Makalah Penyuluhan

36
BAB I PENDAHULUAN Air susu ibu (ASI) merupakan bentuk makanan tradisional dan ideal untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. ASI sanggup memenuhi kebutuhan gizi bayi untuk masa hidup enam bulan pertama. Sebagai makanan terbaik untuk bayi memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan dan mempertahankan kelangsungan hidup bayi. Oleh karena manfaat ASI sangat besar, maka bayi umur 0 - 6 bulan pertama dianjurkan hanya diberikan ASI tanpa makanan tambahan. Pemberian ASI saja tanpa pemberian makanan tambahan lain sampai bayi berumur 6 bulan disebut ASI Eksklusif dan hal ini merupakan satu cara mencapai kesejahteraan ibu dan anak. 1 Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh, termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. 2 Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan pemberian ASI 1

description

IKM

Transcript of Makalah Penyuluhan

BAB I

PENDAHULUAN

 

Air susu ibu (ASI) merupakan bentuk makanan tradisional dan ideal untuk

memenuhi kebutuhan gizi anak. ASI sanggup memenuhi kebutuhan gizi bayi

untuk masa hidup enam bulan pertama. Sebagai makanan terbaik untuk bayi

memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan dan mempertahankan

kelangsungan hidup bayi. Oleh karena manfaat ASI sangat besar, maka bayi umur

0 - 6 bulan pertama dianjurkan hanya diberikan ASI tanpa makanan tambahan.

Pemberian ASI saja tanpa pemberian makanan tambahan lain sampai bayi

berumur 6 bulan disebut ASI Eksklusif dan hal ini merupakan satu cara mencapai

kesejahteraan ibu dan anak.1

Pertumbuhan dan perkembangan bayi dan balita sebagian besar ditentukan

oleh jumlah ASI yang diperoleh, termasuk energi dan zat gizi lainnya yang

terkandung di dalam ASI tersebut.2 Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun

2013 menunjukkan pemberian ASI di Indonesia saat ini mengalami kenaikan dari

29,3% pada tahun 2010 menjadi 34,5% pada tahun 2013. Cakupan pemberian ASI

eksklusif 0 – 6 bulan menurut provinsi pada tahun 2013 menyatakan bahwa

cakupan pemberian ASI eksklusif di Kalimantan Selatan menunjukkan persentase

angka 58,7% dimana persentase ini masih di bawah angka nasional (75%).3

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013,

prevalensi anak bertubuh pendek di Indonesia mencapai 37,2 persen. Jika

dibandingkan dengan data Riskesdas 2010, prevalensi ini meningkat 2 persen dari

1

35,6 persen. Terdapat 20 provinsi diatas prevalensi nasional dengan urutan dari

prevalensi tertinggi sampai terendah, yaitu: (1) Nusa Tenggara Timur, (2)

Sulawesi Barat, (3) Nusa Tenggara Barat, (4) Papua Barat, (5) Kalimantan

Selatan, (6) Lampung, (7) Sulawesi Tenggara, (8) Sumatera Utara, (9) Aceh, (10)

Kalimantan Tengah, (11) Maluku Utara, (12) Sulawesi Tengah, (13) Sulawesi

Selatan, (14) Maluku, (15) Papua, (16) Bengkulu, (17) Sumatera Barat, (18)

Gorontalo, (19) Kalimantan Barat dan (20) Jambi.4

Di Kalimantan Selatan, persentase anak bertubuh pendek mencapai 35,3%.

Masalah kesehatan masyarakat dianggap berat bila prevalensi anak bertumbuh

pendek sebesar 30 – 39 persen dan serius bila prevalensi anak bertubuh pendek

≥40 persen. Di sini persentase anak bertubuh pendek di Kalimantan Selatan dapat

digolongkan dalam kategori berat.4

Secara nasional, prevalensi gizi buruk-kurang pada tahun 2013 adalah 19,6

persen, terdiri dari 5,7 persen gizi buruk dan 13,9 persen gizi kurang. Jika

dibandingkan dengan angka prevalensi nasional tahun 2007 (18,4 %) dan tahun

2010 (17,9 %), hal ini terlihat meningkat. Perubahan terutama pada prevalensi gizi

buruk yaitu dari 5,4 persen tahun 2007, 4,9 persen pada tahun 2010, dan 5,7

persen tahun 2013. Sedangkan prevalensi gizi kurang naik sebesar 0,9 persen dari

2007 dan 2013. Kalimantan Selatan menempati urutan kelima provinsi yang

memiliki prevalensi gizi buruk tertinggi.4

Di sini, kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian

ASI masih relatif rendah, termasuk di dalamnya kurangnya pengetahuan ibu

hamil, keluarga dan masyarakat, akan pentingnya ASI.3

2

Dampak bayi yang tidak diberikan ASI adalah daya tahan tidak optimal,

perkembangan otak kurang, terjadinya gangguan pertumbuhan yang diawali

dengan kekurangan gizi, dan seringnya timbul alergi dan ruam yang tidak

diketahui penyebabnya.5

Berikut akan disajikan tinjauan pustaka yang berjudul Manfaat ASI

Eksklusif yang bertujuan untuk dapat mengetahui pentingnya pemberian ASI

eksklusif terhadap tumbuh kembang anak sehingga kedepannya angka pemberian

ASI eksklusif pada anak dapat lebih ditingkatkan.

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Susu Ibu (ASI)

2.1.1 Definisi

ASI merupakan makanan yang paling mudah dicerna dan yang terbaik

bagi bayi karena dapat memenuhi seluruh kebutuhan zat gizi untuk tumbuh dan

berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas.6

WHO menganjurkan pemberian ASI eksklusif, yakni bayi diberi ASI

selama 6 bulan pertama tanpa mendapat tambahan apapun. Selama ASI eksklusif

pemantauan tumbuh kembang bayi harus dilakukan rutin tiap bulan baik posyandu

atau di rumah sakit.7

ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan,

diberikan tanpa terjadwal dan tanpa memberikan makanan lain, seperti susu

formula, madu, jeruk, air teh, air putih dan tambahan makanan padat seperti

pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi tim, sampai bayi berumur 6 bulan.

Setelah 6 bulan, bayi mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberi ASI

sampai berumur dua tahun.8

2.1.2 Klasifikasi ASI

Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:9

a. Kolostrum

Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar

mama yang mengandung jaringan debris dan sisa - sisa material yang terdapat

4

dalam alveoli dan duktus dari kelenjar mamaria sebelum dan segera sesudah

melahirkan anak. Kolostrum disekresi oleh kelenjar mamaria dari hari

pertama sampai hari ketiga atau keempat, dari masa laktasi. Komposisi

kolostrum dari hari ke hari berubah dan merupakan cairan kental yang ideal

yang berwarna kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan ASI matur.

Kolostrum juga merupakan suatu laxatif yang ideal untuk membersihkan

mekoneum usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan

bayi untuk menerima makanan selanjutnya.

Kandungan protein kolostrum lebih tinggi dibandingkan ASI matur, tetapi

berbeda dengan ASI matur dimana protein yang utama adalah kasein, pada

kolostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat memberikan

daya perlindungan tubuh terhadap infeksi. Kolostrum juga lebih banyak

mengandung antibodi dibandingkan ASI matur yang dapat memberikan

perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama. Kadar karbohidrat dan

lemaknya jika dibandingkan lebih rendah dibandingkan dengan ASI matur.

energi lebih rendah dibandingkan ASI matur yaitu 58 kalori/100 ml

kolostrum. Dan mengandung vitamin larut lemak lebih tinggi, namun vitamin

larut dalam air dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari pada ASI matur .

Berikut ini merupakan ciri – ciri kolostrum :

1. Berwarna kekuning – kuningan, lebih kuning dari pada ASI matur.

2. Bila dipanaskan menggumpal, ASI matur tidak.

3. PH lebih alkalis dibandingkan ASI matur.

5

4. Lemaknya lebih banyak mengandung kolestrol dan lesitin di bandingkan

ASI matur.

5. Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus bayi

kurang sempurna, yang akan menambah kadar antibodi pada bayi.

6. Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.

b. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)

ASI ini merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI matur.

Disekresi dari hari ke-4 hingga hari ke-10 dari masa laktasi, tetapi ada pula

yang berpendapat bahwa ASI matur baru akan terjadi pada minggu ke-3

hingga ke-5. ASI transisi ini memiliki kadar protein semakin rendah,

sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi, dan volumenya

semakin meningkat.

c. Air Susu Matur

ASI matur adalah ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, yang

memiliki komposisi relatif konstan, tetapi sebagian peneliti berpendapat

bahwa baru pada minggu ke-3 sampai ke-5 ASI komposisinya baru konstan.

ASI matur merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada

yang mengatakan pada ibu yang sehat ASI merupakan makanan satu-satunya

yang diberikan selama 6 bulan pertama bagi bayi.

Berikut karakteristik ASI matur:9,10,11

1. Merupakan cairan putih kekuning - kuningan, karena mengandung

kasienat, riboflaum dan karotin.

2. Tidak menggumpal bila dipanaskan.

6

3. Volume: 300 – 850 ml/24 jam.

4. Terdapat faktor – faktor anti mikrobakteria, yaitu:

a. Antibodi terhadap bakteri dan virus.

b. Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type T)

c. Enzim (lysozime, lactoperoxidese)

d. Protein (lactoferrin, B12 binding Protein)

e. Faktor resisten terhadap staphylococcus.

f. Komplemen ( C3 dan C4)

g. Probiotik

h. Fosfolipid ASI merupakan sumber asam lemak tidak jenuh rantai

panjang (long chain polyunsaturated fatty acid , LCPUFA), terutama

AA dan DHA.

5. Komponen anti-inflamasi seperti vitamin A, C, dan E, sitokin, enzim dan

inhibitor enzim, prostaglandin E dan faktor pertumbuhan.

6. Hormon seperti insulin, tiroksin dan faktor pertumbuhan saraf.

2.1.3 Komposisi ASI

Kandungan kolostrum berbeda dengan air susu yang matur, karena

kandungannya yang berbeda dengan air susu yang matur dan jumlah kolostrum

hanya sekitar 1% dalam air susu matur. Kolostrum lebih banyak mengandung

imunoglobin A (Ig A), laktoterin dan sel darah putih, yang semuanya sangat

penting untuk pertahanan tubuh bayi, terhadap serangan penyakit (infeksi), lebih

sedikit mengandung lemak dan laktosa, lebih banyak, mengandung vitamin dan

lebih banyak mengandung mineral natrium (Na) dan seng (Zn).2

7

Berdasarkan sumber dari Food and Nutrition Board National research

Council diperoleh perkiraan komposisi ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml

seperti tertera pada tabel berikut:2

Tabel 2.1 Komposisi ASI dan susu sapi untuk setiap 100 ml

Zat – Zat Gizi ASI Susu Sapi

Energi (K Cal)

Protein (g)

- Kasein /whey

- Kasein (mg)

- Laktamil bumil (mg)

- Laktoferin (mg)

- Ig A (mg)

Laktosa (g)

Lemak (g)

Vitamin

- Vit A (mg)

- Vit B1 (mg)

- Vit B2 (mg)

- Asam Nikotinik (mg)

- Vit B6 (mg)

- Asam pantotenik

- Biotin

70

0,9

1 : 1,5

187

161

167

142

7,3

4,2

75

14

40

160

12-15

246

0,6

65

3,4

1 : 1,2

-

-

-

-

4,8

3,9

41

43

145

82

64

340

2,8

8

- Asam folat

- Vit B12

- Vit C

- Vit D (mg)

- Vit Z

- Vit K

Mineral

- Kalsium (mg)

- Klorin (mg)

- Tembaga (mg)

- Zat besi (ferrum)(mg)

- Magnesium (mg)

- Fosfor (mg)

- Potassium (mg)

- Sodium (mg)

- Sulfur (mg)

0,1

0,1

5

0,04

0,25

1,5

35

40

40

100

4

15

57

15

14

1,3

0,6

1,1

0,02

0,07

6

1302

120

145

58

12

120

145

58

30

Perbandingan komposisi ASI dan susu sapi dapat dilihat pada tabel 2.1.,

dimana susu sapi mengandung sekitar tiga kali lebih banyak protein daripada ASI.

Sebagian besar dari protein tersebut adalah kasein, dan sisanya berupa protein

whey yang larut. Kandungan kasein yang tinggi akan membentuk gumpalan yang

relatif keras dalam lambung bayi. Bila bayi diberi susu sapi, sedangkan ASI

9

walaupun mengandung lebih sedikit total protein, namun bagian protein

“whey”nya lebih banyak, sehingga akan membentuk gumpalan yang lunak dan

lebih mudah dicerna serta diserap oleh usus bayi.2

Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal dari

lemak, yang lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan dengan

lemak susu sapi, sebab ASI mengandung lebih banyak enzim pemecah lemak

(lipase). Kandungan total lemak sangat bervariasi dari satu ibu ke ibu lainnya, dari

satu fase laktasi air susu yang pertama kali keluar hanya mengandung sekitar 1 –

2% lemak dan terlihat encer. Air susu yang encer ini akan membantu memuaskan

rasa haus bayi waktu mulai menyusui. Air susu berikutnya disebut “Hind milk”,

mengandung sedikitnya tiga sampai empat kali lebih banyak lemak. Ini akan

memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi, sehingga penting

diperhatikan agar bayi, banyak memperoleh air susu ini.2

2.1.4. Keunggulan ASI dan Manfaat Menyusui

Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek

yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan,

neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.12

1. Aspek Gizi.

Manfaat kolostrum antara lain:

a. Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi

dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.

b. Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi

pada hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk

10

memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan

pada bayi.

c. Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi dan mengandung

karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi

pada hari pertama kelahiran.

d. Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama

berwarna hitam kehijauan.

Manfaat ASI berdasarkan komposisinya antara lain:

a. ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga

mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat gizi yang terdapat dalam

ASI tersebut.

b. ASI mengandung zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan

dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.

c. Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara

Whey dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whey dengan Casein

merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI

mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan

protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai

perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.

Selain itu, ASI kaya akan komposisi Taurin, DHA dan AA. Taurin adalah

sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai

neurotransmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan

11

pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya

gangguan pada retina mata.

Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam

lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan

untuk pembentukan sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI

sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping

itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi

pembentuknya (precursor) yaitu Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam

linoleat).

2. Aspek Imunologik

a. ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.

b. Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi.

Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli

dan berbagai virus pada saluran pencernaan.

c. Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan

yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.

d. Lisosim, enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan

salmonella) dan virus. Jumlah lisosim dalam ASI 300 kali lebih banyak

daripada susu sapi.

e. Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil.

Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT)

antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi

12

saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT)

antibodi jaringan payudara ibu.

f. Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang

pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman

flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang

merugikan.

2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan

2.2.1. Definisi

Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan

intra seluler berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau

keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.13

Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat

tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan

belajar, terdiri dari kemampuan gerak kasar dan halus,

pendengaran, penglihatan, komunikasi, bicara, emosi-sosial,

kemandirian, intelegensia, dan perkembangan moral.14

Pertumbuhan terjadi secara simultan dengaan perkembangan. Berbeda

dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan

susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan

sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua fungsi

tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang utuh.13

13

2.2.2. Prinsip Tumbuh Kembang Anak

Proses tumbuh kembang anak yang mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling

berkaitan. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut:13

a. Perkembangan menimbulkan perubahan

Perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap

pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya perkembangan

intelegensia pada seorang anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut

saraf.

b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan

selanjutnya.

Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia

melewati tahapan sebelumnya.

c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda

Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang

berbeda-beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi

organ dan perkembangan pada masing-masing.

d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian

terjadi peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain. Anak

sehat bertambah umur, bertambah berat dan tinggi badannya serta bertambah

kepandaiannya.

e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap

14

Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap,

yaitu:

1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju

kearah anggota tubuh.

2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak kasar)

lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai

kemampuan gerak halus.

2.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak dimulai dari masa prenatal

dan pascanatal. Pada masa prenatal, masa selama dua minggu setelah pembuahan,

atau disebut masa praembrio, terjadi terjadi pembelahan sel telur yang telah

dibuahi. Sedangkan pada usia kehamilan 2-8 minggu disebut sebagai masa

embrio.15

Awal pembentukan susunan saraf pusat atau otak dimulai setelah kehamilan 8

minggu. Pertumbuhan dan perkembangan otak dimulai dengan pembentukan

lempeng saraf (neural plate) pada masa embrio yakni sekitar hari ke-16.

Kemudian menggulung membentuk tabung saraf (neural tube) pada hari ke-22.15

Pada minggu ke-5, mulailah terlihat cikal bakal otak besar di ujung tabung

saraf. Selanjutnya terbentuklah batang otak, sebelum (otak kecil), dan bagian-

bagian lainnya. 15

Perkembangan otak sangat kompleks dan memerlukan beberapa seri proses

perkembangan, yang terjadi atas penambahan (proliferasi) sel, perpindahan

15

(migrasi sel), perubahan (diferensiasi) sel, pembentukan jalinan saraf satu dengan

yang lainnya (sinaps), dan pembentukan terselubung saraf (myelinisasi).15

Sel saraf (neuron) pada permulaan terbentuknya masih sederhana, mengalami

pembelahan menjadi banyak, dan proses ini disebut proliferasi. Proses proliferasi

ini berlangsung selama kehamilan 4-24 minggu, dan selesai pada waktu bayi

lahir.15

Setelah proses proliferasi, sel saraf akan bermigrasi ke tempat yang

semestinya. Proses migrasi berlangsung sejak kehamilan kira-kira minggu ke 16

sampai akhir bulan ke-6 masa gestasi. Proses migrasi ini terjadi secara

bergelombang, yaitu sel saraf yang bermigrasi awal akan menempati lapisan

dalam, dan yang bermigrasi kemudian menempati lapisan luar korteks serebri.15

Pada akhir bulan ke-6, lempeng korteks ini sudah memiliki komponen sel

neuron yang lengkap dan sudah tampak adanya diferensiasi menjadi 6 lapis seperti

orang dewasa.15

Di tempat yang semestinya, sel saraf mengalami proses diferensiasi

(perubahan bentuk, komposisi dan fungsi). Sel saraf berubah menjadi neuron

dengan cabang-cabangnya dan terbentuk pula sel penunjang (sel Glia). Fungsi sel

ini adalah mengatur kehidupan kita sehari-hari.15

Bagian-bagian utama otak bayi yang baru lahir itu sebenarnya sudah lengkap

terbentuk. Otak bayi dan anak merupakan organ tubuh yang masih tumbuh dan

berkembang. Otak bayi dan anak akan tumbuh menjadi besar, lebih besar dan

masih berkembang dari otak yang semula belum matang menjadi matang. Dalam

16

proses pematangan otak tersebut, perlu ditunjang dengan pemenuhan zat gizi yang

tepat. 15

Pemenuhan kebutuhan zat gizi dilakukan melalui pemberian ASI secara

tunggal (ASI eksklusif) sejak hari pertamanya hingga usia enam bulan. Komposisi

zat gizi di dalam ASI demikian sempurna untuk memenuhi kebutuhan zat gizi

yang secara khusus diperlukan untuk menunjang proses tumbuh kembang otak. 15

Selain dari zat gizi, menurut Soetjiningsih secara umum terdapat dua faktor

yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu faktor genetik (intrinsik) dan

faktor lingkungan (ekstrinsik). Faktor genetik merupakan modal dasar dalam

mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Faktor ini adalah bawaan

yang normal dan patologis, jenis kelamin, suku bangsa/bahasa, gangguan

pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor ini, sedangkan di

negara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh

faktor genetik juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh

kembang anak yang optimal.14

a. Faktor Internal (genetik)

Soetjiningsih (1998) mengungkapakan bahwa faktor genetik merupakan

modal dasar mencapai hasil pertumbuhan. Melalui genetik yang berada di

dalam sel telur yang telah dibuah, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas

pertumbuhan. Faktor genetik antara lain termasuk berbagai faktor bawaan

yang normal dan patologis, jenis kelamin, obsetrik dan rasa atau suku bangsa.

Apabila potensi genetik ini dapat berinteraksi dalam lingkungan yang baik

dan optimal maka akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal pula.14

17

b. Faktor Eksternal (lingkungan)

Secara garis besar, faktor lingkungan dapat dibagi dua yaitu: lingkungan

prenatal dan lingkungan pascanatal. Faktor lingkungan pasacanatal yang

berpengaruh terhadap pertumbuhan anak yaitu: lingkungan biologis,

lingkungan fisik, faktor psikososial, faktor keluarga dan adat istiadat.14

a) Lingkungan biologis, yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adalah ras,

jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap

penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme yang saling terkait satu

dengan yang lainnya

b) Lingkungan fisik, dapat mempengaruhi pertumbuhan adalah cuaca,

keadaan geografis, sanitasi lingkungan, dan radiasi. Di daerah

pengunungan yang kandungan yodiumnya sangat rendah dapat

mengakibatkan GAKY yang pertumbuhannya terhambat seperti

kretinisme. Sanitasi lingkungan yang kurang baik memungkinkan

terjadinya berbagai penyakit antara lain diare, kecacingan dan infeksi

saluran pencernaan yang mengakibatkan penyerapan zat gizi terganggu

sehingga pertumbuhan akan terganggu.

c) Faktor psikososial, stimulasi (rangsangan), motivasi, ganjaran atau

hukuman, stress, lingkungan sekolah, cinta, dan kasih sayang serta kualitas

interaksi anak dan orang tua.

d) Faktor keluarga dan adat istiadat, pekerjaan atau pendapatan keluarga,

stabilitas rumah tangga, adat istiadat, normal dan tabu serta urbanisasi.

18

e) Faktor sosial ekonomi, pendidikan, pekerjaan, teknologi, budaya dan

pendapatan keluarga. Faktor tersebut berinteraksi satu dengan yang

lainnya sehingga dapat mempengaruhi masukan zat gizi dan infeksi pada

anak pada akhirnya akan mengakibatkan pertumbuhan terganggu

2.2.4. Pengaruh ASI terhadap Tumbuh Kembang Anak

Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Kekurangan

gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) dan

dapat pula menyebabkan penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak,

kekurangan gizi akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan,

bila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa.16

Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 yang mengacu pada resolusi

Word Health Assembly (WHO, 2001), menyatakan bahwa untuk mencapai

pertumbuhan perkembangan dan kesehatan optimal, bayi harus diberi ASI

eksklusif selama 6 bulan pertama. 16

Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global Strategy for

Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF tahun 2001 merekomendasikan

empat hal penting yang harus dilakukan yaitu, pertama memberikan ASI kepada

bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya

ASI saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6

bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi

berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai

anak berusia 24 bulan atau lebih.16

19

Usia 0 – 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang

pesat, sehingga sering diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis.

Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini, bayi dan anak memperoleh

asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila bayi

dan anak pada masa ini tidak memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya,

maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu

tumbuh kembang bayi dan anak, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.16

ASI sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan

perkembangan bayi, karena di dalamnya banyak mengandung

zat gizi yang lebih baik daripada zat gizi yang terkandung dalam

susu sapi, beberapa kandungan zat gizi tersebut antara lain:

protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin. Protein adalah

bahan baku untuk tumbuh, kualitas protein sangat penting

selama tahun pertama kehidupan bayi, karena pada saat ini

pertumbuhan bayi paling cepat. ASI mengandung 10 protein

khusus yang dirancang untuk pertumbuhan bayi.17

Nilai nutrisi ASI lebih besar dibandingkan susu formula, karena

mengandung lemak, karbohidrat, protein dan air dalam jumlah yang tepat untuk

pencernaan, perkembangan otak dan pertumbuhan anak. Kandungan nutrisinya

yang unik menyebabkan ASI memiliki keunggulan yang tidak dapat ditiru oleh

susu formula apapun. Jenis asam lemak yang terdapat di dalam ASI mempunyai

pengaruh terhadap perkembangan otak yang menyebabkan kemampuan melihat

dan fungsi kognitif anak berkembang lebih awal.18

20

Susu formula bayi dirancang untuk memberikan bayi nilai gizi yang sama

dengan susu ASI. Namun, ada banyak komponen biologis (yaitu antibodi maternal

yang diturunkan) yang tidak dapat direproduksi. Ada bukti dalam literatur untuk

mendukung hipotesis bahwa menyusui dengan ASI memberikan manfaat bagi

bayi dalam hal pertumbuhan dan perkembangan bayi.19

ASI merupakan sumber asam lemak esensial (asam lemak yang harus

dipenuhi kebutuhannya dari luar tubuh) yaitu asam linoleat dan asam alfa-

linolenat. Kedua asam lemak esensial ini di dalam tubuh bayi diubah menjadi

DHA (asam dekosaheksanoik) dan AA (asam arakhidonat).20

Perlu diketahui, lipid (lemak) di dalam ASI terutama terdapat dalam

bentuk trigeliserida (98-99%). Sedangkan sisanya, sebanyak 1-2%, adalah

fosfolipid dan kolesterol. Lipid di dalam ASI berfungsi sebagai sumber energi.

Selain itu, lipid juga berfungsi sebagai mikronutrien yang penting bagi

pertumbuhan dan perkembangan otak. Lipid sebagai mikronutrien terutama

terdapat dalam bentuk fosfolipid. Fosfolipid ASI merupakan sumber asam lemak

tidak jenuh rantai panjang (long chain polyunsaturated fatty acid , LCPUFA),

terutama AA dan DHA yang merupakan komponen penting ASI yang tidak

terdapat pada susu formula.20

Menurut Gopalan (2002), LCPUFA merupakan komponen yang esensial

selama periode perinatal, karena fetus dan bayi baru lahir tidak dapat mensintesis

sejumlah AA dan DHA yang mencukupi dari prekursornya. Padahal, pada saat

lahir dan masa awal kehidupan telah dihasilkan kurang lebih 6-10 ribu hubungan

sinaps antar sel syaraf. Materi dasar untuk terbentuknya sinaps ini adalah adanya

21

asam lemak esensial di dalam ASI. Oleh karena itu, perkembangan mental dan

kecerdasan bergantung pada kecukupan suplai asam lemak esensial dan LCPUFA

pada tahapan krusial tersebut. 20

Apabila tubuh bayi mendapat DHA dalam jumlah yang mencukupi

melalui ASI ibunya, maka proses pembentukan otak serta pematangan sel saraf di

dalam otaknya akan berjalan dengan baik. 20

Kadar DHA di dalam ASI yang sesuai dengan kebutuhan tubuh bayi,

memungkinkan proses plastisitas (proses pembentukan hubungan baru di antara

sel saraf) berjalan dengan optimal. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan

kecerdasan berbahasa yang baik serta IQ (Intelegence Quotient) yang tinggi.

Hasil meta analisis James Anderson et al (1999) menyebutkan bahwa anak yang

diberikan ASI memiki skor tes perkembangan kognitif yang lebih tinggi

dibandingkan anak yang diberikan susu formula.20,21

Sebelum usia enam bulan anak tidak perlu diberikan makanan atau

minuman apapun, karena kebutuhan gizi bayi dapat dipenuhi oleh ASI. Bayi baru

siap untuk makan atau minum selain ASI pada usia 6-9 bulan. Sekresi enzim yang

berfungsi untuk menguraikan karbohidrat (polisakarida) seperti enzim amilase

(deltaamilase) yang dihasilkan oleh pankreas belum disekresi selama 3 bulan

pertama dan hanya terdapat dalam jumlah sedikit sampai bayi berusia 6 bulan.

Pencernaan polisakarida yang tidak sempurna pada bayi usia muda dapat

mengganggu penyerapan zat gizi lain dan dapat mengakibatkan gangguan

pertumbuhan.22

22

Menurut Soekirman (2006) sebelum usia enam bulan sistem pencernaan

bayi belum dapat mencerna makanan atau minuman selain ASI, sehingga apabila

dipaksakan maka bayi berpotensi menderita infeksi terutama pada sistem

pencernaan. Dampak yang sering terjadi secara langsung pada bayi diantaranya

adalah gangguan pencernaan seperti diare, sulit BAB, muntah, serta bayi akan

mengalami gangguan menyusu. Anak-anak yang mengalami infeksi ini sangat

mudah mengalami penurunan status gizi.23

BAB III

PENUTUP

23

ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi dimana memegang peranan

penting dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi. Sebelum usia enam bulan

anak tidak perlu diberikan makanan atau minuman apapun, karena kebutuhan gizi

bayi dapat dipenuhi oleh ASI eksklusif.

Dampak bayi yang tidak diberikan ASI adalah daya tahan tubuh tidak

optimal, perkembangan otak kurang, terjadinya gangguan pertumbuhan yang

diawali dengan kekurangan gizi, dan seringnya timbul alergi dan ruam yang tidak

diketahui penyebabnya.

24