Makalah Penyuluhan
-
Upload
akbarsyah-ridar-aditama -
Category
Documents
-
view
61 -
download
1
description
Transcript of Makalah Penyuluhan
BAB I
PENDAHULUAN
Air susu ibu (ASI) merupakan bentuk makanan tradisional dan ideal untuk
memenuhi kebutuhan gizi anak. ASI sanggup memenuhi kebutuhan gizi bayi
untuk masa hidup enam bulan pertama. Sebagai makanan terbaik untuk bayi
memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan dan mempertahankan
kelangsungan hidup bayi. Oleh karena manfaat ASI sangat besar, maka bayi umur
0 - 6 bulan pertama dianjurkan hanya diberikan ASI tanpa makanan tambahan.
Pemberian ASI saja tanpa pemberian makanan tambahan lain sampai bayi
berumur 6 bulan disebut ASI Eksklusif dan hal ini merupakan satu cara mencapai
kesejahteraan ibu dan anak.1
Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita sebagian besar ditentukan
oleh jumlah ASI yang diperoleh, termasuk energi dan zat gizi lainnya yang
terkandung di dalam ASI tersebut.2 Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2013 menunjukkan pemberian ASI di Indonesia saat ini mengalami kenaikan dari
29,3% pada tahun 2010 menjadi 34,5% pada tahun 2013. Cakupan pemberian ASI
eksklusif 0 – 6 bulan menurut provinsi pada tahun 2013 menyatakan bahwa
cakupan pemberian ASI eksklusif di Kalimantan Selatan menunjukkan persentase
angka 58,7% dimana persentase ini masih di bawah angka nasional (75%).3
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,
prevalensi anak bertubuh pendek di Indonesia mencapai 37,2 persen. Jika
dibandingkan dengan data Riskesdas 2010, prevalensi ini meningkat 2 persen dari
1
35,6 persen. Terdapat 20 provinsi diatas prevalensi nasional dengan urutan dari
prevalensi tertinggi sampai terendah, yaitu: (1) Nusa Tenggara Timur, (2)
Sulawesi Barat, (3) Nusa Tenggara Barat, (4) Papua Barat, (5) Kalimantan
Selatan, (6) Lampung, (7) Sulawesi Tenggara, (8) Sumatera Utara, (9) Aceh, (10)
Kalimantan Tengah, (11) Maluku Utara, (12) Sulawesi Tengah, (13) Sulawesi
Selatan, (14) Maluku, (15) Papua, (16) Bengkulu, (17) Sumatera Barat, (18)
Gorontalo, (19) Kalimantan Barat dan (20) Jambi.4
Di Kalimantan Selatan, persentase anak bertubuh pendek mencapai 35,3%.
Masalah kesehatan masyarakat dianggap berat bila prevalensi anak bertumbuh
pendek sebesar 30 – 39 persen dan serius bila prevalensi anak bertubuh pendek
≥40 persen. Di sini persentase anak bertubuh pendek di Kalimantan Selatan dapat
digolongkan dalam kategori berat.4
Secara nasional, prevalensi gizi buruk-kurang pada tahun 2013 adalah 19,6
persen, terdiri dari 5,7 persen gizi buruk dan 13,9 persen gizi kurang. Jika
dibandingkan dengan angka prevalensi nasional tahun 2007 (18,4 %) dan tahun
2010 (17,9 %), hal ini terlihat meningkat. Perubahan terutama pada prevalensi gizi
buruk yaitu dari 5,4 persen tahun 2007, 4,9 persen pada tahun 2010, dan 5,7
persen tahun 2013. Sedangkan prevalensi gizi kurang naik sebesar 0,9 persen dari
2007 dan 2013. Kalimantan Selatan menempati urutan kelima provinsi yang
memiliki prevalensi gizi buruk tertinggi.4
Di sini, kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian
ASI masih relatif rendah, termasuk di dalamnya kurangnya pengetahuan ibu
hamil, keluarga dan masyarakat, akan pentingnya ASI.3
2
Dampak bayi yang tidak diberikan ASI adalah daya tahan tidak optimal,
perkembangan otak kurang, terjadinya gangguan pertumbuhan yang diawali
dengan kekurangan gizi, dan seringnya timbul alergi dan ruam yang tidak
diketahui penyebabnya.5
Berikut akan disajikan tinjauan pustaka yang berjudul Manfaat ASI
Eksklusif yang bertujuan untuk dapat mengetahui pentingnya pemberian ASI
eksklusif terhadap tumbuh kembang anak sehingga kedepannya angka pemberian
ASI eksklusif pada anak dapat lebih ditingkatkan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Susu Ibu (ASI)
2.1.1 Definisi
ASI merupakan makanan yang paling mudah dicerna dan yang terbaik
bagi bayi karena dapat memenuhi seluruh kebutuhan zat gizi untuk tumbuh dan
berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas.6
WHO menganjurkan pemberian ASI eksklusif, yakni bayi diberi ASI
selama 6 bulan pertama tanpa mendapat tambahan apapun. Selama ASI eksklusif
pemantauan tumbuh kembang bayi harus dilakukan rutin tiap bulan baik posyandu
atau di rumah sakit.7
ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan,
diberikan tanpa terjadwal dan tanpa memberikan makanan lain, seperti susu
formula, madu, jeruk, air teh, air putih dan tambahan makanan padat seperti
pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi tim, sampai bayi berumur 6 bulan.
Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberi ASI
sampai berumur dua tahun.8
2.1.2 Klasifikasi ASI
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:9
a. Kolostrum
Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar
mama yang mengandung jaringan debris dan sisa - sisa material yang terdapat
4
dalam alveoli dan duktus dari kelenjar mamaria sebelum dan segera sesudah
melahirkan anak. Kolostrum disekresi oleh kelenjar mamaria dari hari
pertama sampai hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi. Komposisi
kolostrum dari hari ke hari berubah dan merupakan cairan kental yang ideal
yang berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI matur.
Kolostrum juga merupakan suatu laxatif yang ideal untuk membersihkan
mekoneum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan
bayi untuk menerima makanan selanjutnya.
Kandungan protein kolostrum lebih tinggi dibandingkan ASI matur, tetapi
berbeda dengan ASI matur dimana protein yang utama adalah kasein, pada
kolostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat memberikan
daya perlindungan tubuh terhadap infeksi. Kolostrum juga lebih banyak
mengandung antibodi dibandingkan ASI matur yang dapat memberikan
perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama. Kadar karbohidrat dan
lemaknya jika dibandingkan lebih rendah dibandingkan dengan ASI matur.
energi lebih rendah dibandingkan ASI matur yaitu 58 kalori/100 ml
kolostrum. Dan mengandung vitamin larut lemak lebih tinggi, namun vitamin
larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari pada ASI matur .
Berikut ini merupakan ciri – ciri kolostrum :
1. Berwarna kekuning – kuningan, lebih kuning dari pada ASI matur.
2. Bila dipanaskan menggumpal, ASI matur tidak.
3. PH lebih alkalis dibandingkan ASI matur.
5
4. Lemaknya lebih banyak mengandung kolestrol dan lesitin di bandingkan
ASI matur.
5. Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus bayi
kurang sempurna, yang akan menambah kadar antibodi pada bayi.
6. Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.
b. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
ASI ini merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur.
Disekresi dari hari ke-4 hingga hari ke-10 dari masa laktasi, tetapi ada pula
yang berpendapat bahwa ASI matur baru akan terjadi pada minggu ke-3
hingga ke-5. ASI transisi ini memiliki kadar protein semakin rendah,
sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi, dan volumenya
semakin meningkat.
c. Air Susu Matur
ASI matur adalah ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, yang
memiliki komposisi relatif konstan, tetapi sebagian peneliti berpendapat
bahwa baru pada minggu ke-3 sampai ke-5 ASI komposisinya baru konstan.
ASI matur merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada
yang mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan makanan satu-satunya
yang diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi.
Berikut karakteristik ASI matur:9,10,11
1. Merupakan cairan putih kekuning - kuningan, karena mengandung
kasienat, riboflaum dan karotin.
2. Tidak menggumpal bila dipanaskan.
6
3. Volume: 300 – 850 ml/24 jam.
4. Terdapat faktor – faktor anti mikrobakteria, yaitu:
a. Antibodi terhadap bakteri dan virus.
b. Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type T)
c. Enzim (lysozime, lactoperoxidese)
d. Protein (lactoferrin, B12 binding Protein)
e. Faktor resisten terhadap staphylococcus.
f. Komplemen ( C3 dan C4)
g. Probiotik
h. Fosfolipid ASI merupakan sumber asam lemak tidak jenuh rantai
panjang (long chain polyunsaturated fatty acid , LCPUFA), terutama
AA dan DHA.
5. Komponen anti-inflamasi seperti vitamin A, C, dan E, sitokin, enzim dan
inhibitor enzim, prostaglandin E dan faktor pertumbuhan.
6. Hormon seperti insulin, tiroksin dan faktor pertumbuhan saraf.
2.1.3 Komposisi ASI
Kandungan kolostrum berbeda dengan air susu yang matur, karena
kandungannya yang berbeda dengan air susu yang matur dan jumlah kolostrum
hanya sekitar 1% dalam air susu matur. Kolostrum lebih banyak mengandung
imunoglobin A (Ig A), laktoterin dan sel darah putih, yang semuanya sangat
penting untuk pertahanan tubuh bayi, terhadap serangan penyakit (infeksi), lebih
sedikit mengandung lemak dan laktosa, lebih banyak, mengandung vitamin dan
lebih banyak mengandung mineral natrium (Na) dan seng (Zn).2
7
Berdasarkan sumber dari Food and Nutrition Board National research
Council diperoleh perkiraan komposisi ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml
seperti tertera pada tabel berikut:2
Tabel 2.1 Komposisi ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml
Zat – Zat Gizi ASI Susu Sapi
Energi (K Cal)
Protein (g)
- Kasein /whey
- Kasein (mg)
- Laktamil bumil (mg)
- Laktoferin (mg)
- Ig A (mg)
Laktosa (g)
Lemak (g)
Vitamin
- Vit A (mg)
- Vit B1 (mg)
- Vit B2 (mg)
- Asam Nikotinik (mg)
- Vit B6 (mg)
- Asam pantotenik
- Biotin
70
0,9
1 : 1,5
187
161
167
142
7,3
4,2
75
14
40
160
12-15
246
0,6
65
3,4
1 : 1,2
-
-
-
-
4,8
3,9
41
43
145
82
64
340
2,8
8
- Asam folat
- Vit B12
- Vit C
- Vit D (mg)
- Vit Z
- Vit K
Mineral
- Kalsium (mg)
- Klorin (mg)
- Tembaga (mg)
- Zat besi (ferrum)(mg)
- Magnesium (mg)
- Fosfor (mg)
- Potassium (mg)
- Sodium (mg)
- Sulfur (mg)
0,1
0,1
5
0,04
0,25
1,5
35
40
40
100
4
15
57
15
14
1,3
0,6
1,1
0,02
0,07
6
1302
120
145
58
12
120
145
58
30
Perbandingan komposisi ASI dan susu sapi dapat dilihat pada tabel 2.1.,
dimana susu sapi mengandung sekitar tiga kali lebih banyak protein daripada ASI.
Sebagian besar dari protein tersebut adalah kasein, dan sisanya berupa protein
whey yang larut. Kandungan kasein yang tinggi akan membentuk gumpalan yang
relatif keras dalam lambung bayi. Bila bayi diberi susu sapi, sedangkan ASI
9
walaupun mengandung lebih sedikit total protein, namun bagian protein
“whey”nya lebih banyak, sehingga akan membentuk gumpalan yang lunak dan
lebih mudah dicerna serta diserap oleh usus bayi.2
Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal dari
lemak, yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan dengan
lemak susu sapi, sebab ASI mengandung lebih banyak enzim pemecah lemak
(lipase). Kandungan total lemak sangat bervariasi dari satu ibu ke ibu lainnya, dari
satu fase laktasi air susu yang pertama kali keluar hanya mengandung sekitar 1 –
2% lemak dan terlihat encer. Air susu yang encer ini akan membantu memuaskan
rasa haus bayi waktu mulai menyusui. Air susu berikutnya disebut “Hind milk”,
mengandung sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak. Ini akan
memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting
diperhatikan agar bayi, banyak memperoleh air susu ini.2
2.1.4. Keunggulan ASI dan Manfaat Menyusui
Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek
yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan,
neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.12
1. Aspek Gizi.
Manfaat kolostrum antara lain:
a. Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi
dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
b. Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi
pada hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk
10
memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan
pada bayi.
c. Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung
karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi
pada hari pertama kelahiran.
d. Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama
berwarna hitam kehijauan.
Manfaat ASI berdasarkan komposisinya antara lain:
a. ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga
mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat gizi yang terdapat dalam
ASI tersebut.
b. ASI mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan
dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
c. Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara
Whey dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whey dengan Casein
merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI
mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan
protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai
perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.
Selain itu, ASI kaya akan komposisi Taurin, DHA dan AA. Taurin adalah
sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai
neurotransmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan
11
pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya
gangguan pada retina mata.
Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam
lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan
untuk pembentukan sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI
sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping
itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi
pembentuknya (precursor) yaitu Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam
linoleat).
2. Aspek Imunologik
a. ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
b. Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi.
Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli
dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
c. Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan
yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
d. Lisosim, enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan
salmonella) dan virus. Jumlah lisosim dalam ASI 300 kali lebih banyak
daripada susu sapi.
e. Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil.
Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT)
antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi
12
saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT)
antibodi jaringan payudara ibu.
f. Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang
pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman
flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang
merugikan.
2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan
2.2.1. Definisi
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
intra seluler berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.13
Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat
tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan
belajar, terdiri dari kemampuan gerak kasar dan halus,
pendengaran, penglihatan, komunikasi, bicara, emosi-sosial,
kemandirian, intelegensia, dan perkembangan moral.14
Pertumbuhan terjadi secara simultan dengaan perkembangan. Berbeda
dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan
susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan
sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi
tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh.13
13
2.2.2. Prinsip Tumbuh Kembang Anak
Proses tumbuh kembang anak yang mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling
berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:13
a. Perkembangan menimbulkan perubahan
Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap
pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan
intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut
saraf.
b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya.
Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia
melewati tahapan sebelumnya.
c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang
berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi
organ dan perkembangan pada masing-masing.
d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian
terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak
sehat bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah
kepandaiannya.
e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
14
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap,
yaitu:
1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju
kearah anggota tubuh.
2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar)
lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai
kemampuan gerak halus.
2.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak
Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak dimulai dari masa prenatal
dan pascanatal. Pada masa prenatal, masa selama dua minggu setelah pembuahan,
atau disebut masa praembrio, terjadi terjadi pembelahan sel telur yang telah
dibuahi. Sedangkan pada usia kehamilan 2-8 minggu disebut sebagai masa
embrio.15
Awal pembentukan susunan saraf pusat atau otak dimulai setelah kehamilan 8
minggu. Pertumbuhan dan perkembangan otak dimulai dengan pembentukan
lempeng saraf (neural plate) pada masa embrio yakni sekitar hari ke-16.
Kemudian menggulung membentuk tabung saraf (neural tube) pada hari ke-22.15
Pada minggu ke-5, mulailah terlihat cikal bakal otak besar di ujung tabung
saraf. Selanjutnya terbentuklah batang otak, sebelum (otak kecil), dan bagian-
bagian lainnya. 15
Perkembangan otak sangat kompleks dan memerlukan beberapa seri proses
perkembangan, yang terjadi atas penambahan (proliferasi) sel, perpindahan
15
(migrasi sel), perubahan (diferensiasi) sel, pembentukan jalinan saraf satu dengan
yang lainnya (sinaps), dan pembentukan terselubung saraf (myelinisasi).15
Sel saraf (neuron) pada permulaan terbentuknya masih sederhana, mengalami
pembelahan menjadi banyak, dan proses ini disebut proliferasi. Proses proliferasi
ini berlangsung selama kehamilan 4-24 minggu, dan selesai pada waktu bayi
lahir.15
Setelah proses proliferasi, sel saraf akan bermigrasi ke tempat yang
semestinya. Proses migrasi berlangsung sejak kehamilan kira-kira minggu ke 16
sampai akhir bulan ke-6 masa gestasi. Proses migrasi ini terjadi secara
bergelombang, yaitu sel saraf yang bermigrasi awal akan menempati lapisan
dalam, dan yang bermigrasi kemudian menempati lapisan luar korteks serebri.15
Pada akhir bulan ke-6, lempeng korteks ini sudah memiliki komponen sel
neuron yang lengkap dan sudah tampak adanya diferensiasi menjadi 6 lapis seperti
orang dewasa.15
Di tempat yang semestinya, sel saraf mengalami proses diferensiasi
(perubahan bentuk, komposisi dan fungsi). Sel saraf berubah menjadi neuron
dengan cabang-cabangnya dan terbentuk pula sel penunjang (sel Glia). Fungsi sel
ini adalah mengatur kehidupan kita sehari-hari.15
Bagian-bagian utama otak bayi yang baru lahir itu sebenarnya sudah lengkap
terbentuk. Otak bayi dan anak merupakan organ tubuh yang masih tumbuh dan
berkembang. Otak bayi dan anak akan tumbuh menjadi besar, lebih besar dan
masih berkembang dari otak yang semula belum matang menjadi matang. Dalam
16
proses pematangan otak tersebut, perlu ditunjang dengan pemenuhan zat gizi yang
tepat. 15
Pemenuhan kebutuhan zat gizi dilakukan melalui pemberian ASI secara
tunggal (ASI eksklusif) sejak hari pertamanya hingga usia enam bulan. Komposisi
zat gizi di dalam ASI demikian sempurna untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
yang secara khusus diperlukan untuk menunjang proses tumbuh kembang otak. 15
Selain dari zat gizi, menurut Soetjiningsih secara umum terdapat dua faktor
yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu faktor genetik (intrinsik) dan
faktor lingkungan (ekstrinsik). Faktor genetik merupakan modal dasar dalam
mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Faktor ini adalah bawaan
yang normal dan patologis, jenis kelamin, suku bangsa/bahasa, gangguan
pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor ini, sedangkan di
negara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh
faktor genetik juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh
kembang anak yang optimal.14
a. Faktor Internal (genetik)
Soetjiningsih (1998) mengungkapakan bahwa faktor genetik merupakan
modal dasar mencapai hasil pertumbuhan. Melalui genetik yang berada di
dalam sel telur yang telah dibuah, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas
pertumbuhan. Faktor genetik antara lain termasuk berbagai faktor bawaan
yang normal dan patologis, jenis kelamin, obsetrik dan rasa atau suku bangsa.
Apabila potensi genetik ini dapat berinteraksi dalam lingkungan yang baik
dan optimal maka akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal pula.14
17
b. Faktor Eksternal (lingkungan)
Secara garis besar, faktor lingkungan dapat dibagi dua yaitu: lingkungan
prenatal dan lingkungan pascanatal. Faktor lingkungan pasacanatal yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan anak yaitu: lingkungan biologis,
lingkungan fisik, faktor psikososial, faktor keluarga dan adat istiadat.14
a) Lingkungan biologis, yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah ras,
jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap
penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme yang saling terkait satu
dengan yang lainnya
b) Lingkungan fisik, dapat mempengaruhi pertumbuhan adalah cuaca,
keadaan geografis, sanitasi lingkungan, dan radiasi. Di daerah
pengunungan yang kandungan yodiumnya sangat rendah dapat
mengakibatkan GAKY yang pertumbuhannya terhambat seperti
kretinisme. Sanitasi lingkungan yang kurang baik memungkinkan
terjadinya berbagai penyakit antara lain diare, kecacingan dan infeksi
saluran pencernaan yang mengakibatkan penyerapan zat gizi terganggu
sehingga pertumbuhan akan terganggu.
c) Faktor psikososial, stimulasi (rangsangan), motivasi, ganjaran atau
hukuman, stress, lingkungan sekolah, cinta, dan kasih sayang serta kualitas
interaksi anak dan orang tua.
d) Faktor keluarga dan adat istiadat, pekerjaan atau pendapatan keluarga,
stabilitas rumah tangga, adat istiadat, normal dan tabu serta urbanisasi.
18
e) Faktor sosial ekonomi, pendidikan, pekerjaan, teknologi, budaya dan
pendapatan keluarga. Faktor tersebut berinteraksi satu dengan yang
lainnya sehingga dapat mempengaruhi masukan zat gizi dan infeksi pada
anak pada akhirnya akan mengakibatkan pertumbuhan terganggu
2.2.4. Pengaruh ASI terhadap Tumbuh Kembang Anak
Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Kekurangan
gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dan
dapat pula menyebabkan penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak,
kekurangan gizi akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan,
bila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa.16
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 yang mengacu pada resolusi
Word Health Assembly (WHO, 2001), menyatakan bahwa untuk mencapai
pertumbuhan perkembangan dan kesehatan optimal, bayi harus diberi ASI
eksklusif selama 6 bulan pertama. 16
Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global Strategy for
Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF tahun 2001 merekomendasikan
empat hal penting yang harus dilakukan yaitu, pertama memberikan ASI kepada
bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya
ASI saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6
bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi
berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai
anak berusia 24 bulan atau lebih.16
19
Usia 0 – 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang
pesat, sehingga sering diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis.
Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini, bayi dan anak memperoleh
asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi
dan anak pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya,
maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu
tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.16
ASI sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan
perkembangan bayi, karena di dalamnya banyak mengandung
zat gizi yang lebih baik daripada zat gizi yang terkandung dalam
susu sapi, beberapa kandungan zat gizi tersebut antara lain:
protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin. Protein adalah
bahan baku untuk tumbuh, kualitas protein sangat penting
selama tahun pertama kehidupan bayi, karena pada saat ini
pertumbuhan bayi paling cepat. ASI mengandung 10 protein
khusus yang dirancang untuk pertumbuhan bayi.17
Nilai nutrisi ASI lebih besar dibandingkan susu formula, karena
mengandung lemak, karbohidrat, protein dan air dalam jumlah yang tepat untuk
pencernaan, perkembangan otak dan pertumbuhan anak. Kandungan nutrisinya
yang unik menyebabkan ASI memiliki keunggulan yang tidak dapat ditiru oleh
susu formula apapun. Jenis asam lemak yang terdapat di dalam ASI mempunyai
pengaruh terhadap perkembangan otak yang menyebabkan kemampuan melihat
dan fungsi kognitif anak berkembang lebih awal.18
20
Susu formula bayi dirancang untuk memberikan bayi nilai gizi yang sama
dengan susu ASI. Namun, ada banyak komponen biologis (yaitu antibodi maternal
yang diturunkan) yang tidak dapat direproduksi. Ada bukti dalam literatur untuk
mendukung hipotesis bahwa menyusui dengan ASI memberikan manfaat bagi
bayi dalam hal pertumbuhan dan perkembangan bayi.19
ASI merupakan sumber asam lemak esensial (asam lemak yang harus
dipenuhi kebutuhannya dari luar tubuh) yaitu asam linoleat dan asam alfa-
linolenat. Kedua asam lemak esensial ini di dalam tubuh bayi diubah menjadi
DHA (asam dekosaheksanoik) dan AA (asam arakhidonat).20
Perlu diketahui, lipid (lemak) di dalam ASI terutama terdapat dalam
bentuk trigeliserida (98-99%). Sedangkan sisanya, sebanyak 1-2%, adalah
fosfolipid dan kolesterol. Lipid di dalam ASI berfungsi sebagai sumber energi.
Selain itu, lipid juga berfungsi sebagai mikronutrien yang penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan otak. Lipid sebagai mikronutrien terutama
terdapat dalam bentuk fosfolipid. Fosfolipid ASI merupakan sumber asam lemak
tidak jenuh rantai panjang (long chain polyunsaturated fatty acid , LCPUFA),
terutama AA dan DHA yang merupakan komponen penting ASI yang tidak
terdapat pada susu formula.20
Menurut Gopalan (2002), LCPUFA merupakan komponen yang esensial
selama periode perinatal, karena fetus dan bayi baru lahir tidak dapat mensintesis
sejumlah AA dan DHA yang mencukupi dari prekursornya. Padahal, pada saat
lahir dan masa awal kehidupan telah dihasilkan kurang lebih 6-10 ribu hubungan
sinaps antar sel syaraf. Materi dasar untuk terbentuknya sinaps ini adalah adanya
21
asam lemak esensial di dalam ASI. Oleh karena itu, perkembangan mental dan
kecerdasan bergantung pada kecukupan suplai asam lemak esensial dan LCPUFA
pada tahapan krusial tersebut. 20
Apabila tubuh bayi mendapat DHA dalam jumlah yang mencukupi
melalui ASI ibunya, maka proses pembentukan otak serta pematangan sel saraf di
dalam otaknya akan berjalan dengan baik. 20
Kadar DHA di dalam ASI yang sesuai dengan kebutuhan tubuh bayi,
memungkinkan proses plastisitas (proses pembentukan hubungan baru di antara
sel saraf) berjalan dengan optimal. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan
kecerdasan berbahasa yang baik serta IQ (Intelegence Quotient) yang tinggi.
Hasil meta analisis James Anderson et al (1999) menyebutkan bahwa anak yang
diberikan ASI memiki skor tes perkembangan kognitif yang lebih tinggi
dibandingkan anak yang diberikan susu formula.20,21
Sebelum usia enam bulan anak tidak perlu diberikan makanan atau
minuman apapun, karena kebutuhan gizi bayi dapat dipenuhi oleh ASI. Bayi baru
siap untuk makan atau minum selain ASI pada usia 6-9 bulan. Sekresi enzim yang
berfungsi untuk menguraikan karbohidrat (polisakarida) seperti enzim amilase
(deltaamilase) yang dihasilkan oleh pankreas belum disekresi selama 3 bulan
pertama dan hanya terdapat dalam jumlah sedikit sampai bayi berusia 6 bulan.
Pencernaan polisakarida yang tidak sempurna pada bayi usia muda dapat
mengganggu penyerapan zat gizi lain dan dapat mengakibatkan gangguan
pertumbuhan.22
22
Menurut Soekirman (2006) sebelum usia enam bulan sistem pencernaan
bayi belum dapat mencerna makanan atau minuman selain ASI, sehingga apabila
dipaksakan maka bayi berpotensi menderita infeksi terutama pada sistem
pencernaan. Dampak yang sering terjadi secara langsung pada bayi diantaranya
adalah gangguan pencernaan seperti diare, sulit BAB, muntah, serta bayi akan
mengalami gangguan menyusu. Anak-anak yang mengalami infeksi ini sangat
mudah mengalami penurunan status gizi.23
BAB III
PENUTUP
23
ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi dimana memegang peranan
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi. Sebelum usia enam bulan
anak tidak perlu diberikan makanan atau minuman apapun, karena kebutuhan gizi
bayi dapat dipenuhi oleh ASI eksklusif.
Dampak bayi yang tidak diberikan ASI adalah daya tahan tubuh tidak
optimal, perkembangan otak kurang, terjadinya gangguan pertumbuhan yang
diawali dengan kekurangan gizi, dan seringnya timbul alergi dan ruam yang tidak
diketahui penyebabnya.
24