makalah penyakit malaria

17

Click here to load reader

description

penyakit malaria

Transcript of makalah penyakit malaria

Page 1: makalah penyakit malaria

MAKALAH EPIDEMIOLOGI

PENYELIDIKAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MALARIA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi semester genap

Disusun Oleh:

1. Faathiroh Mukholifah (P07133112018)

2. Lukas Tri Kurniawan (P07133112030)

3. Yanu Dyah Pratiwi (P07133112062)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN D3 KESEHATAN LINGKUNGAN

2013

Page 2: makalah penyakit malaria

KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami

yang berjudul “Penyelidikan dan Penanggulangan Penyakit Malaria” dengan lancar dan

baik.

Adapun isi laporan makalah ini adalah penyelidikan epidemiologi penyakit malaria

dan penanggulangan penyakit malaria. Kami berharap mudah-mudahan makalah ini dapat

menambah wawasan serta pengetahuan mengenai epidemiologi kesehatan.

Makalah ini terwujud atas bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak

yang pada kesempatan kali ini tidak dapat kami sebutkan satu persatu dan pada

kesempatan kali ini penyusun menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Abdul Hadi Kadarusno, SKM, MPH selaku pengampu mata kuliah

Epidemiologi.

2. Teman satu kelompok yang telah bekerja sama dalam pembuatan makalah ini.

3. Semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah kami masih memiliki banyak kekurangan baik dalam

penyajian, penyusunan, penulisan, maupun tata bahasa. Untuk itu kami mohon maaf dan

mengharapkan kritik serta saran dari pembimbing ataupun teman-teman.

Yogyakarta, Juni 2013

Penyusun

Page 3: makalah penyakit malaria

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................

KATA PENGANTAR.....................................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................

A. Latar Belakang..........................................................................................................

B. Rumusan Masalah.....................................................................................................

C. Tujuan........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................

A. Pengertian Penyakit Malaria.................................................................................

B. Jeenis-Jenis Malaria..........................................................................................

C. Proses Kehidupan Plasmodium............................................................................

D. Siklus Hidup Plasmodium pada Tubuh Manusia.......................................................

E. Gejala Malaria.................................................................................................

F. Pencegahan Penyakit Malaria.............................................................................

G. Pengobatan Penyakit Malaria..............................................................................

H. Penyelidikan Epidemiologi Malaria...................................................................

BAB III PENUTUP........................................................................................................

A. Kesimpulan............................................................................................................

B. Saran......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................

i

ii

iii

1

1

2

2

3

3

4

4

7

8

9

10

11

13

13

13

14

Page 4: makalah penyakit malaria

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Siapa tak kenal makhluk bernama nyamuk? Serangga yang satu ini pasti

sangat dikenal oleh manusia. Antara nyamuk dan manusia, bisa dikatakan, hidup

berdampingan, bahkan nyaris tanpa batas. Hanya sayangnya, berdampingannya

manusia dengan nyamuk bukan dalam makna positif. Banyak penyakit yang

ditularkan oleh nyamuk sebagai vektornya. Malaria merupakan penyakit yang

terdapat di daerah Tropis. Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi

lingkungan yang memungkinkan nyamuk untuk berkembangbiak dan berpotensi

melakukan kontak dengan manusia dan menularkan parasit malaria.

Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera, dan

primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi

Protozoa dari genus plasmodium. Penyakit ini paling banyak terjadi di daerah tropis

dan subtropis di mana parasit Plasmodium dapat berkembang baik begitu pula

dengan vektor nyamuk Anopheles.

Berdasarkan data di dunia, penyakit malaria membunuh satu anak setiap 30

detik. Sekitar 300-500 juta orang terinfeksi dan sekitar 1 juta orang meninggal

karena penyakit ini setiap tahunnya. 90% kematian terjadi di Afrika, terutama pada

anak-anak.

Penyakit malaria memiliki 4 jenis plasmodium, dan masing-masing

disebabkan oleh spesies parasit yang berbeda. Gejala tiap-tiap jenis biasanya

berupa meriang, panas dingin menggigil dan keringat dingin. Dalam beberapa

kasus yang tidak disertai pengobatan, gejala-gejala ini muncul kembali secara

periodik.

Sampai saat ini, malaria masih mengancam kesehatan masyarakat.

Berdasarkan The World Malaria Report 2011, setengah dari penduduk dunia

berisiko terkena malaria. Indonesia merupakan salah satu negara yang masih

menjadi transmisi malaria atau berisiko malaria. Hingga tahun 2011, terdapat 374

kabupaten endemis malaria. Pada 2011, jumlah kasus malaria di Indonesia

sebanyak 256.592 orang dari 1.322.451 kasus suspect malaria yang diperiksa

sampel darahnya dengan tingkat kejadian tahunan 1,75 per 1000 penduduk.

Page 5: makalah penyakit malaria

Artinya, setiap 1000 penduduk terdapat 2 orang terkena penyakit malaria.

B. Rumusan Masalah

rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Pengertian penyakit malaria

2. Jenis-jenis malaria

3. Proses kehidupan Plasmodium

4. Siklus plasmodium pada tubuh manusia

5. Gejala penyakit malaria

6. Pencegahan penyakit malaria

7. Pengobatan penyakit malaria

8. Penyelidikan epidemiologi penyakit malaria

C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :

1 Mengetahui pengertian penyakit malaria

2. Mengetahui macam-macam jenis penyakit malaria

3. Mengetahui proses dan siklus kehidaupan plasmodium

4. mengetahui gejala yang timbul ketika terserang penyakit malaria

5. mengetahui cara pencegahan dan pengobatan malaria

6. Mengetahui cara penyelidikan epidemioologi pada penyakit malaria

Page 6: makalah penyakit malaria

BAB II

PEMBAHASAN A. Pengertian Malaria

Definisi penyakit malaria menurut World Health Orgnization (WHO)

adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit malaria (plasmodium) bentuk

aseksual yang masuk kedalam tubuh manusia yang ditularkan oleh nyamuk malaria

(Anopheles SPP) betina. Definisi lainnya adalah suatu jenis penyakit menular yang

disebabkan oleh agen tertentu yang infektif dengan perantara suatu vektor dan

dapat disebarkan dari satu sumber infeksi kepada host.

Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit

plasmodium antara lain plasmodium malariae, plasmodium vivax, plasmodium

falciparum, plasmodium ovale yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop yang

ditularkan oleh nyamuk malaia (anopheles), penyakit malaria dapat menyerang

semua orang baik laki-laki maupun perempuan, pada semua golongan umur (dari

bayi, anak-anak, sampai dewasa), apapun pekerjaannya, penyakit malaria biasanya

menyerang yang tinggal didaerah yang mempunyai banyak genangan air yang

sesuai untuk tempat perkembangbiakan nyamuk malaria seperti persawahan, pantai,

perbukitan dan pinggiran hutan (Depkes RI, 2004).

Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2003 malaria adalah penyakit

infeksi yang disebabkan oleh beberapa parasit plasmodium yang hidup dan

berkembang biak dalam sel darah merah manusia dan penyakit ini secara alami

ditularkan melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Penyakit malaria adalah salah

satu penyakit yang menular, penyakit parasit yang hidap dalam sel darah manusia

yang ditularkan melelui nyamuk malaria dari penderita malaria kepada orang lain,

penyakit malaria dapat menyerang kelompok umur dan semua jenis kelamin.

Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit

(protozoa) dari genus plasmodium, yang dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk

anopheles. Istilah malaria diambil dari dua kata dari bahasa Italia, yaitu Mal

(buruk) dan Area (udara) atau udara buruk, karena dahulu banyak terdapat didaerah

rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai beberapa

nama lain seperti demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai,

demam charges, demam kura dan paludisme (Arlan prabowo 2004: 2).

Page 7: makalah penyakit malaria

B. Jenis –Jenis Malaria

Ada empat jenis Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria, yaitu

sebagai berikut :

Malaria tertiana, disebabkan oleh Plasmodium vivax, dimana penderita merasakan

demam muncul setiap hari ketiga. Merupakan penyebab kira-kira 43% kasus

malaria pada manusia

Malaria quartana, disebabkan oleh Plasmodium malariae, penderita merasakan

demam setiap hari keempat. Menyebabkan kira-kira 7% malaria didunia.

Malaria tropica, disebabkan oleh Plasmodium falciparum, merupakan malaria

yang paling patogenik dan seringkali berakibat fatal. Jenis penyakit malaria ini

adalah yang terberat, karena dapat menyebabkan berbagai komplikasi berat seperti

cerebral malaria (malaria otak), anemia berat, syok, gagal ginjal akut, perdarahan,

sesak nafas, dll. Penderita Malaria jenis ini mengalami demam tidak teratur

dengan disertai gejala terserangnya bagian otak, bahkan memasuki fase koma dan

kematian yang mendadak.

Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium ovale. Malaria jenis ini jarang

sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat.

Seorang penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi

demikian disebut infeksi campuran (mixed infection). Biasanya campuran

Plasmodium falciparum dengan Plasmodium Vivax atau Plasmodium Malariae.

Infeksi campuran tiga jenis sekaligus jarang sekali terjadi. Infeksi jenis ini biasanya

terjadi di daerah yang tinggi angka penularannya. Malaria yang disebabkan oleh

Plasmadium Vivax dan Plasmadium Malariae dapat kambuh jika tidak diobati

dengan baik. Malaria yang disebabkan oleh spesies selain Plasmadium Falciparum

jarang berakibat fatal, namun menurunkan kondisi tubuh lemah, menggigil dan

demam yang biasanya berlangsung 10-14 hari.

C. Proses Kehidupan Plasmodium

Sebagaimana makhluk hidup lainnya, plasmodium juga melakukan proses

kehidupan yang meliputi: Pertama, metabolisme (pertukaran zat). Untuk proses

hidupnya, plasmodium mengambil oksigen dan zat makanan dari hemoglobin sel

darah merah. Dari proses metabolisme meninggalkan sisa berupa pigmen yang

terdapat dalam sitoplasma. Keberadaan pigmen ini bisa dijadikan salah satu

indikator dalam identifikasi.

Page 8: makalah penyakit malaria

Kedua, pertumbuhan. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ini adalah

perubahan morfologi yang meliputi perubahan bentuk, ukuran, warna, dan sifat dari

bagian-bagian sel. Perubahan ini mengakibatkan sifat morfologi dari suatu stadium

parasit pada berbagai spesies, menjadi bervariasi.Setiap proses membutuhkan

waktu, sehingga morfologi stadium parasit yang ada pada sediaan darah

dipengaruhi waktu dilakukan pengambilan darah. Ini berkaitan dengan jam siklus

perkembangan stadium parasit. Akibatnya tidak ada gambar morfologi parasit yang

sama pada lapang pandang atau sediaan darah yang berbeda.

Ketiga, pergerakan. Plasmodium bergerak dengan cara menyebarkan

sitoplasmanya yang berbentuk kaki-kaki palsu (pseudopodia). Pada Plasmodium

vivax, penyebaran sitoplasma ini lebih jelas terlihat yang berupa kepingan-

kepingan sitoplasma.Bentuk penyebaran ini dikenal sebagai bentuk sitoplasma

amuboit (tanpa bentuk).

Keempat, berkembang biak. Berkembang biak artinya berubah dari satu

atau sepasang sel menjadi beberapa sel baru. Ada dua macam perkembangbiakan

sel pada plasmodium, yaitu :

a. Pembiakan seksual.

Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh nyamuk melalui proses sporogoni.

Bila mikrogametosit (sel jantan) dan makrogametosit (sel betina) terhisap vektor

bersama darah penderita, maka proses perkawinan antara kedua sel kelamin itu

akan terjadi. Dari proses ini akan terbentuk zigot yang kemudian akan berubah

menjadi ookinet dan selanjutnya menjadi ookista. Terakhir ookista pecah dan

membentuk sporozoit yang tinggal dalam kelenjar ludah vektor.Perubahan dari

mikrogametosit dan makrogametosit sampai menjadi sporozoit di dalam kelenjar

ludah vektor disebut masa tunas ekstrinsik atau siklus sporogoni. Jumlah sporokista

pada setiap ookista dan lamanya siklus sporogoni, pada masing-masing spesies

plasmodium adalah berbeda, yaitu: Plasmodium vivax: jumlah sporozoit dalam

ookista adalah 30-40 butir dan siklus sporogoni selama 8-9 hari. Plasmodium

falsifarum: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 10-12 butir dan siklus sporogoni

selama 10 hari. Plasmodium malariae: jumlah sporozoit dalam ookista adalah 6-8

butir dan siklus sporogoni selama 26-28 hari.

Page 9: makalah penyakit malaria

b. Pembiakan aseksual.

Pembiakan ini terjadi di dalam tubuh manusia melalui proses sizogoni yang

terjadi melalui proses pembelahan sel secara ganda. Inti troposoit dewasa

membelah menjadi 2, 4, 8, dan seterusnya sampai batas tertentu tergantung pada

spesies plasmodium.Bila pembelahan inti telah selesai, sitoplasma sel induk dibagi-

bagi kepada setiap inti dan terjadilah sel baru yang disebut merozoit.

Kelima, reaksi terhadap rangsangan.Plasmodium memberikan reaksi

terhadap rangsangan yang datang dari luar, ini sebagai upaya plasmodium untuk

mempertahankan diri seandainya rangsangan itu berupa ancaman terhadap

dirinya.Misalnya, plasmodium bisa membentuk sistem kekebalan (resistensi)

terhadap obat anti malaria yang digunakan penderita. Dengan adanya proses-proses

pertumbuhan dan pembiakan aseksual di dalam sel darah merah manusia, maka

dikenal ada tiga tingkatan (stadium) plasmodium yaitu:

a. Stadium tropozoit, plasmodium ada dalam proses pertumbuhan.

b. Stadium sizon, plasmodium ada dalam proses pembiakan.

c. Stadium gametosit, plasmodium ada dalam proses pembentukan sel kelamin.

Oleh karena dalam setiap stadium terjadi proses, maka dampaknya bagi

morfologi parasit juga akan mengalami perubahan. Dengan demikian, dalam

stadium-stadium itu sendiri terdapat tingkatan umur yaitu: tropozoit muda,

tropozoit setengah dewasa, dan tropozoit dewasa. Sizon muda, sizon tua, dan sizon

matang.Gametosit muda, gametosit tua, dan gametosit matang.

Untuk sizon berproses berawal dari sizon dewasa pecah menjadi merozoit-merozoit

dan bertebaran dalam plasma darah. Merozoit kemudian menginvasi sel darah

merah yang kemudian tumbuh menjadi troposoit muda berbentuk cincin atau ring

form. Ring form tumbuh menjadi troposoit setengah dewasa, lalu menjadi troposoit

dewasa. Selanjutnya berubah menjadi sizon muda dan sizon dewasa.Pada saat

menjadi merozoit-merozoit, sizon dewasa mengalami sporulasi yaitu pecah menjadi

merozoit-merozoit baru.Di sini dapat dikatakan, proses dari sizon dewasa untuk

kembali ke sizon lagi, disebut satu siklus. Lamanya siklus ini dan banyaknya

merozoit dari satu sizon dewasa, tidak sama untuk tiap spesies plasmodium. Pada

plasmodium falsifarum: jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak

32 dan lama siklusnya 24 jam. Artinya reproduksi tinggi dan cepat sehingga

kepadatan troposoit pada darah sangat tinggi.

Page 10: makalah penyakit malaria

Plasmodium vivax: jumlah merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak 16

dan lama siklusnya 48 jam. Artinya reproduksi rendah dan lebih lambat, sehingga

kepadatan troposoitpada darah sering rendah. Plasmodium malariae: jumlah

merozoit di dalam satu sel sizon dewasa sebanyak delapan dan lama siklusnya 72

jam. Artinya reproduksi lebih rendah dan lebih lambat.Ini mungkin yang menjadi

penyebab jarangnya spesies ini ditemukan.

Akhirnya, karena perbedaan proses perkembangan, maka masa tunas atau pre paten

atau masa inkubasi plasmodium di dalam tubuh manusia (intrinsik) masing-masing

spesies lamanya berbeda. Plasmodium falsifarum selama 9-14 hari, Plasmodium

vivax selama 12-17 hari, dan Plasmodium malariae 18 hari.

D. Siklus Hidup Plasmodium pada Tubuh Manusia

Ketika nyamuk anopheles betina (yang mengandung parasit malaria)

menggigit manusia, akan keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk ke

dalam darah dan jaringan hati. Dalam siklus hidupnya parasit malaria membentuk

stadium sizon jaringan dalam sel hati (stadium ekso-eritrositer). Setelah sel hati

pecah, akan keluar merozoit/kriptozoit yang masuk ke eritrosit membentuk stadium

sizon dalam eritrosit (stadium eritrositer). Disitu mulai bentuk troposit muda

sampai sizon tua/matang sehingga eritrosit pecah dan keluar merozoit.

Sebagian besar Merozoit masuk kembali ke eritrosit dan sebagian kecil

membentuk gametosit jantan dan betina yang siap untuk diisap oleh nyamuk

malaria betina dan melanjutkan siklus hidupnya di tubuh nyamuk (stadium

sporogoni).Didalam lambung nyamuk, terjadi perkawinan antara sel gamet jantan

(mikro gamet) dan sel gamet betina (makro gamet) yang disebut zigot.Zigot

berubah menjadi ookinet, kemudian masuk ke dinding lambung nyamuk berubah

menjadi ookista.Setelah ookista matang kemudian pecah, keluar sporozoit yang

berpindah ke kelenjar liur nyamuk dan siap untuk ditularkan ke manusia.

Khusus Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale pada siklus parasitnya di

jaringan hati (sizon jaringan) sebagian parasit yang berada dalam sel hati tidak

melanjutkan siklusnya ke sel eritrosit, akan tetapi tertanam di jaringan hati disebut

hipnosit. Bentuk hipnosit inilah yang menyebabkan malaria relapse. Pada penderita

yang mengandung hipnosoit, apabila suatu saat dalam keadaan daya tahan tubuh

menurun misalnya akibat terlalu lelah, sibuk, stress atau perubahan iklim (musim

hujan), hipnosoit dalam tubuhnya akan terangsang untuk melanjutkan siklus parasit

Page 11: makalah penyakit malaria

dari sel hati ke eritrosit. Setelah eritrosit yang berparasit pecah akan timbul kembali

gejala penyakit. Misalnya 1 sampai 2 tahun sebelumnya pernah menderita

Plasmodium vivax/ovale dan sembuh setelah diobati, bila kemudia mengalami

kelelahan atau stress, gejala malaria akan muncul kembali sekalipun yang

bersangkutan tidak digigit oleh nyamuk anopheles. Bila dilakukan pemeriksaan,

akan didapati SD positif Plasmodium vivax/ plasmodium ovale.

Pada Plasmodium falciparum serangan dapat meluas ke berbagai organ

tubuh lain dan menimbulkan kerusakan seperti di otak, ginjal, paru, hati dan

jantung, yang mengakibatkan terjadinya malaria berat atau komplikasi.

Plasmodium Falcifarum dalam jaringan yang mengandung parasit tua, bila jaringan

tersebut berada di dalam otak, peristiwa ini disebut sekustrasi.Pada penderita

malaria berat, sering tidak ditemukan plasmodium dalam darah tepi karena telah

mengalami sekuestrasi.Meskipun angka kematian malaria serebral mencapai 20-

50% hampir semua penderita yang tertolong tidak menunjukkan gejala sisa

neurologis (sekuele) pada orang dewasa.Malaria pada anak kecil dapat terjadi

sekuel.

E. Gejala Malaria

Gejala serangan malaria pada penderita yaitu:

a. Gejala klasik, biasanya ditemukan pada penderita yang berasal dari daerah non

endemis malaria atau yang belum mempunyai kekebalan (immunitas); atau

yang pertama kali menderita malaria. Gejala ini merupakan suatu parokisme,

yang terdiri dari tiga stadium berurutan:

□ menggigil (selama 15-60 menit), terjadi setelah pecahnya sizon dalam

eritrosit dan keluar zat-zat antigenik yang menimbulkan mengigil-dingin.

□ demam (selama 2-6 jam), timbul setelah penderita mengigil, demam dengan

suhu badan sekitar 37,5-40°C, pada penderita hiper parasitemia (lebih dari 5

℅) suhu meningkat sampai lebih dari 40 °C.

□ berkeringat (selama 2-4 jam), timbul setelah demam, terjadi akibat

gangguan metabolisme tubuh sehingga produksi keringat bertambah.

Kadang-kadang dalam keadaan berat, keringat sampai membasahi tubuh

seperti orang mandi. Biasanya setelah berkeringat, penderita merasa sehat

kembali.

Page 12: makalah penyakit malaria

b. Gejala malaria berat atau komplikasi, yaitu gejala malaria klinis ringan diatas

dengan disertai salah satu gejala di bawah ini:

□ Gangguan kesadaran (lebih dari 30 menit).

□ Kejang, beberapa kali kejang.

□ Panas tinggi diikuti gangguan kesadaran.

□ Mata kuning dan tubuh kuning.

□ Perdarahan di hidung, gusi atau saluran pencernaan..

□ Jumlah kencing kurang (oliguri).

□ Warna urine seperti tua.

□ Kelemahan umum (tidak bisa duduk/berdiri).

□ Nafas sesak.

F. Pencegahan Penyakit Malaria

Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal merupakan salah satu

langkah yang penting untuk mencegah gigitan nyamuk yang aktif di malam hari

ini.Keberhasilan langkah ini sangat ditentukan oleh kesadaran masyarakat

setempat. Pencegahan tanpa obat, yaitu dengan menghindari gigitan nyamuk dapat

dilakukan dengan cara :

1. Menggunakan kelambu (bed net) pada waktu tidur, lebih baik lagi dengan

kelambu berinsektisida.

2. Mengolesi badan dengan obat anti gigitan nyamuk (repellent).

3. Menggunakan pembasmi nyamuk, baik bakar, semprot maupun lainnya.

4. Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.

5. Letak tempat tinggal diusahakan jauh dari kandang ternak.

6. Mencegah penderita malaria dan gigitan nyamuk agar infeksi tidak menyebar.

7. Membersihkan tempat hinggap/istirahat nyamuk dan memberantas sarang

nyamuk.

8. Hindari keadaan rumah yang lembab, gelap, kotor dan pakaian yang

bergantungan serta genangan air.

9. Membunuh jentik nyamuk dengan menyemprotkan obat anti larva (bubuk

abate) pada genangan air atau menebarkan ikan atau hewan (cyclops) pemakan

jentik.

Page 13: makalah penyakit malaria

10. Melestarikan hutan bakau agar nyamuk tidak berkembang biak di rawa payau

sepanjang pantai.

G. Pengobatan Penyakit Malaria

Berikut adalah daftar obat yang dapat digunakan untuk mencegah penyakit malaria.

1. Atovaquone/Proguanil (Malarone)

Obat ini dapat digunakan 1-2 hari sebelum melakukan perjalanan ke daerah

epidemi malaria (dibanding dengan obat lain yang harus digunakan dalam

jangka waktu yang lebih panjang)

Pilihan terbaik untuk waktu perjalanan yang lebih singkat ke daerah

epidemi malaria karena obat ini hanya digunakan dalam waktu 7 hari

setelah perjalanan ke daerah epidemi, dibandingkan dengan obat lain yang

harus digunakan 4 minggu sepulangnya dari daerah epidemi malaria.

Efek samping yang sangat rendah (hampir tidak ada efek samping)

Mudah untuk dibeli di apotek.

2. Klorokuin

Pilihan yang baik untuk perjalanan yang panjang ke daerah epidemi malaria

karena obat ini digunakan mingguan (satu minggu sekali)

Dapat digunakan oleh wanita hamil.

Beberapa orang lebih suka mengambil dosis mingguan.

3. Doxycycline

Obat ini dapat diambil 1-2 hari sebelum tiba di tempat epidemi malaria.

Obat malaria yang paling murah di pasaran saat ini.

Obat ini juga melindungi dari beberapa infeksi lain seperti Rickettsiae and

leptospirosis.

4. Mefloquine

Sangat cocok untuk perjalanan panjang dan lama ke tempat epidemi malaria

karena obat ini hanya digunakan seminggu sekali.

Dapat digunakan oleh wanita hamil.

5. Primakuin

Obat ini sangat efektif menangkal plasmodium vivax sehingga sangat cocok

digunakan di daerah epidemi malaria vivax.

Obat hanya perlu digunakan 7 hari setelah meninggalkan tempat epidemi.

Obat digunakan 1-2 hari sebelum ke tempat epidemi malaria.

Page 14: makalah penyakit malaria

H. Penyelidikan Epidemiologi Malaria

Penyelidikan Epidemiologi malaria adalah pencarian penderita atau

tersangka malaria lainnya dan menemukan daerah endemik wabah penularan

malaria serta memeplajari segala aspek yang menunjang penyebaran penyakit.

Langkah-langkah penyelidikan epidemiologi Malaria adalah :

1. Melakukan kunjungan ke tempat daerah endemik atau pandemik dengan

melakukan perlindungan diri terlebih dahulu melihat kejadian yang ada.

Misalnya ada rumor penyebaran penyakit malaria di daerah ‘X’ sehingga dapat

dihindari dengan vaksin malaria atau menggunakan pakaian yang menutupi

seluruh tubuh dari nyamuk.

2. Melakukan survey terhadap penderita, sehingga diketahui bahwa seorang

tersebut menderita penyakit malaria.

Ciri-ciri penderita malaria adalah :

Serangan demam dengan interval tertentu (paroksisme), yang diselingi oleh

suatu periode bebas demam. Sebelum demam pasien biasanya merasa

lemah, nyeri kepala, tidak nafsu makan, mual, muntah. pada pasien yang

terinfeksi lebih dari satu jenis Plasmodium, maka serangan demam terus

menerus.

3. Mencari tahu penyebab penyakit. Pathogen atau agent penyakit apa yang

menyebabkan terjadinya penyakit malaria.

Malaria disebabkan oleh protozoa dari genus Plasmodium. pada manusia

Plasmodium terdiri dari 4 spesies, yaitu Plasmodium falciparium, Plasmodium

vivax, Plasmodium malariae dan Plasmodium ovale.

4. Mencari tahu riwayat alamiah penyakit dengan mengetahui patogenesis virus

plasmodium serta dihubungkan dengan waktu atau musim pra, saat kejadian

berlangsung.

Periode paroksisme biasanya terdiri dari tiga stadium yang berurutan yakni

stadium dingin (cold stage), stadium demam (hot stage), stadium berkeringat

(sweating stage). Biasanya penularan terjadi saat malam hari dan pada saat

musim penghujan dimana banyak terdapat genangan air.

5. Mencari tahu mekanisme penularan penyakit malaria.

Malaria dapat ditularkan melalui dua cara yaitu cara alamiah dan bukan

alamiah.

Page 15: makalah penyakit malaria

Penularan secara alamiah (natural infection), melalui gigitan nyamuk

Anopheles.

Penularan bukan alamiah, dapat dibagi menurut cara penularannya, yaitu :

a. Malaria bawaan, disebabkan adanya kelaianan pada sawar plasenta.

b. Penularan secara mekanik terjadi melalui transfuse darah atau jarum

suntik.

c. Penularan secara oral.

6. Mencari batasan area penularan sehingga dapat ditetapkan daerah endemik atau

pandemik suatu penyakit. Misalnya daerah endemik malaria termasuk daerah

dengan letak Astronomi dan geografi yang seperti apa dan sehingga aspek

lingkungan masuk ke dalam penyelidikan epidemiologi yang cukup penting.

7. Mencari tahu kegiatan atau pekerjaan, usia, kebiasaan, makanan serta tingkat

perekonomian penduduk sekitar. Sehingga diketahui area beraktivitas dan

kehidupan para penduduknya. Kemungkinan menjadi faktor-faktor penyakit

dan penularan.

8. Mencari tahu lokasi pemberian pelayanan kesehatan dan lokasi dari daerah

endemik. Karena hal ini erat kaitannya dengan kualitas kesehatan

masyarakanya. Apabila ditemui keluhan penderita bahawa jauhnya atau bahkan

terbatasanya pusat pelyanan kesehatan maka hal ini penyedia pelayanan

kesehatan dapat pula menjadi tersangka penularan penyakit malaria.

9. Setelah mengumpulkan data yang dibutuhkan, dapat dibuat semacam peta area

penyebaran penyakit. Serta prosentase penularan masing-masing daerah

dengan jumlah penduduk yang ada.

10. Lalu dapat disimpulkan bahawa area tersebut dengan letak astronomi, geografi,

jenis penduduk dengan segala macam karakteristik, kondisi lingkungan dan

pelayanan kesehatan serta sumber penyakit adalah penyebab terjadinya suatu

kejadian timbulnya penularan penyakit.

11. Dengan analisis yang sedemikian rupa, dibuat lah tindakan pengobatan dan

yang paling utama adalah pembatasan penularan dengan cara pencegahan bagi

warga yang belum terkena penyakit malaria.

Page 16: makalah penyakit malaria

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Malaria adalah penyakit yang disebarkan melalui perantara nyamuk

anopheles. Malaria disebabkan oleh plasmodium, parasit yang bersel tunggal yang

terdiri atas 4 jenis plasmodium yaitu :

a. Plasmadium vivax : menyebabkan malaria tertiana benigna.

b. Plasmadium ovale : menyebabkan malaria tertiana benigna.

c. Plasmadium malariae : menyebabkan malaria quartana.

d. Plasmadium falcifarum : menyebabkan malaria tertiana maligna yang berat,

progresif dan biasanya fatal.

Agar kita terhindar dari penyakit ini, hendaknya kita melakukan tindakan

pencegahan dari gigitan nyamuk Anopheles.Pencegahannya ada yang dengan

menggunakan obat dan ada juga yang tanpa obat.Menjaga kebersihan lingkungan

tempat tinggal merupakan salah satu langkah yang penting untuk mencegah gigitan

nyamuk yang aktif di malam hari ini.Keberhasilan langkah ini sangat ditentukan

oleh kesadaran masyarakat setempat.

B. Saran

Saran yang dapat di ambil dari makalah ini adalah :

Hendaknya kita mengetahui tentang penyakit yang menimbulkan wabah yaitu

malaria, sehingga kita dapat mengetahui penyebab dari penyakit ini, siklus hidup

penyakit ini, gejala, pencegahan serta pengobatan dari penyakit malaria.

Page 17: makalah penyakit malaria

DAFTAR PUSTAKA

http://health.detik.com/read/2012/04/13/093105/1891503/763/

http://diajengsurendeng.blogspot.com/2011/10/jenis-jenis-penyakit-malaria-dan-

cara.html

http://porusia.blogspot.com/2010/11/penyelidikan-epidemiologi-malaria.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Malaria