Karakteristik Umum Peradaban Islam

download Karakteristik Umum Peradaban Islam

of 24

Transcript of Karakteristik Umum Peradaban Islam

PERADABAN ISLAMKarakteristik umum Peradaban Islam. Islam ditakdirkan menjadi agama dunia dan menciptakan sebuah peradaban yang membentang dari satu ujung dunia yang lain.Sudah selama kekhalifahan Muslim awal, pertama orang-orang Arab, maka kemudian Persia dan Turki mulai untuk membuat peradaban Islam klasik. Kemudian, pada abad ke-13, baik Afrika dan India menjadi pusat peradaban Islam yang besar dan tidak lama kemudian kerajaan Islam didirikan di dunia Melayu-Indonesia sementara Muslim Cina tumbuh subur di seluruh China. Islam adalah agama bagi semua orang dari segala ras atau latar belakang mereka mungkin. Itulah sebabnya peradaban Islam didasarkan pada suatu kesatuan yang berdiri sepenuhnya terhadap segala diskriminasi ras atau etnis. Seperti kelompok ras dan etnis utama sebagai orang Arab, Persia, Turki, Afrika, India, Cina dan Melayu di samping unitunit yang lebih kecil banyak memeluk Islam dan memberikan kontribusi kepada pembangunan peradaban Islam. Selain itu, Islam tidak menentang belajar dari peradaban sebelumnya dan menggabungkan ilmu pengetahuan mereka, belajar, dan budaya ke dalam pandangan dunia sendiri, asalkan mereka tidak menentang prinsip-prinsip Islam. Masingmasing kelompok etnis dan ras yang memeluk Islam membuat kontribusinya terhadap peradaban Islam yang satu milik semua orang. Rasa persaudaraan begitu banyak menekankan bahwa mengatasi semua lampiran lokal untuk sebuah ras, suku tertentu, atau bahasa - yang semuanya menjadi tunduk kepada Persaudaraan universal dan persaudaraan Islam. Peradaban global yang demikian diciptakan oleh Islam diijinkan orang dari berbagai latar belakang etnis yang berbeda untuk bekerja sama dalam budidaya berbagai seni dan ilmu pengetahuan. Meskipun peradaban itu sangat Islam, bahkan non-muslim "orang buku" berpartisipasi dalam kegiatan intelektual yang buahnya milik semua orang. Iklim ilmiah mengingatkan situasi sekarang di Amerika di mana para ilmuwan lakilaki dan perempuan belajar dari seluruh dunia yang aktif dalam kemajuan ilmu pengetahuan yang dimiliki semua orang.

Hafiz Azzam Azharani/1-W/16

1

Peradaban global yang diciptakan oleh Islam juga berhasil mengaktifkan pikiran dan pikiran orang-orang yang memasuki kali lipat nya. Sebagai hasil dari Islam, Arab nomaden menjadi pembawa obor-ilmu dan belajar. Persia yang telah menciptakan sebuah peradaban besar sebelum munculnya Islam tetap menghasilkan lebih banyak ilmu dan pembelajaran pada periode Islam daripada sebelumnya. Hal yang sama dapat dikatakan dari Turki dan orang lain yang memeluk Islam. Agama Islam itu sendiri tidak hanya bertanggung jawab untuk menciptakan sebuah peradaban dunia di mana orang-orang dari berbagai latar belakang etnis yang berbeda berpartisipasi, tapi memainkan peran sentral dalam mengembangkan dan budaya kehidupan intelektual pada skala yang tidak terlihat sebelumnya. Untuk beberapa delapan ratus tahun Arab tetap bahasa intelektual dan ilmiah utama di dunia. Selama berabad-abad setelah munculnya Islam, dinasti Muslim yang berkuasa di berbagai belahan dunia Islam menjadi saksi berkembangnya budaya Islam dan berpikir. Bahkan tradisi aktivitas intelektual adalah terkubur hanya pada awal zaman modern sebagai akibat dari melemahnya iman di kalangan umat Islam dikombinasikan dengan dominasi eksternal. Dan hari ini kegiatan ini telah dimulai baru di banyak bagian dunia Islam sekarang bahwa umat Islam telah kembali merebut kemerdekaan politik mereka.

Faktor-Faktor yang Menjadikan Peradaban Islam`Unik` Yang paling menarik perhatian para peneliti terhadap peradaban kita adalah beberapa karakteristik yang membuat peradaban kita menjadi unik, antara lain:

1. Berasas Tauhid Peradaban kita berpijak pada asas wahdaniah (ketunggalan) yang mutlak dalam aqidah. Peradaban kita adalah peradaban pertama yang menyerukan bahwa Tuhan itu satu dan tidak mempunyai sekutu dalam kekuasaan dan kerajaanNya. Hanya Dia yang disembah dan hanya Dia yang dituju oleh kalimat Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan (Iyyaaka na`budu wa iyyaaka nas ta`iin). Hanya Dia yang memuliakan dan menghinakan, yang memberi dan mengaruniai. Tiada sesuatupun di langit dan di bumi kecuali berada kekuasaan dan pengaturan-Nya.

Hafiz Azzam Azharani/1-W/16

2

2. Kosmopolitanisme Peradaban Islam bervisi kosmopolitan. Qur`an telah menyatakan kesatuan jenis manusia meskipun berbeda-beda asal-usul keturunan, tempat tinggal dan tanah airnya. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah Ta`ala: `Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. sesungguhnya orang yang paing mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.`(Al Hujurat 13)

3. Berasas Pada Moral Yang Agung Peradaban kita menjadikan tempat pertama bagi prinsip-prinsip moral dalam setiap sistem dan berbagai bidang kegiatannya. Peradaban kita tidak pernah lepas dari prinsip-prinsip moral ini. Bahkan moral menjadi ciri khas peradaban Islam. Islam tidak mengenal penjajahan dan eksplotiasi kekayaan suatu negeri, apalagi menghina dan memperkosa wanita-wanita. Para penyebar Islam ke berbagai negeri justru menjadi guru dalam bidang moral buat setiap negeri yang dimasukinya. 4. Menyatukan Agama dan Negara Umumnya peradaban yang dikenal manusia memisahkan antara agama dengan negara. Seakan keduanya adalah dua sisi yang tidak bisa bertemu. Namun peradaban Islam mampu menciptakan tatanan negara dengan berpijak pada prinsip-pinsip kebenaran dan keadilan, bersandar pada agama dan aqidah tanpa menghambat kemajuan negara dan kesinambungan peradaban.

5. Toleransi Yang Mulia Peradaban kita mempunyai toleransi keagamaan yang mengagumkan, yang tidak pernah dikenal oleh peradaban lain yang juga berpijak kepada agama. Orang yang tidak percaya kepada semua agama atau Tuhan tidak tampak aneh jika ia memandang semua agama berdasarkan pengertian yang sama serta memperlakukan pemeluk-pemeluknya dengan ukuran yang sejajar. Apalagi jika dalam sejarah ada peradaban yang berpijak pada agama Hafiz Azzam Azharani/1-W/16 3

dan menegakkan fenomena-fenomenanya di atas prinsip-prinsip agama itu, lalu ia pun dikenal sejarah sebagai peradaban yang paling kuat toleransinya, keadilannya, kasih sayangnya dan kemanusiaannya. Inilah yang diperbuat oleh peradaban kita. Faktor-faktor Kemunduran Peradaban Islam Untuk menjelaskan faktor penyebab kemunduran umat Islam secara eksternal kita rujuk paparan al-Hassan yang secara khusus menyoroti kasus kekhalifahan Turkey Uthmani, kekuatan Islam yang terus bertahan hingga abad ke 20. Faktor-faktor tersebut adalah sbb: 1. Faktor ekologis dan alami, yaitu kondisi tanah di mana negara-negara Islam berada adalah gersang, atau semi gersang, sehingga penduduknya tidak terkonsentrasi pada suatu kawasan tertentu. Kondisi ekologis ini memaksa mereka untuk bergantung kepada sungai-sungai besar, seperti Nil, Eufrat dan Tigris. Secara agrikultural kondisi ekologis seperti ini menunjukkan kondisi yang miskin. Kondisi ini juga rentan dari sisi pertahanan dari serangan luar. Faktor alam yang cukup penting adalah Pertama, Negara-negara Islam seperti Mesir, Syria, Iraq dan lainlain mengalami berbagai bencana alam. Antara tahun 1066-1072 di Mesir terjadi paceklik (krisis pangan) disebabkan oleh rusaknya pertanian mereka. Demikian pula di tahun 1347-1349 terjadi wabah penyakit yang mematikan di Mesir, Syria dan Iraq. Kedua, letak geografis yang rentan terhadap serangan musuh. Iraq, Syria, Mesir merupakan target serangan luar yang terus menerus. Sebab letak kawasan itu berada di antara Barat dan Timur dan sewaktu-waktu bisa menjadi terget invasi pihak luar. 2. Faktor eksternal. Faktor eksternal yang berperan dalam kajatuhan peradaban Islam adalah Perang Salib, yang terjadi dari 1096 hingga 1270, dan serangan Mongol dari tahun 1220-1300an. Perang Salib, menurut Bernard Lewis, pada dasarnya merupakan pengalaman pertama imperialisme barat yang ekspansionis, yang dimotivasi oleh tujuan materi dengan menggunakan agama sebagai medium psikologisnya. Sedangkan tentara Mongol menyerang negara-negara Islam di Timur seperti Samarkand, Bukhara dan Khawarizm, dilanjutkan ke Persia (12201221). Pada tahun 1258 Mongol berhasil merebut Baghdad dan diikuti dengan

Hafiz Azzam Azharani/1-W/16

4

serangan ke Syria dan Mesir. Dengan serangan Mongol maka kekhalifahan Abbasiyah berakhir. 3. Hilangnya Perdagangan Islam Internasional dan munculnya kekuatan Barat. Pada tahun 1492 Granada jatuh dan secara kebetulan Columbus mulai petualangannya. Dalam upayanya mencari rute ke India ia menempuh jalur yang melewati negara-negara Islam. Pada saat yang sama Portugis juga mencari jalan ke Timur dan juga melewati negara-negara Islam. Di saat itu kekuatan ummat Islam baik di laut maupun di darat dalam sudah memudar. Akhirnya pos-pos pedagangan itu dengan mudah dikuasai mereka. Pada akhir abad ke 16 Belanda, Inggris dan Perancis telah menjelma menjadi kekuatan baru dalam dunia perdagangan. Selain itu, ternyata hingga abad ke 19 jumlah penduduk bangsa Eropa telah meningkat dan melampaui jumlah penduduk Muslim diseluruh wilayah kekhalifahan Turkey Uthmani. Penduduk Eropa Barat waktu itu berjumlah 190 juta, jika ditambah dengan Eropa timur menjadi 274 juta; sedangkan jumlah penduduk Muslim hanya 17 juta. Kuantitas yang rendah inipun tidak dibarengi oleh kualitas yang tinggi. Sedangkan dalam pandangan Ibn Khaldun, kehancuran suatu peradaban disebabkan oleh hancur dan rusaknya sumber daya manusia, baik secara intelektual maupun moral. Contoh yang nyata adalah pengamatannya terhadap peradaban Islam di Andalusia. Disana merosotnya moralitas penguasa diikuti oleh menurunnya kegiatan keilmuan dan keperdulian masyarakat terhadap ilmu, dan bahkan berakhir dengan hilangnya kegiatan keilmuan. Di Baghdad keperdulian al-Mamun, pendukung Mutazilah dan al-Mutawakkil pendukung Ashariyyah merupakan kunci bagi keberhasilan pengembangan ilmu pengetahuan saat itu. Secara ringkas jatuhnya suatu peradaban dalam pandangan Ibn Khaldun ada 10, yaitu: 1) rusaknya moralitas penguasa, 2) penindasan penguasa dan ketidak adilan 3) Despotisme atau kezaliman 4) orientasi kemewahan masyarakat 5) Egoisme 6) Opportunisme 7) Penarikan pajak secara berlebihan 8) Keikutsertaan penguasa dalam kegiatan ekonomi rakyat 9) Rendahnya komitmen masyarakat terhadap agama dan 10) Penggunaan pena dan pedang secara tidak tepat. Kesepuluh poin ini lebih mengarah kepada masalah-masalah moralitas masyarakat khususnya penguasa. Nampaknya, Ibn Khaldun berpegang pada asumsi bahwa karena kondisi moral di atas itulah maka kekuatan politik, ekonomi dan sistem kehidupan hancur Hafiz Azzam Azharani/1-W/16 5

dan pada gilirannya membawa dampak terhadap terhentinya pendidikan dan kajian-kajian keislaman, khususnya sains. Menurutnya ketika Maghrib dan Spanyol jatuh, pengajaran sains di kawasan Barat kekhalifahan Islam tidak berjalan. Namun dalam kasus jatuhnya Baghdad, Basra dan Kufah ia tidak menyatakan bahwa sains dan kegiatan saintifik berhenti atau menurun, tapi berpindah ke bagian Timur kekhalifahan Baghdad, yaitu Khurasan dan Transoxania atau ke Barat yaitu Cairo.

Hafiz Azzam Azharani/1-W/16

6

Muamalat Islam1. Pengertian Muamalat

Muamalat itu adalah semua hukum syariat yang bersangkutan dengan urusan dunia,dengan memandang kepada aktivitas hidup seseorang seperti jual-beli, tukarmenukar, pinjam-meminjam dan sebagainya. Muamalat juga merupakan tatacara atau peraturan dalam perhubungan manusia sesama manusia untuk memenuhi keperluan masing-masing yang berlandaskan syariat Allah s.w.t yang melibatkan bidang ekonomi dan sosial Islam. melarang dalam setiap akad muamalah adanya kecurangan. Segala harta yang ada di alam ini, di muka bumi, dilaut atau di dasar adalah milik Allah s.w.t secara mutlak. Manusia disuruh memiliki harta yang di sediakan oleh Allah s.w.t melalui ilmu pengetahuan dan kemahiran yang di anugerahkan kepadanya. Sebagaimana Firman Allah S.W.T :

Maksudnya : Dialah yang menjadikan bumi bagi kamu mudah digunakan,maka berjalanlah di merata-rata ceruk rantau dan makanlah daripada rezeki yang dikurniakan oleh Allah s.w.t dan ingatlah kepada Allah s.w.t jualah (tempat kembali kamu) di bangkitkan (maka hargailah nikmatnya dan takutilah kemurkaannya). (Surah Al-Mulk Ayat 15)

Dalam mencari harta kekayaan,umat Islam di kehendaki menggunakan sebahagian daripada hartanya pada jalan kebaikan dan kebajikan untuk faedah bersama. Untuk memastikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia dilaksanakan dengan baik dan mencapai keredhaan Allah s.w.t. Islam telah menggariskan beberapa peraturan bagi mencapai muamalat tersebut.

Hafiz Azzam Azharani/1-W/16

7

2. Adab Bermualat dalam Islam

Sebagai seorang muslim tentu kita akan melaksanakan seluruh sendi ajaran Islam yang sempurna ini. Termasuk dalam masalah ekonomi. Anjuran Islam agar setiap orang bekerja dan melakukan aktifitas ekonomi juga diatur dalam sebuah tuntunan dalam setiap hal yang berhubungan dengan aktifitas tersebut. Tuntunan tersebut adalah Adab dan etika Islam, di antara adab dan etika tersebut adalah :

1. Kewajiban Agama Lebih Utama

Walaupun Islam memerintahkan untuk melakukan aktiftas ekonomi, namun aktifitas tersebut tidak boleh melalaikan dari beribadah kepadaNya. Orang yang dikuasai oleh harta dan bisnisnya sehingga mengabaikan kewajiban terhadap Allah taala adalah orang-orang yang iman dan akhlaqnya tipis, dan ini bertentangan dengan Syariah Islamiyah. Allah pernah menegur beberapa orang Islam zaman Rasulullah SAW. Pasalnya adalah ketika Rasulullah sedang menyampaikan khutbah Jumat, mereka mendengar kedatangan kafilah yang membawa dagangan dari Syam. Kebetulan pada waktu itu kota Madinah sedang mengalami kekurangan makanan, sehingga mereka tidak sabar lagi untuk segera mendatangi kafilah tersebut, maka turunlah ayat Allah.

Dan ketika mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah : Apa yang di sisi Allah adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan. Dan Allah sebaik-baik pemberi rezeki. dalam QS Al-Jumah : 11.

2. Menjauhi Hal-hal yang dilarang Islam : Maisir Gharar Riba (Maghrib) dan Curang.

Islam sebagai agama yang sempurna telah mengatur bagaimana etika / adab seseorang dalam melakukan kegiatan bisnisnya. Islam melarang setiap kegiatan bisnis yang dapat merugikan pihak lain, misalnya perjudian (maisir), jual-beli gharar (tidak jelas bendanya) dan riba (tambahan pada hutang). Islam melarang semua itu karena adanya unsure-unsur tersebut dapat menimbulkan perselisihan di antara manusia. Misalnya barang yang diperjual belikan tidak diketahui dengan baik (gharar), maka sangat mungkin terjadi Hafiz Azzam Azharani/1-W/16 8

adanya penipuan pada jual beli tersebut. Misalnya jual beli ikan yang masih berada di dalam kolam yang tidak diketahui ukuran, jenis dan rupanya. Selanjutnya Islam juga Memberikan penjelasan dan informasi yang tidak benar, mencampur barang yang baik dengan yang buruk, menunjukkan contoh barang yang baik dan menyembunyikan yang tidak baik termasuk dalam kategori penipuan.

3. Tidak Menjual-belikan yang Haram

Barang yang diperjual belikan haruslah barang yang halal baik zat maupun sifatsifatnya. Dalam Islam haram hukumnya memperdagangkan barang-barang seperti minuman keras, daging babi, judi, barang curian, pelacuran dan lain-lain. Dalam sebuah hadist Rasulullah bersabda : Sesungguhnya jika Allah mengharamkan suatu kaum untuk memakan sesuatu, maka Dia akan mengharamkan harganya. (HR. Ahmad: 1/247, 322 dan Abu Dawud no. 3488). ni berarti di dalam Islam diharamkan untuk menjual-belikan barang dan jasa yang haram dalam menggunakannya. Demikian juga barang yang subhat maka hendaklah kita berhatihati dengan hal ini.

Peraturan Muamalat Mencari harta kekayaan dengan cara yang baik dan diredhai oleh Allah s.w.t Mengamalkan akhlak-akhlak yang mulia dalam menjalankan urusan ekonomi dengan pihak yang lain seperti amanah, adil, jujur, tidak menipu dan lain-lain. Menjalankan sesuatu kegiatan ekonomi yang dapat memberi faedah kepada seluruh manusia. Semua kegiatan yang dijalankan hendaklah berteraskan keimanan dan ketakwaan kepada Allah dan syariat Islam. Keimanan kepada Allah merupakan benteng untuk menghalang seseorang daripada melakukan perkara-perkara yang tidak di ingini. Semua kegiatan yang dijalankan bertujuan menjalinkan hubungan baik sesama manusia. Kebaikan-kebaikan yang dilakukan semasa menjalankan kegiatan ekonomi secara tidak Hafiz Azzam Azharani/1-W/16 9

langsung akan memupuk semangat perpaduan dan persaudaraan sesama Islam dan yang bukan Islam.

3. Pengertian Riba dan Sebab Terjadinya

Riba berarti menetapkan bunga/melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok, yang dibebankan kepada peminjam. Riba secara bahasa bermakna: ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain, secara linguistik riba juga berarti tumbuh dan membesar . Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau modal secara bathil. Namun secara umum terdapat benang merah yang menegaskan bahwa riba adalah pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual-beli maupun pinjam-meminjam secara bathil atau bertentangan dengan prinsip muamalat dalam Islam.

Dalam Islam, memungut riba atau mendapatkan keuntungan berupa riba pinjaman adalah haram. Ini dipertegas dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 275 : ...padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.... Pandangan ini juga yang mendorong maraknya perbankan syariah dimana konsep keuntungan bagi penabung didapat dari sistem bagi hasil bukan dengan bunga seperti pada bank konvensional. Bagaimana suatu akad itu dapat dikatakan riba? hal yang mencolok dapat diketahui bahwa bunga bank itu termasuk riba adalah ditetapkannya akad di awal. Jadi ketika kita sudah menabung dengan tingkat suku bunga tertentu, maka kita akan mengetahui hasilnya dengan pasti. Berbeda dengan prinsip bagi hasil yang hanya memberikan nisbah bagi hasil bagi deposannya.

a. Jenis-Jenis Riba Secara garis besar riba dikelompokkan menjadi dua.Yaitu riba hutang-piutang dan riba jual-beli.Riba hutang-piutang terbagi lagi menjadi riba qardh dan riba jahiliyyah. Sedangkan riba jual-beli terbagi atas riba fadhl dan riba nasiah.

Riba Qardh

Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang berhutang (muqtaridh). Hafiz Azzam Azharani/1-W/16 10

Riba Jahiliyyah

Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada waktu yang ditetapkan.

Riba Fadhl Pertukaran antarbarang sejenis dengan kadar atau takaran yang berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan itu termasuk dalam jenis barang ribawi.

Riba Nasiah Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis barang ribawi yang dipertukarkan dengan jenis barang ribawi lainnya. Riba dalam nasiah muncul karena adanya perbedaan, perubahan, atau tambahan antara yang diserahkan saat ini dengan yang diserahkan kemudian.

b. Sebab terjadinya Sebab-sebab riba diharamkan ada banyak alasannya. Berikut sebagiannya: Karena Allah dan Rasul-Nya melarang atau mengharamkannya. Dibuktikan dalam surat Al-Baqarah:275, Ali Imran:130, An-Nisa:161, AL-Baqarah:276, Al-Baqarah 278 dan beberapa Hadis Nabi. Karena Riba menghendaki pengambilan harta orang lain dengan tidak ada imbangannya. Dengan melakukan riba, orang tersebut menjadi malas berusaha yang sah menurut syara. Riba menyebabkan putusnya perbuatan baik terhadap sesame manusia dengan cara utangpiutang atau menghilangkan faidah utang piutang sehingga riba lebih cenderung memeras orang miskin daripada menolong orang miskin.

Hafiz Azzam Azharani/1-W/16

11

Hablunminallah dan HablunminannasSyariat merupakan amalan-amalan lahir yang diperintahkan kepada umat Islam baik wajib maupun sunat. Dan apa saja yang dilarang baik yang haram atau makruh termasuk juga amalan-amalan yang kedudukannya mubah. Syariat lahir terbagi dua : 1. Hablumminallah 2. Hablumminannas Hablumminallah ialah amalan-amalan yang termasuk persoalan ibadah. Contohnya solat, puasa, zakat, haji, baca Al Quran, doa, zikir, tahlil, selawat dan lain-lain. Hablumminannas ialah amalan-amalan lahir kita yang termasuk dalam bidang-bidang muamalat (kerja-kerja yang ada hubungannya dengan masyarakat), munakahat (persoalan kekeluargaan) dan jenayah serta tarbiah Islamiah, soal-soal siasah, fisabilillah, jihad dan persoalan alam beserta isinya. Sedangkan HAKIKAT ialah amalan batin yang diperintahkan ataupun yang dilarang oleh Allah SWT kepada umat Islam. Amalan yang diperintahkan, dikenal sebagai sifat mahmudah (sifat-sifat terpuji) dan yang dilarang ialah sifat mazmumah (sifat-sifat terkeji). Hakikat juga terbagi dua : 1. Berakhlak dengan Allah 2. Berakhlak dengan manusia Ada tiga kategori sikap (akhlak): 1) Baik kepada Allah (mengamalkan semua perintahNya) tetapi bersikap buruk kepada sesama manusia. 2) Baik kepada manusia tetapi bersikap buruk kepada Allah (meninggalkan suruhanNya) 3) Baik kepada Allah dan baik kepada sesama manusia. Kita wajib mengamalkan keduanya secara serentak dan seiring. Namun mesti diakui bahwa tidak mudah bagi kita untuk mengamalkannya. Hafiz Azzam Azharani/1-W/16 12

Allah SWT menjelaskan hal itu dengan firman-Nya dalam surah Al Baqarah : Mintalah bantuan dalam urusanmu dengan sabar dan shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu adalah sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk yaitu orangorang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa kepada-Nya lah mereka akan kembali. (Al Baqarah : 45) Allah SWT mengatakan untuk menjadi orang yang sabar itu susah dan untuk menjadi orang-orang yang tetap mengerjakan shalat itu juga susah. Maknanya amalan lahir dan batin itu memang susah untuk diamalkan. Tetapi hal itu menjadi mudah bila kita dapat memiliki sesuatu yang lebih penting dari keduanya yaitu rasa khusyuk dengan Allah (rasa diawasi Allah setiap masa), yakni yakin dengan pertemuan dan pengembalian diri ke hadirat Allah SWT di akhirat nanti. Dari situ kita akan faham bahwa di antara amalan lahir dan batin, yang mesti diberatkan dan didahulukan pada diri kita ialah amalan batin. Kita berusaha dulu mendapatkan rasa khusyuk atau yakin akan kewujudan Allah serta pertemuan kembali kita dengan-Nya di satu hari nanti, barulah kita akan memiliki kekuatan untuk mengamalkan syariat dan hakikat. Tanpa rasa khusyuk itu, kita tidak akan dapat mengalahkan hawa nafsu dan syaitan yang senantiasa bersungguh-sungguh mengajak kita mendurhakai Allah. Itulah panduan kita untuk memperjuangkan Islam dalam diri kita. Yang mesti didahulukan ialah berusaha supaya hati kita berubah, dari hati yang tidak kenal Allah kepada hati yang khusyuk dan cinta kepada Allah. Dari hati yang lalai kepada hati yang senantiasa mengingat Allah.

Hafiz Azzam Azharani/1-W/16

13

Pemimpin dalam Islam"Setiap kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas apa yang di pimpinnya, Seorang penguasa adalah pemimpin bagi rakyatnya dan bertanggung jawab atas mereka, seorang istri adalah pemimpin di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab atasnya. Seorang hamba sahaya adalah penjaga harga tuannya dan dia bertanggung jawab atasnya. (HR Bukhari) Beberapa kriteria kepemimpinan dalam islam :

1. Menggunakan Hukum Allah

Dalam berbagai aspek dan lingkup kepemimpinan, ia senantiasa menggunakan hukum yang telah di tetapkan oleh Allah, hal ini sebagaimana ayat ;

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benarbenar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya". (Qs : 4:59)

Melalui ayat di atas ta'at kepada pemimpin adalah satu hal yang wajib dipenuhi, tetapi dengan catatan, para pemimpin yang di ta'ati, harus menggunakan hukum Allah, hal ini sebagaimana di nyatakan dalam ayat-Nya yang lain :

"Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya)". (Qs: 7 :3) "..Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir..." (Qs :5:44) "..Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim..." (Qs: 5 45) "..Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka Hafiz Azzam Azharani/1-W/16 14

mereka itu adalah orang-orang yang fasik.." (Qs: 5 :47) " Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin ?". (Qs : 5 :50)

Dan bagi kaum muslimin Allah telah dengan jelas melarang untuk mengambil pemimpin sebagaimana ayat;

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim". (Qs : 5 : 51)

Dari beberapa ayat diatas, bisa disimpulkan, bahwa pemimpin dalam islam adalah mereka yang senantiasa mengambil dan menempatkan hukum Allah dalam seluruh aspek kepemimpinannya.

2. Tidak meminta jabatan, atau menginginkan jabatan tertentu..

"Sesungguhnya kami tidak akan memberikan jabatan ini kepada seseorang yang memintanya, tidak pula kepada orang yang sangat berambisi untuk mendapatkannya" (HR Muslim).

"Sesungguhnya engkau ini lemah (ketika abu dzar meminta jabatan dijawab demikian oleh Rasulullah), sementara jabatan adalah amanah, di hari kiamat dia akan mendatangkan penyesalan dan kerugian, kecuali bagi mereka yang menunaikannya dengan baik dan melaksanakan apa yang menjadi kewajiban atas dirinya". (HR Muslim).

Kecuali, jika tidak ada lagi kandidat dan tugas kepemimpinan akan jatuh pada orang yang tidak amanah dan akan lebih banyak membawa modhorot daripada manfaat, hal ini sebagaimana ayat ; Hafiz Azzam Azharani/1-W/16 15

"Jadikanlah aku bendaharawan negeri (mesir), karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga dan berpengetahuan". (Qs : Yusuf :55)

Dengan catatan bahwa amanah kepemimpinan dilakukan dengan ; 1. Ikhlas. 2. Amanah. 3. Memiliki keunggulan dari para kompetitor lainnya. 4. Menyebabkan terjadinya bencana jika dibiarkan jabatan itu diserahkan kepada orang lain.

3. Kuat dan amanah "Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya." (Qs : 28: 26).

4. Profesional "Sesungguhnya Allah sangat senang pada pekerjaan salah seorang di antara kalian jika dilakukan dengan profesional" (HR : Baihaqi)

5. Tidak aji mumpung karena KKN Rasulullah SAW, "Barang siapa yang menempatkan seseorang karena hubungan kerabat, sedangkan masih ada orang yang lebih Allah ridhoi, maka sesungguhnya dia telah mengkhianati Allah, Rasul-Nya dan orang mukmin". (HR Al Hakim).

Umar bin Khatab; "Siapa yang menempatkan seseorang pada jabatan tertentu, karena rasa cinta atau karena hubungan kekerabatan, dia melakukannya hanya atas pertimbangan itu, maka seseungguhnya dia telah mengkhianati Allah, Rasul-Nya dan kaum mukminin".

6. Menempatkan orang yang paling cocok "Rasulullah menjawab; jika sebuah perkara telah diberikan kepada orang yang tidak semestinya (bukan ahlinya), maka tunggulah kiamat (kehancurannya)". (HR Bukhari). Dalam konteks hadits ini, setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita cermati: Hafiz Azzam Azharani/1-W/16 16

1. Seorang pemimpin harus bisa melihat potensi seseorang. Setiap manusia tentunya diberikan kelebihan dan kekurangan.Kesalahan terbesar bagi seorang pemimpin adalah ketika dirinya tidak bisa melihat potensi seseorang dan menempatkannya pada tempat yang semestinya. Begitu pentingnya perhatian bagi seorang pemimpin terhadap hal ini, maka Rasulullah saw bersabda sebagaiman hadits pada poin 5 di atas.

Ketidakmampuan pemimpin dalam hal ini hanya akan membuat jama'ah atau organisasi yang di pimpinnya menjadi tidak efektif dan efisien, bahkan tidak sedikit kesalahan pemimpin dalam hal ini menimbulkan kekacauan yang membawa kepada kehancuran.

2. Bisa mengasah potensi seseorang. Selain ia bisa melihat potensi pada diri seseorang, seorang pemimpin dengan caranya yang paling baik, ia bisa mengasah potensi mereka yang berada dalam kepemimpinannya. Mengasah potensi seseorang berbeda dengan "memaksa" seseorang untuk menjadi seseorang yang tidak di inginkannya.

3. Menempatkan seseorang sesuai dengan potensi yang ia miliki. "Right man in the right place", adalah ungkapan yang seringkali kita dengar. Bahwa menempatkan seseorang itu harus berada pada tempat yang paling tepat bagi orang tersebut serta penugasannya.

4. Mengatur setiap potensi dari mereka yang di pimpinnya menjadi satu kekuatan yang kokoh. Bangunan yang baik, kokoh dan indah tentunya tidak hanya terdiri dari satu elemen, tetapi terdiri dari berbagai elemen yang ada di dalamnya. Tentunya, penempatan dan penggunaan masing-masing elemen itulah yang sangat mempengaruhi bagaimana sebuah bangunan itu. Perumpamaan sederhana ini bisa kita gunakan untuk memahami tugas seorang pemimpin dalam menempatkan, menggunakan mereka yang berada dalam kepemimpinannya.

Hafiz Azzam Azharani/1-W/16

17

Kemunduran Umat IslamDunia Islam saat ini, sedang mengalami krisis besar-besaran dalam setiap tahap perkembangannya, dimana umat Islam yang minoritas dalam segala segi di suatu negeri mendapatkan tekanan-tekanan, baik tekanan pemikiran, ideologi dan moral serta fisik. Secara intelektual kaum Muslimin sangat terbelakang dan semua menyaksikan bahwa peradaban di antaranya teknologi ada di tangan non Muslim, sehingga umat Islam menjadi penonton peradaban bukan pengukir dan pengerajin. Sangat kontras dengan apa yang pernah diperlihatkan oleh generasi Islam pertama, yang oleh seorang penulis barat diakui perannya dalam membangun sebuah peradaban. Demikian halnya dalam ideologi, karena intelektual (semangat berfikirnya) umat ini sangat lemah. Mereka tidak pernah sama sekali mengkaji sumber ideologi mereka yang sebenarnya (Al-Qur'an dan As-Sunnah), dimana di dalamnya ada sumber kekuatan yang sangat dahsyat, yang telah menghantarkan generasi awal kepada puncak kejayaan. Dengan kondisi seperti itu akhirnya umat ini menjadi rebutan ideologi-ideologi luar yang semakin melemahkan umat ini sehingga menjadi tidak berdaya. Sudah barang tentu mereka menjadi obyek dan sasaran, dan bukan menjadi pelaku, sehingga secara moral mereka sangat rapuh dan secara fisik mereka mudah dikalahkan. Lihat saja kasus Palestina, Kashmir, Bosnia, Chechnya, Muslim minoritas di setiap negeri kerap menjadi sasaran empuk orang di luar Islam. Terakhir, hatta di negeri yang mayoritas Muslim seperti Indonesia umat Islam tetap menjadi barang mainan, lihat kasus pembantaian Muslim di Poso, Maluku dll. Itu semua menunjukkan akan lemahnya umat ini dalam setiap lini kehidupan, dan memang tantangan seperti ini akan senantiasa dihadapi selama dunia masih ada, tetapi Allah telah berjanji bahwa kebenaran akan selalu menang, dan kemenangan kebenaran itu harus dibawa dengan penuh rahmah yang didasari pada pemahaman agama yang benar, sehingga ia akan menjadi umat yang kuat.

1. Faktor ExternalKamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertaqwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. {QS. Ali Imran (3):186} Faktor external ini diperankan oleh musuh-musuh yang memang tidak akan pernah suka melihat Islam tampil ke permukaan, sehingga mereka tidak akan pernah rela kepada umat Islam sebelum mereka (Muslimin) ikut ajaran mereka, sehingga berbagai cara mereka tempuh untuk menjegal umat Islam, cara dan metode itu terangkum dalam tiga aksi berikut: Hafiz Azzam Azharani/1-W/16 18

a. Mengupayakan umat Islam agar menjadi ragu-ragu terhadap agamanya dengan membuka kesempatan bagi mahasiswa Muslim untuk studi Islam di negara-negara barat, akhirnya lahirlah para pemikir Islam yang berpola pikir seperti mereka. b. Memberikan pandangan yang buruk tentang Islam, dan penganutnya dengan tuduhan-tuduhan yang sebenarnya umat Islam itu bebas dari tuduhan itu, seperti Islam terorisme, haus darah dll, sehingga orang Islam menjadi phobi terhadap agamanya sendiri. c. Menjadikan pola hidup umat Islam berkiblat kepada dunia barat, sehingga ukuran kemajuan dan kecanggihan selalu melihat dan merujuk kepada dunia barat.

2. Faktor InternalIslam adalah jalan hidup yang sempurna bagi manusia (QS. Al Maidah: 3). Al Quran adalah kitab petujuk, pembimbing, rahmat bahkan juga obat bagi kehidupan manusia pada umumnya dan orang-orang bertaqwa khususnya (QS.Al Baqarah: 2; Al Anam :157; QS. Ali Imran 138). Bertolak dari beberapa ayat al Quran di atas, mestinya sangat wajar jika kaum muslimin, dengan jalan hidup Islam dan atas petunjuk Al Quran, mendapat kesuksesan hidup baik secara pribadi maupun sebagai ummat. Namun mengapa kenyataannya justru sebaliknya ? Umat Islam pada zaman modern ini sedang dilanda keterbelakangan hidup, kemiskinan dalam ekonomi, kebodohan dalam bidang ilmu dan teknologi, bercerai-berai dalam bidang sosial-politik. Apakah berarti Allah mengingkari firman-Nya sendiri ? Apakah berarti kitab suci Al Quran tidak lagi bisa dipercaya ? Atau kenapa kemunduran Islam sampai terjadi ? Menurut Syaqib Arsalan seorang ulama Mesir , penyebab kemunduran Umat Islam ada empat; 1. Mereka jauh dari alQuran dan Sunnah; 2.Mereka bermental minder (inferiarity Complex); 3. Mereka taqlid buta; 4.Mereka berpecah belah. Umat Islam Jauh dari Al Quran dan Al Sunah Al Quran dan Sunnah adalah sumber utama ajaran Islam. Keduanya dapat menjadi petunjuk, rahmat, dan obat bagi kehidupan umat, jika keduanya dibaca, dikaji, dan diamalkan isinya. Namun dalam kenyataan hidup sehari-hari, sudahkah Al Quran dan Hadits menjadi bacaan, sumber kajian, dan secara konsisten (teguh) menjadi pedoman hidup umat Islam ? Jawaban atas pertanyaan tersebut tentu kita sudah tahu. Lebih banyak diantara umat Islam yang masih jauh dari Al Quran dan Al Sunnah. Keduanya jarang di Hafiz Azzam Azharani/1-W/16 19

baca, jarang dikaji, sehingga tentu saja juga jarang dipedomani. Akibatnya, banyak sikap dan prilaku hidup umat yang jauh bahkan sering bertentangan dengan kitab sucinya.

Umat Islam Bermental Minder Rendah diri atau minder adalah sikap mental yang memandang dirinya serba lemah, kekurangan dan tidak mampu, dan sebaliknya melihat orang lain sebagai pihak yang kuat, dan lebih sempurna. Dengan mental ini, akan muncul sikap silau melihat orang lain, sehingga perlu mencontoh secara membuta, sekalipun harus kehilangan jati dirinya. Manusia seperti ini adalah model manusia pembeo, tidak kreatif dalam berkarya. Akibatnya, manusia bermental demikian selamanya akan ketinggalan di belakang. Banyak diantara umat Islam yang silau melihat cara hidup Barat, sehingga mereka secara membabi buta menirunya. Mulai dari gaya rambut, model dalam pergaulan, hingga cara berpikirnya pun meniru Barat. Diantaranya adalah berpikir serba materi. Materi mendasari pola pikir dan prilaku hidupnya. Dalam hal berbudaya umat Islam merasa maju dan pede kalau berbudaya Barat, sebaliknya minder dengan cara hidup Islam. Naudzu billah.

Taqlid Buta Penyebab kemunduran lain adalah taqlid buta. Adalah sikap mencontoh dengan tanpa berpikir dalam beragama. Banyak sekali ayat Al Quran yang menyuruh kita berpikir, diantaranya melalui kata-kata: Afala taqilun (apakah kamu tidak menggunakan akalmu) , afala tatafakarun (apakah kamu tidak berpikir). Namun dalam kenyataannya, banyak kegiatan keagamaan kita, kita lakukan dengan mencontoh, tanpa tahu mana dasarnya, mengapa harus dilakukan, untuk apa tujuannya dsb. Sikap seperti ini disebut taqlid. Sikap ini muncul sebagai akibat dari sikap merendahkan potensi akal. Karena sikap taqlid buta inilah sejarah Islam dipenuhi tradisi tahayul (hal-hal yang tidak masuk akal), bidah (tambahan yang tak perlu dalam agama) dan khurafat. Al Quran melarang kita taqlid buta (QS. Al Maidah : 104) Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk? Hafiz Azzam Azharani/1-W/16 20

Berpecah-Belah Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh kata pepatah tersebut paling pas untuk diterapkan pada umat Islam sekarang ini. Seruan al Quran untuk persatuan umat (QS. Ali Imran :103): Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, tidak lagi dilaksanakan. Ormas dan Orpol Islam saling tidak akur satu dengan yang lain. Bahkan negara Islam satu tidak harmonis dengan negara Islam lain, atau setidaknya kurang persatuan diantara mereka. Akibatnya potensi umat Islam yang beragam dan banyak tidak banyak bermanfaat untuk kemajuan umat Islam, bahkan bisa jadi malah menghambat. Padahal Jumlah muslim didunia telah mencapai satu meliar atau seperlima penduduk dunia. Andaikata mereka semua bersatu maka tidak saja mereka akan maju, bahkan mereka akan disegani oleh umat yang lain. Diantara cara menjaga persatuan adalah sikapi perbedaan sebagai karunia Allah sekaligus sunatullah yang tak dapat dihindari, dan hayati bagian persamaannya. Bukankah karena perbedaan itu justru akan saling melengkapi antara satu bagian umat dengan lainya ? Kesadaran dan semangat persatuan umat Islam ini tampaknya sudah redup dari hati pemimpin-pemimpin Islam. Akibatnya kekalahan demi kekalahan telah dan sedang umat Islam alami Demikianlah faktor-faktor yang menyebabkan umat Islam hingga kini masih dilanda keterbelakangan hampir disegala bidang. Jika kita ingin keluar dari belenggu keterbelakangan itu tidak lain kecuali dengan cara menghilangkan kelima factor di atas. Yakni kembali pada Quran dan Sunah, percaya diri, hindari taqlid, dan jaga persatuan.

Hafiz Azzam Azharani/1-W/16

21

Ghazwul FikriPerang. Siapa yang suka perang? Normalnya manusia tidak suka. Apalagi kaum ibu. Tapi ada saja pihak-pihak yang dengan sengaja mengobarkan perang karena maksud-maksud menguasai pihak-pihak yang ingin dikuasai. Dewasa ini perang tidak hanya menggunakan senjata fisik seperti bedil dan tombak. Dewasa ini perangnya bahkan lebih berbahaya karena yang mengobarkan perang justru menyembunyikan aktifitasnya dengan berbagai bungkus sehingga musuh yang diperangi tidak sadar sedang diperangi. Tujuannya tetap sama, yaitu mengalahkan dan menguasai musuh, hanya caranya yang berubah drastis. Perang yang kita bicarakan ini adalah yang sangat konsepsional, sangat luas bidangnya, sangat lihai dalam memilih cara sehingga tidak disadari musuh, sangat jauh dampaknya kepada jiwa lawan dan sangat lama masa berlangsungnya. Ghazwul Fikri. Secara bahasa artinya perang pemikiran. Ada yang mengistilahkan dengan perang urat syaraf. Perang ini baru muncul sekitar awal abad duapuluh dan merupakan upaya musuh-musuh untuk menjatuhkan kekuatan Islam secara tuntas. Ghazwul fikri dilaksanakan dengan cara melakukan dua tipudaya dasar yang disusupkan dalam fikrah (pemikiran) ummat Islam. Tiga tipudaya tersebut adalah takhwif (usaha untuk menimbulkan rasa takut kepada selain Allah), dan tadl-lil (usaha pengkaburan berbagai konsepsi dalam fikrah Islami). Adapun bentuk-bentuk upayanya dapat sangat beragam, antara lain: - dengan berbagai opini sesat di media dan di tengah masyarakat muslim - melalui film, sandiwara, pertunjukan seni, maupun lirik-lirik lagu yang dikemas indah - melalui berbagai bentuk fiksi baik fiksi murni, fiksi ilmiah, cerita komik, cerita drama sampai cerita anak - melalui berbagai sandiwara politik dan peristiwa seperti sandiwara Holocaust dimasa Perang Dunia II dan lain-lain - melalui berbagai acara ilmiah yang mempertontonkan berbagai kecanggihan militer dan intelijen mereka

Hafiz Azzam Azharani/1-W/16

22

- melalui penyebaran berbagai adat kebiasaan non-Islam yang dipromosikan dan dikemas dengan berbagai keindahan dan kemeriahan Mungkin masih banyak lagi cara-cara dan media perang mereka yang kita belum tahu, namun intinya tetap sama. Ini perang sungguhan dan ini perang yang curang. Kecurangan yang paling nyata adalah dalam cara mereka bersembunyi ketika menyerang. Berbagai film-film menarik yang bahkan dinobatkan (oleh mereka sendiri) sebagai filmfilm terbaik, ternyata di dalam film itu ada berbagai propaganda anti Islam yang menusuk. Promosi berbagai perayaan adat jahiliyah yang dikemas sedemikian rupa sebagai warisan pelecehan terhadap nilai-nilai tinggi Islam. Misalnya di Mesir, digencarkan promosi kebudayaan Mesir kuno zaman Firaun, lengkap dengan segala atributnya dan berbagai upacara penyembahan berhala, itu semua bertujuan tersembunyi agar masyarakat Mesir yang kini Muslim mulai meninggalkan nilai-nilai Islam dan kembali bangga dengan nilainilai zaman Firaun. Cobalah simak program-program sebuah channel tv khusus tentang berbagai kebudayaan dari tv berlangganan. Bahkan cd-cdnya dijual di toko cd. Agaknya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa justru perang itu (Ghazwul Fikri) sangat tidak disadari di negeri ini. Para penjaga Benteng Terakhir (ibu) negeri ini apakah sadar bahwa setiap hari mereka dicekoki racun-racun Ghazwul Fikri lewat kotak kaca yang menjadi hiburan wajib setiap rumahtangga? Apakah para Penjaga Benteng Terakhir masih saja rela membelikan racun telinga dan jiwa bagi putra-putri mereka yang berbentuk berbagai format lagu, yang seolah wajib kini selalu hadir menghiasi pendengaran putraputri kita dua-puluh-empat jam? 24 jam? Ya! Tidak jarang putra-putri kita belajar sampai tertidur tetap memasang alat mantra tersebut ke kuping mereka! Mantra! Memang seperti mantra, boleh jadi lagu yang dipasang langsung ke telinga dapat mempengaruhi jiwa anak kita lewat kata-kata yang terdengar maupun tidak terdengar dari lagu tersebut. Efeknya bisa sampai seperti mantra. Seperti orang terhipnotis. Masih ingat fenomena Kurt Cobain musisi metal dari ujung Utara bumi yang membuat lagu tentang bunuh diri dan kemudian melaksanakannya? Kemudian jejak langkahnya diikuti oleh beberapa orang penggemarnya. Tersihir! Hafiz Azzam Azharani/1-W/16 23

Tahukah para Penjaga Benteng Terakhir bahwa brainwashing atau cuci otak dapat terjadi dengan cara seseorang terus menerus mendengarkan kata-kata yang sama berulang-ulang, yang apalagi jika dikemas dengan nada-nada musik dan dentingan alat musik akan semakin memperkuat efeknya karena akan masuk ke bagian otak yang tanpa nalar? Jika seseorang sudah gandrung dengan suatu lagu, niscaya dia akan mendengarkannya berulang-ulang dan tak jarang mendengarkannya sambil sangat relaks yang berarti masuk ke tingkat kesadaran yang bisa dengan mudah disurupi jin? Tanyakan pada para ahli ruqyah syariyyah (para terapis yang mempunyai ketrampilan mengobati orang kesurupan). Apakah para ibu muslimah dan para remaja penikmat lagu selalu mengerti apa yang dinyanyikan dalam lirik lagu kegemaran mereka? Banyak sekali yang mengaku tidak memperhatikan makna lagu, yang penting enak mengelus gendang telinga, meskipun kadang sebenarnya mudah saja mempelajari lirik lagu tersebut, tapi jarang yang secara serius mencoba mencari apa makna sebenarnya. Paling jauh sebagian besar penikmat lagu hanya mengingat arti dari bagian-bagian tertentu dari lagu tersebut, terutama kalau dianggap cocok. Misalnya refrain yang meneriakkan kata-kata pujian cinta atau patah hati. Di era menjelang tahun 80-an, era kami-kami yang kepala empat masih remaja, ada lagu dari sebuah grup musik Queen yang berjudul Bohemian Raphsody. Lagu yang diteriakkan oleh Freddy Mercury yang minta disuntik mati karena AIDS tersebut, seluruh isinya adalah pelecehan terhadap nilai-nilai Islam, bahkan sampai penolakan atas takdir ( sometimes wished Ive never been born before). Lagu ini dulu termasuk hit, bahkan bertahan masih digemari hingga kini. Masih ingat lagu berbahasa spanyol yang sempat ketahuan ternyata berbicara tentang iblis? Grup musik Last Ketchup yang melantunkan lagu tersebut bahkan mengakui tak faham isi lagunya karena berbahasa kuno. Itu mantra setan! Masihkah para kita merasa masa kini sudah tak ada lagi perang dan karenanya boleh bersantai dalam menjaga bentengnya? Masihkah kita menyangka bahwa zaman sudah berubah dan kini musuh-musuh Islam sudah beristirahat dari memerangi kita?

Hafiz Azzam Azharani/1-W/16

24