Makalah Peradaban Islam

36
1 A. PENDAHULUAN Masyarakat Madinah terdiri dari bermacam suku, golongan dan agama. Golongan-golongan itu antara lain para sahabat Rasulullah, kaum musyrikin Madinah, dan kaum Yahudi. Kaum musyrikin madinah adalah kabilah- kabilah asli Madinah. Diantara merka ada yang masih ragu-ragu meninggalkan agama nenek moyang merekea, namun mereka tidak memusuhi Islam. Sebagaian kaum musyrikin yang lain diam-diam memusuhi Islam. Diantara mereka yang diam-diam memusuhi Islam adalah Abdullah bin Ubay. Ia menampakkan ke-Islaman pada Rasulullah, namun dalam hatinya mereka memusuhi dan merongrong umat Islam. Sebelumnya Abdullah bin Ubay akan diangkat raja di Madinah untuk menyatuhkan suku Aus dan Khazraj. Namun dengan kedatangan Islam, Abdullah bin Ubay batal diangkat menjadi raja. Hal ini yang menyebabkan ia membenci kedatangan Rasulullah dan diam-diam merongrong Islam. 1 Selain Abdullah bin Ubay satu orang lagi yang menampakan permusuhan pada islam adalah Abu Amir dari suku Aws. Dia sampai bergabung dengan Quraisy Makkah untuk menyerang umat islam. 2 Yahudi pun juga pada dasarnya tidak senang akan kedatangan islam yang berdampak pada hilangnya potensi mereka untuk merebutkan dominasi di Madiah, pada awalnya suku aws 1 H. M. As’adBashori, SejarahKebudayaan Islam, (Surabaya: Prima Media, 2008), h. 22 2 Martin Lings Muhammad, (Jakarta: Serambi, 2007), h. 271

description

seputar peradaban islam dan keislaman

Transcript of Makalah Peradaban Islam

Page 1: Makalah Peradaban Islam

1

A. PENDAHULUAN

Masyarakat Madinah terdiri dari bermacam suku, golongan dan agama.

Golongan-golongan itu antara lain para sahabat Rasulullah, kaum musyrikin

Madinah, dan kaum Yahudi. Kaum musyrikin madinah adalah kabilah-kabilah

asli Madinah. Diantara merka ada yang masih ragu-ragu meninggalkan agama

nenek moyang merekea, namun mereka tidak memusuhi Islam. Sebagaian kaum

musyrikin yang lain diam-diam memusuhi Islam. Diantara mereka yang diam-

diam memusuhi Islam adalah Abdullah bin Ubay. Ia menampakkan ke-Islaman

pada Rasulullah, namun dalam hatinya mereka memusuhi dan merongrong umat

Islam. Sebelumnya Abdullah bin Ubay akan diangkat raja di Madinah untuk

menyatuhkan suku Aus dan Khazraj. Namun dengan kedatangan Islam, Abdullah

bin Ubay batal diangkat menjadi raja. Hal ini yang menyebabkan ia membenci

kedatangan Rasulullah dan diam-diam merongrong Islam.1

Selain Abdullah bin Ubay satu orang lagi yang menampakan permusuhan

pada islam adalah Abu Amir dari suku Aws. Dia sampai bergabung dengan

Quraisy Makkah untuk menyerang umat islam.2 Yahudi pun juga pada dasarnya

tidak senang akan kedatangan islam yang berdampak pada hilangnya potensi

mereka untuk merebutkan dominasi di Madiah, pada awalnya suku aws dan

khazrah bersatu untuk menyingkirkan Yahudi dari Madinah namun dengan tipu

daya Yahudi dapat memecah bela kedua suku ini untuk perang sehingga Yahudi

dapat legalitas untuk tinggal di Madinah dan mendapatkan keutungan dari

perseteruan diantara mereka. Untuk itu kaum Yahudi menerima kedatangan Islam

hanya karna alasan politis yang dengan kedatangan Islam bisa dimanfaatkan untuk

kepentingan Yahudi.

Atas dasar itulah demi mewujudkan negara yang kokoh Nabi Muhammad

mempersatukan seluruh lapisan golongan masyarakat Madinah dengan diikat oleh

Perjanjian yang disebut Piagam Madinah dan diharapkan dapat memperkuat

posisi negara Madinah sebagai pusat pemerintahan islam.

Yang mendatangi Piagam Madinah adalah tokoh kaum Muhajirin dan

Anshar, tokoh Yahudi dan Nasrani dari Bani Qainuqa, bani Nadir, dan Bani

1 H. M. As’adBashori, SejarahKebudayaan Islam, (Surabaya: Prima Media, 2008), h. 222 Martin Lings Muhammad, (Jakarta: Serambi, 2007), h. 271

Page 2: Makalah Peradaban Islam

2

Quraidah. Mereka menyatakan kesiapan untuk membangun Madinah dan menjaga

Madinah dari serangan musuh-musuhnya.3

Pada hakikatnya, Islam tidak dapat dipisahkan dari politik. Batas antara

ajaran Islam dengan persoalan politik sangat tipis. Sebab ajaran Islam mengatur

berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk persoalan politik dan masalah

ketatanegaraan. Peristiwa hijrah Nabi ke Yatsrib merupakan permulaan berdirinya

pranata sosial politik dalam sejarah perkembangan Islam. Kedudukan Nabi di

Yatsrib bukan saja sebagai pemimpin agama, tetapi juga kepala negara dan

pemimpin pemerintahan. Kota Yatsrib dihuni oleh masyarakat yang multi etnis

dengan keyakinan agama yang beragam. Peta sosiologis masyarakat Madinah itu

secara garis besarnya terdiri atas :

1. Orang-orang muhajirin, kaum muslimin yang hijrah dari Makkah ke Madinah.

2. Kaum Anshar, yaitu orang-orang Islam pribumi Madinah.

3. Orang-orang Yahudi yang secara garis besarnya terdiri atas beberapa kelompok

suku seperti : Bani Qainuna, Bani Nadhir, dan Bani Quraizhah.

4. Pemeluk “tradisi nenek moyang”, yaitu penganut paganisme atau penyembah

berhala.

Pluralitas masyarakat Madinah tersebut tidak luput dari pengamatan Nabi.

Beliau menyadari, tanpa adanya acuan bersama yang mengatur pola hidup

masyarakat yang majemuk itu, konflik-konflik di antara berbagai golongan itu

akan menjadi konflik terbuka dan pada suatu saat akan mengancam persatuan dan

kesatuan kota Madinah. Hijrah Nabi ke Yatsrib disebabkan adanya permintaan

para sesepuh Yatsrib dengan tujuan supaya Nabi dapat menyatukan masyarakat

yang berselisih dan menjadi pemimpin yang diterima oleh semua golongan.

Piagam ini disusun pada saat Beliau menjadi pemimpin pemerintahan di kota

Madinah.4

Isi piagam Madinah itu merupakan fakta tertulis, tidak dapat dibantah oleh

siapapun yang mencoba mendistorsi sejarah Itu. Isinya memberikan perlindungan

hak- hak semua orang untuk hidup dalam satu atap tanpa merasa takut

3 Budi Sudrajat, SejarahKebudayaan Islam, (Jakarta: Yudhistira, 2007), 234 Soekama, dkk. 1998. Ensiklopedi Mini Sejarah dan Kebudayaan Islam. Jakarta:Logos Wacana Ilmu. hlm. 298-299.

Page 3: Makalah Peradaban Islam

3

menjalankan keyakinan mereka masing masing. Suatu paparan kehidupan

bernegara yang menjangkau kepentingan bersama, saling melindungi hak-hak

bersama dan hidup saling bantu membantu. Madinah waktu itu menjadi surga bagi

semua agama untuk saling melindungi, tidak terpetik sejarah adanya perlindungan

berbangsa dan beragama sebagaimana terjadi di Masa Piagam Madinah yang

menjadi Deklarasi bersama.5Piagam Madinah merupakan sebuah catatan sejarah

yang tidak akan pernah hilang dari memori kejayaan Islam. Karena piagam ini

merupakan bukti nyata bahwa islam bukan hanya sekedar agama yang mengatur

dalam kegiatan yang bersifat religious saja tetapi merupakan agama yang

mencakup semua aspek kehidupan manusia. Rasulullah telah memberikan

contohnya kepada kita semua bagaimana hidup bermasyarakat, berbangsa,

beragama, dan bernegara. Sehingga islam benar-benar menjadi agama yang

Rahmatan Lil’alamiin. Ahli sejarah Barat pada abad ke-18 sering menganggap

bahwa perlembagaan yang pertama di dunia ialah Perlembagaan Amerika Serikat

yang digubal pada tahun 1787 dan Perlembagaan Perancis yang digubal pada

tahun 1815. Tarikh yang lebih awal daripada itu pula ialah pada tahun 1215

apabila Magma Carta di Britain yang dianggap sebagai perlembagaan tidak

bertulis pertama di dunia.6 Namun begitu, penyelidikan yang dibuat dari sudut

sejarah perlembagaan dunia menunjukkan bahwa piagam politik yang memenuhi

syarat-syarat kenegaraan pertama yang muncul di dunia ialah pada abad ke-7.

Perlembagaan yang pertama itu bukanlah Perlembagaan Amerika Serikat atau

Perlembagaan Perancis seperti yang dianggap oleh sejarawan Barat tetapi

perlembagaanitu ialah Perlembagaan Madinah.7

B. PEMBAHASAN

1. Kronologi Terbentuknya Piagam Madinah

Piagam Madinah (Bahasa Arab:  المدینه shahifatul ,صحیفة madinah)

juga dikenal dengan sebutan Konstitusi Madinah, ialah sebuah dokumen yang

disusun oleh Nabi Muhammad SAW, yang merupakan suatu perjanjian formal

5 http://www.kompasiana.com. Diunduh pada hari Kamis, tgl. 10 April 20146 H. Zainal Abidin Ahmad. 1973 Piagam Nabi Muhammad s.a.w, Konstitusi Negara Tertulis Pertama di Dunia. Jakarta : Penerbit Bulan Bintang. hlm.57 ] Ibid. hlm.6

Page 4: Makalah Peradaban Islam

4

antara dirinya dengan semua suku-suku dan kaum-kaum penting di Yathrib

(kemudian bernama Madinah) pada tahun 622 Masehi.8

Piagam Madinah disepakati tidak lama sesudah umat muslim pindah ke

Yatsrib yang waktu itu masih tinggi rasa kesukuannya. Oleh karena itu ada

baiknya kita mengetahui motif apa yang menjadi latar belakang hijrahnya umat

Muslim Mekkah ke Madinah yang waktu itu masih bernama Yatsrib. Hal ini

penting untuk kita mengetahui mengapa agama Islam yang lahir di Mekkah itu

justru malah kemudian dapat berkembang subur di Madinah. Dan kemudian

mendapat kedudukan yang kuat setelah adanya persetujuan Piagam Madinah.

Dakwah Nabi di Mekkah dapat dikatakan kurang berhasil. Sampai kepada

tahun kesepuluh kenabian baru sedikit orang yang menyatakan diri masuk Islam.

Tetapi ada beberapa diantaranya yang memeluk agama Islam dengan sepenuh

hati mereka.

Sebelum Nabi melaksanakan hijrah, Beliau banyak mendapat ancaman dari kafir

Quraisy. Tidak hanya gangguan psikis yang beliau alami, tapi juga diancam secara

fisik. Bahkan beberapa kali diancam untuk dibunuh. Tapi Nabi selalu sabar dalam

menghadapi gangguan-gangguan tersebut. Dasar yang dipakai Nabi dalam

menghadapi gangguan kaum kafir Quraisy tersebut adalah surat Fushshilat ayat

34, yang Artinya: “Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah

kejahatan itu dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu

dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.

(QS. Fushshilat : 34).9

Kota Yatsrib mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Nabi. Bukan

saja karena Makkah dan Yatsrib sama-sama berada di propinsi Hijaz, tetapi juga

beberapa faktor lain yang ikut menentukan, yaitu :

a. Abdul Muthalib, kakek Nabi lahir dan dibesarkan di Madinah ini sebelum

akhirnya menetap di Makkah. Apalagi hubungan kakek dan cucu ini sangat erat

dan penuh kasih sayang. Maka hubungan kakek nabi yang erat dengan Madinah

juga membawa bekasnya pada diri Nabi.

8 Watt. Muhammad at Medina and R. B. Serjeant “The Constitution of Medina.” Islamic Quarterly 8 (1964) hlm. 4.

9 Al-Qur'an. 1983. Surat Fushshilat ayat 34. Yayasan Penyelenggara Penterjemah al-Qur'an. Al-Qur'an dan Terjemahnya. Jakarta:Depag RI. hlm. 775.

Page 5: Makalah Peradaban Islam

5

b. Ayah Rasulullah, Abdullah ibn Abdul Muthalib wafat dan dimakamkan di

Madinah. Nabi pernah ziarah ke sana bersama ibundanya. Ibunda Nabi wafat

dalam perjalanan pulang dari ziarah tersebut. Dengan demikian Madinah bukan

tempat yang asing bagi Nabi. Setidak-tidaknya Nabi pernah berhubungan dengan

kota atau penduduk kota tersebut.

c. Penduduk Madinah dari suku Arab Bani Nadjar punya hubungan kekerabatan

dengan Nabi. Kedatangan Nabi di Madinah disambut layaknya kerabat yang

datang dari jauh, bukan orang asing.

d. Sebagian besar penduduk kota Yatsrib punya mata pencaharian sebagai petani,

di samping itu iklim di sana lebih menyenangkan dari pada kota Makkah. Untuk

itu dapat dimaklumi bila penduduknya lebih ramah dibandingkan penduduk kota

Makkah.

e. Selain berbagai faktor di atas, juga khabar akan datangnya Rasul akhir jaman

sudah di dengar orang-orang Yatsrib dari orang-orang Yahudi di Yatsrib. Mereka

mengharap-harap dan menunggu-nunggu untuk mendapat kehormatan membantu

agama ini.

Demikian beberapa faktor yang dapat kami kemukakan yang membantu

diterimanya Nabi di Madinah dan mengapa Nabi memilih kota Yatsrib atau

Madinah sebagai kota tempat tujuan hijrah, selain itu juga merupakan petunjuk

Allah yang memberi jalan bagi terbukanya syiar agama Islam.

Demikianlah reaksi penduduk Madinah bagaimana mereka menanti

kedatangan Rasul mereka. Selain itu dakwah yang disampaikan Nabi setiap

musim haji di Baitullah, juga perjanjian Baitul Aqabah pertama dan kedua yang

disepakati pada tahun kedua belas dan ketiga belas dari kenabian semakin

memuluskan jalan bagi Nabi untuk diterima di Madinah. Perjanjian Aqabah I dan

II mempersiapkan Nabi dan kaum Muslimin secara psikologis dan sosiologis

dalam pelaksanaan hijrah yang amat bersejarah.10

Madinah adalah sebuah kota kurang lebih berjarak 400 kilometer di

sebelah utara kota Makkah. Penduduk kota Yatsrib terdiri dari beberapa suku

Arab dan Yahudi. Suku Yahudi terdiri Bani Nadzir, Bani Qainuna, dan Bani

10 Nurcholis Majid. Islam, Agama dan Peradaban. Jakarta : Paramadina. hlm. 41.

Page 6: Makalah Peradaban Islam

6

Quraidzah yang mempunyai kitab suci sendiri, lebih terpelajar dibandingkan

penduduk Yatsrib yang lain. Sedangkan suku Arabnya terdiri dari suku Aus dan

Khazraj, di mana kedua suku itu selalu bertempur dengan sengitnya dan sukar

untuk didamaikan.11

Mush’ab bin umar melaksanakan tugas sebagai duta pertama Nabi

Muhammad ke Madinah, serta membantu menyelesaikan masalah penduduk

Madinah.12 Nabi Muhammad datang dengan membawa perubahan. Beliau

mengajarkan penghapusan kelas antara orang kaya dengan orang miskin,

golongan buruh dengan golongan juragan. Yang ada hanyalah hubungan

persaudaraan, saling mengasihi dan menyantuni pada yang membutuhkan. Beliau

telah dapat menciptakan jalinan yang suci dan murni dan telah berhasil mengikat

suku Aus dan Khazraj dalam suatu hubungan cinta kasih dan persaudaraan.

Sejak nabi hijrah ke Madinah dan sesudah menetap di sana dan setelah

masjid dan rumah beliau siap didirikan, tidak lain yang menjadi fikirannya adalah

menyiarkan agama Islam, sebagai tujuan utama beliau.

Sebagai seorang pemimpin, maka beliau merasa punya tanggung jawab

besar terhadap diri dan pengikutnya. Beliau tidak saja harus giat menyiarkan

agama Islam, tetapi juga sebagai seorang pemimpin tidak boleh membiarkan

musuh-musuh dari dalam dan dari luar mengganggu kehidupan masyarakat

muslim. Pada tahap ini beliau menghadapi tiga kesulitan utama :

a. Bahaya dari kalangan Quraisy dan kaum Musyrik lainnya di Jazirah Arab.

b. Kaum Yahudi yang tinggal di dalam dan di luar kota dan memiliki kekayaan

dan sumber daya yang amat besar.

c. Perbedaan di antara sesama pendukungnya sendiri karena perbedaan

lingkungan hidup mereka.13

Dan karena perbedaan lingkungan hidup, maka kaum muslimin Anshar

dan Muhajirin mempunyai latar belakang kultur dan pemikiran yang sangat

berbeda. Hal ini masih di tambah lagi dengan permusuhan sengit yang telah

11 Ibid.12 http://www.bluefame.com/index.php?showtopic=95199. Diunduh pada hari Kamis, tgl. 10 April 201413 Ja’far Subhani. 1996. Ar-Risalah, Sejarah Kehidupan Rasulullah Saw. Jakarta:Lentera. hlm. 294.

Page 7: Makalah Peradaban Islam

7

terjadi selama 120 tahun lebih antara dua suku Anshar, yaitu Bani Auz dan Bani

Khazraj. Sangat sulit bagi Nabi mengambil jalan tengah untuk mempersatukan

mereka dalam kehidupan religius dan politik secara damai.

Tetapi akhirnya Nabi dapat mengatasi masalah tersebut secara damai

dengan cara yang amat bijaksana. Mengenai masalah yang pertama dan kedua,

beliau berhasil mengikat penduduk Madinah dalam suatu perjanjian yang saling

menguntungkan Sedangkan untuk mengatasi masalah yang ketiga beliau berhasil

memecahkannya dengan jalan keluar yang amat bijak dan sangat jenius. Untuk

mengatasi adanya perbedaan di antara kaum muslimin, maka Nabi

mempersaudarakan di antara mereka layaknya saudara kandungan yang saling

pusaka mempusakai. Jika salah satu dari kedua bersaudara yang baru dipersatukan

tersebut wafat, maka saudara angkatnya berhak atas seperenam harta warisannya.

Perlu diketahui hukum waris sebagaimana kita kenal sekarang belum berlaku saat

itu.

Upaya yang dilakukan Rasul itu telah menjadi alat yang ampuh untuk

mematikan segala perang saudara dan permusuhan yang dulu selalu timbul di

antara mereka. Iklim baru ini sangat menunjang perkembangan agama Islam di

Madinah. Sehingga dalam tempo yang amat pendek, tidak lebih dari dua belas

bulan sesudah Rasul menetap di Madinah, menurut keterangan Ibnu Ishaq yang

wafat dalam tempo hari tidak ada lagi satu rumah orang Madinah yang belum

Islam selain daripada suku kecil dari suku Aus.14

Selama beberapa minggu di Madinah, Rasul menelaah situasi kota

Madinah dengan mempelajari keadaan politik, ekonomi, sosial dan sebagainya.

Beliau berusaha mencari jalan bagaimana agar penduduk asli dan kaum muhajirin

dapat hidup berdampingan dengan aman. Untuk mengatasi kesulitan yang pertama

dan kedua Nabi Muhammad membuat suatu perjanjian dengan penduduk

Madinah baik Muslimin, Yahudi ataupun musyrikin.

Dalam perjanjian itu ditetapkan tugas dan kewajiban Kaum Yahudi dan

Musyrikin Madinah terhadap Daulah Islamiyah di samping mengakui kebebasan

mereka beragama dan memiliki harta kekayaannya. Dokumen politik, ekonomi,

14 H. Zainal Arifin Abbas. 1964. Peri Hidup Muhammad Rasulullah Saw. Medan:Firma Rahmat. 1964. hlm. 1246

Page 8: Makalah Peradaban Islam

8

sosial dan militer bagi segenap penduduk Madinah, baik Muslimin, Musyrikin,

maupun Yahudinya. Secara garis besar perjanjian itu memuat isi sebagai berikut :

a. Bidang ekonomi dan sosial

Keharusan orang kaya membantu dan membayar utang orang miskin,

kewajiban memelihara kehormatan jiwa dan harta bagi segenap penduduk,

mengakui kebebasan beragama dan melahirkan pendapat, menyatakan kepastian

pelaksanaan hukum bagi siapa saja yang bersalah, dan tidak ada perbedaan antara

siapapun di depan pengadilan.

b. Bidang militer

Antara lain menggariskan kepemimpinan Muhammad bagi segenap penduduk

Madinah, baik Muslimin, Yahudi ataupun Musyrikin, segala urusan berada di

dalam kekuasaannya. Beliaulah yang menyelesaikan segala perselisihan antara

warga negara. Dengan demikian jadilah beliau sebagai Qa’id Aam (panglima

tertinggi) di Madinah. Keharusan bergotong royong melawan musuh sehingga

bangsa Madinah merupakan satu barisan menuju tujuan. Dan tidak boleh sekali-

kali kaum Musyrikin Madinah membantu Musyrikin Makkah (Quraisy). Baik

dengan jiwa ataupun harta dan menjadi kewajiban kaum Yahudi membantu

belanja perang selama kaum Muslimin berperang.15

2. Tujuan dari terbentuknya Piagam Madinah

Piagam Madinah dibuat dengan maksud untuk memberikan wawasan pada

kaum muslimin waktu itu tentang bagaimana cara bekerja sama dengan penganut

bermacam-macam agama ketuhanan yang lain yang pada akhirnya menghasilkan

kemauan untuk bekerja bersama-sama dalam upaya mempertahankan agama.

Strategi nabi tersebut sangat ampuh , terbukti dengan tidak memerlukan waktu

lama masyarakat islam, baik Muhajirin maupun Anshor telah mampu

mengejawantahkan strategi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan

strategi tersebut tidak terlepas dari kepiawaian Nabi dalam melihat kondisi

masyarakat sekitarnya yang sangat. memerlukan arahan dan tauladan dari

pemimpin guna menciptakan keadaan yang lebih baik. Perubahan tatanan

15 Hasymy. 1975. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta:Bulan Bintang. 1975. hlm. 55.

Page 9: Makalah Peradaban Islam

9

masyarakat di Madinah merupakan tolak ukur dari keberhasilan atas perjanjian

damai yang dibuat oleh nabi.16

Pasal-pasal dalam perjanjian tersebut mencakup hampir semua kelompok

di Madinah dan menjadi semacam front kesatuan. Kaum Yahudi dan Muslim

harus saling membantu jika terjadi serangan terhadap orang-orang yang masuk

dalam perjanjian ini. Mereka harus menjalin persahabatan yang baik, saling

menasihati, berperilaku jujur, dan tidak saling mengkhianati. Nabi Muhammad

bahkan memasukkan orang-orang pagan (penyembah berhala) dalam perjanjian

ini. Juga berisi berbagai macam kewajiban yang mengikat semua orang mukmin

(kecuali orang pagan dan Yahudi), dan harus saling membantu anggota

kelompoknya yang mempunyai beban hutang. Jadi perjanjian ini tidak hanya

untuk mengatur masyarakat, tetapi juga meletakkan dasar-dasar sebuah Negara. di

Mekkah, beberapa anggota senat menjaga kepentingan para pemilik ini,namun di

Madinah hal itu tidak berlaku karena otoritas semacam senat tersebut sehingga

tidak ada lembaga yang melindungi kepentingan para pemilik kekayaan atau

individu dari kejahatan yang merugikan mereka. Perjanjian ini menjadi dasar bagi

berdirinya perwakilan semacam itu. Dalam banyak hal, perjanjian ini mempunyai

arti penting yang revolusioner bagi masyarakat Arab. Nicholson menulis, “Tidak

ada orang yang mengkaji masalah ini tanpa merasa terkesan dengan kepiawaian

politik pembuatnya. Sebagai langkah reformasi yang taktis, perjanjian itu

merupakan sebuah revolusi. Muhammad tidak membuka pintu kemerdekaan

suku-suku, tapi menghapuskannya dengan mengganti pusat kekuasaan dari suku

kepada masyarakat, dan meskipun masyarakat itu terdiri dari kaum Yahudi,

pagan, dan kaum muslimin, ia benar-benar bisa melihat ke depan apa yang tidak

diketahui para oponennya, bahwa kaum Muslimin bersikap aktif dan di masa

mendatang pasti menjadi kelompok yang dominan dalam suatu negara yang baru

berdiri.”

Komentar dari Montgomery Watt: “Muhammad tentu saja bukanlah

pemimpin tunggal masyarakat ini. Kaum imigran (Muhajirin) diperlakukan

sebagai kelompok suku, dan ia adalah pemimpin mereka, namun ada delapan

kelompok suku lain yang mempunyai pemimpin mereka sendiri. Jika konstitusi

16 Istianah Abu Bakar. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Malang:UIN Press. hlm. 21-23

Page 10: Makalah Peradaban Islam

10

ini menjadi bukti kuat akan hal itu, Muhammad lebih unggul dari para pemimpin

suku lain dalam dua hal. Pertama, orang-orang yang concerned dengan perjanjian

ini adalah orang-orang mukmin, dan ini berarti mereka menerima Muhammad

sebagai seorang nabi. Ini artinya menerima semua aturan yang mengikat yang

berasal dari wahyu, dan memberi gelar kehormatan kepada Muhammad sebagai

penerima wahyu dan mungkin ajaran kebijaksanaan yang tidak dimiliki oleh

manusia biasa, paling tidak dalam agama. Ini tidak berarti menerima semua

keputusannya dalam masalah-masalah yang tidak diwahyukan. Kedua, meskipun

konstitusi ini menyatakan bahwa ‘apabila kamu berselisih tentang suatu masalah ,

maka kembalikan kepada Allah dan Muhammad’ dalam bulan-bulan purnama,

Muhammad boleh jadi tidak lebih dari seorang pemimpin agama masyarakat

Madinah. Dalam masalah-masalah politik, ia hanyalah seorang pemimpin kaum

imigran, dan mungkin lebih lemah dibandingkan dengan para pemimpin suku

lainnya”. 17

3. Konstitusi Tertulis Pertama di Dunia

Dari berbagai hukum dan undang-undang pernah ditulis oleh manusia

sebelumtahun 622 M, sebagian belum bisa dikategorikan sebagai konstitusi dan

sebagian lagi adalah konstitusi, tetapi belum dituliskan. Berikut ini adalah

beberapa undang-undang sebelum Piagam Madinah yang belum bisa

dikategorikan sebagai konstitusi.18

a. Kitab Undang-Undang Ur-Nammu (Code of Ur-Nammu) dan Kitab Undang-

Undang Hammurabi (Code of Hammurabi) adalah kitab undang-undang dari

tahun 2000-an sebelum Masehi. Dilanjutkan dengan Kitab Undang-Undang

Hittite (Hittite Code) dan Kitab Undang-Undang Assyria (Assyrian Code) yang

merupakan undang-undang yang masyarakat Mesopotamia kuno setelah dua

undang-undang di atas.

b.Silinder Cyrus, merupakan silinder batu dengan pahatan undang-undang.

c. Berbagai undang-undang negara Romawi: Twelve Tables, Codex

Theodosianus, Codex repetitæ prælectionis, dan lain-lain.

17 Asghar Ali Engineer. 1999. Asal Usul dan Perkembangan Islam. Jogjakarta:Pustaka Pelajar. hlm. 155-158.18 http://www.bluefame.com/topic/95199-piagam-madinah/. diunduh pada hari Kamis, 10 April 2014

Page 11: Makalah Peradaban Islam

11

d. Berbagai undang-undang bangsa Jerman: Lex Burgundonium dan lain-lain.

Semua undang-undang di atas mayoritas hanya berisi pengaturan

hubungan antar warga dan hukum-hukum perdata dan pidana, samasekali tidak

memiliki kelengkapan komponen sebagai konstitusi yang seharusnya memiliki

lingkup yang lebih fundamental daripada penjelasan detil dalam beberapa undang-

undang di atas.

Konstitusi yang pertama kali dibuat kemungkinan adalah konstitusi di

negara-negara kota Yunani sekitar abad ke-4 sampai ke-3 sebelum Masehi ketika

mereka mulai mengembangkan dan mempraktekkan demokrasi. Namun, bukti

teks tertulis dari konstitusi-konstitusi ini belum ditemukan sampai dengan

sekarang. Naskah-naskah yang ada hanyalah laporan atau penceritaan tentang

keberadaan konstitusi tersebut. Salah satunya adalah Constitution of Athens yang

ditulis oleh Aristoteles. Di dalamnya, diceritakan bahwa undang-undang beberapa

negara-kota Yunani sudah bisa dikategorikan sebagai konstitusi dengan adanya

komponen hukum fundamental negara-kota yang berkaitan.

Beberapa ahli sejarah, politik, dan hukum di masa ini memberikan juga

pendapatnya tentang Piagam Madinah. Berikut ini adalah beberapa di antaranya.

a. Dr Muhammad Hamidullah menuliskan pendapatnya dalam buku-buku yang ia

tulis.

Dalam buku The First Written Constitution of the World, ia menulis, "Undang

Undang Dasar negara tertulis pertama yang pernah dikemukakan oleh penguasa

dalam sejarah ummat manusia ternyata diumumkan oleh Nabi Muhammad saw,

yakni pada tahun pertama Hijrah (622 M), sekarang Undang Undang Dasar

tersebut telah sampai di tangan kita." Sedangkan dalam buku Muhammad

Rasulullah, ia menulis, "...Pakta pertahanan ini diperlukan sekali untuk

membentuk negara kota di Madinah yang berasaskan persekutuan, dengan

otonomi yang sangat luas bagi setiap unitnya. Keadilan pribadi hendak dibuang,

permohonan dapat disampaikan kepada Kepala Negara, yang juga mempunyai

hak prerogatif untuk memutuskan siapa yang boleh berperanserta dalam suatu

ekspedisi. Perang dan damai tidak dapat dibagi-bagi. Pertanggungan sosial

dilembagakan berasaskan bentuk piramida dari orang yang paling berat bebannya,

seperti, tebusan nyawa bila sipembunuh tidak dituntut nyawanya, dan tebusan

Page 12: Makalah Peradaban Islam

12

untuk membebaskan tawanan perang dari tangan musuh. Kebulatan suara kini

dapat dicapai, perbekalan dapat dikurangi dan undang undang dasar negara yang

pertama dalam sejarah dimaklumkan oleh pemimpin dunia, sampai sekarang kita

masih dapat menyaksikan pakta tersebut secara total".

b. Selanjutnya Tor Andrae dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Theophil

Menzel kedalam bahasa Ingris dengan judul Muhammad, The Man and

His Faith, New York, 1960, halaman 136, menyatakan bahwa, “Perundang-

undangan jamaah (ummah) Madinah adalah naskah konstitusi yang pertama yang

sedikit demi sedikit dapat menjadikan Islam sebagai negara dunia dan agama

dunia...Barangsiapa yang tindakannya berlawanan dengan otoritas keagamaan,

maka ia tidak akan mendapat perlindungan dari familinya yang terdekat sekalipun.

Islam tidak hanya agama, tetapi juga merupakan persaudaraan. 'Semata-mata

orang beriman itu saling bersaudara..', demikian pernyataan Al-Qur'an, Al-

Hujurat,49:10."

c. Jimly Asshiddiqie, Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia saat

tulisan ini dibuat, mengatakan kepada wartawan berita mahkamah konstitusi pada

tanggal 30 November 2007 di Jakarta, “Piagam Madinah merupakan kontrak

sosial tertulis pertama di dunia yang dapat disamakan dengan konstitusi modern

sebagai hasil dari prakteik nilai-nilai demokrasi. Dan hal itu telah ada pada abad

ke-6 saat Eropa masih berada dalam abad kegelapan.”

d. Robert N.Bella menuliskan dalam bukunya Beyond Belief (1976) bahwa

Muhammad sebenarnya telah membuat lompatan yang amat jauh ke depan.

Dimulai dengan "proyek" Madinah yang dilandasi pada permulaan berdirinya oleh

"Konstitusi Madinah" ini, menurut Bella, Muhammad telah melahirkan sesuatu

yang untuk zaman dan tempatnya adalah sangat modern.

Dengan demikian, Piagam Madinah dapat dikatakan sebagai merupakan sebuah

konstitusi tertulis pertama di dunia. Lingkup amanat dan kemodernan pemikiran

ideologis yang dikandung di dalamnya merupakan suatu kemajuan luar biasa di

abad ke-7.

4. Benarkah Piagam Madinah merupakan konstitusi terbaik

Page 13: Makalah Peradaban Islam

13

Piagam Madinah memang merupakan sebuah karya fenomenal yang

pernah tercacat dalam sejarah islam. Tetapi ketika ada pertanyaan apakah Piagam

Madinah adalah merupakan sebuah konstitusi terbaik yang pernah ada? Maka kita

harus merujuk pada data yang dapat dipercaya sehingga kita dapat mendapatkan

hasil yang sesuai dengan fakta serta dapat dipertanggungjawabkan

keotentikannya. Karena banyak sekali tulisan-tulisan tentang Piagam Madinah

yang melihat piagam tersebut dari banyak sudut dan segi.

Untuk mengetahui apakah Piagam Madinah merupakan sebuah konstitusi terbaik

atau justru sebaliknya, maka kita harus dapat melakukan penilaian terhadap

piagam ini dari berbagai segi. Berikut adalah merupakan penilaian terhadap

piagam ini dari beberapa segi:

a. Sebagai piagam yang lengkap (Syamilah)

Menurut para ahli sejarah yang kemudian mengemukakan pendapat dan penilaian

masing-masing yang berlainan, tetapi pada dasarnya pendapat mereka semua

hampir serupa. Antara ahli-ahli sejarah yang mengeluarkan pendapat ialah:

1) Muhammad Cholid dalam bukunya “Chatam un Nabiyyin” menyebutkan:

“Inilah sebahagaian dari kandungan “piagam” yang utama itu, ialah dasar-dasar

Negara Islam yang didirikannya. Isinya yang paling tegas adalah bekerja untuk

mengatur ummat, membentuk suatu masyarakat, dan menegakkan suatu

pemerintahan”.19

2) Dr. Muhammad Jalaluddin Sarur dalam bukunya “Qiyam ud Daulah”

mengatakan: “Sesudah pasti tempat kediaman nabi di madinah, maka dia lalu

berfikir untuk membuat suatu peraturan (nizham) untuk kehidupan umum, yang

akan menjadi sendi bagi pembentukan persatuan bagi segenap warganya

(penduduk).

Ditulisnyalah suatu piagam antara orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar,

sebagaimana dibuatnya perjanjian terhadap kaum yahudi, yang memuat hak dan

tugas yang merupakan syarat-syarat bagi mengakui mereka”.20

b. Suatu Undang-Undang Negara

19 Muhammad Cholid. 1955. Chatam un Nabyyin. Cairo. hlm.116.20 Zainal Abidin Ahmad. 1973. Piagam Nabi Muhammad S.A.W. Jakarta:Bulan Bintang. hlm. 52.

Page 14: Makalah Peradaban Islam

14

Piagam Madinah merupakan sebuah karya fenomenal yang pernah tercatat dalam

sejarah. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa piagam itu adalah suatu

“Undang-Undang Negara”, yang dihasilkan oleh Nabi Muhammad sebagai

seorang “negarawan” (stateman) yang dipimpin oleh Tuhan, atau seorang

“legislator” dan “lawgiver” yang luar biasa pintarnya. Pendapat ini dikemukakan

oleh beberapa sarjana diantaranya Prof. H.A.R. Gibb, George E. Kerk, Joseph

Hill, dan Emile Dermenghem.21

c. Suatu Charter (piagam)

Umumnya para ahli mengakui bahwa naskah tersebut adalah suatu “ charter”

(piagam) yang mengakui tentang hak-hak. Di dalam lingkungan pengertian

charter ini, termasuk juga didalamnya pengakuan bahwa naskah ini adalah:

1) Declaration of human rights (pernyataan hak-hak azasi manusia)

2) Le droit de I ‘homme et du citizen (pengakuan hak manusia dan penduduk)

3) Declaration of birth of state (pengumuman lahirnya suatu negara)

4) Proclamation of independence (pemakluman kemerdekaan)22

d. Suatu Perjanjian

Berbeda dengan pendapat sarjana-sarjana barat yang memandang paiagam

itu suatu undang-undang negara sebagaimana yang sudah kita terangkan, maka

ahli-ahli Islam dari dahulu lebih menitikberatkan pandangannya kepada sifat

perjanjian yang dimuat dalam piagam itu.

Kitab-kitab Islam selalu menamakan piagam itu dengan “’Ahdun Nabi bil

Yahudi” (perjanjian nabi dengan kaum Yahudi), atau dengan “‘Ahdun bainal

Muslimin wal Yahudi” (perjanjian antara kaum muslimin dan yahudi).

Oleh karena pandangan mereka bersifat keagamaan semata-mata (agamis), maka

perjanjian itu diartikan sebagai suatu hubungan antara pemeluk islam di satu pihak

dengan pemeluk-pemeluk agama lain di pihak lainnya. Sebab itu, piagam tersebut

dijadikan bukti adanya sifat kesabaran dan toleransi islam terhadap pemeluk-

pemeluk agama lainnya.23

e. Suatu konstitusi negara yang bermutu tinggi21 Ibid. hlm. 57.22 Ibid. hlm. 61.23 Ibid. hlm. 66.

Page 15: Makalah Peradaban Islam

15

Piagam Madinah merupakan sebuah konstitusi tingkat tinggi yang belum ada

tandingannya sampai saat ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan :

1) Piagam Madinah merupakan kesepakatan yang disetujui oleh banyak pihak.

Sehingga merupakan sebuah piagam yang unik dan berbeda dengan yang lainnya.

Sekurangnya ada tiga pihak yang menyetujui piagam tersebut diantaranya:

a) Nabi Muhammad sebagai pemimpin yang memegang dan menuliskannya.

b) Orang-orang yang percaya dan memeluk agama Islam, dari suku Quraisy dan

suku Yastrib, dan

c) Orang-orang yang ikut bersama mereka.24

2) Menonjolkan Nabi Muhammad

Piagam ini menjadi sangat istimewa dengan menonjolkan Nabi

Muhammad sebagai pelopor dan penggagasnya. Nabi Muhammad juga yang

menandatangani piagam ini secara langsung bukan berarti karena “kurnia” (belas

kasihan) atau karena “paksaan” dari rakyat dan bukan pula didahului oleh suatu

majlis yang memutuskan piagam itu. Tetapi nabi mewakili “Publik Opini” yang

sepakat mengadakan perjanjian itu. Konstitusi ini dinamakan sebagai sui generis.

Pendapat inilah yang lebih tepat dan sesuai dengan ciri istimewa yang terdapat

pada konstitusi itu, baik menurut hurufnya maupun menurut semangat dan

jiwanya.

3) Penentuan siapa warga negara

Berbeda sekali dari apa yang senantiasa dituduhkan terhadap Negara islam

yang penduduknya merupakan mayoritas muslim seolah-olah tidak ada penduduk

non-muslim didalamnya akan tetapi Piagam Madinah telah memberikan bukti

nyata bahwa dalam Negara Islam juga diakui penduduk non-muslim. Dr. Hasan

Ibrahim Hasan telah membagi penduduk madinah menurut Piagam Madinah ke

dalam golongan:

a) Muhajirin, ialah orang islam yang hijrah dari Mekkah.

b) Anshar, ialah orang-orang islam dari penduduk Madinah.

c) Munafiqun, ialah penduduk madinah yang belum memeluk islam.

24 Ibid. hlm. 90

Page 16: Makalah Peradaban Islam

16

d) Yahudi, ialah kaum Yahudi yang tinggal di Madinah.25

4) Penggunaan kata ummat yang berarti bangsa dan negara

Istilah baru yang dibawa oleh konstitusi ini adalah perkataan ummat /

ummah, yang terletak pada bagian terdepan sekali yaitu pada pasal pertama.

Perkataan ummat dalam pasal ini mempunyai pengertian yang sangat dalam, yang

merubah paham dan pengertian kewarganegaraan yang hidup dikalangan bangsa

arab. Dengan timbulnya ummatdibongkarlah paham bersuku-suku dan berkabiah-

kabilah yang sangat memecahbelahkan masyarakat arab.26

5) Cita-cita kenegaraan

Cita-cita kenegaraan yang terkandung dalam muqaddimah dan pasal 1, adalah

menggambarkan “Ideologi Islam” dalam membentuk Negara. D.de Santilana

dalam karangannya Law and Society menegaskan ide-ide Islam yang terkandung

di dalam piagam: “All these ideas are already set forth in the oldest historical

document of islam, the charter promulgated at Medina in the year one of the

hijrah”.27

6) Pengakuan Hak Azasi Manusia (HAM)

Ini merupakan konstitusi pertama yang pernah dibuat pada hampir 14 abad silam

yang telah mengakui hak azasi setiap manusia, sewaktu hidup manusia sangat

sedarhana, sangat primitif, masih menikmati hak-hak dasar yang dimiliki oleh

manusia yang hidup dalam abad-abad modern. Tetapi Rasulullah telah meletakkan

sebuah dasar yang sangat luar biasa tentang pengakuan hak azasi manusia.28

Dari penjelasan singkat ini dapat kita mengambil kesimpulan bahwa Piagam

Madinah adalah merupakan konstitusi terbaik yang pernah ada dari berbagai segi

baik dari segi isi, masa (periode dibuatnya), ataupun dari kelengkapannya.

Penulisan Piagam Madinah ini merupakan bentuk curahan perhatian Nabi

Muhammad dalam meletakkan dasar-dasar yang sangat diperlukan pada

kehidupan masyarakat guna menegakkan tugas risalahnya, yaitu:

a. Memperkokoh hubungan umat Islam dengan Tuhannya25 Hasan Ibarahim Hasan. 1945. Tarich ul Islam As Siyasiy. Cairo:Maktabah el Nahdhoh el Misyriyyah. Juz 1.26 Zainal Abidin Ahmad. Op.Cit. hlm.98.27 Ibid. hlm 113.28 Ibid. hlm 115.

Page 17: Makalah Peradaban Islam

17

b. Memperkokoh hubungan antar umat Islam

c. Mengatur hubungan umat Islam dengan orang-orang nonmuslim.29

Tetapi penulis menemukan sebuah fakta yang sangat mengejutkan bahwa

piagam ini kurang diperhatikan oleh penduduk yahudi yang hanya mengambil

keuntungan dari piagam ini tanpa mematuhinya sepenuh hati. Hal ini mereka

lakukan setelah melihat semakin banyaknya orang masuk Islam orang yahudi dan

kedudukan Nabi Muhammad menjadi semakin kuat, keadaaan mulai berubah.

Orang yahudi menjadi sangat kuatir atas kekuatan dan kekuasaan Nabi

Muhammad yang semakin besar dan dianggap sebagai ancaman potensial

terhadap kedudukannya yang dominan di daerah tersebut. Mereka adalah para

pedagang dan orang berpengetahuan dan jauh lebih unggul dibandingkan dengan

suku Auz dan Khazraj, baik dalam pengetahuan ataupun dalam kekayaan materi.

Mereka takut bahwa kekuatan kepercayaan baru yang semakin berkembang akan

membayakan posisi mereka dalam kedua hal tersebut.30

Di samping itu, orang-orang Yahudi di Madinah telah membangun bidang

ekonomi dan politik mereka di atas perpecahan orang-orang arab. Setelah orang-

orang arab memeluk Islam dan perasaan dengki serta dendam kesumat lama mulai

lenyap dari pikiran dan perasaan mereka, kemudian agama Islam menyatukan

mereka menjadi suatu negara, orang-orang yahudi menjadi cemas dan dicekam

berbagai macam ketakutan. Mereka mulai berencana untuk menghancurkan

agama Islam dan menjerumuskan para pemeluknya.31

Mereka meningkatkan kampanye menyerang nabi dalam berbagai front.

Pertama kali mereka memulai dengan perang kata-kata: menggunakan kata kasar

dan tidak sopan, dan berbelit-belit kalau menyebut nabi untuk menggangnunya.32

Front yang kedua adalah melakukan persengkokolan terus menerus dengan kaum

munafik dan pihak Quraisy Mekkah, tetapi serangan militer mereka tidak berhasil.

Ketiga, orang yahudi melakukan kampanye untuk menghasut orang supaya

menyerang madinah. Mereka mengirim wakil ke Mekkah dan pimpinan suku arab

29 Muhammad Al Ghozali. 2006. Sejarah Perjalanan Hidup Muhammad. S.A.W. Yogyakarta: Mitra Pustaka. hlm. 228.30 Afzalur Rahman. 1991. Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimpin Militer.Jakarta:Bumi Aksara. hlm. 268.31 Muhammad al-Ghozali. Op. Cit. hlm. 238.32 Ibid. hlm. 296.

Page 18: Makalah Peradaban Islam

18

lainnya dan bahkan menawarkan bantuan keuangan untuk menyerang madinah.

Mereka tidak henti-mentinuya menghasut orang untuk menyerang madinah.

Keempat, ketika semua usaha mereka gagal dan mereka menyadari bahwa

Muhammad telah menjadi terlalu kuat dan bahkan tidak mungkin untuk

mengalahkannya dengan kekuatan militer , mereka memulai sutu kampanye caci

maki dan fitnah terhadapnya. Mereka mengira bahwa kunggulan pendukung

Muhammad dibanding dengan yang lain adalah karena keunggulan moral dan

kepribadiannya dan bahwa jika mereka secara moral dapat mengalahkannnya,

mungkin senjata ini akan berhasil meski senjata lain telah gagal.33

Mereka melakukan berbagai tindakan permusuhan terhadap orang muslim,

padahal mereka terikat perjanjian pertahanan dengan mereka. Tindakan mereka

merupakan sebuah pelanggaran terbuka terhadap isi perjanjian yang mereka buat

dengan Muhammad. Mereka secara moral dan hukum terikat dengan perjanjian ini

untuk mempertahankan hubungan bersahabat dengan pihak muslim dan tidak

membuat perjanjian dengan musuh pihak muslim. Mereka tidak pernah

memperdulikan syarat-syarat perjanjian tersebut, tetapi menikmati semua manfaat

yang dihasilkannya.34

Muhammad telah membuat perjanjian dengan orang yahudi pada tahap

pertama dengan janji bahwa mereka akan hidup bersama sebagai teman dan

membantu satu sama lain dalam mempertahankan kota mereka. Tetapi ternyata

orang yahudi tidak dapat diandalkan dalam keadaan bagaimanapun juga, malah

mereka berkhianat. Oleh karena itu, nabi memutuskan bahwa orang yahudi tidak

dibenarkan menetap dan harus diusir dari Madinah. Mereka berkumpul di khaibar

dan meneruskan penghkianatan mereka. Mereka dikalahkan, namun tetap

diizinkan menetap di khaibar, asal mereka hidup dalam damai dan tidak

melakukan tindakan yang bermusuhan. Jika mereka melakukan tindakan khianat

mereka akan diusir dari jazirah arab. Dasar kebijaksanaan Nabi Muhammad

adalah persamaan dan persahabatan marilah hidap berdampingan. Tetapi

pengalaman menunjukkkan hal yang sebaliknya dan untuk kepentingan keamanan

orang yahudi akhirnya diusir dari semua tanah arab. Ini merupakan akibat logis

33 Ibid. hlm. 270.34 Ibid. hlm. 271

Page 19: Makalah Peradaban Islam

19

dari tindakan permusuhan yang terus menerus mereka lakukan yang tidak dapat

lagi ditolelir.35

Dari semua data yang telah kami kumpulkan yang kami ambil dari

berbagai sumber maka kami dapat menyimpulkan bahwa Piagam Madinah

memang adalah sebuah karya yang fenomenal yang pernah diciptakan oleh Nabi

Muhammad pada masa kepemimpinannya. Piagam ini juga merupakan piagam

terbaik yang pernah ada dari beberapa segi yaitu segi isinya yang lengkap, bersifat

universal, waktu atau masa karena pada waktu itu belum pernah ada piagam yang

mampu memberikan peraturan yang selengkap itu dan merupakan sebuah bentuk

toleransi pada keberagaman yang pertama di dunia. Karena pada masa itu Eropa

dan seluruh belahan bumi lainnya sedang dalam keterbelakangan, tapi Nabi

Muhammad mampu membuat sebuah karya yang se-fenomenal itu. Dan memang

tidak ada piagam setelah zaman Nabi Muhammad yang mampu menandingi

Piagam Madinah ini, karena sebagian besar piagam yang ada setelah Piagam

Madinah ini masih bersifat subyektif belum bersifat universal.

Fakta kedua yang kami dapatkan adalah bahwa pihak Yahudi melakukan

pengkhianatan terhadap kesepakatan ini. Mereka masih tidak terima apabila Nabi

Muhammad dan kaum muslim memiliki kekuatan dan kejayaan sehingga

menyingkirkan Yahudi yang seharusnya lebih tinggi derajatnya. Disamping itu,

Yahudi merasakan ketakutan yang luar biasa terhadap konsep persatuan yang di

usung oleh Nabi Muhammad. Karena selama ini kaum Yahudi hidup dengan

memanfaatkan keadaan Madinah dengan kaumnya yang terpecah belah. Sehingga

apabila kaum-kaum yang ada di Madinah bersatu padu maka mereka tidak akan

mendapatkan keuntungan dari keadaaan tersebut. Sehingga tidak ada jalan lain

selain melakukan pengkhianatan.

Akhirnya dapat kita simpulkan bahwa Piagam Madinah adalah merupakan

bentuk Kontitusi terbaik yang masih diwarnai dengan pengkhianatan. Mereka

tidak pernah memperdulikan syarat-syarat perjanjian tersebut, tetapi menikmati

semua manfaat yang dihasilkannya. Sehinga dengan segala kesempurnaaan yang

dimiliki oleh Piagam Madinah ternyata masih ada kekurangan yang ada pada

35 Ibid. hlm. 278

Page 20: Makalah Peradaban Islam

20

piagam ini, yakni dari segi ketaatan anggota-anggota yang tergabung dari Piagam

Madinah ini. “Tidak ada gading yang tak retak”.

C. KESIMPULAN

1. Kronologi terbentuknya Piagam Madinah

Sebagai seorang pemimpin, maka beliau merasa punya tanggung jawab

besar terhadap diri dan pengikutnya. Beliau tidak saja harus giat menyiarkan

agama Islam, tetapi juga sebagai seorang pemimpin tidak boleh membiarkan

musuh-musuh dari dalam dan dari luar mengganggu kehidupan masyarakat

muslim.

Dan karena perbedaan antara kaum muslimin Anshar dan Muhajirin yang

mempunyai latar belakang kultur dan pemikiran yang sangat berbeda. Hal ini

masih di tambah lagi dengan permusuhan sengit yang telah terjadi selama 120

tahun lebih antara dua suku Anshar, yaitu Bani Aus dan Bani Khazraj. Sangat

sulit bagi Nabi mengambil jalan tengah untuk mempersatukan mereka dalam

kehidupan religius dan politik secara damai. Tidak hanya permasalahan itu saja

yang muncul pada zaman kepemimpinan nabi tetapi juga bagaimana nabi harus

menyatukan antara Umat Muslim dengan umat non-non-muslim.

Pluralitas masyarakat Madinah tersebut tidak luput dari pengamatan Nabi.

Beliau menyadari, tanpa adanya acuan bersama yang mengatur pola hidup

masyarakat yang majemuk itu, konflik-konflik di antara berbagai golongan itu

akan menjadi konflik terbuka dan pada suatu saat akan mengancam persatuan dan

kesatuan kota Madinah. Hijrah Nabi ke Yatsrib disebabkan adanya permintaan

para sesepuh Yatsrib dengan tujuan supaya Nabi dapat menyatukan masyarakat

yang berselisih dan menjadi pemimpin yang diterima oleh semua golongan.

Akhirnya Nabi dapat mengatasi masalah tersebut secara damai dengan

cara yang amat bijaksana. Selama beberapa minggu di Madinah, Rasul menelaah

situasi kota Madinah dengan mempelajari keadaan politik, ekonomi, sosial dan

sebagainya. Beliau berusaha mencari jalan bagaimana agar penduduk asli dan

kaum muhajirin dapat hidup berdampingan dengan aman. Untuk mengatasi

kesulitan ini Nabi Muhammad membuat suatu perjanjian dengan penduduk

Page 21: Makalah Peradaban Islam

21

Madinah baik Muslimin, Yahudi ataupun musyrikin yang akhirnya kita kenal

dengan istilah “Piagam Madinah”.

2.Tujuan dari pembuatan Piagam Madinah

Piagam Madinah dibuat dengan maksud untuk memberikan wawasan pada

kaum muslimin waktu itu tentang bagaimana cara bekerja sama dengan penganut

bermacam-macam agama ketuhanan yang lain yang pada akhirnya menghasilkan

kemauan untuk bekerja bersama-sama dalam upaya mempertahankan agama.

Strategi nabi tersebut terbukti sangat ampuh , terbukti dengan tidak memerlukan

waktu lama masyarakat islam, baik Muhajirin maupun Anshor telah mampu

mengejawantahkan strategi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan

strategi tersebut tidak terlepas dari kepiawaian Nabi dalam melihat kondisi

masyarakat sekitarnya yang sangat memerlukan arahan dan tauladan dari

pemimpin guna menciptakan keadaan yang lebih baik. Perubahan tatanan

masyarakat di Madinah merupakan tolok ukur dari keberhasilan atas perjanjian

damai yang dibuat oleh nabi.

3. Konstitusi Tertulis Pertama di Dunia

Semua undang-undang yang telah dijabarkan pada bahasan sebelumnya

mayoritashanya berisi pengaturan hubungan antar warga dan hukum-hukum

perdata dan pidana, sama sekali tidak memiliki kelengkapan komponen sebagai

konstitusi yang seharusnya memiliki lingkup yang lebih fundamental.

Dengan demikian, Piagam Madinah dapat dikatakan sebagai merupakan

sebuah konstitusi tertulis pertama di dunia. Lingkup amanat dan kemodernan

pemikiran ideologis yang dikandung di dalamnya merupakan suatu kemajuan luar

biasa di abad ke-7

4. Benarkah Piagam Madinah merupakan konstitusi terbaik yang pernah ada

Melihat dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan di awal dapat kita

simpulkan bahwa Piagam Madinah adalah konstitusi terbaik yang pernah ada

meskipun masih diwarnai dengan pengkhianatan dari pihak Yahudi Dan didukung

dengan pendapat beberapa ahli yang mengatakan bahwa Piagam Madinah

merupakan:

a. Sebagai piagam yang lengkap

Page 22: Makalah Peradaban Islam

22

b. Suatu Undang-Undang Negara

c. Suatu Charter (piagam)

d. Suatu Perjanjian

e. Suatu konstitusi negara yang bermutu tinggi

DAFTAR PUSTAKA

Afzalur Rahman. 1991. Nabi Muhammad Sebagai Seorang Pemimpin Militer.

Jakarta:Bumi Aksara.

Al-Qur'an. 1983. Surat Fushshilat ayat 34. Yayasan Penyelenggara Penterjemah

al-Qur'an. Al-Qur'an dan Terjemahnya. Jakarta:Depag RI.

Asghar Ali Engineer. 1999. Asal Usul dan Perkembangan Islam.

Jogjakarta:Pustaka Pelajar.

Budi Sudrajat, SejarahKebudayaan Islam, (Jakarta: Yudhistira, 2007)

H. M. As’adBashori, SejarahKebudayaan Islam, (Surabaya: Prima Media, 2008)

H. Zainal Arifin Abbas. 1964. Peri Hidup Muhammad Rasulullah Saw.

Medan:Firma Rahmat. 1964.

Hasan Ibarahim Hasan. 1945. Tarich ul Islam As Siyasiy. Cairo:Maktabah el

Nahdhoh el Misyriyyah.

Hasymy. 1975. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta:Bulan Bintang. 1975.

http://www.bluefame.com/index.php?showtopic=95199. Diunduh pada hari

Kamis, tgl. 10 April 2014.

http://www.kompasiana.com. Diunduh pada tgl. 13 April 2014

Istianah Abu Bakar. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Malang:UIN Press.

Ja’far Subhani. 1996. Ar-Risalah, Sejarah Kehidupan Rasulullah Saw.

Jakarta:Lentera.

Martin Lings Muhammad, (Jakarta: Serambi, 2007),

Muhammad Al Ghozali. 2006. Sejarah Perjalanan Hidup Muhammad.

S.A.W.Yogyakarta:Mitra Pustaka.

Muhammad Cholid. 1955. Chatam un Nabyyin. Cairo.

Page 23: Makalah Peradaban Islam

23

Nurcholis Majid. Islam, Agama dan Peradaban. Jakarta : Paramadina.

Soekama, dkk. 1998. Ensiklopedi Mini Sejarah dan Kebudayaan Islam.

Jakarta:Logos Wacana Ilmu.

Watt. Muhammad at Medina and R. B. Serjeant “The Constitution of

Medina.” Islamic Quarterly 8 (1964)

Zainal Abidin Ahmad. 1973. Piagam Nabi Muhammad S.A.W. Konstitusi Negara

Tertulis Pertama di Dunia. Jakarta:Bulan Bintang.