.
D. Keaslian Penelitian
1. Keaslian topik
Penelitian yang berkaitan dengan aspirasi karir dilakukan oleh Setiawati
(2005) meneliti profil kedudukan dan peran pegawai edukatif Universitas Islam
Indonesia dalam perspektif gender, sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti
yaitu meneliti tentang hubungan antara konflik pada wanita peran ganda dengan
aspirasi karir.
2. Keaslian teori
Penelitian Setiawati (2005) menggunakan teori yang dikemukakan oleh
Sara H. Longwe, sedangkan pada penelitian peneliti menggunakan teori Strauss &
Sayless (1991).
3. Keaslian alat ukur
Penelitian Setyowati & Riyono (2003) menggunakan skala aspirasi karir
dari Wisnuwardani (1998), sedangkan pada penelitian peneliti menggunakan
menggunakan alat ukur yang menggunakan skala aspirasi yang dimodifikasi dari
skala Sutedja (2000).
4. Keaslian subyek penelitian
Penelitian yang berkaitan dengan aspirasi karir dilakukan oleh Setiawati
(2005) menggunakan subyek penelitian pegawai edukatif tetap di Universitas
Islam Indonesia yang dipilih secara random sampling. Jumlah populasi edukatif
UII sebanyak laki-laki 233 orang dan perempuan 71 orang. sedangkan pada
penelitian peneliti menggunakan subyek penelitian yaitu wanita yang telah
berumah tangga dan aktif bekerja di rumah sakit. Karakteristik pekerjaannya
adalah jam kerja tetap dan lama kerja minimal 7 jam sehari.
ASPIRASI KARIR
Sebuah perusahaan atau organisasi mempunyai tingkat pekerjaan dari yang
paling rendah sampai yang paling tinggi tingkatan pekerjaan atau jabatan akan
disertai dengan meningkatnya tanggung jawab dan imbalan yang diterima.
Aspirasi karier menyangkut keinginan seseorang untuk memperoleh pekerjaan
atau jabatan yang lebih tinggi. Simammora (1995) menyebutkan aspirasi karir
sangat penting dalam menentukan perjalanan karir seseorang karena aspirasi karir
merupakan variabel yang mempengaruhi dalam pencapaian suatu level pekerjaan
yang tinggi melalui promosi yang ditawarkan oleh perusahaan atau organisasi.
1. Aspek-aspek Aspirasi Karir
Strauss & Sayless (1991) menyatakan bahwa karyawan yang menganggap
prestasi itu berarti, akan selalu membuktikan kepada diri sendiri dalam
menyelesaikan tugas dan berusaha mendapatkan tanggung jawab yang meningkat
dan akan berusaha untuk meraih tingkatan pekerjaan atau jabatan yang lebih baik.
Dessler (1993) keberhasilan atau tantangan menjadi dorongan munculnya aspirasi
karir pada karyawan karena tantangan dalam menyelesaikan tugas akan
mendorong seseorang untuk dapat menyelesaikannya dengan baik dan
keberhasilan yang diraih untuk karyawan dalam menyelesaikan tugas itu akan
memotivasi keinginan untuk berprestasi. Ada 3 aspek aspirasi menurut pengertian
diatas:
1. Prestasi kerja atau hasil kerja yang ingin dicapai individu
Adanya keinginan untuk mendapatkan kemajuan dalam aspirasi,
menunjukkan adanya prestasi dalam mencapai aspirasinya dengan kata lain
prestasi mendasari pencapaian aspirasi seseorang dengan memberikan potensi
yang dimiliki kepada pekerjaannya (Hurlock, 1973).
2. Performasi kerja yang diharapkan untuk mencapai hasil tersebut
Motivasi, semangat dan komitmen seseorang untuk mencapai sebuah
prestasi dengan tujuan untuk membuat hidupnya lebih baik dari sebelumnya. Adi
(Gunarsa, 1983).
3. Arti penting prestasi kerja atau hasil kerja tersebut bagi individu.
Aspirasi untuk mencapai kesuksesan bisa menimbulkan kepuasan untuk
meningkatkan self esteem bila tujuan tercapai tanpa menghiraukan pandangan
orang lain maupun kepuasan bagi orang lain, sementara kegagalan akan
mengakibatkan rasa malu, penyesalan yang mendalam serta perasaan kurang dan
rendah diri.
KONFLIK PADA WANITA PERAN GANDA
Menjalankan dua peran sekaligus secara tidak langsung memberikan
dampak baik wanita itu sendiri maupun bagi lingkungan keluarganya. Wanita
dengan peran ganda dituntut untu berhasil dalam dua peran yang bertentangan. Di
rumah mereka dituntut untuk berperan subordinat (memiliki kedudukan dibawah
peran sua